AUTOMATIC FAUCET CONTROL ON MALE TOILET WITH PIR SENSOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AUTOMATIC FAUCET CONTROL ON MALE TOILET WITH PIR SENSOR"

Transkripsi

1 AUTOATIC FAUCET CONTROL ON ALE TOILET WITH PIR SENSOR ELIAS GABRIEL SAKLIRESSY, PROF. BUSONO SOEROWIRDJO, PH.D Keywords: control, automatic, faucet Undergraduate Program, Industry Technology, 2009 Gunadarma University ABSTRACT: Automatic faucet control instrument is made by using Passive sensors Infrared (PIR) as the central controller and the detection of objects in the form of member the human body. This PIR sensor will send instructions to the Relay for move the faucet solenoid valve that serves as the water flow. Results of analysis showed that the sensor is PIR (Passive Infrared) on the appliance. It can detect objects within a maximum distance of 150 meters. When PIR sensors receive radiation from the object, then open the faucet solenoide valve to drain the water. With the automatic faucet control is utilized in the men's room to facilitate human because it can be done by an electronic device in the form of sensors and a controller.

2 KENDALI KERAN OTOATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) NP : Nama : Elias Gabriel Sakliressy Pembimbing : Prof. Busono Soerowirdjo, Ph.D Tahun Sidang : 2009 Subjek : sensor, Judul KENDALI KERAN OTOATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) Abstraksi Alat kendali keran otomatis ini dibuat dengan memanfaatkan sensor Passive Infrared (PIR) sebagai pusat pengendalinya dan pendeteksi obyek berupa anggota tubuh manusia. Sensor PIR ini akan mengirimkan instruksi ke Relay untuk menggerakkan keran solenoid yang berfungsi sebagai katup aliran air. Hasil a n a l i s a menunjukkan bahwa sensor PIR (Passive Infrared) pada alat ini dapat mendeteksi obyek dalam jarak maksimum 150 meter. Ketika sensor PIR menerima radiasi dari obyek, maka keran solenoide membuka katub untuk mengalirkan air. Dengan adanya kendali keran otomatis yang dimanfaatkan dalam toilet pria dapat mempermudah manusia karena dapat dikerjakan oleh sebuah alat elektronik yang berupa sensor dan sebuah pengontrol. Gambar 3.5. berikut adalah gambar blok rangkaian dari Operational Amplifier (Op-Amp).

3 KENDALI KERAN OTOATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) Elias Gabriel Sakliressy Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, argonda Raya 100 Depok telp (021) , Tanggal Pembuatan : 16 Februari 2010 Alat kendali keran otomatis ini dibuat dengan memanfaatkan sensor Passive Infrared (PIR) sebagai pusat pengendalinya dan pendeteksi obyek berupa anggota tubuh manusia. Sensor PIR ini akan mengirimkan instruksi ke Relay untuk menggerakkan keran solenoid yang berfungsi sebagai katup aliran air. E1] Hasil analisa menunjukkan bahwa sensor PIR (Passive Infrared) pada alat ini dapat mendeteksi obyek dalam jarak maksimum 150 meter. Ketika sensor PIR menerima radiasi dari obyek, maka keran solenoide membuka katub untuk mengalirkan air. Dengan adanya kendali keran otomatis yang dimanfaatkan dalam toilet pria dapat mempermudah manusia karena dapat dikerjakan oleh sebuah alat elektronik yang berupa sensor dan sebuah pengontrol. 1. PENDAHULUAN Kemajuan teknologi pada jaman ini sangat meningkat pesat. Terutama pada teknologi yang menggunakan kendali otomatis. Dengan adanya kendali otomatis ini maka peran kerja dari manusia sedikit berkurang atau sama sekali tidak ada seorang pun yang melakukan atau mengendalikan proses kerja alat tersebut. Pekerjaan tersebut dapat digantikan oleh sebuah alat elektronik yang berupa sensor dan sebuah pengontrol. Sensor merupakan suatu hal yang wajib atau sangat dibutuhkan dalam suatu sistem. Pada umumnya kita membutuhkan sensor pada suatu rangkaian digital. Pada saat sensor bekerja maka suatu rangkaian digital akan bekerja sesuai dengan keinginan kita dan sesuai dengan karakteristik dari sensor tersebut Untuk alasan kemudahan dan praktis dalam penggunaannya kita memerlukan alat otomatis yang dapat membantu kita dalam kehidupan kita seharihari. Alat yang dibuat ini akan memanfaatkan suhu dan gerak yang dapat menentukan aktif atau tidaknya alat tersebut. Dalam hal ini, akan digunakan suatau sensor yaitu sensor PIR yang berfungsi sebagai sensor suhu dan gerak tubuh yang kemudian akan diteruskan ke rangkaian. Aplikasi yang dimaksud bertujuan untuk mempermudah penggunaan tenaga manusia yaitu tanpa harus memutar atau menekan keran, dalam aplikasi ini digunakan suatu indikator keran secara otomatis menggunakan sensor PIR dan keran air otomatis. Proses kendali otomatis ini di tuangkan dalam aplikasi Kendali keran otomatis pada toilet pria dengan sensor PIR (Passive Infrared ). Bisa dipastikan pemanasan global memang tidak bisa dihindari, tapi para manusia bisa meminimalisir dampak yang sudah terjadi, dan 2. LANDASAN TEORI E21 PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransisitor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya Passive, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang bias dideteksi oleh sensor ini biasanya tubuh manusia. Di dalam sensor PIR ini terdapat bagianbagian yang mempunyai perannya masing-masing yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric Sensor, Amplifier dan Comparator. Seperti pada Gambar 2.1 : Gambar 2.1. Skema blok diagram Sensor PIR. Sensor PIR bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 C, yang

4 merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroeletric sensor yang Gambar 3.5. berikut adalah gambar blok rangkaian dari Operational Amplifier (Op-Amp).

5 merupakan inti dari sensor PIR, sehingga menyebabkan Pyroelectric sensor yang terdiri dari gallium nitride, caesium nitrat dan litium tantalite menghasilkan arus listrik karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell. Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja. Hal ini disebabkan karena IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar infra merah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 pm, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 gm ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output. Gambar 2.10 Keran Selonoid Aplikasi standar dari keran selonoid biasanya menghendaki bahwa keran dipasang pada selang kecil yang menghubungkan air masuk dan air keluar. 3. PERANCANGAN ALAT Perancangan alat ini hanya meliputi perangkat keras. Gambar 3.2 menunjukkan gambar rangkaian dari sistem yang dirancang. Sistem tersebut terdiri dari sensor PIR, rangkaian relay dan keran / motor. Keran Selenoid / otor Keran ini akan dihubungkan ke sumber arus DC dengan besar tegangan 12 Volt. Kondisi Normally Closed yaitu pada posisi tertutup pada saat keran tidak bertegangan dan katup akan terbuka pada saat keran diberikan tegangan. Pada keran terdapat dua buah terminal yang disambung ke sumber tegangan dan relay. Keran solenoid adalah kombinasi dari dua dasar unit fungsional antara lain : 1. Solenoid (electromagnet) dengan inti atau plungernya. 2. Badan keran yang berisi lubang, tempat piringan atau stop kontak ditempatkan untuk menghalangi atau mengalirkan aliran air. Aliran melalui lubang mulut keran akan terbuka atau tertutup tegantung keran tersebut diberi tegangan atau tidak diberi tegangan. Apabila kumparan diberi energi, inti besi akan ditarik ke dalam kumparan solenoid untuk membuka keran. Pegas atau per yang terdapat pada pangkal inti besi akan mengembalikan keran pada posisi semula, yaitu tertutup apabila arus berhenti Gambar 3.2. Rangkaian Keseluruhan Kendali Keran Otomatis

6 Op-Amp pada gambar tersebut berfungsi sebagai penguat tegangan dari sensor yang dikeluarkan di kaki source dari sensor. Karena tegangan output dari sensor sangat kecil, maka perlu penguat beberapa kali agar rangkaian sensor dapat bekerja. > Arus kolektor cut off adalah 0,1 1A > hfe atau ft nya adalah 250 Gambar 3.4 Rangkaian Output Blok output sensor PIR memiliki cara kerja sebagai berikut : bila tegangan input yang masuk adalah high sebesar 5 V, yang berasal dari rangkaian sensor PIR untuk mengaktifkan transistor pada rangkaian penggerak relay output dan melalui resistor Gambar 3.3 Rangkaian Kontrol dengan Op-Amp IC L324 merupakan IC Operational Amplifier, IC ini mempunyai 4 buah op-amp yang berfungsi sebagai comparator. IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5 V sampai +15V untuk +Vcc dan -5V sampai -15V untuk -Vcc. Pada rangkaian di atas, dimana pada IC1A berfungsi sebagai penguat dari output yang diberikan oleh sensor kemudian pada keluaran kaki 1 dari IC1A memberikan tegangan melalui R5 dan C4 terhadap inverting amplifier pada IC1B melalui kaki 6 dari IC L324. Pada rangkaian di atas C5 dan R8 berfungsi sebagai filter tegangan dari kaki inverting IC1B terhadap output dari IC1B. R8 berfungsi sebagai filter untuk mambatasi tegangan yang masuk dari inverting terhadap output dari IC1B yang dimana komparator pada IC1B berfungsi untuk menurunkan tegangan sampai setengah dari inputan. Dari keluaran pada IC 1B menuju ke inputan dari IC1C dan IC1D yang berfungsi sebagai output. Relay Untuk blok output ini menggunakan transistor dengan tipe BD 139. Transistor ini mempunyai karakteristik di antaranya sebagai berikut : > Tegangan basis-kolektor maksimalnya adalah 45V > Tegangan kolektor-emitor maksimalnya adalah 25V Ic = Vcc Rc 10 kfl atau Rb. Besarnya arus basis yang masuk ke transistor BD 139 adalah : Dimana : Vbb = 5 V Vcc = 12 V Vbe = 0,7 V untuk transistor silikon Re = 125Ω hambatan dalam pada relay Rb = 0,5KCI Ib = 0,43 ma 125 Icsat = 40mA Gambar 3.5. berikut adalah gambar blok rangkaian dari Operational Amplifier (Op-Amp). Ic = 5V Pada rangkaian ini dipasang relay yang memiliki hambatan dalam sebesar 125Ω dan transistor BD 139 memiliki pdc =250, maka untuk membuat transistor berada dalam keadaan jenuh (

7 saturasi ) dibutuhkan arus basis minimal sebesar :

8 berfungsi dengan baik. Adapun uji coba alat ini dibagi menjadi beberapa bagian untuk memudahkan pengambilan data antara lain : uji coba catu daya dan uji coba rangkaian sensor PIR Uji Coba Rangkaian Catu Daya Ibmin = 0.13mA Jadi arus basis minimal yang dibutuhkan untuk membuat transistor berada dalam keadaan saturasi adalah sebesar 0.13mA, sedangkan arus basis yang mengalir pada rangkaian ini telah melampaui nilai tersebut yaitu sebesar 0,43 ma. Dari perhitungan di atas didapatkan bahwa IB > IB ( sat ), maka arus IB akan membuat transistor BD 139 dalam keadaan saturasi, tegangan pada kolektor-emiter (VCE) mendekati nol. Arus akan mengalir menuju relay yang akan menyebabkan keran terbuka. Relay ini menggunakan supply tegangan 12 Volt DC. Blok relay ini juga berfungsi untuk mengaktifkan keran air otomatis yaitu untuk menutup dan membuka keran. Fungsi utamanya adalah cara membuka dan menutup kembali keran air. Kondisi awal dari sensor PIR adalah kondisi low, menyebabkan transistor BD 139 berada pada kondisi cut off dan dioda 1N4001 pada kondisi reverse. Sehingga relay tidak akan aktif atau normaly open. Kondisi keran akan tetap menutup, dikarenakan saklar relay terbuka. Jika kondisi dari sensor PIR adalah kondisi high maka keran terbuka. Hal ini menyebabkan transistor BD139 pada kondisi saturasi. Kondisi ini membuat relay akan aktif atau normaly closed. Saklar relay jalur positif 5V akan mengalir diteruskan ke keran otomatis. Fungsi dioda 1N4001 adalah sebagai pengaman untuk mencegah kick back, yaitu transient yang terjadi pada coil relay (beban induktif) saat relay dimatikan. Hal ini dapat dijelaskan menurut persamaan : V = L di dt Bila terjadi perubahan arus yang cukup besar dalam satuan waktu yang sangat cepat (dt = 0) maka tegangan balik ini menjadi sangat besar, dan dapat mengakibatkan kerusakan pada transistor atau menahan tegangan balik dari relay dari kondisi aktif ke kondisi tidak aktif. 4. UJI COBA 4.1 Uji coba kendali keran otomatis dengan sensor PIR ini bertujuan untuk mengetahui alat ini Gambar 4.1. Titik Pengambilan Data Tegangan (V) Pada Catu Daya Tujuan : 1. Untuk mengetahui bentuk gelombang yang dihasilkan dari masing masing titik uji : Titik A yaitu keluaran gelombang dari trafo Titik B yaitu keluaran gelombang dari dioda Titik C dan titik D untuk mengetahui keluaran gelombang dari kapasitor. 2. Untuk mengetahui tegangan keluaran yang dihasilkan catu daya ( Titik C dan Titik D ). Alat yang digunakan : 1. Alat ukur Osciloscope 2. Alat ukur ultimeter digital Hasil pengujian : a. Hasil uji pada titik A dengan alat ukur osciloscope Gambar 4.2 Bentuk Gelombang Titik A output dari trafo Gambar 4.2 pengukuran keluaran trafo berupa gelombang AC yaitu pada titik A. Didapat pengukuran frekuensi sebesar 50 Hz, didapat dari persamaan berikut :

9 5 Volt/Div Time/Div = 5 ms Perioda (T) = 4 Div berada atau mendekati tegangan puncak dari IC 7812 yaitu sebesar 12 Volt. d. Hasil uji titik D menggunakan oscilloscope b. Hasil uji titik B pada trafo menggunakan oscilloscope 5 Volt/Div Time/Div = 2ms Gambar 4.5 Bentuk gelombang Titik D, setelah melewati Kapasitor dan IC 7805 Pada titik D terlihat gelombang 5 V DC. Besarnya tegangan puncak dari IC 7805 sebesar ± 5 Volt. Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Catu Daya 0.1 Volt/Div Time/Div = 5 ms Gambar 4.3 Bentuk Gelombang Titik B, setelah melewati dioda Gambar 4.3 pengukuran catu daya pada titik B pada output Dioda. Hanya mengukur besarnya ripple. c. Hasil uji titik C pada trafo menggunakan oscilloscope Tegangan Tegangan B (V) A (V) 11,89 4,97 Uji coba Rangkaian Sensor PIR Pengujian yang dilakukan berupa pengujian sensor PIR yang akan dibandingkan dengan datasheet yang dimiliki oleh sensor PIR tersebut. Adapun pengujian dilakukan sebagai berikut : 5 Volt/Div Time/Div = 2 ms Gambar 4.4 Bentuk Gelombang Pada Titik C Pada titik C setelah melewati kapasitor dan IC 7812 didapat bentuk gelombang horizontal karena kapasitor berfungsi sebagai filter yang akan memperlemah ripple. tegangan keluaran akan tetap Gambar 4.6 Rangkaian Sensor PIR

10 Tujuan : enunjukkan cara kerja Op-Amp, dimana dengan adanya perbedaan tegangan pada terminal negatif dan terminal positif akan menyebabkan tegangan keluaran berada dalam keadaan saturasi, yaitu + Vsat sama dengan + 90% Vcc. engetahui aktif atau tidaknya keluaran pada rangkaian sensor. Langkah Pengujian : 1. emberi tegangan pada rangkaian sensor sebesar 5 Volt dari catu daya. 2. engukur masing-masing titik uji secara bergantian dengan ultimeter Digital engukur besar tegangan pada Titik A, Titik B dan Titik C secara bergantian. Perhatikan polaritas pada terminal Op- Amp (positif atau negatif). engambil data pengamatan dan membandingkan tegangan pada Titik B dan Titik C untuk mengetahui tegangan keluaran komparator pada Titik D. 3. engulangi langkah diatas dengan merubah jarak ( ). 4. ematikan catu daya. Hasil Pengujian : Tabel 4.2 adalah pengukuran tegangan Inverting dan NonInverting Op-Amp, pada saat obyek terdeteksi dan pada saat objek tak terdeteksi serta tegangan keluaran komparator yang dihasilkan dari IC Op-Amp 324. Dapat dilihat dimana terjadi perbandingan tegangan antara terminal Inverting dan NonInverting dari Op-Amp yang dapat mempengaruhi output dari alat pendeteksi gerak ini, dimana tegangan pada NonInverting lebih besar dari tegangan Inverting Op-Amp maka tegangan pada output akan lebih besar, akan tetapi jika tegangan pada NonInverting lebih kecil dari tegangan pada Inverting Op-Amp maka tegangan pada output akan lebih negatif atau lebih kecil. No Jarak Tabel 4.2 Pengukuran Tegangan Inverting, Noninverting dan Keluaran Komparator Tegangan (V) Inverting Tegangan (V) NonInverting Tegangan(V) keluaran Komparator Keterangan Sensor Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif Low Aktif Low Aktif Low Aktif Low Aktif Low Uji coba Pengaruh jarak obyek dan lamanya waktu Sensor PIR bekerja. Tegangan output pada Op-Amp bergantung pada ada atau tidaknya obyek yang terdeteksi oleh sensor PIR, dapat dilihat tabel 4.3

11 No Tabel 4.3 Hasil pengukuran pengaruh jarak obyek terhadap sensor PIR dan waktu kerja sensor PIR Jarak Tegangan (V) Keterang an Sensor Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High Aktif High 3.33 Aktif High 2.96 Aktif High 2.63 Aktif High 1.74 Aktif High 1.2 Aktif High 0.25 Aktif Low 0.23 Aktif Low 0.20 Aktif Low 0.15 Aktif Low 0.1 Aktif Low Keterangan obyek Tidak mendeteksi obyek Tidak mendeteksi obyek Tidak mendeteksi obyek Tidak mendeteksi obyek Tidak mendeteksi obyek Ket. waktu 34 detik 33 detik 34 detik 33 detik 34 detik 34 detik 33 detik 33 detik 0 detik 0 detik 0 detik 0 detik 0 detik 5. Kesimpulan Rangkaian ini bekerja dengan cara mendeteksi obyek berupa suhu dan gerak tubuh manusia dengan jarak maksimal mendeteksi obyek sejauh 150. Setelah Rangkaian Sensor PIR mendeteksi Obyek, Keran Otomatis akan mengeluarkan air selama ±. Berdasarkan percobaan, alat ini sudah berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah dibuat. Air sudah mengalir pada saat sensor mendeteksi obyek, seharusnya air akan keluar setelah obyek tidak terdeteksi lagi oleh sensor ( saat orang meninggalkan ) toilet. Alat ini juga masih kurang efisiensi dalam hal penggunaan air yaitu pemborosan air masih terjadi pada penggunaan keran otomatis ini. 5.2 Saran Untuk lebih baiknya lagi alat ini ditambah dengan Rangkaian ikrokontroler sebagai pengatur waktu, agar keluarnya air dari keran otomatis dapat diatur waktunya. DAFTAR PUSTAKA ICOpAmp, sp? sear chword=l324 -, Komponen komponen elektronika, Juli , Sensor PIR, Juli, 2009 Carr, JJ,1993, Sensor And Circuits : Sensor, Tranduser, and supporting circuits, PTR Prentice Hall, New Jersey. Gerbang Logika, /Gerbang logika, Agustus 2009 ike Tooley, BA, Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi, Erlangga, alvino, Joko Santoso, Prinsip = prinsip Elektronika, Salemba Teknik, Soepono Soeparlan, Umar Yahdi, Teknik Rangkaian Listrik, Jilid 1, Gunadarma, Jakarta Wasito S, Vademekum Elektronika PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED )

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) Elias Gabriel Sakliressy Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR PIR (PPASSIVE INFRARED RECEIVER)

JOBSHEET SENSOR PIR (PPASSIVE INFRARED RECEIVER) JOBSHEET SENSOR PIR (PPASSIVE INFRARED RECEIVER) A. TUJUAN (1) Menguji PIR terhadap besaran fisis. (2) Merancang PIR. terhadap besaran fisis. B. DASAR TEORI Sensor PIR ( Passive Infrared Receiver) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan pada skripsi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051 AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051 MUHAMMAD ERPANDI DALIMUNTHE Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51 Hariz Bafdal Rudiyanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Gunadarma Depok Kelapa Dua Email: hariz_bafdal@yahoo.co.id ABSTRAKSI Robot

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Keamanan pada Akses Pintu Masuk Ruang Brankas secara Digital. Frequency Identification) Disusun oleh :

Rancang Bangun Sistem Keamanan pada Akses Pintu Masuk Ruang Brankas secara Digital. Frequency Identification) Disusun oleh : Rancang Bangun Sistem Keamanan pada Akses Pintu Masuk Ruang Brankas secara Digital menggunakan RFID (Radio Frequency Identification) Disusun oleh : NPM : 15411100 Nama : Nanda Utawa F. Kelas : 4Ib03C Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

melakukan hal yang mudah ini karena malas, lupa dan sebagainya, sehingga membiarkan kipas angin menyala, dan tidak hemat listrik. Untuk itu, dibutuhka

melakukan hal yang mudah ini karena malas, lupa dan sebagainya, sehingga membiarkan kipas angin menyala, dan tidak hemat listrik. Untuk itu, dibutuhka RANCANG BANGUN ALAT PENDINGIN RUANGAN OTOMATIS BERBASIS KEBERADAAN MANUSIA DAN SUHU RUANGAN Taufik Hidayat Jl. Merpati Blok Z No.5, Mekarsari, Cimanggis, Depok. Hidayato@ymail.com ABSTRAK Penghematan energi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

Robot Pembawa Barang Berbasis Mikrokontroler ATMega8535L Dengan Pengendali Remote

Robot Pembawa Barang Berbasis Mikrokontroler ATMega8535L Dengan Pengendali Remote Robot Pembawa Barang Berbasis Mikrokontroler ATMega8535L Dengan Pengendali Remote Muhammad Taufik 1, Erma Triawati Ch 2 Teknik Elektro, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100.Pondok Cina, Depok,

Lebih terperinci

Gambar 1 Tampilan alat

Gambar 1 Tampilan alat SENSOR PARIKIR INFRAMERAH Iswan Apriyanto (12111060) Program Studi Teknik Informatika STMIK El Rahma Yogyakarta Jl. Sisingamangaraja No. 76 Karangkajen Yogyakarta Email : iswanapriyanto@yahoo.com.id ABSTRACT

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Dengan memahami konsep dasar alat pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen-komponen pembentuk sistem, maka pada bab ini akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0 JUNIMAR TIKA AFFITRI 5223050346 ANGGI NURSANTI 5223053214 Tugas Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN PADA AREA PARKIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51

PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN PADA AREA PARKIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN PADA AREA PARKIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51 Alfan Rachman Dipranoto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada rancang bangun pengukur kecepatan kendaraan menggunakan sensor GMR adalah metode deskriftif dan eksperimen. Melalui

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL )

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL ) PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL ) Imam Chaerudin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp (021) 78881112,

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WATER LEVEL CONTROL BERBASIS RANGKAIAN TERINTEGRASI 555 THE DESIGN OF WATER LEVEL CONTROL WITH IC 555

RANCANG BANGUN WATER LEVEL CONTROL BERBASIS RANGKAIAN TERINTEGRASI 555 THE DESIGN OF WATER LEVEL CONTROL WITH IC 555 Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer RANCANG BANGUN WATER LEVEL CONTROL BERBASIS RANGKAIAN TERINTEGRASI 555 THE DESIGN OF WATER LEVEL CONTROL WITH IC 555 Albert Mandagi 1, Surya Santosa 2 1 Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR) A. TUJUAN. Merancang sensor cahaya, LDR, phototransistor, dan photodioda terhadap besaran fisis. 2. Menguji sensor cahaya LDR, phototransistor,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Andreas Sjah Lamtari 1), Syaifurrahman 2), Dedy Suryadi 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 andreassjahlamtari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sensor dan Transduser

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sensor dan Transduser BAB II DASAR TEORI 2.1 Sensor dan Transduser Transduser adalah alat yang mengubah energi dari suatu bentuk ke bentuk yang lainnya. Transduser dibagi menjadi dua (Petruzella, 1996) yakni transduser input

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535. Dhony Kurniadi

DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535. Dhony Kurniadi DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535 Dhony Kurniadi 21110943 Pendahuluan Latar Belakang Masalah Penggunaan dispenser pada saat ini masih manual dengan menggunakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Alat Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja dan kemampuan dari perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem dari perangkat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SENSOR PIR PADA PERALATAN ELEKTRONIK BERBASIS MICROCONTROLLER

IMPLEMENTASI SENSOR PIR PADA PERALATAN ELEKTRONIK BERBASIS MICROCONTROLLER IMPLEMENTASI SENSOR PIR PADA PERALATAN ELEKTRONIK BERBASIS MICROCONTROLLER Siti Ahadiah 1, Muharnis 2, Agustiawan 3 Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : Abstrak System penerangan dalam suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337 LAPORAN HASIL PRAKTIKUM Penguat Kelas A dengan Transistor BC337 ELEKTRONIKA II Dosen: Dr.M.Sukardjo Kelompok 7 Abdul Goffar Al Mubarok (5215134375) Egi Destriana (5215131350) Haironi Rachmawati (5215136243)

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN 1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN 1.Praktikan dapat memahami prinsip dasar saklar elektronik menggunakan transistor. 2.Praktikan dapat memahami prinsip dasar saklar elektronik menggunakan MOSFET. 3.Praktikan dapat

Lebih terperinci

SENSOR KEHADIRAN ORANG SEBAGAI SAKLAR OTOMATIS SUATU RUANGAN

SENSOR KEHADIRAN ORANG SEBAGAI SAKLAR OTOMATIS SUATU RUANGAN SENSOR KEHADIRAN ORANG SEBAGAI SAKLAR OTOMATIS SUATU RUANGAN Oleh : Tri Wibowo NIM : L2F39945 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNDIP Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Abstrak Beban lampu penerangan

Lebih terperinci

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol 4.1 Perancangan Umum Plant ini digunakan untuk proses pembuatan makanan surabi otomatis. Input sistem adalah adonan bahan dan adonan rasa sedangkan hasil yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Pada bab ini akan di uraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan,dan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran

Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran Penguat Kelas B Komplementer Tanpa Trafo Keluaran 1. Tujuan : 1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami operasi dari rangkaian penguat kelas B komplementer. 2 Mahasiswa dapat menerapkan teknik pembiasan

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR

MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR Nama : Dini Septia Herianti NPM : 42113584 Fakultas : D3-Teknologi Informasi Program Studi : Teknik Komputer Pembimbing : Dr. Raden Supriyanto, Ssi, S.Kom,

Lebih terperinci

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a a Jurusan Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

Gambar 1 UVTRON R2868. Gambar 2 Grafik respon UVTRON

Gambar 1 UVTRON R2868. Gambar 2 Grafik respon UVTRON Sensor-sensor Keperluan Khusus Sensor-sensor jenis ini adalah merupakan sensor yang digunakan secara spesifik untuk robot-robot dengan tujuan tertentu. Contohnya, sensor api untuk robot yang difungsikan

Lebih terperinci

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat Modul 04: Op-Amp Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis Reza Rendian Septiawan March 3, 2015 Op-amp merupakan suatu komponen elektronika aktif yang dapat menguatkan sinyal dengan

Lebih terperinci

PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52

PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52 FX, Budi Rahardjo, Pengontrol Volume Air dalam Tangki Berbasis Mikrokontroller AT89s52 40 PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52 FX. BUDI RAHARDJO Abstrak: Sepasang tranduser

Lebih terperinci

ALAT PENGHITUNG KECEPATAN MOTOR DENGAN SISTEM DIGITAL ABSTRACT

ALAT PENGHITUNG KECEPATAN MOTOR DENGAN SISTEM DIGITAL ABSTRACT ALAT PENGHITUNG KECEPATAN MOTOR DENGAN SISTEM DIGITAL Aris Teguh Rahayu 1), Suharjanto 2) Teknik Elektro Akademi Teknik Warga Surakarta ABSTRACT In the production process requires an instrument to record

Lebih terperinci

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom

TRANSISTOR 1. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Politeknik Telkom TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2012/2013 Politeknik Telkom Bandung 2013 www.politekniktelkom.ac.id TRANSISTOR 1 Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Hanya dipergunakan

Lebih terperinci

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK MODUL - 04 Op Amp Yuri Yogaswara, Asri Setyaningrum 90216301 Program Studi Magister Pengajaran Fisika Institut Teknologi Bandung yogaswarayuri@gmail.com ABSTRAK Pada percobaan praktikum Op Amp ini digunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM Simulasi Timer dan Counter PLC Omron Type ZEN sebagai (David A. Kurniawan dan Subchan Mauludin) SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam matakuliah Elektronika II telah dipelajari beberapa teori tentang rangkaian common seperti common basis, common emitter, dan common collector. Salah satu penerapan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP 9.1 Tujuan : 1) Mendemonstrasikan prinsip kerja dari rangkaian comparator inverting dan non inverting dengan menggunakan op-amp 741. 2) Rangkaian comparator menentukan

Lebih terperinci

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data nirkabel Adi Tomi 2206100721 TE 091399 Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS LATAR BELAKANG Pengukuran kadar keasaman (ph) dan suhu

Lebih terperinci

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward 1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward C. Karakteristik dioda dibias reverse D. Karakteristik dioda

Lebih terperinci

PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian

PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian 43109678 LATAR BELAKANG Latar belakang masalah yang mendorong diciptakannya

Lebih terperinci

PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535

PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535 PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535 Ery Safrianti, Febrizal, Edy Alvian P. Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Mulai Observasi dan studi pustaka Y Permasalahan Hipotesis

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER FX. Budi Rahardjo Abstrak: Otomatisasi pengepres kantong plastik ini menggunakan mikrokontroler AT89C51 sebagai pengontrol utama. Sistem akan

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY. Akhmad Muflih Y. D

ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY. Akhmad Muflih Y. D ELEKTRONIKA INDUSTRI SOLID-STATE RELAY Akhmad Muflih Y. D411 06 061 SOLID STATE RELAY PENGERTIAN Solid state relay adalah sebuah saklar elektronik yang tidak memiliki bagian yang bergerak. Contohnya foto-coupled

Lebih terperinci

PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1

PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1 ISSN: 1693-6930 85 PURWARUPA ALAT PEMILAH BARANG BERDASARKAN UKURAN DIMENSI BERBASIS PLC OMRON SYSMAC CPM1 Agus Susila, Wahyu Sapto Aji, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR LEMBAR KERJA V KOMPARATOR 5.1. Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengoperasikan op amp sebagai rangkaian komparator inverting dan non inverting 2. Mahasiswa mampu membandingkan dan menganalisis keluaran dari rangkaian

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM M. Rahmad Laoratorium Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UR e-mail: rahmadm10@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk merekayasa

Lebih terperinci

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Abstrak Sistem

Lebih terperinci

BAB II Transistor Bipolar

BAB II Transistor Bipolar BAB II Transistor Bipolar 2.1. Pendahuluan Pada tahun 1951, William Schockley menemukan transistor sambungan pertama, komponen semikonduktor yang dapat menguatkan sinyal elektronik seperti sinyal radio

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan Juli 2013 sampai bulan Mei 2014, dilakukan di Laboraturium Elektronika jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI 3.1 Perancangan Alat Simulasi Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi otomasi lahan parkir berupa Programmable Logic Control

Lebih terperinci