KONTROL PENGEMBANGAN ORGANISASI MENGGUNAKAN MODEL PERTUMBUHAN ORGANISASI GREINER (STUDI KASUS DI ORGANISASI XYZ)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONTROL PENGEMBANGAN ORGANISASI MENGGUNAKAN MODEL PERTUMBUHAN ORGANISASI GREINER (STUDI KASUS DI ORGANISASI XYZ)"

Transkripsi

1 KONTROL PENGEMBANGAN ORGANISASI MENGGUNAKAN MODEL PERTUMBUHAN ORGANISASI GREINER (STUDI KASUS DI ORGANISASI XYZ) A ang Subiyakto, M. Qomarul Huda, Syopiansyah J. P. Abstrak Seperti manusia, aktifitas organisasi melalui sebuah perubahan siklus yang dapat diperkirakan. Sepanjang perkembangannya secara umum, organisasi sebagai sebuah individu mengalami masa muda, dewasa, tua dan pada akhirnya mati. Ketika organisasi menjadi semakin tua dan besar, ia melalui tahap-tahap perkembangannya yang dapat ditunjukan dalam sebuah siklus evolusi dan revolusi. Larry E. Greiner (Greiner:1972) memberikan masukan yang berharga tentang perubahan-perubahan di dalam struktur organisasi, strategi dan perilaku yang dibutuhkan dan harus dicapai jika sebuah organisasi ingin tetap bergerak, tumbuh dan berkembang. Penelitiannya mengungkapkan bahwa banyak organisasi terlambat memetik pelajaran dari perubahan yang terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dimana posisi perkembangan organisasi XYZ berdasarkan model pertumbuhan organisasi Greiner (MPOG). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner menggunakan pertanyaan terstruktur dan formal kepada pegawai di lingkungan organisasi XYZ. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat langsung sebagai dasar acuan audit dan kontrol internal untuk pengembangan kelembagaan di masa mendatang, sekaligus menjadi metode alternatif dari metode audit dan kontrol saat ini. Kata kunci:, organisasi, perubahan, siklus, pertumbuhan,kontrol 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mendorong perubahan sistem dan cara bisnis ke arah global. Perubahan merupakan konstata percepatan yang mengandung dilema bagi setiap organisasi. Hal ini menjadi tuntutan bagi setiap organisasi untuk mampu meresponnya secara cepat pula, jika mereka ingin tetap bertahan dan berkembang. Tetapi sayangnya banyak organisasi gagal dan mengalami siklus hidup yang semakin pendek. Kebutuhan organisasi untuk berubah sekarang ini menjadi lebih jelas dan dapat dikenali daripada beberapa tahun lalu ketika pertanyaan Mengapa berubah? amat populer (Clarke:1999 ). Menguasai perubahan telah menjadi tugas setiap elemen organisasi dan tidak hanya menjadi bagian tugas dari manajemen puncak. Untuk dapat menguasai perubahan secara berkelanjutan diperlukan pengertian yang jelas tentang lingkungan bisnis, di mana ancaman-ancaman dan peluang-peluang ada di dalamnya. Greiner (Greiner: 1972) memberikan masukan berharga dalam bentuk sebuah model pertumbuhan organisasi. Model ini memberikan garis besar karakteristik tiap-tiap fase pertumbuhan dan menyediakan suatu kerangka kerja untuk membantu melewati krisis-krisis pertumbuhan yang ada di setiap fase. Pengertian yang jelas tentang pertumbuhan organisasi dapat membantu elemen manajemen di setiap organisasi, termasuk manajemen puncak dalam memonitor kondisi pertumbuhan organisasi. Berdasarkan uraian di atas, penelitian membahas permasalahan tentang bagaimana mengetahui posisi pertumbuhan organisasi XYZ dalam kerangka MPOG, sedangkan permasalahan sekunder yang juga akan dibahas

2 melalui penelitian ini adalah 1) Bagaimana mengetahui hubungan antara posisi pertumbuhan organisasi XYZ dan peluangpeluang pengembangan untuk dapat bergerak ke posisi pertumbuhan berikutnya? 2) Bagaimana mengetahui tantangan antara posisi pertumbuhan bagi organisasi XYZ untuk dapat bergerak ke posisi pertumbuhan berikutnya? 2. Metodologi Penelitian 2.1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, teori-teori dan hasil penelitian mengenai manajemen perubahan dijabarkan menjadi variabel-variabel yang digunakan pada kenyataan di organisasi yang menjadi subyek penelitian. Data yang didapatkan diharapkan mampu dijadikan nilai yang bisa diolah melalui pendekatan kualitatif dan kuantatif. Studi kasus dipilih dalam penelitian ini karena: 1) Data studi kasus diambil dari pengalaman-pengalaman dan praktik pegawai sehingga cukup kuat terhadap realitas. 2) Studi kasus dapat menyediakan sumber data yang dari data tersebut analisis lebih lanjut dapat dilakukan. (Blaxter: 2001, hal. 108). golongan ini dianggap tidak atau belum mampu menjawab pertanyaan kuesioner secara mandiri dan bekerja dan menjadi bagian dari organisasi XYZ (Blaxter: 2001, hal. 108). 3) Dokumentasi, menggunakan bahan-bahan tertulis yang dimiliki organisasi XYZ, buku dan internet. sesuai topik penelitian (Blaxter: 2001, hal. 251) Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui konversi data, dari data kualitatif ke kuantitatif. Proses konversi data ini terdiri dari proses identifikasi data, pengklasifikasian data dan membuat tabel frekwensi (rangking) berdasarkan acuan yang dipakai (MPOG) Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1) Membuat interpretasi data dan membandingkan realita yang ada dalam organisasi XYZ dengan hasil penelitian lainnya di bidang yang sama. 2) Membuat kesimpulan dan rekomendasi Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan sistem random sampling, melalui: 1) kuesioner, teknik ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada karyawan golongan III ke atas. Teknik ini digunakan karena karyawan golongan ini dianggap mampu menjawab pertanyaanpertanyaan kuesioner secara mandiri, terlibat langsung dalam topik penelitian dan bekerja dan menjadi bagian dari organisasi XYZ (Blaxter: 2001, hal. 108). Kuesioner berupa 60 pertanyaan diagnostik perkembangan organisasional (Clarke:1999, hal ). 2) Wawancara terhadap karyawan golongan I dan II sebagai teknik sekunder dari teknik kuesioner. Teknik ini digunakan karena karyawan 3. Landasan Teori dan Kerangka Konseptual 3.1. Perilaku Perubahan Organisasi Situasi bisnis saat ini sarat dengan perubahan yang berjalan cepat tanpa dapat diramalkan. Berubah adalah suatu keharusan. Organisasi harus mampu bertindak adaptif, antisipatif, bahkan lebih baik lagi bila dapat menjadi trendsetter atau pemicu perubahan. Perilaku organisasi setiap organisasi sangat berbeda dengan organisasi lainnya. Seringkali, sebuah organisasi menjadi stagnan dan chaos oleh kenyamanan berkat keberhasilannya di masa lalu. Kalaupun ada perkembangan yang selama ini bisa dilakukan dengan cukup baik, sebatas pada kegiatan operasional. Sedangkan

3 tingkat persaingan dunia globalisasi saat ini demikian pesat. Seperti manusia, secara naluriah, manusia menyukai hal yang sama dan sukar untuk berubah, demikian juga dengan organisasi. Sementara itu dinamika perubahan dan tekanan-tekanan dari lingkungan sosial, ekonomis, serta politik eksternal mendorong timbulnya perubahan yang disukai atau tidak disukai oleh elemen organisasi. Proses perubahan merupakan refleksi tentang cara untuk mencapai visi perubahan. Kejelasan proses akan membangun optimisme karyawan tentang perubahan yang terjadi serta membuat jelas kontribusi yang diharapkan. Perubahan yang bersifat transisi umumnya merupakan tanggapan dari perubahan di lingkungan eksternal, sedangkan perubahan yang bersifat transformasional merupakan perubahan yang hingga saat bahan bacaan ini ditulis masih dipandang kompleks dan sulit dipahami oleh para ahli yang menekuni perubahan di tingkat organisasi. Transformasi merupakan perubahan radikal yang mengubah organisasi menjadi berbeda sama sekali. Perubahan jenis transformasi ini kebanyakan dipicu oleh pilihan kenyataan: mati atau berubah sama sekali. kemampuan yang dibutuhkan pemimpin perubahan, yaitu (1) kemampuan mendiagnosa kemungkinan-kemungkinan penolakan perubahan, (2) kemampuan menangani semua bentuk penolakan yang ada, serta (3) kemampuan memilih strategi untuk melakukan perubahan Model Pertumbuhan Organisasi Greiner Seperti musim, aktivitas organisasi sepertinya melalui suatu perubahan siklus yang dapat diperkirakan. Siklus ini dapat dilihat pada manusia sebagai sebuah individu yang mengalami masa muda, kedewasaan, usia lanjut dan mati, demikian juga organisasi yang mengalami siklus panjang. Dengan logika yang sama, organisasi bergerak melalui tahapan pertumbuhan yang dapat diperkirakan. Hal ini dapat digambarkan oleh Greiner (Greiner: 1972), ketika organisasi menjadi tua dan besar, ia melalui lima tahapan perkembangan yang ditunjukan oleh tahap evolusi dan revolusi (Gbr. 3.1) 3.2. Manajemen Perubahan Model manajemen perubahan yang sangat baik diartikulasikan oleh John P. Kotter (Kotter: 1996) dengan delapan langkah manajemen perubahan, yaitu (1) membangun situasi perlunya perubahan, (2) membangun koalisi atau kelompok kerja untuk perubahan, (3) membangun visi dan strategi untuk perubahan, (4) mengomunikasikan visi perubahan ke semua pihak di dalam organisasi atau organisasi, (5) melakukan perubahan melalui pemberdayaan, (6) menciptakan kemenangan atau hasil baik jangka pendek, (7) melakukan konsolidasi dan melanjutkan perubahan yang diperlukan, dan (8) menanamkan pendekatan-pendekatan baru tersebut dalam budaya kerja. Lebih lanjut, Kotter mengungkapkan setidaknya ada tiga Gbr MPOG (Sumber: Greiner, 1972) Model Greiner memberikan garis besar karakteristik setiap tahap pertumbuhan dalam suatu kerangka kerja untuk membantu melewati tahap perkembangan yang terdapat krisis-krisis. Greiner tidak menjamin, bahwa semua organisasi dapat dengan sukses melewati tahap-

4 tahap tersebut. Sama dengan seorang individu yang sedang berkembang, organisasi juga mengalami halangan atau kendala. Pelajaran yang dapat diambil dari kerangka kerja pada model ini adalah setiap tahap mempunyai karakteristik yang berbeda dengan tahapan sebelumnya. Manfaatnya, 1) model ini memberikan gambaran yang sama tentang proses perubahan, 2) dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh John Leppard, manajemen dapat mengidentifikasi dimana posisi pertumbuhan organisasi dalam kerangka pertumbuhan sehingga dapat antisipasi perubahan organisasi di masa depan. 4. Hasil Penelitian Data masukan penelitian dalam penelitian ini berasal dari 45 orang responden atau 70,3% dari jumlah semua karyawan sebanyak 64 orang, terdiri 40 orang dari karyawan golongan III ke atas dan 5 orang dari golongan I dan II, dengan tahun masuk kerja responden (TMKR) antara tahun Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, selanjutnya Tim Peneliti melakukan proses konversi data dari data kualitatif ke dalam bentuk data kuantitatif berdasarkan acuan MPOG, melalui: 1) Identifikasi Data, data masukan berupa jawaban kuesioner diidentifikasi dan dimasukan dalam sebuah sebuah table isian dari semua kuesioner ( Matrik SR). Tabel tersebut menunjukan matrik isian dari urutan nomor responden terhadap setiap nomor pertanyaan kuesioner. Jawaban dari semua responden akan dijumlahkan sesuai nomor pertanyaan (Kolom: Jumlah). 2) Klasifikasi Data, selanjutnya membuat klasifikasi data responden dari Tabel SR. untuk dapat menunjukan signifikasi hasil penelitian berdasarkan Skor Kontrol Pertumbuhan Organisasi (SPOK) (Clarke:1999, hal. 27). Klasifikasi data penelitian terdiri dari: a) Klasifikasi berdasarkan SR, klasifikasi ini dilakukan untuk memberikan data keseluruhan dari semua responden sebagai dasar analisis secara umum dalam penelitian. b).klasifikasi berdasarkan TMKR, klasifikasi ini dilakukan untuk memberikan data bagi tahap analisis penelitian berdasarkan signifikansi TMKR (Tabel 4.2). c) Klasifikasi Berdasarkan Jenis Kepegawaian Responden (JKR) berdasarkan TMKR untuk memberikan signifikansi data berdasarkan JKR, yaitu: a) Pegawai Lama (TMKR: ), berjumlah 20 orang. b) Pegawai Baru (TMKR: ), berjumlah 25 orang. Tabel 4.1. PKPO No. Pertanyaan Tahap Ke-1 Tahap Ke- 2 Tahap Ke- 3 Tahap Ke- 4 Tahap Ke- 5 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b Sumber : diadaptasi dari John Leppard (1987), (Clarke:1999, hal. 27). Tabel 4.2. TMKR No TMKR Jumlah Responden (Orang) Jumlah 45 3) Rangking data, berdasarkan hasil identifikasi data (Matrik SR) dan Tabel 4.1., dilakukan rangking data dengan cara: a) Mengklasifikasikan Kolom Jumlah dari setiap nomor pertanyaan pada Matrik SR berdasarkan klasifikasi tahap MPOG Tabel 4.1. (Tabel 4.3.) b) Membuat rangking terhadap tahapan

5 MPOG Tabel 4.1. berdasarkan Kolom Jumlah pada Matrik SR. Tabel 4.3. Rangking Data Berdasarkan Jumlah SR Rangking Tahapan MPOG Jumlah 1 1.b b b a b b a a a a Tabel 4.4. PKPO Berdasarkan Klasifikasi TMKR No. Jml SR Rangking Ke-1 Tahapan MPOG b a b b b b. Jumlah 45 Tahapan Krisis-2 : Krisis Otonomi Pertmbuhan Melalui Pendelegasian Krisis-4: Krisis Red Tape Krisis-2 : Krisis Otonomi Krisis-1: Kepemimpinan Krisis-1: Kepemimpinan Berdasarkan PKPO terhadap hasil rangking data berdasarkan klasifikasi SR (Tabel 4.3.), semua jawaban responden menunjukan bahwa posisi pertumbuhan ke-1 (1.b.) pada MPOG, yaitu sedang mengalami Krisis-1: Kepemimpinan. Dengan jumlah jawaban 167 dari 1394 jawaban atau 12% dari semua jawaban. Berdasarkan PKPO terhadap hasil rangking jawaban berdasarkan klasifikasi TMKR antara tahun 2000 sampai tahun 2005, maka posisi pertumbuhan organisasi XYZ sesuai MPOG dapat dilihat pada Tabel 4.4. Rangking jawaban berdasarkan klasifikasi JKR yaitu karyawan lama dan baru maka posisi pertumbuhan organisasi XYZ sesuai MPOG dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.5. Rangking Jawaban berdasarkan Klasifikasi JKR Rangking Tahapan MPOG Lama Jumlah JKR Tahapan MPOG Baru Jumlah 1 1.b b b b b b b b a a a a a a b b a a a a Hasilnya, berdasarkan data pada Tabel 4.5., dapat diketahui bahwa rangking tertinggi jawaban PKPO oleh responden yang tergolong pegawai lama (TMKR:

6 ) yang berjumlah 20 oran tahap-1 (1.b.) pada MPOG dengan jumlah jawaban 79 atau 11,7% dari jumlah semua jawaban. Sedangkan responden yang termasuk pegawai baru (TMKR: ) yang berjumlah 25 orang, jawaban tertinggi PKPO menunjukan posisi tahap ke-1 (1.b.) dan atau tahap ke-2 (2.b.) pada MPOG dengan jumlah masing-masing 88 jawaban atau 12,3% dari jumlah semua jawaban. 5. Analisis Hasis Penelitian Bagian ini menjelaskan analisis hasil temuan berdasarkan kerangka teori yang ada. Analisis terhadap hasil temuan dilakukan berdasarkan dua hal, yaitu penentuan posisi pertumbuhan kondisi berjalan organisasi obyek penelitian dan perkiraan posisi pertumbuhan organisasi selanjutnya berdasarkan MPOG Posisi Pertumbuhan Organisasi XYZ Saat ini Berdasarkan MPOG Berdasarkan hasil PKPO dan klasifikasi data responden meliputi SR, TMKR dan JKR, maka posisi pertumbuhan organisasi XYZ dapat dinyatakan secara umum berada pada posisi tahap ke-1 (1.b.) pada MPOG yaitu pada tahap Krisis-1: Krisis kepemimpinan, bukti dari hal ini adalah : 1. Berdasarkan rangking data dengan klasifikasi SR menunjukan bahwa dari 1394 jawaban, 167 jawaban atau 12% dari jumlah semua jawaban menjawab pertanyaan kuesioner yang menunjukan bahwa posisi pertumbuhan organisasi XYZ berada pada tahap ke-1 (1.b.) yaitu Krisis-1: Krisis kepemimpinan (Tabel 4.3.). 2. Berdasarkan rangking jawaban dengan klasifkasi TMKR menunjukan bahwa dari 5 TMKR, 2 TMKR yaitu TMKR Tahun 2004 dan TMKR Tahun 2005 menjawab pertanyaan kuesioner yang ke-1 (1.b.) yaitu Krisis-1: Krisis Kepemimpinan (Tabel 4.4.), rincian data dari hal ini adalah : a. TMKR Tahun 2004 yang terdiri dari 19 orang dan TMKR Tahun 2005 yang terdiri dari 3 orang sehingga jumlah responden kedua TMKR adalah 22 orang yang merupakan 48,9% dari jumlah SR (Tabel 4.2.) menjawab pertanyaan kuesioner yang ke-1 (1.b.) yaitu Krisis -1: Krisis Kepemimpinan (Tabel 4.4). b. Jumlah jawaban TMKR 2004 adalah 68 jawaban dari 573 jawaban atau 11.9% dari jumlah semua jawaban dan TMKR 2005 adalah 11 jawaban dari 79 jawaban atau 13,9% dari jumlah semua jawaban menjawab pertanyaan kuesioner yang ke-1 (1.b.) yaitu Krisis -1: Krisis Kepemimpinan (Tabel 4.4). 3. Berdasarkan rangking jawaban dengan klasifkasi JKR menunjukan bahwa dari 2 (dua) JKR, pegawai lama (JKR: ) dan pegawai baru (JKR: ), menjawab pertanyaan kuesioner yang ke-1 (1.b.), Krisis-1: Krisis kepemimpinan (Tabel 4.5.). Rincian datanya adalah : a. Pegawai lama yang berjumlah 20 orang (Tabel 4.2.) dengan 678 jawaban, 79 di antaranya atau 11,7% dari jumlah semua jawaban

7 ke-1 (1.b.), Krisis -1: Krisis Kepemimpinan. b. Pegawai baru yang berjumlah 25 orang (Tabel 4.2.) dengan 716 jawaban, 88 diantaranya atau 12.3% dari jumlah semua jawaban ke-1 (1.b.), Krisis -1: Krisis Kepemimpinan. Penjelasan dari hal ini adalah bahwa kondisi organisasi XYZ yang telah mencapai fase enterpreneurial, antara lain di tandai dengan respon terhadap pasar (be rdirinya beberapa jenis program pendidikan: Program Non Reguler dan Program Kelas Internasional), respon umpan balik dari pelanggan dengan cepat dan berorientasi pada tindakan nyata, umpan balik ( feedback) terjadi dengan segera (terbukanya jalur komunikasi secara langsung melalui handphone atau elektronic mail dari ke pimpinan), komunikasi antar karyawan cukup sering bersifat informal, jam kerja yang panjang jadi tidak terasa karena adanya keterlibatan dan atmosfir yang menggembirakan (organisasi non forma l dan persahabatan) dan ada upaya yang tulus untuk menghindari politik dan penyederhanaan administrasi. (Clarke:1999, hal ) Perkiraan Posisi Pertumbuhan Organisasi Masa Depan Organisasi XYZ Berdasarkan MPOG Berdasarkan pernyataan dan bukti pada Bagian 5.1. dan kerangka konseptual MPOG, maka dapat dibuat sebuah perkiraan bahwa posisi pertumbuhan selanjutnya sesuai MPOG dari organisasi XYZ, berada pada posisi pertumbuhan tahap ke-2 (2.a.), yaitu tahap pertumbuhan melalui pengarahan (Gambar 3.1. ) Penjelasan dari hal ini adalah bahwa kondisi organisasi XYZ yang telah mencapai fase enterpreneurial, antara lain di tandai dengan semakin kompleknya struktur organisasi yang mengarah ke fungsionalitas, tersentralisasi, hirarkis dan top down (Clarke:1999, hal. 14). Dan sistem yang mulai memakai standar pada operasionalnya terutama di bidang keuangan, akademik, kepegawaian dan lainnya. Pada tahap ini seorang pemimpin yang kuat dibutuhkan untuk memberikan sense of focus (indera focus) dan meletakkan dasar pengangaran, sistem komunikasi yang diperlukan untuk tercapainya efisiensi dan memungkinkan timbulnya pergumulan kekuasaan di antara manajer dalam bentuk krisis otonomi (Clarke:1999, hal. 16). 6. Penutup 6.1. Kesimpulan Penelitian ini memberikan gambaran model pertumbuhan organisasi dalam kerangka MPOG di organisasi XYZ. Model ini dibentuk berdasarkan dua asumsi, 1) berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukan secara khusus pada Bagian 4, 2) berdasarkan analisis hasil penelitian dengan memasukan interpretasi dari Tim Peneliti sesuai gambaran umum organisasi obyek penelitian di Bagian 5 Berdasarkan data hasil penelitian, secara umum dapat disimpulkan bahwa: 1. Saat ini organisasi XYZ berada pada tahap ke-1 (1.b.) MPOG, yaitu pada tahap ke-1 pertumbuhan melalui kreatifitas yang secara signifikan jenis tahap pertumbuhannya termasuk dalam tahap pertumbuhan revolusioner. 2. Selanjutnya, berdasarkan Gbr. 3.1 dan sejalan dengan penjelasan pada sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan juga bahwa perkiraan pertumbuhan organisasi XYZ akan

8 berada pada tahapan ke-2, yaitu pertumbuhan melalui pengarahan (evolusioner). 3. Fakta pada data hasil penelitian, terdapat perbedaan kecil dalam rangking data yang menyatakan rangking pertama dan kedua sesuai klasifikasi data yang telah dibuat. Pada rangking data kedua, menyatakan bahwa posisi pertumbuhan organisasi XYZ berada pada tahap ke-2 (2.b.) MPOG, Krisis-2: Krisis Otonomi. Bukti hal ini adalah : 1). Berdasarkan rangking jawaban dengan klasifkasi SR menunjukan bahwa dari 1394 jawaban, 166 jawaban atau 11,9% dari jumlah semua jawaban menjawab pertanyaan kuesioner yang menunjukan bahwa posisi pertumbuhan organisasi XYZ berada pada tahap ke-2 (2.b.) MPOG, Krisis-2: Krisis Otonomi (Tabel 4.3.). 2). Berdasarkan rangking jawaban dengan klasifkasi TMKR menunjukan bahwa dari 5 TMKR, 2 TMKR yaitu TMKR Tahun 2000 dan TMKR Tahun 2003 menjawab pertanyaan kuesioner yang ke-2 (2.b.) MPOG, Krisis -2: Krisis Otonomi (Tabel 4.4.). Bukti Rinci dari hal ini adalah : a. TMKR Tahun 2000 yang terdiri dari 7 orang dan TMKR Tahun 2003 yang terdiri dari 3 orang sehingga jumlah responden kedua TMKR adalah 10 orang yang merupakan 22.2% dari jumlah SR (Tabel 4.4.) menunjukan bahwa posisi pertumbuhan organisasi XYZ berada pada tahap ke-2 (2.b.) MPOG, Krisis-2: Krisis Otonomi (Tabel 4.4.). b. Jumlah jawaban TMKR 2000 adalah 27 jawaban dari 200 jawaban atau 13,5% dari jumlah semua jawaban dan TMKR 2003 adalah 11 jawaban dari 64 jawaban atau 17,2% dari jumlah semua jawaban menunjukan bahwa posisi pertumbuhan ke-2 (2.b.) MPOG, Krisis -2: Krisis Otonomi (Tabel 4.4.). 3).Berdasarkan rangking jawaban dengan klasifikasi JKR menunjukan bahwa dari 2 (dua) JKR, pegawai lama (JKR: ) dan pegawai baru (JKR: ) menjawab bahwa menjawab pertanyaan kuesioner yang menunjukan posisi pertumbuhan organisasi XYZ berada pada tahap ke-2 (2.b.) MPOG, Krisis-2: Krisis Otonomi (Tabel 4.5.). Rincian datanya adalah : a. Pegawai lama yang berjumlah 20 orang (Tabel 4.2.) dengan 678 jawaban, 78 diantaranya atau 11,5% dari jumlah semua jawaban ke-2 (2.b.) MPOG, Krisis -2: Krisis Otonomi. b. Pegawai baru yang berjumlah 25 orang (Tabel 4.2.) dengan 716 jawaban, 88 diantaranya atau 12.3% dari jumlah semua jawaban ke-2 (2.b.) MPOG, Krisis -2: Krisis Otonomi. 6.2 Rekomendasi Model hubungan sebab akibat dari penentuan posisi pertumbuhan organisasi yang dihasilkan dalam penelitian ini, dapat digunakan: 1) di lingkungan organisasi yang

9 menempatkan pegawai sebagai pendukung kegiatan kontrol manajemen, 2) pada pemanfaatannya sebagai kontrol internal dalam upaya pengembangan organisasi dan memiliki tingkat dukungan berdasarkan kerangka waktu, dan 3) sebagai salah satu kerangka acuan kontrol pengembangan pada organisasi. Sampel yang digunakan penelitian hanya menggunakan satu kasus pengembangan organisasi dalam satu organisasi. Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi. Penelitian berikutnya dapat menggunakan jumlah sampel penelitian yang lebih banyak dan luas lingkupnya, sehingga hasilnya dapat digunakan lebih akurat bagi pengukuran kinerja pengembangan organisasi secara umum. Perbaikan dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya dengan memberikan pertanyaan lebih dalam tentang kenapa responden tidak menentukan jenis hubungan sebab akibat untuk temuan serupa. Penelitian ini menunjukkan bahwa MPOG tidak dapat mendefinisikan indikator pengukuran kontrol pengembangan secara unik ke dalam satu definisi perspektif pengukuran. Perbaikan model MPOG dapat dilakukan pada penelitian berikutnya. Hasan, M. Iqbal. (2002), "Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya", Ghalia Indonesia, Hitt, Michael A., Ireland, R. Duane, and Hoskisson, Robert E. ( 2001), Strategic Management: Competitiveness and Globalization, 4 TH Edition; Concepts, South-Western College Publishing, USA Kotter, John P.(1996), Leading Change, Harvard Business School Press, USA, Primozic, Kenneth, Edward Promozic, and Joe Leben ( 1991), Strategic Choices: Supremacy, Survival, or Sayonara, New York: McGraw-Hill Yin, Robert K. ( 1984), "Ease Study Researeh: Design and Method", Sage Publications,. Amir, M. Taufiq ( 2004), Budaya Organisasi (Corporate Culture),, URL : 20 Agustus 2006 Sidarto, Julianto, Manajemen Perubahan: Mengganggu Sistem secara Canggih, 2004, URL : 20 Agustus Daftar Pustaka Anderson, D. and Anderson, (2001), Beyond Change Management: Advanced Strategies for Today s Transformational Leaders, San Francisco: Jossey Bass/Pffeifer Anthony, Robert N. and Dearden, John (1980), Management Control System, Homewood, Illionis: Irwin, Richrad D, 4 TH Edition Blaxter, Loraine (2001), How To Research, McGraw Hill Education, England Eohen, L., Manion, L., and Morrison, K. (2000),"Researeh Method in Education", RoutledgeFalmer,

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan menguraikan alasan mengapa suatu penelitian layak untuk dilakukan. Bagian ini menjelaskan tentang permasalahan dari sisi teoritis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi suatu bangsa. Bangsa yang maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, Ilmu

Lebih terperinci

MAKALAH ANTISIPASI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS. Arif Bachtiar Afandi Kelas 2B S1 Sistem Informasi

MAKALAH ANTISIPASI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS. Arif Bachtiar Afandi Kelas 2B S1 Sistem Informasi MAKALAH ANTISIPASI PERUBAHAN LINGKUNGAN BISNIS Arif Bachtiar Afandi 10.12.4436 Kelas 2B S1 Sistem Informasi JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai wujud aplikasi UUD 1945 Bab XIV tentang Kesejahteraan Sosial dan implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sebagaimana diatur oleh Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan a. Persepsi karyawan terhadap budaya organisasi di PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) pada saat ini cenderung berada pada situasi budaya hierarchy yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era pembangunan dewasa ini telah tumbuh dan berkembang bermacam-macam perusahaan di Indonesia baik di bidang jasa, perdagangan, maupun industri yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENGUNGKIT DALAM MENGEMBANGKAN BISNIS

PENGGUNAAN PENGUNGKIT DALAM MENGEMBANGKAN BISNIS PENGGUNAAN PENGUNGKIT DALAM MENGEMBANGKAN BISNIS Idris Gautama 1 ABSTRACT Many businesses do not perform optimally because of the leveraging factors. This article eplains the term leveraging, its factors,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi menjadi salah satu isu utama yang mendorong perusahaan menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk senantiasa

Lebih terperinci

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015

SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 SURVEI KESIAPAN MANAJEMEN PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL KAMPOENG KIDZ KOTA BATU BERDASARKAN STANDART ISO 9001:2015 Julistyana Tistogondo, Wendi Kurniawan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan aset yang paling berharga dalam perusahaan karena sebagai ujung tombak perusahaan sehingga praktek manajemen Sumber Daya Manusia atau SDM harus diperhatikan

Lebih terperinci

Kata kunci : Iklim, Iklim Organisasi, Litwin & Stringer

Kata kunci : Iklim, Iklim Organisasi, Litwin & Stringer ABSTRAK CHIKA ANINDYAH HIDAYAT. Gambaran Mengenai Iklim Organisasi pada Pegawai Biro Umum Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. Iklim Organisasi merupakan sesuatu yang dihayati sebagai pengaruh subjektif

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER F-0653 Issue/Revisi : A1 Tanggal Berlaku : 30 Januari 2016 Untuk Tahun Akademik : 2016/2017 Masa Berlaku : 4 (empat) tahun Jml Halaman : 19 halaman Mata Kuliah : Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS

MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS MATERI 1 ARTI PENTING PERENCANAAN STRATEGIS 1.1. Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana

Lebih terperinci

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Desain Organisasi untuk Peningkatan Produktivitas Menyederhanakan Mengurangi jumlah lapisan (layer) Mengurangi dan menghilangkan birokrasi Meng-Empower karyawan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN R&,R7 SIMPlJL..\N DAN ~ARAN 7.1. Simpulan Berdasarkan ura~an pembahasan yang ditujukan untuk menjawab permasalahan yang ada, dapat disebutkan beberapa simpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN Suto Prabowo Abstrak Peningkatan mutu pendidikan harus ditingkatkan terus menerus dan berkesinambungan. Total Quality Management adalah salah satu model

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama mata kuliah : Manajemen Strategik Pariwisata

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama mata kuliah : Manajemen Strategik Pariwisata DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA GD. FPIPS JL. DR. SETIABUDHI NO.229 TLP. 2014179 BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dalam dunia usaha sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang telah ditentukan. Dengan

Lebih terperinci

BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Atas dasar hasil analisis dan pembahasan, maka simpulan yang dapat diberikan adalah: 1. PT. CJSP telah merumuskan dan mengimplementasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul , BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dewasa ini perkembangan teknologi dan pengetahuan yang semakin berkembang mengharuskan kita untuk dapat menghadapi tuntutan dan tantangan yang ada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi dan persaingan merupakan faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan jangka panjang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam setiap aspek kehidupan manusia, misalnya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif dalam setiap aspek kehidupan manusia, misalnya kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya faktor ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, teknologi, dan lain-lain. Dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI

MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI MANAJEMEN PERUBAHAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI A'ang Subiyakto 1) 1) Program Studi Sistem Informasi,Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen perusahaan yang baik merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER PETUNJUK PENGISIAN Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian A merupakan pertanyaan umum dan bagian B merupakan pertanyaan khusus. Jika Bapak/Ibu berkeberatan untuk mencantumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menjadi pilihan pelanggan (beyond telco). Kompetisi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menjadi pilihan pelanggan (beyond telco). Kompetisi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam lingkungan industri bisnis telekomunikasi di Indonesia semakin cepat berubah, sehingga tantangan masa sekarang dan masa yang akan datang tidak hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. juga dituntut untuk memberikan kualitas yang terbaik dalam produk maupun jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. juga dituntut untuk memberikan kualitas yang terbaik dalam produk maupun jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini membuat persaingan semakin ketat antar perusahaan yang ada di dunia. Segala upaya dilakukan untuk menjadi

Lebih terperinci

LEADERSHIP OF CARLOS GHOSN AT NISSAN Oleh: Ariefka Sari Dewi, M.B.A. Nissan Automobile merupakan perusahaan manufaktur kendaraan (mobil) yang

LEADERSHIP OF CARLOS GHOSN AT NISSAN Oleh: Ariefka Sari Dewi, M.B.A. Nissan Automobile merupakan perusahaan manufaktur kendaraan (mobil) yang LEADERSHIP OF CARLOS GHOSN AT NISSAN Oleh: Ariefka Sari Dewi, M.B.A. Nissan Automobile merupakan perusahaan manufaktur kendaraan (mobil) yang terletak di Jepang. Pada 1990, Nissan mengalami keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi merupakan kumpulan nilai-nilai yang membantu anggota organisasi memahami tindakan yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima dalam organisasi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat serta ditunjang inovasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah era efisiensi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior. Judul : Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada UD. Kariasih di Mengwi Badung Nama : I Putu Adi Satyawan NIM :

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pembelajaran yang terorganisasi timbul melalui serangkaian proses penciptaan dan perolehan gagasan-gagasan, pengetahuan dan pendekatanpendekatan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur organisasi. Tatap Muka Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA MODUL PERKULIAHAN ORGANIZATION THEORY AND DESIGN POKOK BAHASAN : Struktur Organisasi Fakultas Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 09 35008 Abstract Kompetensi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dalam industri yang berbasis teknologi, inovasi sangat diperlukan untuk meraih keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Untuk mengoptimalkan inovasi, pengelolaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan keberlangsungan hidup organisasi karena budaya terkait dengan nilai-nilai

I. PENDAHULUAN. dan keberlangsungan hidup organisasi karena budaya terkait dengan nilai-nilai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Budaya organisasi adalah faktor penting yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan hidup organisasi karena budaya terkait dengan nilai-nilai bersama yang diyakini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan mengenai metodologi penelitian, yaitu langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, dimulai dari proses perencanaan hingga pembuatan laporan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 21 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 12: PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami tentang pandangan

Lebih terperinci

STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI. Oleh: Dra. SURYATI, SE. Dosen Tetap pada STIA ASMI SOLO ABSTRAK:

STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI. Oleh: Dra. SURYATI, SE. Dosen Tetap pada STIA ASMI SOLO ABSTRAK: STRATEGI AKUISISI DAN RESTRUKTURISASI Oleh: Dra. SURYATI, SE. Dosen Tetap pada STIA ASMI SOLO ABSTRAK: Perkembangan dan perubahan usaha yang sedemikian cepat menuntut para pelaku usaha untuk mencari terobosan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Research Design case

BAB III METODOLOGI. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Research Design case BAB III METODOLOGI 3.1 Research Design Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Research Design case study, lebih tepatnya explanatory case study (Yin, 1996) yaitu sebuah case study yang mengungkapkan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Judul Mata Kuliah : Pengantar Manajemen Kode/ SKS : MKKK 104 / 3 SKS Deskripsi Singkat : Memberikan pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Carter, William K. and Milton F. Usry Cost Accounting. Thirteenth Edition. Ohio : South Western Publishing Co. DAFTAR KEPUSTAKAAN Blocher, Edward, Kung H. Chen, and Thomas W. Lin. 2002. Cost Management: A Strategic Emphasis. International Edition. New York: McGraw- Hill Companies International, Inc. Carter, William

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara berkembang seperti Indonesia, kemajuan sektor industri sangat berpengaruh bagi perekonomian negara. Salah satu industri yang menunjukan perkembangan

Lebih terperinci

. Memilih Strategi Perubahan di Organisasi atau Perusahaan

. Memilih Strategi Perubahan di Organisasi atau Perusahaan . Memilih Strategi Perubahan di Organisasi atau Perusahaan Oleh: Wahyu Saripudin (A student of Master of Management Universitas Gadjah Mada)... A. Pendahuluan Perubahan merupakan keniscayaan bagi semua

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN A. Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1. Kepuasan komunikasi organisasional memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kepuasan kerja.

Lebih terperinci

PERBEDAAN CORPORATE VISIONING

PERBEDAAN CORPORATE VISIONING PERBEDAAN CORPORATE VISIONING ANTARA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program Studi Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI

BABII LANDASAN TEORI BABII LANDASAN TEORI 1.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kini dan di masa depan, organisasi pasti mengalami lingkungan bisnis yang sangat komplek. Organisasi dituntut untuk saling berkompetisi, tidak hanya mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, Iptek dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, Iptek dan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan bangsa. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, Iptek dan sosial perguruan tinggi

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

Gambar I.1 Jumlah Penduduk Muslim di Dunia

Gambar I.1 Jumlah Penduduk Muslim di Dunia BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat. Terdapat berbagai jenis bisnis yang sedang berkembang di Indonesia, seperti bisnis di bidang makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiaan Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompleks ini, bank tumbuh dan berkembang seiring dengan makin meningkatnya kebutuhan akan jasa di

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari perusahaan-perusahaan lain, situasi ekonomi, situasi politik dan lainnya. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia (SDM) dalam perusahaan memegang peranan sangat penting dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Potensi setiap SDM yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bawah naungan pemerintah dalam menghadapi tekanan- tekanan untuk

BAB I PENDAHULUAN. di bawah naungan pemerintah dalam menghadapi tekanan- tekanan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini perusahaan swasta maupun perusahaan yang di bawah naungan pemerintah dalam menghadapi tekanan- tekanan untuk berubah, mereka dituntut

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas perusahaan yaitu budaya perusahaan. Setiap organisasi atau perusahaan memiliki budaya khas yang dominan di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto KONSEP STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASI STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Manajemen Strategi Bisnis Saat ini sebagian besar organisasi menyadari bahwa strategi sistem informasi harus dikembangkan dalam konteks

Lebih terperinci

PELAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PT PEMBANGKITAN JAWA BALI

PELAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PT PEMBANGKITAN JAWA BALI PELAPORAN BIAYA KUALITAS SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PT PEMBANGKITAN JAWA BALI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 : BESAR UKURAN ORGANISASI KECIL. bayi remaja dewasa UMUR ORGANISASI. Krisis???? Krisis birokrasi

Lampiran 1 : BESAR UKURAN ORGANISASI KECIL. bayi remaja dewasa UMUR ORGANISASI. Krisis???? Krisis birokrasi Lampiran 1 : Salah satu model pertumbuhan organisasi diperkenalkan oleh Greiner 1). Larry E. Greiner : Evolution and Revolution as Organization Grow. Harvard Business Review, 50 (July-August 1972). hal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini yang ditandai dengan era globalisasi, menuntut perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia untuk dapat bersaing agar tetap

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Judul Mata Kuliah : Manajemen Strategik Kode/ SKS : / 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata kuliah ini merupakan integrasi

Lebih terperinci

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan tersebut. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan tersebut. Banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaku bisnis dalam menjalankan perusahaannya harus memperhatikan lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal dan lingkungan eksternal sangat berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi keuntungan/ profit oriented. Beberapa perusahaan yang telah melakukannya adalah Home Depot

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI UNIVERSITAS GUNADARMA. Program D3 Bisnis dan Kewirausahaan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI UNIVERSITAS GUNADARMA. Program D3 Bisnis dan Kewirausahaan RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 15/08/2016 Tanggal revisi 04/02/17 Fakultas Program D3 Bisnis dan Kewirausahaan Program

Lebih terperinci

Pengaruh Strategi Keunggulan Bersaing Terhadap Industri Kecil (Studi pada Industri Keramik Dinoyo)

Pengaruh Strategi Keunggulan Bersaing Terhadap Industri Kecil (Studi pada Industri Keramik Dinoyo) Pengaruh Strategi Keunggulan Bersaing Terhadap Industri Kecil (Studi pada Industri Keramik Dinoyo) Zainul Arifin Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Abstrak Setiap pengusaha tentu menginginkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Metode pemilihan pemasok kawat pada perusahaan Medion berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor sosiologis, teknologi, ekonomi dan

Lebih terperinci

Materi Minggu 5. Pengembangan Kemampuan Konsep dalam Audit Strategik dan Metode Kasus

Materi Minggu 5. Pengembangan Kemampuan Konsep dalam Audit Strategik dan Metode Kasus M a n a j e m e n S t r a t e g i k 22 Materi Minggu 5 Pengembangan Kemampuan Konsep dalam Audit Strategik dan Metode Kasus 5.1 Kemampuan Konsep dalam Bisnis Pada abad ke-20 di era industri-industri raksasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perhatian khusus karena unsur tersebut yang mengendalikan unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perhatian khusus karena unsur tersebut yang mengendalikan unsur-unsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan elemen organisasi yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus karena unsur tersebut yang mengendalikan unsur-unsur yang lainnya.sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demokrafi, geografis, jenis bisnis, lingkungan bisnis, serta dampak globalisasi, mengharuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penyusunan thesis ini adalah berdasar kepada metodologi yang buat oleh john ward yang sudah disesuaikan dengan tools

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat penting karena

Lebih terperinci

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi Perilaku pegawai tidak terlepas dengan budaya organisasi. Menurut Kotter dan Hesket, budaya organisasi merujuk pada nilai-nilai yang dianut bersama oleh orang dalam

Lebih terperinci

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Identifikasi faktor internal dengan menggunakan model The Three

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan suatu organisasi bisa dilihat dengan jelas bahwa salah satu sumber daya yang paling penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis di Indonesia sekarang ini, perusahaan dituntut untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kerja dan kuantitas kerja pelayanannya.

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar sanggup bertahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori-teori yang menjadi landasan studi kasus. Adapun teori yang akan dibahas adalah teori yang mendasari pengertian strategi dan pengertian manajemen perubahan 2.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Keadaan perekonomian akhir-akhir ini membuat setiap perusahaan harus memperhatikan dengan baik setiap hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap perusahaan atau entitas didirikan dengan suatu tujuan tertentu. Tujuan ini menentukan ke arah mana suatu perusahaan atau entitas ini beroperasi. Namun secara

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Visi dan misi adalah merupakan dasar terbentuknya suatu perusahaan. Hal tersebut dapat digunakan dalam pembuatan perencanaan strategis. Visi dan misi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan persepsi..., Reza Baizuri, FE UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembahasan tentang kepemimpinan telah menjadi pembahasan hangat di berbagai ranah disiplin ilmu, ilmu sosial (social science), humaniora, ilmu politik, psikologi,

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR

GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR 27 GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL PADA CV. SUMBER MAKMUR Florensia Limantara dan Roy Setiawan Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral yang terjadi dalam setiap perusahaan. Bagaimana kreatifitas dan dinamikanya

Lebih terperinci