BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mulai banyak mengenal berbagai pengobatan, terutama untuk penyakit-penyakit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mulai banyak mengenal berbagai pengobatan, terutama untuk penyakit-penyakit"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia kesehatan saat ini, masyarakat luas mulai banyak mengenal berbagai pengobatan, terutama untuk penyakit-penyakit ringan. Masyarakat terdorong untuk melakukan pengobatan pertama sendiri ketika dirinya mengalami gejala-gejala penyakit tertentu. Hal ini tentunya dapat melatih masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan, menghemat biaya, dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat sehingga kedepannya akan terbentuk masyarakat yang tinggi kualitas hidupnya. Produk farmasi over the counter (OTC) sebagai obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter merupakan produk yang menjadi alternatif awal pasien ketika mengalami gejala penyakit tertentu. Tidak heran produk OTC ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam penjualannya. Kombinasi peningkatan pelayanan program kesehatan pemerintah yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ditambah dengan upaya swamedikasi masyarakat dengan membeli produk over the counter (OTC) diharapkan menjadi faktor utama hadirnya pertumbuhan industri farmasi. Data dari IMS Health menunjukkan porsi pasar obat resep (ethical) masih menguasai dengan 59% atau sebesar Rp 33 triliun, sedangkan untuk produk OTC mengambil porsi 41% atau Rp 23 triliun (Issetiabudi, 2015).

2 Pada Agustus 2013, produk-produk OTC mengalami peningkatan sebesar 10%, yakni dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi pada berbagai obat OTC untuk beragam gejala, termasuk obat batuk. Pada segmen obat batuk, terjadi peningkatan pembelanjaan sebesar 8,7%, di mana sebagian besar konsumen masih memilih obat batuk bentuk sirup. Namun demikian, terjadi peningkatan signifikan pada konsumsi obat batuk tablet sebesar 25%. Di sisi lain, peningkatan pada konsumsi obat batuk sirup hanya 6,6%. Tempat pembelian masih didominasi oleh toko dan warung, di kedua tempat ini 47,5% obat batuk dibeli dalam bentuk sirup dan 89,2% dalam bentuk tablet (Burhanudin, 2014). Persaingan industri farmasi yang semakin ketat mengakibatkan masingmasing industri berlomba-lomba untuk meraih pasar sesuai target mereka. Dalam pembelian, konsumen harus membuat keputusan pembelian terhadap berbagai merek obat dengan indikasi yang mirip. Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ini diantaranya adalah harga, produk, promosi, dan distribusi, atau yang lebih dikenal dengan marketing mix. Variabel dalam marketing mix inilah yang digunakan perusahaan sebagai sarana untuk menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Seperti yang dikatakan Swastha & Irawan (2008), kegiatan-kegiatan dalam marketing mix perlu dikombinasi dan dikoordinir agar perusahaan dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin. Jadi, perusahaan/organisasi tidak hanya sekedar memilih kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus mengkoordinir berbagai macam elemen dari marketing mix tersebut untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif.

3 Batuk sebagai penyakit yang umum dialami oleh masyarakat mendorong industri farmasi untuk memproduksi dan memasarkan obat batuk over the counter yang dapat dibeli tanpa menggunakan resep dokter. Salah satunya adalah produk andalan PT. Combiphar berupa obat batuk hitam yaitu OBH Combi. Obat batuk dengan kemasan botol ini merupakan salah satu pilihan utama masyarakat dalam mengatasi batuk yang dialami. Selama lebih dari 40 tahun, OBH Combi menjadi obat batuk yang dipercaya oleh jutaan masyarakat Indonesia sebagai obat batuk yang efektif, aman dan alami. Hingga saat ini, OBH Combi terus berusaha untuk tetap melayani kebutuhan masyarakat akan obat batuk yang berkualitas. OBH Combi dikenal dengan formula kehangatan yang khas dan alami yang telah sekian lama dipercaya oleh keluarga Indonesia efektif meredakan batuk (Superbrand, 2014). Dengan persaingan obat batuk yang semakin ketat, saat ini OBH Combi mempunyai banyak pesaing yang masing-masing aktif memperluas pasar. Untuk memenangkan persaingan obat batuk, setiap produsen berusaha memproduksi obat batuk yang semakin variatif dan inovatif (Superbrand, 2014). OBH Combi bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan obat batuk yang berkualitas, dan terjangkau seluruh kalangan. OBH Combi dijual bebas dan mudah didapat di pasaran dengan harga yang terjangkau. Tersedia dalam ukuran 100 ml dan 60 ml dengan pilihan OBH Combi Batuk Plus Flu (tersedia dalam rasa jahe, menthol dan madu) dan OBH Combi Batuk Berdahak (tersedia dalam pilihan rasa jahe dan menthol) (Superbrand, 2014).

4 Dengan membawa formula kehangatan yang sama, yang menjadi kebanggaan, kini OBH Combi hadir dengan logo dan kemasan baru. Sebagai sebuah produk obat batuk yang telah sekian lama melayani dan terpercaya turuntemurun, kali ini OBH Combi mengangkat tema Kehangatan Indonesia untuk memperkenalkan logo dan kemasan baru kepada konsumen. Formula kehangatan yang merupakan ciri khas dari OBH Combi, digambarkan sebagai matahari yang senantiasa memberi kehangatan untuk semua, untuk seluruh kalangan. Kehangatan OBH Combi digambarkan sebagai matahari yang setia memberi kehidupan dan selalu terbit setiap hari membawa semangat baru. Seperti halnya OBH Combi yang selama ini setia dari hari ke hari memberi yang terbaik kepada semua kalangan di seluruh Indonesia. Logo baru OBH Combi adalah sebuah perubahan yang diharapkan dapat membawa semangat baru yang dapat diterima semua kalangan konsumen. Matahari sebagai bagian dari alam dan penting untuk sebuah kehidupan merupakan merupakan inspirasi bagi OBH Combi yang mengutamakan bahan alami dan memberikan kontribusi untuk kehidupan masyarakat Indonesia. Logo dan kemasan baru OBH Combi diharapkan dapat memberi inspirasi dan semangat bagi kita semua untuk memberikan kebaikan kepada sesama dan menjadi Kehangatan bagi sekitar kita (Superbrand, 2014). Disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan pasar kini OBH Combi hadir dengan desain yang semakin modern dan dilengkapi dengan gelas takar yangpraktis untuk dosis yang lebih akurat. OBH Combi tetap mempertahankan kandungan bahan alami Succus Liquorice, berfungsi sebagai ekspektoran yang terpercaya efektif membantu mengeluarkan dahak untuk mempercepat proses

5 penyembuhan batuk secara alami (Superbrand, 2014). Dalam menghadapi persaingan dari produk merek lain yang meliputi variasi dan inovasinya, para produsen obat tak segan-segan menggelontorkan belanja iklan yang besar demi meraih simpati para konsumen. Dimana dua pengiklan terbesar di TV adalah Komix dan OBH Combi (Gunawan, 2011). Berikut adalah data mengenai merek-merek terkenal kategori obat batuk: Tabel I. Merek terkenal kategori obat batuk Tahun 2014 Tahun 2015 Merek TBI Merek TBI Komix 28,3% Komix 30,3% OBH Combi 16,4% OBH Combi 22,5% Vicks Formula 44 11,1% Vicks Formula 44 8,7% Konidin 6,6% Konidin 6,9% Laserin 5,5% Laserin 6,2% Bisolvon 3,2% Bisolvon 4,4% Sumber : Top Brand Indonesia Fase 1, Top Brand mampu memberikan ukuran kesuksesan sebuah merek di pasar melalui tiga pengukuran dimensi, yaitu mind share (top of mind), market share (last usage), dan commitment share (future intention). Dapat dikatakan, ketiga variabel ini mampu memberikan gambaran tentang kondisi merek di pasar. Variabel pertama yaitu mind share, mengindikasikan kekuatan merek di benak konsumen. Market share menunjukkan kekuatan merek di pasar dalam hal perilaku pembelian aktual konsumen. Variabel ketiga, yaitu commitment share mengindikasikan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek tersebut di masa yang akan datang (Setiamanah, 2012). Tabel I menunjukkan bahwa obat batuk merek OBH Combi memiliki nilai Top Brand

6 Index sebesar 16,4% pada tahun 2014 dan mengalami peningkatan menjadi 22,5% pada tahun OBH Combi juga terus menggalakkan kampanye rebranding produk guna menggenjot penjualan di masyarakat. Saat ini, Combiphar masih mendominasi pasar obat batuk nasional kategori kemasan botol. Setelah dilakukannya rebranding ini sejak tahun lalu, tingkat persepsi serta kepercayaan terhadap obat batuk itu terus meningkat (Anton, 2014). OBH Combi selama ini lebih banyak dikenal dengan segmentasi para orangtua yang membelinya untuk kebutuhan keluarga. Desain kemasan dan kampanye produk yang diluncurkan pun lebih berkesan orangtua. Kali ini, OBH Combi merambah pada segmentasi orang-orang muda. Combiphar berupaya menciptakan produk-produk baru yang terjangkau dan berkualitas untuk orang muda, serta Combiphar juga mulai meremajakan merek-merek yang terkesan tua. Termasuk diantaranya adalah OBH Combi, salah satu merek obat batuk hitam yang cukup legendaris di tengah masyarakat Indonesia selama lebih dari 40 tahun (Mahribi, 2014). Segmen kelas menengah didominasi kalangan muda yang selama ini ditinggalkan. Padahal menurut demografi, sekitar 60% penduduk Indonesia berusia dibawah 40 tahun (Mahribi, 2014). Mahasiswa, yang rata-rata usianya adalah tahun, merupakan bagian dari kalangan muda tersebut. Termasuk diantaranya adalah Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Mahasiswa fakultas kesehatan memiliki akses dan informasi yang lebih banyak serta memiliki pengetahuan yang relatif lebih tinggi dalam penggunaan obat

7 dibandingkan mahasiswa fakultas non-kesehatan. Arviana (2014) menyatakan bahwa 70,91% mahasiswa kluster kesehatan memiliki pengetahuan pengobatan sendiri dalam kategori baik, sementara 79,31% mahasiswa non-kesehatan termasuk dalam kategori kurang baik dalam hal pengetahuan mengenai pengobatan sendiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pengamatan untuk mengetahui pengaruh marketing mix OBH Combi terhadap keputusan pembelian pada konsumen mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah variabel produk mempengaruhi keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen? 2. Apakah variabel harga mempengaruhi keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen? 3. Apakah variabel distribusi mempengaruhi keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen? 4. Apakah variabel promosi mempengaruhi keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen? 5. Apakah marketing mix secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen?

8 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel produk terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen. 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel harga terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen. 3. Untuk mengetahui pengaruh variabel distribusi terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen. 4. Untuk mengetahui pengaruh variabel promosi terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen. 5. Untuk mengetahui adanya pengaruh marketing mix secara simultan terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antaralain : 1. Memberikan sumbangan penelitian guna meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pengaruh marketing mix terhadap keputusan pembelian konsumen. 2. Membantu industri farmasi untuk memahami pentingnya konsep marketing mix dalam rangkaian sistem pemasaran produk.

9 E. Tinjauan Pustaka 1. Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Boyd dkk, 2000). Tjiptono & Gregorius (2012) menyatakan bahwa strategi pemasaran merupakan rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu. Perusahaan bisa menggunakan dua atau lebih program pemasaran secara bersamaan, sebab setiap jenis program (seperti periklanan, promosi penjualan, personal selling, layanan pelanggan, atau pengembangan produk) memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap permintaan. Pemasaran dalam bidang farmasi tidaklah terbatas hanya menjual produk tapi juga mempertimbangkan aspek-aspek pharmaceutical care. Pemasaran farmasi adalah suatu sub spesialisasi pemasaran dimana pharmaceutical care diaktualisasikan. Orientasi pemasaran farmasi tidak hanya terbatas pada produk tetapi justru memberikan perhatian yang besar pada layanan farmasi yang prima. Ini mengindikasikan bahwa eksistensi pemasaran farmasi adalah memberi kepuasan atas kebutuhan dan keinginan pasien, bukan hanya sekedar menjual produk untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya (Sampurno, 2011).

10 2. Marketing Mix Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif (Fuad dkk, 2000). Tekanan utama dari marketing mix adalah pasar karena pada akhirnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan diarahkan kesitu. Kebutuhan pasar tersebut dipakai sebagai dasar untuk menentukan macam produknya; demikian pula keadaan pasar terhadap berbagai macam alternatif harga, promosi, dan distribusi. Masalah ini menunjukkan kepada perusahaan untuk mengalokasikan kegiatan pemasarannya pada masing-masing variabel marketing mix (Swastha & Irawan, 2008). Dalam proses manajemen pemasaran perlu dikembangkan variabel-variabel yang tercakup dalam marketing mix berupa harga, produk, promosi, dan distribusi. a. Produk Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pada pasar (Kotler & Armstrong, 2011). Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok. Karena itu, produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli, agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen, misalnya dalam hal mutu, kemasan, dan lain lainnya (Fuad dkk, 2000).

11 Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, merknya, pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya. Jika masalah ini telah diselesaikan, maka keputusan-keputusan tentang harga, distribusi dan promosi dapat diambil (Swastha & Irawan, 2008). Obat adalah komoditas khusus bukan komoditas umum. Segala sesuatu yang berkaitan dengan obat dilakukan regulasi secara ketat karena menyangkut keamanan dan keselamatan jiwa manusia. Mulai dari bahan baku, bahan penolong, kemasan, produksi, pengujian mutu, distribusi dan peredaran, promosi/iklan, penjualan dan penggunaannya, dilakukan pengaturan secara rinci dan ketat (Highly Regulated). Ada lima aspek penting setidaknya yang harus dipenuhi oleh produk obat yaitu : Keamanan (Safety), khasiat (efficacy), kualitas (quality), penggunaan yang rasional (Rational of use) dan informasi produk yang benar (the right information) (Sampurno, 2011). b. Harga Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan produk (Kotler & Armstrong, 2011). Pada saat ini, bagi sebagian besar anggota masyarakat, harga masih menduduki tempat teratas sebagai penentu dalam keputusan untuk membeli barang atau jasa. Karena itu, penentuan harga merupakan salah satu keputusan penting bagi manajemen perusahaan (Fuad dkk, 2000).

12 Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar. Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, markdown, dan sebagainya (Swastha & Irawan, 2008). c. Distribusi Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkan itu masih menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada konsumen. Para penyalur dapat menjadi alat bagi perusahaan untuk mendapatkan umpan balik dari konsumen di pasar (Fuad dkk, 2000). Ada tiga aspek pokok yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi (tempat). Aspek tersebut adalah : a. Sistem transportasi perusahaan b. Sistem penyimpanan c. Pemilihan saluran distribusi Termasuk dalam sistem pengangkutan antaralain keputusan tentang pemilihan jadwal pengiriman, penentuan rute yang harus ditempuh, dan seterusnya. Dalam sistem penyimpanan, bagian pemasaran harus menentukan letak gudang, jenis peralatan yang dipakai untuk menangani material maupun

13 peralatan lainnya. Sedangkan pemilihan saluran distribusi menyangkut keputusan-keputusan tentang penggunaan penyalur (pedagang besar, pengecer, agen, makelar), dan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para penyalur tersebut (Swastha & Irawan, 2008). d. Promosi Promosi merupakan kegiatan untuk mengkomunikasikan produk dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut (Kotler & Armstrong, 2011). Promosi juga dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan perusahaan yang selanjutnya. Karena itu promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi agar melakukan pertukaran dalam pemasaran (Fuad dkk, 2000). Termasuk dalam kegiatan promosi adalah : periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas. Beberapa keputusan yang berkaitan dengan periklanan ini adalah pemilihan media (majalah, televisi, suratkabar, dan sebagainya), penentuan bentuk iklan dan beritanya. Penarikan, pemilihan, latihan, kompensasi, dan supervisi merupakan tugas manajemen dalam kaitannya dengan salesman (penjual). Promosi penjualan dilakukan dengan mengadakan suatu pameran, peragaan, demonstrasi, contoh-contoh, dan sebagainya. Sedangkan publisitas merupakan kegiatan yang hampir sama dengan periklanan, hanya biasanya dilakukan tanpa biaya (Swastha & Irawan, 2008).

14 Program pemasaran yang efektif mesti mengkombinasikan secara tepat semua elemen-elemen marketing mix tersebut. Product, Price, Place, dan Promotion saling mempengaruhi dan akhirnya akan membentuk opini konsumen dalam pengambilan keputusan untuk pembelian. Produk dengan kualitas yang baik dan terjamin, harga yang layak sesuai dengan value yang ditawarkan, distribusi yang baik dan mudah diperoleh oleh target konsumen serta promosi yang elegan sehingga produk dikenal oleh konsumen, adalah marketing mix yang mesti dilakukan oleh setiap perusahaan (Sampurno, 2011). 3. Keputusan Pembelian Konsumen Tjiptono & Gregorius (2012) mengungkapkan bahwa keputusan pembelian konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan tipe konsumen (konsumen akhir dan konsumen bisnis/organisasional). Bagi konsumen akhir (consumer market), keputusan pembelian terdiri dari atas tiga macam: extensive problem solving, limited problem solving, dan habitual problem solving. Ketiga model ini didasarkan pada elemen-elemen proses keputusan pembelian konsumen sebagaimana ditampilkan dalam Gambar 1.

15 Gambar 1. Elemen-elemen proses keputusan pembelian Identifikasi masalah atau kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi dan Seleksi Pilihan toko dan sebelumnya Proses purnabeli *garis putus-putus menggambarkan kemungkinan proses diulang kembali ke langkah Berikut ini adalah deskripsi singkat mengenai tiga tipe proses keputusan pembelian konsumen akhir : a. Pemecahan masalah ekstensif (extensive problem solving) Dalam tipe keputusan ini, konsumen tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam pembelian suatu produk atau jasa dan merasakan adanya tingkat risiko yang tinggi dalam pembelian. Situasi pembelian yang sering dijumpai antara lain: pembelian pertama kali; pembelian produk yang harganya mahal, jarang dibeli dan keputusannya tidak bisa dikoreksi; pembelian produk baru yang kompleks; pembelian yang nilai psikologisnya penting; dan sejenisnya. Dalam konteks ini, konsumen akan mencari sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber, seperti rekan kerja,

16 tetangga, saudara, iklan, wiraniaga, pendapat pakar, dan lain-lain. Selain itu, konsumen cenderung bersedia mencurahkan waktu, tenaga, dan usaha guna mengidentifikasi kriteria atau atribut yang bisa digunakan untuk mengevaluasi berbagai alternatif merek atau produk. b. Pemecahan masalah terbatas ( limited problem solving ) Konsumen memiliki sejumlah pengetahuan tentang kategori produk dan kriteria pilihan yang relevan, namun menjumpai adanya merek baru. Waktu yang dicurahkan untuk proses pembuatan keputusan memang lebih sedikit dibandingkan pemecahan masalah ekstensif, namun relatif cukup lama. Konsumen bukan saja mengevaluasi merek baru, namun juga membandingkan berbagai merek yang ada untuk membentuk evaluasi atas preferensinya. c. Perilaku respon rutin (routinized response behaviour atau habitual problem solving) Pengambilan keputusan dalam tipe ini relatif cepat dan tidak terlalu membutuhkan banyak informasi tambahan. Konsumen telah berpengalaman dalam menentukan pilihan dalam kelas produk dan karenanya tidak terlalu membutuhkan informasi untuk pengambilan keputusan. Tipe ini bisa dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, brand loyal decisions, yakni keputusan yang dibuat oleh konsumen yang memiliki keterlibatan produk tinggi dan keterkaitan emosional tinggi pada merek spesifik. Konsumen loyal semacam ini sulit direbut pesaing. Kedua, repeat purchase decision, yakni pola perilaku

17 konsumen yang mencakup pembelian produk atau jasa yang sama sepanjang waktu, dengan atau tanpa loyalitas terhadap produk atau jasa yang bersangkutan. Swastha & Irawan (2008) mengemukakan tahap-tahap dalam proses pembelian sebagai berikut : 1. Menganalisa keinginan dan kebutuhan Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum perlu segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan-kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. 2. Menilai sumber-sumber Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli. Jika jumlah uang yang tersedia tidak begitu banyak, sedangkan kebutuhannya cukup besar, maka konsumen akan lebih menyukai pembelian secara kredit. Jika produk yang akan dibeli memerlukan jumlah uang yang cukup besar, biasanya diperlukan waktu yang agak lama di dalam mempertimbangkan pembeliannya. 3. Menetapkan tujuan pembelian Tujuan pembelian bagi masing-masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen

18 yang mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestise, ada yang hanya sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, ada juga yang ingin meningkatkan pengetahuan dan sebagainya. 4. Mengidentifikasikan alternatif pembelian Setelah tujuan pembelian ditetapkan, konsumen perlu mengidentifikasikan alternatif pembeliannya. Pengidentifikasian alternatif pembelian tersebut tidak dapat terpisah dari pengaruh sumber-sumber yang dimiliki (waktu, uang, dan informasi) maupun resiko keliru dalam pemilihan. 5. Keputusan membeli Setelah tahap-tahap di muka dilakukan, sekarang tiba saatnya bagi pembeli untuk mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya. 6. Perilaku sesudah pembelian Semua tahap yang ada di dalam proses pembelian sampai dengan tahap ke-lima adalah bersifat operatif. Bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian juga sangat penting. Perilaku mereka dapat mempengaruhi penjualan ulang dan juga mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang produk perusahaan.

19 4. Obat Batuk Over The Counter (OTC) Obat over the counter atau yang juga dikenal sebagai obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Meski obat bebas dianggap lebih aman dibandingkan dengan obat beresep, dapat saja terjadi efek yang tidak diinginkan misalnya alergi, nyeri lambung, rasa mengantuk, dan lain lain. Jadi obat bebas sekalipun tak dapat dikatakan sepenuhnya aman (Djauzi, 2009). Batuk sebagai penyakit simptomatis dapat ditatalaksana dengan obat tanpa resep (over the counter medicine/otc product). Batuk yang disebabkan oleh adanya alergi dan menyertai flu biasanya berupa batuk yang disertai dengan dahak. Batuk jenis ini disebut dengan batuk basah/batuk produktif. Sementara batuk yang disebabkan oleh adanya benda asing yang mengiritasi tenggorokan biasanya berupa batuk yang menjadi/frekuensinya sering, tanpa disertai dahak. Batuk ini dikenal dengan nama batuk kering/batuk nonproduktif. Dengan mengenali jenis batuk yang diderita, pasien dapat menentukan obat OTC apa yang akan dibeli untuk mengatasi batuk yang dialami (Puspitasari, 2006). 5. OBH Combi Selama lebih dari 40 tahun, OBH Combi menjadi obat batuk yang dipercaya oleh jutaan masyarakat Indonesia sebagai obat batuk yang efektif, aman dan alami. Hingga saat ini, OBH Combi terus berusaha untuk tetap melayani kebutuhan masyarakat akan obat batuk yang berkualitas. OBH Combi dikenal dengan formula kehangatan yang khas dan alami yang telah sekian lama dipercaya oleh keluarga Indonesia efektif meredakan batuk (Superbrands, 2014).

20 OBH Combi bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan obat batuk yang berkualitas, dan terjangkau seluruh kalangan. OBH Combi dijual bebas dan mudah didapat di pasaran dengan harga yang terjangkau. Tersedia dalam ukuran 100 ml dan 60 ml dengan pilihan OBH Combi Batuk Plus Flu (tersedia dalam rasa jahe, menthol dan madu) dan OBH Combi Batuk Berdahak (tersedia dalam pilihan rasa jahe dan menthol). OBH Combi juga menyediakan OBH Combi Anak Batuk Flu ukuran 60 ml untuk mengatasi batuk pada anak. Dengan berbagai pilihan rasa strawberry, jeruk, apel dan madu yang disukai anak-anak, OBH Combi Anak Batuk Plus Flu efektif dan dengan bahan dasar alami meredakan batuk yang disertai pilek pada si kecil (Superbrands, 2014). Dengan kehangatan baru, OBH Combi berusaha untuk semakin mendekati konsumen melalui berbagai media tidak terkecuali media online. Saat ini kesehatan bukan lagi menjadi kepedulian kaum dewasa atau orang sudah berumur saja, sadar bahwa pentingnya kesehatan perlu di pupuk sejak usia muda membuat OBH Combi percaya anak muda sebagai ujung tombak sebuah generasi dapat memberikan perubahan untuk menjadikan Indonesia yang lebih sehat. Untuk itu, mengambil konsep komunitas anak muda yang peduli terhadap kesehatan, My Combi Nation memiliki tujuan menciptakan Indonesia lebih sehat melalui cara yang fun dan kreatif. Mengajak para anak muda masa kini untuk lebih peduli terhadap kesehatan dan juga menginspirasi sesama dalam membangun bangsa yang lebih sehat, yang dimulai dari diri sendiri. Melalui tips, informasi serta fun fact yang diberikan seputar kesehatan diharapkan My Combi Nation dapat

21 dijadikan sarana bagi anak muda untuk menjaga kesehatan dengan cara kreatif. My Combi Nation menghadirkan sebuah gerakan Tunjukkan Caramu! yang menjadi wadah bagi anak muda kreatif untuk berbagi inspirasi melalui sharing cara apa yang sudah dan akan dilakukan oleh tiap-tiap anak muda dalam menjaga kesehatan pada umumnya dan kesehatan pernapasan pada khususnya. Menampilkan tampilan yang menarik dan juga interaktif, gerakan Tunjukkan Caramu! juga diharapkan dapat memberikan pengaruh besar akan kesadaran bahwa sehat berawal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar (Superbrands, 2014). Agar dapat bertahan, OBH Combi mengubah bentuk kemasan menjadi lebih modern. Selain itu, strategi lainnya di bidang promosi dalam program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/csr). Kegiatan itu adalah melakukan edukasi kepada masyarakat. Caranya dengan menyentuh langsung target sasaran atau konsumen OBH Combi. Selain itu, pihak OBH Combi menciptakan platform komunikasi ke komunitas seperti Komunitas Ibu & Anak (Anton, 2014). Berbagai kegiatan kampanye juga dilakukan secara berkelanjutan misalnya dengan membagikan masker ke masyarakat. Sepanjang 2014, pihak OBH Combi telah membagikan lebih dari 100 ribu masker ke masyarakat dengan cara office to office, public area, dan lain-lain di beberapa kota yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta (Anton, 2014). Kegiatan lainnya adalah melanjutkan aktivitas-aktivitas below the line activity (BTL), on the ground serta digital marketing yang fokusnya membesarkan basis konsumen OBH Combi. Dengan begitu, basis konsumen

22 OBH Combi diharapkan dapat semakin luas dan brand equitas juga makin tinggi (Anton, 2014). OBH combi banyak meraih penghargaan Top brand award, Superbrands award, WOW brands untuk kategori Consumer Healthcare Products and Service, serta yang terbaru OBH Combi dinobatkan sebagai pemenang Social Media Achievement Award 2014 yakni penghargaan yang diapresiasikan kepada perusahaan yang memiliki share of voice yang besar dan sentiment baik di sosial media. OBH Combi dinyatakan berhasil meraih citra positif paling tinggi di social media dengan meraih indeks 94.40% berdasarkan pada percakapan positif / netral dan negatif di social media (Combiphar, 2014). F. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh marketing mix terhadap keputusan pembelian telah banyak dilakukan. Afiani dkk (2014) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian produk kesehatan yang dipasarkan dengan sistem multi level marketing oleh PT. Sinar Nusa Indo. Kualitas produk sebagai hal pertama yang akan diperhatikan oleh konsumen harus selalu ditingkatkan, diiringi dengan penetapan harga yang sesuai dan strategi distribusi yang tepat, serta menggalakkan promosi sebagai proses komunikasi pemasaran perlu dilakukan untuk mempengaruhi perilaku konsumen kearah pengambilan keputusan pembelian.

23 Masih dalam jurnalnya, Afiani dkk (2014) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang kuat antara bauran pemasaran dan keputusan pembelian, dan secara keseluruhan variabel promosi berkontribusi paling besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk. Penelitian yang dilakukan Aviandi (2012) mengenai pengaruh bauran pemasaran minyak angin aromatherapy Fresh Care terhadap keputusan pembelian memberikan hasil bahwa variabel-variabel dalam bauran pemasaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan variabel produk, harga, dan tempat distribusi memberikan pengaruh secara signifikan, namun variabel promosi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Fresh Care oleh konsumen mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Santoso dkk (2013) mengemukakan bahwa variabel produk, harga dan promosi berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian permen Tolak Angin pada konsumen di Semarang. Pengaruh tersebut juga memiliki tingkat keeratan yang kuat, apabila variabel produk, harga, distribusi dan promosi ditingkatkan maka akan mengakibatkan keputusan pembelian yang tinggi. Santoso dkk (2013) juga menyimpulkan bahwa variabel promosi mempunyai pengaruh yang lebih besar disebabkan karena adanya periklanan dan promosi penjualan yang dilakukan seperti event event yang diadakan setiap tahun, pemberian diskon, pemberian hadiah langsung, dan undian berhadiah yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen.

24 G. Kerangka Konsep Marketing mix digunakan sebagai alat untuk menarik minat konsumen, untuk bersaing dalam kompetisi, serta untuk menembus pasar. Tujuan utama penentuan marketing mix adalah memuaskan keinginan konsumen dengan efektif dan efisien. Penentuan marketing mix merupakan proses yang berkelanjutan, karena marketing mix merupakan konsep yang dinamis. Marketing mix dapat berubah seiring dengan berubahnya kebutuhan konsumen dan dipengaruhi pula oleh perubahan faktor lingkungan (Jain, 2009). Program pemasaran yang efektif mengkombinasikan elemen dalam marketing mix dalam suatu program pemasaran yang terintegrasi untuk mencapai tujuan pemasaran dengan memberikan value pada konsumen. Marketing mix merupakan strategi perusahaan untuk membangun posisi yang kuat di pasar (Kotler & Armstrong, 2011). Variabel yang akan diamati dalam penelitian adalah marketing mix berupa produk, harga, promosi, dan distribusi terhadap variabel keputusan pembelian oleh konsumen. Produk, harga, promosi, dan distribusi merupakan variabel independen sedangkan keputusan pembelian konsumen merupakan variabel dependen. Kerangka konsep penelitian digambarkan pada Gambar 2.

25 Gambar 2. Kerangka konsep penelitian Produk (X 1 ) Harga (X 2 ) Distribusi (X 3 ) Keputusan Pembelian Konsumen (Y) Promosi (X 4 ) H. Hipotesis Berdasarkan pokok permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini, Penulis menyusun beberapa hipotesis sebagai berikut : 1. Variabel produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen. 2. Variabel harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen. 3. Variabel distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen. 4. Variabel promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen. 5. Marketing mix berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian OBH Combi oleh konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang berkembang pesat saat ini mengakibatkan manusia setiap kali akan mengalami perubahan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Terry dalam Hasibuan (2007:2), manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila perusahaan tersebut tidak melakukan kegiatan memasarkan atau menjual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran 6 BAB II LANDASAN TEORI 2. 2 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis menghadapi era baru dan persaingan bisnis sekarang banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam keunggulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat pesat secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran dalam suatu perusahaan memegang peranan yang sangat penting, karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan, baik antar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Sehingga setiap

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di II. LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Promosi merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran pemasaran, dengan kegiatan promosi perusahaan dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada konsumen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Pemasaran Suparyanto & Rosad (2015:3) mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing Mix Kotler (Jilid 1, 2005: 17) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin membaik, mendorong timbulnya laju persaingan dunia usaha. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dan inovatif

Lebih terperinci

TANTANGAN DALAM PELAYANAN FARMASI SERTA SOLUSINYA (PRESPEKTIF COSTUMER LEADERSHIP)

TANTANGAN DALAM PELAYANAN FARMASI SERTA SOLUSINYA (PRESPEKTIF COSTUMER LEADERSHIP) TANTANGAN DALAM PELAYANAN FARMASI SERTA SOLUSINYA (PRESPEKTIF COSTUMER LEADERSHIP) A. pengantar Industri farmasi memproduksi sedimikian banyak obat, baik obat ethical maupun obat bebas (over the counter/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumen, menangani

Lebih terperinci

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran Kebutuhan Pasar Keinginan Hubungan Permintaan Transaksi Produk Pertukaran Nilai & Kepuasan Memaksimumkan konsumsi Memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi Memaksimumkan pilihan Memaksimumkan mutu hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia 49 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri minuman di Indonesia ditandai dengan banyaknya jenis dan merek minuman dalam kemasan yang beredar di pasar. Iklim indonesia yang tropis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok suatu perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat saat ini, dapat dilihat bahwa sektor dunia usaha saat ini telah menjadi suatu arena persaingan yang sengit dan tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan nilai transaksi sekitar Rp 56 triliun. International Pharmaceutical

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan nilai transaksi sekitar Rp 56 triliun. International Pharmaceutical BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kinerja dan pertumbuhan industri farmasi Indonesia pada 2014 melambat 8% dengan nilai transaksi sekitar Rp 56 triliun. International Pharmaceutical Manufactures

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa yang disertai dengan inovasi-inovasi baru yang dilakukan. Banyak tantangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya perdagangan bebas saat ini menimbulkan persaingan yang semakin ketat, dinamis, dan kompleks. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran menurut Kotler, (2002 :18) adalah Seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin berkembangnya tingkat persaingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Jumlah penduduk indonesia

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Perpindahan Merek (Brand Switching) Perpindahan merek (brand switching) adalah pola pembelian yang dikarakteristikkan dengan perubahan atau pergantian dari satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Optimalisasi Pengertian optimaliasai menurut Poerdwadarminta (Ali, 2014) adalah hasil yang dicapai sesuai dengan keinginan, jadi optimalisasi merupakan pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman saat ini telah menyebabkan adanya pengembangan kebutuhan manusia yang terus meningkat. Hal ini menuntut pelaku bisnis untuk dapat menciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 7 Manajemen Pemasaran 7.1. Konsep-Konsep Inti Pemasaran Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Bauran Pemasaran 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran memiliki banyak arti secara sederhana ialah pengelolaan hubungan pelanggan yang mengutungkan. Secara luas definisi pemasaran adalah proses sosial

Lebih terperinci

Makalah Strategi Bisnis Ritel

Makalah Strategi Bisnis Ritel Makalah Strategi Bisnis Ritel Disusun Oleh : Nama : Vina Loren Kelas : XI PM 1 No. Absen : 33 SMKN 9 Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah. perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah. perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kegiatan pemasaran merupakan sumber kehidupan dari sebuah perusahaan. Karena kegiatan pemasaran dilaksanakan dengan efisien dan efektif akan mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat meningkatkan kinerja dan kualitas dari suatu bisnis sehingga mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antaranya melalui promosi terhadap produk-produk yang ditawarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di antaranya melalui promosi terhadap produk-produk yang ditawarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bauran Promosi Setiap perusahaan yang menghasilkan suatu produk berusaha agar produk-produk yang ditawarkan dapat diserap oleh masyarakat secara optimal. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada umumnya lebih memusatkan perhatiannya pada produk. Hal ini sangat terasa tatkala perusahaan melontarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi 2.1.1 Pengertian Promosi Menurut Hasan (2009:10), promosi adalah fungsi pemasaran yang fokus untuk mengkomunikasikan program-program pemasaran secara persuasive kepada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar

BAB II LANDASAN TEORITIS. Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Teori Pemasaran Pengertian pasar telah banyak didefinisikan oleh ahli-ahli ekonomi. Pasar adalah himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian semakin maju, terlebih pada masa globalisasi seperti sekarang ini di mana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan. Perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar dan pertumbuhan ekonomi yang semakin maju menuntut perusahaan melakukan pengembangan pada segala aspek pendukung bisnis sehingga kelangsungan bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya. Selanjutnya penulis mengajukan

Lebih terperinci

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd Pemasaran Pada Perusahaan Kecil Oleh Sukanti, M.Pd A. Pendahuluan Pengusaha kecil pada umumnya menghadapi masalah kurangnya keahlian dalam bidang pemasaran dan kelemahan dalam bidang organisasi dan manajemen,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep dan Strategi Pemasaran Perusahaan 2.1.1 Konsep Pemasaran Konsep Pemasaran merupakan suatu rencana yang sudah ditentukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, pertumbuhan ekonomi dan industri di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan kegiatan Pemasaran adalah membangun merek dikonsumen. Kekuatan merek terletak pada kemampuannya untuk memengaruhi perilaku pembelian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN. dsb. Oleh karena itu para perusahaan berlomba-lomba membuat produk. Wafer merupakan makanan ringan atau snack yang dapat dikonsumsi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya persaingan dalam dunia bisnis yang tinggi menuntut suatu perusahaan untuk lebih kreatif dan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya pesaingan dalam era globalisasi sekarang ini, semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya pesaingan dalam era globalisasi sekarang ini, semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya pesaingan dalam era globalisasi sekarang ini, semakin banyak persaingan produk di pasaran. Untuk dapat memperluas dan menjangkau pasar sasarannya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003). 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan mereknya menjadi merek yang selalu dipilih konsumen. Merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis makanan dan minuman terus berkembang dinamis dengan persaingan yang begitu ketat. Untuk menghadapi persaingan di pasar, sangat penting bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bauran Pemasaran Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya teknologi membuat perkembangan di sektor industri semakin pesat. Banyak perusahaan baru dan tentu saja hal ini menyebabkan persaingan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Dalam salah satu perusahaan, pemasaran merupakan salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam dunia bisnis yang semakin pesat membuat tingkat persaingan semakin ketat, khususnya pada perusahaan sabun mandi. Saat ini ada banyak sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini tingkat persaingan antar industri mie instant semakin ketat dalam memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. diharapkan agar perusahaan mampu memperoleh pasar yang lebih luas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia usaha, barangkali sudah menjadi hal yang wajar apabila produsen dari sebuah produk akan senantiasa berusaha untuk menghasilkan sebuah produk yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rambut merupakan mahkota yang paling berharga, bahkan rasa percaya diri seorang wanita maupun pria akan timbul dengan rambut yang sehat dan indah. Hal ini senada

Lebih terperinci

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis saat ini disebabkan oleh perubahaan pola pikir konsumen yang dinamis. Dengan dasar inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan pemasaran sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Beli Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring perkembangan zaman dan perubahan trend yang meliputi perubahan budaya, selera, maupun peningkatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Pemasaran. mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai berikut: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Pemasaran 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Benyamin Molan (2007:6), mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kottler dan Amstrong (2001:7), Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan berkelompok memperoleh apa yang mereka

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran BAB II KERANGKA KONSEP DAN TEORI Teori adalah sebuah sistem konsep abstrak yang mengindikasikan adanya hubungan diantara konsep konsep yang membantu kita memahami sebuah fenomena. Suatu teori adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mobil. Sepeda motor harganya masih bisa dijangkau oleh masyarakat luas,

BAB 1 PENDAHULUAN. mobil. Sepeda motor harganya masih bisa dijangkau oleh masyarakat luas, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kendaraan bermotor atau sepeda motor di Indonesia merupakan salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh banyak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2011:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler dan Keller (2011:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011:9) pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan laba yaitu dengan melaksanakan kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini industri di setiap negara tumbuh dan berkembang dengan cepat tak terkecuali di Indonesia sendiri. Beragamnya produk yang memasuki pasar membuat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Loyalitas konsumen adalah isu yang sangat penting dan menarik bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang pemasaran produk ataupun jasa. Loyalitas konsumen merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara manapun di dunia ini termasuk di Indonesia apabila perekonomian bangsa dikelola secara jujur, adil dan profesional, maka pertumbuhan ekonomi akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, yang menuntut setiap perusahaan untuk selalu inofatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN

BAB X MANAJEMEN PEMASARAN BAB X MANAJEMEN PEMASARAN UTILITAS Utilitas adalah kemampuan barang atau jasa untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan Pemasaran menciptakan utilitas waktu, tempat dan kepemilikan. Utilitas waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu Bandung merupakan kota yang mampu menarik perhatian para wisatawan asing maupun domestik. Keindahan kotanya, makanan khasnya, dan letaknya yang strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam sekarang ini, membuat perusahaan harus dapat menciptakan produk yang kreatif serta inovatif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan

Lebih terperinci