SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADIS"

Transkripsi

1 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADIS Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ulumul Hadis Dosen Pengampu : Kholisin S.Sos. I, M.Si. Disusun Oleh : Muhammad Aqis Assalas ( ) Ahmad Abdul Fattah ( ) Ade Anisatun Aula ( ) Leni Astuti ( ) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2 2016 SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADIS I. PENDAHULUAN Secara garis besar ilmu hadits dibagi atas ilmu hadits riwayat dan ilmu hadits dirayat. Jika ilmu hadits riwayat membahas materi hadits yang menjadi kandungan makna, maka ilmu hadits yang dirayat mengambil pembahasan mengenai kaidahkaidahnya, baik yang berhubungan dengan sanad atau matan hadits. Kedua pengetahuan tersebut sama-sama penting. Sebab dengan ilmu yang pertama, setiap muslim yang ingin mengikuti jejak tingkah laku dan teladan rasulullah, harus menguasai ilmu tersebut. Sementara itu dengan menguasai ilmu yang kedua, setiap muslim dan siapapun yang mempelajari dengan baik akan mendapatkan informasi yang akurat dan akutable tentang hadits Rasulullah SAW. II. RUMUSAN MASALAH A. Apa Pengertian Ilmu Hadis? B. Bagaimana metode dan pendekatan penelitian? C. Apa faedah mempelajari ilmu hadis? D. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu hadis? E. Sebutkan cabang-cabang ilmu hadis? F. Sebutkan istilah-istilah ilmu hadis? III. PEMBAHASAN A. PENGERTIAN ILMU HADIS Dari segi bahasa ilmu hadis terdiri dari dua kata yakni ilmu dan hadis. Secara sederhana ilmu artinya pengetahuan, knowledge, dan science. Hadis artinya segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik dari perkataan, perbuatan maupun persetujuan. Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani, hadis adalah mengetahui kaidah-kaidah yang mengetahui (keadaan) perawi dan yang diriwayatkan. Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa, ilmu hadis adalah ilmu yang membicarakan tentang keadaan atau sifat para perawi dan yang diriwayatkan. Perawi

3 adalah orang-orang yang membawa, menerima, dan menyampaikan berita dari nabi yaitu mereka yang ada dalam sanad suatu hadis. Ilmu hadis dibagi menjadi dua, antara lain : Ilmu Hadis Riwayah Menurut bahasa, riwayah dari kata rawa, yarwi, riwayatan, yang berarti annaql = memindahkan dan penukilan, adz-dzikr = penyebutan, al-fatl = pemintalan. Secara istilah menurut pendapat Dr. Shubhi Ash-Shalih, ilmu hadis riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang periwayatan secara teliti dan berhati-hati bagi segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, dan maupun sifat serta segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat dan tabi in. Ilmu Hadis Dirayah Ilmu Hadis Dirayah, dari segi bahasa kata diraya berasal dari kata dara, yadri, daryan, dirayatan/dirayah = pengetahuan tenteng hadis atau pengantar ilmu hadis. Secara istilah, ilmu hadis dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat periwayatan, dan hal-hal yang berkaitan dengannya. B. METODE DAN PENDEKATAN PENELITIAN Dalam penelitian sunnah atau hadis, diperlukan kritik baik yang berkesan dengan sanad yang disebut kritik eksternal (an-naqd al-khariji), dan kritik matan, yang disebut kritik internal (an-naqd ad-dakhili atau an-naqd al-bathini. Sdanad dan matan inilah yang menjadi wilayah penelitian bidang hadis. Ada beberapa metode dan pendekatan yang digunakan para peneliti dalam bidang hadis antara lain sebagai berikut : Metode Perbandingan Dalam penelitian hadis perlu penelusuran suatu hadis dari berbagai buku induk hadis agar mendapatkan dokumentasi hadis secara utuh yakni sanad dan matannya sebagai upaya pengumpulan data. Kemudian dari hasil penelusuran tersebut akan didapatkan sanad yang berbeda dan terkadang redaksi matan pun juga berbeda sekalipun maknanya sama. Para ahli akan mengolah dan

4 menganalisa dokumentasi hadis tersebut dari berbagai segi dengan cara membanding antara satu dngan yang lain. Di situlah terlihat seorang perawi yang genius dan memiliki daya ingat yang kuat periwatannya sesuai dengan periwayatan perawi lain yang memiliki kredebilitas yang sama. Prof. M. Mushthafa Al-A zhami mengatakan, bahwa sejauh menyangkut kritik nash atau dokumen tedapat banyak metode, akan tetapi hampir semua metode itu dapat dimasukkan ke dalam kategori metode perbandingan (cross reference). Dengan membandingkan antara suatu hadis dalam beberapa sanad dari berbagai sumber buku induk dapat ditemukan koententikan seebuah hadis dan dapat diketahui perawi perawi mana yang menyimpang. Metode kualitatif deskriptif Penelitian hadis tergolong penelitian kualitatif maka metode analisanya adalah deskriptif analisis yaitu dilakukan untuk menjelaskan semua komponen tersebut, baik yang berkaitan dengan sanad atau matan Ace Suryadi dan A.R Tilaar menjelaskan bahwa tujuan pendekatan deskriptif ini adalah mengemukakan penafsiran yang benar secara ilmiah mengenai gejala kemasyarakatan agar diperoleh kesepakatan umum. Dalam penelitian hadis pada umumnya pendekatan ini digunakan dalam menjelaskan biografi seorang perawi hadis. Pendekatan normatif Pendekatan normatif secara khusus dapat digunakan untuk mengananlisis data dokumentasi hadis yang berkaitan dengan kritik internal (ad-dakhili) yakni kritik matan. Tolok ukurnya adalah tidak bertentangan Al-quran, hadis yang lebih kuat, akal sehat, indra, sejarah, dan susunan bahasa. Pendekatan normatif juga dapat digunakan dalam rangka pemecahan suatu masalah (problem solving),yaitu dengan menawarkan norma-norma. Kaidah-kaidah, dan resep-resep dalam dimensi rasionalitas dan moralitas, aqli dan naqli sebagaimana yang telah disepakati oleh ulama ahli hadis. Pendekatan historis Pendekatan historis atau kesejarahan digunakan dalam uang kritik eksternal yaitu sanad, karena sunnah merupakan fakta sejarah yang berkaitan dengan

5 pendekatan, perbuatan, sifat,dan pengakuan Nabi. Para ahli hadis berpendapat bahwa studi matan hadis atau ilmu hadis riwayah tidak berarti, jika tidak disertai dengan ilmu hadis dirayah, yaitu analisis kesejarahan terhadap perkataan dan perbuatan Rasul, bahkan sifat-sifat dan keadaan para transmitter (perawi) hadis dan matan-nya. Keempat metode dan pendekatan di atas sangat diperlukan dalam penelitian hadis secara empiris sehingga dapat menemukan pemahaman yang benar terhadap hadis tersebut, baik kandungannya sebagai sumber hukum islam maupun sebagai sumber ilmu pengetahuan dan kemajuan. C. FAEDAH MEMPELAJARI ILMU HADIS Banyak sekali faedah dan manfaat yang diperoleh dalam mempelajari ilmu hadis, tetapi yang sangat urgen diantaranya sebagai berikut : Mengetahui istilah-istilah yang disepakati ulama hadis dalam penelitian hadis. Demikian juga dapat mengenal nilai-nilai dan dan kriteria hadis mana hadis dan mana yang bukan hadis. Mengetahui kaedah-kaedah yang disepakati para ulama dalam menilai, menyaring (filterisasi) dan mengklasifikasikan ke dalam beberapa macam baik dari segi kuantitas maupun kualitas sanad dan matan hadis, sehingga dapat menyimpulkan mana hadis yang diterima dan mana hadis yang ditolak. Mengetahui usaha-usaha dan jerih payah yang ditempuh para ulama dalam menerima dan menyampaikan periwayatan hadis, kemudian menghimpun dan mengkodifikasikannya ke dalam berbagai kitab hadis. Mengenal tokoh-tokoh ilmu hadis baik hadis dirayah maupun riwayah yang mempunyai peran penting dalam perkembangan peliharaan hadis sebagai sumber syari ah Islamiyah sehingga hadis terpelihara dari pemalsuan tangan-tangan kotor yang tidak bertanggung jawab. Seandainya terjadi hal tersebut merekapun dapat mengungkap dan meluruskan yang sebenarnya.

6 Demikian pentingnya ilmu hadis untuk dipelajari bagi semua umat Islam terutama bagi yang ingin mempelajari ilmu agama secara dalam, sehingga tidak goyah dalam menghadapi goyangan iman yang meragukan otentisitas hadis. D. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADIS Dalam tataran praktisnya, ilmu hadis sudah ada sejak periode awal Islam atau sejak periode Rasulullah SAW., paling tidak, dalam arti dasar-dasarnya. Ilmu ini muncul bersamaan dengan mulainya periwayatan hadis yang disertai dengan tingginya perhatian dan selektivitas sahabat dalam menerima riwayat yang sampai kepada mereka. Berawal dengan cara yang sangat sederhana, ilmu ini berkembang sedemikian rupa seiring dengan perkembangannya masalah yang dihadapi. Pada akhirnya, ilmu ini melahirkan berbagai cabang ilmu dengan metodologi pembahasan yang cukup rumit. Pada periode Rasulullah SAW., kritik atau penelitian terhadap suatu riwayat (hadis) yang menjadi cikal bakal ilmu hadis terutama hadis dirayah dilkukan deengan cara yang sederhana sekali. Apabila seorang sahabat ragu-ragu menerima suatu riwayat dari sahabat lainnya, ia segera menemui Rasulullah SAW atau sahabat lain yang dapat dipercaya untuk mengonfirmasikannya. Setelah itu, barulah ia menerima dan mengamalkan hadis tersebut. Pada periode sahabat, penelitian hadis yang menyangkut sanad maupun matan hadis semakin menampakkan wujudnya. Abu Bakar Ash-Siddiq ( H ; khalifah pertama dari Al-Khulafa Ar-Rasyidun atau Empat Khalifah Besar), misalnya tidak mau menerima suatu hadis yang disampaikan oleh seseorang, kecuali yang bersangkutan mampu mendatangkan saksi untuk memastikan kebenaran riwayat yang disampaikannya. Demkian pula, Umar bin Al-Khaththab ( H ; khalifah kedua dari Al- Khulafa Ar-Rasyidun). Bahkan Umar mengancam akan memberi sanksi terhadap siapa saja yang meriwayatkan hadis jika tidak mendatangkan saksi. Ali bin Abi Thalib ( ; khalifah terakhir dari Al-Khulafa Ar-Rasyidun) menetapkan persyaratan tersendiri. Ia tidak mau menerima semua hadis yang disampaikan oleh seseorang,

7 kecuali orang yang menyampaikannya bersedia diambil sumpah atas kebenaran riwayat tersebut. Meskipun demikian, ia tidak menuntut persyaratan tersebut terhadap sahabat-sahabat yang paling dipercaya kejujuran dan kebenarannya, seperti Abu Bakar As-Shiddiq. Semua yang dilakukan mereka bertujuan memelihara kemurnian hadis-hadis Rasulullah SAW. Di antara sahabat yang terkenal selektif dan tak segan-segan membicarakan kepribadian sahabat lain dalam kedudukannya sebagai periwayat hadis adalah Anas bin Malik (w.95 H), Abdullah bin Abbas (Ibnu Abbas), dan Ubaidah bin Syurahbil Asy-Sya bi ( H), dan Muhammad bin Sirin (w.110 H). Kritik matan juga tampak jelas pada periode sahabat. Aisyah binti Abu Bakar r.a., misalnya pernah mengkritik hadis dari Abu Hurairah (w.57 H) dengan matan Innal-mayyita yu azzabu bi buka I ahlihi alaihi (Sesungguhnya mayat diazab disebabkan ratapan keluarganya). Aisyah mengatakan bahwa periwayat telah salah dalam menyampaikan hadis tersebut sambil menjelaskan matan yang sesungguhnya. Suatu ketika Rasulullah SAW. melewati sebuah kuburan orang Yahudi dan beliau melihat keluarga si mayat sedang meratap di atasnya. Melihat hal tersebut, Rasulullah SAW. bersabda mereka sedang meratapi si mayat, sementara si mayat sendiri sedang diazab dalam kuburnya. Lebih lanjut Aisyah berkata, Cukuplah Al-Quran sebagai bukti ketidakbenaran matan hadis yang datang dari Abu Hurairah karena maknanya bertentangan dengan Al-Quran. Ia mengutip surat Al-An am [6] ayat 16 yang artinya, dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain Sejumlah sahabat lainnya juga melakukan hal yang sama, seperti Umar bin Al- Khaththab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas ud (Ibnu Mas ud), dan Abdullah bin Abbas. Pada periode Tabiin, penelitian dan kritik matan semakin berkembang seiring dengan berkembangnya masalah-masalah matam yang mereka hadapi. Demikian pula dikalangan ulama-ulama hadis selanjutnya. Pada akhir abad ke-2 H, barulah penelitian atau pengkritikan hadis mengambil bentuk sebagai ilmu hadis teoritis, di samping bentuk praktis seperti dijelaskan diatas. Imam Asy-Syafi I adalah ulama pertama yang mewariskan teori-teori ilmu hadisnya secara tertulis sebagaimana terdapat dalam karya momentalnya Ar-Risalah (kitab usul

8 fiqh) dan Al- Umm (kitab fiqh). Hanya saja, teori ilmu hadisnya tidak terhimpun dalam pembahasan dua kitab tersebut. Dalam catatan sejarah perkembangan hadis, diketahui bahwa ulama yang pertama kali berhasil menyusun ilmu hadis dalam suatu disiplin ilmu lengkap adalah Al-Qadi Abu Muhammad Al-Hasan bin Abdullah Ar-Rahman bin Khalad Ar-Rahmahurmuzi ( H) dalam kitabnya, Al-Muhaddits, Al-Fashil bain Ar-Rawi wa Al-Wa i. Menurut Ibnu Hajar Al- Asqalani, kitab ini belum membahas masalah-masalah ilmu hadis secara lengkap. Meskipun demikian, menurutnnya lebih lanjut, kitab ini smpai pada masanya merupakan kitab terlengkap, yang kemudian dikembangkan oleh para ulama berikutnya. Kemudian, muncul Al-Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah An-Naisaburi (w. 405 H/1014 M) dengan sebuah kitab yang lebih sistematis, Ma rifah Ulum Al- Hadits. Pada kitab ini dibahas sebanyak 52 pembahasan. Namu seperti karya Ar- Ramarhumuzi, karya Al-Hakam ini juga belum sempurna dan kurang sistematis disbanding dengan kitab-kitab karya ulama berikutnya. Kemudian, Abu Nu aim Ahmad bin Abdillah Ash-Asfahani (w. 430 H/1038 M), muhaddits (ahli hadis) dari Astalun (Persia), berusaha melengkapi kekurangan tersebut melalui kitabnya, Al-Mustakhraj Ala Ma rifa Ulum Al-Hadits. Dalam kitab ini, ia mengemukakan kaidah-kaidah temuannya yang tidak terdapat dalam kitab Ma rifah Ulum Al-Hadits karya Al-Hakim. Setelah itu, muncul Abu Bakar Ahmad Al-Khathib Al-Baghdadi (392 H/1002 M- 463 H/1071 M) yang menulis dua kitab ilmu hadis, yakni Al-Kifayah fi Qawanin Ar- Riwayah dan Al-Fami li Adab Asy-Syeikh wa As-Sami. Selain itu, Al-Baghdadi menulis sejumlah kitab dalam berbagai cabang ilmu hadis. Menurut Al-Hafiz Abu Bakar bin Nuqthah, ulama hadis kontemporer dari Mesir yang menulis ilmu hadis setelah Al-Baghdadi pada dasarnya berutang budi kepada karya-karya yang ditinggalkannya. Selang beberapa waktu, menyusul Al-Qadhi Iyadh bin Musa Al-Yahshibi (w. 544 H) dengan kitabnya Al-Ilma fi Dabath Ar-Riwayah wa Taqyid Al-Asma. Berikutnya adalah Abu Hafish Umar bin Abd. Majid Al-Mayanji (w. 580 H) dengan kitab Ma la Yasi u Al-Muhaddits Fahluh. Berikutnya adalah Abu Amr Usman bin Shalah atau

9 Ibnu Shalah (ahli hadis; w. 642 H/1246 M) dengan kitabnya, Ulum Al-Hadits yang dikenal dengan Muqaddimah Ibn Ash-Shalah. Kitab ini mendapat perhatian banyak ulama sehingga banyak pula yang menulis syarah (ulasan)-nya. Kitab lainnya yang cukup terkenal diantaranya Tadrib Ar-Rawi oleh Jalaludin As- Suyuthi, Taudih Al-Afkar oleh Muhammad bin Isma il Al-Kahlani As-San ani (1099 H/1688 M-1182 H/1772 M), dan Qawa id At-Tahdis karya Muhammad Jamaluddin bin Muhammad bin Sa id bin Qasim Al-Qasimi ( H). E. CABANG-CABANG ILMU HADIS Banyak sekali jumlah cabang ilmu hadis, para ulama menghitungnya secara beragam. Ibnu Ash-Shalah menghitungnya 65 cabang, bahkan ada yang menghitung hanya 10 hingga 6 cabang tergantung kepentingan penghitung itu sendiri ada yang menghitungnya secara terperinci dan ada pula yang menghitungnya secara global saja. Cabang- cabang Ilmu Hadis yang terpenting baik dilihat dari segi sanad atau matan dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu sebagai berikut : 1. Ilmu Rijal Al-Hadits Ilmu Rijal Al- Hadits dibagi menjadi dua, yaitu Ilmu Tawarikh Ar- Ruwah dan ilmu Al-Jarh wa Al-Ta dil. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Ilmu Tawarikh Ar-Ruwah adalah ilmu mempelajari waktu yang membatasi keadaan kelaharira, wafat, peristiwa/kejadian dan lain-lain. Tujuan ilmu ini adalah untuk mengetahui bersambung (muttasil) atau tidaknya sanad suatu hadis. Maksud persambungan sanad adalah pertemuan langsung apakah perawi berita itu bertemu langsung dengan pembawa berita ataukah tidak atau hanya pengakuan saja. 2. Ilmu Al-Jarh wa At-Ta dil Dr. Shubhi Ash-Shalih memberikan definisi Ilmu Al-Jarh wa At-Ta dil yaitu ilmu yang membahas tentang para perawi dari segi apa yang datang dari keadaaan mereka, dari apa yang mencela mereka atau yang memuji mereka dengan menggunakan kata-kata khusus. Jadi ilmu ini membahas tentang nilai cacat (aljarh) atau adilnya (at-ta dil) seorang perawi dengan menggunakan ungkapan katakata tertentu dan memiliki hirarki tertentu.

10 3. Ilmu Ilal Al-Hadits Dalam bahasa al- illah diartikan al-maradh= penyakit. Dalam istilah ilmu hadis Ilmu Ilal Al-Hadits adalah ilmu yang membahas tentang sebab-sebab yang samar yang membuat kecacatan keshahihan hadis, seperti me-washalkan hadis yang munqathu dan me-marfu-kan hadis yang mawquf, memasukan suatu hadis ke hadis yang lain. Tujuan mempelajari ilmu ini adalah untuk mengetahui siapa diantara periwayat hadis yang terdapat illat dalam periwayatannya, dalam bentuk apa dan dimana illat tersebut terjadi, dan pada sanad atau pada matan. 4. ilmu Gharib Al-Hadits ilmu Gharib Al-Hadits adalah ilmu yang mempelajari makna matan hadis dari iafal yang sulit dan asing bagi kebanyakan manusia, karena tidak umum dipakai orang arab. Tujuan ilmu ini untuk mengetahui mana katta-kata dalam hadis yang tergolong gharib dode para ulama memberikan interpretasi kalimat gharib dalam hadis tersebut. Apakah melalui perbandingan beberapa sanad dalam hadis yang sama atau melalui jalan lain. 5. Ilmu Mukhtalif Al-Hadist Dr. Mahmud Ath-Thahan menjelaskan secara sederhana, bahwa Mukhthalif Al- Hadits Adalah ilmu yang membahas hadis-hadis yang lahirnya terjadi kontradiksi akan tetapi dapat dikompromikan, baik dengan cara di-taqyid (pembatasan) yang mutlak, takhshish al- alam (pengkhususan yang umum), atau dengan yang lain. Tujuan ilmu ini untuk mengetahui hadis mana saja yang kontra satu dengan yang lain dan bagaimana pemecahannya atau langkah-langkah apa yang dilakukan para ulama dalam menyikapi hadis-hadis yang kontra tersebut. 6. ilmu Nasikh wa Mansukh Menurut ulama ushul fikih, nasakh adalah pembatalan hukum syari (pembuat syariat) dengan dalil syara yang datang kemudian Ilmu Nasikh wa Mansukh adalah ilmu yang membahas tentang hadis-hadis yang menasakh dan yang dinasakh. Tujuan mempelajari ilmu ini untuk mengetahui salah satu proses hukum

11 yang dihasilkan dari Hadi dalam bentuk nasikh mansukh dan mengapa terjadi Nasikh Mansukh 7. Ilmu Fann Al-Mubhamat Ilmu Fann Al-Mubhamatadalah ilmu yang membicarakan tentang seseorang yang samar namanya dalam matan atau sanad. Tujuan ilmu ini mengetahui siapa sebenarnya nama-nama atau identitas orang-orang yang disebutkan dalam matan atau sanad hadis yang masih samar-samar atau tersembunyi. 8. ilmu Asbat Wurud Al-Hadits ilmu Asbat Wurud Al-Hadits adalah ilmu yang menjelaskan tentang sebab-sebab datangnya hadis, latar belakang dan waktu terjadinya. Tujuan mengetahui ilmu ini mengetahui sebab-sebab dan latar belakang munculnya suatu hadis sehingga dapat mendukung dalam pengkajian makna hadis yang dikehendaki. 9. ilmu Tashhif wa Tahrif ilmu Tashhif wa Tahrif adalah ilmu yang membahas hadis-hadis yang diubah titiknya (mushahhaf) atau dirubah bentuknya (muharraf). Tujuannya, mengetahui kata-kata atau nama-nama yang salah dalam sanad atau matan hadis dan bagaimana sesungguhnya yang benajar sehingga tidak terjadi kesalahan terus menerus dalam penakilan dan mengetahui derajat kualitas kecerdasan dan kedhabith-an seorang perawi. 10. Ilmu Mushthalah Al-Hadits Ilmu Mushthalah Al-Hadits adalah ilmu yang membahas tentang pengertian istilah-istilah ahli hadis dan yang dikenal antara mereka. Tujuannya,memudahkan para pengkaji dan peneliti hadis dalam mempelajari dan riset hadis, karena para pengkaji dan peneliti tidak akan dapat melakukan kegiatannya dengan mudah tanpa mengetahui istilah-istilah yang telah disepakati oleh para ulama.

12 F. ISTILAH-ISTILAH ILMU HADIS a.) Pengertian Istilah Istilah merupakan symbol-simbol yang disepakati bersama secara terminologi untuk mengidentifikasikan masalah dengan tujuan memudahkan pembahasan berikutnya untuk menunjuk sesuatu yang dimaksud secara simpel dan sederhana, sehingga sampai kepada tujuan yang dimaksud. Kata istilah dalam bahasa Arab berasal dari kata ishthalaha, yashthalihu, ishthilaha, artinya persesuaian paham dan tidak adanya perselisihan. Jadi kata istilah mempunyai makna kesepakatan sekelompok orang tentang sesuatu yang khusus. Kumpulan berbagai istilah Dallam ilmu hadis dihimpun secara sistematik oleh para ulama, sehingga sebagian mereka menyebutkan sebagai ilmu Musthalah Al-Hadits. Kata musthalah diambil dari kata istilah tersebut. Ilmu Musthalah Al-Hadits adalah ilmu yang mempelajari tentang apa yang diistilahkan ulama hadis dan dikenal menjadi uruf (kebiasaan) diantara mereka. Istilah-istilah itu dijadikan ilmu yang berdiri sendiri kemudian ditambah dengan kaidah-kaidah dan ilmu-ilmu pendukung lain sehingga para ulama beragam dalam memberikan nama ilmu ini. Diantara mereka member nama Ulumul Al-Hadits, Ilmu Ushul Al-Hadits, Ilmu Al-Hadit, dan lain-lain tergantung pada fokus materi yang diberikan didalamnya. b.) Istilah-istilah dalam Periwayatan Sanad Sanad menurut bahasa adalah almu tamadu, yaitu sesuatu yang dijadikan sandaran, pegangan dan pedoman. Menurut istilah adalah mata ranntai para perawi hadis yang menghubungkan smpai kepada matan hadis. Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang shahih atau dha if-nya suatu hadis. Sanad ini sangat penting dalam hadis, karena hadis terdiri dari dua unsur yaitu sanad dan matan. Lambang Periwayatan Lambang periwayatan اااا/ا ا ا ا/ا ا اا ا dipergunakan dalam metode As- Sama artinya seorang murid mendengarkan penyampaian hadis dari seorang guru (Syaikh) secara langsung. Hadis yang menggunakan lambing periwayatan tersebut dalam

13 segala tingkatan sanad berarti bersambung (muttashil), masing-masing periwayat dalam sanad bertemu langsung dengan Syaikhnya. Lambang periwayatan اااااا/اااا اا dipergunakan dalam metode Al-Qira ah atau Al- Ardh artinya seorang murid membaca atau yang lain ikut mendengarkan dan didengarkan oleh seorang guru, guru mengiyakan jika benar dan meluruskan jika terjadi kesalahan. Dalam dunia Pesantren metode ini dikenal dengan metode sorogan. Lambing periwayatan ااا ا ا ا dalam metode ijazah seorang guru memberikan periwayatan kepada seorang atau beberapa orang muridnya. Murid yang diberi ijazah untuk menyampaikan periwayatan tidak sembarang murid, akan tetapi hanya muridmurid tertentu yang memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Lambang periwayatan ا اا ا ا : ia berkata kepadaku atau اا ا ا ا : ia menyebutkan kepadaku dipergunakan dalam menyampaikan hadis metode Sama Al- Mudzakarah artinya murid mendengar bacaan guru dalam kontek mudzakarah bukan dalam kontek menyampaikan periwayatan yang tentunya tidak siap kedua belah pihak. Berbeda dalam konteks ada (menyampaikan periwayatan),edua belah pihak siap untuk member atau menyampaikan dan menerima hadis. Lambing periwayatan.اا Menurut Jumhur ulama dapat diterima asal periwayatannya tidak mudallis (penyimpan cacat) dan dimungkinkan adanya pertemuan dengan gurunya. Jika tidak memenuhi dua persyaratan ini maka tidak dihukumi muttashil. Matan Kata matan atau al-matan menurut bahasa berarti: keras, kuat, sesuatu yang Nampak dan asli. Menurut istilah matan adalah sesuatu kalimat setelah berakhirnya sanad. Matan hadis ini sangat penting karena yang menjadi topic kajian dan kandungan syariat Islam untuk dijadikan petunjuk dalam beragama. Mukharrij atau Pewaris Hadis Kata mukharrij isim fa il dari kata takhrij atau istikharaj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan : menampakkan, mengeluarkan, dan menarik. Maksud mukharraj adalah seorang yang menyebutkan suatu hadis dalam kitabnya dengan sanadnya. Sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau menuliskan kedalam suatu

14 kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang (gurunya). c.) Istilah-istilah dalam Kepakaran Hadis Gelar keilmuan dalam Islam memang patut dihargai karena mununjukkan tingkat kepakaran seseorang dalam bidang ilmu tertentu, disamping menunjukkan kemajuan peradaban umat Islam dalam bidang ilmu lebih pesat pada awal Islam sebelum barat maju, sebelum adanya gelar Prof., Dr., MM., M.Pd., dan lain-lain. Diantara gelar keahlian dalam bidang hadis yaitu sebagai berikut : Amir Al-Mu minin Gelar Amil Al-Mu minin sebenarnya diberikan kepada khalifah Abu Bakar Ash-Siddiq dan setelahnya. Gelar Amil Al-Mu minin dalam hads tidak berkait dengan kekhalifahan secara formal dalam politik, akan tetapi berkaitan dengan penguasaan hadis seseorang. Al-Hakim Al-Hakim yaitu, suatu gelar keahlian bagi para pakar hadis yang menguasai seluruh permasalahan hadis baik matan yang diriwayatkan maupun sanad-nya dan mengetahui hal ihwal para pewari hadis yang adil dan yang tercela mengetahui biogografi para perawi, baik tentang perjalanan kepada guru-gurunya dan sifat-sifatnya yang dapat diterima maupun ditolak. Al-Hujjah Gelar Al-Hujjah diberikan kepada para pakar hadis yang kemampuan hafalan hadisnya dapat dijadikan hujjah dan menjadi referensi bagi para penghafal lainnya. Menurut sebagian ulama, gelar Al-Hujjah diberikan kepada para imam yang sanggup menghafal hadis yang diriwayatkan baik matan,sanad maupun perihal para perawi seperti tentang keadilan, kecacatan, dan biografinya. Al-Hafizh Gelar Al-Hafizh adalah gelar ahli hadis yang dapat men-shahih-kan para perawi hadis.

15 Al-Muhaddits Menurut At-Taj As-Subki dalam bukunya Maw id An-Ni am ialah orang yang mengetahui sanad, illat, nama para periwayat hadis baik yang tinggi dan yang rendah. Al-Musnid Al-Musnid adalah gelar keahlian yang meriwayatkan hadis beserta sanadnya, baik ia menguasai benar tentang keadaan sanad maupun tidak. Thalib Al-Hadits Thalib Al-Hadits adalah gelar yang terendah diantara sekian gelar yang telah dijelaskan sebelumnya. Gelar Thalib Al-Hadits diberikan kepada orang yang memulai kariernya dalam bidang hadis yaitu orang yang mencari hadis atau yang sedang mempelajarinya. d.) Berkaitan dengan Generasi Perawi Thabaqat Dalam bahasa Thabaqat diartikan = kaum yang serupa atau sebaya. Menurut istilah Thabaqat adalah kaum yang berdekatan atau sebaya dalm usia dan dalam isnad saja. Sahabat Dari segi bahasa sahabat diambil dari kata ash-shahabati dengan makna Ash-Shuhbatu= persahabatan. Menurut istilah sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi dalam keadaan beragama islam dan mati dalam islam sekalipun dipisah murtad ditengah tengah menurut pendapat yang benar. Tabi in Tabi in jamak dari kata tabi i atau tabi yang berarti orang yang mengikuti atau berjalan dibelakang. Menurut istilah tabi in adalah orang muslim yang bertemu seorang sahabat dan mati dalam beragama islam.

16 IV. KESIMPULAN Ilmu hadis adalah ilmu yang membicarakan tentang keadaan atau sifat para perawi dan yang diriwayatkan. Ilmu hadis dibagi menjadi dua, yaitu ilmu hadis riwayah dan ilmu hadis dirayah. Dengan menggunakan beberapa metode dan pendekatan penelitian yang digunakan para peneliti dalam bidang hadis, antara lain ; metode perbandingan, metode kualitatif deskriptif, pendekatan normatif, dan pendekatan historis. Banyak sekali faedah dan manfaat mempelajari ilmu hadis,, salah satunya yaitu; mengetahui istilah-istilah yang disepakati ulama hadis dalam penelitian hadis, demikian juga dapat mengenal nilai-nilai dan dan kriteria hadis mana hadis dan mana yang bukan hadis. Sejarah perkembangan ilmu hadis dimulai dari periode Rasulullah SAW, periode sahabat nabi dan para ulama yang dituliskan dalam beberapa kitab karya para ulama tersebut. Banyak sekali jumlah cabang ilmu hadis, para ulama menghitungnya secara beragam. Ibnu Ash-Shalah menghitungnya 65 cabang, bahkan ada yang menghitung hanya 10 hingga 6 cabang tergantung kepentingan penghitung itu sendiri ada yang menghitungnya secara terperinci dan ada pula yang menghitungnya secara global saja, antara lain ; Ilmu Rijal Al-Hadits, Ilmu Al-Jarh wa At-Ta dil, Ilmu Ilal Al-Hadits dan sebagainya. V. PENUTUP Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terimakasih atas antusiasme dari pembaca yang berkenan menelaah isi makalah ini. Kritik dab saran tetap kami harapkan sebagai bahan perbaikan. Sekian dan terimakasih.

Belajar Ilmu Hadis (1) Pendahuluan

Belajar Ilmu Hadis (1) Pendahuluan Belajar Ilmu Hadis (1) Pendahuluan Senin, 05-06-2017 Ibnu Hajar al-asqalani (852 H) mendefinisikan ilmu hadis sebagai, Ilmu tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan hadis dan perawinya (al-nukat

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS Berikut ini adalah beberapa istilah di dalam ilmu hadits: Ahad Hadits yang tidak mencapai derajat mutawatir. Al-Hafizh Kedudukan yang lebih tinggi dari muhaddits, mengetahui

Lebih terperinci

Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku

Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku (Oleh: J. algar. secondprince) Tulisan ini akan membahas hadis Kitabullah wa Sunnaty yang sering dijadikan dasar bahwa kita harus berpedoman kepada Al Quran dan Sunnah

Lebih terperinci

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag Pengertian Hadits : Menurut bahasa artinya baru atau kabar. Menurut istilah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw. baik berupa

Lebih terperinci

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 59 BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33 A. Kualitas Mufasir at-thabari Ditinjau dari latar pendidikannya dalam konteks tafsir al-qur an, penulis menilai bahwa at-thabari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor,

Lebih terperinci

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29 Maksud Gugurnya Sanad Yang dimaksud gugurnya sanad adalah terputusnya rantai sanad (silsilatu as-sanad) dengan gugurnya sorang rawi atau lebih secara sengaja, baik dari sebagian perawi atau dari yang lainnya

Lebih terperinci

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis. MANHAJ AJJAJ AL-KHATIB (Analisis Kritis terhadap Kitab Ushul al-hadis, Ulumuh wa Mushtalahuh) Sulaemang L. (Dosen Jurusan Dakwah dan Komunikasi STAIN Kendari) Abstrak: Penelitian ini mebmahas Manhaj Ajjaj

Lebih terperinci

dan Ketegasannya Terhadap Syiah

dan Ketegasannya Terhadap Syiah رمحه هللا IMAM IBNU JARIR ATH-THABARI dan Ketegasannya Terhadap Syiah @ Copyright 1436 H/ 2015 M Untuk Umat Muslim رمحه هللا Imam Ibnu Jarir ath-thabari Disalin dari Majalah As-Sunnah_Baituna Ed. 05 Th.

Lebih terperinci

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS Dr. Khadijah, M.Ag. Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana KATA PENGANTAR Penulis: Dr. Khadijah, M.Ag. Copyright 2011, pada penulis Hak cipta dilindungi undang-undang All rigths reserved Penata

Lebih terperinci

Written by Andi Rahmanto Friday, 28 November :43 - Last Updated Friday, 28 November :55

Written by Andi Rahmanto Friday, 28 November :43 - Last Updated Friday, 28 November :55 Adab Muhaddits Seseorang yang menyibukkan dirinya dengan hadits serta menyebarluaskannya ketengah-tengah masyarakat, maka seorang muhaddits sudah selayaknya menjadi teladan, bersifat jujur terhadap apa

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN B. PEMBAHASAN

A. PENDAHULUAN B. PEMBAHASAN A. PENDAHULUAN Bagi umat Islam, Hadis merupakan sumber pokok ajaran agama Islam setalah Al-Qur an. Ia identik dengan segala sesuatu yang berasal atau yang disandarkan pada Nabi SAW, baik ucapan, perbuatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam dan sebagai pedoman hidup bagi kaum muslimin. Sedangkan hadis sebagai pernyataan, pengalaman, taqriri dan hal ihwal Nabi

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN A. Al-Qur an Sebagai Sumber Ajaran Islam Menurut istilah, Al-Qur an adalah firman Allah yang berupa mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis

Lebih terperinci

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW

ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW ILMU QIRO AT DAN ILMU TAFSIR Oleh: Rahmat Hanna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an sebagai kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya,

Lebih terperinci

Pembagian hadits ahad dilihat dari sisi kuat dan lemahnya sebuah hadits terbagi menjadi dua, yaitu:

Pembagian hadits ahad dilihat dari sisi kuat dan lemahnya sebuah hadits terbagi menjadi dua, yaitu: Pembagian hadits ahad dilihat dari sisi kuat dan lemahnya sebuah hadits terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Maqbul : sebuah hadits yang mempunyai indikasi kuat kejujuran orang yang membawa khabar tesebut 2.

Lebih terperinci

2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa, perbuatan dan perkataan yang hina.

2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa, perbuatan dan perkataan yang hina. Istilah-istilah dalam hadits Sanad: Jalan menuju lafadh hadits. Misalnya, A meriwayatkan hadits dari B, ia meriwayatkan hadits dari C, ia meriwayatkan hadits dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Jalan

Lebih terperinci

2. Jika memang ada haditsnya, Kenapa dosa meratapi mayit ditimpakan ke mayit, padahal yg melakukan kesalahan itu adalah orang lain.

2. Jika memang ada haditsnya, Kenapa dosa meratapi mayit ditimpakan ke mayit, padahal yg melakukan kesalahan itu adalah orang lain. Menambahkan apa yang disampaikan Pak Baz, intinya seperti apa yang disampaikan Pak Baz. Pertanyaan : 1. Apakah ada hadits yg menyatakan bahwa jika ada keluarga yg meratapi mayit, dosanya akan ditimpakan

Lebih terperinci

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA STUDI HADITS Tim Penyusun MKD UIN SUNAN AMPEL SURABAYA UIN Sunan Ampel Press 2011 Judul Penulis : STUDI HADITS : 1. Dr. H. Zainuddin, Ml., Le. MA. 2. H. Arif Jamaluddin Malik, M. Ag. 3. Abdulloh Ubed,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 102 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan studi analisis pemikiran Imam Syafi i tentang kehujjahan hadis dalam kitab Ar-Risālah dapat ditarik kesimpulan menjadi beberapa point. Pertama, Hadis wajib

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2013 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: HADITS Level Kognitif Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi

Lebih terperinci

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( ) SUMBER AJARAN ISLAM Erni Kurnianingsih (10301241001) Nanang Budi Nugroho (10301241012) Nia Kurniawati (10301241026) Tarmizi (10301249002) Dasar penggunaan sumber agama islam di dasarkan ayat al-qur an

Lebih terperinci

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis

BAB II MUKHTALIF AL-HADITS. Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis BAB II MUKHTALIF AL-HADITS A. Pengertian Mukhtalif al-hadits Mukhtalif al-hadits secara bahasa dapat dipahami dengan hadis-hadis yang bertentangan. Sedangkan dalam dunia ulum al-hadits istilah ini diperuntukkan

Lebih terperinci

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam Presented By : Saepul Anwar, M.Ag. Pengertian Hadits Sunnah : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan,taqrir (peretujuan),

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 2)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 2) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 2) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) SINOPSIS Matlamat modul ini ialah mendedahkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis,

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap sampel sanad hadis, sebagaimana yang telah dideskripsikan di dalam Bab III dan Bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

Sejarah Singkat Ilmu Hadist. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ulumul Hadist. Dosen Pembimbing : Abdul Sattar, M.Ag.

Sejarah Singkat Ilmu Hadist. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ulumul Hadist. Dosen Pembimbing : Abdul Sattar, M.Ag. Sejarah Singkat Ilmu Hadist Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Ulumul Hadist Dosen Pembimbing : Abdul Sattar, M.Ag. Disusun oleh: Fina Idhamatussilmi (1601016023) Caca Irayanti (1601016024)

Lebih terperinci

Surah Al- Alaq, ayat 1-5. Surah Al-Fatihah. Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4. Bismillah. Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran)

Surah Al- Alaq, ayat 1-5. Surah Al-Fatihah. Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4. Bismillah. Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran) Surah Al- Alaq, ayat 1-5 Surah Al-Fatihah Manna Al-Qattan (Mabahith fi Ulum al-quran) Surah Al-Mudatsir, ayat 1-4 Bismillah 1. Ayat 1-5, Surah Al- Alaq (Paling Rajih) i. Berdasarkan hadis Aisyah yang diriwayatkan

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 23 Tahun 2012 Tentang MENYEMIR RAMBUT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 23 Tahun 2012 Tentang MENYEMIR RAMBUT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 23 Tahun 2012 Tentang MENYEMIR RAMBUT (MUI) setelah : MENIMBANG : a. bahwa praktik menyemir rambut yang sudah sejak lama dikenal masyarakat pada akhir-akhir ini kembali

Lebih terperinci

Pengertian Hadits. Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi.

Pengertian Hadits. Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi. Pengertian Hadits Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi dilengkapi dengan perangkat lain yang menunjang segala kehidupan makhluk- Nya di muka bumi.

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MATA PELAJARAN: HADITS Level Kognitif Pengetahuan dan Pemahaman Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I MARWIYYAT AN NISA GHAIRU ASH-SAHABAH FII MUWATHA MALIK IBN ANAS

BAB I MARWIYYAT AN NISA GHAIRU ASH-SAHABAH FII MUWATHA MALIK IBN ANAS 1 BAB I MARWIYYAT AN NISA GHAIRU ASH-SAHABAH FII MUWATHA MALIK IBN ANAS A. Latar Belakang Dasar syari at Islam yang kedua diperoleh dari Rasulullah Saw. yang berupa penjelasan terhadap hukum syari at,

Lebih terperinci

Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu

Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu - 34 - - - -. Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada Abu Bakar bin Hazm : lihatlah hadits Rasulullah, lalu tulislah. Aku khawatir (punahnya) kajian ilmu (hadits)

Lebih terperinci

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bukti Cinta Kepada Nabi Bukti Cinta Kepada Nabi Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hadis merupakan segala tingkah laku Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1 Hadis merupakan sumber hukum Islam yang kedua setelah

Lebih terperinci

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) ", 25

maksud firman-firman Allah sesuai dengan kemampuan manusia (mufasir) , 25 Al-Quran yang merupakan bukti kebenaran Nabi Muhammad saw, sekaligus petunjuk untuk umat manusia kapan dan di mana pun, memiliki pelbagai macam keistimewaan. Keistimewaan tersebut, antara lain, susunan

Lebih terperinci

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM HADIS - SUNNAH Etimologis: Hadis : perkataan atau berita. Sunnah : jalan yang dilalui atau tradisi yang dilakukan. Sunnah Nabi: jalan hidup Nabi. Terminologis Hadis:

Lebih terperinci

HADITS MASYHUR. Definisi

HADITS MASYHUR. Definisi HADITS MASYHUR Definisi a.menurut bahasa, merupakan isim maf ul dari syahartu al-amra, yang berarti saya mengumumkan atau menampakkan suatu perkara. Disebut seperti itu karena penampakkannya yang jelas.

Lebih terperinci

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3)

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3) DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3) PENSYARAH: Ustazah Dr Nek Mah Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) SINOPSIS Matlamat modul ini ialah mendedahkan

Lebih terperinci

CABANG CABANG ILMU HADIS. Dairina Yusri

CABANG CABANG ILMU HADIS. Dairina Yusri CABANG CABANG ILMU HADIS Dairina Yusri Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sumatera Medan Jln. Sambu No. 64 Medan e-mail: dairinayusrimpdi@gmail.com Abstract: Ulūmul hadith is aprayer one very religious

Lebih terperinci

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya Tidak Sedikit manusia bertanya, bagaimanakah puasa sunah Asyura itu? Dan kapankah pelaksanaannya? Dalil-Dalilnya: Berikut ini adalah dalil-dalil puasa tersebut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran, 1 sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran, 1 sebagaimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Alquran, 1 sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 59: Hai orang-orang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul-Nya

Lebih terperinci

BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI

BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI BENARKAH KHUTBAH SHOLAT DUA HARI RAYA DUA KALI Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa setelah dilaksanakannya sholat Ied, maka disunnahkan untuk mengadakan khutbah Ied. Bagi jamaah sholat ditekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam struktur sumber hukum Islam, hadits (sunnah) bagi ummat Islam menempati urutan kedua sesudah al-qur an. karena, disamping sebagai ajaran Islam yang secara

Lebih terperinci

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA DZIKIR PAGI DAN PETANG dan Penjelasan Maknanya ع ن ا ب ه ر ي ر ة ق ال : ك ان ر س ول ال ه ص ل ال ه ع ل ي ه و س ل م ي ع ل م ا ص ح اب ه ي ق ول : ا ذ ا ا ص ب ح ا ح د

Lebih terperinci

Peneliti Cacat Hadits

Peneliti Cacat Hadits رمحه هللا ABU HATIM AR-RAZI Peneliti Cacat Hadits حفظه هللا Oleh: Ustadz Abu Faiz Sholahuddin bin Mudasim Publication 1436 H/ 2015 M رمحه هللا Abu Hatim Ar-Razi Sumber: Majalah Al-Furqon No.155 Ed. 8 Th.

Lebih terperinci

PEMBAGIAN HADITS NABI

PEMBAGIAN HADITS NABI PEMBAGIAN HADITS NABI Disusun dari berbagai sumber oleh: Saiful Amien, M.Pd Ulumul Hadits secara kebahasaan berarti ilmu-ilmu tentang hadits. Kata 'ulum adalah bentuk jamak dari kata 'ilm (ilmu) Ulumul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM SEPUTAR SANAD HADIS. Sanad disebut juga dengan Thariq (Jalan), karena sanad merupakan

BAB II TINJAUAN UMUM SEPUTAR SANAD HADIS. Sanad disebut juga dengan Thariq (Jalan), karena sanad merupakan BAB II TINJAUAN UMUM SEPUTAR SANAD HADIS Sanad disebut juga dengan Thariq (Jalan), karena sanad merupakan jalan yang menyampaikan periwayat kepada matan al-hadits. Ketika membahas masalah sanad maka tidak

Lebih terperinci

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam ) I. Mukadimah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh berkata : - - :...

Lebih terperinci

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : [ ] E٤٨٤ J٤٧٧ W F : : MENGHORMATI ORANG LAIN "Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua dan tidak menyayangi yang muda dari kami." Orang yang paling pantas dihormati dan dihargai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad Saw. diyakini oleh umat islam sebagai sumber ajaran Islam. Kedua sumber ini tidak hanya dipelajari di lembaga-lembaga pendidikan

Lebih terperinci

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain Oleh: Muhsin Hariyanto AL-BAIHAQI, dalam kitab Syu ab al-îmân, mengutip hadis Nabi s.a.w. yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Amr ibn al- Ash: Ridha Allah bergantung

Lebih terperinci

: :

: : [ ] : : : Hikmah (Bijaksana) "Dan barangsiapa yang diberikan hikmah maka sungguh ia telah diberikan kebaikan yang banyak." Sesungguhnya orang yang mempunyai niat yang baik dan ibadah yang benar, kebaikannya

Lebih terperinci

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN I. Muqodimah : Prof. Abdul Wahhab Kholaf berkata dalam bukunya Ilmu Ushul Fiqih (hal. 143) : - - " "."." Nash Syar I atau undang-undang wajib untuk diamalkan sesuai

Lebih terperinci

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet I. LATAR BELAKANG Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS), Yayasan Yatim Mandiri

Lebih terperinci

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Khutbah Jumat ini menjelaskan tentang perintah untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berasaha untuk menjauhi berbagai amalan yang tidak

Lebih terperinci

Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang meninggal dunia.

Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang meninggal dunia. TAKHRIJ HADITS TALQIN KEPADA ORANG YANG AKAN MENINGGAL DENGAN SURAT YASIN Nabi diriwayatkan bersabda : Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang meninggal dunia. Takhrij : Diriwayatkan oleh Imam Abu Daud

Lebih terperinci

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah Kewajiban berdakwah Dalil Kewajiban Dakwah Sahabat, pada dasarnya setiap Muslim dan Muslimah diwajibkan untuk mendakwahkan Islam kepada orang lain, baik Muslim maupun Non Muslim. Ketentuan semacam ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah

Lebih terperinci

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua Masing banyak orang yang ragu untuk melanjutkan aktivitas birrul wâlidain (berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tua), setelah keduanya berpulang

Lebih terperinci

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????????????

Lebih terperinci

Fidyah. "Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin." (Al Baqarah : 184)

Fidyah. Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin. (Al Baqarah : 184) Fidyah 1. Bagi Siapa Fidyah Itu? Bagi ibu hamil dan menyusui jika dikhawatirkan keadaan keduanya, maka diperbolehkan berbuka dan memberi makan setiap harinya seorang miskin, dalilnya adalah firman Allah:

Lebih terperinci

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN c Menghormati Kemanusiaan d MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN Oleh Nurcholish Madjid Sidang Jumat yang berbahagia. Dalam kesempatan khutbah kali ini, saya ingin mengajak semuanya untuk merenungkan ajaran

Lebih terperinci

BAB II BIOGRAFI SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZAIRI. Syeikh Abu Bakar Jabir al-jazairi ialah seorang ulama Madinah yang cukup terkenal,

BAB II BIOGRAFI SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZAIRI. Syeikh Abu Bakar Jabir al-jazairi ialah seorang ulama Madinah yang cukup terkenal, 16 BAB II BIOGRAFI SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZAIRI A. Kelahiran Dan Pertumbuhannya Syeikh Abu Bakar Jabir al-jazairi ialah seorang ulama Madinah yang cukup terkenal, beliau mengajar di Universitas Islam

Lebih terperinci

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

KAIDAH FIQH. Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan Publication: 1436 H_2015 M KAIDAH FIQH إ ع م ال الد ل ي ل ي أ و ل م ن إ ه ال أ ح د ه ا م ا أ م ك ن "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015

Lebih terperinci

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran) Pengantar Ulumul Quran (Realitas Al-Quran) Definisi Ulumul Quran Ulûm al-qur ân didefinisikan sebagai pembahasan yang berkaitan dengan al-qur an, dari aspek turunnya, kemukjizatan, pengumpulan, sistematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi juga harus mampu menghambakan diri di hadapan Allâh Subhânahu

BAB I PENDAHULUAN. bumi juga harus mampu menghambakan diri di hadapan Allâh Subhânahu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia, disamping mengemban tugas sebagai khalifah di muka bumi juga harus mampu menghambakan diri di hadapan Allâh Subhânahu wa Ta âla. hal ini, sebagaimana

Lebih terperinci

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara

Silabus Mata Kuliah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UNISNU Jepara SILABUS PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNISNU JEPARA TAHUN 2015 Mata Kuliah : Ulumul Kode MK : KPIP 14102 Bobot / Semester : 2 sks Standar Kompetensi : Mampu

Lebih terperinci

Manhaj Ahl al-hadith: Peranan dan Sumbangannya dalam Ketamadunan Islam

Manhaj Ahl al-hadith: Peranan dan Sumbangannya dalam Ketamadunan Islam Prosiding Seminar Kebangsaan Tamadun & Warisan Islam (TAWIS) 2016 283 Manhaj Ahl al-hadith: Peranan dan Sumbangannya dalam Ketamadunan Islam MUHAMMAD ARIF YAHYA 1 Abstrak Ancaman terhadap kedudukan Hadith

Lebih terperinci

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:

Lebih terperinci

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat kriteria-kriteria yang baku. Mungkin salah satu faktornya, karena ulama

Lebih terperinci

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor Ternyata Hari Jum at itu Ternyata Hari Jum at itu Istimewa Penyusun: Ummu Aufa Muraja ah: Ustadz Abu Salman Saudariku, kabar gembira untuk kita

Lebih terperinci

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Tafsir Surat Al-Ikhlas

Tafsir Surat Al-Ikhlas Tafsir Surat Al-Ikhlas Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Ditulis oleh Faqihuddin Abdul Kodir Senin, 08 Juni :59 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 16 September :24

Ditulis oleh Faqihuddin Abdul Kodir Senin, 08 Juni :59 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 16 September :24 Ada anggapan bahwa dalam literatur Islam klasik, dasar hukum tentang larangan lebih mudah ditemukan daripada sebaliknya. Tetapi, dalam sejarah awal Islam ada realitas bahwa Siti Aisyah, isteri baginda

Lebih terperinci

Biografi Ulama Ahlus Sunnah Documentation. Rilis latest

Biografi Ulama Ahlus Sunnah Documentation. Rilis latest Biografi Ulama Ahlus Sunnah Documentation Rilis latest 03 July 2016 Daftar Isi 1 PENDAHULUAN 3 2 SEJARAH SINGKAT IMAM AL-BUKHARI (194 H - 256 H) 5 3 SEJARAH SINGKAT IMAM ABU DAWUD (202 H - 275 H) 7 4

Lebih terperinci

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at Dalam pembahasan ini ada tiga persoalan yang akan kami ketengahkan: 1. Hukum membaca sebagian Al-Quran dalam khutbah. 2.Kadar minimal Al-Qur an yang dibaca

Lebih terperinci

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I MADZHAB SYAFI I Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I Disusun Oleh : Muhlisaturrohmah (1601016054) Etik Fitriayasari (1601016055) Annisa Kurniawati (1601016056)

Lebih terperinci

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs. KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah : Ilmu Tauhid Dosen Pengampu : Drs. Ghofir Romas Disusun oleh: Shafira Caesar Savitri ( 1501016001 ) Rohmatul

Lebih terperinci

Selain itu hukum wajib atas Khutbah Jum'at, dikarenakan Nabi tidak pernah meninggalkannya. Hal ini termasuk dalam keumuman hadits:

Selain itu hukum wajib atas Khutbah Jum'at, dikarenakan Nabi tidak pernah meninggalkannya. Hal ini termasuk dalam keumuman hadits: KHUTBAH JUM AT Khutbah Jum'at adalah salah satu rukun dari shalat Jum'at. Nabi menganjurkan kita untuk mendengarkan khutbah Jum'at. Bahkan pahala shalat Jum'at kita akan gugur ketika kita berbicara saat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al-

BAB V PENUTUP. 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih dari penafsiran al-ṭabari dan al- BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai bentuk peneletian sistematis, penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan rumusan masalah yang telah ditelusuri yaitu: 1. Metode yang dipergunakan dan yang dipilih

Lebih terperinci

$! " # %& ' ( ) * &+, -. /0 1 &+ 23 4 52 6 27! "#$

$!  # %& ' ( ) * &+, -. /0 1 &+ 23 4 52 6 27! #$ [ ] : : : Ikhtilaf Ulama, Sebab dan Sikap Kita Terhadapnya Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita nikmat iman dan islam serta kesehatan, karunia yang tiada taranya yang telah diberikan-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bersuci merupakan hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dengan ibadah shalat dan haji. Tanpa bersuci orang yang berhadas tidak dapat menunaikan ibadah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SANAD DAN MATAN HADITS TENTANG SYAFAAT PENGHAFAL AL-QUR AN

BAB IV ANALISIS SANAD DAN MATAN HADITS TENTANG SYAFAAT PENGHAFAL AL-QUR AN 135 BAB IV ANALISIS SANAD DAN MATAN HADITS TENTANG SYAFAAT PENGHAFAL AL-QUR AN A. Analisis Sanad Telaah keadaan jalur periwayatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hadits-hadits yang telah di-takhrīj

Lebih terperinci

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Khutbah Pertama???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Bab 5. Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua

Bab 5. Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua Bab 5 Hadist: Sumber Ajaran Islam Kedua Pengertian As-Sunnah dan Hadits a. As-Sunnah. As-Sunnah secara lughawi (menurut bahasa) artinya kebiasaan atau tradisi. Sedangkan menurut istilah ilmu haidst adalah

Lebih terperinci

SILABUS BAHASA ARAB I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR`AN (STAI-PIQ) SUMATERA BARAT. Mata Kuliah.

SILABUS BAHASA ARAB I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR`AN (STAI-PIQ) SUMATERA BARAT. Mata Kuliah. SILABUS BAHASA ARAB I SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU AL-QUR`AN (STAI-PIQ) SUMATERA BARAT Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Jenis Mata Kuliah Konsentrasi Program Studi Jumlah SKS 1 / 11 Dosen Asisten

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Kesalehan Sosial Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN KESALEHAN SOSIAL Kesalehan sosial adalah suatu perilaku

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi'ul Akhir 1402 H, bertepatan

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH. Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015

TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH. Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015 TINJAUAN UMUM Tentang HUKUM ISLAM SYARIAH, FIKIH, DAN USHUL FIKIH Dr. Marzuki, M.Ag. PKnH-FIS-UNY 2015 1 Beberapa Istilah Terkait dengan HUKUM ISLAM 1. Hukum 2. Hukum Islam 3. Syariah 4. Fikih 5. Ushul

Lebih terperinci

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran: 19)

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam (Ali Imran: 19) Kesesatan Paham Pluralisme Agama Pluralisme,sebuah pemahaman yang saat ini sedang gencar menyerang dalam tubuh kaum muslimin. Kata ini dimaknakan dengan Semua agama sama, Semua agama mengajarkan kebaikan,

Lebih terperinci

Menggapai Kejayaan Islam

Menggapai Kejayaan Islam Menggapai Kejayaan Islam, "Apabila kamu telah berjual beli dengan 'inah (salah satu sistem riba'), dan kamu memegang ekor- ekor sapi (sibuk dengan ternaknya), puas dengan bercocok tanam, serta kalian meninggalkan

Lebih terperinci

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA Publication : 1436 H_2015 M Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan Biji Tasbih حفظه

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Ramli Abdul Wahid seorang pakar hadis, yang saat ini menjabat Direktur Pascasarjana Universitas Islam Sumatera Utara Medan. Ia berkomentar terhadap pemikiran T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy,

Lebih terperinci

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86) MAJLIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) PUSAT http://www.mta-online.com e-mail : humas_mta@yahoo.com Fax : 0271 661556 Jl. Serayu no. 12, Semanggi 06/15, Pasarkliwon, Solo, Kode Pos 57117, Telp. 0271 643288 Ahad,

Lebih terperinci

[SYARAT & KEHATI-HATIAN ULAMA SALAF DALAM BERFATWA]

[SYARAT & KEHATI-HATIAN ULAMA SALAF DALAM BERFATWA] Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ini halal dan ini haram, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. lalu berkata, Yakni janganlah kalian asal

Lebih terperinci

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

Lebih terperinci