ANALISIS UNSUR DALAM BUTIR DARAH HIPERTENSI DAN NON-HIPERTENSI MENGGUNAKAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON WAHYU SUGIARTO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS UNSUR DALAM BUTIR DARAH HIPERTENSI DAN NON-HIPERTENSI MENGGUNAKAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON WAHYU SUGIARTO"

Transkripsi

1 ANALISIS UNSUR DALAM BUTIR DARAH HIPERTENSI DAN NON-HIPERTENSI MENGGUNAKAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON WAHYU SUGIARTO DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 ABSTRAK WAHYU SUGIARTO. Analisis Unsur dalam Butir Darah Hipertensi dan Non-hipertensi Menggunakan Metode Analisis Aktivasi Neutron. Dibimbing oleh ETI ROHAETI dan Th. RINA MULYANINGSIH. Komposisi unsur-unsur dalam darah diduga berkaitan dengan timbulnya hipertensi. Dalam penelitian ini, unsur dalam cuplikan butir darah hipertensi dan non-hipertensi dianalisis menggunakan metode analisis aktivasi neutron (AAN). Analisis kualitatif menunjukkan 34 unsur berhasil dideteksi dalam cuplikan butir darah hipertensi dan 38 unsur pada non hipertensi. Namun, dari jumlah tersebut hanya sembilan unsur layak dianalisis secara kuantitatif, yang memiliki kesalahan penghitungan kurang dari 10%, yaitu Na, Cl, K, Br, Zn, Rb, Co, Fe, dan Cs. Konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam butir darah hipertensi berturut-turut sebesar 5665,87; 6460,70; 6630,71; 11,85; 29,78; 27,79; 0,56; 2522,50; dan 0,33 mg/kg. Sementara, konsentrasi dalam butir darah non hipertensi masing-masing sebesar 4615,37; 6677,14; 6657,36; 11,53; 26,87; 27,43; 0,34; 18440,4; dan 0,18 mg/kg. Berdasarkan hasil uji regresi logistik biner, unsur Co dan Cs memiliki hubungan positif terhadap timbulnya penyakit hipertensi. Sebaliknya, unsur Fe memiliki hubungan negatif. ABSTRACT WAHYU SUGIARTO. Elemental Analysis of Hypertension and Non-hypertension Packed Blood Cells Using Neutron Activation Analysis Method. Supervised by ETI ROHAETI and Th. RINA MULYANINGSIH. The composition of elements in blood is presumed to be correlated with hypertension. In this research, elements in hypertension and non-hypertension of packed blood cells were analyzed using neutron activation analysis (NAA) method. The qualitative analysis detected 34 elements in hypertension packed blood cells and 38 elements in nonhypertension blood cells. However, only 9 elements from those suitable to be reported quantitatively based on errors below 10%, i.e. Na, Cl, K, Br, Zn, Rb, Co, Fe, and Cs. The concentration of those elements in hypertension packed blood cells were ; ; ; 11.85; 29.78; 27.79; 0.56; ; dan 0.33 mg/kg, respectively. Meanwhile, the concentration of those elements in non-hypertension packed blood cells were ; ; ; 11.53; 26.87; 27.43; 0.34; ; dan 0.18 mg/kg, respectively. The result of binary logistic regression showed that Co and Cs have positive relation with hypertension. Conversely, Fe has negative relation.

3 ANALISIS UNSUR DALAM BUTIR DARAH HIPERTENSI DAN NON-HIPERTENSI MENGGUNAKAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON WAHYU SUGIARTO Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Kimia DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

4 Judul : Analisis Unsur dalam Butir Darah Hipertensi dan Non-hipertensi Menggunakan Metode Analisis Aktivasi Neutron Nama : Wahyu Sugiarto NIM : G Menyetujui Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Dra. Eti Rohaeti, M.Si Ir. Th. Rina Mulyaningsih, M.Si NIP NIP Mengetahui Ketua Departemen Prof. Dr. Ir. Tun Tedja Irawadi, MS NIP Tanggal lulus:

5 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai November 2010 di Medical Centre PT. Gunung Madu Plantations, Lampung, Gedung 42 Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir, dan Gedung 31 Pusat Reaktor Serba Guna, BATAN, PUSPIPTEK, Serpong. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Dra. Eti Rohaeti, M.Si dan Ir. Th. Rina Mulyaningsih, M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan solusi selama penulis melaksanakan penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada dr. Evi Meiselma atas izin yang diberikan kepada penulis untuk pengambilan cuplikan di Medical Centre PT. Gunung Madu Plantations. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua, adik, dan Ria Astria atas doa, kasih sayang, motivasi, dan perhatian yang diberikan selama penulis menyusun karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tarigan, Bapak Alfian, dan Bapak Shaleh, atas arahan yang diberikan selama penelitian di Medical Centre PT. Gunung Madu Plantations dan di Gedung 42 Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir. Tak lupa, ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan (Fiul, Ridho, Tito, Tyas, Anis, Wahyu) atas bantuan, motivasi, diskusi, serta kebersamaan selama penulis menempuh studi dan menjalankan penelitian. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Mei 2011 Wahyu Sugiarto

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Lampung pada tanggal 12 Mei 1989 dari Ayah Hadi Sukoco dan Ibu Sugiarti. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan studi di SMAN 1 Terbanggi Besar, Lampung Tengah pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti masa perkuliahan penulis pernah aktif dalam organisasi kemahasiswaan Serambi Ruhiyah Mahasiswa FMIPA-IPB, dan Ikatan Mahasiswa Kimia IPB. Selain itu, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia Analitik Layanan di Laboratorium Kimia Analistik-Departemen Kimia IPB pada tahun Penulis juga berkesempatan melaksanakan kegiatan praktik lapangan di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Serpong pada Tahun 2009.

7 DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... Halaman DAFTAR TABEL... viii DAFTAR LAMPIRAN... PENDAHULUAN... 1 TINJAUAN PUSTAKA Darah... 1 Unsur Mineral dalam Tubuh... 2 Hipertensi... 2 Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)... 3 Metode Komparatif dan k0-aan... 3 Spektrometer-γ... 4 BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat... 4 Metode Penelitian... 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Cuplikan Darah... 6 Kontrol Mutu... 6 Unsur dalam Butir Darah Hipertensi dan Non Hipertensi... 7 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan... 9 Saran... 9 DAFTAR PUSTAKA... 9 LAMPIRAN viii viii

8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Tingkat-Tingkat Penyakit Hipertensi Hasil Kontrol Mutu SRM A-13 Dengan Metode k 0 -AAN Kisaran dan Rerata Kadar Unsur dalam Butir Darah Hipertensi dan Non-hipertensi Hasil Uji Regresi Logistik Biner dengan Peranti Lunak Minitab... 8 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Konfigurasi Spektrometer-γ Diagram Alir Penelitian Grafik Sumber Standar Ba-133, Cs-137, dan Co Spektrum Cuplikan Iradiasi Pendek Kode SNB Spektrum Cuplikan Iradiasi Sedang Kode MNB 22-1D2L Spektrum Cuplikan Iradiasi Panjang Kode LNB Data Hasil Proses Penarikan Contoh Hasil Analisis Kualitatif Unsur dalam Butir Darah Hipertensi dan Non-hipertensi Kadar Unsur Na, Cl, dan K pada Setiap Cuplikan Butir Darah Non-hipertensi Kadar Unsur Br, Zn, dan Rb pada Setiap Cuplikan Butir Darah Non-hipertensi Kadar Unsur Co, Fe, dan Cs pada Setiap Cuplikan Butir Darah Non-hipertensi Kadar Unsur Na, Cl, dan K pada Setiap Cuplikan Darah Hipertensi Kadar Unsur Br, Zn, dan Rb pada Setiap Cuplikan Darah Hipertensi Kadar Unsur Co, Fe, dan Cs pada Setiap Cuplikan Darah Hipertensi... 29

9 PENDAHULUAN Unsur kimia dalam tubuh memiliki berbagai fungsi penting. Seperti diketahui, kekurangan suatu unsur kimia dapat mengakibatkan timbulnya gangguan metabolisme. Namun, kelebihan suatu unsur kimia juga membahayakan tubuh karena dapat menimbulkan keracunan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis unsur mineral dalam tubuh karena dapat menunjukkan kondisi kesehatan seseorang (Rao 2005). Berbagai faktor dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Salah satu faktor tersebut ialah pola makan. Pola makan yang cenderung mengkonsumsi makanan siap saji yang mengandung nilai gizi rendah dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif. Salah satu penyakit degeneratif yang dapat timbul ialah tekanan darah tinggi (Muhaimin 2008). Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan kondisi meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh arteri. Penyakit hipertensi tidak memiliki gejala khusus bagi penderitanya sehingga banyak kasus hipertensi yang tidak terdeteksi (Sudoyo et al. 2006). Prevalensi penyakit hipertensi secara nasional sebesar 31,7% (KEMENKES 2010). Berbagai faktor dapat menyebabkan timbulnya penyakit hipertensi. Salah satu penyebabnya ialah adanya gangguan kesetimbangan cairan dalam tubuh akibat transpor zat-zat elektrolit, seperti Na, Cl, dan K (Isnanta 2009). Beberapa unsur esensial, seperti Zn, Fe, dan Cu yang berperan dalam reaksi enzim secara tidak langsung juga mempengaruhi tekanan darah dalam tubuh (Saltman 2008). Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh unsur dalam tubuh terhadap timbulnya hipertensi (Asaolu et al. 2010). Unsur mineral dalam tubuh dapat dianalisis dari beberapa cuplikan dari tubuh, seperti darah, urin, cairan cerebrospinal, dan feses. Namun, secara umum keberadaan mineral dalam tubuh cenderung lebih banyak ditemukan dalam darah karena darah berperan dalam sistem transpor tubuh (Rossete 2002). Sampai saat ini, telah banyak dilakukan penelitian mengenai hubungan konsentrasi unsur dalam tubuh dengan penyakit dalam tubuh. Analisis unsur dalam tubuh memerlukan metode analisis yang sensitif karena kadarnya yang sangat kecil (orde ppm) (Djokowidodo 1990). Metode umum yang sering digunakan antara lain spektroskopi massa, metode fluoresens sinar-x, spektroskopi serapan atom, spektroskopi emisi atom, dan metode analisis aktivasi neutron (AAN) (Moon et al. 2007). Metode AAN merupakan metode analisis yang berbasis nuklir. Kelebihan Metode AAN dibandingkan metode analisis lain ialah limit deteksi yang rendah, sensitivitas yang baik, non dekstruktif dan simultan. Namun, metode AAN memiliki beberapa kekurangan, yaitu hanya dapat menganalisis unsur dalam bentuk bebas, biaya analisisnya yang mahal, dan hanya dapat dilakukan pada laboratorium yang berbasis nuklir (Sutisna 2008). Metode AAN telah valid untuk pengujian unsur dalam cuplikan biologis, seperti SRM NIST 1573a Tomato Leaves dan 1577b Bovine Liver (Ramzy 2008). Dalam penelitian ini, metode AAN digunakan untuk analisis unsur dalam butir darah hipertensi dan nonhipertensi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara unsur yang terdapat dalam butir darah dengan kecenderungan timbulnya hipertensi. Untuk kontrol mutu kualitas hasil analisis digunakan bahan standar IAEA A-13 Freezed Dried Animal Blood dan SRM NIST 1577b Bovine Liver. TINJAUAN PUSTAKA Darah Sistem sirkulasi dalam tubuh merupakan sistem yang berfungsi untuk menyalurkan zatzat esensial ke seluruh bagian tubuh. Komponen penting dalam sisitem sirkulasi tubuh ialah darah. Darah merupakan suatu suspensi partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit (Anderson 2003). Darah mengandung berbagai unsur mineral, seperti Ca (kalsium), Cl (klor), K (kalium), Fe (besi), P (fosfor), Cu (tembaga), Na (natrium), dan Mg (magnesium). Banyaknya unsur mineral yang terkandung dalam darah disebabkan karena darah berfungsi menyalurkan zat-zat esensial ke seluruh bagian tubuh (Rosette 2002). Darah manusia dapat digunakan untuk analisis klinis pada diagnosa medis karena darah mengandung zat-zat kimia dalam tubuh dan mudah diperoleh dari tubuh. Darah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu serum darah dan sel (butir) darah. Komponen yang terkandung dalam serum darah antara lain protein plasma, zat-zat pembekuan, dan enzim (Anderson 2003). Selain komponen-komponen tersebut, serum darah juga mengandung unsur Br, Ca, Cl, Co, Cr, Cs, Fe, K, Na, Rb, Se, dan Zn

10 (Moon et al. 2007). Sel (butir) darah dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping-keping darah (trombosit). Eritrosit merupakan komponen terbesar dalam darah. Eritrosit mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk mengikat oksigen terlarut dalam darah. Leukosit merupakan komponen darah yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh karena leukosit mampu memusnahkan zat-zat yang dianggap asing bagi tubuh, seperti bakteri dan virus. Komponen darah yang terakhir ialah trombosit. Trombosit merupakan komponen terkecil dalam darah yang befungsi dalam proses pembekuan darah ketika tubuh terluka dengan cara menutup jaringan yang sobek. Unsur Mineral dalam Tubuh Unsur mineral memiliki berbagai fungsi bagi tubuh, antara lain sebagai kofaktor enzim dalam reaksi kimia dalam tubuh dan sintesis hormon (Griesel et al. 2006). Berdasarkan fungsinya dalam tubuh, mineral dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu mineral esensial dan mineral non esensial. Mineral esensial ialah mineral yang dibutuhkan dalam proses fisiologis mahkluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukkan organ. Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tubuh, mineral esensial dibagi menjadi dua jenis, yaitu mineral makro esensial dan mineral mikro esensial. Mineral makro esensial merupakan mineral yang menyusun hampir 1% dari total berat badan manusia dan dibutuhkan oleh tubuh lebih dari 100 mg/hari. Mineral mikro esensial merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah kurang dari 100 mg/hari dan menyusun lebih kurang 0.01% berat badan. Mineral yang termasuk dalam kategori mineral makro esensial ialah Ca (kalsium), P (fosfor), Mg (magnesium), S (sulfur), K (kalium), Cl (klorida), dan Na (natrium). Sedangkan mineral mikro esensial terdiri dari Cr (kromium), Cu (tembaga), F (fluor), I (yodium), Fe (besi), Mn (mangan), Si (silikon), dan Zn (seng) (Santoso 2008). Mineral non esensial merupakan logam yang peranannya dalam tubuh belum diketahui dan kandungannya dalam tubuh relatif kecil. Bila kandungan dalam tubuh tinggi, maka dapat bersifat toksik sehingga merusak organ tubuh. Unsur yang termasuk dalam mineral non esensial ialah Pb (timbal), Hg (merkuri), As (arsen), Cd (kadmium), dan Al (aluminium) (Darmono 1995). Hipertensi Hipertensi (tekanan darah tinggi) merupakan suatu fenomena meningkatnya tekanan yang diberikan darah terhadap pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah biasanya terjadi pada pembuluh darah arteri (Muhaimin 2008). Peningkatan tekanan dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer. Beberapa faktor yang mempengaruhi curah jantung dan tekanan perifer yang dapat mempengaruhi tekanan darah antara lain asupan garam, stres, obesitas, dan faktor genetik (Suheni 2007). Selain itu, beberapa unsur esensial seperti Zn, Fe, dan Cu yang berperan dalam reaksi enzim secara tidak langsung juga mempengaruhi tekanan darah dalam tubuh (Saltman 2008). Penyakit hipertensi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan penyakit hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui. Hipertensi primer dapat timbul akibat interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu, seperti stres, obesitas, merokok, genetis, diet makanan, dan asupan garam (Sudoyo et al. 2006). Sedangkan hipertensi sekunder dapat timbul akibat kelainan fungsi ginjal, penyakit hormonal, dan pemakaian obat-obatan (Isnanta 2009). Diagnosa penyakit hipertensi dapat dilakukan menggunakan alat sphygmomanometer. Pada pemeriksaan tekanan darah didapat tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan darah dalam tubuh dinyatakan dengan teknan sistolik per tekanan diastolik. Pengukuran tekanan darah tidak hanya untuk diagnosa penyakit hipertensi, tetapi dapat pula untuk menggolongkan tingkat-tingkat penyakit hipertensi. Tabel 1 berikut menunjukkan tingkat-tingkat penyakit hipertensi. Tabel 1 Tingkat-tingkat penyakit hipertensi Tingkat Hipertensi Tekanan Sistolik (mmhg) Tekanan Diastolik (mmhg) Normal 120 dan 80 Prahipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat Sumber: Sudoyo et al. (2006) atau atau atau 100

11 Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Aktivasi neutron merupakan proses pengaktifan inti atom menggunakan iradiasi neutron sehingga dihasilkan spesi radioaktif (radionuklida). Jumlah radionuklida yang dihasilkan dari proses iradiasi neutron sebanding dengan jumlah target inti atom yang diiradiasi, jumlah neutron yang digunakan untuk aktivasi, dan faktor kemungkinan terjadinya aktivasi (Parry 1991). Spesi radioaktif yang dihasilkan dari proses iradiasi berupa partikel alfa, beta, dan sinar gamma. Pada metode AAN, partikel gamma digunakan sebagai dasar analisis. Produksi radiasi gamma didasarkan pada reaksi penangkapan neutron termal oleh inti sasaran (n,γ). Inti atom yang diiradiasi dengan neutron akan terinduksi sehingga menjadi aktif. Dalam keadaan aktif tersebut, inti atom berada dalam kondisi tidak stabil (metastabil). Untuk mencapai keadaan stabil, inti atom tersebut akan melepaskan kelebihan energinya melalui transisi isomerik yang diikuti dengan emisi sinar-γ. Sinar-γ yang diemisikan tersebut bersifat spesifik untuk suatu radionuklida tertentu dan sifat ini digunakan untuk mengidentifikasi radionuklida hasil aktivasi (Sutisna 2003). Jumlah proton dan neutron sebelum dan sesudah iradiasi tidak mengalami perubahan (transisi isomerik), tetapi tingkat energi dari inti atom mengalami perubahan sehingga inti atom berubah menjadi keadaan stabil (Hendriyanto 2003). Mekanisme produksi sinar-γ dari proses iradiasi ialah sebagai berikut: Gambar 1 Mekanisme produksi sinar-γ dari proses iradiasi (Hendriyanto 2003) Metode AAN memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode analisis aktivasi neutron ialah memiliki sensitivitas yang tinggi dibandingkan metode analisis lain, dapat menganalisis unsur secara simultan sehingga efisien dalam penggunaan cuplikan, limit deteksi rendah (orde ppm), tidak merusak cuplikan, serta tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Kekurangan dari metode AAN ialah hanya dapat menganalisis unsur dalam kondisi bebasnya (tidak terikat) dan hanya dapat dilakukan di laboratorium yang memiliki fasilitas iradiasi. Metode Komparatif dan k 0 -AAN Metode Komparatif Metode komparatif merupakan metode yang umum digunakan dalam laboratorium. Dalam metode ini digunakan bahan standar sebagai pembanding yang komposisi dan konsentrasi dari bahan standar tersebut telah diketahui (Mulyaningsih 2008). Analisis aktivasi neutron berbasis metode komparatif merupakan metode yang stabil dan memiliki akurasi serta presisi yang relatif baik. Metode komparatif memiliki beberapa kekurangan, seperti preparasi dan iradiasi cuplikan maupun bahan standar tidak efisien karena banyak menyita waktu, penghitungan konsentrasi unsur bergantung pada ketersediaan unsur yang terdapat dalam bahan standar, penghitungan limit deteksi dari unsur lain tidak dapat ditentukan bila unsur tersebut tidak terdapat dalam bahan standar, dan tidak ada jaminan akan dicapai kondisi iradiasi yang identik untuk cuplikan dan bahan standar (Sutisna et al. 2008). Metode komparatif baik untuk menghitung konsentrasi unsur yang memiliki waktu paro pendek. Hal ini dikarenakan fasilitas iradiasi yang ada di reaktor tidak mendukung untuk penentuan waktu mulai iradiasi dan akhir iradiasi secara cepat. Padahal waktu peluruhan cuplikan pascairadiasi sangat diperhitungkan untuk penentuan unsur dengan waktu paro pendek. Pada metode komparatif, bahan standar dan cuplikan diiradiasi bersamaan dan selanjutnya dicacah secara berurutan pada detektor dengan posisi yang sama. Dengan diletakkan pada posisi geometri yang sama, maka faktor koreksi geometri pada metode komparatif diabaikan. Persamaan yang digunakan untuk menentukan massa unsur dalam cuplikan dengan metode komparatif adalah sebagai berikut: ( cps) a Exp(. t da ). Wst ( cps) Exp(. t ) st (Sumber: Mulyaningsih 2008) st

12 Wa = kadar unsur dalam cuplikan (μg/g); Wst = kadar unsur dalam standar (µg/g); (Cps)a = laju cacah radionuklida cuplikan (luas spektrum/detik); (Cps)st = laju cacah radionuklida bahan standar (luas spektrum/detik); λ = ln2/t 1/2 (detik -1 ); t da = waktu peluruhan radionuklida cuplikan (detik); t st = waktu peluruhan radionuklida standar (detik); = waktu paro unsur (detik). t 1/2 S D C f Q 0 α ε = faktor kejenuhan; = faktor peluruhan; = faktor pencacahan; = rasio fluks neutron termal dan epitermal; = rasio integral resonansi dengan tampang lintang aktivitas termal; = faktor deviasi fluks neutron epitermal; = efisiensi puncak energi penuh. Spektrometer-γ Metode k 0 -AAN Metode k 0 -AAN diperkenalkan pertama kali oleh Simontis pada tahun 1975 dan dikembangkan oleh F.D. Corte pada tahun Teknik ini berkembang pesat di wilayah Eropa, khususnya Hongaria, Jerman, dan Belanda (Sutisna 2001). Prinsip analisis menggunakan metode k 0 -AAN ialah dengan menghitung fluks neutron termal selama iradiasi. Fluks neutron termal dihitung menggunakan logam Au 197 sebagai komparator (Soliman et al. 2010). Bahan komparator yang umum digunakan ialah paduan Al-0.1% Au yang dikeluarkan oleh Institute for Reference Material and Measurements-IRRM (Sutisna et al. 2008). Penggunaan paduan logam alumunium dikarenakan logam tersebut tahan terhadap gamma heat saat proses iradiasi dan logam alumunium merupakan unsur dengan waktu paro pendek sehingga mudah meluruh. Penentuan kadar unsur dengan metode k 0 - AAN dihitung menggunakan peranti lunak k 0 -IAEA. Untuk menghitung kosentrasi unsur dengan perangkat lunak k 0 -IAEA terdapat beberapa parameter yang diperlukan, antara lain: data tentang cuplikan yang dianalisis, data mengenai proses penyiapan cuplikan, data mengenai aktivasi cuplikan, dan data mengenai pencacahan cuplikan. Persamaan yang digunakan untuk menentukan massa unsur dengan metode k 0 -AAN ialah sebagai berikut: (Sumber: Soliman et al. 2010) ρ N p t m = kadar unsur dalam cuplikan (μg/g); = luas spektrum gamma; = waktu pengukuran analit (detik); Sinar-γ merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik yang memiliki kisaran energi antara 50 kev hingga 4 MeV. Sinar-γ dapat dihasilkan dari proses aktivasi suatu unsur dan bersifat diskrit untuk setiap unsur tertentu (Hendriyanto 2003). Dalam metode AAN, sinar-γ yang dihasilkan dari proses aktivasi kemudian dianalisis menggunakan spektrometer-γ. Menurut Parry (1991), komponen spektrometer-γ dapat dibagi menjadi 5 bagian, yaitu detektor, catu daya tegangan tinggi, rangkaian pembentuk pulsa, Multi Channel Analyszer (MCA), dan penampil spektrum. Detektor merupakan komponen yang berfungsi mengubah energi radiasi yang mengenai detektor menjadi pulsa listrik. Catu daya tegangan tinggi merupakan komponen yang berfungsi menyediakan tegangan listrik untuk detektor. Rangkaian pembetuk pulsa berfungsi untuk mengubah pulsa listrik keluaran detektor menjadi bentuk spektrum melalui komponen preamplifier dan amplifier. Multi Channel Analyzer (MCA) merupakan komponen yang berfungsi menampilkan distribusi intensitas iradiasi terhadap energi. Penampil spektrum berfungsi untuk menampilkan spektrum hasil analisis spektrometer-γ (Hendriyanto 2003). Skema alat spektrometer-γ terdapat pada Lampiran 1. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebanyak 76 cuplikan darah, nitrogen cair, aseton, akuades, larutan HNO 3, logam standar kalibrasi (Ba-133, Co- 60, dan Cs-137), bahan standar acuan IAEA A-13 freezed dried animal blood dan SRM NIST 1577b bovine liver. Alat-alat yang digunakan ialah lemari es, seperangkat freeze drier, batang pengaduk, sudip, lembaran alumunium, neraca mikro, pinset kecil dan besar, spatula, kapsul iradiasi, cawan petri,

13 vial LDPE (Low Density Polyethylene), fasilitas iradiasi Rabbit System reaktor G.A. Siwabessy, dan spektrometer-γ. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu pengambilan cuplikan darah, persiapan cuplikan butir darah, persiapan bahan standar, persiapan target untuk iradiasi, penanganan cuplikan hasil iradiasi, dan analisis kualitatif serta kuantitatif. Diagram alir penelitian terdapat pada Lampiran 2. Pengambilan Cuplikan Darah Cuplikan darah diambil dari karyawan PT. Gunung Madu Plantations (GMP) oleh petugas medis Health Centre PT. GMP dari tanggal 2 Februari hingga 18 Februari Penggolongan cuplikan darah relawan termasuk dalam kategori hipertensi atau nonhipertensi dilakukan dengan mengukur tekanan darah seketika itu. Volume darah yang diambil sebanyak ± 7,5 cc. Darah yang telah diambil lalu disentrifusa selama ± 10 menit pada ± 1500 rpm untuk memisahkan butir darah dan serum darah. Butir darah kemudian disimpan dalam lemari es untuk dibekukan. Butir darah hipertensi diberi kode SWHB dan butir darah non-hipertensi diberi kode SWNB. Persiapan Cuplikan Butir Darah Butir darah yang telah dibekukan kemudian dikeringkan menggunakan freeze drier pada suhu -90 o C dan tekanan sebesar ± 0,03 mbar. Setelah kering, cuplikan darah lalu dihancurkan dan dihomogenkan menggunakan batang pengaduk hingga menjadi serbuk. Serbuk darah kemudian ditimbang sebanyak mg (untuk cuplikan iradiasi pendek), mg (untuk cuplikan iradiasi sedang), dan ± 100 mg (untuk cuplikan iradiasi panjang) menggunakan neraca mikro. Serbuk darah yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam vial LDPE. Vial yang berisi cuplikan iradiasi sedang dan panjang selanjutnya dilapisi dengan lembaran alumunium. Persiapan Bahan Standar Sebanyak mg bahan standar SRM NIST 1577b bovine liver ditimbang menggunakan neraca mikro lalu dimasukkan ke dalam vial LDPE. Untuk cuplikan iradiasi sedang dan panjang, ditimbang sebanyak mg dan ± 100 mg bahan standar IAEA A-13 freezed dried animal blood menggunakan neraca mikro lalu dimasukkan ke dalam vial LDPE. Vial tersebut lalu dilapisi dengan lembaran alumunium. Penyediaan Target untuk Iradiasi Cuplikan darah dan bahan standar yang akan diiradiasi pendek (1 menit) dikelompokkan dan disusun dalam lapisan yang sama di dalam kantong plastik lalu dimasukkan ke dalam kapsul iradiasi yang terbuat dari polietilena. Kapsul polietilen tersebut lalu diiradiasi dalam fasilitas Rabbit System reaktor G.A. Siwabessy. Cuplikan darah dan bahan standar yang akan diiradiasi sedang (15 menit) dikelompokkan dan disusun dalam lapisan yang sama lalu dibungkus menggunakan lembaran alumunium dan dimasukkan ke dalam kapsul iradiasi yang terbuat dari polietilen. Cuplikan darah dan bahan standar yang akan diiradiasi panjang (1 jam) dikelompokkan dan disusun dalam lapisan yang sama lalu dibungkus menggunakan lembaran alumunium dan dimasukkan ke dalam kapsul iradiasi yang terbuat dari alumunium. Seluruh proses iradiasi dilakukan pada operasi reaktor daya 15 MW. Penanganan Cuplikan Hasil Iradiasi Kapsul yang berisi cuplikan darah dan bahan standar hasil iradiasi pendek dibuka di meja pembongkar sampel untuk mengambil vial yang terdapat didalamnya. Vial tersebut lalu dicacah (counting) menggunakan spektrometer-γ dengan lama pencacahan selama 120 detik. Untuk kapsul yang berisi cuplikan darah dan bahan standar hasil iradiasi sedang dan panjang didiamkan terlebih dahulu selama ± 2 hari (iradiasi sedang) dan ± 7 hari (iradiasi panjang) sebelum dibuka untuk mengambil vial yang terdapat didalamnya. Vial tersebut lalu di counting dengan spektrometer-γ selama 5 menit untuk iradiasi sedang dan 1 jam untuk iradiasi panjang. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Analisis kualitatif unsur yang terdapat dalam cuplikan darah dan bahan standar dilakukan menggunakan perangkat lunak Genie Sebelum analisis kualitatif

14 dilakukan, spektrometer-γ terlebih dahulu dikalibrasi dengan sumber standar yang energinya telah diketahui dengan pasti, yaitu Ba-133 dengan energi 81,00 kev dan 356,07 kev, Cs-137 dengan energi 661,66 kev, serta Co-60 dengan energi 1173,24 kev dan 1332,50 kev. Tujuan dari kalibrasi ialah untuk melihat hubungan antara jumlah cacahan (counts) disumbu x dan energi disumbu y. Spektrum hasil kalibrasi dapat terdapat pada Lampiran 3. Proses analisis kualitatif dilakukan dengan mengolah puncak spektrum dengan nilai cacah besar pada energi utama dengan peranti lunak Genie-2000 sehingga didapat jenis unsur dalam cuplikan. Contoh spektrum cuplikan iradiasi pendek, sedang, dan panjang terdapat pada Lampiran 4, Lampiran 5, dan Lampiran 6. Analisis kuantitatif unsur dalam cuplikan darah dan bahan standar dilakukan menggunakan metode komparatif dan k 0 -AAN. Dalam metode komparatif, kadar unsur dihitung menggunakan program Microsoft Excel. Penentuan kadar unsur menggunakan metode k 0 -AAN dihitung menggunakan peranti lunak k 0 -IAEA. HASIL dan PEMBAHASAN Cuplikan Darah Berdasarkan proses penarikan contoh yang dilakukan, diperoleh 28 cuplikan darah hipertensi dan 48 cuplikan darah nonhipertensi. Cuplikan butir darah hipertensi ialah sebanyak lima cuplikan termasuk kategori prahipertensi, 15 cuplikan kategori hipertensi derajat 1, dan delapan cuplikan kategori hipertensi derajat 2, dengan 26 cuplikan diambil dari relawan pria dan dua cuplikan dari relawan wanita. Rentang usia relawan berkisar antara 29 tahun hingga 55 tahun dengan rerata usia relawan ialah 49 tahun. Kisaran usia relawan kategori hipertensi derajat 1 antara 29 hingga 55 tahun. Kategori hipertensi derajat 2 memiliki rentang usia antara 49 hingga 55 tahun. Kategori prahipertensi memiliki rentang usia antara 42 hingga 55 tahun. Usia relawan kategori hipertensi derajat 2 berada pada rentan 49 hingga 55 tahun, sedangkan untuk kategori hipertensi derajat 1 berada pada kisaran 29 hingga 55 tahun. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi usia relawan, semakin meningkat tekanan darah seseorang. Menurut Suheni (2007), tekanan darah seseorang berkaitan dengan usia seseorang tersebut. Semakin bertambah usia seseorang, maka kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga meningkat. Pria yang berusia kurang dari 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya 130/90 mmhg atau lebih, sedangkan yang berusia lebih dari 45 tahun dinyatakan hipertensi bila tekanan 145/95 mmhg (Suheni 2007). Semakin bertambahnya usia seseorang, maka kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar. Data hasil penarikan contoh terdapat pada Lampiran 7. Kontrol Mutu Pengujian menggunakan metode AAN diawali dengan kontrol mutu hasil analisis. Tujuan dari dari kontrol mutu hasil analisis ialah untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh akurat (Mulyaningsih 2009). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai SRM yang telah tersertifikasi dengan nilai hasil analisis yang diperoleh. Jenis SRM yang diuji dalam kontrol mutu ialah SRM A-13 freezed dried animal blood. Hasil pengujian kontrol mutu hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil pengujian kontrol mutu unsur berupa simpangan relatif dari unsur-unsur yang diuji. Nilai simpangan relatif tersebut digunakan untuk estimasi akurasi pengukuran. Semakin kecil nilai simpangan relatif, keberagaman data semakin rendah sehingga semakin tinggi akurasi metode yang digunakan (Mulyaningsih 2008). Tabel 2 Hasil kontrol mutu SRM IAEA A-13 dengan metode k 0 -AAN Unsur Nilai Nilai Hasil Sertifikat k 0-AAN Simpangan (mg/kg) (mg/kg) Relatif (%) Na 12600, ,10 ± 6,11 2,50 K 2500, ,13 ± 15,93 13,91 Br 22,00 18,01 ± 0,38 18,14 Fe 2000, ,60 ± 2,90 11,77 Zn 13,00 10,14 ± 0,27 22,00 Rb 2,30 2,38 ± 1,83 3,38 Berdasarkan data yang tertera pada Tabel 2, nilai simpangan relatif unsur Na, Br, Fe, Zn, Rb, dan K berada pada kisaran 2,50% hingga 22,00%. Metode pengukuran memiliki akurasi yang baik apabila nilai simpangan relatifnya lebih kecil dari 10%. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa hanya unsur

15 Na dan Rb yang memiliki simpangan relatif kurang dari 10%, sedangkan unsur Br Fe, Zn, K memiliki nilai simpangan relatif lebih besar dari 10%. Simpangan relatif merupakan nilai yang menunjukkan perbedaan antara nilai yang tertera pada standar dengan nilai yang didapat dari proses analisis. Sumber kesalahan pengukuran yang menyebabkan besarnya nilai simpangan relatif pada metode k 0 -AAN berasal dari kesalahan pengukuran saat preparasi cuplikan dan standar seperti proses penimbangan, kesalahan pengukuran saat iradiasi, dan kesalahan pengukuran saat pencacahan yang meliputi lama pencacahan dan posisi geometri pencacahn. Metode k 0 - AAN merupakan metode yang belum dibakukan dan perlu divalidasi agar dapat digunakan untuk analisis kuantitatif (Mulyaningsih 2008). Unsur dalam Butir Darah Hipertensi dan Non-hipertensi Hasil analisis kualitatif menunjukkan terdapat 34 jenis unsur yang berhasil diidentifikasi dalam butir darah hipertensi dan 38 unsur berhasil dideteksi dalam butir darah non-hipertensi. Sebanyak 26 unsur terkandung baik dalam butir darah hipertensi maupun non-hipertensi, yaitu Na, Cl, K, Br, Co, Cu, Zn, Ga, Rb, In, Cs, Re, Pd, Tm, Yb, Ta, Se, Ba, La, Tb, U, Hg, Eu, Sn, Lu, dan Fe. Unsur hasil analisis kualitatif terdapat pada Lampiran 8. Analisis kualitatif dilakukan dengan melihat energi gamma dari radionuklida unsur yang terdapat dalam cuplikan yang bersifat spesifik dan yang memiliki kelimpahan besar dalam cuplikan. Selain dari energi gamma radionuklida, analisis kualitatif juga berkaitan dengan waktu paro unsur. Waktu paro ialah waktu yang diperlukan suatu radionuklida untuk meluruh sehingga jumlahnya menjadi setengah dari jumlah semula (Kusumawati dan Akhadi 1999). Berdasarkan waktu paronya, unsur dibagi menjadi tiga jenis, yaitu unsur waktu paro pendek, unsur waktu paro sedang, dan unsur waktu paro panjang. Untuk mengetahui seluruh unsur yang terdapat dalam butir darah, maka dilakukan analisis pada seluruh radionuklida dengan waktu paro pendek hingga panjang. Penghitungan konsentrasi untuk unsur waktu paro pendek dilakukan menggunakan metode komparatif. Sedangkan, unsur waktu paro sedang dan panjang dihitung menggunakan metode k 0 -AAN. Hal ini disebabkan karena fasilitas iradiasi tidak mendukung untuk penentuan waktu mulai dan akhir iradiasi secara cepat. Padahal waktu iradiasi diperlukan untuk penghitungan konsentrasi dengan metode k 0 -AAN. Analisis kuantitatif dapat dilakukan pada unsur yang memiliki nilai kesalahan penghitungan lebih kecil dari 10%, yaitu unsur yang memiliki waktu pencacahan yang cukup sehingga jumlah cacahan yang dihasilkan oleh spektrometer-γ besar. Unsur yang memiliki kesalahan penghitungan kurang dari 10% yaitu Na, Cl, K, Br, Zn, Rb, Co, Fe, dan Cs. Kadar kesembilan unsur tersebut dalam butir darah hipertensi dan nonhipertensi tertera pada Tabel 3. Berdasarkan data pada Tabel 3 terlihat bahwa kadar unsur Na, Br, Zn, Rb, Co, dan Cs pada butir darah Tabel 3 Kisaran dan rerata kadar unsur dalam butir darah hipertensi dan non-hipertensi Unsur Hipertensi Non-hipertensi Kisaran Rerata Kisaran Rerata kadar (mg/kg) kadar (mg/kg) kadar (mg/kg) kadar (mg/kg) Na 2059, , ,87±100,15 816, , ,37±80,72 Cl 2507, , ,7±684, , , ,14±779,49 K ,71±409, ,26±349,96 Br 3,51-56,04 11,85±0,81 1,46-33,91 11,52±0,81 Zn 1,04-92,67 29,78±4,91 4,15-80,64 26,87±4,00 Rb 2,02-71,85 27,79±2,98 8,35-79,88 27,43±1,84 Co 0,03-1,89 0,56±0,12 0,1-0,74 0,34±0,05 Fe 105, ,3±229,97 52, , ,40±344,80 Cs 0,1-0,45 0,33±0,04 0,04-0,66 0,18±0,03

16 hipertensi lebih besar dibandingkan pada butir darah non-hipertensi. Sebaliknya, kadar unsur K, Cl, dan Fe dalam butir darah hipertensi lebih rendah dibanding dalam butir darah nonhipertensi. Kadar kesembilan unsur tersebut dalam setiap cuplikan butir darah nonhipertensi tertera pada Lampiran 9, 10, dan 11. Sedangkan, kadar unsur tersebut dalam setiap butir darah hipertensi tertera pada Lampiran 12, 13, dan 14. Asupan garam yang berlebihan dapat meningkatkan resiko terkena hipertensi (Gray et al. 2002). Unsur yang terdapat dalam garam yang mampu menimbulkan hipertensi ialah Na. Unsur Na merupakan bagian dari cairan ekstraseluler. Semakin meningkatnya kadar Na, maka semakin meningkat pula konsentrasi cairan ekstraseluler. Untuk menormalkannya volume cairan ekstraseluler ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan menigkatkan tekanan darah (Muhaimin 2008). Unsur yang terdapat dalam cairan intraseluler salah satunya ialah Kalium. Selain unsur yang berfungsi sebagai elektrolit bagi tubuh (Na, Cl, dan K), beberapa unsur esensial seperti Zn, Fe, dan Cu mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh yang secara langsung berperan dalam pengaturan tekanan darah dalam tubuh dan secara tidak langsung berhubungan dalam proses oksidasi untuk menghasilkan energi. Selain itu, beberapa unsur logam berat seperti Cd, Pb, Hg, dan Ta dapat menyebabkan hipertensi dengan mempengaruhi metabolisme hormon dan fungsi renal tubular (Saltman 2008). Berdasarkan data pada Tabel 3, kadar Zn dalam butir darah hipertensi lebih besar dibandingkan dalam butir darah nonhipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa unsur Zn kemungkinan memiliki pengaruh terhadap peningkatan tekanan darah. Berbeda dengan unsur Zn, kadar unsur Fe dalam butir darah hipertensi lebih kecil dibandingkan dalam butir darah non-hipertensi. Hal ini menandakan bahwa kemungkinan unsur Fe kurang berperan dalam mempengaruhi kerja enzim yang dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan unsur Zn. Untuk melihat hubungan antara unsurunsur yang ditemukan dengan timbulnya penyakit hipertensi, dilakukan pengujian statistik menggunakan uji regresi logistik biner dengan peranti lunak Minitab. Uji regresi logistik biner merupakan metode dasar untuk menganalisis peubah respon yang terdiri dari dua kategori atau lebih dengan satu atau lebih peubah penjelas (Hosmer 2000). Kategori respon yang diuji dalam penelitian ini ialah hipertensi dan non-hipertensi. Parameter yang dijadikan peubah penjelas ialah kadar unsur yang dianalisis. Pengujian regresi logistik biner dengan peranti lunak Minitab dilakukan melalui tiga tahap, yaitu uji signifikasi model (statistik uji- G), uji kelayakan model, dan uji parsial. Uji siginifikasi model dilakukan untuk menentukan suatu model signifikan atau tidak terhadap kategori respon yang diuji. Pengujian signifikasi model ialah dengan membandingakan kadar unsur yang diuji yang terkandung dalam butir darah hipertensi dengan yang terdapat dalam butir darah nonhipertensi. Uji kepasan model digunakan untuk melihat suatu model layak atau tidak diuji dengan metode regresi logistik biner. Uji parsial merupakan uji yang digunakan untuk Tabel 4 Hasil uji regresi logistik biner dengan peranti lunak Minitab Unsur Statistik Uji-G Uji Kelayakan Uji Parsial Nilai (α=0,05) Model (α=0,05) R-Sq (%) Na Tidak Signifikan Model Pas Tidak Signifikan 59,4 Cl Tidak Signifikan Model Pas Tidak Signifikan 50,4 K Tidak Signifikan Model Tidak Pas Tidak Signifikan 30,4 Fe Signifikan Model Pas Signifikan 68,6 Co Signifikan Model Pas Signifikan 64,3 Zn Tidak Signifikan Model Pas Tidak Signifikan 50,6 Rb Tidak Signifikan Model Pas Tidak Signifikan 37,9 Br Tidak Signifikan Model Pas Tidak Signifikan 40,6 Cs Signifikan Model Pas Signifikan 82,1

17 melihat komponen dalam model berpengaruh atau tidak terhadap respon yang diuji. Hasil uji signifikasi model menunjukkan bahwa unsur Fe, Co, dan Cs memiliki model yang berpengaruh secara signifikan terhadap tinbulnya penyakit hipertensi. Hal ini ditunjukkan dari nilai p ketiga unsur tersebut yang lebih kecil dibanding nilai α (0,05). Nilai p unsur Fe, Co, dan Cs berturut-turut sebesar 0,001; 0,012; dan 0,011. Uji parsial menunjukkan bahwa unsur Fe, Co, dan Cs berpengaruh nyata terhadap timbulnya hipertensi. Ketiga unsur tersebut memiliki nilai p lebih kecil dibanding nilai α. Nilai p unsur Fe, Co, dan Cs berturut-turut sebesar 0,020; 0,023; dan 0,028. Hasil uji kepasan model menunjukkan bahwa hanya unsur K yang tidak layak dianalisis menggunakan metode regresi logistik niner. Hal ini disebabkan karena sebaran data kadar unsur K yang besar. Persamaan regresi untuk unsur Fe adalah g(x) = 0,4387-0,0002x dengan nilai R-square sebesar 68,6%. Untuk unsur Co dan Cs, persamaan garisnya ialah g(x) = -1,4038+2,1286x dengan R-square sebesar 64,3% dan g(x) = -3,3452+8,1377x dengan R-square sebesar 82,1%. Bila dilihat dari persamaan regresi yang didapat, unsur Fe memiliki nilai kemiringan negatif yang menandakan kadar Fe memiliki hubungan negatif dengan kemungkinan timbulnya penyakit hipertensi. Semakin besar kadar Fe dalam darah, maka kecenderungan timbulnya hipertensi akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan data kadar Fe yang terdapat dalam Tabel 3 yang menunjukkan bahwa kadar Fe dalam butir darah non-hipertensi lebih besar dibandingkan dalam butir darah hipertensi. Unsur Co dan Cs memiliki kemiringan positif yang menandakan bahwa kadar Co dan Cs memiliki hubungan positif terhadap timbulnya hipertensi. Semakin besar kadar Co dan Cs dalam darah, maka kecenderungan timbulnya hipertensi juga semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan data kadar Co dan Cs dalam Tabel 3 yang menunjukkan bahwa kadar Co dan Cs dalam butir darah hipertensi lebih besar dibandingkan dalam butir darah non-hipertensi. Nilai R-square yang didapat menunjukkan keterkaitan antara kadar unsur yang diuji (sumbu x) dengan kecenderungan timbulnya hipertensi (sumbu y). Unsur Na dan Cl dapat mempengaruhi tekanan dalam tubuh dengan cara pengaturan transfer cairan antarsel (Sutrasni 2004). Namun, dalam penelitian ini kedua unsur tersebut terrnyata tidak berpengaruh signifikan secara statistika terhadap timbulnya penyakit hipertensi. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya faktor-faktor lain penyebab hipertensi yang tidak ditelusuri dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain penyebab hipertensi tersebut yaitu faktor keturunan, berat badan, aktivitas olahraga, asupan makanan, dan stres pekerjaan (Suheni 2007). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Metode analisis aktivasi neutron (AAN) dapat digunakan untuk menganalisis berbagai unsur dalam butir darah hipertensi dan nonhipertensi. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa unsur kimia yang terdapat dalam butir darah hipertensi dan non-hipertensi ialah Na, Cl, K, Br, Zn, Rb, Co, Fe, dan Cs. Uji regresi logistik biner menunjukkan bahwa kadar unsur Fe, Co, dan Cs berbeda secara signifikan dalam butir darah hipertensi dan non-hipertensi. Semakin besar kadar Co dan Cs dalam butir darah, maka kecenderungan terkena hipertensi akan semakin meningkat. Semakin besar kadar Fe dalam butir darah, maka kecenderungan terkena hipertensi akan semakin rendah. Saran Analisis unsur Fe, Co, dan Cs dalam butir darah perlu dilanjutkan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh unsur tersebut terhadap perubahan tekanan darah dalam tubuh. Selain itu, perlu dilakukan juga analisis unsur dalam darah dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain penyebab hipertensi. DAFTAR PUSTAKA [KEMENKES] Kementrian Kesehatan Hipertensi penyebab kematian nomor tiga. [terhubung berkala]. /press-release/810-hipertensi-penyebabkematian-nomor-tiga.html. [1 Maret 2010]. Anderson S, McCarry L PATOFISIOLOGI: Konsep Klinis. Hartanto H, Wulansari P, Maharani DA, penerjemah; Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari:

18 PATOPHYSIOLOGY: CONCEPT. CLINIC Asaolu et al Evaluation of elements in the pathogenesis of hypertension in Nigerians. Pharmaceutical Sciences Review and Research 4: 1-2. Beevers DG Tekanan Darah. Jakarta: Dian Rakyat. Darmono Logam Dalam Sistem Biologi Mahkluk Hidup. Jakarta: UI-Press. Djokowidodo Analisis kelumit. Berita Kedokteran Masyarakat 6: Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA Lectures Notes Cardiologi. Jakarta: Erlangga. Griesel S et al Mineral elements and essential trace elements in blood of seals of the north sea measured by total reflection X-ray fluorescence analysis. Spectrochimica Acta B61: Hapsari BDA Pengaruh hipertensi primer terhadap timbulnya premenstrual sindrom pada wanita di Kelurahan Jati Kecamatan Jaten Karanganyar [skripsi]. Surakarta: Program Sarjana, Universitas Sebelas Maret. Hendriyanto Spektrometri Gamma. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan- BATAN. Hosmer DW Applied Logistic Regression. Canada: John Wiley & Sons. Isnanta R Tekanan darah tinggi (hipertensi). [terhubung berkala]. Tekanan_darah_tinggi_hipertensi.html. [23 Februari 2010]. Kristedjo, Hamzah A, Purwadi D, Subekti RM Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Analisis Spektrum Gamma Hasil Aktivasi Neutron. Tri Dasa Mega. Kusumawati DD, Akhadi M. Radioekologi radionuklida kosmogenik. ALARA 3: Moon JH, Kang SH, Chung YS, Lee OH Elemental analysis of Korean women s blood serums using instrumental neutraon activation analysis. J Radioanal Nuc Chem. 271(1): Muhaimin Penyakit Hipertensi. [terhubung berkala]. [1 Maret 2010]. Mulyaningsih TR, Sumardjo Perbandingan akurasi metode AAN komparatif dan k 0 -AAN dalam analisis abu terbang batubara. Tri Dasa Mega 10: Mulyaningsih TR, Kuntoro M Di dalam: Sofyan R, editor. Studi Kandungan Unsur Kelumit dalam Cuplikan Darah Penderita Hipertensi. Yogyakarta, 20 Oktober Yogyakarta: Parry SJ Activation Spectrometry in Chemical Analysis. Canada: John Willey & Sons Inc. Ramzy, K.P. Indria, Rohaeti E Di dalam: Sofyan R, editor. Validasi Metode AANI untuk Unsur Esensial dalam Cuplikan Biologis. Prosiding Seminar Nasional AAN. Bandung, 22 Oktober Bandung: Rao AN Trace elements estimationmethods and clinical context. Jhas: Rosette GM Bioanorganic Chemistry: A Short Course. USA: Wiley Interscience. Saltman P Trace elements and blood preasure. [terhubung berkala]. abstract/98/5_part_2/283/. [13 September 2009]. Santoso M Pengembangan Teknik Deteksi Unsur Mineral Esensial pada Gangguan Kesehatan yang Berkaitan dengan Makanan dan Pengaruh Lingkungan. [terhubung berkala]. /p pdf. [13 September 2009]. Sudoyo WA, Senyohadi B, Alwi I, Sumadibrata M, Setiati S Ilmu

19 Penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Suheni Y Hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40 tahun ke atas di badan rumah sakit daerah Cepu [skripsi]. Semarang: Program Sarjana, Universitas Negeri Semarang. Soliman M et al Implementation of k 0 - standardization method of the INAA at ETRR-2 research reactor. J Radioanal Nuc Chem. 287(2): Sutisna Analisis Menggunakan Teknik Nuklir NAA Untuk Uji Kualitas Bahan. Bogor: FMIPA-IPB. Sutisna Aspek Praktis Analisis Aktivasi Neutron. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan-BATAN. Sutisna, Yusuf S, Sumardjo Di dalam: Sofyan R, editor. Aplikasi Metode k 0 - AANI di Reaktor G.A. Siwabeesy Siwabessy; Bandung, 22 Oktober Bandung: Sutrasni L et al Hipertensi. Jakarta: Gramedia.

20 LAMPIRAN

21 Lampiran 1 Konfigurasi spektrometer-γ Detektor HPGE Pembentuk Pulsa MCA DC Lampiran 2 Diagram alir penelitian Pengambilan Cuplikan Preparasi Cuplikan Data Bobot Cuplikan Data Waktu Iradiasi, Lama iradiasi, Daya Iradiasi, dan lain-lain File Berformat.CNF Iradiasi Penimbangan Cuplikan Peluruhan Cuplikan pascairadiasi PengolahanSpektrum-γ dengan Genie 2000 Perhitungan Berbasis Metode Komparatif dan k 0 -AAN Kadar Unsur

22 Lampiran 3 Grafik hasil kalibrasi sumber standar Co-60, Cs-137, dan Ba-133 Co ,50 kev Counts kev

23 Lampiran 4 Spektrum cuplikan iradiasi pendek kode SNB14-1 Cl ,8 kev Counts Na ,5 kev kev

24 Lampiran 5 Spektrum cuplikan iradiasi sedang kode MNB22-1D2L1 Counts Br ,2 kev K ,5 kev kev

25 Lampiran 6 Spektrum cuplikan iradiasi panjang LNB 1-1 Fe ,2 kev Counts Rb ,1 kev Zn ,7 kev Cs ,9 kev Co ,4 kev

26 Lampiran 7 Data hasil proses penarikan contoh No. Urut Jenis Usia Tekanan Kategori Kode Relawan Kelamin (tahun) Darah Hipertensi Sampel 1 Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB 1 2 Laki-laki /110 Hipertensi Derajat 2 SWHB 2 3 Laki-laki 50 90/60 Non-hipertensi SWNB 3 4 Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB 4 5 Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB 5 6 Laki-laki /90 Pra Hipertensi SWHB 6 7 Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB 7 8 Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB 8 9 Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB 9 10 Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Perempuan /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /90 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /80 Hipertensi Derajat 1 SWHB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /90 Hipertensi Derajat 1 SWHB Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Laki-laki 42 90/60 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /90 Hipertensi Derajat 1 SWHB Laki-laki /90 Pra Hipertensi SWHB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /90 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /90 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /90 Hipertensi Derajat 1 SWHB Laki-laki 45 90/60 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /60 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /90 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Perempuan /70 Non-hipertensi SWNB Perempuan /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /80 Non-hipertensi SWNB Perempuan /80 Non-hipertensi SWNB Perempuan /70 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /90 Non-hipertensi SWNB Laki-laki /70 Non-hipertensi SWNB 48

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS RADIONUKLIDA ALAM PADA DEBU VULKANIK DAN LAHAR DINGIN GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) SKRIPSI HARPINA ROSA PUTRI G 120802066 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK UNSUR-UNSUR DI DALAM STANDARD REFERENCE MATERIAL. NIST 1577b BOVINE LIVER INDRIA KURNIATI PRATASIS

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK UNSUR-UNSUR DI DALAM STANDARD REFERENCE MATERIAL. NIST 1577b BOVINE LIVER INDRIA KURNIATI PRATASIS VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK UNSUR-UNSUR DI DALAM STANDARD REFERENCE MATERIAL. NIST 1577b BOVINE LIVER INDRIA KURNIATI PRATASIS DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 88 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia analitik memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagian besar negara memiliki laboratorium kimia analitik yang mapan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang dilewai oleh jalur rangkaian api Indonesia atau disebut juga dengan jalur Cincin Api Pasifik (The Pasific Ring of Fire) dimana

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON INSTRUMENTAL UNTUK UNSUR-UNSUR ESENSIAL DALAM CUPLIKAN HAYATI MENGGUNAKAN SRM NIST 1573a RAMZY

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON INSTRUMENTAL UNTUK UNSUR-UNSUR ESENSIAL DALAM CUPLIKAN HAYATI MENGGUNAKAN SRM NIST 1573a RAMZY VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON INSTRUMENTAL UNTUK UNSUR-UNSUR ESENSIAL DALAM CUPLIKAN HAYATI MENGGUNAKAN SRM NIST 1573a RAMZY DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006 Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN

Lebih terperinci

PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON PENENTUAN UNSUR-UNSUR PADA ENDAPAN CORROSSION COUPON SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Elisabeth Ratnawati(1), Diyah Erlina Lestari(2) dan Rachmat Triharto(3) PRSG

Lebih terperinci

KONTROL KUALITAS HASIL ANALISIS Mn, Mg, Al, V DAN Na MENGGUNAKAN METODE k 0 -AANI

KONTROL KUALITAS HASIL ANALISIS Mn, Mg, Al, V DAN Na MENGGUNAKAN METODE k 0 -AANI KONTROL KUALITAS HASIL ANALISIS Mn, Mg, Al, V DAN Na MENGGUNAKAN METODE k 0 -AANI Alfian, Sutisna Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gedung 43, Serpong, Tangerang 15314 E-mail

Lebih terperinci

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT 86 IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT Rohadi Awaludin, Abidin, dan Sriyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kawasan Puspiptek

Lebih terperinci

APPLICATION OF NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS IN CHARACTERIZATION OF ENVIRONMENTAL SRM SAMPLES

APPLICATION OF NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS IN CHARACTERIZATION OF ENVIRONMENTAL SRM SAMPLES 231 APPLICATION OF NEUTRON ACTIVATION ANALYSIS IN CHARACTERIZATION OF ENVIRONMENTAL SRM SAMPLES Aplikasi Teknik Analisis Aktivasi Neutron pada Karakterisasi Sampel SRM Lingkungan Diah Dwiana Lestiani *,

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup

Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup DASAR-DASAR KEHIDUPAN Ciri-Ciri Organisme/ Mahkluk Hidup 1.Reproduksi/Keturunan 2.Pertumbuhan dan perkembangan 3.Pemanfaatan energi 4.Respon terhadap lingkungan 5.Beradaptasi dengan lingkungan 6.Mampu

Lebih terperinci

Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri

Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri Laboratorium Teknik Analisis Radiometri Dan Spektrometri Serapan Atom Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan Radiometri Laboratorium Teknik Analisis Radiometri (TAR) merupakan salah satu laboratorium Badan Tenaga

Lebih terperinci

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA

EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R4 EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di zaman modern sekarang ini banyak hal yang memang dibuat untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitasnya, termasuk makanan instan yang siap saji. Kemudahan

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 02/Ka-BAPETEN/V-99 TENTANG BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

Lebih terperinci

ANALISIS NIST SRM 1633B DAN SRM 1646A DENGAN METODE AAN DALAM RANGKA UJIBANDING ANTAR LABORATORIUM

ANALISIS NIST SRM 1633B DAN SRM 1646A DENGAN METODE AAN DALAM RANGKA UJIBANDING ANTAR LABORATORIUM ISSN 085-4777 Analisis Nist SRM 1633B dan SRM 1646A dengan Metode AAN dalam Rangka Ujibanding Antar Laboratorium (Th. Rina, Istanto, Saeful Yusuf) ANALISIS NIST SRM 1633B DAN SRM 1646A DENGAN METODE AAN

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007 PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN

Lebih terperinci

VALIDASI METODE AANI UNTUK UNSUR ESENSIAL DALAM CUPLIKAN BIOLOGIS. Ramzy, Indria K. P, dan E. Rohaeti

VALIDASI METODE AANI UNTUK UNSUR ESENSIAL DALAM CUPLIKAN BIOLOGIS. Ramzy, Indria K. P, dan E. Rohaeti VALIDASI METODE AANI UNTUK UNSUR ESENSIAL DALAM CUPLIKAN BIOLOGIS Ramzy, Indria K. P, dan E. Rohaeti Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Dramaga,

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR

DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR 170 Indo. J. Chem., 00, (), 170-174 DETERMINATION OF LIMIT DETECTION OF THE ELEMENTS N, P, K, Si, Al, Fe, Cu, Cd, WITH FAST NEUTRON ACTIVATION USING NEUTRON GENERATOR Penentuan Batas Deteksi Unsur N, P,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tubuh manusia, mineral berperan dalam proses fisiologis. Dalam sistem fisiologis manusia, mineral tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen antara lain

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 30-34 ISSN: 1693-1246 Januari 2010 J P F I http://journal.unnes.ac.id PENENTUAN KADAR RADIONUKLIDA PADA LIMBAH CAIR PABRIK GALVANIS DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON THERMAL REAKTOR KARTINI 1 1 2 P. Dwijananti

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER

Lebih terperinci

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM

PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM ISSN 1979-2409 Penentuan Kestabilan Sparking Spektrometer Emisi Menggunakan Bahan Paduan Aluminium (Agus Jamaludin, Djoko Kisworo, Darma Adiantoro) PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA ( Online X-ray Elemental Analyzer) didasarkan pada teknologi fluoresens sinar X (XRF) yang terkenal di bidang laboratorium. Dengan bantuan dari sebuah prosedur yang

Lebih terperinci

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri

Lebih terperinci

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)

SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari

Lebih terperinci

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA

VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seluruh lapisan masyarakat indonesia. Kebutuhan akan minyak goreng setiap tahun mengalami peningkatan karena makanan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER

Lebih terperinci

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)

Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU MILLING SERBUK GRAFIT TERHADAP KANDUNGAN UNSUR PENGOTOR YANG DIANALISIS DENGAN TEKNIK ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)

PENGARUH WAKTU MILLING SERBUK GRAFIT TERHADAP KANDUNGAN UNSUR PENGOTOR YANG DIANALISIS DENGAN TEKNIK ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) PENGARUH WAKTU MILLING SERBUK GRAFIT TERHADAP KANDUNGAN UNSUR PENGOTOR YANG DIANALISIS DENGAN TEKNIK ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) Yunasfi (1) dan Th. Rina M (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR TOKSIK DAN MAKRO-MIKRO NUTRIEN DALAM BAHAN MAKANAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

ANALISIS UNSUR TOKSIK DAN MAKRO-MIKRO NUTRIEN DALAM BAHAN MAKANAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON ANALISIS UNSUR TOKSIK DAN MAKRO-MIKRO NUTRIEN DALAM BAHAN MAKANAN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Th. Rina Mulyaningsih, Istanto, Saeful Yusuf, Siti Suprapti Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir

Lebih terperinci

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Dian Filani Cahyaningrum 1), Riyatun

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty

Lebih terperinci

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK ANALISIS UNSUR Zn DAN Se PADA CUPLIKAN BAHAN MAKANAN

VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK ANALISIS UNSUR Zn DAN Se PADA CUPLIKAN BAHAN MAKANAN Sri Murniasih, dkk. ISSN 0216-3128 75 VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK ANALISIS UNSUR Zn DAN Se PADA CUPLIKAN BAHAN MAKANAN Sri Murniasih, Sukirno dan Saefurrochman Pusat Teknolgi Akselerator

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat IX-xi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat dari bahan utama yaitu tumbuhan umbi yang digunakan oleh semut sebagai sarang sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY

ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g) LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

LAB TEKNIK AANC(Analisis Aktivasi Neutron Cepat) Darsono Bachrun Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

LAB TEKNIK AANC(Analisis Aktivasi Neutron Cepat) Darsono Bachrun Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan LAB TEKNK AANC(Analisis Aktivasi Neutron Cepat) Darsono Bachrun Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Pendahuluan Kebutuhan peralatan analisis unsur dalam suatu sampel yang dapat memberikan hasil

Lebih terperinci

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit

TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) SUB KIMIA FISIK. 16 Mei Waktu : 120menit OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM TINGKAT PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA-PT) BIDANG KIMIA SUB KIMIA FISIK 16 Mei 2017 Waktu : 120menit Petunjuk Pengerjaan H 1. Tes ini terdiri atas

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Se DAN As DALAM SEDIMEN DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR PRIMER DAN SEKUNDER METODA AAN

ANALISIS UNSUR Se DAN As DALAM SEDIMEN DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR PRIMER DAN SEKUNDER METODA AAN ANALISIS UNSUR Se DAN As DALAM SEDIMEN DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR PRIMER DAN SEKUNDER METODA AAN Sutanto. W.W, Mulyono, Iswantoro, Bambang Irianto -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah merupakan salah satu unsur alam yang sama pentingnya dengan air dan udara. Tanah adalah suatu benda alami, bagian dari permukaan bumi yang dapat ditumbuhi oleh

Lebih terperinci

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).

Lebih terperinci

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Urania Vol. 15 No. 2, April 2009 : 61-115 ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini (1) dan Dian Anggraini (1)

Lebih terperinci

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ARTIKEL PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ABSTRAK Arief Goeritno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA

Lebih terperinci

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS

Lebih terperinci

DISTRIBUSI UNSUR MAKRO DAN MIKRO DALAM ABU GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA

DISTRIBUSI UNSUR MAKRO DAN MIKRO DALAM ABU GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA DISTRIBUSI UNSUR MAKRO DAN MIKRO DALAM ABU GUNUNG MERAPI YOGYAKARTA Theresia Rina Mulyaningsih 1, Iman Kuntoro dan Alfian (Diterima tanggal: 03-01-2011; Disetujui tanggal: 18-05-2011) ABSTRAK DISTRIBUSI

Lebih terperinci

VALIDASI METODA SPEKTROMETRI PENDAR SINAR-X

VALIDASI METODA SPEKTROMETRI PENDAR SINAR-X 90 ISSN 0216-3128 Sri Murniasih, dkk. VALIDASI METODA SPEKTROMETRI PENDAR SINAR-X Sri Murniasih dan Sukirno Pusat Teknologi Akselerator Dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

Kata kunci : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), AAN, Reaktor Kartini PENDAHULUAN. Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto

Kata kunci : Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), AAN, Reaktor Kartini PENDAHULUAN. Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON REAKTOR KARTINI Niati, Pratiwi Dwijananti, Widarto Jurusan

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS

PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 13-18 PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS ABSTRAK Yulius Sumarno, Rohidi, Fahmi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT)

IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT) 18 Cahaya Rosyidan dkk, Identifikasi IDENTIFIKASI KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM HEWAN DI SUNGAI GAJAHWONG YOGYAKARTA DENGAN METODE AANC (ANALISIS AKTIVASI NEUTRON CEPAT) Cahaya Rosyidan 1*, Sunardi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli

BAB 3 METODE PENELITIAN. -Beaker Marinelli BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk pengukuran radionuklida alam dalam sampel adalah yang sesuai dengan standar acuan IAEA (International Atomic

Lebih terperinci

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN ANALISIS AKTIVASI NEUTRON PADA PENENTUAN UNSUR Zn DALAM CUPLIKAN MAKANAN

ESTIMASI KETIDAKPASTIAN ANALISIS AKTIVASI NEUTRON PADA PENENTUAN UNSUR Zn DALAM CUPLIKAN MAKANAN ESTIMASI KETIDAKPASTIAN ANALISIS AKTIVASI NEUTRON PADA PENENTUAN UNSUR Zn DALAM CUPLIKAN MAKANAN Endah Damastuti, Muhayatun dan Diah Dwiana L. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN, Jl. Tamansari

Lebih terperinci

PENENTUAN POLUTAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DAS CIUJUNG MENGGUNAKAN TEKNIK NUKLIR ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

PENENTUAN POLUTAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DAS CIUJUNG MENGGUNAKAN TEKNIK NUKLIR ANALISIS AKTIVASI NEUTRON B34 PENENTUAN POLUTAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN DAS CIUJUNG MENGGUNAKAN TEKNIK NUKLIR ANALISIS AKTIVASI NEUTRON Th. Rina Mulyaningsih, Sutisna, Iman Kuntoro, Sumardjo, Alfian BATAN 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M. Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (891325), Mirza Andiana D.P.*

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

ANALISA FLUKS NEUTRON PADA BEAMPORT

ANALISA FLUKS NEUTRON PADA BEAMPORT ANALISA FLUKS NEUTRON PADA BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI FASILITAS PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM PRODUCTION (SAMOP) REAKTOR KARTINI Disusun Oleh : Dian Filani Cahyaningrum M0213023

Lebih terperinci

PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC

PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 25-30 PENENTUAN KANDUNGAN UNSUR ALUMINIUM, MANGAN, DAN SILIKON DALAM AIR SUNGAI CODE TERHADAP WAKTU SAMPLING DENGAN METODE AANC Alfia Hanim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi Menurut WHO menetapkan bahwa tekanan darah seseorang adalah tinggi bila tekanan sistolik (sewaktu bilik jantung mengerut) melewati batas lebih

Lebih terperinci

INTI DAN RADIOAKTIVITAS

INTI DAN RADIOAKTIVITAS KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA INTI DAN RADIOAKTIVITAS Disusun oleh Kelompok A 1: Siti Lailatul Arifah 12030234021/ KB 2012 Nuril Khoiriyah 12030234022/ KB 2012 Nurma Erlita Damayanti 12030234204/ KB 2012 Amardi

Lebih terperinci

PENGARUH IRRADIASI BATU TOPAZ TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN REAKTOR G.A.SIWABESSY. Elisabeth Ratnawati, Kawkab Mustofa, Arif Hidayat

PENGARUH IRRADIASI BATU TOPAZ TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN REAKTOR G.A.SIWABESSY. Elisabeth Ratnawati, Kawkab Mustofa, Arif Hidayat Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Reaktor Nuklir PRSG Tahun 2012 ISBN 978-979-17109-7-8 PENGARUH IRRADIASI BATU TOPAZ TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN REAKTOR G.A.SIWABESSY. Elisabeth Ratnawati,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Unsur Runut Unsur runut Unsur Runut Kobalt (Co)

TINJAUAN PUSTAKA Unsur Runut Unsur runut   Unsur Runut Kobalt (Co) 5 TINJAUAN PUSTAKA Unsur Runut Unsur runut adalah Senyawa kimia yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang tubuh dalam konsentrasi sedikit dan sebagai mineral penting tubuh yang dibutuhkan secara spesifik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN. UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM

VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN. UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM VALIDASI METODA XRF (X-RAY FLUORESCENCE) SECARA TUNGGAL DAN SIMULTAN UNTUK ANALISIS UNSUR Mg, Mn DAN Fe DALAM PADUAN ALUMINUM Rosika Kriswarini, Dian Anggraini, Agus Djamaludin Pusat Teknologi Bahan Bakar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Natrium Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraselular dan hanya sejumlah kecil natrium berada dalam cairan intraselular (Suhardjo, 1992). Makanan sehari hari biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Benar adanya bahwa air telah ada di planet ini jauh sebelum kehidupan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah >140 mm Hg (tekanan sistolik) dan/ atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto

UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto Uji Banding Sistem Spektrometer (Nugroho L, dkk) Abstrak UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152 Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto UJI BANDING SPEKTROMETER GAMMA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

KIMIA ANALITIK (Kode : B-12)

KIMIA ANALITIK (Kode : B-12) MAKALAH PENDAMPING KIMIA ANALITIK (Kode : B-12) ISBN : 978-979-1533-85-0 VERIFIKASI ALAT FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (FLAME AAS) UNTUK PENENTUAN LOGAM NATRIUM, ZINK, FERRUM, MANGAN, CUPRUM, KADMIUM,

Lebih terperinci

Sistem Pencacah dan Spektroskopi

Sistem Pencacah dan Spektroskopi Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur

Lebih terperinci

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi Bab 1: Mengenal Hipertensi Daftar Isi Pengantar... vii Bab 1. Mengenal Hipertensi... 1 Bab 2. Faktor Risiko... 11 Bab 3. Diagnosis... 17 Bab 4. Komplikasi Hipertensi... 27 Kiat Menghindari Stroke... 33

Lebih terperinci

PENENTUAN UNSUR Hf PADA TENAGA KARAKTERISTIK DENGAN METODA ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN)

PENENTUAN UNSUR Hf PADA TENAGA KARAKTERISTIK DENGAN METODA ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) PENENTUAN UNSUR Hf PADA TENAGA KARAKTERISTIK DENGAN METODA ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) Iswantoro, Suhardi, Rosidi, Sutanto WW, Sukadi BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

KARAKTERISASI UNSUR DALAM SAMPEL TANAH DAN SEDIMEN MENGGUNAKAN TEKNIK AAN UNTUK UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM BATAN

KARAKTERISASI UNSUR DALAM SAMPEL TANAH DAN SEDIMEN MENGGUNAKAN TEKNIK AAN UNTUK UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM BATAN KARAKTERISASI UNSUR DALAM SAMPEL TANAH DAN SEDIMEN MENGGUNAKAN TEKNIK AAN UNTUK UJI BANDING ANTAR LABORATORIUM BATAN Syukria Kurniawati, Diah Dwiana Lestiani, Natalia Adventini Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA)

IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT Fe, Cr, Mn, Mg, Ca, DAN Na DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA) 216, dkk. IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM BERAT,,,,, DAN DALAM AIR TANGKI REAKTOR DENGAN METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SAA), Kris Tri Basuki dan A. Purwanto P3TM BATAN ABSTRAK IDENTIFIKASI LOGAM-LOGAM

Lebih terperinci

U Th He 2

U Th He 2 MODUL UNSUR RADIOAKTIF dan RADIOISOTOP Radiasi secara spontan yang di hasilkan oleh unsure di sebut keradioaktifan, sedangkan unsure yang bersifat radioaktif disebut unsure radioaktif.unsur radioaktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II ISBN : 978-602-97522-0-5 PROSEDING SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II Konstribusi Sains Untuk Pengembangan Pendidikan, Biodiversitas dan Metigasi Bencana Pada Daerah Kepulauan SCIENTIFIC COMMITTEE: Prof.

Lebih terperinci

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 4246 PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong,

Lebih terperinci

Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium

Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium Tjipta BATAN Serpong, Jakarta E-mail: tjipta60@gmail.com Abstract The purpose of this study was to determine

Lebih terperinci