BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teori Pengertian Peramalan Menurut Assauri (1984, p1) peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya perbedaan waktu antara kesadaran akan dibutuhkannya suatu kebijakan baru dengan waktu pelaksanaan kebijakan tersebut. Jadi dalam menentukan kebijakan itu perlu diperhitungkan kesempatan atau peluang yang ada, sekaligus ancaman yang mungkin terjadi. Gambaran perkembangan pada masa depan diperoleh dari hasil analisis data yang didapat dari penelitian yang telah dilakukan Kegunaan peramalan terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan, apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Apabila ramalan yang disusun atau dibuat kurang baik, maka makin kurang baik keputusan yang diambil. Ketepatan suatu ramalan merupakan hal yang sangat penting. Walaupun demikian perlu disadari bahwa suatu ramalan adalah suatu perkiraan (estimasi), yang selalu mengandung unsur kesalahannya. Hal penting yang harus diperhatikan adalah usaha untuk memperkecil kemungkinan kesalahan tersebut. 6

2 Jenis-Jenis Peramalan Menurut Assauri (1984, p3), pada umumnya, peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunnya, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: a. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau judgement orang yang menyusunnya sangat menentukan baik-tidaknya hasil ramalan tersebut. b. Peramalan yang objektif, adalah peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metodemetode penganalisisan data tersebut. Di samping itu, jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: a. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga semester. b. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga semester. Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: a. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang

3 8 menyusunnya. Hal ini penting karena hasil peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, judgement atau pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. b. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai-nilai penyimpangan yang sekecil mungkin. Peramalan kualitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi sebagai berikut: 1) Adanya informasi tentang keadaan yang lain 2) Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data 3) Dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang Langkah-Langkah Peramalan Menurut Assauri (1984, p5) kualitas dan mutu dari hasil peramalan yang disusun, sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan penyusunannya. Pada dasarnya ada tiga langkah peramalan yang penting, yaitu: a. Menganalisis data yang lalu. Tahap ini berguna untuk mengetahui pola yang terjadi pada masa yang lalu. Analisis ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi data yang lalu. Dengan tabulasi data, maka dapat diketahui pola data tersebut.

4 9 b. Menentukan metode yang digunakan. Tiap-tiap metode akan memberikan hasil peramalan yang berbeda. Metode yang baik adalah metode yang menghasilkan nilai peramalan yang mendekati kenyataan. c. Memroyeksi data historis dengan menggunakan metode yang dipergunakan, serta mempertimbangkan adanya beberapa faktor perubahan Pengertian Metode Peramalan Menurut Assauri (1984, p7) metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa depan, berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Oleh karena metode peramalan didasarkan pada data yang relevan pada masa lalu, maka metode peramalan ini dipergunakan dalam peramalan yang bersifat objektif. Sebagaimana diketahui, metode merupakan cara berfikir yang sistematis dan pragmatis atas pemecahan suatu masalah. Dengan dasar ini, maka metode peramalan merupakan cara memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa depan secara sistematis dan pragmatis. Metode peramalan sangat berguna untuk memperkirakan secara sistematis dan pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa lalu, sehingga metode peramalan diharapkan dapat memberikan objektivitas yang lebih besar. Metode peramalan kuantitatif dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu: a. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, menurut deret waktu, yaitu:

5 10 1) Metode Smooting 2) Metode Box Jenkins. 3) Metode proyeksi trend dengan regresi. b. Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisis pola hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktu, yang disebut metode korelasi atau sebab-akibat, yaitu: 1) Metode regresi dan korelasi 2) Metode ekonometri 3) Metode Input-Output. Dalam penelitian ini, penulis melakukan peramalan dengan metode regresi dan korelasi, yaitu metode regresi stepwise untuk menentukan model terbaik terhadap biaya total pengiriman barang Model Transportasi Pada umumnya, masalah transportasi berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari beberapa sumber, dengan penawaran terbatas, menuju beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, pada biaya transpor minimum. Karena ada satu macam barang, suatu tempat tujuan dapat memenuhi permintaannya dari satu atau lebih sumber. Asumsi dasar model ini adalah bahwa biaya transpor pada suatu rute tertentu proporsional dengan banyaknya unit yang dikirimkan. Definisi unit yang dikirimkan sangat tergantung pada jenis produk yang diangkut, yang

6 11 penting, satuan penawaran dan permintaan akan barang yang diangkut harus konsisten. Sebuah model transportasi dapat dibayangkan seperti contoh berikut. Misalnya, suatu produk yang dihasilkan pada tiga pabrik (sumber) harus didistribusikan ke tiga gudang (tujuan). Setiap pabrik memiliki kapasitas produksi tertentu, dan setiap gudang memiliki jumlah permintaan tertentu terhadap produk itu. Dengan diketahuinya biaya transpor per unit dari masing-masing pabrik ke masing-masing gudang, masalahnya adalah menentukan jumlah barang yang harus dikirim dari masing-masing pabrik ke masing-masing gudang, dengan tujuan meminimumkan biaya transpor. Persyaratan (kendala) masalah ini adalah bahwa permintaan pada setiap gudang harus dipenuhi tanpa melebihi kapasitas produksi pada setiap pabrik. Masalah itu diilustrasikan sebagai suatu model jaringan transportasi umum, seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 (Mulyono, 2002, pp ). Sumber (Pabrik) Tujuan (Gudang) Cirebon Semarang Bandung Jakarta Cilacap Purwokerto Gambar 2.1 Model Jaringan Transportasi Umum

7 12 Dalam perkembangannya, model transportasi telah diterapkan pada pelbagai macam organisasi bisnis. Pemecahan kasus-kasus dengan model transportasi telah mengakibatkan penghematan biaya yang luar biasa. Tujuan dari model transportasi adalah merencanakan pengiriman dari sumber-sumber ke tujuan sedemikian rupa untuk meminimumkan total biaya transportasi, dengan kendala-kendala (Aminudin, 2005, p64): a. Setiap permintaan tujuan terpenuhi b. Sumber tidak mungkin mengirim komoditas lebih besar dari kapasitasnya Analisis Regresi Sederhana Persamaan matematika yang memungkinkan kita meramalkan variabelvariabel tak bebas dari nilai-nilai satu atau lebih variabel bebas disebut Persamaan Regresi (Hamang, 2005, p151). Tujuan utama analisis regresi adalah untuk mengestimasi / menduga nilai variabel random (variabel dependen / tak bebas) dengan syarat bahwa nilai variabel bebas (variabel independen) diketahui. Variabel dependen juga disebut sebagai variabel respons, sementara variabel independen juga sering disebut variabel prediktor. Persamaan regresi adalah rumus aljabar untuk mengetahui nilai taksiran variabel dependen (Kazmier, 2005, p109). Jenis data yang cocok untuk uji regresi linier, baik untuk variabel dependen maupun independen adalah data rasio. Namun dapat juga dalam data berbentuk kualitatif (kategori), tetapi harus dibantu dengan variabel boneka

8 13 (dummy). Persamaan regresi yang dihasilkan berupa taksiran (estimasi) dari hasil pengamatan. Oleh karena itu digunakan simbol Ŷ (Y dengan topi) yang menunjukkan hasil taksiran tersebut dan membedakannya dengan Y (Y tanpa topi) sebagai hasil pengamatan (Alhusin, 2001, p130). Adapun rumus Regresi Sederhana adalah: Y i = a + bx i (1) dimana: Y = variabel tak bebas (dependen) X = variabel bebas (independen) a = nilai konstanta b = koefisien regresi Harga a dapat dihitung dengan rumus: a = Y i ( X i 2 ) X i Y i n X i 2 ( X i ) 2 (2) Harga b dapat dihitung dengan rumus: b = n X i Y i X i X i Y i n X i 2 ( X i ) 2 (3) Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda adalah pengembangan analisis regresi sederhana terhadap aplikasi yang mencakup dua variabel independen (prediktor) atau lebih untuk menduga nilai variabel dependen (Kazmier, 2005, p118).

9 14 Secara umum, data hasil pengamatan Y bisa terjadi akibat variabel-variabel bebas X 1, X 2,..., X k. Akan ditentukan hubungan antara Y dan X 1, X 2,..., X k sehingga didapat regresi Y atas X 1, X 2,..., X k (Sudjana, 2005, p347). Adapun bentuk matematis analisis regresi linier berganda adalah: Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X β k X k + ε (4) Dengan β 0, β 1, β 2,, β k merupakan koefisien-koefisien yang harus ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan (koefisien regresi). Mudah dilihat bahwa regresi linier Ŷ = a + bx merupakan hal istimewa dari rumus (4) ini untuk β 2 = β 3 = = β k = 0. Koefisien-koefisien β 0, β 1, β 2,, β k ditentukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil seperti halnya menentukan koefisien-koefisien a dan b untuk regresi linier Ŷ = a + bx. Oleh karena rumus (4) berisikan (k + 1) buah koefisien, maka β 0, β 1, β 2,, β k didapat dengan jalan menyelesaikan sistem persamaan yang terdiri atas (k + 1) buah persamaan. Bila pengamatan mengenai Y, X 1, X 2,, X k dinyatakan masing-masing dengan Y i, X i1, X i2,, X ik dan galatnya ε i, maka persamaan (4) dapat dituliskan sebagai Y i = β 0 + β 1 X i1 + β 2 X i β k X ik + ε i, i = 1, 2,..., n (5) Dalam lambang matriks persamaan (5) menjadi Y 1 Y 2 Y n = 1 X 11 X 12 X 1k 1 X 21 X 22 X 2k 1 X n1 X n2 X nk β 0 β 1 β 2 β k + ε 1 ε 2 ε n Misalkan

10 15 Y = Y 1 Y 2 Y n, X = 1 X 11 X 12 X 1k 1 X 21 X 22 X 2k 1 X n1 X n2 X nk β = β 0 β 1 β 2, dan ε = ε 1 ε 2 ε n β k Maka persamaan (5) dapat disederhanakan penulisannya menjadi Y = X β + ε (6) Jadi persamaan (6) merupakan bentuk umum persamaan regresi dalam lambang matriks. Dalam bentuk umum ini Y merupakan vektor respons n x 1, X menyatakan matriks variabel bebas ukuran n x (k + 1), β vektor parameter ukuran (k + 1) x 1 dan ε vektor galat ukuran n x 1. Ada sebanyak k + 1 parameter yang harus ditaksir dari data, termasuk β 0. Misalkan penaksir dari β 0, β 1, β 2,..., β n dinyatakan dengan b 0, b 1, b 2,..., bn. Maka persamaan regresi linier ganda yang mengandung sejumlah k variabel bebas akan ditaksir dengan persamaan sebagai berikut Ŷ = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X b k X k + ε (7) Bila vektor Ŷ menyatakan taksiran dari Y, dan b taksiran dari β maka matriks taksiran kuadrat terkecil dari persamaan (7) dapat ditulis sebagai berikut (Sembiring, 1995, pp ) Ŷ = X b (8) Penaksir-penaksir kuadrat terkecil dari parameter-parameter yang tak diketahui diperoleh dengan meminimumkan jumlah kuadrat residu :

11 16 ε i 2 = (Y i b 0 b 1 X 1i b 2 X 2i b k X ki ) 2 (9) terhadap b j [j = 1, 2,..., (k+1)]. Kemudian turunan parsial ini disamakan dengan nol untuk mendapatkan persamaan-persamaan normal. 2 ε i b 0 2 ε i b 1 = -2 ( Y i b 0 b 1 X 1i b 2 X 2i b k X ki ) = 0 = -2 X 1i ( Y i b 0 b 1 X 1i b 2 X 2i b k X ki ) = 0... ε i 2 b k = -2 X ki ( Y i b 0 b 1 X 1i b 2 X 2i b k X ki ) = 0 Bentuk umum dari persamaan-persamaan di atas (kecuali yang pertama) adalah sebagai berikut (Sumodiningrat, 2003, p184) ε i 2 b j (j=1,2,,k) = -2 X ji ( Y i b 0 b 1 X 1i b k X ki ) = 0 (10) berikut : Dengan demikian, persamaan-persamaan normalnya adalah sebagai Y i = nb 0 + b 1 X 1i + b 2 X 2i b k X ki X 1i Y i = b 0 X 1i + b 1 X 2 1i + b 2 X 1i X 2i b k X 1i X ki X 2i Y i = b 0 X 2i + b 1 X 1i X 2i + b 2 X 2 2i b k X 2i X ki X ki Y i = b 0 X ki + b 1 X 1i X ki + b 2 X 2i X ki b k X 2 ki (11)

12 17 Bila syarat-syarat itu benar-benar dipenuhi maka persamaan-persamaan itu dapat diselesaikan, sehingga diperoleh hasil berupa penaksir-penaksir parameter koefisien regresi parsial (Soelistyo, 2001, p306). Jika ditulis dalam lambang matriks maka persamaan (11) bentuknya menjadi ( X X) b = X Y (12) bila X = X 11 X 12 X n1 X 12 X 22 X n2 X 1k X 2k X nk Y = (Y 1, Y 2,..., Y n ), dan b = (b 0, b 1, b 2,..., b k ) Bila X X tidak singulir, jadi ada balikannya (inversinya), maka persamaan normal (12) mempunyai jawab yang tunggal (Sembiring, 1995, p117) b = ( X X ) -1 X Y (13) Dalam prakteknya, regresi berganda justru lebih banyak digunakan, selain karena banyaknya variabel yang perlu dianalisis bersama juga karena banyaknya kasus regresi berganda lebih relevan digunakan. Dalam kasus regresi berganda jumlah variabel independen berkisar antara dua sampai empat variabel, walaupun secara teoritis biasa digunakan banyak variabel bebas, namun penggunaan lebih dari tujuh variabel independen dianggap akan tidak efektif (Rosalina, 2005, p77).

13 Koefisien Korelasi Berganda Koefisien korelasi ganda menunjukkan tingginya derajat asosiasi antara variabel-variabel bebas yang dipakai dengan variabel terikat. Tetapi dalam analisis regresi, koefisien korelasi ganda atau pangkat duanya, koefisien determinasi, lebih banyak digunakan untuk menguji seberapa jauh garis regresi penaksir sesuai dengan pengamatan yang diperoleh. Koefisien determinasi ditulis sebagai R 2 Y.X1X2...Xk. Secara umum rumus koefisien determinasi dapat ditulis : R 2 Y.X1X2...Xk = dengan b 1 x i1 y i + b 2 x i2 y i b k x ik y i y i 2 (14) x i y i = (X i X) (Y i Y) y 2 i = (Y i Y) 2 Jelaslah bahwa penambahan variabel-variabel bebas baru selalu akan menambah besarnya koefisien determinasi, walaupun hampir tidak pernah mencapai nilai satu. Tetapi rumus koefisien determinasi ini belum memperhitungkan besarnya derajat kebebasan yang hilang karena penambahan variabel-variabel bebas baru ke dalamnya. Untuk menyesuaikan besarnya koefisien determinasi dengan hilangnya derajat kebebasan, dipakailah rumus koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (adjusted) R adj, sebagai berikut : R adj 2 = 1 JKS / (n p) JKT / (n 1) (15)

14 19 Atau n 1 R adj 2 = 1 ( 1 R 2 ) n p (16) Bila n besar dan p sedikit, maka nilai R 2 dan R adj 2 tidak akan berbeda banyak. Tetapi apabila n kecil sedang p banyak, perbedaan nilai antara R 2 dan R adj 2 dapat berbeda banyak R adj 2, bahkan dapat < 0, dan harus ditafsirkan sebagai R 2 = 0. Hal itu dapat terjadi apabila variabel-variabel X yang ditambahkan ternyata tidak mampu memberikan tambahan penjelasan pada variasi variabel Y, padahal semakin banyak variabel X ditambahkan semakin banyak pula derajat kebebasan yang hilang. Perhatikan pada rumus R 2 adj di atas. Apabila tambahan variabel-variabel X tidak menambah penjelasan R 2 adalah konstan, padahal p bertambah besar sehingga R 2 adj pasti akan menurun. Dari rumus R 2 Y.X1X2...Xk di atas terlihat bahwa besarnya R 2 itu akan bergantung pada kemampuan masing-masing variabel bebas menjelaskan variasi variabel terikat. Karena itu besarnya kemampuan masing-masing variabel bebas untuk menjelaskan variasi variabel terikat juga dapat dicari dengan jalan mencari koefisien korelasi antara sebuah variabel bebas, misalnya saja X 1i, dengan variabel terikat Y i, dan membuat pengaruh variabel-variabel bebas yang lain tetap tidak berubah (konstan). Koefisien korelasi seperti itu disebut koefisien korelasi parsial. Rumus-rumus koefisien korelasi parsial untuk regresi dengan 3 variabel adalah sebagai berikut (Soelistyo, 2001, pp ):

15 20 Untuk korelasi antara X 1i dan Y i, X 2i dibuat konstan, yaitu r yx1i.x2i yang untuk selanjutnya ditulis r 12.3 : r yx1i.x2i = r 12 r 13 r 23 (1-r 2 13) (1-r 2 23) (17) (1 mengganti Y; 2 mengganti X 1i ; 3 mengganti X 2i ) Untuk korelasi antara X 2i dan Y i, X 1i dibuat konstan, yaitu r 13.2 : r 13.2 = r 13 r 12 r 32 (1-r 2 12) (1-r 2 32) (18) Untuk korelasi antara X 1i dan X 2i, Y i dibuat konstan, yaitu r 23.1 : r 23.1 = r 23 r 21 r 31 (1-r 2 21) (1-r 2 31) (19) Untuk dapat menghitung rumus itu perlu dicari dulu besarnya koefisien korelasi sederhana r 12, r 13, dan r 23 dengan rumus korelasi sederhana sebagai berikut : (Xi X) (Yi Y) i r xy = (20) 2 2 (Xi X). (Yi Y) i i Dari rumus-rumus koefisien parsial itu dapat pula diperoleh rumus koefisien determinasi sebagai berikut : R = r r 2 13 r 12 r 13 r 23 1 r 2 23 (21)

16 Analisis Regresi Dengan Variabel Boneka (Dummy) Pembahasan regresi tidak saja berlaku hanya untuk harga-harga variabel, baik respon maupun prediktor, berbentuk kuantitatif tetapi juga untuk variabel prediktor berbentuk kualitatif, khususnya kategori. Dengan menggunakan variabel boneka terhadap kategori, bersama-sama dengan variabel respon berbentuk kuantitatif, regresi variabel respon atas prediktor dapat dibahas dengan cara yang sudah dijelaskan. Dibatasi pada variabel prediktor terdiri atas dua kategori (misalnya: laki-laki atau perempuan, setuju atau tidak setuju) diberikan variabel boneka 0 untuk satu kategori dan variabel boneka 1 untuk kategori lainnya. Penentuan dan pembahasan regresi, seperti telah dikatakan, dilakukan dengan menggunakan aturan-aturan dan rumus-rumus yang sudah diberikan. Variabel bebas X tidak saja hanya harus kuantitatif akan tetapi juga bisa berbentuk kualitatif, atribut, ataupun kategori dan regresinya dapat ditentukan dengan bantuan variabel boneka. Cara ini dapat digunakan untuk mencari regresi linier ganda apabila beberapa atau semua variabel bebasnya berupa kualitatif, atribut, atau kategori. Seperti biasa, variabel boneka yang dipakai adalah 1 untuk pengamatan yang masuk satu kategori dan 0 untuk pengamatan yang masuk kategori lain (Sudjana, 2003, p98) Analisis Varians Dalam analisis regresi, deviasi-deviasi kuadrat dari rerata, telah diminimumkan dan hal itu telah dibuktikan bahwa :

17 22 n _ n _ n (Y i Y) 2 = (Ŷi Y) 2 + (Y i Ŷ i ) 2 i i i Total jumlah Jumlah deviasi kuadrat Jumlah kuadrat deviasi kuadrat = dari garis regresi + dari faktor residu Yaitu : y i 2 = ŷ i 2 + ε i 2 Variasi total = Variasi yang + Variasi yang tak dijelaskan dijelaskan Dengan kata lain, total variasi (total variations) dalam analisis regresi dipecah menjadi variasi yang bisa dijelaskan oleh variabel bebas (explained variations) dan variasi yang tidak bisa dijelaskan, diwakili variabel kesalahan, error term, (unexplained variations). Dalam prosedur analisis varian, total variasi dipecah menjadi variasi di antara (variation between) dan variasi di dalam (variation within). Ini berarti tipe tabel analisis varian untuk analisis regresi dapat disusun untuk uji signifikansi menyeluruh (overall significance) dari hasil-hasil regresi (Sumodiningrat, 2003, pp ). Tabel 2.1 Analisis Varians Sumber variasi Jumlah kuadrat Derajat bebas Rerata jumlah (JK) (dk) kuadrat (RK) Dijelaskan (JKR) ŷ i 2 Residu (JKS) ε i 2 Total (JKT) y i 2 p 1 ŷ i 2 / (p 1) n p ε i 2 / (n p) n 1 y i 2 / (n 1)

18 23 Tabel 2.1 ini adalah bentuk baku (standar) dari Tabel ANOVA (Analysis of Variance), yaitu dengan menyusun berbagai jumlah kuadrat disertai derajat bebas masing-masing. Dari hasil-hasil Tabel 2.1 diperoleh statistik F : RK dari JKR ŷ i 2 / (p 1) F = = RK dari JKS ε i 2 / (n p) (22) Analisis varians dapat digunakan untuk menguji perbedaan di antara sejumlah mean populasi. Hipotesis nolnya adalah bahwa sejumlah mean populasi tersebut sama. Prosedur sampling yang digunakan adalah dengan mengumpulkan beberapa sampel random yang independen, satu untuk setiap kategori data (tingkat perlakuan). Asumsi yang mendasari penggunaan analisis varians adalah bahwa beberapa mean sampel diperoleh dari populasi dengan distribusi normal yang mempunyai varians s 2 yang sama. Namun, prosedur tes menemukan bahwa pelanggaran asumsi normalitas ini tidak begitu berpengaruh jika populasinya unimodal dan ukuran sampelnya kira-kira sama. Karena hipotesis nol menyatakan bahwa mean populasi sama, asumsi varians yang sama (homogenitas varians) juga mengimplikasikan untuk tujuan praktis bahwa uji tersebut berhubungan dengan hipotesis bahwa mean berasal dari populasi yang sama. Hal ini disebabkan populasi manapun yang terdistribusi secara normal diukur menurut mean varians (atau deviasi standar)-nya sebagai dua parameter. Semua prosedur perhitungan yang dibahas dalam bab ini adalah untuk model efek tetap dan bukan model efek random (Kazmier, 2005, pp99-100).

19 Metode Pemilihan Terbaik Metode Seleksi Maju (Forward) Menurut metode ini variabel bebas dimasukan satu demi satu menurut urutan besar pengaruhnya terhadap model dan berhenti bila semua yang memenuhi syarat telah masuk. Dimulai dengan memeriksa matriks korelasi dan kemudian mengambil variabel bebas yang menghasilkan r 2 xiy maksimum, i = 1, 2,..., k. Perhatikan bahwa apakah korelasi positif atau negatif tidak dipersoalkan karena yang kita perhatikan hanyalah eratnya hubungan antara suatu variabel bebas dengan Y sedangkan arah hubungan tidak menjadi soal. (Tentunya dapat juga dipandang r xiy dan hasilnya tidak akan berbeda). Misalkan X 1 yang memberikan korelasi yang tertinggi dengan Y. Masukkan X 1 ke dalam model, dengan kata lain, hitung Ŷ = b 0 + b 1 X 1 dan uji apakah β 1 = 0 dengan menggunakan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila hipotesis β 1 = 0 tidak ditolak maka selesai sudah pekerjaan, semua yang tersedia sama sekali tidak berguna untuk menerangkan variasi dalam Y. Misalkanlah hipotesis β 1 = 0 ditolak, jadi X 1 mempunyai pengaruh yang berarti terhadap Y. Tahap berikutnya adalah memilih dari variabel bebas yang tertinggal yang paling besar pengaruhnya terhadap Y sesudah pengaruh X 1 diperhitungkan atau dikontrol. Ini dapat dikerjakan dengan memeriksa r 2 yxi.x1, untuk i 1, yaitu kuadrat korelasi parsial Y dengan X i dikontrol terhadap X 1 dan kemudian ambil X i yang memberikan korelasi parsial yang maksimum. Misalkan variabel tersebut X 2, lalu masukkan X 2 ke dalam model sehingga diperoleh Ŷ = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2. Pengaruh X 2 kemudian diuji apakah berarti atau tidak. Tahap

20 25 kedua ini, pada prakteknya, sama saja dengan memeriksa tambahan jumlah kuadrat regresi yang diakibatkan oleh pemasukan suatu peubah bebas setelah X 1 berada dalam model. Untuk pemisalan di atas, ini berarti bahwa X 2 memberikan F = JKR (X 2 X 1 ) JKS (X 1, X 2 ) (23) yang paling besar. Bila nilai F ini lebih kecil dari yang ditetapkan untuk pemasukan variabel bebas ke dalam model maka X 2 tidak jadi masuk. Sebaliknya, yaitu bila hipotesis β 2 = 0 ditolak, maka pemilihan calon berikutnya untuk dimasukkan ke dalam model dilanjutkan, seperti proses pada tahap 2. Sekarang yang diperiksa ialah korelasi parsial r 2 yxi.x1x2, i 1, 2, atau periksa tambahan jumlah kuadrat regresi akibat setiap variabel bebas setelah X 1 dan X 2 berada dalam model. Uji dengan uji-f apakah tambahan tersebut cukup berarti atau tidak, dst. Seleksi maju ini merupakan metode yang paling sederhana dan sewaktu komputer belum banyak berperan merupakan metode yang amat populer. Salah satu keuntungannya ialah kita dapat melihat proses pembentukan model itu tahap demi tahap dimulai dari yang pertama sekali (Sembiring, 1995, p190) Metode Penyisihan (Backward) Berlawanan dengan metode seleksi maju, pada metode penyisihan (eliminasi mundur) kita mulai dengan memasukkan seluruh variabel bebas ke dalam model kemudian sisihkan satu demi satu sampai semua yang tidak memenuhi patokan keluar dari model.

21 26 Pada tahap pertama semua variabel bebas dimasukkan ke dalam model. Uji seluruh koefisien regresi HN : β 1 = β 2 =... = β k = 0. Bila hipotesis tidak ditolak, berarti semua variabel bebas tidak berpengaruh terhadap respons, pekerjaan selesai. Misalkan hipotesis tadi ditolak. Seperti pada seleksi maju, di sini juga digunakan uji-f, hanya saja namanya sekarang disebut F keluar. Pada tahap kedua, pandang tiap variabel bebas seolah-olah sebagai yang paling akhir masuk ke dalam model; ambil yang paling kecil pengaruhnya (paling kecil tambahan R 2 atau korelasi parsialnya paling kecil). Uji apakah pengaruh variabel tersebut berarti atau tidak. Jika berarti, pekerjaan selesai, semua variabel bebas berada dalam model. Bila tidak berarti maka keluarkan variabel tersebut. Tahap ketiga dan selanjutnya mengulangi proses pada tahap kedua. Pandang lagi dari setiap variabel yang tinggal seolah-olah yang terakhir masuk ke dalam model. Ambil lagi yang terkecil pengaruhnya, uji seperti sediakala. Jika berarti, selesai pekerjaan, dan bila tidak berarti keluarkan variabel tersebut, dst. Kelebihan metode ini dengan yang sebelumnya ialah bahwa kita berkesempatan melihat seluruh variabel bebas dalam model secara lengkap (Sembiring, 1995, pp ) Metode Bertahap (Stepwise) Metode ini merupakan gabungan dari metode seleksi maju (forward) dan metode penyisihan (backward) yang diterapkan secara bergantian. Pada tahap pertama, gunakan seleksi maju dan misalkan variabel bebas yang pertama

22 27 masuk ke dalam model adalah X 1 (misalkan β 1 0), diikuti kemudian oleh X 2, misalkan setelah diuji, β 2 0 setelah X 1 masuk terlebih dahulu. Pada tahap ini dengan menggunakan metode penyisihan, ingin dipertanyakan apakah kalau tadinya X 2 masuk terlebih dahulu pengaruh X 1 masih berarti. Jadi pada metode ini, pada tiap tahap, selalu dipertanyakan apakah suatu variabel yang telah masuk ke dalam model masih perlu dipertahankan atau sebaiknya ke luar. Jika sekiranya pengaruh X 1, setelah X 2 masuk, tidak berarti maka X 1 dikeluarkan oleh model, dan bila sebaliknya maka X 1 boleh tinggal dalam model sampai pengujian tahap berikutnya. Tahap selanjutnya, menyeleksi variabel berikutnya yang akan dimasukkan ke dalam model; misalkanlah X 3 dan misalkan pula pengaruhnya berarti. Kembali gunakan metode penyisihan untuk menguji apakah X 1 dan X 2 masih tetap tinggal atau harus ke luar dari model Begitu selanjutnya secara bergantian kedua metode digunakan sampai selesai (Sembiring, 1995, pp ). 2.3 Kriteria Statistik Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) Untuk memperoleh model regresi yang terbaik, dalam arti secara statistik adalah BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), maka model regresi yang diajukan harus memenuhi kriteria sebagai berikut (Sulaiman, 2004, pp86-87):

23 28 a. Uji R 2 (Koefisien Determinasi) Nilai R 2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 R 2 1). Semakin besar R 2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel dependen. Untuk memperoleh R 2 dipakai rumus berikut: ( Ŷ ) 2 Jumlah kuadrat regresi R 2 = = ( Y ) 2 Jumlah kuadrat total (24) dengan: Y = nilai pengamatan Ŷ = nilai Y yang ditaksir dengan model regresi = nilai rata-rata pengamatan b. Uji F Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Untuk memperoleh nilai F hitung dipakai rumus berikut: ( Ŷ - ) 2 / ( p -1 ) Rata-rata kuadrat regresi F hitung = = ( Y - Ŷ ) 2 / ( n p ) Rata-rata kuadrat residual (25) dengan: Y = nilai pengamatan Ŷ = nilai Y yang ditaksir dengan model regresi

24 29 = nilai rata-rata pengamatan n = jumlah pengamatan/sampel p = jumlah parameter dalam model c. Uji t Nilai b yang diperoleh dalam regresi linier merupakan hasil yang diperoleh dari suatu prosedur sampling. Oleh karena itu nilai b bukanlah merupakan parameter yang riil (β), tetapi merupakan parameter yang diestimasi. Oleh karena itu perlu diuji apakah nilai b tersebut mendekati nilai parameter β sehingga dapat dianggap sama. Uji t didasarkan atas nilai student-t distribution, yang menunjukkan seluruh nilai-nilai yang mungkin, jika b diambil sebagai hasil dari sampling. Varians dari b menggambarkan besarnya dispersi dari nilai sebenarnya secara teoritis. Hasil bagi dari akar varians dengan degrees of freedom (dalam regresi linier berganda adalah n p), disebut standart error of estimate. Standard error ini menunjukkan suatu distribusi sampling. Untuk uji ini perlu dicari standard error dari koefisien b. Standard error dari koefisien b diperoleh menggunakan rumus: s s b u = s u ( X X) i ( Y Ŷ) 2 2 i ε i = = n 2 n 2 2 (26) (27) dimana s u : standard deviasi dari regresi (standart error of estimate)

25 30 s b : standard error dari koefisien b Setelah didapat nilai standard error koefisien b, dihitung nilai uji t untuk tiap koefisien. Untuk memperoleh nilai t hitung dipakai rumus berikut: t hitung = dengan: b i ( β i ) se ( b i ) (28) b i = koefisien variabel ke-i β i = parameter ke-i yang dihipotesiskan se (b i ) = simpangan baku dari b i Setelah diperoleh nilai t hitung, maka dilakukan pembandingan antara nilai t hitung yang didapat dengan nilai t tabel pada tabel nilai kritik sebaran t dengan tingkat keyakinan atau tingkat kepercayaan tertentu (umumnya 90%, 95%, dan 99%). Bila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien regresi b secara statistik adalah berbeda nyata (significant) dari 0 (nol). Sebaliknya bila nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien regresi b secara statistik tidak menunjukkan perbedaan nyata (significant) dari 0 (nol) Pengujian Model Setelah model diperoleh, maka harus menguji model tersebut sudah termasuk BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) atau tidak. Suatu model

26 31 dikatakan BLUE bila memenuhi persyaratan sebagai berikut (Sulaiman, 2004, pp87-89) : a. Linieritas Untuk menguji linieritas hubungan dua variabel maka harus membuat diagram pencar (scatter plot) antara dua variabel tersebut. Dari sini bisa terlihat apakah titik-titik data membentuk pola linier atau tidak. b. Homoskedasitas dan Heteroskedasitas Keadaan heteroskedasitas adalah lawan dari homoskedasitas (kesamaan varians). Dalam uji heteroskedasitas, pengujian yang dilakukan adalah dengan uji Park. Park menyarankan penggunaan e 2 i sebagai pendekatan σ 2 i dan melakukan regresi sebagai berikut: Ln e i 2 = ln σ 2 + β ln X i + v i = α + β ln X i + v i (29) dengan: v i = unsur gangguan (disturbance) yang stokastik Jika β ternyata signifikan secara statistik, maka dikatakan bahwa dalam data tersebut terjadi heteroskedasitas; dan apabila tidak signifikan, maka dikatakan data tersebut terjadi homoskedasitas. c. Nonautokorelasi dan autokorelasi Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) yang dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat nilainilai taksiran faktor-faktor gangguan yang berurutan dengan ketentuan sebagai berikut:

27 32 1) 1,65 < DW < 2,35 tidak ada autokorelasi 2) 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 tidak dapat disimpulkan 3) DW < 1,21 atau DW > 2,79 terjadi autokorelasi d. Nonmultikolinieritas dan multikolinieritas Multikolinieritas berarti ada hubungan linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Adapun cara pendeteksiannya adalah jika multikolinieritas tinggi, seseorang mungkin memperoleh R 2 yang tinggi tetapi tidak satu pun atau sangat sedikit koefisien yang ditaksir yang signifikan / penting secara statistik. e. Normalitas Salah satu cara mengecek normalitas adalah dengan plot Probabilitas Normal. Melalui plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan dari distribusi normal, dan apabila titik-titik (data) terkumpul di sekitar garis lurus. 2.4 Rekayasa Perangkat Lunak Pengertian Perangkat Lunak Menurut Pressman (1992, p45), pengertian perangkat lunak adalah: a. Instruksi pada komputer yang bila dijalankan akan memberikan fungsi dan hasil yang diinginkan. b. Dokumen yang menjelaskan operasi dan penggunaan program. c. Struktur data yang menjadikan program dapat memanipulasi suatu informasi.

28 33 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rekayasa perangkat lunak adalah instruksi, dokumentasi, dan struktur data yang menyediakan metode logika dan prosedur yang diinginkan Model Waterfall Model Waterfall merupakan model proses yang digunakan penulis dalam penelitian. Model ini merupakan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan. Urutan kerjanya disajikan dalam gambar di bawah ini: ANALISIS DESAIN CODING DAN DEVELOPMENT IMPLEMENTASI / TESTING MAINTENANCE Gambar 2.2 Model Waterfall Penjelasan tahapan dalam model Waterfall adalah sebagai berikut:

29 34 a. Analisis Kebutuhan Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui kebutuhan piranti lunak, sumber informasi piranti lunak, fungsi-fungsi yang dibutuhkan, kemampuan piranti lunak dan antarmuka piranti lunak tersebut. b. Desain Proses desain merupakan representasi kebutuhan ke bentuk perangkat lunak yang dapat dinilai kualitasnya sebelum dilakukan pengkodean. Tahap ini meliputi perancangan struktur data, perancangan arsitektur piranti lunak, perancangan rincian prosedur dan perancangan user interface. c. Pengkodean Desain harus dapat diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa pemrograman yang bisa dibaca. d. Implementasi dan Pengujian Setelah program aplikasi selesai dikode, program akan diujicobakan dan juga dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan secara menyeluruh hingga semua perintah dan fungsi telah diuji sampai output yang dihasilkan oleh program sesuai dengan yang diharapkan. e. Pemeliharaan Pemeliharaan perangkat lunak dilakukan karena sering terjadinya perubahan atau peningkatan fungsi piranti lunak. Hal ini sesuai

30 35 permintaan pemakai, maka pirati lunak yang telah selesai dibuat perlu dipelihara agar dapat mengantisipasi permintaan pemakai terhadap fungsi-fungsi baru. Bila terjadi perubahan berarti membalikan tahapan ke tahapan yang lebih awal. 2.5 Interaksi Manusia dan Komputer Saat ini sistem atau program yang interaktif lebih populer dan digemari, karena itu penggunaan komputer telah berkembang pesat sebagai suatu program yang interaktif yang membuat orang tertarik untuk menggunakannya. Program yang interaktif ini perlu dirancang dengan baik sehingga pengguna dapat merasa senang dan juga dapat ikut berinteraksi dengan baik dalam menggunakannya. Suatu program yang interaktif dan baik harus bersifat user friendly. Shneiderman (1998, p15) menjelaskan lima kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu program yang user friendly, yaitu: a. Waktu belajar yang tidak lama. b. Kecepatan penyajian informasi yang tepat. c. Tingkat kesalahan pemakaian rendah. d. Penghafalan sesudah melampaui jangka waktu. e. Kepuasan pribadi. Suatu program yang interaktif dapat dengan mudah dibuat dan dirancang dengan suatu perangkat bantu pengembang sistem antarmuka seperti Visual Basic, Borland Delphi, dan sebagainya. Menurut Sentosa (1997, p7), keuntungan penggunaan perangkat bantu untuk mengembangkan antarmuka adalah:

31 36 a. Antarmuka yang dihasilkan menjadi lebih baik. b. Program antarmukanya menjadi mudah ditulis dan lebih ekonomis untuk dipelihara. 2.6 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan yang sudah ada antara lain: a. Judul : Perancangan program aplikasi peramalan biaya pemasaran dengan model regresi Ridge (Studi Kasus: PD. Daichi Mas). Nama : Chandra Suyanto ( ) Tahun : 2005 Pada penelitian ini, program lebih ditujukan untuk mengestimasi persamaan yang tepat untuk memrediksi seberapa besar biaya pemasaran produk. Hasil yang diperoleh dari perancangan ini adalah prediksi biaya pemasaran produk dengan model regresi Ridge. Sedangkan untuk penelitian kali ini, penulis akan merancang program aplikasi penentuan model regresi terbaik terhadap biaya pengiriman barang dengan metode stepwise. b. Judul : Perancangan Program Aplikasi Penentuan Harga Tiket Pesawat Berdasarkan Jarak Pesan dan Keramaian Menggunakan Metode Regresi Linier Berganda. Nama : Edo Ragadna P. Saragih ( ) Tahun : 2006 Pada penelitian ini, program lebih ditujukan untuk mengestimasi persamaan yang tepat untuk menetapkan harga tiket pesawat yang optimal

32 37 dengan metode regresi linier berganda menggunakan satu variabel kuantitatif dan satu variabel kualitatif dengan dua kategori. Sedangkan untuk penelitian kali ini, penulis akan merancang program aplikasi penentuan model regresi terbaik terhadap biaya pengiriman barang dengan metode stepwise menggunakan tujuh variabel bebas yang diantaranya ada satu variabel kualitatif. 2.7 Hipotesis Penelitian Menurut Wahid Sulaiman (2004, p81), untuk menguji ada tidaknya hubungan linier antara variabel independen terhadap variabel dependen, perlu dirumuskan terlebih dahulu. Sebab hal ini merupakan bagian terpenting dalam analisis regresi. Adapun hipotesisnya sebagai berikut: H 0 : b i = 0 (tidak ada hubungan linier antara variabel independen dan variabel dependen). a. H 1 : b i 0 (ada hubungan linier antara variabel independen dan variabel dependen). b. H 1 : b i > 0 (ada hubungan linier antara variabel independen dan variabel dependen secara positif). c. H 1 : b i < 0 (ada hubungan linier antara variabel independen dan variabel dependen secara negatif). Uji ini dikaitkan dengan uji nyata dari garis regresi yang diperoleh dari prediksi nilai pengamatan variabel dependen. Selain uji tersebut, masih perlu menguji nilai koefisien dari nilai b hasil prediksi nilai β yang diperoleh dari sampel.

33 38 Adapun hipotesisnya adalah: H 0 : b = β (koefisien regresi tidak signifikan) H 1 : b β (koefisien regresi signifikan)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Kegunaan peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Statistika Statistik adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang pengumpulan, pengolahan, penganalisisa, penafsiran, dan penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan

BAB II LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan bentuk jamak dari datum. Data merupakan sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis, dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Persamaan Regresi Linear Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Analisis regresi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. September). Data yang dikumpulkan berupa data jasa pelayanan pelabuhan, yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data sekunder dengan jenis data bulanan mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 (bulan September).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) sehubungan dengan penelitiannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Konsep Dasar Statistika Statistik merupakan cara cara tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisa dan memberi interpretasi terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang berarti

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih variabel adalah analisa regresi linier. Regresi

Lebih terperinci

SESI 13 STATISTIK BISNIS

SESI 13 STATISTIK BISNIS Modul ke: SESI 13 STATISTIK BISNIS Sesi 13 ini bertujuan agar Mahasiswa dapat mengetahui teori Analisis Regresi dan Korelasi Linier yang berguna sebagai alat analisis data Ekonomi dan Bisnis. Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini dilakukan berdasarkan data series bulan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS), diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI 7 BAB ΙΙ LANDASAN TEORI Berubahnya nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, bisa saja berubahnya nilai suatu variabel disebabkan oleh adanya perubahan nilai pada variabel lain yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini telah menimbulkan persaingan yang ketat antara

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian dewasa ini telah menimbulkan persaingan yang ketat antara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian dewasa ini telah menimbulkan persaingan yang ketat antara setiap perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjangan waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi.

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi. BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian tentang ada tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Dan ada tidaknya pengaruh

Lebih terperinci

Regresi Linier Sederhana dan Korelasi. Pertemuan ke 4

Regresi Linier Sederhana dan Korelasi. Pertemuan ke 4 Regresi Linier Sederhana dan Korelasi Pertemuan ke 4 Pengertian Regresi merupakan teknik statistika yang digunakan untuk mempelajari hubungan fungsional dari satu atau beberapa variabel bebas (variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang terkenal Galton menemukan bahwa meskipun terdapat tendensi atau kecenderungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Runtun Waktu Data runtun waktu (time series) merupakan data yang dikumpulkan, dicatat, atau diobservasi sepanjang waktu secara berurutan. Periode waktu dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. 10 BAB II METODE ANALISIS DATA 2.1 Pengertian Regresi Berganda Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Di dalam penelitian ilmiah diperlukan adanya objek dan metode penelitian Menurut Winarno Surakhmad dalam Suharsimi Arikunto (1997:8) metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 73 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah menganalisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi pendapatan Indonesia yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian merupakan sesuatu target atau sasaran untuk

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian merupakan sesuatu target atau sasaran untuk BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian merupakan sesuatu target atau sasaran untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap jumlah wisatawan dan implikasinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data 40 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data time series tahunan 2002-2012. Data sekunder tersebut bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung. Adapun data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1Uji Sampel Sebagai ketentuan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan data adalah harus diketahui ukuran sampel yang memenuhi untuk di analisa. Untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Menurut Jogiyanto (2007:61) mengemukakan bahwa, obyek penelitian adalah sebagai berikut: suatu entitas yang akan diteliti. Obyek dapat berupa perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus dilakukan dalam penelitian, metode penelitian memberikan pedoman mengenai langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat tahun 2007 sampai dengan 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Dan Data Penelitian Pengambilan data dilakukan di Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan melalui internet. Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berkaitan dengan data yang waktu dikumpulkannya bukan (tidak harus) untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel dapat disebabkan karena adanya perubahan pada variabel - variabel lain yang mempengaruhinya. Misalnya pada kinerja

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan

METODE PENELITIAN. wilayah Kecamatan Karawang Timur dijadikan sebagai kawasan pemukiman dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Lokasi dan waktu penelitian Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di Jalan Pembangunan Gg. Samoa No. 12 Rumbai - Pekanbaru. Penelitian ini di

Lebih terperinci

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait. IV. METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan data sekunder untuk keperluan penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan juli hingga bulan agustus 2011 selama dua bulan. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi perumusan masalah, perancangan tujuan penelitian, pengumpulan data dari berbagai instansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan BAB II LANDASAN TEORI 21 Konsep Dasar Analisis Regresi Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), periode tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Metode penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang berbentuk time series selama periode waktu 2005-2015 di Sumatera Barat yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan bebasnya mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Retribusi Daearah dari tahun 2011 sampai variable (independent variable) tehadap variabel terikat (dependent BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wiayah pemerintah daerah Kota Tangerang pada unit Dinas Pengeloaan Keuangan Daerah (DPKD) Kota Tangerang.

Lebih terperinci

Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Berganda Contoh Menguji hubungan linier antara variabel dependen (y) dan atau lebih variabel independen (x n ) Hubungan antara suhu warehouse dan viskositas cat dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan, dan hal tersebut biasanya diselidiki sifat hubungannya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Peneliti memperoleh data penelitian ini yang terdapat pada sumber data historis berupa laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dengan benar serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi dan Korelasi 2.1.1 Analisis Korelasi Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat hubungan Y dan X dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

STK 511 Analisis statistika. Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi

STK 511 Analisis statistika. Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi STK 511 Analisis statistika Materi 7 Analisis Korelasi dan Regresi 1 Pendahuluan Kita umumnya ingin mengetahui hubungan antar peubah Analisis Korelasi digunakan untuk melihat keeratan hubungan linier antar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel 43 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu metode penelitian yang menekankan kepada usaha untuk memperoleh informasi mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengungkapkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran pada industri pengolahan tahu di Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi,

BAB II LANDASAN TEORI. metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi robust, koefisien determinasi, BAB II LANDASAN TEORI Beberapa teori yang diperlukan untuk mendukung pembahasan diantaranya adalah regresi linear berganda, pengujian asumsi analisis regresi, metode kuadrat terkecil (MKT), outlier, regresi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif Variabel dan Definisi Operasional Variabel 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara atau taktik sebagai langkah yang harus ditempuh oleh peneliti dalam memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data tenaga kerja, PDRB riil, inflasi, dan investasi secara berkala yang ada di kota Cimahi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen yang di teliti kemudian dianalisis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Laba merupakan tolok ukur paling sederhana untuk menentukan kesuksesan kinerja suatu usaha. Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba dipengaruhi

Lebih terperinci

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA

Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Pertemuan 4-5 ANALISIS REGRESI SEDERHANA Metode Kuadrat Terkecil (OLS) Persoalan penting dalam membuat garis regresi sampel adalah bagaimana kita bisa mendapatkan garis regresi yang baik yaitu sedekat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan BUMD Dan Pendapatan Lain Daerah Terhadap Pertumbuhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu (time-series data) bulanan dari periode 2004:01 2011:12 yang diperoleh dari PT.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fugsional antara variabel-variabel. Analisis regresi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengujian hipotesis. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Gallon, istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dalam penelitian, metode penelitian memberikan pedoman mengenai. Sugiyono (2010:6) menyatakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dalam penelitian, metode penelitian memberikan pedoman mengenai. Sugiyono (2010:6) menyatakan bahwa: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian berkaitan dengan prosedur dan teknik yang harus dilakukan dalam penelitian, metode penelitian memberikan pedoman mengenai langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anak.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014, yaitu dengan mengambil data di perusahaan manufaktur dengan objek penelitian kebijakan hutang, pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Indeks Pembangunan Manusia Pembangunan manusia merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas penduduk, hal ini dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kapasitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif. Definisi dari penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk mendapatkan data sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian dapat juga disebut sebagai variabel penelitian yang merupakan inti masalah penelitian. Sedangkan subyek penelitian seperti benda,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mengenai pengertian objek penelitian

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mengenai pengertian objek penelitian BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mengenai pengertian objek penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat di gunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang

Lebih terperinci