BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Franchis dalam Ahmad, Kammarudin (2004:1), investment is a

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Franchis dalam Ahmad, Kammarudin (2004:1), investment is a"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Investasi Pengertian Investasi Menurut Franchis dalam Ahmad, Kammarudin (2004:1), investment is a commitment of money that is expected to generate of additional money. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2000:5) Dari definisi tersebut dapat dilihat adanya dua elemen penting mengenai investasi yaitu waktu dan risiko. Hal lain yang dapat dilihat adalah kesempatan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan sebagai ganti konsumsi kebutuhan sekarang yang hilang. Kebutuhan investasi setiap orang berbeda-beda karena adanya beberapa pertimbangan-pertimbangan tertentu dari investor. Adapun pertimbanganpertimbangan tersebut sebagai berikut: 1). Tujuan mengadakan investasi Tujuan dari investasi dapat berupa mempertahankan nilai tukar dana, memperoleh pendapatan yang optimal dan berkelanjutan serta memperoleh peningkatan nilai yang memadai dan maksimal. 10

2 2). Jangka waktu investasi Hasil investasi merupakan fungsi dari jangka waktu investasi. Jenis investasi keuangan mempunyai karakteristik risiko hasil terhadap waktu yang berbedabeda,tergantung dari masa penanaman modal dan pemakaian hasil obligasi 3). Sumber daya keuangan untuk mengadakan investasi Sumber daya keuangan untuk berinvestasi dapat berupa penghasilan bulanan, penghasilan tidak tetap, bonus, komisi, bunga deposito, hasil investasi, hasil penjualan aset, dan lain sebagainya. Besar kecilnya sumber daya keuangan dapat menentukan pemilihan suatu jenis investasi. 4). Kemampuan menanggulangi risiko Risiko yang timbul akibat kegiatan investasi mengalami semacam siklus hidup, maka jenis investasi yang mengalami high risk high return seperti saham, akan mengalami penurunan nilai yang tajam. Namun setelah itu, biasanya akan mengalami peningkatan nilai kembali. Untuk menanggulangi penurunan nilai tersebut dan agar tetap dapat melakukan kegiatan investasi sampai nilai kembali meningkat disebut dengan kemampuan menaggulangi risiko yang timbul akibat kegiatan melaksanakan investasi. 5). Alternatif investasi yang tersedia Masing-masing alternatif investasi mempunyai karakteristik hasil, risiko, likuiditas dan ketersediaan yang berbeda-beda. Makin berkembangnya ketersediaan berbagai alternatif investasi maka akan menambah peluang untuk membentuk portofolio investasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan investor. 6). Informasi yang tersedia mengenai keadaan alternatif investasi Informasi yang tersedia dapat berupa informasi resmi dari emiten, hasil riset, berita di media masa atau rumours di kalangan terbatas. Kemampuan 11

3 menyerap informasi yang tersedia akan sangat mempengaruhi pilihan investasi dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang investasi. 7). Kemampuan untuk menentukan pilihan investasi yang sesuai Kemampuan teknis untuk menentukan pilihan alokasi aset, pilihan instrumen serta jenis investasi sangat penting dan mempengaruhi peluang yang dimiliki pemodal untuk mencapai hasil yang diharapkan. Rangkaian kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang investor, baik perorangan maupun lembaga diartikan sebagai portofolio. Tujuan dari kombinasi ini adalah mencari investasi dengan risiko tertentu dengan keuntungan yang maksimal. Kombinasi aktiva tersebut dapat berupa aktiva riil, finansial maupun gabungan dari keduanya Proses Investasi Menurut Husnan (2003:46) proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya pemodal melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Dalam pengambilan keputusan tersebut, diperlukan langkahlangkah sebagai berikut: 1). Menentukan kebijakan investasi Investor perlu menentukan tujuan investasi dan berapa banyak investasi tersebut dilakukan. Tujuan investasi harus dinyatakan dalam risiko maupun keuntungan, karena ada korelasi positif antara risiko dan keuntungan. 2). Menganalisis sekuritas Ada dua filosofi dalam analisis sekuritas. Pertama adalah sekuritas yang misprice (harganya salah mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah). Kedua, 12

4 adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekuritas adalah harga yang wajar. Kalaupun ada sekuritas yang misprice, investor tidak mampu untuk mendeteksinya. Terdapat dua kelompok analisis sekuritas yaitu, analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal menggunakan data harga masa lalu sebagai upaya untuk memprediksi harga sekuritas di masa yang akan datang. Sedangkan analisis fundamental berusaha mengidentifikasi prospek perusahaan untuk bisa memperkirakan harga-harga sekuritas di masa yang akan datang. 3). Membentuk portofolio Tahap ini menyangkut identisifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan penentuan proporsi dana yang akan ditanamkan pada masingmasing sekuritas. Pemilihan-pemilihan sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi risiko. Pemilihan sekuritas dapat dipengaruhi oleh preferensi risiko dan pola kebutuhan kas. 4). Melakukan revisi portofolio Tahap ini merupakan pengulangan atas tiga tahap sebelumnya. Tahap ini dilakukan apabila portofolio yang telah dimiliki saat ini tidak lagi optimal atau tidak sesuai dengan preferensi risiko investor, maka investor dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio. 5). Mengevaluasi kinerja portofolio Pada tahap ini pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja (performance) portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. 13

5 Strategi investasi Untuk mencapai suatu konsistensi dengan tujuan dan kebijakan investasi sangat diperlukan pemilihan strategi investasi yang tepat, karena tujuan dan kebijakan investasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemilihan strategi investasi. Ada dua strategi dasar sebagai gaya dalam mengelola portofolio, yaitu strategi aktif dan strategi pasif. Strategi aktif merupakan usaha untuk beat the market, dimana manajer investasi menggunakan seluruh informasi yang tersedia atau teknik forecasting untuk memperoleh abnormal return dari portofolio (Achsein, 2000:91). Investor yang menerapkan strategi aktif tidak percaya bahwa pasar sekuritas akan efisien dan mereka percaya terhadap adanya sekuritas atau kelompok sekuritas yang mispriced. Tandelilin (2001:96) menuliskan bahwa dalam strategi aktif, investor akan melakukan tindakan aktif, seperti mencari informasi untuk analisis fundamental dan teknikal agar memperoleh return yang maksimal dibandingkan dengan biaya yang ditanggung. Dengan kata lain investor akan berusaha memperoleh hasil yang lebih tinggi daripada investor lain. Strategi pasif mengkontruksikan portofolio tidak untuk beat the market, tetapi untuk match the market (Achsein, 2000:95). Maksudnya di sini adalah para investor yang menerapkan strategi pasif bertindak seolah-olah berada pada pasar sekuritas yang efisien. Para investor yang menerapkan strategi pasif tidak percaya akan adanya peluang untuk mengeksploitasi laba karena pasar modal yang efisien akan mencegah adanya hal tersebut. 14

6 2.1.2 Deposito Deposito merupakan salah satu instrumen investasi yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. Produk perbankan ini mengumpulkan dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan kembali oleh bank yang bersangkutan dalam bentuk kredit kepada perusahaan atau masyarakat yang sedang membutuhkan sumber pembiayaan dalam bentuk pinjaman. Deposan perbankan menerima keuntungan dari dana yang diinvestasikannya berupa bunga yang sudah ditentukan pada saat penempatan deposito. Bunga deposito dapat diperoleh dari bank karena bank juga menerima bunga atas pinjaman yang disalurkan. Selisih bunga (spread) merupakan pendapatan dari kegiatn operasional perbankan. Para pemegang deposito diharapkan menyimpan dananya sampai tanggal jatuh tempo. Tetapi, apabila dana diambil sebelum tanggal jatuh tempo, bank selalu siap dan bank dapat mengenakan denda seperti mengurangi bunga atau tidak memberikan bunga sama sekali. Tingkat bunga yang dibayarkan dapat dihitung sebagai berikut : Tingkat Bunga = Jumlah Bunga X 100%...(1) Uang Yang Dideposito Untuk transaksi internasional perlu adanya satu dasar tingkat bunga tertentu dan merupakan tingkat bunga pinjaman yang berlaku antar bank yang bonafid di Jakarta yang dikenal sebagai Jakarta Interbank Offer Rate (JIBOR) dan dijadikan patokan untuk menentukan tingkat suku bunga dalam melakukan transaksi pinjaman di pasar uang internasional. JIBOR merupakan kumpulan kuotasi bank-bank BUMN, swasta maupun asing yang dapat ditetapkan setiap 15

7 satu atau tiga bulan. Kuotasi ini dapat digunakan untuk menetapkan tingkat pricing dari produk perbankan seperti kredit dan pendanaan Reksadana Pengertian Reksadana Unit Trust, Mutual fund atau investment fund adalah istilah-istilah yang memiliki pengertian yang sama dengan reksadana. Reksadana merupakan bentuk investasi kolektif yang memungkinkan investor yang memiliki tujuan investasi sejenis untuk mengumpulkan dananya agar dapat diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dikelola oleh manajer investasi. Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Menurut Choong dalam Achsien (2000:74) Unit trust is an investment scheme that pools money from many investors who share similar financial objectives, investment strategy and risk tolerance Dari kedua pengertian di atas dapat diartikan bahwa reksadana merupakan suatu wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang selanjutnya akan diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Yang dimaksud portofolio efek adalah kumpulan atau kombinasi sekuritas atau surat berharga dengan tujuan mendiversikasikan risiko investasi. 16

8 Karakteristik Reksadana Ada beberapa karakteristik reksadana menurut Bapepam yaitu sebagai berikut : 1). Reksadana sebagai produk investasi Reksa dana merupakan produk portofolio yang memungkinkan pengelolanya menanamkan lebih dari satu sekuritas. 2). Reksadana adalah produk massal Reksadana merupakan produk massal yang dirancang untuk semua kalangan investor. 3). Menyerahkan kontrol pada pihak lain Ketika investor berinvestasi pada reksadana maka investor tidak dapat melakukan kontrol secara langsung. Hanya kontrol secara tidak langsung yang dapat dilakukan yaitu dapat menarik dana apabila investor menganggap kebijakan investasi tidak sesuai. 4). Tidak kebal risiko Meskipun reksadana merupakan produk yang terdiversifikasi, reksadana tetap memiliki risiko. Contohnya peningkatan suku bunga SBI pada tahun 2005 membuat para investor melakukan redemption besar-besaran yang mebuat merosotnya kinerja reksadana Kelebihan Reksadana Kelebihan reksa dana dibandingkan instrumen investasi lainnya yaitu: 1). Terjangkau, tanpa dominasi Reksadana dapat memberi kesempatan bagi investor kecil untuk berinvestasi. 17

9 2). Sangat likuid Kapanpun investor mau menjual kembali investasinya maka reksadana akan membelinya (reksadana terbuka). 3). Dikelola secara profesional dan murah Program investasi reksadana dikelola oleh para profesional yang tugas sehariharinya adalah mengelola dana dan dukungan pola infrastruktur yang baik. 4). Lebih aman dan diatur lebih ketat Banyak peraturan-peraturan khusus di pasar modal yang mengatur perusahaan reksa dana seperti peraturan No. IV A.3 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi kolektif. 5). Bukan merupakan objek pajak Kewajiban pajak ditanggung perusahaan reksadana bukan ditanggung oleh pemegang unit penyertaan. 6). Diversifikasi investasi Adanya beberapa investor yang terkumpul dapat membantu kesulitan diversifikasi investasi sendiri yang dilakukan oleh investor Kekurangan dari Reksadana Selain kelebihan yang dimiliki, reksadana juga memiliki kekurangan sebagai produk investasi. Kekurangan-kekurangan reksadana dapat diuraikan sebagai berikut: 1). Reksa dana membebani biaya-biaya langsung seperti biaya penjualan, fee dan transaksi-transaksi portofolio. 2). Tidak ada hubungan perseorangan antara investor dengan manajer investasi. 18

10 Return Reksadana Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi (return yang sudah terjadi) dan return ekspektasi (return yang belum terjadi tetapi diharapkan terjadi di masa yang akan datang), Jogiyanto (2000:107). Komponen-komponen return investasi dapat berupa: 1). Capital Gain Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh dari penjualan sekuritas yang berasal dari selisih harga jual dengan harga beli sekuritas tersebut. 2). Yield Yield merupakan suatu penghasilan yang diperoleh investor karena menanamkan dananya pada sekuritas yang dibayarkan oleh penerbit sekuritas tersebut, misalnya dividen saham dan bunga obligasi. Investor dari manapun akan selalu mempertimbangan return dari investasi yang mereka lakukan, begitu juga para investor yang menginvestasikan dana mereka pada reksadana. Return atau tingkat dari pengembalian investasi pada reksadana tergantung dari jenis reksadana yang dipilih investor. Pada umumnya return reksadana merupakan capital gain atas investasi reksadana tersebut. Return Reksadana dapat dihitung sebagai berikut : Rt = Dimana : NABt NAB NABt 1 t 1 Rt = Return reksadana pada periode t NABt = NAB pada periode t NABt-1 = NAB pada periode sebelumnya (2) 19

11 Return yang dihitung dengan cara ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi portofolio reksadana karena mengidentifikasi hasil keputusan manajer investasi Risiko reksadana Menghitung return dari suatu investasi tidaklah cukup. Pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari return dan risiko. Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan outcome yang diharapkan. Van Horne dan Warkowicks. Jr dalam Jogiyanto (2000:124) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Jadi, risiko adalah kemungkinan tidak diperolehnya keuntungan investasi yang dilakukan. Sunariyah (2004:194) menyatakan pada prinsipnya risiko terdiri dari dua komponen yaitu risiko sistematis dan tidak sistematis. Risiko sistematis merupakan risiko pasar yang bersifat umum dan berlaku bagi semua sekuritas di pasar modal dan risiko ini tidak dapat dihindari oleh investor melalui diversifikasi sekalipun. Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang tidak terkait dengan sekuritas tertentu dan pada umumnya risiko ini dapat dihindari dan diminimalisasi dengan diversifikasi investasi. Risiko total merupakan penjumlahan risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Diversifikasi investasi merupakan cara yang efektif untuk meminimalkan risiko tidak sistematis. Dengan melakukan diversifikasi, dana yang dimiliki akan dipecah pada berbagai sector bisnis dengan penetapan persentase serta kalkulasi yang cermat. Pendekatan pengukuran risiko yang pada umumnya adalah sebagai berikut: 20

12 1) Standar deviasi Standar deviasi mengukur besarnya dispersi yang terjadi dibandingkan dengan return yang diharapkan. Apabila standar deviasi menunjukkan dispersi yang lebih luas atas return berarti tingkat risiko lebih tinggi dan hal ini berlaku sebaliknya. 2) Beta Beta mengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Beta merupakan ukuran fluktuasi harga relative terhadap portofolio pasar. Beta berkisar satu, lebih besar dari satu atau kurang dari satu. Apabila investor membeli reksadana, secara tidak langsung investor telah melakukan diversifikasi karena reksadana pada hakikatnya merupakan suatu portofolio dari surat-surat berharga pasar modal dan pasar keuangan. Hal ini bukan berarti reksadana tidak memiliki risiko. Bapepam (1997:52) menyebutkan beberapa risiko apabila investor berinvestasi pada reksadana. Risiko-risiko tersebut sebagai berikut : 1) Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi dan surat berharga lainnya) yang menjadi bagian dari reksa dana di bursa yang mengakibatkan turunnya nilai penyertaan. 2) Risiko likuiditas Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi untuk menyediakan dana untuk pembayaran tersebut. 21

13 3) Risiko politik ekonomi Perubahan kebijakan pemerintah dalam bidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan tidak terkecuali efek-efek yang termasuk ke dalam portofolio reksadana. 4) Risiko wanprestasi Risiko ini dapat timbul saat perusahaan asuransi yang mengasuransi garta kekayaan reksa dana tidak dapat membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah daripada nilai pertanggungan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan terjadi Penggolongan Reksadana 1) Menurut Investment Company Act 1940 Seperti yang dikutip oleh Sharpe (1997:353) mengelompokkan reksadana sebagai berikut : (1) Unit Investment Trust Trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat-surat berharga berpenghasilan tinggi (misalnya obligasi) dan ditangani oleh orang kepercayaan yang independent. (2) Managed Investment Companies Perusahaan ini mungkin berbentuk perusahaan independent, manajer investasi, perusahaan yang terkait dengan pialang atau perusahaan investasi. 22

14 a. Closed - end Investment Companies Reksadana jenis ini dapat dikatakan reksadana tertutup, karena hanya menjual unit penyertaan pada saat penawaran perdana dan tidak wajib membeli kembali unit penyertaan pada saat pemegang berniat menjualnya. b. Open end Investment Companies Reksadana jenis ini dikatakan reksa dana terbuka, karena reksadana ini masih menjual saham baru setelah penawaran perdana dan pemegang saham ini masih dapat menjual sahamnya ke perusahaan reksa dana yang bersangkutan. Tabel 2.1 Perbedaan antara Reksadana Terbuka dan Reksadana Tertutup Reksadana Tertutup 1. Menjualan saham pada penawaran umum perdana sampai batas modal dasar 2. Saham reksa dana dicatat di bursa efek 3. Investor tidak dapat menjual kembali saham yang dimilikinya kepada reksa dana yang bersangkutan. 4. Harga jual / beli saham tergantung penawaran dan permintaan investor. Sumber : Pratomo dan Nugroho (2005). Reksadana Terbuka 1. Menjual sahamnya secara terus menerus sepanjang ada pemodal dan pembeli. 2. Saham reksa dana tidak perlu dicatat dibursa efek. 3. Investor dapat menjual kembali saham yang dimilikinya pada reksa dana yang bersangkutan. 4. Harga jual/beli saham didasarkan pada NAB persaham yang dihitung oleh bank Kustodian. 2) Berdasarkan Sasaran dan Diversifikasinya Berdasarkan sasaran dan diversifikasinya reksadana dapat digolongkan sebagai berikut: (1) Common Stock Fund Perusahaan jenis ini sebagian besar menanamkan dananya pada sahamsaham biasa daripada saham preferen atau obligasi. 23

15 (2) Toyable Hand Fund Obligasi perusahaan biasanya menghasilkan pendapatan langsung dengan risiko yang minimal. Investor yang memilih reksadana jenis ini dapat memilih reksadana atau segmen tertentu berdasarkan jangka waktu dan sektor tertentu. Reksadana jenis difokuskan investasinya pada obligasi domestik atau global. a. Municipal Bond Fund Perusahaan reksa dana jenis ini melakukan pembayaran bunga bulanan yang teratur yang bebas dari pajak pemerintah pusat, akan tetapi mungkin terkena pajak lokal. b. Stock and Bond Fund Tujuan dari reksadana ini adalah untuk mendapatkan return yang maksimal dengan jalan mengkombinasikan portofolionya dengan saham dan sekuritas berpenghasilan tetap meliputi obligasi pemerintah, perusahaan dan saham-saham preferen. Sekuritas pembentuk portofolio ini dapat dilihat dari prospektusnya. c. Money Market Bond Perusahaan reksadana ini berusaha memberi pendapatan tetap, jaminan keamanan bagi pemilik dan likuiditas dengan jalan mendiversifikasikan portofolionya pada sekuritas jangka pendek seperti sertifikat deposito pemerintah, bank acceptance dan commercial paper. 24

16 3) Berdasarkan Tujuan dan Risiko Di Indonesia saat ini, penggolongan jenis reksadana atau konsentrasi portofolionya diatur dalam Undang-Undang No. IV. C. 7 Tahun 1997 Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksadana. Reksadana terbuka terdiri dari reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap,reksadana saham dan reksadana campuran. Keempat jenis reksadana merupakan pilihan bagi investor berdasarkan konsentrasi asset pembentuk portofolio tersebut. Berdasarkan tujuan dan risiko yang dihadapi para investornya, reksa dana digolongkan sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini : Tabel 2.2 Jenis dan Karakteristik Reksadana Jenis /Karakteristik Reksadana Pasar Uang Reksadana Pendapatan tetap Reksadana Saham Reksadana Campuran Risiko Terendah Rendah Tinggi Moderat Tujuan Likuiditas Sumber : Bapepam (1997) Pertumbuhan harga dan pendapatan (1) Reksadana pasar uang Merupakan reksadana yang melakukan investasi 100% pada efek pasar uang. Efek pasar uang adalah efek hutang yang berjangka waktu kurang dari satu tahun. Secara umum instrumen atau efek yang termasuk kategori ini antara lain : deposito, Setifikat Bank Indonesia (SBI),obligasi atau efek hutang lainnya yang berjangka waktu kurang dari satu tahun. Reksa dana ini jenis ini sangat cocok untuk investasi jangka pendek. Tujuan investasi pada reksa dana pasar uang ini biasanya untuk perlindungan modal dan untuk menyediakan likuiditas yang tinggi, sehingga jika dibutuhkan kita 25

17 dapat mencairkannya setiap hari kerja dengan risiko penurunan investasi yang sangat rendah. (2) Reksadana pendapatan tetap Reksa dana pendapatan tetap adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam instrumen yang bersifat hutang. Umumnya reksa dana pendapatan tetap memanfaatkan obligasi sebagai bagian terbesar investasinya. Bagi investor jenis investasi ini sangat menarik karena penghasilan yang diterima dari kupon bunga tidak kena pajak dan cocok untuk investasi jangka panjang. (3) Reksadana saham Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi minimal 80% dari portofolio yang dikelolanya dalam efek berbentuk ekuitas (saham ). Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga, saham biasanya memberikan potensi return lebih tinggi berupa dividen dan capital gain. Reksadana saham dapat memberikan return yang lebih tinggi demikian juga risikonya juga lebih tinggi karena harga-harga saham sangat fluktuatif. (4) Reksadana campuran Reksadana campuran merupakan reksadana yang melakukan investasi baik dalam efek hutang maupun ekuitas (saham) yang perbandingan atau alokasi dananya tidak termasuk reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Potensi risiko reksadana campuran secara teoritis berada di tengah- 26

18 tengah antara reksadana pendapatan tetap dan reksa dana saham. Saat ini Bapepam menetapkan pelaksanaan reksadana dalam dua bentuk yaitu perseroan dan kontrak investasi kolektif. Reksadana perseroan mencatat sahamnya di bursa efek dan memperjual-belikannya di pasar sekunder. Sedangkan bentuk kontrak investasi kolektif, saham yang diterbitkan tidak dicatat di bursa efek dan tidak diperjual-belikan di pasar sekunder. 4) Berdasarkan Struktur Kenaikan suku bunga Bank Indonesia, membuat suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan suku bunga deposito perbankan naik. Dengan keadaan seperti ini para investor secara serempak melakukan redemption sehingga Nilai Aktiva Bersih dari reksadana menurun drastis pada tahun Hal tersebutlah yang melatar belakangi lahirnya reksadana terstruktur sebagai produk baru dari industri reksadana di Indonesia. Reksadana Terstruktur (Structured Fund) adalah reksadana yang memiliki tujuan dan kebijakan investasi dengan struktur tertentu dan karakteristik khusus yang berbeda dengan reksadana yang saat ini telah diatur dalam peraturan Bapepam. Pada dasarnya jenis-jenis reksadana terstruktur ini sangat banyak jenisnya di pasar modal luar negeri.. Adapun jenis-jenis dari reksadana terstruktur yang dikembangkan oleh Bapepam, yaitu sebagai berikut: (1) Reksadana Indeks Reksadana indeks merupakan reksadana yang portofolionya terdiri atas efek-efek yang menjadi bagian dari indeks acuan. Indeks acuan dapat berupa IHSG, indeks LQ 45 maupun indek, indeks syariah maupun 27

19 sektoral. Manajer investasi wajib menginvestasikan minimal 80% dari NAB pada sekurang-kurangnya 80% efek yang menjadi bagian dari indeks acuan. (2) Reksadana Dengan Penjaminan ( Guaranteed Funds ) Reksadana dengan penjaminan merupakan reksadana dengan skema dan struktur khusus yang memberikan penjaminan sejumlah tertentu dana investor, dimana penjaminan tersebut dilakukan oleh pihak tertentu yang disebut penjamin seperti bank atau lembaga keuangan yang telah mendapat izin atau otoritas yang mengatur dari Bapepam. (3) Reksadana Teproteksi Reksadana terproteksi disebut juga reksadana dengan perlindungan atau capital protected funds karena memiliki struktur dan karakteristik tertentu yang menjamin investasi awal investor secara penuh. Reksadana jenis ini menyerupai reksadana pendapatan tetap dalam hal alokasi dana investor dominan pada efek yang bersifat hutang, hanya saja reksadana terproteksi dapat memberi perlindungan dari investasi awal investor dengan pembatasan waktu penjualan kembali. Berikut ini beberapa karakteristik reksadana teproteksi yaitu sebagai berikut: a. Modal awal investor dilindungi dan variasi perlindungannya dapat bervariasi dari 95% sampai dengan 120%. b. Investor tidak dapat menjual kembali reksadana terproteksi dalam jangka waktu tertentu (lock up period). 28

20 c. Penempatan dana yang terkumpul dalam instrumen pendapatan tetap sebagai sarana perlindungan (biasanya 80% - 90%) dan instrumen lainnya (ekuitas atau derivatif) sebagai sarana untuk menumbuhkan investasi (biasanya 10% -20%). d. Mengutamakan instrumen pendapatan tetap yang relatif aman seperti obligasi yang mendekati tanggal jatuh tempo, obligasi tanpa bunga, Surat Utang Negara (SUN) dan obligasi perusahaan dengan rating baik (AA). Dilihat dari karakteristiknya, jenis reksadana terproteksi memiliki beberapa manfaat seperti adanya jaminan investasi awal investor. Hal ini dikarenakan manajer investasi mendesain struktur investasinya pada efek-efek hutang dan investor mendapatkan peluang untuk menghasilkan return yang lebih tinggi jika pasar saham dan derivatif mengalami trend naik. Disamping keuntungan, reksadana terproteksi juga mempunyai kerugian seperti probabilitas hasil pertumbuhan investasi akan terbatas karena sebagian besar proporsi aset diinvestasikan pada efek pendapatan tetap dan sisanya diinvestasikan pada efek yang mempunyai pertumbuhan investasi yang lebih tinggi. Kemudian adanya ketentuan lock up period, akan membuat para investor tidak leluasa menarik kembali dananya jika suatu saat nanti mereka memerlukan dananya dan kerugian lainnya adalah biaya relatif tinggi untuk paket reksadana dengan perlindungan ini. 29

21 Manfaat Investasi Pada Reksadana Ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh investor apabila berinvestasi pada reksadana. Manfaat-manfaat tersebut sebagai berikut : 1) Terdiversifikasinya portofolio secara cepat (Instant diversification) 2) Kecepatan dalam proses penjualan dan pembelian (Marketability) 3) Keluwesan untuk menukarkannya dengan portofolio investasi lainnya dalam satu kelompok reksadana (flexibility) atau diperjual-belikan pada penerbitnya pada NABnya setiap saat (liquidity). 4) Ditangani oleh manajemen profesional yang sudah memperoleh izin otoritas dari bursa (professionability) 5) Banyaknya pilihan dari beragamnya usaha investasi reksa dana yang kini mulai tumbuh pesat. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari reksadana yaitu sebagai berikut : 1) Peningkatan buying power Melalui reksa dana buying power meningkat dibandingkan berinvestasi secara individu. 2) Keterbukaan investasi Pengelola reksa dana memberikan informasi yang transparan kepada nasabah mengenai semua aspek investasi,risiko portofolio dan biayabiaya transaksi. 30

22 3) Manfaat perlindungan investor Melalui peraturan yang telah dikeluarkan oleh Bapepam, di antaranya mengatur tentang transaksi-transaksi pada satu jenis saham maksimal 5% dari total modal yang disetor investor. Keuntungan berinvestasi pada reksadana yang dapat diperoleh para investor sebagai berikut: 1) Diversifikasi investasi dan penyebaran risiko Manajer investasi dapat mendiversifikasi investasi pada berbagai efek atau alternatif media investasi lainnya karena dana yang dikelola cukup besar, jadi tidak tergantung pada satu instrumen saja dan hal ini sama dengan penyebaran risiko. Manajer investasi akan melihat peluang-peluang yang ada serta menganalisis berdasarkan data yang tersedia sehingga dapat memperkecil risiko. Selain itu manajer investasi akan melihat sektor-sektor industri yang dapat memberikan keuntungan yang terbaik. Juga tidak menutup kemungkinan apabila kondisi pasar modal buruk, manajer investasi akan mengalihkan investasinya ke tempat lain, misalnya pasar uang. Jadi manajer investasi secara kontinyu menganalisa kondisi sektor-sektor industri yang dapat memberikan keuntungan yang lebih baik dan pada akhirnya akan menjadi milik investor. 2) Harga Harga saham di bursa efek tidak begitu mempengaruhi reksadana, sehingga saat saham mengalami penurunan harga maka manajer 31

23 investasi akan mengalihkan investasi pada instrumen-instrumen lain yang lebih menguntungkan. 3) Biaya rendah Berinvestasi pada reksadana membutuhkan biaya yang rendah karena dikelola secara profesional sehingga meningkatkan efisiensi pengelolaan. Tidak demikian halnya saat investor mengelola transaksinya sendiri yang membutuhkan komisi transaksi dan biaya informasi yang sangat besar. 4) Dapat dimonitor secara rutin Perkembangan harga sekuritas dapat dimonitor secara rutin oleh para pemegang unit penyertaan karena setiap minggu reksadana mengumumkan nilai aktiva bersih melalui media cetak maupun elektronik Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana Sebelum melakukan investasi pada reksadana para investor selalu akan melihat kinerja reksadana tersebut. Kinerja reksadana merupakan suatu ukuran yang menggambarkan hasil pencapaian dari tujuan investasi yang telah direncanakan oleh manajer investasi. Nilai Aktiva bersih (NAB) reksadana merupakan suatu tolak ukur dalam memantau kinerja portofolio suatu reksadana. NAB adalah total nilai investasi dan kas yang dipegang (uninvested) dikurangi dengan biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayar. Kekayaan reksadana terdiri dari berbagai macam jenis seperti kas, deposito, surat berharga pasar uang, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga 32

24 komersial, obligasi, saham dan lain sebagainya. Sedangkan kewajiban reksa dana dapat berupa biaya-biaya yang belum dibayar seperti komisi manajer investasi, komisi bank kustodian, pajak, komisi broker dan pembelian efek-efek yang belum dilunasi. Lebih lanjut dinyatakan terkait dengan NAB dan perkembangannya yaitu bahwa hasil investasi reksadana dapat meningkatkan NAB yang dapat berupa dividen, bunga obligasi, bunga deposito dan capital gain. Pada umumnya reksadana pasar modal membagikan sebagian dari hasil investasi kepada para pemegang unit penyertaan secara berkala, sedangkan reksadana pasar uang membagikan hasil investasinya setiap hari. Di lain pihak biaya-biaya yang dikeluarkan reksadana dapat mengurangi NAB berupa komisi manajer investasi,komisi bank kustodian, komisi broker, pajak dan biaya-biaya transaksi. Nilai hak pemegang unit penyertaan dinyatakan dalam bentuk NAB. Menurut undang-undang pasar modal bank kustodian dan manajer investasi wajib menentukan nilai pasar yang wajar dari setiap efek, menghitung dan mengumumkan NAB dari setiap unit penyertaan pada setiap hari bursa. Menurut Alder Manurung (2001:54), NAB dihitung sebagai berikut : NABt = NAkt-TKWt... (3) Dimana : NABt = Nilai Aktiva Bersih Periode t NAkt = Nilai Aktiva Periode t TKwt = Total Kewajiban Reksadana Periode t Adapun peerhitungan NAB dari unit penyertaan sebagai berikut : 33

25 Dimana : NABupt = NABt NUPt. (4) NABupt NABt NUPt = NAB unit penyertaan pada periode t = Jumlah Nilai Aktiva Bersih pada periode t = Jumlah Unit Penyertaan pada Periode t Pengukuran Kinerja Reksadana Dalam pengukuran kinerja reksadana terdapat dua metode yaitu : pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan risiko (risk adjusted performance) dan pengukuran kinerja dengan tidak mempertimbangkan risiko (raw performance). 1) Raw Performance Perbandingan kinerja dengan raw performance adalah membandingkan kinerja reksa dengan pembandingnya tanpa mempertimbangkan risiko. Perbandingan ini dilakukan dengan menghitung rata-rata return dari pembanding reksadana selama periode penelitian, kemudian dihitung rata-rata return dari pembandingnya. Dalam perhitungan ini fee diasumsikan diabaikan dan dividen diperoleh diasumsikan diinvestasikan kembali. 2) Risk Adjusted Performance Dalam teori portofolio hubungan risiko dan return dinyatakan dalam CAPM adalah suatu teori yang menjelaskan bagaimana harga dan tingkat bunga pasar sekuritas yang berisiko ditentukan pada pasar modal. Ada tiga metode yang digunakan dalam mengukur kinerja reksa dana dengan mempertimbangan risiko yaitu sebagai berikut : 34

26 a. Indeks Sharpe (Rasio Reward to Variability) Rasio ini diperkenalkan oleh Sharpe pada tahun Pengukuran dengan metode ini didasarkan pada premium atas risiko yang merupakan perbedaan antara kinerja rata-rata yang dihasilkan reksadana dengan rata-rata invertasi yang bebas risiko. Dalam hal ini investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Perumusan formula rasio ini sebagai berikut : Dimana : RVAR = RJ - RF σi...(5) RVAR = Indeks Sharpe (reward to variability) RJ = Return portofolio J selama jangka waktu pengukuran RF = Return aset bebas resiko selama jangka waktu pengukuran i = Standar devisiasi portofolio J selama jangka waktu pengukuran. a. Indek Treynor (Reward to Volatility) Rasio ini diperkenalkan oleh Treynor pada tahun Treynor menyusun penilaian ini berdasarkan risiko yang dihadapi oleh seorang investor yaitu risiko yang disebabkan oleh fluktuasi secara umum (risiko sistematik) dan risiko unik yang terjadi pada suatu saham. Dalam indeks Treynor digunakan pembagi beta yang merupakan risiko fluktuatif terhadap risiko pasar. Beta dalam konsep CAPM merupakan risiko sistematik (risiko 35

27 pasar). Tetapi dalam reksadana, beta merupakan risiko yang dimiliki oleh pembandingnya. Perhitungan Treynor memfokuskan pada risiko sistematik yang tidak dapat didiversifikasi. Hasil yang didapatkan ini kemudian dibandingkan dengan nilai rasio pembandingan rumusnya sebagai berikut : RVOL = Dimana : RJ - RF βp.(6) RVOL = Indeks Treynor (reward to volability) RJ = Return portofolio J selama jangka waktu pengukuran RF = Return aset bebas risiko selama jangka waktu pengukuran P = Beta portofolio/risiko sistematik dari portofolio selama jangka waktu pengukuran Setelah menghitung indeks Treynor, langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil perhitungan Treynor, dengan hasil hasil perhitungan Treynor untuk pembandingnya. Apabila indeks Treynor untuk reksa dana lebih besar dari indeks Treynor pembandingnya maka reksa dana dikatakan superior. Hal ini berlaku sebaliknya apabila indeks Treynor lebih kecil dari indeks Treynor pembandingnya, maka portofolio tersebut dikatakan interior. b. Indeks Jensen (Differential Return Measure) Pengukuran dengan metode ini diperkenalkan oleh Jensen tahun Pengukuran ini juga berdasarkan atas CAPM. Semua versi CAPM 36

28 menghitung perkiraan satu periode pengembalian atas reksadana maupun portofolio sesuai dengan persamaan dibawah ini: P = RP (RF + (RM-RF) P)....(7) Dimana : P = Indeks Jensen (differential return measure) RP = Return portofolio selama jangka waktu pengukuran RF = Return aset bebas risiko selama jangka waktu pengukuran RM = Return pasar selama jangka waktu pengukuran P = Beta portofolio/risiko sistematik dari portofolio selama jangka waktu pengukuran. Pada dasarnya metode ini berusaha mencari α yang merupakan selisih antara tingkat keuntungan portofolio dengan tingkat keuntungan pembandingnya. Portofolio yang superior akan mempunyai α positif yang signifikan, sedangkan portofolio inperior akan mempunyai α yang signifikan. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 1) Dicky Lohanto (2003) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh IHSG dan Suku Bunga Terhadap Kinerja Reksa Dana di Indonesia Periode Januari Desember Tujuan penelitian adalah mengukur kinerja reksadana dengan mempertimbangkan risiko maupun tanpa mempertimbangkan risiko. Selain itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh IHSG dan JIBOR terhadap return reksadana. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah cluster purposive sampling yaitu 37

29 subjek populasi terhadap kelompok-kelompok yang mempunyai ciri ciri tersendiri serta sampel dipilih berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan IHSG dan JIBOR berpengaruh terhadap return reksadana. Pengujian kinerja reksadana tanpa mempertimbangkan risiko menunjukkan rata-rata return bulanan reksadana lebih besar dari return rata-rata pembandingnya. Kemudian pengujian kinerja reksadana dengan mempertimbangkan risiko secara keseluruhan menunjukkan kinerja reksadana lebih tinggi daripada kinerja pembandingnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Dicky Lohanto adalah sama-sama melakukan penilaian kinerja reksadana dengan mempertimbangkan risiko dan tidak mempertimbangkan risiko. Sedangkan perbedaannya adalah jenis reksadana yang diteliti yaitu reksadana terproteksi sebagai produk baru dari reksadana, waktu penelitiannya dan juga sampel yang dipergunakan, pada penelitian Dicky Lohanto menggunakan 22 sampel dari berbagai jenis reksadana konvensional yang dikelola oleh berbagai jenis perusahaan sekuritas.. 2) Dewi Ayu Puspita Sari (2007) dengan judul Analisis Kinerja Reksadana di PT. Danareksa (Persero) dengan metode Raw Performance dan Risk Adjusted Performance. Penelitian ini menggunakan analisis perbandingan kinerja reksadana yang dikelola oleh PT. Danareksa (Persero) secara raw performance dan risk adjusted performance, model CAPM dari Sharpe, Treynor dan Jensen. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana dengan 38

30 pembandingnya dengan metode raw performance dan risk adjusted performance. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Teknik analisis yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata (Paired T-test). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode raw performance, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari kinerja 15 jenis reksadana yang dikelola oleh PT. Danareksa (Persero) dengan pembandingnya. Metode risk adjusted performance juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara kinerja reksadana dengan pembandingnya. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ayu Puspita Sari adalah sama-sama meneliti tentang kinerja reksadana baik dengan metode raw performance maupun risk adjusted performance (indeks Sharpe, Treynor dan Jensen). Sementara perbedaannya terletak pada sampel penelitian yang digunakan, yaitu pada penelitian Dewi Ayu Puspita Sari menggunakan 15 sampel dari berbagai jenis reksadana konvensional yang dikelola PT. Dana Reksa. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan 37 sampel reksadana terproteksi yang dikelola oleh berbagai jenis perusahaan sekuritas. Selain itu perbedaan penelitian ini juga dapat dilihat dari periode penelitian yang digunakan. 3) Penelitian dari Adler Haymans Manurung (2006) berjudul Analisis Kinerja Reksadana dengan Menggunakan Risk Adjusted Return, Rasio Risiko dan Snail Trail menganalisis kinerja reksadana di Indonesia dari tahun Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kinerja reksadana berdasarkan risk dan return terbaik agar dapat digunakan oleh para investor 39

31 yang berinvestasi pada reksadana. Metode yang digunakan untuk menentukan reksadana terbaik adalah metode risk adjusted performance, rasio risiko pasar (standar deviasi) dan snail trail (jejak bekicot). Hasil penelitian menunjukkan dengan metode risk adjusted performance dari 13 sampel reksadana saham hanya satu yang menunjukkan angka negatif, 14 reksadana pendapatan tetap hanya satu reksadana yang menunjukkan angka positif dan untuk 18 reksadana campuran terdapat satu reksadana yang memiliki angka negatif. Perhitungan rasio risiko pada penelitian ini menunjukkan rata-rata risiko yang dimiliki oleh reksadana tersebut kecil. Hasil perhitungan snail trail terhadap kinerja reksadana saham menunjukkan reksadana saham pergerakannya paling banyak menempati kuadran 1 (risiko rendah dan return tinggi), reksadana pendapatan tetap pergerakannya dominan menempati kuadran 3 (risiko rendah dan return rendah) dan reksadana campuran pergerakaannya paling banyak menempati kuadaran 1 dan 3. Penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Adler Hayman Manurung memiliki persamaan yaitu sama-sama meneliti tentang kinerja reksadana dan juga beberapa metode penilaian yang digunakan yaitu metode risk adjusted return. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Adler Hayman Manurung adalah waktu penelitian, sampel yang digunakan dan jenis reksadana yang digunakan, dimana penelitian dari Adler Hayman Manurung meneliti reksadana konvensional di Indonesia. 4) Yogi Setiadi Sediarto (2006) mekukan penelitian dengan judul Perbandingan Kinerja Reksadana Terproteksi dengan Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kinerja reksadana terproteksi 40

32 dengan kinerja reksadana pendapatan tetap dengan memakai suku bunga deposito satu bulan yang dikeluarkan oleh bank swasta sebagai pembandingnya. Hasil dari penelitian baik dengan metode time weighted maupun dengan metode pengukuran kinerja dengan indek Sharpe, Treynor dan Jensen menunjukkan kinerja reksadana terproteksi lebih bagus daripada kinerja reksadana pendapatan tetap untuk investasi jangka panjang. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Yogi Setiadi Sediarto adalah sama-sama meneliti tentang kinerja reksadana terproteksi dan metode penilaian kinerja yang digunakan yaitu menggunakan indeks Sharpe, Treynor dan Jensen. Sedangkan perbedaannya terletak pada periode penelitiannya dimana pada Yogi meneliti dari periode Oktober 2005 sampai dengan Juni Rumusan Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan hipotesis yang diajukan sebagai berikut : 1) Kinerja reksadana terproteksi di Bursa Efek Indonesia berbeda signifikan dengan kinerja pembandingnya (benchmark) berdasarkan metode raw performance. 2) Kinerja reksadana terproteksi di Bursa Efek Indonesia berbeda signifikan dengan kinerja pembandingnya (benchmarknya) berdasarkan metode risk adjusted performance. 41

33 42

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksadana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan usia yang semakin lanjut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu pilar ekonomi di Indonesia yang dapat menjadi penggerak perekonomian nasional melalui peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Reksa Dana 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Namun dalam dunia yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi 1) Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksa Dana Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. 2 Fungsi Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me

BAB I PENDAHULUAN. melalui perusahaan investasi. Terdapat beberapa alasan seseorang me BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat telah mengenal berbagai jenis produk investasi baik investasi yang dikelola langsung oleh orang perorang secara individual maupun dikelola melalui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pihak yang memerlukan dana menjual

Lebih terperinci

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh: REKSADANA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang Disusun Oleh: Fitria Mayasari Evi Atikah Sari Arif Puji Utomo B.241.09.0051 B.241.10.0017 B.241.10.0047 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice current consumption) dengan tujuan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Teori Investasi 2.1.1.1 Pengertian Investasi Menurut Tandelilin (2010: 1) investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang (sacrifice

Lebih terperinci

REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager

REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * ABSTRACT There are various types of investment instruments that can be chosen by investors in accordance with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi tujuan lahan investasi yang diminati oleh masyarakat di dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang. BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Di zaman yang serba moidern ini investasi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Menurut Sharpe (2005: 1) investasi merupakan pengorbanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan investasi yang semakin maju terutama investasi di pasar modal Indonesia menjadi salah satu alternatif investasi yang menguntungkan. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu

BAB I PENDAHULUAN. sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kegiatan investasi pada instrumen keuangan menjadi suatu pilihan yang banyak dipilih oleh para pemilik modal untuk dapat mengembangkan aset yang mereka

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) Oleh: DEDEN MULYANA Disampaikan pada Seminar Bulanan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 15 Mei 2013 Pendahuluan Investasi

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Menurut Undang-

II. LANDASAN TEORI. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Menurut Undang- 9 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal Indonesia Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Reksa dana Secara umum Reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan konsumsi sekarang atau konsumsi mendatang. Penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. berbagai macam cara menginvestasikan sejumlah dana pada real aset seperti

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. berbagai macam cara menginvestasikan sejumlah dana pada real aset seperti BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Investasi bisa berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan para calon investor di Indonesia yang mayoritas beragama Islam untuk mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA Definisi Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dollar yang disebabkan oleh faktor eksternal yaitu kebijakan baru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat dari perkembangan pasar modal dan industri sekuritas pada suatu negara. Pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee akan menjual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi 2.1.1.1 Pengertian Investasi Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STIE DEWANTARA Pasar Modal Pasar Modal Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 3 Pengertian Dalam arti sempit Pasar Modal = Bursa efek, yaitu tempat terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan secara langsung

Lebih terperinci

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan sangat penting dalam perekonomian suatu negara, sebagai sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Tandelilin (2010), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dalam pemecahan masalah penelitian dan perumusan hipotesis.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dalam pemecahan masalah penelitian dan perumusan hipotesis. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Tinjauan teoretis menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan pokok masalah yang akan dibahas di dalam penelitian ini. Tinjauan teoretis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan pasar yang dibutuhkan oleh para investor yang inginmenginvestasikan dananya, baik dalam bentuk investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai Aktiva Bersih Syariah merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan dukungan dana / modal yang cukup besar untuk menumbuhkan perekonomiannya. Dukungan dana / modal ini sangat

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan perekonomian suatu negara, perlu dibangun dan dikembangkan. Pembangunan suatu Negara membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan masyarakat dalam melakukan investasi. Tingginya tingkat pengembalian dari instrumen investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM Iman Murtono Soenhadji 1 Dalam melakukan analisis dan memilih saham ada 2 aspek yang sering digunakan yaitu: 1. AspekFundamental 2. AspekTeknikal Iman Murtono

Lebih terperinci

PT Phillip Sekuritas Indonesia

PT Phillip Sekuritas Indonesia PT Phillip Sekuritas Indonesia PT Phillip Sekuritas Indonesia berdiri pada tahun 1989 dan merupakan sekuritas ritel asing tepercaya di Bursa Efek Indonesia (BEI). PT Phillip Sekuritas Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti dengan bekerja, berdagang, maupun berinvestasi. Dalam melakukan kegiatan tersebut terdapat risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2010). Saat ini masyarakat mulai melirik pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2010). Saat ini masyarakat mulai melirik pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat diartikan sebagai komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Atau dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat 23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Reksadana Definisi Reksadana menurut UU Pasar Modal No.8/1995 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan seiring dengan berkembangnya ekonomi Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal sebagai instrumen keuangan memiliki peran penting sebagai sarana investasi yang berguna bagi pembangunan ekonomi sebuah negara. Perkembangan pasar modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan manusia di masa yang akan datang dapat terjamin. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan paling mendasar bagi manusia adalah keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo

Tabel. IV.1 RKAP Asuransi Jasindo BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 RKAP PT ASURANSI JASINDO 2003 2007 Di bawah ini adalah Tabel IV.1 yang berisikan nilai nilai RKAP dari PT. Asuransi Jasindo selama tahun 2003 hingga tahun 2007.

Lebih terperinci