HUBUNGAN FAKTOR INTRINSIK DAN FAKTOR EKSTRINSIK DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X MA AL-KAMIL TANGERANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN FAKTOR INTRINSIK DAN FAKTOR EKSTRINSIK DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X MA AL-KAMIL TANGERANG"

Transkripsi

1 22 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013 HUBUNGAN FAKTOR INTRINSIK DAN FAKTOR EKSTRINSIK DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X MA AL-KAMIL TANGERANG Oleh: Sri Lestari, S.Pd., M.Si Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Faktor Intrinsik dan Faktor Ekstrinsik dengan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X MA Al-Kamil Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dan pengambian sampel secara langsung. Peneliti melakukan penelitian dengan sampel responden pada satu kelas, hanya 40 siswa. Instrumen penelitian diujicobakan kepada 40 responden. Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,876 yang maknanya terdapat hubungan yang sangat kuat antara factor instrinsik dan factor ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,7674 yang artinya bahwa variasi variabel prestasi belajar ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel factor instrinsik dan ekstrinsik dan sedangkan sisanya oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam faktor ini. Kemudian berdasarkan pengolahan data uji t hitung diperoleh nilai t hitung lebih besar daripada t tabel (11,33 > 2,042) berdasarkan taraf 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi siswa kelas X. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia. Menurut UU No. 20 th 2003 dalam pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, mansyarakat, bangsa, dan Negara 1. 1 Pendidikan generasi muda dalam membentuk sumber daya manusia yang potensial merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan, diharapkan kemampuan, mutu pendidikan dan martabat manusia 1 Hasbullah, Belajar Aktif, Jakarta: PT Pratama Karya, 1994, hal 46

2 Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 23 Indonesia dapat ditingkatkan. Upaya meningkatkan sumber daya manusia dilakukan melalui upaya sadar lewat jalur pendidikan formal mencakup pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan, perubahan dan pembaharuan terhadap faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Dalam aktifitas pendidikan ada enam faktor yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi. Keenam faktor pendidikan tersebut meliputi : 1. Faktor tujuan 2. Faktor pendidik 3. Faktor peserta didik 4. Faktor materi 5. Faktor metode 6. Faktor situasi lingkungan 2 Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pendidikan adalah prestasi belajar siswa. Pada bidang ekonomi, prestasi belajar siswa diharapkan dapat optimal. Untuk mencapai hal tersebut, proses belajar mengajar yang diselenggarakan harus ditingkatkan dan disempurnakan. Ekonomi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun ilmu pengetahuan sosial yang merupakan program pendidikan sosial diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal. Ekonomi perlu difungsikan sebagai wahana untuk menumbuhkembangkan kecerdasan, kemampuan, dan keterampilan siswa. Menurut Winataputra, dkk (2009: 1) tujuan utama program pendidikan sosial adalah menyiapkan peserta didik sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang baik dan memberi dasar pengetahuaan dalam masing-masing bidangnya untuk kelanjutan pendidikan jenjang di atasnya 3. Ilmu ekonomi adalah kajian bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi komoditi-komoditi berharga dan mendistribusikannya kepada masyarakat luas 4. Sesuai dengan definisi tersebut, ekonomi merupakan ilmu yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia pasti mengamalkan ilmu ekonomi. Aspek kehidupan ekonomi tidak dapat dikesampingkan. 2 Ihat, dkk Pembelajaran Berkawasan Nusantara,(Jakart: UT,1996), hal.7 3 Winataputra, dkk. (Jakarta: 2009), hal. 1 4 Kartini, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), hal.7 23

3 24 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013 Menurut Wiryohandoyo ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari cara manusia mencukupi kebutuhan hidupnya, meningkatkan kesejahteraan hidupnya baik secara individu maupun kelompok 5. Konsep konsepnya yang bermanfaat antara lain : kelangkaan, produksi, barang dan jasa, konsumsi, distribusi, pembagian kerja, pertukaran, pendapatan, dan saling ketergantungan. Kontribusi yang berupan generalisasi ilmu ekonomi adalah: 1) sebagian besar masyarakat modern melihat kesejahteraan ekonomi sebagai tujuan yang diinginkan oleh anggota masyarakat dan secara universal kemiskinan dinilai sebagai hal yang merendahkan martabat manusia 2) dalam dunia yang modern, saling ketergantungan antar bangsa menimbulkan terjadinya pertukaran dan perdagangan berbagai kebutuhan barang, jasa, dan informasi 6. Maka dari itu, mata pelajaran ekonomi selayaknya mendapatkan perhatian yang ideal. Dengan penguasaan materi yang baik, maka siswa akan dapat mengamalkan ilmu ekonomi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan Agama Islam tradisional telah lama tumbuh dan berkembang di Indonesia jauh sebelum sekolah-sekolah umum masuk kewilayah pedesaan. Jauh sebelum sekolahsekolah umum atau medrasah-madrasah berdiri. Hal ini menandakan bahwa sejak awal perkembangan Islam, pendidikan Islam telah mendapat prioritas utama masyarakat muslim di Indonesia 7. Dewasa ini pondok pesantren sudah banyak perubahan manajemen pendidikannya, dari hanya pengajian kitab-kitab klasik yang lebih dikenal dengan sebutan kitab kuning sebagai inti pendidikan di pesantren, sekarang berubah menjadi Madrasah Aliyah yang materi pengajarannya lebih dari pada itu, yaitu yang tidak hanya mengkaji kitab kuning tetapi juga mencantumkan mata pelajaran umum, ekstrakurikuler seperti pramuka, praktik komputer, keterampilan dan lain-lain, kedalam pendidikan pondok pesantren, yang lebih akrab dikenal dengan sebutan pesantren modern yaitu pondok pesantren yang merupakan sistem pendidikannya berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah formal (seperti Madrasah Aliyah). Tetapi tidak semua pondok pesantren merubah menejemen pendidikannya seperti pesantren modern, ada juga yang tetap seperti pondok pesantren zaman dahulu yang mempertahankan kebudayaan dari ulama-ulama terdahulu, atau yang lebih akrab dikenal dengan pondok pesantren tradisional (salafi). MA Al KAMIL merupakan salah satu sekolah menengah yang berada di bawah kepemimpinan Departemen Agama. Mata pelajaran yang 5 Winataputra, dkk. (Jakarta: 2003), hal. 4 6 Adang & Cucu Atikah, Etika Profesi, (Serang: Untirta, 2003), hal Noehi & Adi S, Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: UT, 2008), Cet ke 18 hal. 58

4 Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 25 dipelajari oleh siswanya lebih banyak daripada mata pelajaran yang dipelajari siswa SMU. Tambahan mata pelajaran agama yang diberikan ada tiga mata pelajaran dengan jumlah enam jam pelajaran. Sekitar 10% dari siswanya bertempat tinggal di pondok pesantren dengan tujuan mempelajari agama lebih dalam. Menurut Noehi Nasution, dan kawan-kawan dalam Djamarah bahwa keluaran / output / prestasi belajar dapat ditentukan oleh proses belajar mengajar 8. Setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar, jika proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan baik maka akan dihasilkan prestasi belajar yang baik pula. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Proses belajar mengajar akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila mengoptimalkan fungsi faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. MA Al-Kamil mempunyai komitmen untuk selalu meningkatkan prestasi belajar siswa. Diantaranya yaitu untuk mengoptimalkan prestasi belajar ekonomi. Prestasi belajar ekonomi merupakan hasil dari kegiatan evaluasi yang dilaksanakan setelah proses balajar mengajar mata pelajaran ekonomi. Prestasi belajar ekonomi yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor faktor tertentu. Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar ekonomi, maka harus dilakukan dengan optimalisasi fungsi semua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi dan optimalisasi interaksi antara faktor faktor tersebut. Dalam pembelajaran ekonomi, indikator yang terdapat pada Standar Kompetensi mata pelajaran ekonomi dikelompokan menjadi aspek: a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan memahami peristiwa ekonomi, dan b. Kemampuan melakukan aktifitas yang menggunakan pendekatan ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berfikir kritis untuk menggali, membangun, menjeneralisasi konsep dan peristiwa ekonomi 9. Dalam pelajaran ekonomi, pola belajar yang digunakan adalah pola pelaksanaan belajar tuntas. Ketuntasan belajar adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan ajaran baik secara perorangan maupun kelompok. Taraf ketuntasan belajar minimal ini ditentukan oleh kebijakan sekolah dengan memperhatikan kompetensi komponen pembelajaran. Dalam mata pelajaran Ekonomi kriteria taraf penguasaan minimal ditentukan berdasarkan kebijakan sekolah sebesar 60% dari materi setiap satuan bahasan dengan melalui penilaian formatif. Hasil yang dicapai menunjukkan ketuntasan belajar mata pelajaran ekonomi. 8 Noehi & Adi S, Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: UT, 2008), Cet ke 18 hal Jihad & Haris,(Jakarta: UT, 2008), Cet ke 18 hal

5 26 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013 Berdasarkan data diatas, prestasi belajar ekonomi siswa harus ditingkatkan. Untuk mengoptimalkan prestasi belajar ekonomi siswa, pihak sekolah bersama peneliti mencoba menggali tentang faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi dapat berupa faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Dari pembahasan dan uraian di atas, perlu diadakan penelitian tentang faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi. Untuk menjawab persoalan tersebut peneliti memandang perlu mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik dengan Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X MA Kamil di Kota Tangerang Tujuan Khusus Penelitian Adapun tujuan khusus dilakukannya penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana faktor intrinsik dan ekstrinsik siswa pada siswa kelas X MA Al-Kamil kotatangerang. 2. Untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X MA Al-Kamil kotatangerang. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan faktor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar Ekonomi pada siswa kelas X MA Al-Kamil kota Tangerang. BAB II. STUDI PUSTAKA 2.1. Prestasi Belajar Menurut Sudirman prestasi belajar Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat dikatkan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Rahmat mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

6 Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 27 Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahanbahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi Faktor-faktor Mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1). Faktor yang terdapat di dalam diri siswa (Faktor Intern) Faktor intern merupakan suatu faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, ada pun yang termasuk ke dalam golongan faktor intern yakni, sebagai berikut: a) Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalnya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lain, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi sesorang. Kalau seorang murid memupunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara 27

7 28 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013 potensial ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. Intelegensi merupakan semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses, dan juga sebaliknya semakin rendah kemampuan seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih kesuksesan.jadi dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar. b) Bakat Poerwanto mengatakan bakat merupakan kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupankesanggupan tertentu 10. Sedangkan Kartoni menyatakan bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata 11. Dan menurut ahli mengatakan bahwa: bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar bidangbidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar ketampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Sudirman menyatakan bahwa minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang 12. Berdasarkan pendapat tersebut, jelaslah bahwa membaca besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan. d) Motivasi 10 Poerwano, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal Kartini, Pemimpin dan Kepemimpina, (Jakarta: Grafindo, 1998), hal Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1991), hal. 54

8 Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 29 Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku siswa berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi. Aspek motivasi dikenal aspek aktif atau dinamis dan aspek pasif atau statis. Aspek aktif atau dinamis, motivasi tampak sebagai sesuatu usaha positif dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang dinginkan. Aspek pasi atau statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan menggerakan potensi sumber daya manusia khususnya tenaga pengajar itu ke arah tujuan yang dinginkan. 2) Faktor yang berasal dari luar siswa (Faktor ekstern) Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya diluar diri siswa. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat postif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Kemudian ada mengatakan yaitu Slamet bahwa faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah Keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat 13. Untuk lebih jelas akan di uraikan sebagai berikut: a) Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Kelurga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi belajar siswa. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai pelatak dasar bagi pendidikan ahklak dan pandangan hidup agama 14. Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga 13 Surya, Kapita Selekti Kependidkan, (Jakarta: UT, 2006), hal Slamet, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hal

9 30 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013 anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar 15. b) Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan mahasiswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Salah seoarang ahli menyatakan yakni Hasbullah bahwa: guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar 16. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. c) Lingkungan Masyarakat Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pegaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. Lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anakpun dapat berpengaruh pula 17. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi pada siswa di atas, masih ada faktor yang ikuut serta mempengaruhinya baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar di kelas, metode pembelajaran, sumber belajar, dan evaluasi. Untuk tujuan pembelajaran misalnya harus ada kejelasan dalam pencapaian tujuan pembelajaran, contoh pembelajaran 15 Hasbullah, Belajar Aktif,(Jakarta: PT Pratama Karya, 1994), hal Kartono, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Rosda Karya, 1995), hal 6 17 Ibid, hal. 5

10 Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 31 ekonomi. Lalu bahan pelajaran ini biasanya menentukan ketertarikan siswa untuk mengikuti pelajaran di kelas artinya memotivasi siswa agar tertarik pada mata pelajaran yang diajarkan. Kemudian seorang gurupun harus pandai dan terampil dalam menyampaikan mengajar salah satunya harus menggunakan metode yang bervariatif, tidak hanya saja monoton. Selain itu faktor lain seperti alat dan sumber belajar juga mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas sehingga mempermudah proses dan akan memberikan hasil evaluasi yang diharapkan Bahan pelajaran Ekonomi di MA Kelas X Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap Menurut Suharsimi dalam Djamarah (1996: 50) bahan pelajaran merupakan inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik 18. Jadi bahan pelajaran merupakan substansi inti yang disampaikan guru untuk dikuasai anak didik pada kegiatan belajar mengajar. Bahan pelajaran ini terdiri dari bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Maslow dalam Djamarah (1996: 51) berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya 19. Jadi bahan pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu. Selayaknya guru mengerti dan memahami kebutuhan siswa dalam memilih dan menyampaikan bahan pelajaran. Dengan demikian siswa akan dapat termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga harus diperhatikan kelengkapan bahan pelajaran. Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran dan akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai (Djamarah, 1996: 51) Hal ini akan dapat menambah pengetahuan pelajaran ekonomi bagi siswa kelas X. Dalam hal ini bahan pelajaran yang disampaikan ialah pelajaran ekonomi yang dinilai masih rendah bagi siswa MA kelas X. Hal ini disebabkan oleh faktor intern maupun ekstern sebagaiman sudah disampaikan pada subbab sebelumnya. 18 Djamarah &Zain, Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal Ibid, etc 31

11 32 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013 Pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran pokok bagi siswa MA/sederajatnya. Dimana pelajaran ekonomi ini biasa membahas bidang administrasi, keuangan, kebutuhan rumah tangga dan sebagainya. Ekonomi berasal dari kata economicus artinya kebutuhan oleh setiap manusia. Sehingga melihat kebutuhan pelajaran yang penting bagi siswa MA kelas X, maka peneliti akan mencoba melakukan penelitian terhadap mata pelajaran ekonomi dan ingin mengetahui faktor-faktor apa saja penyebab rendahnya nilai mata pelajaran ekonomi ini. BAB II. METODE PENELITIAN Pada dasarnya banyak metode yang dapat digunakan dalam sebuah penelitian, tergantung dari sifat dan tujuan penelitian yang dilakukan. Penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk mengetahui faktor intinsik dan faktor ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X MA Al- Kamil. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Deskriptif merupakan istilah umum yang mencakup berbagai tekhnik, diantaranya adalah menuturkan, menganalisis dan mengklasifikasikan, penyesuaian dengan teknik survey, interview, angket, observasi, dan analisis kuantitaif. Untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian dengan tepat terkait membuat kesimpulan yang berasal dari data sampel maka perlu dilakukan pengambilan data yang tepat dengan mengetahui secara jelas populasi dan sampel penelitian. Adapun populasi dan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 3.1. Populasi dan Sampel Pada dasarnya populasi dalam sebuah penelitian ditegaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian 20. Menurut Arikunto (2006: 82) jika populasi lebih dari 100 orang maka diambil 10-20% dari jumlah populasi, sedangkan jika kurang dari 100 maka diambil semua. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga/subjek tidak terlalu banyak. Kemudian populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Bila populasi terlalu banyak penelitian dilakukan terhadap sampel tetapi hasilnya dapat menaksir populasi. Dengan demikian, dari pengertian tersebut diatas sehingga peneliti menentukan populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X MA Al- Kamil kecamatan Jatiuwung kabupaten Tangerang, yang berjumlah yaitu populasi yang ada hanya satu kelas saja yang berjumlah 40 siswa. Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti 21. Adapun dari populasi tersebut diambil sampel keseluruhan siswa kelas X. 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal 32

12 Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 33 Sebab siswa kelas X MA Al-Kamil hanya diambil 40 siswa saja yang disebut sampel jenuh. Sehingga sampel tersebut dapat menggambarkan keadaan populasi sebenarnya. Sampel bisa diambil jika keadaan dari populasi dapat memenuhi sampel tersebut, akan tetapi sampel untuk MA Al Kamil kelas X hanya 40 siswa dari seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 siswa kelas X MA Al-Kamil. Sampel bisa diambil sama dengan populasi, jika sampel tidak memenuhi dari populasi 22. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka sampel dan populasi bisa diambil secara sama atau langsung pada objek penelitian itu apabila tidak memenuhi respondennya. Setelah diketahui populasi dan sampel tidak kalah penting yang dilakukan berikutnya adalah dalam pengumpulan data. Mengenai teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 3.2. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan metode dan teknik penarikan dan pengumpulan data dilakukan secara langsung di lokasi dengan menggunakan teknik; a) Penelitian Kepustakaan (library Reasearch) Dalam hal ini peneliti mempelajari sumber-sumber bacaan dari penulis yang merupakan pakar/ahli di bidangnya, teknik adalah suatu studi tentang berbagai pendapat para ahli baik berupa teori-teori maupun berupa konsep yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dengan teknik ini diharapkan kajian penelitian sejenis dapat menjadi pembanding atas hasil penelitian ini. Metode ini bertujuan untuk mendapat data sekunder. b) Penelitian Lapangan (Field Research) Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung pada objek penelitian yaitu MA Al- Kamil Kelas X. Metode yang digunakan dalam penelitian lapangan ini adalah non tes yaitu angket pernyataan Mengingat dalam keperluan pengumpulan data tersebut yang harus diambil langsung ke lapangan dengan mempergunakan instrumen penelitian berupa angket, maka perlu dilakukan membuat instrumen penelitian yang tepat Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah angket. Instrumen angket ini di buat dengan 5 alternatif jawaban dimana masingmasing berindikator pada komponen-komponen faktor intrinsik dan ekstrinsik demikian pula untuk angket komponen prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini tingkat pengukuran yang digunakan dengan menggunakan skala ordinal yaitu dengan mengurutkan dan memberikan bobot dan option jawaban yang ada. Tabel di bawah ini menunjukkan konversi penelitian kualitatif ke penelitian kuantitatif. 22 Ibid, hal

13 34 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013 Tabel 1 Skala Penilaian NO Penilaian Kualitatif Penilaian Kuantitatif (1) (2) (3) Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sumber: Diolah Peneliti: Sebelum dipergunakan dalam pengambilan data, instrumen yang baik harus memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Pada tahapan ini instrument selanjutnya akan diuji analisis instrumen sebagai berikut: 3.4. Analisis Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan instrument penelitian berupa angket diperlukan pengujian instrument penelitian berupa validitas dan reliabilitas. Setiap penelitian harus bisa dinilai. Ukuran kualitas sebuah penelitian terletak pada kesahihan atau validitas data yang dikumpulkan selama penelitian Uji validitas instrument penelitian angket di uji coba telah terhadap 40 orang responden. Dari hasil perhitungan didapat nilai r hitung untuk setiap soalnya yang kemudian dibandingkan dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi ᾳ = 0,05 yaitu 0,316. Hasil pengujian validitas didapatkan seluruh butir soal valid. Hasil perhitungan uji coba kuesioner menunjukkan dari 30 butir pernyataan yang diujicobakan, diperoleh 8 pernyataan untuk variabel X yang tidak valid, yaitu butir nomor 5, 7, 13, 14, 15, 16, 20, dan 27. Sehingga 8 pernyataan tidak valid tersebut dieliminasi/dibuang sehingga variabel X hanya terdiri atas 22 pernyataan valid sebagai instrument final yang nanti akan digunakan untuk pengambilan data penelitian demikian pula untuk instrument variable y yaitu prestasi belajar ekonomi didapatkan hasil yang sama. Uji reliabilitas instrument penelitian angket untuk kedua instumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrument reliabel atau tidak. Dari hasil penghitungan koefisien reliabilitas didapatkan nilai sebesar untuk instumen factor intern dan ekstern dan nilai 0,725 untuk instrument prestasi belajar. Sedangkan nilai koefisien reliabilitas r product moment tabel dengan n = 40 pada taraf signifikansi ᾳ = 0,05 yaitu 0,316 maka dapat disimpulkan bahwa kedua angket layak digunakan atau reliabel.

14 Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar Teknik Analisis Data Sebelum penggunaan alat analisis data yaitu analisis korelasi sederhana, terlebih dahulu data dilakukan pengujian prasyarat analisis terkait normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Sebelum uji hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data dengan teknik analisis uji chi-square (X 2 ). Kemudian pada tahap selanjutnya dilakukan penghitungan besaran koefisien korelasi, dimana hal ini dilakukan untuk mengetahui besaran dan arah hubungan antar variabel yang diteliti dalam hal ini dilakukan dengan menghitung besaran koefisien korelasi produk moment. Setelah diketahui adanya hubungan, maka untuk mengetahui seberapa kuat tingkat hubungannya dapat diintrepretasikan melalui koefisien Rank Spearman seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 0,199 0,20 0,399 0,30 0,599 0,60 0,799 0,80 1,000 Sumber : Sugiyono (2010 : 257) Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Selanjutnya alat analisis data yang digunakan adalah pengujian signifikansi dari koefisien korelasi dengan menggunakan uji t. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara factor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Keadaan Factor Intrinsik dan Ekstrinsik dan Prestasi Belajar Ekonomi Skor Faktor intrinsik dan ekstrinsik yang diperoleh dari 40 responden, hasilnya menunjukan bahwa skor terendah sebesar 43 dan skor tertinggi sebesar 90 dengan nilai skor 47, banyak kelas 6, sedangkan panjang kelas 8, mean 70,5, modus 70, median 70,5, dan standar deviasi 11,5. Sedangkan untuk variabel prestasi belajar ekonomi diperoleh dengan pengolahan data sebagai berikut: skor terendah sebesar 61 dan skor tertinggi sebesar 78 dengan nilai skor 17, banyak kelas 6, sedangkan panjang kelas 3, mean 70,1, modus 72,5, median 70,5, dan standar deviasi 4,45. 35

15 36 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni 2013 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Penilaian Variabel X NO Skor Frekuensi (f) Jumlah f = 40 Berdasarkan hasil rekapitulasi skor angket dari 40 responden didapatkan hasil sebanyak 62,5% yang memperoleh skor di atas rata-rata dan responden yang memperoleh skor di bawah rata-rata sebanyak 37,5%. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Penilaian Variabel Y NO Skor Frekuensi (f) Jumlah f = 40 Berdasarkan hasil rekapitulasi skor angket dari 40 responden didapatkan hasil sebanyak 57,5% yang memperoleh skor di atas rata-rata dan responden yang memperoleh atau sekitar memperoleh skor di bawah rata-rata sebanyak 42,5% Analisis dan Pembahasan data Faktor Intern&Ektern dan Prestasi Belajar Ekonomi Sebelum dilakukan analisis data dan pembahasan, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data meliputi normalitas Prasyarat Analisis Data: Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Sebelum uji hipotesis dilakukan,

16 Hubungan Faktor Intrinsik Dan Faktor Ekstrinsik Dengan Prestasi Belajar 37 maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data dengan teknik analisis uji chi-squared. Hasil kesimpulan pengujian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Kesimpulan Uji Normalitas Banyak Variabel Sampel X 2 hitung X 2 tabel Kesimpulan Faktor intrinsik&ektrinsik 40 6,99 11,070 distribusi normal Prestasi Belajar 40 5,14 11,070 distribusi normal Analisis Data: Korelasi dan Koefisien Determinasi Setelah dipenuhi syarat analisis data, yang menunjukkan bahwa semua variabel berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan analisis data berupa korelasi dan koefisien determinasi. Kedua analisis data ini dilakukan untuk melihat hubungan antara factor intern dan ektern dengan prestasi belajar ekonomi melalui perhitungan koefisien korelasi product moment. Adapun hasil perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment sebagai berikut: ( )( ) *( ( ) )( ( ) )+ ( ) ( )( ), ( ) ( ) -, ( ) ( ) -, -, - ( )( ) Dari hasil penghitungan di atas dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat kuat antara factor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi. Untuk memperkuat pernyataan tersebut dilakukan perhitungan koefisien determinasi r 2, didapat koefisien determinasi sebesar r 2 = 0,7673 atau 76,73 %. Ini berarti bahwa 76,73% variasi prestasi belajar ekonomi hanya dapat dijelaskan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik. 37

17 38 JIPIS, Volume 17, Nomor 2, Januari-Juni Uji Hipotesis: Uji t Hasil dari analisis data yang mengatakan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat lemah antara factor intern dan ekstern dengan prestasi belajar ekonomi serta variasi prestasi belajar siswa yang dapat dijelaskan 2,13% oleh factor intrinsik dan ekstrinsik selanjutnya perlu dibuktikan bahwa hubungan tersebut tidak signifikan melalui pengujian hipotesis statistik. Berkaitan dengan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Didapatkan nilai t tabel (2,042) lebih kecil dari pada t hitung (11,33) maka Hipotesis yang diajukan di terima, ini berarti bahwa adanya hubungan positif signifikan antara factor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar siswa. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Bagian akhir laporan ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan masalah yang diajukan dalam penelitian ini yaitu: Berdasarkan analisis data faktor intrinsik dan ekstrinsik dan prestasi belajar ekonomi diperoleh kesimpulan bahwa hubungan positif yang sangat kuat antara faktor intrinsik dan ekstrinsik dengan prestasi belajar ekonomi adalah hubungan yang signifikan Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan beberapa saran berikut: 1. Untuk pendidik a. Senantiasa selalu menjelaskan kepada siswa akan perlunya mempunyai moral yang baik, sehingga siswa dapat mengembangkan potensi dalam kehidupan sehari-hari. b. Menjelaskan kepada orang tua siswa akan perlunya pengawasan putraputrinya, serta senantiasa selalu membimbing, menasihati dan memantau dalam kegiatan belajar putra-putrinya. 2. Untuk penelitian lanjut Supaya mendapatkan hasil yang lebih baik, kiranya perlu sekali penelitian lanjutan lebih mendalami atau mengkaji lebih jauh tentang faktor intrinsik dan ekstrinsik prestasi belajar ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, Cet ke-12 jilid 5 Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Rahmat, Jalaludin, 1997, Metode Penelitian Survey, Bandung: Tarsito. Republik Indonesia. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sudjana, 2002, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. Ke-2 jilid 6 Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Data Hasil Penelitian Penelitian hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tumijajar

Lebih terperinci

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang dialaminya sehingga terjadi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENGARUH MOTIVASI DAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 ALASTUWO KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012 Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh 76 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh hasil belajar Tata Hidang terhadap minat siswa sebagai Waiter/Waitress di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil belajar. Mengetahui keberrhasilan atau tidaknya

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK BATIK I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian field research, yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan atau

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH POLA ASUH DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PURWOREJO NOGOSARI BOYOLALI TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhui sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan bahasa akhlak dalam menyelesaikan persoalan penjumlahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti efektivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif yang memusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum penelitian ini diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian dalam pendidikan diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pada penelitian ini digunakan adalah data kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan dan menganalisisnya dengan

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KLEGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam pengumpulan data, tentu saja harus sesuai dengan sifat,

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam pengumpulan data, tentu saja harus sesuai dengan sifat, 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode merupakan cara yang digunakan atau ditempuh dalam suatu penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian merupakan hal yang sangat penting,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi ANALISIS LINGKUNGAN PERGAULAN DAN GAYA BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober 2014 05 Januari 2015 di SMA Negeri 1 Rimba Melintang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ARVITA MAYASARI A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ARVITA MAYASARI A PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4

BAB III METODE PENELITIAN R X O 2 R O 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Juliansyah Noor penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. 29 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang digunakan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:270). Metode korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif yang merupakan metode eksperimen berdesain posttest-only control design, karena tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran Superitem pada materi fungsi linear di kelas X MA SMIP 1946

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran Superitem pada materi fungsi linear di kelas X MA SMIP 1946 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119

ARTIKEL ILMIAH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119 ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN. 76/1 SUNGAI BULUH SKRIPSI OLEH ERLINA BR MANURUNG A1D109119 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA p-issn: 337-5973 e-issn: 44-4838 HUUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEAYA DENGAN PRESTASI ELAJAR FISIKA Effendi Program Studi Pendidikan Fisika STKIP Nurul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kancah atau lapangan, (field research) yang berusaha secara maksimal mengungkapkan fakta, lapangan dan kuantitatif

Lebih terperinci

DINA FITMILINA A1A110053

DINA FITMILINA A1A110053 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI SOSIAL GURU EKONOMI DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 MUARA BUNGO ARTIKEL ILMIAH OLEH DINA FITMILINA A1A110053

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN 2011/2012

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Vania Dwi Tristiana (14541084) Prodi : PGSD FKIP UNISRI ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK Oleh : Moh. Aniq, Khairul Mar ati UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif merupakan kegiatan penelitian yang sistematis, terencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif dengan teknik analisis komparatif. Penelitian komparatif diarahkan untuk

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut

Lebih terperinci

Disusun oleh : ANISA ANGGO MARTANI A

Disusun oleh : ANISA ANGGO MARTANI A PENGARUH AKTIVITAS MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER DAN FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI TINJAU DARI MOTIVASI DAN DUKUNGAN ORANGTUA PADA SISWA KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Bertolak dari masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dengan mudah dapat dikenali variabel-variabel penelitiannya. Di dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian dilaksanakan selama dua kali yaitu yang pertama pada tanggal 22 April 2014 dan yang kedua pada tanggal 15 Mei 2014 di Madrasah Ibtidaiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya hambatan guru fisika dalam mengimplementasikan KTSP,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan quasi experimental design dan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai: Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian itu sendiri diartikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA Agus Umaeza 1) Widodo Budhi 2) 1)2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang dimaksud

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA Jurnal Formatif 4(): 157-16, 014 ISSN: 088-351X HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERSEPSI PADA METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA YULISTIANA yulistinabio@gmail.com

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh NISFILAILI A PRESTASI BELAJAR TEORI AKUNTANSI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR DOSEN PADA MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan penelitian Ditinjau dari tingkat eksplanasinya penelitian ini menggunakan pendekatan kuantiatif. Lebih lanjut Sarwono menjelaskan sebagaimana

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI TERHADAP PENGURANGAN RASA INFERIORITAS SISWA KELAS VII MTs NEGERI GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Afif Wahyu Nurputra. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Oleh: Kartika Nugraheni NIM ABSTRAK

Oleh: Kartika Nugraheni NIM ABSTRAK PENGARUH KESADARAN BELAJAR, LINGKUNGAN KELUARGA, SARANA SEKOLAH DAN KEDISIPLINAN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMA NEGERI 2 TEMANGGUNG Oleh:

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR ABSTRAK GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA Oleh : Resti Kurnia Yulianti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk meneliti perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010-2011 yang beralamat di Jalan Baja Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab permasalahan yang telah dipaparkan pada Bab I. Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara penulis datang

BAB III METODE PENELITIAN. research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara penulis datang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara penulis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM

HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM HUBUNGAN ANTARA ASPEK DALAM MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 BATAM Destaria Sudirman Nurhaty 1, Purnama Sari 1, Notowinarto 1 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), maksudnya adalah penelitian yang langsung dilakukan di medan terjadinya gejala-gejala. 34

Lebih terperinci

Oleh: HESTI NUFRIDA A

Oleh: HESTI NUFRIDA A PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MI MUHAMMADIYAH NGASEM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Metode tersebut digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

Lebih terperinci

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3) Pengaruh Model Strategi Pembelajaran Peningakatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Nusantara Kota Jambi 3) 2) Wiwik Andriyani 1),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Bagian yang paling utama di dalam membuat suatu penelitian adalah bagaimana membuat rencana (rancangan penelitian). Menurut Babbie, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode disini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) kuantitatif yang dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen, yaitu prosedur untuk menyelidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatifeksperimen, karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung kelapangan untuk meneliti perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Juliansyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenis penelitian, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan statistik inferensial, yaitu tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen. Penelitian kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen murni. Sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reserch) kuantitatif. Pada dasarnya penelitian ini mengunakan pendekatan deduktifinduktif,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode Penelitian merupakan suatu cara dalam melaksanakan suatu penelitian yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menjawab masalah yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN JURNAL BENCHMARKING Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman 91 98 ISSN. 3459-2461 HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN REWARD DENGAN KINERJA GURU DI SD HIKMATUL FADHILLAH MEDAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Dumai pada semester genap tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

PENGARUH KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

PENGARUH KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI PENGARUH KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2012 NASKAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dan metode analisis data secara kuantitatif. 1 Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, peneliti menghimpun informasi. menggunakan kuesioner sebagai metode pokok. Sebagaimana yang dikemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, peneliti menghimpun informasi. menggunakan kuesioner sebagai metode pokok. Sebagaimana yang dikemukakan 84 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survei dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menggunakan jenis penelitian survei karena dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian IPA IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis

Lebih terperinci