BAB II GITAIGO DALAM CERITA BOKU NO OJISAN. 2.1 Onomatope Dalam Bahasa Jepang. Kata onomatope ini mulai diteliti sejak abad ke-4 sebelum masehi oleh
|
|
- Devi Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II GITAIGO DALAM CERITA BOKU NO OJISAN 2.1 Onomatope Dalam Bahasa Jepang Onomatope seperti yang telah disebutkan sebelumnya merupakan kata dari tiruan bunyi, keadaan dan tindakan. Beberapa ahli bahasa meyakini bahwa onomatope ini merupakan salah satu asal usul bahasa. Kata onomatope ini mulai diteliti sejak abad ke-4 sebelum masehi oleh Socrates ( ). Dia mengatakan sebagai berikut : Tiruan bunyi (onomatope) sebagai bukti bahwa ada hubungan yang normal/physei alamiah antara kata dan referensinya. (Gorys Keraf, 1985:85). Istilah onomatope itu sendiri mulai pada abad ke-19, ahli bahasa yang pertama kali mengemukakan adalah J.G Herder. Teori onomatope ini disebut juga teori ekoik atau teori bow-bow. J.G. Herder dalam (Gorys Keraf, 1990:3) mengatakan sebagai berikut : Objek-objek diberi nama sesuai dengan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh obyek-obyek itu sendiri. Obyek-obyek yang dimaksud adalah bunyi-bunyi binatang atau peristiwa alam. Manusia berusaha meniru suara anjing, suara ayam, desis angin, debur ombak dan sebagainya. D. Whitney (1868) dalam (Gorys Keraf, 1980:3) mengatakan sebagai berikut :
2 Di dalam setiap tahap pertumbuhan bahasa, banyak kata baru yang timbul dengan cara ini. Kata-kata mulai timbul pada anakanak yang berusaha meniru bunyi kereta api, bunyi mobil, dan sebagainya. Manusia meniru suara binatang atau meniru peristiwa alam, sama sekali bukan berarti bahwa manusia lebih rendah dari alam sekitarnya. Akan tetapi merupakan infestasi kedekatan manusia dengan alam sekitarnya dan ingin menggambarkan keadaan yang terjadi di alam sekitarnya dengan sebaik-baiknya. Stephen Ullman (Gorys Keraf, 1990) dalam penelitiannya tentang tipologi semantik mengemukakan istilah kata transparan dan kata non transparan. Adapun yang dimaksud dengan kata transparan adalah kata yang masih mencerminkan asal usulnya atau kata bermotivasi. Sedangkan kata non transparan adalah kata yang tidak mencerminkan asal usulnya atau kata yang tidak bermotivasi. Onomatope merupakan kosa kata yang berasal dari peniruan bunyi, suara, keadaan dan tindakan. Dalam masyarakat Indonesia kata-kata yang termasuk dalam onomatope ini jumlahnya tidak begitu banyak dan kadang-kadang hanya digunakan dalam bahasa percakapan, terutama bahasa percakapan anak-anak. Sehingga para ahli bahasa Indonesia merasa enggan menggali kata-kata yang termasuk dalam onomatope. Kosa kata onomatope ini banyak ditemukan dan digunakan dalam bahasa percakapan anak-anak maupun dalam bahasa percakapan orang dewasa. Kosa kata ini banyak juga ditemukan pada saat membaca komik,
3 majalah, surat kabar dan karya-karya sastra. Selain itu, kamus onomatope dalam bahasa Jepang pun dapat diperoleh dengan mudahnya. Hiroko Fukuda dalam Sugeng P. (1995:7) mengatakan sebagai berikut : Kata bahasa Jepang yang meniru bunyi ini merupakan bumbu bahasa, cita rasanya. Dengan kata-kata ini, bahasa Jepang lisan anda akan lebih wajar dan mengesankan. Tanpa itu semua jalan hidup ini akan terasa lurus dan menbosankan. Berdasarkan pernyataan di atas, maka bagi orang yang mempelajari bahasa Jepang harus menguasai kosa kata onomatope ini, walaupun jumlahnya sangat banyak. Sebab, jika tidak menguasainya, maka bahasa Jepang yang digunakan terasa kaku dan tidak wajar. Onomatope adalah 擬音語 gion-go yang secara harfiah berarti sebuah kata yang meniru bunyi, dan mimesis adalah 擬態語 gitai-go, yang secara harfiah berarti sebuah kata yang meniru tindakan atau keadaan. (Hiroko Fukuda, (1997:ix). Menurut Hamzon Situmorang, onomatope termasuk fukushi joutai, ke dalamnya termasuk ; 1. Giseigo, bahasa yang merupakan peniruan bunyi binatang. Contoh : 犬はワンワンとほえる = anjing menggonggong wanwan. 猫はニヤニヤと鳴く = kucing berbunyi nya-nya. 鳥はチーチと鳴く = burung berbunyi chi-chi 馬はザブンと鳴く = kuda berbunyi zabun
4 2. Gitaigo, bahasa yang merupakan ungkapan perasaan ketika melihat benda tersebut. Contoh : 雷はぴかりっと輝きました 窓はさっと開く = petir berkilau dengan cahaya = jendela tiba-tiba terbuka てきぱきボールをカチーした = dengan tangkas menangkap bola 3. Giongo, peniruan bunyi yang ditimbulkan suara alam. Contoh : 雨がぱらぱら = hujan turun berdebar 風がヒュヒュ = angin berhembus hyu-hyu Fukushi ialah kata yang berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan, kebanyakan memberikan keterangan pada yougen ( 用言 ), walaupun demikian ada juga yang memberikan keterangan pada fukushi. Adapun yang dimaksud dengan yougen adalah kata-kata yang mengalami perubahan dan dapat menjadi predikat, terdiri dari (dôshi) 動詞, (keiyôshi) 形容詞, (keiyôdôshi) 形容動詞. Adapun contoh kalimat yang menggunakan jenis kata fukushi yaitu : 1. ゆっくり話す Bicara perlahan-lahan 2. もっとゆっくり話して下さい Harap berbicara lebih perlahan-lahan Terdapat berbagai pendapat tentang jenis-jenis fukushi. Murakami Motojiro 1986 : 93 96) di dalam Shoho no Kokubunpou membagi
5 fukushi menjadi tiga macam yaitu yaitu jootai no fukushi, teido no fukushi dan tokubetsuna iikata o yookyuu suru fukushi. Begitu juga Hirai Masao (1989 : ) di dalam Shinkokugo Handobukku mengklasifikasikan fukushi menjadi 3 macam yaitu jootai fukushi, teido o arawasu fukushi dan nobekata o shuushoku suru fukushi (dalam Sudjianto dan Ahmad Dahidi 2004 : 166). Uehara Takeshi menyatakan bahwa fukushi adalah kata yang menerangkan yougen, termasuk jenis kata yang berdiri sendiri (jiritsugo) dan tidak mengenal konjugasi/deklinasi. Fukushi di dalam kalimat dengan sendirinya dapat menjadi bunsetsu (klausa) yang menerangkan kata lain (Takeshi dalam Sudjianto 2004 : 72). Menurut Hamzon Situmorang, fukushi terbagi atas tiga jenis, yaitu : a. ( 状態の副詞 ) じょうたいのふくし = fukushi tentang keadaan いきな さっと じきに = sekonyong-konyong, tiba-tiba = mendadak, tiba-tiba = secepatnya, segera Jôtai no fukushi dapat dibagi tiga; yang menerangkan keadaan, yang menerangkan waktu, dan yang menerangkan michibiku (arahan) Jôtai no fukushi yang menerangkan keadaan, contoh; ずっと = terus-menerus ずっと休んでいる Jôtai no fukushi yang menerangkan wktu, contoh; しばらく = sudah lama しばくまちました Jôtai no fukushi yang menerangkan petunjuk, pengarahan, contoh;
6 そう = begitu そういわれたのです Ke dalam Jôtai no fukushi ini termasuk juga peniruan bunyi-bunyi alam atau meniru bunyi binatang. Dalam bahasa Jepang disebut dengan giongo, giseigo, dan gitaigo (anomatope). b. 程度の副詞 ( ていどのふくし = fukushi yang menerangkan limit/batas) Contoh; いくらぶん あんまり まったくない = beberapa bagian = sangat = sama sekali tidak ada, dsb c. ( ちじゅつふくし ) = fukushi berpasangan Contoh; しか ない (Shika.V.nai) = hanya もし たら (moshi..v..tara) = jikalau Secara lebih spesifik lagi giongo (kata tiruan bunyi dan suara) dan gitaigo (kata tiruan keadaan) termasuk ke dalam jôtai no fukushi yaitu terutama memberikan keterangan pada dôshi (kata kerja) dan memperlihatkan keadaan. Menurut Kindaichi Haruhiko onomatope dalam Giongo, Gitaigo Jiten (1990 : 8 9), bahasa Jepang terdiri dari : a. Giongo adalah kata yang menggambarkan bunyi yang keluar, terbagi atas : - Giongo yaitu suatu kata yang menyatakan bunyi dari benda mati.
7 - Giseigo yaitu suatu kata yang menyatakan suara dari makhluk hidup. b. Gitaigo adalah kata yang menyatakan sesuatu yang tidak berbunyi tetapi secara simbolis berbunyi, terdiri atas : - Gitaigo yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan dari benda mati. - Giyogo yaitu suatu kata yang menyatakan keadaan (keadaan tingkah laku) makhluk hidup. - Gijogo yaitu suatu kata yang seolah-olah menyatakan keadaan hati (perasaan) manusia. Orang Jepang di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam penulisan karya sastra selalu mempergunakan giongo dan gitaigo, ini bertujuan untuk dapat memberikan keadaan yang lebih jelas sehingga lawan bicara maupun pembicara benar-benar dapat membayangkan keadaan topik pembicaraannya. Adapun onomatope bahasa Jepang itu unik, bisa ditambahi dengan kata kerja suru. Seperti ふうふうする (meniup makanan yang panas). Menurut kamus GIONGO, GITAIGO terbitan Kadokawashoten, defenisi onomatope diklasifikasikan menjadi 4 bagian, yaitu : 1. 擬音語 (GIONGO) adalah bahasa yang meniru/mengambarkan bunyibunyi dari luar. Misalnya : かちゃかちゃ (bunyi sendok alat makan beradu, disket berputar), ざーざー (bunyi hujan deras), ちりんちりん (bunyi lonceng angin/ 風鈴 ), ぴたぴた (bunyi ketatnya celana, gesekan).
8 2. 擬声語 (GISEIGO) adalah bahasa yang meniru suara binatang atau manusia. Misalnya: あーん (mulut yang manganga mau makan), うふふ (rasa suka/senang kegirangan), おいおい (seruan atau panggilan, paham), かーかー (suara burung gagak). 3. 擬態語 (GITAIGO) adalah bahasa yang mengungkapkan bunyi dari sesuatu yang tidak mengeluarkan bunyi. Misalnya: うとうと (kondisi saat terkantuk-kantuk) じろじろ (mata yang sibuk lihat sanasini) ぴょんぴょん (lompat/loncat langkah katak atau kelinci), ゆっくり (pelan-pelan, perlahan-lahan). Contoh: ごゆっくりどうぞ!(silahkan selamat beristirahat!) もっとゆっくり話してください (bicaralah lebih pelan/perlahan-lahan) 4. 擬情語 (GIJOUGO) adalah bahasa yang mengungkapkan kondisi hati manusia. Misalnya: うきうき (perasaan senang), うっとり (terpesona), そわそわ (kondisi cemas, tidak tenang, lalu lalang), わくわく (penuh harap akan dating sesuatu yang mennggembirakan/surprise). Gitaigo dalam bahasa Jepang ternyata tidak selamanya selalu mengalami pengulangan seperti : peko-peko, doki-doki, dan lain-lain, melainkan ada juga yang tidak mengalami pengulangan. Contohnya : hakkiri, shikkari, dan lain-lain. Gitaigo adalah kata kata yang mengungkapkan aktifitas, keadaan dan sebagainya. Contoh: Kata shitoshito rintik rintik pada kalimat :
9 Ame ga shitoshito furu, yang menyatakan keadaan hujan yang sedang turun. ぺらぺら (mahir bicara) べらべら (sangat mahir) Ciri-ciri dari onomatope Jepang adalah : 1. Makin keras, besar, atau berat, maka konsonannya berubah. ぽたぽた ぼたぼた 2. Ada pengulangan dan variasi selang-seling. 元気溌剌 ( はつらつ ), とっかえひっかえ 3. Pengambilan dari nama benda, kata kerja. 2.2 Gitaigo Dalam Cerita Boku No Ojisan Gitaigo yang terdapat dalam cerita Boku No Ojisan ada 12 macam, yaitu : 1. ぞくぞく (Zokuzoku) yaitu menggigil karena dingin, atau karena punya harapan/dugaan atau karena senang, gugup, takut, dan lainlain. 2. ごろごろ (Gorogoro) yaitu (1) suara atau fakta akan adanya benda, hewan, atau orang yang besar sekali dan (jatuh) bergulingguling. Gorogoro juga dapat menunjukkan banyak benda yang berserakan. (2) bertopang dagu, membuang-buang waktu tanpa melakukan apapun, termasuk untuk melukiskan orang yang bermalas-malasan dengan posisi telentang.
10 3. いらいら (Iraira) yaitu menjadi jengkel, terganggu, atau tidak tenang karena segalanya tidak berjalan seperti yang diharapkan. Juga dapat menunjukkan raut muka, tindakan, atau cara berbicara seseorang. Kata ini berasal dari kata kuno ira ( duri ). Selama perang Iran-Irak tahun 1980-an, para penulis tajuk rencana secara pandai menyebutnya イライラ戦争 iraira sensô, dengan menyingkat nama kedua Negara itu untuk mengungkapkan gangguan tentang konflik internasional tersebut.) 4. ぺこぺこ (Pekopeko) yaitu menganggukkan kepala berulangulang dengan cara merendahkan diri, seperti anjing yang mengibasngibaskan ekor di depan tuannnya. 5. どんどん (Dondon) yaitu kata ini melukiskan tindakan yang terus berlanjut dan kuat dari satu langkah ke langkah berikutnya, tanpa ditunda-tunda atau tanpa ragu-ragu. 6. にこにこ (Nikoniko) yaitu tertawa, (tersenyum simpul). 7. べらべら (Berabera) yaitu sangat mahir. 8. そわそわ (Sowasowa) yaitu bingung, gugup, tidak dapat tinggal diam. 9. ぶつぶつ (Butsubutsu) yaitu menggerutu. 10. はっきり (Hakkiri) yaitu terang, jelas, tidak samar-samar, tidak salah, tidak keliru. 11. しっかり (Shikkari) yaitu (1) memiliki fondasi, struktur, hubungan yang kuat, dan lain-lain. (2) dapat dipercaya, dapat
11 diandalkan, kokoh. Sering kali digunakan untuk melukiskan badan, jiwa, kepribadian, inteligensi, ide, dan lain-lain dari seseorang. Dapat juga melukiskan perusahaan, sumber informasi, atau banyak hal lainnya. Shikkari kadang-kadang secara tajam menyindir orang yang licik dan kikir. (3) menunjukkan perbuatan dan tingkah laku; sehat, baik, cukup, kuat, rajin. (4) jumlah yang banyak. 12. もじもじ (Mojimoji) yaitu ragu, termangu-mangu, tertegun-tegun, gugup bergerak-gerik. 2.3 Konsep Makna Pengertian Makna Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa saja yang kita tuturkan. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Menurut Ullman (dalam Mansoer Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de Saussure ( dalam Abdul Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik. Secara umum semantik lazim diartikan sebagai kajian mengeni makna bahasa. Karena selain makna bahasa, dalam kehidupan kita banyak
12 makna-makna yang tidak berkaitan dengan bahasa., melainkan dengan tanda-tanda dan lambing-lambang lain, seperti tanda-tanda lalu lintas, tanda-tanda kejadian alam, lambing-lambang Negara, simbol-simbol budaya, simbol-simbol keagamaan dan lambang atau simbol lainnya. Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi : 1. Maksud pembicara; 2. Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; 3. Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya,dan 4. Cara menggunakan lambang-lambang bahasa ( Harimurti Kridalaksana, 2001: 132). Bloomfied (dalam Abdul Wahab, 1995:40) mengemukakan bahwa makna adalah suatu bentuk kebahasaan yang harus dianalisis dalam batasbatas unsur-unsur penting situasi di mana penutur mengujarnya. Terkait dengan hal tersebut, Aminuddin (1998:50) mengemukakan bahwa makna merupakan hubungan antara bahasa dengan bahasa luar yang disepakati bersama oleh pemakai bahsa sehingga dapat saling dimengerti. Dari pengertian para ahli bahsa di atas, dapat dikatakan bahwa batasan tentang pengertian makna sangat sulit ditentukan karena setiap
13 pemakai bahasa memiliki kemampuan dan cara pandang yang berbeda dalam memaknai sebuah ujaran atau kata Aspek-aspek Makna Aspek-aspek makna dalam semantik menurut Mansoer Pateda ada empat hal, yaitu : 1. Pengertian (sense) Pengertian disebut juga dengan tema. Pengertian ini dapat dicapai apabila pembicara dengan lawan bicaranya atau antara penulis dengan pembaca mempunyai kesamaan bahasa yang digunakan atau disepakati bersama. Lyons (dalam Mansoer Pateda, 2001:92) mengatakan bahwa pengertian adalah sistem hubungan-hubungan yang berbeda dengan kata lain di dalam kosakata. 2. Nilai rasa (feeling) Aspek makna yang berhubungan dengan nilai rasa berkaitan dengan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan.dengan kata lain, nilai rasa yang berkaitan dengan makna adalah kata0kata yang berhubungan dengan perasaan, baik yang berhubungan dengan dorongan maupun penilaian. Jadi, setiapkata mempunyai makna yang berhubungan dengan nilai rasa dan setiap kata mempunyai makna yang berhubungan dengan perasaan. 3. Nada (tone)
14 Aspek makna nada menurut Shipley adalah sikap pembicara terhadap kawan bicara ( dalam Mansoer Pateda, 2001:94). Aspek nada berhubungan pula dengan aspek makna yang bernilai rasa. Dengan kata lain, hubungan antara pembicara dengan pendengar akan menentukan sikap yang tercermin dalam kata-kata yang digunakan. 4. Maksud (intention) Aspek maksud menurut Shipley (dalam Mansoer Pateda, 2001: 95) merupakan maksud senang atau tidak senang, efek usaha keras yang dilaksanakan. Maksud yang diinginkan dapat bersifat deklarasi, imperatif, narasi, pedagogis, persuasi, rekreasi atau politik. Aspek-aspek makna tersebut tentunya mempunyai pengaruh terhadap jenis-jenis makna yang ada dalam semantik. Di bawah ini akan dijelaskan seperti apa keterkaitan aspek-aspek makna dalam semantik dengan jenis-jenis makna dalam semantik. Agar dapat mengerti makna yang terkandung dalam suatu cerita yang ditulis dalam bahasa yang berbeda dengan bahasa sendiri, tentulah harus menerjemahkan bahasa tersebut terlebih dahulu. Menurut Simatupang (1999 : 2), menerjemahkan adalah mengalihkan makna yang terdapat dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan bentuk bentuk yang sewajar mungkin menurut aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa sasaran.
15 2.3.3 Makna Leksikal dan Makna Gramatikal Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat). Contoh: rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal manusia Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan). Contoh : berumah : mempunyai rumah Defenisi Semantik Kata semantik dalam bahasa Indonesia (Inggris : semantics) berasal dari bahasa Yunani sema (kata benda) yang berarti tanda atau lambang.yang dimaksud dengan tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata dari sema itu adalah tanda linguistik. Ferdinand De Saussure dalam Chaer (1994 : 29) seorang bapak linguistik modern menyebutkan bahwa setiap tanda linguistik terdiri atas dua unsur, yiatu : (1) yang diartikan (Perancis : signifie, Inggris : signified) dan (2) yang mengartikan (Perancis : signifiant, Inggris : signifier). Yang diartikan (signifie, signified) sebenarnya tidak lain daripada konsep atau makna suatu tanda bunyi. Sedangkan yang mengartikan (signifiant, signifier) itu adalah tidak lain daripada bunyi-bunyi itu yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa
16 yang bersangkutan. Jadi, dengan kata lain setiap tanda linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kata semantik itu kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik ysng mempelajari hubungan tandatanda linguistik dengan hal-hal yang menandainya. Atau dengan kata lain bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa. Oleh karena itu, kata semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau arti. Semantik memegang peranan penting dalam berkomunikasi. Karena bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah tak lain untuk menyampaikan suatu makna (Sutedi : 2003 : 103). Misalnya seseorang menyampaikan ide dan fikiran kepada lawan bicara, lalu lawan bicara bisa memahami apa yang disampaikan. Hal ini disebabkan karena ia bisa menyerap makna yang disampaikan dengan baik. Adapun makna yang akan dibahas dalam semantik adalah makna kata-kata yang berhubungan dengan benda kongkret, seperti batu, hujan, rumah, mobil, dan sebagainya. Selain itu semantik juga membahas tentang makna kata-kata seperti dalam bahasa Indonesia yaitu, dan, pada, ke, dan dalam bahasa Inggris seperti to, at of, yamh maknanya tidak jelas kalau tidak dirangkaikan dengan kata-kata lain. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa semantik tidak hanya membahas kata-kata yang bermakna leksikal saja, tetapi juga membahas makna kata-kata yang tidak bermakna bila tidak dirangkaikan dengan kata
BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi
Lebih terperinciPROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :
LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi
Lebih terperinciBAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup
BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM ANOMATOPE TENTANG GITAIGO BAHASA JEPANG
BAB II GAMBARAN UMUM ANOMATOPE TENTANG GITAIGO BAHASA JEPANG 6 2.1 Pembagian Anomatope dalam Bahasa Jepang Kata Anomatope berasal dari bahasa Yunani yang berarti membuat nama. Anomatope berarti nama yang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan untuk berkomunikasi antar masyarakat serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Bahasa yang baik berkembang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi
Lebih terperinciTEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり
TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu
Lebih terperinci3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.
Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang menyatakan suatu keadaan disebut gitaigo. Kedua istilah (giseigo dan gitaigo) ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berawal dari ketertarikan penulis dengan keunikan huruf dan cara pengucapan bahasa Jepang, penulis memperdalam bahasa Jepang dengan mempelajari tata bahasanya. Dalam
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.
Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia ini terdapat beragam bahasa. Bahasa digunakan manusia untuk berkomunikasi antara satu dengan lainnya. Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahwa bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau sekelompok kata yang menirukan bunyi-bunyi dari sumber yang digambarkannya. Konsep ini berupa
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana
Lebih terperinciSILABUS. Kegiatan Pembelajaran
SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Pre Test dan Post Test Pada bab ini, penulis akan menganalisis data data penelitian kelas yang telah penulis kumpulkan selama kurang lebih sebulan, guna mengetahui hasil
Lebih terperinciBab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima
Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,
Lebih terperinci(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.
(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.
Lebih terperinciANALISIS BENTUK, JENIS, FUNGSI GRAMATIKAL, DAN MAKNA ONOMATOPE DALAM NOVEL KITCHIN KARYA BANANA YOSHIMOTO
SKRIPSI ANALISIS BENTUK, JENIS, FUNGSI GRAMATIKAL, DAN MAKNA ONOMATOPE DALAM NOVEL KITCHIN KARYA BANANA YOSHIMOTO GUSTI AYU RATMI DEWI 0801705024 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan
BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Robert Sibarani (1997: 65) mengemukakan, bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Setiap
Lebih terperinciBAB 2. Landasan Teori
BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa terus berkembang sesuai dengan perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Pemakaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai dengan yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Pada hakikatnya, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan seiiring dengan perubahan zaman. Perubahan tersebut juga mempengaruhi instrumen komunikasi dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan
Lebih terperinciMEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG
MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Danwa ( 談話 ) Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse (wacana), teks atau bunshou (karangan). Danwa adalah ungkapan bahasa berupa suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)
LAMPIRAN 88 89 90 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas Semester : SMAN 1 Yogyakarta : Bahasa Jepang : X MIA 6 (kelas Eksperimen) : 2 (dua) Pertemuan ke : 1 dan 2 Alokasi
Lebih terperincimembahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.
1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan
BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan
BAB 3 ANALISIS DATA Berdasarkan pada teori-teori yang ada pada bab dua, pada bab tiga ini, saya akan mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan dalam komik yang menjadi
Lebih terperinciABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu
ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri
Bab 2 Landasan Teori Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri 31, 39 dan Komik Detektif Conan Spesial seri 14, 21, 24, penulis menggunakan beberapa teori sebagai landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana yang digunakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat berkomunikasi dengan
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori. Onomatope adalah kata yang mewakili arti dari suatu bunyi, perbuatan, dan
BAB II Landasan Teori 2.1 Teori Onomatope Onomatope adalah kata yang mewakili arti dari suatu bunyi, perbuatan, dan tindakan yang terjadi di dalam suatu situasi. Onomatope pun menggambarkan situasi atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Frasa dan kata majemuk memiliki unsur yang sama yaitu penggabungan kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak memiliki makna
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam
Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang
Lebih terperinciSILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II
SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Melalui bahasa, manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi satu
Lebih terperinciANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)
ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya
Lebih terperinciBAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN
BAB 3 PENGGUNAAN KATA HAI DALAM KOMIK KOBO-CHAN Komik-komik Kobo-Chan yang menjadi sumber data terdiri dari 7 seri komik. Dari ketujuh seri komik tersebut, 20 data akan dianalisis tujuan penggunaan kata
Lebih terperinciPergi kemana? どこへ行きますか
Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya
Lebih terperinciPENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)
ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra
Lebih terperinciBab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna
Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam masyarakat, kata bahasa sering digunakan dalam berbagai konteks dengan berbagai macam makna. Bagi linguistik- ilmu yang khusus mempelajari bahasa-
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal
BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu unsur yang menarik adalah mengenai kalimat, karena kalimat merupakan bentuk penyampaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hidup dan hubungan antarmanusia. Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang disepakati oleh masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Dikarenakan hal tersebut
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek penelitian linguistik. Dilihat dari fungsinya bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, sebab bahasa sebagai alat komunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Dan untuk melakukan hal tersebut, bahasa adalah aspek penting yang menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen
Lebih terperinciPENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015
PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi
Lebih terperinciPENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.
PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat
Lebih terperinci(Asari-chan buku no: 25, halaman: 70) い~じゃないの あさりがみてるんだから. Terjemahan: Ibu: Masa bertengkar gara-gara televisi?
10. Buku ke-25, pada bagian judul cerita : 愛のタゴ作ツール halaman 70. Dalam situasi percakapan di bawah ini digambarkan, mengenai Mama yang sedang menegur Tatami dan Asari karena bertengkar mempermasalahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan tidak terlepas dari kehidupan manusia. Tidak hanya bagi pemelajar asing, tapi juga masyarakat umum. Namun, mereka terkadang tidak menyadari bahwa cerita
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Setiap bahasa pasti memiliki adverbia yang berarti kata keterangan dalam
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pengertian Fukushi Setiap bahasa pasti memiliki adverbia yang berarti kata keterangan dalam bahasa Indonesia dan begitu pun juga bahasa Jepang yang juga memiliki kata keterangan
Lebih terperinciHasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018
Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak
BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan.
Lebih terperinciBab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman?
Bab 1 Mengapa perlu melakukan pekerjaan dengan aman? だい あんぜん さ ぎょう なん ひつ 第 1 安 全 作 業 は 何 のために 必 要 よう か? Perlunya melakukan pekerjaan dengan aman 1) Kalau sampai cedera karena kecelakaan kerja, bahkan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia adalah kata keterangan yang memerikan keterangan atau informasi tentang suatu keadaan. Adverbia
Lebih terperinciANALISIS GIONGO DALAM ANIME KAICHOU WA MEIDO-SAMA! (EPISODE 1-10) Dzikry Dzikrullah
ANALISIS GIONGO DALAM ANIME KAICHOU WA MEIDO-SAMA! (EPISODE 1-10) Dzikry Dzikrullah Abstrak Giongo adalah kata-kata yang menunjukkan tiruan bunyi dan suara di sekeliling kita oleh benda mati ataupun makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1. Pengertian Giongo / Giseigo dan Gitaigo 2. Jenis Gitaigo dalam Bahasa Jepang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. 1. Pengertian Giongo/Giseigo dan Gitaigo Bahasa Jepang merupakan bahasa yang unik diteliti sehingga banyak sekali kebahasaan yang perlu diadakan penelitian
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003: 61), berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang
Lebih terperinciBab 2. Landasan Teori
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik yang berkembang di Indonesia. Sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang memiliki makna dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat dalam berinteraksi, atau berkomunikasi satu sama lain. Dengan demikian bahasa merupakan alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dikenal sebagai makhluk sosial. Seperti yang dikatakan oleh P.W.J
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia tidak terlepas dari budaya. Salah satu unsur penting dalam budaya adalah bahasa. Manusia tidak mungkin hidup tanpa bahasa karena manusia dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika membicarakan objek, baik berupa benda maupun orang lain, kita mengenal kata tunjuk. Kata tunjuk dalam Bahasa Indonesia adalah kata ini dan itu. Dalam bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia ini. Dikatakan bahwa bahasa memiliki fungsi utama yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai belahan dunia selain bahasa inggris. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ragam huruf, bahasa
Lebih terperinciANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan alat atau media untuk menyampaikan gagasan atau pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi
Lebih terperinci