ALAM HIJAU Vol. II No. 2 Februari 2013 Hal

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ALAM HIJAU Vol. II No. 2 Februari 2013 Hal"

Transkripsi

1 ALAM HIJAU Vol. II No. 2 Februari 2013 Hal

2 ALAM HIJAU ISSN Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Eksakta Volume II, No 2, Februari 2013 Muchtar Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Perkembangan Islam di Indonesia Melalui Strategi Crossword Puzzle Siswa Kelas XII IPS 2 Semester Gasal di SMA Negeri Balung JemberTahun Pelajaran 2012/2013 Herman Susanto Penerapan Model Cl Teknik Snowball Throwing dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA 1 SMA Negeri Balung Jember pada Mata Pelajaran Fisika Semester Ganjil Tahun 2012/2013 Putu Yogatama Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Dengan Metode Eksperimen Pada Sub Pokok Bahasan Keanekaragaman Hayati Indonesia Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X 3 Semester Gasal Di SMAN Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2012/2013 (Hal ) Suharmadi Penerapan Model Cooperative Learning Teknik Talking Stick Dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas dan Ketuntasan Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Siswa Kelas X.4 Semester Genap SMA Negeri Ambulu Tahun Ajaran 2011/2012 Guntur Sugoto Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament Dengan Alat Peraga Sederhana dan Berbasis Pengembangan Karakter Sub Pokok Bahasan Sudut Dalam Ruang Dimensi Tiga untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X B Semeter Genap Di SMA Negeri 3 Jember Tahun Ajaran 2011/2012 Fifit Wulandari Penerapan Model Belajar Think Pair Share ( TPS ) dalam Pembelajaran Biologi Sub Pokok Bahasan Bioteknologi Pertanian Dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XII IPA 3 SMA Negeri Balung Jember Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012 Endra Priawasana Identifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Hutan Penelitian Sumberwringin Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso Sebagai Media Pembelajaran Biologi Sub Pokok Bahasan Pteridophyta Pokok Bahasan Plantae SMA Kelas X Asri Widiatsih Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Pendidikan Berbasis Life Skill di SMK Setia Atmadja Jember Ismul Mauludin Al Habib Strategi Vermikompos, Aktivator Pengomposan, serta Penggabungan Vermikompos dan Aktivator untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Pengomposan sebagai Media Pembelajaran SMA Pokok Bahasan Bioteknologi Kelas X Penerbit Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI JEMBER Sekretariat: Jl. Jawa No. 10 Tegal boto Jember ALAM HIJAU Telepon Vol. II No. Fax Februari 2013 Hal

3 ALAM HIJAU ISSN Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Eksakta DAFTAR ISI Volume II, No 2, Februari 2013 Muchtar Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Perkembangan Islam di Indonesia Melalui Strategi Crossword Puzzle Siswa Kelas XII IPS 2 Semester Gasal di SMA Negeri Balung JemberTahun Pelajaran 2012/2013 ( hal 1 13 ) Herman Susanto Penerapan Model Cl Teknik Snowball Throwing dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XII IPA 1 SMA Negeri Balung Jember pada Mata Pelajaran Fisika Semester Ganjil Tahun 2012/2013 ( hal ) Putu Yogatama Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Dengan Metode Eksperimen Pada Sub Pokok Bahasan Keanekaragaman Hayati Indonesia Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X 3 Semester Gasal Di SMAN Ambulu Jember Tahun Pelajaran 2012/2013 (Hal ) Suharmadi Penerapan Model Cooperative Learning Teknik Talking Stick Dengan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas dan Ketuntasan Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Siswa Kelas X.4 Semester Genap SMA Negeri Ambulu Tahun Ajaran 2011/2012 ( hal 41 52) Guntur Sugoto Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament Dengan Alat Peraga Sederhana dan Berbasis Pengembangan Karakter Sub Pokok Bahasan Sudut Dalam Ruang Dimensi Tiga untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X B Semeter Genap Di SMA Negeri 3 Jember Tahun Ajaran 2011/2012 ( hal ) Fifit Wulandari Penerapan Model Belajar Think Pair Share ( TPS ) dalam Pembelajaran Biologi Sub Pokok Bahasan Bioteknologi Pertanian Dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XII IPA 3 SMA Negeri Balung Jember Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012 ( hal ) Endra Priawasana Identifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Hutan Penelitian Sumberwringin Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso Sebagai Media Pembelajaran Biologi Sub Pokok Bahasan Pteridophyta Pokok Bahasan Plantae SMA Kelas X (hal 77 89) Asri Widiatsih Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Pendidikan Berbasis Life Skill di SMK Setia Atmadja Jember (hal ) Ismul Mauludin Al Habib Strategi Vermikompos, Aktivator Pengomposan, serta Penggabungan Vermikompos dan Aktivator untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Pengomposan sebagai Media Pembelajaran SMA Pokok Bahasan Bioteknologi Kelas X (hal ) ALAM HIJAU Vol. II No. 2 Februari 2013 Hal

4 ALAM HIJAU ISSN Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Eksakta ALAM HIJAU, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran diterbitkan oleh Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FP.MIPA) IKIP PGRI Jember, Jurnal ini sebagai media informasi dan media penuangan ide-ide kritis dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran. Jurnal ini terbit 2 kali setahun, pada bulan Februari dan Agustus Jurnal ini pertama kali terbit pada bulan Februari Pelindung: Rektor IKIP PGRI Jember Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Ketua Penyunting: Prof.Dr. Rudy Sumiharsono,MM Anggota Penyunting: Dr. H.Hobri,M.Pd Dr. Suratno,M.Si Dr. Hj. Evi Hanizar,M.Kes Dr. Susanto,M.Pd Drs. Sukarni, M.Pd Sekretaris: Ismul Mauludin Al Habib,S.Pd.,M.P Bendahara: Jhoni Susanto, SE Tata Usaha Endra Priawasana,S.P.,M.Pd Lutfiyah,S.Pd.,M.Pd MS. Aswan,S.Pd Alamat: Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI JEMBER Jl. Jawa No. 10 Tegal boto Jember Telepon Fax ALAM HIJAU Vol. II No. 2 Februari 2013 Hal

5 Alamat Redaksi Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI JEMBER Sekretariat: Jl. Jawa No. 10 Tegal boto Jember Telepon Fax ALAM HIJAU Vol. II No. 2 Februari 2013 Hal

6 77 Vol. II No. 2 Februari 2013 IDENTIFIKASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI KAWASAN HUTAN PENELITIAN SUMBERWRINGIN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI SUB POKOK BAHASAN PTERIDOPHYTA POKOK BAHASAN PLANTAE SMA KELAS X Oleh : Endra Priawarsana. 1, Dwi Retno Purnaningsasi. 2 ( 1. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi IKIP PGRI Jember, 2. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi IKIP PGRI Jember ) Abstrak Tumbuhan paku yang ada di kawasan Hutan Penelitian Sumberwringin Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso ini merupakan sebagian kecil dari tumbuhan paku yang ada di Indonesia. Di dalam kurikulum berkarakter, Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu materi pelajaran biologi di sekolah, di tingkat SMA kelas X semester 2 pada pokok bahasan Plantae, dengan Sub Pokok Bahasan Tumbuhan paku. yang ada dan tumbuh di kawasan Hutan Penelitian Sumberwringin, Kecamatan Sukosari, Kabupaten Bondowoso dan apakah dapat dijadikan media pembelajaran biologi SMA (Sekolah Menengah Atas) kelas X (sepuluh) semester 2 (genap), pada pokok bahasan Plantae, dengan Sub Pokok Bahasan Tumbuhan paku (Pteridophyta). Jenis penelitianya adalah deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian didapatkan 9 spesies tumbuhan paku (Pteridophyta) berasal dari 1 kelas antara lain: (1) Athyrium sp, (2) Pteris biaurita, (3) Asplenium nidus, (4) Davallia sp (5) Nephrolepis cordifolia (6) Pityrogramma calomelanos (7) Nephrolepis biserrata (8) Drynaria sparsisora (9) Adiantum sp. Setelah mengetahui spesies-spesies tumbuhan paku yang berada dikawasan hutan penelitian sumberwringin dapat dijadikan media pembelajaran yang diharapkan bisa membantu guru dalam penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswanya, khususnya untuk mengetahui tumbuhan lumut tidak dari gambar dan foto saja, akan tetapi siswa dapat langsung terjun ke lapangan untuk mengamati dan mendeskripsikan secara langsung melalui benda ( Tumbuhan paku ) yang riil, yang masih ada di habitat asli, dan yang ada secara utuh sehingga kualitas pendidikan di Indonesia akan lebih baik lagi. Kata Kunci: Tumbuhan paku, media pembelajaran

7 78 Vol. II No. 2 Februari 2013 PENDAHULUAN Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan suatu divisi yang warganya telah mempunyai kormus, artinyatubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang, dan daun.namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji, alat perkembangbiakannya adalah spora (Tjitrosoepomo, 2009). Kebanyakan paku memiliki perawakan yang khas yaitu adanya daun muda yang bergelung yang akan membuka jika dewasa, ciri yang hampir unik ini disebut vernasi bergelung, sebagai akibat lebih lambatnya pertumbuhan permukaan daun sebelah atas dari pada sebelah bawah pada perkembangan awalnya (Loveless, 1989). Ciri-ciri tumbuhan paku struktur tubuh terdiri atas bagian-bagian akar, batang dan daun, akarnya berupa rizoid yang bersifat seperti akar serabut dengan ujung dilindungi kaliptra, batangnya pada umumnya tidak tampak (kecuali tumbuhan paku tiang) karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, menjalar, atau sedikit tegak, daunnya yang muda umumnya melingkar atau menggulung, Daun pada tumbuhan paku mengandung sporangia yang berkembang dalam bentuk kelompok yang disebut sori. Sporangia yang pecah akan menghasilkan spora. Dengan spora inilah tumbuhan paku berkembing biak (Cranbrook dan Endward, 1994) Dalam udara kering, spora mampu mempertahankan viabilitasnya selama beberapa bulan, tetapi jika dibasahi pada suhu yang cocok, spora akan berkecambah (Loveless, 1989). Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama: Gametofit dan Sporofit. Tumbuhan paku ada yang bersifat teresterial, epifit, dan aquatic. Jenisjenis yang sekarang masih ada sebagian bersifat higrofit. Mereka lebih menyukai tempat-tempat yang teduh dengan kelembaban yang tinggi (Tjitrosoepomo, 2009). Di daerah tropik banyak pohon-pohon paku menjulang tegak dan dapat mencapai sampai 20meter ( Soemarwoto et al, 1984). Menurut Tjitrosoepomo,2009 Dalam taksonomi, Pteridophyta termasuk juga yang telah punah, dibedakan dalam beberapa kelas yaitu:

8 79 Vol. II No. 2 Februari 2013 a. Kelas: Psilophytinae (paku purba) Paku purba meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah punah. Jenis-jenis yang sekarang yang masih ada hanya sedikit saja. Warga paku purba merupakan paku telanjang (tidak berdaun) atau mempunyai daun-daun kecil (mikrofil) yang belum terdeferensiasi. Ada diantaranya belum mempunyai akar dan bersifat homospor (Tjitrosoepomo, 2005) Kelas ini dibedakan menjadi dua bangsa, yaitu: 1) Bangsa Psilophytales (paku telanjang) 2) Bangsa Psilotales. b. Kelas: Lycopodiinae (paku rambat atau paku kawat) Batang dan akar akarnya bercabang cabang menggantung. Berdaun mikropil, tidak bertangkai, selalu bertulang satu saja. Pada beberapa bangsanya, terdapat lidah lidah (ligula) pada daun daunnya. Adanya mikropil memberikan suatu petunjuk bahwa kelas tumbuhan paku ini masih dekat dengan Psilopipinae dan masih keturunan dari Psilopipiinae (Tjitrosoepomo,2005). Kelas ini dibedakan dalam empat bangsa, yaitu : 1) Bangsa Lycopodiales 2) Bangsa Celaginellales (paku rane atau paku lumut) 3) Bangsa Lepydodendrales 4) Bangsa Isoetales c. Kelas: Equisetinae (paku ekor kuda) Warga kelas ini yang sekarang masih hidup umunya berupa terna yang menyukai tempat-tempat lembab, terkadang dalam jumlah yang sangat besar dan bersifat dominan dalam (Tjitrosoepomo, 2005). Kelas ini dibedakan beberapa kelas, yaitu: Kelas ini dibedakan beberapa kelas, yaitu: 1) Bangsa Equisetales 2) Bangsa Sphenophyllales 3) Bangsa Protoarticulatales

9 80 Vol. II No. 2 Februari 2013 d. Kelas: Filicinae (paku sejati) Kelas Filicinae meliputi beraneka ragam tumbuhan yang menurut bahasa sehari-hari dikenal sebagai tumbuhan paku atau pakis yang sebenarnya. Habitusnya yang beraneka ragam menyebabkan berbagai jenis diantaranya yang mendapat penghargaan yang tinggi sebagai tanaman hias (Tjitrosoepomo, 2005). Kelas ini yang sekarang masih hidup dibedakan dalam 3 anak kelas,yaitu: 1) Anak kelas Eusporangiatae Tumbuhan yang tergolong dalam anak kelas ini kebanyakan berupa terna. Anak kelas ini dibedakan dalam dua bangsa, yaitu: a) Bangsa Ophoglossales. b) Bangsa Marattiales 2) Anak kelas Leptosporangiatae Golongan ini terdiri atas beraneka ragam paku-pakuan yang luar biasa banyaknya, meliputi 90% dari seluruh jumlah marga yang tergolong dalam Filicinae dan tersebar di seluruh muka bumi. Berikut pembagian klasifikasinya (Tjitrosoepomo, 2005). a) Suku Osmundaceae b) Suku Schizaeaceae c) Suku Gleicheniaceae d) Suku Matoniaceae e) Suku Loxsomaceae f) Suku Hymenophyllaceae g) Suku Dicksoniaceae h) Suku Thysopteridaceae i) Suku Cyatheaceae j) Suku Polypodiceae 3) Anak kelas Hydropterides Tumbuhan ini selalu heterospora. Makrosporagium dan mikrosporangiumnya berdinding tipis, tidak mempunyai annulus dan

10 81 Vol. II No. 2 Februari 2013 terdapat dalam suatu badan pada pangkal daun anak kelas ini meliputi 2 suku, yaitu (Tjitrosoepomo,2005) a) Suku Salviniaceae b) Suku Marsileaceae Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977) dalam Sudrajat, (2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di hutan penelitian Sumberwringin Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso yang merupakan untuk mengembangkan berbagai macam jenis pohon-pohon hutan yang mulai langka dan sebagai tempat penelitian departemant kehutanan.. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Dalam penelitian ini sumber data yang diambil adalah Lumut yang ada dikawasan Hutan Penelitian Sumberwringin tersebut dengan menggunakan tehnik pengambilan data menggunakan metode petak ganda dan dalam pengambilan sampel menggunakan metode jelajah menyusuri setiap plot di hutan penelitian dengan cara mengikuti arah matahari, dari sisi sebelah ujung utara, tengah, ujung selatan pada kawasan hutan penelitian Sumberwringin Kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso. Dengan sketsa penelitian sebagai berikut : Gambar : sketsa alur perjalanan peneliti

11 82 Vol. II No. 2 Februari 2013 Setelah pengambilan sampel terlaksana akan dilanjutkan dengan pengidentifikasian tumbuhan paku dengan cara : - Mengamati sampel - Mendeskripsikan karakteristik yang ditemukan dan dicocokkan dengan menggunakan buku acuan (Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta oleh Gembong Tjirosoepomo 2009, FLORA untuk sekolah di Indonesia oleh Dr.C.G.G.J van Steenis 1988 dan referensi dari LIPI Kebun Raya Cibodas dalam Kusuma, (2011) dan referensi dari LIPI Kebun Raya Cibodas dalam Nuruliawati, (2011)) guna menentukan nama spesiesnya. HASIL dan PEMBAHASAN Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Spesies 1 Tumbuhan paku yang ditemukan dalam penelitian termasuk paku tanah. Akarnya serabut berwarna coklat kehitaman. Batangnya tumbuh tegak. Memiliki anak-anak daun yang tidak bertangkai. Daun berwarna hijau. Termasuk daun majemuk menyirip dan bergerigi. Habitatnya ditempat lembab yang tidak tergenang oleh air, yang cukup mendapatkan sinar matahari. Ditemukan di tempat berbatuan yang permukaannya tertutup oleh humus, atau di sela-sela batu. Tumbuhnya sering membentuk kelompok yang tidak terlalu besar atau bercampur dengan jenis tumbuhan lain.

12 83 Vol. II No. 2 Februari 2013 Klasifikasi Divisio Class Ordo Family Genus Spesies : Pteridophyta : Pteropsida : Filicales : Athyriaceae : Athyrium : Athyrium sp. Gambar A. Athyrium sp pada habitat asli Gambar B. Athyrium sp per individu 2) Spesies 2 Tumbuhan paku yang ditemukan dalam penelitian adalah paku tanah yang akarnya rimpang atau merayap, pendek dan beruas pendek. Memiliki daun berwarna hijau, tipe daunnya menyirip sampai menyirip ganda. Memiliki tangkai anak daun duduk berseling rapat hampir seperti berhadapan, jarak sepasang anak daun terhadap lainnya berjauhan, semakin ke atas, jaraknya semakin pendek. Habitat sebagian besar di hutan, dinding, dan tanah. Disebut juga paku padang ( Sastrapraja, 1985) Klasifikasi Divisio : Pteridophyta Class : Pteropsida Ordo : Filicales Family : Pteridaceae Gambar A. Pteris biaurita L pada habitat asli Gambar B. Pteris biaurita L per individu Genus Spesies L : Pteris : Pteris biaurita 3) Spesies 3 Tumbuhan paku yang ditemukan dalam penelitian adalah paku epifit. Akar rimpang tegak, pendek. Daun tunggal, bertulang daun

13 84 Vol. II No. 2 Februari 2013 menyirip, daun tidak dapat lepas dari rimpang,tidak beruas dengan akar rimpang, bertangkai sangat pendek, berbentuk langset, dengan pangkal sangat sempit, coklat mengkilat, tulang daun lateral banyak, sejajar. Habitatnya diperkebunan yang sangat teduh, dan daerah yang tidak begitu kering (Steenis, 1988) Gambar A. Asplenium nidus L. pada habitat asli 4) Spesies 4 Gambar B. Asplenium nidus L. per individu Klasifikasi Divisio : Pteridophyta Class : Pteropsida Ordo : Filicales Family : Aspleniaceae Genus : Asplenium Spesies : Asplenium nidus L. Tumbuhan paku yang ditemukan dalam penelitian termasuk paku epifit atau tanah. Akar rimpang memanjat atau merayap, panjang, bersisik rapat, dengan ujung yang berambut pendek. Daun menyirip ganda atau lebih, bergerigi. Selaput penutup terikat sepanjang pangkal daun tepi samping, berbentuk piala, membuka keluar. Sisik berwarna pirang. Habitatnya biasanya di atas pohon di hutan dan daerah perkebunan (Steenis, 1988). Klasifikasi Divisio : Pteridophyta Class : Pteropsida Ordo : Filicales Family : Davalliaceae Genus : Davallia Spesies :Davallia trichomanoides Gambar A. Davallia trichomanoides pada habitat asli Gambar B. Davallia trichomanoides per individu

14 85 Vol. II No. 2 Februari ) Spesies 5 Tumbuhan paku yang ditemukan dalam penelitian merupakan paku tanah atau epifit. Akar rimpang tegak, berdaun rapat. Daun duduk atau hampir duduk. Poros dengan sisik coklat. Anak daun berjejal rapat, urat daun sejajar yang berakhir dalam sorus atau pori air. Habitat aslinya biasanya berada di dalam hutan belukar dan rimba rumput, lereng dan lereng batu (Steenis, 1988). Gambar A. Nephrolepis cordifolia L. pada habitat asli 6) Spesies 6 Gambar B. Nephrolepis cordifolia L. per individu Klasifikasi Divisio : Pteridophyta Class : Pteridopsida Ordo : Filicales Family : Nephrolepidaceae Genus : Nephrolepis Spesies :Nephrolepis cordifolia. Tumbuhan paku yang ditemukan dalam penelitian termasuk paku tanah. Akar rimpang pendek, tegak atau kecondong-condongan, di sekitarnya berdaun lebat, pada bagian yang muda bersisik rapat dan coklat. Daun tidak beruas terhadap akar rimpang, bulat telur panjang, anak daun bertangkai pendek. Sori di atas sisi bagian bawah. Habitat di daerah tidak terlalu kering, ditempat matahari cerah atau teduh (Steenis, 1988).

15 86 Vol. II No. 2 Februari 2013 Gambar A. Pityrogramma calomelanos L. pada habitat asli Gambar B. Pityrogramma calomelanos L. per individu Klasifikasi Divisio : Pteridophyta Class : Pteropsida Ordo : Filicales Family : Hemionitidaceae Genus : Pityrogramma Spesies : Pityrogramma calomelanos L. 7) Spesies 7 Tumbuhan paku yang ditemukan dalam penelitian termasuk paku tanah atau epifit. Akar rimpang tegak, berdaun rapat. Tangkai daun cm, kuat, tertutup oleh sisik coklat muda dan mudah rontok, kerap kali melengkung sampai menggantung. Anak daun duduk atau hampir duduk, berjarak satu dengan yang lain, bangun lanset garis. Urat daun sejajar, berdekatan rapat dan berakhir pada sori atau pori air. Habitat di daerah yang tidak begitu kering, batang pohon, tepi hutan dan hutan belukar (Steenis, 1988). Gambar A. Nephrolepis biserrata Schott. pada habitat asli Gambar B. Nephrolepis biserrata Schott. per individu Klasifikasi Divisio : Pteridophyta Class : Pteridopsida Ordo : Filicales Family : Nephrolepidaceae Genus : Nephrolepis Spesies : Nephrolepis biserrata Schott.

16 87 Vol. II No. 2 Februari ) Spesies 8 Tumbuhan paku yang ditemukan dalam penelitian termasuk paku epifit atau paku terestrial. Akar rimpang memanjat, kerapkali panjang dan tebal, sisik mulai dari kaki membalut lambat laun menyempit. Daun beruas dengan akar rimpang, daun sarang bulat telur. Daun sejati serupa kulit, gundul, tajuk ujung tidak ada, tajuk samping yang tertinggi menggantikannya, tajuk daun berbentuk lanset garis, tepi rata, helaian daun panjang cm. Urat daun banyak berjalan mendekat. Habitatnya dari mangrove sampai daerah gunung yang rendah, hutan secundair, di atas pohon di daerah perkebunan (Steenis, 1988). Gambar A. Drynaria sparsisora (Desv.) T. Moore pada habitat asli Gambar B. Drynaria sparsisora (Desv.) T. Moore per individu Klasifikasi Divisio : Pteridophyta Class : Pteropsida Ordo : Filicales Family : Polypodiaceae Genus : Drynaria Spesies : Drynaria sparsisora (Desv.) 9) Spesies 9 Paku tanah. Akar rimpang tegak, semakin menaik, berdaun rapat dan pendek. Tangkai daun gundul. Daun majemuk, yang besar menyirip rangkap 3-4 dan bergerigi. Anak daun berseling sepanjang poros sirip, gundul, sepanjang tepi atas bercangkap, bulat telur, oval atau bulat telur terbalik. Sori pada sisi bawah daun dibawah tepi taju daun yang menggulung, tepi daun berfungsi sebagai selaput penutup. Habitat daratan rendah sampai pegunungan, sangat banyak dipelihara

17 88 Vol. II No. 2 Februari 2013 menjadi tanaman hias (Steenis, 1988). Gambar A. Adiantum sp L. pada habitat asli Gambar B. Adiantum L. per individu Klasifikasi Divisio Class Ordo Family Genus Spesies L. : Pteridophyta : Pteropsida : Filicales : Adiantaceae : Adiantum : Adiantum sp I. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dari mencari dan mengumpulkan data kemudian dilanjutkan dengan identifikasi, maka dapat di simpulkan: 1) Dari penelitian yang dilakukan di kawasan hutan penelitian Sumberwringin kecamatan Sukosari Kabupaten Bondowoso terdapat 9 spesies yaitu: lain (1) Athyrium sp, (2) Pteris biaurita, (3) Asplenium nidus, (4) Davallia sp (5) Nephrolepis cordifolia (6) Pityrogramma calomelanos (7) Nephrolepis biserrata (8) Drynaria sparsisora (9) Adiantum sp. 2) Spesies tumbuhan paku yang ditemukan di Hutan Penelitian Sumberwringin dapat digunakan sebagai media pembelajaran biologi SMA Kelas X khususnya bab Plantae sub pokok bahasan Pteridophyta. DAFTAR PUSTAKA Tjitrosomo, S.S Botani Umum 3. Bandung: Angkasa. Indriyanto. Ir Ekologi Hutan, Jakarta. PT. Bumi aksara. Tjitrosoepomo, G Taksonomi Tumbuhan Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Steenis, Dr.C.G.G.J van FLORA untuk sekolah di Indonesia. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

18 89 Vol. II No. 2 Februari 2013 Nuruliawati, K Inventarisasi dan Identifikasi Morfologi Tumbuhan Lumut (Bryophyta) dan Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Kawasan Wisata Rembangan Jember Sebagai Sumber Belajar Biologi SMA. Tidak dipublikasikan. Skripsi. Jember: Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember. Loveless, A.R Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 2. Jakarta: PT Gramedia Kusumah, Wijaya. (2009). Pengertian Media Pembelajaran. (Online). Tersedia: (21 april 2012) Mustikasari, Ardiani. (2008). Mengenal Media Pembelajaran. (Online). Tersedia: (21 april 2012)

ALAM HIJAU Vol. II No. 2 Februari 2013 Hal

ALAM HIJAU Vol. II No. 2 Februari 2013 Hal ALAM HIJAU Vol. II No. 2 Februari 2013 Hal. 1-112 ALAM HIJAU ISSN 2086-6844 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Eksakta Volume II, No 2, Februari 2013 Muchtar Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Tumbuhan Paku Tumbuhan paku dalam dunia tumbuhan termasuk golongan besar atau Divisio Pteridophyta (pteris : bulu burung, phyta : tumbuhan ) yang diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. tempat pengambilan sampel penelitian. 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi lokasi penelitian Deskripsi masing-masing jenis tumbuhan paku yang ditemukan pada area bekas tambang batu bara Kecamatan Lahei Barat Barito Utara. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang

Lebih terperinci

SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE)

SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE) 19 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE) A. DIVISIO BRYOPHYTA (LUMUT) a. Ciri-Ciri Tumbuhan Lumut Bryophyta adalah tumbuhan tidak berpembuluh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tumbuhan Paku Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, yaitu tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian utama yaitu akar,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat yang berperan sangat penting bagi kehidupan. Kerapatan hutan disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti.

PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH. Oleh: Desti Indriyanti. PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN PAKU PADA MATA KULIAH TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH Oleh: Desti Indriyanti Destiindriyanti11@gmail.com FKIP UMRAH, Kepulauan Riau Abstrak Tumbuhan paku atau pterydophyta merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. multiseluler atau terdiri atas banyak sel yang tergolong ke dalam kingdom Plantae

PENDAHULUAN. multiseluler atau terdiri atas banyak sel yang tergolong ke dalam kingdom Plantae PENDAHULUAN BAB I A. Latar Belakang Masalah Tumbuhan yang hidup disuatu tempat ada yang tumbuh secara alami dan ada juga yang dibudidayakan oleh manusia. Tumbuhan adalah organisme multiseluler atau terdiri

Lebih terperinci

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku)

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku) PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku) Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keanekaragaman Tumbuhan Tumbuhan paku dalam dunia tumbuh-tumbuhan termasuk golongan besar atau Divisi Pteridophyta (pteris = bulu burung; phyta = tumbuhan), yang diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Utara Kalimantan Tengah. Keadaan tofografi desa Trinsing memiliki bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Utara Kalimantan Tengah. Keadaan tofografi desa Trinsing memiliki bentuk 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa trinsing terletak di Kecamatan Teweh Selatan Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah. Keadaan tofografi desa Trinsing memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem.

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya. obatan hingga perananya sebagai keseimbangan ekosistem. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan

Lebih terperinci

Paku/Pteridophyta 1. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku Tracheophyta berspora

Paku/Pteridophyta 1. Struktur tubuh dan habitat tumbuhan paku Tracheophyta berspora Paku/Pteridophyta Tumbuhan paku adalah tumbuhan darat tertua yang ada sejak zaman Devon dan Karbon. Artinya telah hidup sejak 300 350 juta tahun yang lalu. Fosil paku merupakan sumber batu bara di bumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang anggotanya telah jelas

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang anggotanya telah jelas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang anggotanya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar,

Lebih terperinci

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDHOPHYTA) DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN DHOLO, KABUPATEN KEDIRI

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDHOPHYTA) DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN DHOLO, KABUPATEN KEDIRI Artikel Skripsi INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDHOPHYTA) DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN DHOLO, KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Lokasi penelitian pada sisi sebelah timur kawasan hutan Kelurahan. Kanarakan dekat pemukiman masyarakat

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Lokasi penelitian pada sisi sebelah timur kawasan hutan Kelurahan. Kanarakan dekat pemukiman masyarakat BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan sampel tumbuhan makroepifit di kawasan hutan Kelurahan Kanarakan dilakukan pada empat lokasi yang berbeda. Adapun lokasinya yaitu : 1.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasisitusi atau

Lebih terperinci

Data Faktor Klimatik dan Edafik pada Berbagai Ketinggian ( 1180 m dpl 1400 m dpl ) di Kawasan Hutan Bebeng, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta

Data Faktor Klimatik dan Edafik pada Berbagai Ketinggian ( 1180 m dpl 1400 m dpl ) di Kawasan Hutan Bebeng, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta Lampiran 1 Data Faktor Klimatik dan Edafik pada Berbagai Ketinggian ( 1180 m dpl 1400 m dpl ) di Kawasan Hutan Bebeng, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta Daerah I TERBUKA (1180 1280 ) m dpl Ketin ggian Plot

Lebih terperinci

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi Berkelas BAB 7 KINGDOM PLANTAE SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi CIRI-CIRI Multiseluler,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU DI PERKEBUNAN KARET (Hevea brasiliensis) DI DESA TANJUNG RAYA KECAMATAN RAMBANG PRABUMULIH SUMATERA SELATAN

IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU DI PERKEBUNAN KARET (Hevea brasiliensis) DI DESA TANJUNG RAYA KECAMATAN RAMBANG PRABUMULIH SUMATERA SELATAN IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN PAKU DI PERKEBUNAN KARET (Hevea brasiliensis) DI DESA TANJUNG RAYA KECAMATAN RAMBANG PRABUMULIH SUMATERA SELATAN Dwi Yunita Indah Sari, 1 Amrina Rosada 2, e-mail:dwi

Lebih terperinci

KERAGAMAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) BERPOTENSI OBAT DI RESORT ROWOBENDO TAMAN NASIONAL ALAS PURWO

KERAGAMAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) BERPOTENSI OBAT DI RESORT ROWOBENDO TAMAN NASIONAL ALAS PURWO KERAGAMAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) BERPOTENSI OBAT DI RESORT ROWOBENDO TAMAN NASIONAL ALAS PURWO SKRIPSI Oleh Martha Lumungga Hutabarat NIM 031810401081 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pteridophyta diambil dari kata pteron yang berarti sayap, bulu dan phyta yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pteridophyta diambil dari kata pteron yang berarti sayap, bulu dan phyta yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Paku Tumbuhan paku disebut Pteridophyta yang berasal dari bahasa Yunani. Pteridophyta diambil dari kata pteron yang berarti sayap, bulu dan phyta yang berarti tumbuhan.

Lebih terperinci

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU DI KAMPUS I UNIVERSITAS MEDAN AREA

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU DI KAMPUS I UNIVERSITAS MEDAN AREA ISSN 2598-6015 INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU DI KAMPUS I UNIVERSITAS MEDAN AREA JUBAIDAH NASUTION 1, JAMILAH NASUTION 2*, EMMY HARSO KARDHINATA 3 1,2 Departemen Biologi, Fakultas Biologi Universitas Medan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan hidup di daerah tropika. Pteridophyta tidak ditemukan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan banyak keanekaragaman flora dan dan fauna. Salah satu jenis flora tersebut adalah tumbuhan paku (Pteridophyta). Pteridophyta memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan di bumi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang paling

BAB II KAJIAN PUSTAKA. divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang paling BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tumbuhan Paku (Pteridophyta ) Dunia tumbuhan secara umum dibagi mejadi 5 kelompok besar dalam divisio. Kelima divisio tersebut dari yang paling sederhana ke yang

Lebih terperinci

JENIS-JENIS TUMBUHAN PAKU YANG DITEMUKAN DI BUKIT ACE KELURAHAN GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI PADANG ARTIKEL

JENIS-JENIS TUMBUHAN PAKU YANG DITEMUKAN DI BUKIT ACE KELURAHAN GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI PADANG ARTIKEL JENIS-JENIS TUMBUHAN PAKU YANG DITEMUKAN DI BUKIT ACE KELURAHAN GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI PADANG ARTIKEL ZULMAINI NIM: 09010240 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Cagar Alam tangale yang terdapat di Kabupaten Gorontalo. Cagar Alam ini terbagi menjadi dua kawasan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sumber daya alam yang sangat melimpah dan terkenal sebagai pusat keanekaragaman hayati. Walaupun, luas daratan Indonesia hanya 1,3% dari permukaan

Lebih terperinci

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN 7 KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN 7 KINGDOM PLANTAE SUPER DIVISIO 1. THALOPHYTA 2. KORMOFITA FUNGI ALGAE LICHENES BERSPORA BERBIJI 7 ALGAE 1. DIVISIO : CYANOPHYTA Ganggang biru-hijau, contoh Oscilatoria

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu : Menjelaskan ciri khas tumbuhan lumut, paku dan tumbuhan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PAKU TANAH DI KAWASAN GUNUNG TIDAR KOTA MAGELANG

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PAKU TANAH DI KAWASAN GUNUNG TIDAR KOTA MAGELANG Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 27 Agustus 2016 p-issn: 2540-752x e-issn: 2528-5726 IDENTIFIKASI JENIS-JENIS PAKU TANAH DI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. yaitu dikawasan Hutan Sungai Teluk Sahang (berdasarkan wilayah sampling. 1. Menuju Lokasi Penelitian Menyusuri Sungai Rungan

BAB IV HASIL PENELITIAN. yaitu dikawasan Hutan Sungai Teluk Sahang (berdasarkan wilayah sampling. 1. Menuju Lokasi Penelitian Menyusuri Sungai Rungan 1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Pengambilan spesimen lumut dilakukan pada tiga lokasi yang berbeda, yaitu dikawasan Hutan Sungai Teluk Sahang (berdasarkan wilayah sampling yang

Lebih terperinci

Dibimbing oleh : 1. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd 2. Nur Solikin S. Pd, M. MA

Dibimbing oleh : 1. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd 2. Nur Solikin S. Pd, M. MA INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) DI KAWASAN AIR TERJUN NGLEYANGAN KABUPATEN KEDIRI SEBAGAI KAJIAN BIODIVERSITAS LOKAL ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention

BAB I PENDAHULUAN. Sementara Pasal 2, Konvensi tentang Keanekaragaman Hayati (Convention BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan berbagai bentuk variabilitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Alfian Nur Ahmad Taufiqurahman NIM

SKRIPSI. oleh Alfian Nur Ahmad Taufiqurahman NIM INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN TIRTO KEMANTEN, KECAMATAN KALIBARU, KABUPATEN BANYUWANGI SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI oleh Alfian Nur Ahmad Taufiqurahman

Lebih terperinci

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE : Jenis-Jenis Polypodiaceae di Hutan PT. CPI Rumbai Provinsi Riau Berdasarkan Karakter Morfologi

Periode Juli-September 2016 ISSN ONLINE : Jenis-Jenis Polypodiaceae di Hutan PT. CPI Rumbai Provinsi Riau Berdasarkan Karakter Morfologi Jurnal Riau Biologia 1(2) : 135-139 JRB Jenis-Jenis Polypodiaceae di Hutan PT. CPI Rumbai Provinsi Riau Berdasarkan Karakter Morfologi WULANDARI D 1*, NERY SOFIYANTI 2, FITMAWATI 3 123 Jurusan Biologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo, 1993: 258). Indonesia 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Anggrek 2.1.1 Deskripsi Anggrek Anggrek merupakan famili terbesar dalam tumbuhan biji, seluruhnya meliputi 20.000 jenis yang terbagi dalam 500 marga (Tjitrosoepomo,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuhan Paku Tumbuhan paku merupakan salah satu tumbuhan tertua yang masih sering kita jumpai di daratan. Memiliki kormus merupakan ciri yang khas dari tumbuhan ini. Arti dari

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yaitu suatu 44 BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi Analisis Materi Pembelajaran (AMP). RPP MATERI INDIKATOR Untuk mempermudah dalam mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, manusia melakukan pengelompokkan makhluk hidup. Pengelompokan makhluk hidup itu

Lebih terperinci

JENIS-JENIS TUMBUHAN PAKU YANG TERDAPAT DI KELURAHAN BARINGIN KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG. Marlinda Surianti, Nursyahra, Rizki

JENIS-JENIS TUMBUHAN PAKU YANG TERDAPAT DI KELURAHAN BARINGIN KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG. Marlinda Surianti, Nursyahra, Rizki JENIS-JENIS TUMBUHAN PAKU YANG TERDAPAT DI KELURAHAN BARINGIN KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG Marlinda Surianti, Nursyahra, Rizki Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab (LIPI,1980). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab (LIPI,1980). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kelompok tumbuhan Pteridophyta tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta).

BAB V PEMBAHASAN. paku-pakuan (Pterydophyta) dan divisio tumbuhan berbiji (Spermatophyta). BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di kawasan hutan Kelurahan Kanarakan Tangkiling Kota Palangka Raya ditemukan 21 jenis tumbuhan makroepifit yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sehingga dikenal sebagai negara megabiodiversity. Sekitar 10 % jenis-jenis tumbuhan berbunga yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiversity). Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dunia dapat ditemukan di sini. Hampir pada semua kelompok organisme,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dunia dapat ditemukan di sini. Hampir pada semua kelompok organisme, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Tumbuhan Paku Keanekaragaman hayati terbesar ditemukan di daerah tropik. Walaupun daerah tropik hanya mencakup 7% dari luas bumi, tapi lebih dari separuh spesies

Lebih terperinci

JENIS PTERYDOPHYTA DI JORONG KOTO TUO KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG. Oktarini, Nursyahra, Abizar.

JENIS PTERYDOPHYTA DI JORONG KOTO TUO KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG. Oktarini, Nursyahra, Abizar. JENIS PTERYDOPHYTA DI JORONG KOTO TUO KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG Oktarini, Nursyahra, Abizar Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Tumbuhan Paku Di Kawasan Gunung Wilis Desa. Besuki Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Identifikasi Tumbuhan Paku Di Kawasan Gunung Wilis Desa. Besuki Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengamatan 4.1.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan Paku Di Kawasan Gunung Wilis Desa Besuki Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri Adapun hasil inventarisasi dan identifikasi tumbuhan

Lebih terperinci

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati Lumut/Bryophyta 1. Ciri-ciri dan sifat lumut Pada umumnya kita menyebut "lumut" untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal

Lebih terperinci

EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN HUTAN GIRIMANIK KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN HUTAN GIRIMANIK KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI EKSPLORASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN HUTAN GIRIMANIK KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: RENY WIDYASTUTY A 420 102 012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Barat oleh Annisa, Nursyahra dan Abizar. Berdasarkan penelitian tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Barat oleh Annisa, Nursyahra dan Abizar. Berdasarkan penelitian tentang 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian terdahulu yang merupakan pijakan dalam penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Inventarisasi Tumbuhan Paku Epifit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yogyakarta, terletak di Jalan Colombo, Catur Tunggal, Depok, Sleman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yogyakarta, terletak di Jalan Colombo, Catur Tunggal, Depok, Sleman, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Kebun Biologi FMIPA UNY Kebun Biologi FMIPA termasuk dalam kawasan kampus Universitas Negeri Yogyakarta, terletak di Jalan Colombo, Catur Tunggal, Depok, Sleman,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli -Oktober Penelitian ini

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli -Oktober Penelitian ini 21 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai Juli -Oktober 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Hutan Lindung Simandar, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU KELAS FILICINAE DI KAWASAN WATU ONDO SEBAGAI MEDIA BELAJAR MAHASISWA

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU KELAS FILICINAE DI KAWASAN WATU ONDO SEBAGAI MEDIA BELAJAR MAHASISWA INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU KELAS FILICINAE DI KAWASAN WATU ONDO SEBAGAI MEDIA BELAJAR MAHASISWA Herdina Sukma Pranita 1, Susriyati Mahanal 2, Murni Sapta Sari 3 1 Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan paku dalam dunia tumbuh-tumbuhan termasuk golongan atau

TINJAUAN PUSTAKA. Tumbuhan paku dalam dunia tumbuh-tumbuhan termasuk golongan atau TINJAUAN PUSTAKA Karateristik Tumbuhan Paku Tumbuhan paku dalam dunia tumbuh-tumbuhan termasuk golongan atau divisi Pteridophyta (pteris = bulu burung; phyta = tumbuhan), yang diterjemahkan secara bebas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

SPECIES TUMBUHAN PAKU PADA KAWASAN PENYANGGA (Buffer Zone) DI PERKEBUNAN SAWIT PT. GMP KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

SPECIES TUMBUHAN PAKU PADA KAWASAN PENYANGGA (Buffer Zone) DI PERKEBUNAN SAWIT PT. GMP KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT SPECIES TUMBUHAN PAKU PADA KAWASAN PENYANGGA (Buffer Zone) DI PERKEBUNAN SAWIT PT. GMP KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Riri Rahmawati, Abizar, Rizki Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Rotan adalah salah satu jenis tumbuhan berbiji tunggal (monokotil) yang memiliki peranan ekonomi yang sangat penting (FAO 1997). Sampai saat ini rotan telah dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH

KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH KEANEKARAGAMAN PTERIDOPHYTA TERESTRIAL DI KAWASAN HUTAN PINUS KRAGILAN KABUPATEN MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata1 pada Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

DUNIA TUMBUHAN TUMBUHAN. mencakup. Tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)

DUNIA TUMBUHAN TUMBUHAN. mencakup. Tumbuhan tak berpembuluh (Atracheophyta) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) DUNIA TUMBUHAN A. Pendahuluan Sejauh mata memandang yang terlihat adalah hamparan hijau. Itulah pemandangan di daratan yang dipenuhi oleh berbagai macam tumbuhan. Berbagai tumbuhan sering kamu jumpai di

Lebih terperinci

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka( Lili paris (Chlorophytum comosum) Kingdom : plantae divisi : magnoliophyta kelas : liliopsida ordo :liliaceae family : anthericaceae genus :chlorophytum spesies : chlorophytum comusum var. vittatum Batang

Lebih terperinci

SIFAT-SWAT MORFOLOGIS DAN ANATOMIS LANGKAP (Arenga obtusifolia Blumme Ex. Mart) Haryanto dan Siswoyo'"

SIFAT-SWAT MORFOLOGIS DAN ANATOMIS LANGKAP (Arenga obtusifolia Blumme Ex. Mart) Haryanto dan Siswoyo' Media Konservasi Edisi Khusus, 1997 : Hal. 10 5-109 105 SIFAT-SWAT MORFOLOGIS DAN ANATOMIS LANGKAP (Arenga obtusifolia Blumme Ex. Mart) Oleh : Haryanto dan Siswoyo'" PENDAHULUAN Menurut Muntasib dan Haryanto

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU TERESTRIAL

INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU TERESTRIAL INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN PAKU TERESTRIAL (Pterydophyta) DI KAWASAN HUTAN GIRIBANGUN KELURAHAN GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH Disusun sebagai salah satu

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU LAMPIRAN 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU 1. Agrostophyllum longifolium Habitat : herba, panjang keseluruhan ± 60 cm, pola pertumbuhan monopdodial Batang : bentuk pipih,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat menyebutnya chikenspike termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae (tumbuh-tumbuhan) :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan

Lebih terperinci

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI POS ROWOBENDO- NGAGELAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO KABUPATEN BANYUWANGI

INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI POS ROWOBENDO- NGAGELAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO KABUPATEN BANYUWANGI 20 INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI POS ROWOBENDO- NGAGELAN TAMAN NASIONAL ALAS PURWO KABUPATEN BANYUWANGI Dwi Swastanti Ridianingsih 1, Pujiastuti 2, Sulifah Aprilya Hariani 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3

TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3 TUMBUHAN BAYU ARISSAPUTRA XII IPA 3 Pendahuluan Istilah tumbuh-tumbuhan digunakan karena tumbuhnya liar dan bersifat alami, sedangkan tanaman untuk jenis yang dibudidayakan. Dari dua istilah tersebut,

Lebih terperinci

DAVALLIACEAE (PTERIDOPHYTA) DI BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS-SIAK PROVINSI RIAU Eka Indra H 1, Nery Sofiyanti 2, Dyah Iriani 2

DAVALLIACEAE (PTERIDOPHYTA) DI BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS-SIAK PROVINSI RIAU Eka Indra H 1, Nery Sofiyanti 2, Dyah Iriani 2 DAVALLIACEAE (PTERIDOPHYTA) DI BUKIT BATU KABUPATEN BENGKALIS-SIAK PROVINSI RIAU Eka Indra H 1, Nery Sofiyanti 2, Dyah Iriani 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Biologi, FMIPA-UR 2 Dosen Jurusan Biologi FMIPA-UR

Lebih terperinci

Ini Dia Si Pemakan Serangga

Ini Dia Si Pemakan Serangga 1 Ini Dia Si Pemakan Serangga N. bicalcarata Alam masih menyembunyikan rahasia proses munculnya ratusan spesies tanaman pemakan serangga yang hidup sangat adaptif, dapat ditemukan di dataran rendah sampai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Lokasi a. Letak dan Luas Taman Wisata Alam (TWA) Sicike-cike secara administratif berada di Dusun Pancur Nauli Desa Lae Hole, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi Propinsi

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: INVENTARISASI JENIS PAKU DI KAWASAN GUNUNG PAROY KECAMATAN LHONG KABUPATEN ACEH BESAR

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: INVENTARISASI JENIS PAKU DI KAWASAN GUNUNG PAROY KECAMATAN LHONG KABUPATEN ACEH BESAR Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 INVENTARISASI JENIS PAKU DI KAWASAN GUNUNG PAROY KECAMATAN LHONG KABUPATEN ACEH BESAR Ainol Mardiyah 1), Hasanuddin 2) dan Eriawati 3) 1,2,3)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka

TINJAUAN PUSTAKA. dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka TINJAUAN PUSTAKA Hutan Rakyat Hutan Tanaman Rakyat atau HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Panas Cangar Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soeryo Jawa Timur sebanyak 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Panas Cangar Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soeryo Jawa Timur sebanyak 3 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Diversitas Genus Bryopsida Bryopsida yang berhasil di temukan di Obyek Wisata Pemandian Air Panas Cangar Taman Hutan Raya (TAHURA) R. Soeryo Jawa Timur sebanyak 3 genus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TUMBUHAN PAKU

LAPORAN PRAKTIKUM TUMBUHAN PAKU LAPORAN PRAKTIKUM TUMBUHAN PAKU 1:32 AM NGURAH I. TUJUAN menjelaskan struktur Tubuh paku beserta fungsinya dan mengamati struktur sporofit dan gametofit paku. II.DASAR TEORI Tumbuhan Paku merupakan golongan

Lebih terperinci

Apl Vegetasi pada Lansekap dan Desain Ruang Luar By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST.MT. Klasifikasi Tanaman

Apl Vegetasi pada Lansekap dan Desain Ruang Luar By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST.MT. Klasifikasi Tanaman Apl Vegetasi pada Lansekap dan Desain Ruang Luar By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST.MT Klasifikasi Tanaman Klasifikasi Tanaman Karakter tumbuhan lumut Dinding sel tersusun atas selulosa. Daun lumut tersusun

Lebih terperinci

) PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) K.G.P.A.A MANGKUNAGORO 1 NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

) PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) K.G.P.A.A MANGKUNAGORO 1 NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH INVENTARISASI dan KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Bryophyta dan Pteridophyta) PADA KETINGGIAN YANG BERBEDA DI TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) K.G.P.A.A MANGKUNAGORO 1 NGARGOYOSO KABUPATEN KARANGANYAR PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman hayati di Indonesia sangat tinggi baik flora dan faunanya, keanekaragaman hayati tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) LAPORAN PENGAMATAN Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Botani Tumbuhan Berpembuluh yang diampu oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M.S. Oleh Nur Azizah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

DIVERSITY PLANTS OF NAIL (PTERIDOPHYTA) IN WONOASRI WATERFALL BANGUN VILLAGE DISTRICT MUNJUNGAN TRENGGALEK REGENCY

DIVERSITY PLANTS OF NAIL (PTERIDOPHYTA) IN WONOASRI WATERFALL BANGUN VILLAGE DISTRICT MUNJUNGAN TRENGGALEK REGENCY JURNAL KEANERAGAMAN TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA) DI KAWASAN AIR TERJUN WONOASRI DESA BANGUN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK DIVERSITY PLANTS OF NAIL (PTERIDOPHYTA) IN WONOASRI WATERFALL BANGUN

Lebih terperinci

Universitas Mulawarman 2,3 Program Studi Biologi FMIPA, Universitas Mulawarman. *Corresponding Author:

Universitas Mulawarman 2,3 Program Studi Biologi FMIPA, Universitas Mulawarman. *Corresponding Author: Prosiding Seminar Tugas Akhir FMIPA UNMUL 2015 Keanekaragaman Paku Epifit Pada Batang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Desa Suatang Baru Kecamatan Paser Belengkong Kabupaten Paser Kalimantan Timur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

JENIS JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN AIR PANAS SAPAN MALULUANG KABUPATEN SOLOK SELATAN

JENIS JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN AIR PANAS SAPAN MALULUANG KABUPATEN SOLOK SELATAN JENIS JENIS TUMBUHAN PAKU DI KAWASAN AIR PANAS SAPAN MALULUANG KABUPATEN SOLOK SELATAN Nova Ardila Weni, Abizar, Elza Safitri Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat e-mail : azora.zhora@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi)

Lebih terperinci

TUMBUHAN PAKU SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS

TUMBUHAN PAKU SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS TUMBUHAN PAKU SEBAGAI SUMBER IDE DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS KONSEP PENGANTAR KARYA MINAT UTAMA SENI GRAFIS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Seni Program Studi

Lebih terperinci