IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA MADRASAH DI MAN MODEL GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA MADRASAH DI MAN MODEL GORONTALO"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA MADRASAH DI MAN MODEL GORONTALO YULINDA MATO Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo PEMBIMBING I PEMBIMBING II : Dr. Fadliah, M.Si : Warni T. Sumar,S.Pd, M.Pd Abstrak Yulinda Mato, Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Di MAN Model Gorontalo. Skripsi Strata I. Jurusan Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan; 2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif; 3) Upaya penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif. Disarankan : 1) Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional agar mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan sekolah; 2) Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan kemampuannya dalam mendorong dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih dari lebih dari yang diharapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah; 3) Bagi guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam setiap kegiatan yang telah diprogramkan sekolah; 4) Kepada peneliti selanjutnya untuk terus meningkatkan wawasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan. Kata kunci: Implementasi, Gaya, Kepemimpinan Transformasional, Kepala Madrasah. 1

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai organisasi pendidikan didalamnya terhimpun unsur-unsur yang masing-masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur tersebut adalah kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa dan orang tua siswa. Tanpa mengenyampingkan peran dari unsur-unsur lain dari organisasi sekolah, kepala sekolah dan guru merupakan personil intern yang sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan. Salah satu model kepemimpinan yang diakui memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan sekolah yang berkualitas adalah model kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional mempermudah usaha kepala sekolah untuk melakukan percepatan pertumbuhan kapasitas guru-guru dalam mengembangkan diri, merumuskan visi secara bersama, menghargai nilai-nilai dan budaya sekolah, memacu siswa-siswa untuk lebih meningkatkan prestasi dan memberikan pembinaan ekstra terhadap staf tata usaha untuk dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dalam melayani kebutuhan siswa,memberikan perhatian pribadi terhadap permasalahan warga di sekolah, membangun keakraban antar anggota sekolah sehingga tercipta iklim yang kondusif dalam pencapaian tujuan sekolah. Selain itu berbagai informasi terkini dapat ditransformasikan kepada guru, tenaga administrasi, siswa dan orang tua melalui sentuhan persuasive, psikologis, dan edukatif dari kepala sekolah. Menurut Bursn ( dalam Danim dan Suparno 2009:52), bahwa mentransformasi kepemimpinan dimana yang ditransfromasi adalah kepemimpinannya dari pemimpin kepengikut. Transformasi esensinya adalah mengubah potensi menjadi energi nyata. Kepala sekolah yang mampu melakukan transformasi kepemimpinan berarti dapat mengubah potensi institusinya menjadi energi untuk meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa. 2

3 Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang lebih menekankan pada penggunakan komunikasi secara efektif, menampilkan dirinya sebagai agen perubahan, memiliki kemampuan dalam penanggulangan konflik, mendorong semua warga yang ada disekolah untuk dapat bekerja maksimal dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Kenyataan yang ditemukan peneliti melalui observasi di lapangan bahwa implementasi gaya kepemimpinan transformasional Kepala Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo, ditemukan gejala-gejala sebagai berikut: dalam perumusan visi dan misi sampai pada pelaksanaan program belum dilaksanakan secara efektif, informasi baik berupa kebijakan maupun aturan yang disampaikan oleh kepala sekolah terkadang tidak bisa diterima dan dimengerti oleh warga sekolah (guru dan siswa ) serta konflik internal yang masih sering terjadi karena perbedaan pendapat antar warga sekolah ( guru dengan guru, guru dengan siswa ). Mengacu pada kondisi nyata yang telah digambarkan di atas, maka penulis terdorong untuk mengkaji dan meneliti masalah ini yang dirumuskan dengan judul penelitian yaitu Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka secara umum rumusan masalah yaitu dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala madrasah sebagai agen perubahan di Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo? 2. Bagaimanakah gaya kepemimpinan kepala madrasah dalam membangun komunikasi efektif di Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo? 3. Bagaimanakah upaya penanggulangan konflik yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo? 3

4 Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagi Kepala Sekolah, dapat memberikan gambaran dan sebagai masukan tentang implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang efektif guna menunjang tercapainya tujuan sekolah. 2. Bagi Komite Sekolah, sebagai informasi bagi masyarakat tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah sdalam pengembangan sekolah. 3. Bagi Guru, dapat dijadikan bahan masukan berkaitan dengan berbagai kemampuan kepala sekolah dalam membangun komunikasi yang efektif dengan pihak lain. 4. Bagi peneliti, sebagai ajang melatih diri penulis dalam berfikir ilmiah untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang di lihat. Dalam hal ini usaha menyelaraskan persepsi diantara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan orang yang perilakunya dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya (Thoha,1995:49) Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sehari-hari tidak terlepas dari dari gaya kepemimpinan yang diterapkan. Fiedler (dalam Masaong,2011:162), membedakan antara perilaku dan gaya kepemimpinan. Perilaku mengacu pada tindakan spesifik seorang pemimpin dalam mengarahkan dan mengkoordinasikan kerja anggota kelompok. Sedangkan gaya kepemimpinan mengacu pada kebutuhan struktur pemimpin yang memotivasi perilaku dalam berbagai situasi antar pribadi. Intinya gaya kepemimpinan merupakan karakteristik kepribadian, 4

5 bukan perilaku, sedangkan perilaku kepemimpinan dari individu yang sama akan berbeda dari situasi ke situasi, sementara struktur perubahan yang mendorong perilaku itu konstan. Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan, bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang dilakukan pemimpin dalam mendorong para bawahannya untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan tujuan yang disepakati bersama. Kepemimpinan Transformasional Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasikan oleh Burns (dalam Komariah & Triatna,2008:77), bahwa kepemimpinan transformasional sebagai sebuah proses dimana para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Para pemimpin adalah seorang yang sadar akan prinsip perkembangan organisasi dan kinerja manusia sehingga ia berupaya mengembangkan segi kepemimpinannya secara utuh melalui pemotivasian terhadap staf dan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan bukan didasarkan atas emosi, misalnya keserakahan, kecemburuan atau kebencian. Menurut Covey dan Peters (dalam Masaong 2011:180), seorang pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas, memiliki gambaran holistis tentang bagaimana orgnisasi di masa depan ketika semua tujuan dan sasarannya telah tercapai. Seorang pemimpin transformasional memandang nilai-nilai organisasi sebagai nilai-nilai luhur yang perlu dirancang dan ditetapkan oleh seluruh staf sehingga para staf mempunyai rasa memiliki dan komitmen dalam pelaksanaannya. Seorang pemimpin transformasional adalah seorang yang mempunyai keahlian diagnosis, selalu meluangkan waktu dan mencurahkan perhatian dalam upaya memecahkan masalah dari berbagai aspek (Komariah dan Triatna, 2008:78). 5

6 Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah adalah penampilan/perilaku atau kemampuan kepala sekolah dalam membangun perubahan dalam organisasi sekolah, memberdayakan seluruh komunitas sekolah melalui komunikasi yang terarah, menciptakan suasana yang kondusif agar para bawahan dapat bekerja lebih energik dan terfokus sehingga pembelajaran menjadi bersifat transformative bagi setiap orang. Dapat disimpulkan indikator kepemimpinan transformasional yaitu, (1) pembawa perubahan, (2) penggunaan komunikasi secara efektif, (3) mendorong kinerja bawahan, (4) mengharmoniskan lingkungan kerja(5) meningkatkan kemampuan terus menerus, (6) mempunyai kemampuan dalam penanggulangan konflik. Karakteristik Kepemimpinan Transformasional Karakteristik pemimpin transformasional menurut Komariah dan Triatna (2008:78) adalah sebagai berikut: (1) pemimpin yang memiliki wawasan jauh kedepan berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tetapi dimasa datang, dan oleh karena itu pemimpin ini dapat dikatakan pemimpin yang visioner. (2) pemimpin sebagai agen perubahan dan bertindak sebagai katalisator, yaitu yang memberi peran mengubah system kearah yang lebih baik. Katalisator adalah sebutan lain untuk pemimpin transformasional karena ia berperan dalam meningkatkan segala sumber daya manusia yang ada. Berusaha memberikan reaksi yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal mungkin, selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa perubahan. Menurut Bass dan Aviola (dalam Komariah & Triatna,2008:79), terdapat empat dimensi dalam penerapan kadar kepemimpinan transformasional dengan konsep 4I, yaitu : (1) Idealized influence, (2) Inspirational motivasion, (3) Intellectual stimulation, (4) Individualized consideration. 6

7 Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Transformasional Paradigma baru dari kepemimpinan transformasional mengangkat tujuh prinsip untuk menciptakan kepemimpinan transformasional yang sinergis sebagaimana dibawah ini (Erik Rees : 2001): 1. Simplikasi, keberhasilan dari sebuah kepemimpinan diawali dengan sebuah visi yang akan menjadi cermin dan tujuan bersama. Kemampuan serta keterampilan dalam mengungkapkan visi secara jelas, praktis dan tentu saja transformasional yang dapat menjawab kemana kita akan melangkah? menjadi hal pertama yang penting untuk kita implementasikan. 2. Motivasi, kemampuan untuk mendapatkan komitmen dari setiap orang yang terlibat terhadap visi yang sudah dijelaskan adalah hal kedua yang perlu kita lakukan. Pada saat pemimpin transformasional dapat menciptakan suatu sinergitas di dalam organisasi, berarti seharusnya dia dapat pula mengoptimalkan, memotivasi dan memberi energy kepada setiap pengikutnya. Praktisnya dapat saja berupa tugas atau pekerjaan yang betul-betul menantang serta memberi peluang bagi mereka pula untuk terlibat dalam suatu proses kreatif baik dalam hal memberi usulan ataupun mengambil keputusan dalam pemecahan masalah, sehingga hal ini pula akan memberikan nilai tambah bagi mereka sendiri. 3. Fasilitasi, dalam pengertian kemampuan untuk secara efektif memfasilitasi pembelajaran yang terjadi di dalam organisasi secara kelembagaan, kelompok ataupun individual. Hal ini akan berdampak pada semakin bertambahnya modal intelektual dari setiap orang yang terlibat didalamnya. 4. inovasi, yaitu kemampuan untuk secara berani dan bertanggung jawab melakukan suatu perubahan bilamana diperlukan dan menjadi suatu tuntutan dengan perubahan yang terjadi. Dalam suatu organisasi yang efektif dan efisien setiap orang yang terlibat perlu mengantisipasi perubahan dan seharusnya pula mereka tidak takut akan perubahan tersebut. Dalam kasus 7

8 tertentu, pemimpin transformasional harus sigap merespon perubahan tanpa mengorbankan rasa percaya dan tim kerja yang sudah dibangun. 5. Mobilitas, yaitu pengerahan semua sumber daya yang ada untuk melengkapi dan memperkuat setiap orang yang terlibat didalamnya dalam mencapai visi dan tujuan. Pemimpin transformasional akan selalu mengupayakan pengikut yang penuh dengan tanggung jawab. 6. Siap Siaga, yaitu kemampuan untuk selalu siap belajar tentang diri mereka sendiri dan menyambut perubahan dengan paradigma baru yang positif. 7. Tekad, yaitu tekad bulat untuk selalu sampai pada akhir, tekad bulat untuk menyelesaikan sesuatu dengan baik dan tuntas. Untuk itu tentu perlu pula didukung oleh pengembangan disiplin spritualitas, emosi, dan fisik serta komitmen. Agen Perubahan Setiap organisasi perlu ada pembaharu atau Change Agent yaitu orang yang mampu melakukan perubahan dalam lingkungan organisasinya (sekolah). Schermerhorn yang dikutip Winardi (2008:3), Seorang agen perubahan yaitu seorang atau kelompok yang bertanggung jawab untuk mengubah pola perilaku yang ada pada orang tertentu atau system social tertentu. Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha memperbaharui pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Dari uraian di atas, maka selaku kepala sekolah sebagai Change Agent, harus mendorong dan mengelola agar semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan tersebut. Upaya kepala sekolah sebagai agen perubahan bisa meliputi : (1) meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan menuju kondisi yang lebih baik. Misalnya kepala sekolah menyakinkan orang tua siswa untuk memupuk disiplin anak (2) mengingatkan akan tujuan akhir dari perubahan yang dilaksanakan. Cara boleh berubah, tetapi tujuan akhir harus tetap dipertahankan 8

9 (3) membantu kelancaran proses perubahan, khususnya menyelesaikan masalah yang muncul dan membina hubungan antara pihak-pihak yang terkait (4) menghubungkan orang dengan pemilik sumber dana/alat yang diperlukan. Keterampilan Komunikasi Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan dalam bentuk symbol atau lambang yang melibatkan seseorang atau lebih yang terdiri dari pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan) melalui suatu alat/media dengan maksud untuk mencapai tujuan bersama (Danim dan Suparno,2009:17). Kepala sekolah harus mampu melakukan proses komunikasi yang efektif untuk memberdayakan dan membangun tingkah laku ideal dari subjek yang dipimpinnya. kepala sekolah dapat berkomunikasi secara efektif bila mampu membuat guru, tenaga administrasi, orang tua peserta didik dan peserta didik berpartisipasi melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Kondisi sekolah yang demikian dapat akan menunjang tercapainya visi dan misi sekolah. Penanggulangan Konflik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan atau pertentangan. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tak berdaya. Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu (Nardjana 1994:45). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konflik adalah merupakan perbedaan, pertentangan, dan ketidak sesuaian kepentingan, tujuan, dan kebutuhan dalam situasi formal, sosial, dan psikologis, sehingga menjadi antagonis, dan emosional diantara individu dalam suatu kelompok atau organisasi. 9

10 Penelitian yang Relevan Beberapa kajian relevan mengenai kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh Fauzuddin(2011). Kepemimpinan traasformasional kepala sekolah (studi multikasus pada dua SMA negeri dan satu MA negeri berprestasi di kota Banda Aceh). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh kepala sekolah sangat efektif dalam menciptakan sebuah sekolah menjadi berprestasi, yaitu melalui upaya-upaya yang dilakukan kepala sekolah, seperti: Pertama, dalam mengembangkan visi dan misi sekolah, kepala sekolah terlebih dahulu melakukan observasi dan mendalami budaya sekolah, mempelajari kekuatan dan kelemahan sekolah, melibatkan semua unsur sekolah dalam menciptaka visi dan misi sekolah, mensosialisasikan visi dan misi sekolah yang ingin dicapai, dan visi tersebut kemudian dioperasionalkan ke dalam misi dan diterjemahkan ke dalam tujuan yang jelas, serta dikomunikasikan kepada seluruh warga sekolah. Kedua, dalam melakukan berbagai perubahan disekolah kepala sekolah (1) menerapkan pola kepemimpinan yang demokratis, (2) mampu membangun jaringan kerjasama dengan seluruh personil sekolah dan pihak luar baik dalam upaya peningkatan prestasi siswa maupun dalam upaya peningkatan kualitas profesionalisme guru, (3) pelibatan staf dalam pengambilan keputusan, (4) memiliki keunggulan dalam membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak, (5) membagun tim kerja (team work) yang kuat, (6) mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, (7) menfasilitasi bawahannya dalam bekerja dan pengembangan diri, (8) memotivasi para guru dan siswa agar memiliki minat dan semangat untuk berkembang dan belajar lebih giat, (9) menciptakan atmosfir yang mendorong para siswa untuk belajar dengan suasana yang nyaman melalui penyediaan fasilitas belajar yang nyaman, layanan khusus, inovasi pembelajaran, penyelenggaraan kegiatan intra dan ekstra kurikuler yang menyenangkan, dan (10) melakukan analisis SWOT dan sasaran strategis dengan cara melibatkan pihak-pihak yang terkait secara proporsional. Ketiga,dalam mendukung/membantu transformasi individu guru, kepala sekolah (1) melakukan pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru melalui program MGMP, (2) 10

11 mendorong guru untuk mau mengikuti berbagai seminar, pelatihan, dan workshop, (3) mengajak guru untuk melakukan penelitian dan suka menulis sebagai tujuan dalam meningkatkan kualitas individu guru, (4) memberi kesempatan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan, (5) memberi kesempatan guru untuk membimbing kelompok kreativitas siswa, (6) menciptakan strategi atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang inovatif, (7) bersamasama guru mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-metode mengajar sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, (8) melakukan perencanaan kebutuhan anggaran untuk pembinaan guru, dan melakukan supervise. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Manfaat penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif menurut Bungin (2005 : 36), adalah bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Jenis penelitian ini dipilih untuk memaparkan atau menggambarkan data temuan penelitian dalam bentuk presentasi atau pernyataanpernyataan dari responden sesuai dengan kenyataan yang ada. Sementara itu untuk mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan teknik observasi, dimana peneliti menjadi instrument untuk mendapatkan data penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk angket. 11

12 Hasil Penelitian Hasil Penelitian dan Pembahasan Bertitik tolak dari rekapitulasi hasil penelitian tentang implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo yang mencakup tiga indikator yaitu: 1. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Agen Perubahan Berdasarkan hasil rangkuman presentase indikator gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan, telah berjalan efektif hal ini dapat dilihat pada hasil skor rata-rata atau ( 68.46%) berada pada kategori efektif. Namun perlu ditingkatkan lagi karena masih terdapat (32 %) yang dipengaruhi oleh beberapa orang guru belum melaksanakan program pembelajaran secara maksimal, serta tingkat disiplin guru yang masih rendah. Sehingga kepala sekolah perlu meningkatkan perannya sebagai agen perubahan yang mampu meningkatkan segala aspek kehidupan di sekolah yang dipimpinnya serta harus mendorong dan mengelola agar semua pihak yang terkait, termotivasi dan berperan aktif dalam perubahan tersebut. 2. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Membangun Komunikasi Efektif Berdasarkan hasil rangkuman presentase indikator gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif telah berjalan efektif, hal ini dapat dilihat pada hasil skor rata-rata atau (74 %), berada pada kategori efektif. Namun perlu ditingkatkan karena masih terdapat (26%) dipengaruhi oleh tingkat pemahaman masing-masing guru yang berbeda baik jenjang pendidikan maupun latar belakang budaya dalam merespon informasi maupun aturan yang dibuat sehingga proses komunikasi yang dilakukan kepala sekolah perlu ditingkatkan lagi baik secara formal maupun informal dengan bahasa yang mudah dimengerti `serta menggunakan media atau alat komunikasi untuk menunjang efektifitas penyampaian informasi. 12

13 3. Upaya Penanggulangan Konflik Berdasarkan hasil rangkuman presentase indikator upaya penanggulangan konflik dalam implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah telah berjalan efektif hal ini dapat dilihat pada hasil skor rata-rata atau (72.62%) berada pada kategori efektif. Namun perlu ditingkatkan karena masih terdapat (27.38%) yang dipengaruhi oleh factor kecemburuan beberapa guru terhadap guru lain karena merasa diperlakukan secara tidak adil serta perbedaan keinginan dalam merumuskan tujuan bersama sehingga kepala sekolah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyatukan berbagai pendapat, dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, mencari solusi terbaik atas setiap masalah secara bersama melalui musyawarah mufakat dan lebih mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan. Secara umum seluruh indikator implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah yang diukur, berada pada kategori efektif yang terlihat dalam skor rekapitulasi akhir dengan persentase 71.69%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat dibuatlah kesimpulan sesuai indikator penelitian yaitu: 1. Gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif. 2. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif. 13

14 3. Upaya penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif. Saran-Saran 1. Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional agar mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan sekolah. 2. Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan kemampuannya dalam mendorong dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih dari lebih dari yang diharapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah 3. Bagi guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam setiap kegiatan yang telah diprogramkan sekolah. 4. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk terus meningkatkan wawasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan. DAFTAR PUSTAKA Avolio, B & Luthans, F The High Impact Leader. New York: Mc Graw Hill, inc. Gamble, Teri Knapp and Michael Gamble Commucation Work.New York: Random Hous Inc. Danim, Sudarwan Menjadi Komunitas Belajar. Jakarta : Bumi Aksara Danim, Sudarwan dan Suparno Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan. Jakarta: Rineka Cipta. Komaria, Aan dan Triatna Cepi, 2008.Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. 14

15 Masaong, Abd. Kadim dan Tilomi Arfan Kemimpinan Berbasis Multiple Intelligence (Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang). Bandung : Alfabeta. Mulyasa, H.E Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Rosda Karya. Riduan Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta Robbins, S.P Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhallindo Sudrajat, Achmad.2008.Kepememimpinan Transformasional Kepala Sekolah. kepemimpinan%20transformasional%20kepala%20sekolah/. diakses tanggal 5 maret Sulistiyani,Ambar Teguh Kepemimpinan Profesional. Yogyakarta: Gava Media. Sugiono, Metode Penelitian pendidikan; pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Thoha, Miftah Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Bandung : Angkasa. Undang-Undang RI. No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Depdiknas Widdah.dkk Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah. Bandung : Alfabeta. Winardi, J Manajemen Perubahan. Jakarta : Prenada Media Group Yulk, Garry Kepemimpinan dalam organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. 15

16 16

17 Rangkuman hasil analisis persentase skor indikator gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan, ditampilkan pada tabel 4.15 berikut ini. 17

18 ABSTRAK Yulinda Mato, Implementasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Madrasah Di MAN Model Gorontalo. Skripsi Strata I. Jurusan Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Fadliah, M.Si, Pembimbing II Warni T. Sumar, S.Pd, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Sebagai Agen Perubahan di MAN Model Gorontalo, 2) Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Membangun Komunikasi Efektif di MAN Model Gorontalo, 3) Upaya Penanggulangan Konflik Yang Terjadi di MAN Model Gorontalo. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, dengan teknik pengumpulan data angket dan wawancara dan teknik analisis data yang digunakan perhitungan dengan formula persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif; 2) Gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam membangun komunikasi efektif pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif; 3) Upaya penanggulangan konflik pada implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah di MAN Model Gorontalo telah berjalan efektif, hal ini terlihat pada rangkuman presentase berada pada kategori efektif. Disarankan : 1) Bagi Dinas Pendidikan, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional agar mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan sekolah; 2) Bagi kepala sekolah, agar meningkatkan kemampuannya dalam mendorong dan memotivasi para guru untuk bekerja lebih dari lebih dari yang diharapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan disekolah; 3) Bagi guru, agar mendukung implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan kepala sekolah dan berperan aktif dalam setiap kegiatan yang telah diprogramkan sekolah; 4) Kepada peneliti selanjutnya untuk terus meningkatkan wawasan mengenai gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan pada gaya kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan Kata kunci: Implementasi, Gaya, Kepemimpinan Transformasional, Kepala Madrasah 18

19 19

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini berkembang begitu pesat dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini sudah sangat jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. masyarakat sekitar dan lainnya) untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values

BAB II KAJIAN TEORI. masyarakat sekitar dan lainnya) untuk bekerja atas dasar sistem nilai (values BAB II KAJIAN TEORI A. Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan transformasional menurut para ahli didefinisikan sebagai gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan yang mendorong semua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan. Pendapat tersebut adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kepemimpinan 1.1 Pengertian Kepemimpinan Untuk lebih memahami arti Kepemimpinan, maka berikut ini dikutip pendapat dari beberapa ahli mengenai Kepemimpinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja sekolah merupakan representasi dari kinerja semua sumber daya yang ada di sekolah dalam melaksanakan tugas sebagai upaya mewujudkan tujuan sekolah. Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults) 2001 tentang pendidikan, Indonesia menempati urutan terakhir dari 12 negara di Asia. Dalam

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala 108 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bidang strategi dari organisasi. Manajemen sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat dilepaskan dari peran pemimpinnya. Dalam suatu perusahaan, seorang pemimpin bukan semata-mata sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan data penelitian tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal Indonesia menyatakan dirinya sebagai negara demokrasi sebagaimana terlihat dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945, dimana pemerintahannya berbentuk Republik

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan

BAB I. Peningkatan kualitas SDM merupakan kenyataan yang harus dilakukan. tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian produk atau jasa dengan pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Permasalahan yang dihadapi dalam dunia pendidikan saat ini adalah tentang kualitas layanan akademik pada jenjang sekolah dasar, karena pada zaman globalisasi seperti

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO

PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO PENGARUH KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT DAN LIRIS DI SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kepemimpinan 2.1.1.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Stephen P. (2002:135) Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI Oleh : Meilina Bustari, M.Pd. Abstrak Organisasi sekolah dewasa ini selalu mengalami perubahan karena dipengaruhi adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah lembaga pendidikan yang bersifat komplek dan unik. Bersifat komplek karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai dimensi yang

Lebih terperinci

Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik. 2 Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Seorang pembimbing dan yang dibimbing secara sadar akan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL Artikel yang berjudul Implementasi Kompetensi Supervisi Akademik Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kabupaten Banggai Kepulauan Oleh Ida Roswita R. Sapukal Pembimbing I Pembimbing

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA SEKOLAH UNGGUL (Studi di SMA Negeri 1 Sumatera Barat)

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA SEKOLAH UNGGUL (Studi di SMA Negeri 1 Sumatera Barat) GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PADA SEKOLAH UNGGUL (Studi di SMA Negeri 1 Sumatera Barat) Ilda Andrian Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This study aimed to obtain information leadership

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi 94 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehadiran pendidikan, apapun bentuk dan jenisnya, sebagai wahana proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah manusia berperadaban

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS. Oleh MAHMUDAH : Q

EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS. Oleh MAHMUDAH : Q EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (Studi Kasus : SMA AL-ISLAM 2 SURAKARTA) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan sekolah di MTs Kabupaten Labuhanbatu Utara. 95 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitik beratkan pada sumber daya manusia (SDM) guna menjalankan fungsinya dengan optimal, khususnya menghadapi dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap bangsa memiliki kebutuhan untuk berkembang, termasuk bangsa Indonesia. Perkembangan suatu bangsa dapat dipengaruhi oleh mutu pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin**

Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** EVALUASI PERAN KEPALA SEKOLAH DI SMA NEGERI SE KOTA KOTAMOBAGU Oleh : Hepy S Pasambuna, Arwildayanto*, Arifin** Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup di era globalisasi, suatu era yang membuat persaingan bisnis di dunia semakin terbuka. Setiap perusahaan harus bersaing secara terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan merupakan pondasi utama dalam pengembangan peradaban. Sejak adanya manusia maka sejak saat itu pula pendidikan itu ada. 1 Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu, membawa angin segar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia telah bertekad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran utama dalam menentukan dinamika dari semua sumber yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepemimpinan sebagai sebuah konsep manajemen di dalam kehidupan organisasi mempunyai kedudukan yang strategis dan merupakan gejala sosial yanga selalu diperlukan dalam

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOTA CIREBON SEBAGAI SEKOLAH RSBI ARTIKEL JURNAL

PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOTA CIREBON SEBAGAI SEKOLAH RSBI ARTIKEL JURNAL PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH MENEGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOTA CIREBON SEBAGAI SEKOLAH RSBI ARTIKEL JURNAL Oleh : Rizki Fachrudin NIM 07101244022 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemimpin Menurut Tjiptono (2001:79) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1. Tanggung jawab yang seimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Sumber daya manusia adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada berbagai aspek dalam organisasi, manusia merupakan salah satu sumber daya yang ada di setiap kegiatan organisasi. Organisasi atau perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan sekolah benar-benar sangat diperlukan, karena sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan proses belajar mengajar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kebijakan mutu yaitu pimpinan dan seluruh pegawai dinas pendidikan pemuda dan olahraga Kabupaten Deli Serdang berkomitmen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, organisasi birokrasi dituntut untuk dapat menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1 Dosen: Ati Harmoni 1 PERTEMUAN 13 dan 14: KEPEMIMPINAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah memelajari Bab ini mahasiswa dapat memahami tentang teori dan tipe kepemimpinan SASARAN BELAJAR: Setelah memelajari Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan manusia. Pendidikan yang diperoleh masyarakat akan terus berkembang dengan baik dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN 5.1 Simpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan dari bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut ini. 1. Penggunaan gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Komitmen organisasional Lamba dan Choudary (2013) menyebutkan bahwa komitmen adalah semacam ikatan antara karyawan dan

Lebih terperinci

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH A. Prawacana DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI) Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kinerja Guru 2.1.1 Pengertian Kinerja Guru Kinerja atau performance merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi di hari esok, segalanya serba tak menentu, akan tetapi kondisi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Belakangan ini, lingkunagn bisnis mengalami perubahan yang sangat cepat. Globalisasi, libealisasi perdagangan, dan kemajuan teknologi informasi menciptakan realitas

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi Ulas Balik (Review) 1 KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi (Leadership in Organization: Theory and Methodology Perspectives) Oleh/By Suci Wulandari Peneliti pada Puslitbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai. penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan.

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin kelas, dan berbagai peran lainnya. Sejatinya guru adalah sebagai. penjamin mutu pendidikan yang paling terdepan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan harus bertanggungjawab langsung maupun tidak langsung terhadap keberhasilan pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka merupakan kerangka acuan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang mendasari penelitian ini. Kajian pustaka memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya manusia. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah

Lebih terperinci

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan basil analisis data dan pengujian hipotesis, maka ditarik

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan basil analisis data dan pengujian hipotesis, maka ditarik BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan basil analisis data dan pengujian hipotesis, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Komitmen guru IPA SMP Negeri Kabupaten Batu Bara cenderung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Responden adalah karyawan tetap di PT. Bahtera Wiraniaga Internusa yang berpusat di Jakarta TImur yang berjumlah 55 orang. Terdiri dari 44 karyawan lakilaki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemimpin merupakan jabatan yang sangat penting dalam organisasi atau perusahaan, karena segala kebijakan dan keputusan yang dibuatnya akan sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I. 1 C. Turney. et al, The School manager (Australia: Allen and Unwin, 1992). h. 5.

BAB I. 1 C. Turney. et al, The School manager (Australia: Allen and Unwin, 1992). h. 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggarakan pendidikan secara baik, tertata dan sistimatis hingga proses yang terjadi di dalamnya dapat menjadi suatu sumbangan besar bagi kehidupan sosial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Kinerja 1. Pengertian Efektivitas (efectiveness) secara umum dapat diartikan melakukan sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru atau seorang pendidik, merupakan ujung tombak pendidikan, karena guru memegang perananan yang cukup penting baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Sekolah merupakan tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Sekolah merupakan tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Sekolah merupakan tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai sumber daya manusia dalam satuan kerja masing-masing mempunyai hubungan atau terikat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 107 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kinerja Kinerja menurut Soetjipto (1997) merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian 1. Konsep kepemimpinan Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi perilaku orang-orang agar bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan tertentu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula dalam tugasnya sebagaimana diperjelas dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam esensi pendidikan sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam esensi pendidikan sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan menduduki posisi penting dalam kegiatan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini bila kita teliti dengan lebih seksama penyebabnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini kita dapat mencermati berbagai macam organisasi, baik swasta maupun pemerintahan yang gagal atau tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, karyawan merupakan aset yang sangat penting bagi setiap perusahaan karena untuk kelangsungan kemajuan perusahaan, oleh karena

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Yang dimaksudkan

BAB I PENDAHULUAN. akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Yang dimaksudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Yang dimaksudkan disini adalah minimal manusia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah suatu hal yang fundamental di dalam suatu organisasi. Kepemimipinan dilaksanakan untuk membangkitkan, melibatkan dan memotivasi pengikutnya (Bass & Avolio,

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA Kepemimpinan Transformasional Kepala... (Yunus Purnama) 1 KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI KOTA YOGYAKARTA PRINCIPAL S TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP OF STATE SENIOR HIGHSCHOOL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang mengembangkan segala potensinya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hasil penelitian implementasi gaya kepemimpinan transformasional kepala madrasah dalam pembentukan guru berkarakter (Studi Kasus di MTs Negeri Kotaagung)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya transformasi struktur ekonomi nasional dari struktur ekonomi agraris ke arah struktur ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik organisasi nirlaba atau yang berorientasi laba, berkepentingan untuk memajukan organisasi terutama dalam era globalisasi saat ini dimana persaingan

Lebih terperinci

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK 145 Upaya Meningkatkan Kualitas Guru Melalui Konsep Pembelajaran Learning Together Di Sma Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Ajaran 2014/ /2015 Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK Pembelajaran learning

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan organisasi baik yang terencana maupun tidak terencana, aspek yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Adanya perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif, mensyaratkan organisasi untuk bersikap lebih responsif agar tetap bertahan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradapan manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional yang telah dibangun selama tiga dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional

Lebih terperinci

GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI JEMBANGAN 02

GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI JEMBANGAN 02 GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS KEPALA SEKOLAH DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU DI SD NEGERI JEMBANGAN 02 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Progam Studi Strata 1 pada

Lebih terperinci

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016

Penulisan Ilmiah Jurusan Psikologi 2016 Hubungan antara Persepsi terhadap Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Komitmen Organisasi pada Pegawai Kementerian Dalam Negeri RI Penulisan Ilmiah Nama : Pradina Utami NPM : 16513879 Pembimbing : Desi

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MOTIVATOR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMA N) KOTA SAWAHLUNTO

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MOTIVATOR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMA N) KOTA SAWAHLUNTO PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MOTIVATOR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMA N) KOTA SAWAHLUNTO Thasa Tesia Widasuari Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bangsa Indonesia sedang dihadapkan pada fenomena yang sangat dramatis, yakni rendahnya daya saing dalam dunia pendidikan karena belum mampu menghasilkan sumber

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Stres di tempat kerja merupakan hal yang hampir setiap hari dialami oleh para pekerja di kota besar. Masyarakat pekerja di kota-kota besar seperti Jakarta sebagian

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu Opi Pradita, Mestawaty, As, dan Sarjan N. Husain Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia, yang bertujuan untuk membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini bangsa Indonesia telah dituntut untuk bersaing disegala bidang, terutama bidang pendidikan. Dalam hal ini kesiapan generasi penerus bangsa baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci