PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HYDROLYSIS OF SALT BERBASIS INKUIRI TERBIMBING. Key Words: bahan ajar, hidrolisis garam, inkuiri terbimbing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HYDROLYSIS OF SALT BERBASIS INKUIRI TERBIMBING. Key Words: bahan ajar, hidrolisis garam, inkuiri terbimbing"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HYDROLYSIS OF SALT BERBASIS INKUIRI TERBIMBING Noviana Resti Fauziah, Sutrisno, dan Fauziatul Fajaroh Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Bahan ajar yang memfasilitasi siswa dalam mempelajari kimia hendaknya dipilih yang berorientasi pada pengembangan keterampilan proses sains, yakni berbasis inkuiri terbimbing. Lebih dari itu, tuntutan globalisasi menjadikan bahan ajar yang berbahasa Inggris menjadi suatu kebutuhan. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah: (1) mengembangkan bahan ajar hydrolysis of salt dengan pendekatan inkuiri terbimbing; dan (2) mengetahui kelayakan bahan ajar hidrolisis garam hasil pengembangan berdasarkan hasil validasi. Model yang digunakan dalam pengembangan ini merujuk pada Four-D model yang direkomendasikan oleh Thiagarajan, dkk (1974). Model 4D terdiri dari empat tahapan, yaitu define (membatasi), design (merancang), develop (mengembangkan), dan disseminate (menyebarluaskan). Namun, pengembangan di sini hanya dilakukan hingga tahap ketiga, yaitu tahap develop. Hasil validasi yang diperoleh menunjukkan persentase sebesar 85,62% yang menggambarkan bahwa bahan ajar ini sangat layak sebagai salah satu sumber belajar. Key Words: bahan ajar, hidrolisis garam, inkuiri terbimbing Learning material of Chemistry should be developed as chemists discovered the science, that is beginning with observing the phenomena, conceptualization, and symbolize. One of learning material based on this scientific method is guided inquiry approach. Furthermore, globalization make the development of learning materials in english is a requirement. Based on these reasons, the purposes of this research are: (1) developing learning material of hydrolysis of salt based on guided inquiry approach; (2) knowing the feasibility of the material based on the results of validation. Model used in this development refers to the Four-D model recommended by Thiagarajan et al (1974). The 4D model consists of define, design, develop, and disseminate stages. However, the development of the material is only carried out until the develop stage. On the define stage, stipulation and definition of learning material were carried out. On the design stage, design prototype learning material were carried out. Then, on the develop stage, development of the learning material to get an affective final version was carried out. In the development stage feedback is received through formative evaluation and the learning material is suitably revised.

2 The developed learning material is Learning Material Based on Guided Inquiry approach on topic of hidrolysis of salt that can be used by teachers in particular and student teachers. Validation results obtained show an percentage of 85,62% which illustrates that this material could potentially be one of teaching resources. Learning material was developed with reference to the KTSP which is consists of the introduction, content, and closing. The contents concern to the learning activities that are appropriated to the syntax of guided inquiry approach. On this development, there are some revisions according to feedback and suggestions from the evaluator. Key Words: learning material, hidrolysis of salt, guided inquiry approach Pembelajaran kimia hendaknya diajarkan seperti para kimiawan menemukan, yakni diawali dari mengamati adanya fenomena, mengkonseptualisasi, lalu menyimbolkan. Hal ini sesuai dengan karakteristik pembelajaran kimia yang menitikberatkan pada keterampilan-keterampilan proses sains sebagaimana dicanangkan dalam BSNP (2006:vii). Salah satu pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan keterampilan proses sains adalah pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri didesain sedemikian rupa agar siswa secara langsung melakukan proses ilmiah melalui latihan dalam waktu yang singkat (Iskandar, 2012:19), sehingga dibutuhkan bahan ajar sebagai penunjangnya. Bahan ajar harus dikembangkan sesuai kurikulum yang berlaku.. Pembelajaran di Indonesia mengacu pada KTSP, yaitu dengan memperhatikan kepentingan dan kekhasan daerah serta sekolah dan peserta didik. Pada proses pembelajaran memerlukan bahan ajar sebagai sumber belajar (BSNP, 2008:6). Kekhasan tiap daerah yang dimiliki negara kita dapat dikenalkan ke dunia global salah satunya dengan mengembangkan bahan ajar berbahasa Inggris yang berpedoman pada KTSP, sehingga meskipun pelaksanaan RSBI ditiadakan, pengembangan bahan ajar berbahasa Inggris perlu dikembangkan. Materi pelajaran yang dipilih dalam pengembangan bahan ajar ini adalah materi ajar hidrolisis garam yang disampaikan pada siswa SMA kelas XI IPA semester genap. Pemilihan materi hidrolisis garam dikarenakan beberapa siswa merasa kesulitan ketika dalam pengerjaan soal disajikan bersamaan dengan materi larutan penyangga. Beberapa siswa belum bisa membedakan perhitungan antara materi hidrolisis garam dan larutan penyangga. Mereka belajar hanya dengan menghafal rumus yang sudah ada, sehingga konsep-konsep penting dalam materi hidrolisis garam belum tertanam pada struktur kognitif siswa yang menyebabkan mereka tidak paham dan cepat lupa. Adapun tujuan dari pengembangan bahan ajar ini antara lain: (1). mengembangkan bahan ajar hidrolysis of salt dengan pendekatan inkuiri terbimbing; dan (2) mengetahui kelayakan bahan ajar hidrolysis of salt hasil pengembangan berdasarkan hasil validasi. METODE Pada pengembangan bahan ajar, menganut model pengembangan Thiagarajan (1974), yakni 4D-Model yang terdiri dari define (membatasi), design

3 (merancang), develop (mengembangkan), dan disseminate (menyebarluaskan), namun pada pengembangan bahan ajar dilakukan sampai pada yang ketiga, yakni tahap develop, sedangkan pada tahap keempat tidak dilakukan, karena terkendala waktu dan biaya. Validasi produk pengembangan ini dilakukan oleh dua dosen dan dua guru. Spesifikasi dari dosen yaitu dosen jurusan kimia di perguruan tinggi, telah menyelesaikan pendidikan minimal magister (S2), dan memiliki latar belakang dibidang pendidikan. Sedangkan spesifikasi dari guru yaitu guru bidang studi kimia, telah menyelesaikan pendidikan minimal sarjana (S1), dan mempunyai pengalaman mengajar kelas XI pada materi hidrolisis garam. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar validasi berupa lembar penilaian dan komentar/ saran validator terhadap bahan ajar. Kriteria penilaian dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kelayakan isi dan penyajian, tata bahasa, dan tata letak (lay out). Skala pengukuran validasi menggunakan skala Lickert. Menurut Sugiyono (2011:93) kriteria dari masingmasing skala penilaian sebagai berikut. Angka 4 berarti: sangat tepat/sangat menarik/sangat sesuai/sangat jelas/sangat baik/sangat layak. Angka 3 berarti: tepat/menarik/sesuai/jelas/baik/layak. Angka 2 berarti: kurang tepat/kurang menarik/kurang sesuai/kurang jelas/ kurang baik/kurang layak. Angka 1 berarti: tidak tepat/tidak menarik/tidak sesuai/tidak jelas/tidak baik/ tidak layak. Selain angket penilaian, juga terdapat lembar komentar/saran, untuk pengisiannya validator diberikan kebebasan dalam memberikan komentar, saran, dan tanggapan terhadap bahan ajar yang sudah dikembangkan. Hasil dari data kualitatif digunakan untuk merevisi produk yang sudah dikembangkan. Data hasil lembar validasi produk tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis prosentase. Berdasarkan hal tersebut, dapat dirumuskan perhitungannyasebagai berikut: Prosentase = 100 % Keterangan: X = jumlah jawaban responden dalam 1 komponen X i = jumlah ideal untuk 1 komponen Penentuan makna dari hasil analisis prosentase menggunakan jenjang kriteria validitas. Jenjang kriteria tersebut berdasarkan pada skala penilaian yang digunakan yaitu skala 25% sebagai skala terendah dan skala 100% sebagai skala tertinggi. Selanjutnya skala tersebut dikelompokan ke dalam 5 kelas dengan lebar yang sama. Jenjang kriteria validitas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenjang Kriteria Validitas untuk Analisis Data Validasi Prosentase (%) Kriteria Kevalidan Tidak baik/ Tidak layak (revisi total) Kurang baik/ Kurang layak (revisi) Cukup Baik/ Cukup layak Baik/ layak Sangat baik/ Sangat layak

4 (Slavin, 1992: 78) HASIL Produk yang dihasilkan melalui pengembangan ini berupa bahan ajar hydrolysis of salt berbasis inkuiri terbimbing yang dapat digunakan oleh guru pada khususnya dan mahasiswa calon guru dan secara khusus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Bahan ajar dikembangkan dengan acuan KTSP yang terdiri atas bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian isi bahan ajar mencakup kegiatan belajar yang disesuaikan dengan sintaks inkuiri terbimbing. Bahan ajar ini dikembangkan melalui tahap define (membatasi), design (merancang), dan develop (mengembangkan) dalam model pengembangan 4D. Bahan ajar yang diperoleh dalam tahap develop ditelaah dan direvisi sesuai dengan saran dosen pembimbing. Selanjutnya barulah dilakukan validasi oleh dua dosen kimia UM dan dua guru kimia SMA untuk memperoleh penilaian, komentar, dan saran terhadap bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar. Data validasi berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif berupa komentar/saran dari validator, sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian yang diisi oleh validator. Data kuantitatif diperoleh dengan menghitung nilai persentase dari angket penilaian yang sudah diisi oleh validator. Angket penilaian bahan ajar mencakup kelayakan isi dan penyajian, kebahasaan, dan tata letak (lay out). Sedangkan secara lebih ringkas data tersebut terangkum dalam diagram pada Gambar Keterangan: Persentase penilaian validator Isi dan penyajian Kebahasaan Tata letak Komponen* *komponen bisa dilihat pada Lampiran 2a halaman 74. Gambar 1 Diagram kelayakan bahan ajar berdasarkan angket penilaian Berdasarkan hasil validasi, diperoleh persentase keseluruhan sebesar 85,62% yang menggambarkan bahwa bahan ajar hasil pengembangan sangat baik/sangat layak sebagai salah satu sumber belajar berbahasa Inggris. Namun, ada beberapa revisi yang dilakukan terhadap bahan ajar tersebut yang mengacu

5 pada saran validator. Setelah dilakukan revisi barulah dihasilkan produk berupa bahan ajar hydrolysis of salt berbasis inkuiri terbimbing. PEMBAHASAN Pada bagian ini dilakukan analisis data kuantitatif yang diperoleh dari angket penilaian dan analisis data kualitatif yang berupa komentar/saran validator dibahas bersamaan untuk mendukung data kuantitatif. Pembahasan dideskripsikan sesuai dengan komponen yang dinilai dalam angket yang meliputi: kelayakan isi dan penyajian, kebahasaan, dan tata letak (lay out). 1. Kelayakan Isi dan Penyajian Penilaian terhadap kelayakan isi berkaitan dengan isi dari bahan ajar yang mencakup materi yang diajarkan, sedangkan penyajian lebih menekankan pada kesesuaian bahan ajar dengan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan. Berikut dibahas secara rinci untuk setiap komponen dengan memperhatikan penilaian dari masing-masing validator. Pertama, komponen yang dinilai adalah kesesuaian bahan ajar dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK dan KD) pada KTSP. Semua validator memberikan penilaian sangat sesuai. Jika diambil persentase diperoleh 100% dengan kriteria sangat baik. Dapat disimpulkan jika bahan kajian/topik pembahasan sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tidak ada saran dari validator, sehingga tidak dilakukan revisi. Kedua, komponen yang dinilai adalah kejelasan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Seperti pada komponen sebelumnya, semua validator memberikan penilaian sangat jelas. Jika diambil persentase didapat nilai sebesar 100% dengan kriteria sangat baik. Dapat disimpulkan jika tujuan pembelajaran yang disampaikan sangat jelas, tetapi ada saran dari validator dalam menulis tujuan pada tiap sub materi pelajaran. Setelah dianalisis lebih lanjut, tidak perlu terdapat rincian tujuan pada sub materi pelajaran, cukup dijelaskan pada learning outcomes. Ketiga, komponen yang dinilai adalah urutan dalam penyajian konsep. Dua validator menilai bahwa urutan dalam pembahasan/uraian kajian disajikan dengan sangat baik. Sedangkan validator yang lainnya memberi penilaian baik. Persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan kriteria sangat baik. Keempat, tiga validator menyatakan jika penalaran dan langkah-langkah kegiatan belajar dalam bahan ajar sudah baik dalam hal mengajak dan membimbing/mengarahkan siswa untuk menemukan konsep/prinsip yang dikaji. Sedangkan satu validator lainnya memberi penilaian sangat baik. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik dan tidak ada saran yang diberikan sehingga tidak perlu dilakukan revisi pada bagian ini. Kelima, seiring dengan komponen sebelumnya, dua validator menilai tentang penyajian kegiatan belajar yang dapat meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa dengan penilaian sangat baik sedangkan dua validator yang lainnya memberi penilaian baik. Persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan kriteria sangat baik dan tidak ada saran yang diberikan, sehingga tidak perlu dilakukan revisi pada bagian ini. Keenam, komponen yang dinilai adalah kesesuaian penyajian konsep dengan alur berpikir siswa yang berorientasi pada inkuiri terbimbing. Dua

6 validator memberi penilaian sangat sesuai, sedangkan dua validator lainnya memberi penilaian sesuai dan kurang sesuai. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Satu orang validator menyatakan bahwa dalam penyajian konsepnya, bahan ajar ini masih kurang sesuai dengan pendekatan inkuiri terbimbing yang digunakan. Ketujuh, komponen yang dinilai adalah kesesuaian antara keluasan konsep yang disajikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dua validator memberi penilaian sangat sesuai, sedangkan validator lainnya memberi penilaian sesuai dan kurang sesuai. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik dan tidak ada saran yang diberikan validator, sehingga tidak dilakukan revisi. Kedelapan, satu validator menyatakan gambar yang disajikan dalam bahan ajar bersifat kontekstual, dapat ditemui oleh siswa di lingkungan sekitar mereka dengan kriteria baik sedangkan validator yang lain dengan kriteria sangat baik. Apabila diambil persentase diperoleh 93,75% dengan kriteria sangat baik. Pada lembar komentar/saran tidak ditemui saran dari validator untuk bagian ini sehingga bagian ini tidak direvisi. Kesembilan, komponen yang dinilai adalah kesesuaian pertanyaan pada analysis, questions, dan additional questions, dengan tujuan pembelajaran. Dua validator memberi penilaian sangat sesuai, sedangkan dua valdator lainnya memberi penilaian sesuai. Persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan kriteria sangat baik. Selain itu, tidak ada saran valiidator untuk bagian ini sehingga tidak dilakukan revisi. Kesepuluh, satu validator menyatakan jika penyajian bahan kajian dapat dengan sangat baik memberi motivasi belajar pada siswa sedangkan dua validator lainnya memberi penilaian baik. Persentase yang diperoleh adalah 81.25% dengan kriteria baik dan tidak ada saran yang diberikan, sehingga tidak perlu dilakukan revisi. Dari kesepuluh komponen yang dinilai, secara keseluruhan diperoleh persentase 88,125% dengan kriteria sangat baik/sangat layak. Berdasarkan rentang yang dibuat maka dapat disimpulkan bahwa bahan ajar dari segi kelayakan isi dan penyajian sangat baik/sangat layak sebagai sumber belajar dan referensi bagi guru dan mahasiswa calon guru dalam membelajarkan materi hidrolisis garam yang berbasis inkuiri terbimbing. Namun, tetap dilakukan beberapa revisi sesuai dengan saran validator yang membangun. 2. Kebahasaan Komponen kebahasaan yang dinilai berpengaruh pada tingkat keterbacaan bahan ajar. Penggunaan bahasa yang mudah dicerna oleh siswa sangat menentukan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan terlebih lagi bahan ajar yang dikembangkan menggunakan bahasa Inggris. Komponen yang dimaksud ada enam, yang secara rinci dibahas sebagai berikut. Pertama, komponen yang dinilai adalah kemudahan dalam memahami bahasa Inggris yang digunakan dalam bahan ajar secara keseluruhan. Persentase yang diperoleh adalah 75% dengan kriteria baik. Disimpulkan bahwa penggunaan bahasa yang digunakan sudah baik, namun ada beberapa saran mengenai grammar/struktur penulisan dalam penulisan bahan ajar. Terdapat beberapa kalimat yang perlu direvisi agar tersusun menjadi kalimat yang lebih baik.

7 Kedua, komponen yang dinilai adalah kejelasan dan kemudahan informasi dalam bahan ajar untuk dicerna. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria jelas. Satu validator memberi penilaian sangat jelas sedangkan validator lainnya jelas. Disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan sudah baik dalam menyajikan informasi, sehingga informasi yang diberikan dapat dicerna dengan baik. Selain itu, tidak ada saran dalam kaitannya dengan bagian ini, sehingga tidak dilakukan revisi. Ketiga, komponen yang dinilai adalah penggunaan istilah dan simbol dalam bahan ajar. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Satu validator memberi penilaian sangat tepat sedangkan validator yang lainnya tepat. Disimpulkan bahwa penggunaan istilah dan simbol dalam bahan ajar sudah baik. Selain itu, tidak ada saran dalam kaitannya dengan bagian ini, sehingga tidak dilakukan revisi. Keempat, komponen yang dinilai adalah kemudahan dalam memahami table dan figure yang digunakan di setiap kegiatan belajar. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Disimpulkan penggunaan table dan figure dapat dipahami dengan baik. Selain itu, tidak ada saran dalam kaitannya dengan bagian ini sehingga tidak dilakukan revisi. Kelima, komponen yang dinilai adalah kemudahan dalam memahami procedure, pertanyaan pada analysis, dan questions. Persentase yang diperoleh adalah 93,75% dengan kriteria sangat baik. Satu validator memberi penilaian dapat memahami procedure, pertanyaan pada analysis, dan questions dengan baik, sedangkan validator lainnya sangat baik. Disimpulkan bahwa procedure, pertanyaan pada analysis, dan questions dalam bahan ajar ini mudah untuk dipahami dan tidak ada revisi. Keenam, komponen yang dinilai adalah kemudahan dalam memahami summary, map of concepts, glossary, dan index. Persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Satu validator memberi penilaian dapat memahami summary, map of concepts, glossary, dan index dengan sangat baik, sedangkan validator lainnya baik. Disimpulkan bahwa summary, map of concepts, glossary, dan index dalam bahan ajar ini mudah untuk dipahami. Namun, ada saran untuk merevisi summary dengan menggunakan kalimat yang lebih ringkas, dan perlu mengedit map of concepts agar lebih rapi, sehingga dilakukan revisi sesuai saran tersebut. Secara keseluruhan dari komponen kebahasaan, diperoleh persentase 82,29% dengan kriteria baik. Adanya beberapa saran pada bagian ini menjadi pijakan untuk melakukan revisi guna diperoleh bahan ajar yang lebih baik. 3. Tata Letak (Lay Out) Tata letak (lay out) berkaitan dengan format bahan ajar. Lay out berkaitan dengan menarik tidaknya suatu bahan ajar. Kemenarikan bahan ajar menjadi komponen yang sangat penting karena dapat mempengaruhi motivasi siswa untuk mempelajari konsep yang ada dalam bahan ajar. Ada empat item yang dinilai dalam hal lay out, secara rinci dijelaskan sebagai berikut. Pertama, komponen yang dinilai adalah kekonsistenan bahan ajar, persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Kedua, komponen yang dinilai adalah desain tampilan, persentase yang diperoleh adalah 81,25% dengan kriteria baik. Ketiga, komponen yang dinilai adalah penggunaan jenis dan ukuran huruf dalam bahan ajar, persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan

8 kriteria sangat baik. Keempat, komponen yang dinilai adalah ketepatan dalam meletakkan table dan figure apakah di tempat yang mudah diamati oleh siswa dengan pemberian jarak spasi yang sesuai dengan teks ataukah tidak. Persentase yang diperoleh adalah 87,50% dengan kriteria sangat baik. Persentase keseluruhan yang diperoleh untuk komponen lay out sebesar 84,375% dengan kriteria baik. Namun terdapat saran yang berkaitan dengan lay out bahan ajar, yaitu kolom-kolom diberi jarak agar lebih mudah memahaminya, dan pada bagian How to Use, terdapat beberapa tulisan yang perlu diperjelas. Berdasarkan beberapa pendapat yang diberikan oleh validator dapat disimpulkan bahwa produk bahan ajar yang dikembangkan ini sudah baik dan layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran serta berpotensi sebagai sumber belajar. Agar dihasilkan bahan ajar yang lebih baik, maka dilakukan revisi terhadap beberapa bagian pembelajaran yang sesuai dengan saran validator yang dijelaskan pada Tabel 2. Tabel 2. Revisi Produk Berdasarkan Saran Validator No. Saran Perbaikan 1. Pada bagian analysis dalam sub materi sifat keasaman larutan garam perlu diberikan contoh pengerjaan reaksi ionisasinya, agar siswa mengerti dan bisa mengerjakan pada larutan garam lainnya. 2. Perlu dijelaskan perbedaan keakuratan pada gambar alat pengukur ph dalam sub materi ph larutan garam. 3. Perumusan summary perlu direvisi agar pesan yang disampaikan dapat lebih dimengerti. Pesan yang disampaikan dalam summary ini masih terkesan membingungkan. 4. Pengaturan map of concept yang kurang rapi, perlu dilakukan revisi agar tidak keluar dari batas bawah garis 5. Mengenai tata letak, yakni pada bahan ajar perlu direvisi karena terdapat beberapa kolom yang ridak sesuai 6. Pada bagian How to Use, terdapat beberapa tulisan yang perlu diperjelas 7. Pada appendix, terdapat kolom-kolom kosong yang harus diisi 8. Terdapat banyak kesalahan tentang penulisan struktur kalimat (grammar) yang kurang benar, misalnya the acidity Pada bagian ini ditambahkan contoh pengerjaan reaksi ionisasi pada larutan garam pertama. Pada bagian ini ditambahkan pertanyaan penuntun mengenai perbedaan keakuratan indikator universal dan ph meter dalam mengukur ph larutan garam. Merevisi kalimat yang tersusun dalam summary Mengatur map of concept menjadi lebih rapi Membuat jarak antar kolom Merevisi penulisan pada How to Use Melengkapi kolom kosong pada apendix Beberapa kesalahan dalam penulisan struktur kalimat yang baik telah direfisi dalam bahan ajar demi menghasilkan bahan ajar yang lebih

9 properties of salt solution baik, seharusnya menjadi the acidity of salt solution. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil pengembangan telah divalidasi oleh 2 dosen dan 2 guru, bahan ajar yang telah disesuaikan dengan kurikukum SMA kelas XI yaitu, KTSP. Bahan ajar yang dikembangkan menggunakan bahasa Inggris dengan pilihan kosakata yang mudah dipahami. Bahan ajar dapat digunakan oleh guru dan mahasiswa calon guru dalam membelajarkan materi hidrolisis garam dengan inkuiri terbimbing. Pada pengembangan bahan ajar, bagian pendahuluan, terdiri atas halaman sampul, kata pengantar, cara penggunaan, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan hasil belajar yang diharapkan. Bagian isi, mencakup kegiatan belajar yang disusun berdasarkan sub materi pelajaran dengan mengadopsi langkah-langkah pembelajaran dalam inkuiri terbimbing. Bagian penutup, terdiri dari ringkasan dan kata kunci, peta konsep, latihan soal, daftar pustaka, glosarium, indeks, dan appendix. Berdasarkan hasil validasi, diperoleh persentase keseluruhan sebesar 85,62% yang menggambarkan bahwa bahan ajar hasil pengembangan sangat baik/sangat layak sebagai salah satu sumber belajar berbahasa Inggris. Namun, ada beberapa revisi yang dilakukan terhadap bahan ajar tersebut yang mengacu pada saran validator. Setelah dilakukan revisi barulah dihasilkan produk berupa bahan ajar hydrolysis of salt berbasis inkuiri terbimbing. Bahan ajar yang telah dikembangkan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, terlebih lagi dalam memenuhi tantangan globalisasi. Bahan ajar diharapkan dapat meningkatkan karakteristik pembelajaran kimia di sekolah, yakni meningkatkan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa. Beberapa saran yang dianjurkan adalah sebagai berikut. 1. Saran untuk Keperluan Pemanfaatan Produk Selama proses pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar ini, guru harus senantiasa membimbing siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan. Guru juga perlu memberikan penguatan di setiap kegiatan belajar agar konsep yang sudah ditemukan oleh siswa dapat diyakini sebagai konsep yang benar. Selain itu, peran guru yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan motivasi belajar kepada siswa. 2. Saran untuk Diseminasi Produk ke Sasaran yang Lebih Luas Sebelum produk pengembangan disebarluaskan, perlu dilakukan validasi empirik terlebih dahulu untuk mengetahui keterlaksanaan dari pembelajaran inkuiri terbimbing dalam bahan ajar. 3. Saran untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut Pengembangan yang dilakukan hanya untuk bahan ajar dengan sasaran utama guru dan mahasiswa calon guru. Dengan demikian, untuk meningkatkan keefektifan bahan ajar ini perlu dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran lainnya, seperti RPP yang lengkap dengan alat evaluasinya. Selain itu, untuk memperoleh produk yang lebih ideal dapat dikembangkan pula buku guru dan buku siswa.

10 DAFTAR RUJUKAN BSNP Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMA/MA. Jakarta: BSNP. BSNP Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP Iskandar, S. M Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis Konstruktivis. (Ibnu, S., Ed.). Malang: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. Slavin, R.E Research Methods in Education, 2 nd Ed. USA: Allyn and Bacon Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) PADA POKOK BAHASAN REAKSI OKSIDASI REDUKSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Tarini Mawantia, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK

PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK PENGEMBANGAN MODUL KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) UNTUK SMK Rizky Kadhafi, Fauziatul Fajaroh, Dermawan Afandy Universitas Negeri Malang E-mail: rizkykadhafi90@gmail.com

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan Ajar Buffer Solution Berbasis Inkuiri Terbimbing

Pengembangan Bahan Ajar Buffer Solution Berbasis Inkuiri Terbimbing Pengembangan Bahan Ajar Buffer Solution Berbasis Inkuiri Terbimbing Septika Ariyanti, Fauziatul Fajaroh, Sutrisno Jurusan Kimia FMIPA Email: sepdions@yahoo.co.id ABSTRAK: KTSP disusun dengan memperhatikan

Lebih terperinci

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI LARUTAN PENYANGGA, HIDROLISIS GARAM, DAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK SISWA SMA/MA Dewi Fitria Cholida, Muntholib,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA Imalia Imaniarta, Oktavia Sulistina, Yahmin, Universitas Negeri Malang Email:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA DEVELOPMENT OF WORKSHEET WITH ORIENTED BY PROBLEM SOLVING WITH MIND

Lebih terperinci

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT

THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT 1 THE DEVELOPMENT OF THE STUDENT ACTIVITIES WORKSHEETS BASED ON CONSTRUCTIVISM ON THE SOLUBILITY AND CONSTANT SOLUBILITY PRODUCT Ayu Hermalinda*, Herdini**, Asmadi Muhammad Noer*** Email: ayuhermalinda.ipa4@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA Dedy Wijayanto, Oktavia Sulistina, Neena Zakia Universitas Negeri Malang E-mail: dedywijayanto77@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KIMIA KELAS XI SMA PADA MATERI KOLOID Ria Putri Wahyuningtyas, Munzil, Suharti Universitas Negeri Malang E-mail: riaputriwahyuningtyas@gmail.com ABSTRAK : Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI... PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO Muhammad Al Muhajir Dosen Universitas Pejuang Republik Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG Septri Syahdi*, Rina Febriana**, Anny Sovia** *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK DENGAN MENGGUNAKAN PHP-MySQL PADA MATERI POKOK LAJU REAKSI UNTUK SMA KELAS XI THE DEVELOPMENT OF DIAGNOSTIC TEST USED PHP-MySQL IN SUBJECT REACTION RATE FOR SENIOR HIGH SCHOOL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA

PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA PENGEMBANGAN CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE MATERI LARUTAN ASAM BASA KELAS XI SMA/MA THE DEVELOPMENT OF CHEMISTRY ELECTRONIC MODULE ABOUT BASE ACID SOLUTION FOR XI th GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL Titis Catur

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP Pengembangan Lembar Kerja. (Putri Chandra H.) 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKDP) BERBASIS GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN PRACTICAL SKILLS DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK SMP DEVELOPMENT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG

PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG 282 Ma rifatun Nadhiroh, Yoto, Djoni Bangun, Pengembangan Buku Ajar Mata Pelajaran Mekanika... PENGEMBANGAN BUKU AJAR MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 3 MALANG

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI BERDASARKAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENCE PADA MATERI DIMENSI TIGA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI BERDASARKAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENCE PADA MATERI DIMENSI TIGA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI BERDASARKAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENCE PADA MATERI DIMENSI TIGA Wanda Putri Sari dan Tri Hapsari Utami Universitas Negeri Malang Email

Lebih terperinci

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LAWANG PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida

Lebih terperinci

Kata Kunci : LKS scaffolding, sumber pembelajaran, faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi, kelayakan

Kata Kunci : LKS scaffolding, sumber pembelajaran, faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi, kelayakan PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS XI POKOK BAHASAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI PENDEKATAN SCAFFOLDING Eren Fahrucah R dan Bambang Sugiarto Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA Oleh: Witria Malra Sari 1, Mades Fifendy 2, Muhyiatul Fadilah 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, SATISFACTION) DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) SUB POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA Sri Yuli Helda*), Anna Cesaria, M. Pd ** ), Anny Sovia, S. Si,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI... PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI KELAS XII IPA SMA NEGERI 1 BINAMU KAB. JENEPONTO Muhammad Al Muhajir Dosen Universitas Pejuang Republik Indonesia

Lebih terperinci

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI HIDROLISIS GARAM SISWA MA NEGERI 2 MALANG PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI Oleh: Nur ꞌazizah*), Rahmi**), Yulyanti Harisman**) *)Mahasiswa Program

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031 ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI JAMUR UNTUK SISWA SMA KELAS X MIA OLEH: FITRIA DWITA A1C411031 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Jefrianto¹, Sudirman², Siska Nerita¹ ¹Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET WITH SOFTSKILLS ORIENTATION IN

Lebih terperinci

E-journal Prodi Edisi 1

E-journal Prodi Edisi 1 E-journal Prodi Edisi 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA SMP BERBASIS SCIENCE EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK THE DEVELOPMENT OF SCIENCE

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STUDENT CENTERED

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STUDENT CENTERED PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STUDENT CENTERED UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI ASAM BASA SEBAGAI SUMBER BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI SMA/MA DEVELOPING STUDENT WORKSHEET BASED ON STUDENT

Lebih terperinci

Hairudin, Herdini, Roza Linda Irulhairudin No. Hp :

Hairudin, Herdini, Roza Linda Irulhairudin No. Hp : 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK BERBASIS PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN KIMIA SMA POKOK BAHASAN KOLOID Hairudin, Herdini, Roza

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN Yunessa*), Zulfaneti, M. Si ** ), Alfi Yunita, M. Pd ** ) * )Mahasiswa

Lebih terperinci

DEVELOPMENT OF STUDENT TASK SHEET BASED ON GUIDED INQUIRY ON SALT HYDROLYSIS SUBJECT FOR XI GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL

DEVELOPMENT OF STUDENT TASK SHEET BASED ON GUIDED INQUIRY ON SALT HYDROLYSIS SUBJECT FOR XI GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL 1 DEVELOPMENT OF STUDENT TASK SHEET BASED ON GUIDED INQUIRY ON SALT HYDROLYSIS SUBJECT FOR XI GRADE OF SENIOR HIGH SCHOOL Ririn Marcella *, Dr Maria Erna,M.Si **, Abdullah, S,Si, M.Si *** Email : ririnmarcella@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA Oleh: Yesi Rispianti, Mulyati, Liza Yulia Sari Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK In

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2) Pengembangan LKPD Berbasis Conceptual. (Syella Ayunisa Rani) 231 PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS CONCEPTUAL ATTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG ABSTRACT PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG Vivi Desvita*, Rahmi**, Anny Sovia** *) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP

PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP PENGEMBANGAN MODUL SIFAT LARUTAN BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN LINGKUNGAN DI SMP Eci Oktadarmafina, Nina Kadaritna, Noor Fadiawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung eci.pkimia@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS WEB PADA MATERI BIOLOGI SEMESTER GENAP UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATU Cantia Putri, A. Duran Corebima, Sri Rahayu Lestari Fakultas

Lebih terperinci

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GARIS GARIS PADA SEGITIGA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES BERDASARKAN METODE DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP Siti Nurhayati 21,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA MATERI BENZENA DAN TURUNANNYA DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5-E Vanny Mayangsari M.N.S, Aman Santoso, Siti Marfu ah Universitas Negeri Malang E-mail: cheverlyvanny@gmail.com

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 2, pp , May 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI SMA MAZRAATUL ULUM PACIRAN LAMONGAN IMPLEMENTATION OF INQUIRY LEARNING MODEL

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK Raifi Wulandari 37, Sunardi 38, Arika Indah K 39 Abstract. The research aims to know the process

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA DEVELOPMENT OF STUDENT PERFORMANCE ASSESSMENT INSTRUMENTS FOR ASSESS

Lebih terperinci

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan Pengembangan Berbasis Contextual Teaching and Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan Zulis Shoidah, Fida Rachmadiarti, Winarsih Jurusan Biologi FMIPA UNESA Jalan Ketintang Gedung C Lt.2 Surabaya 6021, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis R&D (Research and Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema pencemaran lingkungan berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan LKS IPA berbasis pembelajaran kooperatif STAD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH Gusmiati 1), Gusmaweti 2), Erman Har 2) 1) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang

BAB III METODE PENELITIAN. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model bahan ajar berupa Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing yang mengintegrasikan nilai-nilai

Lebih terperinci

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pengembangan berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Subjek yang diteliti adalah siswa SMA kelas XI semester 2 (satu kelas) yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS 117 Jurnal Prodi Pendidikan Biologi Vol 6 No 3 tahun 2017 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DEVELOPMENT OF GUIDED DISCOVERY STUDENTS WORK

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA. Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for grade XI SMA JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol.1, No.1, 2017,151-155 151 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU TEKA-TEKI KIMIA UNTUK KELAS XI SMA Development of Instructional Media Buku Teka-Teki Kimia for

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI STUDI KASUS PEMBELAJARAN DI KELAS X SMAN

Lebih terperinci

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn

Journal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Luthfi Faza Afina Riza Walida 1) Rudiana Agustini 2), Tukiran

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian

Lebih terperinci

Keywords : Worksheet, Problem Solving, Circles. PENDAHULUAN

Keywords : Worksheet, Problem Solving, Circles. PENDAHULUAN PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP ADABIAH PADANG Oleh: Nurazizah* ), Zulfitri Aima** ), Siskha Handayani** ) * ) Mahasiswa

Lebih terperinci

Chemistry Study Program The Faculty of Teachers Training and Education University of Riau

Chemistry Study Program The Faculty of Teachers Training and Education University of Riau 1 DEVELOPMENT OF THE STUDENT WORKSHEET WITH SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) APPROACH ON CHEMISTRY SUBJECT SENIOR HIGH SCHOOL OF HYDROCARBON Rica Rahmawati *, Johni Azmi**, Betty Holiwarni***

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh produk berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada asam basa. Untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT DEVELOPING INTERACTIVE E-BOOK ORIENTED TO CHARACTER EDUCATION AT ELEKTROLYTE

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP GREEN

PENERAPAN PRINSIP GREEN PENERAPAN PRINSIP GREEN kegiatan CHEMISTRY percobaan di laboratorium DALAM PEMGEMBANGAN seharusnya MODUL PRAKTIKUM tidak UNTUK MATA KULIAH LARUTAN Arini Siti Wahyuningsih 1 dan Jamilatur Rohmah 2 Dosen

Lebih terperinci

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013 PENGEMBANGAN BUKU AJAR BERBASIS KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN ASAM DAN BASA Oleh : Suharyadi 1, Anna Permanasari 2, Hernani 3 Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA, UPI - e-mail: suharyadi_o2@yahoo.co.id 1

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET WITH SETS ORIENTATION AT FOOD ADDITIVE MATTER Dayinta Yulia Apsari dan Ismono

Lebih terperinci

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017 KEVALIDAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PROBLEM SOLVING UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI ASAM BASA VALIDITY STUDENTS ACTIVITIES SHEET BASED IN PROBLEM SOLVING TO PRACTISED THE SKILLS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) NON EKSPERIMEN UNTUK MATERI KESETIMBANGAN KIMIA KELAS XI IPA SMA N 8 MUARO JAMBI Syamsurizal *, Epinur * dan Devi Marzelina * * Program Studi Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA TAMAN HARAPAN MALANG Vivi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA DEVELOPMENT OF PROBLEM BASED LEARNING IN CHEMISTRY LEARNING MEDIA THAT COMBINES THE PAPUAN LOCAL CULTURE Achmad Rante

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING

PENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING PENGEMBANGAN LKPD IPA MATERI TEKANAN ZAT BERPENDEKATAN AUTHENTIC INQUIRY LEARNING DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP INGIN TAHU DAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING PESERTA DIDIK SMP ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan Kepada

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Muh. Nasir Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran model 5E. Pengembangan perangkat pembelajaran dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu, dan menguji keektifan produk. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2009:407) menjelaskan bahwa, metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG Oleh Cahya Suminar Ramadhani*, Rina Febriana**, Melisa** *) Mahasiswa

Lebih terperinci

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KUIS INTERAKTIF BERBASIS KOMPUTER UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 1 DAMPIT TAHUN AJARAN 2011/2012 Nikmatu Rohma Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERORIENTASI LITERASI SAINS PADA SUBMATERI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI DEVELOPMENT OF STUDENT WORKSHEET SCIENCE LITERACY IN SUBMATTER REACTIONOF

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa pocket book IPA berpendekatan authentic inquiry learning. Berdasarkan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS DISCOVERY INQUIRY PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI UNTUK SISWA KELAS XI SMA Bima Dwi Pranata, Susriyati Mahanal, Umie Lestari FMIPA Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Sugiono ( 2009 ) penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Sugiono ( 2009 ) penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1. Jenis Pengembangan Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Menurut Sugiono ( 2009 ) penelitian pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA Pengembangan Modul Teknik... (Safrudin Budi Utomo Dwi Hartanto) 1 PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK LISTRIK PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA DEVELOPMENT

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS KONSTRUKTIVISME MODEL LEARNING CYCLE 5E MATERI ENERGI DALAM SISTEM KEHIDUPAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 MALANG Peni Handayani 1), Masjhudi 2), Triastono Imam

Lebih terperinci

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2. Santia dan Jatmiko, Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika... 11 Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berdasarkan Proses Berpikir Relasional Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT S PROCESS SKILL IN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

Key Words: Student worksheet, Discovery Learning, social aritmatic

Key Words: Student worksheet, Discovery Learning, social aritmatic PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Sarjono Efindo*), Delsi. K. **

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian pengembangan) adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang Khairul Saniyah¹, Ardi², Wince Hendri¹ ¹Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN E-MODUL KIMIA BERBASIS PROBLEM SOLVING DENGAN MENGGUNAKAN MOODLE PADA MATERI HIDROLISIS GARAM UNTUK KELAS XI SMA/MA SEMESTER II TESIS

PENGEMBANGAN E-MODUL KIMIA BERBASIS PROBLEM SOLVING DENGAN MENGGUNAKAN MOODLE PADA MATERI HIDROLISIS GARAM UNTUK KELAS XI SMA/MA SEMESTER II TESIS PENGEMBANGAN E-MODUL KIMIA BERBASIS PROBLEM SOLVING DENGAN MENGGUNAKAN MOODLE PADA MATERI HIDROLISIS GARAM UNTUK KELAS XI SMA/MA SEMESTER II TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN REMEDI MATERI SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII Rizki Siska Rosalita, Sarwono, dan Triastono Imam Prasetyo Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 55 61

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 02 Tahun 2013, 55 61 PENGEMBANGAN MEDIA E-BOOK INTERAKTIF MELALUI STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS UNTUK SMA KELAS X Indrawati Wilujeng, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.

Lebih terperinci

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII

Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) 7 Kajian Validitas Konstruk Modul IPA Terpadu Berbasis Scientific Approach Materi Pokok Suhu, Kalor dan Perpindahannya SMP Kelas VII Intan Pratiwi Wardani 1,

Lebih terperinci

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013

DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013 1 DEVELOPMENT OF PHYSICS-ORIENTED LEARNING DEVICE INQUIRY APPROACH ON THERMODYNAMIC MATERIALS OF CLASS XI SMA BASED ON CURRICULUM 2013 Fanny Mitsalina, Zulhelmi, Fakhruddin Email : fanny.fm93@gmail.com,

Lebih terperinci