Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA
|
|
- Yohanes Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Muh. Nasir Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran model 5E. Pengembangan perangkat pembelajaran dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah model Dick dan Carey. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan divalidasi dan diuji cobakan secara terbatas pada 10 siswa kelas XI SMA Negeri 1 Woha Bima, Hasil uji ahli terhadap perangkat yang dikembangkan meliputi Silabus, RPP, PKS, LHKS, instrumen kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan berargumen memenuhi kriteria sangat layak untuk digunakan dengan skor rata-rata sebesar 3,37 dengan kategori sangat baik. Respon siswa terhadap PKS dan LHKS sangat layak dengan rata-rata skor sebesar 3,73. Kata Kunci: Model 5E, perangkat pembelajaran. PENDAHULUAN Dalam lampiran Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, dinyatakan pembelajaran biologi di SMA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain; (3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis; (4) Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi; (5) Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri; (6) Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia; 7) Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistimatis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan seharihari. Proses pembelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi 12 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
2 dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Salah satu model pembelajaran yang potensial untuk membantu siswa agar terlibat aktif dalam kegiatan belajar adalah model 5E (Bass et al, 2009). Model 5E merupakan suatu model yang terdiri dari lima tahapan, yaitu engage, exsplore, explain, elaborate, dan evaluate. Setiap tahap model 5E bertujuan untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Dasna dan Sutrisno (2005) menyatakan bahwa dalam model 5E siswa mengembangkan pemahamannya terhadap suatu konsep dengan kegiatan mencoba (hand-on activities) sebelum diperkenalkan dengan kata-kata melalui diskusi atau memperoleh informasi dari buku. Oleh sebab itu, model 5E juga dapat mengembangkan keterampilan proses siswa, memberi kesempatan kepada mereka melakukan percobaan sains secara langsung dan membuat pembelajaran bermakna. Untuk memfasilatis hal tersebut, maka dalam penelitian ini perlu dilakukan kegiatan pengembangan perangkat pembelajaran biologi model 5E, perangkat yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, PKS, LHKS, instrumen kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen yang memuat langkah-langkah pendekatan saintifik. Perangkat yang dikembangkan diharapkan dapat digunakan oleh guru sebagai media pengembangan yang efektif dan efisien. Selain itu, juga dapat digunakan oleh siswa sebagai sumber belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, memotivasi siswa dalam belajar, dan ajang berlatih untuk belajar mandiri dalam memahami konsepkonsep biologi. Berdasarkan atas permasalahan tersebut tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan Perangkat pembelajaran model 5E yang layak. METODE Perangkat pembelajaran model 5E dalam penelitian ini dikembangkan dengan mengikuti model Dick & Carey (2001) yang terdiri dari sepuluh tahap dengan tujuan untuk menghasilkan prototype perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Komponen perangkat yang dikembangkan terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Petunjuk Kerja Siswa (PKS), Lembar Hasil Kerja Siswa (LHKS), instrumen kemampuan berpikir kritis dan instrumen kemampuan berargumen. Uji coba kelompok kecil dilakukan pada 10 orang siswa SMA Negeri 1 Woha Bima. Data kualitatif yang dikumpulkan berdasarkan penilaian kelayakan perangkat oleh ahli mencakup empat kategori yakni: 4 13 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
3 untuk kategori sangat layak, 3 untuk kategori layak, 2 untuk kategori kurang layak dan 1 untuk kategori tidak layak. Adapun aspekaspek yang diamati dan dinilai oleh validator berdasarkan instrumen lembar validasi yang dibuat peneliti pada masing-masing perangkat pembelajaran, yaitu: (a) Silabus, terdiri dari: isi yang disajikan, bahasa, dan Waktu; (b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), terdiri dari: perumusan tujuan pembelajaran, isi yang disajikan, bahasa, dan waktu; dan (c) Lembar Kerja Siswa (PKS dan LHKS), terdiri dari: isi yang disajikan dan bahasa. Selanjutnya, data penilaian kelayakan masingmasing perangkat pembelajaran ditabulasi dan dihitung rata-rata skor, kemudian diubah menjadi nilai dalam bentuk kriteria. Adapun kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini Widoyoko (2012): Tabel 1. Kriteria Nilai Rerata Total Skor Masing-Masing Komponen Nilai Interval Skor Kategori A 3,26 4,00 Sangat Layak B 2,51 3,25 Layak C 1,76 2,50 Kurang Layak D 1,00 1,75 Tidak Layak Nilai kelayakan produk dalam penelitian ini ditetapkan minimal B kriteria layak. Dengan demikian, hasil penilaian validator jika memberi hasil akhir B atau layak, maka produk pengembangan layak digunakan dalam uji coba produk. Namun sebelum di uji coba, terlebih dahulu masingmasing perangkat pembelajaran tersebut di revisi sesuai dengan komentar/saran yang dikemukakan diakhir lembar validasi perangkat HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat pembelajaran yang terdiri atas Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Petunjuk Kerja Siswa (PKS), Lembar Hasil Kerja Siswa (LHKS) dan instrumen yang digunakan dalam penelitian, sebelum digunakan telah mengalami proses validasi oleh 3 orang ahli. Skor penilaian kelayakan perangkat mengacu pada Widoyoko, 2012, yaitu: nilai 3,26-4,00, kategori sangat layak; 2,51-3,25, kategori layak; 1,76-2,50, kategori kurang layak; 1,00-1,75, kategori tidak layak. Adapun hasil validasi ahli terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Silabus Ringkasan hasil penilaian kelayakan dari silabus disajikan dalam Tabel 2 berikut: 14 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
4 Tabel 2 Hasil Validasi Silabus No Aspek yang dinilai Skor rata-rata Kategori 1 Kesesuaian antara kompetensi dasar dengan materi pokok 3,33 2 Kesesuaian antara kompeteni dasar dengan indikator Kesesuaian antara materi pokok dengan indikator Kesesuaian antara indikator dengan pengalaman belajar Kesesuaian antara pengalaman belajar dengan instrumen penilaian Kesesuaian antara pengalaman belajar dengan sumber belajar Kesesuaian antara pengalaman belajar dengan alokasi waktu Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna 3.33 Rata-rata 3,33 Tabel 2 menunjukkan rata-rata skor penilaian kelayakan silabus dari tiga validator adalah sebesar 3,33, nilai rata-rata tersebut berada pada kategori sangat layak. Dari sembilan aspek yang dinilai, delapan aspek mendapatkan kategori sangat layak, dan satu aspek mendapatkan kategori layak, yaitu aspek kesesuaian antara indikator dengan pengalaman belajar, aspek ini mendapatkan koreksi dan saran perbaikan dari para validator, yaitu perlunya mengintegrasikan langkah-langkah model 5E dengan pendekatan saintifik dalam pengalaman belajar siswa dan disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai. Berdasarkan koreksi dan saran dari validator dilakukan perbaikan terhadap aspek kesesuaian antara indikator dengan pengalaman belajar, perbaikan yang dilakukan adalah mengintegrasikan langkah model 5E (engage, explore, explain, elaborate, dan evaluasi) ke dalam pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan dan menyajikan) dalam kegiatan pengalaman belajar. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tabel 3 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) No Aspek yang dinilai Skor rata-rata Kategori 1 Kelengkapan komponen RPP Sistematika susunan RPP Kejelasan rumusan indikator dan tujuan pembelajaran Kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan model 5E menggunakan pendekatan saintifik Kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan penggunaan LHKS Kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan alokasi waktu Kesesuaian antara sumber belajar dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna 3.33 Rata-rata 3,37 15 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
5 Tabel 3 menunjukkan rata-rata skor penilaian kelayakan RPP dari tiga validator adalah sebesar 3,37, skor rata-rata tersebut berada pada kategori sangat layak, Dari sebelas aspek yang dinilai, sembilan aspek mendapatkan kategori sangat layak, dan dua aspek mendapatkan kategori layak, yaitu aspek kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan model 5E menggunakan pendekatan saintifik, dan aspek kesesuaian antara sumber belajar dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, kedua aspek ini mendapatkan saran perbaikan dari para validator, saran perbaikan yang dimaksud adalah: (1) perlunya pengintegrasian antara langkah pendekatan saintifik ke dalam langkah-langkah model 5E dalam pengalaman belajar siswa, (2) perlu adanya penambahan sumber belajar. Berdasarkan koreksi dan saran dari validator dilakukan perbaikan terhadap aspek kesesuaian antara langkah pembelajaran dengan model 5E menggunakan pendekatan saintifik, dan aspek kesesuaian antara sumber belajar dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, perbaikan yang dilakukan adalah: (1) mengintegrasikan pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan dan menyajikan ke dalam langkah model 5E (engage, explore, explain, elaborate, dan evaluasi) dalam kegiatan pengalaman belajar, (2) penambahan sumber belajar yang digunakan, semula hanya menggunakan buku teks pelajaran biologi dan LKS model 5E kemudian dilengkapi dengan gambar dan ekosistem kolam dan sawah pada lingkungan sekolah yang disesuaikan dengan kegiatan belajar siswa. 3. Petunjuk Kerja Siswa Tabel 4 Hasil Validasi Petunjuk Kerja Siswa (PKS) No Aspek yang dinilai Skor ratarata Kategori 1 Kesesuaian antara PKS dengan indikator Kejelasan kalimat petunjuk pengerjaan Kesesuaian antara persoalan yang diangkat dengan tingkat kognitif siswa 3.00 Layak 4 Kemenarikan tampilan dan gambar pada PKS Kesesuaian PKS untuk memfasilitasi siswa berpikir kritis dan berargumen Kesesuaian PKS untuk membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu Kesesuaian antara gambar dengan uraian materi Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna 3.00 Layak Rata-rata 3,30 Tabel 4 menunjukkan rata-rata skor penilaian kelayakan Petunjuk Kerja Siswa (PKS) dari tiga validator adalah sebesar 3,37, nilai rata-rata tersebut berada pada kategori 16 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
6 sangat layak. Dari sembilan aspek yang dinilai, tujuh aspek mendapatkan kategori sangat layak, dan dua aspek mendapatkan kategori layak, yaitu aspek kesesuaian antara persoalan yang diangkat dengan tingkat kognitif siswa, dan aspek bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna, kedua aspek ini mendapatkan saran perbaikan dari validator, saran perbaikan yang dimaksud adalah: (1) kegiatan belajar pada PKS disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari siswa (2) redaksi kalimat dan urutan prosedur kerja PKS 01 diperbaiki, Berdasarkan koreksi dan saran dari validator dilakukan perbaikan terhadap aspek kesesuaian antara persoalan yang diangkat dengan tingkat kognitif siswa, dan aspek bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna, perbaikan yang dilakukan adalah: (1) mengganti bahan untuk pengamatan 01 pengaruh ph terhadap pernapasan ikan yang semula menggunakan air cuka diganti dengan menggunakan air limbah tahu, kemudian pada pengamatan 0 2 identifikasi pengaruh CO 2 terhadap fotosintesis diganti dengan pengamatan gambar saling ketergantungan dalam ekosistem, (2) posedur kerja PKS 01 dilakukan perbaikan yang semula menggunakan sebelas langkah, diringkas menjadi delapan langkah, pengurangan langkah kerja ini untuk lebih memudahkan siswa dalam memahami prosedur kerja. 4. Lembar Hasil Kerja Siswa (LHKS) Tabel 5 Hasil Validasi Lembar Hasil Kerja Siswa (LHKS) No Aspek yang dinilai Skor rata- Kategori rata 1 Kesesuaian antara LHKS disajikan dengan PKS Kemenarikan tampilan dan gambar pada LHKS Kesesuaian LHKS untuk memfasilitasi siswa berpikir kritis dan berargumen Kesesuaian kolom jawaban dengan soal Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna 3.33 Rata-rata 3,50 Tabel 5 menunjukkan rata-rata skor penilaian kelayakan silabus dari tiga validator adalah sebesar 3,37, skor rata-rata tersebut berada pada kategori sangat layak. Dari enam aspek yang dinilai semuanya mendapat kategori sangat layak, walaupun demikian LHKS masih mendapat koreksi dan saran perbaikan dari validator, koreksi dan saran yang dimaksud adalah: (1) urutan kegiatan sebaiknya didahulukan masalah baru tujuan (2) warna tabel pengamatan sebaiknya jangan terlalu mencolok. Berdasarkan koreksi dan saran dari validator dilakukan perbaikan terhadap LHKS, perbaikan yang dilakukan adalah: (1) perubahan urutan kegiatan yang semula 17 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
7 menampilkan tujuan pengamatan terlebih berwarna hijau diganti dengan warna putih dahulu kemudian diganti dengan masalah percobaan sebagai urutan pertama, baru dikuti tujuan percobaan, pengurutan ini agar sesuai dengan prosedur metode ilmiah, (2) warna tabel hasil pengamatan LHKS 02 yang semula sehingga tulisan mudah untuk dibaca. 5. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Berargumen Ringkasan hasil penilaian kelayakan dari instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 berikut: Tabel 6 Hasil Validasi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Berargumen N Aspek yang dinilai Kemampuan Kemampuan Kategori o Berpikir Kritis Berargumen 1 Kesesuaian antara soal dengan indikator pembelajaran Kesesuaian antara soal dengan indikator Kesesuaian antara soal dengan pengalaman belajar yang telah dilakukan 4 Keterkaitan antara item soal ganjil (akibat) dan item soal genap (sebab) 5 Kejelasan kalimat soal Kesesuaian antara data, gambar, atau tabel dengan inti pertanyaan 7 Kejelasan kalimat petunjuk pengerjaan soal Bahasa yang digunakan komunikatif dan mudah dipahami 9 Bahasa yang digunakan sesuai dengan sasaran pengguna Rata-rata 3,42 3,33 Berdasarkan data pada Tabel 6 hasil adalah: (1) soal kemampuan berargumen penilaian yang dilakukan para ahli terhadap nomor 11 dan 12 belum terkait dengan baik, instrumen kemampuan berpikir kritis dan (2) perlu adanya penambahan kolom alasan kemampuan berargumen menunjukkan bahwa untuk soal kemampuan berargumen (3) redaksi instrumen mendapatkan penilaian dengan skor kalimat butir soal nomor 1b dan 1c rata-rata sebesar 3,43 untuk instrument kemampuan berpikir kritis diperbaiki. kemampuan berpikir kritis dan 3,33 untuk Berdasarkan koreksi dan saran dari instrument kemampuan beragumen, skor ratarata validator dilakukan perbaikan terhadap yang diperoleh kedua instrumen berada instrumen, perbaikan yang dilakukan adalah: pada kategori sangat layak, sehingga (1) mengganti soal kemampuan berargumen instrumen layak digunakan dalam penelitian. nomor 11 dan 12 dengan butir soal yang baru, Walaupun demikian instriumen masih (2) soal kemampuan berargumen dilakukan mendapat koreksi dan saran perbaikan dari penambahan kolom alasan, yang awalnya validator, koreksi dan saran yang dimaksud hanya memuat soal akibat sebab, dan (3) 18 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
8 dilakukan perbaikan redaksi soal nomor 1b yang awalnya menggunakan kata diatas diganti dengan kata disamping, semantara soal nomor 1c yang awalnya mengunakan perintah berikan kesimpulan terkait data disamping kemudian diganti redaksinya menjadi kesimpulan apa yang bisa diambil terkait grafik disamping Rekapitulasi hasil validasi kelayakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan disajikan dalam Tabel 7 berikut: Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Penilaian Perangkat Pembelajaran No Perangkat Pembelajaran Nilai Rata-rata Kualifikasi Silabus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Petunjuk Kerja Siswa Lembar Hasil Kerja Siswa Tes Kemampuan Berpikir Kritis Tes Kemampuan Berargumen Rata-rata 3,37 Hasil data pada Tabel 7. menunjukkan bahwa skor rata-rata perangkat pembelajaran yang dikembangkan sebesar 3,37, skor ini berada pada kategori sangat layak, ini berarti bahwa seluruh perangkat pembelajaran yang dikembangkan layak digunakan dalam penelitian. Hasil ini sesuai dengan Indriyani (2013), Purnama (2014) menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan baik dan layak digunakan dengan. Hasil penelitian serupa oleh Sari (2013) menunjukan bahwa hasil pengembangan LKS model 5E memiliki kategori baik dan layak. Indriyani (2013) menunjukan bahwa LKS ditinjau dari aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian dan aspek kegrafikan secara keseluruhan baik dan layak digunakan. Shofiyah (2013) menunjukkan bahwa LKS efektif untuk menumbuhkan penalaran ilmiah siswa. Uji kelompok kecil terhadap perangkat yang telah dikembangkan diujikan pada 10 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Woha Bima untuk memberikan tanggapan terhadap Lembar Kerja Siswa (PKS dan LHKS). Hasil uji kelompok kecil di sajikan pada Tabel 8 sebagai berikut: 19 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
9 Tabel 8 Rekapitulasi Tanggapan Siswa Terhadap Lembar Kerja Siswa (PKS dan LHKS) Pada Uji Kelompok Kecil No Aspek yang dinilai Skor Rata-rata Kategori ,5 3,9 3,7 3, LKS dapat membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu saya LKS dapat membuat saya lebih aktif bekerja dalam kelompok LKS dapat mempermudah memahami materi mata pelajaran biologi LKS dapat meningkatkan kemampuan berfikir berdasarkan hasil percobaan. LKS dapat meningkatkan kemampuan mencari sebab dan akibat suatu fenomena LKS yang digunakan sesuai dengan persoalan yang ada dilingkungan sekitar LKS dapat memfasilitasi siswa berpikir kritis dan berargumen Soal-soal tes yang diberikan sesuai dengan materi yang diajarkan Tampilan dan gambar LKS sangat menarik Bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami 3,7 3,8 3,5 3,8 3,8 3,8 Jumlah rata-rata 3,73 Tabel 8. yang disajikan diatas menunjukkan bahwa penggunaan Lembar Kerja Siswa (PKS dan LHKS) mendapatkan respon sangat baik untuk digunakan pada proses pembelajaran. Komentar dan saran dari hasil uji yaitu: (1) penampilan dan isinya sangat baik, (2) sangat menarik dan mudah dipahami, (3) bahasa, warna dan gambar sudah menarik, (4) background sebaiknya dihilangkan. Hasil uji coba kelompok kecil digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyempurnaan perangkat pembelajaran pada uji lapangan. Revisi yang telah dilakukan sebelum uji lapangan yaitu menghilangkan background yang berwarna biru pada Petunjuk Kerja Siswa (PKS). Hasil pengamatan keterlaksanaan langkah-langkah perangkat model pembelajaran 5E oleh observer dari 5 (lima) kali pertemuan disajikan pada Tabel 9 sebagai berikut: Tabel. 9 Hasil Observasi Keterlaksanaan RPP Petemuan ke Rata-rata Kategori I 4,00 II 4,00 III 3.90 IV 3.90 V 3.90 Rata-rata 3,94 Tabel 9 di atas menunjukkan keterlaksanaan RPP pada pertemuan I sampai IV untuk penggunaan perangkat pembelajaran model 5E telah dilakukan dengan sangat baik. Hal ini berarti proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Respon Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Menggunakan Perangkat Model 5E pada materi ekologi diperoleh dengan menggunakan angket respon siswa dan diberikan setelah berakhirnya prosesn pembelajaran. Data yang diperoleh disajikan dalam Tabel 10 sebagai berikut: 20 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
10 Tabel 10 Rekapitulasi Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunakan Perangkat Model 5E No Aspek yang dinilai Skor Rata-rata Kategori 1 Saya menjadi termotivasi selama mengikuti kegiatan pembelajaran 3,95 2 LKS dapat membuat saya lebih aktif bekerja dalam kelompok 3,85 3 Saya diberikan kesempatan secara lisan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan 3,74 4 Saya lebih aktif bekerja dalam kelompok selama kegiatan pembelajaran. 3,88 5 Saya memahami dengan jelas bahasa pada kalimat 3,76 Petunjuk Kegiatan Siswa (PKS) Saya memahami dengan jelas kalimat soal pada Petunjuk Kegiatan Siswa (PKS) dan soal tes LHKS yang digunakan selama kegiatan pembelajaran membangkitkan motivasi/minat/rasa ingin tahu saya LHKS yang digunakan selama kegiatan pembelajaran menarik Soal-soal tes yang diberikan sesuai dengan materi yang diajarkan selama kegiatan pembelajaran Saya menjadi lebih mampu berpikir kritis dan berargumen setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran menyenangkan 3,73 3,94 3,91 3,92 3,82 3,88 Jumlah rata-rata 3,85 Tabel 10. yang disajikan diatas menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model 5E adalah sangat baik, hal ini ditunjukkan oleh rata-rata nilai skor yang diberikan siswa sebesar 4,3, skor ini berada pada kategori sangat setuju dari kriteria skor yang dibuat (3,26-4,00, sangat baik; 2,51-3,25, baik; 1,76-2,50, kurang baik; 1,00-1,75, tidak baik), artinya penggunaan perangkat pembelajaran model 5E memberikan dampak positif kepada siswa dalam mempelajari materi ekologi. KESIMPULAN Perangkat pembelajaran model 5E yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, LKS (PKS dan LHKS), instrumen kemampuan berpikir kritis dan instrumen kemampuan berargumen. Karakteristik silabus yang dikembangkan terletak pada kegiatan pemberian pengalaman belajar siswa yang memuat tahapan model 5E (Engage, Explore, Explain, Elaborate, dan Evaluasi) dan memuat indikator pembelajaran kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen. Karakteristik RPP terletak pada kegiatan pembelajaran yang disusun berdasarkan tahapan model pembelajaran 5E yang memuat langkah-langkah saintifik (mengamati, 21 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
11 menanya, mencoba, menalar, menyimpulkan dan menyajikan) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berargumen siswa. Karakreistik LKS (PKS dan LHKS) yaitu materi pengamatan memuat konteks permasalahan yang dekat dengan kehidupan di sekitar siswa, dan dirancang mengikuti tahapan model 5E, komponen PKS meliputi judul pengamatan, masalah pengamatan, tujuan, prosedur pengamatan yang memuat alat dan bahan dan langkah kerja, bahan diskusi, dan kesimpulan. Sementara Instrumen kemampuan berpikir kritis dan instrumen kemampuan berargumen memiliki karakteristik yaitu memuat indikator kemampauan berpikir kritis dan kemampuan berargumen. Hasil penilaian perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah sangat layak untuk digunakan dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi ekologi Keterlaksanaan sintaks pembelajaran selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model 5E pada materi ekologi telah dilakukan dengan sangat baik. Hal ini berarti proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran model 5E adalah sangat baik, hal ini ditunjukkan oleh rata-rata skor yang diberikan siswa sebesar 4,3 DAFTAR PUSTAKA Bass, J. EContat, T.L. and Carin, A. A Teaching Science as Inquiry. Boston: Pearson. Dasna, I.W dan Sutrisno Model-model Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pengajaran Sains/ Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang. Dick,W, Carey, L, Carey, J.O The Systematic Design of Instruction. United States: Addison-Wesley Education Publisher. Indriyani.,R.I Pengembangan LKS Berbasis Siklus Belajar (Learning Cycle) 7E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Siswa SMA Kelas X Pokok Bahasan Elektromagnetik. Tesis. FKIP.Yogyakarta. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Sari.,S.I Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Beroreantasi Model Learning Cycle 5E pada Materi Ekosistem. Jurnal Unesa BioEdu vol.2/no.1/januari. Shofiyah, N., Supardi, Jatmiko Mengembangkan Penalaran Ilmiah (Scientific Reasoning) Siswa Melalui Model Pembelajaran 5E pada Siswa N 15 Surabaya. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Widoyoko E.P Tehnik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 22 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 3 Nomor 2 November 2014
e-journal PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
e-journal Penelitan Pendidikan IPA e-journal PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa e-issn : 2407-795X Vol 1, No, 2 July 2015 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL 5E
Lebih terperinciEFEKTIVITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL 5E UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Abstrak
EFEKTIVITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL 5E UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA Muhamad Zikrullah 1, Wildan 2, dan Yayuk Andayani 3 1 Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dikatakan bahwa pembelajaran fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan mata pelajaran
Lebih terperinciPenerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA
Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA Yuti Rahinawati Guru SMA Negeri 6 Surabaya ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciJURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jppipa e-issn : 2407-795X p-issn : 2460-2582 Vol 2, No, 2 Juli 2016 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL LEARNING CYCLE 5E
Lebih terperinciresearch and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga proses pembelajarannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Endang Mulyatiningsih (2012: 145) produk penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis
Lebih terperinci53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan
53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak permasalahan dan kegiatan dalam hidup yang harus diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika
Lebih terperinciISSN No Media Bina Ilmiah 1
ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah 1 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN 5E UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA SMP NEGERI 6 MATARAM Oleh : Ellysabeth Usmiatiningsih Guru SMP Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kurikulum pendidikan yang digunakan mengacu pada sistem pendidikan nasional. Pada saat penelitian ini dilakukan, kurikulum yang digunakan dalam
Lebih terperinciAry Maf ula, Amy Tenzer, Nuning Wulandari Universitas Negeri Malang
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA Ary Maf ula, Amy Tenzer,
Lebih terperinciFISIKA SEKOLAH 1 FI SKS
FISIKA SEKOLAH 1 FI 132 2 SKS Latar Belakang Standar Isi UU RI No. 20/2003 tentang S P N PP RI No 19/2005 tentang S N P PERMENDIKNAS No.22/2006 tentang Standar ISI IPA berkaitan dengan cara mencari tahu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).
BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Metode Penelitian Pengembangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode
Lebih terperinciSkripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis
Lebih terperinci12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA
12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga pendidikan IPA bukan
Lebih terperinciProsiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:
PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS PEMINATAN XI MIA 3 SEMESTER 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Lihar Raudina Izzati 1, Sutopo
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk
Lebih terperinciPerangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII Rizqi Annisavitri Program Magister Pendidikan
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ELASTISITAS KELAS X SMA NEGERI 2 SIDOARJO Jufita Ratnasari, Wasis Jurusan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA () BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA Yanuar Sinatra Dosen Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Malang Email: ysinatra@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah hal yang memiliki posisi penting di dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, pencarian suatu metode dan model pembelajaran yang dapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan
Lebih terperinciJIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah
JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 83-87 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK
Lebih terperinciC026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Wawan Sutrisno 1, Sri Dwiastuti 2, Puguh Karyanto 3 1,2,3 Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT
EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Merina Pratiwi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR HAK CIPTA... ii HALAMAN PENGESAHAN TESIS... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRAK... v BAB I PENDAHULUAN... 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan menggunakan metode pengembangan model ADDIE (Assume, Design, Development,
Lebih terperinciLAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran
LAMPIRAN A A1. Surat Permohonan Izin Validasi Instrumen A2. Surat Keterangan Validasi Instrumen A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya dengan membaca, menulis, atau mendengarkan. Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai kumpulan
Lebih terperinciTERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI
TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SD DENGAN POKOK BAHASAN ENERGI Erfinia Deca Christiani,S.Pd., M.Pd Staf Pengajar Universitas Panca Marga Probolinggo erphinia12@gmail.com (diterima: 21.12.2014,
Lebih terperinciJOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa Vol 1, No, 2 Juli 2015 PENGEMBANGAN PERANGKAT MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK Mei Indra
Lebih terperinciGambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran kalkulus kelas XI semester genap dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan di MA Mathaliul Huda Pucakwangi Pati, bertujuan untuk melihat secara umum mengenai pembelajaran POGIL-Reteach
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X SMAN 7 MALANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X SMAN 7 MALANG Binti Ni matul Khoir 1, Purbo Suwasono, dan Sumarjono Jurusan Fisika, FMIPA Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI IMPLEMENTATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT S PROCESS SKILL IN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Oleh: Muslim Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA
PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA Rosy Irmaningtyas, Istamar Syamsuri, dan Susilowati Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and Develepment). Penelitian R & D (Research and Develepment) adalah suatu proses atau
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Pembelajaran Fisika seyogyanya dapat menumbuhkan rasa ingin tahu yang lebih besar untuk memahami suatu fenomena dan mengkaji fenomena tersebut dengan kajian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pengembangan (Research and Development) ini bertujuan menghasilkan suatu produk baru melalui proses pengembangan dan validasi. Produk yang dikembangkan
Lebih terperinciMELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PRACTICE STUDENT PROCESS SKILLS AT RATE OF REACTION INFLUENCE FACTORS SUBJECT
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan embedded
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Fisika berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga fisika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2013: 297) merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah
A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa RPP dan
Lebih terperinciUniversitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 ANALISIS
Lebih terperinciJournal of Science Education And Practice p-issn X Volume 1 Nomor 1 Tahun 2017 e-issn
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL INKUIRI TERBIMBING MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM Luthfi Faza Afina Riza Walida 1) Rudiana Agustini 2), Tukiran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa SMP kelas VII pada materi himpunan dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang dirujuk dan digunakan dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR Desminiarti Aprita Indah Ayu SD Negeri I Kaur Selatan Kabupaten Kaur Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciAmelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32
Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32 MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah-Langkah Penelitian Penelitian ini terbagi menjadi dua tahapan. Kedua tahapan tersebut merupakan bagian dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Pengelolaan sumber daya alam dan
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU Delila Ilvi Shakti, Kamaluddin dan Muhammad Ali Delilailvi_shakti@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. Identifikasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII SMPN 11 KOTA JAMBI 1) Eka Romiati 1), Roseli Theis 2) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL Malinda Riwi Anugrah Putri*, Undang Rosidin, Ismu Wahyudi Pendidikan Fisika, FKIP Unila, Jl. Prof. Dr.
Lebih terperinciPENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Jurnal Pengajaran MIPA, FPMIPA UPI. Volume 12, No. 2, Desember 2008. ISSN:1412-0917 PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan berupa fakta, konsep,
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Muhammad Wahyu Hidayat, Zainuddin, Abdul Salam M. Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk. Produk yang dikembangkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk yaitu lembar kerja siswa (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu,
Lebih terperinciyang ditetapkan di sekolah yaitu 100% siswa memperoleh nilai 65.
3 PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsepkonsep,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dekat sekali dengan kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana alam semesta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah, guna menghindari terjadinya perbedaan penafsiran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran. Perangkat
Lebih terperinciSiti Solihah, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia agar mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS Nur Ana, Herlina Fitrihidajati, Endang Susantini Jurusan Biologi
Lebih terperinciPengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan
Pengembangan Berbasis Contextual Teaching and Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan Zulis Shoidah, Fida Rachmadiarti, Winarsih Jurusan Biologi FMIPA UNESA Jalan Ketintang Gedung C Lt.2 Surabaya 6021, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar (Sirhan, 2007:1). Ilmu kimia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan salah satu cabang IPA yang penting yang berusaha memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar (Sirhan, 2007:1). Ilmu kimia mempelajari tentang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi
Lebih terperinciANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil
Lebih terperinciC. Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan, penulis menyusun alur penelitian seperti pada Gambar 3.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010). Metode yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Brog dan Gall dalam Sugiyono (2012: 4) menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu SMP negeri di kabupaten garut tahun pelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat
Lebih terperinciDAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3
DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 2 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 2 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA ANALISIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD Retno Megawati 1, Suripto 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery-
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery- Inquiry untuk meningkatkan prestasi belajar pada ranah kognitif dan keterampilan
Lebih terperinci