BAB 2 POTENSI, MASALAH HAMBATAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI KOTA KEDIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 POTENSI, MASALAH HAMBATAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI KOTA KEDIRI"

Transkripsi

1 Secara administratif, Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas BAB POTENSI, MASALAH HAMBATAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI KOTA KEDIRI Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang gambaran wilayah, sinkronisasi dokumen dengan kebijakan terkait arahan kebijakan, potensi, masalah, hambatan dan tantangan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan kota dari penyusunan pekerjaan di Kota Kediri Tahun Gambaran Kota Studi.1.1 Karakteristik dan Perkembangan Pembangunan Wilayah Kondisi Fisik Dasar A. Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis, Kota Kediri terletak di antara 111,05 derajat-11,0 derajat Bujur Timur dan 7,45 derajat-7,55 derajat Lintang Selatan dengan luas 6,404 Km. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%. Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (47 m) dan Gunung Maskumambang (00 m). wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol : Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih : Kec. Wates dan Kec. Gurah : Kec. grogol dan Kec. Semen Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi wilayah kecamatan, yaitu: B. Topografi Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km² terdiri dari 17 Kelurahan Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah,90 Km² tediri dari 15 Kelurahan Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 4,601 Km² tediri dari 14 Kelurahan Berdasarkan ketinggiannya, Kota Kediri dapat dibagi menjadi : Wilayah Tanah Usaha Utama I c (WTUU Ic) yaitu wilayah dengan ketinggian antara 6 m 100 m di atas permukaan laut seluas 5.08 Ha (80,17%). Wilayah Tanah Usaha Utama I d (WTUU Id) yaitu wilayah dengan ketinggian antara 100 m 500 m dari permukaan laut seluas 1.57 Ha (18,8%). Berarti mayoritas ketinggian wilayah Kota Kediri 80,17% berada pada ketinggian 6 m sampai 100 m dari permukaan laut yang terletak sepanjang sisi kiri dan kanan Kali Brantas. Sedangkan wilayah tanah usaha Id terdapat di ujung sebelah barat dan sebelah timur Kota Kediri yaitu di sebelah Desa Pojok, Desa Sukorame, Desa Gayam sedang di sebelah timur adalah Desa Tempurejo, Desa Bawang dan Desa Ketami. C. Geologi Tabel. 1 Perincian Ketinggian Wilayah tiap Kecamatan Kota Kediri Luas ( Ha ) N Kecamatan omor m dpl 47m dpl 1 Mojoroto Kota Pesantren Jumlah Sumber : Up. Dating Peta Data Pokok Pembangunan Kota Kediri Komposisi batuan wilayah Kota Kediri dikelompokkan menjadi yaitu : Alluvium : Kelompok batuan ini terdapat di bagian tengah dan kiri kanan kali Brantas dan merupakan batuan endapan yang berasal dari gunung berapi (Gunung Kelud). -1

2 Young Quartenary Volcanic Product : Kelompok batuan ini terdapat di bagian timur Kota Kediri, wilayah ini merupakan tanah pertanian yang subur karena berasal dari batuan Vulcanic muda (Gunung Kelud). Undifferent Vulcanic Product : Kelompok batuan ini terdapat di sebelah barat Kota Kediri yang terletak di daerah berbukit. Kota Kediri terdiri atas berbagai macam jenis batuan dan tanah, berdasarkan Geologi lembar kediri, Jawa yang dibuat oleh Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia tataan stratigrafi terdapat batuan sedimen, batuan gunungapi dan aluvium yang diperkirakan berumur plitosen awal hingga resen. Sebagian besar wilayah Kecamatan Mojoroto yaitu kelurahan Dermo, Mrican, Gayam, Bujel, Sukorame, Pojok Ngampel, Mojoroto, Bandar Lor, bandar kidul, Banjar Mlati dan Tamanan memiliki endapan alluvium yang terdiri atas elemen kerakal, kerikil, pasir lempung, lumpur dan sisa tumbuhan. Bahannya berwarna kelabu-kuning keruh-kehitamanan, mudah lepas atau gembur. Pada Kecamatan Kota, jenis batuan yang ada adalah tuf vulkan intermedier dengan kedalaman tanah lebih dari 5 centimeter dan bertekstur tanah halus. Untuk kecamatan Pesantren, berdasarkan jenis batuannya termasuk dalam jenis batuan endapan lahar yang sebagian besar dari berasal gunung kelud dan sebagian kecil dari G. Anjasmara dan G. Kawi Butak. Endapan lahar ini melampar pada kaki gunung, lereng gunung dan lembah sungai, dan diduga berupa lahar panas, lahar dingin dan lahar longsoran. Jenis batuan ini memiliki ketebalan puluhan sampai ratusan meter. Memiliki kedalaman efektif tanah lebih dari 5 cm dan bertekstur halus. D. Jenis Tanah Jenis tanah di wilayah Kota Kediri adalah alluvial coklat kelabu dan mediteran. Sesuai dengan karakteristik jenis tanah tersebut, yaitu tanah alluvial, memiliki sifat fisik di antaranya memiliki daya adsorpsi tinggi, permeabilitas rendah, dan kepekaan erosinya besar. Di samping itu, tanah aluvial banyak dijumpai di kawasan datar (kemiringan rendah), jadi erodibilitas tinggi tidak terlalu berpengaruh pada kemungkinan terjadinya erosi. Namun karena memiliki permeabilitas rendah, maka pembangunan di atas tanah aluvial memerlukan perencanaan sistem drainase yang cermat agar tidak terjadi genangan yang dapat merugikan. Sedangkan untuk berjenis tanah mediteran juga dijumpai di wilayah perencanaan, dengan memiliki sifat yaitu daya adsorpsi sedang, permeabilitas tinggi, dan kepekaan erosinya besar. Tanah mediteran sesuai untuk kawasan terbangun, namun harus mencermati erodibilitasnya yang besar. Jika berada di wilayah yang memiliki sumber air cukup, tanah mediteran sesuai untuk pertanian padi, palawija, tebu, tembakau, dan kapas. E. Klimatologi Jumlah hari hujan di Kota Kediri mengalami perubahan tiap tahunnya. Pada tahun 005 terdapat 69 hari hujan, kemudian meningkat menjadi 9 hari pada tahun 006, dan meningkat secara fluktuatif menjadi 8 hari pada tahun 007. Curah hujannya mengalami kenaikan dari 1.97 mm pada tahun 006 menjadi mm tahun 007. Curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret 007 sebesar 876 mm dan Bulan Desember 007 sebesar mm. F. Hidrologi Di tengah- tengah Kota Kediri terdapat Kali Brantas yang mengalir dari arah selatan ke arah utara, sehingga seolah-olah membelah Kota Kediri menjadi wilayah barat (Kecamatan Mojoroto) dan wilayah timur (Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren). Nama sungai yang ada di Kota Kediri adalah sebagai berikut : Sungai Kresek panjang 9 Km terdapat di Kecamatan Pesantren. Sungai Parang panjang 7,5 Km terdapat di Kecamatan Mojoroto. Sungai Kedak panjang 8 Km terdapat di Kecamatan Mojoroto. Kota Kediri dilalui beberapa sungai yang mengalir menuju Sungai Brantas di Kecamatan Kota sebagai saluran primer. Kecamatan Mojoroto memiliki banyak sumber mata air, yaitu 7 sumber dan yang memiliki debit paling besar adalah sendang (0-60 liter/detik). Potensi ini bisa mendukung kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari seperti masak, cuci dan mandi. Kecamatan Pesantren memiliki 14 sumber mata air dan yang memiliki debit paling besar adalah mata air Banteng (10 11 liter/detik). Potensi ini sangat mendukung pemenuhan kebutuhan air bersih penduduk sehari-hari seperti memasak, mencuci dan mandi. Kedalaman air sumur di kecamatan Pesantren berkisar antara 6 9 meter, yang paling dangkal (6 meter) berada pada Kelurahan Bawang, Tempurejo dan Ketami ORIENTASI KEGIATAN Orientasi kegiatan dilihat dari jenis kegiatan yang terjadi di suatu kawasan dan memberikan pengaruh bagi kawasan sekitarnya. Berikut akan dijabarkan orientasi kegiatan dan lokasi sesuai kecamatannya. Pada kecamatan Mojoroto, orientasi kegiatan yang ada antara lain adalah : Kegiatan pendidikan, yang berada di sepanjang jalan Veteran dan di jalan Penanggungan. Merupakan komplek pendidikan di kota Kediri. Selain itu juga terdapat Pondok Pesantren Lirboyo yang terdapat di ruas jalan DR. Saharjo. Untuk tingkat perguruan tinggi terdapat IKIP PGRI di jl. KH. Ahmad Dahlan; Institut Agama Islam Tri Bakti, Institut Ilmu Kseshatan Bakti -

3 Wiyata dan Poltekes Kebidanan Malang di jl. KH. Wachd Hasyim; serta Universitas Kadiri di jl. Mastrip. Kegiatan wisata di Wisata Goa Selomangleng, yang berada di Gunung Klotok di bagian barat kota Mojoroto. Puncak keramaian terjadi ketika pada hari hari libur karena pengunjung banyak pula yang datang dari luar kota. Kegiatan perdagangan dan jasa di Pasar Bandar, Kegiatan kesehatan di RSU Gambiran di jl. KH. Wahid Hasyim, RS Kusta di jl. Veteran, RS Muhamadiyah di Jl. Akhmad Dahlan dan RS Islam di Jl. Raung. Kegiatan pelayanan transportasi di terminal Tamanan, di Desa Tamanan Kegiatan industri Pabrik Gula Mrican, yang berada di Kelurahan Mrican, berada di bagian utara Kota Mojoroto. Kebanyakan kendaraan berat yang beroperasi seperti truk pengangkut tebu dan sejenisnya. Gambar. 1 Kegiatan Pendidikan Yang Berskala Kota di Jl. Veteran Pada kecamatan Kota, orientasi kegiatan yang ada antara lain adalah : Kegiatan pendidikan di jl. Sunan Ampel yakni STAIN serta Universitas Kadiri di jl. Sersan Suharmaji. Kegiatan pelayanan kesehatan di RSU Bhayangkara di jalan Kombes Pol. Duryat, RS Dinas Kesehatan Tentara (DTK) di jalan Mayjen Sungkono serta RSIA Citra Keluarga di jalan Urip Sumoharjo. Kegiatan perkantoran pemerintahan di jalan Basuki Rachmat yang merupakan pusat administrasi pemerintahan Kota Kediri. Kegiatan pelayanan transportasi moda kereta api di jalan Stasiun. Kegiatan perkantoran swasta di jl. Erlangga, jl. Brawijaya, jl. Diponegoro serta di jl. Mayor Bismo. Kegiatan perdagangan dan jasa yang berlokasi di ruas jalan Dhoho, jl. Panglima Sudirman, jl. PK. Bangsa, jl. Erlangga, jl. Brawijaya, jl. Hayam Wuruk, jl. Pattimura serta Pasar Pahing dan Pasar Ngronggo yang merupakan pusat perdagangan dan jasa serta hiburan komersial dengan skala pelayanan regional dan kota. Kegiatan wisata industri tahu di jalan Pattimura serta wisata industri pabrik rokok. Gambar. Kegiatan Pemerintahan yang berskala pelayanan Kota Pada kecamatan Pesantren, orientasi kegiatan yang ada antara lain adalah : Kegiatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Baptis di jl. Mauni, hampir setiap saat ramai oleh keluar masuk kendaran karena dikunjungi oleh sanak saudara yang menjenguk pasien yang sakit. Banyak terdapat tukang becak di ruas ruas jalan dekat rumah sakit; Kegiatan pemerintahan, terletak di sepanjang jalan Brigjen Pol Imam B. HP dan terletak berdekatan; Kegiatan pelayanan transportasi Sub Terminal di Desa Tempurejo, kondisinya agak sepi karena jarang berfungsi sebagaimana mestinya serta terminal barang atau PPMB (Pangkalan Parkir Mobil Barang), terletak di Desa Banaran di Jalan Kapten Tendean. Merupakan tempat peristirahatan truk truk barang. Kegiatan industri Pabrik Gula Pesantren, yang berada di Kelurahan Pesantren, berada di bagian utara Kota Pesantren. Kebanyakan kendaraan berat yang beroperasi seperti truk truk pengangkut tebu dan sejenisnya dan perusahaan kayu, yang berada di jalan Brigjen Pol Imam B. HP. Gambar. Kegiatan Industri Gula Yang Memiliki Skala Pelayanan Regional -

4 .1.1. Perkembangan Penduduk A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Pertambahan penduduk akan selalu mendorong ekonomi dan industri tumbuh pesat untuk memenuhi kebutuhan pokok sandang, pangan, papan, air bersih dan energi yang terus meningkat. Tekanan terhadap lingkungan semakin besar jika sebagian masyarakat menjalankan pola hidup konsumtif sedangkan sumber daya alam yang tersedia terbatas. Selain jumlah penduduk dan pertambahannya, masalah demografi yang patut untuk diperhatikan adalah masalah penyebaran dan kepadatan penduduk. Angka kepadatan penduduk ini bervariasi disetiap kelurahan yang menandakan adanya perbedaan sebaran penduduk. Perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah dengan wilayah lainnya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebaran penduduk yang tidak merata tersebut B. Kepadatan Penduduk Diagram. 1 Jumlah Penduduk Kota Kediri Daerah yang memiliki aktivitas perekonomian tinggi akan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, seperti halnya Kecamatan Kota yaitu sebesar jiwa/km.jumlah kepadatan penduduk di Kecamatan Mojoroto adalah jiwa/km, dan Kecamatan Pesantren.5 jiwa/km. Kondisi tersebut mengindikasikan, bahwa peningkatan aktivitas perekonomian akibat perdagangan jasa, pariwisata dan industri rumah tangga serta sebagai pusat pelayanan disuatu wilayah menyebabkan terjadinya pertumbuhan penduduk karena mobilitas penduduk, selain pertumbuhan secara alami. Jumlah Penduduk Kota Kediri Tahun Mojoroto Kota Pesantren Diagram. Kepadatan Penduduk Kota Kediri Berdasarkan Kecamatan 011 C. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk di Kota Kediri didominasi oleh pegawai swasta sebesar 1,%, PNS sebesar 0,5%, selajutnya pedagang sebesar 16,10% dan jasa sebesar 6,9%. Sedangkan mata pencaharian penduduk terkecil yaitu sebagai pertukangan sebesar,99%, petani sebesar 6.08% dan buruh tani sebesar 5,0%. o Kelurahan/Kec amatan KECAMATAN MOJOROTO Pojok Campurejo Tamanan Banjarmlati Bandar Kidul Lirboyo Diagram. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kota Kediri KEPADATAN PENDUDUK TAHUN 011 pesantren mojoroto % 1% Tabel. Jumlah Penduduk Kota Kediri Jumlah Penduduk (Jiwa) L P L P L P L P L P kota % PNS TNI/POLRI SWASTA WIRASWASTA/PEDAGANG PETANI BURUH TANI PERTUKANGAN PENSIUNAN NELAYAN JASA DLL

5 Jumlah Penduduk (Jiwa) Kelurahan/Kec o amatan L P L P L P L P L P Bandar Lor Mojoroto Sukorame Bujel Ngampel Gayam Mrican Dermo JUMLAH TOTAL KECAMATAN KOTA Manisrenggo Rejomulyo Ngronggo Kaliombo Kampungdale 1 1 m Setonopande Ringinanom Pakelan Setonogedong Kemasan Jagalan Banjaran Ngadirejo Dandangan Balowerti Pocanan Semampir Jumlah Penduduk (Jiwa) Kelurahan/Kec o amatan L P L P L P L P L P JUMLAH TOTAL KECAMATAN PESANTREN Blabak Bawang Betet Tosaren Banaran Ngletih Tempurejo Ketami Pesantren Bangsal Burengan Tinalan Pakunden Singonegaran Jamsaren JUMLAH TOTAL Sumber : Kecamatan Dalam Angka o T ahun Tabel. Kepadatan Penduduk Kota Kediri Kecamatan Keterangan Mojorot Ko o ta 007 Jumlah Penduduk Pesantren Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan Luas (km) Kepadatan

6 o Kecamatan T Keterangan ahun Mojorot Ko o ta Pesantren Jumlah Penduduk Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan Luas (km) Kepadatan Jumlah Penduduk Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan Luas (km) Kepadatan Jumlah Penduduk Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan Luas (km) Kepadatan Jumlah Penduduk Kelurahan Rata-rata Penduduk Per Kelurahan Luas (km) Kepadatan Sumber : Kota Kediri Dalam Angka Perekonomian Berdasarkan klasifikasi sektor, struktur ekonomi yang membentuk PDRB kota Kediri menjadi tiga sektor besar, yaitu : a. Sektor primer, terdiri dari sektor Pertanian dan sektor Pertambangan Pengggalian, b. Sektor sekunder, terdiri dari Industri Pengolahan, sektor Listrik Gas Air Bersih dan sektor Bangunan c. Sektor tersier dari sektor Perdagangan Hotel Restoran, sektor Angkutan Komunikasi, sektor Keuangan Persewaan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa Jasa. Tabel. 4 Sektor Perekonomian Kota Kediri Atas Dasar Harga Berlaku (%) Sektor Primer 0.19 Pertanian 9 Petambangan dan Penggalian 4 71,5 Sekunder 61 76, Industri Listrik, Gas dan Air Bersih 0.17 Bangunan 5 66,4 Tersier 47 Perdagangan, Hotel & 18, Restoran 74 Pengangkutan dan Komunikasi 9 Keuangan, Persewaan & 9, Jasa Perusahaan 6 11,1 Jasa - Jasa , , , 11 15, , , , 5 71, , , , , ,7 74, ,44 08, , , 84 PDRB *) Angka diperbaiki **) Angka Sementara Sumber : PDRB Kota Kediri ,109 76, ,107 05, , 68 11, Dengan memperhatikan struktur ekonomi Kota Kediri, sektor primer dan sekunder semakin turun dari tahun ke tahun. Sedangkan sektor tersier berlaku sebaliknya, dimana disaat sektor sekunder naik, sektor sekunder tersier turun dan sektor sekunder turun, sektor tersier naik. Struktur ekonomi Kota Kediri pada kurun waktu tahun tidak banyak mengalami perubahan, dimana sektor yang paling dominan adalah sektor sekunder yang di dalamnya termasuk sektor industri pengolahan berkenaan dengan keberadaan industri rokok kretek terbesar di Indonesia, PT. Gudang Garam,tbk. Kediri. Bila ditinjau lebih dalam konstribusi terbesar dalam sektor industri pengolahan diberikan oleh subsektor industri makanan, minuman dan tembakau yang didominasi oleh industri rokok. Sehingga -6

7 peranan industri pengolahan tersebut dapat dipastikan sangat dipengaruhi oleh gerakan subsektor industri makanan, minuman dan tembakau. PDRB merupakan cerminan potensi perekonomian suatu wilayah. Nilai PDRB merupakan agregat nilai tambah yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi di wilayah tersebut. PDRB juga merupakan salah satu indicator kesejahteraan penduduk dimana besaran PDRB menunjukkan pendapatan yang diterima oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduknya. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) menggambarkan produksi riil yang dipengaruhi oleh perubahan harga. Sedangkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) menggambarkan pertumbuhan riil dari tahun ke tahun tanpa dipengaruhi perubahan harga/inflasi Tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan yang dihitung dari PDRB merupakan rata rata tertimbang dari tingkat pertumbuhan sektoralnya, artinya apabila sebuah sektor mempunyai konstribusi besar dan pertumbuhannya lambat, maka hal ini akan menghambat tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Sebaliknya, apabila sektor tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka sektor tersebut akan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dari PDRB atas dasar harga konstan 000. Sehingga pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi faktor harga atau dengan kata lain benar benar murni disebabkan oleh kenaikan periode seluruh sektor pendukungnya..1. Karakteristik dan Perkembangan Pembangunan Permukiman Perkotaan dan Infrastruktur Pendukungnya.1..1 Kawasan Permukiman Kawasan pemukiman terbagi atas perumahan dengan kepadatan tinggi, perumahan dengan kepadatan sedang dan perumahan dengan kepadatan rendah,sedangkan berdasarkan pengembangannya, kawasan perumahan terdiri dari perumahan yang sengaja dikembangkan oleh developer, perumahan masyarakat yang berkembang dengan sendirinya serta perkampungan dengan kondisi bangunan dan lingkungan yang kurang memadai. Kecenderungan berkembangan permukiman di Kota Kediri adalah gabungan dari pola linier dan grid, dimana permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah ada dan menyebar mengikuti jalan lingkungan juga. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama kota cenderung berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik dengan kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat perdagangan dan jasa. Luas kawasan permukiman keseluruhan adalah 1.679,61 ha yang terbagi pada Kecamatan Kota seluas 486,60 ha, Kecamatan Mojoroto seluas 74,740 ha dan Kecamatan Pesantren seluas 468,89 ha. Perkembangan permukiman oleh developer di Kota Kediri cenderung pada daerah pinggiran kota yaitu Kecamatan Pesantren dan Kecamatan Mojoroto. Sedangkan perkembangan permukiman masyarakat yang berkembang dengan sendirinya cenderung linier sepanjang jaringan jalan arteri seperti pada Jl. Sukarno Hatta, Jl. Brigjend Pol Imam Bachri, Jl. KH. Akhmad Dahlan, Jl. Urip Sumoharjo, Jl.Suharmaji, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jl. Kapten Tendean, Jl. Dr. Saharjo, Jl. Agus Salim, Jl. Semeru dan sebagainya. Untuk permukiman perkampungan berkembang di kawasan pusat Kota yitu pada Kelurahan Setono Gedong, Keurahan Setono Pande, Kelurahan Banjaran, Kelurahan Kemasan Kelurahan Jagalan, Kelurahan Semampir dan sebagainya. permukiman di Kota Kediri diarahkan di sepanjang jalan utama kota dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan permukiman baru, daya tampung perkembangan penduduk dan fasilitas/prasarana yang dibutuhkan serta penggunaan lahan eksisting. Penyediaan lahan perumahan untuk pengembang diarahkan di Kecamatan Mojokerto yaitu Kelurahan Mrican, Ngampel, Mojoroto, Sukorame, Lirboyo, Campurejo dan Bandarlor serta pada Kecamatan Pesantren yaitu Kelurahan Pesantren, Jamsaren, Pakunden dan Tinalan. Perbaikan kualitas permukiman diarahkan pada perkampungan masyarakat melalui perbaikan kondisi bangunan dan lingkungan di Kelurahan Setono Gedong, Kelurahan Setono Pande, Kelurahan Banjaran, Kelurahan Kemasan, Kelurahan Jagalan, Kelurahan Semampir, pada pemukiman kepadatan tinggi, pemukiman pinggiran kota serta pada pusat-pusat lingkungan kelurahan dan kecamatan (kantor kelurahan dan kantor kecamatan). Terkait perkembangan kawasan industri yang pesat dan adanya arahan pengembangan kawasan industri, diperlukan pengembangan perumahan bagi pekerja di sekitar lokasi industri berupa rusunawa yaitu di sekitar Industri Rokok Gudang Garam (Kelurahan Dandangan) dengan luas 8,569 ha, Pabrik Gula Mritjan (Kelurahan Mrican) dan sekitar Pabrik Gula Pesantren baru (Kelurahan Pesantren). Selain itu, adanya pengembangan kawasan industri di Kecamatan Pesantren akan mendorong perkembangan permukiman di Kelurahan Betet dan Blabak yaitu sepanjang Jl. Betet Bawang dan Jl. Akasia. Kawasan perukiman yang terletak di kawasan lindung setempat perlu diarahkan lebih lanjut dengan pembatasan kegiatan, pengawasan dan pegendalian maupun relokasi kawasan permukiman. Kawasan permukiman pada kawasan lindung terdapat di Kecamatan Kota seluas 19,9 ha, Kecamatan -7

8 Mojoroto seluas 8,16 ha dan Kecamatan Pesantren seluas 7,57 ha. Secara umum, pengembangan kawasan permukiman di Kota Kediri lebih diarahkan pada penggunaan lahan non produktif. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan fungsi kawasan permukiman dapat dilihat pada tabel berikut dan Peta. Kawasan Permukiman Kota Kediri. Tabel. 5 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan di Kecamatan Mojoroto Tahun 011 O KELURAHAN Jumlah Rumah MOJOROTO Pojok 1.74 Campurejo Tamanan 806 Banjarmlati 80 Bandar Kidul.44 Lirboyo 1.58 Bandar Lor.557 Mojoroto.79 Sukorame Bujel Ngampel 1.76 Gayam 88 Mrican 1.44 Dermo 711 JUMLAH 1.17 Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 011 Tabel. 6 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan di Kecamatan Kota Tahun 011 Jumlah KELURAHAN O Rumah KOTA Manisrenggo 801 Rejomulyo 1.18 Ngronggo.58 Kaliombo Kampungdalem 879 Setonopande 1.68 Ringinanom 8 Pakelan 574 Setonogedong 40 O KOTA KELURAHAN Jumlah Rumah Banjaran.058 Ngadirejo.90 Dandangan 1.66 Balowerti Pocanan 445 Semampir JUMLAH Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 011 Tabel. 7 Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis Bangunan di Kecamatan Pesantren Tahun 011 Jumlah KELURAHAN O Rumah PESANTREN Blabak 1.00 Bawang 1.0 Betet 1.07 Tosaren 1.06 Banaran 85 Ngletih 47 Tempurejo 998 Ketami 79 Pesantren Bangsal Burengan Tinalan 981 Pakunden 1. Singonegaran 1.69 Jamsaren JUMLAH Sumber : Kecamatan Dalam Angka, Kemasan 404 Jagalan 491-8

9 .1.. Intensitas Bangunan A. Kecamatan Mojoroto Pada Kecamatan Mojoroto, intensitas bangunan dapat digambarkan sebagai berikut: Kepadatan bangunan menunjukkan jumlah bangunan tiap Ha pada suatu wilayah. Bangunan di wilayah BWK A hampir 50% dari luas total wilayah. Bangunan-bangunan terkluster dalam kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan industri. Kepadatan bangunan di wilayah ini diidentifikasi sebagai berikut: Kepadatan 0 40 Bangunan/Ha Terdapat pada kawasan permukiman di Kelurahan Bujel, Gayam dan Banjarmlati. Kepadatan Bangunan/Ha Terdapat pada sebagian kawasan permukiman di Kelurahan Ngampel, Mrican, Dermo, Sukorame, Pojok, Bandar Kidul, Campurejo, Lirboyo dan Tamanan. Kepadatan >80 Bangunan/Ha Terdapat di kawasan permukiman di Kelurahan Mojoroto dan Bandar Lor. Berdasarkan survey lapangan, kondisi bangunan yang diidentifikasikan di wilayah perencanaan adalah bangunan permanen dan non permanen. Permanen Bangunan permanen terdapat pada kawasan perumahan baru yang dikembangkan developer dan kawasan permukiman non formal serta bangunan fasilitas yang sudah mendominasi total bangunan di masing-masing wilayah kelurahan. Non Permanen Bangunan non permanen paling banyak ditemui di wilayah Kelurahan Pojok, Campurejo dan Mrican. Bangunan di wilayah BWK A sebagian besar memiliki ketinggian 1 lantai. Kondisi ketinggian bangunan di wilayah perencanaan di kategorikan menjadi yaitu : Bangunan dengan ketinggian 1 lantai Bangunan dengan ketinggian 1 lantai mendominasi wilayah perencanaaan yang sebagian adalah bangunan perumahan. Bangunan dengan ketinggian antara lantai Bangunan dengan ketinggian antara lantai lantai terdapat di ruas jalan arteri primer, kolektor primer, arteri sekunder dan kolektor sekunder. Bangunan dengan ketinggian ini sebagian besar berupa bangunan ruko (rumah toko). Bangunan dengan ketinggian lebih dari lantai Bangunan dengan ketinggian lebih dari lantai terdiri dari sekolah di Jl.Veteran, bangunan rumah sakit, pabrik gula Mrican, ruko (rumah toko). 1. Garis sempadan bangunan Garis sempadan bangunan (GSB) diklasifikasikan menjadi GSB muka bangunan, sempadan pagar dan sempadan samping bangunan. Kondisi garis sempadan muka bangunan atau kemunduran bangunan, yaitu jarak antara batas persil terdepan atau batas pagar dengan dinding bangunan paling depan, di wilayah perencanaan diidentifikasi sebagai berikut : Kemunduran bangunan 1 meter. Kemunduran bangunan 1 meter sangat jarang ditemui karena kondisi wilayah perencanaan masih pedesaan, sehingga memiliki halaman rumah yang relatif cukup luas. Kondisi bangunan dengan kemunduran ini terdiri dari bangunan yang memiliki dua peruntukkan, yaitu rumah dan komersial. Kondisi ini terdapat di ruas jalan arteri dan kolektor, terutama di jalan arteri primer. Kemunduran bangunan 4 7 Kondisi bangunan dengan kemunduran antara 4 7 meter mendominasi kawasan permukiman penduduk. Kemunduran bangunan > 7 meter Kondisi bangunan dengan kemunduran lebih dari 7 meter terdiri dari bangunan pemerintah, sebagian kegiatan perdagangan dan kawasan pabrik gula. yang luas bangunan seringkali menjadi lahan parkir kendaraan.. Koefisien Dasar Bangunan Koefisien dasar bangunan adalah perbandingan antara luas lahan untuk bangunan dengan luas lahan yang tersedia untuk bangunan tersebut. Kondisi koefisien bangunan di wilayah perencaan diidentifikasi sebagai berikut : Blok peruntukan dengan KDB > 75 %; Kondisi blok peruntukkan ini terdapat di sebagian kawasan permukiman di wilayah Kelurahan Mojoroto, Bandar Lor, Ngampel dan Sukorame. Blok peruntukan dengan KDB 50 75% Terdiri dari kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, industri, kantor pemerintah dan fasilitas umum yang menyebar di hampir seluruh wilayah kelurahan. Blok peruntukan dengan KDB < 50 %; Bangunan yang memiliki KDB kurang dari 50% terdapat di kawasan pabrik gula yang digunakan untuk parkir truk pengangkut tebu dan kegiatan pengolahannya. -9

10 B. Kecamatan Kota Pada Kecamatan Kota, intensitas bangunannya dapat digambarkan Kondisi tata bangunan dengan melihat kondisi eksisting kepadatan bangunan, kondisi bangunan, kemunduran bangunan dan ketinggian. Masing-masing karakteristik tersebut akan dijabarkan di bawah ini : 1. Kepadatan Bangunan Proporsi luas lantai dasar dengan luas persil dapat dikelompokkan: Kurang dari 50% Pada kecamatan Kota yang mempunyai proporsi luas lantai dasar tehadap bangunan kurang dari 50%, yang terbanyak di komplek militer yang berada di Jalan A. Yani, Lapangan Brawijaya yang berada di jalan A. Yani Antara 50% - 70% Kategori 50% - 70%, banyak terdapat pada instansi pemerintahan, fasilitas fasilitas sosial, Komplek Perumahan Gudang Garam di Jalan Mayor Bismo, perumahan yang berada di Jalan PK. Bangsa, Kompol Duryat, bangunan pemerintahan di Jalan Mayor Bismo. Lebih dari 70% Berada di jalan Untung Suropati dengan peruntukkan bangunan sebagai perdagangan dan jasa, sebagai perumahan di jl. PK. Bangsa bagian utara, jalan Pemuda peruntukkannya untuk perdagangan dan jasa, perumahan, fasilitas umum; Jl. Kompol Duryat untuk perumahan, perdagangan dan jasa. Kepadatan bangunan dapat ditinjau dari jumlah bangunan dibagi dengan luas lahan maupun proporsi antara luas lantai dasar dan luas lahan/persil.. Jumlah bangunan/luas lahan Kepadatan bangunan adalah jumlah bangunan yang ada pada suatu luasan tertentu.secara umum, pada dasarnya kepadatan bangunan di suatu areal akan proporsional dengan kepadatan penduduk / jumlah keluarga pada areal tersebut. Kondisi kepadatan bangunan di wilayah perencanaan secara umum adalah sebagai berikut: Kepadatan tinggi Kawasan yang mempunyai kepadatan bangunan di atas 50 bangunan/ha. Pada umumnya berada di kawasan perumahan tersebar di seluruh perkotaan jalan arteri primer dan kolektor primer. Bangunan dengan kepadatan tinggi terletak di Kelurahan Setonogedong. Kepadatan sedang Kawasan yang mempunyai kepadatan bangunan antara 0-50 bangunan/ha. Merupakan bagian terbesar kawasan perumahan di wilayah perencanaan sekitar pusat-pusat desa. Bangunan dengan kepadatan sedang terletak di Kelurahan Kaliombo. Kepadatan rendah Kawasan yang mempunyai kepadatan bangunan di bawah 0 bangunan/ha. Pada umumnya berada di kawasan perumahan di pinggiran wilayah perencanaan. Bangunan dengan kepadatan rendah terletak di Kelurahan Manisrenggo dan Kaliombo.. Proporsi luas lantai dasar dengan luas persil Apabila ditinjau dari luas lantai dasar dengan luas persil dapat dikelompokkan : Kurang dari 50% Pada Kecamatan Kota yang mempunyai proporsi luas lantai dasar terhadap bangunan kurang 50% terbanyak berada di perkampungan penduduk, yang dikelilingi halaman dan kebun. Lokasinya berada di jalan lingkungan desa di wilayah perencanaan yaitu kelurahan Manisrenggo dan Kaliombo. Antara 50% - 70% Kategori 50%-70% banyak terdapat pada fasilitas-fasilitas umum di jalan lokal primer maupun jalan lokal sekunder. Lebih dari 70% Kategori ini diidentifikasikan pada bangunan-bangunan komersial di pusat kota atau disisi kanan kiri jalan arteri primer. 4. Kondisi Bangunan Kondisi bangunan yang dimaksud di sini adalah kondisi fisik bangunan-bangunan yang ada di kecamatan Kota bila ditinjau kualitasnya secara kualitatif. Secara umum bangunan di kecamatan Kota adalah berupa bangunan-bangunan permanen (baik), semi permanen (sedang) dan temporer (buruk). Kondisi bangunan permanen dijumpai di jalan arteri sekunder (misal : Jalan Mayor Bismo dan Mayjen Sungkono, Brawijaya, Doho dan Panglima Sudirman) dan jalan kolektor primer (misal : Jalan Diponegoro, dan Brawijaya) serta jalan lokal (misal : jalan Ronggowarsito, Kartini, Pattimura dan Joyoboyo). Kondisi bangunan semi permanen dijumpai di jalan lokal sekunder maupun jalan lingkungan tepatnya di Jalan Panglima Polim. Kondisi bangunan temporer hanya terdapat di beberapa kawasan, terutama di daerahdaerah pinggiran di jalan lingkungan. -10

11 C. Kecamatan Pesantren Untuk kecamatan Pesantren penggambaran intensitas bagunannya adalah sebagai berikut : 1. Kepadatan Bangunan Kepadatan bangunan menunjukkan jumlah bangunan tiap Ha pada suatu wilayah. Bangunan di wilayah BWK C masih relatif jarang jika dibandingkan dengan luas total wilayah. Bangunan-bangunan terkluster dalam kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan industri. Kepadatan bangunan di wilayah ini diidentifikasi sebagai berikut: Kepadatan 0 40 Bangunan/Ha Terdapat pada kawasan permukiman di Kelurahan Tempurejo, Ngletih, Bawang, Blabak dan Betet. Kepadatan Bangunan/Ha Terdapat pada sebagian kawasan permukiman di Kelurahan Bangsal, Pesantren, Banaran, Ketami dan beberapa ruas jalan lokal seperti di Kelurahan Betet dan Bawang. Berdasarkan survey lapangan, kondisi bangunan yang diidentifikasikan di wilayah perencanaan adalah bangunan permanen dan non permanen. Permanen Bangunan permanen terdapat pada kawasan perumahan baru yang dikembangkan developer dan kawasan permukiman non formal serta bangunan fasilitas yang sudah mendominasi total bangunan di masing-masing wilayah kelurahan. Non Permanen Bangunan non permanen paling banyak ditemui di wilayah Kelurahan Bawang, Tempurejo, Bangsal dan Banaran.. Ketinggian Bangunan Bangunan di wilayah BWK C sebagian besar memiliki ketinggian 1 lantai. Kondisi ketinggian bangunan di wilayah perencanaan di kategorikan menjadi yaitu : Bangunan dengan ketinggian 1 lantai Bangunan dengan ketinggian 1 lantai mendominasi wilayah perencanaaan yang sebagian adalah bangunan perumahan. Bangunan dengan ketinggian antara lantai Bangunan dengan ketinggian antara lantai lantai terdapat di ruas Jl. Letjen Imam B.HP, Jl. Mauni, Jl. Mayjen Panjaitan. Bangunan dengan ketinggian ini sebagian besar berupa bangunan ruko (rumah toko). Bangunan dengan ketinggian lebih dari lantai Bangunan dengan ketinggian lebih dari lantai sangat jarang dan hanya berupa bangunan rumah sakit swasta di Kelurahan Bangsal yang berbatasan dengan BWK B dan bangunan pabrik gula di Kelurahan Pesantren.. Garis sempadan bangunan Garis sempadan bangunan (GSB) diklasifikasikan menjadi GSB muka bangunan, sempasan pagar dan sempadan samping bangunan. Kondisi garis sempadan muka bangunan atau kemunduran bangunan, yaitu jarak antara batas persil terdepan atau batas pagar dengan dinding bangunan paling depan, di wilayah perencanaan diidentifikasi sebagai berikut : Kemunduran bangunan 1 meter. Kemunduran bangunan 1 meter sangat jarang ditemui karena kondisi wilayah perencanaan masih pedesaan, sehingga memiliki halaman rumah yang relatif cukup luas. Kondisi bangunan dengan kemunduran ini terdiri dari bangunan yang memiliki dua peruntukkan, yaitu rumah dan komersial. Kondisi ini terdapat di wilayah Kelurahan Pesantren dekat kawasan pabrik gula. Kemunduran bangunan 4 7 Kondisi bangunan dengan kemunduran antara 4 7 meter mendominasi kawasan permukiman penduduk. Kemunduran bangunan > 7 meter Kondisi bangunan dengan kemunduran lebih dari 7 meter terdiri dari bangunan pemerintah, sebagian kegiatan perdagangan dan kawasan pabrik gula. yang luas bangunan seringkali menjadi lahan parkir kendaraan. 4. Koefisien Dasar Bangunan Koefisien dasar bangunan adalah perbandingan antara luas lahan untuk bangunan dengan luas lahan yang tersedia untuk bangunan tersebut. Kondisi koefisien bangunan di wilayah perencaan diidentifikasi sebagai berikut : Blok peruntukan dengan KDB > 75 %; Kondisi blok peruntukkan ini terdapat di sebagian kecil kawasan permukiman di wilayah Kelurahan Bangsal, Pesantren dan Banaran, hal ini dikarenakan luas kapling yang kecil. Blok peruntukan dengan KDB 50 75% Terdiri dari kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, industri, kantor pemerintah dan fasilitas umum yang menyebar di hampir seluruh wilayah kelurahan. Blok peruntukan dengan KDB < 50 %; -11

12 Bangunan yang memiliki KDB kurang dari 50% terdapat di kawasan pabrik gula yang digunakan untuk parkir truk pengangkut tebu dan kegiatan pengolahannya..1.. Tutupan Lahan Penggunaan Lahan di Kota Kediri di dominasi oleh lahan terbangun. Kota Kediri terbgi menjadi Kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota dan kecamatan Pesantren. Perkembangan untuk lahan terbangun belum tersebar ecara merata. Dominasi penggunaan lahan kepadatan tinggi adalah Kecamatan Kota dengan sebaran perkantoran, perdagangan jasa, industri, pemukiman kepadatan tinggi dan wisata kota. Penggunaan lahan untuk Kecamatan Mojoroto di dominsi oleh pendidikan, home industri, industri, pariwisata dan pertanian serta pemukiman kepadatan sedang dan rendah. Untuk Kecamatan Pesantren, dominasi penggunaan lahannya adalah perkantoran, industri, home industri, permukiman kepadatan sedang dan rendah serta pertanian.untuk lebih jelas mengenai kondisi penggunaan lahan Kota Kediri, dapat dilihat pada Tabel.8 Tutupan Lahan dan Peta. Penggunaan Lahan Kota Kediri. Tabel. 8 Tutupan Lahan Kota Kediri 01 LUAS (Ha) PENGGUNAAN LAHAN KOT MOJOROTO A PESANTREN PERMUKIMAN PERDAGANGAN DAN JASA PERKANTORAN PELAYANAN UMUM INDUSTRI DAN 11.7 PERGUDANGAN TOT AL PARIWISATA RTH NON HIJAU RTH PERUNTUKAN SEKTOR INFORMAL PERTANIAN LADANG/KEBUN CAMPUR HUTAN KAWASAN MILITER STASIUN TPA DAN IPLT TERMINAL SUNGAI LUAS (HA) Sumber : Kota Kediri Dalam Angka 011 dan Digitasi Citra Landsat Sinkronisasi Dokumen dan Kebijakan terkait Arah Kebijakan,Strategi Dan Pembangunan Kabupaten/Kota Kegiatan ini tidak terlepas dari kebijakan perencanaan, yaitu kebijakan perencanaan pembangunan dan kebijakan penataan ruang (non spasial dan spasial). Kedua kebijakan ini memberikan arah pengembangan kota secara keseluruhan termasuk dalam hal pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Pada tabel di bawah ini, merumuskan arah pembangunan kota berdasarkan kebijakan yang terkait dengan Kota Kediri. DOK UMEN KEBIJAKAN RPJP Provinsi Jawa Timur Tahun KEBIJAKAN YANG Kebijakan untuk mengembangkan perekonomian modern berbasis agrobisnis, melalui: Pengembang an Pariwisata Optimalisasi Perdagangan Kebijakan untuk mewujudkan SDM yang handal, berakhlak mulia dan berbudaya Tabel. 9 Sinkronisasi Dokumen dan Kebijakan STRATEGI YANG PROGRAM YANG - dan revitalisi obyek wisata Jawa Timur. dan penguatan citra industri pariwisata berbasis budaya lokal dan agrowisata. paket wisata. Optimalisasi promosi dan pengembangan sistem informasi pariwisata. Peningkatan SDM pariwisata yang kompeten. sistem informasi pasar. Perbaikan kerangka regulasi perdagangan. Peningkatan dan penguasaan akses dan perluasan pasar ekspor. Peningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem distribusi daerah. - Pendidikan dan pelatihan ketrampilan pemuda ARAH PEMBANGUNAN KOTA Pengem bangan kawasan pariwisata Pengem bangan perdagangan dan jasa Pengem bangan sarana dan prasarana olahraga -1

13 DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG Pembanguna n Pemuda dan Olahraga Kebijakan misi Mewujudkan Kemudahan Memperoleh Akses untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pembanguna n Kependudukan Pembanguna n Ketenagakerjaan STRATEGI YANG PROGRAM YANG kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan bagi pemuda. Penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan. Peningkatan budaya dan prestasi olahraga secara berjenjang. Peningkatan pemberdayaan organisas pemuda dan olahraga. Peningkatan sarana dan prasarana kepemudaan dan keolahragaan. Pembangunan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Peningkatan persebaran penduduk. Penataan administrasi kependudukan dalam mendukung perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Pembekalan calon transmigran. kualitas penduduk. Penciptaan kesempatan kerja Peningkatan kompetensi, daya saing dan sarana prasarana. Pelatihan tenaga kerja berbasis potensi kewirausahaan. Peningkatan produktifitas, kualitas dan kesejahteraan pekerja. Pelaksanaan hubungan industrial. Perlindungan hukum bagi tenaga kerja di daerah maupun di luar negeri. Pemantapan kompetensi tenaga kerja melalui kurikulum yang berdaya saing. kompetensi berbasis potensi lokal. ARAH PEMBANGUNAN KOTA Pengem bangan kualitas kependudukan kota kediri Pencipta an kesempatan kerja melalui padat karya DOK UMEN KEBIJAKAN RPJM Provinsi Jawa Timur Tahun KEBIJAKAN YANG Kebijakan misi Mengembangankan Infrastruktur Bernilai Tambah Tinggi, melalui: Perumahan dan Permukiman Pengembang an Wilayah Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur STRATEGI YANG Semua bentuk fasilitasi pengembangan diarahkan pada upaya memperkuat struktur industri, meningkatkan, dan memperluas pemanfaatan teknologi, serta meningkatkan nilai pengganda (multiplier). Meningkatkan kemampuan kapasitas pasar (terutama dalam negeri) untuk menyerap kenaikan produksi melalui, antara lain, pengamanan pasar dalam negeri dari produk-produk impor ilegal, penggalakan penggunaan bahan baku/antara dari dalam negeri, dan berbagai upaya PROGRAM YANG Penanganan pengangguran melalui padat karya Peningkatan kawasan permukiman yang layak huni, sinergis, terintegrasi dan berkelanjutan. Penyediaan sarana prasarana dasar lingkungan permukiman. Pembangunan Rumah Sehat Sederhana (RSH) dan Rumah Susun Sederhana (RUSUNA). Pembangunan dan pengelolaan bangunan gedung/rumah negara. teknologi tepat guna bidang permukiman. Pembangunan kawasan strategis, terutama kawasan strategis ekonomi metropolitan, agropolitan dan kawasan tertinggal. prasarana wilayah penopang kawasan strategis. kawasan andalan. Pengelolaan kawasan lindung dan budidaya. Optimalisasi kawasan pengendalian ketat (High Control Zone). prioritas Industri Kecil dan Menengah Penataan Struktur Industri Peningkatan Industri Berbasis Sumber Daya A penunjang Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Peningkatan Standardisasi Industri Peningkatan Kapasitas Teknologi Industri ARAH PEMBANGUNAN KOTA Pengem banga perumahan dan permukiman dengan infrastruktur yang handal Pengem bangan wilayah melalui peningkatan infrastruktur (sarana-prasarana) Pengem bangan Kota Kediri sebagai kota yang mendukung perkembangan industri di Jawa Timur -1

14 DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG Pembangunan, Pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur STRATEGI YANG untuk meningkatkan daya saing ekspor. Mengembangkan industri manufaktur diutamakan pada beberapa subsektor prioritas yang mampu menyerap banyak tenaga kerja; memenuhi kebutuhan dasar dalam negeri (seperti makanan-minuman dan obat-obatan); mengolah hasil pertanian dalam arti luas (termasuk perikanan) dan sumber-sumber daya alam lokal; dan memiliki potensi pengembangan ekspor. Mengembangkan subsektor industri yang terkait (related industries) dan sub-sektor industri penunjang (supporting industries) bagi industri manufaktur prioritas. Fasilitasi penelitian dan pengembangan industri manufaktur untuk teknologi produksi, termasuk pengembangan manajemen produksi, yang memperhatikan kesinambungan lingkungan, dan teknik produksi yang ramah lingkungan. Fasilitasi peningkatan kompetensi dan keterampilan tenaga kerja industri untuk meningkatkan produktivitas dalam menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi. Prioritas pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur sosial pada infrastruktur sumber daya air. Meningkatkan dan percepatan pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur yang menunjang pembangunan sektor pertanian dan wilayah pedesaan. Meningkatkan pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan infrastruktur PROGRAM YANG prioritas Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku Pengendalian Banjir dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan Jaringan Pengairan Lainnya Pemeliharaan dan Perbaikan Jalan dan Jembatan Pembangunan, Pemeliharaan, ARAH PEMBANGUNAN KOTA Pengem bangan Kota Kedirisebagai kota besar yang didukung oleh perkembangan infrastruktur yang memadai DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG yang menunjang pemerataan pembangunan antar-daerah. Mendorong kerja sama dengan badan usaha swasta untuk percepatan pembangunan infrastruktur publik dan komersial melalui instrumen tarif dan insentif lainnya. PROGRAM YANG dan Perbaikan Prasarana dan Fasilitas LLAJ Pembangunan, Pemeliharaan, dan Perbaikan Prasarana dan Fasilitas Perkeretaapian, Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Pos dan Telematika dan Pemerataan Pasokan Listrik Perumahan dan Pemberdayaan Komunitas Perumahan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Pengelolaan Sanitasi Kinerja Pembangunan Air Minum, Pengelolaan Drainase dan Sampah penunjang, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan Sumber Air Lainnya Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan Peningkatan Aksesibilitas Pelayanan Angkutan LLAJ Peningkatan Aksesibilitas Pelayanan Kereta Api Penguasaan serta Aplikasi dan Teknologi Informasi Komunikasi dan Pemerataan Sumber Energi Pengelolaan Kelistrikan, Energi, Mineral dan Migas ARAH PEMBANGUNAN KOTA -14

15 DOK UMEN KEBIJAKAN RTR W Provinsi Jawa Timur Tahun KEBIJAKAN YANG Membentuk sistem perkotaan kawasan budidaya sesuai dengan karakter dan daya dukung yang dimiliki terutama untuk mendukung pemantapan sistem metropolitan dan sistem agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat STRATEGI YANG Menetapkan pusat-pusat kegiatan secara berhirarki dengan membentuk PKN, PKW, dan PKL yang meliputi PKN Gerbangkertosusila dan Perkotaan Malang, serta pusat-pusat kegiatan regional dan pusat-pusat kegiatan di masing-masing Kabupaten/Kota; Merevitalisasi dan melakukan percepatan pembangunan kawasan metropolitan sebagai pusat pertumbuhan utama di Jawa Timur yang didukung oleh pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal; dan Mengembangkan kawasan perkotaan sesuai dengan fungsi dan perannya. Mengembangkan industri yang terintegrasi dengan potensi sumberdaya Jawa Timur, melalui : Mengembangkan industri skala besar di sentrasentra utama di Jawa Timur; Mengembangkan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan; Mengembangkan pembinaan industri kecil dan menengah; Mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri kecil; Mengembangkan industri yang mengolah hasilhasil agro; Mengembangkan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di kawasan industri PROGRAM YANG Pengendalian Pembangunan Kota-kota Besar dan Metropolitan ARAH PEMBANGUNAN KOTA - Pengem bangan Kota Kediriuntuk pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa, industri, pendidikan, kesehatan, dan prasarana wisata, terutamanya sebagai pusat perdagangan dan jasa, serta kegiatan industri dan jasa. DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG Peningkatan dan pemantapan fungsi dan peran kawasan ekonomi high tech industrial park, kawasan ekonomi khusus, kawasan agropolitan, kawasan koridor metropolitan, dan kawasan kerjasama regional di Provinsi Jawa Timur STRATEGI YANG metropolitan; Menyediakan IPAL baik secara individual maupun komunal khususnya bagi industri berat dan/atau berpolusi; Mengembangkan industri petrokimia, industri besar dan/atau berpolusi di kawasan industri serta pengintegrasian kawasan industri dengan prasarana utama wilayah; Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan industri; dan Mengatur kembali (deregulasi) ketentuan peraturan perundangundangan di daerah-daerah yang memiliki orientasi pengembangan industri. Mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kawasan; Meningkatkan komoditas unggulan, sarana dan prasarana pendukung proses produksi; Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga pendukung; Mempercepat alih teknologi yang lebih efisien dan efektif; Meningkatkan dukungan kebijakan melalui pemberian instrumen insentif, antara lain berupa keringanan pajak dan bebas pajak (tax holiday); Menjalin kerjasama dengan pihak investor, terkait pemberian kredit/modal usaha; Mengembangkan potensi kawasan atau sub sektor strategis yang dapat dikembangkan dengan penetapan kawasan ekonomi khusus baru; dan Meningkatkan kerjasama antardaerah untuk PROGRAM YANG - ARAH PEMBANGUNAN KOTA -15

16 DOK UMEN KEBIJAKAN RPJP Kota Kediri Tahun KEBIJAKAN YANG Mewujudkan Kota Kediri Sebagai Pusat Industri, Jasa, Perdagangan dan Pariwisata yang Unggul dan Berdaya Saing STRATEGI YANG mengoptimalkan pertumbuhan daerah perbatasan baik antarkabupaten/kota di Jawa Timur maupun kawasan perbatasan provinsi. Memperkuat perekonomian daerah berbasis keunggulan kompetitif sektor industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata yang didukung oleh keunggulan sektor pendukung terkait dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan pelayanan publik dalam bentuk kebijakan dan fasilitasi dari Satuan Kerja Perangkat Daerah yang terkait; Menyediakan SDM berkualitas dan berkompetensi tinggi dalam rangka mendukung sektor industri, jasa, perdagangan, dan pariwisata agar dapat berkembang lebih pesat; Menciptakan iklim investasi yang kondusif khususnya untuk peluangpeluang penanaman modal di sektor industri, jasa, perdagangan dan pariwisata; Membangun sistem, kelembagaan, dan infrastruktur perekonomian yang maju dengan berbasis riset dan teknologi guna mempermudah proses perijinan, investasi serta dukungan insentif perpajakan dan retribusi daerah. Mengembangkan perekonomian berlandaskan prinsip demokrasi ekonomi yang memperhatikan kepentingan stakeholder sehingga terjamin kesempatan berusaha dan bekerja. Mengaktualisasik an peranan pemerintah yang efektif dan optimal sebagai fasilitator, regulator, sekaligus sebagai katalisator pembangunan di berbagai tingkat guna efisiensi dan PROGRAM YANG ARAH PEMBANGUNAN KOTA - Pengem bangan Kota Kediri sebagai pusat industri, jasa, perdagangan, pariwisata dan pendidikan DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG efektivitas pelayanan publik. Selain itu, untuk menciptakan lingkungan usaha yang kondusif dan berdaya saing serta terjaganya keberlangsungan mekanisme pasar. Mengarahkan kebijakan pasar kerja untuk mendorong terciptanya sebanyak mungkin lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan pekerja. Pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial yang harmonis dengan perlindungan yang layak, keselamatan kerja yang memadai, serta terwujudnya proses penyelesaian industrial yang memuaskan semua pihak merupakan ciri-ciri pasar kerja yang diinginkan. Selain itu, pekerja diharapkan mempunyai produktivitas yang tinggi sehingga berdaya saing dan menghasilkan nilai tambah, dengan pengelolaan pelatihan dan pemberian dukungan program-program pelatihan yang strategis, efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja sebagai bagian integral dari investasi SDM. Mendorong ekspor produk-produk lokal untuk mendukung perekonomian rakyat agar mampu memaksimalkan manfaat sekaligus meminimalkan efek negatif dari proses integrasi dengan dinamika globalisasi. Mengembangkan UMKM dan Koperasi untuk menjadi pelaku ekonomi yang semakin berbasis iptek, dan berdaya saing dengan produk impor khususnya dalam penyediaan barang dan jasa kebutuhan masyarakat, sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktur dan memperkuat ekonomi lokal. Untuk itu, pengembangan UMKM dan PROGRAM YANG ARAH PEMBANGUNAN KOTA -16

17 DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG Mewujudkan Kota Kediri Menjadi Pusat Pendidikan yang Berkualitas. STRATEGI YANG koperasi dilakukan melalui peningkatan kompetensi kewirausahaan dan produktivitas yang didukung dengan adaptasi terhadap kebutuhan pasar. UMKM secara nyata akan berlangsung terintegrasi dalam perkuatan basis produksi dan daya saing industri melalui pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan teknologi dalam iklim usaha yang sehat, pengembangan industri, percepatan alih teknologi, dan peningkatan kualitas SDM. Meningkatkan kualitas dan kuantitas obyek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana kepariwisataan yang ada di Kota Kediri. Pemerintah kota diharapkan dapat menjadi fasilitator bagi pelaku wisata untuk bersamasama secara sinergis mengembangkan kepariwisataan dan memberikan kemudahan serta rasa aman bagi dunia kepariwisataan Kota Kediri. Menyediakan prasarana dan sarana pendidikan pada semua jenjang pendidikan yang memenuhi standar mutu minimal; Menyelaraskan dan melengkapi kurikulum pada tingkat satuan pendidikan dengan aspekaspek ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kompetensi; Menyediakan dana untuk meningkatkan penciptaan dan penguasaan ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan, pengembangan ilmu sosial dan humaniora serta pemanfaatan teknologi hasil penelitian, dengan senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika, kearifan lokal, serta memperhatikan sumber daya PROGRAM YANG - ARAH PEMBANGUNAN KOTA DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG Mewujudkan Prasarana dan Sarana Umum, Ruang Publik yang Berkualitas Serta Berkeadilan dan Berwawasan Lingkungan STRATEGI YANG dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya diarahkan dengan: (a) menyelenggarakan pembangunan perumahan yang sesuai dengan peruntukan dan berkelanjutan, memadai, layak dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri dan efisien; (b) menyelenggarakan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang mandiri, mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat, menciptakan lapangan kerja, serta untuk meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan; (c) membangun perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup. Pembangunan transportasi diarahkan untuk : (a) mendorong transaksi perdagangan sebagai sumber pergerakan orang, barang dan jasa; (b) menciptakan jaringan pelayanan secara inter dan antarmoda angkutan melalui pembangunan prasarana dan sarana transportasi; (c) mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam penyediaan pelayanan mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pengawasan; (d) menghilangkan segala macam bentuk monopoli agar dapat PROGRAM YANG - ARAH PEMBANGUNAN KOTA -17

18 DOK UMEN KEBIJAKAN RPJM Kota Kediri Tahun KEBIJAKAN YANG Meningkatnya pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup serta pengawasan pemanfaatan ruang dan lingkungan Meningkatka n kepatuhan masyarakat terhadap ketentuan penataan ruang Meningkatka n kualitas dan kuantitas pengelolaan kebersihan dan keindahan kota Meningkatka n kapasitas sarana dan prasaran pengelolaan kelestarian SDA dan lingkungan hidup. Meningkatka n upaya pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan pembangunan/perindustr ian. Meningkatny a data kualitas lingkungan hidup Meningkatka STRATEGI YANG memberikan alternatif pilihan bagi pengguna jasa transportasi serta; (e) mengembangkan fasilitas angkutan publik yang representatif. Pembangunan ruang terbuka hijau dan ruang publik diarahkan yang sesuai dengan peruntukannya secara proporsional serta berfungsi untuk menjaga keseimbangan lingkungan dengan melibatkan peran aktif masyarakat termasuk dunia usaha. Pembangunan fasilitas umum diarahkan untuk meningkatkan pelayanan publik yang bisa dimanfaatkan dengan nyaman, aman dan indah oleh semua lapisan masyarakat, termasuk bagi masyarakat penyandang keterbatasan atau penyandang cacat. PROGRAM YANG penataan ruang daerah pemanfaatan ruang peningkatan pemanfaatan tataruang sesuai peruntukan. peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kebersihan lingkungan ARAH PEMBANGUNAN KOTA Pengem bangan infrastruktur, sarana prasarana dan penataan kawasan, DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG n kepatuhan masyarakat terhadap ketentuan penataan ruang Meningkatnya sarana dan prasarana daerah serta aksesibilitas kota melalui dukungan pelayanan prasarana jalan dan jembatan yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan transportasi baik dalam hal kecepatan maupun kenyamanan. Meningkatka n jaringan jalan dan jembatan Meningkatka n kapasitas sarana dan prasarana aparatur yang menunjang pelayanan kepada masyarakat Meningkatka n kulitas pengelolaan tata guna air dan penanggulangan banjir Meningkatka n kualitas pengelolaan tata guna air Meningkatnya sistem dan pelayanan transportasi serta pengelolaan energi yang mendukung kelancaran ekonomi daerah Meningkatka n sarana dan prasarana serta keselamatan lalu lintas angkutan jalan Meningkatka n kualitas sarana dan prasarana pendukung pelayanan transportasi darat. Tercukupinya sarana dan prasarana keselamatan dan ketertiban lalu- lintas. Meningkatka n standar uji kendaraan bermotor dengan sarana dan prasarana pendukung yang memadai. Meningkatka n kualitas perencanaan dan implementasi sistem STRATEGI YANG PROGRAM YANG pembangunan, pemeliharaan jalan dan jembatan. peningkatan sarana dan prasarana aparatur. penanganan pengendalian banjir dan pengelolaan sungai brantas pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi. peningkatan sarana dan prasaranapelayanan transportasi darat peningkatan Sarana dan Prasarana keselamatan dan ketertiban lalu lintas peningkatan standar uji kelayakan kendaraan bermotor peningkatan pelayanan sistem transportasi angkutan orang dan barang. intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah pendataan layanan komunikasi dan informasi pembinaan terhadap penyedia jasa layanan komunikasi dan informasi ARAH PEMBANGUNAN KOTA -18

19 DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG angkutan orang dan barang yang aman, nyaman, efektif dan efisien. Meningkatka n keamanan, kenyamanan dan ketertiban pelayanan jukir dengan penerapan sistem parkir yang efektif dan efisien. Tersedianya data dan terselenggarannya pembinaan serta penertiban penyelenggara jasa layanan komunikasi dan informasi Terselenggar anya pembinaan serta penertiban terhadap penyedia jasa layanan komunikasi dan informasi Meningkatny a kesadaran Perusahaan/Badan Usaha untuk mengajukan ijin ABT sesuai Perda no.9 Tahun 00 Meningkatka n kesadaran penambang yang telah membentuk koperasi untuk mengajukan ijin sesuai Perda Gub No.1 Th.005 Meningkatka n kesadaran perusahaan untuk memenuhi persyaratan teknis dalam operasional pembangkitnya. Terwujudnya peningkatan lingkungan permukiman pada kawasan kumuh dan pemberdayaan masyarakat miskin di kawasan perkotaan serta terlaksananya pengendalian pelaksanaan kebijakan pengembangan perumahan Meningkatka n fasilitas permukiman dan kawasan perkotaan STRATEGI YANG PROGRAM YANG penertiban penyelenggara jasa layanan komunikasi dan informasi sosialisasi peraturan Perundang-Undangan tehnis pengelolaan Air Bawah Tanah dan Pertambangan dan Kelistrikan.- pembangunan sarana prasarana permukiman dan perkotaan serta penataan kawasan. penanganan bencana kebakaran. ARAH PEMBANGUNAN KOTA DOK UMEN KEBIJAKAN RPIJ M Kota Kediri Tahun KEBIJAKAN YANG Meningkatka n kulitas lingkungan hidup melalui penanggulangan bahaya kebakaran Permukiman Bangunan dan Lingkungan Penyehatan Lingkungan Permukiman-Sub Sektor STRATEGI YANG PROGRAM YANG - Penyusunan Rencana Pembangunan dan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D) Penyediaan PSD Bagi Kawasan RSH Penataan kawasan permukiman kumuh Pembangunan Rumah Susun Sederhana Penataan dan Peremajaan Kawasan Permukiman Perkotaan Kegiatan Diseminasi Peraturan Perundang-undangan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kegiatan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kegiatan Penyusunan RAPERDA Bangunan Gedung Kegiatan Dukungan Sarana dan Prasarana Permukiman Kumuh Kegiatan Penataan Bangunan Tradisional Bersejarah Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana Reklame Kegiatan Bantuan Teknis Pengelolaan Sarana PKL Kegiatan Bantuan Teknis Penataan Bis Transmisi System (BTS) Penataan dan perbaikan PSD Permukiman Kumuh ARAH PEMBANGUNAN KOTA Meningk atnya kualitaspermukiman Peningk atan kualitasbangunan dan lingkungan Perbaika n kualitas permukiman kumuh -19

20 DOK UMEN KEBIJAKAN RTR W Kota Kediri Tahun KEBIJAKAN YANG Air Limbah Penyehatan Lingkungan Permukiman-Sub Sektor Persampahan Penyehatan Lingkungan Permukiman-Sub Sektor Drainase Air minum Kebijakan pengembangan Kota Kediri sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kebijakan pengembangan Kota Kediri sebagai Pusat Pelayanan Kawasan Andalan Kediri Tulungagung Blitar STRATEGI YANG meningkatkan aksesibilitas Kota Kediri dengan wilayah sekitarnya yag meliputi: Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar dan Kota Blitar; dan mengembangkan fungsi utama Kota Kediri sebagai pusat: Pendidikan, Industri, Perdagangan-Jasa dan Pariwisata berskala regional. mengembangkan pusat perdagangan produk unggulan kota; mengembangkan sentra pariwisata belanja dan budaya; PROGRAM YANG dan pembangunan TPA di Kelurahan Pojok yang mendukung tercapainya orientasi bersih lingkungan serta fokus dalam pemanfaatan sampah sehingga memiliki nilai ekonomis dalam satu program yaitu Kota Kediri Sayang Sampah Pembinaan Pengelolaan Sistem Drainase dan Perencanaan Pembangunan Sistem Drainase Pemeliharaan dan Pembangunan Prasarana Drainase Drainase Skala Kawasan Berbasis Masyarakat Pengelolaan Sistem Drainase Terpadu Mendukung Konservasi Sumber Daya Air. Penyediaan dan pengolahan air secara mandiri Pembenahan jaringan transmisi dan distribusi Perluasan dan peningkatan cakupan pelayanan air minum dengan distribusi perpipaan ARAH PEMBANGUNAN KOTA Peningk atan pelayanan pengelolaan TPA banjir Bebas Peningk atan pelayanan air minum yang mandiri Meningk atkan aksesbilitas intra dan antar wilayah sekitar Pengem bangan kota kediri sebagai pusat perdagangan, sentra pariwisata, dan industri. DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG Kebijakan pengembangan sistem pusat pelayanan kota Pemantapan kawasan hutan lindung Pemantapan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya Pemantapan kawasan perlindungan setempat STRATEGI YANG mengembangkan industri berbasis agro; dan melakukan kerjasama dengan wilayah sekitar secara sinergis dalam pengembangan infrastruktur dan ekonomi daerah. membagi wilayah kota menjadi Bagian Wilayah Kota (BWK); membentuk pusat pelayanan kota secara berhirarki; mengembangan pusat pelayanan kota dengan fungsi utama sebagai pusat perbelanjaan dan pusat pelayanan umum pada kawasan pusat kota; meningkatkan aksesibilitas antara pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan; dan menyediakan RTH, prasarana pejalan kaki, sektor informal pada kawasan pusat pelayanan kota, sub pusat pelayanan kota dan pusat lingkungan. memulihkan fungsi kawasan yang mengalami kerusakan; mengembangkan vegetasi yang memiliki fungsi lindung; dan menjaga luasan dan fungsi dari kawasan hutan lindung. memulihkan fungsi kawasan yang mengalami kerusakan; mengembangkan vegetasi yang memiliki fungsi lindung;dan menjaga luasan dan fungsi dari kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya. membatasi perkembangan kawasan terbangun dengan mengembangkan RTH pada kawasan sempadan sungai; membatasi perkembangan permukiman PROGRAM YANG Penetapan batas pelayanan kota, sub pelayanan kota, dan pelayanan lingkungan di Kota Kediri. Penentuan fungsi pusat kota. Penentuan fungsi sub pelayanan kota dan pelayanan lingkungan. pusat pelayanan baru. fasilitas pelayanan pada masing-masing sub pusat pelayanan dan pusat lingkungan sesuai dengan fungsi yang ditentukan. Pembatasan kegiatan terbangun pada daerah resapan air. kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian kota (pariwisata dan sector informal). tanaman holtikultura seperti buah-buahan. Pembatasan kegiatan pada sempadan sungai dan mata air. Pemanfaatan daerah sempadan sungai dan mata air untuk ruang terbuka hijau. ARAH PEMBANGUNAN KOTA -0

21 DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG Pemantapan kawasan cagar budaya Pemantapan ruang terbuka hijau minimal 0% dari luas kota Penetapan kawasan rawan bencana kawasan budidaya STRATEGI YANG dan mengembangkan RTH pada kawasan sempadan mata air; dan menjaga luasan dan fungsi dari kawasan yang memberikan perlindungan setempat. mempertahankan dan memelihara keaslian benda dan kawasan cagar budaya; dan melakukan konservasi dan preservasi benda dan kawasan cagar budaya yang kondisinya menurun. mempertahankan ruang terbuka hijau yang sudah ada; menyediakan RTH publik dan privat pada kawasan yang baru; menambah penyediaan RTH publik dalam bentuk taman kota, taman lingkungan, lapangan olahraga, jalur hijau, makam, dan hutan kota; dan meningkatkan intensitas penghijauan pada kawasan lindung; menyediakan sarana dan prasarana penanggulangan bencana; dan menyediakan jalur evakuasi bencana pada kawasan rawan bencana. mengembangkan perumahan berkepadatan tinggi yang mengutamakan bangunan vertikal pada BWK B; mengembangkan perumahan berkepadatan sedang secara menyebar pada BWK A dan C; mengembangkan perumahan berkepadatan rendah pada wilayah pinggiran kota pada BWK A dan C; meningkatkan fungsi rumah terintegrasi dengan fungsi lain seperti ruko dan rukan; meningkatkan PROGRAM YANG Penataan kawasan tepian sungai untuk pariwisata. Perlindungan benda cagar budaya. cagar budaya sebagai pendukung pariwisata budaya. RTH pemakaman, RTH Gerbang Kota, RTH Hutan Kota RTH sebagai pendukung ruang evakuasi bencana. Pengendalian perubahan fungsi pada RTH yang sudah ada. buffer zone kawasan industry. jalur dan ruang evakuasi bencana. Penyediaan hydran pada daerah rawan bencana kebakaran. Kawasan Perumahan perumahan Perbaikan kualitas perumahan Pembangunan rumah susun bagi pekerja Kawasan Perdagangan dan Jasa wisata belanja kawasan perdagangan baru akomodasi wisata perdagangan jasa pada tiap pusat pelayanan. ARAH PEMBANGUNAN KOTA DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG STRATEGI YANG kualitas perumahan pada kawasan kumuh melalui perbaikan kondisi lingkungan perumahan; mengembangkan pasar induk dan pasar tradisional; mengembangkan kawasan pusat perbelanjaan secara berhierarki sesuai skala pelayanan; mengembangkan kawasan khusus perdagangan dan jasa di pusat pelayanan kota yang sekaligus berfungsi sebagai kawasan wisata; menyediakan lokasi khusus untuk toko cinderamata dan wisata kuliner khas Kota Kediri; mengelola dan menata ruang untuk sektor informal di kawasan perdagangan; melengkapi setiap kawasan budidaya dengan prasarana pejalan kaki dan RTH; mengembangkan kawasan perkantoran baru dan perkantoran swasta; menetapkan kawasan peruntukan industri kecil atau industri rumah tangga sebagai kawasan sentra industri; melengkapi sistem pengolahan limbah pada sentra industri; menyediakan sentra pemasaran atau outlet industri kecil sekaligus sebagai toko cindramata; mengembangkan kawasan peruntukan industri secara khusus pada wilayah timur kota; mengembangkan galeri khusus untuk pariwisata budaya; mengembangkan wisata alam Gunung Klotok; menyediakan akomodasi wisata, promosi wisata dan menggelar event wisata bersakala regional nasional; mempertahankan PROGRAM YANG Peningkatan pasar umum dan pengembangan pasar grosir. agricultural market. Kawasan Perkantoran civic centre Kawasan Industri kawasan industry baru. industry pembuatan rokok. sentra industry kecil. Kawasan Pariwisata wisata belanja. wisata modern. Kawasan Peruntukan Pertanian Mempertahankan sawah irigasi teknis dan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Diversifikasi komoditi pertanian. Intensifikasi pertanian untuk mempertahankan hasil produksi. perwujudan kawasan perikanan melalui pengembangan kegiatan budidaya air tawar dan pengembangan industri perikanan; Kawasan Peruntukan Pertambangan Pembatasan penggalian pasir di sepanjang Sungai Brantas. Kawasan Peruntukan Pelayanan Umum Pembangunan RSUD Gambiran II. Perguruan Tinggi (Poltek) di Kelurahan Pojok Sukorame dengan luas ± 8 Ha. pendidikan skala regional. Kawasan Peruntukan Militer Mempertahankan ARAH PEMBANGUNAN KOTA -1

22 DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG Pengelolaan dan penataan sektor informal Ruang Terbuka non Hijau (RTnH) ruang evakuasi bencana Kebijakan pemantapan kawasan untuk kepentingan ekonomi STRATEGI YANG sawah beririgasi teknis pada lahan yang telah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan; dan mengembangkan kawasan peruntukan lain untuk menunjang fungsi utama kota. menyediakan ruang bagi sektor informal yang berdekatan dengan kawasan fungsional kota; menyediakan lahan untuk sektor informal secara khusus pada setiap sub pusat pelayanan kota; dan menyedikan sarana prasarana bagi sektor informal. memanfaatkan RTnH sebagai bagian ruang terbuka kota untuk kegiatan masyarakat;dan mendorong penataan fungsi kawasan yang mendukung perkembangan kawasan fungsional kota. menyediakan kawasan untuk ruang evakuasi bencana melalui penggunaan RTH dan bangunan umum mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi; mengembangkan kawasan peruntukan industri sebagai pusat pertumbuhan ekonomi; mengembangkan kawasan pariwisata sebagai sektor penunjang pertumbuhan ekonomi; meningkatkan minat investasi pada sektor industri dan pariwisata; dan mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi. PROGRAM YANG kawasan militer yang ada. buffer zone kawasan militer. Kawasan Peruntukan Sektor Informal sector informal pada kegiatan potensial seperti pariwisata, industry, fasilitas olahraga (GOR) dan sebagainya. Penataan sector informal. Kawasan RTH Non Hijau Pembangunan GOR. pelataran parkir bangunan pada bangunan pemerintahan, perdagangan dan jasa maupun fasilitas umum lainnya, lapangan olahraga, tempat bermain & rekreasi, pembatas & median jalan serta koridor antar bangunan;. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana RTH lingkungan perumahan. RTH Kota. Mempertahankan Central Bussines Distric (CBD) di Pusat Kota kawasan perdagangan baru Mempertahankan kawasan industry yang ada. sentra industry kecil kawasan industry baru industry rokok Kebijakan melindungi dan Kawasan Resapan ARAH PEMBANGUNAN KOTA DOK UMEN KEBIJAKAN KEBIJAKAN YANG pemantapan kawasan untuk penyelamatan lingkungan hidup Sumber: Hasil Review, 01 STRATEGI YANG melestarikan kawasan resapan air untuk mengimbangi perkembangan kegiatan budidaya; melindungi dan melestarikan kawasan suaka alam; dan melindungi dan melestarikan warisan budaya berupa cagar budaya. PROGRAM YANG Air Pembatasan kegiatan terbangun pada daerah resapan air. kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian kota (pariwisata dan sector informal). tanaman holtikultura seperti buah-buahan. Kawasan Sempadan Sungai Pembatasan kegiatan pada sempadan sungai, Pemanfaatan daerah sempadan sungai untuk ruang terbuka hijau. Penataan kawasan tepian sungai untuk pariwisata. ARAH PEMBANGUNAN KOTA. Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Permukiman di Kota Kediri Salah satu elemen penting perkotaan adalah permukiman. permukiman di suatu daerah pada hakekatnya untuk mewujudkan kondisi suatu daerah yang layak huni, aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan. Dalam perkembangan permukiman selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan antara lain lahan yang terbatas dan kualitas permukiman yang tidak memadai sehingga sering timbulnya permukiman kumuh...1 Potensi Pembangunan Permukiman Potensi pemukiman yang berkembang di Kota Kediri ini adalah : Adanya perkembangan industri yang mengakibatkan perlunya perumahan bagi karyawannya. Adanya pembangunan rusunawa. Perkembangan pemukiman oleh pihak swasta atau developer berkembang pesat. Kawasan permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah ada dan menyebar mengikuti jalan lingkungan juga. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama kota cenderung berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik dengan kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat perdagangan dan jasa. -

23 Masih banyaknya lahan pada daerah pinggiran kota yang akan dikembangkan sebagai kawasan industri dan pendidikan yang mendorong perkembangan permukiman. Terdapat permukiman yang mempunyai kepentingan ekonomi diantaranya permukiman disekitar industri dan pariwisata. Masih banyak terdapatnya permukiman peninggalan belanda dan kampung lama yang di konservasi untuk cagar budaya. Perbaikan lingkungan terutama permukiman dipusat kota dan wilayah pinggiran. -

24 Tabel. 10 Potensi Permukiman No Potensi Lokasi 1. Adanya perkembangan industri yang mengakibatkan perlunya perumahan bagi karyawannya. Sekitar PG. Mrican, PG. Pesantren dan PR. Gudang Garam. Adanya pembangunan rusunawa Kelurahan Dandangan. Perkembangan pemukiman oleh pihak swasta atau developer Tersebar di tiap kecamatan berkembang pesat. 4. Kawasan permukiman cenderung mengikuti jaringan jalan yang sudah Tersebar pada tiap kelurahan ada dan menyebar mengikuti jalan lingkungan. 5. Untuk permukiman yang berkembang pada sepanjang jalan utama kota cenderung berkembang secara memusat karena pada lokasi ini memiliki akses jalan yang baik dengan kelengkapan fasilitas, didukung juga dengan adanya pusat perdagangan dan jasa. Kawasan pusat kota Kecamatan Kota 6. Masih banyaknya lahan pada daerah pinggiran kota yang akan dikembangkan sebagai kawasan industri dan pendidikan yang mendorong perkembangan permukiman. 7. Terdapat permukiman yang mempunyai kepentingan ekonomi diantaranya permukiman disekitar industri dan pariwisata. 8. Masih banyak permukiman peninggalan belanda dan kampung lama yang dapat di konservasi untuk cagar budaya. Kelurahan Betet, Blabak dan Mrican Kelurahan Mrican, Semampir, Dandangan, Balowerti, Pesantren, Pojok dan Sukorame Kelurahan Setonogedong, banjaran, Kemasan, Pakelan dan Pocanan 9. Perbaikan lingkungan terutama permukiman dipusat kota dan wilayah pinggiran. Kelurahan Dandangan, Ngadirejo, Dermo, Pojok dan Bawang -4

25 Peta. 1 Potensi Permukiman -5

26 .. Masalah Pembangunan Permukiman Adapun masalah permukiman di Kota Kediri adalah: Perkembangan permukiman perkotaan di masing-masing kecamatan memiliki kesenjangan yang cukup tinggi dengan tingkat kepadatan tertinggi di pusat kota. Kepadatan yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan prasarana lingkungan yang memadai sehingga kemudian muncul masalah permukiman kumuh. Masih terdapatnya rumah tidak layak huni di KelurahanDandangan dan kelurahan daerah pusat kota. Kepadatan kurang merata. Ada beberapa bangunan yang terbengkalai. Daerah timur sungai lebih berkembang daripada barat sungai. Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, sempadan SUTT dan sempadan kereta api. Tabel. 11 Masalah Permukiman No Masalah Lokasi 1. Perkembangan permukiman perkotaan di masing-masing kecamatan memiliki kesenjangan yang cukup tinggi dengan tingkat kepadatan wilayah perkotaan dan daerah pinggiran kota. tertinggi di pusat kota. Kepadatan yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan prasarana lingkungan yang memadai sehingga kemudian muncul masalah permukiman kumuh.. Masih terdapatnya rumah tidak layak huni di KelurahanDandangan dan kelurahan daerah pusat kota. Sekitar industri PR. Gudang Garam dan sepanjang rel KA di pusat kota. Kepadatan kurang merata. Kawasan perkotaan dan pinggiran 4. Ada beberapa bangunan yang terbengkalai. Kelurahan Pakelan, Pocanan 5. Daerah timur sungai lebih berkembang daripada barat sungai. Kecamatan Kota dan Kecamatan Mojoroto 6. Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, sempadan SUTT dan sempadan kereta api. Sumber : hasil Analisa 01 Kelurahan Banjarmlati, Manisrenggo, Bandar Lor, Bandar Kidul, Kaliombo, Ringinanom, Kauman, Pocanan, Mojoroto, Mrican, Semampir. Ngronggo, Pandean, Kemasan, Balowerti, Jagalan, Setonopande, Dandangan. Rejomulyo, Tosaren, Pakunden, Banaran, Bangsal Masalah pembangunan permukiman Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.4 Peta Masalah Permukiman... Tantangan Pembangunan Permukiman Tantangan pembangunan permukiman Kota Kediri meliputi : Masih adanya kebiasaan buruk masyarakat untuk tidak menghargai lingkungan hidup. Perlu peningkatan kondisi untuk pemenuhan kualitas permukiman yang baik dan potensi permukiman untuk mendorong ekonomi. Angka kelahiran dan urbanisasi yang tinggi mengakibatkan kepadatan yang tak terkendali dan liar. Terdapatnya regulasi dari dokumen dokumen perencanaan yang tidak up to date. Relokasi permukiman yang membutuhkan dana yang cukup tinggi...4 Hambatan Pembangunan Permukiman Hambatan pembangunan permukiman Kota Kediri meliputi: Kepadatan yang cukup tinggi pada kawasan industri mengakibatkan menculnya permukiman kumuh. Masyarakat berpikir bahwa kualitas fisik hunian dan lingkungan tidak penting sejauh mereka masih bisa menyelenggarakan kehidupan mereka. Umumnya di permukiman kumuh adalah mereka yang tinggal dekat dengan pekerjaannya, sehingga mereka tidak mau jika tempat tinggalnya direlokasi. Saling tumpang tindih kebijakan antar sektor, sehingga pembangunan permukiman tidak terintegrasi. -6

27 Peta. Permasalahan Permukiman Kota Kediri -7

28 Tabel. 1 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Permukiman NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN 1 Permukiman Adanya perkembangan industri yang mengakibatkan perlunya perumahan bagi karyawannya. Adanya pembangunan rusunawa. Perkembangan pemukiman oleh pihak swasta atau developer berkembang pesat. Sumber: Hasil Analisa 01 Kepadatan kurang merata Ada beberapa bangunan yang terbengkalai Daerah timur sungai lebih berkembang daripada barang sungai. Terdapat kawasan pemukiman yang berada di sempadan sungai, sempadan SUTT dan sempadan kereta api. Permukiman yang padat sehingga kesulitan dalam pengaturan ruang Status tanah.4 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Infrastruktur Perkotaan di Kota Kediri.4.1 Potensi dan Masalah Jaringan Jalan Jaringan jalan memiliki arti penting dalam pengembangan infrastruktur perkotaan di Kota Kediri yaitu sebagai pendukung pengembangan wilayah antar pusat lingkungan dan keterkaitannya dengan pusat-pusat pertumbuhan. Selain itu dengan adanya berbagai macam potensi-potensi terkait dengan pola tata ruang wilayah Kota Kediri dalam wilayah pengembangan SWP Kediri dan sekitarnya, potensi tersebut antara lain: Potensi Jaringan Jalan Potensi jaringan jalan bisa dilihat pada tabel berikut: Tabel. 1 Potensi Jaringan Jalan di Kota Kediri No. Potensi Lokasi 1. Merupakan Sub Pusat Pelayanan Kota Bagian Barat Kecamatan Mojoroto sehingga akses jaringan jalan ke daerah ini sangat padat, terutama bagi jalur ke arah Surabaya dan Nganjuk. Jalan raya di Kota Kediri memiliki hubungan dengan sistem Provinsi melalui jalan arteri dan secara internal secara keseluruhan telah mencapai ke semua wilayah Kota Kediri. Jalan di permukiman mayoritas telah diaspal ataupun disemen sebagai perkerasannya Tersebar di seluruh Kecamatan. Prasarana transportasi di Kota Kediri relatif lengkap dan memadai, secara keseluruhan setiap kecamatan dan kelurahan telah dihubungkan oleh jalan dengan akses ke pusat pelayanan/pusat kota. Seluruh Kelurahan No. Potensi Lokasi Tempurejo, Ngletih, Bawang, Blabak, Rejomulyo, Manisrenggo, Ngronggo, Banjarmlati, Bandarkidul, Tamanan, Campurejo, Pojok, Sukorame, Bujel, Ngampel, Semampir. Sumber: Hasil Analisa 01 Potensi jaringan jalan Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.5Peta Potensi Jaringan Jalan Masalah Jaringan Jalan Masalah jaringan jalan yang ada di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 14 Masalah Jaringan Jalan di Kota Kediri No Masalah Lokasi 1. Kerusakan dan bergelombang pada ruas/ badan jalan sehingga mengurangi kenyamanan dalamberkendaraan. Sering terjadi kemacetan dan kerusakan jalan. Kemacetan terjadi dibeberapa titik simpul transportasi karena merupakan jalan utama dan kepadatan pemusatan fasilitas. Pada umumnya terjadi disekitar pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang bersinggungan langsung dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi melintas di jalan raya.. Tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi di beberapa ruas jalan Jl. Diponegoro, Jl. Mauni Kelurahan Jamsaren, Kelurahan Betet Jl. Dhoho Kel. Setono Gedong Pada umumnya terjadi disekitar pasar atau kawasan pertokoan dengan penataan sirkulasi keluar dan masuknya kendaraan yang bersinggungan langsung dengan kendaraan yang memiliki intensitas sangat tinggi melintas di jalan raya. Jalan arteri dan kolektor 4. Penggunaan bahun jalan untuk parkir. Jl. Hos Cokroaminoto Kel. Singonegaran (Pasar Pahing) 5. jalan lingkar yang direncanakan lokasinya melewati kawasan pemukiman sehngga mengalami kesulitan dalam pembebasan tanah untuk pengembangan sempadan. Sumber: Hasil Analisa 01 Kelurahan Pesantren, Ketami, Tempurejo, Ngletih, Bawang, Blabak, Rejomulyo, Manisrenggo, Ngronggo, Banjarmlati, Bandarkidul, Tamanan, Campurejo, Pojok, Sukorame, Bujel, Ngampel, Semampir. Potensi jaringan jalan Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.6 Peta Masalah Jaringan Jalan Tantangan Jaringan Jalan jaringan jalan di Kota Kediri juga mengalami tantangan, diantaranya adalah pengembangan kawasan pusat kota yang cukup padat yang menyebabkan seringnya terjadi kemacetan, serta pengembangan jalan lingkar yang untuk mengurangi beban jalan utama kota Hambatan Jaringan Jalan Hambatan yang dialami Kota Kediri pada sektor jalan ini adalah masih banyaknya ruas jalan yang tidak memiliki ruwasja, sehingga sulit untuk dilakukan pelebaran jalan. 4. Potensi pengembangan jalan lingkar Kota Kediri Kelurahan Pesantren, Ketami, -8

29 Tabel. 15 Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Infrastruktur Jalan NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN 1. Jalan Semua wilayah sudah terdapat akses jalan Perlu peningkatan kualitas jalan pada beberapa titik Kekhawatiran warga dimana apabila dilakukan perbaikan jalan akan mengambil lahan mereka Sebagian besar jalan lingkungan tidak memiliki ruwasja yang memadai sehingga sulit untuk memperlebar jalan Sumber: Hasil Analisa 01-9

30 Peta. Peta Potensi Jaringan Jalan Kota Kediri -0

31 Peta. 4 Peta Masalah Jaringan Jalan -1

32 .4. Potensi dan Masalah Jaringan Drainase Jaringan drainase adalah salah satu infrastruktur yang sangat penting bagi bangunan infrastruktur perkotaan, pengembangan drainase di Kota Kediri bertujuan untuk menanggulangi lingkungan yang bebas banjir dan genangan air, baik dikarenakan meluapnya air permukaan maupun dikarenakan kondisi permukaan geografis. sistem drainase Kota Kediri dilakukan untuk menanggulangi limpasan air yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir dan membawa aliran hujan secepat mungkin untuk dibuang tanpa terjadi genangan pada musim hujan dan juga mengalirkan air buangan domestik pada musim kemarau Potensi Jaringan Drainase Potensi jaringan drainase di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 16 Potensi Jaringan Drainase di Kota Kediri No Potensi Lokasi 1. Terdapatnya jaringan saluran drainase primer, sekunder & tersier akan sangat membantu pengaliran air hujan Sungai Brantas, Saluran pada jalan protokol dan saluran pada kawasan permukiman. Sebagian besar jalan-jalan utama Kota Kediri memiliki saluran drainase dengan kondisi baik. Terdapatsungai besar skala primer yang melintasi Kota Kediri 4. Saluran drainase sekunder seperti goronggorong dan selokan di sepanjang jalur utama berfungsi dengan baik sehingga mampu menampung air buangan maupun air luapan hujan. Sumber: Hasil Analisa jl. Dhoho jl. PB. Sudirman jl. Mayjen Sungkono jl. Mayor Bismo jl. Hayam Wuruk jl. Diponegoro jl. Yos Sudarso jl. Killisuci jl. Joyoboyo jl. Pemuda jl. Hasanudin. Sungai Brantas Jl. Letjen S. Parman Jl. Supersemar Jl. Agus Salim Jl. Semeru Jl. DR. Saharjo Potensi Jaringan Drainase Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.7 Peta Potensi Jaringan Drainase..4.. Masalah Jaringan Drainase Masalah jaringan drainase di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 17 Masalah Jaringan Drainase di Kota Kediri No. Masalah Lokasi 1. Elevasi permukaan tanah yang datar di beberapa daerah dan posisi badan jalan lebih rendah di bandingkan bahu Jl. Betet Bawang Jl. Ngletih jalan. Terbatasnya pendanaan, peningkatan, pembangunan, rehabilitasi & pengawasan jaringan irigasi & drainase Kelurahan Betet, Bawang, Ngletih, Ketami. Perubahan fungsi tata guna lahan, sehingga Jl. Stasiun berkurangnya daerah resapan Kelurahan Banaran (RS. Gambiran II) 4. Kurangnya kesadaran untuk tidak membuang sampah pada badan sungai, Kelurahan Bandar Kidul, Manisrenggo, Kaliombo, Mojoroto, Semampir Mrican Drainase. No. Masalah Lokasi 5. Masih ada ruas jalan yang belum memiliki drainse Jl. Selomangleng Jl. Bandar Ngalim Utara Jembatan 6. Rumah yang tidak memiliki jaringan drainase sekitar 64,% Kelurahan Bandar Kidul, Betet, Bawang 7. Sistem drainase belum sepenuhnya berfungsi dengan baik sebagai sarana pembuang air hujan karena juga digunakan untuk saluran air limbah 8. Bila curah hujan tinggi dan terjadi dalam waktu lebih dari 1 jam terdapat genangan di beberapa jalan. 9. Tingkat sedimentasi yang tinggi, seperti umumnya pada daerah yang relatif datar mengakibatkan berkurangnya kapasitas saluran sehingga menyebabkan pada beberapa kawasan mengalami genangan bila terjadi curah hujan yang tinggi. Sumber: Hasil Analisa 01 Kelurahan Jagalan, Bandar Kidul, Bandar Lor, Setonopande, Kemasan Jl. Yos Sudarso Jl. Brawijaya Jl. Pemuda Jl. Yos Sudarso Jl. Brawijaya Jl. Pemuda Masalah Jaringan Drainase Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.8 Peta Masalah Jaringan.4.. Tantangan Jaringan Drainase Tantangan untuk pengembangan infrastruktur jaringan drainase Kota Kediri adalah kurang kesadaran bagi masyarakat untuk menjaga fungsi drainase secara baik. Kurang kesadarannya tersebut, terbukti dengan masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah pada saluran drainase, sehingga menyebabkan banjir dan genangan Hambatan Jaringan Drainase Hambatan dalam pembangunan infrastruktur drainase Kota Kediri adalah masih banyaknya drainase yang tidak terhubung atau tidak terkoneksi satu sama lain. Selain itu drainase pada pemukiman padat di kawasan pusat kota masih terdapat drainase yang menyatu dengan pembuangan limbah rumah tangga, tidak terkecuali limbah kotoran manusia, terutama pada drainase tertutup. Untuk lebih jelas mengenai potensi, masalah, tantangan dan hambatan jaringan drainase Kota Kediri ini dapat dilihat pada tabel dan peta dibawah ini. Tabel. 18Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Jaringan Drainase di Kota Kediri NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHA N TANTAN GAN HAMBATAN 1. Drainase Arah aliran cukup bagus Sumber: Hasil Analisa 01 Pada beberapa ruas jalan, belum memiliki drainase. Di beberapa titik terjadi genangan Banyak ditumbuhi rumput pada drainase tanah. Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di saluran drainase Saluran drainase yang tidak saling terhubung/tidak terkoneksi satu sama lain. -

33 Peta.1Peta Masalah Jaringan Drainase -

34 Peta. 5 Permasalahan Jaringan Drainase Kota Kediri -4

35 .4. Potensi dan Masalah Sampah Pengelolaan sampah merupakan hal penting dalam suatu kota, karena itu Kota Kediri harus merencanakan pengelolaan jaringan sampah agar tidak berdampak buruk pada lingkungan Potensi Sampah Potensi persampahan yang terdapat di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 19Potensi Sampah di Kota Kediri No. Potensi Lokasi 1. Volume timbulan sebesar 858, m/hari TPA Kota Kediri (Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri). Terdapat Unit-unit Komposting UDPK Kaliombo dan UPT Banjaran. Terdapat Unit Pemusnahan Sampah Medis RSUD Gambiran Kota Kediri (incenerator) yang dikelola oleh pihak rumah sakit 4. Upaya bidang kebersihan dalam rangka pengelolaan, pemanfaatan dan pengurangan sampah kota adalah dengan mengadakan sosialisasi program R (Reduce, Reuse, Recycle) serta memaksimalkan UDPK / Transfer Depo dalam mengelola sampah yang masuk untuk diolah menjadi kompos (komposting). Sumber: Hasil Analisa Pasar Banjaran Jl. IR. Sutami TPS Kaliombo TPS Pasar Grosir Rejomulyo Potensi Sampah Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.9 Peta Potensi Sampah..4.. Masalah Sampah Masalah persampahan yang terdapat di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 0Masalah Sampah di Kota Kediri No. Masalah Lokasi 1. Masih rendahnya kesadaran, kepedulian dan Seluruh Kelurahan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah.. Terbatasnya sarana prasarana pengelolaan TPA Pojok sampah. Operasional dan desain TPA tidak sesuai dengan desain teknis yang direncanakan dikarenakan keterbatasan biaya, SDM, sarana dan prasarana. 4. Kesadaran masyarakat yang rendah untuk tidak membuang sampah di sungai dan drainase, sehingga masih dijumpai sampah-sampah yang berserakan di sekitar sungai dan drainase. 5. Di Kawasan pinggiran penggelelolaan sampah masih bersifat sendiri-sendiri (dengan cara TPA Kota Kediri (Kelurahan Pojok Kecamatan Mojoroto Kota Kediri) KelurahanMrican, Mojoroto, Semampir, Bandar Kidul Kelurahan Dermo, gayam, Pojok, Ketami, Ngletih, Bawang No. Masalah Lokasi dibakar), dibuang ke saluran baik drainase maupun sungai. 6. Kurang optimalnya pengolahan sampah untuk Pada TPS tiap kelurahan didaur ulang atau dibikin kompos 7. Masih belum optimalnya penanganan sampah Kawasan pusat kota perkotaan baik di kawasan perdagangan (pasar) maupun di permukiman. 8. Adanya kecenderungan untuk menumpuk Pada TPS tiap kelurahan sampah kering, basah dan organik menjadi satu tanpa adanya pemilahan. Padahal budaya pemilahan sampah dapat menjadi salah satu instrumen dalam menekan peningkatan volume sampah secara cepat di lokasi TPA nantinya. Sumber: Hasil Analisa Masalah Sampah Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.10 Peta Masalah Sampah..4.. TantanganSampah Tantangan yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di Kota Kediri ini adalah, mengenai karakter dan kebiasaan masyarakat akan kurang sadarnya menjaga kebersihan, terutama masih banyak masyarakat membuang sampah pada daerah pinggiran sungai muapun pada saluran drainase. Selain itu juga kurang optimalnya pengelolaan sampah untuk di daur ulang Hambatan Sampah Hambatan yang di hadapi adalah merubah perilaku masyarakat. Hal ini sangat sulit dilakukan karena faktor terbiasa. Oleh karena itu perlunya penyuluhan atau arahan dan pendekatan kepada masyarakat untuk merubah kebiasaan tersebut terkait dengan pegelolaan sampah. Untuk lebih jelasnya mengenai potensi, masalah, tantangan dan hambatan sektor sampah ini dapat dilihat pada tabel dan peta di bawah ini. Tabel. 1Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Sampah di Kota Kediri NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN 1. Sampah TPS tersebar di seluruh wilayah Kota Kediri Sumber: Hasil Analisa Masyarakat masih banyak yang membuang di sungai, drainase atau di bakar di pekarangan rumah. Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan Merubah perilaku masyarakat -5

36 Peta. 6 Peta Potensi Sampah -6

37 Peta. 7 Peta Masalah Sampah -7

38 .4.4 Potensi dan Masalah Limbah Sistem pengelolaan air limbah permukiman di Kota Kediri dilakukan dengan sistem on site atau setempat, yaitu sistem penanganan air limbah domestik yang dilakukan secara indifidual. Dari pengolahan sistem on site air limbah akan di salurkan ke badan air atau saluran drainase. Hingga saat ini tersedia Instalasi pengolahan Air Limbah (IPAL) uantuk kawasan industri kecil tetapi belum dimanfaatkan secara baik. Untuk memenuhi kebutuhan bagi penduduk yang belum mampu memiliki sarana prasarana penanganan air limbah sendiri telah dibangunkan septik tank komunal dan MCK umum PotensiLimbah Potensi pengolahan limbah di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. Potensi Limbah dan Sanitasi di Kota Kediri No. Potensi Lokasi 1. Sebagian besar masyarakat memiliki MCK Hampir di tiap kelurahan pribadi. Terdapat MCK Umum bagi masyarakat Kelurahan Dandangan yang belum mampu memiliki sarana Daerah Ngaglik Kelurahan Ngadirejo prasarana penanganan air limbah sendiri Kelurahan Dermo. Sebagian besar masyarakat Kota Kediri memanfaatkan Tangki Septik untuk saluran pembuangan limbah cair domestik. 4. Beberapa industri telah dilengkapi oleh IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang merupakan program bantuan dari DTRKP dan KLH 5. Di Kota Kediri terdapat kebijakan mengenai penanganan limbah medis oleh masing-masing rumah sakit sesuai dengan ketentuan KLH 6. Terdapat limbah rumah tangga yang dikelola secara komunal melalui Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS). Sumber: Hasil Analisa Sanitasi. PR. Gudang Garam, PG. Mrican, PG. Pesantren, Home industry tahu di Banaran dan Setonopande RS. Gambiran, RS. Baptis, RS. Bayangkara, RS DKT Kelurahan Dandangan Daerah Ngaglik Kelurahan Ngadirejo Kelurahan Dermo Potensi Limbah dan Sanitasi Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.11 Peta Potensi Limbah dan.4.4. Masalah Limbah Masalahpengolahan limbah di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. Masalah Limbah dan Sanitasi di Kota Kediri No. Masalah Lokasi 1. Masih banyak penduduk yang belum punya jamban pribadi. Keterbatasan lahan untuk pembangunan MCK Umum. Banyaknya industry berskala besar maupun kecil yang belum seluruhnya memiliki pengolahan limbah yang baik 4. Terbatasnya jumlah lahan untuk pembangunan IPAL di wilayah permukiman 5. Di beberapa titik di Kota Kediri, banyak masyarakat yang masih membuang limbah cair domestik ke dalam saluran drainase Sumber: Hasil Analisa Sanitasi. Kelurahan Ngadirejo, Darmo, Pojok, Ngadirejo, Dandangan Kelurahan Jagalan, Kemasan, Setonopande Industri tahu di Banaran, Industri kain tenun di Banjarmlati, Industri Bekicot di dandangan dan Pesantren Kawasan Pusat Kota Kelurahan Jagalan, Kemasan, Setonopande Masalah Limbah dan Sanitasi Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.1 Peta Masalah Limbah dan.4.4. TantanganLimbah Untuk sanitasi kota, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan infrastruktur sanitasi adalah bahwa masyarakat di pemukiman padat (di Kelurahan Dandangan daerah Ngaglik) dan dekat sungai masih terdapat masyarakat yang belum memiliki MCK pribadi. Mereka masih menggunakan MCK Komunal Hambatan Limbah Hambatan yang dihadapi adalah merubah perilaku masyarakat untuk memiliki MCK pribadi dengan pembuangan komunal bagi pemukiman padat. Potensi, masalah, tantangan dan hambatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. 4 Potensi, Masalah, Tantangan dan hambatan Limbah dan Sanitasi di Kota Kediri NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHAN TANTANGAN HAMBATAN 1 Sanitasi Sebagian besar sudah memiliki sarana MCK pribadi Di beberapa tempat masih terdapat permukiman yang tidak memiliki sanitasi pribadi Masyarakat yang dekat sungai merasa masih belum memiliki MCK pribadi Merubah perilaku masyarakat Sumber: Hasil Analisa -8

39 Peta. 8 Potensi Limbah dan Sanitasi -9

40 Peta. 9 Peta Masalah Lim bah dan Sanitasi -40

41 .4.5 Potensi dan Masalah Jaringan Air Bersih Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi setiap orang. Oleh karena tersebut peningkatan pelayanan dalam penyediaan air bersih. Kebutuhan air bersih di Kota Kediri sebagian besar dipenuhi dengan perolehan air bersih yang berasal dari PDAM dan sebagian lainnya dipenuhi dengan air bersih yang berasal dari sumur gali dan sumur pompa yang diusahakan secara swadaya oleh masyarakat Potensi Jaringan Air Bersih Potensi jaringan air bersih di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 5Potensi Jaringan Air Bersih di Kota Kediri No. Potensi Lokasi 1. Pada lokasi sekitar Kota Kediri terdapat sumber air Kelurahan Gayam, Rejomulyo, Blabak dan Betet yang siap dimanfaatkan untuk air bersih dengan biaya eksploitasi yang relatif murah.. Kebutuhan Air bersih Kota Kediri sebagian besar Setiap kelurahan terlayani oleh jaringan PDAM, dan sebagian penduduk menggunakan sumur gali dan sumur pompa untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya.. Untuk periode limatahun mendatang pemanfaatan potensi air permukaan (sungai Brantas) belum menjadi pilihan. Sungai Brantas 4. Pengoperasian sumur bor Kuwak akan Kelurahan Banjaran menambah kapasitas produksi 40 Lt/dtk. 5. Operasional jam kerja sumur akan meningkat Sumur bor Kuwak Kelurahan Banjaran kapasitas produksi 60 Lt/dtk. 6. Masyarakat secara swadaya mengelola kebutuhan air bersihnya dengan memanfaatkan sumber air Kelurahan Darmo, Mrican, Gayam, Pojok, Manisrenggo, Ngronggo, Blabak, Bawang, Ngletih, Ketami yang ada melalui sistem pipanisasi. 7. Memilki beberapa sumber mata air yang tersebar di Kelurahan Gayam, Rejomulyo, Blabak dan Betet seluruh kelurahan. Sumber: Hasil Analis Bersih. Potensi Jaringan Air Bersih Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.1 Peta Potensi Jaringan Air.4.5. Masalah Jaringan Air Bersih Masalah jaringan air bersih di Kota Kediri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 6Masalah Jaringan Air Bersih di Kota Kediri No. Masalah Lokasi 1. Debit air dari PDAM masih kurang untuk melayani seluruh Sumur Bor Kuwak Kelurahan Banjaran wilayah Kota Kediri secara merata.. Berkurangnya catcment area di Kota Kediri mengakibatkan Gunung Klotok Kelurahan Pojok dan Sukorame ketersediaan air baku untuk PDAM semakin menipis.. Keberadaan sumur pada lokasi yang padat memungkinkan Kawasan pusat kota No. Masalah Lokasi kecilnya jarak antara septictank dengan sumur, sehingga air bersih rawan tercemar oleh limbah. Kelurahan Bujel, Bandar Lor, Bandar Kidul, Mojoroto, Mrican Kelurahan Tosaren, Singonegaran, Pakunden, Bangsal, Jamsaren, Burengan 4. Semakin bertambahnya penduduk, kebutuhan air semakin Hampir di tiap kelurahan meningkat, sedangkan jumlah sumber air terbatas. 5. Debit air yang dihasilkan dari PDAM sangat kecil pada jam sibuk Sumur Bor Kuwak Kelurahan Banjaran (peak hour) terutama pagi hari. Dengan demikian masyarakat menjadi kesulitan mendapatkan air bersih sehingga harus dibantu oleh pemenuhan kebutuhan air bersih yang berasal dari sumur. 6. Kebanyakan dari masyarakat yang telah menggunakan air bersih Hampir di tiap kelurahan dari PDAM mengeluhkan adanya bau kaporit yang agak menyengat terutama sesaat setelah banjir yang melanda wilayah perencanaan. Hal ini mendorong masayarakat untuk tidak sepenuhnya menggunakan air bersih dari PDAM sehingga pemenuhan kebutuhan air bersih dilengkapi dengan air yang berasal dari sumur. 7. Banyaknya keberadaan permukiman di sekitar kawasan mata air. Kelurahan Gayam, Rejomulyo, Blabak dan Betet Sumber: Hasil Analisa Bersih. Masalah Jaringan Air Bersih Kota Kediri dapat dilihat pada Peta.14 Peta Masalah Jaringan Air.4.5. Tantangan Jaringan Air Bersih Tantangan untuk jaringan air bersih Kota Kediri adalah bahwa beberapa warga masih merasa belum membutuhkan air bersih PDAM karena tercukupi dengan sumur Hambatan Jaringan Air Bersih Hambatan jaringan air bersih Kota Kediri adalah biaya operasional yang cukup tinggi untuk sambungan baru. Tabel. 7Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Jaringan Air Bersih di Kota Kediri NO SEKTOR POTENSI PERMASALAHA N TANTANGA N HAMBAT AN 1 Air Bersih Air tanah dangkal Pada lokasi sekitar Kota Kediri terdapat sumber air yang siap dimanfaatkan untuk air bersih dengan biaya eksploitasi yang relatif murah. Sumber : Hasil Analisa 01 Pelayanan jaringan PDAM belum merata Beberapa warga masih merasa belum membutuhkan air bersih PDAM karena tercukupi dengan sumur Biaya operasional untuk sambungan baru -41

42 Peta. 10 Potensi Jaringan Air Bersih -4

43 Peta. 11 Masalah Jaringan Air Bersih -4

44 No Infrastruktur 1. Jaringan Jalan Jalan di permukiman mayoritas berkondisi baik sehingga memudahkan pergerakan masyarakat setempat. Prasarana transportasi di Kota Kediri relatif lengkap dan memadai, secara keseluruhan setiap kecamatan dan kelurahan telah dihubungkan oleh jalan dengan akses ke pusat pelayanan/pusat kota.. Jaringan Drainase Terdapatnya jaringan saluran drainase primer, sekunder & tersier akan sangat membantu pengaliran air hujan Sebagian besar jalan-jalan utama Kota Kediri memiliki saluran drainase dengan kondisi baik. Sampah Terdapat unit-unit komposting yang berfungsi sebagai pengolahan sampah organik Volume sampah yang dibuang dan dikelola di TPA mencapai 858, m/hari Terdapat Unit Pemusnahan Sampah Medis (incenerator) yang dikelola oleh pihak rumah sakit 4. Limbah Terdapat MCK Umum bagi masyarakat yang belum mampu memiliki sarana prasarana penenganan air limbah sendiri. Sebagian Besar masyarakat Kota Kediri sudah memanfaatkan Tangki Septik untuk saluran pembuangan limbah cair domestik. Beberapa industri telah dilengkapi oleh IPAL yang merupakan program bantuan dari DTRKP dan KLH 5. Air bersih Pada lokasi sekitar Kota Kediri terdapat sumber air yang siap dimanfaatkan untuk air bersih dengan biaya eksploitasi yang relatif murah. Jaringan Air bersih telah melayani hampir seluruh wilayah Kota Kediri Tabel. 8Potensi, Masalah, Tantangan dan Hambatan Pembangunan Infrastruktur Kota Kediri Faktor Internal Faktor Eksternal Kekuatan (Strength) Kelemahan (weakness) Kesempatan (Opportunity) Ancaman (Threat) Kerusakan pada ruas/ badan jalan sehingga Jalan raya di Kota Kediri memiliki hubungan mengurangi kenyamanan dalam dengan sistem Provinsi melalui jalan arteri dan berkendaraan secara internal secara keseluruhan telah Tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi di mencapai ke semua wilayah Kota Kediri beberapa ruas jalan Penggunaan bahu jalan untuk area parkir Elevasi permukaan tanah yang datar di beberapa daerah dan posisi badan jalan lebih rendah di bandingkan bahu jalan Perubahan fungsi tata guna lahan, sehingga berkurangnya daerah resapan Masih ada ruas jalan yang belum memiliki drainase Minimnya jumlah rumah yang memiliki saluran drainase Sistem drainase belum sepenuhnya berfungsi dengan baik sebagai sarana pembuang air hujan karena sebagian besar salurannya masih menjadi satu dengan saluran pembuangan limbah Terbatasnya sarana prasarana pengelolaan sampah Masih banyak penduduk yang belum punya jamban pribadi Di beberapa titik di Kota Kediri, banyak masyarakat yang masih membuang limbah cair domestik ke dalam saluran drainase /sungai Kuantitas pelayanan masih minim, hanya sekitar 11% pengguna air perpipaan di Kota Kediri Buruknya manajemen dari pihak pengelola Air bersih Terdapat sungai besar skala primer yang melintasi Kota Kediri (Sungai Brantas). sosialisasi program R (Reduce, Reuse, Recycle) serta memaksimalkan UDPK / Transfer Depo dalam mengelola sampah. Terdapat peluang untuk mengembangkan pengelolaan sampah organik secara modern dalam skala besar yaitu salah satunya dalam bentuk industri pupuk. Kesadaran masyarakat akan lingkungan. Di Kota Kediri terdapat kebijakan mengenai penanganan limbah medis oleh masing-masing rumah sakit sesuai dengan ketentuan KLH Sumber mata air Pranggan masih mempunyai potensi untuk dikembangkan sebesar 0 Lt/dtk. operasional sumur bor Kuwak akan menambah kapasitas produksi 40 Lt/dtk. operasional jam kerja sumur akan meningkat kapasitas produksi 60 Lt/dtk. Merupakan Sub Pusat Pelayanan Kota Bagian Barat sehingga akses jaringan jalan ke daerah ini sangat padat, terutama bagi jalur ke arah Surabaya dan Nganjuk Terbatasnya pendanaan, peningkatan, pembangunan, rehabilitasi & pengawasan jaringan irigasi & drainase. Keterbatasan dana mengakibatkan pengelolaan sampah di TPA kurang maksimal dan tidak sesuai dengan desain operasional yang direncanakan Masih rendahnya kesadaran, kepedulian dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah. Keterbatasan lahan untuk pembangunan MCK Umum Terbatasnya Jumlah lahan untuk pembangunan IPAL di wilayah permukiman Debit air dari pelayanan air bersih masih kurang untuk melayani seluruh wilayah Kota Kediri secara merata. Berkurangnya catchment area di Kota Kediri mengakibatkan ketersediaan air baku semakin menipis. Kurang disiplinnya masyarakat dalam membayar tagihan rekening air. 7. Jaringan Telekomunikasi Sumber : Hasil Analisa 01 Prasarana Telematika telah manjangkau hingga wilayah pelosok Kota Kediri telekomunikasi tidak terintegrasi dengan baik sehingga terkesan semrawut Sebagai kebutuhan utama masyarakat maka perkembangan telekomunikasi cukup pesat di Kota Kediri Tidak tertibnya masyarakat dalam menggunakan jaringan telekomunikasi. -44

45 .5 Isu StrategisPembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan di Kota Kediri Isu strategis di Kota Kediri terkait dengan penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Tahun 01 adalah sebagai berikut: Tabel. 9Isu Strategis Kota Kediri No. Isu Strategis Lokasi 1. RTH dengan fungsi lindung Sepanjang Sungai Brantas. Wilayah pengembangan industri besar dan berpolutan Kel. Mrican, Bangsal dan Pesantren. wisata belanja, pengembangan Central Bussines District (CBD), pengembangan Civic Centre, pengembangan pusat perdagangan skala besar, peningkatan pasar umum/induk, perlindungan terhadap bahaya banjir Kel. Pocanan, Setonogedong, Pakelan, Kemasan, Ringinanom, Jagalan, Setonopande 4. perumahan bagi pekerja (Rusunawa) Kel. Dandangan 5. Pembangunan RSUD Gambiran II Kel. Pakunden 6. Perluasan lahan TPA Kel. Pojok 7. GOR Kel. Bandarkidul dan Banjarmlati 8. industri sedang dan kecil Kel. Banjarmlati, Betet, Ngletih, Bawang 9. home industri Kel. Banjar Mlati dan Bandar Kidul 10. kawasan perdagangan baru Kel. Pesantren 11. agriculture market Kel. Bandar Lor 1. pasar wisata Kel. Campurejo 1. pariwisata transit 14. jalan lingkar kota 15. Rencana pengembangan Perguruan Tinggi Kel. Sukorame dan Mrican Sumber : Hasil Analisa 01-45

46 Peta. 1 Isu Strategis Kota Kediri -46

1.1 Latar Belakang. pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan;

1.1 Latar Belakang. pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan; BAB 1 PENDAHULUAN pembangunan komponen-komponen permukiman seringkali tidak terselenggara secara terpadu dan berkelanjutan; belum terdapatnya strategi khusus infrastruktur perkotaan yang terintegrasi dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA KEDIRI TAHUN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA KEDIRI TAHUN BHI NN EKA TUNGGAL IK A PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA KEDIRI TAHUN 2011-2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota Kediri Tahun Laporan Akhir

Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota Kediri Tahun Laporan Akhir Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Kota Kediri Tahun 2012-2032 Laporan Akhir PENDAHULUAN Pertumbuhan Penduduk Peningkatan Akktivitas Ekonomi Perkembangan pusat kota Peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Kota Bekasi Berdasarkan Undang-Undang No 14 Tahun 1950, terbentuk Kabupaten Bekasi. Kabupaten bekasi mempunyai 4 kawedanan, 13 kecamatan, dan 95 desa.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 14 TAHUN 2016 TANGGAL : 27 Mei 2016 EVALUASI PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1 Karakteristik Lokasi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2031 I. UMUM 1. Faktor yang melatarbelakangi disusunnya Rencana Tata Ruang

Lebih terperinci

kediri.siap-ppdb.com

kediri.siap-ppdb.com ppdb.kedirikota.go.id kediri.siap-ppdb.com PEMERINTAH KOTA KEDIRI DINAS PENDIDIKAN JL. MAYOR BISMO 10-12, TELP. 0354-690556, 682496, 689923 Pedoman KEDIRI Teknis 64121 PPDB 2017 Kota Kediri 1 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GRAPH COLOURING PADA PEWARNAAN WILAYAH KELURAHAN DI KOTA KEDIRI

IMPLEMENTASI GRAPH COLOURING PADA PEWARNAAN WILAYAH KELURAHAN DI KOTA KEDIRI Seminar Nasional Inovasi Teknologi ISBN : 9-0-9-0- UN PGRI Kediri, Februari 0 e-issn : 9-9 IMPLEMENTASI GRAPH COLOURING PADA PEWARNAAN WILAYAH KELURAHAN DI KOTA KEDIRI Fatkur Rhohman Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI I. UMUM Di dalam undang-undang no 26 Tahun 2007 tentang penataan Ruang, dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS 1. Dermo : Perbatasan Merbabu terletak di se Merbabu tergolong sed BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS Dalam bab ini menguraikan mengenai kriteria serta indikator kawasan permukiman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM BAB 6 TUJUAN DAN KEBIJAKAN No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM Mengembangkan moda angkutan Program Pengembangan Moda umum yang saling terintegrasi di Angkutan Umum Terintegrasi lingkungan kawasan permukiman Mengurangi

Lebih terperinci

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan.... DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Gambar Daftar Grafik i ii vii viii Bab I Pendahuluan. 1.1. Dasar Hukum..... 1.2. Profil Wilayah Kabupaten Sijunjung... 1.2.1 Kondisi Fisik

Lebih terperinci

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur XII Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur Globalisasi ekonomi menuntut produk Jawa Timur mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara lain, baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Kurang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Penataan Ruang Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian Kawasan peruntukan hutan produksi kawasan yang diperuntukan untuk kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil

Lebih terperinci

PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS BAB 4 PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS Kawasan prioritas yang terpilih selanju Permukiman Kumuh Bandar Kidul yang kawasan sentra industri Bandar Kidul (C Kawasan Prioritas Pakalan-Jagalan (Kaw Kawasan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. dan berkelanjutan; (kabupaten/kota). pertimbangan, yaitu: arahan yang jelas selaras dengan arah p

1.1 Latar Belakang. dan berkelanjutan; (kabupaten/kota). pertimbangan, yaitu: arahan yang jelas selaras dengan arah p BAB 1 PENDAHULUAN pembangunan komponen-komponen p dan berkelanjutan; belum terdapatnya strategi khusus pem terintegrasi dengan penataan ruang dan terdapatnya tumpang tindih kebija permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI

BAB IV GAMBARAN LOKASI BAB IV GAMBARAN LOKASI 4.1 Tinjauan Umum Kota Banjar Baru A. Lokasi Kota Banjarbaru sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999 memiliki wilayah seluas ±371,38 Km2 atau hanya 0,88% dari luas wilayah Provinsi

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI BAB II 2.1. Tinjauan Umum Sungai Beringin merupakan salah satu sungai yang mengalir di wilayah Semarang Barat, mulai dari Kecamatan Mijen dan Kecamatan Ngaliyan dan bermuara di Kecamatan Tugu (mengalir

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN Lampiran VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR TAHUN 2011 LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2011 2031 MATRIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGATURAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG KORIDOR JALAN LETJEND S. PARMAN - JALAN BRAWIJAYA DAN KAWASAN SEKITAR TAMAN BLAMBANGAN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA 31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banyuasin Tahun 2012 2032merupakan suatu rencana yang disusun sebagai arahan pemanfaatan ruang di wilayah Kabupaten Banyuasin untuk periode jangka panjang 20

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN Rancangan Sekolah Luar Biasa tipe C yang direncanakan berlokasi di Kabupaten Klaten. Perencanaan suatu pembangunan haruslah mengkaji dari berbagai aspek-aspek

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1. Sejarah Kabupaten Bekasi Kabupaten Bekasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Dasar-Dasar Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2.1. Tujuan Penataan Ruang Kota Bengkulu Tujuan penataan ruang wilayah kota dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan wilayah kota; 2) karakteristik wilayah kota;

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB 2 POTENSI, MASALAH HAMBATAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI KOTA KEDIRI

BAB 2 POTENSI, MASALAH HAMBATAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI KOTA KEDIRI TERKAIT Pengembangan Pariwisata BAB 2 POTENSI, MASALAH HAMBATAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR PERKOTAAN DI Optimalisasi Perdagangan Dalam bab ini menguraikan secara singkat tentang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS KATA PENGANTAR Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Pasal 11 ayat (2), mengamanatkan pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA GEOGRAFIS KABUPATEN BANGKA PKL Sungailiat PKW PKNp PKWp PKW PKW Struktur Perekonomian Kabupaten Bangka tanpa Timah Tahun 2009-2013 Sektor 2009 (%)

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112 5-113 22 Bujur Timur dan 7 52-8 23 Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas

Lebih terperinci

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan, 31 IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

Pedoman Teknis PPDB 2017 Kota Kediri

Pedoman Teknis PPDB 2017 Kota Kediri BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penerimaan peserta didik baru (PPDB) bertujuan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi warga negara usia sekolah khususnya di Kota Kediri agar memperoleh layanan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH - 125 - BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Tujuan dan sasaran yang telah dirumuskan untuk mencapai Visi dan Misi selanjutnya dipertegas melalui strategi pembangunan daerah yang akan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM BANJARMASIN

KONDISI UMUM BANJARMASIN KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan perlunya

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUBANG JAWA BARAT KOTA SUBANG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Subang merupakan ibukota Kecamatan Subang yang terletak di kabupaten Ciamis Propinsi Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA Vippy Dharmawan 1, Zuraida 2 1+2 Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl. Sutorejo Nomor 59 Surabaya

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. berkelanjutan; (kabupaten/kota). pertimbangan, yaitu:

1.1 Latar Belakang. berkelanjutan; (kabupaten/kota). pertimbangan, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN pembangunan komponendan berkelanjutan; belum terdapatnya strateg terintegrasi dengan penata terdapatnya tumpang t permasalahan pembangun (kabupaten/kota). Berdasarkan pertimbangan, yaitu:

Lebih terperinci

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN LAMPIRAN IV INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN 2010-2030 NO. PROGRAM KEGIATAN LOKASI BESARAN (Rp) A. Perwujudan Struktur Ruang 1 Rencana Pusat - Pembangunan dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13). 28 IV. KONDISI UMUM 4.1 Wilayah Kota Kota merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kota memiliki luas wilayah sebesar 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1

LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN I CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 1 LAMPIRAN II CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KABUPATEN L - 2 LAMPIRAN III CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN L

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Titik Poerwati Leonardus F. Dhari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI

Lebih terperinci

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG Menggantikan UU No. 24 Tahun 1992 gg Tentang Penataan Ruang 1 Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman

Lebih terperinci

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/Permentan/OT.140/8/2013 PEDOMAN TEKNIS TATA CARA ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 27 BAB IV KONTEKS LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Kuningan 4.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kuningan terletak di ujung Timur Laut Provinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang Hasil inventarisasi peraturan perundangan yang paling berkaitan dengan tata ruang ditemukan tiga undang-undang, lima peraturan pemerintah, dan empat keputusan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH JAWA BARAT SELATAN Bab sebelumnya telah memaparkan konsep pembangunan wilayah berkelanjutan dan indikator-indikatornya sebagai landasan teoritis sekaligus instrumen dalam

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 10 SUMBERDAYA LAHAN Sumberdaya Lahan Lahan dapat didefinisikan sebagai suatu ruang di permukaan bumi yang secara alamiah dibatasi oleh sifat-sifat fisik serta bentuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini.

Pada akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan Akhir Sementara ini. Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga Laporan Akhir Sementara untuk kegiatan Kota Kediri terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Buku Laporan Akhir Sementara ini

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan

Lebih terperinci

BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS

BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS LAORAN ANTARA 1. Dermo : erbatasan Merbabu terletak di sekitar G.Mri Merbabu tergolong sedang yaitu an BAB 3 KRITERIA DAN INDIKATOR KAWASAN ERMUKIMAN RIORITAS Dalam bab ini menguraikan mengenai kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

KOTA KEDIRI DALAM ANGKA 2014 Kediri City in Figures 2014 ISSN : 0215-5958 No. Publikasi / Publication Number : 35710.02.14 Katalog BPS / BPS Catalogue : 1102001.3571 Ukuran Buku / Book Size : 21 x 15 cm.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain 56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,

Lebih terperinci