HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2005 DAN 2006 UNNES

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2005 DAN 2006 UNNES"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2005 DAN 2006 UNNES skripsi disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1(S1) untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Oleh Putri Primasari Ocktavia NIM JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010

2 LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di dalam sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada : Hari : Tanggal : Panitia Ujian Ketua Sekretaris Drs. Hardjono, M.Pd. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd NIP NIP Penguji Utama Prof. Dr. Sugiyo, M.Si. NIP Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II Drs. Heru Mugiarso, M.Pd., Kons. Drs. Eko Nusantoro, M. Pd NIP NIP ii

3 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat ataupun temuan dari orang lain yang terdapat dalam Skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Februari 2010 Putri Primasari Ocktavia NIM iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Setiap Masalah selalu mengandung inti solusi. Untuk mendapatkan inti itu, mau tak mau anda perlu menghadapi masalah (Norman Vincent Peale, penulis buku The Power of Positive Thinking) PERSEMBAHAN Bapak dan Mama tercinta, serta adikku Patria dan Fitria yang selalu mengiringi langkahku dengan doa. Untuk Embah yang sudah menghadap sang pencipta terlebih dahulu Sahabat yang selalu memberikan semangat dan selalu ada saat kubutuhkan Teman-teman BK 05 terima kasih untuk kenangan yang tak akan pernah terlupakan Keluarga besar wisma karya, terima kasih untuk persaudaraannya. iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunianya, sehingga skripsi yang berjudul Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 Universitas Negeri Semarang dapat diselesaikan dengan baik. Kemandirian merupakan kemampuan berdiri sendiri sebagai manusia dewasa yang dilandasi dengan tanggungjawab atas segala tingkah laku yang dilakukan dan menghadapi segala sesuatu yang telah diputuskan. Mahasiswa BK sebagai seorang dewasa dan mandiri, ia harus dapat berdiri sendiri menghadapi segala persoalan atau masalah, baik masalah yang berhubungan dengan diri sendiri maupun menyangkut orang lain. Oleh karena itu sebagai mahasiswa Bimbingan dan Konseling seharusnya lebih berkompeten untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada dalam dirinya daripada mahasiswa lainnya, karena bagaimana mahasiswa tersebut dapat menjadi seorang konselor yang profesional apabila dia sendiri tidak menyelesaikan masalah pribadinya. Agar dapat mencapai kemandirian dalam menghadapi masalah, maka perlu menumbuhkan konsep diri yang positif pada diri mahasiswa sebagai calon konselor. Dengan adanya konsep diri yang positif seseorang yakin akan kemampuannya dalam menghadapi masalah, mampu menilai mana yang baik bagi dirinya maupun orang lain, dan bersikap optimis dalam melakukan sesuatu hal. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang Angkatan 2005 dan 2006, dengan pandangan yang telah peneliti ungkapkan diatas, maksud dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana gambaran konsep diri dan kemandirian mahasiswa BK, serta membuktikan secara empiris hubungan antara konsep diri dengan kemandirian mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES. Peneliti menyadari keberhasilan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis bermaksud menyampaikan terima kasih kepada: v

6 1. Prof. Dr.Sudijono Sastroatmojo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah mengizinkan penulis untuk menempuh pendidikan jenjang Srata 1 (S1). 2. Drs. Harjono, M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dan memberikan kelancaran dalam penyusunan skripsi. 3. Drs. Suharso, M.Pd Kons, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian. 4. Drs. Heru Mugiarso, M.Pd Kons, Dosen Pembimbing 1 yang telah menyempatkan waktu dan dengan sabar memberikan arahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini. 5. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd, Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan masukan yang bermanfaat pada skripsi ini. 6. Prof. Dr. Sugiyo, M.Si, Dosen Penguji Utama yang telah menyempatkan waktu dan memberikan masukan yang bermanfaat hinggá terselesaikannya skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu dosen jurusan BK yang telah memberikan bekal pengetahuan selama mengikuti perkuliahan sampai selesai. 8. Ibu Sukati, S.Pd Kons yang telah memberikan dukungan dan semangat hingga terselesaikannya skripsi ini 9. Bapak dan Mama tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa, terima kasih untuk kasih sayang, perjuangan Bapak selama ini. Semoga aku bisa memberikan kebahagiaan suatu saat nanti. 10. Kedua adikku, patria dan fitria yang selalu memberikan kehangatan dan kebersamaannya selama ini. 11. Untuk embah yang ingin sekali menghadiri wisudaku nanti 12. sahabat tercinta Ani, Anggun, Mbak. Risma, Lintang, Upi, Cumitz, Laila Umi, Hesti, Tunjung. Terima kasih kebersamaannya selama ini. vi

7 13. Untuk kos wisma karya terima kasih persaudaraan yang indah. Buat Lia, esti, Tri dan baby. Terima kasih menemaniku bergadang kerjain tugastugasku. 14. Untuk seseorang yang telah masuk dalam kehidupanku, terima kasih doanya dan mengajarkan apa arti kedewasaan yang sesungguhnya. Tiada kesempurnaan dimiliki manusia, untuk itu segala saran dan kritik menjadi bagian tidak terlupakan dalam memperbaiki kinerja penulis dalam penulisan Skripsi ini. Besar harapan agar Skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak. Semarang, Februari 2010 Penulis vii

8 ABSTRAK Ocktavia, Putri Primasari Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 Universitas Negeri Semarang. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Drs. Heru Mugiarso, M. Pd Kons dan Drs. Eko Nusantoro, M. Pd. 147 Halaman. Setiap individu pastinya menginginkan menjadi manusia yang dewasa dan mandiri. Dalam perkembangannya manusia mengalami berbagai masalah, baik masalah pribadi, sosial, ekonomi dan karier. Seseorang dikatakan mandiri apabila individu tersebut dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan penuh tanggung jawab dan tanpa bantuan orang lain.untuk itu perlu menumbuhkan konsep diri positif, karena dengan begitu seseorang akan menilai dan menimbang hal-hal apa yang pantas dan tidak untuk dilakukan, sehingga tahu keputusan apa yang perlu diambil. Sebagai seorang calon konselor mahasiswa BK seharusnya dapat menjadi manusia yang mandiri dan memiliki konsep diri positif. Akan tetapi pada kenyataannya konsep diri mahasiswa BK sebagai calon konselor cenderung belum sepenuhnya positif dan cenderung memiliki kemandirian rendah. Berdasarkan gejala tersebut, masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran konsep diri dan kemandirian mahasiswa angkatan 2005 dan 2006 serta apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa BK angkatan 2005 dan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konsep diri mahasiswa BK dan kemandirian mahasiswa BK serta apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa BK. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006 Universitas Negeri Semarang. Penelitian yang dilakukan adalah korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa BK angkatan 2005 dan Teknik sampel yang digunakan yaitu stratified proporsional random sampling. Sampel yang diambil 60 mahasiswa. Data hasil penelitian menggunakan teknik statistik product moment. Berdasarkan analisis data tersebut diperoleh r xy = dan r tabel = Ini berarti r xy = > r tabel = Maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang artinya Ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kemandirian mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006 UNNES. Oleh karena itu hendaknya mahasiswa BK sebagai calon konselor dapat memandang dan menilai dirinya secara positif agar menjadi cerminan mahasiswa yang lain atau klien sehingga menjadi konselor yang memiliki pribadi mandiri dan konsep diri positif. viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PENGESAHAN KELULUSAN... ii PERNYATAAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Skripsi... 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu tentang konsep diri Penelitian terdahulu tentang kemandirian Penelitian terdahulu tentang konsep diri dan kemandirian Kemandirian Pengertian kemandirian Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian Aspek-aspek kemandirian Konsep diri Pengertian Konsep diri Isi konsep diri ix

10 2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri Aspek-aspek konsep diri Karakteristik konsep diri Hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES Hipotesis BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis penelitian Variabel penelitian Definisi operasional Kemandirian konsep diri Populasi dan sampel Populasi Sampel Metode pengumpulan data Instrumen penelitian Validitas dan reliabilitas Validitas Reliabilitas Hasil uji validitas dan reliabilitas Metode analisis data Teknik analisis desktiptif presentase Analisis Korelasi BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian Hasil analisis deskriptif prosentase Deskripsi konsep diri mahasiswa Deskripsi kemandirian mahasiswa Hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES x

11 Uji normalitas Menghitung koefisien korelasi Hasil uji hipotesis Pembahasan Gambaran konsep diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling Gambaran kemandirian mahasiswa Bimbingan dan Konseling Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 UNNES Keterbatasan penelitian BAB 5 PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Populasi mahasiswa BK FIP UNNES angkatan 2005 dan Tabel 3.2 Perincian subyek penelitian...40 Tabel 3.3 Penskoran item skala...42 Tabel 3.4 Kisi-kisi konsep diri...43 Tabel 3.5 Kisi-kisi kemandirian...46 Tabel 3.6 Kriteria reliabilitas soal...52 Tabel 3.7 Kriteria prosentase konsep diri dan kemandirian mahasiswa...55 Tabel 4.1 Tingkat konsep diri mahasiswa (secara keseluruhan)...57 Tabel 4.2 Karakteristik fisik...59 Tabel 4.3 Kesehatan dan kondisi fisik...60 Tabel 4.4 Status intelektual, kecerdasan...61 Tabel 4.5 Cara berpakaian, model rambut...62 Tabel 4.6 Ide religius, minat religius, keyakinan...62 Tabel 4.7 Hubungan keluarga...63 Tabel 4.8 Kepemilikan, benda-benda yang dipunya...64 Tabel 4.9 Bakat khusus dan kemampuan khusus...65 Tabel 4.10 Ciri kepribadian...66 Tabel 4.11 Kemandirian...66 Tabel 4.12 Sikap dan hubungan sosial...67 Tabel 4.13 Tingkat kemandirian mahasiswa (secara keseluruhan)...68 Tabel 4.14 Kebebasan...69 Tabel 4.15 Ulet...70 Tabel 4.16 Inisiatif...71 Tabel 4.17 Pengendalian diri...72 Tabel 4.18 Kemantapan diri...72 Tabel 4.19 Hasil uji normalitas data...73 xii

13 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Bagan hubungan antar variabel Gambar 3.2 Prosedur penyusunan instrumen Gambar 4.1 Diagram distribusi frekuensi konsep diri mahasiswa Gambar 4.2 Diagram tingkat konsep diri per indikator Gambar 4.3 Diagram distribusi frekuensi kemandirian Gambar 4.4 Diagram tingkat kemandirian per indikator xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN 1. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen Perhitungan reliabilitas Uji Coba Instrumen Tabel perhitungan validitas dan reliabilitas uji coba instrumen skala konsep Diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen Skala Kemandirian Uji Normalitas Data Kemandirian Uji Normalitas Data Konsep Diri Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Tabel Persiapan Analisis Korelasi dan Perhitungan Koefisien korelasi Tabulasi Data Hasil Penelitian Kemandirian Tabulasi data hasil penelitian Konsep Diri mahasiswa BK Tabulasi Data Hasil Penelitian Kemandirian per indikator Tabulasi Data Hasil Penelitian Konsep Diri per indikator Skala Konsep Diri sebelum dan sesudah Try Out Skala kemandirian sebelum dan sesudah Try Out Kisi-kisi instrumen skala konsep diri sebelum dan sesudah try out Kisi-kisi instrumen skala kemandirian sebelum dan sesudah try out Surat ijin penelitian xiv

15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap Individu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, dalam perkembangannya tersebut individu mengalami banyak pengalaman baik positif maupun negatif. Dan hal itu dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, misalkan individu yang sedang mengalami permasalahan. Permasalahan tersebut dapat ditimbulkan dari dalam dirinya sendiri maupun muncul dari luar dirinya baik disadari maupun tidak disadari. Oleh sebab itu individu diharapkan dapat menjadi pribadi yang mandiri dalam menghadapi segala permasalahan dalam hidupnya. Menurut Haqquzzaki dalam Anastasia dan Nugraheni, ( 2008: 13 ) bahwa sikap mandiri atau kemandirian adalah mampu berdiri di atas kemampuan sendiri dalam mempertahankan kelangsungan hidup dengan keberanian dan tanggung jawab atas segala tingkah laku sebagai manusia dewasa dalam melaksanakan segala kewajibannya guna memenuhi kebutuhan sendiri. Oleh sebab itu dapat dikatakan jika pribadi mandiri adalah seorang individu yang dapat mengambil keputusan yang dilandasi dengan berbagai pertimbangan atas segala konsekuensi dari keputusannya tersebut. Setiap individu menginginkan menjadi manusia yang dewasa dan mandiri, meski demikian kemandirian tidak dapat diperoleh secara instan. Kemandirian dapat berkembang secara bertahap dan berhasil dengan baik jika ada pemberian kesempatan untuk berkembang lebih baik lagi lewat berbagai latihan-latihan yang 1

16 2 dilakukan terus menerus dan sejak dini. Individu yang sudah memiliki sikap hidup mandiri biasanya waktu kecil sudah terbiasa dengan tugas-tugas yang diselesaikan tanpa bantuan. Tentu saja tugas tersebut harus disesuaikan dengan usia dan kemampuannya. Individu tidak dapat terlepas dari masalah, hal tersebut dapat terjadi apabila ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Adanya permasalahan tersebut akan menambah kedewasaan serta jika dapat diterapkan dengan baik, maka akan membantu kita dalam pencapaian kemandirian. Individu yang dapat memecahkan dan menghadapi masalahnya dengan baik, maka dapat menjadi modal dasar dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah selanjutnya. Sebaliknya individu yang tidak dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya maka akan menjadikan individu dewasa yang selalu bergantung pada orang lain. Tuntutan terhadap sikap mandiri ini sangat besar. Jika tidak dipenuhi secara tepat, bisa menimbulkan dampak tidak baik bagi perkembangan psikologis. Namun, pada kenyataannya di tengah berbagai tuntutan perubahan yang terus terjadi, banyak teman -teman kita yang mengalami kekecewaan, frustasi, dan kehilangan pendirian karena tidak kunjung memperoleh apa yang dinamakan kemandirian. Seseorang yang mandiri akan mengutamakan apa yang bisa ia lakukan sendiri daripada menerima bantuan orang lain, seseorang yang mandiri akan merasa bangga bila ia bisa mengerjakan sesuatu sendiri. Melalui pendidikan mahasiswa selalu menghadapi berbagai tantangan dan hambatan serta tuntutan, baik sebagai individu, sebagai anggota kelompok masyarakat kampus maupun anggota masyarakat luas. Dengan kata lain, harus

17 3 disertai dengan pemantapan diri dan merealisasikannya dalam bentuk ketrampilan dan kemampuan yang memadahi agar dapat menjadi seorang konselor yang profesional. Pada umumnya mahasiswa menghadapi tantangan yang bersifat akademik, dan sebagian lagi bersifat non akademik. Dari hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti diperoleh gambaran kemandirian sebagian mahasiswa belum mampu mengatasi problem atau masalah yang sifatnya akademik antara lain, takut bertemu dosen sehingga harus disertai teman, jika ingin mengulang mata kuliah yang nilainya kurang maka menunggu teman yang memiliki masalah yang sama, sedangkan yang sifatnya non akademik, misalnya belum dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri dan meminta bantuan dari orang lain dalam menghadapi permasalahan yang menyangkut pada hubungan antar pribadi, keluarga, kesehatan, dan ekonomi. Menurut hasil pengamatan, fenomena yang terjadi bahwa mahasiswa cenderung belum dapat mengenali apa yang menjadi tujuan hidupnya sehingga mereka mengikuti segala hal yang terjadi disekitarnya, sehingga tidak adanya rasa tanggung jawab pada diri. Dengan kata lain sebagian besar mahasiswa masih ketergantungan pada teman dan kurang percaya diri. Jika tantangan pribadi diatas tidak dapat dihadapi dan diselesaikan maka akan menghambat kemandirian pribadi individu, dengan adanya kemandirian dapat menjadi modal dasar untuk lebih produktif dan efisien serta merubah dirinya ke arah yang lebih baik. Seperti yang dikatakan Steinberg (2002) dalam Kurniawan menegaskan bahwa kemandirian memegang peranan penting dan membawa dalam dampak positif

18 4 bagi mahasiswa. Mahasiswa yang mandiri mampu berusaha sendiri menyelesaikan masalahnya sehingga tidak tergesa-gesa meminta bantuan orang lain, tidak terombang-ambing derasnya informasi yang diterima baik secara lisan maupun tulisan, mampu menggunakan nilai-nilai mana yang penting dan mana yang benar. Selain itu mahasiswa yang mandiri mampu bersaing dengan orang lain, dapat mengambil keputusan dan tidak menunggu orang lain memutuskan untuknya. Agar dapat mencapai kemandirian perlu menumbuhkan konsep diri yang positif dalam diri mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Konsep diri menurut William D. Brooks dalam Rakhmat (2007:99) sebagai those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interactions with others. Jadi konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, social dan fisik, yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman dan hasil interaksi dengan orang lain. Indikasi kualitas konsep diri juga dikemukakan oleh Calhoun dan Acocella (1990: 72) Apabila konsep diri seseorang bersifat positif maka ia memiliki kepribadian yang stabil, dapat menerima dirinya apa adanya, mampu merancang tujuan hidup dan mampu menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Sikap penerimaan diri ditunjukan oleh pengakuan seseorang terhadap kelebihan-kelebihannya sekaligus menerima kelemahanya tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan yang terus untuk mengembangkan diri. Keyakinan diri merupakan bagian dari self yang dapat mempengaruhi besarnya usaha dan aktifitas yang dilakukan oleh individu,kesabaran dalam menghadapi

19 5 masalah dan kesulitan. Menurut hasil penelitian Widodo dan Rusmawati dalam Jurnal Psikologi UNDIP Vol. 1 bahwa individu yang mempunyai keyakinan diri tinggi akan mempunyai persepsi positif terhadap dirinya termasuk di dalam hal kemandirian. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kualitas konsep diri mahasiswa BK cenderung belum sepenuhnya positif. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala-gejala yang tampak antara lain, belum dapat menerima baik diri sendiri, tidak mengetahui siapa dirinya, apa kelebihan dan kekurangannya, serta tidak berani memiliki harapan yang tinggi, selalu merasa pesimis karena belum dapat merasakan kesuksesan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi diatas merupakan cerminan dari individu yang belum dapat memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya sendiri. Penerimaan diri berkaitan dengan konsep diri yang positif. Seseorang dengan konsep diri positif dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang begitu berbeda dengan dirinya, orang dapat menyesuaikan diri dengan seluruh pengalaman mentalnya sehingga evaluasi tentang dirinya juga positif (Calhoun dan Acocella, 1990:71). Manusia adalah mahluk pribadi dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial ia berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak dapat hidup sendiri. Sebagai mahluk pribadi ia adalah individu yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Konsep diri merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam berinteraksi sosial sebab, individu memiliki kecenderungan untuk berperilaku sesuai konsepnya. Seperti apa konsep diri seseorang tergantung bagaimana ia memandang dirinya sendiri dalam berbagai aspek. Interaksi sosial

20 6 adalah syarat utama bagi terjadinya aktifitas sosial dan ketika seorang individu berinteraksi, sebenarnya sedang berusaha atau belajar bagaimana memahami tindakan sosial seorang individu atau kelompok sosial yang lain. Disinilah seseorang dapat menimbang hal-hal apa saja yang pantas dan tidak untuk dilakukan, sehingga individu tersebut dapat merumuskan keputusan yang harus diambil atas berbagai reaksi lingkungan sekitarnya dan akhirnya dapat membentuk pribadi yang mandiri. Pendapat di atas diperkuat oleh hasil penelitian Juriana dalam psikologika No.9 (2000: 74) bahwa konsep diri menempati posisi yang penting dalam menentukan perilaku individu. Individu akan bereaksi pada situasi sesuai dengan persepsi tentang dirinya dan dunianya. Perilaku individu akan terarah dengan baik, karena konsep diri merupakan internal frame of reference yaitu acuan tingkah laku dan penyesuaian seseorang. Kesesuaian tersebut akan menciptakan individu yang memiliki manajemen diri yang tinggi, mampu melakukan langkahlangkah efektif untuk mencapai tujuannya dan membuat skala prioritas. Dilihat dari segi keilmuan seharusnya mahasiswa BK lebih berkompeten untuk menyelesaikan suatu masalah, sehingga perkembangan kemandiriannya seharusnya lebih baik daripada mahasiswa lain. Selain dilihat dari segi ilmu, dalam hal kecakapan berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitar seharusnya lebih baik. Hal tersebut terjadi, karena ketrampilan untuk berinteraksi dengan orang lain merupakan modal dasar untuk memperoleh informasi khususnya berhubungan komunikasi dengan klien serta berhubungan dengan anggota

21 7 masyarakat kampus yang jelas akan mempengaruhi sejauh mana pribadi individualnya. Bimbingan dan konseling adalah bantuan yang diberikan oleh seorang konselor kepada individu yang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri lagi. Dengan demikian mahasiswa Bimbingan dan Konseling sebagai seorang yang dalam kesehariannya mempelajari tingkah laku dan cara menghadapi masalah, seyogyanya akan dapat lebih berkompeten dalam kemandirian menghadapi suatu masalah. Jadi idealnya mahasiswa Bimbingan dan Konseling harus dapat menumbuhkan kemandiriannya dalam menghadapi masalah pribadi dan dapat berinteraksi dengan baik dengan lingkungan sekitar, karena ilmu yang digeluti objeknya adalah manusia dengan segala permasalahannya yang selalau dinamis. Mereka yang memiliki kemampuan dan menilai dirinya mampu, cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya seseorang yang merasa dirinya tidak mampu cenderung memiliki konsep diri negatif yang notabene selalu menggantungkan dirinya pada orang lain atau belum memiliki kemandirian. Secara teoritis antara konsep diri dengan kemandirian memiliki hubungan yang sangat erat. Namun, melihat kenyataan di lapangan menunjukan bahwa konsep diri mahasiswa BK sebagai calon konselor belum sepenuhnya positif dan cenderung memiliki kemandirian yang rendah. Hal tersebut yang membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang adanya Hubungan antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Angkatan 2005 dan 2006 Universitas Negeri Semarang.

22 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang serta hal-hal tersebut di atas maka masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimanakah gambaran konsep diri pada mahasiswa BK Angkatan 2005 dan 2006 UNNES? 2) Bagaimanakah gambaran kemandirian mahasiswa BK Angkatan 2005 dan 2006 UNNES? 3) Apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada Mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006 UNNES? 1.3.Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tentang hubungan antara konsep diri dengan kemandirian pada mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006 UNNES adalah untuk: 1) Mengetahui gambaran konsep diri mahasiswa BK UNNES. 2) Mengetahui kemandirian mahasiswa BK UNNES. 3) Membuktikan hipotesis secara empiris hubungan antara konsep diri dengan kemandirian mahasiswa BK angkatan 2005 dan 2006UNNES. 1.4.Manfaat Penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1) Manfaat Teoritis

23 9 Untuk memperkaya serta mengembangkan ilmu dalam bidang Bimbingan dan Konseling terutama tentang konsep diri dan kemandirian mahasiswa. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi mahasiswa bahwa konsep diri yang positif tentunya dibutuhkan agar dapat membentuk suatu pribadi yang mandiri. 1.5.Sistematika Skripsi Sistematika skripisi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. a. Bagian awal skripsi berisi uraian halaman judul, halaman pengesahan, abstraksi, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar lampiran. b. Bagian isi skipisi terdiri dari Bab I, Bab II, Bab III, Bab IV dan Bab V. Bab I PENDAHULUAN, bab ini merupakan gambaran menyeluruh dari skripsi yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika skripsi. Bab II TINJAUAN PUSTAKA, pada bab ini berisi mengenai kajian pustaka dan teori yang relevan dengan tema dalam skripsi ini. Bab III METODE PENELITIAN, dalam bab ini mencakup dasar penelitian, lokasi penelitian, fokus penelitian, sumber data teknik pengumpulan data, validitas data, teknik analisis data. Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN, di dalam bab ini berisi mengenai hasil dan penelitian beserta pembahasannya.

24 10 Bab V PENUTUP, bab ini berisi simpulan yaitu kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data dan saran sebagai hasil dari rekomendasi. c. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

25 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu tentang konsep diri 1) Juriana Kesesuaian Antara Konsep Diri Nyata dan Ideal dengan Kemampuan Manajemen Diri pada Mahasiswa Pelaku Organisasi. Psikologika No.9. Universitas Gadjah mada Hasil analisis menunjukan adanya hubungan yang sangat signifikan antara kesesuaian konsep diri nyata dan ideal dengan kemampuan manajemen diri pada mahasiswa pelaku organisasi (rxy = -0,801: p< 0.01). Sumbangan kesesuaian konsep diri nyata dan ideal terhadap kemampuan manajemen diri sebesar 63,1 %. Hasil analisis tambahan menunjukan tidak adanya perbedaan kemampuan manajemen diri antara pelaku organisasi yang berstatus top executive dengan yang berstatus non top executive (F = 0,003: >0,05) Penelitian terdahulu tentang kemandirian 1) Kartadinata, Sunaryo. Profil Kemandirian dan Orientasi Timbangan Sosial Mahasiswa serta Kaitannya dengan Perilaku dan Empatik dan Orientasi Nilai Rujukan (Studi deskriptif analitik tentang kemandirian mahasiswa pada beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di Kotamadya Bandung. 11

26 12 Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan bertindak yang diambil mahasiswa cenderung bukan keputusan yang mandiri, Orientasi timbangan sosial mahasiswa cenderung berada pada tingkat konvensional dan pasca konvensional, Orientasi timbangan sosial mahasiswa tidak kongruen dengan kemandiriannya, nilai-nilai sosial dan religius adalah nilai yang dipersepsikan mahasiswa sebagai nilai yang paling bermakna,sementara itu kecenderungan bertindak mereka lebih berorientasi ekonomis, perilaku empatik tidak berkontributif terhadap orientasi timbangan sosial, akan tetapi nampak berkaitan erat dengan tingkat kebermaknaan nilai Penelitian Terdahulu tentang Konsep Diri dan Kemandirian 1) Puan Maharani, Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kemandirian pada Anak Asuh Angkatan 1 Di Panti Asuhan Wira Adi Karya Tahun Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. FIP. UNNES Hasil Penelitian ini menunjukan rata-rata konsep diri anak asuh di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran mencapai 67,34% dan termasuk kategori cukup baik. Rata-rata kemandirian anak asuh mencapai 64,42% dan termasuk kategori cukup baik pula. Hasil analisis Spearman Rank diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,6106. Uji keberartian Koefisien Korelasi dengan uji z diperoleh Z hitung = 5,43> Z tabel = 1,96 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan kemandirian pada anak asuh angkatan 1 di Panti Asuhan Wira Adi Karya Ungaran Tahun 2005.

27 Kemandirian Pengertian Kemandirian Basri (2000:53) berpendapat bahwa mandiri dalam bahasa jawa berarti berdiri sendiri. Mandiri dalam arti psikologis dan mentalis mengandung pengertian keadaan seseorang dalam kehidupannya yang mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi manfaat atau keuntungannya segi-segi negatif dan kerugian yang akan dialami. Menurut Kartono dalam Anastasia dan Nugraheni, (2008: 13) Pengertian kemandirian disini dapat diartikan sebagai Zelfstanding, yaitu kemampuan berdiri diatas kaki sendiri dengan keberanian dan tanggung jawab atas segala tingkah laku sebagai manusia dewasa dalam melaksanakan segala macam kewajiban guna memenuhi kebutuhan sendiri. Pendapat di atas diperkuat oleh Kartini dan Dali (dalam Muta din, 2002: 2) yang mengatakan bahwa kemandirian adalah hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri. Musdalifah, (2007: Vol.4) menyimpulkan secara singkat bahwa kemandirian mengandung pengertian: a. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya. b. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi c. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-tugasnya

28 14 d. Bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya Brawer dalam Chabib Thoha (1993: 121) mengartikan kemandirian sebagai perasaan otonomi, diartikan sebagai suatu perilaku yang terdapat dalam diri seseorang yang timbul karena kekuatan dorongan dari dalam tidak karena terpengaruh orang lain. Berbeda dengan beberapa pendapat tersebut Gea (2002: 195) menggambarkan bahwa mandiri adalah suatu suasana di mana seseorang mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat dalam tindakan/perbuatan nyata guna menghasilkan sesuatu (barang/jasa) demi pemenuhan kebutuhan hidupnya dan sesamanya. Berdasarkan definisi-definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk bertindak dan mengembangkan diri dengan kekuatan sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bergantung pada bantuan orang lain Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kemandirian faktor faktor yang mempengaruhi kemandirian pada individu itu sendiri menurut Masrun (1986) dapat dijelaskan sebagai berikut. Secara bertahap dengan perkembangan dan tingkat pertumbuhan individu terbentuk karena pengaruh lingkungannya, kemampuan seseorang beriteraksi dengan lingkungan akan menjadikan seseorang bertanggungjawab dan menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Lingkungan yang pertama kali dikenal adalah keluarga, disinilah peranan penting orang tua dalam meletakan dasar kepribadian seorang individu. Jika dari usia dini individu sudah diajarkan

29 15 kemandirian, maka semakin dewasa ia terbiasa dengan hal tersebut dan akan membentuk pribadi yang mandiri. Semakin bertambahnya pendidikan atau pengetahuan seseorang, maka kemungkinan untuk mencoba hal yang baru semakin besar sehingga kreatif dan memiliki kemampuan. Pengaruh dari orang lain akan berkurang sedikit demi sedikit, yang perlahan akan menumbuhkan konsep diri positif pada individu. Konsep diri positif mendukung adanya perasaan kompeten pada individu untuk menentukan langkah yang diambil. Sedangkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian menurut Thoha (1996: ) dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: a. Faktor dari dalam Faktor dari dalam diri antara lain faktor kematangan usia dan jenis kelamin. Anak semakin tua usianya cenderung mandiri. Di samping itu intelegensi seseorang juga berpengaruh terhadap kemandirian seseorang. b. Faktor dari luar yang mempengaruhi kemandirian seseorang adalah: 1) Faktor Kebudayaan Kemandirian dipengaruhi oleh kebudayaan. Masyarakat yang maju dan kompleks tuntutan hidupnya cenderung mendorong tumbuhnya kemandirian dibanding dengan masyarakat yang sederhana. 2) Pengaruh keluarga terhadap individu Pengaruh keluarga terhadap kemandirian anak adalah meliputi aktivitas pendidikan dalam keluarga, kecenderungan cara mendidik, cara memberikan penilaian, bahkan cara hidup orang tua akan berpengaruh pada kemandirian individu.

30 16 Ditambahkan lagi oleh Basri (2000: 53) faktor yang mempengaruhi kemandirian adalah sebagai berikut: a. Faktor dalam diri sendiri (Endogen) Dengan faktor endogen dimaksudkan adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan. b. Faktor yang terdapat diluar dirinya (Eksogen) Faktor eksogen disebut pula dengan faktor eksternal yaitu semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar dirinya, atau sering disebut faktor lingkungan. Lingkungan disini meliputi lingkungan keluarga, masyarakat dan sosial ekonomi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian sangat menentukan dalam pencapaian kemandirian seseorang. Begitu pula dengan kemandirian dalam menghadapi masalah pribadi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal baik dalam diri (internal) atau dari luar (eksternal) Aspek- aspek Kemandirian Aspek-aspek dalam kemandirian menurut Masrun (1986) ada 5 aspek kemandirian yang utama: 1) Bebas, aspek ini ditujukan dengan tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. 2) Ulet, aspek ini ditujukan dengan pribadi yang penuh ketekunan adanya usaha untuk mengejar prestasi, merencanakan serta mewujudkan harapan-harapan. 3) Inisiatif, tampak dalam perilaku original, kreatif dan penuh ide.

31 17 4) Pengendalian diri, aspek ini tampak dalam pribadi yang mampu mengatasi masalah yang dihadapi, mampu mengendalikannya serta mampu mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri. 5) Kemantapan diri, aspek ini mencakup rasa percaya terhadap kemampuan diri sendiri, menerima diri sendiri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Dari pendapat tersebut dapat simpulkan bahwa individu yang memiliki kemandirian dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu seorang individu yang mampu dan berinisiatif sendiri untuk dapat menyelesaikan segala permasalahan tanpa bantuan dan menunggu orang lain untuk mengatasi keadaan yang terjadi. Selain itu dia akan merasa puas dengan hasil usahanya sendiri dan selalu berinovatif dan kreatif. Tentunya jika mengeluarkan keputusan sudah dipikir dengan matang konsekuensinya, sehingga saran dan pendapatnya dapat diterima oleh orang lain. Havighurst (dalam Mu tadin, 2002: 2) menyatakan bahwa kemandirian seseorang meliputi aspek emosi, ekonomi, intelektual, dan sosial. Kemandirian emosi ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang tua atau orang dewasa lainnya. Kemandirian ekonomi ditunjukan dengan kemampuan mengatur sendiri perekonomiannya. Kemandirian intelektual ditunjukan dengan kemampuan dalam mengatasi masalah, dan kemandirian sosial ditunjukan dengan kemampuan berinteraksi dengan orang lain tanpa tergantung dan menunggu aksi dari orang lain. Untuk dapat mandiri seseorang membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan dari keluarga serta lingkungan sekitarnya, agar dapat mencapai otonomi atas diri sendiri. Pada saat ini peran orang tua dan respon dari lingkungan sangat

32 18 diperlukan bagi individu sebagai penguatan untuk setiap perilaku yang telah dilakukan. 2.3 Konsep Diri Pengertian Konsep Diri Konsep Diri menurut Calhoun dan Acocella( 1990: 67) merupakan kumpulan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Brooks (dalam Rakhmat, 2000: 100) memaparkan bahwa konsep diri merupakan persepsi terhadap diri sendiri, baik fisik, sosial maupun psikologis, yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman dan hasil interaksi dengan orang lain. Konsep diri dapat didefinisikan sebagai gambaran yang ada pada diri sendiri sebagai pribadi yang disebut dengan pengetahuan diri, bagaimana individu merasa atas dirinya yang merupakan penilaian diri sendiri serta bagaimana individu menginginkan diri sendiri sebagai manusia yang diharapkan. Menurut Farozin dan Nur fatiyah (2004: 17) Konsep diri ini dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Konsep diri sebenarnya dan 2) Konsep diri ideal. Konsep diri sebenarnya merupakan konsep seseorang tentang dirinya yang sebagian besar ditentukan oleh peran dan hubungannya dengan orang lain serta persepsinya tentang penilaian orang lain terhadap dirinya. Sedangkan konsep diri ideal merupakan gambaran seseorang mengenai penampilan dan kepribadian yang didambakannya.

33 19 Saat anak baru lahir, mereka belum dapat merespon terhadap lingkungan sekitarnya. Tetapi lingkungan pertama yang dikenalnya adalah keluarga, berarti individu tersebut akan menerima respon dan tanggapan yang pertama dari keluarganya. Saat individu dewasa dan dapat melepaskan ketergantungannya pada keluarga, saat itulah dia mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu ketika seseorang individu telah mencapai dewasa dan banyak mengenal nilai-nilai dari luar keluarga seringkali muncul konflik-konflik, terutama jika nilai yang didapat dari luar bertentangan dengan nilai-nilai di dalam keluarga. Selain pengaruh dari keluarga, konsep diri juga dapat terbentuk karena adanya adanya interaksi individu dengan orang lain disekitarnnya yaitu teman bergaul dan masyarakat. Menurut Lau & Pun (dalam Baron & Byrne, 2004: 164) konsep Self, yang sebagian besar didasarkan pada interaksi dengan orang lain yang dipelajari dimulai dengan anggota keluarga terdekat, kemudian meluas ke interaksi dengan mereka di luar keluarga. Chaplin (2004:451) mengatakan bahwa konsep diri merupakan evakuasi individu mengenai diri sendiri, penilaian atau penafsiran mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan. Menurut Burns ( 1993:4 ) Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan,orang lain berpendapat mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Cooley (Burns,1993:17) menggambarkan konsep diri dengan gejala looking-glass self (diri cermin) dimana konsep diri seseorang dipengaruhi oleh apa yang diyakini

34 20 individu tersebut seakan-akan menaruh cermin di depan kita. Itu sebabnya Zanden (dalam Rakhmat, 2007:99) menyimpulkan bahwa Pertama, kita membayangkan bagaimana kita tampak pada orang lain, kita melihat sekilas diri kita seperti berada dalam cermin. Kedua, kita membayangkan bagaimana orang lain menilai penampilan kita. Ketiga, kita mengalami perasaan bangga atau kecewa. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah bagaimana seseorang memandang diri, menilai diri sendiri dan kondisi atau situasi di sekelilingnya Isi Konsep Diri Konsep diri adalah aspek diri yang paling penting, konsep diri bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang dibentuk dan dipelajari dari pengalaman individu dan berhubungan dengan orang lain. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli, bahwa konsep diri merupakan persepsi, pandangan atau pendapat kita mengenai diri kita sendiri yang meliputi dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivasi, kelemahannya, kegagalan dan kepandaiannya. Hal tersebut diatas juga dikemukakan oleh Burns(1993: 209) bahwa isi konsep diri mencakup: 1. Karakteristik Fisik 2. Kesehatan dan Kondisi Fisik 3. Status Intelektual, kecerdasan 4. Cara berpakaian, model rambut 5. Ide religius, minat religius, keyakinan 6. Hubungan keluarga 7. Kepemilikan, benda-benda yang dipunya 8. Bakat khusus dan kemampuan khusus 9. Ciri Kepribadian 10. Kemandirian 11. Sikap dan Hubungan Sosial

35 21 Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa konsep diri berkembang bukan hanya mengenai perilaku atau sikap individu, namun membayangkan gambaran tentang diri kita yang bersifat fisik misalkan berupa penampilan, cara dia berpakaian, atau ciri-ciri pribadi lain yang dimilikinya Faktor- faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Rakmat (2004: ) faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah faktor orang lain dan faktor kelompok rujukan (reference group). Biasanya orang yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang adalah orang-orang yang paling dekat dengan dia, memiliki ikatan emosional, misalnya keluarga Seperti yang dikatakan Sullivan bahwa jika kita diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan dan menolak kita, maka kita cenderung tidak akan menyenangi diri kita. Joecinta F Rini (Konsep Diri, dalam e-psikologi.com) menjelaskan faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri seseorang. a. Kegagalan Kegagalan yang terus-menerus cenderung akan membuat seseorang berpikir negatif tentang kemampuan yang dimilikinya. Kegagalan terjadi membuat orang merasa dirinya tidak berguna. b. Depresi Orang yang mengalami depresi cenderung memiliki pemikiran negatif, menilai dirinya sendiri. Biasanya orang tersebut kurang survive menjalani segala tantangan kehidupan. c. Kritik Internal Kritik pada diri sendiri diperlukan untuk menjadi rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku sesuai norma yang ada pada masyarakat agar dapat diterima dengan baik.

36 22 d. Pola asuh orang tua Sikap positif yang ditunjukan oleh orang tua dapat dijadikan cermin oleh anak-anaknya, sikap positif akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang positif pada anak. Sedangkan menurut Calhoun & Acocella (1990:77-78) bahwa faktor yang membentuk konsep diri individu adalah: a. Orang tua Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami seseorang dalam pembentukan konsep diri. Informasi dan pengarahan yang diberikan orang tua akan berlangsung hingga dewasa. Kedekatan orang tua dan keluarga terhadap anak akan membentuk konsep diri yang baik. Karena anak akan secara sangat serius cenderung menerima dan memasukkan ke dalam konsep dirinya, informasi yang konsisten dengan gagasan yang telah berkembang tentang dirinya sendiri. b. Kawan sebaya Peran teman sebaya sangat berpengaruh dalam membentuk pandangan individu mengenai dirinya sendiri. Maka peran teman sebaya sangat penting dalam pembentukan konsep diri. c. Masyarakat Masyarakat sangat mementingkan fakta-fakta contohya tentang siapa orang tuanya, apa rasnya dan semua hal yang berhubungan dengan individu tersebut, sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri individu. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi konsep diri adalah orang lain, kelompok rujukan dan pengaruh dari lingkungan sekitar / masyarakat. Perasaan-perasaan yang bersangkutan dengan tubuh dan citra tubuh menjadi inti dari konsep diri. Semakin bertambahnya usia individu mampu menciptakan konsep diri yang positif. Kasih sayang dan perhatian orang tua mampu menciptakan konsep diri yang baik, penerimaan di lingkungan atau kelompok menjadi langkah awal dalam mempersiapkan individu dalam menuju kedewasaan dan mempengaruhi konsep diri selanjutnya.

37 Aspek- aspek Konsep Diri Konsep diri merupakan gambaran mental yang dimiliki oleh seorang individu. Gambaran mental yang dimiliki individu memiliki 3 aspek yaitu pengetahuan yang dimiliki individu mengenai dirinya sendiri, pengharapan yang dimiliki individu untuk dirinya sendiri serta penilaian terhadap diri sendiri (Calhoun&Acocella,1990:71). a. Pengetahuan Dimensi pertama konsep diri adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan apa yang individu ketahui tentang dirinya sendiri. Pengetahuan ini bisa diperoleh dengan membandingkan diri individu dengan kelompok pembanding. Pengetahuan individu tidak menetap sepanjang hidupnya. Pengetahuan bisa berubah dengan cara mengubah tingkah laku individu tersebut dan dengan cara mengubah kelompok pembanding. b. Harapan Dimensi kedua konsep diri adalah harapan. Selain individu mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya individu juga memiliki satu set pandangan lain, yaitu tentang kemungkinan menjadi apa dimasa mendatang. Artinya bahwa setiap individu memiliki pengharapan yang berbeda-beda pada setiap individu. c. Penilaian Dimensi terakhir konsep diri adalah penilaian terhadap diri sendiri. Individu berkedudukan sebagai nilai terhadap dirinya sendiri. Penilaian individu

38 24 terhadap dirinya sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaannya saat ini dengan apa yang menurutnya dapat dan terjadi terhadap dirinya. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek konsep diri dapat dilihat dari bagaimana individu mengetahui keadaan dirinya yang sebenarnya, yang kemudian dibandingkan dengan harapan dirinya menjadi individu yang lain dari keadaan sekarang, sampai pada tahap seberapa besar kita menghargai diri kita yang sekarang. Kadang-kadang harapan dan kenyataan tidak seiring sehingga terjadi penilaian dalam diri individu seberapa besar individu tersebut menghargai keadaan yang sekarang. Setiap macam konsep diri mempunyai aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik terdiri dari konsep yang dimiliki individu tentang penampilannya, kesesuaian dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam hubungannya dengan perilakunya, dan gengsi yang diberikan tubuhnya di mata orang lain. Aspek psikologis terdiri dari konsep individu tentang kemampuan dan ketidakmampuannya, harga dirinya, dan hubungannya dengan orang lain Karakteristik Konsep Diri Menurut William dan Phillip ( Rakhmad, 2004:105) mengemukakan lima ciri-ciri konsep diri positif : a. Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah b. Merasa setara dengan orang lain c. Menerima pujian tanpa rasa malu d. Mampu menyadari bahwa semua orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat. e. Mampu memperbaiki dirinya karena sanggup mengungkapakan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.

39 25 Sedangkan karekteristik konsep diri negatif, antara lain: a. Peka terhadap kritik Orang ini sangat tidak tahan dengan kritik yang diterimanya dan mudah marah. Segala koreksi sering kali dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi cenderung menghindari dialog yang terbuka dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi/ logika yang keliru. b. Responsif terhadap pujian Soal mendapat pujian, individu ini mungkin berpura-pura menghindari pujian, namun tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Untuk orang semacam ini, segala macam embel-embel yang menunjang harga dirinya menjadi pusat perhatiannya. c. Bersikap Hiperkritis Sikap hiperkritisnya ditunjukkan dengan mengeluh, mencela, atau meremehkan apapun dan siapapun, tidak pandai dan tidak sanggup dalam mengungkapkan penghargaan atau pengakuan kepada orang lain. d. Merasa tidak disenangi orang lain Individu ini memiliki rasa bahwa dirinya tidak diperhatikan. Oleh karena itu individu ini bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Individu ini tidak pernah mempersalahkan dirinya, tetapi akan menganggap dirinya sebagai korban dari sistem sosial yang tidak beres. e. Bersikap pesimis terhadap kompetisi Hal ini terungkap dengan keenggananaya untuk bersaing dengan orang lain dalam membat prestasi. Individu menganggap tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya. Menurut Calhoun dan Acocella (1990:72-74) dalam perkembangannya konsep diri terbagi menjadi 2 yaitu: a. Konsep diri positif Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya, dapat menerima dan memahami bermacam-macam tentang dirinya.

40 26 b. Konsep diri negatif Konsep diri negatif terbagi menjadi 2 tipe yaitu: a) Pandangan-pandangan individu tentang dirinya sendiri tidak teratur sehingga individu tidak mengetahui dirinya sendiri. b) Pandangan-pandangan individu tentang dirinya sendiri terlalu teratur dan stabil. Hal ini terjadi karena individu dididik dengan keras, sehingga menciptakan konsep diri yang tidak mengijinkan adanya penyimpangan. Diperkuat oleh pendapat Aristo (Konsep Diri dalam Pendidikan, 31 Maret 2008, diakses dalam diunduh 4 april 2009). Indikasi kualitas konsep diri semacam itu juga dikemukakan oleh Burns. Menurutnya, jika seseorang memiliki konsep diri yang positif berarti ia akan menilai, menghargai, merasa dan menerima keadaan dirinya secara positif. Sebaliknya seseorang yang memiliki konsep diri negatif berarti ia memiliki evaluasi diri yang negatif, membenci diri, perasaan rendah diri serta tiadanya penghargaan dan penerimaan terhadap diri sendiri. Dijelaskan lebih lanjut bahwa individu dengan penilaian diri yang tinggi dan perasaan harga diri yang tinggi umumnya mereka menerima keadaan dirinya, sebaliknya yang menilai dirinya secara negatif akan memiliki perasaan harga diri dan penerimaan diri yang kecil. Hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai konsep diri positif adalah orang yang mau menerima segala sesuatu yang ada pada diri sendiri dan menerima orang lain secara apa adanya. Orang dengan konsep diri positif dapat tampil ke depan dengan bebas dan dapat membuat kehidupanya menjadi lebih menarik, sehingga seseorang itu dapat bertindak berani dengan berperan serta mampu memperlakukan orang lain dengan baik, hangat dan hormat.

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Masrun, dkk (1986), kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya (Hurlock, 1993). Sedangkan menurut Brooks (dalam Rahmad, 1985) mengatakan bahwa konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Diri 2.1.1. Pengertian Konsep diri Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar tahun dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar 10-13 tahun dan berakhir antara usia 18-22 tahun (Santrock, 2003: 31). Lebih rinci, Konopka dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG KETRAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN PEMAHAMAN KTSP TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI HARDINESS SKRIPSI

KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI HARDINESS SKRIPSI KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA KERJA DITINJAU DARI HARDINESS SKRIPSI Oleh: SABRINA DIFA SEPTIANTY 10.40.0235 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 i KECEMASAN MENGHADAPI DUNIA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PEMILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PEMILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI POLA ASUH DEMOKRATIS DENGAN PEMILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH KONSENTRASI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Ekonomi Akuntansi FKIP Universitas Jember Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di sepanjang kehidupannya sejalan dengan pertambahan usianya. Manusia merupakan individu

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SKRIPSI Diajukan Oleh : Benazir Hardiyanti F 100 070 118 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan yang terjadi semakin ketat, individu dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan. Individu senantiasa akan menjalani empat tahapan perkembangan, yaitu masa kanak-kanak, masa

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 79 BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkuman Analisis Subjek Berdasarkan hasil penelitian melalui observasi, wawancara, tes proyeksi dan analisis yang telah dilakukan terhadap ketiga subjek, maka dapat dibuat

Lebih terperinci

PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KEBUTUHAN AFILIASI SKRIPSI ELVANIA DESTIANINGRUM

PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KEBUTUHAN AFILIASI SKRIPSI ELVANIA DESTIANINGRUM PERILAKU PENGGUNAAN JEJARING SOSIAL FACEBOOK PADA MAHASISWA DITINJAU DARI KEBUTUHAN AFILIASI SKRIPSI ELVANIA DESTIANINGRUM 07.40.0156 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2011

Lebih terperinci

PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI. Oleh : Triani Trisnawati

PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI. Oleh : Triani Trisnawati PERILAKU MEMBELI PRODUK PERAWATAN WAJAH DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI SKRIPSI Oleh : Triani Trisnawati 00.40.0309 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2010 i PERILAKU

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian anak, baik di luar dan di dalam sekolah yang berlangsung seumur hidup. Proses

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA MENYONTEK SAAT ULANGAN DI SMK MAMBAUL FALAH PIJI DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN

STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA MENYONTEK SAAT ULANGAN DI SMK MAMBAUL FALAH PIJI DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN STUDI KASUS PENERAPAN KONSELING BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA MENYONTEK SAAT ULANGAN DI SMK MAMBAUL FALAH PIJI DAWE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh MOH NUR ACHSIN NIM. 200731026 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri.

BAB I PENDAHULUAN. individu tentang dirinya sendiri inilah yang disebut konsep diri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari- hari dan dalam hubungannya dengan diri sendiri dan dengan orang lain, setiap individu perlu memahami siapa dirinya dan bagaimana ia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari masa pranatal, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Masing-masing fase memiliki

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU DAN MEDIA PEMBELAJARAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VII DI SMP NEGERI I CEPOGO BOYOLALI 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Interpersonal 1. Pengertian Kompetensi Interpersonal Menurut Mulyati Kemampuan membina hubungan interpersonal disebut kompetensi interpersonal (dalam Anastasia, 2004).

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE JENJANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KECAMATAN BERBAH SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Locus Of Control 2.1.1. Pengertian Locus Of Control Konsep tentang Locus of control (pusat kendali) pertama kali dikemukakan oleh Rotter (1966), seorang ahli teori pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu yang hidup di dunia ini pasti selalu berharap akan kehidupannya dapat dijalani dengan baik sesuai harapan-harapan di masa yang akan datang. Namun sering

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A PENGARUH KOMUNIKASI SEKOLAH DENGAN ORANG TUA DAN PERAN ORANG TUA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MUATAN MATEMATIKA SEMESTER GASAL PADA KELAS RENDAH DI SD NEGERI 1 JAGOAN TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

GUILTY FEELING PADA PELACUR YANG BERSTATUS MAHASISWA

GUILTY FEELING PADA PELACUR YANG BERSTATUS MAHASISWA GUILTY FEELING PADA PELACUR YANG BERSTATUS MAHASISWA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI DAN LAYANAN ORIENTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI DAN LAYANAN ORIENTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI DAN LAYANAN ORIENTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SLB-C1 DHARMA RENA RING PUTRA I SLEMAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HALAMAN SAMPUL SKRIPSI Oleh : AGUS BUDIYANTO NIM : 12144200002

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan ingin melakukan hal-hal untuk dan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan ingin melakukan hal-hal untuk dan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari pasti individu tidak terlepas dari kegiatan rutin yang dilakukannya. Lingkungan masyarakat menuntut individu untuk dapat bertanggung

Lebih terperinci

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SKRIPSI Oleh: FULGENSIA E. LAY CORBAFO 09.40.0064 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA LAYANAN INFORMASI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TEMPEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh Pungky Kumala Anindya Kusuma Dewi NPM. 14144200140

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A PRESTASI BELAJAR TEORI AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

SKRIPSI PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DALAM KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 PABELAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA LANJUT USIA SKRIPSI MAHARANI BUDI PRASTIWI

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA LANJUT USIA SKRIPSI MAHARANI BUDI PRASTIWI HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEPUASAN HIDUP PADA LANJUT USIA SKRIPSI MAHARANI BUDI PRASTIWI 11.40.0064 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2015 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sangat tergantung pada bantuan orang-orang

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA PRIMKOP DHARMA PUTRA JEMBER SKRIPSI. Oleh Dwi Widia Ningsih NIM

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA PRIMKOP DHARMA PUTRA JEMBER SKRIPSI. Oleh Dwi Widia Ningsih NIM PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS ANGGOTA PRIMKOP DHARMA PUTRA JEMBER SKRIPSI Oleh Dwi Widia Ningsih NIM 080210391038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan manusia. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ATRIBUSI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA PANTI ASUHAN

HUBUNGAN ANTARA ATRIBUSI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA PANTI ASUHAN HUBUNGAN ANTARA ATRIBUSI DENGAN PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA PANTI ASUHAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh : Nova Handayani F 100 040

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Peranan, Kebutuhan Hidup Keluarga

ABSTRAK. Kata Kunci: Peranan, Kebutuhan Hidup Keluarga ABSTRAK Musrifah.2009. Peranan Kepala Rumah Tangga Wanita Di Pedesaan Dalam Upaya Memenuhi Kebutuhan Hidup Keluarga (Kasus 5 Janda Cerai Desa Sidorejo, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan). Pembimbing

Lebih terperinci

ZAMRONI A

ZAMRONI A PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL MAHASISWA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KAMPUS TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN PPKn TAHUN ANGKATAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS KOMUNIKASI ORANG TUA ANAK DENGAN PENGENDALIAN DORONGAN SEKSUAL SEBELUM MENIKAH PADA REMAJA SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAM TEACHING FACTORY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAM TEACHING FACTORY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH MINAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PROGRAM TEACHING FACTORY SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: Aris Mojiyono NIM: 060210391127 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI GADGET PADA MAHASISWA DITINJAU DARI GAYA HIDUP HEDONISTIK SKRIPSI ADE PERMATA ARDIANA

PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI GADGET PADA MAHASISWA DITINJAU DARI GAYA HIDUP HEDONISTIK SKRIPSI ADE PERMATA ARDIANA PERILAKU KONSUMTIF DALAM MEMBELI GADGET PADA MAHASISWA DITINJAU DARI GAYA HIDUP HEDONISTIK SKRIPSI HALAMAN DEPAN ADE PERMATA ARDIANA 11.40.0131 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TURI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TURI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TURI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : AHMAD IRFAN NPM. 11144200108 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012

KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 KONTRIBUSI POLA ASUH DEMOKRATIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN SRUMBUNG KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN KONSEP DIRI DAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA WANITA ABSTRAK Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Desetalia Four Biantara

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS VII-A MTs TARIS SOKOPULUHAN PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS VII-A MTs TARIS SOKOPULUHAN PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS VII-A MTs TARIS SOKOPULUHAN PATI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN FASILITAS PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 PAKEM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu periode perkembangan yang harus dilalui oleh seorang individu untuk menuju kedewasaan atau kematangan adalah masa remaja (Yusuf, 2006). Masa remaja

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR LAMPIRAN I KATA PENGANTAR Dengan hormat, Saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai hubungan antara kemandirian dan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALASAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PROMOSI DAN CITRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP MINAT MASUK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI MASUK PROGDI TERHADAP INDEKS PRESTASI KOMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2011/2012

PENGARUH MOTIVASI MASUK PROGDI TERHADAP INDEKS PRESTASI KOMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2011/2012 PENGARUH MOTIVASI MASUK PROGDI TERHADAP INDEKS PRESTASI KOMULATIF (IPK) MAHASISWA PGSD ANGKATAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsep Diri Istilah konsep diri biasanya mengarah kepada sebuah pembentukan konsep pribadi dari diri seseorang. Secara umum konsep diri adalah pandangan dan sikap

Lebih terperinci

BAYU PUTRI ALDILA SAKTI NIM F

BAYU PUTRI ALDILA SAKTI NIM F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PENDIDIKAN BERBASIS INTERNASIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA SMA NEGERI 1 BOYOLALI SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : ERNA IRIYANI F

SKRIPSI. Oleh : ERNA IRIYANI F HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DALAM FACEBOOK DENGAN CEMBURU PADA PASANGAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

SRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Puput Kurniawati A

SRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Puput Kurniawati A EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 SMP MUHAMMADIYAH 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan seseorang memasuki masa dewasa. Masa ini merupakan, masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA. Skripsi HUBUNGAN ANTARA PROMOSI PENJUALAN DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA IBU RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : DYAH ISWARI PROBORINI

Lebih terperinci

KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI DAN SELF DISCLOSURE

KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI DAN SELF DISCLOSURE KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PENYANDANG TUNANETRA YANG BERSEKOLAH DI SEKOLAH UMUM DITINJAU DARI KEMATANGAN EMOSI DAN SELF DISCLOSURE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. MOTIVASI BELAJAR DITINJAU DARI TANGGUNG JAWAB MAHASISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2010 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

ARAH HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN GEJALA KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2011/2012

ARAH HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN GEJALA KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2011/2012 ARAH HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN GEJALA KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NU SALATIGA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

(Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Keling, Kab. Jepara Tahun Ajaran 2011/2012)

(Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Keling, Kab. Jepara Tahun Ajaran 2011/2012) DUKUNGAN KEMAMPUAN AWAL, FASILITAS PEMBELAJARAN, DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MINAT BELAJAR DAN DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Keling, Kab. Jepara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI JURUSAN IPS MAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memiliki buah hati tentunya merupakan dambaan bagi setiap orang yang telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah terbesar nan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK SE-KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI HUBUNGAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK SE-KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI HUBUNGAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK SE-KABUPATEN SLEMAN Diajukan untuk memenuhi prasyarat Pelaksanaan Tugas Akhir di Fakultas

Lebih terperinci

: SRI HARTANTI A

: SRI HARTANTI A PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARTASURA

Lebih terperinci

PROFIL KEPRIBADIAN 16 PF PADA SISWA PELAKU BULLYING

PROFIL KEPRIBADIAN 16 PF PADA SISWA PELAKU BULLYING PROFIL KEPRIBADIAN 16 PF PADA SISWA PELAKU BULLYING SKRIPSI Diajukan Oleh : Indrastiti RatnaWardhani F 100 070 105 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2011 PROFIL KEPRIBADIAN 16 PF PADA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER MARCHING BAND DENGAN SIKAP TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA SD DI KELAS SE-GUGUS KALITIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

PENGARUH STATUS ANAK DAN PARTISIPASINYA DALAM INTERAKSI EDUKATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA

PENGARUH STATUS ANAK DAN PARTISIPASINYA DALAM INTERAKSI EDUKATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA PENGARUH STATUS ANAK DAN PARTISIPASINYA DALAM INTERAKSI EDUKATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS V SD NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN PENDEKATAN ACTIVE LEARNING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SENTING SAMBI BOYOLALI TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam KORELASI PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DENGAN KETAATAN BERIBADAH SERTA AKHLAK PESERTA DIDIK KELAS X DI SMA NEGERI 3 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI. Skripsi

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI. Skripsi HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA AKSELERASI Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Retno Suryaningsih

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SKRIPSI Diajukan Oleh : AFIFAH NUR AINI F 100 070 127 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DITINJAU DARI KUALITAS LAYANAN DAN LOYALITAS PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA LAWU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TAHAP PERKEMBANGAN PENALARAN MORAL DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TAHAP PERKEMBANGAN PENALARAN MORAL DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA TAHAP PERKEMBANGAN PENALARAN MORAL DENGAN KECENDERUNGAN KENAKALAN REMAJA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : ANANG CAHYA UTAMA ( )

SKRIPSI. Disusun Oleh : ANANG CAHYA UTAMA ( ) HUBUNGAN PENGALAMAN KKN-PPL DAN NILAI PEMBELAJARAN MIKRO DENGAN KESIAPAN MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM FISE UNY UNTUK MENJADI GURU PROFESIONAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN FAKTOR PSIKOLOGI TERHADAP KEPUTUSAN CALON SISWA MEMILIH SEKOLAH DI SMA NEGERI 2 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN FAKTOR PSIKOLOGI TERHADAP KEPUTUSAN CALON SISWA MEMILIH SEKOLAH DI SMA NEGERI 2 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH FAKTOR SOSIAL DAN FAKTOR PSIKOLOGI TERHADAP KEPUTUSAN CALON SISWA MEMILIH SEKOLAH DI SMA NEGERI 2 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh: ARIE DWI NURCAHYANI NIM 090210301039 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( Studi Kasus pada PT. Centrepark Citra Corpora Area Solo Grand Mall ) SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( Studi Kasus pada PT. Centrepark Citra Corpora Area Solo Grand Mall ) SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ( Studi Kasus pada PT. Centrepark Citra Corpora Area Solo Grand Mall ) SKRIPSI SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI BACAAN SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II KECAMATAN GEDONGTENGEN KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

STRES AKADEMIK MAHASISWA DITINJAU DARI SIKAP TERHADAP BEBAN TUGAS SKRIPSI

STRES AKADEMIK MAHASISWA DITINJAU DARI SIKAP TERHADAP BEBAN TUGAS SKRIPSI STRES AKADEMIK MAHASISWA DITINJAU DARI SIKAP TERHADAP BEBAN TUGAS SKRIPSI Oleh: Nataryna Heni Pinurbawati 05.40.0192 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2011 i STRES AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MOTIVASI DAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH MOTIVASI DAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sragen Tahun Ajaran 2011/2012) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN CONCEPT MAPPING DAN PROBLEM POSING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA MENURUT TAKSONOMI BLOOM (Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 4 Wonogiri Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber kebahagiaan dan kebersamaan. Mereka membuat kehidupan menjadi manis, tempat menggantungkan harapan.

Lebih terperinci