BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
|
|
- Hendri Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, konsep bangunan ramah lingkungan atau green building didorong menjadi tren dunia, terutama bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini mempunyai kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro. Dalam pemanasan global, hal yang perlu diperhatikan adalah dengan penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan. Arsitektur ramah lingkungan, yang juga merupakan arsitektur hijau, mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Arsitektur hijau mengandung juga dimensi lain seperti waktu, lingkungan alam, sosio-kultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektur hijau bersifat kompleks, padat dan vital dibanding dengan arsitektur pada umumnya. Sehingga mempelajari hal-hal yang terkait dalam bidang arsitektur tentu sangat penting. Seperti mempelajari Ekologi dalam arsitektur. Perhitungan ekologi perlu dipahami karena memerlukan rancangan suatu bangunan yang dapat berkelanjutan dikemudian hari dan seminimal mungkin tidak merusak lingkungan. Memperhitungkan desain ekologi yang mengedepankan konsep bangunan yang ramah lingkungan dan penampilan alam dalam desain tersebut tentunya menjadi hal yang sangat penting bagi para arsitek masa depan dan tidak lupa penggunaan bahan-bahan yang mudah diperbaharui juga perlu diperhatikan. Circle K Waturenggong adalah bangunan yang digunakan sebagai objek desain yang mempertimbangkan mengenai perhitungan ekologi. Circle K Waturenggong terletak di daerah Waturenggong, Circle K ini adalah salah satu cabang dari Circle K didaerah Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah MK Ekologi Arsitektur 1
2 1. Apa definisi perhitungan ekologi? 2. Apa manfaat perhitungan ekologi? 3. Bagaimana cara-cara mengaplikasikan perhitungan ekologi? 4. Apakah desain bangunan Circle K menerapkan prinsip perhitungan ekologi? 1.3 Tujuan 1. Memahami definisi perhitungan ekologi. 2. Memahami manfaat perhitungan ekologi. 3. Memahami cara-cara mengaplikasikan perhitungan ekologi. 4. Memahami penerapan prinsip perhitungan ekologi pada bangunan. MK Ekologi Arsitektur 2
3 BAB II PERHITUNGAN EKOLOGI 2.1 Pengertian Perhitungan Ekologi Desain yang dirancang dengan memperhatikan perhitungan lingkungan sekitar sehingga setelah desain ini terwujud tidak menganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Desain yang dibuat harus dapat menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Perhitungan desain ekologi mencakup luas tanah yang tidak digunakan secara maksimal, kilowatt-jam energi, air, jumlah tanah yang terkikis, dan semua dampak-dampak lingkungan lainnya terhadap sebuah desain. (Sumber : www. scribd.com) 2.2 Perhitungan - Perhitungan Ekologi Keberlanjutan (sustainability) akan terjadi bila dapat menjadi penghitungpenghitung ekologi yang lebih baik pada tataran tingkat komunitas.perhitungan ekologi secara hati-hati menyediakan ukuran dampak-dampak lingkungan secara akurat pada desain sehingga memungkinkan dampak-dampak ini menjadi informasi penting pada proses desain. Jika dampak-dampak lingkungan dipakai sebagai dasar untuk mencerminkan harga-harga produk, produk-produk desain yang ramah lingkungan akan lebih mudah dikembangkan kedepannya. Produksi yang ramah lingkungan (eco product) harus dijadikan syarat dalam sistem penyaluran dan kebutuhan produk atau supply and demand. ( Sumber : Williams, Daniels E (2007). Sustainable Design: Ecology, Architecture, and Planning. Willey) Pencahayaan Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan buatan. MK Ekologi Arsitektur 3
4 Cara menghitung berapa lux cahaya yang masuk kedalam bangunan : Perbandingan luas jendela / luas bangunan Contoh : 2 : 9 = 0,22 0,22 x 1500 = 330 lux (Sumber : Frick, Heinz (2007). Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Semarang: Penerbit Kanisius) Penghawaan Berada di daerah beriklim tropis dengan suhu dan kelembaban rata-rata harian tinggi serta kecepatan angin rendah menjadi alasan pentingnya kinerja yang baik pada sistem penghawaan dan ventilasi bangunan. Kurangnya penghawaan akan menyebabkan naiknya suhu dan kelembaban udara di dalam ruangan. Kelembaban merupakan media yang menguntungkan untuk bakteri-bakteri patogen (bakteribakteri penyebab penyakit). Menurut sumbernya, sistem penghawaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sistem penghawaan alami dan sistem penghawaan buatan. (Sumber : Frick, Heinz (2007). Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Semarang: Penerbit Kanisius) Air bersih Sumber air bersih dapat didapatkan melalui sumur bor ataupun melalui PDAM. Untuk perhitungan penggunaan air bersih per- hari bisa diasumsikan bahwa satu orang per-hari membutuhkan air sebanyak 100 liter kemudian dikalikan jumlah orang yang berada didalam bangunan tersebut, maka didapatkan kebutuhan air bersih didalam bangunan per- hari. (Sumber : lorenskambuaya.blogspot.com/2014/04/cara-menghitung-kebutuhan-air-bersih.html) Air limbah MK Ekologi Arsitektur 4
5 Permukiman menyediakan sistem pengolahan air dengan mendaur ulang 100 persen air buangan cucian, dan limbah dari kamar mandi dan kloset. Air daur ulang bisa dipakai untuk mencuci kendaraan, membilas kloset, menyiram tanaman di taman, lapangan olah raga, dan lain-lain sehingga tak ada air yang terbuang. (Sumber : Frick, Heinz (2007). Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Semarang: Penerbit Kanisius) Sampah Pengembangan didorong membangun tempat pemrosesan sampah dengan prinsip zero waste melalui program 3R (reduce, reuse, recycle). Seluruh penghuni diberdayakan mengurangi (reduce) pemakaian bahan-bahan sulit terurai yang bisa menekan produksi sampah hingga 50 persen. Sampah anorganik seperti kertas, botol, kaleng kayu, dan besi dipilah dan dipakai ulang (reuse). Sementara sampah organik diolah menjadi pupuk. (Sumber : Frick, Heinz (2007). Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Semarang: Penerbit Kanisius) Material bangunan Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut : a. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan; b. Dapat berhubungan langsung dengan alam, dalam arti makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material tersebut; c. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material tersebut ke lokasi pembangunan); d. Bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara alami; Bangunan harus menggunakan bahan yang tepat, efisien, dan ramah lingkungan.bahan baku yang ramah lingkungan berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan bumi. (Sumber : Frick, Heinz (2007). Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Semarang: Penerbit Kanisius) BAB III MK Ekologi Arsitektur 5
6 PERHITUNGAN EKOLOGI DENGAN PROYEK 3.1 Lokasi dan Fungsi Gambar Circle K Waturenggong (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) Circle K Waturenggong adalah salah satu minimarket yang paling laris dikunjungi oleh setiap orang untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari. Circle K Waturenggong terletak di daerah Waturenggong, Circle K ini adalah salah satu cabang dari Circle K di daerag Denpasar. Minimarket ini menjadi salah satu pilihan utama bagi masyarakat untuk berbelanja barang kebutuhan, selain dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang lumayan lengkap, minimarket ini juga buka selama 24 jam, sehingga masyarakat bisa berbelanja ke minimarket ini setiap saat tanpa kawatir akan tutup. 3.3 Perancangan MK Ekologi Arsitektur 6
7 Konsep Bangunan ini mengambil konsep minimalis dengan tampilan bangunan kotak dan bersih dari ornamen-ornamen. Layout plan Site Plan Lay out (Sumber: Survey lapangan, 16 November 2014) Site plan (Sumber: Survey lapangan, 16 November 2014) Denah MK Ekologi Arsitektur 7
8 (Sumber: Survey lapangan, 16 November 2014) Tampak Potongan (Sumber: Survey lapangan, 16 November 2014) MK Ekologi Arsitektur 8
9 (Sumber: Survey lapangan, 16 November 2014) 3.3 Perhitungan Ekologi Pencahayaan Pencahayaan pada objek studi menggunakan 2 sistem yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Pada pencahayaan alami bisa dilihat pada gambar, yaitu menggunakan kaca hampir disetiap dinding pada depan bangunan sehingga cahaya matahari bisa masuk. Dengan digunakannya material kaca seperti ini maka pencahayaan alami untuk di dalam bangunan bisa dimaksimalkan. Dalam upaya untuk penghematan energi. Perhitungn untuk pencahayaan buatan: Perbandingan luas jendela / luas bangunan 10,66 : 78 = 1,14 1,14 x 1500 = 1710 lux Jadi pencahayaan buatan pada bangunan Circle K ini adalah 1710 lux. Untuk malam hari bangunan ini menggunakan pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu, penggunaan banyaknya lampu pada bangunan menyebabkan banyaknya energi listrik yang dipergunakan. MK Ekologi Arsitektur 9
10 Gambar: Circle K Waturenggong (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) Penghawaan Untuk penghawaan yang digunakan pada objek studi menggunakan penghawaan buatan, itu dikarenakan hampir tidak ada bukaan seperti jendela dan ventilasi yang bisa menyalurkan udara luar kedalam bangunan, maka pada bangunan ini memanfaatkan penghawaan buatan yaitu menggunakan AC didalam bangunan. Gambar: CK Waturenggong ( AC dalam bangunan ) (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) MK Ekologi Arsitektur 10
11 3.3.3Air bersih Pada bangunan Circle K ini sumber air bersih didapat dari PDAM yang dialirkan kedalam area minimarket ini. Air dialirkan langsung menuju tempat-tempat yang membutuhkan air seperti pada toilet. Untuk penggunaan air bersih per- hari bisa diasumsikan bahwa satu orang per-hari membutuhkan air sebanyak 100 liter. Sementara dalam sehari di minimarket ini terdapat 6 pekerja yang bekerja selama 24 jam dengan jadwal yang sudah ditentukan. Maka dalam 24 jam air yang dibutuhkan yaitu sebanyak 600 liter selama 1 hari atau 24jam. Gambar: Circle K Waturenggong ( toilet ) (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) MK Ekologi Arsitektur 11
12 3.3.4 Air limbah Air limbah adalah air buangan dari dalam bangunan, seperti dari dapur, toilet dan washtafel. Untuk banguan pada objek air limbah hanya bersumber dari toilet dan air hujan. Air limbah dapat dibagi menjadi dua yaitu air bekas dan air kotor. a. Air bekas pada bangunan yaitu bersumber dari toilet yang selanjutnya akan disalurkan ke bak peresapan. b. Air kotor pada bangunan yaitu berumber dari toilet yaitu dari kotoran-kotoran manusia yang selanjutnya air kotor tersebut akan ditampung pada septictank Sampah Sistem sampah pada bangunan yaitu dengan menyediakan tempat sampah di dalam ruangan yaitu pada kasir dan bak sampak di luar bangunan. Alur sampah pada objek ini yaitu dimulai dari dalam bangunan, yaitu sampah-sampah ditampung di tempat sampah di dalam bangunan dan selanjutnya akan di buang ke dalam bak sampah yg berada di luar bangunan, setelah itu semua sampah tersebut akan diangkut oleh petugas kebersuhan dan langsung dibuang ke TPA. Untuk sampah di objek ini, sampah tidak dibedakan antara sampah plastic,kertas,botol dan sebagainya. MK Ekologi Arsitektur 12
13 3.3.6 Material bahan bangunan Gambar: Circle K Waturenggong bagian depan (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) Gambar: Circle K Waturenggong bagian depan (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) Untuk material eksterior bangunan Circle K ini yaitu pada bagian depan hampir semua dinding menggunakan kaca dan beton masiv dengan finishing cat putih, lantai di bagian depan menggunakan lantai kramik warna putih dengan ukuran 40x40, dan pada MK Ekologi Arsitektur 13
14 bagian atas menggunakan dak yang dilapisi lapisan PVC sekaligus sebagai identitas supermarket dan plafond menggunakan gypsum. BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN EKOLOGI DENGAN PROYEK 4. 1 Pencahayaan Pada prinsip-prinsip perhitungan, hal yang menjadi penekanan adalah bagaimana kita di dalam mendesain agar dapat menghemat penggunaan energi, salah satu caranya yaitu dengan menggunakan energi-energi alternatif alam. Seperti pada pencahayaan, agar dapat menjadi bangunan yang ekologis, maka bidang-bidang massif pada bangunan seharusnya diminimalisir dengan adanya material-material pengganti yang dapat menyalurkan cahaya matahari, misalnya kaca. Dengan penggunaan kaca dapat memaksimalkan pencahayaan alami pada bangunan. Pada objek studi Mini Market Circle K di Panjer, pencahayaan alami sudah dimanfaatkan dengan baik, walaupun belum secara maksimal, namun terlihat sudah diusahakan terutama pada sisi-sisi depan bangunan. Pada objek disediakan sebuah bukaan yang memiliki luasan m2. Dan luasan lantai bangunan objek adalah 66 m2. Sedangkan untuk standard minimal bukaan yang baik adalah 1/6 dari luasan lantai. Dari perhitungan itu didapat ( 1/6 x 66 = 11 m2) jadi untuk memenuhi kebutuhan pencahayaan pada objek, dibutuhkan bukaan dengan luasan 11 MK Ekologi Arsitektur 14 Bidang sisi depan mini market
15 m2, sedangkan pada objek disediakan m2. Jadi walaupun masih kurang lagi sedikit, tp sudah cukup memenuhi standard Gambar: Tampak depan CK Waturenggong (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) Gambar: Tata cahaya buatan pada objek (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) Untuk pencahayaan buatannya sendiri menggunakan beberapa buah lampu, yaitu lampu neon, TL, dan beberapa lampu downlight untuk menerangi barang yang dijual dalam mini MK Ekologi Arsitektur 15
16 market ini. Terlihat sangat banyak menggunakan pencahayaan dikarenakan tuntutan fungsinya untuk sebuah mini market yang notabene harus dapat terlihat dengan jelas pada saat malam hari. Namun sangat boros pada penggunaan energi Penghawaan Desain yang ekologis selanjutnya adalah dengan memaksimalkan potensi-potensi alam yang ada disekitar site dengan karakteristik yang khusus. Objek studi ini berada di Bali, Indonesia yang notabene merupakan daerah yang beriklim tropis, sehingga diupayakan, atau bahkan harus memaksimalkan potensi iklim tropis, yaitu adanya angin yang melimpah. Angin ini dapat dimanfaatkan untuk penghawaan alami pada bangunan. Sehingga dengan pemanfaatan udara alami sekitar bisa menghemat energi juga dalam bangunan tersebut. Pada objek studi Mini Market Circle K, untuk penghawaan alami tidak dimanfaatkan. Ini terlihat pada penggunaan kaca mati untuk elemen samping bangunan. Jadi tidak ada space untuk udara alami dari luar masuk kedalam ruangan. Kaca mati kurang memberikan penghawaan alami di dalam bangunan Gambar: Penggunaan kaca mati pada CK (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) Upaya pemanfaatan udara alami dalam bangunan harus juga didukung oleh udara yang sehat dari luar bangunan, jika dilihat pada objek studi, bangunan terletak di depan sebuah jalan yang dipadati oleh kendaraan yang berlalu lintas, sehingga udara yang dihasilkan juga tidak sehat. Maka dari itu untuk memanfaatkan penghawaan alami, harus dapat dipastikan udara yang akan digunakan adalah udara yang sehat. Karena udara yang tersedia tidak sehat, maka hendaknya buat udara sehat sendiri dalam site, misalnya dengan penanaman vegetasi-vegetasi MK Ekologi Arsitektur 16
17 penghasil oksigen dalam site, agar kualitas udara yang dihasilkan lebih baik dari udara yang berada diluar site. Penambahan vegetasi di dalam site guna menciptakan udara sejuk didalam site, dan kedalam bangunan dengan pemanfaatan penghawaan alami tadi. Ini juga berarti dapat mengurangi biaya ataupun energi yang dibutuhkan untuk mengoperasikan alat-alat penghawaan buatan yaitu AC. Sehingga bangunan ini menjadi lebih ekologis, baik dari segi kesehatan udaranya maupun prinsip penghematan energi pada bangunan. Gambar: Penggunaan AC pada objek (Sumber: Survey lapangan, 15 November 2014) Penggunaan penghawaan buatan pada objek menggunakan AC split yang berjumlah 2 unit. AC ini untuk mendukung kenyamanan pengunjung pada mini market ini dalam berbelanja, MK Ekologi Arsitektur 17
18 mengingat pada tempat ini tidak menggunakan penghawaan alami, sehingga mau tidak mau harus menggunakan penghawaan buatan. Ini membuat bangunan ini menjadi tidak ekologis, dari segi dampak negative yang timbul seperti Ozone dan lain-lannya. Begitu juga dampak pada penggunaan energi listrik Air bersih Air bersih dari PDAM agar dapat dimanfaatkan secara bijak, karena pada keadaan kemarau air menjadi sulit. Maka dari itu penggunaan air berlebih agar ditiadakan, misalnya untuk pencucian alat-alat memasak, wastafel, penyiraman kloset, dll. Salah satu contoh penghematan air adalah dengan menggunakan tisu toilet, dll. Sehingga penghematan air akan berdampak pada penghematan biaya dan energi pada bangunan Air limbah Pengolahan air limbah pada site diupayakan agar dapat dimanfaatkan khususnya untuk air limbah bekas, kamar kecil. Air bekas ini nantinya setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam site, misalnya untuk penyiraman kebun, penyiraman kloset, dll. Sehingga dapat menghemat penggunaan air bersih dari PDAM Sampah Sampah dalam site tidak dimanfaatkan lebih lanjut, dikumpulkan dan dibuang begitu saja ke TPS. Untuk dapat mendesain bangunan yang ekologis dalam hal ini pengolahan sampah, maka perlu adanya penerapan prinsip-prinsip 3R (reuse, reduce, recycle) pada bangunan. Misalnya dengan pengurangan bahan-bahan yang tidak dapat terurai dengan cepat, seperti plastik dan lain-lain. Untuk itu diperlukan adanya pengganti agar penggunaan plastic diminimalisir, misalnya dengan penggunaan botol kaca, ini dapat digunakan kembali, jadi tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, sehingga dapat menghemat biaya Material bahan bangunan Dalam pemilihan bahan bangunan yang ekologis harus memenuhi beberapa kriteria, baik dari segi kekuatan, kesehatan, ekonomis, dll. Agar mendapatkan bahan-bahan yang memenuhi kriteria tersebut harus melihat kondisi sekitar site tersebut. Dalam objek studi Circle K Panjer, MK Ekologi Arsitektur 18
19 penggunaan materialnya tidak terlalu menonjol, dimana material-material yang dipakai pada elemen bawah yaitu keramik, elemen samping dinding massive dari batako dengan finishing cat tembok, serta elemen atasnya menggunakan plafond gypsum serta bagian depan atas menggunakan bahan PVC. Dari bahan-bahan tersebut apabila dilihat dari sisi ekonomis memang terdapat nilai yang baik, karena bahan-bahan tersebut dapat dijumpai dibeberapa tempat pada daerah Denpasar ini, jadi biaya pengangkutan ke lapangan saat proyek pun tidak terlalu besar. Namun apabila dilihat dari sisi tampilan yang mencirikan alam masih sangat kurang. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penerapan desain yang menginformasikan perhitungan ekologi pada bangunan Circle KWaturenggongmasih kurang mengingat sebagian besar aspek-aspek perhitungan ekologisnya masih tidak terpenuhi walaupun ada beberapa yang sudah sesuai. Aspek-aspek tersebut antara lain : 1. Pencahayaan Dari standard minimal luas bukaan yang dianjurkan, bukaan pada objek sudah memenuhi standard. 2. Penghawaan. Kurang memenuhi standard karena penggunaan AC akibat tidak adanya bukaan yang dapat memasukan udara alami ke dalam bangunan. 3. Air bersih. Penggunaan air bersih pada objek tidak terlalu sering, karena hanya digunakan untuk penyiraman toilet dan shower. Jadi penggunaan air bersih pada objek dapat ditekan agar tidak boros. MK Ekologi Arsitektur 19
20 4. Air limbah. Air limbah dialirkan ke septictank lalu ke peresapan, bukan ke saluran drainase sekitar site, jadi tidak akan mencemari lingkungan sekitar. 5. Sampah. Belum ekologis, karena hanya disediakan satu buah tempat sampah kecil di depan pintu masuk. 6. Material bangunan. Sudah cukup ekologis karena material-material yang digunakan bisa didapat dengan mudah di sekitaran site, jadi biaya transportasi dan pemasangan tidak tinggi. 5.2 Saran Pola pemikiran konsep desain sekarang seharusnya mengedepankan konsep desain ekologis sehingga alam yang ada di sekitar tidak terganggu kehidupannya. Menjaga keselarasan dengan alam dapat menjaga keharmonisan serta keindahan bumi ini. Adapun saran-saran desain untuk bangunan ini adalah : Memaksimalkan bukaan pada bangunan untuk menghemat energi listrik yang digunakan untuk pencahayaan dan penghawaan buatan. Menggunakan tanki air untuk menampung ketersediaan kebutuhan air. Membuat tempat penampungan sampah yang ideal sesuai dengan jenis sampah organik dan anorganik. MK Ekologi Arsitektur 20
21 DAFTAR PUSTAKA Frick, Heinz (2007).Dasar-Dasar Arsitektur Ekologis. Semarang: Penerbit Kanisius Williams, Daniels E (2007). Sustainable Design: Ecology, Architecture, and Planning. Willey www. scribd.com lorenskambuaya.blogspot.com/2014/04/cara-menghitung-kebutuhan-air-bersih.html MK Ekologi Arsitektur 21
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Rusun dan pasar di Jakarta Barat merupakan bangunan yang bersifat sosial dan komersial dimana bangunan nantinya
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.
SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : BAGAS BILAWA C. (0951110039) Dosen : HERU SUBIYANTORO
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU
BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP PERANCANGAN
BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1 Green Arsitektur Green Architecture ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun
Lebih terperinciBAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil
Lebih terperinciArsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.
BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana konsep
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan
Lebih terperinciJenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah
Lebih terperinciBAB V KAJIAN TEORI. Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang. mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
BAB V 5.1 Kajian Teori Tema Desain KAJIAN TEORI 5.1.1 Uraian Interpretasi dan Elaborasi Teori a. Penerapan Arsitektur Ekologis Menurut Frick (1997), Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang mempelajari
Lebih terperinciPERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Salah satu reaksi dari krisis lingkungan adalah munculnya konsep Desain Hijau atau green design yang mengarah pada desain berkelanjutan dan konsep energi. Dalam penelitian ini mengkajiupaya terapan
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Rest Area Tol Semarang - Batang ini berisi mengenai hasil perhitungan program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masyarakat memahami green building yang dijelaskan dalam Bulan Mutu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Green Building Green building adalah ruang untuk hidup dan kerja yang sehat dan nyaman sekaligus merupakan bangunan yang hemat energi dari sudut perancangan, pembangunan, dan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim
Lebih terperinciBAB II: TINJAUAN PUSTAKA
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE
BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE 3.1. SUSTAINABLE ARCHITECTURE Sustainable Architecture (arsitektur berkelanjutan) memiliki tujuan untuk mencapai kesadaran lingkungan dan memanfaatkan sumber
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep
Lebih terperinciPARAMETER ISIAN GREEN SCHOOL AWARD No Komponen Pengukuran/Indikator Keterangan. 1 Jumlah murid masukkan angka. 2 Jumlah guru masukkan angka
PARAMETER ISIAN GREEN SCHOOL AWARD 201 SUMBER DAYA MANUSIA 1 Jumlah murid 2 Jumlah guru 3 Jumlah tenaga administrasi Jumlah tenaga kebersihan Pelatihan yang pernah diikuti guru / karyawan terkait pelestarian
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Green Architecture (Materi pertemuan 7) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PRINSIP-PRINSIP GREEN
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Pusat Pendididkan Lingkungan Hidup (PPLH) merupakan suatu sistem pembelajaran yang melingkupi berbagai tatanan kehidupan makhluk hidup beserta lingkungannya. Pusat
Lebih terperinciBAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH ALAM
BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH ALAM 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Berdasarkan analisa pada bab sebelumnya, didapatkan jumlah pelaku kegiatan di Sekolah
Lebih terperinciSOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN
SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG
KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif
Lebih terperinciBAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Pasar Yaik Semarang Program ruang pasar Yaik Semarang berdasarkan hasil studi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II Sustainable Architecture (Materi pertemuan 6) DOSEN PENGAMPU: ARDIANSYAH, S.T, M.T PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI Sustainable
Lebih terperinciTabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Eksistensi green desain pada dunia arsitektur dan interior merupakan hal yang sangat disadari bagi para pekerja dunia arsitektur dan interior desain. Pada saat ini,
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.
Lebih terperinciKata Kunci : Kebijaksanaan, Permukiman Ramah Lingkungan, Permukiman Berdikari
PENERAPAN KEBIJAKSANAAN PERMUKIMAN RAMAH LINGKUNGAN PADA PERMUKIMAN INFORMAL DI KOTA PALEMBANG Studi Kasus : Permukiman Berdikari di Tepian Sungai Musi Palembang Wienty Triyuly bunda_wienty@yahoo. com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building
BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperincib. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan
Lebih terperinciPERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M
PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA Oleh : A.A.M Fungsi Pintu dan Jendela: - Akses keluar/masuk ruangan - Penerangan (Lighting) - Penghawaan (Ventilation) Syarat: - Stabil, kuat dan aman Rangka pintu & jendela
Lebih terperinciBAB 4 KONSEP PERANCANGAN
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Ide Awal Ide awal rancangan bangunan perpustakaan ini adalah bangunan sebagai fitur taman. Masyarakat yang menggunakan ruang terbuka kota/taman Maluku ini dapat sekaligus menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bali merupakan pulau kecil yang dikelilingi pantai, Kuta sendiri merupakan salah satu daerah wisata favorit di Bali, menjadikan kuta salah satu daerah terpadat di Bali
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN
Sekolah Negeri Terpadu (SD-SMP) 46 BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN 5.1 Konsep Bentuk dan Massa Bangunan Perletakan massa pada tapak. Bangunan proyek sekolah ini memiliki dua Entrance, yaitu dari depan
Lebih terperinciKonsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa
OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare
BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare berdasarkan tema ekowisata, konsep belajar dan bermain bersama alam dan wawasan keislaman menghasilkan perancangan
Lebih terperinciBagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH
SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS Nedi Sunaedi nedi_pdil@yahoo.com PENGERTIAN SAMPAH Suatu bahan yang terbuang dari sumber aktivitas manusia dan/atau alam yang tidak
Lebih terperinciArsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih
Arsitektur dan Lingkungan Lilis Widaningsih Sustainable : Brundtland Comission (World comission on Environment and Development) tahun 1987 yaitu: Sustainable Development is development that meets the needs
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Tropis merupakan salah satu bentuk arsitektur yang dapat memahami kondisi iklim tropis beserta permasalahannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Wisma atlet merupakan salah satu tempat hunian bagi atlet yang berfungsi untuk tempat tinggal sementara. Selain itu keberadaan wisma atlet sangat diperlukan untuk
Lebih terperinciBAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :
BAB IV KONSEP IV.1. Konsep Dasar Green Hospital merupakan rumah sakit yang berwawasan lingkungan dan jawaban atas tuntutan kebutuhan pelayanan dari pelanggan rumah sakit yang telah bergeser ke arah pelayanan
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )
SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan
BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah
Lebih terperinciDebri Haryndia Putri
Debri Haryndia Putri-27109002 Keunikkan Transformasi Kontainer Bekas ISU pemanasan global masih menghangat di segala bidang kehidupan. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menghambat pemanasan bumi, perubahan
Lebih terperinciSAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur
SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur Disusun oleh : Yudi Leo Kristianto (0951010014) Dosen : JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciPENGERTIAN GREEN CITY
PENGERTIAN GREEN CITY Green City (Kota hijau) adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya
Lebih terperinciGAYA HIDUP RAMAH LINGKUNGAN
GAYA HIDUP RAMAH LINGKUNGAN Kenapa PEDULI LINGKUNGAN? Kelangsungan hidup manusia bergantung pada keutuhan lingkungannya. Keutuhan lingkungan ergantung pada kearifan manusia dalam mengelolanya. Maka setiap
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi
Lebih terperinciBAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan
BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT 6.1. Fungsi Bangunan Fungsi dari bangunan Student Apartment ini sendiri direncanakan sebagai tempat untuk mewadahi suatu hunian yang dikhususkan
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture,
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture, yang sangat berkaitan dengan perancangan objek pusat pengelolaan bambu di Kota Malang, Tema
Lebih terperinciBAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar Perancangan Pusat Komunitas Baca adalah kesimpulan dari bab sebelumnya yang disimpulkan. Kesimpulan diperoleh berdasarkan kesesuaian dengan tema perancangan
Lebih terperinciPENGELOLAAN PERSAMPAHAN
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN SAMPAH SNI 19-2454-1991 tentang Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, mendefinisikan sampah sebagai limbah yang bersifat padat, terdiri atas
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN
No LEMBAR OBSERVASI PENELTIAN PENYELENGHGARAAN KESEHATAN LINGKUNGANSEKOLAH DASAR (SD) NEGERI 060934 DAN SD SWASTA AL-AZHAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Menurut 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Lebih terperinciBAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA. Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green
BAB III INTERPRETASI DAN ELABORASI TEMA 3.1 Tinjauan Pustaka Tema Tema yang digunakan pada perencanaan Hotel Forest ini adalah Green Architecture atau yang lebih dikenal dengan Arsitektur Hijau. Pada bagian
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
4.1 Filosofi Konsep Dasar BAB IV KONSEP PERANCANGAN Student Housing Kaku / Vertikal Arsitektur Hijau Humanis dan Ramah Lingkungan Interaksi dan Terpusat Berinteraksi Diagram 6. Filosof konsep dasar Kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan
Lebih terperinci`BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
`BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibukota negara menjumpai berbagai tantangan permasalahan. Salah satu tantangan tersebut adalah tantangan di bidang manajemen
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan a. Merancang bangunan Showroom dan Service Station Vespa di Semarang yang mengakomodasi segala
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai
Lebih terperinciBab IV. Konsep Perancangan
Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak
Lebih terperinciDENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1
0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum
Lebih terperinciBAB IV : KONSEP. Adapun prinsip-prinsip pendekatan arsitektur hijau adalah sebagai berikut:
BAB IV : KONSEP 4.1. Konsep Dasar Konsep rancangan dasar pada perancangan Rumah Sakit Pendidikan Karawaci di Tangerang ini adalah arsitektur hijau. Arsitektur hijau ialah sebuah konsep arsitektur yang
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA
BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciBAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.
BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciLatar Belakang KONSEP DESAIN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA RESOR DI DAERAH BERIKLIM TROPIS LEMBAB
KONSEP DESAIN ARSITEKTUR EKOLOGIS PADA RESOR DI DAERAH BERIKLIM TROPIS LEMBAB Oleh: Devina Rachmawati, Sri Nastiti NE, Gusti Ngurah Antaryama Latar Belakang Penyumbang terbesar industri konstruksi bangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di zaman yang dimana umur bumi sudah tidak lagi muda terjadi isuisu mengenai pemanasan global yang menyebabkan kerusakan pada bumi semakin parah. Aktivitas
Lebih terperinciUJI KOMPETENSI SEMESTER II. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat!
UJI KOMPETENSI SEMESTER II Latihan 1 Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d yang merupakan jawaban yang paling tepat! 1. Berikut ini yang tidak termasuk kriteria teknologi ramah lingkungan
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi
Lebih terperinciDasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam sebuah perancangan, dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah satunya, metode ini berisi
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di
Lebih terperinciGambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep green
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses
BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,
Lebih terperinci