MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM SUB BIDANG PENGELASAN SMAW

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM SUB BIDANG PENGELASAN SMAW"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM SUB BIDANG PENGELASAN SMAW MELAKSANAKAN PEMOTONGAN DENGAN GAS BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

2 KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan pelatihan kerja yang efektif dan efesien dalam rangka meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja diperlukan suatu sistem pelatihan yang sama. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional yang mengamanatkan bahwa pelatihan kerja berbasis kompetensi. Dalam rangka menerapkan pelatihan berbasis kompetensi tersebut diperlukan adanya standar kompetensi kerja sebagai acuan yang diuraikan lebih rinci ke dalam program, kurikulum dan silabus serta modul pelatihan. Untuk memenuhi salah satu komponen dalam proses pelatihan tersebut maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Barang dari Logam Bidang Jasa Industri Pengelasan yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Nomor KEP.342/MEN/X/2007. Modul pelatihan berbasis kompetensi ini, terdiri dari 3 buku yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh, dimana buku yang satu dengan yang lainnya saling mengisi dan melengkapi, sehingga dapat digunakan untuk membantu pelatih dan peserta pelatihan untuk saling berinteraksi. Demikian modul pelatihan berbasis kompetensi ini kami susun, semoga bermanfaat untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja. Jakarta, Nopember 2009 DIREKTUR STANDARISASI KOMPETENSI DAN PROGRAM PELATIHAN Drs. Djoko Mulyanto, MM NIP Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 1 dari 59

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) B. Unit Kompetensi Prasyarat C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) BAB II URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup D. Pengertian-Pengertian BAB III MATERI PELATIHAN MELAKSANAKAN PEMOTONGAN DENGAN GAS A. Diagram Alir Unit Kompetensi B. Penjelasan Melaksanakan Pemotongan dengan Gas Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pemotongan menggunakan gas Menyiapkan material dan peralatan potong menggunakan gas Mengidentifikasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pekerjaan Pemotongan Menggunakan Gas Melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas Memeriksa hasil pemotongan pelat baja Menyusun laporan hasil pemotongan BAB IV SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 57 A. Sumber-sumber Perpustakaan a) Daftar Pustaka b) Buku Referensi B. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 2 dari 59

4 BAB I STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL (SKKNI) DAN SILABUS PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) A. Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) Kode Unit Judul Unit Deskripsi Unit : : Melaksanakan pemotongan dengan gas : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pemotongan dengan gas pada Jasa Industri Pengelasan. Elemen Kompetensi 1. Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pemotongan menggunakan gas. 2. Menyiapkan material dan peralatan potong menggunakan gas. 3. Melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas. Kriteria Unjuk Kerja 1.1 Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan pemotongan dengan gas diidentifikasi. 1.2 Alat pelindung diri (APD/PPE) untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerjaan pemotongan diperagakan sesuai SOP 2.1 Macam-macam logam yang mempunyai sifat dapat dipotong dengan gas diidentifikasi. 2.2 Pemasangan bagian-bagian utama peralatan potong didemonstrasikan sesuai SOP. 2.3 Pemeriksaan kebocoran pada setiap sambungan dilaksanakan sesuai SOP. 2.4 Ukuran nozzle dipilih berdasarkan tebal bahan yang akan dipotong. 2.5 Tekanan kerja oksigen dan asetilin serta tekanan potong oksigen diatur sesuai kebutuhan. 3.1 Prosedur atau langkah-langkah pemotongan diidentifikasi berdasarkan SOP. 3.2 Nyala api pemotongan diatur sesuai kebutuhan. 3.3 Pemotongan pelat lurus, miring, melingkar luar dan dalam menggunakan alat potong manual didemonstrasikan sesuai SOP dengan menerapkan K Pemotongan pelat lurus, dan miring menggunakan mesin potong gas didemonstrasikan sesuai SOP dengan menerapkan K3. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 3 dari 59

5 Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja 4. Memeriksa hasil pemotongan pelat baja 5. Menyusun laporan hasil pemotongan. 4.1 Hasil pemotongan menggunakan pemotong gas manual diperiksa dan dibandingkan dengan standar baku 4.2 Hasil pemotongan menggunakan mesin pemotong gas diperiksa dan dibandingkan dengan standar baku. 4.3 Penyebab kerusakan atau cacat hasil pemotongan diidentifikasi. 4.4 Perbaikan kerusakan atau cacat hasil pemotongan (bila perlu) dilaksanakan sesuai SOP. 5.1 Komponen-komponen pelaporan hasil pemotongan menggunakan peralatan potong gas secara manual dan mesin potong gas diidentifikasi. 5.2 Laporan hasil pemotongan disusun dan diserahkan kepada yang berhak. Batasan Variabel 1. Kontek variabel : Unit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja dan keterampilan atau keahlian serta pengalaman dalam mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja, menyiapkan material, melaksanakan pemotongan, memeriksa hasil pemotongan pelat baja, dan menyusun laporan hasil pemotongan untuk melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas manual dan menggunakan mesin potong gas pada jasa industri pengelasan. 2. Perlengkapan untuk melaksanakan pemotongan menggunakan gas pada Jasa Industri Pengelasan, mencakup : 2.1. Buku sumber/modul sebagai referensi Peralatan potong gas manual dan mesin Beberapa jenis dan ukuran bahan yang akan dipotong Instrumen/alat ukur hasil pemotongan. 3. Tugas pekerjaan untuk melaksanakan pemotongan dengan gas pada Jasa Industri Pengelasan, meliputi : 3.1. Menyiapkan Alat Pelindung Diri, bahan yang meliputi : beberapa jenis dan ukuran bahan, serta peralatan potong dengan gas, baik manual maupun mesin Melaksanakan pemotongan dengan gas. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 4 dari 59

6 3.3. Mengukur hasil pemotongan Melaporkan hasil pemotongan. 4. Peraturan untuk melaksanakan pemotongan secara mekanik pada Jasa Industri Pengelasan, adalah : 4.1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Panduan Penilaian : 1. Penjelasan prosedur penilaian : Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi yang terkait : 1.1. Melakukan komunikasi timbal balik 1.2. Memahami prinsip K Menerapkan K Mengukur dengan alat ukur melanik dasar. 2. Kondisi penilaian : 2.1.Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan penyiapan, pelaksanaan, pengamatan proses dan pemeriksaan hasil pemotongan serta pelaporan hasil pengelasan. 2.2.Penilaian dapat dilakukan dengan cara : portofolio, lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, pemeriksaan hasil kegiatan dan simulasi di workshop dan/atau di tempat kerja. 3 Pengetahuan yang dibutuhkan : Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut : 3.1 Pemahaman bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan pemotongan. 3.2 Pembacaan sketsa/gambar kerja. 3.3 Pemahaman teknik pemotongan 3.4 Pengenalan karakteristik bahan dan peralatan potong 4 Keterampilan yang dibutuhkan : Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung dan melaksanakan unit kompetensi ini. 4.1 Penggunaan alat pelindung diri (APD/PPE) untuk mencegah terjadinya kecelakaan. 4.2 Pengenalan macam-macam logam yang dapat dipotong dengan alat potong gas. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 5 dari 59

7 4.3 Pemasangan (installing) peralatan potong. 4.4 Pemeriksaan kebocoran gas pada setiap sambungan. 4.5 Pemilihan ukuran nozzle. 4.6 Pengaturan tekanan kerja dan nyala api pemotongan. 4.7 Demonstrasi pemotongan lurus, miring dan melingkar pada pelat menggunakan peralatan potong gas manual dan mesin. 4.8 Pemahaman mengenai hasil pemotongan yang memenuhi kriteria baku. 4.9 Perbaikan atas kerusakan atau cacat hasil pemotongan Pembuatan laporan hasil pemotongan. 5 Aspek kritis : Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit kompetensi ini, sebagai berikut : 5.1 Pembacaan gambar. 5.2 Karakteristik bahan yang dipotong. 5.3 Pengaturan tekanan kerja. 5.4 pengaturan nyala api pemotongan Kompetensi Kunci : NO. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT TINGKAT 1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2 2. Mengkomunikasikan ide-ide dan menginformasikan 1 3. Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 1 4. Bekerjasama dengan orang lain dan berkelompok 1 5. Menggunakan ide serta tehnik matematika 3 6. Memecahkan masalah 2 7. Menggunakan teknologi 2 B. Unit Kompetensi Prasyarat Sebelum mengikuti pelatihan unit kompetensi Melaksanakan Pemotongan dengan Gas ini peserta harus sudah kompeten untuk unit kompetensi sebagai berikut: 1. JIP.SM Mengukur dengan alat ukur mekanik dasar. 2. JIP.SM Membaca Sketsa dan/gambar kerja sederhana. 3. JIP.SM Menggunakan Peralatan Tangan dan mesin Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 6 dari 59

8 Sub Bidang Pengelasan Non SMAW C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Judul Unit Kompetensi : Melaksanakan Pemotongan dengan Gas Kode Unit Kompetensi : Deskripsi Unit Kompetensi : Unit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja dan keterampilan atau keahlian serta pengalaman dalam mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja, menyiapkan material, melaksanakan pemotongan, memeriksa hasil pemotongan pelat baja, dan menyusun laporan hasil pemotongan untuk melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas manual dan menggunakan mesin potong gas pada jasa industri pengelasan Perkiraan Waktu Pelatihan : Menit Tabel Silabus Unit Kompetensi : ELEMEN KOMPETENSI 1 Mengidentifika si keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pemotongan menggunakan gas. KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan pemotongan dengan gas diidentifikasi. 1.2 Alat pelindung diri (APD/PPE) untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pekerjaan pemotongan diperagakan sesuai SOP. INDIKATOR UNJUK KERJA - Dapat mengenal bahayabahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan brander potong manual. - Dapat menjelaskan penggunaan APD. - Mampu mengidentifikasi bahaya-bahaya penggunaan brander potong manual. - Mampu menggunakan APD untuk mencegah terjadinya kecelakaan. - Harus mengenali secara cermat bahaya-bahaya yang ditimbulkan. - Harus konsisten menggunakan APD. MATERI PELATIHAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP KERJA - Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan brander potong manual. - Penggunaan APD. - Mengidentifikasi bahaya-bahaya penggunaan brander potong manual - Menggunakan APD untuk mencegah terjadinya kecelakaan. - Mengenali secara cermat bahaya-bahaya yang ditimbulkan. - Konsisten menggunakan APD PERKIRAAN WAKTU PELATIHAN PENGE- KETERAM TAHUAN -PILAN 4 12 Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 7 dari 59

9 Sub Bidang Pengelasan Non SMAW ELEMEN KOMPETENSI 2 Menyiapkan material dan peralatan potong menggunakan gas. KRITERIA UNJUK KERJA 2.1 Macam-macam logam yang mempunyai sifat dapat dipotong dengan gas diidentifikasi 2.2 Pemasangan bagian-bagian utama peralatan potong didemonstrasikan sesuai SOP. 2.3 Pemeriksaan kebocoran pada setiap sambungan dilaksanakan sesuai SOP 2.4 Ukuran nozzle dipilih berdasarkan tebal bahan yang akan dipotong. 2.5 Tekanan kerja oksigen dan asetilin serta tekanan potong oksigen diatur sesuai kebutuhan. INDIKATOR UNJUK KERJA - Dapat mengenal material yang dapat dipotong dengan brander potong - Dapat mengenal bagian-bagian peralatan potong manual - Dapat mengenal ukuran nozzle. - Dapat mengenal bagian-bagian pera-latan potong semi otomatis (skator). - Dapat menjelaskan cara mengecek kebocoran sambungan selang dan katup. - Dapat menjelaskan cara menghidukan brander potong dan mengatur tekanan gas - Dapat mengenal jenis-jenis nyala api - Dapat menjelaskan cara mempersiapkan skator - Mampu mengidentifi-kasi jenis materi-al yang dapat dipotong dengan ban-der potong - Mampu mendemonstrasikan cara masang brander potong dan peralatannya - Mampu mengidentifikasi bagian-bagian peralatan skator - Mampu memeriksa kebocoran selang dan katup gas. PENGETAHUAN - Material yang dapat dipotong dengan brander potong - Bagian-bagian peralatan potong manual - Ukuran nozzle - Bagian-bagian peralatan potong semi otomatis (skator) - Cara mengecek kebocoran sambungan selang dan katup. - Cara menghidupkan brander potong dan mengatur tekanan gas. - Jenis-jenis nyala api. - Cara mempersiapkan skator. MATERI PELATIHAN KETERAMPILAN SIKAP KERJA - Mengidentifikasi jenis material yang dapat dipotong dengan blander potong. - Mendemonstrasikan cara masang brander potong dan peralatannya. - Mengidentifika si bagian-bagian peralatan skator. - Memeriksa kebocoran selang dan katup gas. - Mendemonstrasikan cara menghidupkan brander potong dan mengatur nyala api. - Mendemonstrasikan persiapan skator. - Melakukan pengecekan kebocoran gas secara konsisten - Menghidupkan brander sesuai SOP PERKIRAAN WAKTU PELATIHAN PENGETA- KETERAM- HUAN PILAN Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 8 dari 59

10 Sub Bidang Pengelasan Non SMAW ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA INDIKATOR UNJUK KERJA MATERI PELATIHAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP KERJA PERKIRAAN WAKTU PELATIHAN PENGETA- HUAN KETERAM- PILAN - Mampu mendemonstrasikan cara menghidupkan brander potong dan mengatur nyala api - - Mampu mendemonstrasikan persiapan skator - Harus melakukan pengecekan kebocoran gas secara konsisten - Harus menghidupkan brander sesuai SOP 3. Melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas. 3.1 Prosedur atau langkah-langkah pemotongan diidentifikasi berdasarkan SOP. 3.2 Nyala api pemotongan diatur sesuai kebutuhan. 3.3 Pemotongan pelat lurus, miring, melingkar luar dan dalam - Dapat mengenal komponen yang akan dipotong sesuai gambar kerja - Dapat mengenal simbolsimbol tanda (mar-king) yang berhubungan dengan pemotongan - Dapat menjelaskan urutan pemotongan plat sesuai standar kerja - Dapat menjelaskan cara memotong plat lurus, miring, melingkar - Mampu mengidentifikasi simbol-simbol tanda seperti - Komponenkomponen yang akan dipotong sesuai gambar kerja - Simbol-simbol tanda (marking) yang berhubungan dengan pemotongan. - Urutan pemotongan plat sesuai standar kerja. - Mengidentifika si simbolsimbol tanda seperti batas potong, bentuk kampuh, sambungan, garis lurus - Mendemonstra sikan urutan pemotongan - Mendemonstra sikan cara memotong plat lurus, miring/ membuat be- - Mengamati secara jelas batas-batas potong. - Mengamati secara konsisten seperti tekanan gas, rangkaian selang dan kabel, timbulnya distorsi, timbulnya kebisingan Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 9 dari 59

11 Sub Bidang Pengelasan Non SMAW ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA INDIKATOR UNJUK KERJA MATERI PELATIHAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP KERJA PERKIRAAN WAKTU PELATIHAN PENGETA- HUAN KETERAM- PILAN 3.4 Menggunakan alat potong manual didemonstrasik an sesuai SOP dengan menerapkan K Pemotongan pelat lurus, dan miring menggunakan mesin potong gas didemonstrasik an sesuai SOP dengan menerapkan K3 batas potong, bentuk kampuh, sambungan, garis lurus - Mampu mendemonstrasikan urutan pemotongan - Mampu mendemonstrasikan cara memotong plat lurus,miring/membuat bevel dan melingkar - Mampu mendemonstrasikan cara menyetel kecepatan skator secara tepat - Mampu mendemonstrasikan cara mengatur gerakan tip potong secara tepat - Cara memotong plat lurus, miring, melingkar. vel dan melingkar - Mendemonstra sikan cara menyetel kecepatan skator secara tepat - Mendemonstra sikan cara mengatur gerakan tip potong secara tepat - Harus mengamati secara jelas batas-batas potong - Harus mengamati secara konsisten seperti tekanan gas, rangkaian selang dan kabel, timbulnya distorsi, timbulnya kebisingan Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 10 dari 59

12 Sub Bidang Pengelasan Non SMAW ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA INDIKATOR UNJUK KERJA MATERI PELATIHAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP KERJA PERKIRAAN WAKTU PELATIHAN PENGETA- HUAN KETERAM- PILAN 4. Memeriksa hasil pemotongan pelat baja 4.1 Hasil pemotongan menggunakan pemotong gas manual diperiksa dan dibandingkan dengan standar baku 4.2 Hasil pemotongan menggunakan mesin pemotong gas diperiksa dan dibandingkan dengan standar baku 4.3 Penyebab kerusakan atau cacat hasil pemotongan diidentifikasi. 4.4 Perbaikan kerusakan atau cacat hasil pemotongan (bila perlu) dilaksanakan sesuai SOP. - Dapat menjelaskan kualitas hasil potong - Dapat mengenal Standar pemotongan - Dapat menjelaskan perawatan alat pemotongan. - Mampu memeriksa secara visual ciri-ciri hasil pemotongan. - Mampu mengidentifikasi hasil akibat kecepatan potong - Mampu menggunakan gerinda tangan untuk memperbaiki kerusakan hasil pemotongan - Mampu membersihkan sisa hasil potongan - Harus mengamati dan menilai hasil potong berdasarkan standar secara tepat. - Kualitas hasil potong - Standar pemotongan - Perawatan alat pemotongan - Memeriksa secara visual ciri-ciri hasil pemotongan - Mengidentifika si hasil akibat kecepatan potong - Menggunakan gerinda tangan untuk mem-perbaiki kerusakan hasil pemotongan - Membersihkan sisa hasil potongan - Mengamati dan menilai hasil potong berdasarkan standar secara tepat. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 11 dari 59

13 Sub Bidang Pengelasan Non SMAW ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA INDIKATOR UNJUK KERJA MATERI PELATIHAN PENGETAHUAN KETERAMPILAN SIKAP KERJA PERKIRAAN WAKTU PELATIHAN PENGETA- HUAN KETERAM- PILAN 5. Menyusun laporan hasil pemotongan. 5.1 Komponen-komponen pelaporan hasil pemo-tongan menggu-nakan peralatan potong gas secara manual dan mesin potong gas diidentifikasi 5.2 Laporan hasil pemotongan disusun dan diserahkan ke- - Dapat mengenal format laporan hasil pemotongan. - Mampu mengidentifikasi item-item laporan hasil potong seperti : bagian yang dipotong, toleransi - Harus mencatat hasil pemotongan dengan brander potong dan skator secara cermat - Format laporan hasil pemotongan. - Mengidentifika si item-item laporan hasil potong seperti : bagian yang dipotong, toleransi - Mencatat hasil pemotonga n dengan brander potong dan skator secara cermat pada yang berhak. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 12 dari 59

14 A. Latar Belakang BAB III URAIAN SINGKAT MATERI PELATIHAN MELAKSANAKAN PEMOTONGAN DENGAN GAS Melaksanakan pemotongan dengan gas merupakan salah satu dari proses perlakuan material untuk mendapatkan potongan konstruksi sesuai ukuran yang dikehendaki untuk proses produksi selanjutnya. Berbagai macam teknik pemotongan digunakan dalam keseharian tergantung dari kebutuhannya misalnya dipengaruhi oleh kapasitas pemotongan, jenis material yang dipotong, akurasi pemotongan, kualitas permukaan potong, kemampuan operasionalnya, efisiensi biaya dan faktor keamanan. Sumber energi panas yang digunakan untuk pemotongan termal termasuk reaksi oksidasi, energi listrik, energi sinar dan kombinasi dari ketiganya. Sebagian besar dari pemotongan dengan termal temperatur tinggi dilakukan dengan pemanasan bagian logam yang dipotong dan peniupan terak yang timbul sebagai hasil dari pemotongan oleh gas. Sebagai hasil pengamatan disimpulkan bahwa pemotongan dengan gas sangat luas penggunaannya dibandingkan dengan pemotongan dengan busur plasma dan pemotongan dengan laser Pada Buku Informasi ini akan dipaparkan tentang Pengetahuan dimana berisi Informasi tentang prinsip prinsip pemotongan, kondisi untuk melakukan pemotongan, penyiapan material dan peralatan pemotongan dengan gas, peran nyala pemanasan awal dan kualitas pemotongan dengan gas, Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pemotongan menggunakan gas B. Tujuan Modul Pemotongan dengan menggunakan gas ini bertujuan agar siswa mampu untuk melakukan pemotongan secara manual dan semi otomatik sesuai dengan SOP. Dimana Sistem pemotongan yang diberikan dalam Modul ini adalah Sistem pemotongan dengan gas secara manual dan menggunakan skator. Disamping itu juga bertujuan agar siswa mampu melakukan pemeriksaan hasil pemotongan yang terjadi serta mengetahui bahaya yang terjadi pada pemotongan dengan gas. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup dari Modul Pemotongan dengan gas ini terdiri dari: Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pemotongan menggunakan gas, Menyiapkan material dan peralatan potong menggunakan gas, proses pemotongan secara manual dan menggunakan skator, Memeriksa hasil pemotongan pelat baja, Menyusun laporan hasil pemotongan, kesemuanya dikenalkan kepada peserta melalui pemberian pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja dari setiap elemen kompetensi Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 13 dari 59

15 D. Pengertian 1. Kejadian (Incident) adalah suatu kejadian potensial yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja kecuali kebakaran, peledakan bahaya pembuangan limbah. 2. Kecelakaan (Accident) adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga, yang dapat menimbulkan korban manusia dan harta benda. 3. Penyelidikan Kecelakaan (Accident Investigation) adalah analisa dan catatan tentang suatu kecelakaan yang didasarkan atas suatu informasi fakta yang dikumpulkan lewat suatu pemeriksaan menyeluruh dan teliti dari semua factor yang terlibat. Jadi bukan suatu ulangan penjelasan dari korban tentang kronologi kejadian. 4. Tak Ada hari Kerja Hilang (Non Loss Time Accident) adalah suatu kejadian dimana karyawan diberikan perawatan oleh dokter atau seorang tenaga medis. Namun hari berikutnya karyawan tersebut dapat bekerja kembali seperti biasanya. 5. Kehilangan Hari Kerja (Loss Time Accident) adalah hari-hari dimana karyawan harus bekerja namun karena sakit/cidera karena kerja, jumlah hari kerja yang hilang tidak termasuk hari dimana cidera terjadi. Jumlah hari mencakup semua hari (secara berurutan atau tidak) dimana, karena cidera atau sakit, pegawai semestinya bekerja namun tidak mampu atau diberi pekerjaan lain untuk sementara. 6. Pertolongan Pada Gawat Darurat (First Aid) adalah cidera ringan, seperti luka tergores, memar, luka bakar stadium pertama, dan lain sebagainya, yang hanya memerlukan satu kali perawatan, yang selanjutnya tidak memerlukan penanganan medis oleh dokter atau tenaga medis. 7. Nyaris celaka (Near Miss) adalah suatu kejadian dimana apabila keadaannya berbeda dapat menimbulkan cidera/sakit ataupun fatal 8. Pemanasan awal (preheating) adalah pemanasan pendahuluan pada baja dilakukan dengan memanaskan tempat permulaan memotong sampai merah. 9. Regulator adalah alat yang berfungsi mengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja 10. Ukuran nozzle adalah pemilihan jenis nozlle sesuai dengan ketebalan material yang akan dipotong 11. Nyala api balik adalah nyala api masuk ke dalam pembakar Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 14 dari 59

16 BAB III MATERI PELATIHAN MELAKSANAKAN PEMOTONGAN DENGAN GAS A. Diagram Alir Unit Kompetensi 1. Pemotongan Dengan Brander Potong Manual Prinsip-prinsip pemotongan dengan gas - Reaksi kimia Oxygen dengan baja Keselamatan Kerja Pemotongan Dengan Gas - Bahaya tabung gas - Cara menyimpan tabung gas - Bahaya api balik Pengenalan Peralatan Potong Gas - Nama bagian-bagian brander potong - Nozzle Pemeriksaan Hasil Pemotongan - Kualitas permukaan hasil potong Praktik Pemotongan - Teknik-teknik pemotongan Persiapan Pemotongan - Cara penyalaan brander potong - Setel nyala api Pembersihan lokasi 1.1. kerja - Tutup gas - Pindahkan slang - Simpan peralatan - Pembersihan scrap 2. Pemotongan Dengan Skator Persiapan peralatan skator - Memasang nozzle - Menyambung slang gas - Menyambung kabel power - Memasang rel Praktik pemotongan dng skator - Menggambar garis potong - Mengatur sudut kemiringan - Mengatur kecepatan Pemeriksaan jalannya pemotongan dengan skator Pembersihan lokasi kerja - Simpan skator - Tutup katup Oxygen - Mematikan aliran listrik - Pembersihan scrap Memeriksa hasil pemotongan - Permasalahan pemotongan, bentuk penampang dan penyebabnya Pengamatan pemotongan - Tekanan gas - Kelurusan kampuh dari garis potong - Timbulnya distorsi - Timbulnya takik Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 15 dari 59

17 B. Penjelasan Modul Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas 1. Mengidentifikasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pekerjaan Pemotongan Menggunakan Gas a) Pengetahuan Bekerja dengan menggunakan media pemotongan dan pengelasan semakin berkembang, sehingga disetiap kesempatan kerja selalu diikuti dengan potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang salah atau tidak semestinya, pemakaian pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain yang terjadi dilingkungan kerja bidang pemotongan dan pengelasan. Keselamatan kesehatan kerja paling banyak membicarakan adanya kecelakaan dan perbuatan yang mengarah pada tindakan yang mengandung bahaya. Untuk menghindari atau mengeliminir terjadinya kecelakaan perlu penguasaan pengetahuan keselamatan kesehatan kerja dan mengetahui tindakan tindakan yang harus diambil agar keselamatan kesehatan kerja dapat berperan dengan baik. Untuk membahas hal tersebut faktor yang paling dominan adalah kecelakaan, perbuatan yang tidak aman, dan kondisi yang tidak aman. 1) Kecelakaan Faktor yang paling banyak terjadi dilingkungan kerja adalah adanya kecelakaan, dimana kecelakaan merupakan : (a) Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cidera fisik seseorang bahkan fatal sampai kematian/cacat seumur hidup dan kerusakan harta milik (b) Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energi diatas nilai ambang batas dari badan atau bangunan (c) Kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat menurunkan efisiensi operasional suatu usaha Hal-hal dalam kecelakaan dapat meliputi : (a) Kecelakaan dapat terjadi setiap saat (80% Kecelakaan akibat kelalaian ) (b) Kecelakaan tidak memilih cara tertentu untuk terjadi (c) Kecelakaan selalu dapat menimbulkan kerugian. (d) Kecelakaan selalu menimbulkan gangguan (e) Kecelakaan selalu mempunyai sebab (f) Kecelakaan dapat dicegah/dieliminir 2) Perbuatan tidak aman (berbahaya) (a) Tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) standar yaitu : Helm dengan tali, sabuk pengaman, stiwel dan sepatu tahan pukul, pakaian kerja, sarung tangan kerja dan APD sesuai kondisi bahaya kerja yang dihadapi saat bekerja pengelasan. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 16 dari 59

18 (a) Melakukan tindakan ceroboh/tidak mengikuti prosedur kerja yang berlaku bidang pengelasan. (b) Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. (c) Mental dan fisik yang belum siap untuk tugas-tugas yang diembannya 3) Kondisi tidak aman (berbahaya) (a) Lokasi kerja yang kumuh dan kotor (b) Alokasi personil/pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga pada satu lokasi dipenuhi oleh beberapa pekerja. Sangat berpotensi bahaya (c) Fasilitas/sarana kerja yang tidak memenuhi standar minimal, seperti scafolding/perancah tidak aman, pada proses pekerjaan dalam tangki tidak tersedia exhaust blower (d) Terjadi pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja, misal debu, tumpahan oli, minyak dan B3 (bahan berbahaya dan beracun) Aman / selamat merupakan : Kondisi yang tidak ada kemungkinan malapetaka Tindakan tidak aman merupakan : Suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan Kondisi tidak aman merupakan : Kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan. 4) Waspadai kondisi berbahaya sebagai berikut : (a) Saat berada didalam ruang tertutup/tangki waspadailah gas hasil pengelasan; (b) Gas mulia/inert gas : gas yang mendesak oksigen sehingga kadar oksigen berkurang dibawah 19,5% sehingga berbahaya bagi pernapasan manusia. Gas tersebut yaitu: Argon (Ar) hasil las TIG, Co 2 hasil las FCAW. Tabel 2.2 Jenis jenis alat pelindung diri No 1 Jenis APD Helm Pengaman Dengan Tali Terikat Kuat Jenis pekerjaan Welder Fitter Brander Op. Gerinda X X X X Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 17 dari 59

19 No Jenis APD Jenis pekerjaan Welder Fitter Brander Op. Gerinda 2 Ketelpak Kerja X X X X 3 Sabuk Pengaman Untuk Ketinggian >2M X X X X 4 Stiwel X X X X 5 Sepatu Tahan Pukul X X X X 6 Sarung Tangan Kulit Panjang X X 7 Sarung Tangan Kulit Pendek X X 8 Apron Kulit X X X 9 Jaket dan Celana Las X 10 Welding Respirator X 11 Selubung Tangan X 12 Toxid Respirator X X X b) Keterampilan 1) Cara Penanganan Tabung gas Gas-gas yang digunakan untuk mengelas biasanya disebut gas bertekanan tinggi, dan biasanya terkandung didalam tabung gas bertekanan. Misalnya, gas oksigen yang digunakan untuk las gas atau pemotongan dengan gas dan gas argon yang digunakan untuk las busur listrik logam dengan pelindung gas, terkandung di dalam tabung gas bertekanan 35 o C dan 150kg/cm2 (15MPa), sedangkan gas asetilin larut terkandung di dalam gas bertekanan 15oC dan 15,5kg/cm 2 (1,55MPa). Dilarang keras menyalakan api di dalam ruangan di tempat penyimpanan gasgas yang mudah terbakar seperti asetilin atau hidrogen atau gas yang mendukung kebakaran seperti oksigen. Walaupun gas-gas yang lamban seperti argon, nitrogen dan CO 2 serta gas-gas yang tidak mudah terbakar jauh lebih aman, semuanya cenderung dapat menggantikan udara apabila disimpan di dalam ruangan tertutup yang kurang ventilasi, sehingga oksigen menjadi cepat habis. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 18 dari 59

20 Peringatan tentang cara penggunaan gas, penyimpanan tabung gas dan tempat penyimpanannya dapat dirangkum sebagai berikut. (a) Jangan meletakkan tabung gas yang mudah terbakar dan tabung yang mendukung kebakaran di dalam ruangan yang sama. (b) Simpan atau jagalah tabung gas di dalam ruangan yang berventilasi baik, yang dibangun dari bahan-bahan yang tidak mudah terbakar. (c) Ruangan tersebut tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung dan temperatur tabung gas yang disimpan tidak boleh melebihi 40 0 C. (d) Pada waktu memindahkan tabung gas, jangan menarik, menumpahkan, mendorong atau menggelindingkannya dengan kaki atau membiarkannya bertabrakan dengan benda-benda lain yang dapat menyebabkan goncangan pada tabung gas. (e) Ketika menggunakan gas, gunakanlah gas tersebut di tempat yang berventilasi baik, dan jagalah jangan sampai merobohkan tabung gas. (f) Ketika membuka katup tabung gas, lakukanlah perlahan-lahan untuk mengindari desakan gas tiba-tiba dan usahakan agar kunci Inggris atau kunci pas tetap melekat pada katup tabung gas. (g) Gunakanlah tabung gas yang sesuai untuk gas-gas yang mudah terbakar seperti untuk gas gas asetilin larut atau gas LP (h) Tutuplah katup tabung gas apabila gas tidak digunakan. (i) Gantilah tabung gas dengan tekanan tertentu yang masih tersisa. (j) Periksalah kebocoran yang mungkin ada sebelum mulai mengelas dan pasangkan penahan tekanan balik pada tabung gas asetilin yang sesuai. Penting untuk diketahui bahwa juru las sendiri harus memahami risikorisiko sinar busur las listrik, asap dan gas las, letupan atau percikan las; memakai perlengkapan pencegahan dan keamanan; dan memastikan bahwa fasilitas dan lingkungannya sudah sesuai sebelum mulai melakukan pengelasan. 2) Penyimpanan Tabung Gas Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan botol gas antara lain : (a) Semua botol gas harus dilindungi dari penyerapan panas yang berlebihan. (b) Semua botol gas yang digunakan harus diletakan dengan mantap atau dimasukan dalam rak besi yang dapat dipindah agar tidak jatuh atau terguling. (c) Saat pengangkatan botol gas harus dimasukan kedalam rak besi dan tidak boleh diangkat memakai magnit, tali, kabel atau rantai. (d) Botol gas tidak boleh diletakan ditempat yang memungkinkannya menjadi bagian dari pengantar listrik. (e) Oksigen atau botol gas lain tidak boleh disimpan didekat tempat yang sangat mudah terbakar atau berdekatan dengan bahan yang mudah terbakar. (f) Botol harus diletakan dalam posisi tegak dan pelindung katup harus terpasang ditempatnya. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 19 dari 59

21 (g) Perlengkapan harus selalu bersih, bebas dari minyak dan dalam keadaan yang baik. Katup, kopling, pengatur tekanan, pipa dan perlengkapannya tidak boleh dimampatkan karena akan mudah terbakar. (h) Pemadaman api bahan kimia kering atau karbon dioksida harus selalu berada didekat tempat kerja yang menggunakan gas pembakar dalam botol. Penahan nyala balik (flashback arrestor) harus dilengkapi pada setiap saluran oksigen dan acetylene untuk menghindari nyala balik dan timbulnya ledakan. c) Standar Operasional Prosedur 1) Maksud dan Tujuan Untuk mengidentifikasi aspek K3LH dari unsur kegiatan yang mempunyai aspek penting terhadap K3LH. 2) Dokumen Terkait Pedoman Sistem Manajemen yang berlaku di perusahaan tempat kerja 3) Ruang Lingkup Standar Operasional ini digunakan diseluruh unit usaha 4) Definisi (a) Aspek K3LH terdiri dari : Aspek Lingkungan : Elemen kegiatan dan jasa dari organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. Potensi Bahaya : suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kerugian, cedera, penyakit, kerusakan fungsi ataupun kegagalan kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan. (b) Dampak K3LH, terdiri dari : Dampak Lingkungan : Setiap perubahan lingkungan baik yang merugikan atau yang menguntungkan keseluruhan atau sebagian akibat dari kegiatan atau jasa suatu organisasi Resiko : Kemungkinan terjadinya kerugian pada periode tertentu atau siklus operasi tertentu Contoh Proses Aspek K3LH Dampak K3LH Pengelasan - Asap - Percikan api - Cahaya - Slag / sisa electrode - Sakit pernafasan - Kena percikan las - Sakit mata - Pencemaran tanah Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 20 dari 59

22 Ketentuan Pokok (a) Prosedur Identifikasi Aspek dan Dampak K3LH ini mencakup : Aktifitas rutin dan tidak rutin. Aktifitas orang orang yang mempunyai akses ke tempat kerja termasuk Subkontraktor dan tamu. Fasilitas tempat kerja yang disediakan Perusahaan atau pihak lain. (b) Identifikasi kebutuhan training diatur sesuai prosedure tersendiri 5) Prosedur (a) Setiap unit kerja melaksanakan identifikasi aspek K3LH dari kegiatan dan jasa/pelayanan yang ada di unit kerjanya masing-masing. (b) Pertimbangan kondisi dalam menentukan aspek K3LH adalah : Kondisi operasi normal : Pekerjaan sehari-hari dan sesuai prosedur Kondisi operasi abnormal : Diluar prosedur Kondisi darurat : Keadaan yang sulit dikendalikan (c) Penentuan aspek penting (1) Yang termasuk aspek penting adalah : Semua yang ada di kuadran I atau Semua aspek K3LH yang mempunyai nilai FK = 5 atau Semua aspek K3LH yang mempunyai nilai AH = 5 atau Semua aspek K3LH yang mempunyai nilai SP 4 atau Ditentukan oleh Manajemen (pertimbangan dari Bisnis Perusahaan, stake holder, peraturan, teknologi, dan lain-lain yang relevan) 2) Untuk aspek penting diberi nomor register : Contoh : (AP - XX - YY - ZZ) AP : Aspek Penting XX : Tahun YY : Kode Cost Center / Work Center ZZ : Nomor urut aspek penting AP MA - 01 Keterangan : AP = Aspek Penting 03 = Tahun 2003 MA = Kode cost center 01 = Nomor urut aspek penting (d) Daftar identifikasi aspek K3LH yang telah dibuat & disahkan oleh kepala masing-masing unit kerja, maka disampaikan ke unit kerja Kawasan. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 21 dari 59

23 (e) Pimpinan unit kerja Kawasan berkoordinasi dengan yang terkait untuk mengevaluasi aspek K3LH yang dikategorikan penting. (f) Setiap aspek K3LH yang penting akan mendapat prioritas untuk penanganannya dan bila memungkinkan dimasukan sebagai tujuan & sasaran K3LH. Evaluasi penetapan tujuan & sasaran K3LH dilakukan oleh unit Kawasan (g) Setelah menetapkan tujuan & sasaran K3LH, maka dibuat program manajemen K3LH secara detail oleh unit unit kerja. (h) Program manajemen K3LH yang bersifat khusus (misal pembiayaan besar) diajukan oleh Pimpinan unit kerja Kawasan atau Pimpinan unit kerja terkait ke Direksi untuk mendapatkan persetujuan. (i) Unit kerja yang menjadi penanggung jawab setiap program tersebut melaksanakan sesuai jadwal guna mencapai tujuan & sasaran yang telah ditetapkan. (j) Unit kerja Penanggung jawab program memberikan progres pencapaian program yang telah dilaksanakan ke unit kerja Kawasan setiap bulan dengan tembusan Komite Standarisasi. (k) (l) Unit kerja Kawasan melaksanakan monitoring pencapaian program K3LH di unit unit kerja dengan menggunakan Format serta melakukan evaluasi terhadap pencapaian objective & target dari masing-masing unit kerja Unit kerja Kawasan memberi informasi kepada setiap unit kerja dari hasil monitoring pencapaian program K3LH dan hasil evaluasi pencapaian objective & target yang telah ditetapkan, dan apabila ada program yang dinilai tidak efektif, maka unit kerja Penanggung jawab program harus melakukan Corrective actionnya. (m) Identifikasi aspek & dampak K3LH ditinjau dan atau diadakan revisi minimal sekali dalam setahun oleh masing masing unit kerja dan atau apabila : terdapat perubahan proses, perubahan peraturan dan perundang-undangan, terjadi kecelakaan kerja atau hal-hal lain yang berpengaruh terhadap hasil identifikasi aspek & dampak K3LH. 6) Ketentuan Lain Dengan diterbitkannya standar ini, maka standar yang terdahulu dan masih ada keterkaitan dengan hal ini Dinyatakan tidak berlaku lagi. 2. Menyiapkan Material Dan Peralatan Potong Menggunakan Gas a) Pengetahuan 1) Pemotongan Jika Sebuah struktur dibuat, prosedur pertama adalah pemotongan material dan ada beberapa metode pemotongan. Tenaga mekanis digunakan untuk pengguntingan dan penggergajian, dan sumber panas temperatur tinggi Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 22 dari 59

24 untuk pemotongan dengan gas dan mesin potong busur plasma. Berbagai macam teknik pemotongan digunakan dalam sehari-harinya, tergantung dengan kebutuhannya, misalnya seperti kapasitas pemotongan, jenis material yang dipotong, akurasi pemotongan, kualitas permukaan potong, kemampuan operasinya, efisiensi biaya dan faktor keamanan. Sumber energi panas yang digunakan untuk pemotongan termal termasuk reaksi oksidasi, energi listrik, energi sinar dan kombinasi dari tersebut diatas. Bagaimanapun juga pemotongan termal sangat jarang digunakan hanya dengan energi termal saja. Sebagian besar dari potong termal dilakukan dengan pemanasan bagian logam yang dipotong dan peniupan terak yang timbul sebagai hasil dari pemotongan oleh gas. Energi hidrodinamik dari gas adalah sangat penting. Kita menyimpulkan disini bahwa prinsip-prinsip dan gambaran dari pemotongan gas, pemotongan busur plasma dan pemotongan sinar laser yang mana semua ini paling praktis dan sangat luas penggunaannya diantara berbagai metode potong termal temperatur tinggi. (a) Pemotongan Gas Bila metode pemotongan gas dipertimbangkan, kita selalu membayangkan pada pemotongan baja. Metode yang memanfaatkan sifat reaksi oksidasi yang dimiliki oleh baja adalah sederhana dan populer. Fenomena (gambaran) tentang kawat panas yang membara mulai terbakar hebat dengan nyala putih terang dalam oksigen telah ditemukan oleh seorang ahli kimia Perancis yang bernama Lavoisier pada tahun Tetapi baru tahun 1900-an teknik pemotongan gas mulai diperkenalkan. Walaupun saat ini teknik pemotongan termal menggunakan berbagai tipe energi telah dikembangkan, teknik ini tetap menjadi salah satu yang penting untuk pemotongan bahan baku material untuk pembuatan jembatan-jembatan dan konstruksi-konstruksi baja termasuk juga bangunan kapal. (b) Prinsip pemotongan gas Pemotongan gas menggunakan reaksi panas oksidasi dengan asetilen atau gas LPG sebagai gas pembakar dan oksigen untuk gas pendukung proses pembakaran. Walaupun seperti yang terlihat pada gambar I.89, pada kenyataannya bagian dari besi atau baja diberi pemanasan awal dengan nyala api pemanasan awal sampai titik bakar (sekitar 900ºC) awalnya, dan kemudian oksigen murni tekanan tinggi ditiupkan langsung pada pusat (tengah-tengah) api preheating ke logam induk, mencairkan daerah tiup dan memisahkan oksida besi hasil pembakaran yang disebut slag (terak). Jadi pemotongan terus menerus membuat galur untuk melengkapi pemotongan dengan gas. Adanya pemotongan oksigen ini menjadi sangat penting. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 23 dari 59

25 Oksigen pemotong Gas preheating Tip potong Arah potong Api preheating Garis Aliran oksigen Pemotong Aliran oksigen Pemotong Area reaksi Material yang hendak dipotong Terak Gambar 2.1 Prinsip pemotongan gas Pemotongan gas memanfaatkan aliran dari oksigen potong. Dengan kata lain, terdiri dari kegiatan (aksi) : a) Pembakaran besi atau baja dengan menggunakan fungsi penunjang pembakaran dari oksigen, dan b) Aksi energi kimia dan energi mekanikal yang meniup terak (slad) Jika besi dan baja bereaksi dan terbakar membentuk oksida besi, tiga rumusan berikut mengatur bentuk oksidasi. Tabel 1.1 Nilai kalori dari oksida besi Nilai kalori Oksida Kilojoule/cm 3 Kilojoule/cm 3 FeO Fe 3 O Fe 2 O Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 24 dari 59

26 Nilai kalori dari panas ditimbulkan dengan reaksi oksidasi dari 1 gram besi diperlihatkan pada tabel I.1. Dengan kata lain, panas yang disyaratkan untuk meleburkan 1 gram besi hanya 0,84 kj. Walaupun hanya FeO yang ditimbulkan oleh reaksi, nilai kalori dari panas yang ditimbulkan adalah sebanding dengan 5 kali panas yang disyaratkan untuk pemanasan yang nilainya sama dari besi terbakar sampai dengan titik leburnya. Pembakaran yang hebat dari kawat panas membara (besi) dalam lingkaran yang mengandung oksigen, jadi timbulnya nilai kalori panas yang sangat besar yang disebabkan oleh oksidasi dari besi seperti yang diindikasikan dalam tabel. (c) Kondisi untuk melakukan pemotongan dengan gas Kondisi-kondisi pemotongan dengan menggunakan gas oksigen adalah sebagai berikut : (a) (b) (c) (d) Temperatur lebur dari oksida logam yang menutupi permukaan dari logam induk harus dibawah titik lebur logam induk. Temperatur pembakaran dari logam induk harus dibawah titik lebur dari oksida logam tersebut diatas. Cairan dari terak (hasil dari pembakaran) harus cukup bagus sehingga terak (slag) dapat dibuang dengan mudah dari logam induk. Substansi (bahan) yang tidak terbakar pada logam induk harus diminimalisir. Logam yang mempunyai nilai kalori dari oksidasi rendah atau konduktivitas termalnya tinggi tidak dapat dipotong dengan pemotongan gas. Metode ini dipakai hanya untuk besi atau baja karbon rendah dan mempersyaratkan khusus untuk memotong baja tahan karat, aluminium (campuran) atau besi. Pemotongan busur plasma dipakai untuk mengatasi permasalahan yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan pemotongan dengan gas. (d) Kemurnian oksigen yang digunakan untuk pemotongan gas Kecepatan potong dan kemurnian oksigen sangat erat hubungannya satu sama lain dalam pemotongan gas. Sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar I.2, kecepatan potong turun seiring dengan penurunan kemurnian oksigen; penurunan 1% kemurnian oksigen menyebabkan penurunan kecepatan potong sekitar 25% dan penurunan konsumsi oksigen sekitar 25%. Penurunan kemurnian oksigen menyebabkan : (a) Waktu untuk memulai menjadi lebih lama (b) Permukaan potong lebih kasar (c) Pembuangan terak (slag) dari permukaan lebih sukar (d) Alur potong (Kerf) lebih lebar Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 25 dari 59

27 (e) Konsumsi oksigen potong Secara perhitungan pendekatan (empiris), bila sebuah plat yang akan dipotong tebal maka digunakan tekanan oksigen yang lebih tinggi. Meskipun kecepatan pancaran oksigen naik bersama dengan tekanan, kenaikan berhenti dan kecepatan menjadi tetap pada sebuah titik yang ditentukan oleh bentuk konfigurasi internal tip. Dengan bentuk tip yang lurus konvensional, bentuk ini baik & kuat. Jika tekanan dinaikkan dengan tidak semestinya, energi tekanan menyebabkan aliran pancaran jet oksigen berkembang dalam bentuk getaran dan tidak berubah ke energi kinetik yang diperlukan untuk pemotongan gas. Kenaikan tekanan tidak akan berguna dan dapat menyebabkan gelombang kejut pada pancaran oksigen, secara cepat menghilangkan energi kinetik. Lubang penghembus (pemancar) oksigen dengan diameter yang lebih besar akan lebih baik untuk pemotongan logam induk yang lebih tebal dengan kecepatan potong yang lebih tinggi. Dikatakan, kenaikan diameter lobang tip akan menaikkan konsumsi oksigen dan juga kapasitas pemotongan. Kenaikan tekanan oksigen akan menaikkan konsumsi oksigen pemotongan. Walaupun kenaikan tekanan itu sendiri pada akhirnya menyebabkan efek yang lebih buruk yang dikarenakan oleh turbulensi dari aliran pancaran oksigen. Jika tekanan oksigen harus dinaikkan, sebuah bentuk cuncum potong/tip potong yang berbeda harus digunakan untuk menyesuaikan masing-masing tekanan suplai oksigen. (f) Peran nyala pemanasan awal (preheating) Pada prinsipnya, sekali pemotongan gas dimulai, selanjutnya operasi pemotongan hanya dengan menghembuskan oksigen potong. Pada kenyataannya, pemanasan dengan nyala pemanasan awal diperlukan untuk memudahkan pemotongan, untuk mengganti panas yang diradiasikan ke udara maka cuncum potong, ditujukan ke logam induk untuk membuang terak alur potong (kerf) Fungsi dari nyala preheating adalah sebagai berikut : (a) Untuk pemanasan logam induk sampai ke temperatur nyala, bila pemotongan akan dimulai. (b) Menjaga kemurnian oksigen (Gambar I.91 menunjukkan perbedaan hasil dengan atau tanpa nyala preheating) (c) Menyiapkan arah pemancaran oksigen untuk pemotongan (Gambar I.92) menunjukkan bahwa efek paling besar bila nyala preheating paling dekat dengan tip potong, dan efeknya menurun dengan bertambahnya jarak dari tip potong (d) Mengaktifkan permukaan plat baja sehingga membuat pemotongan awal lebih mudah (e) Menaikkan kualitas permukaan potong Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 26 dari 59

28 (g) Gas bakar untuk nyala pemanasan awal (preheating) Gas bakar yang digunakan untuk nyala pemanasan awal (preheating) termasuk LPG yaitu asetilen, propilen, gas propan, campuran asetilen dan LPG dan gas-gas pembakar lainnya seperti LNG dan hidrogen. Bila memilih gas bakar, faktor-faktor berikut ini harus diperhatikan untuk mempertimbangkan antara konsumsi dan biaya : (a) Temperatur nyala dan kemampuan konsentrasinya (b) Berat jenis (specific gravity) dari gas, temperatur penyalaan, keamanan dalam hal batas-batas peledakan (c) Effisiensi secara ekonomis (h) Kualitas pemotongan dengan gas Kualitas permukaan potong dapat ditentukan pada 8 kriteria sbb : (1) Pelelehan pada tepi atas (2) Kerataan (3) Kekasaran permukaan (4) Cerukan atau galur (5) Akurasi bevel misalnya sudut bevel dan dalamnya galur bila dibuat galur (6) Kelurusan (7) Kondisi melekatnya terak segera setelah pemotongan (8) Panjang drag Standar Asosiasi Pengelasan Jepang telah membuat standar (WES ) untuk menentukan kualitas dari permukaan pemotongan dengan gas. Kualitas permukaan pemotongan dengan gas yang baik dipengaruhi oleh : (a) (b) (c) (d) Kecepatan potong Tekanan oksigen potong Kekuatan nyala pemanasan awal (preheating) Jarak antara tip dengan material yang dipotong dan kebersihan dari tip (cuncum potong) Pada hampir semua kegiatan setelah pemotongan dilanjutkan dengan pengelasan. Bila telah terjadi retak dan lubang-lubang keropos maka dapat dihilangkan dengan pelelehan ulang. Untuk menghindari cacat las maka terak dan kotoran percikan harus dihilangkan dari permukaan potong, dengan demikian akan mempermudah proses pengelasan. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 27 dari 59

29 Gambar 2.2 Faktor-faktor yang menentukan kualitas pemotongan permukaan 3. Mengidentifikasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pekerjaan Pemotongan Menggunakan Gas a) Pengetahuan Bekerja dengan menggunakan media pengelasan semakin berkembang, sehingga disetiap kesempatan kerja selalu diikuti dengan potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang salah atau tidak semestinya, pemakaian pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain yang terjadi dilingkungan kerja bidang pengelasan. Keselamatan kesehatan kerja paling banyak membicarakan adanya kecelakaan dan perbuatan yang mengarah pada tindakan yang mengandung bahaya. Untuk menghindari atau mengeliminir terjadinya kecelakaan perlu penguasaan pengetahuan keselamatan kesehatan kerja dan mengetahui tindakan tindakan yang harus diambil agar keselamatan kesehatan kerja dapat berperan dengan baik. Untuk membahas hal tersebut faktor yang paling dominan adalah kecelakaan, perbuatan yang tidak aman, dan kondisi yang tidak aman. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 28 dari 59

30 1) Kecelakaan Faktor yang paling banyak terjadi dilingkungan kerja adalah adanya kecelakaan, dimana kecelakaan merupakan : (a) Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan cidera fisik seseorang bahkan fatal sampai kematian/cacat seumur hidup dan kerusakan harta milik (b) Kecelakaan biasanya akibat kontak dengan sumber energi diatas nilai ambang batas dari badan atau bangunan (c) Kejadian yang tidak diinginkan yang mungkin dapat menurunkan efisiensi operasional suatu usaha Hal-hal dalam kecelakaan dapat meliputi : (a) Kecelakaan dapat terjadi setiap saat ( 80 % Kecelakaan akibat kelalaian ) (b) Kecelakaan tidak memilih cara tertentu untuk terjadi (c) Kecelakaan selalu dapat menimbulkan kerugian. (d) Kecelakaan selalu menimbulkan gangguan (e) Kecelakaan selalu mempunyai sebab (f) Kecelakaan dapat dicegah/dieliminir 2) Perbuatan tidak aman (berbahaya) (a) (b) (c) Tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) standar yaitu : Helm dengan tali, sabuk pengaman, stiwel dan sepatu tahan pukul, pakaian kerja, sarung tangan kerja dan APD sesuai kondisi bahaya kerja yang dihadapi saat bekerja pengelasan. Melakukan tindakan ceroboh/tidak mengikuti prosedur kerja yang berlaku bidang pengelasan. Pengetahuan dan keterampilan pelaksana yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dibebankan padanya. (d) Mental dan fisik yang belum siap untuk tugas-tugas yang diembannya 3) Kondisi tidak aman (berbahaya) (a) (b) (c) (d) Lokasi kerja yang kumuh dan kotor Alokasi personil/pekerja yang tidak terencana dengan baik, sehingga pada satu lokasi dipenuhi oleh beberapa pekerja. Sangat berpotensi bahaya Fasilitas/sarana kerja yang tidak memenuhi standar minimal, seperti scafolding/perancah tidak aman, pada proses pekerjaan dalam tangki tidak tersedia exhaust blower Terjadi pencemaran dan polusi pada lingkungan kerja, misal debu, tumpahan oli, minyak dan B3 (bahan berbahaya dan beracun) Aman/selamat merupakan : Kondisi yang tidak ada kemungkinan malapetaka Tindakan tidak aman merupakan : Suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 29 dari 59

31 Kondisi tidak aman merupakan : Kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Waspadai kondisi berbahaya sebagai berikut : (1) Saat berada didalam ruang tertutup/tangki waspadailah gas hasil pengelasan; (2) Gas mulia/inert gas : gas yang mendesak oksigen sehingga kadar oksigen berkurang dibawah 19,5% sehingga berbahaya bagi pernapasan manusia. Gas tersebut yaitu; Argon (Ar) hasil las TIG, Co 2 hasil las FCAW. Tabel 3.1 Jenis jenis alat pelindung diri No 1 Jenis APD Helm Pengaman Dengan Tali Terikat Kuat Jenis pekerjaan Welder Fitter Brander Op. Gerinda X X X X 2 Ketelpak Kerja X X X X 3 Sabuk Pengaman Untuk Ketinggian >2M X X X X 4 Stiwel X X X X 5 Sepatu Tahan Pukul X X X X 6 Sarung Tangan Kulit Panjang X X 7 Sarung Tangan Kulit Pendek X X 8 Apron Kulit X X X 9 Jaket dan Celana Las X 10 Welding Respirator X 11 Selubung Tangan X 12 Toxid Respirator X X X b) Keterampilan 1) Cara Penanganan Tabung gas Gas-gas yang digunakan untuk mengelas biasanya disebut gas bertekanan tinggi, dan biasanya terkandung didalam tabung gas bertekanan. Misalnya, gas oksigen yang digunakan untuk las gas atau pemotongan dengan gas dan gas argon yang digunakan untuk las busur listrik logam dengan pelindung gas, terkandung di dalam tabung gas bertekanan 35 o C dan 150kg/cm2 (15MPa), sedangkan gas asetilin larut terkandung di dalam gas bertekanan 15oC dan 15,5kg/cm 2 (1,55MPa). Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 30 dari 59

32 Dilarang keras menyalakan api di dalam ruangan di tempat penyimpanan gasgas yang mudah terbakar seperti asetilin atau hidrogen atau gas yang mendukung kebakaran seperti oksigen. Walaupun gas-gas yang lamban seperti argon, nitrogen dan CO 2 serta gas-gas yang tidak mudah terbakar jauh lebih aman, semuanya cenderung dapat menggantikan udara apabila disimpan di dalam ruangan tertutup yang kurang ventilasi, sehingga oksigen menjadi cepat habis. Peringatan tentang cara penggunaan gas, penyimpanan tabung gas dan tempat penyimpanannya dapat dirangkum sebagai berikut. (a) Jangan meletakkan tabung gas yang mudah terbakar dan tabung yang mendukung kebakaran di dalam ruangan yang sama. (b) Simpan atau jagalah tabung gas di dalam ruangan yang berventilasi baik, yang dibangun dari bahan-bahan yang tidak mudah terbakar. (c) Ruangan tersebut tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung dan temperatur tabung gas yang disimpan tidak boleh melebihi 40 0 C. (d) Pada waktu memindahkan tabung gas, jangan menarik, menumpahkan, mendorong atau menggelindingkannya dengan kaki atau membiarkannya bertabrakan dengan benda-benda lain yang dapat menyebabkan goncangan pada tabung gas. (e) Ketika menggunakan gas, gunakanlah gas tersebut di tempat yang berventilasi baik, dan jagalah jangan sampai merobohkan tabung gas. (f) Ketika membuka katup tabung gas, lakukanlah perlahan-lahan untuk mengindari desakan gas tiba-tiba dan usahakan agar kunci Inggris atau kunci pas tetap melekat pada katup tabung gas. (g) Gunakanlah tabung gas yang sesuai untuk gas-gas yang mudah terbakar seperti untuk gas gas asetilin larut atau gas LP (h) Tutuplah katup tabung gas apabila gas tidak digunakan. (i) Gantilah tabung gas dengan tekanan tertentu yang masih tersisa. (j) Periksalah kebocoran yang mungkin ada sebelum mulai mengelas dan pasangkan penahan tekanan balik pada tabung gas asetilin yang sesuai. Penting untuk diketahui bahwa juru las sendiri harus memahami risiko-risiko sinar busur las listrik, asap dan gas las, letupan atau percikan las; memakai perlengkapan pencegahan dan keamanan; dan memastikan bahwa fasilitas dan lingkungannya sudah sesuai sebelum mulai melakukan pengelasan. 2) Penyimpanan Tabung Gas Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan botol gas antara lain : (a) Semua botol gas harus dilindungi dari penyerapan panas yang berlebihan. (b) Semua botol gas yang digunakan harus diletakan dengan mantap atau dimasukan dalam rak besi yang dapat dipindah agar tidak jatuh atau terguling. (c) Saat pengangkatan botol gas harus dimasukan kedalam rak besi dan tidak boleh diangkat memakai magnit, tali, kabel atau rantai. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 31 dari 59

33 (d) Botol gas tidak boleh diletakan ditempat yang memungkinkannya menjadi bagian dari pengantar listrik. (e) Oksigen atau botol gas lain tidak boleh disimpan didekat tempat yang sangat mudah terbakar atau berdekatan dengan bahan yang mudah terbakar. (f) Botol harus diletakan dalam posisi tegak dan pelindung katup harus terpasang ditempatnya. (g) Perlengkapan harus selalu bersih, bebas dari minyak dan dalam keadaan yang baik. Katup, kopling, pengatur tekanan, pipa dan perlengkapannya tidak boleh dimampatkan karena akan mudah terbakar. (h) Pemadaman api bahan kimia kering atau karbon dioksida harus selalu berada didekat tempat kerja yang menggunakan gas pembakar dalam botol. (i) Penahan nyala balik (flashback arrestor) harus dilengkapi pada setiap saluran oksigen dan acetylene untuk menghindari nyala 4. Melaksanakan Pemotongan Logam Menggunakan Peralatan Potong Gas a) Pengetahuan 1) Teknik Pemotongan (a) Penanganan Alat Potong Gas Manual Gambar 4.1 Alat potong gas manual Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 32 dari 59

34 Bagian-bagian penting dalam pengoperasian brander potong ini dan nama-nama bagian tersebut tampak pada gambar III.3. Keterangan : Hubungan pipa masuk gas oksigen Hubungan pipa masuk gas asetilin Katup tabung gas asetilin Katup oksigen sebelum pemanasan Katup gas oksigen alat potong Pegangan tangan Pipa sebelum pemanasan Pipa oksigen pemotong Mur belakang Pucuk alat potong Gambar 4.2 Alat potong manual dan nama bagiannya Tahapan yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pemotongan manual dengan gas meliputi : Hubungkan selang gas oksigen ke penghubung pipa masuk (Gambar ). Bukalah katup-katup tabung gas asetilin (Gambar ) dan tabung-tabung sebelum pemanasan (Gambar ), kemudian periksalah penginjeksiannya. Hubungkan selang tabung asetilin. Periksalah kebocoran gas dengan air sabun pada semua sambungan. Setel tekanan gas oksigen ke posisi 2,0 kg/cm2 dan asetilin ke 0,2 kg/cm2. Bukalah katup tabung gas asetilin dan nyalakan api gas, kemudian bukalah katup sebelum pemanasan dan setel ke ukuran nyala api gas netral. Bukalah katup tabung gas oksigen (Gambar ) dan kosongkan tabung gas oksigen pemotong dari pipa pereciknya. Matikan tabung gas oksigen pemotong dan padamkan nyala api gasnya Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 33 dari 59

35 Gambar 4.3 Nozzle potong (b) Lepaskan alat potong gas (1) Pemotongan Manual dengan Gas Nama fungsi masing-masing bagian dari brander pemotong Gambar 4.4 Nama dan fungsi bagian-bagian brander pemotong No Nama Fungsi No Nama Fungsi 1 Kran gas asetilin 2 Sambungan selang oksigen 3 Sambungan selang asetilen Mengatur banyaknya aliran gas asetilen Menyambung dengan selang gas oksigen Menyambung dengan selang gas asetilen 7 Kran oksigen preheating 8 Kran oksigen potong Mengatur nyala api preheating Mengatur banyaknya aliran oksigen potong 9 Injektor Mencampur gas asetilen dengan oksigen Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 34 dari 59

36 No Nama Fungsi No Nama Fungsi 4 Pipa saluran 5 Saluran gas asetilen 6 Pegangan tangan Menyalurkan oksigen Menyalurkan gas asetilen Saluran oksigen pemotong 11 Saluran gas campuran Memegang brander 12 Kepala brander Menyalurkan oksigen potong Menyalurkan gas campuran asetilen dan oksigen Pemasangan nozzle (b) Kondisi gas potong Tekanan gas potong, kecepatan potong, ukuran tip, ketinggian tip, sudut tip dan nyala pemanas awal semuanya menentukan untuk mendapatkan permukaan potong yang baik pada pemotongan gas (Lihat tabel I.13). Tabel 4.1 Kondisi gas potong Ketebalan plat mm Tip potong Lobang oksigen potong Mm Panjang aliran oksigen yang tampak mm Tekanan oksigen Kg/cm Tekanan asetilen Kg/cm Kecepatan potong mm/km Konsumsi gas O 2 m 3 /jam C 2 H 2 liter/ jam 3 ~ ,7 50 2,0 0, , ~ ,9 60 2,5 0, , ~ ,1 70 3,0 0, ,0 300 (c) Mengatasi masalah Tabel 4.2 Kondisi dalam mengatasi masalah pada gas Obyek Permasalahan Bagian yang diperiksa Metode Perbaikan Brander Kebocoran gas Sambungan Klep Dengan busa sabun Dengan busa sabun Dikeraskan atau diganti Ganti brander Pada awal pekerjaan Pada awal pekerjaan Bagian Dengan busa sabun Dikeraskan atau diganti Pada awal pekerjaan Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 35 dari 59

37 Obyek Permasalahan Bagian yang diperiksa Metode Perbaikan Tip pemotong Bentuk nyala pemanas awal Bentuk aliran oksigen pemotong Pemeriksaa n visual pada nyala netral Pemeriksaa n visual pada aliran gas Bersihkan atau diganti Bersihkan atau diganti Pada awal pekerjaan atau secara acak Pada awal pekerjaan atau secara acak 2) Persiapan Peralatan potong dengan Gas Manual Langkah awal sebelum pemotongan, harus dilaksanakan terlebih dahulu persiapan peralatan potong sebagai berikut : (a) Langkah persiapan yaitu dengan menyetel tekanan gas asetilen 0,15 kg/cm2 dan tekanan gas oksigen 2,5 kg/cm2. (b) Langkah penyalaan api dengan membuka katup asetilen dan katup oksigen untuk pemanasan awal, lanjutkan dengan menyetel api ke nyala netral. (c) Pengaturan nyala api pemanasan awal dengan membuka katup oksigen untuk pemotong. (d) Setel nyala pemanas awal ke nyala netral sementara itu buka katup oksigen pemanas awal, selanjutnya tutup katup oksigen untuk pemotong. (e) Langkah terakhir, matikan api dengan menutup katup asetilen dan katup pemanas awal oksigen. Gambar 4.5 Nyala api pemanasan awal (a) Pemotongan Manual Sebagai langkah pemotongan manual, perhatikan dan lakukan hal-hal sebagai berikut : Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 36 dari 59

38 (1) Tarik garis-garis pada pelat dengan pena penggores kemudian letakan plat pada meja dan tempatkan bagian yang dipotong bebas dari material dibawahnya/menggantung. (2) Ambil posisi tubuh siap memotong, lakukan pemanasan awal dengan menyetel ketinggian inti nyala sekitar 3 mm dari permukaan plat kemudian setel brander pada posisi tegak dan arahkan ke pinggir permukaan pelat. (3) Bila bagian ujung menjadi merah, buka katup potong oksigen. (4) Laksanakan pemotongan Amati kebisingan, aliran terak dan arah percikan Hati-hati jatuhnya material panas bagian yang dipotong (5) Tutup katup potong oksigen setelah pemotongan selesai kemudian matikan nyala api. (6) Lakukan pemeriksaan terhadap hasil pemotongan dengan memperhatikan beberapa item seperti pada gambar III. 7 dibawah ini. Gambar 4.6 Pemotongan manual Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 37 dari 59

39 Gambar 4.7 Pemeriksaan hasil pemotongan Keterangan : a. Kelurusan permukaan potong. b. Cembung & cekungnya permukaan potong. c. Sudut pemotongan. d. Menempelnya terak. e. Derajat peleburan pada awal dan akhir pemotongan. f. Pelelehan sisi atas. g. Kondisi garis tarikan. b) Keterampilan 1) Praktek pemotongan dengan gas manual Sebagai langkah praktek pemotongan manual, perhatikan dan lakukan halhal sebagai berikut : (a) Setelah membersihkan plat baja dengan baik, gambarlah garis potong sepanjang 15 pit dengan jelas, cukup mampu dilihat selama pekerjaan Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 38 dari 59

40 berlangsung. Kemudian, letakkan material di atas meja kerja tempat dilakukannya pemotongan. (Gambar III.8) Gambar 4.8 Persiapan pemotongan dengan gas manual (b) Pasanglah ujung alat potong No. 1 dan aturlah tekanan gas oksigen ke 2 kg/cm2 dan gas asetilin ke 0,2 kg/cm2. Kemudian nyalakan kerucut nyala api netral sepanjang 3 mm. Setelah itu, cobalah mengosongkan tabung gas oksigen pemotong dan periksalah arus gas oksigen agar mencapai panjang kira- kira 150 mm. (Gambar III.9) Jika perecik oksigen pemotong dalam keadaan abnormal, jangkauan arus oksigen menjadi lebih pendek. Kira kira 3 mm Gambar 4.9 Nyala busur api potong Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 39 dari 59

41 (c) Pegang erat-erat torch gas pemotong seperti tampak pada Gambar III.10. Gambar 4.10 Posisi material induk pada meja potong (d) Potonglah material di samping garis penanda pemotongan seperti terlihat pada Gambar III.11. Gambar 4.11 Pemotongan material (e) Laksanakan prosedur kerjanya sebagai berikut : Panaskan pinggiran material untuk menentukan jarak antara logam dasar dan kerucut nyala api sampai kira-kira 3 mm. Apabila pinggiran material telah dipanaskan sampai berwarna merah menyala, bukalah segera katup gas oksigen dan kosongkan tabung gas oksigen pemotong. (Gambar III.12) Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 40 dari 59

42 Gambar 4.12 Pengosongan tabung gas oksigen Gerakkan torch las gas dan potonglah material sambil memastikan bahwa gas oksigen pemotong menembus material dan terak lelehan jatuh ke dalam dengan bebas. (Pada saat ini jagalah agar torch las gas tetap bergerak dan jagalah agar kecepatannya sekonstan mungkin. (Gambar III.13) Gambar 4.13 Langkah pemotongan Hentikan pengosongan tabung gas oksigen pemotong. (f) Bersihkan dan periksa hasil pemotongan Periksa potongan sepanjang garis penanda pemotongan, lubang-lubang pada permukaan potongan, sudut potong 90 0, kehalusan potongan dan sebagainya. (g) Ulangi praktek pelatihan di atas. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 41 dari 59

43 2) Pemotongan Otomatis dengan Gas Gambar Proses Pemotongan Otomatis dengan Gas (a) Kondisi pemotongan Tabel 4.2 Kondisi pemotongan Ketebala n plat Mm 5 atau kurang Ukuran tip potong # Lubang tip potong Tekanan kg/cm Oksigen Asetilin ~ ~ ~ Kecepatan potong mm/min 500 atau lebih 350 ~ ~ ~ 350 Oksigen potong Laju aliran Oksige n preheatin g Asetili n (1) Yang harus diperhatikan dalam pengoperasian Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian pemotong gas otomatis adalah : Yakinkan bahwa ground pada kabel power terpasang dengan baik. Yakinkan bahwa putaran motor benar saat pengaturan kecepatan. Untuk perubahan kecepatan, setel ke kecepatan yang lebih rendah dari kecepatan yang disyaratkan sebelum mulai menyetel kecepatan tsb. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 42 dari 59

44 (b) Persiapan Peralatan Pemotong Gas Otomatis Langkah awal sebelum pemotongan, harus dilaksanakan terlebih dahulu persiapan peralatan pemotong gas otomatis sebagai berikut : (1) Pemasangan cuncum/tip potong. Pilihlah cuncum/tip yang optimal sesuai dengan ketebalan pelat dan hati-hati jangan sampai bagian kontak yang tirus pada tip rusak (2) Menyambung selang gas. Hati-hati jangan sampai mengganggu jalannya mesin potong di jalur relnya. (3) Menyambung kabel power Matikan saklar power sebelum menyambung kabel power. Hati-hati jangan sampai menghalangi jalannya mesin di atas jalur rel. (c) Periksa jalannya pemotong. Lakukan hal-hal berikut : (1) Nyalakan saklar power dan hubungkan kopling. (2) Pindahkan kopling dan periksa arah jalannya. (3) Putar tombol kecepatan perlahan dan periksa perubahan kecepatan. (4) Putar balik kopling ke posisi awal dan matikan saklar power. (d) Pemeriksaan nyala pemanas awal. Lakukan hal-hal berikut : (1) Setel tekanan gas asetilen ke 0,2 kg/cm2 dantekanan oksigen 2,5 kg/cm2. (2) Buka sedikit katup asetilen. (3) Buka sedikit katup oksigen preheating dan nyalakan. (4) Operasikan katup asetilen dan kran oksigen preheating untuk mengatur nyala katup ke nyala netral. (5) Buka katup oksigen potong. (6) Buka katup oksigen preheating pelan-pelan dan atur kembali kembali nyalanya ke nyala netral. (7) Matikan nyala api. 3) Pemotongan Gas Otomatis Sebagai langkah pemotongan otomatis, perhatikan dan lakukan hal-hal sebagai berikut : (a) Buatlah garis-garis lurus pada material pelat. (b) Pengaturan material yang akan dipotong. Beri jarak garis potong sekitar mm dari rel dan setel rel sejajar dengan garis potong. (c) Atur sudut tip potong. Setel tip tegak dengan memutar lengan pipa dan setel sudut pada skala 0 o. (d) Periksalah jalannya mesin. Setel ketinggian tip sekitar 10 mm dari permukaan plat. Dorong kereta/mesin potong dengan tangan dan yakinkan bahwa tip bergerak sepanjang garis pemotongan. (e) Atur kecepatan potong. Atur kecepatan sesuai dengan kondisi standar pemotongan. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 43 dari 59

45 (f) Atur nyala preheating. Setel tekanan gas sesuai dengan kondisi standar pemotongan. Gerakkan tip naik-turun untuk menyetel ketinggian inti nyala sekitar 3 mm. (g) Lakukan pemanasan awal. Luruskan tip dengan bagian luar dari garis potong. Luruskan nyala api ke ujung plat dan setel kopling ke STOP. (h) Lakukan pemotongan. Jika pada titik awal merah membara, buka katup oksigen potong, kemudian setel kopling ke posisi maju/mundur. Amati hasil potongannya dan bila hasil pemotongan belum maksimal maka setel kembali untuk mendapatkan hasil potongan yang optimal. Dengan mengamati : a. Tekanan gas b. Rangkaian selang dan kabel c. Kecepatan potong d. Ketinggian inti nyala api e. Keadaan oksigen potong f. Kelurusan dari kampuh potong dan garis potong g. Timbulnya distorsi h. Terbangnya percikan i. Aliran terak j. Kebisingan pemotongan k. Pelelehan ujung atas l. Timbulnya takik (i) Matikan api. Bila pemotongan telah selesai, tutup katup oksigen potong dan kembalikan kopling ke STOP. Tutup katup asetilen dan katup oksigen preheating. Matikan tombol/saklar. (j) Periksa permukaan potong : Periksa apakah tarikannya optimal Periksa apakah parit pada tarikan dangkal dengan ketidakrataan minimum Periksa apakah permukaan potong halus Periksa apakah terak mudah dibuang. 4) Praktek Pemotongan dengan Menggunakan Skator Sebagai langkah praktek pemotongan dengan gas otomatis, perhatikan dan lakukan hal-hal sebagai berikut : (a) Gambarlah garis potong pada pit 15 mm di atas plat baja setelah membersihkannya dengan baik. Kemudian letakkanlah material di atas meja potong gas otomatis sehingga garis potong dapat disesuaikan dengan garis orbit ujung alat potong. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 44 dari 59

46 Gambar 4.15 Pemotongan lurus dengan alat pemotong otomatis (b) Aturlah sudut ujung alat potong sampai 90 0 (c) Aturlah kecepatan pemotongan sampai kira-kira 500 mm/menit (d) Pasanglah ujung alat potong No. 0~1 dan aturlah tekanan gas oksigen sampai 2,5 kg/cm2. Kemudian buatlah panjang kerucut nyala api netral menjadi 4~5 mm. Selanjutnya, cobalah mengosongkan tabung gas oksigen dan aturlah arus gas oksigen hingga mencapai kira-kira 150 mm. (Gambar III.16) Jika percikan gas oksigen dalam keadaan abnormal, maka arus gas oksigen menjadi lebih pendek Gambar 4.16 Pengaturan arus gas oksigen Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 45 dari 59

47 (e) Aturlah jarak antara logam dasar dan kerucut nyala api kira-kira 3 mm. Kemudian aturlah posisi pucuk alat potong ke garis potong sama seperti pada pemotongan manual. (Gambar III.17.). Gambar 4.17 Pengaturan posisi pucuk alat potong ke garis potong (f) Pastikan bahwa kopeling kereta berada dalam posisi netral, kemudian hidupkanlah motor penggerak. (g) Letakkanlah ujung alat potong diatas logam dasar dan panaskanlah. Bila bagian ini telah dipanaskan sampai berwarna merah membara, bukalah katup tabung gas oksigen dan sekaligus putarlah ke posisi on. Lanjutkan dengan pemeriksaan apakah gas oksigen sudah menembus ke dalam plat baja dan terak lelehan sudah terhembus bebas. (Gambar III.18) Jika gejala-gejala ini tidak terbukti, periksalah percikan gas oksigen pemotong dan tekanan gas oksigen. Gambar 4.18 Gas oksigen menembus plat baja (h) Bersihkan dan periksalah hasil pemotongan. (Periksa potongan sepanjang garis potong, lubang-lubang di di permukaan potongan, sudut potong 90, kehalusannya dsb.) (i) Ulangi praktik tersebut di atas. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 46 dari 59

48 Standar Operasional Prosedur (SOP) Menghindari kecelakaan kerja 3) Maksud dan Tujuan (a) Menghindari kecelakaan kerja akibat kelalaian terhadap aturan waktu pengelasan/pemotongan. (b) Agar peralatan las bisa didayagunakan seefisien dan seefektif mungkin. 2) Dokumen Terkait/Pendukung (a) Standar berjudul Penyuluhan keselamatan kerja. (b) Standar berjudul Petunjuk pemakaian alat pelindung diri. (c) Standar/prosedur pengelasan 3) Ruang Lingkup. Persyaratan ini diberlakukan untuk setiap personil yang melaksanakan pemotongan 4) Prosedur Pekerjaan pemotongan/pemanasan dengan gas harus memperhatikan beberapa ketentuan dibawah ini : (a) Sebelum melakukan pemotongan plat/logam, pastikan bahwa lokasi jatuhnya percikan logam benar-benar aman dan tidak membahayakan orang lain atau benda yang ada disekitarnya (b) Slang gas yang digunakan harus memenuhi persyaratan : Slang tidak bocor Gunakan slang yang telah ditentukan (warna dan ukurannya) Sambungan-sambungan slang pada napple harus diikat dengan klem. Jangan menggunakan kawat (c) Penanganan tabung harus memperhatikan ketentuan berikut ini Bila memindahkan tabung agar menggunakan kereta dorong atau alat angkut yang sejenis atau minta bantuan orang lain. Tabung yang dipindahkan dengan derek atau crane harus memakai sangkar/basket atau alat pengaman sejenisnya. Dilarang memakai sling atau tali Jangan menjatuhkan tabung atau membiarkannya beradu dengan keras Tabung tidak boleh digunakan untuk gelindingan, penyangga atau untuk tujuan lain kecuali untuk menyimpan gas bertekanan Tabung yang sudah kosong dikumpulkan ditempat tertentu dan diberi tanda "TABUNG KOSONG". Valvenya harus tertutup rapat dan tudung (cap) harus dipasang untuk melindungi valve. Dilarang menandai tabung dengan kapur tulis atau spidol Tabung harus diamankan sedemikian rupa untuk mencegah benturan-benturan pada saat pengangkutan Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 47 dari 59

49 (d) Penggunaan tabung harus memperhatikan ketentuan berikut ini Tudung (cap) pengamanan tidak boleh dibuang/dimodifikasi atau dijadikan untuk mengangkat tabung Tabung gas yang sedang dipakai harus dalam posisi tegak. Tabung harus diikat dengan rantai untuk mencegah gerakangerakan yang dapat menyebabkan tabung terguling. Bila tidak memungkinkan tabung harus dalam posisi miring sudut > 20º dari bidang datar Hanya regulator dan alat penunjuk tekanan yang cocok dan dirancang khusus untuk masing-masing gas yang boleh dipergunakan. Jangan menggunakan regulator dan alat penunjuk tekanan (manometer) yang rusak/pecah Bila terpaksa menempatkan tabung gas pada tempat-tempat yang cukup panas/terkena terik matahari, usahakan tabung tetap dingin dengan melindungi/menutupnya atau menyiramkan air. Tidak boleh menggunakan tabung bertekanan ditempat/diruang tertutup Jangan menggunakan minyak atau gemuk/grease sebagai pelumas pada valve atau sambungan pada silinder oksigen Jangan menangani tabung gas oksigen dan peralatannya dengan tangan berminyak atau sarung tangan berminyak Setelah selesai bekerja, slang harus dilepas dari cabang penyambung atau dari tabung dan keluarkan dari kompartemen Semua brander pemotong dengan gas oksigen & asitelin harus dilengkapi dengan penahan nyala api balik (flash back arrestor) yang dipasang pada tiap-tiap sambungan slangnya Jangan membiarkan tabung berhubungan atau bersinggungan dengan percikan api, aliran listrik, panas yang berlebihan atau nyala api Dilarang berdiri tepat di depan/menghadap regulator 5. Memeriksa Hasil Pemotongan Pelat Baja a) Pengetahuan Periksa permukaan potong : 1) Periksa apakah tarikannya optimal 2) Periksa apakah parit pada tarikan dangkal dengan ketidakrataan minimum 3) Periksa apakah permukaan potong halus 4) Periksa apakah terak mudah dibuang. Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 48 dari 59

50 Tabel 5.1 Kualitas permukaan potong dan kondisi pemotongan Permasalahan Penampang Penyebab 1. Terlalu banyak pelelehan pada tepi atas (1) Kecepatan potong terlalu rendah (2) Nyala api preheating terlalu besar (3) Tip potong terlalu rendah (4) Tekanan oksigen potong terlalu tinggi 2. Tidak rata (1) Kecepatan potong terlalu cepat (2) Tekanan oksigen potong terlalu tinggi (3) Tip potong tersumbat kotoran (4) Tip potong terlalu tinggi 3. Sangat kasar (1) Kecepatan potong terlalu cepat (2) Tekanan oksigen potong terlalu tinggi (3) Nyala preheating terlalu rendah (4) Tip potong tersumbat kotoran 4. Takik (1) Nyala preheating terlalu lemah 5. Banyak terak yang menempel (2) Tip potong tersumbat kotoran (3) Rel kotor berdebu (4) Kecepatan potong berubah ubah (1) Kecepatan potong terlalu cepat (2) Tekanan oksigen potong terlalu tinggi (3) Tip potong terlalu tinggi (4) Tip potong tersumbat kotoran Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 49 dari 59

51 Permasalahan Penampang Penyebab 6. Tarikan terlalu panjang 7. Pojokan tidak terpotong (1) Kecepatan potong terlalu cepat (2) Tekanan oksigen potong terlalu rendah (3) Tip potong terlalu tinggi (1) Kecepatan potong terlalu cepat (2) Tekanan oksigen potong terlalu rendah Tabel 5.2 Kapasitas Standar Ujung Alat Potong (Menggunakan Gas Asetilin) Diameter No. perecik Ujung oksigen alat potong Ketebalan potongan (mm) Kecepatan potongan lurus (mm/mnt) Oksigen alat potong 2 Tekanan (kg/cm ) Oksigen pra potong Asetilin Oksigen alat potong Tingkat arus aliran (lt/jam) Oksigen pra potong Asetilin Lebar jarak potong Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 50 dari 59

52 (5) Kondisi-kondisi pemotongan : (a) Tabel 5.2 menunjukkan kondisi-kondisi pemotongan siku-siku menggunakan gas asetilin. Karena tekanan yang ditunjukkan pada Tabel 5.2 merupakan tekanan arus masuk, perlu dilakukan koreksi sesuai dengan ukuran panjang dan diameter selang. (b) Dalam pemotongan pinggiran miring, naikkan tingkat arus aliran gas asetilin 2 x lipat dari kondisi normal dan kurangi kecepatan 10~20%. Pada saat yang sama, peningkatan tekanan arus oksigen dapat menyebabkan hasil pemotongan yang kurang baik, maka pertahankanlah kecepatan yang sama Kondisi-kondisi seperti ditunjukkan pada Tabel 5.2 Kurangi kecepatan 10% Kurangi kecepatan 20% seperti ditunjukkan pada seperti ditunjukkan pada Tabel 5.2 Tabel 5.2 Gambar 5.1 Pemotongan pinggiran miring b) Keterampilan 1) Memotong dengan brander potong manual (a) Periksa dan atur material serta peralatannya (b) Pasang slang Oxygen pada brander : pasang dengan aman, pegangan (handle) brander dengan hati-hati (c) Semprotkan sedikit Oxygen agar debu tertiup dari lubang pengeluaran : jaga jangan sampai ada Oxygen yang terpancar ke anggota badan, setelah itu tutup dengan segera. (d) Pasang slang Oxygen pada pipa Oxygen (e) Buka katup Oxygen (udara) (f) Periksa kebocoran (g) Buka katup gas dan katup Oxygen tekanan rendah dan periksa pengisapan (h) Pasang slang Oxygen pada pipa Oxygen (i) Buka katup Oxygen (udara) (j) Periksa kebocorannya (k) Buka katup gas dan katup Oxygen tekanan rendah dan periksa pengisapannya (l) Tutup katup Oxygen tekanan rendah dan katup gas Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 51 dari 59

53 (m) Pasang slang gas pada brander (n) Pasang slang gas pada pipa brander (o) Buka katup gas pada pipa katup : buka katup kurang lebih satu putaran. (p) Periksa kebocorannya : gunakan air sabun, periksa brander dari kebocoran dengan cara menenggelamkan pada bak air (q) Pegang tangkai brander : atur kedudukan kedua tumit dengan menundukkan punggung secara bersama, atur kaki dengan jarak yang sama dari lebar bahu GAMBAR 5.2 Kedudukan tumit saat pegang handel (r) Buka katup gas dan katup Oxygen tekanan rendah : putar oxygen tekanan rendah kurang lebih setengah putaran, buka katup gas secara penuh, arahkan nozzle pada arah dimana tidak ada orang berada, pegang dengan tangan kiri. (s) Tutup katup-katup gas dan katup Oxygen tekanan rendah : tutup setelah gas bercampur dengan udara hentikan seluruhnya (t) Buka katup gas dan katup Oxygen tekanan rendah dan nyalakan : periksa keamanan disekelilingnya, putar katup gas kurang lebih setengah putaran, putar katup oxygen tekanan rendah kira-kira seperempat putaran (u) Buka katup Oxygen tekanan rendah perlahan-lahan untuk mengatur penyalaan : dengan tangan kanan, atur ukuran penyalaan (v) Pancarkan Oxygen tekanan tinggi (w) Lihat aliran Oxygen tekanan tinggi (x) Bila Oxygen tekanan tinggi mengalami gangguan, bersihkan (y) Pemanasan material : panaskan sampai akhirnya (material) berubah merah. (z) Pindahkan sementara nyala dari material (aa) Pancarkan Oxygen bertekanan tinggi : putar katup kira-kira ¼ putaran Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 52 dari 59

54 (bb) Pemotongan : potong sepanjang garis potong, jaga agar nozzle tegak lurus dan gerakkan dengan kecepatan tetap, tetapkan pada material yang pantas di potong. (cc) Gerakkan brander : gerakkan sepanjang mistar potong, perhatikan jangan gerakkan nozzle naik turun. (dd) Akhiri pemotongan : tutup katup oxygen tekanan tinggi (ee) Tutup katup gas secara sempurna. (ff) Tutup katup tekanan rendah secara sempurna (gg) Pindahkan slang gas dan slang Oxygen dari tempatnya (hh) Pindahkan slang gas dan slang Oxygen dari brander (ii) Simpanlah peralatan pada tempatnya (jj) Singkirkan material scrap dan bersihkan lokasi kerja 2) Memotong dengan mesin potong ( skator ) (a) Periksa dan lumasi mesin dan peralatannya (b) Buka katup Oxygen : setelah katup dibuka, periksa kekedapannya menggunakan air sabun (c) Buka katup gas : setelah pengecekan, bersihkan air sabunnya. (d) Nyalakan sumber tenaganya : periksa kawat ground (e) Bawa mesin potong ke tempat kerja (f) Pasang nozzle yang sesuai dengan mesin potong (g) Bawa rel ketempat kerja : pergunakan rel yang lurus dan tidak rusak. (h) Pasang rel sejajar dengan garis potong : tepatkan garis potong jangan salah dalam memotong, pegang rel dengan hati-hati. (i) Buka katup gas dan nyalakan : gunakan kacamata dan masker, jaga percikan api jangan sampai kena badan bila dinyalakan, untuk penyalaan (putarlah katup kira-kira ½ putaran). (j) Buka katup Oxygen tekanan rendah perlahan-lahan dan aturlah nyalanya (k) Buka Oxygen tekanan tinggi dan periksa kondisinya : jika lubang Oxygen tekanan tinggi mengalami gangguan bersihkan nozzle dengan jarum pembersih (l) Pasang skator pada rel : periksa roda mesin potong pada kedudukan secara tepat, setelah meletakkan mesin potong, periksa kedudukannya rel sejajar dengan garis potong dan akan tampak bila telah digerakkan. (m) Mulai memotong : pemanasan dimana bagian material yang akan dipotong sampai kelihatan merah, setelah persiapan pemanasan selesai buka katup tekanan tinggi Oxygen untuk memotong material. (n) Bila mulai memotong dari pertengahan/ tengah-tengah material : selama memotong, handel dari slang gas dan slang-slang Oxygen harus dicegah jangan sampai terjadi kebakaran/ledakan yang diakibatkan karena slangnya cacat. (o) Lakukan pemanasan untuk memotong : panasi secukupnya hingga material tersebut kelihatan merah, dengan menombol switch ON Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 53 dari 59

55 (p) Mulai pemotongan : buka Oxygen tekanan tinggi pelan-pelan, buang pijar secara langsung. (q) Sesudah pemotongan selesai tutuplah klep Oxygen tekanan tinggi (r) Periksa hasil pemotongan material : lepaskan sisa-sisa pijar yang masih ada, periksa ukuran dari hasil pemotongan. (s) Simpanlah skator, rel dan alat-alat ketempat yang ditentukan (t) Tutuplah katup dari Oxygen dan pipa isian gas (u) Matikan aliran listrik (v) Bersihkan scrap-scrapnya b) Sikap kerja 1) Memasang regulator pada botol Oxygen dan Acetylene dilakukan secara aman dan diperhatikan kondisinya 2) Memegang brander secara hati-hati dan pastikan bahwa kondisi selang dan brander aman. 3) Katup botol gas dibuka secara hati-hati dan bertahap 4) Meletakkan skator pada tempat yang aman dan tidak goyang atau rebah. c) Standar operasional prosedur 1) Maksud dan Tujuan. (a) Menghindari kecelakaan kerja akibat kelalaian terhadap aturan waktu pengelasan/ pemotongan. (b) Agar peralatan las bisa didayagunakan seefisien dan seefektif mungkin. 2) Dokumen Terkait/Pendukung (a) Standar berjudul Penyuluhan keselamatan kerja. (b) Standar berjudul Petunjuk pemakaian alat pelindung diri. (c) Standar/prosedur pengelasan 3) Ruang Lingkup. Persyaratan ini diberlakukan untuk setiap personil yang melaksanakan pemotongan dengan gas 4) Prosedur Pekerjaan pemotongan/pemanasan dengan gas harus memperhatikan beberapa ketentuan dibawah ini : (a) Sebelum melakukan pemotongan plat/logam, pastikan bahwa lokasi jatuhnya percikan logam benar-benar aman dan tidak membahayakan orang lain atau benda yang ada disekitarnya (b) Slang gas yang digunakan harus memenuhi persyaratan : Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 54 dari 59

56 (1) Slang tidak bocor (2) Gunakan slang yang telah ditentukan (warna dan ukurannya) (3) Sambungan-sambungan slang pada napple harus diikat dengan klem. Jangan menggunakan kawat Penanganan tabung harus memperhatikan ketentuan berikut (4) Bila memindahkan tabung agar menggunakan kereta dorong atau alat angkut yang sejenis atau minta bantuan orang lain. (5) Tabung yang dipindahkan dengan derek atau crane harus memakai sangkar/basket atau alat pengaman sejenisnya. Dilarang memakai sling atau tali (6) Jangan menjatuhkan tabung atau membiarkannya beradu dengan keras (7) Tabung tidak boleh digunakan untuk gelindingan, penyangga atau untuk tujuan lain kecuali untuk menyimpan gas bertekanan (8) Tabung yang sudah kosong dikumpulkan ditempat tertentu dan diberi tanda "TABUNG KOSONG". Valvenya harus tertutup rapat dan tudung (cap) harus dipasang untuk melindungi valve. Dilarang menandai tabung dengan kapur tulis atau spidol (9) Tabung harus diamankan sedemikian rupa untuk mencegah benturan-benturan pada saat pengangkutan (c) Penggunaan tabung harus memperhatikan ketentuan berikut ini (1) Tudung (cap) pengamanan tidak boleh dibuang/dimodifikasi atau dijadikan untuk mengangkat tabung (2) Tabung gas yang sedang dipakai harus dalam posisi tegak. Tabung harus diikat dengan rantai untuk mencegah gerakangerakan yang dapat menyebabkan tabung terguling. Bila tidak memungkinkan tabung harus dalam posisi miring sudut > 20º dari bidang datar (3) Hanya regulator dan alat penunjuk tekanan yang cocok dan dirancang khusus untuk masing-masing gas yang boleh dipergunakan. Jangan menggunakan regulator dan alat penunjuk tekanan (manometer) yang rusak/pecah (4) Bila terpaksa menempatkan tabung gas pada tempat-tempat yang cukup panas/terkena terik matahari, usahakan tabung tetap dingin dengan melindungi/menutupnya atau menyiramkan air. Tidak boleh menggunakan tabung bertekanan ditempat/diruang tertutup (5) Jangan menggunakan minyak atau gemuk/grease sebagai pelumas pada valve atau sambungan pada silinder oksigen (6) Jangan menangani tabung gas oksigen dan peralatannya dengan tangan berminyak atau sarung tangan berminyak (7) Setelah selesai bekerja, slang harus dilepas dari cabang penyambung atau dari tabung dan keluarkan dari kompartemen Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 55 dari 59

57 (8) Semua brander pemotong dengan gas oksigen & asitelin harus dilengkapi dengan penahan nyala api balik (flash back arrestor) yang dipasang pada tiap-tiap sambungan slangnya (9) Jangan membiarkan tabung berhubungan atau bersinggungan dengan percikan api, aliran listrik, panas yang berlebihan atau nyala api (10) Dilarang berdiri tepat di depan/menghadap regulator 6. Menyusun laporan hasil pemotongan Salah satu langkah inspeksi yang tidak kalah pentingnya adalah Pelaporan, karena pelaksanaan inspeksi harus dibuktikan dengan hasil emeriksaan, penyelidikan, deteksi, survey, pengukuran dan analisa yang semuanya harus dicantumkan dalam laporan inspeksi. Laporan harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya dan bersifat objektif (apa adanya), tidak direkayasa. Cara menyusun laporan inspeksi yang baik. a. Tujuan pelaporan hasil inspeksi : b. Pendokumentasian semua hasil kegiatan inspeksi c. Penginformasian semua hasil inspeksi kepada pihak-pihak yang berkepentingan d. Jenis-jenis laporan. e. Laporan Rutin disajikan dalam bentuk pengisian format yang baku f. Laporan Non Rutin disusun dalam rangka mendokumentasikan kejadian/peristiwa yang terjadi pada suatu objek yang diinspeksi yang tidak wajar (jarang/belum pernah terjadi), bentuknya : Judul laporan Objek inspeksi, jenis, sistim operasi, lokasi peralatan Tanggal inspeksi Pemilik Pendahuluan (uraian singkat mengenai peristiwanya, maksud dan tujuan inspeksi, kesimpulan yang didapat diambil dari peristiwa teknis tersebut) Uraian pemeriksaan, deteksi Sketsa peralatan Analisa terjadinya ketidaksesuaian Hasil penelitian laboratiris Photo Kesimpulan Saran Kolom tindak lanjut Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 56 dari 59

58 BAB IV SUMBER-SUMBER LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI A. Sumber-Sumber Perpustakaan 1. Daftar Pustaka a) Senji Ohyabu dan Yoshikazu Kubokawa, Politeknik Pusat Chiba, Welding Textbook, Lembaga Pelatihan Luar Negeri (OVTA), Chiba Jepang 1990 b) Kojimachi, Employment Promotion Corporation, Chiyoda Ku, Tokyo 1985 c) Hery Sunaryo, Ir. Teknologi Pengelasan Kapal. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta Buku Referensi a) Harsono Wiryosumarto, Prof. Dr. Ir Dan Toshie Okumura Prof. Dr. Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta 2000 B. Daftar Peralatan/Mesin Dan Bahan 1. Daftar Peralatan/Mesin No. Nama Peralatan/Mesin Keterangan 1. Brander potong manual 2. Scator 3. Meja potong 4. Alat penanda penggores 5. Penitik 6. Korek penyala 7. Alat ukur mistar baja 8. Hamer 9. Mesin grinda 10. Regulator 11. Cutting Tip 12. Kunci Inggris 13. Nozzle gas 14. Jarum Pembersih 15. Rel Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 57 dari 59

59 2. Daftar Bahan No. Nama Bahan Ukuran Standar Keterangan 1. Plat baja 2. Gas Acetyline 3. Gas Oksigen 4. Kapur penanda baja 5. APD Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 58 dari 59

60 TIM PENYUSUN No. Nama Institusi Keterangan 1. Hery Sunaryo PT. PAL Indonesia 2. Zainuddin PT. PAL Indonesia 3. Triyogo PT. PAL Indonesia 4. Eko Murmantono PT. PAL Indonesia 5. Yedi Suparno PT. PAL Indonesia 6. M. Zaed Yuliadi PT. PAL Indonesia 7. Nur Syamsul PT. PAL Indonesia 8. Eko Rahayu H. PT. PAL Indonesia 9. Sukini PT. PAL Indonesia 10. Irani Mulyawati PT. PAL Indonesia Buku Informasi Versi: 2009 Halaman: 59 dari 59

61 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM SUB BIDANG PENGELASAN SMAW MELAKSANAKAN PEMOTONGAN DENGAN GAS BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

62 DAFTAR ISI BAB I TUGAS TEORI MELAKSANAKAN PEMOTONGAN DENGAN GAS A. Tugas Teori I : Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pemotongan menggunakan gas B. Tugas Teori II : Menyiapkan material dan peralatan potong menggunakan gas C. Tugas Teori III : Melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas D. Tugas Teori IV : Memeriksa hasil pemotongan pelat baja BAB II TUGAS PRAKTIK MELAKSANAKAN PEMOTONGAN DENGAN GAS A. Tugas Praktik I : Persiapan penanganan peralatan potong dan pengaturan nyala api pemotongan B. Tugas Praktik II : Pemotongan Manual dengan Gas C. Tugas Praktik III : Pemotongan Otomatis dengan Gas menggunakan skator Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 1 dari 36

63 BAB I TUGAS TEORI A. Tugas Teori I 1. Perintah Tugas I : Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pemotongan menggunakan gas 2. Waktu Penyelesaian Tugas I : 3. Soal Tugas I : a) Jawablah pernyataan dibawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling tepat 1. Berikut ini merupakan hal hal yang terjadi dalam kecelakaan kecuali : a. Kecelakaan dapat terjadi setiap saat b. Kecelakaan dapat terjadi karena faktor kesengajaan c. Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian d. Kecelakaan dapat dicegah / dieliminir e. Kecelakaan selalu mempunyai sebab 2. Perbuatan tidak aman (berbahaya) dapat terjadi dikarenakan tindakan dibawah ini kecuali : a. Tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) standar b. Melakukan tindakan ceroboh / tidak mengikuti prosedur kerja yang berlaku c. Pengetahuan dan ketrampilan pelaksana yang tidak sesuai d. Melakukan tindakan indisipliner e. Mental dan fisik yang belum siap untuk tugas-tugas yang diembannya 3. Suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan merupakan : a. Tindakan tidak aman b. Tindakan semena mena c. Tindakan penyelamatan d. Tindakan perbaikan mental seseorang e. Tindakan yang ceroboh 4. Seorang welder seharusnya menggunakan alat pelindung diri dibawah ini kecuali : a. Sarung tangan kulit pendek b. Pakaian kerja c. Striwel d. Apron e. Jaket dan celana las Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 2 dari 36

64 5. Berikut ini merupakan cara penanganan tabung gas kecuali : a. Simpan tabung gas di dalam ruangan yang berventilasi baik b. Ruangan tersebut tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung dan temperatur tabung gas yang disimpan tidak boleh melebihi 40 0 C. c. Tutuplah katup tabung gas apabila gas tidak digunakan. d. Periksa kebocoran yang mungkin terjadi e. Tempatkan saja seadanya karena botol gas cukup kuat 6. Pencegahan terhadap kecelakaan kerja merupakan tugas: a. Ahli K3 b. Penyuluh K3 c. Segenap karyawan d. Pimpinan unit kerja e. Tim P2K3 7. Tujuan utama K3 adalah a. Mengadakan penyuluhan K3 b. Menjamin proses produksi berjalan lancar c. Mencatat jumlah kecelakaan d. Mengendalikan bahan bahan kimia e. Mengadakan pertolongan pertama pada kecelakaan 8. Berikut ini merupakan pernyataan yang tidak mencerminkan petunjuk keselamatan kerja bagi seorang welder : a. Memeriksa area kerja sebelum bekerja b. Mesin las harus berarde c. Kabel kabel terisolasi dengan baik d. Menggunakan minyak sebagai penghalus hasil lasan e. Menggunakan APD saat mengelas 9. Unsur utama penyebab terjadinya kebakaran adalah : a. Bahan bakar, panas, api b. Bahan bakar, sumber panas, O2 c. Api, oksigen, panas d. Oksigen dan bahan bakar e. Panas, bahan bakar, bensin 10. Untuk memadamkan kebakaran yang diakibatkan oleh instalasi listrik, alat pemadam yang paling efektif digunakan adalah : a. Air b. Dry poder c. CO2 d. Oksigen e. BCF Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 3 dari 36

65 b) Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas 1. Sebutkan akibat dari adanya penurunan kemurnian oksigen potong yang digunakan untuk pemotongan dengan gas Sebutkan peran pemanasan awal ( Preheating ) pada proses pemotongan dengan gas Sebutkan faktor yang dapat menentukan kualitas permukaan potong pada proses pemotongan dengan gas Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 4 dari 36

66 4. Bahaya apa saja yang timbul pada pekerjaan pemotongan dengan gas 5. Alat pelindung diri apa saja yang harus dipergunakan pada pekerjaan pemotongan dengan gas pada areal produksi Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 5 dari 36

67 4. Lembar Evaluasi Tugas I : Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani. No. Benar Salah No. Benar Salah Apakah semua pertanyaan Tugas Teori I dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 6 dari 36

68 B. Tugas Teori II 1. Perintah Tugas II : Menyiapkan material dan peralatan potong menggunakan gas 2. Waktu Penyelesaian Tugas II : 3. Soal Tugas II : a) Jawablah pernyataan dibawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling tepat 1. Peralatan mana yang tidak termasuk peralatan yang dipersiapkan pada proses pemotongan dengan gas : a. Regulator asetiline dan oksigen jet coupling b. Brander tangan, jarum pembersih (tip cleaner) c. Korek pemantik d. Kunci Inggris e. Welding Gauge 2. Mana yang tidak temasuk gas untuk pemotongan a. Oksigen b. LPG c. Asetilyn d. Nitrogen e. Propana 3. Persiapan peralatan potong gas dengan skator diawali dengan kegiatan : a. Menyambung selang gas b. Menyambung kabel power c. Pemasangan cuncum / Tip potong d. Memeriksa jalannya skator e. Memeriksa nyala pemanas awal 4. Posisi cuncum membentuk sudut berapa pada saat pemotongan lurus berlangsung: a. 30 derajad b. 45 derajad c. 60 derajad d. 75 derajad e. 90 derajad 5. Langkah awal dalam penyetelan sebelum pemotongan dilakukan adalah : a. Membuka dan menyetel tekanan gas b. Melakukan penyelaan api c. Menyetel nyala pemanas awal d. Menutup katup oksigen e. Menutup katup asetilyne Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 7 dari 36

69 6. Dari pernyataan dibawah ini mana yang bukan penyebab akibat menurunnya kemurnian oksigen pada pemotongan dengan gas a. Waktu potong menjadi lebih lama b. Permukaan potong menjadi lebih kasar c. Pembuangan terak dari permukaan lebih sukar d. Konsumsi oksigen potong lebih sedikit e. Alur potong lebih lebar 7. Dari pernyataan dibawah mana yang bukan fungsi dari nyala preheating adalah : a. Untuk pemanasan logam induk sampai ke temperatur nyala b. Mengaktifkan permukaan plat baja sehingga membuat pemotongan awal lebih mudah c. Menurunkan kualitas permukaan potong d. Menyiapkan arah pemancaran oksigen untuk pemotongan e. Menghasilkan hasil pemotongan yang lebih baik 8. Mana dari pernyataan dibawah ini yang bukan kreteria kualitas pemotongan dengan gas a. Kerataan b. Kelurusan c. Galur atau cerukan d. Pelelehan pada tepi atas e. Gas potong 9. Kualitas permukaan potong dengan gas yang baik dipengaruhi oleh a. Tekanan oksigen potong b. Kelemahan pemotongan c. Tidak adanya pemanasan awal d. Adanya terak yang melekat e. Galur terlihat kasar 10. Gejala api balik pada pemotongan dengan gas dipengaruhi oleh a. Cuncum kotor b. Tekanan gas oksigen keluar dengan keras c. Tekanan gas esetilin lemah d. Regulator bekerja dengan baik e. Selang bocor Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 8 dari 36

70 b) Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas 1. Sebutkan urutan penyiapan brander potong manual 2. Jelaskan bagaimana cara memasang regulator oksigen dan asetilin pada tabung 3. Gambarkan dan sebutkan bagian bagian utama dari brander potong Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 9 dari 36

71 4. Kondisi apa yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pemotongan dengan gas oksigen, jelaskan 5. Bila kemurnian oksigen menurun maka akan menyebabkan : Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 10 dari 36

72 4. Lembar Evaluasi Tugas II : Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani. No. Benar Salah No. Benar Salah Apakah semua pertanyaan Tugas Teori II dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 11 dari 36

73 C. Tugas Teori III 1. Perintah Tugas III : Melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas 2. Waktu Penyelesaian Tugas III : 3. Soal Tugas III : a) Jawablah pernyataan dibawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling tepat 1. Pekerjaan pemotongan plat dengan menggunakan gas harus memperhatikan hal hal berikut : a. Posisi selang gas ada didepan tukang potong b. Posisi selang gas ada dibelakang tukang potong c. Posisi selang gas besar dapat ditaruh dimana saja asal tidak mengganggu pekerjaan d. Melilitkan selang gas pada tubuh untuk mempermudah gerakan e. Arah pemotongan bergerak maju 2. Bila pemotongan telah selesai dikerjakan maka dilakukan aktifitas pengamanan meliputi kegiatan berikut kecuali : a. Mematikan api b. Tutup katup oksigen potong c. Kembalikan kopling keposisi stop d. Tutup katup asetilyne e. Menaruh brander potong kondisi belum dimatikan 3. Pernyataan ini mana yang bukan penyebab dari hasil pemotongan dengan gas terlalu kasar a. Kecepatan potong terlalu cepat b. Tekanan oksigen potong terlalu tinggi c. Tip potong tersumbat kotoran d. Komposisi tekanan potong gas oksigen dan asetilyne sesuai e. Tip potong terlalu tinggi 4. Kualitas pemotongan dengan gas oxy asetyline dipengaruhi oleh : a. Kecepatan pemotongan b. Tekanan oksigen potong c. Kekuatan nyala pemanasan awal d. Jarak antara nosel dengan material yang dipotong kebersihan cumcum potong e. Semua jawaban diatas menunjang Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 12 dari 36

74 5. Pekerjaan pemotongan plat harus memperhatikan hal hal berikut : a. Posisi slang gas ada didepan tukang potong b. Posisi slang gas ada dibelakang tukang potong dan mengamankan lokasi jatuhnya percikan api c. Posisi slang gas besar dimana saja asal tidak mengganggu pekerjaan d. Melilitkan slang pada tubuh untuk memudahkan gerakan e. Arah pemotongan bergerak maju 6. Mana dari peralatan dibawah ini yang tidak termasuk dalam peralatan yang harus dipersiapkan pada proses pemotongan dengan gas a. Slang, regulator asetyline & oksigen jet coupling b. Brander tangan, jarum pembersih (tip cleaner) c. Pemantik d. Kunci botol e. Tabung oksigen dan asetyline 7. Alat sebagai tempat bercampurnya 2 macam gas pada alat potong gas manual adalah : a. Regulator b. Selang gas c. Tabung gas d. Cuncum alat potong e. Katup tabung gas asetilin 8. Bagian dari alat potong manual yang berfungsi untuk memperbesar dan memperkecil keluarnya gas pemotong adalah : a. Katup gas oksigen alat potong b. Katup oksigen sebelum pemanasan c. Katup tabung gas asetilin d. Cuncum potong e. Regulator asetilin 9. Proses pemotongan bila selesai diakhiri dengan kegiatan : a. Mematikan gas oksigen b. Mematikan gas asetilin c. Mematikan gas oksigen dan asetilin secara bersama sama d. Mengurangi tekanan gas oksigen hingga 2,5 Kg/ Cm 2 e. Mengurangi tekanan gas asetilin hingga 0,15 Kg / Cm Untuk memotong plat dengan tebal plat antara 10 s/d 20 mm maka sebaiknya menggunakan nomer cuncum : a. 0 b. 1 c. 2 d. 3 e. 4 Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 13 dari 36

75 b) Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas 1. Benda kerja saudara bagian bawahnya rusak akibat pemotongan dengan gas, hal tersebut akibat dari apa, jelaskan Sebutkan macam-macam hasil pemotongan dan gambarkan Sebutkan bagian utama dari brander potong Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 14 dari 36

76 4. Apa akibatnya bila ujung tip pemotong / pembakar terlalu dekat dengan permukaan pelat yang akan dipotong Apa yang dimaksud dengan api balik dan bagaimana cara mengatasinya Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 15 dari 36

77 4. Lembar Evaluasi Tugas III : Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani. No. Benar Salah No. Benar Salah Apakah semua pertanyaan Tugas Teori III dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 16 dari 36

78 D. Tugas Teori IV 1. Perintah Tugas IV : Memeriksa hasil pemotongan pada pelat baja 2. Waktu Penyelesaian Tugas IV : 3. Soal Tugas IV : a) Jawablah pernyataan dibawah ini dengan cara memilih salah satu jawaban yang paling tepat 1. Dari pernyataan ini mana yang tidak menunjukkan penyebab hasil pemotongan dengan gas banyak menempel terak : a. Kecepatan potong terlalu cepat b. Tekanan oksigen potong terlalu tinggi c. Nyala api preheating terlalu tinggi d. Tip potong terlalu tinggi posisinya e. Tip potong tersumbat kotoran 2. Pada saat pemeriksaan permukaan potong dengan skator biasa diperiksa kondisi dibawah ini kecuali : a. Periksa apakah tarikannya optimal b. Periksa apakan parit pada tarikan dangkal dengan ketidak rataan maka dilakukan minimum c. Periksa apakah permukaan potong halang d. Periksa apakah terak mudah dibuang e. Periksa apakah kondisi selang dalam keadaan baik 3. Pada hasil pemotongan (terlalu banyak pelelehan pada tepi atas) dibawah mana yang bukan penyebabnya a. Kecepatan potong terlalu rendah b. Nyala api preheating terlalu besar c. Tip potong terlalu rendah d. Tekanan oksigen potong terlalu tinggi e. Kecepatan potong terlalu cepat Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 17 dari 36

79 4. Pada hasil pemotongan (banyak terak yang menempel ) dibawah mana yang bukan penyebabnya a. Kecepatan potong terlalu cepat b. Tekanan oksigen potong terlalu tinggi c. Tip potong tersumbat kotoran d. Tip potong terlalu tinggi e. Tip potong tersumbat kotoran 5. Pada hasil pemotongan (sangat kasar) dibawah mana yang bukan penyebabnya a. Kecepatan potong terlalu cepat b. Tekanan oksigen potong terlalu tinggi c. Nyala preheating terlalu rendah d. Kecepatan potong terlalu rendah e. Tip potong tersumbat kotoran 6. Pada hasil pemotongan (tidak rata) dibawah mana yang bukan penyebabnya a. Kecepatan potong terlalu cepat b. Tekanan oksigen potong terlalu tinggi c. Kecepatan potong berubah ubanh d. Tip potong tersumbat kotoran e. Tip potong terlalu tinggi 7. Hasil pemotongan pelat baja dapat diperiksa dengan melihat kreteria di bawah ini kecuali a. Periksa apakah tarikannya optimal b. Periksa apakah parit pada tarikan dangkal dengan ketidak rataan minimal c. Periksa apakah peralatan yang digunakan baik d. Periksa apakah permukaan potong halus e. Periksa apakah terak mudah dibuang Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 18 dari 36

80 8. Untuk mendapatkan hasil pemotongan yang optimal maka perlu diadakan pengamatan pada pernyataan dibawah ini, kecuali a. Tekanan gas b. Kelurusan dari kampuh potong c. Kecepatan potong d. Aliran terak dan pelelehan ujung atas e. Botol oksigen dan asetilin 9. Pemeriksaan jalannya pemotongan dengan melakukan hal hal sebagai berikut, kecuali : a. Nyalakan saklar power dan hubungkan kopling b. Pindahkan kopling dan periksa arah jalannya. c. Pemeriksaan pemasangan cuncum / tip potong d. Putar tombol kecepatan perlahan dan periksa perubahan kecepatan. e. Putar balik kopling ke posisi awal dan matikan saklar power 10. Bila hasil pemotongan mendapatkan pojokan yang tidak terpotong maka salah satu penyebabnya adalah : a. Tekanan oksigen potong terlalu rendah b. Tip potong terlalu tinggi c. Tekanan oksigen potong terlalu tinggi d. Nyala preheating terlalu rendah e. Tip potong tersumbat kotoran Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 19 dari 36

81 b) Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas 1. Sebutkan jenis hasil pemotongan dengan gas Sebutkan 4 syarat penanganan tabung gas / botol gas Sebutkan 5 hal yang harus diperhatikan terkait dngan penggunaan tabung gas / botol gas Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 20 dari 36

82 4. Sebutkan penyebab terjadinya hasil pemotongan sangat kasar dengan menggunakan pemotongan dengan gas Sebutkan 4 macam nama yang ada pada alat potong (brander potong) dibawah ini dengan menyebutkan nomer dan namanya Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 21 dari 36

83 4. Lembar Evaluasi Tugas IV : Semua kesalahan harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum ditandatangani. No. Benar Salah No. Benar Salah Apakah semua pertanyaan Tugas Teori IV dijawab dengan benar dengan waktu yang telah ditentukan? YA TIDAK NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 22 dari 36

84 BAB II TUGAS PRAKTIK Bab ini menjelaskan tentang tata urut dalam melaksanakan praktik kerja pada setiap unit kompetensi yang mencakup nama tugas, waktu, tujuan, daftar alat/mesin dan bahan, indikator unjuk kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, standar kinerja, isntruksi kerja, langkah kerja, daftar cek unjuk kerja. A. Tugas Praktik I 1. Nama Tugas I : Persiapan penanganan peralatan potong dan pengaturan nyala api pemotongan 2. Waktu Penyelesaian Tugas I : 3. Tujuan Tugas I : Setelah menyelesaikan tugas I pada unit kompetensi pemotongan dengan gas peserta pelatihan akan mampu menyiapkan alat potong dan mesin potong serta dapat mengatur nyala api pemotongan 4. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan : No. Nama Barang Spesifikasi Keterangan A. Peralatan/Mesin 1. Brander potong manual 2. Scator 3. Meja potong 5. Alat penanda penggores 4. Penitik 5. Korek penyala 6. Alat ukur mistar baja 6. Hamer 7. Mesin grinda 7. Regulator 8. Cutting Tip 9. Kunci Inggris 10. Nozzle gas 11. Jarum Pembersih Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 23 dari 36

85 B. Bahan 1. Plat baja 2. Gas Acetyline 3. Gas Oksigen 4. Kapur penanda baja 5. APD 5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah: a) Jangan membuka kaca mata pelindung mata pada saat pemotongan berlangsung dalam posisi dekat dengan cahaya potong. b) Pakai alat perlindungan diri yang sesuai bidang pemotongan. c) Jaga jarak jangan sampai percikan pemotongan mengenai tubuh secara langsung. d) Tempatkan peralatan pada tempat yang semestinya dan jangan sampai mengganggu pekerjaan. e) Bekerjalah sesuai dengan SOP. 6. Instruksi Kerja Tugas I : Lakukan persiapan penanganan peralatan potong dan pengaturan nyala api pemotongan sehingga menghasilkan pemotongan yang sempurna. Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 24 dari 36

86 7. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas I : No. Langkah Kerja/ Aktivitas Yang Dilakukan 1. Siapkan alat potong gas dan pasangkan 2. Setel ukuran tekanan gas 3. Nyalakan dan atur nyala api gas 4. Berikan tekanan dengan gas oksigen 5. Matikan nyala api gas 6. Lapaskan alat potong gas 7. Berikan perawatan secukupnya 8. Bersihkan dari kotoran 9. Simpan pada tempat yang aman Checklist Ya Tidak 1. Persiapan a) Lihat Penanganan Peralatan Pengelasan Gas (1). b) Lihat Penanganan Peralatan Pengelasan Gas (2). c) Setel tekanan gas asetilen 0,15 kg/cm2 dan tekanan 2. Penyalaan a) Nyalakan api dengan membuka katup asetilen dan katup oksigen untuk pemanas awal. b) Setel api ke nyala netral. 3. Pengaturan nyala api pemanasan awal a) Buka katup oksigen untuk pemotong. b) Setel nyala pemanas awal ke nyala netral sementara itu buka katup oksigen pemanas awal c) Tutup katup oksigen untuk pemotong 4. Mematikan api a) Tutup katup asetilen. b) Tutup katup pemanas awal oksigen. Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 25 dari 36

87 NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 26 dari 36

88 B. Tugas Praktek II 1. Nama Tugas II : Pemotongan manual dengan gas 2. Waktu Penyelesaian Tugas II : 3. Tujuan Tugas II : Setelah menyelesaikan tugas II pada unit kompetensi pemotongan dengan gas peserta pelatihan akan mampu melakukan pemotongan manual dengan gas 4. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan : No. Nama Barang Spesifikasi Keterangan A. Peralatan/Mesin 1 Brander potong manual 2 Scator 3 Meja potong 4 Alat penanda penggores 5 Penitik 6 Korek penyala 7 Alat ukur mistar baja 8 Hamer 9 Mesin grinda 10 Regulator 12. Cutting Tip 13. Kunci Inggris 14. Nozzle gas 15. Jarum Pembersih 1. B. Bahan 6. Plat baja 7. Gas Acetyline 8. Gas Oksigen 9. Kapur penanda baja 10. APD Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 27 dari 36

89 5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah: a) Jangan membuka kaca mata pelindung mata pada saat pemotongan berlangsung dalam posisi dekat dengan cahaya potong. b) Pakai alat perlindungan diri yang sesuai bidang pemotongan. c) Jaga jarak jangan sampai percikan pemotongan mengenai tubuh secara langsung. d) Tempatkan peralatan pada tempat yang semestinya dan jangan sampai mengganggu pekerjaan. e) Bekerjalah sesuai dengan SOP. 6. Instruksi Kerja Tugas II : Lakukan pemotongan manual dengan memperhatikan ukuran pada gambar kerja dan standar yang berlaku serta keselamatan kerja Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 28 dari 36

90 7. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas II : No. Langkah Kerja/ Aktivitas Yang Dilakukan 1 Siapkan material plat dan perlengkapan potong 2 Tempatkan plat dan alat potong sesuai tempat dan fungsinya 3 Nyalakan api gas dan sesuaikan nyala api sesuai prosedur yang berlaku 4 Potong material plat sesuai garis penandaan yang digambarkan pada plat yang akan dipotong 5 Bersihkan dan periksa hasil pemotongan 6 Lakukan pengulangan sampai hasil pemotongan baik Checklist Ya Tidak 1. Persiapan a) Lihat "Pemotongan Manual dengan Gas (1)". b) Tarik garis-garis pada pelat dengan pena penggores. c) Letakan plat pada meja dan tempatkan bagian yang dipotong menggantung. 2. Pemanasan awal Buat badan stabil dengan mengambil posisi siap memotong. Setel inti nyala preheating sekitar ketinggian 3 mm dari permukaan plat. Setel brander pada posisi tegak dan arahkan ke pinggir permukaan pelat. Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 29 dari 36

91 3. Potong a) Bila bagian ujung menjadi merah, buka katup potong oksigen b) Laksanakan pemotongan jangan sampai menyimpang dari garis yang ada c) Amati kebisingan, aliran terak dan arah percikan. d) Hati-hati dengan jatuhnya bagian yang dipotong. e) Tutup katup potong oksigen setelah pemotongan selesai. 4. Ulangi 2 dan 3 5. Matikan nyala api 6. Periksa a) Periksa beberapa item dibawah ini. b) Kelurusan permukaan potong c) Cembung & cekungnya permukaan potong d) Sudut pemotongan. e) Derajat peleburan pada awal dan akhir pemotongan f) Menempelnya terak g) Pelelehan sisi atas. h) Kondisi garis tarikan. Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 30 dari 36

92 NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 31 dari 36

93 C. Tugas Praktek III 1. Nama Tugas III : Pemotongan Otomatis dengan Gas / Skator 2. Waktu Penyelesaian Tugas III : 3. Tujuan Tugas III : Setelah menyelesaikan tugas III pada unit kompetensi pemotongan dengan gas peserta pelatihan akan mampu melakukan pemotongan otomatis dengan menggunakan scator. 4. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan : No. Nama Barang Spesifikasi Keterangan A. Peralatan/Mesin 2. Brander potong manual 3. Scator 4. Meja potong 5. Alat penanda penggores 6. Penitik 7. Korek penyala 8. Alat ukur mistar baja 9. Hamer 10. Mesin grinda 11. Regulator 12. Cutting Tip 13. Kunci Inggris 14. Nozzle gas 15. Jarum Pembersih 16. Rel 17. Brander potong manual 18. Scator B. Bahan 11. Plat baja 12. Gas Acetyline Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 32 dari 36

94 13. Gas Oksigen 14. Kapur penanda baja 15. APD 5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah: a) Jangan membuka kaca mata pelindung mata pada saat pemotongan berlangsung dalam posisi dekat dengan cahaya potong. b) Pakai alat perlindungan diri yang sesuai bidang pemotongan. c) Jaga jarak jangan sampai percikan pemotongan mengenai tubuh secara langsung. d) Tempatkan peralatan pada tempat yang semestinya dan jangan sampai mengganggu pekerjaan. e) Bekerjalah sesuai dengan SOP. 6. Instruksi Kerja Tugas III : Lakukan pemotongan dengan menggunakan skator dan mengikuti gambar kerja dan standar yang berlaku serta keselamatan kerja Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 33 dari 36

95 7. Daftar Cek Unjuk Kerja Tugas III : No. Langkah Kerja/ Aktivitas Yang Dilakukan 1 Siapkan material baja dan mesin potong skator 2 Tempatkan plat dan alat potong sesuai tempat dan fungsinya 3 Atur kecepatan pemotongan 4 Atur nyala api gas dan periksa arus gas oksigen 5 Potong material plat sesuai garis penandaan yang digambarkan pada plat yang akan dipotong 6 Bersihkan dan periksa hasil pemotongan 7 Lakukan pengulangan sampai hasil pemotongan baik Cecklist Ya Tidak 1. Pasang tip potong Pilih tip yang optimal sesuai dengan ketebalan pelat. Hati-hati jangan sampai rusak bagian kontak yang tirus pada tip. 2. Sambungkan selang gas Hati-hati jangan sampai mengganggu jalannya mesin potong di jalur relnya. 3. Sambungkan kabel power a) Matikan saklar power sebelum menyambung kabel power. b) Hati-hati jangan sampai menghalangi jalannya mesin di atas jalur rel 4. Periksa jalannya pemotong a) Nyalakan saklar power dan hubungkan kopling b) Pindahkan kopling dan periksa arah jalannya c) Putar tombol kecepatan perlahan dan periksa perubahan kecepatan. d) Putar balik kopling ke posisi awal dan matikan saklar power Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 34 dari 36

96 5. Periksa nyala pemanas awal a) Setel tekanan gas asetilen ke 0,2 kg/cm 2 dan tekanan oksigen 2,5 kg/cm 2 b) Buka sedikit katup asetilen c) Buka sedikit katup oksigen preheating dan nyalakan d) Operasikan katup asetilen dan kran oksigen preheating untuk mengatur nyala katup ke nyala netral. e) Buka katup oksigen potong. f) Buka katup oksigen preheating pelan-pelan dan atur kembali kembali nyalanya ke nyala netral. g) Matikan nyala api. 6. Kondisi pemotongan Plate Thickness Ketebalan Plat mm Cutting tip # Ukuran tip potong # Cutting aperture Lobang tip potong mm Pressure Cutting Flow rate speed l/h Tekanan 2 kg/cm Kecepatan Laju aliran potong Acetylene mm/min. Cutting Oxygen asetilen Oksigen potong Oxygen oksigen Preheating Oxygen Oksigen preheating Acetylene Asetilen 5 or less or more ~ ~ ~ ~ ~ ~ Yang harus diperhatikan dalam pengoperasian a) Yakinkan bahwa ground pada kabel power terpasang dengan baik b) Yakinkan bahwa putaran motor benar saat pengaturan kecepatan c) Untuk perubahan kecepatan, setel ke kecepatan yang lebih rendah dari kecepatan yang disyaratkan sebelum mulai menyetel kecepatan tsb. Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 35 dari 36

97 NAMA TANDA TANGAN PESERTA PENILAI Catatan Penilai : Judul Modul: Melaksanakan Pemotongan Dengan Gas Buku Kerja Versi: 2009 Halaman: 36 dari 36

98 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SUB SEKTOR INDUSTRI BARANG DARI LOGAM SUB BIDANG PENGELASAN SMAW MELAKSANAKAN PEMOTONGAN DENGAN GAS BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51 Lt. 6.A Jakarta Selatan

99 DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENILAIAN TEORI A. Kunci jawaban tugas teori I : Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pemotongan menggunakan gas B. Kunci jawaban tugas teori II : Menyiapkan material dan peralatan potong menggunakan gas C. Kunci jawaban tugas teori III : Melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas D. Kunci jawaban tugas teori IV : Memeriksa hasil pemotongan pelat baja E. Soal lainnya (berupa Wawancara) untuk uji dan jawabannya dilampirkan pada buku penilaian ini BAB II PENILAIAN PRAKTEK A. Lembar Penilaian Praktek I : Persiapan penanganan peralatan potong dan pengaturan nyala api pemotongan B. Lembar Penilaian Praktek II : Pemotongan Manual dengan Gas C. Lembar Penilaian Praktek III : Memotong dengan menggunakan skator BAB III PENILAIAN SIKAP KERJA A. Lembar Penilaian Sikap Kerja BAB IV REKAPITULASI TUGAS BAB V CHECKLIST INDIKATOR UNJUK KERJA BAB VI TES WAWANCARA / INTERVIEW Buku Penilaian Versi: 2009 Halaman: 2 dari 21

100 BAB I PENILAIAN TEORI A. Kunci Jawaban Tugas Teori I : Mengidentifikasi keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan pemotongan menggunakan gas 1. b 2. d 3. a 4. a 5. e 6. c 7. b 8. d 9. b 10. b B. Kunci Jawaban Tugas Teori II : Menyiapkan material dan peralatan potong menggunakan gas 1. e 2. d 3. c 4. e 5. a 6. e 7. c 8. e 9. c 10. d C. Kunci Jawaban Tugas Teori III : Melaksanakan pemotongan logam menggunakan peralatan potong gas 1. a 2. e 3. d 4. e 5. a 6. e 7. d 8. a 9. b 10. c Buku Penilaian Versi: 2009 Halaman: 3 dari 21

101 D. Kunci Jawaban Tugas Teori IV : Memeriksa hasil pemotongan pada pelat baja 1. c 2. e 3. e 4. c 5. d 6. c 7. c 8. e 9. a 10. a Buku Penilaian Versi: 2009 Halaman: 4 dari 21

102 TEST TULIS PEMOTONGAN DENGAN BRANDER POTONG MANUAL No Pertanyaan 1 Yang harus diperhatikan pertama kali sebelum melakukan pemotongan plat lambung kapal menggunakan brander potong manual adalah : a. Memperhatikan arah pemotongan terhadap plat lambung b. Sisa-sisa pemotongan pada gading harus diratakan c. Memberi tanda letak-letak konstruksi gading d. Mengetahui kelengkungan plat yang akan dibending 2 Cara membuka katup pada botol Oksigen adalah : a. Membuka sedikit kemudian menutup kembali b. Membuka katup menggunakan kunci Inggris c. Membuka sesuai dengan arah ulirnya d. Membuka lepas agar kotoran keluar lebih dulu 3 Prinsip pemotongan menggunakan brander potong adalah : a. Reaksi baja dalam keadaan pijar dengan Oksigen b. Menggunakan nyala api yang diperoleh dari pembakaran Asetilin c. Menyalakan campuran gas yang keluar d. Memberikan panas setempat pada permukaan baja 4 Perbandingan antara Oksigen dan Acetylene untuk memotong plat menggunakan brander potong manual: a. 1 : 1 b. 1 : 2 c. 2 : 1 d. 3 : 1 5 Mana nyala api yang baik untuk pemotongan pada gambar berikut : a. b. c. d. Buku Penilaian Versi: 2009 Halaman: 5 dari 21

103 No Pertanyaan 6 Regulator pada botol gas berfungsi : a. Sebagai bahan penunjang untuk kecepatan pemotongan b. Untuk memurnikan kadar gas Oksigen dan Asetilin c. Untuk mengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja d. Mencampur gas Oksigen dan Asetilin dengan jumlah yang sama 7 Kegunaan proses cutting pada pekerjaan fabrikasi adalah : a. Memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan b. Memotong bagian-bagian yang telah di marking sesuai gambar c. Memotong bagian-bagian yang mempunyai radius d. Memotong bagian-bagian yang mempunyai garis level 8 Standar batas-batas kekasaran permukaan potong yang diijinkan apabila menggunakan proses manual gas cutting, untuk tebal plat 5 25 mm antara a. 6 8 mm b. 5 6 mm c. 4 5 mm d. 3 4 mm 9 Kalau kita melihat gambar berikut ini menunjukkan : a. Ketidak lurusan kampuh las b. Besarnya gap kampuh las c. Bentuk bevel sesuai WPS d. Kekasaran kampuh las 10 Untuk mematikan nyala api pada brander potong, yang harus ditutup terlebih dahulu adalah : a. Katup Oksigen b. Katup labas c. Katup Asetilin d. Katup regulator 11 Akibat pemotongan terlalu lambat : a. Tepi bagian atas membulat, bagian bawah permukaan beralur b. Tepi atas bergerigi, bagian pinggir bawah sedikit termakan c. Permukaan potongan licin, sudut-sudut tajam d. Pencairan logam terlalu banyak Buku Penilaian Versi: 2009 Halaman: 6 dari 21

104 No Pertanyaan 12 Penyesetan dimaksudkan untuk membuang bagian-bagian konstruksi yang tidak dikehendaki tanpa merusak permukaan contohnya adalah : a. Pemotongan untuk membuat alur las (bevel) b. Pemotongan pada besi tuang c. Pemotongan kupingan (eye plate) d. Pemotongan scallop 13 Dibawah ini merupakan cara untuk mendapatkan hasil pemotongan yang baik, kecuali : a. Jarak mulut brander terhadap permukaan benda 12 mm b. Brander harus digerakkan dengan kecepatan teratur c. Brander tidak boleh bergerak kesamping dari garis potong d. Posisi tangan dan tumpuan lengan yang tenang 13 Jika kadar gas Oksigen rendah/menurun, maka akan menyebabkan : a. Timbul nyala api yang berlebihan b. Nyala api yang keluar membentuk kerucut c. Turunnya suhu nyala api d. Hasil pemotongan licin TEST TULIS PEMOTONGAN DENGAN SKATOR No Pertanyaan 1 Untuk tebal plat 10 mm sampai 15 mm ukuran tip potong (cuncum) : a. 00 b. 0 c. 1 d. 2 2 Yang bukan termasuk spesifikasi mesin skator dibawah ini adalah : a. Kecepatan (speed) b. Kapasitas potong (cutting capacity) c. Duty cycle d. Ukuran rel 3 Simbol penandaan di samping ini berarti : a. Kampuh kebalikan marking b. Kampuh diserong 45 0 c. Kampuh terhadap marking d. Diserong 45 0 Buku Penilaian Versi: 2009 Halaman: 7 dari 21

105 No Pertanyaan 4 Nyala api pada gambar B disebut nyala api : A B C a. Reduksi b. Oksidasi c. Oksigen d. Netral 6 Dalam pengaturan nyala preheating jarak ketinggian inti nyala api kepermukaan plat sekitar... a. 1 mm b. 2 mm c. 3 mm d. 4 mm 7 Yang bukan termasuk grade material plat kapal adalah : a. AH 32 b. B c. C d. H 36 8 Gambar berikut menunjukkan : a. Penyetelan ketinggian tip potong b. Penyetelan nyala api preheat c. Penyetelan kereta potong d. Penyetelan sudut tip potong Buku Penilaian Versi: 2009 Halaman: 8 dari 21

106 No Pertanyaan 9 Gambar berikut menunjukkan : a. Penyalaan saklar power b. Penyetelan tekanan gas c. Penyetelan kopling d. Mematikan nyala api 10 Jarak garis potong dari rel berkisar...? a mm b mm c mm d mm 11 Gambar berikut menunjukkan : a. Pengamatan hasil potong b. Mematikan nyala api c. Pengaturan material d. Pemanasan awal Buku Penilaian Versi: 2009 Halaman: 9 dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 82 F/7.5.1.P/T/WKS4/17 12 Juli 2010 SMK NEGERI 2 PENGASIH PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH Jalan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2

TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2 Hery Sunaryo TEKNIK PENGELASAN KAPAL JILID 2 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada

Lebih terperinci

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d. Lampiran 1. Instrumen Penelitian 69 SOAL TES Mata pelajaran Kelas Alokasi waktu : Fabrikasi Las Gas : X : 30 menit Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis membuat laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Fabrikasi Logam setelah melakukan praktek di workshop. Pembuatan laporan ini bersifat wajib

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah menyambung dua benda kerja atau lebih, tanpa menggunakan atau dengan menggunakan bahan tambah dengan cara memanasi benda kerja tersebut

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh

BAB VII PEMBAHASAN. 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh BAB VII PEMBAHASAN 7.1 Prosedur Kerja perusahaan dan prosedur kerja yang diterapkan oleh Prosedur kerja yang diterapkan oleh pekerja las asetilin di bagian Rangka Bawah PT. Kereta Api belum sesuai dengan

Lebih terperinci

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR PENGELASAN MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK Semester II PENCAIRAN LOGAM INDUK 300 menit JST/MES/MES315/01 Revisi : 01 Tgl: 21 Juni 2010 Hal : 1 dari 3 1. KOMPETENSI Mahasiswa mampu membuat jalur lasan dengan ketentuan a. Menggunakan

Lebih terperinci

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN Oleh : MUH. NURHIDAYAT 5201412071 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG A. Las TIG ( Tungsten Inert Gas) 1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian

Lebih terperinci

M5.7A BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI JUDUL Memotong dengan panas dan gouging secara manual merupakan modul praktik yang menjelaskan tentang peralatan yang digunakan untuk memotong logam dengan cara panas.

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: MELAKSANAKAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA DAN ALUMINIUM MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Daftar Isi

Kata Pengantar. Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Oiltanking berkomitmen untuk menjalankan semua kegiatan usaha dengan cara yang aman dan efisien. Tujuan kami adalah untuk mencegah semua kecelakaan, cidera dan penyakit akibat

Lebih terperinci

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB I LAS BUSUR LISTRIK BAB I LAS BUSUR LISTRIK A. Prinsip Kerja Las Busur Listrik Mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam dengan menggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan untuk memanaskan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kompetensi Kejuruan Program Keahlian : Otomotif Perbaikan Kendaraan Ringan Kelas / Semester : XI / II Standar Kompetensi : Melaksanakan Prosedur Pengelasan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG - 8 MM Pujono ¹), Handika Prabu Menang ¹) ¹) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Cilacap Jl. Dr Soetomo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

Materi 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1

Materi 6. Oleh : Agus Triyono, M.Kes. td&penc. kebakaran/agust.doc 1 Materi 6 Oleh : Agus Triyono, M.Kes td&penc. kebakaran/agust.doc 1 TETRA HEDRON KESELAMATAN MENGENALI MENGHINDARI BAHAYA PELATIHAN KESEHATAN FISIK PERLENGKAPAN PELINDUNG TUBUH td&penc. kebakaran/agust.doc

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga membentuk suatu sambungan/kampuh. pateri dan mematri keras. Untuk mengelas yang baik dan benar terlebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah menyambung dua benda kerja atau lebih, tanpa menggunakan atau dengan menggunakan bahan tambah dengan cara memanasi benda kerja tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH Yafet Bontong Staf Pengajar Prodi Teknik Mesin Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW 30 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 KESIMPULAN 5.1.1 Mengetahui cara mengoperasian mesin las GMAW mesin las GMAW ini adalah mesin las yang menggunakan shielding gas. Shielding gas berfungsi sebagai

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2009 / 20 Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : X / 1 Pertemuan Ke- : SMK N 2 DEPOK, SLEMAN : Mengelas Dasar : (sepuluh) Alokasi Waktu : 4 x 45 Standar

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007) BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER. 02/MEN/1982 TENTANG KWALIFIKASI JURU LAS DI TEMPAT KERJA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. No : PER. 02/MEN/1982 TENTANG KWALIFIKASI JURU LAS DI TEMPAT KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI No : TENTANG KWALIFIKASI JURU LAS DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Menimbang : Menetapkan : a. bahwa dengan kemajuan tehnik dan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam dan besi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Pengelasan Kode Soal : 1227 Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi dalam bidang konstruksi yang semakin maju dewasa ini, tidak akan terlepas dari teknologi atau teknik pengelasan karena mempunyai peranan yang

Lebih terperinci

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester V DAFTAR ISI No. JST/MES/MES345/00 Revisi : 0 Tgl. : 5 September 0 Hal dari NOMOR DOKUMEN No. JST/MES/MES345/0 No. JST/MES/MES345/0 URAIAN MENYAMBUNG PIPA LURUS DENGAN LAS MIG MENYAMBUNG PIPA

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 1. TUJUAN & PENDAHULUAN 1.1 Pedoman ini antara lain menguraikan tanggung jawab, evaluasi bahaya, jenis alat pelindung diri dan pemilihannya, kualifikasi fisik,

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION) 1. KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini berlaku pada saat melakukan pekerjaan menggunakan chainsaw 2. TUJUAN Prosedur ini memberikan petunjuk penggunaan chainsaw secara aman dalam melakukan pekerjaan dimana chainsaw

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Pirolisis Bahan yang di gunakan dalam pirolisis ini adalah kantong plastik es bening yang masuk dalam kategori LDPE (Low Density Polyethylene). Polietilena (PE)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

MELAKUKAN FABRIKASI, PEMBENTUKAN, PELENGKUNGAN, DAN PENCETAKAN

MELAKUKAN FABRIKASI, PEMBENTUKAN, PELENGKUNGAN, DAN PENCETAKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN MELAKUKAN FABRIKASI, PEMBENTUKAN, PELENGKUNGAN, DAN PENCETAKAN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 A. Badan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

Kepada Semua Peserta Praktik Kerja. Pemberitahuan tentang pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan pengelasan dan sebagainya

Kepada Semua Peserta Praktik Kerja. Pemberitahuan tentang pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan pengelasan dan sebagainya Kepada Semua Peserta Praktik Kerja Pemberitahuan tentang pencegahan kecelakaan dalam pekerjaan pengelasan dan sebagainya Setiap tahun hampir 100 orang peserta praktik kerja di bidang pengelasan mengalami

Lebih terperinci

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILIN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT X PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILIN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT X PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T. JOOB SHEET MENGELAS DENGAN PROSES LAS OKSI ASETILIN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT X PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T. DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PURBALINGGA SMK NEGERI 3 PURBALINGGA JL.LETNAN SUDANI

Lebih terperinci

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan

Lebih terperinci

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dengan dibuatnya laporan ini, sebagai hasil praktikum yang sudah dilakukan dan berberapa pengalaman maupun temuan semasa praktikum, kita dapat mengevaluasinya secara

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW) Pengesetan mesin las dan elektroda Tujuan : Setelah mempelajari topik ini, siswa dapat : Memahami cara mengeset mesin dan peralatan lainnya.

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENGELASAN

DASAR-DASAR PENGELASAN DASAR-DASAR PENGELASAN Pengelasan adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energi panas sehingga menjadi satu dengan atau tanpa tekanan. Pengelasan dapat dilakukan dengan : - pemanasan tanpa

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

MENGELAS DENGAN PROSES LAS GAS METAL

MENGELAS DENGAN PROSES LAS GAS METAL KODE MODUL M5.17A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK LAS MENGELAS DENGAN PROSES LAS GAS METAL MENGELAS BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Tempat pembuatan spesimen : kampus Universitas Muhammadiyah. 3. Waktu pelaksanaan : 7 Februari 17 Mei 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2. Tempat pembuatan spesimen : kampus Universitas Muhammadiyah. 3. Waktu pelaksanaan : 7 Februari 17 Mei 2017 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data laboratorium bahan teknik departemen teknik mesin sekolah vokasi dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut adalah dengan mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa

TINJAUAN PUSTAKA. tersebut adalah dengan mendekatkan elektroda las ke benda kerja pada jarak beberapa TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Las listrik SMAW dan GTAW Menurut Boentarto (1995) mengelas listrik adalah menyambung dua bagian logam atau lebih dengan jalan pelelehan dengan busur nyala listrik. Cara membangkitkan

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP) Energi Tenaga Kerja Indonesia Kompeten

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP) Energi Tenaga Kerja Indonesia Kompeten LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI Tenaga erja Indonesia ompeten FR-APL-0. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIASI OMPETENSI Bagian : Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) BEKERJA PADA KETINGGIAN

PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) BEKERJA PADA KETINGGIAN : Senggono PROGRAM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN (K3) BE PADA KETINGGIAN KODE PROGRAM PELATIHAN : KEMENTERIAN TENAGA DAN TRANSMIGRASI SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

A. Kompetensi. Hal 1. Diperiksa Oleh: Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis Fakultas Teknik UNY.

A. Kompetensi. Hal 1. Diperiksa Oleh: Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis Fakultas Teknik UNY. A. Kompetensi FAKULTAS TEKNIK JST/TSP/04 00 10-01-08 1 dari 7 Mahasiswa mampu mengelas dengan mesin las gas yang merupakan dasar untuk pekerjaan nonstruktur teknik sipil. B. Sub Kompetensi Setelah melakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik Peralatan Las Busur Nyala Listrik 1. Mesin Las 2. Kabel Las 3. Pemegang Elektroda 4. Elektroda (Electrode) 5. Bahan Tambah (Fluks) Mesin Las Mesin las busur nyala listrik

Lebih terperinci

ELEMEN PENGIKAT SAMBUNGAN PERMANEN ( PENGELASAN & PENYOLDERAN )

ELEMEN PENGIKAT SAMBUNGAN PERMANEN ( PENGELASAN & PENYOLDERAN ) ELEMEN PENGIKAT SAMBUNGAN PERMANEN ( PENGELASAN & PENYOLDERAN ) ANGGOTA KELOMPOK 4 ELEMEN MESIN ( LAS & SOLDER ) LAS SOLDER ELEMEN MESIN ( LAS & SOLDER ) PENGERTIAN KLASIFIKASI PROSES REAKSI KIMIA PROSES

Lebih terperinci

BAB I KONSEP PENILAIAN

BAB I KONSEP PENILAIAN BAB I KONSEP PENILAIAN 1.1. Bagaimana Instruktur akan Menilai Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tugas Akhir Akhmad Faizal 2011310005 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Pengelasan Pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Menurut

Lebih terperinci

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) Page : 1 LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW) 1. PENDAHULUAN. Las busur listrik elektrode terbungkus ialah salah satu jenis prose las busur listrik elektrode terumpan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch

Lebih terperinci

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN F.45...... 01 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R

Lebih terperinci

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG TUGAS AKHIR Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG Disusun : MUHAMMAD SULTON NIM : D.200.01.0120 NIRM

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Nomor : 384 / KPTS / M / 2004 Tanggal : 18 Oktober 2004

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kuningan merupakan salah satu logam yang sangat bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah tangga. Cara atau pemilihan pengelasan yang salah akan berpengaruh

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN JEMBATAN (KJ) S/D 25 TON KODE PROGRAM PELATIHAN : C II.

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN JEMBATAN (KJ) S/D 25 TON KODE PROGRAM PELATIHAN : C II. PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KRAN MOBIL PADA PESAWAT ANGKAT OPERATOR KRAN JEMBATAN (KJ) S/D 25 TON KODE PROGRAM PELATIHAN : C.11.20.0.3.3.1.II.01 GAMBAR DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan tulang punggung suksesnya pembangunan bangsa dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi keselamatan dan kesehatannya

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

Pengetahuan Produk Baterai

Pengetahuan Produk Baterai Pengetahuan Produk Baterai A. Ikhtisar Baterai sepeda motor dapat digolongkan ke dalam dua jenis. Yaitu baterai yang memerlukan penambahan air suling dan yang tidak memerlukannya. Pada umumnya, yang pertama

Lebih terperinci

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan Penerapan K3 sekurang-kurangnya 3 buah 2. Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

MENGELAS TINGKAT LANJUT

MENGELAS TINGKAT LANJUT KODE MODUL M5.20A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK LAS MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS GAS TUNGSTEN BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk. IV - 1 BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN SMAW adalah proses las busur manual dimana panas pengelasan dihasilkan oleh busur listrik antara elektroda terumpan berpelindung flux dengan benda kerja.

Lebih terperinci

MEMOTONG DENGAN MESIN POTONG OKSIGEN-ASETILIN

MEMOTONG DENGAN MESIN POTONG OKSIGEN-ASETILIN MEMOTONG DENGAN OKSI-ASETILIN MEMOTONG DENGAN MESIN POTONG OKSIGEN-ASETILIN D.20.03 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengelasan logam tak sejenis antara baja tahan karat dan baja karbon banyak diterapkan di bidang teknik, diantaranya kereta api, otomotif, kapal dan industri lain.

Lebih terperinci

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum K3 KEBAKARAN Pelatihan AK3 Umum Kebakaran Hotel di Kelapa Gading 7 Agustus 2016 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN FENOMENA DAN TEORI API SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN FENOMENA & TEORI API Apakah...? Suatu proses

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan. Dosen Pembimbing :

LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan. Dosen Pembimbing : LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan Dosen Pembimbing : Bintang Ihwan Moehady, Ir, MSc. Disusun oleh : Via Siti Masluhah 101411030 Yuniar

Lebih terperinci

BAB 1 PROSES PENGELASAN

BAB 1 PROSES PENGELASAN BAB 1 PROSES PENGELASAN Proses pengelasan dibagi dalam dua katagori utama, yaitu pengelasan lebur dan pengelasan padat. Pengelasan lebur menggunakan panas untuk melebur permukaan yang akan disambung, beberapa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRODUKSI BENDA BENTUK LINGKARAN MENGGUNAKAN LAS ASETILEN SEMI OTOMATIS (PENGUJIAN ALAT)

RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRODUKSI BENDA BENTUK LINGKARAN MENGGUNAKAN LAS ASETILEN SEMI OTOMATIS (PENGUJIAN ALAT) RANCANG BANGUN ALAT BANTU PRODUKSI BENDA BENTUK LINGKARAN MENGGUNAKAN LAS ASETILEN SEMI OTOMATIS (PENGUJIAN ALAT) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang * ANALISA PENGARUH KUAT ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN, KEKUATAN TARIK PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN LAS SMAW MENGGUNAKAN JENIS ELEKTRODA E7016 Anjis Ahmad Soleh 1*, Helmy Purwanto 1, Imam Syafa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Pada saat ini, banyak sekali alat-alat yang terbuat dari bahan plat baik plat fero maupun nonfero seperti talang air, cover pintu, tong sampah, kompor minyak, tutup

Lebih terperinci