Tambang Newmont Nusa Tenggara dalam Pusaran Politik Rente. Indonesia Corruption Watch Jakarta, 10 Juni 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tambang Newmont Nusa Tenggara dalam Pusaran Politik Rente. Indonesia Corruption Watch Jakarta, 10 Juni 2011"

Transkripsi

1 Tambang Newmont Nusa Tenggara dalam Pusaran Politik Rente Indonesia Corruption Watch Jakarta, 10 Juni 2011

2 Pokok Permasalah : 1. Mengenal PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) 2. Divestasi dan Kepentingan Nasional 3. Penerimaan Negara dan Bagi Hasil Tambang Ke Daerah (Pemda NTB) 4. Kisruh dan kelanjutan cerita divestasi PT NNT 5. Negosiasi kontrak tambang

3 1. PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) Profil : Nama Perusahaan : PT Newmont Nusa Tenggara Jenis Perizinan : Kontrak Karya (CoW generasi IV) Tanggal kontrak : 2 Desember 1986 Luas Area : Ha (luas kontrak awal), Ha (operasi) Status : Operasi Produksi Produk : Konsentrat Tembaga, Emas, Perak Lokasi : Kab Sumbawa dan Sumbawa Barat (NTB) Masa Berlaku Kontrak : 1 Maret Februari 2030 (30 tahun) Mulai Produksi : 1 Maret 2000

4 PT NNT - Lokasi

5 Profil PT. NNT Kepemilikan Saham : Sebelum Divestasi : Sumitomo : 35 % Newmont Mining Corp : 45 % PT Pukuafu Indah : 20 % Sesudah Divestasi (s/d Juni 2011) : NTP 49% MDB 24% DMB 6% (BUMD Pemda NTB) Multi Capital 18% (Bumi Resources Mineral) Pukuafu indah 20% PIP 7%

6 Profil PT NNT Profil Cadangan dan Kandungan PT. NNT Cadangan Kuantitas Keterangan Total Cadangan (ton) Keadaan Desember 2005, terdiri : Kadar Cu (%) 0,43 Terbukti : Ton Kadar Au (%) 0,33 Terkira : Ton Kadar Ag (gr/ton) 1,03 Stockpile : Ton Jumlah Logam : Cu (pound) Au (ounce) Ag (ounce) sumber : RKAB PT.NTT 2007 (ESDM) Produksi Mineral PT.NTT ( ), sumber ESDM Copper conct. dmt Copper ton Gold kg Silver kg Copper conct. dmt Copper ton Gold kg Silver kg

7 Newmont Co, Gold Proven & Reserve

8 Newmont Co, Copper Proven & Reserve

9 Statistik Operasi Newmont Co

10 NEWMONT MINING Co, CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

11 Catatan Penting PT NNT - 1 Dari jumlah kandungan dan kadar konsentrat tambang newmont merupakan salah satu yang kaya didunia, Dari perbandingan biaya produksi (cost aplicable to sales), Newmont Nusa Tenggara merupakan yang terendah diantara site Newmont Co didunia, Kebutuhan produk logam yang terus naik (khususnya tembaga) harga semakin tinggi Kesimpulan : 1. Dari aspek bisnis, tambang NNT sangat menjanjikan keuntungan 2. Wajar jika banyak pihak yang tertarik : 1. Newmont Co; berusaha mengulur-ulur kewajiban divestasinya (arbritase) 2. Swasta asing/nasional berebut membelinya (incaran divestasi), bahkan dengan harga yang tidak wajar sekalipun 3. Bagaimana dengan pemerinta indonesia (pusat dan daerah)?

12 2. Semangat Divestasi Sejalan dengan UUD 45, dimana cabang cabang produksi yang penting dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar sebesarnya untuk kemakmuran rakyat, Berdasarkan kontrak karya, prioritas dalam divestasi adalah : pemerintah indonesia (pusat dan daerah), warga negara indonesia atau perusahaan yang dikendalikan oleh orang indonesia Isu penting dalam divestasi : Optimasi penerimaan negara dan dampak ekonomi secara luas Kontrol dan pengawasaan pertambangan yang semakin baik (karena mayoritas sebagai pengendali) Memiliki dana serta pengetahuan dalam pertambangan dan pengelolaan keuangan

13 PT NNT - Kewajiban Divestasi Dasar : Secara umum kewajiban ini ada dalam tiap Kontrak Karya Tambang (CoW) Contract of Work PT. NNT, 2 Desember 1986 Pasal 24, Promotion of National Interest : Sesuai Pasal 24 ayat (3) dan ayat (4) Kontrak Karya PT. NNT, setelah 5 tahun kalender operasi penuh (tahun 2005) maka PT. NNT wajib melakukan penawaran saham (divestasi): Pasal 24 Ayat (4) The number of shares to be offered to the Indonesian Participant in each year following the end of the fourth full calendar year of the Operating Period shall be the difference between the following percentages and the percentage of shares (if less than the following percentages) already owned by the Indonesian Participant at the relevant date of offer: By the end of the fifth year, at least 15%; 2005 By the end of the sixth year, at least 23%; 2006 By the end of the seventh year, at least 30%; 2007 By the end of the eighth year, at least 37%; 2008 By the end of the ninth year, at least 44%; 2009 By the end of the tenth year, at least 51%. 2010

14 PT NNT - Kewajiban Divestasi Dalam komposisi kepemilikan saham PT. NNT sebelum kewajiban divestasi sudah ada kepemilikan saham oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Pukuafu Indah sebesar 20%, maka : Pada tahun kelima (2005) tidak ada kewajiban divestasi sebesar 15 % Pada tahun keenam (2006) kewajiban divestasi sebesar adalah 23% - 20% = 3% Pada tahun ketujuh (2007) kewajiban divestasi sebesar 7% Pada tahun kedelapan (2008) kewajiban divestasi sebesar 7% Pada tahun kesembilan (2009) kewajiban divestasi sebesar 7% Pada tahun kesepuluh (2010) kewajiban divestasi sebesar 7% Total kewajiban divestasi hingga tahun 2010 adalah sebesar 31%

15 Pasal 24, ayat 3: PT NNT Aturan Divestasi Subject to the provisions hereunder, the Company shall ensure that its shares owned by the Foreign Investor(s) are offered either for sale or issue firstly, to the Government, and secondly (if the Government does not accept this offer within thirty (30) days of the date of the offer) to Indonesian nationals or Indonesian companies controlled by Indonesian nationals. An offer to the Government or Indonesian nationals or Indonesian companies controlled by Indonesian nationals shall be called an offer to the Indonesian Participant for the purpose of this Article 24. In the event that the Government does not accept an offer pursuant to this Article, it may supervise the offer to Indonesian nationals or to Indonesian companies controlled by Indonesian nationals and the valuation of the shares pursuant to this Article 24, paragraph 6. Catatan : 1. Saham pertama kali harus ditawarkan kepada Pemerintah Indonesia (jika dalam 30 hari tidak diterima) maka : 2. Saham ditawarkan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) atau Perusahaan Indonesia yang dikendalikan oleh orang indonesia, 3. Pemerintah dapat mengawasi tawaran untuk warga negara Indonesia atau perusahaan Indonesia yang dikendalikan oleh warga negara Indonesia dan valuasi saham berdasarkan Pasal 24, ayat Jumlah saham yang ditawarkan sesuai dengan pasal 24 ayat 4.

16 PT NNT Aturan Divestasi Jumlah saham yang ditawarkan sesuai dengan pasal 24 ayat 4 dalam Kontrak Karya PT NNT. Kewajiban divestasi PT NNT (pasal 24) dianggap selesai setelah 51% saham yang ada ditawarkan kepada Indonesia Jadwal di mana saham di Perusahaan harus ditawarkan kepada Peserta Indonesia dapat diperpanjang dengan persetujuan Pemerintah. Pasal 24, ayat 5, Tawaran saham tersebut akan dibuat: (i) Dengan syarat dan ketentuan yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa saham tersebut tidak kemudian ditransfer ke non-indonesia Harga saham, pasal 24 ayat 6 : Harga saham yang akan ditawarkan untuk dijual ini berdasarkan Pasal 24, ayat 3, 4 dan 5 akan ditentukan pada akhir tahun sebelumnya, di mana penawaran akan di lakukan, dan akan menjadi yang tertinggi di antara: (i) penggantian biaya investasi Perusahaan: jumlah kumulatif yang dikeluarkan oleh Perusahaan untuk Survey Umum, eksplorasi, studi kelayakan, pembangunan dan biaya pra-produksi, belanja modal dan modal kerja disesuaikan dengan jumlah tahunan yang sesuai yang diperlukan untuk mengenali efek inflasi dihitung dari Indeks Harga Ekspor Barang Hasil Produksi dilaporkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa Bulletin of Statistics, kecuali (dikurangi): akumulasi penyusutan dan amortisasi kewajiban per akhir tahun

17 PT NNT Aturan Divestasi Pasal 24, ayat 6 (lanjutan) Penilaian Harga Saham Investasi yang digunakan dalam penentuan biaya penggantian saat ini harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di industri pertambangan internasional. Penyesuaian inflasi harus diterapkan dengan investasi yang tercantum di atas sebagai modal kerja yang dikenakan penyesuaian inflasi hanya bagian diwakili oleh peralatan yang nyata dan setengah jadi atau barang jadi, termasuk namun tidak terbatas pada bahan operasi dan persediaan dan suku cadang dan mineral yang diperjual belikan dan / atau logam persediaan. Harga saham per lembar yang ditawarkan adalah harga tersebut ditentukan dengan membagi biaya penggantian saat ini dengan jumlah saham beredar Perusahaan segera sebelum penawaran. Penentuan biaya penggantian saat ini akan menjadi subjek perjanjian antara Investor Asing dan Pemerintah. Jika kesepakatan tersebut gagal, biaya penggantian saat ini akan ditentukan oleh penilai independen yang ditunjuk sebagaimana diatur di bawah ini; atau Harga di mana saham akan diterima untuk listing di Bursa Efek Jakarta dan ditawarkan untuk dijual.

18 PT NNT Aturan Divestasi Pasal 24, ayat 6 (lanjutan) Penilaian Harga Saham Jika tidak terjadi kesepakatan juga mengenai harga saham (pergantian biaya) maka akan ditentunkan oleh Tim Independen Tim ini terdiri dari 1 orang perwakilan pemerintah dan 1 orang perwakilan perusahaan Jika tidak terjadi kesepakatan juga Tim ini akan menunjuk anggota ketiga untuk penilai independen yang merupakan wakil dari Bank yang diakui secara internasional yang familiar dengan industri pertambangan internasional dan bukan warga negara Indonesia maupun Amerika Serikat Jika tim independen ini gagal juga maka diselesaikan melalui jalur abritase sesuai pasal 21 dalam kontrak karya PT NNT.

19 PT NNT Proses Divestasi Siapa yang berhak (prioritas) dalam divestasi: Kontrak Karya adalah antara Pemerintah RI dengan PT.NNT Klausul Promoting of National Interest (psl 24) Definisi Pemerintah dalam CoW : Government means the Government of the Republic of Indonesia, its Ministers, Ministries, Departments, Agencies, Instrumentalities, Regional, Provincial or District Authorities Pasal 24, ayat 3: Subject to the provisions hereunder, the Company shall ensure that its shares owned by the Foreign Investor(s) are offered either for sale or issue firstly, to the Government, and secondly (if the Government does not accept this offer within thirty (30) days of the date of the offer) to Indonesian nationals or Indonesian companies controlled by Indonesian nationals. An offer to the Government or Indonesian nationals or Indonesian companies controlled by Indonesian nationals shall be called an offer to the Indonesian Participant for the purpose of this Article 24. In the event that the Government does not accept an offer pursuant to this Article, it may supervise the offer to Indonesian nationals or to Indonesian companies controlled by Indonesian nationals and the valuation of the shares pursuant to this Article 24, paragraph 6.

20 Putusan Arbitrase PT NNT Berdasarkan proses arbitrase penyelesaian sengketa divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) yang telah dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 8 sampai dengan 13 Desember 2008 di bawah prosedur arbitrase United Nation Commission on International Trade Law (UNCITRAL), Majelis Arbitrase (Arbitral Tribunal) pada tanggal 31 Maret 2009 telah mengeluarkan putusan akhir (final award), yang pada pokoknya memenangkan Pemerintah Republik Indonesia. Majelis Arbiter yang terdiri dari panel yang dikenal secara internasional, menyatakan sebagai berikut : 1. Memerintahkan PT NNT untuk melaksanakan ketentuan pasal 24.3 Kontrak Karya. 2. Menyatakan PT NNT telah melakukan default (pelanggaran perjanjian) 3. Memerintahkan kepada PT NNT untuk melakukan divestasi 17% saham, yang terdiri dari divestasi tahun 2006 sebesar 3% dan tahun 2007 sebesar 7% kepada Pemerintah Daerah. Sedang untuk tahun 2008 sebesar 7%, kepada Pemerintah Republik Indonesia. Semua kewajiban tersebut diatas harus dilaksanakan dalam waktu 180 hari sesudah tanggal putusan Arbitrase. 4. Saham yang didivestasikan harus bebas dari gadai ( Clean and Clear ) dan sumber dana untuk pembelian saham tersebut bukan menjadi urusan PT NNT. 5. Memerintahkan PT NNT untuk mengganti biaya-biaya yang sudah dikeluarkan oleh Pemerintah untuk kepentingan Arbitrase dalam perkara ini, dan harus dibayar dalam tempo 30 hari sesudah tanggal putusan Arbitrase. Sumber : SIARAN PERS NOMOR : 23/HUMAS DESDM/2009 Tanggal : 1 April 2009, ESDM

21 Catatan Penting, Divestasi Semangat Divestasi tidak sekedar pelepasan saham kepada pihak indonesia. Tetapi juga bagaimana penguasaan tambang (pengawasan, pengelolaan) yang sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. 2. Divestasi bukanlah pemberian saham gratis. 1. Persoalan kewajaran harga saham serta evaluasi menyeluruh menjadi penting (uji tuntas) 2. Siapa yang menjadi prioritas, dari mana sumber dananya, kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia. 3. Kalau belajar dari pengalaman, proses divestasi KPC 2002 yang pada akhirnya tidak menguntungkan pemda (Kab Kutai Timur), malah butung dan berujung dikurung pelajaran yang sangat mahal. 4. Dalam konteks kepentingan nasional dan aturan yang ada sudah seharusnya divestasi diperuntukkan dan dikelola olehnegara (pusat dan daerah) 5. Berdasarkan keputusan Arbitrase : kewajiban divestasi 10% (2006, 2007) menjadi hak pemda, sedangkan sisanya menjadi hak pemerintah indonesia.

22 Penerimaan Negara dan DBH - 3 Catatan Penting Industri Tambang : Pengawasan : Terkait jumlah cadangan dan kadar kandungan Terkait jumlah produksi/penjualan dan harga penjualan Berdasarkan kepada kejujuran perusahaan melaporkan kepada pemerintah? Penerimaan negara (Royalti, Landrent, dan pajak) : Dampak ekonomi nasional dalam sekala luas: pemenuhan kebutuhan domestik, industri hilir tambang (smelting) dan kandungan lokal, Besaran tarif royalti per komoditi dan besaran kewajiban pajak, Kewajaran dan kepatuhan pembayaran pajak maka dalam konteks ini peran dan pengawasan oleh negara akan menjadi sangat penting dan strategis

23 Newmont Untung Besar

24 Pemda dan Tambang Sesuai dengan UU otonomi daerah dan desentralisasi : Daerah mendapat dana bagi hasil dari tambang (DBH) Dimana untuk penerimaan landrent pembagianya adalah pusat 20% dan daerah 80%, Untuk Penerimaan Royalti tambang pembagiannya adalah; pusat mendapat 20% dan daerah mendapat 80%, Dimana dari 80% bagian daerah tersebut dibagi lagi menjadi : Untuk Royalti : Pemerintah provinsi mendapat 16% Pemerintah kabupaten/kota penghasil mendapat 32% Pemerintah kabupaten/kota lainnya mendapat bagian prorata dari 32% Isu Penting dalam DBH tambang, besaran tarif landrent dan besaran tarif royalti?

25 Tarif PNBP PT. NNT - aktual Untuk tarif landrent : US$.3 /Ha Untuk tarif royalti : Emas, antara 1% - 2% tergantung harga penjualan Perak, antara 1% - 2% tergantung harga penjualan Tembaga : Berdasarkan Keputusan Dirjen Pertambangan Umum No.310/20.01/DJP/2000, tgl 24 Februari 2000 Catatan khusus untuk tarif royalti, maka PT NNT memiliki tarif royalti yang sangat rendah, bahkan untuk tembaga tarif royaltinya lebih rendah dari PT Freeport Indonesia

26 Dasar perhitungan tarif royalti NNT (ICW) Kontrak Karya NNT (Contract of Work), Peraturan Pemerintah (PP) No.13 tahun 2000, 23 Februari 2000 No.45 tahun 2003, dimana untuk kontrak karya tarif royaltinya adalah sbb : Tembaga = 4% dari hasil penjualan

27 Menghitung Royalti PT. NNT ICW melakukan penghitungan ulang terkait kewajiban royalti PT. NNT dari Emas, Perak dan Tembaga untuk realisasi tahun : Dasar hukum yang digunakan adalah : Kontrak Karya (CoW) antara pemerintah dengan PT NNT, 2 Desember Peraturan Pemerintah (PP) terkait penerimaan negara dari iuran eksplorasi/eksploitasi tambang Realisasi Produksi dan penjualan produk (FR Newmont dan Laporan ESDM) Harga realisasi penjualan Emas, Perak dan Tembaga (FR Newmont) Realisasi Penerimaan Royalti tambang dan Realisasi Dana Bagi Hasil Tambang (LKPP)

28 Tarif Royalti PT NNT Pasal 13, Contrak of Work PT NNT yang berbunyi sbb : Untuk Emas, If the sales price of gold is US$ 300 per troy ounce or lower, the applicable royalty rate shall be : 1% of the sales price. If the sales price of gold is US$ 400 per troy ounce or higher, the applicable royalty rate shall be : 2% of the sales price. If the sales price (G) of gold is between US$ 300 per troy ounce and US$ 400 per troy ounce, the applicable royalty rate shall be : = [ 1 + (G - 300) ]% of the sales price 100 Untuk Perak : If the sales price of silver is US$ 10 per troy ounce or lower, the applicable royalty rate shall be : 1% of the sales price. If the sales price of silver is US$ 15 per troy ounce or higher, the applicable royalty rate shall be : 2% of the sales price. If the sales price (S) of silver is between US$ 10 per troy ounce and US$ 15 per troy ounce, the applicable royalty rate shall be : = [ 1 + (S - 10) ]% of the sales price 5 Untuk Tembaga : Karena untuk tarif royalti tembaga tidak disebutkan dalam kontrak PT NNT, maka besarannya mengacu kepada keputusan pemerintah dalam hal ini mengacu kepada PP No.13/2000 tgl 23 Februari dimana tarif royalti untuk tembaga adalah 4% dari nilai penjualan. (Kontrak karya, pasal 13, Annex F dan G)

29 Kewajiban royalti, Newmont vs seharusnya (ICW) Gold Revenue (US$) Copper Revenue (US$) Silver Revenue (US$) Total Revenue (US$) Aktual Royalti - newmont (US$) Royalti Seharusnya - ICW (US$) Selisih (Kerugian Negara) (US$) ( ) ( ) ( ) ( ) Total ( ) Gold Revenue (US$) Copper Revenue (US$) Silver Revenue (US$) Total Revenue (US$) Aktual Royalti - newmont (US$) Royalti Seharusnya - ICW (US$) Selisih (Kerugian Negara) (US$) ( ) ( ) ( ) ( )

30 Realisasi DBH Tambang Pemda *) APBD LKPP LKPP LKPP Bagian DBH (Rp) : bagian Sumbawa barat 32% Bagian kab/kota lainnya 32% Bag Prov NTB 16% Total Royalti bag daerah 80% Bag Pusat 20% Total Royalti (LKPP) LKPP LKPP LKPP (unaudited) Total Bagian DBH (Rp) : ( ) bagian Sumbawa barat 32% Bagian kab/kota lainnya 32% Bag Prov NTB 16% Total Royalti bag daerah 80% Bag Pusat 20% Total Royalti (LKPP) *) Catatan : DBH dari Landrent dan Royalti

31 Royalti PT NNT Perhitungan ICW Berdasarkan laporan keuangan dan rilis yang disampaikan oleh PT NNT, selama periode total royalti (emas, perak dan tembaga) yang mereka bayarkan kepada negara adalah sebesar US$ (US$ 138,8 juta), Sementara itu berdasarkan perhitungan ICW berdasarkan realisasi penjualan (kuantitas dan harga) serta tarif emas dan perak dalam Kontrak Karya Newmont dan tarif royalti tembaga berdasarkan PP 13/2000 jo PP 45/2003), maka seharusnya total royalti yang diterima negara adalah US$ (US$ 382,2 juta), Kesimpulan : 1. Terjadi kekurangan penerimaan (kerugian) negara dari royalti PT NNT selama periode sebesar US$ (US$ 237,4 juta). Hal ini berdampak pada : 1. Kerugian penerimaan pusat dari DBH tambang PT NNT, selama tahun sebesar US$ (US$ 47,5 juta) 2. Kerugian pemerintah daerah (provinsi dan kab) dari DBH tambang PT NNT selama tahun sebesar US$ (US$ 189,9 juta)

32 Kisruh Divestasi - 4 Sebagian anggota DPR Komisi VII menolak pembelian 7% saham NNT oleh PIP, dan akan meminta audit oleh BPK, Dalam konteks pembelajaran dan transparansi industri tambang, audit merupakan salah satu cara untuk mengetahui kewajaran proses (peraturan) dan melihat dugaan kerugian negara. Jika akan dilakukan audit oleh BPK, maka seharusnya dilakukan audit menyeluruh mulai dari proses awal divestasi sebesar 24% Kenapa newmont menunda-nunda proses divestasi -> saham digadai (gugatan arbitrase), penjatahan saham setelah putusan arbitrase (konflik interest dst) Landasaan dan dasar hukum pembentukan BUMD, kerjasama BUMD dengan swasta (MC) kewajaran kerjasama dan dampaknya bagi keuangan daerah

33 Negosiasi Kontrak Karya - 5 Sumber daya yang semakin habis, dampak kesejahteraan yang rendah klausul kontrak yang buruk. Diperlukan revisi kontrak kontrak tambang dan perbaikan klausul perjanjian (UU Minerba 2009) yang lebih menguntungkan negara. Tarif royalti yang rendah pada kontrak karya Tarif landrante yang rendah tidak sebanding dengan dampak kerusakan lingkungan Penjualan produk berupa konsentrate tidak ada nilai tambah (smelting) Praktek perjanjian penjualan janga panjang dengan fix price Praktek Transfer Pricing dan Manipulasi Pajak.

34 Sekian & Terimakasih

Menimbang Manfaat PT Freeport bagi Indonesia. Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, 1 November 2011

Menimbang Manfaat PT Freeport bagi Indonesia. Indonesia Corruption Watch (ICW)  Jakarta, 1 November 2011 Menimbang Manfaat PT Freeport bagi Indonesia Indonesia Corruption Watch (ICW) www.antikorupsi.org Jakarta, 1 November 2011 PT Freeport Indonesia (PTFI) Tahun 1967 Kontrak Karya antara Pemerintah dengan

Lebih terperinci

SUARA TAMBANG. Perebutan saham PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) Tambang Newmont Nusa Tenggara dalam Pusaran Politik Rente

SUARA TAMBANG. Perebutan saham PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) Tambang Newmont Nusa Tenggara dalam Pusaran Politik Rente SUARA TAMBANG Mendorong Transparansi Industri Ekstraktif Indonesia PENGANTAR Tambang Newmont Nusa Tenggara dalam Pusaran Politik Rente Perebutan saham PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT) bukan tanpa alasan.

Lebih terperinci

Tambang Batu Hijau, Indonesia

Tambang Batu Hijau, Indonesia Tambang Batu Hijau, Indonesia Laporan Naratif Konteks Batu Hijau adalah tambang terbuka di Indonesia dengan komoditas utama berupa tembaga dan emas dengan sejumlah kecil perak. Terletak di Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah

Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah Oleh Rangga Prakoso dan Iwan Subarkah JAKARTA. PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) bersedia mencabut gugatan ke mahkamah arbitrase internasional jika pemerintah memberikan keringanan bea keluar. Kebijakan itu

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA MENTERI KEUANGAN DENGAN KOMISI XI DPR-RI

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA MENTERI KEUANGAN DENGAN KOMISI XI DPR-RI PENJELASAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ATAS PEMBELIAN 7% SAHAM DIVESTASI PT NEWMONT NUSATENGGARA TAHUN 2010 OLEH PUSAT INVESTASI PEMERINTAH (PIP) DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA MENTERI KEUANGAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan zaman telah membawa banyak perkembangan ke dalam aspek

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan zaman telah membawa banyak perkembangan ke dalam aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan zaman telah membawa banyak perkembangan ke dalam aspek kehidupan seperti teknologi informasi, telekomunikasi, dan perdagangan. Dalam perdagangan

Lebih terperinci

BAGIAN I KAJIAN HUKUM ATAS DIVESTASI SAHAM BIDANG PERTAMBANGAN DI INDONESIA (STUDI KASUS PT. NEWMONT NUSA TENGGARA DAN PT. FREEPORT INDONESIA)

BAGIAN I KAJIAN HUKUM ATAS DIVESTASI SAHAM BIDANG PERTAMBANGAN DI INDONESIA (STUDI KASUS PT. NEWMONT NUSA TENGGARA DAN PT. FREEPORT INDONESIA) BAGIAN I KAJIAN HUKUM ATAS DIVESTASI SAHAM BIDANG PERTAMBANGAN DI INDONESIA (STUDI KASUS PT. NEWMONT NUSA TENGGARA DAN PT. FREEPORT INDONESIA) Trias Palupi Kurnianingrum * * Penulis adalah Calon Peneliti

Lebih terperinci

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri

Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri Tentang Pemurnian dan Pengolahan Mineral di Dalam Negeri LATAR BELAKANG 1. Selama ini beberapa komoditas mineral (a.l. Nikel, bauksit, bijih besi dan pasir besi serta mangan) sebagian besar dijual ke luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas sebagai sumber pemasukan negara. Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan bahwa: "cabang-cabang produksi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas sebagai sumber pemasukan negara. Undang-Undang Dasar 1945, yang menyatakan bahwa: cabang-cabang produksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah selalu berupaya melakukan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya. 1 Bidang yang menjadi salah satu fokus pemerintah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Tambang untuk Kemakmuran Rakyat:

Tambang untuk Kemakmuran Rakyat: Tambang untuk Kemakmuran Rakyat: Perspektif Pembelian Saham NNT oleh Pemerintah RI Marwan Batubara Indonesian Resources Studies, IRESS Seminar Institute for Essential Service Reform, IESR Jakarta, 26 April

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724); 2. Undang-Undang

Lebih terperinci

Apa alasan Freeport inengajukan perpanjangan kontrak karya di Papua hingga 2041?

Apa alasan Freeport inengajukan perpanjangan kontrak karya di Papua hingga 2041? Rozik Boedioro Soetjipto, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Kontrak karya kedua PT Freeport Indonesia, perusahaan yang menambang emas dan tembaga di Papua, yang berlaku 30 tahun, akan berakhir pada

Lebih terperinci

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan pada Acara : Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Usaha Pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Rangka Koordinasi - Supervisi

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil penyelidikan awal, pit Batu Hijau berpotensi dikembangkan ke fase 7

Berdasarkan hasil penyelidikan awal, pit Batu Hijau berpotensi dikembangkan ke fase 7 Oleh: Ignasius Laya Berdasarkan hasil penyelidikan awal, pit Batu Hijau berpotensi dikembangkan ke fase 7 JAKARTA. PT Newmont Nusa Tenggara, anak usaha Newmont Mining Corporation, salah satu dari lima

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA DIVESTASI SAHAM DAN MEKANISME PENETAPAN HARGA SAHAM DIVESTASI PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013

Lex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013 WANPRESTASI TERHADAP ISI PERJANJIAN DIVESTASI ANTARA PEMERINTAH INDONESIA DAN PT. NEWMONT NUSA TENGGARA 1 Oleh : Gaby Pratty Ombeng 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website : PENYELESAIAN SENGKETA DIVESTASI SAHAM PT NEWMONT NUSA TENGGARA DALAM PENGATURAN PENANAMAN MODAL ASING SECARA LANGSUNG (FOREIGN DIRECT INVESTMENT) BERDASARKAN PUTUSAN MK NO. 2/SKLN-X/2012 Neduro Maril*,

Lebih terperinci

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 108/PUU-XII/2014 Kontrak Karya. I. PEMOHON PT. Pukuafu Indah, diwakili oleh Dr. Nunik Elizabeth Merukh, MBA.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 108/PUU-XII/2014 Kontrak Karya. I. PEMOHON PT. Pukuafu Indah, diwakili oleh Dr. Nunik Elizabeth Merukh, MBA. RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 108/PUU-XII/2014 Kontrak Karya I. PEMOHON PT. Pukuafu Indah, diwakili oleh Dr. Nunik Elizabeth Merukh, MBA. Kuasa Hukum Wisye Hendrarwati., SH., MH, dkk II. III. OBJEK

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA I. Latar Belakang Sumberdaya mineral dan batubara merupakan salah satu sumber daya alam (natural

Lebih terperinci

Laporan dan Ulasan Seri Diskusi Keadilan Ekonomi -Indonesia for Global Justice- 24 Februari 2017

Laporan dan Ulasan Seri Diskusi Keadilan Ekonomi -Indonesia for Global Justice- 24 Februari 2017 Laporan dan Ulasan Seri Diskusi Keadilan Ekonomi -Indonesia for Global Justice- 24 Februari 2017 FREEPORT DAN ANCAMAN GUGATAN ISDS 1. RIWAYAT DAN KONDISI TERKINI Freeport-McMoran Inc melakukan penambangan

Lebih terperinci

Divestasi Minerba tak Kunjung Pasti, Pengaturan tak Tegas? Oleh : Olsen Peranto *

Divestasi Minerba tak Kunjung Pasti, Pengaturan tak Tegas? Oleh : Olsen Peranto * Divestasi Minerba tak Kunjung Pasti, Pengaturan tak Tegas? Oleh : Olsen Peranto * Naskah diterima: 21 Oktober 2015; disetujui: 29 Oktober 2015 Pasal 33 UUD 1945 selalu menjadi pengingat ketika berbicara

Lebih terperinci

SUARA TAMBANG. Menimbang Manfaat PT Freeport Bagi Indonesia PT Freeport Indonesia (PT FI) telah beroperasi

SUARA TAMBANG. Menimbang Manfaat PT Freeport Bagi Indonesia PT Freeport Indonesia (PT FI) telah beroperasi SUARA TAMBANG Mendorong Transparansi Industri Ekstraktif Indonesia PENGANTAR Menimbang Manfaat PT Freeport Bagi Indonesia PT Freeport Indonesia (PT FI) telah beroperasi selama 20 tahun, dan dapat mengajukan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Pertambangan di Indonesia Pertambangan di Indonesia sudah ada dari zaman kesultanan, raja hindu, dan budha di Indonesia di masa lampau. Namun sejarah pencatatan akuntansi

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN ATAS PENYALURAN DAN PENERIMAAN DANA PERIMBANGAN TA. 2006 DAN SEMESTER I TA. 2007 PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT DI TALIWANG AUDITORAT

Lebih terperinci

SUARA TAMBANG. Keinginan pemerintah Republik Indonesia untuk. Renegosiasi Kontrak Tambang, Soal Keberanian Pemimpin?

SUARA TAMBANG. Keinginan pemerintah Republik Indonesia untuk. Renegosiasi Kontrak Tambang, Soal Keberanian Pemimpin? SUARA TAMBANG Mendorong Transparansi Industri Ekstraktif Indonesia PENGANTAR Renegosiasi Kontrak Tambang, Soal Keberanian Pemimpin? Keinginan pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan renegosiasi kontrak

Lebih terperinci

KONTRIBUSI DISTRIK ERTZBERG-GRASBERG TERHADAP MINERAL ENDOWMENT INDONESIA. Diskusi Freeport dan Indonesia Bangsa Pemenang

KONTRIBUSI DISTRIK ERTZBERG-GRASBERG TERHADAP MINERAL ENDOWMENT INDONESIA. Diskusi Freeport dan Indonesia Bangsa Pemenang KONTRIBUSI DISTRIK ERTZBERG-GRASBERG TERHADAP MINERAL ENDOWMENT INDONESIA Diskusi Freeport dan Indonesia Bangsa Pemenang Kemenko Maritim, IA-ITB, IAGI dan PERHAPI Sukmandaru Prihatmoko Ketua Umum Ikatan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM

PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN UMUM KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA DIREKTORAT PEMBINAAN PROGRAM MINERAL DAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN BAB II DESKRIPSI INDUSTRI PERTAMBANGAN 2.1. Gambaran Umum Sektor Pertambangan Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam dan mineral sehingga cukup layak apabila sebagaian pengamat

Lebih terperinci

2 melalui pemberian kuasa kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Keuangan, Menteri Energi Dan Su

2 melalui pemberian kuasa kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Keuangan, Menteri Energi Dan Su LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2014 APBN. Arbitrase. Gugatan. Nusa Tenggara Partnership. PT. Newmont Nusa Tenggara. Penugasan Menteri. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014

Lebih terperinci

Ditulis oleh David Dwiarto Rabu, 20 November :02 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 20 November :20

Ditulis oleh David Dwiarto Rabu, 20 November :02 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 20 November :20 Egenius Soda egenius@majalahtambang.com Aturan yang memaksa perusahaan tambang mendivestasi sahamnya tahun kelima setelah berproduksi membuat investasi tambang di Indonesia semakin tidak menarik bagi perusahaan

Lebih terperinci

MENURUT UUD Pihak TERMOHON I, TERMOHON II dan para Ahli yang kami hormati;

MENURUT UUD Pihak TERMOHON I, TERMOHON II dan para Ahli yang kami hormati; KETERANGAN PENUTUP (CLOSING STATEMENTS) PEMERINTAH DALAM PERMOHONAN SENGKETA KEWENANGAN LEMBAGA NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN BADAN PEMERIKSA

Lebih terperinci

I. PEMOHON DAN TERMOHON I.1 PEMOHON Presiden Republik Indonesia, selaku Kepala Pemerintahan Republik Indonesia

I. PEMOHON DAN TERMOHON I.1 PEMOHON Presiden Republik Indonesia, selaku Kepala Pemerintahan Republik Indonesia RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 2/SKLN-X/2012 Tentang Sengketa Kewenangan Pengelolaan Keuangan Negara antara Pemerintah (Presiden), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Badan Pemeriksa Keuangan

Lebih terperinci

-2- Batubara; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pe

-2- Batubara; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pe No.4, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAMBANGAN. Usaha Pertambangan. Pelaksanaan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6012) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

REPORT MONITORING TERHADAP SENGKETA PEMERINTAH INDONESIA DAN FREEPORT 2017 INDONESIA FOR GLOBAL JUSTICE

REPORT MONITORING TERHADAP SENGKETA PEMERINTAH INDONESIA DAN FREEPORT 2017 INDONESIA FOR GLOBAL JUSTICE REPORT MONITORING TERHADAP SENGKETA PEMERINTAH INDONESIA DAN FREEPORT 2017 INDONESIA FOR GLOBAL JUSTICE Disusun : Budi Afandi Penyunting : Rachmi Hertanti Diterbitkan : IGJ, 2017 Indonesia Vs Freeport

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber alam hayati tetapi juga merupakan sumber daya mineral dan energi serta

BAB I PENDAHULUAN. sumber alam hayati tetapi juga merupakan sumber daya mineral dan energi serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini tak seorangpun meragukan besarnya potensi kekayaan alam yang Tanah tidak hanya merupakan sumber alam hayati tetapi juga merupakan sumber daya mineral

Lebih terperinci

Tadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu

Tadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu Tadinya, PT Freeport mematok penjualan emas akan 50,5% dibanding tahun lalu JAKARTA. FT Freeport Indonesia (PTFI) kemungkinan gagal memenuhi target peningkatan produksi maupun penjualan emas dan tembaga,

Lebih terperinci

MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Dunia bisnis menginginkan adanya kemampuan bisnis dan keuangan dalam diri para akuntan manajemen. Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang dikaruniai kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang dikaruniai kekayaan alam yang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang dikaruniai kekayaan alam yang melimpah. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah bahan galian atau tambang. Pengertian

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat. disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut: 108 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan seluruh uraian pada bab-bab terdahulu, kiranya dapat disimpulkan dalam beberapa poin sebagai berikut: 1. Perlindungan Hukum dari Pemerintah Daerah terhadap Hak-Hak

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

Praktek Penjualan Ilegal & Indikasi Kerugian Negara dari Ekspor Timah

Praktek Penjualan Ilegal & Indikasi Kerugian Negara dari Ekspor Timah Praktek Penjualan Ilegal & Indikasi Kerugian Negara dari Ekspor Timah 2004-2015 Indonesia Corruption Watch (ICW) www.antikorupsi.org Jakarta, 16 Maret 2017 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch

BAB V PENUTUP. 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch BAB V PENUTUP V.1 KESIMPULAN Dari uraian dan pembahasan yang telah dilakukan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam melakukan penafsiran dalam klausul PSC tentang tarif Branch Profit Tax

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN

KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTAMBANGAN Disampaikan pada Diklat Evaluasi RKAB Perusahaan Pertambangan Batam, Juli 2011 Sumber: Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PRESIDEN NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, MENTERI KEUANGAN, MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, JAKSA AGUNG,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 45,2012 PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN

Lebih terperinci

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat 1 Desentralisasi Politik dan Administrasi Publik harus diikuti dengan desentralisasi Keuangan. Hal ini sering disebut dengan follow money function. Hubungan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA DI BIDANG PENANAMAN MODAL ANTARA PEMERINTAH DAN PENANAM MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

A. RENEGOSIASI KONTRAK KARYA (KK) / PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B)

A. RENEGOSIASI KONTRAK KARYA (KK) / PERJANJIAN KARYA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA (PKP2B) Kepada Rekan-Rekan Media Untuk mendapatkan kesamaan persepsi di antara kita tentang Pertambangan Indonesia, bersama ini saya sampaikan Press Release API IMA, tentang : A. RENEGOSIASI KONTRAK KARYA (KK)

Lebih terperinci

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13

Ditulis oleh David Dwiarto Senin, 05 November :53 - Terakhir Diperbaharui Senin, 05 November :13 Meskipun berabad-abad menjajah Indonesia, penguasaan terhadap sumber-sumber minyak bumi, gas alam, dan mineral, tak bisa dilakukan pemerintah kolonial Belanda. Para investor asal Belanda baru benar-benar

Lebih terperinci

Indonesia for Global Justice (IGJ, Seri Diskusi Keadilan Ekonomi. Menguji Kedaulatan Negara Terhadap Kesucian Kontrak Karya Freeport, Kamis, 13 Juli

Indonesia for Global Justice (IGJ, Seri Diskusi Keadilan Ekonomi. Menguji Kedaulatan Negara Terhadap Kesucian Kontrak Karya Freeport, Kamis, 13 Juli Indonesia for Global Justice (IGJ, Seri Diskusi Keadilan Ekonomi. Menguji Kedaulatan Negara Terhadap Kesucian Kontrak Karya Freeport, Kamis, 13 Juli 2017 Pasal 33 UUD 1945 : Bumi dan air dan kekayaan alam

Lebih terperinci

Kedaulatan Semu Praktik Divestasi di Indonesia

Kedaulatan Semu Praktik Divestasi di Indonesia Kedaulatan Semu Praktik Divestasi di Indonesia Latar Belakang Sumber daya alam minyak dan gas bumi (migas) dan pertambangan mineral dan batubara (minerba) adalah sektor strategis dengan tingkat risiko

Lebih terperinci

Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral

Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral Bedah Permen ESDM No. 7 Tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral LATAR BELAKANG 1. Selama ini beberapa komoditas mineral (a.l. Nikel, bauksit,

Lebih terperinci

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Disampaikan oleh : GUBERNUR SUMATERA UTARA Pada Rapat

Lebih terperinci

Dr. Firman Muntaqo, SH, MHum Dr. Happy Warsito, SH, MSc Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM Irsan Rusmawi, SH, MH

Dr. Firman Muntaqo, SH, MHum Dr. Happy Warsito, SH, MSc Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM Irsan Rusmawi, SH, MH Dr. Firman Muntaqo, SH, MHum Dr. Happy Warsito, SH, MSc Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM Irsan Rusmawi, SH, MH Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang), meliputi emas,

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5932 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 194). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK

Lebih terperinci

MEMBONGKAR MAFIA EKSPOR TIMAH ILEGAL INDONESIA. Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, 2 Mei 2014

MEMBONGKAR MAFIA EKSPOR TIMAH ILEGAL INDONESIA. Indonesia Corruption Watch (ICW)  Jakarta, 2 Mei 2014 MEMBONGKAR MAFIA EKSPOR TIMAH ILEGAL INDONESIA Indonesia Corruption Watch (ICW) www.atikorupsi.org Jakarta, 2 Mei 2014 LATAR BELAKANG Beberapa waktu lalu (8 Maret 2014) TNI AL dikatakan berhasil menggagalkan

Lebih terperinci

IZIN DICABUT, CHURCHILL MINING GUGAT PEMERINTAH USD 2 MILIAR

IZIN DICABUT, CHURCHILL MINING GUGAT PEMERINTAH USD 2 MILIAR IZIN DICABUT, CHURCHILL MINING GUGAT PEMERINTAH USD 2 MILIAR bisnis.com Churchill Mining Plc melayangkan gugatan arbitrase i terhadap Pemerintah Indonesia ke International Centre for Settlement of Invesment

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hewan tumbuan dan organisme lain namun juga mencangkup komponen abiotik

BAB I PENDAHULUAN. hewan tumbuan dan organisme lain namun juga mencangkup komponen abiotik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya sumber daya, baik itu sumber daya manusia atau pun sumber daya alam. Dari aspek sumber daya alam, kekayaan yang dimiliki

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

DAFTAR ISI. Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA PERATURAN ARBITRASE SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE DAFTAR ISI Peraturan Arbitrase Proses Acara Cepat KLRCA Bagian I PERATURAN ARBITRASE PROSES Acara Cepat KLRCA Bagian II SKEMA IMBALAN DAN BIAYA ADMINISTRASI Bagian III PEDOMAN UNTUK PERATURAN ARBITRASE

Lebih terperinci

Dilema Ancaman PHK dan UU Minerba. Ditulis oleh David Dwiarto Rabu, 08 Januari :27 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 08 Januari :29

Dilema Ancaman PHK dan UU Minerba. Ditulis oleh David Dwiarto Rabu, 08 Januari :27 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 08 Januari :29 Implementasi UU No. 4/2009 tentang Mineral dan Batubara (UU Minerba) yang disertai larangan ekspor bijih mineral tambang (ore) pada 12 Januari 2014 mendatang bakal menjadi tantangan tersendiri bagi sektor

Lebih terperinci

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA. Oleh : Indra Syahputra Lubis

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA. Oleh : Indra Syahputra Lubis PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK SUB SEKTOR MINERAL DAN BATUBARA Oleh : Indra Syahputra Lubis 1. LATAR BELAKANG Salah satu fungsi utama sebuah negara adalah melaksanakan pembangunan, dalam melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak. Pengampunan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5899) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016

Lebih terperinci

Kewenangan antar Lembaga Negara antara Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat,

Kewenangan antar Lembaga Negara antara Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Pendapat Saksi Ahli Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Sengketa Kewenangan antar Lembaga Negara antara Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, dan Badan Pemeriksa Keuangan mengenai Pembelian Saham PT Newmont

Lebih terperinci

[UNIVERSITAS MATARAM]

[UNIVERSITAS MATARAM] PENYERTAAN MODAL PEMDA PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) ( Kajian Terhadap Penyertaan Modal Pemerintah Pada PT.DMB Dalam Divestasi Saham PT.Newmont Nusa Tenggara) Djumardin 1 Rahmawati Kusuma 2 Fakultas

Lebih terperinci

PEMERINTAH DIGUGAT PERUSAHAAN TAMBANG INDIA

PEMERINTAH DIGUGAT PERUSAHAAN TAMBANG INDIA PEMERINTAH DIGUGAT PERUSAHAAN TAMBANG INDIA detik.com Pemerintah Indonesia harus berhadapan dengan perusahaan tambang dari India yang bernama India Metals and Ferro Alloys Limited (IMFA) di Permanent Court

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 1995 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN KERAJAAN SPANYOL MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN SECARA RESIPROKAL ATAS PENANAMAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kontrak Karya merupakan kontrak yang dikenal di dalam pertambangan

BAB I PENDAHULUAN. Kontrak Karya merupakan kontrak yang dikenal di dalam pertambangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kontrak Karya merupakan kontrak yang dikenal di dalam pertambangan umum. Istilah Kontrak Karya merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu kata work of contract.

Lebih terperinci

Sistem Bagi Hasil dan Keberlanjutan Sumber Daya Perikanan

Sistem Bagi Hasil dan Keberlanjutan Sumber Daya Perikanan Sistem Bagi Hasil dan Keberlanjutan Sumber Daya Perikanan Bagi Hasil Pusat-Daerah Penerimaan negara pajak: PBB: Pajak bumi dan bangunan BPHTB: Bea perolehaan hak atas tanah & bangunan Penerimaan negara

Lebih terperinci

2 Mengingat pengajuan gugatan arbitrase Pemerintah Republik Indonesia kepada PT Newmont Nusa Tenggara berdasarkan Arbitration Rules of the United Nati

2 Mengingat pengajuan gugatan arbitrase Pemerintah Republik Indonesia kepada PT Newmont Nusa Tenggara berdasarkan Arbitration Rules of the United Nati BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1177, 2014 KEMENKEU. Jasa Konsultan Hukum. Arbiter. Gugatan Arbitrase. Nusa Tenggara Partnership B.V. PT. Newmont Nusa Tenggara. Pemerintah RI. Tata Cara Pengadaan.

Lebih terperinci

DRAFT. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan

DRAFT. Pelaporan EITI Indonesia KAP Heliantono & Rekan DRAFT Pelaporan EITI Indonesia 2015 KAP Heliantono & Rekan AGENDA Standar EITI 2016 dan Pembahasan dalam Laporan EITI 2015 Pembahasan Penting Lainnya dalam Laporan Kontekstual Pending data Matrix Standar

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL

Lebih terperinci

n.a n.a

n.a n.a 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa memerlukan aspek pokok yang disebut dengan sumberdaya (resources) baik sumberdaya alam atau natural resources maupun sumberdaya manusia atau

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Aset. Jaminan Sosial. Ketenagakerjaan. Pengelolaan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5724). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara satu negara dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. antara satu negara dengan negara lainnya. Salah satu usaha yang selalu dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara selalu berusaha meningkatkan pembangunan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Usaha tersebut dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda antara

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Aloka

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Aloka No.1851, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Dana Bagi Hasil. Sumber Daya Alam. Lebih Bayar. Alokasi Kurang Bayar. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214 /PMK.07/2014 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) DAERAH MAJU BERSAING

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) DAERAH MAJU BERSAING G U B E R N U R NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (PT) DAERAH MAJU BERSAING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA

Lebih terperinci

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2012 Sebesar Rp 7,822.6 Milyar

Pendapatan PT Timah (Persero) Tbk 2012 Sebesar Rp 7,822.6 Milyar UNTUK SEGERA DISIARKAN Untuk keterangan lebih lanjut hubungi: Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan telepon : +62 (21) 2352 8000 faksimili : +62 (21) 344 4012 e-mail : corsec@pttimah.co.id website : www.timah.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Haruman, 2008) (Sari dan Riduan, 2011) Zarkasyi (2008:36)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Haruman, 2008) (Sari dan Riduan, 2011) Zarkasyi (2008:36) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi perekonomian di Indonesia yang semakin pesat dan di tengah persaingan global yang semakin ketat, merupakan suatu tantangan dan peluang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. No.1366, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TANGGAL 1 JULI 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Operasi Keuangan Pemerintah Pusat 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Draft 10042014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang. serta karakter dari masalah yang diteliti.

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang. serta karakter dari masalah yang diteliti. BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1. Metoda Penelitian Berdasarkan karakterisitik masalah dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan satu metode dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi mencakup kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi. Ekplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan yaitu PT. Medco Energi Internasional,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan yaitu PT. Medco Energi Internasional, III. METODE PENELITIAN A. Data Penelitian Penelitian ini menggunakan perusahaan pertambangan yaitu PT. Medco Energi Internasional, Tbk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data periode 2009

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013 SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR Disampaikan dalam acara : Sosialisasi Standar EITI 2013 dlam kaitan Pelaksanaan UU 23/2014 tentang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA No. 4959 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERTAMBANGAN. KETENTUAN-KETENTUAN POKOK. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci