BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Sejarah Walikota Jakarta Barat. penduduk dan sarana prasarana kota yang memadai.

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Sejarah Walikota Jakarta Barat Latar Belakang Jakarta Barat merupakan salah satu bagian dari Wilayah DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dituntut untuk terus-menerus mengembangkan diri sesuai dengan dinamika pembangunan yang berkembang dan semakin maju. Jakarta Barat dihadapkan pada berbagai persoalan ekonomi, penduduk dan sarana prasarana kota yang memadai. Jakarta Barat merupakan salah satu wilayah yang berbatasan dengan salah satu daerah penyangga bagian barat Ibukota yaitu Kota Tangerang, memiliki penduduk yang sangat majemuk dengan mobilitas yang tinggi. Jakarta Barat merupakan salah satu wilayah yang sangat cepat perkembangannya di Indonesia. Hal ini ditandai dengan pembangunan di berbagai bidang seperti Jakarta Outer Ring Road (JORR), pemukiman penduduk dari kelas menengah hingga kelas atas seperti Puri Kembangan, Taman Kebon Jeruk, Green Lake City, Puri Mansion dan lain-lain. Fenomena di atas telah mendorong tumbuh pesatnya sektor ekonomi. Berbagai pusat perbelanjaan berkembang dengan pesat 1

2 seperti, Mall Taman Anggrek, Mall Ciputra, Central Park, dan lainnya. Pembangunan Sentra Primer Baru Barat (SPBB) Kembangan tepatnya di seputar Kawasan Kantor Walikota Jakarta Barat. Efek dari pembangunan SPBB di Kembangan merambah ke Wilayah lain seperti di Kebon Jeruk yang terlihat mulai banyaknya apartemen, di kalideres muncul berbagai perumahan Elite serta pusat-pusat perbelanjaan. Jakarta Barat juga memiliki potensi pengembangan industri kecil bahkan dengan pangsa eksport. Diantaranya sentra konveksi pakaian (jean) di Kelurahan Sukabumi Selatan Kecamatan Kebon Jeruk, Sentra Bunga Rawa Belong yang merupakan pangsa bunga terbesar di Jakarta bahkan di Indonesia yang setiap hari beromzet perdagangan bunga segar mencapai miliaran rupiah. Disamping di Jakarta Barat terdapat pula pusat perdagangan elektronik terbesar di Jabodetabek yaitu di Glodok Kecamatan Tamansari. Potensi lain dari Jakarta Barat terdapat Sentra Anggrek di Kebon Jeruk, dan Sentra Ikan Cupang di Palmerah, dimana Anggrek dan Cupang tersebut menjadi ikon Jakarta Barat yang diabadikan dalam bentuk logo Kota Administrasi Jakarta Barat. Potensi Wisata Alam seperti Hutan Kota Srengseng (HKS) di Kembangan sebagai paru-paru kota yang didalamnya terdapat danau yang berfungsi sebagai resapan atau penampung air. 2

3 Potensi wisata lainnya adalah kekayaan budaya tradisional Betawi. Ragam budaya asli ini diantaranya Seni Tradisional Qasidah, Marawis, Gambang Kromong, Lenong, Pencak Silat dan berbagai tarian Betawi. Festival-festival seni dan budaya juga gencar dilakukan di Jakarta Barat untuk melestarikan budaya Betawi dan memperkaya khasanah budaya Jakarta seperti Festisal Budaya Betawi dan Festival Ramadhan. Di samping sebagai pusat kegiatan ekonomi, Jakarta Barat juga kondusif sebagai pusat pendidikan. Berbagai perguruan tinggi berdiri di wilayah Jakarta Barat antara lain : Universitas Tri Sakti, Universitas Taruma Negara (UNTAR), Universitas esa Unggul, Universitas Mercu Buana, Universitas Bina Nusantara, Universitas Krida Wacana (UKRIDA). Perkembangan pembangunan yang sangat pesat di samping menimbulkan dampak positif bagi kehidupan masyarakat, juga menimbulkan dampak negatif seperti narkoba, kemacetan transportasi, dan sebagainya. Permasalahan ini terus menjadi perhatian Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat untuk terus berupaya memperbaiki diri seiring perkembangan zaman yang semakin modern dan maju. 3

4 1.1.2 Sejarah Walikota Jakarta Barat Jakarta Barat terkenal dengan peninggalan masa kolonial Belanda seperti Gedung Balai Kota (kini menjadi Museum Sejarah), Kawasan Pecinan (Glodok) dan sejumlah masjid tua serta benteng-benteng pertahanan masa awal pendudukan Belanda di Batavia. Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 1978, wilayah DKI Jakarta di bagi menjadi 5 (lima) wilayah kota administratif. Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat merupakan salah satu bagian yang memiliki kedudukan setingkat dengan kotamadya Tingkat II. Walikota yang bertanggung jawab langsung kepada Gubenur KDKI Jakarta Berdasarkan Penetapan Presiden RI No.2 Tahun 1961 tentang pemerintahan DKI Jakarta dan penjelasan undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah di daerah, bahwa tugas, wewenang dan kewajiban Walikota adalah menjalankan pemerintahan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah. Pusat pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Barat saat ini berada di jl. Raya Kembangan No. 2 Kec. Kembangan, yang sebelumnya beralamat di jl. Raya S. Parman No. 2 kecamatan Grogol Petamburan. 4

5 Tugas-tugas tersebut meliputi bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, kesejahteraan masyarakat, sosial politik, agama, tenaga kerja, pendidikan, pemuda dan olahraga. Kependudukan perekonomian dan pembangunan fisik prasarana lingkungan serta bidang-bidang lain yang ditetapkan oleh Gubenur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Perlu dicatat pula bahwa pemukiman maupun kepadatan penduduk tidak merata. Penduduk yang pekerjaannya sebagai buruh kasar, pedagang kecil, jasa dan lain-lain memadati wilayah kecamatan Tambora dan Taman Sari, karena lokasi ini dekat dengan sentra (pusat) perdagangan, jasa dan perkantoran. Pemukiman di daerah sangat padat penduduk seperti kelurahan Kali Anyar sudah tidak layak huni dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Geografi Wilayah kotamadya Jakarta Barat terletak antara BT dan LU dengan luas wilayah ha atau km 2 (SK Gub.171 / 2007) terdiri dari 8 Kecamatan, 56 Kelurahan, 580 RW, RT. Berada sebagian di daratan rendah pantai Utara dan menjorok ke Selatan dimanfaatkan sebagai area pemukiman dan pertanian serta industri. 5

6 Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Administrasi Jakarta Barat memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : di sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Jakarta Utara, sebelah Timur berbatasan dengan Jakarta Pusat, sebelah Selatan berbatasan dengan provinsi Banten dan sebelah Barat berbatasan dengan Kota Tangerang. Demografi Jumlah Penduduk : jiwa (Sensus Penduduk 2010) Kepadatan : jiwa/km 2 Pertumbuhan Penduduk : 1,83 % Topografi Wilayah yang berdasarkan dengan pantai Utara dan menjorok ke arah Selatan dengan ketinggian 7 m di atas permukaan laut, keadaan tanah bervariasi landai. Wilayah Jakarta dilalui oleh 7 sungai yang digunakan sebagai sumber air, perikanan dan bisnis perkotaan. Iklim Suhu sepanjang tahun berkisar antara dengan curah hujan rata-rata 2000 m 2 per tahun, curah hujan paling tinggi pada bulan Januari dan Februari. 6

7 BPP Sentra primer baru Jakarta Barat Dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) DKI Jakarta Tahun 2005, sebagaimana yang ditetapkan dalam perda No. 5 tahun 1984 disebutkan bahwa prioritas pengembangan perkotaan (Urban Grouwth Areas) diproyeksikan pada Wilayah Pengembangan (WP) di Barat dan Timur dengan memberikan kemudahan-kemudahan baru untuk merangsang pertumbuhan kedua kawasan tersebut, yaitu dengan pembangunan Sentra Baru di Barat dan Timur. Beberapa instruksi dan SK Gubenur KDKI Jakarta telah dikeluarkan untuk melaksanakan kebijakan tersebut diatas, antara lain : Instruksi Gubenur KDKI Jakarta No /VII/1984, perihal : Pengamanan Rencana Lokasi Primer Baru di Barat dan Timur. SK Gubenur KDKI Jakarta No. 624 Tahun 1987 tanggal 10 April 1986 tentang Penguasaan Perencanaan / Peruntukan Bidang Tanah seluas 5,5 Ha yang terletak di Kelurahan Kembangan Kecamatan Kembangan Jakarta Barat untuk lokasi Kantor Walikota madya Jakarta Barat. SK Gubenur KDKI No. 767 Tahun 1987 tentang Penguasaan Perencanaan Peruntukan Bidang Tanah untuk Pelaksanaan 7

8 Pembangunan Sentra Primer Baru Barat terletak di Kelurahan Kembangan seluas ± 125Ha di Wilayah Kembangan Barat. Dibutuhkan SPB Barat sebagai badan pengelola wilayah pertumbuhhan baru yang mencangkup kegiatan pemerintah, perdagangan, perkantoran dan pemukiman. SK Gubenur No Tahun 1989 tentang pembentukan organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola Pembangunan Sentra Primer Baru Barat Daerah Khusus Ibukota Jakarta Badan Pengelola Pembangunan Sentra Primer Baru Barat yang luasnya ± 125 Ha diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan pembangunan kota (Urban Grouth Central) di Wilayah Barat, Pengembangan SPB dimaksudkan juga untuk penyebaran kegiatan perdagangan, perkotaan dan pemukiman, termasuk penyebaran penduduk yang masih memadati Kecamatan Tambora dan Taman Sari. Untuk jangka panjang berkembang SPB Barat dapat mengurangi kepadatan Blok M di Jakarta Selatan, Pasar Senin Jakarta Pusat dan Jatinegara Jakarta Timur. 8

9 Visi dan Misi Walikota Jakarta Barat Visi Terwujudnya Kota Administrasi Jakara Barat yang berorientasi kepada pelayanan publik menuju kota jasa dan wisata berbasis masyarakat Misi Meningkatkan koordinasi dan pengendalian pelayanan publik kota Administrasi Jakarta Barat. Meningkatkan koordinasi dan pengendalian kota wisata. Meningkatkan koodinasi dan pengendalian kota perekomian berbasis masyarakat. Meningkatkan koordinasi dan pembinaan wilayah kerja kota Administrasi Jakarta Barat kompetensi dan kesadaran hukum aparatur. Meningkatkan koordinasi dan pengendalian kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana publik serta pemanfaatan ruang terbuka dan kualitas lingkungan hidup. Meningkatkan koordinasi dan pengedalian kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Meningkatkan koordinasi dan pengendalian ekonomi kota, serta melakukan pengelolaan keuangan, aset serta ketatausahaan yang efisien, efektif dan transparansi serta akuntabel. 9

10 1.2 Tujuan, Tugas dan Fungsi Unit Kerja Tujuan Dari Unit Kerja Setiap bagian dari pemerintahan yang melakukan kegiatan pasti telah menetapkan suatu tujuan yang telah direncanakan dengan matang. Dan dengan adanya penetapan dan tujuan yang jelas, maka dapat mengarahkan pemerintahan ini dengan baik. Dalam pelaksanaan magang ini, saya ditempatkan di Bagian Perekonomian. Bagian Perekonomian ini merupakan unit kerja kota Administrasi dalam pelaksanaan perumusan kebijakan operasional serta pengkoordinasian, pengendalian, pemantauan, dan evaluasi koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan, perindustrian dan energi, kelautan, pertanian, dan ketahanan pangan, kepariwisataan dan kebudayaan, usaha perhubungan dan transportasi serta tenaga kerja dan transmigrasi Tugas Unit Kerja Bagian Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan operasional serta pengoordinasian, pengendalian, pemantauan dan evaluasi kooperasi, usaha mikro, kecil dan menengah dan perdagangan, perindustrian dan energi, kelautan, pertanian dan ketahanan pangan, kepariwisataan dan kebudayaan, usaha perhubungan dan transportasi serta tenaga kerja dan transmigrasi. 10

11 1.2.3 Fungsi Unit Kerja Untuk melaksannakan tugas sebagaimana yang dimaksud Bagian Perekonomian ini mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Bagian Perekonomian. b. Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Bagian Perekonomian. c. Penghimpunan dan penyiapan bahan penyusun kebijakan operasional Bidang Perekonomian. d. Penyusunan kebijakan operasional koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah dan perdagangan, perindustrian dan energi, kelautan, pertanian dan ketahanan pangan, kepariwisataan dan kebudayaan, usaha perhubungann dan transportasi serta tenaga kerja dan transmigrasi. e. Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan operasional koperasi, usaha mikro kecil, dan menengah dan perdagangan perindustrian dan energi, kelautan pertanian dan ketahanan pangan, kepariwisataan dan kebudayaan, usaha perhubungan dan transportasi serta tenaga kerja dan transmigrasi. f. Pengendalian, pemantauan dan evaluasi kebijakan operasional koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah perdagangan, perindustrian energi, kelautan, pertanian dan ketahanan pangan, 11

12 kepariwisataan dan kebudayaan, usaha perhubungan dan transportasi serta tenaga kerja dan transmigrasi. g. Pelaksanaan kegiatan fasilitas pemantauan dan pengendalian pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran suku dinas yang termasuk bidang perekonomian. h. Pelaksanaan kegiatan pengoordinasian, pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi suku dinas yang termasuk bidang perekenomian. i. Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi bagian perekonomian. 1.3 Hubungan Kerja dengan Unit Lain Hubungan kerja Bagian Perekonomian dengan subbagian lain terjalin dengan baik dan efektif, jika dilihat dari bidang-bidang dan susunan kerjanya, yang dimana kesemuanya saling mendukung. Adapun penulis akan membahas sekilas tentang hubungan kerja Bagian Perekonomian dengan sub-sub lainnya, yaitu: 1. Subbagian Kepariwisataan dan Ketenagakerjaan merupakan Satuan Kerja Bagian Perekonomian dalam pelaksanaan kegiatan perumusan kebijakan operasional serta pengkoordinasian, pengendalian, pemantauan dan evaluasi kepariwisataan dan ketenagakerjaan. 12

13 2. Subbagian Kelautan dan Perhubungan merupakan Satuan Kerja Bagian Perekonomian dalam pelaksananaan kegiatan perumusan kebijakan operasional serta pengkoordinasian, pengendalian, pemantauan dan evaluasi kelautan, pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, ketahanan pangan dan usaha perhubungan. 3. Subbagian Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan merupakan Satuan Kerja Bagian Perekonomian dalam pelaksanaan kegiatan perumusan kebijakan operasional serta pengkoordinasian, pengendalian, pemantauan dan evaluasi koperasi, perindustrian dan perdagangan. 1.4 Tujuan Magang dan Penulisan Laporan Magang Tujuan Magang Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan magang ini adalah sebagai berikut: a. Sebagai wadah praktik nyata pada dunia kerja tentang ilmu yang sudah di dapat di perkuliahan. b. Sebagai pengetahuan tentang bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya. c. Menambah wawasan penulis mengenai dunia kerja secara langsung. d. Sebagai sarana untuk penulisan tugas akhir dari penulis. 13

14 1.4.2 Tujuan Penulisan Laporan Magang a. Sebagai sarana untuk mengembangkan daya penalaran yang kritis serta kreatif. b. Melatih serta mengembangkan kemampuan berfikir penulis dalam melakukan kegiatan di dunia kerja. c. Sebagai sarana untuk menunjukan kemampuan dalam mengidentifikasi, menganalisa dan menginterprestasi suatu masalah dalam dunia kerja. 14