CEDERA OLAHRAGA PADA ATLET SOFTBALL KOTA CILEGON (SUATU SURVEY MENGENAI CEDERA OLAHRAGA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CEDERA OLAHRAGA PADA ATLET SOFTBALL KOTA CILEGON (SUATU SURVEY MENGENAI CEDERA OLAHRAGA)"

Transkripsi

1 CEDERA OLAHRAGA PADA ATLET SOFTBALL KOTA CILEGON (SUATU SURVEY MENGENAI CEDERA OLAHRAGA) Ronald Situmeang 1, dr. Ruliando Hasea Purba, MARS, SpRM 2, Drs. H. Djumidar AW 2 1 Program Studi Ilmu Keolahragaan 2 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta, Kampus B, Jakarta Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil tentang cedera olahraga pada atlet softball kota Cilegon. Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2011 di lapangan softball Krakatau Steel, Cilegon. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah atlet softball kota Cilegon yang pernah mengalami cedera olahraga pada saat berolahraga softball. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik survey, yaitu dengan wawancara. Indikator yang diukur pada penelitian ini adalah atlet yang pernah mengalami cedera, bagian tubuh yang cedera, jenis-jenis cedera, berat ringannya cedera, sebabsebab cedera, saat terjadinya cedera dan penanganan cedera. Kata Kunci: Cedera olahraga, olahraga softball. PENDAHULUAN Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang di Indonesia, dan cabang yang cukup populer di kalangan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan softball yang didirikan baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah. Olahraga softball tidak hanya sebagai olahraga prestasi, namun telah berkembang menjadi olahraga rekreasi, hal ini dikarenakan terdapat unsur permainan di dalamnya, sehingga dari anak-anak sampai dewasa menyukai olahraga ini. Seiring dengan majunya teknologi dan ilmu pengetahuan tidak bisa dipungkiri telah banyak memberikan perubahan yang baik terhadap dunia olahraga terutama cabang olahraga softball. Begitu juga perkembangan softball di Indonesia. Hal ini terlihat dari makin seringnya Pengurus Besar Perserikatan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (PB PERBASASI) menyelenggarakan pertandingan-pertandingan baik yang bersifat Nasional maupun Internasional. Softball adalah permainan beregu yang menggunakan bola dan pemukul, dan merupakan penyederhanaan dari permainan baseball. Softball merupakan permainan gerak cepat yang menyenangkan. Olahraga ini mengutamakan kecepatan dan ketangkasan. Selain sebagai olahraga permainan, softball juga merupakan olahraga yang mengandalkan strategi bermain baik dalam hal bertahan maupun dalam menyerang. Belakangan ini kesadaran akan pentingnya olahraga meningkat pesat. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang telah menyebar di seluruh dunia. Olahraga telah menjadi tontonan, pendidikan, mata pencaharian, kesehatan, kebudayaan dan merupakan suatu obyek yang tidak pernah membosankan bagi masyarakat. Dengan olahraga dapat membangun manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani sehingga menghasilkan sumber 50

2 daya manusia Indonesia yang baik dan berkualitas. Namun sayangnya seiring dengan meningkatnya minat olahraga tersebut tidak disertai pengetahuan mengenai pencegahan cedera yang sangat mungkin terjadi saat berolahraga. Bahkan banyak pelaku olahraga tidak menyadari bahwa dirinya telah mengalami cedera. Beberapa penderita mengalami nyeri otot berkepanjangan yang menyebabkan terganggunya fungsi tubuh, misalnya nyeri otot bahu yang menyebabkan seseorang tidak dapat mengangkat benda-benda berat. Maka dari itu sangat penting untuk melakukan sosialisasi mengenai pencegahan dan penanganan cedera olahraga yang tepat. Di cabang olahraga softball banyak hal yang memungkinkan atlet mengalami cedera, lokasi cedera yang biasanya terjadi pada cabang softball adalah di bagian lengan, jari tangan, siku, bahu, pangkal paha dan lutut. Oleh karena itu, setiap atlet sudah seharusnya mampu mengetahui serta merawat cedera-cedera yang dialaminya dan ini merupakan bagian yang penting dalam suatu kegiatan program latihan. Dengan demikian pengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan cedera olahraga sangat penting untuk mempelajari sebab-sebab terjadinya cedera olahraga, cara memberikan pertolongan, pengobatan, serta tindakan pencegahan. Sehingga dengan kita mengetahui ilmu tentang pencegahan dan penatalaksanaan cedera olahraga, diharapkan para pelatih, atlet, ataupun guru olahraga dapat menangani para anak didiknya untuk mencegah kemungkinan terjadinya cedera. Kota Cilegon merupakan salah satu kota yang termasuk dalam Pengurus Cabang PERBASASI khususnya daerah Banten. Dalam usaha meningkatkan kemajuan pembinaan prestasi, khususnya di cabang olahraga softball, kota Cilegon mendirikan lapangan softball yang berada di kawasan perumahan Krakatau Steel. Lapangan tersebut dibentuk pada tahun 2006 yang bertujuan untuk tempat kegiatan latihan softball sehari-hari bagi anak-anak sekolah maupun sebagai pemusatan latihan bagi atlet softball kota Cilegon. Kegiatan latihan bagi atlet softball kota Cilegon dilakukan pada hari senin, rabu, jumat dengan waktu latihan jam dan minggu jam , dan dihari tertentu ada waktu untuk istirahatnya atau libur latihan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang cedera olahraga pada atlet softball kota Cilegon (suatu survey mengenai cedera olahraga). Tinjauan Pustaka. Atlet menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah pemain yang mengikuti perlombaan atau pertandingan dalam beradu ketangkasan, kecepatan, keterampilan, dan kekuatan. Sedangkan menurut Poerwardarminta, atlet merupakan suatu orang yang bersungguh-sungguh gemar berolahraga terutama mengenai kekuatan badan, ketangkasan dan kecepatan berlari, berenang, melompat dan lain-lain (Poerwardarminta, 1976). Bagi seorang atlet berbakat mencapai prestasi dan mengembangkan potensi serta menguasai keterampilan yang diperlukan merupakan suatu usaha yang lama dan tidak mudah untuk dipertahankan. Untuk dapat menempuh jalan yang panjang dan sulit ini maka seorang atlet memerlukan pertolongan, keyakinan dan pengetahuan dari orang lain. Softball. Olahraga ini lahir di Amerika Serikat yang diciptakan oleh George Hancoc tahun 1887 di kota Chicago. Semula permainan ini hanya sebagai rekreasi dan dimainkan dalam ruangan tertutup. Daya tarik utama, baik pria maupun wanita. Lalu dari Amerika 51

3 berkembang ke Kanada, dan dari sanalah berkembang ke seluruh penjuru dunia. Softball dimainkan oleh dua tim di lapangan softball. Setiap tim minimal memiliki 9 pemain dan selebihnya merupakan cadangan. Permainan terdiri dari 7 babak yang disebut inning. Di dalam satu inning, tim yang bertanding masing-masing mempunyai kesempatan memukul (batting) untuk mencetak angka (run) dan menjaga (pihak yang bertahan). Ketika tim yang menyerang mendapat giliran memukul, seorang pelempar bola (pitcher) tim bertahan melemparkan bola kearah penangkap bola (catcher) sekencang-kencangnya agar bola tidak dapat dipukul. Tim yang mendapat giliran memukul bergantian seorang demi seorang untuk memukul bola. Tim yang berjaga berusaha mematikan anggota tim yang mendapat giliran memukul. Tim yang mendapat giliran memukul mendapat kesempatan 3 kali mati (out) sebelum giliran memukul digantikan tim yang bertahan. Softball merupakan permainan gerak cepat yang menyenangkan. Olahraga ini mengutamakan kecepatan dan ketangkasan. Selain itu, permainan softball juga mengandalkan kemampuan berpikir seorang pemain dalam mengambil keputusan dengan cepat sebelum mengambil suatu tindakan. Adapun teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan softball adalah; Melempar, Menangkap, Memukul, Berlari, Meluncur, dan Koordinasi gerakan sebagai penjaga (Djumidar). Adapun teknik dasar yang harus dikuasai dalam permainan softball adalah: 1) Melempar 2) Menangkap 3) Memukul 4) Berlari 5) Meluncur 6) Kordinasi gerakan sebagai penjaga. (melempar) (memukul) (meluncur) (menangkap) (berlari) (penjaga) Gambar 1. Menunjukkan teknik dasar dalam permainan softball Sampai tahun 1966, di Indonesia olahraga softball masih dianggap sebagai olahraga kaum wanita. Tetapi setelah melihat Asian Games Bangkok, diketahuilah bahwa kaum pria juga bermain softball. Melihat keterbukaan ini, Indonesia mulai serius. Perkembangan tampak di Jakarta, Bandung, Palembang, Semarang dan Surabaya. Seiring dengan perkembangan zaman, permainan softball saat ini bisa diterima oleh masyarakat luas, hal ini dikarenakan permainannya yang sangat menarik dan atraktif untuk dimainkan. Selain itu terdapat unsur bermain yang terkandung dalam permainan softball, sehingga dari anak-anak sampai dewasa menyukai olahraga ini. Melihat perkembangan yang pesat itu, bahwa softball sudah menjadi olahraga masyarakat, maka dibentuklah organisasi softball yang bernama Perserikatan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia 52

4 (PERBASASI), (Dinas Olahraga, 2006). Cedera menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah cacat atau luka akibat kecelakaan (Depdiknas, 2002). Sedangkan menurut Budi Rahardjo, luka adalah rusaknya keutuhan jaringan lunak oleh karena ruda paksa atau juga bisa dikatakan terputusnya jaringan tubuh karena kekerasan. Penyebab dari luka pada umumnya karena (1) benda tumpul, tajam atau mekanis, (2) benda panas atau suhu tinggi. Berdasarkan akibatnya luka dapat digolongkan menjadi luka terbuka dan luka tertutup. Luka terbuka yaitu lapisan jaringan yang paling luar tidak utuh lagi, sehingga terlihat jaringan dibawahnya, sedangkan luka tertutup yaitu jenis luka yang kerusakannya terdapat dibawah kulit (Budi Raharjo, 1992). Rasa sakit adalah tanda bahwa ada sesuatu pada tubuh, misalnya cedera. Oleh karena itu rasa sakit dimanapun tempatnya tidak boleh diabaikan. Rasa sakit ini kalau diabaikan dapat mengganggu penampilan olahragawan atau lebih parah lagi. Dari uraian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa, setiap orang yang melakukan kegiatan olahraga mempunyai resiko terkena cedera. Untuk itu setiap orang harus berhati-hati dalam melakukan kegiatan olahraga agar terhindar dari resiko cedera tersebut. Cedera Olahraga. Pada umumnya semua kegiatan olahraga mempunyai resiko cedera baik ringan maupun berat. Kemungkinan cedera sangat beragam tergantung dari jenis olahraga itu sendiri, penggunaan alat (media), maupun kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan atletnya sendiri. Sangat disayangkan jika hanya karena cedera olahraga tersebut para pelaku olahraga sulit meningkatkan atau mempertahankan prestasi. Menurut Hardianto Wibowo, cedera olahraga ialah segala macam cedera yang timbul, baik pada waktu latihan maupun pada waktu berolahraga (pertandingan) ataupun sesudah pertandingan (Hardianto, 1994). Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan gangguan atau keterbatasan fisik, baik dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari maupun melakukan aktivitas olahraga yang bersangkutan. Bahkan bagi atlet cedera ini bisa berarti istirahat yang cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya. Dengan demikian setiap atlet tentunya ingin terhindar dari cedera olahraga dan lebih baik mengutamakan pencegahan dari pada pengobatan. Cedera secara praktis dapat dibagi menjadi 2 macam: a. Cedera ringan: Ialah cedera yang tidak di ikuti kerusakan yang berarti pada jaringan tubuh kita. Misalnya: kekakuan dari otot dan kelelahan, lecet, memar. Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius, namun dapat mengganggu penampilan atlet. Cedera ringan biasanya tidak diperlukan pengobatan apapun, dan akan sembuh dengan sendirinya setelah istirahat beberapa waktu. b. Cedera berat : Ialah cedera yang serius, dimana pada cedera tersebut kita jumpai adanya kerusakan jaringan pada tubuh kita. Misalnya: robeknya otot, ligamentum maupun fractur/patah tulang. Pada cedera ini atlet perlu penanganan yang intensif, istirahat total dan mungkin perlu tindakan bedah. Bagian-bagian tubuh yang biasa terkena cedera olahraga, yaitu: 1) Jaringan lunak a. Cedera pada kulit 53

5 Kulit terdiri dari 2 bagian, yaitu kulit bagian luar (epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis). Cedera yang sering terjadi ialah: lecet, terkelupasnya kulit, terpotong maupun luka tusuk. Saat terjadi luka, sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu, karena dikuatirkan akan timbulnya infeksi. Setelah luka dikeringkan lalu diberikan obat-obatan yang mengandung antiseptik juga, misalnya: obat merah atau larutan betadine. b. Cedera pada pembuluh darah dan saraf Darah terdiri dari butir-butir darah dan cairan darah yang disebut plasma. Plasma darah terdiri dari 90% air dan 10% benda-benda padat, protein, garam-garam mineral dan lainlain. Bila pembuluh darah pecah akibat cedera, maka darah akan keluar membentuk bekuanbekuan darah. Bekuan-bekuan darah ini akan menutupi permukaan pembuluh darah yang robek sehingga pendarahan dapat berhenti. Gambar 2. Menunjukkan cedera pada dinding pembuluh darah Sumber: ood_clotting.html c. Cedera pada otot/tendo dan ligament Cedera pada otot/tendo dan ligament dibagi menjadi 2, yaitu: - Strain adalah cedera yang terjadi pada otot dan tendo - Sprain adalah cedera yang terjadi pada ligament Gambar 3. Menunjukkan cedera strain pada siku Sumber: Gambar 4. Menunjukkan cedera sprain pada pergelangan kaki Sumber: cy/imagepages/19577.htm diakses tanggal 15 Maret 2011 Cara menguji otot/tendo atau ligamen yang cedera, yaitu: a) Untuk strain menggunakan metode tahan dan palpasi (perabaan) yaitu menahan kontraksi satu/kelompok otot dengan cara menahan bagian yang dekat dengan insersio otot-otot tersebut. Cara mendiagnosa cederanya bila pada saat kontraksi otot ditahan, maka pasien akan terasa nyeri ditempat yang cedera, secara obyektif dapat juga diperiksa dengan cara palpasi (meraba) bagian yang dicurigai. Bila ditekan pada suatu tempat pasien akan terasa nyeri/sakit maka tempat inilah yang mengalami cedera atau 54

6 biasanya bila ditekan ditempat terasa nyeri sesuai dengan tempat yang dikatakan nyeri oleh pasien bila kita lakukan metode tahanan, bila perabaan terasa cekungan yang dalam berarti ada robekan otot yang besar. b) Untuk sprain menggunakan metode tarikan dan palpasi yaitu metode untuk mengetes ligamen mana yang cedera dan bagian yang cedera itu sampai derajat berapa. Metode tarikan dilakukan dengan cara menarik ligamen yang cedera, bila ligamen ini cedera maka akan terasa sakit. Untuk mengetahui dimana, bagaimana, serta derajatnya harus menggunakan metode palpasi dimana akan dijumpai ketidaksinambungan (putusnya ligamen), serta terabanya suatu lubang. Memang sedikit sulit untuk mengetahui ligamen yang terkena cedera karena pada umumnya ligamen terbungkus oleh otot maupun tendon. Bila pada metode tarikan tidak terasa sakit tapi gerakan sendi lebih luas maka berarti terjadi sprain derajat III/putus total. Pemeriksaan metode tarikan dan palpasi pada tendon dan otot akan berhasil bila dilakukan segera setelah terjadinya cedera, dimana reaksi radang setempat belum hebat. 2) Jaringan keras a. Cedera pada tulang Cedera pada tulang biasanya disebut fractur. Fractur (patah tulang) adalah suatu keadaan dimana tulang retak, pecah/patah. Bentuk dari patah tulang bisa hanya retakan saja, sampai hancur berkeping-keping. Patah tulang dapat dibagi menjadi 2 macam: 1) Simple fractur (patah tulang sederhana) yaitu patah tulang yang terjadi tidak diikuti dengan robeknya kulit. 2) Compound fractur (patah tulang kompleks) yaitu patah tulang dimana ujung tulang menonjol ke luar. Jenis patah tulang kompleks lebih berbahaya dari patah tulang sederhana, karena dengan terlukanya kulit maka ada bahaya infeksi, karena masuknya kuman-kuman penyakit ke dalam jaringan. b. Cedera pada sendi (articulation injuries) Sendi adalah hubungan di antara dua buah ujung tulang yang berfungsi seperti sebuah engsel, sehingga tulang yang satu dapat bergerak terhadap tulang yang lainnya. Cedera yang mungkin terjadi pada sendi adalah cedera pada kapsula artikularis/simpai sendi. Kapsula artikularis ini terdiri dari: 1) Lapisan luar (stratum fibrosum) 2) Lapisan dalam (stratum sinovialis), yang menghasilkan cairan sendi yang disebut sinovia. Gambar 5. Menunjukkan cedera sendi pada lutut Sumber: ture.html. diakses tanggal 15 Maret 2011 Berdasarkan macamnya cedera, maka cedera olahraga dapat dibagi atas sebab-sebabnya cedera: (Hanny, 2010) 1) External violence (sebab-sebab yang berasal dari luar) Adalah cedera yang timbul/terjadi karena pengaruh atau sebab yang berasal dari luar, misalnya: a. Karena faktor karakter dari pada olahraga tersebut. Masing-masing cabang olahraga mempunyai tujuan tertentu. 55

7 Olahraga yang kompetitif biasanya mengundang cedera olahraga, misalnya karena diakibatkan oleh body contact sports, seperti: sepak bola, tinju, karate dan lain-lain b. Karena peralatan olahraga: softball. c. Karena fasilitas: keadaaan sekitar yang menyebabkan cedera, misalnya lapangan yang tidak rata atau berlubang. 2) Internal violence (sebab-sebab yang berasal dari dalam) a. Umur. Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan. Misalnya pada umur tahun, kekuatan otot akan relatif menurun. Elastisitas tendon dan ligamen menurun pada usia 30 tahun. Kegiatan-kegiatan fisik mencapai puncaknya pada usia tahun. b. Faktor pribadi. Kematangan (motoritas) seorang olahraga akan lebih mudah dan lebih sering mengalami cedera dibandingkan dengan olahragawan yang sudah berpengalaman. c. Pengalaman. Bagi atlet yang baru terjun akan lebih mudah terkena cedera dibandingkan dengan olahragawan atau atlet yang sudah berpengalaman. d. Teknik. Perlu diciptakan teknik yang benar untuk menghindari cedera. Dalam melakukan teknik yang salah maka akan menyebabkan cedera. e. Kemampuan awal. Kecenderungan tinggi apabila tidak dilakukan dengan pemanasan, sehingga terhindar dari cedera yang tidak di inginkan. Misalnya; terjadi sprain, strain dan lain-lain. f. Recovery period. Memberi waktu istirahat pada organ-organ tubuh termasuk sistem musculoskeletal setelah dipergunakan untuk bermain perlu untuk recovery (pulih awal) dimana kondisi organorgan itu menjadi prima lagi, dengan demikian kemungkinan terjadinya cedera bisa dihindari. g. Kondisi tubuh yang fit. Kondisi yang kurang sehat sebaiknya jangan dipaksakan untuk berolahraga, karena kondisi semua jaringan dipengaruhi sehingga mempercepat atau mempermudah terjadinya cedera. h. Keseimbangan Nutrisi. Keseimbangan nutrisi baik berupa kalori, cairan, vitamin yang cukup untuk kebutuhan tubuh yang sehat. i. Hal-hal yang umum. Tidur untuk istirahat yang cukup, hindari minuman beralkohol, rokok dan yang lain. 3) Over-use (pemakaian terus menerus/terlalu lelah) Cedera ini timbul karena pemakaian otot yang berlebihan atau terlalu lelah. Cedera karena over-use menempati 1/3 dari cedera olahraga yang terjadi. Biasanya cedera akibat over-use terjadinya secara perlahan-lahan (bersifat kronis). Saat tubuh mengalami cedera, maka tubuh akan menunjukkan suatu gejala atau reaksi. Reaksi tubuh terhadap cedera adalah inflamasi/peradangan setempat yang disertai dengan adanya tanda-tanda seperti; Kalor: panas, Rubor: merah, Dolor: nyeri, sakit, Tumor: bengkak, dan Fungsiolesi: tidak bisa dipergunakan lagi. 56

8 Pencegahan meliputi usaha mencegah terjadinya cedera pertama, kalau terjadi cedera pertama, harus dilakukan tindakan yang tepat dan cepat sehingga olahragawan yang bersangkutan dapat pulih kembali dalam waktu yang singkat dan selanjutnya dilakukan tindakan agar tidak terjadi cedera yang berikutnya. Pada hakikatnya tindakan pencegahan dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu: A. Pencegahan dalam bidang fisik, terdiri atas: 1) Endogen a. Kebugaran fisik, yaitu kesiapan fisik untuk mencapai prestasi optimal. Hal ini dipengaruhi oleh gizi, waktu istirahat dan latihan teratur dan terusmenerus. b. Latihan yang meliputi pemanasan, kekuatan dan pendinginan. 2) Eksogen a. Lingkungan b. Sarana dasar c. Sarana tambahan B. Pencegahan dalam bidang psikis (kejiwaan) Pengobatan cedera olahraga dibagi menjadi empat tahap, yaitu: 1) Segera setelah terjadi cedera olahraga (0 jam-24 jam s/d 36 jam) Tahap pengobatannya dengan metode RICE, yaitu: a. R = Rest (diistirahatkan) Dalam hal ini bagian yang cedera tidak boleh dipakai atau digerakan, supaya perdarahan lekas berhenti dan mengurangi pembengkakan. b. I = Ice (didinginkan, kompres dingin) Tujuannya ialah untuk menghentikan perdarahan (menyempit/vasokontriksi sehingga memperlambat aliran darah), dengan demikian ice mempunyai tujuan: - mengurangi perdarahan, menghentikan perdarahan - mengurangi pembengkakan - mengurangi rasa sakit. c. Compression (balut tekan) Balut tekan adalah suatu ikatan yang terbuat dari bahan yang elastis. Bahan perbannya disebut elastis perban/elastis bandage/tensiokrep atau bendabenda lain yang sejenisnya. Tujuannya untuk mengurangi pembengkakan dan mengurangi pergerakan. d. Elevation (ditinggikan) Mengangkat bagian yang cedera lebih tinggi dari letak jantung. Tujuannya adalah supaya perdarahan berhenti dan pembengkakan dapat segera berkurang. 2) Setelah cedera 24 sampai dengan 36 jam Pada tahap kedua ini dilakukan dengan pemberian kompres panas atau heat treatment. Pemberian kompres panas dilakukan dalam waktu 24 sampai 36 jam setelah cedera terjadi atau bagian yang cedera sudah hampir sembuh dan dapat digerakan lagi (hampir normal). Tujuan heat treatment adalah memperlancar proses penyembuhan dan dapat mengurangi rasa sakit karana kejangnya otot. 3) Jika bagian yang cedera dapat digunakan dan hampir normal Tindakannya adalah membiasakan jaringan yang cedera tanpa menggunakan alat bantu, misalnya: tanpa decker ataupun balut tekan. Pada tahap ini masase masih dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan. Otot-otot di sekitar tempat cedera, 57

9 harus mulai dilatih, demikian pula gerakan-gerakan pada persendian, tentu saja latihan dimulai dari gerakan-gerakan yang mula-mula bersifat pasif, kemudian menjadi gerakan aktif. 4) Jika bagian cedera sudah sembuh dan latihan dapat dimulai Bagian yang cedera kita persiapkan agar supaya kuat terhadap tekanan-tekanan dan tarikan-tarikan yang terdapat pada cabang olahraga si penderita tersebut. Memang kadang-kadang masih diperlukan adanya alat penguat seperti balut tekan untuk beberapa waktu lamanya. Latihan berat yang terprogram sudah dapat diterapkan. Cedera Pada Permainan Softball. Permainan softball memiliki karakteristik permainan yang cepat dan tepat. Gerakan yang ada dalam permainan softball pada umumnya melibatkan seluruh anggota dan organ tubuh. Gerakan-gerakannya pun bervariasi, dan masing-masing mempunyai resiko terkena cedera. Menurut Hardianto Wibowo, cedera yang sering terjadi pada permainan softball adalah: 1) Lecet pada pangkal paha, bahu, dan siku pada waktu melakukan gerakan meluncur (luka memar). 2) Jari tangan bengkak pada persendian waktu menangkap bola. 3) Keseleo pada pergelangan kaki dan lutut pada waktu gerakan meluncur. 4) Bagi pitcher sering nyeri pada bahu, lengan dan otot paha bagian belakang. 5) Bagi pemukul sering nyeri pada pinggang dan memar akibat terkena bola yang dilempar dari pitcher. 6) Patah tulang akibat saling bertabrakan antar pemain dan jatuh ke permukaan lapangan yang keras. Untuk menghindari cedera softball, atlet harus melakukan pemanasan sebelum latihan dan kompetisi. Menguatkan otot-otot dan meningkatkan fleksibilitas di sendi juga penting untuk atlet yang mengikuti kompetisi secara teratur. Meningkatkan teknik juga penting bagi pemain softball dan akan memastikan bahwa cedera bisa diminimalisir. Dengan teknik yang salah, ketegangan yang berlebihan pada otot dan sendi dapat menjurus ke masalah cedera serius. Dari uraian yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa, segala aktivitas olahraga yang dilakukan oleh seorang atlet mempunyai faktor resiko terkena cedera. Untuk itu bagi atlet yang mengalami cedera harus segera diberikan penanganan dengan cepat dan benar. Sebab cedera dapat mengakibatkan gangguan atau keterbatasan fisik, baik dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari maupun melakukan aktivitas olahraga. Bahkan bagi atlet, cedera ini bisa berarti istirahat yang cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya. Bagaimanapun, cedera olahraga merupakan salah satu faktor penyebab jatuhnya prestasi dan keberhasilan seorang atlet. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan teknik survey yaitu dengan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta yang mengikuti latihan softball di kota Cilegon yang berjumlah 70 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan atas adanya tujuan tertentu (Suharsimi, 2006). Sampel ini diambil dengan 58

10 kriteria sebagai berikut; pernah mengikuti kejuaraan softball baik tingkat daerah, provinsi, nasional atau antar club. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dengan memberikan kuisioner atau pertanyaan-pertanyaan yang berupa pertanyaan bervariasi jawabannya yang sudah ditentukan terlebih dahulu, sehingga responden bebas menjawab dari pertanyaan yang diajukan, serta mengumpulkan foto-foto untuk dokumentasi dari hasil wawancara saat proses berlangsung. Instrumen ini disajikan untuk memberikan informasi mengenai butir-butir yang diberikan untuk dilakukan validasi oleh dosen ahli atau dosen pembimbing sebagai berikut: 1 Bagian tubuh cedera Tabel 1. Kisi-Kisi No Dimensi Aspek Indikator Kepala & Leher 2 Jenisjenis cedera Batang Tubuh Tubuh bagian atas Tubuh bagian bawah Kulit Otot dan tendo Ligamen Sendi Tulang Kepala Mata Hidung Mulut Telinga Leher Tulang iga (kosta) Tulang belakang Pinggang Badan Bahu Punggung Lengan Siku Tangan dan pergelangan tangan Jari Paha Lutut Betis Tumit Telapak kaki Jari kaki Lecet Terkelupasnya kulit Terpotongnya kulit Luka tusuk Strain Sprain Articulation injuries Fractur sederhana Fractur Derajat Cedera Sebab sebab terjadiny a cedera Kapan saat terjadiny a cedera Penanga nan cedera Cedera ringan Cedera Sedang Cedera berat Eksternal violence Internal violence Over-use Pada saat berolahraga softball Modern Tradisional Penanganan sendiri HASIL DAN PEMBAHASAN kompleks Tidak adanya kerusakan pada jaringan Sebagian kerusakan pada jaringan (< 50%) Adanya kerusakan pada jaringan (> 50%) Sebab cedera berasal dari luar tubuh Sebab cedera berasal dari dalam tubuh Karena pemakaian terus menerus/terlalu lelah Saat latihan Saat bertanding Medis/Dokter Non medis/tukang pijit Lakukan sendiri Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh data mengenai profil responden tentang cedera olahraga. Dari hasil penelitian tentang cedera olahraga pada atlet softball di kota Cilegon, berdasarkan aspek-aspek yang prosentasenya terbesar seperti sebanyak 25 atlet pernah mengalami cedera, sebanyak 25 atlet mengalami cedera pada bagian tubuh ekstremitas atas, sebanyak 24 atlet mengalami cedera strain, sebanyak 25 atlet mengalami cedera ringan, sebanyak 19 atlet mengalami cedera yang disebabkan oleh faktor internal violence, sebanyak 24 atlet mengalami cedera pada saat latihan dan sebanyak 20 atlet melakukan penanganan cedera secara non medis. Sedangkan dari hasil penelitian berdasarkan posisi battery (pitcher, 59

11 catcher), infield (1 st base, 2 nd base, 3 rd base, shortstop) dan outfiled (right terdapat persamaan dan perbedaan yang signifikan. Berikut persamaan prosentase terbesar dari 9 posisi pemain, sebanyak 4 atlet battery (pitcher), 2 atlet battery (catcher), 11 atlet infield (1 st base, 2 nd base, 3 rd base, shortstop) dan 8 atlet outfield (right pernah mengalami cedera. Sebanyak 4 atlet battery (pitcher), 2 atlet battery (catcher), 11 atlet infield (1 st base, 2 nd base, 3 rd base, shortstop) dan 8 atlet outfield (right mengalami cedera pada bagian tubuh ekstremitas atas. Sebanyak 4 atlet battery (pitcher), 2 atlet battery (catcher), 10 atlet infield (1 st base, 2 nd base, 3 rd base, shortstop) dan 8 atlet outfield (right mengalami cedera strain. Sebanyak 4 atlet battery (pitcher), 2 atlet battery (catcher), 11 atlet infield (1 st base, 2 nd base, 3 rd base, shortstop) dan 8 atlet outfield (right mengalami cedera ringan. Sebanyak 4 atlet battery (pitcher), 2 atlet battery (catcher) mengalami cedera yang disebabkan oleh faktor over-use, sedangkan 10 atlet infield (1 st base, 2 nd base, 3 rd base, shortstop) dan 6 atlet outfield (right mengalami cedera yang disebabkan oleh faktor internal violence. Sebanyak 4 atlet battery (pitcher), 2 atlet battery (catcher), 10 atlet infield (1 st base, 2 nd base, 3 rd base, shortstop) dan 8 atlet outfield (right mengalami cedera pada saat latihan. Sebanyak 4 atlet battery (pitcher), 1 atlet battery (catcher), 7 atlet infield (1 st base, 2 nd base, 3 rd base, shortstop), 8 atlet outfield (right fielder, center fielder, left fielder) melakukan penanganan cedera secara non medis, sedangkan 1 atlet battery (catcher) melakukan penanganan cedera secara medis. Dari hasil penelitian ini berdasarkan posisi pemain terdapat adanya perbedaan karakteristik yang memungkinkan mempengaruhi aspekaspek yang telah diteliti. PENUTUP Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian tentang cedera olahraga pada atlet softball kota Cilegon, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Seluruh atlet softball kota Cilegon pernah mengalami cedera olahraga pada saat berolahraga softball sebanyak 25 atlet. 2. Atlet softball kota Cilegon sebanyak 25 atlet (100%) mengalami cedera pada bagian tubuh ekstremitas atas (bahu, lengan, siku, tangan dan pergelangan tangan, dan jari tangan), sebanyak 14 atlet (56%) mengalami cedera pada bagian tubuh ekstremitas bawah (paha, lutut, betis, dan pergelangan kaki) dan sebanyak 5 atlet (20%) mengalami cedera pada bagian batang tubuh (pinggang). 3. Atlet softball kota Cilegon sebanyak 24 atlet (96%) mengalami cedera strain, sebanyak 8 atlet (32%) mengalami cedera luka, sebanyak 4 atlet (16%) mengalami cedera articulation injuries dan sebanyak 3 atlet (12%) mengalami cedera sprain. 4. Atlet softball kota Cilegon sebanyak 25 atlet (100%) mengalami cedera ringan dan sebanyak 12 atlet (48%) mengalami cedera sedang. 60

12 5. Atlet softball kota Cilegon sebanyak 19 atlet (76%) mengalami cedera yang disebabkan oleh faktor internal violence, sebanyak 15 atlet (60%) mengalami cedera yang disebabkan oleh faktor eksternal violence dan sebanyak 13 atlet (52%) mengalami cedera yang disebabkan oleh faktor over-use. 6. Atlet softball kota Cilegon sebanyak 24 atlet (96%) mengalami cedera pada saat latihan dan sebanyak 18 atlet (72%) mengalami cedera pada saat bertanding. 7. Atlet softball kota Cilegon sebanyak 20 atlet (80%) melakukan penanganan cedera secara non medis, sebanyak 12 atlet (48%) melakukan penanganan cedera secara sendiri dan sebanyak 3 atlet (12%) melakukan penanganan cedera secara medis. Saran. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi olahraga softball di kota Cilegon, yaitu: 1. Diharapkan kepada semua pihak yang ada di kepengurusan olahraga softball di kota Cilegon untuk memberikan penyuluhan tentang cedera olahraga, khususnya olahraga softball, kepada para atletnya. 2. Diharapkan kepada semua pihak yang ada di kepengurusan olahraga softball di kota Cilegon lebih memperluas ilmu tentang cedera olahraga, khususnya olahraga softball. 3. Diharapkan kepada semua pihak yang ada di kepengurusan olahraga softball di kota Cilegon untuk meningkatkan mutu kualitas kepelatihannya agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas para atlet yang akan dibinanya, sehingga atlet dapat melakukan latihan dengan baik. 4. Diharapkan kepada pelatih yang ada di kepengurusan olahraga softball di kota Cilegon untuk lebih memperhatikan para atlet pada saat melakukan pemanasan dan pendinginan agar terhindar dari kekakuan otot. 5. Diharapkan kepada pelatih, atlet, dan semua pihak yang ada di kepengurusan olahraga softball di kota Cilegon mengetahui kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya cedera olahraga, khususnya olahraga softball. 6. Diharapkan kepada pelatih, atlet, dan semua pihak yang ada di kepengurusan olahraga softball di kota Cilegon mengetahui penanganan pertama terhadap cedera olahraga baik dalam latihan maupun bertanding. 7. Diharapkan kepada semua pihak yang ada di kepengurusan olahraga softball di kota Cilegon untuk memperhatikan sarana dan prasarana saat latihan. 8. Diharapkan kepada semua pihak yang ada di kepengurusan olahraga softball di kota Cilegon menyediakan sarana dan prasarana kebugaran untuk atlet agar kondisinya tetap terawasi dengan baik. 9. Diharapkan kepada semua pihak yang ada di kepengurusan olahraga softball di kota Cilegon menyediakan sarana pemulihan cedera olahraga dengan dilengkapi alat-alat pemulihan cedera olahraga. DAFTAR RUJUKAN Rahardjo, Budi. (1992). Pencegahan Cedera Dan Pertolongan 61

13 Pertama Pada Kecelakaan. DEPDIKBUD. (2006). Petunjuk Permainan Softball. Jakarta: Dinas Olahraga. A. Widya, Djumidar. (2001). Teknik dan Taktik Permainan Softball. Jakarta: FIK UNJ. Wibowo, Hardianto. (1994). Pencegahan dan Penatalaksanaan Cedera Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (2002). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Singarimbun, Masri. (1989). Metode Peneltian Survei. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES. Poerwardarminta. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia.(Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Lutan, Rusli. (2000). Filsafat Olahraga. DEPDIKBUD. Gunarsa, Singgih D. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Subroto. (1974). Cedera Olahraga. Dep. Pendidikan dan Kesehatan. Tim Reality. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia /02/mengenal-cedera-dancara mengatasinya.html. -uji-diri.html. opic= dia/b/blood_clotting.html. nt_literature.html. contentid= &id= = y/imagepages/19577.htm. hive/softball.php. 62

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY

CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K. Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY CEDERA OLAHRAGA PADA SENAM DAN UPAYA P3K Oleh: Dr. Sugeng Purwanto Dosen PJKR FIK UNY Pendahuluan Or senam dimasyarakat sdh banyak dikenal, bhw OR senam terdiri dari senam ritmis, gymnastic, dan sport

Lebih terperinci

Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti

Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti Penanganan atau pertolongan terhadap cedera Oleh Tri Ani Hastuti tri_anihastuti@uny.ac.id triafikuny@yahoo.com Kecelakaan atau cedera dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan siapa saja. Menurut Andun

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI CEDERA

PATOFISIOLOGI CEDERA PATOFISIOLOGI CEDERA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti, MS FIK-UNY Ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma akut dan Overuse Syndrome (Sindrom Pemakaian Berlebih). Trauma akut adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang melakukan kegiatan dengan indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), dan penciuman (hidung)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola kegawang lawan, dengan memanipulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Olahraga, baik yang bersifat olahraga prestasi maupun rekreasi merupakan aktivitas yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik maupun mental. Akan tetapi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga saat ini sudah semakin pesat. Hal ini dapat diamati dan dilihat dengan membagi aktivitas olahraga berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

Lebih terperinci

SOFTBALL. Softball Kelas X Semster 1 Tahun 2015 design By Bramasto

SOFTBALL. Softball Kelas X Semster 1 Tahun 2015 design By Bramasto SOFTBALL A. Sejarah Permainan Softball Permainan Soft ball berasal dari Amerika Serikat yang diciptakan oleh George Hancoc di kota Chicago tahun 1887. Permainan soft ball ini merupakan penyesuaian dari

Lebih terperinci

Kata kunci: Penanganan Cedera, Olahraga.

Kata kunci: Penanganan Cedera, Olahraga. PENGETAHUAN PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA TERHADAP GURU PENJASORKES SMA-SMK KOTA PADANGSIDIMPUAN SUMATERA UTARA Ika Endah Puspita Sari Program Studi Magister Pendidikan Olahraga Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter)

Pada olahraga softball, bola dilempar dari bawah ke atas. Sedangkan Baseball dari atas lurus ke arah pemukul (Batter) Mengenal Olahraga Softball Olahraga softball yang berasal dari Amerika, adalah salah satu cabang yang termasuk baru diperkenalkan di Indonesia. Sehingga umumnya beberapa orang belum terlalu mengenal dengan

Lebih terperinci

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53

Written by Dr. Brotosari Wednesday, 02 September :18 - Last Updated Wednesday, 28 December :53 Mosok berbahaya?. Coba deh kalau kita jadi gak bisa kerja karena kaki bengkak, nyeri... duhhh kaki ini membawa kita kemana-mana seumur hidup deh, jadi mahal harganya kan?. Coba kalau anda pebisnis, pelari,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN (Bidang Keahlian)

LAPORAN PENELITIAN DOSEN (Bidang Keahlian) LAPORAN PENELITIAN DOSEN (Bidang Keahlian) IDENTIFIKASI MACAM CEDERA PADA PASIEN PHYSICAL THERAPY CLINIC FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video

Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video LAMPIRAN 55 Lampiran 1 Lembar permohonan dan persetujuan menjadi talent video Lampiran 2 Lembar penilaian video oleh ahli materi Lampiran 3 Lembar penilaian video oleh ahli media Lampiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain sehingga manusia harus memiliki kemampuan untuk bergerak atau melakukan aktivitas demi memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN CEDERA OLAHRAGAPADA ATLET BELADIRI TAEKWONDO DAN ATLET BELADIRI JUDO SELAMA BERADA DI PUSAT PELATIHAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) RAGUNAN

PERBANDINGAN CEDERA OLAHRAGAPADA ATLET BELADIRI TAEKWONDO DAN ATLET BELADIRI JUDO SELAMA BERADA DI PUSAT PELATIHAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) RAGUNAN 46 PERBANDINGAN CEDERA OLAHRAGAPADA ATLET BELADIRI TAEKWONDO DAN ATLET BELADIRI JUDO SELAMA BERADA DI PUSAT PELATIHAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) RAGUNAN Ardiyansyah Muhammad 1 dr. Ruliando Hasea Purba,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, penyakit muskuloskletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia dan menjadi penyebab tingginya angka

Lebih terperinci

PENGETAHUAN CEDERA OLAHRAGA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIMED. Nurhayati Simatupang,

PENGETAHUAN CEDERA OLAHRAGA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIMED. Nurhayati Simatupang, Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 02, Nomor 01, Januari - Juni 2016, PENGETAHUAN CEDERA OLAHRAGA PADA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIMED Nurhayati Simatupang, ABSTRAK Setiap pelaku olahraga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pusat pertokoan (mall) di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan pendapatan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Softball baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah yang rutin

BAB I PENDAHULUAN. Softball baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah yang rutin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball merupakan cabang olahraga permainan yang cukup populer dan digemari di Indonesia. Hal ini bisa kita lihat dengan didirikannya perkumpulanperkumpulan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA Identifikasi Cedera Bulutangkis (Rizki Hastiyanto G ) 1 IDENTIFIKASI CEDERA PADA OLAHRAGA BULUTANGKIS USIA DINI-PEMULA di KOTA YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF INJURY ON EARLY AGE- BEGINNER BADMINTON PLAYERS

Lebih terperinci

CEDERA OLAHRAGA. By : Faidillah Kurniawan

CEDERA OLAHRAGA. By : Faidillah Kurniawan CEDERA OLAHRAGA By : Faidillah Kurniawan CEDERA OLAHRAGA Menurut penyebabnya: 1. Overuse injury 2. Traumatic injury Overuse injury disebabkan oleh gerakan berulang yang terlalu banyak dan terlalu cepat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup sehat sehari-hari yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup sehat sehari-hari yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh para siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) di samping mata pelajaran lain. Mata pelajaran

Lebih terperinci

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO 1. Berdasarkan waktu terjadi: -Akut : terjadi secara tiba-tiba dan terjadi dalam beberapa jam yang lalu. Tanda & Gejala: sakit, nyeri tekan, kemerahan, kulit hangat,

Lebih terperinci

RUPTUR TENDO ACHILLES

RUPTUR TENDO ACHILLES RUPTUR TENDO ACHILLES LI 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Makro Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian

Lebih terperinci

Pengantar Cedera Olahraga

Pengantar Cedera Olahraga Pengantar Cedera Olahraga Oleh: Ade Jeanne D.L. Tobing Kuliah Pengantar Cedera Olahraga, PPDS Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI Outline Definisi dan klasifikasi cedera olahraga Mekanisme cedera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik cenderung sering dilakukan oleh setiap orang ketika kegiatan khususnya yaitu olahraga. Olahraga merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS BERMAIN BULUTANGKIS DENGAN KECENDERUNGAN TERKENA TENNIS ELBOW DI GOR BULUTANGKIS DIRGANTARA KARTASURA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tempat kerja industri, banyak pekerja melakukan pekerjaan proses dalam posisi berdiri untuk jangka waktu yang panjang. Bekerja di posisi berdiri dapat dihubungkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian 76 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian dari IPSI Kota Yogyakarta 77 Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian dari IPSI Sleman 78 Lampiran 4. Surat

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan prestasi dalam bidang olahraga, proses latihan seyogyanya berpedoman pada teori dan prinsip-prinsip serta norma-norma latihan yang benar, sehingga

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT Klinik Pratama 24 Jam Firdaus Pendahuluan serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan seseorang dari kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas fisik cenderung dilakukan oleh setiap orang dalam melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Menurut World Health Organization (WHO) (2016), aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini sedang berkembang di Indonesia. Olahraga softball merupakan pengembangan dari olahraga sejenis,

Lebih terperinci

Identifikas Cedera Sepakbola... (Wahyu Irsyad Kamal Faozan) 1

Identifikas Cedera Sepakbola... (Wahyu Irsyad Kamal Faozan) 1 Identifikas Cedera Sepakbola... (Wahyu Irsyad Kamal Faozan) 1 IDENTIFIKASI CEDERA SEPAKBOLA USIA 12 TAHUN DALAM PENGARUH PERMAINAN DILIHAT DARI BODY CONTACT DAN NON BODY CONTACT IDENTIFICATION OF FOOTBALL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun Softball di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Softball merupakan olahraga bola kecil yang lahir di Amerika Serikat diciptakan oleh George Hancock di kota Chicago pada tahun 1887. Softball di Indonesia sering

Lebih terperinci

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

Fitria Dwi Andriyani, M.Or. Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PRINSIP LATIHAN Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler olahraga di antaranya ialah: prinsip multilateral, individu, adaptasi, beban

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Cedera perenang, rehabilitasi

Abstrak. Kata kunci : Cedera perenang, rehabilitasi 1 Cedera bahu (Swimmer s Shoulders) pada Perenang Penanganan dan rehabilitasinya Oleh Agus Supriyanto Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNY Abstrak Setiap orang yang melakukan olahraga

Lebih terperinci

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP

Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Soal UKK Penjasorkes Kurikulum 2013 Kelas VII SMP Latihan Soal UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) Mapel Penjasorkes (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan) Kurikulum 2013 Kelas VII SMP 1. Kemampuan tubuh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok oleh dua tim dengan beranggotakan masing-masing lima orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok oleh dua tim dengan beranggotakan masing-masing lima orang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Basket Permainan bola basket adalah olahraga tangan yang dimainkan secara berkelompok oleh dua tim dengan beranggotakan masing-masing lima orang di mana masing-masing tim bermain.

Lebih terperinci

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball

Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga Softball Oleh: Rizka Melina F. (24/X MIA 5) SMA Negeri 1 Malang Jl. Tugu Utara No. 1 Telp (0341)366454 fax. (0341) 329487 Malang 65111 Website : http://www.sman1-mlg.sch.id

Lebih terperinci

Oleh: Agri Fera Endah Setiani dan Bambang Priyonoadi FIK UNY

Oleh: Agri Fera Endah Setiani dan Bambang Priyonoadi FIK UNY IDENTIFIKASI PEMAHAMAN GURU PENJAS DALAM PENGETAHUAN, PENYEBAB, KLASIFIKASI DAN JENIS CEDERA OLAHRAGA Oleh: Agri Fera Endah Setiani dan Bambang Priyonoadi FIK UNY Abstrak Cedera saat berolahraga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dekade terakhir, latihan senam aerobik telah menjadi salah satu jenis latihan yang paling popular. Aerobik yang dilakukan pada saat ini tidak seperti

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE KNOWLEDGE LEVEL OF PHYSICAL EDUCATION TEACHERS OF ELEMENTARY

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang diciptakan paling sempurna dibandingkan makhluk ciptaan lainnya. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu bergerak untuk terus mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejumlah permainan seperti rounders, kelelawar, theque, kriket, kasti, stoolball, dan lain-lain merupakan olahraga yang mirip dengan baseball, sampai saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan softball merupakan cabang olahraga yang cukup populer Indonesia, hal ini terlihat dengan semakin banyaknya perkumpulan-perkumpulan softball di kota-kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan Data Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dan mutlak untuk dilakukan. Data yang terkumpul dari

Lebih terperinci

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan sangat penting bagi manusia untuk hidup dan untuk melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang

Lebih terperinci

Permainan Softball. sebagai berikut. 1. Panjang setiap sisinya 16,76 m. 2. Jarak dari home base ke tempat pelempar adalah 13,07 m.

Permainan Softball. sebagai berikut. 1. Panjang setiap sisinya 16,76 m. 2. Jarak dari home base ke tempat pelempar adalah 13,07 m. Permainan Softball Permainan Softball. Permainan ini diciptakan oleh George Hansock (Amerika Serikat) dan dimainkan pertama kali di Chicago. Peraturan permainan dibuat oleh Lewis Robert tahun 1906 dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan olahraga di Indonesia sebagaimana telah diungkapkan dalam Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) Nomor 3 Tahun 2005, bahwa kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga

Lebih terperinci

Badminton dan Softball. Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan

Badminton dan Softball. Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan Badminton dan Softball Anggota kelompok: 1. Alvian Mubarok 2. Davendra Bayu Feri Anggriawan Softball Sejarah: Permainan softball lahir di Amerika Serikat, yang diciptakan di Gedung Olah Raga Farragut Boat

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bulutangkis adalah olahraga yang dapat dikatakan olahraga yang terkenal atau memasyarakat. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Habibullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Habibullah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga permainan softball merupakan salah satu cabang olahraga yang mulai popular di Indonesia, hal ini terbukti dengan semakin banyaknya didirikan klub-klub,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan. Makhfudli, 2009: 101). Diungkapkan Sunaryo (2004: 25) menjelaskan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan. Makhfudli, 2009: 101). Diungkapkan Sunaryo (2004: 25) menjelaskan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal mata pelajaran

Lebih terperinci

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot)

Medical First Responder. Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) Medical First Responder Cedera musculoskeletal (Cedera pada tulang & otot) SASARAN Selesai mengikuti pelajaran, peserta mampu: 1. Menjelaskan patah tulang terbuka & tertutup, serta menyebutkan 4 tanda

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA Tubuhmu memiliki bentuk tertentu. Tubuhmu memiliki rangka yang mendukung dan menjadikannya

Lebih terperinci

PEMAHAMAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA DALAM CEDERA OLAHRAGA PADA ANGGOTA PMR SMP NEGERI 20 JAKARTA

PEMAHAMAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA DALAM CEDERA OLAHRAGA PADA ANGGOTA PMR SMP NEGERI 20 JAKARTA 8 PEMAHAMAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA DALAM CEDERA OLAHRAGA PADA ANGGOTA PMR SMP NEGERI 20 JAKARTA Muhamad Reza Kusuma 1, Junaedi 2, Yasep Setiakarnawijaya 2 1 Program Studi Ilmu Keolahragaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola 2.1.1. Pengertian Passing Yang dimaksud dengan passing adalah mengoper bola dengan menggunakan kaki yang sebenarnya.pada permainan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bangsa Melayu. Dari segi linguistik kawasan orang Melayu adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bangsa Melayu. Dari segi linguistik kawasan orang Melayu adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pencak Silat Pencak silat adalah salah satu olahraga beladiri yang berakar dari bangsa Melayu. Dari segi linguistik kawasan orang Melayu adalah kawasan Laut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Firman Setiadi, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Firman Setiadi, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilitian Permainan softball merupakan cabang olahraga yang cukup populer dan digemari di Indonesia. Hal ini bisa kita lihat bukan hanya di kota besar saja tetapi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,

Lebih terperinci

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan (menyerap) gula

Lebih terperinci

Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol.

Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol. Bisbol juga disebut sebagai hardball untuk membedakannya dengan sofbol. Apa yg membedakan dg Softball, bagaimana dg lapangan, pembagian para pemain dilapangan & ukuran lapangan, dasar permainannya, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peningkatan prestasi olahraga di zaman moderen ini harus dimiliki bangsa Indonesia, terutama berbicara tentang olahraga khususnya olahraga prestasi, olahraga

Lebih terperinci

2016 PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL

2016 PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Softball adalah salah satu cabang olahraga yang cukup digemari di kalangan remaja Indonesia. Karena dalam permainannya yang menggunakan seragam dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Begitu besar peran olahraga terhadap kehidupan manusia, sehingga olahraga dapat dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia, sepakbola bukan hanya dipandang sebagai salah satu cabang olahraga,

Lebih terperinci

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:

Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi: DEFINISI Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang,

Lebih terperinci

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dengan beberapa aturan permainan yang cukup menarik dan mudah diterima oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan

Mengatur Berat Badan. Mengatur Berat Badan Mengatur Berat Badan Pengaturan berat badan adalah suatu proses menghilangkan atau menghindari timbunan lemak di dalam tubuh. Hal ini tergantung pada hubungan antara jumlah makanan yang dikonsumsi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia yang tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada dewasa ini tingkat partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan dimana saja berada. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan rutin yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, antara

Lebih terperinci

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia olahraga mempunyai arti dan makna sangat penting, karena olahraga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman dahulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang mempunyai berbagai manfaat baik bagi pelaku olahraga maupun orang lain yang menonton. Perkembangan

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Tujuan 1. Menyelamatkan jiwa korban 2. Meringankan penderitaan korban serta mencegah bahaya lanjut akibat kecelakaan 3. Mempertahankan daya tahan korban sampai pertolongan

Lebih terperinci

TERAPI MASSAGE CEDERA OLAHRAGA. Oleh Hendi S Pawaka Andi Suntoda S

TERAPI MASSAGE CEDERA OLAHRAGA. Oleh Hendi S Pawaka Andi Suntoda S TERAPI MASSAGE CEDERA OLAHRAGA Oleh Hendi S Pawaka Andi Suntoda S PENGANTAR - TUBUH AKAN MERESPON TEKANAN LATIHAN DENGAN JALAN : 1. BERADAPTASI SEHINGGA TDK ADA KERUSAKAN 2. JARINGAN MENJADI CEDERA/ MERADANG

Lebih terperinci

Mitos Sixpack Orang menghabiskan uang jutaan setiap tahun untuk mendapatkan tubuh ideal. Sekarang ini terdapat sekitar 200 lebih alat-alat latihan untuk perut. Sebagian alat-alat ini tidak berguna sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Ini dapat dilihat dari antusias penonton di stadion, dan siaran televisi yang banyak menyiarkan

Lebih terperinci

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi

APA ITU REMATIK...??? Rematik adalah penyakit peradangan. pada sendi yang bersifat menahun. atau kronis yang menyebabkan. perubahan dari bentuk sendi KELOMPOK G AKLIMA, S.Kep ISMARDI, S.Kep MAYLINDA, S.Kep MILA YUSNA, S.Kep ANDRIE FAUZY, S.Kep AZRIYANI NURMAN, S.Kep FITRIANTI NURDIN, S.Kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan prestasi olahraga sebenarnya merupakan suatu hal yang akan selalu diperbincangkan dan dipermasalahkan sepanjang masa, selama olahraga itu dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi BAB 3 Etika dan Moral dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja C. Undang-Undang

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE

TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE TINGKAT PENGETAHUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN MINGGIR TENTANG PENANGANAN DINI CEDERA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN METODE RICE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera olahraga merupakan momok yang sangat menakutkan bagi seorang atlet profesional, karena cedera akan membuat si atlet kehilangan waktu mengikuti latihan

Lebih terperinci

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Pengertian P3K Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter. Sifat dari P3K :

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

2

2 2 4 6 9 10 Setiap sel senantiasa terbenam dalam air Memerlukan air utk melaksanakan fungsi sel tersebut medium dimana metabolisme tubuh berlangsung. alat pengangkutan tubuh. bahan pelicin utk pergerakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja, sebagaian besar diperkirakan

Lebih terperinci

KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA

KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA SKRIPSI KEJADIAN NYERI BAHU PADA OLAHRAGAWAN BULUTANGKIS PUTRA DI PERSATUAN BULUTANGKIS TAMA TARAMAN YOGYAKARTA Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi

Lebih terperinci

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. 1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. menegakkan tubuh 2. Tulang anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah disebut.

Lebih terperinci