RENCANA KERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA KERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2013"

Transkripsi

1 RENCANA KERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2013 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

2 DAFTAR ISI

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL.... iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan.. 7 BAB II EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Evaluasi dan Analisis Kinerja Meningkatkan Efektivitas Pengembangan Perumahan dan Pemberdayaan Komunitas Perumahan Meningkatkan Efektivitas Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Meningkatkan Efektivitas Pengembangan Kinerja Persampahan dan Drainase Meningkatkan Efektifitas Pemanfaatan Ruang Kondisi yang diinginkan dan Proyeksi Kedepan Milenium Development Goals (MDGs) dan National Action Plan (NAP) Bidang Air Bersih, Sampah dan Sanitasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Backlog Rumah dan Kawasan Kumuh. 24 i

4 BAB III ARAH KEBIJAKAN, TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Arah Kebijakan A. Arah Kebijakan Program Pembangunan Perumahan. 25 B. Arah Kebijakan Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Sanitasi.. 26 C. Arah Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Tujuan A. Tujuan Program Pembangunan Perumahan. 27 B. Tujuan Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Sanitasi.. 27 C. Tujuan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Sasaran A. Sasaran Program Pembangunan Perumahan. 28 B. Sasaran Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Sanitasi.. 28 C. Sasaran Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang BAB IV PENUTUP.. 36 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2013 (Tahun Berjalan) 3. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun Rumusan Rencana Program dan Tahun Usulan Program dan Tahun 2013 ii

5 DAFTAR TABEL

6 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Infrastruktur 9 Tabel 2.2 Pelaksanaan Program Renovasi RTLH Tabel 2.3 Jumlah Hunian Perumahan yang terbangun Tabel 2.4 Pengukuran capaian indikator kinerja air minum dan sanitasi 14 Tabel 2.5 Pengukuran capaian indikator kinerja Persampahan dan Drainase. 18 Tabel 2.6 Pengukuran capaian indikator kinerja Pemanfaatan Ruang 20 iii

7 KATA PENGANTAR

8 t I T I T I T t I I I I I T I t I KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan hidayahnya semata, Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur Tahun anggaran 2013 dapat diselesaikan. Disusunnya Rencana Kerja (RENJA) ini merupakan Implementasi dari Tap MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang kemudian ditindak lanjuti Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Negara mulai dari Pejabat Eselon II keatas untuk mempertanggung-jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya seta kewenangan yang berdasarkan tolok ukur Perencanaan Strategis. Rencana Kerja (RENIA) ini memuat unsur-unsur Perencanaan Strategik dan Evaluasi Kinerja serta Analisis pencapaian kinerja yang telah dicapai oleh Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur pada Tahun Anggaran Akhirnya Rencana Kerja (RENJA) ini diharapkan dapat menjadi wujud pertanggungjawaban Kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan Visi dan Misinya sesuai Stratejik Dinas. Surabaya,30 T T T I T T

9 BAB I PENDAHULUAN

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Rencana Kerja (Renja) Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 2014, merupakan tindak lanjut atas ketentuan dalam UU 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang secara substansi merepresentasikan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur khususnya pada bidang keciptakaryaan dan penataan ruang. Selain itu juga sebagai instrumen untuk melakukan pengukuran kinerja Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No.9 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur N0.90 & 127 Tahun Berdasarkan data jumlah penduduk dan luas wilayah per Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur maka dapat dicermati bahwa penyebaran penduduk antar daerah Kabupaten/Kota menurut kepadatannya menunjukkan adanya pemusatan penduduk terutama di perkotaan, hal ini disebabkan oleh kondisi geografis dan potensi wilayahnya. Terkait dengan permasalahan tersebut akan mengandung konsekwensi timbulnya masalah kesehatan, perumahan dan penyediaan berbagai prasarana pendukung yang diperlukan, sementara sumberdaya alam cenderung semakin berkurang. Secara garis besar permasalahan pokok bidang perumahan dan permukiman meliputi; rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan 1

11 perumahan yang layak dan terjangkau, serta menurunnya kualitas permukiman dengan masih besarnya luasan kawasan kumuh diperkotaan. Adapun permasalahan pokok air bersih meliputi; rendahnya peningkatan pelayanan air minum di perkotaan dan perdesaan, serta rendahnya kualitas manajemen pengelolaan air minum. Sedangkan permasalahan pokok air limbah adalah masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat (sistim sewerage), serta belum memadainya pelayanan sanitasi yang dapat memberikan kontribusi pencemaran terhadap air permukaan dan air tanah. Permasalahan pokok persampahan meliputi; masih rendahnya tingkat capaian pelayanan sampah di perkotaan, serta masih lemahnya manajemen dan operasional teknis pengelolaan sampah. Sedangkan masih luasnya daerah genangan serta banyak terjadinya banjir di kawasan perkotaan merupakan permasalahan pokok dalam penanganan drainase. Dalam hal penataan bangunan terdapat permasalahan mendasar yaitu masih rendahnya penegakan aturan keselamatan bangunan, serta masih diperlukannnya pembinaan teknis dalam pembangunan gedung. Adapun dalam bidang pengembangan perkotaan, permasalahan pokok meliputi; perkembangan perkotaan yang tidak seimbang antara kota-kota metropolitan/besar dengan kota-kota menengah dan kecil, serta memburuknya kualitas fisik kawasan perkotaan, dan menurunnya kualitas hidup masyarakat perkotaan karena keterbatasan pelayanan kebutuhan dasar perkotaan yang banyak dipicu oleh adanya tingkat urbanisasi yang tinggi. Permasalahan pokok dalam bidang penataan ruang adalah; masih belum efektifnya pengendalian pemanfaatan ruang, serta masih kurang terpadunya penataan ruang lintas perbatasan Kab/Kota. Mengingat permasalahan pokok dalam bidang keciptakaryaan dan penataan ruang tersebut yang secara prinsip menyangkut hajat hidup 2

12 masyarakat luas, khususnya menunjang terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan pelayanan hunian dan kualitas lingkungan hidup yang sehat dan layak, maka pada pelaksanaan pembangunannya disamping harus dilandasi oleh hasil evaluasi pencapaian sasaran dan permasalahan juga perlu didukung dengan suatu perencanaan program yang konseptual dan realistis, serta mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan yang tertuang dalam dokumen-dokumen perencanaan formal baik tingkat Nasional maupun Provinsi. Dengan tersusunnya perencanaan strategis Dinas PU Cipta Karya & Tata Ruang Provinsi Jawa Timur diharapkan lebih lanjut dapat disusun tahapan pencapaian hasil secara lebih obyektif untuk dapat memberikan komitmen dan orientasi target dan sasaran pada masa depan pada masing-masing bidang kegiatan Landasan Hukum Perencanaan Strategi Dinas PU Cipta Karya Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu dokumen perencanaan yang tidak dapat terlepas dari Subtansi dokumen-dokumen peraturan dan perencanaan yang menjadi landasan dan acuan penyusunannya, Pembangunan perumahan dan permukiman dilandasi peraturan perundangan yang bersumber dari adanya amanat UUD 1945 Bab XA Hak Azazi Manusia : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta memperoleh pelayanan kesehatan Amanat UUD 1945 tersebut secara hierarki dijabarkan dalam Undang-Undang yang antara lain meliputi : a. Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3

13 Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Persampahan; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota; Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14 /Prt/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun

14 Surat Edaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Nomor: 03/Se/Dc/2010 Tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur tahun (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1); Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun b. Penataan Ruang : Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660); Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385); Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48); 5

15 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21); c. Perumahan & Permukiman UU No.16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman UU No.23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377); Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69 ); Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 140 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059); Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman d. Penataan Bangunan & Jasa konstruksi Undang-Undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Rumah Negara; Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman; 6

16 UU No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi UU No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Peraturan pemerintah Republik indonesia Nomor 36 tahun 2005 Tentang Peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 Tentang Bangunan gedung 1.3. Maksud dan Tujuan Sebagai tindaklanjut yang akan dicapai oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya maka tujuan Rencana Strategi bidang Cipta Karya & Tata Ruang Provinsi Jawa Timur dalam periode lima tahun ke depan meliputi: 1. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengembangan, dan pengendalian permukiman demi perwujudan pembangunan yang berkelanjutan. 2. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (infrastruktur) bidang permukiman (Cipta Karya) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Meningkatkan pembangunan kawasan strategis, cepat tumbuh, wilayah tertinggal dan percepatan perencanaan RTRW di masingmasing Kabupaten/Kota di Jawa Timur serta perencanaan detail wilayah/kawasan sehingga mendukung mengurangi kesenjangan antar wilayah 7

17 BAB II EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

18 BAB II EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA 2.1 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Pengukuran kinerja Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2013 berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam Rencana dan Strategi (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, serta mengacu pada Rencana Program Jangka Menengah Daerah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2013 disajikan sebagai berikut : 1. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS PERUMAHAN. Tujuan Meningkatkan efektivitas pengembangan perumahan dan pemberdayaan komunitas perumahan. Sasaran Prioritas Pembangunan yaitu Meningkatnya Kualitas Infrastruktur. Sasaran Meningkatnya Kualitas Infrastruktur sebanyak 2 (Dua) indikator yaitu (1) Rasio Rumah Dibanding Dengan Jumlah KK Perkotaan, (2) Rasio Rumah Dibanding Dengan Jumlah KK Perdesaan. 8

19 Tabel 2.1 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Infrastruktur NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) Presentase KK Golongan Miskin/berpenghasilan rendah yang memiliki/akses rumah layak huni ,90 2 Tingkat Hunian Rumah Layak Huni oleh KK Gol. Miskin atau berpenghasilan rendah Unit Unit 26,70 indikator kinerja penurunan backlog perumahan di perkotaan dan perdesaan ini didukung oleh kegiatan antara lain yaitu pembangunan Rumah Sejahtera Tapak (RST) dan pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) sebagaimana nampak pada tabel berikut : Dalam Memperluas Lapangan Kerja Meningkatkan Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan dan Memperdayakan Ekonomi Rakyat, Terutama Wong Cilik, Gubernur Provinsi Jawa Timur mencanangkan program hibah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi Wong Cilik. Adapun pelaksanaanya Gubernur Jawa Timur bekerjasama dengan Kodam V/ Brawijaya, sedang Kodam V/ Brawijaya menugaskan Kodim didaerah untuk melaksanakan program ini dan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Bidang Tata Bangunan hanya selaku pengawas serta pendampingan laporannya. Menurut Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomer 22/Permen/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, pengertian runah tidak layak huni adalah rumah yang tidak memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Adapun kriteria khusus mengenai sasaran renovasi rumah tidak layak huni (RTLH) berpedoman pada 6 (enam) indikator kemisikinan, yaitu (1) 9

20 lantai rumah masih berupa tanah (2) dinding rumah terbuat dari bilik bambu/sesek/gedek (3) tidak memiliki jendela dan ventilasi udara (4) tanah milik pribadi dan tidak bermasalah (5) tidak mempunyai asset lain di luar rumah sebesar ± Rp ,00, dan (6) penghasilan tidak tetap (buruh serabutan di bawah umur/ janda/ jompo). Disamping itu dalam rangka mengupayakan rumah yang sehat dan layak huni bagi masyarakat perdesaan telah dilakukan pendataan awal rumah tidak layak huni sebanyak unit di 29 Kabupaten se Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan kegiatan Renovasi RTLH bekerja sama dengan KODAM V Brawijaya yang dilaksanakan secara bertahap mulai tahun Sampai dengan tahun 2013 telah dilaksanakan renovasi sebanyak unit dan diperkirakan masih terdapat sekitar unit RTLH yang tersebar di 29 Kabupaten. No Tabel 2.2. Pelaksanaan Program Renovasi RTLH di Provinsi Jawa Timur Tahun Jumlah Kab/Kota Renovasi Rtlh (Unit) Realisasi Renovasi Rtlh (Unit) 1. Tahun 2009 (Tahap I & II) Tahun 2010 (Tahap III & IV) Tahun 2011 (Tahap V & VI) Tahun 2012 (Tahap VII & VIII) Tahun 2013 (Tahap IX) TOTAL Sumber : Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Prov. Jatim 10

21 Pada tahun 2013, Renovasi RTLH dilaksanakan di 14 kabupaten/kota di Jawa Timur.Pelaksanaan di lapangan dilakukan oleh TNI dari Kodam V/ Brawijaya.Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang melalui konsultannya melakukan tugas pendampingan pelaporan yang dilakukan dalam menyajikan data dan dokumentasi pelaksanaan bakti TNI tersebut. Dari laporan ini dapat diketahui lokasi rumah dan kondisi rumah sebelum dan sesudah direnovasi beserta keterangan selama pelaksanaan. Untuk memenuhi hak dasar masyarakat miskin atas perumahan yang layak huni, pada Tahun 2013 Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur sebagai instansi yang menangani berbagai permasalahan dalam pelayanan permukiman, mendapatkan sumber dana diantaranya: Tabel 2.3 Jumlah Hunian Perumahan yang terbangun Sumber Dana Jumlah yang terbangun (Unit Hunian) APBN APBD I 804 APBD II 150 Perumnas 480 Menpera 1930 Evaluasi Pencapaian Kinerja Perumahan, Perlu ditingkatkannya alokasi pendanaan baik melalui APBD maupun APBN untuk mendukung program pengembangan perumahan terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, kawasan kumuh dan tertinggal. Adanya regulasi peraturan yang berkaitan dengan pembangunan RSH oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal perijinan, PLN dan PDAM untuk mengatasi kendala ketersediaan pasokan listrik dan air serta Perbankan dalam penyediaan kredit KPR bersubsidi untuk memfasilitasi pemilikan atau pembelian RSH yang dibangun oleh pengembang. 11

22 Pembangunan infrastruktur di Provinsi Jawa Timur sudah terbangun secara sustainable.hal ini merupakan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur, agar infrastruktur merupakan program prioritas disamping programprogram yang lainnya. Untuk dua tahun belakangan yaitu tahun 2011 Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang telah membangun jalan Paving, jalan Aspal, jalan Makadam, drainase dan Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) pada tahun 2010/2011 terbangun tiga (3) TB yaitu Rusunawa Gunung Sari dengan jumlah hunian 268 Unit, type 34. Pada tahun 2011/2012 terbangun tiga (3) TB Rusunawa yaitu Rusunawa Jemundo dengan dua (2) TB, hunian 152 unit type 34, serta Rusunawa Sier satu (1) TB, hunian 65 unit type 34. Untuk pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Gunung Sari telah mendapat apresiasi yang luar biasa dari pemerintah pusat khususnya dari Kemenpera dalam hal konstrusi terbaik di Indonesia. 12

23 Data pada tahun 2010 menunjukkan jumlah penduduk Jawa Timur jiwa dengan jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) sebanyak RTM dan back log di bidang perumahan mencapai unit yang tersebar di 38 kabupaten/kota. Jumlah Rumah Susun Sewa Terbangun : 148 blok dan Jumlah Hunian Terbangun Sebanyak : 7336 hunian Dengan Sumber dana berasal dari: APBN : 5936 unit hunian APBD I : 399 unit hunian APBD II : 150 unit hunian PERUMNAS : 480 unit hunian Pembangunan rumah dari REI : unit hunian Pembangunan rumah dari APBD I : 239 unit untuk bencana alam di Jember 2. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN KINERJA PEMBANGUNAN AIR MINUM DAN AIR LIMBAH Tujuan Meningkatkan efektivitas pengembangan kinerja pembangunan air minum dan air limbah. Sasaran Prioritas Pembangunan yaitu Meningkatnya pelayanan sarana air minum dan air limbah. Sasaran Meningkatnya pelayanan sarana air minum dan air sanitasi sebanyak 2 (Dua) indikator yaitu : (1) Persentase KK yang dapat layanan air bersih (2) Persentase Rumah Tangga dengan Sanitasi yang Layak Prioritas pembangunan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur yang salah satu indikatornya direpersentasikan dengan tingkat pelayanan air bersih serta pembanding antara jumlah kapasitas sarana dan prasarana air minum 13

24 yang ada dengan pelayanan terhadap jumlah penduduk. Pencapaian indikator tersebut senantiasa menunjukkan peningkatan sebagaimana uraian berikut : Tabel 2.4 Pengukuran Indikator Kinerja Air Minum dan Air Limbah Tahun 2013 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) Persentase KK yang dapat layanan air bersih 61,13 60,96 99,70 2 Persentase Rumah Tangga dengan Sanitasi yang Layak 62, 71 62,97 97,70 Program Peningkatan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Sanitasi mempunyai sasaran sebagaimana berikut: - Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih dari 59,32% tahun 2012 menjadi sebesar kurang lebih 60,96% pada tahun Meningkatnya ketersediaan Sanitasi dari 62,71% tahun 2012 menjadi sebesar 62.97% tahun Pada akhir tahun 2015 cakupan pelayanan wilayah perkotaan akan ditingkatkan menjadi 71,72% sesuai MDG s.program Peningkatan Kinerja Pembangunan Air Minum dan Air Limbah mempunyai sasaran sebagaimana berikut: - Meningkatnya cakupan pelayanan air bersih di perkotaan dari 66,73% menjadi sebesar kurang lebih 62,29%, dan di perdesaan dari 59,60% menjadi sebesar kurang lebih 57.04%. - Meningkatnya jumlah IPAL/IPLT yang tersedia baru 40% dan bermanfaat bagi masyarakat. 14

25 - Meningkatnya cakupan pelayanan Air Limbah di perkotaan dari 77,18% menjadi sebesar 75,80%, dan di perdesaan dari 50,86% menjadi sebesar kurang lebih 51,95%. Pada akhir tahun 2015 cakupan pelayanan wilayah perkotaan akan ditingkatkan menjadi 79,60% dan cakupan pelayanan wilayah pedesaan akan ditingkatkan menjadi 60,83% MDG s Meningkatnya kinerja lembaga pengelola air minum (PDAM & HIPPAM) dan lembaga pengelola air limbah - Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air minum dan air limbah - Meningkatnya koordinasi dan kerjasama antar sektor dan antar wilayah dalam pembangunan air minum dan air limbah - Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pembangunan air bersih dan air limbah Cakupan pelayanan Sanitasi. sampai saat ini sebesar 77,18%, untuk wilayah perkotaan, dan 50,86% untuk daerah pedesaan, pada akhir tahun 2015 cakupan pelayanan wilayah perkotaan akan ditingkatkan menjadi 79,60% dan cakupan pelayanan wilayah pedesaan akan ditingkatkan menjadi 60,83% MDG s Program Pecepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), merupakan Program untuk meningkatkan dan mempercepat perencanaan dan investasi sektor Sanitasi yang dilaksanakan Selama periode tahun , dengan target pada akhir tahun 2014 adalah sebagai berikut : Stop buang air besar sembarangan (BABS), baik di wilayah perkotaan maupun wilayah Pedesaan Cakupan pelayanan air bersih saat ini sebesar 66,73%, untuk wilayah perkotaan, dan 59,60% untuk daerah pedesaan, pada akhir tahun 2015 cakupan pelayanan wilayah perkotaan akan ditingkatkan menjadi 76,05% dan cakupan pelayanan wilayah pedesaan akan ditingkatkan menjadi 70,07% 15

26 MDG s 2015 akan mengurangi separuh proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum yang aman dan yang berkelanjutan. Untuk mencapai agenda tersebut menetapkan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM yaitu: a. Meningkatkan cakupan layanan akses air bersih dan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap utamanya pada masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR ) b. Menurunkan tingkat kehilangan air melalui perbaikan dan rehabilitasi. c. Memprioritaskan pembangunan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah ( MBR). Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dihadapi antara lain: Masih terbatasnya pelayanan pengolahan sistim air limbah terpusat (sistim sewerage) di perkotaan. Belum memadainya pelayanan sanitasi yang dapat memberikan kontribusi pencemaran terhadap air permukaan dan air tanah. Pengolahan lumpur tinja belum efektif atau kurang maksimal karena masih rendahnya pemanfaatan sarana IPLT yang sudah terbangun Rendahnya peningkatan pelayanan air bersih di perkotaan dan perdesaan serta khususnya untuk penduduk miskin dan daerah kekeringan. Stagnasi dalam penurunan tingkat kebocoran air (teknis maupun non teknis). Permasalahan tarif air minum yang tidak mampu mengimbangi biaya produksi, sehingga tidak dapat mencapai kondisi pemulihan biaya (cost recovery). 16

27 Pada beberapa daerah terjadi konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumber air baku. Hal ini disebabkan adanya kepentingan peruntukan sumber air tersebut untuk non air bersih, maupun karena kendala batas administrasi wilayah. Pelayanan air bersih non perpipaan (sebagian besar di perdesaan) belum teridentifikasi secara kuantitatif maupun kualitatif berdasarkan kondisi air yang dikonsumsi secara mandiri. Solusi terhadap permasalahan di atas melalui: - Peran serta seluruh stakeholder dalam upaya mencapai sasaran pembangunan air minum dan air limbah hingga tahun 2012 di perkotaan dan perdesaan - Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk berperan serta dalam meningkatkankan pelayanan air minum dan air limbah untuk masyarakat - Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan air minum dan air limbah sebagai upaya meningkatkan efisiensi pelayanan dan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam (air baku) - Meningkatkan kinerja pengelola air minum dan air limbah melalui restrukturisasi kelembagaan - Meningkatkan kualitas SDM pengelola pelayanan air minum dan air limbah melalui uji kompetensi, pendidikan dan pelatihan. 3. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGEMBANGAN KINERJA PERSAMPAHAN DAN DRAINASE. Tujuan Meningkatkan efektivitas pengembangan kinerja persampahan dan drainase. Sasaran Prioritas Pembangunan yaitu Meningkatnya Saluran Drainase dan TPA Sampah. 17

28 Sasaran Meningkatnya Kualitas Saluran Drainase dan TPA Sampah sebanyak 2 (Dua) indikator yaitu (1) Persentase Pelayanan Saluran Drainase, (2) Persentase Pelayanan sampah perkotaan. Sabagai Berikut : Tabel 2.5 Pengukuran Indikator Kinerja Persampahan dan Drainase Tahun 2013 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI Persentase Pelayanan Saluran Drainase 83,28 % 79,87 % 2 Persentase Pelayanan Sampah Perkotaan 85,11 % 82,78 % Cakupan pelayanan drainase diperkotaan dari 79,75% menjadi sebesar kurang lebih 79,87%, pada akhir tahun 2015 cakupan pelayanan drinase diwilayah perkotaan akan ditingkatkan menjadi 87,46% MDG s Menurunnya luasan genangan dan menurunkan waktu genangan pada kawasan dan menurunkan waktu genangan pada banjir hingga 75 % dari kondisi saat ini Meningkatnya koordinasi dan kerjasama antar sektor dan antar wilayah dalam pembangunan drainase Meningkatnya pangembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pembangunan drainase. Permasalahan dan Solusi Permasalahan yang dihadapi antara lain: Tidak berfungsinya saluran drainase sebagai pematus air hujan, hal ini disebabkan antara lain karena masyarakat membuang sampah ke saluran drainase, akibat dari rendahnya penegakkan hukum khususnya 18

29 dalam perambahan badan air termasuk saluran drainase di kawasan perkotaan. Belum mantapnya peraturan dan standar pengelolaan drainase. Penanganan masalah banjir perkotaan masih secara parsial dan tidak konseptual karena terbatasnya dokumen perencanaan induk dan perencanaan detail drainase yang seharusnya dapat dipakai sebagai acuan dalam menyusun rencana tindak Solusi terhadap permasalahan di atas melalui: - Peran serta dan kemampuan masyarakat dalam pengelolaan dan pemeliharaan sarana persampahan dan drainase serta peningkatan kesadaran berperilaku hidup dan sehat (PHBS) - Kinerja pengelolaan sampah dan drainase serta perbaikan saluran drainase primer dan sekunder guna pengendalian banjir di perkotaan Mendorong terbentuknya regionalisasi pengelolaan persampahan dan drainase. 4. MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN RUANG. Tujuan Meningkatkan efektivitas pengembangan pemanfaatan tata ruang. Sasaran Prioritas Pembangunan yaitu terwujudnya kegiatan fasilitasi dan penyusunan rencana tata ruang wilayah di kabupaten/kota. Sasaran Meningkatnya pemanfaatan ruang sebanyak 1 (Satu) indikator yaitu (1) terwujudnya kegiatan fasilitasi dan penyusunan rencana tata ruang wilayah di kabupaten/kota. Sabagai Berikut : 19

30 Tabel 2.6 Pengukuran Indikator Kinerja Pemanfaatan Ruang Tahun 2013 NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI (%) Jumlah Dokumen Penyusunan dan Penetapan RTRW, RDTR, Kawasan Strategis Kab/Kota 15 Paket 11 Paket 84,50 % Prioritas Program Tata Ruang ini adalah meningkatkan efektifitas perencanaan tata ruang serta meningkatkan efektifitas pengendalian pemanfaatan ruang. Sedangkan sasarannya adalah : - Terwujudnya kegiatan fasilitasi dan penyusunan rencana tata ruang wilayah di 38 Kabupaten/Kota - Tercapainya perencanaan detail kawasan di 38 Kabupaten/Kota - Tercapainya optimalisasi peran RTRW Provinsi Jawa Timur sebagai rujukan koordinasi pembangunan antar sektor dan antar wilayah di 38 Kabupaten/Kota - Terpenuhinya perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar di kawasan strategis dan cepat tumbuh di 31 lokasi wilayah kegiatan - Terpenuhinya perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar di kawasan perdesaan dan perkotaan di 22 lokasi sistem jaringan wilayah perdesaan Kab/Kota - Terpenuhinya perencanaan pemenuhan kebutuhan dasar di kawasan perbatasan di 5 Kawasan - Terpenuhinya pemenuhan ruang terbuka hijau publik di 21 wilayah kota besar dan metropolitan - Terpenuhinya sinkronisasi program dan anggaran propinsi di 38 20

31 Kabupaten/Kota - Tercapainya fasilitasi dan koordinasi antar penataan ruang Kabupaten/Kota - Tercapainya pemanfaatan kawasan strategis provinsi - Tercapainya pemanfaatan detail kawasan/wilayah tiap Kecamatan di Jawa Timur - Tercapainya pemanfaatan SPM di bidang penataan ruang di seluruh wilayah Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur - Tercapainya sinkronisasi program sektoral dalam perwujudan struktur dan pola ruang wilayah provinsi dan kawasan strategis propinsi di seluruh wilayah - Tercapainya optimalisasi kelembagaan penataan ruang di seluruh wilayah Kab/Kota di Provinsi Jawa Timur - Tercapainya fungsi pengendalian kebijakan insentif-desinsentif tata ruang di 38 Kab/Kota - Terpenuhinya perizinan pemanfaatan ruang di 38 Kab/Kota - Terpenuhinya penyelesaian perselisihan dan/atau pengenaan sanki permasalahan tata ruang di 38 Kab/Kota - Terpenuhinya fasilitasi kerjasama tata ruang lintas kab/kota di 38 Lokasi - Terpenuhinya pelayanan pengaduan pelanggaran tata ruang di 38 Kab/Kota - Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang masing-masing Kecamatan dan Kawasan Strategis Propinsi/Kabupaten/Kota - Terselesaikannya produk rencana tata ruang wilayah wilayah di 38 Kabupaten/Kota - Fasilitasi percepatan tata ruang wilayah di 38 Kabupaten/Kota - Penyusunan RTR Kawasan Perdesaan berbasis Pengembangan Sumber daya lokal (Kab.Sampang, Kab. Pasuruan). 21

32 - Revitalisasi Pemanfaatan Ruang Kawaan Perkotaan (kab.jombang, Sidoarjo). - Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan (Kab.Pamekasan, Jombang, Situbondo). - RTR Kawasan Andalan Provinsi (Malang dan sekitarnya, Banyuwangi dan sekitarnya, Situbondo, Bondowoso, Jember dan sekitarnya, Madiun dan Sekitarnya) - Penyusunan RTR Kawasan Strategis (Hightech Industrial) (Kab Gresik, Kota Kediri). - Penyusunan RTR Kawasan Agroindustri Kab Gresik, Lamongan. - Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Pengendalian Ketat Kawasan Sekitar Bandara Juanda 2.2 KONDISI YANG DIINGINKAN DAN PROYEKSI KE DEPAN Untuk meminimalisasi dan mencegah makin berkembangnya kompleksitas permasalahan dalam pelayanan permukiman, maka diperlukan adanya penentuan target pada horison waktu tertentu. Proyeksi target capaian pelayanan dalam bidang permukiman didasari oleh beberapa landasan komitmen maupun regulasi secara internasional maupun nasional yang merepresentasikan kondisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. 1. Millenium Development Goals (MDGs) dan National Action Plan (NAP) Bidang Air Bersih, Sampah dan Sanitasi Millenium Development Goals (MDGs) adalah suatu hasil kesepakatan dalam Sidang Umum PBB tahun 2000 dan The World Summit on Suistainable Development (KTT Bumi) tahun 2002 di Johanessburg yang menetapkan tahun 2015 sebagai horizon tercapainya MDG. Salah satu butir MDG adalah To reduce by halve the proportion of people without sustainable acces to safe 22

33 drinking water and safe sanitation. Dengan MDG diharapkan dapat mencapai tujuan yaitu meningkatkan pelayanan sebesar 50% dari jumlah pendiduduk yang belum terlayani (air bersih dan sanitasi) Untuk mencapai tingkat pelayanan tersebut disusun upaya peningkatan dalam bentuk National Action Plan beserta rincian programnya khusus untuk komponen sektor air bersih, sampah dan sanitasi. a. Berdasarkan NAP (National Action Plan) untuk bidang Air Minum dengan eksisting pelayanan tahun 2000 adalah 39% penduduk perkotaan dan 8 % penduduk perdesaan,telah ditetapkan Sasaran capaian pelayanan pada Tahun 2015, 60% (104 juta jiwa) penduduk perkotaan, dan 40% (46 juta jiwa) penduduk perdesaan b. Sedangkan untuk bidang Sanitasi telah ditetapkan Akses Sanitasi Nasional untuk perkotaan 89,35% dan untuk perdesaan 62,94 %. c. Untuk bidang Sampah, berdasarkan kondisi eksisting Nasional 41%, telah ditetapkan Sasaran Pencapaian Pelayanan Tahun 2015 sebesar 80% di perkotaan dan perdesaan. 2. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang merupakan acuan guna mengukur tingkat capaian pelayanan secara kuantitatif atau kualitatif, sehingga dapat diketahui kesenjangannya yang perlu dipenuhi pada setiap komponen bidang perumahan permukiman dengan tindak lanjut program peningkatan capaian pelayanan. 23

34 3. Backlog Rumah dan Kawasan Kumuh Pengurangan back log rumah dan kawasan permukiman kumuh ditargetkan dapat diselesaikan sampai tahun 2020 dengan pendekatan penanganan secara bertahap meliputi: 1. Pengadaan Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi dan Rumah Susun Sederhana Sewa /RUSUNAWA 2. Pengembangan unit rumah baru secara swadaya masyarakat 3. Perbaikan perumahan dan lingkungan permukiman khususnya pada kawasan kumuh 4. Perbaikan terhadap rumah tidak layak huni 24

35 BAB III ARAH KEBIJAKAN, TUJUAN, SARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

36 BAB III ARAH KEBIJAKAN, TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Arah Kebijakan Kebijakan adalah arah yang diambil dalam menentukan bentuk konfigurasi program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dapat bersifat internal, yaitu kebijakan dalam mengelola pelaksanaan programprogram pembangunan, maupun bersifat eksternal, yaitu kebijakan dalam rangka mengatur, mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat. A. Arah Kebijakan Program Pembangunan Perumahan Secara garis besar arah kebijakan program pembangunan perumahan adalah: a. Peningkatan pemenuhan rumah layak huni bagi seluruh masyarakat khususnya MBR b. Pembangunan Rusunawa c. Pelatihan kemasyarakatan melalui jasa konstruksi dan bimbingan teknis d. Peningkatan penelitian dan pengujian serta penyebaran informasi teknologi di bidang perumahan dan permukiman 25

37 B. Arah Kebijakan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Arah kebijakan program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan sanitasi meliputi: a. Pembangunan sarana dan prasarana air minum b. Pembangunan sarana dan prasarana air limbah. c. Pembangunan dan perbaikan saluran drainase dan persampahan C. Arah Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dalam rangka merealisasikan Strategi penataan ruang dimaksud, diperlukan arah kebijakan sebagai berikut: a. Mengoptimalkan peran Rencana Tata Ruang sebagai acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar wilayah b. Fasilitasi penyusunan RTRW dan rencana rinci tata ruang. 3.2 Tujuan Tujuan dan sasaran merupakan penjabaran Visi dan Misi Dinas Permukiman yang spesifik dan terukur dalam pembangunan jangka menengah bidang permukiman. Berdasarkan ruang lingkup serta mengacu pada RPJMD Propinsi Jawa Timur tahun , maka tujuan pembangunan bidang keciptakaryaan dan penataan ruang yaitu : 26

38 A. Tujuan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Memenuhi hak dasar masyarakat atas air bersih dan sanitasi yang layak B. Tujuan Program Pembangunan Perumahan Mengurangi backlog perumahan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mewujudkan permukiman yang layak huni dan meningkatkan kualitas gedung negara Mewujudkan lingkungan permukiman yang layak melalui pengembangan teknologi bidang perumahan C. Tujuan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang a. Meningkatkan kualitas perencanaan Tata Ruang yang dilandasi dengan legalitas hukum sehingga dapat digunakan sebagai acuan pemanfaatan dan pengendalian ruang 3.3. Sasaran Sasaran pembangunan bidang keciptakaryaan didasari oleh target capaian pelayanan yang ideal sesuai dengan referensi maupun regulasi yang relevan, yaitu dengan perhitungan yang berbasis MDGs dan SPM. 27

39 A. Program Pengembangan Perumahan Meningkatkan pemenuhan kebutuhan hunian yang layak bagi masyarakat. a. Menurunnya jumlah backlog rumah Tahun 2010 sejumlah 530 ribu unit dan pada Tahun 2013 menjadi sekitar 479 ribu unit, atau berkurang sekitar 50 ribu unit. b. Meningkatnya jumlah KK yang memiliki akses terhadap rumah layak huni c. Meningkatnya bantuan teknis dan usaha jasa konstruksi d. Meningkatnya penelitian dan pengujian bahan, material, serta sosialisasi penyebaran informasi tentang standar teknik bangunan dan perumahan B. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi Peningkatan efektivitas kinerja penyediaan dan pengelolaan air minum dan sanitasi : a. Meningkatnya pelayanan air bersih b. Meningkatnya pelayanan air limbah c. Meningkatnya pelayanan drainase dan persampahan C. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang a. Meningkatnya jumlah kawasan yang sesuai dengan RTRW 28

40 DAERAH RAWAN AIR di JAWA TIMUR Berdasarkan peta cekungan air tanah Jawa Timur, maka daerah yang rawan air karena tidak adanya potensi air bawah tanah antara lain : a. Wilayah Madura : (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep) b. Wilayah Utara : (Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik) c. Wilayah Selatan : (Pacitan, Trenggalek) d. Di daerah tersebut juga kurang potensi air permukaannya (sungai/danau) PROGRAM PENANGANAN DAERAH RAWAN AIR Perencanaan program pembangunan yang diprioritaskan pada daerah rawan air khususnya yang belum terjangkau PDAM dan HIPPAM Pemberian bantuan teknis penyediaan dan pengelolaan air bersih berbasis komunitas (Program PAMSIMAS II) Penyediaan air bersih lintas kabupaten / kota yang melayani beberapa kabupaten / kota, sehingga daerah yang potensi sumber air bakunya sangat kecil tetap bisa mendapatkan pelayanan air bersih Peningkatan kemampuan stakeholder di daerah dalam penyediaan dan pengelolaan air bersih yang aman melalui pendekatan investasi bersama dalam penyediaan air bersih PROGRAM PAMSIMAS II Total 21 Kabupaten yang sudah mengirimkan surat minat untuk mengikuti program Pamsimas II. 8 Kabupaten sudah mengirimkan surat minat lengkap beserta data kesiapan pendanaan dan lokasi): Lamongan, Lumajang, Sumenep, Pasuruan, Magetan, Malang, Ngawi, Probolinggo. 13 Kabupaten hanya mengirimkan surat minat saja (belum dilengkapi kesiapan dana dan lokasi) : 29

41 Bangkalan, Bojonegoro, Bondowoso, Jember, Kediri, Mojokerto, Nganjuk, Pacitan, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Trenggalek, Tuban. SPAM REGIONAL JAWA TIMUR CLUSTER BESAR 1. SPAM Regional PANTURA memanfaatkan Sungai Bengawan Solo (Kab. Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik, dan Bangkalan) 2. SPAM Regional Lintas Tengah memanfaatkan Sungai Brantas (Kab./Kota Kediri, Kab. Ngajuk, dan Jombang) 3. SPAM Regional Malang Raya memanfaatkan Mata Air Ngepoh, Wendit, Waduk Karangkates. (Kab/Kota Malang dan Kota Batu) 4. SPAM Regional Umbulan memanfaatkan Mata Air Umbulan (Kab./Kota Pasuruan, Kab. Sidoarjo, Kota Surabaya, dan Kab. Gresik) 5. SPAM Regional Lintas Madura memanfaatkan Waduk dan Sungai (Kab. Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep) 6. SPAM Regional Timur (Kab. Situbondo, Bondowoso, Jember dan Banyuwangi) 7. SPAM Regional Selatan (Kab. Ponorogo, Trenggalek dan Tulungagung) SPAM REGIONAL JAWA TIMUR CLUSTER KECIL 1. Kab.Mojokerto Kab. Lamongan Kab. Gresik ( Sungai Brantas) 2. Kab. Malang Kab. Blitar ( Waduk Karangkates dan Sumber Taman) 3. Kab.Blitar Kota Blitar ( Sumber Rambutmonte dan Sumber Dandang) 4. Kab Madiun Kab. Nganjuk ( Waduk Bening ) 5. Kab Kediri Kab. Nganjuk Kab Jombang ( Sungai Brantas ) 6. Kab Probolinggo Kota Probolinggo - Kab. Lumajang (Sumber Ronggojalu ) 7. Kab Malang Kota malang Kota Batu ( Sumber Pitu ) 8. Cluster-Cluster lain (akan ditentukan kemudian). 30

42 KEUNTUNGAN DARI SPAM REGIONAL Adanya Bantuan Pembiayaan yang lebih terkoordinir o Intake (SDA) o IPA (Cipta Karya) o JDU (Pemprov) o SR ( Water Hibah ) Memfasilitasi Investasi Pembangunan SPAM (dapat di KPS kan) Pembangunan dan Pengelolaan SPAM akan lebih efektif, efisien dan ekonomis Tarif Air Curah akan lebih layak Memfasilitasi Pembangunan Jaringan Distribusi SR dan Tersier (dapat menggunakan Program MBR) Lahan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dapat disediakan oleh Pemprov Study-study dan DED jaringan Distribusi dapat difasilitasi Pemprov PDAM akan lebih fokus pada pelayanan distribusi penyediaan air minum kepada masyarakat Kemudahan dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Baku di Provinsi Jawa Timur Menghindari terjadinya konflik kepentingan antar daerah/institusi terkait dengan air baku PROGRES SPAM REGIONAL JAWA TIMUR CLUSTER KECIL 1. SPAM Regional Kab.Mojokerto Kab. Lamongan Kab. Gresik MoU telah dilakukan penandatanganan Tahap Awal Pembangunan Fisik (Intake 300 l/dt + Pipa Transmisi, IPA kap. 50 l/dt, Jaringan Pipa JDU tahap awal) telah selesai dilaksanakan pada akhir tahun 2012 DED telah selesai dilaksanakan Perijinan (Perhutani, Bina Marga Mojokerto dan Bina Marga Gresik) masih dalam proses 31

43 Kesiapan Lembaga : PDAB - PDAM 2. SPAM Regional Kab Madiun Kab. Nganjuk MoU telah dilakukan penandatangan Lahan dianggarkan tahun 2013 DED telah selesai dilaksanakan Perijinan (Perhutani, Bina Marga, Ijin Prinsip Bupati, SIPA) masih dalam proses 3. SPAM Regional Kab.Blitar Kota Blitar MoU telah dilakukan penandatangan Lahan dianggarkan tahun 2014 FS telah selesai dilaksanakan, DED dianggarkan pada TA 2013 Perijinan (Perhutani, Bina Marga, Ijin Prinsip Bupati, SIPA) masih dalam proses 4. SPAM Regional Kab. Malang Kota Malang Kota Batu Koordinasi dilaksanakan oleh Ditjen SDA MoU telah dilakukan penandatangan 5. SPAM Regional Kab. Kediri Kab. Nganjuk Kab. Jombang Masih dalam tahap persiapan MoU 6. SPAM Regional Kab. Malang - Kab. Blitar Masih dalam tahap persiapan MoU 7. SPAM Regional Kab. Probolinggo Kota Probolinggo Kab. Lumajang Masih dalam tahap persiapan MoU PROGRES SPAM REGIONAL JAWA TIMUR CLUSTER BESAR SPAM Regional UMBULAN Sumber Air Baku : Mata Air Umbulan Daerah Layanan : Kab. Pasuruan, Kota Pasuruan, Kab. Sidoarjo, Kota Surabaya, Kab. Gresik Skema Investasi : Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) 32

44 Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah membentuk Panitia Lelang o Sampai dengan saat ini telah ditetapkan 5 Calon Bidders yang lulus tahap Pra kualifikasi o Penyusunan Amdal (Sumber Mata Air dan Jalur Pipa Proyek KPS SPAM Umbulan) dilaksanakan pada TA o Proses Pengadaan Tanah dilaksanakan pada TA o Persiapan Proses Lelang dengan melengkapi seluruh Dokumen Lelang o Perjanjian antara PemProv Jatim dengan Kab/Kota masih dalam proses pembahasan o SPAM Regional PANTURA Studi Kelayakan (FS) SPAM Regional PANTURA direncanakan akan dianggarkan pada TA Usulan Alokasi Pendanaan Pekerjaan di Jalur Perpipaan Transmisi dari APBD melalui Dinas PU Cipta Karya dan Tata Ruang Prov Jatim TA 2014 sebesar Rp ,- 3. Program Pengembangan Kinerja Pembangunan Persampahan dan Drainase WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB PEMERINTAHAN KABUPATEN/ KOTA : a. menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi; b. menyelenggarakan pengelolaan sampah skala kabupaten/kota sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah; c. melakukan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yangdilaksanakan oleh pihak lain; 33

45 d. menetapkan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu, dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah; e. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah ditutup; dan f. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai dengan kewenangannya. Perencanaan sampah : 1. Pemerintah daerah harus membuat perencanaan penutupan tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya UndangUndang No. 18 tahun Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak berlakunya UndangUndang No. 18 tahun Pasal 26 UU NO : Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antar pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan sampah. Kerja sama dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama dan/atau pembuatan usaha bersama pengelolaan sampah. Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman kerja sama dan bentuk usaha bersama antardaerah diatur dalam peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri Pasal 27 NO : Pemerintah daerah kabupaten/kota secara sendiri sendiri atau bersamasama dapat bermitra dengan badan usaha pengelolaan sampah dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah. 34

46 Kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk perjanjian antara pemerintah daerah kabupaten/kota dan badan usaha yang bersangkutan. Tata cara pelaksanaan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan Eksisting Sampah : Dikelola oleh masing-masing Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota yang terdiri dari 9 kota and 29 kabupaten Rencana Sampah : direncanakan untuk dilakukan pengelolaan secara regional dan terpadu di 8 wilayah yaitu : 1. Greater Surabaya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) 2. Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu dan Kab. Malang) 3. Mojokerto (Kota Mojokerto dan Kab. Mojokerto) 4. Madiun ( Kota Madiun dan Kab. Madiun) 5. Kediri (Kota Kediri dan Kab. Kediri) 6. Blitar (Kota Blitar dan Kab. Blitar) 7. Pasuruan (Kota Pasuruan dan kab. Pasuruan) 8. Probolinggo (Kota Probolinggo dan Kab. Probolinggo) RENCANA SEDANG DILAKUKAN : 1. Greater Surabaya (Surabaya, Sidoarjo dan Gresik) 2. Perencanaan pengelolaan sampah diwilayah Greater Surabaya yang sudah dilakukan antara lain studi kelayakan, pemilihan teknologi serta kelayakan lokasi TPA terpadu. 3. Malang Raya (Kota Malang, Kota Batu dan Kab. Malang) 4. Saat ini sedang dilakukan identifikasi kelayakan teknis, kerjasama dan pengelolaan sampah terpadu di wilayah Malang Raya. 35

47 BAB IV PENUTUP

48 BAB IV PENUTUP Dari uraian permasalahan dan program pembangunan bidang perumahan dan permukiman di Jawa Timur, antara lain dapat disimpulkan bahwa capaian pelayanan (% penduduk terlayani) bidang permukiman (Air Bersih, Sampah, Air Limbah, dan Drainase) sampai dengan tahun 2012 masih relatif rendah terhadap target sesuai Nasional Action Plan/MDGs. Untuk memenuhi kebutuhan sesuai capaian pelayanan sampai dengan 2012 sesuai target ideal berdasarkan MDGs maupun GNPSR diperlukan dana yang sangat besar (+ 10 trilyun rupiah) sedangkan berdasarkan kemampuan alokasi pendanaan dari APBN, APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota secara rata-rata maksimum hanya + 15 % dari total kebutuhan dana. Dengan demikian target capaian pelayanan bidang permukiman sampai dengan akhir periode perencanaan tahun 2013 dijustifikasi secara realistis hanya 15 % dari target ideal. Selain itu permasalahan perumahan dan permukiman tidak cukup hanya diselesaikan melalui manajemen pembangunan infrastruktur, namun perlu didukung dengan manajemen konservasi lingkungan untuk mempertahankan sumber daya alam melalui penataan ruang secara komprehensif. Berdasarkan komposisi alokasi dana pemerintah pada 2 tahun terakhir, maka guna menjamin konsistensi terlaksananya program sesuai dokumen 36

49 perencanaan pembangunan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur ini perlu didukung dengan komitmen pendanaan pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota dengan proporsi prosentase : 35 : 25 : 40. Untuk selanjutnya Renja merupakan sarana evaluasi dan pengendalian yang sangat efektif agar pelaksanaan pembangunan pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur, merupakan landasan dan pedoman guna penyusunan Rencana Kerja Tahunan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian perlu dilakukan sinkronisasi dengan Rencana Strategis bidang permukiman yang disusun oleh dinas terkait pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 37

RENCANA KERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL.... iii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 30 Januari 2014 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROPINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Surabaya, 30 Januari 2014 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROPINSI JAWA TIMUR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan hidayahnya semata, Laporan Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan hidayahnya semata, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 30 Januari 2014 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROPINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Surabaya, 30 Januari 2014 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROPINSI JAWA TIMUR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas rahmat dan hidayahnya semata, Laporan Akuntanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, April 2014 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROPINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Surabaya, April 2014 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROPINSI JAWA TIMUR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata ala atas rahmat dan hidayahnya semata, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Surabaya, 31 Desember 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

Surabaya, 31 Desember 2016 KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Rencana dan Strategi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun

KATA PENGANTAR Rencana dan Strategi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun KATA PENGANTAR Rencana dan Strategi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur tahun 2014-2019 1 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata ala atas rahmat dan hidayahnya

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA KINERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KINERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2015 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA KINERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KINERJA (RENJA) PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG PROVINSI JAWA TIMUR DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Berikut dijelaskan tentang tugas pokok dan fungsi, profil, visi misi, dan keorganisasian Badan Ketahanan Pangan

Lebih terperinci

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan

IV.B.7. Urusan Wajib Perumahan 7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas

Lebih terperinci

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN EVALUASI/FEEDBACK PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN MALANG, 1 JUNI 2016 APLIKASI KOMUNIKASI DATA PRIORITAS FEEDBACK KETERISIAN DATA PADA APLIKASI PRIORITAS 3 OVERVIEW KOMUNIKASI DATA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota TAHUN LAKI-LAKI KOMPOSISI PENDUDUK PEREMPUAN JML TOTAL JIWA % 1 2005 17,639,401

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur merupakan salah satu unit pelaksana induk dibawah PT PLN (Persero) yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PERUMAHAN, PENATAAN RUANG DAN KEBERSIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Misi adalah rumusan umum mengenai

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN (KSNP-SPALP)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN.. 2 1.1 Latar Belakang 2 1.2 Landasan Hukum.. 4

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan pendekatan regional dalam menganalisis karakteristik daerah yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun 2014 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 1

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan Tahun 2014 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Timur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Catatan atas laporan keuangan merupakan salah satu laporan yang harus disusun oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka menyajikan laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN SOLOK DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK Jl. Lintas Sumatera Km 20 Telp. (0755) 31566,Email:pukabsolok@gmail.com RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SOLOK TAHUN 2015 AROSUKA

Lebih terperinci

P E N U T U P P E N U T U P

P E N U T U P P E N U T U P P E N U T U P 160 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura P E N U T U P 4.1. Kesimpulan Dasar pengembangan kawasan di Jawa Timur adalah besarnya potensi sumberdaya alam dan potensi

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto.

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR. Arif Mudianto. EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PELAYANAN BIDANG SARANA DAN PRASARANA DASAR KABUPATEN KUTAI TIMUR Oleh : Arif Mudianto Abstrak Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KEPADA PROVINSI JAWA TIMUR DAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya

Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. No.606, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Disampaikan dalam Acara: World Café Method Pada Kajian Konversi Lahan Pertanian Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan Surabaya, 26 September 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM BINA

Lebih terperinci

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012 OLEH : Drs. MUDJIB AFAN, MARS KEPALA BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI JAWA TIMUR DEFINISI : Dalam sistem pemerintahan di Indonesia

Lebih terperinci

RENJA K/L TAHUN 2016

RENJA K/L TAHUN 2016 RENJA K/L TAHUN 2016 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DAFTAR ISI 1. FORMULIR I 2. FORMULIR II a) SEKRETARIAT JENDERAL b) INSPEKTORAT JENDERAL c) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN d) BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

MATERI POK BULAN APRIL 2017

MATERI POK BULAN APRIL 2017 MATERI POK BULAN APRIL 2017 BIDANG SARANA PRASARANA PERMUKIMAN DAN BANGUNAN GEDUNG DINAS PU BINA MARGA DAN CIPTA KARYA PROVINSI JAWA TENGAH Program Peningkatan Kinerja Pengelola Air Minum dan Sanitasi

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA TATA RUANG KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN JOMBANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,

Lebih terperinci

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016 Realisasi belanja APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-provinsi Jawa Timur Oktober 2016 PROVINSI KABUPATEN/KOTA Provinsi Gorontalo Provinsi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG TIM PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA INVESTASI NON PMDN / PMA PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2006 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu menunjukkan ketidak berhasilan dan adanya disparitas maupun terjadinya kesenjangan pendapatan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 \ PERATURAN NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya

Lebih terperinci

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA

KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2015-2019 DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 LANDASAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM disampaikan oleh Direktur Pengembangan SPAM pada: Sosialisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum TA 2019 Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PERHUBUNGAN DAN LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM

Lebih terperinci

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan 5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan TUJUAN SASARAN STRATEGIS TARGET KET URAIAN INDIKATOR TUJUAN TARGET TUJUAN URAIAN INDIKATOR KINERJA 2014 2015 2016 2017 2018 1 2 3 4 6 7 8 9 10 13 Mendukung Ketahanan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT.

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Disampaikan oleh: Ir. Rina Agustin Indriani, MURP Sekretaris

Lebih terperinci

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN 2016-2035 DI SAMPAIKAN PADA: KONSULTASI PUBLIK AIR LAUT SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER AIR BAKU KOTA BALIKPAPAN BALIKPAPAN, 30 MARET 2017 1

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur TOTAL SKOR INPUT 14.802 8.3268.059 7.0847.0216.8916.755 6.5516.258 5.9535.7085.572 5.4675.3035.2425.2185.1375.080 4.7284.4974.3274.318 4.228 3.7823.6313.5613.5553.4883.4733.3813.3733.367

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA CABANG DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan STRATEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi sesungguhnya masih menjadi isu strategis di Indonesia. Tidak hanya di tingkat masyarakat, namun juga pada sisi para pengambil

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT. Dana Alokasi Khusus. Perumahan dan Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas sanitasi Tahun 0 06 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari masing-masing

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA DRG LILI APRILI ANT I KEPAL A SEKS I KESE H ATAN DASAR DAN PENUNJAN G Pertimbangan Penyusunan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang sebagai pelaksanaan Bidang Pekerjaan Umum Khususnya Bidang Keciptakaryaan merupakan Bidang yang mempunyai peran

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN BADAN KOORDINASI WILAYAH PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor

2 dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-undang Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 204, 2014 KEMENPERA. Dana Alokasi Khusus. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota.

PEMERINTAH. sumber daya air pada wilayah sungai kabupaten/kota. - 20 - C. PEMBAGIAN URUSAN AN PEKERJAAN UMUM 1. Sumber Daya Air 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan nasional sumber daya air. 2. Penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017 DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) INFRASTRUKTUR PUBLIK TAHUN ANGGARAN 2017 NO. KEGIATAN TARGET DANA LOKASI Total DAK Infrastruktur Publik

Lebih terperinci

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 61/09/35/Tahun XI, 2 September 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI JAWA TIMUR (ANGKA SEMENTARA) JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 SEBANYAK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : TANGGAL : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tercapainya kondisi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1 1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah

Lebih terperinci

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016

PEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016 Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan

Lebih terperinci

2.1 Visi Misi Sanitasi

2.1 Visi Misi Sanitasi Penyiapan kerangka pembangunan sanitasi adalah merupakan milestone kedua dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) dimana didalamnya terdapat sebuah tahapan yaitu formulasi visi misi. Berdasarkan Permendagri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masalah Sanitasi, khususnya sanitasi di perkotaan adalah isu yang sampai hari ini belum terselesaikan secara maksimal bahkan sehingga sangat memerlukan perhatian semua

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH I. UMUM Bahwa bumi air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

Lebih terperinci