BAB IV RUMAH KABEL Kapasitas RK ditentukan oleh jumlah pasangan Kabel Primer dan Sekunder maksimum yang dapat diterminasikan di RK tersebut.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV RUMAH KABEL Kapasitas RK ditentukan oleh jumlah pasangan Kabel Primer dan Sekunder maksimum yang dapat diterminasikan di RK tersebut."

Transkripsi

1 BAB IV 1. TUJUAN Pedoman ini menguraikan cara Pemasangan dan Penempatan Rumah Kabel beserta Instalasi Blok Terminalnya pada Kabel Tanah Tanam Langsung dan Kabel Duct, dengan tujuan supaya pelaksanaan pekerjaan menjadi Bersih Indah dan Rapih (BIR). Selain dari itu Pedoman ini dimaksudkan untuk menyeragamkan/standarisasi cara Pemasangan dan Penempatan Rumah Kabel dan Instalasi Blok Terminal. 2. PENGGUNAAN Pedoman ini disusun untuk dipakai sebagai petunjuk dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan dan penempatan Rumah Kabel beserta Instalasi Blok Terminalnya pada jaringan Kabel Tanah Tanam Langsung dan Kabel Duct, baik yang dikerjakan oleh Petugas / Karyawan PT. TELKOM maupun oleh Mitra PT. TELKOM. 3. DEFINISI 3.1. Rumah Kabel (RK) adalah bagian yang penting dari struktur jaringan kabel yang berfungsi sebagai : a. Titik terminal akhir dari jaringan Kabel Primer. b. Titik terminal awal dari jaringan Kabel Sekunder. c. Titik sambung peralihan yang fleksible antara jaringan Kabel Primer dan jaringan Kabel Sekunder Kapasitas RK ditentukan oleh jumlah pasangan Kabel Primer dan Sekunder maksimum yang dapat diterminasikan di RK tersebut Blok Terminal a. Blok Terminal RK, adalah perlengkapan RK dimana Kabel Primer dan Kabel Sekunder diterminasikan. b. Pada sebuah Blok Terminal hanya boleh diterminasikan Kabel Primer atau Kabel Sekunder saja. c. Kawat yang menghubungkan antara blok-blok terminal di mana kabel Primer dan Sekunder diterminasikan disebut Jumper Wire. 4. BENTUK UMUM DAN BLOK TERMINAL 4.1. Bentuk Umum Rumah Kabel

2 a. Bentuk umum Rumah Kabel yang dipakai selama ini mengacu kepada Spesifikasi TELKOM No. STEL-L-005/ R 1 A b. Ada beberapa kapasitas RK, sebagai berikut : 1) RK kapasitas 800 pasang/ pair dengan satu pintu seperti pada Gambar 4-01 dibawah ini. Gambar 4-01 Rumah Kabel Kap. 800 pair Satu Pintu Depan

3 2) RK kapasitas 1600 pasang/ pair dengan 2 pintu depan (model lama/ gambar 4-02) UKURAN DALAM : MM Gambar 4-02 Rumah Kabel KAP pair Dua Pintu Depan (Model Lama) 3) RK kapasitas 2400 pasang/ pair dengan 2 pintu depan dan belakang (gambar 4-03)

4 Gambar 4-03 Rumah Kabel KAP 2400 pair Dua Pintu, satu Depan dan satu Belakang 4) RK kapasitas > 2400 pasang / pair dengan 2 pintu depan dan 2 pintu belakang (belum ada STEL) seperti Gambar 4-04 berikut ini

5 Gambar 4-04 Contoh RK Kap sampai dengan pair, Dua Pintu Depan dan Dua Pintu Belakang c. Rumah Kabel dibuat dari bahan isolasi tahan panas yang diperkuat dengan fiber glass warna abu-abu/krem dan harus memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut : 1) Mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap korosi

6 2) Mempunyai daya isolasi yang baik terhadap panas 3) Mempunyai bobot yang relatif ringan. 4) Kedap terhadap air hujan. 5) Mempunyai ventilasi yang cukup, sehingga dapat mencegah terjadinya penggembunan (kondensasi) di dalam RK. d. Pondasi Rumah Kabel terbuat dari beton cor dengan perbandingan semen, pasir, batu pecahan (1:2:3) dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran Rumah Kabel. Pembuatan pondasi selain dilakukan pada waktu yang bersamaan dengan RK, dapat juga dibuat lebih dahulu (precast). Contoh bentuk pondasi berikut ukurannya dapat dilihat pada Gambar 4-05 dan 4-06 dibawah ini. Pandangan Depan Pandangan Samping UKUR AN DALAM : MM Gambar 4-05 Pondasi Rumah Kabel Kapasitas 800 pair

7 Pandangan Depan Pandangan Samping UKURAN DALAM : mm Gambar 4-06 Pondasi Rumah Kabel Kapasitas pair 4.2. Bentuk Umum Blok Terminal Bentuk umum Blok Terminal dapat dilihat pada Gambar 4-07 dan 4-08 dibawah ini. a. Bahan Isolasi Blok Terminal dibuat dari polyster resin yang diperkuat dengan fibre glass. b. Type terminal yang digunakan adalah tekan sisip dengan/ tanpa dilengkapi arrestor

8 Gambar 4-07 Blok Terminal Tekan Sisip dengan/tanpa arrester Gambar 4-08 Blok Terminal Tekan Sisip dengan kelengkapannya (arrester, insertion tool,dll) 5. PENEMPATAN

9 Penempatan Rumah Kabel pada lokasi yang telah ditentukan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 5.1. Pada Trotoar a. Letak RK tidak boleh menghalangi dan membahayakan lalu lintas. b. Hindari penempatan RK pada tempat yang menurut perkiraan mudah terganggu oleh lalu-lintas. c. Penempatan RK harus serasi dengan lingkungan sekitarnya, jangan sampai merusak pemandangan yang ada. d. Apabila lokasi RK dekat dengan tikungan tajam, maka letak RK paling sedikit harus 5 m dari ujung tikungan. Apabila belokan yang dimaksud merupakan lingkaran, maka ketentuan tersebut tidak berlaku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4-09 berikut ini. Gambar 4-09 Penempatan Rumah Kabel di sudut jalan

10 Gambar 4-10 Penempatan Rumah Kabel di sudut jalan e. Penempatan RK harus sepengetahuan PEMDA setempat Pada Persilangan Jalan a. Penempatan RK jangan terlalu dekat dengan sudut jalan, terutama apabila RK yang di maksud terletak di sisi kiri

11 b. Bila perlu dapat dipasang patok pengaman 4 atau lebih buah untuk menghindari kemungkinan RK terlanggar langsung oleh kendaraan seperti pada Gambar 4-11 berikut ini. c. Penempatan RK harus sepengetahuan PEMDA setempat. Gambar 4-11 Penggunaan Patok Pengaman pada Rumah Kabel 5.3. Pada Halaman Rumah Penduduk Apabila penempatan RK harus berada di halaman rumah penduduk, maka sebelumnya harus mendapat ijin dari pemiliknya. Kedudukan RK harus bebas dari kemungkinan perbaikan pagar dan perluasan bangunan Pada Daerah Rawan Vandalisme Apabila penempatan RK berada didaerah rawan vandalisme, dapat dipasang pagar pengaman Pada Gedung Bertingkat

12 Untuk gedung bertingkat ( Highrised Building ) yang membutuhkan fasilitas telekomunikasi dengan kapasitas 200 SST atau lebih dapat dipasang RK tersendiri. Penempatan Blok Terminal pada RK harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : a. Blok Terminal Kabel Primer ditempatkan di bagian tengah. Blok Terminal Kabel Sekunder ditempatkan di bagian kiri dan kanan Blok Terminal Kabel Primer, ( Sekunder Primer Primer Sekunder ), Untuk jelasnya dapat dililihat pada Gambar 4-12 berikut ini. Gambar 4-12 Penempatan Blok Terminal Rumah Kabel cara SPPS b. Blok Terminal Kabel Primer ditempatkan di sebelah kiri terminal Sekunder, ( Primer Sekunder Primer Sekunder ), untuk jelasnya lihat Gambar 4-13 berikut ini

13 Gambar 4-13 Penempatan Blok Terminal Kabel Primer cara PSPS 6. PEMILIHAN Mengingat pertumbuhan kebutuhan fasilitas Telekomunikasi yang cepat, maka untuk lokasi-lokasi yang pertumbuhan demandnya cukup tinggi supaya dipasang RK dengan kapasitas besar ( >2400 pair), baik untuk pekerjaan pemasangan baru, penggantian maupun pengembangan catuan di lokasi itu. Kapasitas Blok

14 Terminal supaya disesuaikan dengan kebutuhan, dengan mempertimbangkan tingkat demand yang ada. 7. PEMASANGAN DAN BLOK TERMINAL 7.1. Pemasangan RK untuk Kabel Duct Cara pemasangan RK untuk Kabel duct. Pada dasarnya, cara pemasangannya dibedakan menjadi 2 (dua) hal tergantung posisi tempat RK, apakah jauh atau dekat dari Manhole terkait, disamping harus tetap memperhatikan tata cara pemilihan tempat sebagaimana diuraikan di muka. a. Posisi RK jauh dari Manhole sebagai berikut : 1) Dari Handhole RK sampai dengan Manhole terdekat dipasang duct 4 (empat) pipa dengan diameter 4 inch, tebal 5,5 mm seperti terlihat dalam Gambar JTA 08 Duct HRK RK Gambar 4-14 Penempatan Rumah Kabel yang letaknya jauh dari Manhole 2) Dalam kondisi tertentu dimana tidak memungkinkan hanya dengan satu Handhole, maka dapat dibuat ekstra Handhole. 3) Tahapan pemasangan RK, sebagai berikut : a) Pemasangan Pondasi RK (1) Bila dibuat setempat, seperti Gambar 4-15 dibawah ini

15 Gambar 4-15 Pembuatan dan Pemasangan Pondasi RK Gambar 4-16 Pemasangan Pondasi RK yang Dicetak - Penggalian lubang pondasi. - Pemasangan alas dengan pasangan batu kali. - Pembuatan bekisting dan pembesian/ penulangan. - Pengecoran dengan campuran 1:2:3. - Pada waktu pengecoran di pasang 4 (empat) baut pada keempat sudut pondasi dengan ukuran seperti tercantum dalam gambar no. 3 dan 4. - Setelah lebih kurang 7 hari (waktu yang diperkirakan pondasi beton sudah betul-betul kering) bekisting dibongkar. - Bagian atas pondasi yang berada di atas (0,4m) dihaluskan / diplester dan diaci supaya halus dan rata

16 (2) Bila pondasi RK dicetak (precast) lihat Gambar 4-16 diatas. - Pemasangan alas dengan pasangan batu kali setebal kurang lebih 20 cm. - Pemasangan pondasi pada alas di waterpas, kemudian diberi temberang penyangga atau ganjal agar kedudukannya tidak berubah. - Kemudian pondasi dicor/disemen pada alas tersebut. b) Pemasangan pipa penghubung antara RK ke Handhole. (1) Setelah pembuatan/pemasangan pondasi RK selesai dikerjakan, maka dipasang pipa PVC diameter 4 inch, tebal 5,5 mm dari pondasi menuju ke Handhole Gambar.4-17 dibawah ini. Gambar 4-17 PemasanganPipa PVC 2 10 cm dari pondasi RK ke Handhole (2) Selanjutnya pondasi RK ditimbun dengan tanah urug yang sudah dibersihkan dari batu dan benda tajam lainnya. c) Tahap berikutnya adalah pemasangan Rumah Kabel pada pondasi. b. Posisi RK dekat dengan Man Hole 2) Proses pekerjaan seperti pembuatan/pemasangan pondasi dan pemasangan RK diatas pondasi berlaku pula untuk pemasangan RK ditempat ini. 2) Yang berbeda hanyalah letak/posisi pipa PVC dan cara pemasangannya, berhubung pipa PVC dari RK langsung masuk

17 Manhole tanpa melalui Handhole terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4-18 berikut. Gambar 4-18 Pemasangan RK yang letaknya dekat dengan Manhole 7.2. Pemasangan Rumah Kabel pada jaringan Kabel Tanah Tanam Langsung. Cara pemasangan termasuk pembuatan pondasi RK pada dasarnya tidak berbeda dengan cara pemasangan pada jaringan kabel duct, dengan catatan bahwa pekerjaan penimbunan dan perataan tanah seharusnya dikerjakan setelah pemasangan RK selesai atau setelah semua kabel dimasukkan ke dalam RK untuk menghindari adanya dua kali penggalian seperti terlihat pada Gambar 4-19 berikut ini

18 Batu Pelindung/Deksteen Gambar 4-19 Cara memasukkan Kabel kedalam RK untuk jaringan Kabel Tanam Langsung 7.3. Cara Pemasangan Kabel pada Blok Terminal a. Setelah RK beserta Blok Terminalnya selesai dipasang, maka pekerjaan dapat dilanjutkan dengan menterminasikan kabel-kabel pada blok terminal. Alat kerja yang digunakan sesuai dengan jenis teminal tekan sisip. b. Material yang diperlukan adalah sbb : No NAMA MATERIAL Jumlah Keterangan Kawat Solder Benang montage Pita isolasi plastik Jepitan dan sepatu kabel untuk menyambung selubung pelindung dgn kawat tanah bh Secukupnya Sda Sda c. Cara Terminasi

19 Jenis Kabel yang diterminasikan antara lain : - Kabel tanah tanpa perisai, berisolasi dan berselubung PE (Polietielen) berisi Petro jelly (STEL-K-008). - Kabel tanah jelly berperisai, (spesifikasi No. STEL-K-007) Cara terminasi yang diuraikan di sini adalah cara terminasi langsung. 1) Pengupasan selubung PE dan selubung aluminium. a) Panjang kabel yang ditarik melalui lobang pondasi masuk ke dalam Rumah Kabel antara 1,75 sampai 3,00 meter agar pekerjaan terminasi dapat dilakukan dengan mudah seperti Gambar 4-20 dibawah. 1,75-3,00 Gambar 4-20 Panjang Kabel di dalam RK b) Setelah penarikan kabel selesai, ujung kabel yang rusak karena penarikan dipotong dengan alat pemotong kabel. Dari ujung baru sepanjang 1 meter kabel diikat dengan pita isolasi plastik. c) Dimuka ikatan pita isolasi plastik tersebut kabel dikupas dengan hati-hati sampai ke selubung almunium. Kemudian selubung PE berikut pelindung almunium ditarik cukup kuat sampai terlepas dari bundel kabel, seperti terlihat pada Gambar 4-21 berikut

20 Gambar 4-21 Melepaskan selubung PE dari kabel 2) Untuk Kabel Jelly, sebelum diterminasikan agar dibersihkan terlebih dahulu dengan trichloretilen. 3) Terminasi dengan sistem tekan sisip Blok Terminal tekan sisip berkapasitas 100 pair, terdiri dari 10 Terminal Strip (modul) masing-masing 10 pair. a) Mula-mula dilakukan pemasangan tempat dudukan Blok Terminal (Back Mount Frame) pada rel besi yang sudah tersedia di RK dengan menggunakan baut/skrup sesuai kebutuhan, seperti terlihat pada Gambar b) Kabel yang akan diterminasikan dikupas ujungnya ditempatkan dalam Back Mount Frame dibelakang Blok Terminal dimana terdapat ruang yang telah tersedia, seperti terlihat pada Gambar c) Penyambungan Kawat Pentanahan Selubung PE berikut selubung aluminium pada ujung kabel disobek sedikit, dibengkokkan keluar disambung dengan kawat tanah menggunakan sekrup atau baut seperti Gambar Setelah itu, selubung PE dikembalikan seperti semula dan diikat dengan pita isolasi plastik yang terdiri dari 2 lapis, lapisan 1 antara inti kabel dengan sekrup

21 Gambar 4-22 Back Mount Frame Terminal Tekan Sisip Gambar 4-23 Penyambungan Kawat Tanah dengan selubung almunium d) Penyusunan urat kabel

22 Mula-mula dilakukan pembendelan unit dasar terdiri dari 5 empatan atau 10 pasang. Kabel yang akan diterminasikan panjangnya dilebihkan untuk dipakai sebagai cadangan, supaya mudah dilakukan bukapasang Terminal Stripnya. Kemudian cadangan kabel tersebut dikendorkan dengan bantuan batang besi yang terdapat pada dudukan Blok Terminal. e) Cara terminasi pasangan urat kabel Urutan pemasangan di mulai dari Terminal Strip yg paling bawah dengan cara memasukkan pasangan urat kabel satu per satu tanpa dikupas isolasinya, secara berurutan dari kiri ke kanan melalui sisir penuntun dan ditarik ke dalam masingmasing pegas kontak atau klem, lihat Gambar 4-24 berikut. Gambar 4-24 Cara terminasi pasang urat kabel pada Rumah Kabel Kemudian urat kabel ditekan pada masing-masing pegas kontak dengan menggunakan Insertion Tool, sehingga terjadi kontak sempurna dan sisa ujung urat kabel terputus seperti Gambar 4-25 dibawah ini

23 Gambar 4-25 Terminasi kabel menggunakan Insertion Tool Kemudian label dipasang di atas Terminal Strip yang sudah diterminasikan. Demikian seterusnya, untuk terminasi pada Terminal Strip berikutnya dilakukan sama seperti di atas. Cara membuka Terminal Strip - tekan Terminal Strip kiri dan kanan dengan ibu jari. - bersamaan dengan ini bengkokkan keluar kawat pemegang untuk membebaskan pegangan Terminal Strip tersebut. d. Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan cincin (Ring Guide) untuk kawat sambung (Jumper Wire) pada tempat yang telah ditentukan. e. Penarikan Jumper Wire Penarikan Jumper Wire (Jumper Wire sesuai STEL-K-006, warna merah biru), dilakukan dalam hal klem-klem Kabel Primer akan disambungkan dengan klem Sekunder untuk dimanfaatkan bagi penyambungan pelanggan. Untuk penjumperan layanan khusus (Non POTS) dipasang label dengan warna tertentu. Ketentuan, Jumper Wire : 1) Diameter 0,6 mm; 2) Tidak boleh ada sambungan;

24 3) Penarikannya harus rapi dan melalui Ring Guide yang telah disediakan. 4) Untuk Rumah Kabel model 2 pintu (depan dan belakang) penarikannya dimulai dari terminal depan ke terminal belakang melalui jalur bagian bawah Ring Guide. f. Penutupan lobang dasar RK. Untuk menutup lobang bagian dasar RK, dilakukan dengan cara dicor lilin, parafin yang dicairkan atau coumpound. 8. PENTANAHAN 8.1. Tujuan Pentanahan Agar perangkat tersebut dapat bekerja sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku serta aman, baik bagi perangkat itu sendiri, maupun bagi petugas dan pemakai jasa terhadap tegangan atau arus lebih yang membahayakan Kutub Tanah adalah penghantar listrik yang ditanam di dalam tanah dengan maksud memberi hubungan listrik dengan tanah Cara Pentanahan Rumah Kabel b. Setiap Rumah Kabel dihubungkan dengan Kutub Tanah Batang sebanyak 3 buah, masing-masing panjang 200 cm dengan jarak antar kutub tanah minimum 10 m seperti terlihat pada Gambar 4-26 berikut

25 C 2 A B Jarak A - B 10 M B - C 10 M A - C 10 M K eterangan : 1 = Kawat tembaga telanjang Pilin ( BCC : Ukuran minimum 25 Mm ) Gambar 4-26 Pemasangan Kutub Tanah c. Tahanan tanah yang dihasilkan harus diusahakan sekecil mungkin dan diharapkan tidak lebih dari 3 ohm.; d. Pelaksanaan pemasangan pentanahan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Biasanya cukup dengan 1 kutub tanah bila tahanan yang diinginkan telah terpenuhi. e. Kawat tanah mempergunakan kawat tembaga telanjang pilin (BCC) diameter 7 x 0,7 mm guna menghubungkan kutub tanah dengan bar pentanahan di Rumah Kabel

26 f. Setiap kawat tanah yang disambung dari screen Kabel Primer dan Sekunder harus disambungkan pada bar pentanahan secara individual dengan mempergunakan sepatu kabel seperti Gambar 4-27 berikut. S e patu Kabel BAR PERTAHANAN ARDE Gambar 4-27 Sistem Pentanahan Rumah Kabel 9. PEMBERIAN NAMA a. Pemberian nama rumah kabel dalam sebuah daerah pelayanan sentral diberi nama dengan huruf awal R dan menambahkan di belakangnya huruf menurut abjad di mulai dengan huruf A dan keduanya ditulis dengan huruf besar, dengan catatan bahwa huruf I dan O tidak dipakai. Apabila jumlah Rumah Kabel melebihi RZ, maka Rumah Kabel berikutnya diberi tanda dengan 2 (dua) huruf awal, dimulai dengan RA ditambah huruf menurut abjad yang dimulai dengan huruf A. Ketiga huruf ditulis dengan huruf besar. Contoh :

27 1) RA untuk Rumah Kabel A; 2) RB untuk Rumah Kabel B dan seterusnya sampai dengan RZ; 3) RAA untuk Rumah Kabel urutan setelah RZ dan seterusnya RAZ. Penomoran tersebut tanpa disertai penulisan identitas lain kecuali logo TELKOM sepeti kapasitas Primer maupun Sekunder dengan alasan : 1) Pengerjaan dan pemeliharaannya lebih mudah; 2) Masyarakat luar tidak perlu mengetahui data kapasitas catuan Rumah Kabel; 3) Data kapasitas catuan Kabel Primer dan Sekunder tercatat pada layout di dalam RK. b. Posisi penulisan nama Rumah Kabel tersebut harus berada di tengahtengah / centris terhadap pintu Rumah Kabel. Warna logo TELKOM harus standar, warna tulisan hitam, ukuran gambar dalam sentimeter (cm) seperti terlihat pada Gambar 4-28 berikut. c. Untuk membedakan antara satu RK dengan yang lain di Wilayah multi exchange, selain penulisan nomor RK di atas, perlu dituliskan juga nama STO-nya, seperti Bandung Centrum ditulis BD. Centrum dan di tempatkan antara Logo TELKOM dan nama Rumah Kabel. ( uk. Huruf lk.1/2 RA / RB) seperti Gambar 4-29 berikut

28 Gambar 4-28 Penulisan nama Rumah Kabel

29 Gambar 4-29 Penulisan nama STO untuk RK Multi Exchange

30 Gambar 4-30 Contoh Penamaan RK untuk Multi Exchange 10. PEMASANGAN LABEL DI DALAM a. Pemasangan label disesuaikan dengan jenis RK dan terminalnya. b. Label harus jelas menunjukkan terminal sisi Primer dengan kapasitas-nya, maupun Sekunder dengan kapasitasnya pula. c. Label dipasang di terminal. 11. DAFTAR KLEM

31 Daftar klem dibuat dengan menggunakan model Tel-30 atau SISKA (Sistem Informasi Kastamer) dengan jumlah lembar disesuaikan dengan kapasitas RK dan digunakan untuk mengadministrasikan pasangan kabel yang dipakai. Dalam Daftar klem dicantumkan nomor RK, nama STO, urat Primer, jenis RK alamat RK, nomor telepon, nama dan alamat langganan. Daftar klem tidak dibenarkan diletakkan dalam RK. No SSK/KAB KAP 01/ J01-12 Leta k SSK Alamat T-25 Redaman Serat per Span Redaman Sambungan NO SERAT NO SERAT Jarak dr Sambung-an Sebelum (m) - Jarak Total (m) / J01-12 T / J01-12 T Gambar 4-31 Contoh Pencatatan Keterangan : 01,02,03 : Nomor SSK J01 : Kabel Penghubung / Junction No 1 12 : Jumlah Serat dalam Kabel T.25, T.52, T.71 : Nomor tiang dimana SSK ditempatkan Contoh : T.25 adalah tiang nomor 25 dimana SSK no 1 ditempatkan Alamat : Menyatakan letak SSK dan tiangnya Redaman Serat per Span : Menyatakan besar redaman serat dalam satu span 50 /antara dua sambungan yang dinyatakan dalam db /Km Redaman Sambungan : Menyatakan besar redaman tiap sambungan serat yang dinyatakan dalam db

32 Gambar 4-32 Handhole Rumah Kabel

33 Gambar 4-33 Pemasangan Pipa dari RK ke Handhole

34 Gambar 4-34 Terminal Tekan Sisip (LSA Plus)

35 S P S2 P S5 P S3 P S6 P S3 P S6 Gambar 4-35 Layout Rumah Kabel

36 Gambar 4-35 Layout Rumah Kabel

37 URAT PRIMER : JENIS RK : R K NO : R ALAMAT : STO : KABEL PRIMER URAT PRIMER/ SEKUNDER TERMINAL No DAN ALAMAT KLEM DP/ URAT DISTRIBUSI NO TELEPON Tabel 4-01 Daftar Klem Urat Kabel Sekunder PRIO RITAS NAMA DAN ALAMAT LANGGANAN

38 DISTRIBUSI DP DAN ALAMAT STO : NO NO. DP SEK KAP URAT URAT ALAMAT AWAL AKHIR 1 RAA39 S GEBANG INTAN 4 BL C6/3 2 RAA01 S GEBANG MUTIARA BLA3/8 3 RAA02 S GEBANG MUTIARA TK 4 RAA03 S GEBANG MUTIARA TK 5 RAA04 S GEBANG MUTIARA TK 6 RAA07 S GEBANG MUTIARA 2 BL D1/4 7 RAA08 S GEBANG MUTIARA 2 BL D2/22 8 RAA09 S GEBANG MUTIARA BL C6/15 9 RAA10 S GEBANG MUTIARA BL D2/5 10 RAA11 S GEBANG MUTIARA BL D1/11 11 RAA12 S GEBANG MUTIARA 3 BL D6/12A 12 RAA13 S GEBANG MUTIARA 3 BL D8/8 13 RAA14 S GEBANG MUTIARA 10 BL D8/6 14 RAA15 S GEBANG MUTIARA 4 BL D6/8 15 RAA16 S GEBANG MUTIARA 4 BL D6/2 16 RAA17 S GEBANG MUTIARA 2 BL D2/12 17 RAA18 S GEBANG INTAN 1 BL C5/5 18 RAA19 S GEBANG INTAN 7 BL C4/14 Tabel 4-02 Distribusi DP dan Alamat

BAB I RANGKA PEMBAGI UTAMA

BAB I RANGKA PEMBAGI UTAMA BAB I 1. TUJUAN Pedoman ini membahas tata cara instalasi perangkat di ruangan Rangka Pembagi Utama, seperti : Rangka Pembagi Utama (RPU), perlengkapan Cable Chamber, Blok Terminal Rangka Pembagi Utama

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT.

BAB III PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Data Hasil Penelitian 3.1.1 Analisis Masalah Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT. Telekomunikasi, Tbk. Bagian network Divisi Acces Tangerang khususnya

Lebih terperinci

5

5 BAB II TEORI PERFORMANSI JARINGAN LOKAL KABEL TEMBAGA Jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT) yaitu jaringan yang menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya. Jaringan kabel adalah jaringan yang

Lebih terperinci

Training Center ISSUED - 4/17/2004 1

Training Center ISSUED - 4/17/2004 1 ISSUED - 4/17/2004 1 Terminasi Terminasi kabel tembaga merupakan bagian penting dari sistem jaringan telekomunikasi. Terminasi dilakukan ditempat-tempat seperti : RPU / MDF RK KP / DP KTB (Kotak Terminal

Lebih terperinci

DasarJaringan Komunikasi

DasarJaringan Komunikasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya DasarJaringan Komunikasi Modul 5: Media Transmisi Fisik Prima Kristalina PENS (Maret 2015) POKOK BAHASAN 1. Jaringan fisik berdasarkan bentuk fisik 2. Jaringan fisik

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK)

PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK) PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK) POKOK BAHASAN Jaringan fisik berdasarkan bentuk fisik Jaringan fisik berdasarkan cara pemasangan Jaringan fisik berdasarkan fungsi penggunaan TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Lebih terperinci

JARINGAN AKSES TELEPON

JARINGAN AKSES TELEPON JARINGAN AKSES TELEPON Jaringan Akses adalah jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan sentral telepon. Jaringan akses sering juga disebut sebagai Outside Plan (OSP), beberapa istilah juga sering disebut

Lebih terperinci

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KABEL BAWAH TANAH BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang

Lebih terperinci

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

BAB III METODE & DATA PENELITIAN BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

Lebih terperinci

Training Center ISSUED - 4/17/2004

Training Center ISSUED - 4/17/2004 ISSUED - 4/17/2004 1 Tujuan Peserta dapat memahami jenis spesifikasi kabel tembaga dan asesoris yang digunakan di TELKOM, sehingga diperoleh keseragaman dalam pelaksanaan prosedur instalasi dan spesifikasi

Lebih terperinci

Tembaga(Jarlokat) Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Tembaga(Jarlokat) Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Jaringan Lokal Akses Tembaga(Jarlokat) Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Memahami konfigurasi jaringan kabel telepon Memahami tentang rumah hkbl kabel Memahami tentang kotak DP

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) Disusun Oleh : Hafidudin,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom 2015 Jaringan Lokal

Lebih terperinci

BAB III JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA

BAB III JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA 25 BAB III JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA Pada bab 2 (dua) telah dibahas tentang teknologi dan jaringan ADSL (asymmetric digital subscriber line) secara umum. Mengingat bahwa

Lebih terperinci

BAB V KABEL ATAS TANAH

BAB V KABEL ATAS TANAH 1. TUJUAN BAB V Pedoman ini membahas tata cara pemasangan Kabel Atas Tanah (Kabel Udara) dengan tujuan untuk dipedomani agar diperoleh keseragaman, baik cara pemasangan maupun peralatan yang dipergunakan,

Lebih terperinci

Training Center ISSUED4/17/2004 1

Training Center ISSUED4/17/2004 1 1 Tujuan Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta memahami dan mempunyai persepsi yang sama tentang Struktur Jaringan Lokal Akses Tembaga sebagai sarana untuk mengakses berbagai jenis layanan.

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

Powered By  TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive - Powered By http:/ TeUinSuska2009.Wordpress.com Upload By - Vj Afive - Jaringan Akses Jaringan akses merupakan sub sistem jaringan telekomunikasi yg menghubungkan pelanggan (UN-User Node) dengan Service

Lebih terperinci

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Panduan Praktis Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi Jl. Panyaungan, Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung 0393 Telp:(022) 7798393 ( lines), Fax: (022) 7798392, E-mail: info@puskim.pu.go.id, Website: http://puskim.pu.go.id

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI SPESIFIKASI TEKNIS PERANGKAT TELEKOMUNIKASI PEDOMAN TEKNIS PENGETESAN HASIL PEMASANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu

Lebih terperinci

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI

Lebih terperinci

SENTRAL TELEPON OTOMAT SUDIANG ( MS-8 )

SENTRAL TELEPON OTOMAT SUDIANG ( MS-8 ) Tugas Jaringan Telekomunikasi Telepon SENTRAL TELEPON OTOMAT SUDIANG ( MS-8 ) OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN D411 10 009 MUH. REZA ADRIAN D411 10 256 FAKHRUL RISAL DJUMINGIN D411 10 267 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan INJ 24 x Three Core Heatshrinkable Cable Joint Karakteristik dan Aplikasi Produk : TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR ISOLASI KABEL JENIS KONDUKTOR JUMLAH

Lebih terperinci

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL

BAB 9 BOQ DAN RAB 9.1 BOQ SPAL BAB 9 BOQ DAN RAB BOQ ( Bill of Quantity) adalah perincian jumlah dari seluruh peralatan dan perkerjaan yang dibutuhkan di dalam perencanaan, sedangkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) adalah biaya yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI

ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI HASBULLAH, MT ADALAH PENGHANTAR YG DITANAM DALAM BUMI DAN MEMBUAT KONTAK LANGSUNG DGN BUMI PENGHANTAR BUMI YG TIDAK BERISOLASI YG DITANAM DALM BUMI DIANGGAP SEBAGI BAGIAN DARI ELEKTRODA BUMI ELEKTODA PITA,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Design Hasil Survey Feeder STO Cikupa

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4.1 Design Hasil Survey Feeder STO Cikupa BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Implementasi Jaringan FTTH 4.1.1 Perancangan Jaringan FTTH Perancangan jaringan dilakukan dengan cara survey lokasi yang akan dilakukan pembangunan. Kemudian hasil survey

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA JARINGAN AKSES TEMBAGA UNTUK IMPLEMENTASI ADSL DI KANCATEL PAMANUKAN

BAB IV ANALISA JARINGAN AKSES TEMBAGA UNTUK IMPLEMENTASI ADSL DI KANCATEL PAMANUKAN BAB IV ANALISA JARINGAN AKSES TEMBAGA UNTUK IMPLEMENTASI ADSL DI KANCATEL PAMANUKAN 4.1 PERHITUNGAN DATA HASIL PENGUKURAN Kabel tembaga yang tergelar di Kancatel Pamanukan menggunakan Polyethelene (PE)

Lebih terperinci

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana LOGO PT / CV PT / CV. Alamat :. REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA No Uraian 1 2 3 A PEKERJAAN BANGUNAN GEDUNG I Persiapan dan Tanah II Pondasi dan Beton III Dinding dan Plesteran IV Lantai V Pekerjaaan

Lebih terperinci

II. Sekilas Tentang Jaringan Lokal Akses Kawat Tembaga 2.1 Tinjauan Umum Jaringan Local

II. Sekilas Tentang Jaringan Lokal Akses Kawat Tembaga 2.1 Tinjauan Umum Jaringan Local Makalah Seminar Kerja Praktek KONFIGURASI JARINGAN TELEPON DAN PENANGANAN GANGGUAN DI MDF NUR RIZKY R P (L2F607040) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Persaingan pada

Lebih terperinci

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari bangunan dilakukan pengukuran batas-batas,

Lebih terperinci

Training Center Tujuan

Training Center Tujuan 1 Tujuan Peserta memahami karakteristik elektris kabel tembaga guna memberikan solusi dalam menentukan jenis layanan yang dibutuhkan 2 Topik JENIS PENGUKURAN METODE PENGUKURAN PARAMETER ELEKTRIS 3 JENIS

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN DAFTAR SATUAN ANALISA PEKERJAAN No SATUAN UPAH BAHAN A PEKERJAAN PERSIAPAN 1 PEMASANGAN BOWPLANK/ 10 M' 0,01000 Kepala Tukang 0,10000 Tukang 0,10000 Pekerja 0,05000 Mandor 0,01200 M3 Balok Klas IV 0,02000

Lebih terperinci

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KABEL BAWAH TANAH BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.

Lebih terperinci

Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah

Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah Tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah 1 Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan tata cara pemasangan dan pembacaan alat ukur regangan tanah untuk digunakan sebagai acuan dan pegangan

Lebih terperinci

FASTINDO Connecting Power

FASTINDO Connecting Power FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan IND - 936 HEATSHRINK THREE CORE TERMINATION APLIKASI PRODUK TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR JENIS ISOLASI KABEL MATERIAL KONDUKTOR APLIKASI Untuk 6 s/d

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO)

BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) Page 1 Daftar isi : MODUL JUDUL MODUL KODE UNIT Modul-1 Menerapkan Prosedur K3 TIK.FO01.005.01 Modul-2 Menerapkan Pengetahuan Istilah Fiber Optik

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA VIII.1 Umum Rencana anggaran biaya merupakan perkiraan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun sistem penyaluran dan pengolahan air buangan mulai dari perencanaan

Lebih terperinci

FASTINDO Connecting Power

FASTINDO Connecting Power FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan IND - 932 ELASTIC SLIP-ON THREE CORE TERMINATION ELTI - 3C ND (Gambar Indoor 24 kv) ELTO - 3C ND (Gambar Indoor 24 kv) Karakteristik dan Aplikasi Produk :

Lebih terperinci

FASTINDO Connecting Power

FASTINDO Connecting Power FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan IND - 931 ELASTIC SLIP-ON SINGLE CORE TERMINATION ELTI - 1C - ND (Gambar Indoor 24 kv) ELTO - 1C - ND (Gambar Outdoor 24 kv) Karakteristik dan Aplikasi Produk

Lebih terperinci

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7-1 BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN 7.1 Pekerjaan Persiapan Pada pelaksanaan pekerjaan pembangunan suatu proyek biasanya diawali dengan pekerjaan persiapan. Adapun pekerjaan persiapan tersebut itu meliputi

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN SPESIFIKASI TEKNIS Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN 1. Nama Kegiatan : Penataan Listrik Perkotaan 2. Nama pekerjaan : Penambahan Lampu Taman (65 Batang) 3. Lokasi : Pasir Pengaraian Pasal 2 PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN AKSES TEMBAGA STO BOJONG GEDE (Studi Kerja Di Telkom Bojong Gede)

PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN AKSES TEMBAGA STO BOJONG GEDE (Studi Kerja Di Telkom Bojong Gede) PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN AKSES TEMBAGA STO BOJONG GEDE (Studi Kerja Di Telkom Bojong Gede) Nama NPM : 42108436 Fakultas Jurusan Dosen Pembimbing : Apri Rahmadiansyah : Ilmu Komputer : Teknik Komputer

Lebih terperinci

REKAPITULASI BIAYA NO URAIAN SUB TOTAL

REKAPITULASI BIAYA NO URAIAN SUB TOTAL REKAPITULASI BIAYA KEGIATAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP III LOKASI : BINCAU MARTAPURA KABUPATEN BANJAR NO URAIAN SUB TOTAL I. PEKERJAAN PERSIAPAN Rp. II. PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi

Lebih terperinci

Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com

Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Fiber Optik Atas Tanah (Part 4) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB VII METODE PELAKSANAAN

BAB VII METODE PELAKSANAAN BAB VII METODE PELAKSANAAN 7.1 Persiapan a. Pembersihan dan pembuatan jalan masuk Sebelum pekerjaan dimulai lapangan kerja harus dibersihkan dari berbagai tanaman. Pada pekerjaan timbunan untuk tanggul,

Lebih terperinci

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK) NOMOR : TANGGAL : NOMOR URAIAN KEGIATAN Koef. A BANGUNAN GEDUNG 24.01 Pekerjaan Persiapan & Tanah 24.01.01.01 Pembuatan Bouwplank /Titik Titik 23.02.04.01.01.F Mandor 0.0045 Orang Hari 158,000.00 711.00

Lebih terperinci

DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN

DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN DAFTAR KUANTITAS HARGA DAN BAHAN TAHUN ANGGARAN : 2011 No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan Harga 1 2 3 5 6 I. PERSIAPAN 1 Pek. Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi Ls 1,000 2 Pek. Pengukuran

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter

Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki biofilter 1 Ruang lingkup Tata cara ini mencakup persyaratan, kriteria perencanaan dan cara pemasangan

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI PENGGELARAN JARINGAN TRANSMISI SKSO MEGA KUNINGAN DAN HUT 20

BAB III IMPLEMENTASI PENGGELARAN JARINGAN TRANSMISI SKSO MEGA KUNINGAN DAN HUT 20 BAB III IMPLEMENTASI PENGGELARAN JARINGAN TRANSMISI SKSO MEGA KUNINGAN DAN HUT 20 3.1 Jaringan Akses Transmisi Serat Optik Jaringan akses serat optik (Optical Access Network) adalah suatu sistem jaringan

Lebih terperinci

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut: Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK TELEKOMUNIKASI KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP Posted on December 6, 2012 PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP I. TUJUAN 1. Mampu merancang instalasi penerangan satu fasa satu grup. 2. Mengetahui penerapan instalasi penerangan

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK LEMBAR TUGAS PRAKTIK TUGAS : Pemasangan Instalasi tenaga Motor 3 Fase dan Instalasi penerangan dengan Smart relay WAKTU : 840 menit SPESIALISASI : Electrical Installation A. Prinsip kerja Instalasi tenaga

Lebih terperinci

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI

BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI BAB XIII PEKERJAAN PLAFOND DAN DINDING PARTISI Pasal 1 : Material Plafond 1. Material utama plafond adalah GYPSUM BOARD 9 MM DAN ACRILYC 5 MM dengan ukuran panel standard adalah 1220 mm x 2440 mm. 2. Material

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono

Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Oleh Maryono Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Elektroda Batang (Rod) Elektroda Pita Elektroda Pelat Elektroda Batang (Rod) ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON

DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON Suherman 1) 1) Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU Abstrak Jaringan akses kabel merupakan teknologi lama yang digunakan untuk

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON

DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON Suherman 1) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik USU Abstrak Cable network is an anchient technology that connect public telephone

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pentanahan Sistem pentanahan adalah sistem hubungan penghantar yang menghubungkan sistem, badan peralatan, dan instalasi dengan bumi atau tanah sehingga dapat mengamankan

Lebih terperinci

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 전력인입 ( 인도네시아어 )]

[ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 전력인입 ( 인도네시아어 )] Indonesia Industrial Park Construction Project Specification of Basic and Detailed Design Construction Specification - Pemasukan daya(indonesian) [ 인도네시아섬유산단조성사업 기본및실시설계공사시방서 - 전력인입 ( 인도네시아어 )] 목차 1. Umum

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA II.1 Umum 2 Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi

Lebih terperinci

Commercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali

Commercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali LKS SMK Tingkat Provinsi Bali Tahun 2012 Tingkat Provinsi Bali KISI-KISI SOAL LKS SMK Tingkat Provinsi Bali BIDANG LOMBA : Commercial Wiring / Electrical Installation LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) KISI-KISI

Lebih terperinci

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) Disusun Oleh : Hafidudin,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom 2015 Perencanaan Jarlokat

Lebih terperinci

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015. Tanggal : 22 Juli untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN. Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015. Tanggal : 22 Juli untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : Add. 02/03/PK/Indag.01/ULP-HB/VII/2015 Tanggal : 22 Juli 2015 untuk Pekerjaan PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT Kelompok Kerja II Konstruksi Unit Layanan Pengadaan PEMERINTAH

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN 1. Saluran Bangunan Pelimpah (Spillway) dan peredam energi Gambar 1. Layout Spillway Pekerjaan pembangunan bangunan pelimpah (spillway) adalah sebagai berikut : Pekerjaan Tanah

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan : 0 PEKERJAAN : PENGEMBANGAN PENETASAN LOKASI : BPTU KDI KEC. TAMBANG ULANG NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

Lebih terperinci

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I

KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I KOP PERUSAHAAN R E K A P I T U L A S I Pekerjaan : Pembangunan Gedung Perpustakaan SD Negeri 1 Gumanano Lokasi : Kecamatan Mawasangka Tahun Anggaran : 2016 NO JUMLAH (Rp.) 1 2 3 I PEKERJAAN PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN PERSIAPAN SNI.01.2.6.1 1 m² Membersihkan lapangan dengan peralatan 0,1000 Oh Pekerja Rp. - - 0,0500 Oh Mandor Rp. - - SNI.01.2.6.

Lebih terperinci

PELAYANAN GANGGUAN PADA JARINGAN LOKAL AKSES KAWAT TEMBAGA M

PELAYANAN GANGGUAN PADA JARINGAN LOKAL AKSES KAWAT TEMBAGA M Makalah Seminar Kerja Praktek PELAYANAN GANGGUAN PADA JARINGAN LOKAL AKSES KAWAT TEMBAGA M Lukmanul Hakim (L2F006064) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Abstrak Pada

Lebih terperinci

No Kode :../Profesional/ / /2018

No Kode :../Profesional/ / /2018 No Kode :../Profesional/ / /2018 MODUL 4 KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH Penulis: 1. Drs. Hambali, M.Kes 2.Rahmat Hidayat, M.PdT PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1 Volume Pekerjaan 8.1.1 Perkerjaan Persiapan 8.1.1.1 Pembersihan Lokasi panjang bangunan (p) = 40 m lebar bangunan (l) = 40 m Luas Pembersihan Lokasi = p x l = 1600 m2 8.1.1.2

Lebih terperinci

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN DAFTAR ANALISA PEKERJAAN SATUAN HARGA Harga Harga I PEKERJAAN PERSIAPAN 1.4 1 M' Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 0.012 M 3 Kayu 5/7 kelas III 0.020 Kg Paku Biasa 0.007 M 3 Kayu Papan 3/20 0.100 Oh

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN 42 5.1. Spesifikasi Bangunan a. Bak Pengumpul Ukuran : lihat gambar as built. Jumlah ruang : 2 ruang. Material : Beton tebal 15 cm, besi 10 mm satu lapis.

Lebih terperinci

#% $ #% &# ' # (#&!"# '!") $## *! % +#&!"# $ %!&!!&!'!! " (!) "

#% $ #% &# ' # (#&!# '!) $## *! % +#&!# $ %!&!!&!'!!  (!) *!!" #"$ #% $ #% &# ' # (#&!"# '!") $## *!"$% *! % +#& (!) " + ( " " " # #) # #$ & " + * ' (!) "" "$ #, - ( $ "$ #& &./ 0$#$$1 /!&! $ & # $#$# $,# $ $!$$&# / )"!! #"# ' #! $ # (!$ $( $" $ #, #, / )"!!

Lebih terperinci

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 1 Martil (Palu) Martil

Lebih terperinci