GUNASTRI SKRIP KARYA SENI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GUNASTRI SKRIP KARYA SENI"

Transkripsi

1 GUNASTRI SKRIP KARYA SENI OLEH : NAMA : NI PUTU AYUK AGUSTINI NIM : PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 010

2 GUNASTRI SKRIP KARYA SENI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S-1) OLEH : NAMA : NI PUTU AYUK AGUSTINI NIM : PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 010 i

3 GUNASTRI SKRIP KARYA SENI Disetujui untuk diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S-1) MENYETUJUI : Pembimbing Pembimbing Ida Ayu Trisnawati, SST., M.Si Ni Nyoman Manik Suryani,SST.,M.Si NIP NIP ii

4 SKRIP KARYA SENI Skrip Karya Seni ini telah diuji dan dinyatakan sah oleh Panitia Penguji Tugas Akhir Sarjana Seni (S1), Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar, pada : Hari/Tanggal : Senin, 31 Mei 010 Ketua : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (.) NIP Sekretaris : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP.,M.Hum (.) NIP Dosen Penguji : 1. I Nyoman Cerita, SST., MFA (.) NIP Tri Haryanto, S.Kar., M.Si (.) NIP Ida Ayu Trisnawati, SST., M.Si (.) NIP Disahkan pada tanggal :... Mengetahui Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar Ketua Jurusan Tari ISI Denpasar I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn I Nyoman Cerita, SST., MFA NIP NIP iii

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat dan karunia-nyalah penulisan skrip karya tari yang berjudul Gunastri dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skrip karya tari ini merupakan uraian dari garapan tari Gunastri yang diujikan sebagai salah satu syarat untuk menempuh sarjana seni program Strata Satu (S1) di Institut Seni Indonesia Denpasar. Penata menyadari sepenuhnya, tanpa bantuan dan kerjasama dari pihak yang terkait kegiatan ini tidak akan terlaksana sesuai dengan harapan. Dalam kesempatan yang baik ini tidak lupa disampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. I Wayan Rai S, MA., selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar telah memberikan kesempatan dan kemudahan dalam penggunaan fasilitas yang tersedia.. Bapak I Ketut Garwa, S.Sn. M.Sn selaku Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar yang telah memberikan fasilitas. 3. Bapak I Nyoman Cerita, S.ST., MFA, selaku Ketua Jurusan Seni Tari Institut Seni Indonesia Denpasar yang selalu memberikan dorongan serta semangat untuk menyelesaikan garapan karya tari Gunastri Bapak I Ketut Sariada SST. selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi dari mulai terdaftar sebagai mahasiswa hingga menyelesaikan pendidikan di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. iv

6 4. Dosen pengajar mata kuliah Bimbingan Penulisan Skrip yang telah memberikan materi tentang cara penulisan skrip dan memberikan kesempatan lebih awal dalam tugas pembuatan proposal. 5. Ibu Ida Ayu Trisnawati, SST., M.Si, selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah membantu dalam proses karya seni dan skrip karya tari Gunastri 6. Ibu Ni Nyoman Manik Suryani, SST., M.Si, selaku Pembimbing Ujian Tugas Akhir yang telah membantu dalam proses karya seni dan skrip karya tari Gunastri 7. Bapak I Nyoman Sura, S.Sn, yang selaku dosen yang bersedia memberikan bantuan dalam rancangan kostum tari Gunastri. 8. Panitia ujian tugas akhir ISI Denpasar periode 009/ I Ketut Adiyasa, S.Sn, yang telah membantu dalam penggarapan musik iringan tari Gunastri. 10. I Nyoman Juanda Putra S.sn, yang selalu memberikan dorongan atau semangat untuk menyelesaikan karya tari dan skrip karya tari Gunastri 11. Para pendukung tari IGA Tyas Swistadewi, Ni Komang Tri Indrayani, Ni Komang Ary Basma Prayadni, Ni Made Yuliasih, Ni Wayan Okta Ningsih, pendukung musik iringan Sekaa Gong Yowana Sudha Citha Banjar Apuan Singapadu Sukawati Gianyar dan stage crew yang telah meluangkan waktu untuk membantu menyukseskan garapan ini. 1. Bapak Lila, yang bertugas di bagian tata lampu yang telah membantu dalam proses pementasan karya tari Gunastri v

7 13. Keluarga tercinta yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam berbagai macam bentuk yang mampu mempermudah proses garapan ini. 14. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam menyelesaikan tugas akhir. Penata menyadari bahwa skrip karya seni dan karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu dalam kesempatan ini dengan kerendahan hati dimohon saran dan kritik yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan selanjutnya. Semoga apa yang dipersembahkan dapat bermanfaat. Denpasar, Mei 010 Penata vi

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii iv vii ix x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ide Garapan Tujuan Garapan Manfaat Garapan Ruang Lingkup... 5 BAB II KAJIAN SUMBER Sumber Literatur Sumber Audio Visual Sumber Wawancara BAB III PROSES KREATIVITAS Tahap Eksplorasi (Penjajagan) Tahap (Improvisasi) Tahap Forming (Pembentukan) vii

9 BAB IV WUJUD GARAPAN Deskripsi Garapan Analisa Pola Struktur Analisis Estetis Analias Simbol Analisa Materi Analisa Penyajian... 8 BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN viii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Denah Stage Gambar Arah Hadap Penari Gambar 3 Foto Kostum Penari Tampak Depan Sebagai Gadis Desa Gambar 4 Foto Kostum Penari Tampak Belakang Sebagai Gadis Desa Gambar 5 Foto Kostum Penari Gadis Desa Membawa Properti Sapu Gambar 6 Foto Kostum Penari Tampak Depan Sebagai Gadis Kota Gambar 7 Foto Kostum Penari Tampak Belakang Sebagai Gadis Kota Gambar 8 Tata Rias Wajah Penari ix

11 DAFTAR TABEL Tabel 1 Kegiatan Proses Kreativitas Karya Tari Kreasi Gunastri Tabel Pola Lantai, Lighting, Suasana dan Uraian Gerak x

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang paling dasar dan paling tua. Melalui tubuh manusia memikirkan dan merasakan ketegangan-ketegangan dan ritmeritme alam sekitarnya dan selanjutnya menggunakan tubuh sebagai instrument, kemudian mengekspresikan respon-respon perasaannya kepada alam sekitarnya. Lewat struktur, persepsi-persepsi dan perasaan- perasaannya ia menciptakan tari. Melalui Tari ia dapat berhubungan dengan sesamanya dan dunianya. 1 Seni pertunjukan di Bali, khususnya seni tari sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, dengan terbukti bermunculan karya - karya tari kreasi baru yang menghiasi seni pertunjukan Bali. Tari dapat berfungsi selain dalam upacara keagamaan dan adat istiadat bisa juga sebagai sarana untuk mengungkapkan kegembiraan atau untuk pergaulan dan dapat juga sebagai seni tontonan seperti tari kreasi baru. Tari kreasi baru adalah jenis tarian yang telah diberi pola garapan baru, tidak lagi terikat pada pola-pola yang telah ada, lebih menginginkan kebebasan dalam hal ungkapan sekalipun rasa gerakannya berbau tradisi. Tari kreasi baru dewasa ini, khususnya di Bali sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Lahirnya garapan Tari kreasi yang merupakan ekspresi jiwa senimannya, tidak 1 Alma M. Hawkins, Mencipta Lewat Tari ( Creating Though Dance ). I Wayan Dibia, Sinopsis Tari Bali, Denpasar : Sanggar Tari Bali Waturenggong. 1

13 jarang juga lahir dari bentuk-bentuk tradisi maupun dari bentuk tari klasik yang sudah ada. Sehubungan dengan hal tersebut, maka timbul keinginan untuk menggarap tari kreasi baru yang bertemakan kerakyatan. Tema ini dipilih karena penata ingin menciptakan garapan tari yang dapat memberi suasana baru dan dinamis sesuai dengan karakternya, dimana garapannya masih berpijak pada pola-pola tradisi. Garapan ini terinspirasi dari melihat kehidupan remaja putri masa kini, yang pada umumnya rasa ingin hidup bebas, bergaul dengan siapa saja baik dengan sesama maupun lawan jenisnya. Rasa ingin tahu terhadap suatu yang baru sangat besar dan tidak suka dikekang. Alasan lain diangkatnya pergaulan remaja dalam bentuk karya tari ini, karena perubahan pola hidup sebagian remaja putri khususnya, yang terpengaruh dengan pergaulan kota, sehingga terjerumus dalam pergaulan bebas. Disamping itu adanya pengaruh teknologi yang disalah artikan oleh remaja khususnya remaja putri. Tari kreasi ini digarap untuk menyelesaikan studi S-1 di Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar. Judul dari garapan tari ini adalah Gunastri. Dalam bahasa Jawa Kuno Guna berarti sifat, jenis (sifat khas semua mahluk), Stri berarti wanita. 3 Berdasarkan wawancara tanggal 19 April 010, menurut I Guru Anom, Gunastri berarti karakter atau sifat dari seorang wanita. Jadi kalau dikaitkan ke dalam garapan ini tari Gunastri menceritakan tentang perubahan sifat dari seorang gadis desa yang mencari pengalaman baru ke kota, dimana dulunya dia bersifat kalem dan lugu, namun karena adanya pengaruh 3 P.J.Zoetmulder, Kamus Jawa Kuno Indosesia,PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta Hal.316.

14 lingkungan di kota ia mulai senang bergaul, gemar bersolek dan genit. Tarian ini akan lebih menonjolkan kesan monyer. Menurut kumpulan cerpen remaja yang berjudul Selamat Datang Cinta dijelaskan bahwa masa remaja adalah masa terindah setiap manusia, karena di masa ini seseorang manusia benar-benar masih murni dalam kebahagiaan, tanpa beban pikiran yang macam -macam, tanpa tanggung jawab yang begitu besar yang harus dipikulnya, bukan berarti masa remaja adalah masa tanpa ada permasalahan, hanya tingkat permasalahannya tidak seberat orang dewasa. Dunia remaja adalah suatu dunia dimana seseorang biasanya mulai terbuka matanya secara utuh, dalam arti dia mulai mengenal dunia luar. Dunia ini sering kali dikenal ketika menginjak masa SMP, dimasa inilah kita harus pintar-pintar untuk membawa diri, karena emosinya masih labil dan mudah untuk dipengaruhi dan apabila salah pergaulan akan berdampak negatif. 1. Ide Garapan Dalam menciptakan sebuah garapan tari, diperlukan kematangan dari suatu ide yang nantinya akan memudahkan dalam berproses untuk membuat suatu garapan. Ide adalah rancangan yang disusun di dalam pikiran, ide bisa muncul dari melihat atau mengalami kejadian yang terjadi di lingkungan sekitar, baik dari alam, maupun permasalahan pribadi. 4 Terkait dengan hal itu ide garapan ini ingin menampilkan karakter dari seorang remaja putri yang selalu ceria, senang bergaul, dan memiliki gejolak emosi yang sulit dikendalikan, rasa ingin 4 W.J.S.Poerwadarminta,1979,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,p. 3

15 mencoba sesuatu yang baru cukup besar, di sini akan lebih menonjolkan kesan monyer. Tarian ini berbentuk tari berkelompok, ditarikan 6 (enam) orang penari putri, yang bertemakan kerakyatan, dan masih berpijak pada pola-pola tradisi. Penata tertarik untuk mengemasnya ke dalam sebuah karya tari kreasi baru yang berjudul Gunastri, Garapan ini tidak memakai struktur tari seperti Pepeson, Pengawak, Pengecet, Pekaad. Tetapi menggunakan Bagian yang terdiri dari 5 (lima) bagian. Garapan tari ini diiringi gamelan Gong Kebyar dan dipentaskan di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar. 1.3 Tujuan Garapan Segala sesuatu yang kita lakukan pasti mempunyai tujuan tertentu, sama halnya dalam menciptakan sebuah karya setiap penata pasti mempunyai tujuan agar nantinya. Tanpa tujuan garapan tersebut akan menjadi kosong tanpa makna. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam garapan ini ada yaitu tujuan umum dan tujuan khusus Tujuan Umum 1. Mengajak penikmat untuk meningkatkan apresiasi dan mengembangkan imajinasi dalam menyimak atau menyaksikan garapan berdasarkan dengan apa yang dilihat dan didengar sesuai kemampuan daya imajinasi masingmasing.. Menambah pembendaharaan karya seni tari yang bernuansa pergaulan remaja. 4

16 1.3. Tujuan Khusus 1. Sebagai persyaratan untuk mencapai gelar sarjana seni (S-1) di Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.. Untuk menuangkan ide yang ada dalam diri penata menjadi sebuah wujud komposisi tari kreasi baru dengan judul Gunastri. 3. Untuk membangun serta mengukur potensi kreatif yang penata miliki sebagai seorang koreografer. 1.4 Manfaat Garapan Adapun Manfaat yang ingin dicapai dalam garapan ini adalah : 1. Garapan ini diharapkan bisa bermanfat dan nantinya bisa digunakan sebagai referensi dalam menciptakan tari kreasi baru.. Menambah pengalaman penata dalam menciptakan sebuah karya tari kreasi baru. 3. Membantu proses pematangan profesionalisme kesenimanan yang penata miliki sehingga nantinya akan lebih siap ketika akan berhadapan langsung dengan masyarakat. 1.5 Ruang lingkup Ruang lingkup dari garapan ini terfokus pada perjalanan remaja putri yang dulunya hidup di Desa, ingin mencoba suasana yang baru dengan beralih ke kota sambil mencari jati diri. Di sini akan lebih menekankan karakter monyer, yang selalu ceria, suka bergaul, bersolek. Tarian ini ditarikan oleh 6 (enam) orang 5

17 penari putri, dan diiringi oleh seperangkat gambelan gong kebyar yang di tata oleh I Ketut Adiyasa S.Sn. Durasi waktu yang digunakan adalah ± 11 menit. Penata kostum I Nyoman Sura, SSn. Struktur garapan ini terdiri dari 5 (lima) bagian. 6

18 BAB II KAJIAN SUMBER Dalam sebuah garapan karya tari selalu diperlukan beberapa buku untuk menunjang karyanya, baik yang berupa sumber pustaka (literatur), hasil wawancara, maupun rekaman audio visual yang dicantumkan sebagai acuan dari penulisan skrip karya garapan ini. Adapun sumber-sumber yang dimaksud adalah sebagai berikut :.1 Sumber Pustaka Sumber tertulis yang mendukung atau yang menjadi sumber lahirnya dari garapan ini adalah Kumpulan Cerpen Remaja yang berjudul Selamat Datang Cinta yang ditulis oleh N.A. Huda. Kumpulan cerpen itu membahas tentang masa remaja adalah masa terindah setiap manusia, karena dimasa ini seorang manusia benar-benar masih dalam kebahagiaannya, tanpa ada beban pikiran yang macammacam, tanpa tanggung jawab hidup yang besar dan harus dipikulnya, bukan berarti masa remaja adalah masa tanpa ada permasalahan, hanya tingkat permasalahannya tidak seberat orang-orang dewasa atau para orang tua. Dunia remaja adalah suatu dunia dimana seseorang biasanya mulai terbuka matanya sacara utuh, dalam arti dia mulai mengenal dunia yang luas, rasa ingin bebas tidak suka dikekang dan rasa ingin mencoba sesuatu yang baru pun muncul, tanpa memikirkan baik buruk apa yang dilakukan sehingga bisa berdampak negatif. Kaja dan Kelod Tari Bali Dalam Transisi, yang ditulis oleh I Made Bandem dan Frederik de Boer, yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh I Made 7

19 Marlow Makaradhwaja Bandem, diterbitkan oleh Badan Penerbit ISI, Yogyakarta, 004, dalam buku ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai tari Bali, yang mencakup penjelasan, penggolongan,sejarah dan analisis dari berbagai macam genre tari Bali.Manfaat yang didapat dari buku ini adalah informasi yang akurat mengenai gambaran tari Bali seutuhnya, sehingga penata mendapat yang jelas mengenai refrensi tari yang dapat mendukung terciptanya garapan ini. Etnologi Tari Bali yang ditulis oleh Prof. Dr. I Made Bandem, diterbitkan oleh dalam kerjasama dengan Forum Apresiasi Kebudayaan Denpasar Bali, tahun Buku ini memaparkan sumber gerak, bentuk dan aspek luar. Alam lingkunganlah yang memberi inspirasi sehingga para pencipta tari sanggup menghasilkan tari yang kaya akan perbendaharaan gerak (menirukan gerak flora, menirukan gerakan binatang, gerak manusia sehari-hari) yang dikreasikan secara estetis. Buku Pengetahuan Elementer Tari dan Beberapa Masalah Tari. Diterbitkan oleh Direktorat Kesenian Proyek Penembangan Kesenian Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta tahun Dalam buku ini dijelaskan tentang komposisi kelompok, koreografi tari, tari rakyat, tema dan lain lain. Buku ini sangat bermanfaat dalam proses penggarapan Tari Gunastri, terfokus pada pengolahan tari kelompok. Mencipta Lewat Tari yang ditulis oleh Alma M. Hawkins tahun Buku ini memaparkan bagaimana tari sebagai suatu pengalaman kreatif, pengembangan kreatif, meningkatkan kesadaran estetis, bergerak dengan kontrol (sifat gerak, 8

20 prinsip-prinsip gerak, prinsip kompensasi bebas, kekuatan gerak dari instrumen, kecukupan instrumen), menciptakan dengan bentuk, menilai komposisi tari, mempola pengalaman tari, menyajikan dan mengevaluasi pengalaman tari. Buku ini memberikan pemahaman bagaimana tubuh kita bergerak sesuai dengan rasa dalam diri dan hal ini dapat dilihat dari proses bagaimana melihat, merasakan, menghayal, mengejawantahkan dan pembentukan ke dalam sebuah karya seni. Bergerak Menurut Kata Hati yang ditulisoleh I Wayan Dibia (judul asli : Moving from Within : A new method for dance making, yang ditulis oleh Alma M. Hawkins) dengan penerbit Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia (MSPI), Jakarta tahun 003. Buku ini menjelaskan tentang pengalaman bagaimana cara mengungkapkan, dengan proses melihat, merasakan, menghayal, mengejawantahkan dan pembentukan ke dalam sebuah karya seni. Manfaat yang penata dapatkan adalah penjelasan mengenai bagaimana tubuh kita bergerak sesuai dengan rasa dalam diri, hal ini sangat diperlukan penata karena garapan penata memerlukan penjiwaan dan interpretasi yang tepat terhadap karakter dan gerak seorang perempuan genit. Buku Mengenal Beberapa tari-tari Rakyat di Bali oleh Wayan Dibia, S.ST yang diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Institut Kesenian Jakarta Sub/Bagian Proyek ASTI Denpasar, 1978/1979. Buku ini mengulas tentang pengertian tari rakyat, ciri-ciri tari rakyat serta jenis dan fungsinya. Dari buku ini, penata mendapat inspirasi untuk mengartikan bahwa tari rakyat itu gerak-gerik tarinya sederhana dan tidak terlalu terikat oleh pola-pola tertentu dan bersifat humoris. Dari buku ini juga penata mendapat inspirasi untuk mengartikan apa itu 9

21 tari yang bersifat kerakyatan yang dipakai sebagai pedoman dalam membuat tari Gunastri.. Sumber Audio Visual Beberapa sumber audio Visual yang memperkuat penggarapan Tari Gunastri adalah : Tari Sekar Jalir yang direkam pada saat Ujian Karya Seni 005, dari garapan tersebut penata tertarik akan suasana kerakyatan dimana kostum yang digunakan warana cerah dan akan memperlihatkan kesan monyer yang sesuai dengan konsepnya. Menonton sinetron di SCTV yang berjudul Pergi Ilana, Ilani menanti dalam sinetron ini diceritakan kehidupan remaja putri yang dulunya tinggal di Desa kemudian pindah ke kota untuk mencari pekerjaan, kemudian terjerumus karena pergaulan..3 Sumber Wawancara Wawancara dengan Bapak I Gede Anom Ranuarta, S.Pd. pada tanganggal: 19 April 010, di kampus ISI Denpasar mengenai judul karya. 10

22 BAB III PROSES KREATIVITAS Setiap koreografer atau penata tari di dalam menggarap sebuah tarian sudah tentu mempunyai tahap-tahap dalam memproses suatu garapan tari tentu saja akan berbeda dengan seniman lain. Dalam menciptakan sebuah karya seni khususnya seni tari sangatlah tidak mudah, sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki oleh seniman tersebut. Kesulitan dalam proses menciptakan suatu garapan tari akan memerlukan waktu yang cukup lama. Seperti halnya dalam proses penciptaan karya tari Gunastri ini memerlukan waktu kurang lebih 7 (tujuh) bulan yaitu di mulai bulan Nopember 009 Mei 010 dapat diuraikan sebagai berikut : Pada bulan Nopember 009 sampai dengan awal Januari 010 diadakan pencarian data, ide, konsep dan ujian proposal rancangan garapan, yang diuji oleh beberapa dosen pembimbing. Proses penggarapan tari Gunastri ini menggunakan beberapa tahapan kerja agar lebih mudah dalam penggarapan, kemudian mulai mengambil langkah-langkah atau tahap-tahap dan segera menyusun bagian demi bagian tahap tersebut, sehingga terbentuk satu kesatuan bentuk karya seni. Adapun beberapa tahapan kerja yang dilakukan yaitu: Tahap Penjajagan (Eksplorasi), Tahap Percobaan (Improvisasi), dan Tahap Pembentukan (Forming). 5 5 Soedarsono. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta:Akademika Seni 11

23 3.1 Tahapan Penjajagan (Eksplorasi) Tahapan Penjajagan sudah dimulai sejak perkuliahan Koreografi VI semester VII dengan menampilkan garapan ini walaupun tidak secara utuh. Langkah awal dalam proses garapan tari Gunastri ini merupakan tahap pencarian dalam sumber ide konsep garapan yang akan dituangkan ke dalam karya tari. Pada tanggal 16 Januari 010 pemberitahuan pengumpulan proposal yang akan diujikan pada tanggal 18 Januari 010. Pada tanggal 1 Januari 010 diadakan wawancara dengan Guru Anom mahasiswa pedalangan menanyakan tentang judul yang akan dipakai karena terjadi perubahan judul. Tentunya terlebih dahulu ide dan konsep dari garapan, sehingga diperoleh judul yang digunakan dalam karya tari ini yaitu Gunastri. Gunastri berasal dari dua kata yaitu guna dan stri. Guna berarti sifat, stri berarti wanita, jadi Gunastri adalah karakter atau sifat dari seorang wanita, dan kalau dituangkan ke dalam garapan ini Gunastri menceritakan tentang perubahan sifat dari seorang gadis desa yang mencari pengalaman baru ke kota. Dimana dulunya dia bersifat kalem dan lugu, namun karena adanya pengaruh lingkungan di kota ia mulai senang bergaul, gemar bersolek dan genit. Tarian ini akan lebih menonjolkan kesan monyernya. Setelah ide dan konsep didapat, pendukung tari dan karawitan juga sangat membantu terwujudnya sebuah garapan tari Gunastri, dalam hal ini penata menentukan pendukung antara lain memilih mahasiswa IKIP dan mahasiswi ISI sebagai pendukung tari yang dianggap cocok dan mampu membawakan tarian Gunastri yang mana tarian ini akan lebih menonjolkan kesan monyer. Adapun penata iringan dari tarian ini adalah I Ketut Adiyasa, S.Sn dari Sukawati yang 1

24 mempergunakan gamelan gong kebyar sebagai pengiring tari. Setelah penata musik ditentukan, penata mencari hari baik untuk memulai proses dalam sebuah garapan yang mana disebut nuasen. Pada tanggal Februari 010 dilakukan upacara Nuasen dengan penabuh (pendukung kerawitan) di Pura Desa Banjar Apuan Singapadu Gianyar. Sedangkan pada tanggal 3 Maret 010 dilakukan nuasen dengan pendukung tari di Pura Ardhanaraswari yang bertempat tinggal di ISI Denpasar. 3. Tahapan Percobaan (Improvisasi) Tahap percobaan ini merupakan penuangan ide garapan kedalam wujud tari. Sebelum proses latihan dimulai terlebih dahulu penata menjelaskan kepada para pendukung tentang judul, ide dan konsep garapan yang akan dituangkan. Hal ini juga penata sampaikan kepada penata iringan sehingga musik iringan dapat menyatu dengan tari. Kemudian dimulai latihan bersama pendukung dengan penuangan gerak yang penata telah buat dan mencari gerakan spontanitas sesuai dengan karakter garapan yang ditonjolkan, dengan tujuan agar pendukung dapat memahami karakter yang diinginkan. Dalam tahap percobaan ini penata mendapatkan hambatan karena kemampuan dari masing-masing pendukung tari tidak sama sehingga menyulitkan dalam menuangkan gerak dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Pada hari Kamis, tanggal 5 Maret 010, bimbingan skrip karya Bab I-Bab II, Kamis, tanggal 8 April 010 bimbinagn Skrip karya Bab I-Bab II perbaikan. Senin, tanggal 1 April 010 bimbingan skrip karya Bab III. Senin, 6 April 010 bimbingan skrip karya Bab III dan Bab IV. Senin tanggal 3 13

25 April 010 perbaikan Bab III, Rabu tanggal 5 Mei 010 perbaikan Bab IV, Kamis 6 April 010 bimbingan Bab V. 3.3 Tahap Pembentukan (Forming) Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dalam memberi kesan dan bentuk yang akan diangkat agar mendapatkan hasil garapan. Pada tahap pembentukan tari Gunastri ini disesuaikan dengan ide serta motif-motif gerak yang telah dapat dilakukan dengan membentuk bagian perbagian. Pada tanggal 30 Maret 010 sudah mulai latihan dengan pendukung, dan sekaligus membuat jadwal latihan yang pasti agar nantinya pendukung bisa membagi waktunya. Pada tanggal 1 April 007, sudah mulai merangkai gerak Bagian pertama yang diambil dari gerak yang dulu dpakai pada saat ujian komposisi. Pada tanggal April mulai merekam musik iringan pada bagian pertama dan bagian kedua, dan tanggal 3-5 latihan bersama pendukung tari yang dimulai dengan materi gerak bagian pertama, bagian kedua, dilanjutkan dengan pencarian gerak selanjutnya. Pada tanggal tanggal 6 April 010 di lakukan bimbingan karya seni dengan dosen pembimbing, dan memperlihatkan gerakan dari bagian pertama sampai bagian ketiga. Pada saat bimbingan dosen pembimbingan memberikan masukanmasukan mengenai ada beberapa gerakan yang kurang tepat dengan musik. Pada tanggal 9 April 010 melakukan voting kustum bersama Pak Sura mengukur badan masing-masing penari, agar nantinya kostum yang digunakan 14

26 bisa pas pada badan penari. Pada hari Selasa, 6 April 010 bimbingan karya bagian I, Kamis, 15 April 010 bimbingan karya bagian I dan II, tanggal April 010 bimbingan perbaikan bagian I dan II, Kamis, 9 April 010 perbaikan pola lantai dan bimbingan bagian III, Kamis, 6 Mei 010 bimbingan karya bagian I, II, III, IV, V, Minggu, 9 Mei 010 bimbingan pola lantai dan memantapkan gerak, gladi bersih pada hari Minggu, 16 Mei 010, latihan dengan penabuh, Senin, 17 Mei 010, ujian TA tanggal 4 Mei

27 Tabel 1 Kegiatan Proses Kreativitas Karya Tari Kreasi Gunastri Tahap-tahap Januari Februari Maret April Mei Ujian Proposal Kegiatan Tahap Penjajagan Tahap Percobaan Tahap Pembentukan X O Keterangan : = Ujian Proposal = Latihan ringan selama ± 1 jam sehari = Latihan sedikit padat selama ± jam (1-) kali seminggu = Latihan padat ± -3 jam sehari (3 x seminggu) X O = Gladi Bersih = Ujian pementasan karya seni 16

28 BAB IV WUJUD GARAPAN Wujud garapan adalah rangkaian keseluruhan unsur-unsur tari yang terdiri dari jalinan-jalinan gerak tari, tata busana, tata rias, iringan tari dan tata lampu yang membutuhkan satu-kesatuan yang utuh, sehingga dapat dinikmati oleh penonton. Untuk itu dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai wujud karya seni tari Gunastri, berikut disajikan bagian-bagian tari ini secara lebih mendetail. 4.1 Deskripsi Garapan Garapan tari Gunastri adalah tari kreasi baru dengan mengambil tema kerakyatan. Tari kreasi baru ini ditarikan oleh enam orang penari putri dengan menggunakan properti berupa sapu lidi. Garapan tari ini merupakan garapan tari kreasi baru yang berpijak pada pakem-pakem tradisi yang selalu mendasari setiap gerakan seperti agem seklo, yang berpijak pada agem dasar. tanpa menghilangkan bentuk-bentuk tradisi. Dalam garapan ini tidak menggunakan struktur tari seperti, pepeson, pengawak, pengecet, pekaad, tetapi menggunakan bagian yang mana terdiri dari 5 (lima) bagian. Tari Gunastri menggambarkan tentang kehidupan remaja putri di desa yang mencari pengalaman baru ke kota dimana awalnya dia agak pemalu, kurang pergaulan, lugu namun karena adanya pengaruh lingkungan di kota dia mulai senang bergaul, gemar bersolek dan genit (monyer). 17

29 Struktur dari karya Seni adalah menyangkut keseluruhan yang meliputi peranan masing-masing bagian untuk mencapai sebuah bentuk garapan. Kata struktur mengandung arti bahwa di dalam suatu karya seni itu terdapat suatu pengorganisasian penataan, ada hubungan tertentu antara hubungan yang tersusun itu Analisa Pola dan Struktur Dibawah ini merupakan uraian mengenai dari struktur dari tari Gunastri : Bagian 1 : 3 orang penari keluar dari wing depan kiri stage dan 3 orang penari keluar dari wing kanan blakang stage melakukan gerakan improfisasi sebagai flashback, kemudian diikuti oleh 6 orang penari yang keluar secara bersamaan, disini menggambarkan tingkah laku remaja putri di pedesaan yang masih lugu, pemalu, kurang pergaulan dengan membawa properti sapu. Suasana : Tenang Bagian : Kisah perjalan dua kelompok remaja yang berbeda, menceritakan 3 orang penari menjadi gadis desa, dan 3 orang penari lagi menjadi gadis kota. Di sini akan terjadi perkenalan, mulai berbaur, beradaptasi dengan lingkungan. Suasana : Gembira 6 A.A.M Djantik.1999.Estetika sebuah pengantar, Bandung : Masyarakat Seni Pertujukan Indonesia, hal

30 Bagian 3 : Menggambarkan tingkah laku remaja putri yang ceria, genit, suka bersolek, bercanda gurau, disini akan lebih menonjolkan kesan monyernya. Dalam bagian ini, gadis desa dan gadis kota sudah berbaur atau menyatu. Suasana : Gembira Bagian 4 : Menggambarkan atau menceritakan keadaan salah satu remaja putri yang mulai sadar akan pergaulan bebasnya yang semakin jauh, dan mulai menyadari jati dirinya sebagai seorang gadis desa. Disini sudah terjadi konflik batin. Suasana : Sedih Bagian 5 : Menggambarkan salah seorang penari mengalami konflik, dan memutuskan kembali ke jati dirinya menjadi seorang gadis desa. Suasana : Sedih 4.3 Analisa Estetik Perwujudan semua benda atau peristiwa kesenian mengandung tiga aspek unsur-unsur estetis yang sangat mendasar yakni wujud, bobot dan penampilan atau penyajian. 7 Berikut ini akan diuraikan secara deskriptif dan sistematis Wujud Estetik Wujud disini dapat diartikan sebagai susunan Karya tari Gunastri. Tari ini masih berpijak pada pola-pola tradisi dengan pengembangan motif-motif 7 Ibid, hal. 7 19

31 gerak yang di anggap cocok untuk dipadukan kedalam bentuk tari kreasi. Tari Gunastri terdiri dari lima bagian, bagian pertama tiga orang penari keluar dari wing kiri depan tiga orang penari keluar dari wing kanan belakang stage yang keluar secara bersamaan disini menggambarkan tingkah laku remaja putri di pedesaan yang masih lugu, pemalu, kurang pergaulan, dengan membawa property sapu. Kemudian dilanjutkan dengan bagian ke dua yang menggambarkan tentang pertemuan dua kelompok remaja yang berbeda antara gadis desa dengan gadis kota yang mulai membaur atau menyatu, Bagian ketiga menggambarkan tentang tingkah laku gadis desa yang mulai berbaur dengan gadis kota dimana gadis desa sudah mulai bertingkah genit, ceria, suka bersolek, bercanda gurau seperti gadis kota. Disini akan lebih menonjolkan kesan monyer. Bagian keempat menggambarkan tentang terjadinya konflik batin dari salah satu remaja putri yang mulai sadar akan pergaulan bebasnya yang semakin jauh, mulai menyadari jati dirinya sebagai gadis desa. Bagian kelima menggambarkan salah seorang penari memutuskan untuk kembali ke jati dirinya sebagai seorang gadis desa. Ditiap bagian terdapat penonjolan-penonjolan yang dimaksudkan agar tidak terjadi kebosanan dalam menyaksikan pagelaran ini. Bagian pertama terdapat gerakan-gerakan lembut yang kemudian dibarengi gerakan lincah sebagai seorang gadis desa yang mulai mengenal lingkungann kota. Keseimbangan dalam tiap bagiannya pun selalu diperhatikan baik dari segi gerakan kompak, bergantian, alternit, improvisasi maupun pembagian waktu di tiap bagiannya, dengan maksud agar garapan ini menjadi indah dan menarik. 0

32 4.3. Bobot Bobot atau peristiwa kesenian meliputi bukan hanya yang dilihat semata, tetapi juga apa yang dirasakan atau dihayati sebagai wujud kesenian itu. Bobot kesenian mempunyai tiga aspek yakni suasana, gagasan dan pesan. 8 Suasana secara keseluruhan dalam tari Gunastri ini menggambarkan kehidupan gadis desa yang mulai mengenal lingkungan kota tetapi pada akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke jati dirinya sebagai seorang gadis desa. Garapan ini ingin menampilkan karakter seorang perempuan atau gadis desa yang mencari pengalaman hidup ke kota. Sesuai apa yang dikatakan oleh Sis Heyster menggolongkan remaja putri menjadi : tipe keibuan, tipe erotis, tipe romantik, tipe tenang, dan tipe intelektual. Penghayatan pada remaja putri dapat digambarkan sebagai berikut : pasif dan menerima, cenderung untuk menerima perlindungan, pasif mengagumi pribadi pujaan, minat tertuju kepada hal-hal yang bersifat emosional konkrit, berusaha mengikuti dan menyenangkan orang lain. 9 Pesan yang tersirat atau terkandung dalam garapan ini merupakan pesan moral terhadap kehidupan remaja putri dewasa ini. Diharapkan remaja putri tidak terlalu berlebihan dalam mengekspresikan emosi jiwanya baik dilingkungan keluarga maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan yang akan menjurus pada tersisihnya seseorang dari komunitasnya, dalam hal ini komunitas remaja. 8 Ibid, hal Panut panuju dan Ida Umami,loc.Cit 1

33 4.3.3 Penampilan Penampilan yang dimaksudkan yakni bagaiman kesenian itu disajikan, disuguhkan kepada yang menikmatinya. Untuk penampilan kesenian terdapat tiga unsur yang berperan yaitu bakat (talent), keterampilan (skill) dan sarana (medium). 10 Tari Gunastri merupakan tari kreasi baru yang lincah sehingga pendukung tarinya disesuaikan dengan postur tubuh yang dimiliki, bakat serta keterampilan penari. Untuk mendapatkan pendukung tari yang memiliki bakat dan keterampilan yang diinginkan sangatlah sulit karena setiap penari memiliki karakter gerak yang sungguh sangat berbeda-beda. Namun untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan dalam garapan Gunastri ini selalu diadakan latihan rutin yang dimaksudkan untuk melatih keterampilan dalam membawakan dan menjiwai tarian tersebut. Hal terakhir merupakan sarana pendukung dalam garapan harus diperhatikan dan dipersiapan sedemikian rupa agar tercapai suatu pementasan yang memuaskan. Tari ini menggunakan property sapu, serta menggunakan gerak dengan permainan ritme yang kreatif dan inovatif. Menggarap tari Gunastri sangat diperhatikan hal-hal yang menunjang penampilan sehingga penampilan menjadi apik dan indah. Salah satu hal yang paling berperan adalah keharmonisan, dalam hal ini menyesuaikan gerak tari Gunastri dengan iringannya seperti tempo dan asen-asen dari pada iringan tersebut disamping itu keharmonisan dalam busana seperti warna yang digunakan dan keharmonisan gerak tarinya terhadap ketukan,. Ekspresi wajah 10 A.A. Djelantik, Loc.Cit

34 yang ditonjolkan sesuai dengan karakter yang sedang ditarikan. Karakter gadis desa ditarikan dengan ekspresi wajah yang polos, sikap yang lugu, Penokohan dalam garapan ini terdapat dua penokohan yaitu, penokohan gadis desa dan penokohan gadis kota. Hal ini merupakan sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh penata melalui garapan tari bahwa dalam menjalani kehidupan khususnya para remaja kita tidak boleh terlalu berlebihan dalam hal apapun. Dalam bergaul di masyarakat hendaknya saling toleransi antara yang satu dengan yang lainnya. 4.4 Analisa Simbol Kesenian khususnya seni tari menekankan berbagai macam simbol untuk menyampaikan maksud dan tujuannya kepada khalayak ramai atau penonton. Simbol-simbol ini dapat berupa motif-motif gerakan, ekspresi wajah, dan penonjolan karakter ataupun tanda-tanda dan properti yang dapat memberikan informasi dengan maksud-maksud tertentu. Seperti misalnya sapu, dapat menjadi simbol dari pengkarakteran seorang gadis desa, dimana menyapu merupakan kegiatan yang dilakukan sehari- hari. Selain itu bentuk dan warna-warni kostum yang digunakan dapat pula merupakan simbol yang memiliki makna-makna tertentu yang ingin disampaikan kepada penonton didalam garapan Gunastri penata tidak banyak menggunakan simbol- simbol tetapi hanya terdapat beberapa hal saja seperti misalnya penggunaan warna, gerak, pola lantai dalam garapan Gunastri dominan menggunakan warna hijau dan pink yang merupakan warnawarna cerah sebagai penggambaran karakter monyer. 3

35 Garapan tari Gunastri, merupakan garapan yang bertemakan kerakyatan, yang mengunakan beberapa gerak yang memiliki makna tertentu yang dapat dijadikan sebagai simbol gerak. Pada bagian ekspresi gembira dipergunakan motif gerak yang sifatnya energik seperti jalan, ngegol, mekipekan, tolah-toleh dengan ekspresi gembira dan diiringi irama musik yang dinamis. Gerakan marah dipergunakan motif gerak yang keras dan tegas seperti gerak nuding, nelik dan saling tarik, di dukung irama musik yang dipergunakan lebih memuncak dan diikuti dengan ekspresi wajah marah. Gerakan sedih ditandai dengan motif gerakan pelan dan pandangan kebawah atau mata diredupkan, dimana ekspresi yang digunakan sedih dan irama musik yang lirih. Goresan tata rias wajah di dalam garapan Gunastri ini menggunakan tata rias putri halus dan dapat ditunjukkan dengan bentuk alis melengkung, make up dibuat cantik, baik ronse, eye shadow yang ditata dan bentuk bibir yang disesuaikan dengan bentuk muka. Riasan ini dipilih karena mengacu kepada tema yang diangkat. Penggambaran pola-pola lantai dapat pula menjadi suatu simbol yang memiliki maksud dan makna. Pada pola lantai dengan bentuk diagonal kesamping memiliki simbol sudah mulai menonjolkan sifat- sifat yang genit (monyer). Kemudian pola lantai Bagian kelima dimana salah seorang penari memisahkan diri dari komunitasnya. Pola lantai dengan gerakan kompak memberi kesan kekompakan pada kelompok remaja khususnya remaja putri. 4

36 4.5 Analisa Materi adalah : Analisa materi ini terdapat beberapa hal yang dibahas, diantaranya Motif Desain Ada beberapa gerak dalam tari ini yang disesuaikan dengan suasana dalam setiap bagian. Garapan tari kreasi Gunastri ini mempergunakan beberapa desain kelompok. Desain kelompok yang dilakukan oleh semua penari akan membentuk motif-motif desain sebagai berikut : 1. Desain Unison (kompak) Pada desain ini mengutamakan kekompakan dari gerak secara keseluruhan yang dilakukan oleh para penari, untuk memberikan kesan teratur pada garapan. Dalam tari Gunastri ini, unison terdapat pada bagian Bagian 1,Bagian, Bagian 3, Bagian 4.. Desain Balance (berimbang) Merupakan pola lantai dengan membagi kelompok menjadi dua bagian. Desain ini merupakan pola lantai dengan membagi kelompok menjadi dua bagian. Desain ini banyak terdapat pada gerak-gerak Bagian dan Bagian Desain Cannon (bergantian) Desain canon dilakukan dengan bergantian di mana para penari melakukan gerakan bergantian antara penari yang satu dengan yang lainnya. Desain ini terdapat pada Bagian 3 5

37 4. Desain Alternate (selang-seling) Desain ini memberikan kesan kesatuan yang terkadang pecah yang ada pada bagian bagian 3, bagian 4, dan bagian Perbendaharaan Gerak Penggarapan sebuah karya tari tidak lepas dari gerak, karena gerak merupakan unsur utama pembentuk sebuah tarian. Tari Gunastri masih berpijak ataupun mengambil dasar-dasar dan pakem tradisi, dan menggunakan beberapa gerakan kreasi baru sesuai kebutuhan garapan. Atas dasar itulah perlu penata mencantumkan pengertian dari motif-motif gerak yang digunakan pada tari Gunastri ini. Adapun gerak-gerak pengembangan gerak yang digunakan tari kreasi Gunastri ini yaitu : Agem Seklo : Merupakan agem sengkok yang dikembangkan dari agem dasar tari tradisi. Agem : Agem yang dipergunakan dalam garapan tari putri dengan tema kerakyatan. Agem adalah sikap pokok yang dilakukan dengan posisi kaki serong menyudut baik kekanan maupun kekiri dengan jarak satu sama lainnya lebih kurang satu sampai dua tapak kaki. Dapat dilakukan dengan level rendah dan tinggi dengan tangan sirang mata dan tangan kiri, arah tangan menghadap kedepan. Piles : Gerakan sebelah kaki kiri atau kaki kann yang di putar ke arah tengah dengan merendahkan badan. 6

38 Dengak-dengok : Gerakan kepala menoleh ke pojok kiri dan ke kanan dengan posisi badan tinggi. Egol : Gerakan pinggul yang digoyangkan ke kiri dan ke kanan yang mempunyai makna gerakan eksotis. Sledet : Merupakan gerakan mata kesamping/sudut kiri atau kanan diikuti gerakan kepala kemudian kembali kearah semula. Tanjek Nyalud : Salah satu kaki yang menghentak di lantai. : Merupakan gerakan tangan yang diikuti dengan gerakan kepala. Angsel : Merupakan perubahan dinamika dalam tari. Berfungsi untuk mengubah posisi dari kiri ke kanan atau sebaliknya, juga berfungsi untuk mengajukan berakhirnya suatu tarian. Angsel pendek biasanya hanya mengambil satu gong, sedangkan angsel panjang bisa terdiri dari empat sampai enam kali gong. Istilah angsel berlaku juga menyebutkan perubahan dinamika dalam gamelan. Ngotag : Gerakan leher kekiri dan ke kanan dengan cepat ataupun lambat. Nuding Ngelier : Penekanannya pada posisi tangan seperti menunjuk. : Gerakan mata dikecilkan satu dengan pandangan tetap kedepan diikuti dengan gerakan kepala. Metimpuh : Posisi duduk yang dilakukan dengan cara menjatuhkan pantat di lantai dengan kedua kaki di lipat. 7

39 Metayungan : Gerakan ayunan tangan yang merupakan gerakan imbang sewaktu berjalan. Penekanan metayungan itu adalah pada pengolahan gerakan tangan, namun gerakan itu muncul justru akibat adanya gerakan berjalan. Piles Mecuk alis : Gerakan kaki yang dilakukan degan memutar ke dalam. : Pangkal alis mata didekatkan keduanya sehingga menyatu sebagai ungkapan dan rasa marah, kadang-kadang disertai dengan mata mendelik. Kipekan Nelik Jeriring Nyeleog : Gerakan menoleh kearah kiri dan kanan : Gerakan mata yang dibesarkan : Gerakan jari tangan bergetar. : Gerakan leher kesamping kanan dan kiri dengan tempo cepat 4.6 Analisis Penyajian Garapan tari kreasi kerakyatan ini disajikan kedalam bentuk tarian berkelompok yang ditarik 6 orang penari putri, yang bertemakan kerakyatan. Dalam penyajiannya tari Gunastri ini berdurasi 11 menit dengan cerita sudah dikemas dari bagian perbagian sehingga mampu memberikan gambaran tentang apa yang ingin disampaikan dalam grapan ini. Secara struktur, garapan ini dibagi menjadi 5 bagian. 8

40 4.6.1 Tempat Pertunjukan Karya tari Gunastri ini dipentaskan dan disajikan di panggung Procenium Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, hari Senin 4 Mei 010 pada pukul 0.00 wita sampai selesai. Gamelan yang dipergunakan di depan panggung sebelah kanan dilihat dari penonton. Penonton hanya dapat menonton dari depan. Terdapat juga penataan lighting untuk menciptakan suasana yang diinginkan. Pada Bagian pertama, 3 orang penari keluar dari wing kanan dan 3 orang lagi keluar dari wing kiri. dimana lighting yang digunakan lampu samping. Setelah mencari posisi kedua lighting yang digunakan general. Pada bagian kedua dan bagian ketiga masih menggunakan lighting general. Bagian keempat menggunakan lighting general, kemudian berubah menggunakan lighting merah pada bagian kelima suasana mulai tegang dan diakhiri dengan lighting polo spot. 9

41 Gambar 1 Denah Stage Panggung bagian Belakang Sisi panggung bagian kanan URS UCS ULS Sisi panggung bagian kiri RS C LS 13,7 m DRS DCS DLS 0,89 m Pit Tempat Orchestra Pit Tempat Orchestra Auditorium (Penonton) Keterangan : C = Centre Stage (pusat panggung) LS = Left Stage (kiri panggung) RS = Right Stage (kanan panggung) URS = Up Right Stage UCS = Up Centre Stage ULS = Up Left Stage DRS = Down Right Stage DCS = Down Centre Stage DLS = Down Left Stage (pojok kanan belakang panggung) (bagian belakang pusat panggung) (pojok kiri belakang panggung) (pojok kanan depan panggur;) (bagian depan pusat panggung) (pojok kiri depan panggung) 30

42 Gambar Arah Hadap Penari Keterangan : 1 : Penari menghadap ke depan stage : Penari menghadap ke diagonal kanan depan stage 3 : Penari menghadap ke kanan stage 4 : Penari menghadap ke diagonal kanan belakang stage 5 : Penari menghadap ke belakang stage 6 : Penari menghadap ke diagonal kiri belakang stage 7 : Penari menghadap ke kiri stage 8 : Penari menghadap ke diagonal kiri depan stage 4.6. Kostum / Tata Busana Kostum merupakan faktor pendukung yang sangat penting pada tari Bali, karena melalui kostum penonton dapt membedakan setiap tari yang tampil. Dalam menunjang keberhasilan suatu pementasan penata kostum dapat mempengaruhi nilai artistic suatu karya seni. Maka perlu memperhitungkan 31

43 mengenai pemeliharaan warna dan desai kostum yang harus sesuai dengan konsep garapan. Sifat sifat warna antara lain, merubah penampilan penari, pelengkap sebuah pertunjukan, penutup bagian bagian tubuh, membedakan peran yang satu dengan yang lainnya, menumbuhkan rasa keindahan lewat warna dan hiasan yang menyertainya, memperkuat kesan karakter peran itu sendiri, serta menghidupkan perwatakan prilaku, kepribadian maupun status sosial yang dibawakannya. Kombinasi warna memiliki kekuatan untuk menampilkan suasana tertentu kepada penonton. Warna warna ini harus di pilih sesuai dengan jenis tarian yang dibawakan. Warna warna kostum tari Gunastri dominan warna hijau, coklat, ping dan warna emas. Kostum yang digunakan pada tari kreasi baru Gunastri menggunakan bagian kostum diantaranya,bagian dalam sebagai seorang gadis kota, dan bagian luar sebagai seorang gadis Desa. Yang mana nantinya kostum bagian luar akan dilepas dipanggung pada saat perubahan menjadi seorang gadis kota. Adapun rincian kostum yang digunakan gadis desa adalah sebagai berikut: a. Bagian Kepala Selendang batik Sanggul Bunga imitasi 3

44 Bunga mawar Semangi subeng b. Bagian Badan Baju selengan yang isi pinggiran batik- batik. Angkin yang langsung nempel di kain batik dan tapih yang berwarna merah marun yang sudah di prada. Gelang tangan. Kalung. Rincian kostum yang digunakan pada saat menjadi gadis kota adalah sebagai berikut : a. Bagian kepala Sanggul modern khusus buat remaja Bunga mawar warna ping Bunga Imitasi Bunga semangi Bancangan subeng b. Bagian Badan Angkin emas yang di dominasi warna ping, dan warna hijau yang diprada. kain hijau yang sudah di prada digunakan sebagai tapih. 33

45 Kain sari yang warna- warni dengan motif bunga- bunga. Gelang Kalung Semua kostum ini sangat menunjang dalam menunjukkan karakter tokoh dalam garapan ini yaitu Gunastri dalam wujud seorang gadis desa yang berubah menjadi seorang gadis kota yang monyer. Maka di coba untuk mendesain kostum yang sederhana agar memudahkan untuk bergerak. 34

46 Gambar 3 Foto Kostum Penari Tampak Depan Sebagai Gadis Desa Bunga Imitasi Selendang Batik Bunga Semanggi Kalung Subeng Baju Gelang Angkin Tapih Prada Kain Batik 35

47 Gambar 4 Foto Kostum Penari Tampak Belakang Sebagai Gadis Desa Sanggul Modern 36

48 Gambar 5 Foto Kostum Penari Gadis Desa Membawa Properti Sapu Properti Sapu 37

49 Gambar 6 Kostum Penari Tampak Depan Sebagai Gadis Kota Bunga Imitasi Bunga Plastik Subeng Bunga Semanggi Sanggul Modern Kalung Angkin Gelang Tapih Kain Sari 38

50 Gambar 7 Foto Kostum Penari Tampak Belakang Sebagai Gadis Kota 39

51 4.6.3 Tata Rias Wajah Tata rias wajah dalam sebuah penyajian karya seni menjadi salah satu unsur penunjang yang perlu diperhatikan. Tata rias wajah yang digunakan disesuaikan dengan karakter yang dibawakan dalam sebuah garapan tari. Pada garapan ini, tata rias yang digunakan adalah tata rias putri halus. Tata rias wajah sendiri bertujuan untuk mempertegas garis wajah dan mempertegas ekspresi wajah. Bila dihubungkan dengan keadaan tata cahaya yang ada di panggung procenium Natya Mandala, tata rias wajah harus disesuaikan dengan keadaan tersebut. Untuk itu diperlukan tehnik merias yang benar dengan menyesuaikan proporsi warna agar sesuai dengan kekuatan cahaya yang ada serta alat alat tata rias yang baik. Adapun alat alat tata rias yang digunakan adalah sebagai berikut. Milk clenser dan astringent : Untuk membersihkan dan penyegaran wajah. Alas bedak padat warna coklat : Untuk bedak dasar atau foundation wajah sehingga wajah tampak halus dan bedak tabur bisa melekat dengan baik. Bedak tabur warna merah : Untuk melapisi bedak dasar, sehingga meratakan permukaan wajah dengan baik. Merah pipi (blush on) berwarna merah : Untuk mempertegas garis tulang pipi. Pensil alis warna hitam : Untuk mempertegas bentuk alis dan membuat bentuk cundang. Eye liner warna hitam : Untuk mempertegas garis mata. 40

52 Eye shadow : Untuk memperindah kelopak mata dan mempertegas garis mata. Mascara warna hitam : Untuk menebalkan dan melentikkan bulu mata. Lipstick warna merah : Sebagai pemerah bibir, mempertegas bentuk bibir dan mempercantik riasan wajah. Gambar 8 Foto Tata Rias Wajah 41

53 4.6.4 Musik Iringan Tari Musik iringan merupakan salah satu elemen pendukung yang sangat penting dalam mewujudkan sebuah garapan tari. Tari pada dasarnya memang memiliki dinamika namun dinamika dalam tari dapat diperkuat dengan ritmeritme dan tempo yang terdapat pada musik iringan sehingga antara tari dengan music dapat berjalan dengan selaras. Disamping itu music dapat menimbulkan kesan yang kuat untuk menghidupkan suasana. Adapun iringan yang digunakan dalam garapan tari Gunastri ini Adalah gambelan gong kebyar. Kebyar timbul di Singaraja ( bali Utara ), sekitar tahun Gong kebyar tak lain dari Gong Gede yang dihilangkan beberapa instrumenya, di antaranya ialah intrumen trompong, gangsa jongkok yang berbilah 5 dalam Gong Gede diubah menjadi gangsa gantung dan memakai 10 bilah. Cengceng dalam Gong Kebyar dipakai satu pangkon.. Gong Kebyar memakai laras Pelog 5 nada, tetapi tiap tiap instrument memakai 10 1 bilah. Ciri- riri lagu kebyar adalah penuh dengan hiasan- hiasan irama, banyak belokan nelokan yang indah ( ngucek),melonjak lonjak, serta merupakan ungkapan ekspresi modern. 11 Gong Kebyar yang mengiringi terdiri : Enam seruling Satu ceng- ceng Dua kendang (lanang dan wadon) 11 DR. I Made Bandem, Ensiklopedi Gambelan Bali. 4

54 Empat tungguh gangsa Satu ugal Satu Kajar Empat tungguh Kantil Dua tungguh Jegog Satu Kempur Empat tungguh Reong Satu Gong Dua Calung Properti Properti merupakan salah satu alat yang mendukung sesuai dengan ide garapan. Adapun properti yang digunakan adalah sapu lidi, di sini sapu lidi digunakan sebagai properti untuk mempertegas karakter seorang gadis desa. 43

55 4.6.6 Pola Lantai, Lighting, Suasana dan Rangkaian Gerak Tari Tabel Pola Lantai, Lighting, Suasana dan Uraian Gerak Bagian, Suasana dan No Tata Cahaya 1 Suasana : Tenang Lighting : Lampu samping Pola Lantai Uraian Gerak Pada bagian flash back 3 penari 1,, 3 keluar dari wing kanan belakang stage melintas menuju wing kiri belakang stage dengan gerakan metayungan dan 3 orang penari 4, 5, 6 keluar dari wing kiri stage melintas dan menuju wing kanan depan stage dengan gerakan yang genit. Bagian I Bagian, Suasana dan No Tata Cahaya 1 Suasana : Tenang Lighting : Suasana : Tenang Lighting : General lampu menerangi semua penari Pola Lantai Uraian Gerak Pada bagian ini penari 1,, 3 keluar dari wing kiri belakang stage dan penari 4, 5, 6 keluar dari wing kanan belakang stage dengan gerakan ngumbang sambil mecincingan mencari posisi. Keenam penari melakukan gerakan nyalud, agem kanan panjang seklo, ileg-ileg, ulap-ulap, masih dalam keadaan desa. 44

56 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 3 Penari melakukan gerakan ulap-ulap sambil mencari posisi Penari melakukan ulap-ulap gerakan miles dan ulap. 5 Semua penari melakukan gerakan transisi nyinjing kamen sambil mengambil sapu dan mencari posisi. 6 Penari melakukan gerakan menyapu sambil memainikan sapu dan permainan level. 45

57 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 7 Penari melakukan gerakan transisi 3 1 memutar sambil mencari posisi Penari melakukan gerakan memainkan sapu dengan menggunakan level rendah, sedang, tinggi. 9 Penari melakukan gerakan memutar sambil mencari posisi sambil menaruh sapu. 10 Penari melakukan agem kiri panjang, seledet 1x

58 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 11 Penari melakukan gerakan ulap-ulap sambil mencari posisi Penari melakukan gerakan agem kiri panjang. 13 Penari mencari gerakan transisi memutar sambil mencari posisi dan mengambil sapu. 14 Melakukan gerakan menyapu sambil memainkan sapu dengan permainan level rendah. 47

59 Bagian, Suasana dan No Pola Lantai Uraian Gerak Tata Cahaya 15 Melakukan gerakan transisi 6 3 memutar sambil mencari posisi Keenam penari melakukan gerakan memainkan sapu, nyeledet, ngegol 17 Melakukan gerakan transisi memutar sambil mencari posisi 18 Penari melakukan gerakan ngegol sambil memainkan sapu, penari 1,, 4 menyapu keluar, penari 3, 5, 6 menyapu ke dalam sambil memainkan tempo 48

60 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 19 Melakukan gerakan ngegol sambil mencari posisi 6 0 Melakukan gerakan agem kiri sambil mencari posisi Mencari posisi horizontal Melakukan gerakan nyalud agem kiri, dengan memutar-mutar pantat 49

61 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 3 Suasana : Tegang Penari melakukan gerakan transisi selang-seling dimulai dari penari dan penari 3 dan diikuti penari lainnya sambil mencari posisi dan menaruh sapu 4 Pada posisi ini penari melakukan gerakan nyalud agem kanan panjang, ileg-ileg, nyelier, nyeledet Penari mencari posisi dengan melakukan gerakan transisi memutar Disini melakukan gerakan agem kanan, sleko dan agem kiri sleko, penari 1, melakukan level rendah, penari 6, 5 melakukan level sedang, penari 3, 4 melakukan level tinggi. 50

62 Bagian II Bagian, Suasana dan No Tata Cahaya 1 Suasana : Tenang Pola Lantai Uraian Gerak Penari melakukan gerakan nyalud Lighting : sambil mencari posisi, penari 1, 3, 5 berada di pojok kanan belakang stage, yang berperan sebagai gadis kota dan penari, 4, 6 berada di pojok kiri depan stage yang berperan sebagai gadis desa. Suasana : Gembira Lighting : Lebih fokus ke penari 1, 3, Penari 1, 3, 5 melakukan gerakan transisi yang membuka kostum sudah mulai genit penari 3, 4, 6 mengambil sapu ulap-ulap disini akan lebih gerakan improvisasi. 3 Suasana : Lighting : Penari 1, 3, 5 melakukan gerakan improvisasi yang sedikit menggoda 4 6 dan penari, 4, 6 melakukan gerakan menyapu yang masih sebagai orang desa. 4 Suasana : Ceria Lighting : Penari 1, 3, 5 melakukan gerakan yang genit sebagai gadis kota dan penari, 4, 6 sudah mulai mengikuti dengan gerakan improvisasi. 51

63 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 5 Penari 1, menuju centre stage dan penari, 4, 5, 3 saling ada kontak Penari melakukan gerakan improvisasi. 4 6 Bagian III No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 1 Suasana : Ceria Disini penari melakukan gerakan yang sudah genit sudah mulai berbaur, level rendah, sedang Penari melakukan gerakan transisi sambil mencari posisi 5

64 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 3 Melakukan gerakan alternit Melakukan gerakan transisi mencari posisi Melakukan gerakan yang sudah genit, ngegol, ngenjet pala, mekipekan 6 Melakukan gerakan transisi sambil 3 6 mencari posisi

65 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 7 Melakukan gerakan ngegol, 3 nyeledet, ulap-ulap Melakukan gerakan transisi sambil 3 mencari posisi Melakukan gerakan ulap-ulap, 3 ngegol, ngenjet pala Penari melakukan gerakan transisi metayungan

66 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 11 Penari melakukan gerakan ngegol, ulap-ulap, agem kanan seklo Bagian IV Bagian, Suasana dan No Tata Cahaya 1 Layar hitam turun Pola Lantai Mencari posisi Uraian Gerak Suasana : Tegang Lighting : Penari melakukan gerakan improvisasi dan penari 1, 3, 4, 5, 6 melakukan gerakan kompak sambil mengejek 3 Penari 5, 4 melakukan gerakan transisi mendekati penari 55

67 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 4 Penari melakukan gerakan transisi metayungan sambil menarik penari Penari 1, 3, 6 melakukan gerakan transisi metayungan mendekati penari Penari 4, 5 melakukan gerakan kompak, ulap-ulap, penari 1, 3, 6 melakukan gerakan improvisasi sambil mengejek penari dengan gerakan ngegol 8 Penari melakukan gerakan improvisasi sambil mengambil sapu dan penari 1, 3, 6 mulai bergabung dengan penari 4, 5 dengan gerakan ngegol dan ulap-ulap 56

68 No Bagian, Suasana dan Tata Cahaya Pola Lantai Uraian Gerak 9 Penari melakukan gerakan saling tarik-menarik sambil mengejek 10 Penari melakukan gerakan improvisasi dan penari 1, 3, 4, 5, 6 menuju ke pojok belakang kiri stage dengan gerakan ngegol, metayungan sambil mengejek penari Bagian V Bagian, Suasana dan No Tata Cahaya 1 Suasana : Tegang Pola Lantai Uraian Gerak Penari 1, 3, 4, 5, 6 melakukan Lighting : gerakan improvisasi mengejek dan langsung meninggalkan penari 3 1 Ending berada dipojok kanan depan stage mengambil sapu 57

69 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada Bab-bab sebelumnya disimpulkan bahwa: Tari Gunastri merupakan garapan tari kreasi baru yang bertemakan kerakyatan dengan masih berpijak pada pola-pola tradisi. Tari Gunastri ini adalah tari kelompok yang ditarikan oleh 6 (enam) orang penari putri, mengangkat tentang kehidupan remaja desa, yang pergi ke kota untuk mencari pengalaman hidup, dan mengalami perubahan mulai dari sikap dan cara berpakaian. Tari ini terinspirasi dari pengalaman pribadi penata. Tari ini diiringi seperangkat gamelan Gong Kebyar dari Sekaa gong Sudha Citha Banjar Apuan Singapadu Sukawati Gianyar, dengan durasi waktu 11 menit. Terwujudnya tari ini tentu saja tidak lepas dari suatu tahapan penjajagan, tahapan percobaan, dan tahap pembentukan. 5. Saran saran Saran saran yang ingin disampaikan kepada penonton, yang kiranya bermanfaat bagi pembaca skrip tari Gunastri : 1. Kepada pemerintah, lembaga seni dan masyarakat luas agar memberikan kesempatan atau ikut serta mengembangkan tari kreasi serta mendorong para seniman untuk meningkatkan kreativitasnya. 58

70 . Kepada para penonton, yang kiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca skrip tari Gunastri 3. Diharapkan Tari Gunastri ini sebagai bahan refrensi bermanfaat untuk penata tari berikutnya, 4. Disarankan kepada para remaja putri tidak menirukan hal- hal yang bersifat negative. Lebih bagus menjadi diri sendiri daripada menirukan hal- hal yang bersifat negatif. 59

71 DAFTAR PUSTAKA Bandem DR, I Made. Ensiklopedi Gamelan Bali, Proyek Penggalian, Pembinaan, Pengembangan Seni Klasik/Tradisional dan Kesenian Baru Pemerintah Daerah Tingkat I Bali Dibia I Wayan, Bergerak Menurut Kata Hati, diterbitkan atas kerjasama Ford Foundation dan masyarakat seni pertunjukan Indonesia : Jakarta Diterjemahkan dari Moving Fom Within A New Mathod For Dance Making oleh Alma M. Hawkins. 003., Sinopsis Tari Bali, diterbitkan oleh Sanggar Tari Bali Waturenggong Denpasar. Tahun Djelantik, A.A.M Estetika Sebuah Pengantar, Bandung : Masyarakat Seni Pertujukan Indonesia. Hawkins, Alma M. Mencipta Lewat Tari (Creating Though Dance). Panuju Panut dan Ida Umami. Psikologi Remaja. PT. Tiara Wacana Yogya. Yogyakarta Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka Soedarsono. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta : Akademika Seni Zoetmulder, P.J. Kamus Jawa Kuno Indosesia, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta. 60

72 DAFTAR INFORMAN 1. Nama : I Gde Anom Ranuara Umur Pekerjaan Alamat : 4 tahun : Seniman Topeng dan Mahasiswa ISI Denpasar : Jl. Sulatri Gg. 14 No. 4 Kesiman, Denpasar Timur 61

73 LAMPIRAN LAMPIRAN 6

74 Lampiran 1 NAMA-NAMA PENDUKUNG Nama Pendukung Tari : 1. Ni Putu Ayuk Agustini (Penata). IGA Tyas Swistadewi 3. Ni Komang Tri Indrayani 4. Komang Ary Basma Prayatni 5. Ni Made Yulasih 6. Ni Wayan Okta Ningsih Penata Karawitan / Iringan : I Ketut Adiyasa, S.Sn Pendukung Karawitan : Sekaa Gong Yowana Sudha Citha Banjar Apuan Singapadu Sukawati Gianyar 63

75 NAMA-NAMA PENDUKUNG KARAWITAN Ugal Gangsa : Kadek Juliawan : 1. I Wayan Agustina. I Gede Agus Prasastika 3. I Kadek Juni Antara 4. I Wayan Wiarta Kajar Kantilan : I Wayan Juliantara : 1. I Wayan Mei Trisna Saputra. I Putu Satya Supama 3. I Wayan Juni Nata Wijaya 4. I Ketut Pande Asta Margawa Reong : 1. I Kadek Rudi Astawa. I Kadek Junianta 3. I Kadek Nova Prasetya 4. I Wayan Gede Agus Karyana Putra Calung : 1. I Ketut Suryana Putra. I Kadek Yogi Pratama Jegogan : 1. I Komang Risto. I Wayan Yowin Permana Gong Kempur Kendang Wadon : Kadek Yudi Suryadika : I Kadek Jovana : I Wayan Edi Purnawan 64

76 Kendang Lanang Ceng-ceng Ricik Suling : I Made Sumarno : I Putu Harada : 1. I Kadek Astawa, S.Sn. I Wayan Sutrisna Saskara, S.Sn 3. I Wayan Sudika 4. I Ketut Lotra 5. I Kadek Sudiartha 6. I Ketut Adiyasa. S.Sn 65

77 Lampiran SUSUNAN STAF PRODUKSI PELAKSANAAN UJIAN AKHIR FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN ISI DENPASAR TAHUN AKADEMIK 009/010 Penanggung Jawab : I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn (Dekan FSP ISI Denpasar) Ketua Pelaksana : I Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum (Pembantu Dekan I) Wakil Ketua : 1. Ni Ketut Suryatini, SSKar., M.Sn (Pembantu Dekan II). I Wayan Beratha, SSKar., M.Sn (Pembantu Dekan III) Sekretaris : I Gusti Ayu Sri Yuntriati, BA Seksi-seksi 1. Sekretariat : 1. Dewa Ayu Yuni Marhaeni (Koordinator). Putu Sri Wahyuni Emawatiningsih 3. Putu Anita Kristina, A.Md 4. I Gusti Putu Widia 5. I Gusti Ketut Gede 6. I Wayan Teddy Wahyudi Permana, SE 7. I Gusti Ngurah Oka Ariwangsa, SE. Keuangan : 1. Ni Ketut Suprapti. I Ketut Ardana 3. Gusti Ayu Sri Handayani, SE 3. Tempat & Dekorasi : 1. I Wayan Budiarsa, S.Sn (Koordinator). Ni Wayan Ardini, S.Sn., M.Si 4. Publikasi/Dokumentasi : 1. I Nyoman Lia Susanti, SS (Koordinator). Ida Bagus Candrayana 3. I Made Rai Kariasa, S.Sos 4. Dwi Norwata 66

78 5. Ketut Hery Budiyana, A.Md 5. Konsumsi : 1. Ni Made Narmadi, SE (Koordinator). Ni Made Astari, SE 3. Putu Gde Hendrawan 4. Ni Nyoman Nik Suasti, S.Sn 6. Keamanan : 1. H. Adi Sukirno. Staf Satpam 7. Pagelaran 7.1 Operator Ligting, Sound System dan Rekaman Audiovisual : 1. I Gede Sukraka, SST., M. Hum (Koordinator). I Gst. Ngr. Sudibya, SST 3. I Made Lila Sardana, ST 4. I Nyoman Tri Sutanaya 5. I Ketut Agus Darmawan, A.Md 6. I Ketut Sadia Kariasa 7. I Made Agus WIgama, A.Md 7. Protokol : 1. Ni Putu Tisna Andayani, SS (Koordinator). A.A.A. Ngurah Sri Mayun Putri, SST 3. Ni Ketut Dewi Yulianti, SS., M.Hum 7.3 Penanggungjawab Tari : 1. I Nyoman Cerita, SST., M.FA. Drs. Rinto Widyarto, M.Si 7.4 Penanggungjawab Karw. : 1. I Wayan Suharta, SSKar., M.Si. Wardizal, S.Sen., M.Si 67

79 7.5 Penanggungjawab Pedal : 1. Drs. I Wayan Mardana, M.Pd. I Nyoman Sukerta, SSP., M.Si 7.6 Stage Manager : Ni Ketut Yuliasih, SST., M.Hum a. Asst. Stage Manager : Ida Ayu Wimba Ruspawati, SST., M.Sn b. Stage Crew : 1. Pande Gde Mustika, S.Skar.,M.Si (Koordinator). Ida Bagus Nyoman Mas, SSKar 3. I Nyoman Sudiana, SSKar., M.Si 4. I Ketut Partha, SSKar., M.Si 5. I Nyoman Pasek, SSKar 6. A.A.A. Mayun Artati, SST., M.Sn 7. Ni Komang Sekar Marhaeni, SSP 8. I Gede Oka Surya Negara, SST., M.Sn 9. I Gede Mawan, S.Sn 10. I Nyoman Kariasa, S.Sn 11. I Ketut Sudiana, S.Sn., M.Sn 1. I Wayan Suena, S.Sn 13. I Ketut Budiana, S.Sn 14. I Ketut Mulyadi, S.Sn 15. I Nyoman Japayasa. S.Sn 8. Seksi Upakara/Banten : 1. A.A. Ketut Oka Adnyana, SST. Luh Kartini 3. Ketut Adi Kusuma, S.Sn Dekan I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn NIP

80 Lampiran 3 FOTO FOTO PEMENTASAN Mengambarkan Seorang Gadis Desa Mengambarkan Seorang Gadis Desa Sedang Menyapu 69

81 Menggambarkan Mulai Berubah Menjadi Gadis Kota 70

82 Menggambarkan Gadis Kota Yang Sudah Mulai Genit Gerakan Mengejek dan Meninggalkan Salah Satu Penari 71

83 Gerakan Mengejek dan Meninggalkan Salah Satu Penari Bagian Ending 7

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar 1. Deskripsi Garapan Abimanyu Wigna merupakan tari kreasi baru yang ditarikan oleh 5 orang penari putra, bertemakan

Lebih terperinci

(MSPI), p A. A. M. Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

(MSPI), p A. A. M. Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia Wujud Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Wujud merupakan salah satu bagian dari tiga elemen karya seni (wujud, isi/bobot, dan penampilan), serta menjadi

Lebih terperinci

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna

Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna Analisa Penyajian Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan tari kreasi Palegongan Kembang Ratna disajikan ke dalam bentuk tari kelompok yang ditarikan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik Garapan Goresan Ilusi Kiriman Ngurah Krisna Murti, Mahasiswa PS Seni Tari. ISI Denpasar Analisa Penyajian

Lebih terperinci

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja Karya I Gusti Agung Ngurah Supartha Kiriman I Ketut Sariada, SST., MSi., Dosen PS Seni Tari ISI Denpasar 1. Bentuk gerak tari Bentuk gerak tari kreasi baru

Lebih terperinci

Jenis Menggambar. 1. Menggambar Dekorasi:

Jenis Menggambar. 1. Menggambar Dekorasi: MENGGAMBAR Pengertian: Salah satu mata kuliah praktik yang mempelajari tentang cara/metode untuk mengungkapkan suatu objek ke medium seni gambar (bentuk) untuk mencapai karakter objek seakurat mungkin

Lebih terperinci

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik Garapan Goresan Ilusi Kiriman Ngurah Krisna Murti, Mahasiswa PS Seni Tari. ISI Denpasar Analisa Penyajian Penyajian suatu garapan tari diperlukan cara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni karawitan sebagai salah satu warisan seni budaya masa silam senantiasa mengalami proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG

DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TEDUNG AGUNG Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXII Di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar 12 Juni 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn.

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI TARI KEMBANG PADMA OLEH: PUTU AYU RUSMININGSIH NIM:

SKRIP KARYA SENI TARI KEMBANG PADMA OLEH: PUTU AYU RUSMININGSIH NIM: SKRIP KARYA SENI TARI KEMBANG PADMA OLEH: PUTU AYU RUSMININGSIH NIM: 2009 01 004 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013 ii SKRIP KARYA

Lebih terperinci

PAMIKET TRESNA SKRIP KARYA SENI

PAMIKET TRESNA SKRIP KARYA SENI PAMIKET TRESNA SKRIP KARYA SENI OLEH : NI PUTU NOVIA ANGGRENI NIM : 2006.01.024 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2010 1 2 PAMIKET

Lebih terperinci

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA 1 TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA DALAM RANGKA PERESMIAN GEDUNG OLAH RAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 22 JANUARI 2008 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2007 KATA PENGANTAR Puji syukur penata panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Lebih terperinci

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT

Lebih terperinci

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Wujud merupakan salah satu aspek yang paling mendasar, yang terkandung pada semua benda atau peristiwa

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1

Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1 Kritik Seni Tari Tarunajaya Kembar dalam Tayangan VCD Balinese Dance Tari Bali Produksi Bali Record Vol.1 Oleh I Gede Parwata Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar

Lebih terperinci

KEMBANG RATNA SKRIP KARYA SENI

KEMBANG RATNA SKRIP KARYA SENI KEMBANG RATNA SKRIP KARYA SENI OLEH : NI LUH LISA SUSANTI NIM : 2006.01.009 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2010 KEMBANG RATNA SKRIP

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI KELANGEN

SKRIP KARYA SENI KELANGEN SKRIP KARYA SENI KELANGEN OLEH : I NYOMAN ARY SANJAYA NIM : 201102014 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 ABSTRAK Karya musik

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI MREGAPATI DI SANGGAR APTI BANGLI

ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI MREGAPATI DI SANGGAR APTI BANGLI ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TARI MREGAPATI DI SANGGAR APTI BANGLI Oleh : NI PUT ERAWATI PROGRAM STUDI S-1 SENDRATASIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hidup manusia ini memang unik adanya. Keunikan hidup manusia itu berbagai macam corak dan ragamnya, kadang manusia ingin hidup sendirian kadang pula ingin berkelompok,

Lebih terperinci

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar membentuk manusia menuju kedewasaannya, baik secara mental, intelektual maupun emosional. Pendidikan juga sebagai sarana

Lebih terperinci

MENORI SKRIP KARYA SENI

MENORI SKRIP KARYA SENI MENORI SKRIP KARYA SENI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk ` mencapai gelar Sarjana Seni (S1) OLEH: NI LUH SYLVIA ROSTINA SUDIRA NIM : 2007.01.005 PROGRAM STUDI S-1

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM : ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM : 201202011 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 Abstrak Tridatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau Banjar memiliki barungan Gong Kebyar. Berdasarkan daftar imformasi seni dan organisasi

Lebih terperinci

SŪRYARAŚMI SKRIP KARYA TARI OLEH : NAMA : NI NYOMAN SUMARIASIH NIM :

SŪRYARAŚMI SKRIP KARYA TARI OLEH : NAMA : NI NYOMAN SUMARIASIH NIM : SŪRYARAŚMI SKRIP KARYA TARI OLEH : NAMA : NI NYOMAN SUMARIASIH NIM : 2006.01.018 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2010 SŪRYARAŚMI

Lebih terperinci

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011. Musik Iringan dan Prosesi Penyajian Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Sebuah pertunjukan hubungan antara tari dan musik tidak dapat dipisahkan,

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: 201202010 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR DENPASAR

Lebih terperinci

DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA

DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA DESKRIPSI PENATAAN TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA DEWATA NAWA SANGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXX di Depan Museum Bajra Sandhi Tahun 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Realisasi pelestarian nilai-nilai tradisi dalam berkesenian, bersinergi dengan

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP

LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP LANGKAH-LANGKAH MAKE -UP MEMBENTUK ALIS MATA Alis adalah bagian penting dari tata rias wajah. Bentuk alis yang tepat akan membuat mata lebih indah dan segar. Fungsi Eyebrow Liner : 1.Mempertegas alis dan

Lebih terperinci

KAPALANANG SMARA SKRIP KARYA SENI

KAPALANANG SMARA SKRIP KARYA SENI KAPALANANG SMARA SKRIP KARYA SENI OLEH : NI WAYAN SIYENTARINI NIM. 2009. 01. 015 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013 KAPALANANG

Lebih terperinci

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55.

1 I Made Bandem, Ensiklopedi Tari Bali, op.cit., p.55. Tata Rias dan Busana Tari Legong Sambeh Bintang Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Tata rias dan busana dalam seni pertunjukan selain berfungsi memperindah, memperkuat karakter

Lebih terperinci

TARI MANGESTHI DALAM RANGKA DISKUSI DAN PELUNCURAN BUKU THE POLITIC OF OPENING CEREMONY

TARI MANGESTHI DALAM RANGKA DISKUSI DAN PELUNCURAN BUKU THE POLITIC OF OPENING CEREMONY 1 TARI MANGESTHI DALAM RANGKA DISKUSI DAN PELUNCURAN BUKU THE POLITIC OF OPENING CEREMONY TUKANG BECAK DAN CERMIN KEHIDUPAN DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA PADA TANGGAL 25 JUNI 2008 Disusun Oleh: Titik Putraningsih

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG OLEH: I NYOMAN ARI SETIAWAN NIM: 201202025 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 1 A. Judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah yang disusun sebagai kerangka garis besar laporan Tugas Akhir Rancang

Lebih terperinci

TARI KENYA MENDRES DALAM RANGKA MALAM APRESIASI SENI DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA, 11 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI

TARI KENYA MENDRES DALAM RANGKA MALAM APRESIASI SENI DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA, 11 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI A. PENDAHULUAN TARI KENYA MENDRES DALAM RANGKA MALAM APRESIASI SENI DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA, 11 JULI 2009 OLEH : WENTI NURYANI Sejak jaman munculnya tari, kesenian ini memiliki beberapa fungsi, di antaranya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) Sekolah : SMP Negeri 2 Gerokgak Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Rupa Kelas/Semester : IX / I Pertemuan ke : 1-2 Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Satandar

Lebih terperinci

MATERI PENYUSUNAN KOMPOSISI

MATERI PENYUSUNAN KOMPOSISI MATERI PENYUSUNAN KOMPOSISI TARI BERPASANGAN Komposisi tari berpasangan Kusuma Yuda penari dan penata tari penulis UNTUK PEGANGAN GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Oleh: G.S. Darto PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDADAYAAN

Lebih terperinci

SELIMPAT SKRIP KARYA SENI

SELIMPAT SKRIP KARYA SENI SELIMPAT SKRIP KARYA SENI OLEH : I WAYAN ADI GUNARTA NIM : 2007 01 019 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011 i SELIMPAT SKRIP KARYA

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI CEMPAKA GADANG

SKRIP KARYA SENI CEMPAKA GADANG SKRIP KARYA SENI CEMPAKA GADANG OLEH : NI LUH ANIX SARIARDANI NIM : 2009.01.005 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013 BAB 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

AWIDYASMARA SKRIP KARYA SENI TARI

AWIDYASMARA SKRIP KARYA SENI TARI AWIDYASMARA SKRIP KARYA SENI TARI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Seni (S-1) OLEH: NI NYOMAN DAMAYANTI NIM : 2006.01.025 PROGRAM STUDI (S-1)

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan 1. Pendahuluan Gamelan Semara Pagulingan adalah perangkat gamelan yang berlaras

Lebih terperinci

MODEL DESAIN GERAK TARI KELOMPOK UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMP

MODEL DESAIN GERAK TARI KELOMPOK UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMP MODEL DESAIN GERAK TARI KELOMPOK UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMP Oleh: G.S. Darto PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDADAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA 2015 1 MODEL DESAIN

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI CANDA KANDA

SKRIP KARYA SENI CANDA KANDA SKRIP KARYA SENI CANDA KANDA OLEH: IB GDE BAJRA SURADNYANA NIM : 201202026 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2016 Abstrak Perkembangan

Lebih terperinci

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Gamelan Gong Luang adalah barungan gamelan Bali yang berlaraskan pelog 7 nada dipergunakan untuk mengiringi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Motion of Legong PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Jalan Menuju Media Kreatif #4 Penguatan Budaya dan Karakter Bangsa Galeri Cipta III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

3. Karakteristik tari

3. Karakteristik tari 3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran

Lebih terperinci

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pertunjukan merupakan ekspresi dan kreasi seniman serta masyarakat pemiliknya yang senantiasa hidup dan berkembang seiring dinamika atau perubahan zaman. Mengingat

Lebih terperinci

Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya 4.2 Deskripsi Karya

Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya 4.2 Deskripsi Karya Bentuk Dan Deskripsi Karya Tawur Agung Oleh : I Ketut Partha, SSKar., M.Si. Bentuk Karya Bentuk karya adalah hasil dari pengolahan elemen-elemen karawitan dengan pengaturan pola-pola tertentu. Pola-pola

Lebih terperinci

DESKRIPSI TARI KONTEMPORER BIOTA LAUT

DESKRIPSI TARI KONTEMPORER BIOTA LAUT DESKRIPSI TARI KONTEMPORER BIOTA LAUT Produksi ISI Denpasar dipergelarkan dalam rangka Pembukaan Festival Kesenian Indonesia (FKI) V Di Pantai Sanur Denpasar 21 Nopember2007 Oleh : I Gede Oka Surya Negara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010 DESKRIPSI FRAGMEN TARI DUKUH SILADRI Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI FAKULTAS

Lebih terperinci

TARI SELOKA KUSUMAYUDA

TARI SELOKA KUSUMAYUDA 1 TARI SELOKA KUSUMAYUDA DALAM RANGKA WISUDA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 23 FEBRUARI 2013 Disusun oleh: Herlinah JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik

Lebih terperinci

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan) Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan) 1 Pengertian Tabuh Angklung Keklentangan Dalam periodisasi gamelan Bali, Gamelan Angklung tergolong sebagai salah satu

Lebih terperinci

PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA

PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA 1 PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA I Gusti Komang Aryaprastya Abstrak. Anak usia dini merupakan sosok insan yang masih memiliki sifat bermain yang sangat tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya. Penciptaan sebuah karya seni didorong oleh aspek budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya. Penciptaan sebuah karya seni didorong oleh aspek budaya dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengalaman pribadi merupakan modal dasar yang sangat penting dalam menggarap sebuah karya seni, baik seni tari, karawitan dan lainnya. Tanpa didasari pengalaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA Oleh : I Gede Oka Surya Negara, SST.,M.Sn. JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2009 KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan

Lebih terperinci

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA

KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA KRITIK SENI BUSANA LIKU DMA TARI ARJA Oleh Ni NyomanAndra Kristina Susanti Program StudiSeni (S2) ProgramPascasarjanaInstitutSeni Indonesia Denpasar Email: andra.kristina@yahoo.co.id Abstrak Salah satu

Lebih terperinci

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI A. Pengertian Tari Batasan konsep tetang tari banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, tetapi perlu diingat bahwa batasan yang dikemukakan seseorang berkaitan dengan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kreativitas merupakan satu proses pemikiran yang memunculkan sebuah ide atau gagasan baru. Kreativitas harus ditinjau dari segi pribadi yang kreatif, proses yang kreatif

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II

Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Tabuh Kreasi Pepanggulan Gamelan Smarandhana Lemayung, Bagian II Kiriman I Nyoman Kariasa, Dosen PS Seni Karawitan 4. Deskrepsi-Analisis Sebagai komposisi karawitan Bali, Tabuh Kreasi Lemayung tetap menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya

Lebih terperinci

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI SATYENG GURU

SKRIP KARYA SENI SATYENG GURU SKRIP KARYA SENI SATYENG GURU Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Seni ( S1 ) OLEH : NI WAYAN LIA CANDRA DEWI NIM : 200901032 PROGRAM STUDI S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab selalu hadir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia itu sendiri. Seni berkembang dari perasaan manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT

MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT MERIAS WAJAH PENGANTIN UNTUK BENTUK WAJAH BULAT Yenni Sri Handayani *) ABSTRAKSI Salah satu warisan budaya luhur bangsa Inodnesia yaitu upacara adat perkawinan, yang tersebar hampir di setiap daerah. Salah

Lebih terperinci

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TIRTA AMERTA

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TIRTA AMERTA DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA TIRTA AMERTA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXIII di Depan Gedung Jaya Sabha Denpasar Tahun 2011 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

Lebih terperinci

TAKDIR SKRIP KARYA SENI

TAKDIR SKRIP KARYA SENI TAKDIR SKRIP KARYA SENI OLEH : EKA LAKSANA S. NIM : 2007.01.021 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN SENI TARI FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2011 TAKDIR SKRIP KARYA SENI Diajukan

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TOKOH GALUH DALAM DRAMATRI ARJA DI SANGGAR SENI SIWARATRI DESA KERAMAS BLAHBATUH GIANYAR

ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TOKOH GALUH DALAM DRAMATRI ARJA DI SANGGAR SENI SIWARATRI DESA KERAMAS BLAHBATUH GIANYAR ARTIKEL KARYA SENI PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN TOKOH GALUH DALAM DRAMATRI ARJA DI SANGGAR SENI SIWARATRI DESA KERAMAS BLAHBATUH GIANYAR Oleh : NI PUTU LETSU PHYARTINI PROGRAM STUDI S-1 TARI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan teknologi dan budaya yang semakin maju membuat terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya 52 BAB III PENUTUP Semua manusia (begitu juga penulis) mempunyai keinginan yang mendalam untuk menemukan titik kesuksesan atas sebuah karya yang diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

Artikel Karya Seni Rare Ulangun

Artikel Karya Seni Rare Ulangun Artikel Karya Seni Rare Ulangun I GUSTI MADE ANGDIYUSA (Penata) Desak Made Suarti Laksmi, S.SKar., MA (Pembimbing I) Ketut Sumerjana. S.Sn., MSn (Pembimbing II) Institut Seni Indonesia Denpasar Jalan Nusa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pakem Mata Pelajaran : Seni Budaya ( Seni Tari ) Kelas / Semester Alokasi Waktu : VIII / I : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur LAPORAN TUGAS AKHIR PA. 1380 PERIODE SEM. GANJIL 2006-2007 Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur Mahasiswa : I MADE ARY KURNIAWAN Nrp. : 3201 100 078 Pembimbing : DR. Ing.

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM

SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM SKRIP KARYA SENI YOWANA GIRANG OLEH : IDA BAGUS KESUMA ANANDA NIM. 2010.02.014 PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2014 SKRIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan

Lebih terperinci

SATYA PATI SKRIP KARYA SENI

SATYA PATI SKRIP KARYA SENI SATYA PATI SKRIP KARYA SENI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Seni (S1) OLEH : I KADEK SUMIARTA NIM : 200701018 PROGRAM STUDI S-1 SENI TARI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik Tata Rias Tari Surabaya Dengan Teknik Fotografi Sebagai Sarana Informasi Masyarakat

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pagelaran Tata Rias dan Kecantikan ini menyelenggarakan ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan sebuah karya seni bersumber dari segala hal yang ada di alam makrokosmos (bumi) dan mikrokosmos (manusia), sifatnya tidak terbatas. Sumber yang disediakan

Lebih terperinci