PERMUKIMAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN TINJAUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERMUKIMAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN TINJAUAN"

Transkripsi

1 PERMUKIMAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN TINJAUAN Staf Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur Program Studi Arsitektur USU Abstrak: Kondisi lingkungan yang ada sekarang sudah sangat mengkhawatirkan dengan berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi seperti : pemanasan global akibat dampak dari rumah kaca, perubahan iklim, pengurangan sumber daya alam dan pencemaran limbah. Pembangunan permukiman yang berkelanjutan diartikan sebagai upaya yang berkelanjutan untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan kualitas lingkungan tempat hidup dan bekerja semua orang. Beberapa konsep-konsep yang pernah dikemukakan para pakar dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah : pelestarian ekologi, teknologi Hijau dan mengatasi pencemaran lingkungan. Makalah ini memaparkan beberapa konsep-konsep dan strategi untuk menciptakan kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan. Selain itu juga dijelaskan dalam mewujudkan permukiman yang berwawasan lingkungan akan dihadapi konflik-konflik yang perlu dicari solusinya. Abstract: Environment condition is very concerned with many bad environment such as : global heat as an influence of glasshouse, changing climate, reduction of nature power and waste pollution. Development of sustainable housing is a sustainable effort to repaire social condition, economic and quality of the environment, where people live and work. Some concepts have been promoted by researchers to built sustainable housing were : ecological conservation, green technology and to handle environment pollution. This paper explained some concepts and strategy to create sustainable housing. Beside of that this paper explained that in order to create sustainable housing will faced conflicts that need to solve Keywords: Permukiman berwawasan lingkungan, permukiman berkelanjutan, arsitektur ekologi. PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk yang demikian pesat kemudian diikuti dengan perkembangan tempat bermukim yang juga demikian pesat untuk memenuhi pertumbuhan penduduk, menyebabkan munculnya berbagai masalah terutama yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup manusia. Kondisi lingkungan yang ada sekarang sudah sangat mengkhawatirkan dengan berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi seperti : pemanasan global akibat dampak dari rumah kaca, perubahan iklim, pengurangan sumber daya alam dan pencemaran limbah Permasalahan inilah yang melatar belakangi diadakannya KTT Bumi dan menghasilkan Agenda 21 yang dicanangkan di Rio de Janeiro tahun Agenda ini menunjukkan betapa pentingnya pembangunan yang berkelanjutan di sector permukiman, pertambangan dan energi, transportasi dan lingkungan hidup (Kirmanto, 2002). Pembangunan permukiman yang berkelanjutan diartikan sebagai upaya yang berkelanjutan untuk memperbaiki kondisi sosial, ekonomi dan kualitas lingkungan tempat hidup dan bekerja semua orang. Sehingga dalam melakasanakan pembangunan permukiman yang berkelanjutan sangatlah penting untuk mempertimbangkan permukiman yang berwawasan lingkungan. Beberapa konsep-konsep yang pernah dikemukakan para pakar dalam melaksanakan pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah : pelestarian ekologi, teknologi Hijau dan mengatasi pencemaran lingkungan (Budihardjo, et al ;1993). Bentapa pentingnya setiap stakeholder pembangunan kota untuk menerapkan konsep-konsep permukiman yang berwawasan lingkungan sehingga tujuan dapat tercapai yaitu : mewujudkan bumi ini sebagai tempat yang aman dan nyaman bagi generasi sekarang dan yang akan datang. Konsep Permukiman berwawasan Lingkungan Prinsip dasar pembangunan yang berkelanjutan menurut Research Triangle Institute, 1996 terdiri atas aspek-aspek (Budihardjo, Sutarto; 1999) : 1. Ekonomi (Kesejahteraan) 2. Ekologi (Lingkungan) 3. Equity (Pemerataan) 4. Engagement (Peranserta) 5. Energi Dua aspek yang berkaitan erat dengan fisik adalah Ekologi (Lingkungan) dan Energi. Secara sistematis dapat dilihat pada 1. 35

2 Permukiman yang Berwawasan Lingkungan Tinjauan Tabel 1. Aspek fisik dari Pembangunan yang berkelanjutan Ekologi (Lingkungan) Penggunaan Konservasi sumber daya Sumber Daya Pencegahan dan penanggulangan Peraturan Penggunaan Tanah polusi Penggunaan lahan campuran, Menciptakan ruang-ruang terbuka, Menetapkan batas perkembangan /pemekaran kota Energi Sumber Energi Penghematan sumber energi Sistem transportasi Mengutamakan transportasi umum, massal dan hemat energi Bangunan Mendayagunakan pencahayaan dan penghawaan alami Sumber : (Budihardjo, 1999) Berbagai konsep perencanaan kota yang berkelanjutan sudah dipaparkan oleh para pakar perencanaan kota seperti : Garden Cities (Ebenezer Howard, 1898), New Towns (Patrick Abercrombie, 1944), dan Ecological Cities. Konsep-konsep perencanaan kota yang sedemikian bagusnya tidak dapat mencapai Kota yang berkelanjutan bila manusia yang menghuni kota tersebut tidak menjalankan peran yang semestinya. Dengan kata lain dibutuhkan keterpaduan semua bidang kehidupan dalam mewujudkan kondisi pembangunan yang berkelanjutan (Franky, 2000). Konsep permukiman yang berwawasan lingkungan bertujuan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Secara skematis dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 1. Indikator permukiman Didalam permukiman yang berwawasan lingkungan ada 4 komponen yang dipakai sebagai indikatornya yaitu : Ekonomi, Sosial, Lingkungan dan Budaya (Maclaren. 1996). Jadi bila kita bicara tentang permukiman yang berwawasan lingkungan, kita tidak hanya berbicara indikator-indikator fisik saja tetapi juga berbicara indikator non-fisik. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan, maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (Kirmanto, 2002). Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan permukiman yang berwawasan lingkungan adalah dengan merencanakan kawasan perumahan ekologis dengan lebih memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam merencanakan perumahan tersebut. Gambar 2. Komponen-komponen permukiman Sumber : (Huovilla, 1999) kawasan Pada gambar diatas terlihat komponenkomponen apa saja yang terkait didalam suatu kawasan perumahan mulai dari konsep perencanaan sampai kepada perumahan sudah dihuni. Komponenkomponen inilah yang akan berperan dalam mewujudkan permukiman yang berwawasan lingkungan karena seperti dikatakan diatas bahwa tujuan tidak dapat terwujud bila manusia yang menghuni kawasan tersebut tidak menjalankan peran yang semestinya. Studi kasus permukiman yang berwawasan Lingkungan Pemerintah sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendorong tumbuhnya permukiman yang berwawasan lingkungan terbukti dengan adanya kebijakan-kebijakan dan peraturan perumahan yang mengarah kepada pembangunan perumahan yang berwawasan lingkungan. Begitu juga dengan diberikannya penghargaan-penghargaan kepada permukiman yang berwawasan lingkungan ( Yuwono, 2000; Joga, 2003; Daneshwara, 2004).Dimana kriteria-kriteria penilaian mencakup kepada 8 kriteria mulai dari perizinan, persampahan, pengelolaan air bersih, pengendalian banjir, pengelolaan lingkungan sampai kepada inovasiinovasi lain yang masih ada kaitannya dengan lingkungan. Beberapa kawasan permukiman yang direkomendasikan sebagai permukiman yang berwawasan lingkungan di Indonesia adalah sebagai berikut : (Larasati, et al; 2003) 36

3 Kampung Banjarsari di Cilandak, Jakarta Banjarsari seluas 1365 Ha berdiri pada tahun Terletak bersebelahan dengan Sungai Pesanggrahan. Kawasan ini merupakan kawasan yg rawan banjir. Kemudian masyarakat kawasan ini mempunyai inisiatif untuk mengelola limbah dan meningkatkan penghijauan di kawasan ini. Kampung ini berhasil mendaur ulang limbah dan menghasilkan kertas daur ulang dan pupuk yang berguna untuk penghijauan. Sejak tahun 1996, Banjarsari telah menjadi model permukiman yang berwawasan lingkungan oleh UNESCO. Beberapa kriteria penilaian yang dilakukan kepada Kampung Banjarsari adalah : - Dari aspek Energi, material dan Air Bersih, Kampung Banjarsari tidak jauh berbeda dengan kampung lainnya di Jakarta - Dari Aspek Lingkungan didalam bangunan, tidak adanya data penyakit yang disebabkan oleh kondisi hunian yang tidak sehat. Data ini menunjukkan bahwa penghuni kampung adalah masyarakat yang concern kepada konsep rumah sehat - Dari aspek Lingkungan sekitar, pada tiap hunian masing-masing sedikitnya memiliki 20 tanaman dihalaman rumahnya sehingga membantu menyegarkan udara mengurangi polusi. Didukung juga dengan adanya gotong-royong di kempung ini sebulan sekali. - Dari aspek Ekonomi, dengan hasil kertas daur ulang dan pupuk penghijauan dapat meningkatkan penghasilan keluarga dengan adanya industri Rumah Tangga tersebut. - Dari aspek Sosial Budaya, Hubungan interaksi sosial masyarakat Banjarsari sangat erat terlebih lagi dengan adanya industri rumah tangga yang meningkatkan penghasilan. Interaksi sosial ini juga mempengaruhi masyarakat yang berada disekitar Kampung ini. Strategi perencanaan permukiman yang berwawasan lingkungan Perencanaan kawasan perumahan Beberapa strategi perencanaan kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan dapat dilihat pada prinsip-prinsip dibawah ini (Grant, et al, 1996) - Mengelola dan memelihara lingkungan supaya berfungsi dengan semestinya. Seperti contohnya tempat pembuangan sampah, drainase lingkungan dan sistem pembuangan. - Meminimalisasikan pengaruh bangunan pada lingkungan disekitarnya Seperti contohnya : pemanfaatan ruang, fasilitas pelayanan, jaringan infrastruktur sebaiknya direncanakan secara efisien. - Melindungi sumber-sumber alam dan sumberdaya lahan untuk generasi selanjutnya Seperti contohnya : melindungi pemakaian sumber daya air, tanah dan udara. - Mengurangi limbah yang dihasilkan oleh bangunan hunian Seperti contohnya : mengolah limbah yang berasal dari bangunan-bangunan sehingga tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan disekitarnya, menanam tanaman-tanaman yang dapat melindungi ekologi kawasan. - Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam menggalakkan pemeliharaan lingkungan Seperti contohnya mensosialisasikan pentingnya permukiman yang berkelanjutan sehingga masyarakat juga turut serta memelihara lingkungan - Mensosialisasikan pentingnya lingkungan sosial yang sehat Seperti contohnya : Keamanan lingkungan, kesehatan lingkungan dan partisipasi masyarakat. Pemanfaatan lahan dengan memaksimalkan bangunan akan mengakibatkan semakin besarnya pengaruh bangunan terhadap lingkungannya. Kawasan lapang dan penghijauan akan banyak membantu terciptanya permukiman yang berwawasan lingkungan, seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 3. Pemanfaatan lahan permukiman Sumber : (Grant,1996) Perencanaan kawasan permukiman yang berkelanjutan akan lebih sulit mewujudkannya bila kawasan permukiman itu memang sudah ada. Karena untuk mewujudkannya dibutuhkan keterlibatan komponen-komponen yang ada seperti pada Gambar 2 diatas. Kasusnya akan berbeda apabila kawasan permukiman baru akan direncanakan, sehingga strategi-strategi perencanaan kawasan dapat lebih diarahkan dan dikoordinasikan dari awal. Beberapa konsep perencanaan kawasan perumahan secara fisik dapat mengambil konsepkonsep Garden Cities oleh Ebenezer Howard, 1898, New Towns oleh Patrick Abercrombie, 1944, dan Ecological Cities pada intinya adalah mengawinkan suasana pedesaan dengan kota. (Heryanto, 2003). Tetapi konsep-konsep ini baru bisa dikatakan berhasil apabila sudah dihuni dan berjalan dengan baik. 37

4 Permukiman yang Berwawasan Lingkungan Tinjauan Gambar 4. Layout kawasan permukiman Gambar 5. Konsep Bangunan Ekologis Sumber ( Sue, et al, 2001) Perencanaan bangunan hunian berwawasan lingkungan Konsep perancangan bangunan hunian yang berwawasan lingkungan lebih kepada komponenkomponen berikut (Budihardjo, 1993): - Teknologi Hijau, hemat energi dan sumber daya Seperti contohnya : sedapat mungkin mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, menggunakan energi lebih efisien dan bijaksana - Pemanfaatan sumber-sumber alam yang tersedia Seperti contohnya : karena kita berada di daerah tropis, maka matahari adalah sumber alam yang dapat dimanfaatkan secara maksimal Secara skematis konsep-konsep bangunan hunian dapat dilihat pada gambar ini : Diskusi Mencapai Permukiman yang berwawasan lingkungan merupakan tujuan awal yang dapat dilakukan untuk mencoba memperbaiki kondisi dan kerusakan lingkungan yang sudah terjadi sekarang ini. Tetapi perlu disadari ada beberapa keterbatasan yang akan dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut yaitu : - Bagaimana mengajak serta semua komponenkomponen yang terkait dalam mencapai tujuan menciptakan permukiman yang berwawasan lingkungan. - Bagaimana menghadapi konflik-konflik yang akan terjadi dalam mencapai tujuan tersebut seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 6. Segitiga Konflik Sumber : (Campbell, 1996) Sumber : (Huovila, 1999) (Campbell, 1996) mengatakan bahwa ada 3 konflik yang dapat terjadi dalam usaha mencapai tujuan Permukiman yang Berwawasan Lingkungan yaitu : 1. Konflik Properti (Property Conflict) Konflik yang terjadi antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Konflik antara pemilik rumah dan penyewa, Konflik antara pengelola kawasan dan pekerja. 2. Konflik Sumber daya (Resource Conflict) Konflik tentang apa yang menjadi prioritas sumber alami. Dari aspek bisnis sedapat 38

5 mungkin mengeksploitasi sumber alami tetapi pada saat yang bersamaan dibutuhkan juga peraturan untuk mengkonservasi sumber alam untuk kepentingan masa yang akan datang 3. Konflik Pembangunan (Development Conflict) Konflik tentang mempertahan lingkungan yang alami sedapat mungkin dengan melaksanakan pembangunan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. PENUTUP Dengan segala keterbatasan dan kondisi yang ada, tekad dalam mencapai tujuan Permukiman yang Berwawasan lingkungan adalah suatu langkah awal yang baik sekali. Paling tidak dalam usaha melestarikan lingkungan dan mewariskannya kepada generasi selanjutnya. Marilah kita bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan yang kita huni ini agar dapat pula dihuni oleh generasi berikutnya dengan aman dan nyaman pada masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Budihardjo, Eko; Hardjohubojo, Sudanti (1993), Kota Berwawasan Lingkungan, Penerbit Alumni, Bandung. Joga Nirwono (2003), Rumah Bernuansa Alami, Harian Kompas, Jum at 10 Oktober Kirmanto, Djoko (2002), Pembangunan Perumahan dan Permukiman yang Berwawasan Lingkungan Strategis dalam Pencegahan Banjir di Perkotaan, disampaikan dalam Seminar Peduli Banjir Forest, Jakarta 25 Maret Larasati, Dwinita; Fraaij A; Hendriks Ch F (2003), Sustainable Housing in Indonesia, Faculty of Civil Engineering and Geosciences, Materials Science Group Delft University of Technology. Maclaren, Virginia W (1996), Urban Sustainability Reporting, Journal of The American Planning Association, Vol. 62, No. 2, Spring, pp Roaf, Sue; Fuentes, Manuel; Thomas, Stephanie (2001), Ecohouse A Design Guide, Architectural Press, Oxford. Yuwono Joko (2000), Rumah Lestari, Mungkinkah hanya sebatas Piala?, Properti.net, info & bisnis properti edisi Juli Budihardjo, Eko; Sujarto, Djoko (1999), Kota Berkelanjutan, Penerbit Alumni, Bandung Campbell, Scott (1996), Green Cities, Growing Cities, Just Cities? Urban Planning and the Contradictions of Sustainable Development, Journal of The American Planning Association, Vol. 62, No. 3, Summer, pp Crowther, Richard L (1992), Ecologic Architecture, Reed Publishing, Butterworth-Heinemann, USA. Dhaneswara, N Ind (2004), Mewujudkan Rumah Mungil Hijau, Kompas, Jum at 12 Maret Franky L (2000), Sustainable Cities Development, Antara Konsep dan Kenyataan, Real Estate, Jurnal Pengembangan Wilayah Kota, Vol.2, No.2, hal 9-12 Grant, Jill; Manuel, Patricia; Joudrey, Darrell (1996), A Framework for Planning Sustainable Residential Landscapes, Journal of The American Planning Association, Vol. 62, No. 3, Summer, pp Huovila, Pekka (1999), On the Way towards Sustainable Building, VTT Building Technology, Finland 39

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daya Dukung Daya dukung merupakan salah satu konsep yang serbaguna dan populer didalam konteks politik lingkungan saat ini. Seperti halnya dengan konsep keberlanjutan, daya

Lebih terperinci

PENGERTIAN GREEN CITY

PENGERTIAN GREEN CITY PENGERTIAN GREEN CITY Green City (Kota hijau) adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini isu mengenai Global Warming dan keterbatasan energi kerap menjadi perbincangan dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui kelompok penelitinya yaitu

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang `BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibukota negara menjumpai berbagai tantangan permasalahan. Salah satu tantangan tersebut adalah tantangan di bidang manajemen

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat

Lebih terperinci

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green

BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 3.1 Tinjauan Pustaka Tema Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green Architecture atau yang lebih dikenal dengan Arsitektur Hijau. Pada bagian

Lebih terperinci

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri. BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat

Lebih terperinci

KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA

KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA KONSEP ANALISA PENGARUH KRITERIA GREEN BUILDING TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI PADA PENGEMBANG PROPERTI DI SURABAYA Intan Mayasari 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K)

KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K) KINERJA PENGEMBANG GEDUNG BERTINGKAT DALAM PENGGUNAAN MATERIAL RAMAH LINGKUNGAN (191K) Dewi Rintawati 1, Bambang E. Yuwono 2 dan Mohammad Iqram 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai

Lebih terperinci

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI PENGERTIAN Kota yang mampu memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengabaikan kebutuhan generasi mendatang (Brundtland,1987) suatu interaksi

Lebih terperinci

Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan

Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Urbanisasi dan Pentingnya Kota Tingginya laju urbanisasi menyebabkan semakin padatnya perkotaan di Indonesia dan dunia. 2010 2050 >50% penduduk dunia tinggal

Lebih terperinci

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH

PANDUAN. AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH PANDUAN AUDIT LINGKUNGAN MANDIRI MUHAMMADIYAH (ALiMM) ENVIRONMENT SELF AUDIT GUIDE MLH PP MUHAMMADIYAH PENGANTAR Persoalan lingkungan hidup yang makin komplek telah memberi dampak pada persoalan keberlanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap material bangunan mempunyai siklus hidup, dimulai dari pengambilan bahan baku di tempat asal dan berakhir di tempat pembuangan. Namun, pemanfaatan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang

Lebih terperinci

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung

Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung ISSN : 205-421 Menghitung PDRB Hijau di Kabupaten Bandung Randy Maulana Institut Teknologi Bandung E-mail : maulana.randy@fe.unpad.ac.id Abstrak. Ekonomi hijau menunjukan hubungan antara degradasi lingkungan,

Lebih terperinci

BEDZED: BANGUNAN TANPA ENERGI FOSIL

BEDZED: BANGUNAN TANPA ENERGI FOSIL INDONESIA design September 2010 BEDZED: BANGUNAN TANPA ENERGI FOSIL Oleh Tri Harso Karyono Go straight forward for about ten minutes; look to the left hand side, you will see some funny buildings over

Lebih terperinci

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PESISIR KOTA TEGAL

ANALISIS PEMANFAATAN RUANG YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PESISIR KOTA TEGAL , Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana UNDIP JURNAL ILMU LINGKUNGAN Volume, Issue : () ISSN ANALISIS PEMANFAATAN RUANG YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PESISIR KOTA TEGAL Dzati Utomo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep bangunan hijau merupakan sebuah isu penting dalam desain arsitektur. Menurut Konsil Bangunan Hijau Indonesia, bangunan hijau adalah bangunan yang dalam tahap

Lebih terperinci

KONSEP PARK AND RIDE PADA PERUMAHAN SEBAGAI WUJUD INTEGRASI TERHADAP KOTA BERKELANJUTAN

KONSEP PARK AND RIDE PADA PERUMAHAN SEBAGAI WUJUD INTEGRASI TERHADAP KOTA BERKELANJUTAN Pedia Aldy KONS1PND RIDE PADA, KONSEP PARK AND RIDE PADA PERUMAHAN SEBAGAI WUJUD INTEGRASI TERHADAP KOTA BERKELANJUTAN Pedia Aldy aldypedia@gmail.com Program Studi Arsitektur Universitas Riau ABSTRAK Perumahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wisma atlet merupakan salah satu tempat hunian bagi atlet yang berfungsi untuk tempat tinggal sementara. Selain itu keberadaan wisma atlet sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tingkat Kebutuhan Hunian dan Kepadatan Penduduk Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tingkat Kebutuhan Hunian dan Kepadatan Penduduk Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Tingkat Kebutuhan Hunian dan Kepadatan Penduduk Yogyakarta Tingkat kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk yang cukup besar memberi dampak terhadap pemenuhan

Lebih terperinci

KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT

KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT KEAMANAN LINGKUNGAN DAN COMMUNITY DEVELOPMENT Oleh: Mohamad Ikbal Bahua Makalah disampaikan pada Workshop/Seminar sehari Gorontalo REDD + with Safeguard Program in Boalemo. Gorontalo, 29 November 2011

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan

1 BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, konsumsi energi listrik pada masyarakat sangat meningkat yang diiringi dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Beriringan pula dengan bertambahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Soni Keraf. ETIKA LINGKUNGAN HIDUP, hal Emil Salim. RATUSAN BANGSA MERUSAK SATU BUMI, hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Lingkungan hidup bukan semata-mata persoalan teknis. Demikian pula, krisis ekologi global yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belakangan ini hampir seluruh aktivis mengkampanyekan slogan Stop global warming. Spanduk, billboard, pamflet dan aksi penggalangan dana pun dilakukan untuk

Lebih terperinci

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pemanasan global semakin marak di dunia. Berbagai aspek sering dikaitkan dengan isu pemanasan global, mulai dari hal sederhana seperti penggunaan kertas dan tisu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek Perkembangan kota Jakarta sebagai ibukota negara berlangsung dengan cepat. Dengan banyaknya pembangunan disana-sini semakin mengukuhkan Jakarta

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1 Green Arsitektur Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi sangat penting di pusat-pusat perkotaan untuk transportasi, produksi industri, kegiatan rumah tangga maupun kantor. Kebutuhan pada saat sekarang di

Lebih terperinci

A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung

A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung V isi menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni 1972. Pemerintah Indonesia sendiri menaruh

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Green Architecture (Materi pertemuan 7) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PRINSIP-PRINSIP GREEN

Lebih terperinci

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL 1898 - Robert Frosch (Journal Scientific American) Mengapa sistem industri tidak seperti ekosistem alam? 1972 - Harry Zhi Evan (Seminar + Journal for International Labour Review)

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) adalah pemilik, pengembang dan pengelola real estat terpadu dalam bidang ritel, komersial dan pemukiman real

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab 5 dapat disimpulkan bahwa latar belakang dilaksanakannya program pengelolaan lingkungan di Kampung Margorukun adalah untuk menghilangkan

Lebih terperinci

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 Topik Pengantar Masalah Solusi: Keberlanjutan Peran PT (Perguruan Tinggi) Cara membentuk

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan saat ini sudah sangat menghawatirkan dengan berbagai

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan saat ini sudah sangat menghawatirkan dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi lingkungan saat ini sudah sangat menghawatirkan dengan berbagai kerusakan lingkungan yang terjadi seperti pemanasan global dan pengurangan sumberdaya alam. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Lingkungan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan dan pencegahan timbulnya masalah lingkungan. Lingkungan merupakan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini merupakan pembahasan awal dalam penulisan skripsi yang berjudul Implementasi Kebijakan Pembangunan Lingkungan berbasis karakter Peduli Lingkungan di Kelurahan Tlogomas Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability)

BAB I PENDAHULUAN. Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep hijau (green) mengacu kepada prinsip keberlanjutan (sustainability) dan menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan. Konsep ini sudah tidak asing

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup (Environment) dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya yaitu manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2. menjadikan Jakarta sebagai kota yang sangat padat penduduknya. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Proyek Jakarta yang mempunyai wilayah seluas 740 km 2 dengan jumlah populasi 2 sebesar 8.792.000 jiwa dan memiliki kepadatan penduduk sebesar

Lebih terperinci

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6149 KEUANGAN OJK. Efek. Utang. Berwawasan Lingkungan. Penerbitan dan Persyaratan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 281) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair Iklim merupakan rata-rata dalam kurun waktu tertentu (standar internasional selama 30 tahun) dari kondisi udara (suhu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN KOMITMEN GLOBAL INDONESIA

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN KOMITMEN GLOBAL INDONESIA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DAN KOMITMEN GLOBAL INDONESIA Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumberdaya alam, yang berupa tanah, air dan udara dan sumberdaya alam yang lain yang termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum BPLH Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum BPLH Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum BPLH Kota Bandung I su-isu kerusakan lingkungan saat ini bukan lagi hanya merupakan isu lokal daerah, akan tetapi sudah menjadi isu global, dimana negara-negara di

Lebih terperinci

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan Oleh Dewi Triwahyuni PENGERTIAN & PRINSIP-PRINSIP DALAM SUSTAINABLE DEVELOPMENT DEFINISI : SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Lebih terperinci

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sebuah Strategi Menuju Efisiensi Sumber Daya dan Keberlanjutan 2020 A Big Step towards

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh penerapan..., Furqan Usman, FT UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

Model Pemetaan Konflik dalam Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan ================================================= Oleh : Hamdi Nur

Model Pemetaan Konflik dalam Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan ================================================= Oleh : Hamdi Nur Model Pemetaan Konflik dalam Perencanaan Pembangunan Berkelanjutan ================================================= Oleh : Hamdi Nur ABSTRACT The goals for planning in sustainable development are promoting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Kebutuhan Kantor Sewa Diyogyakarta Di era sekarang ini, bekerja digedung perkantoran merupakan trend bekerja yang ada sekarang. Ada saatnya sebuah perusahan menghendaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang I.I.1 Latar Belakang Proyek Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya pada daerah Kota Jakarta meningkat pesat, Seiiring dengan itu permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena pemanasan bumi, degradasi kualitas lingkungan dan bencana lingkungan telah membangkitkan kesadaran dan tindakan bersama akan pentingnya menjaga keberlanjutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah jiwa menurut Database Dinas Kependudukan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah jiwa menurut Database Dinas Kependudukan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai ibukota Indonesia memiliki jumlah penduduk terpadat dengan jumlah 10.187.595 jiwa menurut Database Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Macklin (2009), pembangunan ekonomi tidak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses untuk meningkatkan

Lebih terperinci

1. Apa kepanjangan dari AMDAL..? a. Analisis Masalah Dalam Alam Liar b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan c. Analisis Mengenai Dampak Alam dan

1. Apa kepanjangan dari AMDAL..? a. Analisis Masalah Dalam Alam Liar b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan c. Analisis Mengenai Dampak Alam dan 1. Apa kepanjangan dari AMDAL..? a. Analisis Masalah Dalam Alam Liar b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan c. Analisis Mengenai Dampak Alam dan Lingkungan d. Analisis Masalah Dampak Lingkungan e. Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raden Roby Maulidan, 2014 Kesiapan Warga Kampus UPI Menuju ECO-Campus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini isu-isu tentang lingkungan menjadi salah satu suatu pusat perhatian seluruh Dunia, diantaranya isu global warming, krisis ketersedian sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eco Industrial Park merupakan komunitas industri dan bisnis yang terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan pada peningkatan kualitas

Lebih terperinci

SEBUAH TINJAUAN ANTARA PENGEMBANGAN POLA PEMUKIMAN DAN PENGELOLAAN SEMPADAN SUNGAI

SEBUAH TINJAUAN ANTARA PENGEMBANGAN POLA PEMUKIMAN DAN PENGELOLAAN SEMPADAN SUNGAI INFO TEKNIK Volume 7 No. 1, Juli 2006 (36 40) SEBUAH TINJAUAN ANTARA PENGEMBANGAN POLA PEMUKIMAN DAN PENGELOLAAN SEMPADAN SUNGAI Nurfansyah 1), Novitasari 2) Abstract Town of Banjarmasin passed by many

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo) BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ruang terbuka merupakan ruang publik yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi, berolahraga, dan sebagai sarana rekreatif. Keberadaan ruang terbuka juga bermanfaat

Lebih terperinci

MODEL SMALL BUILDING SEBAGAI SALAH SATU WUJUD EFFEKTIFITAS RUANG DAN IMPLEMENTASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

MODEL SMALL BUILDING SEBAGAI SALAH SATU WUJUD EFFEKTIFITAS RUANG DAN IMPLEMENTASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN MODEL SMALL BUILDING SEBAGAI SALAH SATU WUJUD EFFEKTIFITAS RUANG DAN IMPLEMENTASI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN Primadella Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan LAMPIRAN 60 61 Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Kristen Satya Wacana 62 Lembar Instrumen Wawancara Studi Dokumentasi No. Model evaluasi Indikator Item

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:

BAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut: BAB IV : KONSEP 4.1. Konsep Dasar Konsep rancangan dasar pada perancangan Rumah Sakit Pendidikan Karawaci di Tangerang ini adalah arsitektur hijau. Arsitektur hijau ialah sebuah konsep arsitektur yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukiman perkotaan masa kini mengalami perkembangan yang pesat karena pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi yang tinggi sementara luas lahan tetap. Menurut Rahmi

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

Lebih terperinci

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa

Kata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Lindawati : Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat : 105 halaman ABSTRAK Perkembangan kota Jakarta

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG Setyo S. Moersidik Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Indonesia (smoersidik@yahoo.com) DDL Adalah kemampuan lingkungan hidup untuk

Lebih terperinci

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH RAKOTER TNI TAHUN 2009 Tema Melalui Rapat Koordinasi Teritorial Tahun 2009 Kita Tingkatkan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di Jajaran Komando Kewilayahan TNI CERAMAH KETUA TIM TEKNIS KETAHANAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR MOTIVASI MASYARAKAT BERTEMPAT TINGGAL DI KAWASAN RAWAN BANJIR DAN ROB PERUMAHAN TANAH MAS KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: DINA WAHYU OCTAVIANI L2D 002 396 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada pertengahan abad ke-20 yang lalu. Hal ini ditandai antara lain dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini manusia di seluruh dunia (termasuk Indonesia) berteriak akan adanya pemanasan global yang berakibat terjadinya perubahan iklim. Kekhawatiran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL Ingerid Lidia Moniaga & Fela Warouw Laboratorium Bentang Alam, Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh: IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA Oleh: Wulfram I. Ervianto 1, Biemo W. Soemardi 2, Muhamad Abduh dan Suryamanto 4 1 Kandidat Doktor Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar Belakang Perancangan Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini. Khususnya di DKI Jakarta. Di berbagai wilayah terus tumbuh pusat-pusat

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI PERAN EKOSISTEM HUTAN BAGI IKLIM, LOKAL, GLOBAL DAN KEHIDUPAN MANUSIA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI AIR SE-DUNIA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI AIR SE-DUNIA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI AIR SE-DUNIA TINGKAT KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 TANGGAL 22 MARET 2016 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG Assalamu alaikum

Lebih terperinci

KOTA HIJAU PROGRAM PENGEMBANGAN (P2KH)

KOTA HIJAU PROGRAM PENGEMBANGAN (P2KH) Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PROGRAM PENGEMBANGAN KOTA HIJAU (P2KH) Rerspons terhadap perubahan iklim Sumber : Bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar 4.1 Site Lokasi BSD. Gambar 4.2 Site Plan Perumahan BSD

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Gambar 4.1 Site Lokasi BSD. Gambar 4.2 Site Plan Perumahan BSD BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Tapak dan Ruang Luar Pengolahan tapak dan ruang luar Konsep Tapak yang saya terapkan pada site Gambar 4.1 Site Lokasi BSD Gambar 4.2 Site Plan Perumahan BSD Monica

Lebih terperinci

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif MINGGU 7 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan : Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan : a. Permasalahan tata guna lahan b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif Permasalahan Tata Guna Lahan Tingkat urbanisasi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kebijaksanaan, Permukiman Ramah Lingkungan, Permukiman Berdikari

Kata Kunci : Kebijaksanaan, Permukiman Ramah Lingkungan, Permukiman Berdikari PENERAPAN KEBIJAKSANAAN PERMUKIMAN RAMAH LINGKUNGAN PADA PERMUKIMAN INFORMAL DI KOTA PALEMBANG Studi Kasus : Permukiman Berdikari di Tepian Sungai Musi Palembang Wienty Triyuly bunda_wienty@yahoo. com

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Universitas Mercu Buana merupaan salah satu universitas swasta di Jakarta yang saat ini banyak diminati oleh murid-murid yang baru lulus SMA/SMK maupun oleh

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar. Tema

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar.  Tema BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Tema Tema adalah suatu pendekatan atau sudut pandang untuk menyelesaikan permasalahan, yang kita harus mengetahui betul judul dari latar belakang yang kita kemukakan harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, konsep bangunan ramah lingkungan atau green building didorong menjadi tren dunia, terutama bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah

Lebih terperinci

MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN DI INDONESIA

MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN DI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN DI INDONESIA Keynote Speech oleh: Dr. (HC) Ir. Djoko Kirmanto, Dipl. HE. Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Disampaikan dalam: The Second International

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi merupakan salah satu permasalahan yang umumnya terjadi di daerah perkotaan. Dampak langsung yang dihadapi oleh pemerintah

Lebih terperinci

TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA

TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA TINGKAT KENYATAAN DAN HARAPAN RUMAH TINGGAL HEMAT ENERGI MENURUT PERSEPSI KONSUMEN DI PERUMAHAN CITRALAND UTARA SURABAYA Diah Sari Pardina 1), Purwanita Setijanti 2) dan Christiono Utomo 3) 1) Program

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

Konservasi Tanah dan Air di Bantaran Sungai Kampus II UIN SGD Bandung. Iwan Setiawan( dan Agung R

Konservasi Tanah dan Air di Bantaran Sungai Kampus II UIN SGD Bandung. Iwan Setiawan( dan Agung R Konservasi Tanah dan Air di Bantaran Sungai Kampus II UIN SGD Bandung Iwan Setiawan( iwansetiawan3396@gmail.com) dan Agung R Abstrak Peningkatan jumlah fasilitas fisik kota merupakan suatu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : diakses tanggal 2 Oktober 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1. Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber :  diakses tanggal 2 Oktober 2015 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibu kota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai kegiatan dibidang

Lebih terperinci