ANALISIS MERGER DAN KINERJA KEUANGAN. PT KALBE FARMA Tbk. SANDRA ARISTIANI ANDRIYANTO. Dr. JAKA ISGIYARTA, M.Si, Akt. ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS MERGER DAN KINERJA KEUANGAN. PT KALBE FARMA Tbk. SANDRA ARISTIANI ANDRIYANTO. Dr. JAKA ISGIYARTA, M.Si, Akt. ABSTRACT"

Transkripsi

1 ANALISIS MERGER DAN KINERJA KEUANGAN PT KALBE FARMA Tbk. SANDRA ARISTIANI ANDRIYANTO Dr. JAKA ISGIYARTA, M.Si, Akt. ABSTRACT This research aims to analyze the purpose of the merger and its effect on corporate financial performance. Merger is a merger of two or more companies that then there is only one surviving company, while another company was dissolved. Merger objectives used in this research is the company's growth, synergy, and market share. While financial performance is measured using the financial ratios: Current Ratio, Quick Ratio, Return on Assets, Return on Equity, Debt to Equity Ratio, and Total Asset Turnover. The data used in this research is secondary data. The object of this research is PT Kalbe Farma Tbk, which merged with PT Dankos Laboratories Tbk and PT Enseval in Data analysis methods used is trend analysis. The research result shows that with merger, PT Kalbe Farma Tbk can growth through an increase in assets, equity, and profit, as well as a decrease in liabilities. PT Kalbe Farma Tbk not obtain synergies, but the market share of PT Kalbe Farma Tbk is increase. In addition, the financial performance of PT Kalbe Farma Tbk after the merger to be better. Current Ratio, Quick Ratio, Return on Assets, and Total Asset Turnover has increased. While Return On Equity and Debt to Equity Ratio has decreased. Keywords: Merger, Company s Growth, Synergy, Market Share, Financial Performance

2 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya jumlah perusahaan membuat persaingan usaha menjadi semakin ketat. Kondisi tersebut menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi agar mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah melalui ekspansi. Ekspansi perusahaan dapat dilakukan dengan ekspansi internal ataupun ekspansi eksternal. Ekspansi internal dilakukan dengan memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, yaitu dengan menambah kapasitas pabrik, menambah produk, atau mencari pasar yang baru. Sedangkan ekspansi eksternal dilakukan dengan bergabung dengan perusahaan lain yang sudah ada. Dari waktu ke waktu perusahaan lebih menyukai pertumbuhan eksternal daripada pertumbuhan internal. Alasannya karena pertumbuhan eksternal dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan dimana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru.merger adalah salah satu strategi pertumbuhan eksternal. Menurut Moin (2010), merger merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya akan ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya akan menghentikan aktivitasnya atau bubar. Merger dianggap sebagai jalur cepat dalam mengakses pasar baru atau menjual produk baru tanpa memulai dari nol. Merger juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Selain itu keuntungan lebih banyak diberikan melalui merger dan akuisisi kepada perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill manajerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi (Hitt dalam Sijabat, 2008). Ada beberapa motif yang mendorong perusahaan untuk melakukan merger. Motif pertama adalah pertumbuhan. Suatu perusahaan mungkin tidak mampu tumbuh dengan cepat melalui ekspansi internal. Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat perlu melakukan ekspansi eksternal melalui merger maupun akuisisi. Melalui penggabungan perusahaan, ukuran perusahaan dengan sendirinya akan menjadi lebih besar karena seluruh aset dan kewajiban perusahaan akan digabung.

3 Motif kedua adalah terciptanya sinergi. Sinergi dapat terjadi dalam dua hal, yaitu sinergi operasional dan sinergi keuangan. Sinergi operasional terjadi apabila perusahaan yang di akuisisi mempunyai proses produksi yang hampir sama. Dengan demikian hal utama yang menjadi sumber dari terjadinya sinergi operasional ini adalah penurunan biaya yang terjadi sebagai akibat dari kombinasi dua perusahaan tersebut. Sinergi operasi dapat dilihat dari adanya peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya. Sedangkan sinergi finansial dihasilkan ketika perusahaan hasil merger memiliki struktur modal yang kuat dan mampu mengakses sumber-sumber dana dari luar secara lebih mudah dan murah sedemikian rupa sehingga biaya modal perusahaan semakin menurun (Moin, 2010). Motif ketiga dari merger adalah motif ekonomi. Peningkatan pangsa pasar merupakan salah satu tujuan dari dilaksanakannya merger. Merger dan akuisisi sangat potensial dalam mengubah struktur pasar. Perusahaan hasil merger horisontal berpotensi meningkatkan kekuatan pasar melalui penguasaan pangsa pasar yang lebih besar (Moin, 2010). Pada akhirnya manfaat yang ingin diperoleh perusahaan dengan dilaksanakannya merger adalah tercapainya kondisi keuangan yang lebih baik. Keputusan merger dan akuisisi akan berpengaruh besar dalam memperbaiki kondisi perusahaan dan peningkatan kinerja. Dengan bergabungnya dua atau lebih perusahaan dapat menunjang kegiatan usaha, sehingga keuntungan yang dihasilkan juga lebih besar dibandingkan jika dilakukan sendiri-sendiri. Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset dan kewajiban perusahaan digabung bersama. Dasar logis dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitasaktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kinerja pasca merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi (Usadha dan Gerianta, 2008). Untuk menilai bagaimana keberhasilan merger yang dilakukan, kita dapat melihatnya dari kinerja perusahaan yang melakukan merger, terutama kinerja keuangan. Beberapa penelitian mengenai pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja keuangan di Indonesia diantaranya adalah Payamta dan Setiawan (2004) yang meneliti kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dari rasio-rasio keuangan

4 dan return saham di sekitar peristiwa terjadi. Hasil penelitiannya menunjukkan rasiorasio keuangan dua tahun sebelum dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi tidak mengalami perubahan yang signifikan. Sedangkan abnormal return saham sebelum pengumuman merger dan akuisisi positif, namun setelah pengumuman merger dan akuisisi justru negatif. Hal ini terjadi karena merger dan akuisisi yang dilakukan tidak menimbulkan sinergi bagi perusahaan. Atau dengan kata lain motif ekonomi bukanlah motif utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi. Chikita (2011) melakukan penelitian mengenai kinerja perusahaan pengakuisisi sesudah merger. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan pengakuisisi yang melakukan merger berdasarkan jenis industri yang terdaftar di BEI mulai dari tahun Dalam penelitian ini, peneliti menguji rasio Operating Profit Margin, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Net Worth, Return on Capital Employed, dan Debt Equity Ratio. Dengan menggunakan alat analisis uji beda, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja operasi perusahaan pengakuisisi tidak mengalami peningkatan pada periode sesudah merger meskipun salah satu rasio yaitu Debt Equity Ratio menunjukkan hasil yang berbeda. Selain itu, penelitian ini membuktikan bahwa jenis ndustri membuat suatu perbedaan pada kinerja operasi perusahaan pengakuisisi pada periode sesudah merger. Rumusan Masalah Merger PT Kalbe Farma Tbk belum pasti dikatakan berhasil. Keberhasilan merger tersebut dapat dikatakan jika tujuan dilaksanakan merger dapat tercapai dan memberikan manfaat bagi perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis akan merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah sesudah merger PT Kalbe Farma Tbk tercapai pertumbuhan perusahaan? 2. Apakah sesudah merger PT Kalbe Farma Tbk tercipta sinergi? 3. Apakah sesudah merger PT Kalbe Farma Tbk tercapai motif ekonomi melalui peningkatan pangsa pasar? 4. Apakah sesudah merger terdapat peningkatan kinerja keuangan pada PT Kalbe Farma Tbk?

5 2. TINJAUAN PUSTAKA Teori Merger Teori yang dapat menjelaskan motivasi yang melatarbelakangi terjadinya suatu penggabungan usaha menurut Dharmasetya dan Sulaimin (2009) dalam Wangi (2010) antara lain : a. Teori Efisiensi Menurut teori ini, merger dapat meningkatkan efisiensi. Efisiensi tersebut karena merger akan menghasilkan sinergi yang secara sederhana diartikan sebagai 2+2=5, yaitu konsep dalam ilmu ekonomi yang mengatakan gabungan faktorfaktor yang komplementer akan menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda. b. Teori Diversifikasi Dengan memiliki bidang usaha yang beraneka ragam, maka suatu perusahaan dapat menjaga stabilitas pendapatannya. Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan melalui merger dan akuisisi. Diversifikasi dimaksudkan untuk mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. c. Teori Kekuatan Pasar Keinginan untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) juga dapat menjadi salah satu motivasi terjadinya suatu merger. Penggabungan dua atau lebih perusahaan yang sebelumnya saling bersaing menjual produk yang serupa, secara teoritis akan meningkatkan penguasaan pangsa pasar secara berlipat ganda. d. Teori Keuntungan Pajak Keuntungan di bidang perpajakan melalui pengurangan kewajiban pembayaran pajak dapat menjadi motivasi yang melatarbelakangi suatu merger. Dengan adanya penggabungan usaha dimana perusahaan yang satu adalah perusahaan yang tidak mempunyai laba dengan perusahaan mempunyai laba besar, maka dapat mengecilkan pajak yang akan dibayarkan. e. Teori Under Valuation Penilaian harta yang lebih rendah dari harga sebenarnya pada suatu perusahaan akan mendorong minat perusahaan lainnya untuk menggabungkan perusahaan yang pertama ke dalam perusahaannya melalui merger.

6 f. Teori Prestise Kadang-kadang terjadinya merger maupun akuisisi dilakukan bukan karena motivasi ekonomi, melainkan karena motivasi ingin meningkatkan prestise. Dengan melakukan penggabungan usaha yang menyebabkan perusahaan menjadi semakin besar, maka akan meningkatkan prestise direksi perusahaan tersebut. Merger Merger berasal dari kata mergere yang berarti (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi dan (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger didefinisikan penggabungan dua atau lebih perusahaan yang pada akhirnya bergabung ke dalam salah satu perusahaan yang telah ada sebelumnya, sehingga menghilangkan salah satu nama perusahaan yang melakukan merger. Dengan kata lain, merger adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan yang kemudian hanya ada satu perusahaan yang tetap hidup sebagai badan hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitas atau bubar (Moin, 2010). Pihak yang masih hidup atau yang menerima merger dinamakan surviving firm atau pihak yang mengeluarkan saham (issuing firm). Sementara itu perusahaan yang berhenti atau bubar setelah terjadinya merger dinamakan merged firm. Surviving firm dengan sendirinya memiliki ukuran (size) yang semakin besar karena seluruh aset dan kewajiban dari merged firm dialihkan ke surviving firm. Perusahaan yang dimerger akan menanggalkan status hukumnya sebagai entitas yang terpisah dan setelah merger statusnya berubah menjadi bagian (unit bisnis) di bawah surviving firm (Moin, 2010). Jenis-jenis Merger Menurut Gaughan (2002) dalam Junaidi (2004), terdapat tiga tipe merger yaitu merger horizontal, merger vertikal, merger konglomerasi. 1. Merger Horisontal, terjadi ketika dua kompetitor disatukan. Merger ini merupakan penggabungan dua atau lebih perusahaan yang memiliki kegiatan usaha sejenis dengan tujuan untuk meningkatkan skala ekonomi. 2. Merger Vertikal adalah kombinasi perusahaan-perusahaan yang memiliki suatu hubungan sebagai penjual dan pembeli. Maksudnya penggabungan dua atau lebih

7 perusahaan yang memiliki tahapan-tahapan produksi yang berbeda dengan keterkaitan masukan dengan keluaran dalam proses produksi suatu industri. 3. Merger Konglomerat, terjadi ketika perusahaan-perusahaan yang bukan kompetitor dan tidak memiliki suatu hubungan penjual dan pembeli. Merger konglomerat adalah merger dua atau lebih perusahaan yang masing-masing bergerak dalam industri yang tidak terkait. Tujuan Merger dan Akuisisi Ada beberapa tujuan yang mendorong perusahaan untuk melakukan merger atau akuisisi yaitu sebagai berikut (Yuliana, 2009): 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan dianggap salah satu alasan utama perusahaan untuk melaksanakan merger dan akuisisi. Dalam rangka tumbuh dan berkembang, perusahaan bisa melakukan ekspansi melakukan ekspansi bisnis dengan memilih diantara dua alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan (internal growth) dan pertumbuhan dari luar perusahaan (external growth). Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha cenderung memilih jalur pertumbuhan eksternal melalui merger maupun akuisisi. Menurut Rokhayati (2005) dalam Atmawati (2010) pertumbuhan perusahaan dapat direalisasi dalam beberapa bentuk, antara lain: pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan ekuitas, dan pertumbuhan aset. 2. Sinergi Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah merger atau akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Sinergi tidak dapat diperoleh seandainya perusahaanperusahaan tersebut bekerja secara terpisah. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari dua kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan aktivitasaktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri (Moin, 2010). Sinergi dapat berasal dari dua sumber, yaitu sinergi operasional dan sinergi finansial.

8 3. Motif Ekonomi Menurut Gaughan (2001) dalam Wiriastari (2010), ada dua motif ekonomi yang mendorong perusahaan melakukan transaksi akuisisi, yaitu peningkatan pangsa pasar (market share) dan kekuatan pasar (market power) sebagai akibat integrasi horizontal, serta berbagai keuntungan lain sebagai akibat dari integrasi vertikal. Jika perusahaan melakukan akuisisi dengan integrasi horizontal, berarti perusahaan mengakuisisi perusahaan lain yang berada pada industri yang sama atau sejenis. Dengan demikian industri yang dilayani akan lebih terkonsentrasi sehingga pangsa pasar dan kekuatan pasar dapat lebih ditingkatkan. Kinerja Perusahaan Kinerja adalah suatu tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Kinerja perusahaan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang juga menjadi perhatian utama dari perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Adapun jenis rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Rasio Likuiditas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang jangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR). 2. Rasio Profitabilitas Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol penerimaannya. Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). 3. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jika pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau

9 dibubarkan. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). 4. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan mengelola sumber dayanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover (TATO). Kerangka Pemikiran Merger merupakan salah satu strategi untuk mengembangkan dan menumbuhkan perusahaan. Secara umum tujuan dilakukan merger adalah untuk pertumbuhan perusahaan, tercipta sinergi, dan peningkatan pangsa pasar. Melalui merger perusahaan dapat tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan melakukan ekspansi secara internal serta dapat tercipta sinergi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek yang lebih besar dibandingkan dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri. Pelaksanaan merger pada akhirnya akan berpengaruh pada kinerja perusahaan. Dengan adanya manfaat dari dilaksanakannya merger, diharapkan kondisi keuangan perusahaan menjadi lebih baik. Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logis dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga akan semakin meningkat (Usadha dan Gerianta, 2008). 3. METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel a. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan

10 (Rokhayati, 2005 dalam Atmawati, 2010) sebagai berikut: pertumbuhan aset, pertumbuhan kewajiban, pertumbuhan ekuitas, pertumbuhan laba, dan diversifikasi. b. Sinergi Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Sinergi dapat berasal dari sinergi operasi dan sinergi keuangan. Dalam penelitian ini sinergi diukur dengan menggunakan: Jumlah Penjualan dan Harga Pokok Penjualan. c. Pangsa Pasar Motif ekonomi merupakan motivasi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan ekonomis dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Motif ekonomi dalam penelitian ini menggunakan proksi pangsa pasar (market share). Pangsa pasar adalah besarnya pasar yang dikuasai oleh perusahaan dan biasanya dinyatakan dengan persentase. d. Kinerja Perusahaan Kinerja keuangan perusahaan merupakan kinerja perusahaan yang menjadi perhatian utama dari perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan diukur menggunakan rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, dan aktivitas. Rasio-rasio keuangan tersebut antara lain: RASIO DEFINISI RUMUS LIKUIDITAS Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancarnya. Quick Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancarnya yang benar-benar likuid. PROFITABILITAS Return On Asset Return On Equity SOLVABILITAS mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan seluruh aktiva yang dimilikinya. mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal yang dimilikinya.

11 Debt to Equity Ratio AKTIVITAS Total Asset Turnover mengukur kemampuan perusahaan membayar hutang-hutangnya dengan ekuitas yang dimilikinya. mengukur seberapa efektif aktiva perusahaan mampu menghasilkan pendapatan operasional. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah keseluruhan dari objek penelitian yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya adalah PT Kalbe Farma Tbk. yang merupakan perusahaan hasil merger dengan PT Dankos Laboratories Tbk dan PT Enseval. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain berupa laporan publikasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa annual report PT Kalbe Farma Tbk periode Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari dan Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data yang sudah ada. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan auditan PT Kalbe Farma Tbk periode Teknik Analisis Data Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis trend. Analisis trend merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan dan termasuk metode horizontal. Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode. Data laporan keuangan beberapa periode dinyatakan dalam satuan % atas tahun dasar (Prastowo dan Rifka, 2005). Untuk melakukan analisis trend menurut Harahap (2000) dalam Wijaya (2006), dapat digunakan dua metode yaitu: a. Metode statistik dengan cara menghitung garis trend dari laporan keuangan beberapa periode.

12 b. Menggunakan presentase trend atau angka indeks. Langkah melakukan analisis persentase trend adalah sebagai berikut: a. Menentukan tahun dasar. Tahun dasar ditentukan dengan melihat arti suatu tahun bias tahun pendirian, tahun perubahan, atau tahun reorganisasi. Pos-pos laporan keuangan tahun dasar ditulis dengan indeks 100. b. Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut. c. Memprediksi kecenderungan yang mungkin terjadi berdasarkan arah dari kecenderungan historis pos laporan keuangan yang dianalisis. d. Mengambil keputusan mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan itu. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Perusahaan Merger merupakan salah satu alternatif strategi pertumbuhan melalui jalur eksternal untuk mencapai tujuan perusahaan. Pertumbuhan dianggap salah satu alasan utama perusahaan untuk melaksanakan merger karena dengan merger perusahaan dapat tumbuh lebih cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha. Menurut Rokhayati (2005) dalam Atmawati (2010), pertumbuhan perusahaan dapat direalisasi dalam beberapa bentuk, yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba, pertumbuhan ekuitas, dan pertumbuhan aset. Secara teori, setelah merger dan akuisisi ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena aset dan kewajiban perusahaan digabung bersama. Dasar logis dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga akan semakin meningkat. Oleh karena itu, kinerja pasca merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi (Usadha dan Gerianta, 2008). Pertumbuhan PT Kalbe Farma Tbk sesudah merger dapat dilihat pada tabel berikut ini:

13 Tabel 4.1 Perhitungan Trend Pertumbuhan PT Kalbe Farma Tbk Rp Rp Rp Rp Rp Rp (miliar) % (miliar) % (miliar) % (miliar) % (miliar) % (miliar) % Aset 4, , , , , , Kewajiban 1, , , , , , Ekuitas 2, , , , , , Laba , Sumber: Data diolah, 2011 a) Pertumbuhan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dari hasil perhitungan trend di atas, dapat diketahui bahwa pada periode sesudah merger terjadi perubahan jumlah aset, kewajiban, ekuitas, dan laba PT Kalbe Farma Tbk yang signifikan. Pada rekening aset, trend menunjukkan suatu peningkatan mulai tahun 2007 sampai tahun Sedangkan pada tahun 2006, jumlah aset Kalbe sempat menurun sebesar 2%. Pada trend kewajiban, menunjukkan bahwa jumlah kewajiban mengalami penurunan setiap tahun. Kewajiban Kalbe pada tahun 2005 sebesar Rp 1,02 triliun dan menurun drastis pada tahun 2010 menjadi Rp 25 miliar. Sementara itu, trend ekuitas menunjukkan peningkatan. Dalam kurun waktu 5 tahun, jumlah ekuitas Kalbe meningkat sebesar 125%. Begitu juga dengan trend laba yang selalu meningkat setiap tahun. Laba Kalbe meningkat dari Rp 653 miliar pada tahun 2005, menjadi Rp 1,29 triliun pada tahun a) Diversifikasi Pada aktivitas merger yang dilakukan oleh PT Kalbe Farma Tbk terdapat suatu diversifikasi usaha. Hal ini terjadi karena PT Enseval yang melebur ke dalam Kalbe merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan besar (distribusi utama). PT Enseval menjalankan usahanya di bidang distributor utama untuk barang-barang dagangan antara lain obat-obatan, alat-alat kesehatan, serta makanan

14 dan minuman. Dengan bergabungnya PT Enseval menyebabkan Kalbe mempunyai divisi baru yaitu divisi distribusi. Sesudah merger, kegiatan usaha divisi distribusi ini dijalankan oleh PT Enseval Putera Megatrading Tbk yang merupakan anak perusahaan PT Enseval. Divisi distribusi ini mempunyai fasilitas distribusi dan logistik dengan jangkauan ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini membuat Kalbe menjadi perusahaan dengan jaringan distribusi paling luas diantara perusahaan farmasi di Indonesia dengan 2 pusat distribusi regional dan 65 cabang. Divisi ini tidak hanya memasarkan produk milik Kalbe saja, namun juga mendistribusikan produk produk milik pihak ketiga, seperti misalnya dari Interbat, Loreal, Darlie, Nyonya Meneer, 3M, Roche, Kyowa dan lainnya. Sinergi Salah satu tujuan utama dilaksanakan merger adalah untuk memperoleh sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger dan akuisisi. Sinergi dapat berasal dari sinergi operasi dan sinergi keuangan. Sinergi operasi dibagi dalam dua bentuk yaitu peningkatan pendapatan dan pengurangan biaya. Sedangkan sumber sinergi keuangan antara lain melalui peningkatan kapasitas utang (debt capacity). Dalam penelitian ini sinergi diproksi menggunakan total penjualan dan harga pokok penjualan. Berikut ini merupakan hasil perhitungan trend sinergi PT Kalbe Farma Tbk: Tabel 4.2 Perhitungan Trend Sinergi PT Kalbe Farma Tbk Rp (miliar) % Rp (miliar) % Rp (miliar) % Rp (miliar) % Rp (miliar) % Rp (miliar) % Penjualan 5, , , , , , HPP 2, , , , , ,

15 Tabel 4.3 Perhitungan Rasio Harga Pokok Penjualan terhadap Penjualan PT Kalbe Farma Tbk rasio HPP atas penjualan (%) 48, ,3 51,7 50,3 49,5 TREND (%) , Sumber : Data diolah, 2011 Penjualan PT Kalbe Farma Tbk berasal dari penjualan empat divisi, yaitu divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi nutrisi, dan divisi distribusi dan kemasan. Kontribusi terbesar total penjualan Kalbe adalah berasal dari divisi distribusi dan kemasan. Dari hasil perhitungan trend di atas, dapat diketahui bahwa pada periode sesudah merger terjadi kenaikan jumlah penjualan dan harga pokok penjualan PT Kalbe Farma Tbk. Pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa penjualan PT Kalbe Farma Tbk semakin baik. Tahun 2005 penjualan Kalbe sebesar Rp miliar dan tahun 2006 Kalbe berhasil meningkatkan penjualannya sebesar 3,4% menjadi Rp miliar. Pada tahun-tahun berikutnya, penjualan Kalbe terus meningkat. Tahun 2010 penjualan Kalbe meningkat sebesar 74,2% dari penjualan tahun 2005 atau mencapai Rp miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh semakin banyaknya produk yang dapat dijual oleh Kalbe. Sesudah merger, pasar yang dijangkau Kalbe menjadi semakin luas karena sebelumnya Kalbe dan Dankos mempunyai pasar sendiri-sendiri. Hal ini juga didorong oleh semakin banyaknya jumlah tenaga pemasaran yang dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk. Saat ini jumlah tenaga pemasaran Kalbe lebih dari 4000 orang. Pasca merger, tim pemasaran dan penjualan Kalbe dan Dankos digabung. Tim yang sebelumnya saling bersaing memasarkan produk yang serupa, saat ini telah disatukan. Dengan demikian, pasar yang dicakup oleh tim pemasaran menjadi lebih luas sehingga dapat meningkatkan pangsa pasar dan jumlah penjualan perusahaan. Peningkatan jumlah penjualan akan mempunyai arti jika dibandingkan dengan harga pokok penjualan. Harga pokok penjualan merupakan seluruh biaya yang

16 dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Harga pokok penjualan digunakan untuk menentukan harga jual. Semakin besar persentase harga pokok penjualan terhadap penjualan, maka dianggap perusahaan tidak efisien. Dari hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa trend harga pokok penjualan menunjukkan peningkatan. Tahun 2005, harga pokok penjualan Kalbe sebesar Rp miliar dan meningkat menjadi Rp miliar pada tahun Peningkatan tersebut mengikuti peningkatan jumlah penjualan Kalbe karena volume produksinya juga meningkat. Pada tahun berikutnya, harga pokok penjualan tetap mengalami peningkatan. Harga pokok penjualan meningkat sebesar 17% pada tahun 2007, 21% pada tahun 2008, 17% pada tahun 2009, dan 20% pada tahun Pada tahun 2010, harga pokok penjualan Kalbe menjadi Rp miliar. Dari hasil perhitungan, rasio HPP terhadap penjualan mengalami fluktuasi. Tahun 2005, rasio HPP terhadap penjualan Kalbe sebesar 48,7%. Pada tahun 2006, rasio tersebut meningkat menjadi 49%. Ini berarti bahwa tingkat efisiensi perusahaan lebih efisien mengalami sedikit penurunan, dimana tingkat HPP lebih tinggi dari penjualannya. Tahun 2007 dan tahun 2008, HPP Kalbe mengalami peningkatan yang lebih besar dari penjualannya. Hal ini menyebabkan rasio HPP terhadap penjualan kembali meningkat dan menandakan adanya ketidakefisienan dalam proses produksi. Peningkatan HPP yang melebihi penjualan ini disebabkan meningkatnya beban produksi yang mungkin disebabkan karena meningkatnya harga bahan baku, serta upah buruh dan beban pebrikasi yang meningkat.. Akan tetapi pada tahun 2009 dan 2010, perusahaan mampu menurunkan rasio HPP terhadap penjualannya. Tahun 2009 rasio HPP terhadap penjualan sebesar 50,3% dan 49,5% pada tahun Pertumbuhan harga pokok penjualan lebih kecil dari pertumbuhan penjualannya. Ini berarti pada tahun 2009 dan 2010 perusahaan lebih efisien dalam menghasilkan produk. Meskipun demikian, tingkat efisiensi Kalbe pada tahun tersebut, lebih rendah dari tingkat efisiensi pada tahun Pangsa Pasar Keinginan untuk meningkatkan pangsa pasar (market share) juga dapat menjadi salah satu motivasi terjadinya suatu merger. Penggabungan dua atau lebih perusahaan

17 yang sebelumnya saling bersaing menjual produk yang serupa, akan meningkatkan penguasaan pangsa pasar secara berlipat ganda. Jika perusahaan melakukan merger, maka jumlah produk keseluruhan akan meningkat. Berikut ini adalah perhitungan trend pangsa pasar PT Kalbe Farma Tbk. Tabel 4.4 Perhitungan Trend Pangsa Pasar PT Kalbe Farma Tbk PANGSA PASAR (%) TREND (%) Sumber: Data diolah, 2011 Dari hasil perhitungan, trend pangsa pasar PT Kalbe Farma Tbk mengalami peningkatan pada periode sesudah merger. Tahun 2005, penjualan Kalbe sebesar Rp 5,9 triliun dan menyebabkan Kalbe mempunyai pangsa pasar sebesar 25%. Tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 pangsa pasar Kalbe selalu mengalami peningkatan. Sedangkan pada tahun 2010, meskipun penjualan Kalbe meningkat, namun pangsa pasar Kalbe justru mengalami penurunan menjadi 27%. Hal ini terjadi karena penjualan Kalbe meningkat sebesar 13% atau Rp 1,1 triliun, sedangkan total penjualan perusahaan farmasi meningkat sebesar 27% atau Rp 8 triliun. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan pangsa pasar Kalbe pada periode sesudah merger ini adalah semakin luasnya pasar yang dapat dijangkau oleh Kalbe. Saat ini jumlah tim pemasaran dan penjualan Kalbe berjumlah lebih dari 4000 orang. Tim pemasaran Kalbe dan Dankos yang sebelumnya saling bersaing, sekarang menjadi satu tim yang saling bekerja sama. Hal ini menyebabkan luas geografis yang dapat dicakup oleh Kalbe semakin besar sehingga jumlah penjualannya ikut meningkat. Adanya peningkatan penjualan berarti pangsa pasar perusahaan bertambah mengakibatkan perusahaan dapat meningkatkan penjualan secara berkesinambungan dan dapat mendominasi pasar. Selain itu, peningkatan pangsa pasar Kalbe juga disebabkan oleh promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya beban operasional yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah biaya promosi guna meningkatkan pangsa pasar. Pada tahun 2010 besarnya biaya promosi yang dikeluarkan Kalbe meningkat sebesar Rp 260 miliar atau 48% dari tahun 2009.

18 Kinerja Keuangan Keputusan merger mempunyai pengaruh yang besar dalam memperbaiki kondisi perusahaan dan peningkatan kondisi perusahaan, terutama dalam penampilan finansial perusahaan serta peningkatan kondisi dan posisi keuangan mengalami perubahan. Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Berikut adalah perhitungan trend kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk: Tabel 4.5 Trend Kinerja Keuangan PT Kalbe Farma Tbk % % % % % % CR QR ROA ROE DER TATO Sumber : Data diolah, 2011 Dari perhitungan trend untuk kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk selama tujuh tahun terakhir, dapat dilihat bahwa terjadi ketidakstabilan pada Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan Total Asset Turnover (TATO) dari tahun 2005 sampai tahun Pada tahun 2010 trend CR, QR, ROA, dan TATO menunjukkan persentase yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2005, meskipun peningkatannya naik turun dari tahun ke tahun. Sedangkan trend ROE dan DER pada tahun 2010 menunjukkan persentase yang lebih rendah dibandingkan persentase pada tahun 2005.

19 Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Semakin tinggi rasio likuiditas menunjukkan jaminan yang lebih baik atas kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dalam penelitian ini adalah Current Ratio dan Quick Ratio. a) Current Ratio Berdasarkan perhitungan rasio keuangan PT Kalbe Farma Tbk periode sebelum dan sesudah merger, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan kinerja pada periode sebelum dan sesudah merger khususnya kinerja rasio likuiditas. Rasio Current Ratio cenderung mengalami peningkatan pada periode sesudah merger. Trend Current Ratio PT Kalbe Farma Tbk sesudah dilaksanakan merger menunjukkan nilai yang lebih baik dibandingkan sebelum merger. Sesudah merger, jumlah aktiva lancar PT Kalbe Farma Tbk mengalami peningkatan, sehingga berpengaruh terhadap Current Ratio. Pada tahun 2005 Current Ratio Kalbe sebesar 4,05 dan meningkat menjadi 4,39 pada tahun 2010, meskipun sempat mengalami penurunan pada tahun 2007 sampai tahun Hal ini menandakan bahwa Current Ratio pada periode sesudah merger menjadi semakin baik. Ini berarti kemampuan PT Kalbe Farma Tbk untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aset yang likuid pada periode sesudah merger menjadi lebih baik. b) Quick Ratio Quick Ratio merupakan rasio yang mengukur seberapa besar aktiva yang benar-benar likuid untuk menjamin pelunasan kewajiban lancar perusahaan. Dalam rasio ini, persediaan dikeluarkan dari komponen aktiva lancar dalam perhitungan ini karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid. Persediaan memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk mengubahnya menjadi kas. Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa Quick Ratio PT Kalbe Farma Tbk mengalami fluktuasi dimana Quick Ratio mengalami peningkatan pada tahun 2006, menurun pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, dan kembali meningkat pada tahun Tahun 2005, Quick Ratio PT Kalbe Farma Tbk sebesar 2,83 dan meningkat pada tahun 2006 menjadi 3,04. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 100

20 kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar yang lebih likuid (tanpa memperhitungkan persediaan) sebesar Rp 304. Peningkatan ini dipengaruhi oleh menurunnya jumlah persediaan sebesar 0,6%, diikuti oleh turunnya jumlah kewajiban lancar yang harus dibayar perusahaan akibat pelunasan pinjaman bank jangka pendek, serta meningkatnya jumlah aset lancar yang dimiliki perusahaan. Kewajiban lancar mengalami penurunan sebesar Rp 427 miliar atau 27%, sedangkan aset lancar meningkat sebesar Rp 335 miliar atau 7%. Dengan demikian, dilihat dari hasil perhitungan rasio likuiditas PT Kalbe Farma Tbk dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, khususnya Quick Ratio, dapat dikatakan bahwa pada periode sesudah merger Quick Ratio PT Kalbe Farma Tbk semakin baik. Hal ini berarti kemampuan PT Kalbe Farma Tbk untuk membayar kewajiban lancarnya dengan aset yang likuid (kecuali persediaan) pada periode sesudah merger menjadi lebih baik. Rasio Profitabilitas Rasio profitablitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik. Dalam penelitian ini, rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Asset dan Return On Equity. a) Return On Assets (ROA) Untuk memperoleh aset maka perusahaan memerlukan dana yang dapat diperoleh baik dengan melakukan hutang atau dari modal sendiri. Aset yang diperoleh nantinya akan dijadikan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan hasil usaha. Return On Assets menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan total aset yang dimiliki dan digunakan dalam kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi Return On Assets sebesar menggambarkan adanya efektifitas perusahaan yang semakin tinggi dalam pemanfaatan aset yang dimiliki untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba bersih yang tinggi. Dari hasil perhitungan, dapat diketahui bahwa Return On Assets PT Kalbe Farma Tbk mengalami fluktuasi mulai tahun 2005 sampai dengan tahun Pada tahun 2005, nilai Return On Assets sebesar 0,14 dan meningkat menjadi 0,15 pada

21 tahun Return On Assets tahun 2007 dan tahun 2008 mengalami penurunan. Penurunan tersebut berasal dari peningkatan total aset perusahaan yang melebihi persentase peningkatan jumlah laba bersihnya. Pada tahun 2009, Return On Assets sebesar kembali meningkat menjadi 0,14 dan 0,18 pada tahun Hal ini berarti pada tahun 2010, perusahaan dapat memperoleh laba bersih sebesar Rp 18 untuk setiap Rp 100 aktiva. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari total aset yang dimiliki perusahaan. Laba bersih yang diterima Kalbe tahun 2010 meningkat sebesar 38% atau Rp 357 miliar, dan total asetnya meningkat 9% yaitu sebesar Rp 551 miliar. Dengan demikian, dilihat dari hasil perhitungan Return On Assets sebesar PT Kalbe Farma Tbk dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, dapat dikatakan bahwa Return On Assets sebesar perusahaan sesudah merger semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode sesudah merger kemampuan PT Kalbe Farma Tbk dalam memberikan keuntungan kepada pemegang saham melalui aktiva yang dimiliki semakin baik karena keuntungan yang diperoleh semakin besar. b) Return On Equity (ROE) Salah satu alasan mengapa perusahaan mengoperasikan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegang saham. Rasio Return On Equity mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar keuntungan yang dihasilkan oleh modal sendiri. Semakin tinggi Return On Equity menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik sehingga dapat meningkatkan daya tarik saham di pasar modal. Pada tahun 2005, Return on Equity PT Kalbe Farma Tbk sebesar 0,27. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih setelah pajak Rp 27 bagi setiap Rp 100 ekuitas pemegang saham. Sementara itu meskipun jumlah laba bersih selalu meningkat, namun mulai tahun 2006 nilai Return on Equity PT Kalbe Farma Tbk semakin menurun. Penurunan tersebut disebabkan karena persentase peningkatan jumlah ekuitas melebihi persentase peningkatan laba bersihnya. Tahun 2010, Return on Equity kembali mengalami peningkatan menjadi 0,24. Peningkatan tersebut karena laba bersih mengalami peningkatan dengan persentase yang lebih besar dari peningkatan jumlah ekuitasnya. Laba bersih tahun

22 2010 meningkat 38% sebesar Rp 357 miliar dan ekuitas meningkat 24,7% sebesar 1,064 triliun. Meskipun Return on Equity tahun 2010 mengalami peningkatan, namun nilai tersebut masih lebih kecil dari Return on Equity tahun 2005 sebesar 0,27. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada pemegang saham menjadi menurun. Dengan demikian, dilihat dari hasil perhitungan Return on Equity PT Kalbe Farma Tbk dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, dapat dikatakan bahwa Return on Equity perusahaan sesudah merger semakin buruk. Hal ini menunjukkan bahwa pada periode sesudah merger kemampuan PT Kalbe Farma Tbk dalam memberikan keuntungan kepada pemegang saham melalui ekuitasnya semakin menurun karena keuntungan yang diperoleh semakin kecil. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya jika pada suatu saat perusahaan dilikuidasi atau dibubarkan. Rasio ini mengukur seberapa besar perusahaan menggunakan dana dari pihak luar atau kreditor. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio DER menunjukkan bahwa semakin tinggi rasio ini maka semakin besar risiko yang dihadapi, dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva. Berdasarkan hasil perhitungan rasio Debt to Equity Ratio PT Kalbe Farma Tbk, dapat diketahui bahwa rasio tersebut menujukkan kondisi yang lebih baik. Debt to Equity Ratio Kalbe pada periode sesudah merger yaitu tahun 2005 sampai tahun 2010 mengalami penurunan. Pada tahun 2005, nilai Debt to Equity Ratio PT Kalbe Farma Tbk sebesar 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp 76 total hutang dijamin dengan Rp 100 ekuitas pemegang saham. Pada tahun 2010 nilai Debt to Equity Ratio PT Kalbe Farma Tbk mencapai nilai terendah yaitu sebesar 0,5%. Penurunan ini disebabkan oleh adanya peningkatan ekuitas pemegang saham dan disertai dengan penurunan jumlah hutang perusahaan. Peningkatan ekuitas pemegang saham PT Kalbe Farma Tbk berasal dari meningkatnya jumlah penjualan sehingga jumlah laba yang diperoleh semakin besar. Sedangkan penurunan jumlah

23 hutang dikarenakan PT Kalbe Farma Tbk telah melakukan pelunasan sebagian hutang perusahaan. Dengan demikian, dilihat dari hasil perhitungan rasio solvabilitas PT Kalbe Farma Tbk dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010, dapat dikatakan bahwa rasio Debt to Equity Ratio perusahaan sesudah merger semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan PT Kalbe Farma Tbk dalam menjamin hutang-hutangnya meggunakan ekuitas yang dimiliki pada periode sesudah merger menjadi lebih baik. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif manajemen perusahaan mengelola sumber dayanya. Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover (TATO). Rasio ini mengukur seberapa efektif aktiva perusahaan mampu menghasilkan pendapatan operasional yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan utama perusahaan. Semakin tinggi asset turnover ini berarti semakin efektif aktiva tersebut dalam menghasilkan pendapatan. Berdasarkan perhitungan rasio keuangan PT Kalbe Farma Tbk periode sebelum dan sesudah merger, dapat diketahui bahwa Total Assets Turnover (TATO) sesudah merger semakin baik. Nilai Total Assets Turnover dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 Total Assets Turnover PT Kalbe Farma Tbk sebesar 1,24. Hal ini berarti setiap Rp 1,00 aktiva dapat menghasilkan Rp 1,24 penjualan bersih. Dari tahun 2006 sampai tahun 2010, TATO PT Kalbe Farma Tbk selalu mengalami peningkatan. Peningkatan nilai TATO PT Kalbe Farma Tbk ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin efektif dalam menggunakan aset yang dimilikinya untuk menperoleh pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa perputaran aktiva PT Kalbe Farma Tbk terbesar adalah pada tahun 2010 sebesar 1,45. Analisis Komprehensif Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada periode sesudah merger, yaitu periode tahun 2005 sampai tahun 2010, terdapat kondisi yang berbeda pada kondisi keuangan PT Kalbe Farma Tbk. Setelah dilakukan analisis

24 menggunakan analisis trend, sebagian besar indikator menunjukkan peningkatan. Berikut ini merupakan hasil analisis terhadap indikator tersebut: Indikator Hasil Analisis Alasan Aset Naik Penggabungan aset perusahaan Kewajiban Turun Pelunasan hutang-hutang perusahaan. Ekuitas Naik Penambahan modal disetor dan ditempatkan akibat penggabungan usaha; laba meningkat. Laba Naik Meningkatnya jumlah penjualan Diversifikasi Ada Bergabungnya PT Enseval yang merupakan perusahaan distribusi. Penjualan Naik Semakin luas pasar yang dijangkau perusahaan. HPP Naik Meningkatnya jumlah penjualan. Pangsa Pasar Naik Tim pemasaran digabung, sehingga pasar yang dijangkau semakin luas. Current Ratio Naik Kewajiban lancar turun akibat pelunasan pinjaman jangka pendek. Quick Ratio Naik Kewajiban lancar turun akibat pelunasan pinjaman jangka pendek. Return On Asset Naik Meningkatnya laba bersih. Return On Equity Turun Pemanfaatan modal kurang efektif. Debt to Total Asset Turun Menurunnya hutang perusahaan. Total Asset Turnover Naik Semakin produktif dalam pemanfaatan aset. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis data menggunakan analisis trend dan analisis rasio sesudah merger, maka dapat disimpulkan bahwa PT Kalbe Farma Tbk mengalami perutumbuhan melalui aset, ekuitas, dan laba bersih. PT Kalbe Farma Tbk juga mengalami

25 peningkatan pangsa pasar. Selain itu, pasca merger kinerja PT Kalbe Farma Tbk juga mengalami perbedaan. Beberapa rasio keuangan menunjukkan suatu peningkatan kinerja perusahaan. Akan tetapi, merger yang dilaksanakan belum menciptakan sinergi bagi perusahaan. Berikut merupakan penjelasan masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Pada variabel pertumbuhan perusahaan, menunjukkan peningkatan pada rekening aset, kewajiban, ekuitas, dan laba bersih. Peningkatan rekening tersebut dapat dilihat dari trend yang selalu meningkat. Selain itu, akibat merger tersebut PT Kalbe Farma Tbk telah melakukan diversifikasi usaha dengan menggabungkan perusahaan distribusi. 2. Pada variabel sinergi, menunjukkan bahwa sesudah terjadinya merger, PT Kalbe Farma Tbk tidak memperoleh suatu sinergi karena meskipun tingkat penjualan mningkat, harga pokok penjualan juga meningkat. Akan tetapi, jika dibandingkan antara harga pokok penjualan dengan jumlah penjualannya, menunjukkan bahwa tingkat efisiensi Kalbe semakin menurun. 3. Merger PT Kalbe Farma Tbk menyebabkan meningkatkan pangsa pasar. 4. Sesudah merger terjadi peningkatan kinerja keuangan PT Kalbe Farma Tbk. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan kondisi yang lebih baik dibanding sebelum merger, kecuali Return On Equity. Rasio likuiditas (Current Ratio dan Quick Ratio) menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari sebelum merger. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban lancarnya dengan aset lancar menjadi semakin baik. Rasio profitabilitas, Return On Assets mengalami peningkatan yang berarti kemampuan PT Kalbe Farma Tbk dalam memberikan keuntungan melalui aktiva semakin baik. Sebaliknya, Return On Equity menurun yang berarti kemampuan PT Kalbe Farma Tbk dalam memberikan keuntungan melalui ekuitasnya semakin buruk. Pada rasio solvabilitas dan aktivitas, kedua rasio tersebut menunjukkan perbaikan kinerja. Debt Equity Ratio mengalami penurunan yang menandakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang-hutang dengan ekuitasnya menjadi semakin baik. Sedangkan Total Assets Turnover meningkat menunjukkan bahwa PT Kalbe Farma Tbk semakin efektif dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh pendapatan.

26 Keterbatasan Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi penelitian berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Keterbatasan tersebut adalah penelitian ini hanya menganalisis data keuangan saja sehingga tidak dapat mengetahui manfaat yang diperoleh dari aktivitas merger pada aspek lain yaitu aspek non keuangan. Beberapa aspek non keuangan misalnya sumber daya manusia, teknologi, dan budaya organisasi. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dapat menggambarkan manfaat dari merger pada seluruh aspek yang ada diperusahaan, baik aspek keuangan maupun aspek non keuangan. Saran Berdasarkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka penulis memberikan saran untuk penelitian yang lebih baik di masa mendatang. Bagi penelitian berikutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan aspek keuangan saja, melainkan juga memasukkan aspek-aspek non keuangan seperti sumber daya manusia, teknologi, dan budaya organisasi karena merger tidak hanya berpengaruh pada aspek keuangan saja tetapi juga pada aspek non keuangan. Dengan demikian penelitian berikutnya diharapkan dapat menggambarkan mengenai manfaat dari merger bagi perusahaan secara lebih lengkap.

27 DAFTAR PUSTAKA Anthony, Robert dan Vijay Govindarajan Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta: Salemba Empat. Atmawati, Dyah Putri Pengaruh Cash Flow, Profitability, Dan Company Growth Terhadap Investment Opportunity Set: Pengujian Atas Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Beams, Floyd A; Jusuf, Amir Abadi Akuntansi Keuangan Lanjutan Di Indonesia I Edisi: Revisi, Jilid: 1, Jakarta: Salemba Empat. Chikita, Grace Nehemia Kinerja Perusahaan Pengakuisisi Setelah Merger. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Hadiningsih, Murni Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Husnan, Suad Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan. Edisi ke-3. Yogyakarta: BPFE. Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Junaidi Strategi dan Valuasi Merger Akuisisi. Kompak No. 11 Mei-Agustus Kusuma, Hadri dan Wigna Ayu Udiana Sari Manajemen Laba oleh Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 7 No. 1. Martono dan Agus Harjito Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia. Moin, Abdul Merger, Akuisisi, dan Divestasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: Ekonisia. Nilam, Lizti Nadya Analisis Perbedaan Tingkat Abnormal Return dan Rasio Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Nugroho, Aji Muhammad Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Payamta, dan Doddy Setiawan, Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 No 3.

ANALISIS MERGER DAN KINERJA KEUANGAN PT KALBE FARMA Tbk.

ANALISIS MERGER DAN KINERJA KEUANGAN PT KALBE FARMA Tbk. ANALISIS MERGER DAN KINERJA KEUANGAN PT KALBE FARMA Tbk. SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki pasar bebas, persaingan usaha antar perusahaan semakin kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Akuisisi telah menjadi topik populer dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan komunitas pelaku bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri, maupun jasa mempunyai tujuan untuk memperoleh laba. Pengembangan perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut suatu perusahaan untuk dapat selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat terus bertahan, memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman yang mengambil topik mengenai literasi keuangan antara lain penelitian : 2.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu cepat menuntut perusahaan untuk melakukan inovasi dengan merancang berbagai macam strategi jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai bidang, semakin banyaknya perusahaan yang berdiri maka daya saing yang akan ditimbulkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Tergabung Di Bursa Efek Indonesia)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahanaan Manufaktur di BEI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat di dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk bertahan pada setiap kondisi, serta bisa berkembang dan berdaya saing tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas dan globalisasi, perkembangan dan persaingan dunia bisnis di Indonesia semakin pesat. Hal tersebut menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi telah mendorong entitas bisnis melakukan strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih berkembang. Strategi bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan tersebut dapat terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi persaingan usaha semakin ketat. Kondisi tersebut menuntut suatu perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membawa masyarakat kepada era perdagangan bebas yang berdampak besar terhadap sektor perekonomian. Banyak perusahaan baru yang berdiri dan berkompetisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satunya dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang sangat pesat semakin mendorong pemilik perusahaan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi komputer dan komunikasi yang semakin canggih telah menciptakan persaingan yang ketat antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Merger dan akuisisi adalah salah satu tindakan strategis perusahaan untuk menjaga eksistensi dan mengembangkan usahanya. Dalam merger, entitas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA I Gusti Ary Suryawathy Universitas Mahasaraswati Email: ary_sai@yahoo.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK Nama : DWI PRATIWI NPM : 22213689 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE., MMSI LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi merupakan salah satu strategi eksternal yang dapat digunakan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Akuisisi merupakan salah satu strategi eksternal yang dapat digunakan oleh II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Akuisisi Akuisisi merupakan salah satu strategi eksternal yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha tanpa perlu memulai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode )

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode ) ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan pasar modal, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merger dan Akuisisi Salah satu upaya untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan penggabungan

Lebih terperinci

Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Vol. 4, No. 1, 2013

Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Vol. 4, No. 1, 2013 Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) Vol. 4, No. 1, 2013 PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (PADA PERUSAHAAN PENGAKUISISI YANG TERDAFTAR DI BURSA

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Mendapatkan laba yang maksimal, pertumbuhan usaha dan kelangsungan hidup usaha merupakan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya suatu perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang dilakukan perusahaan pada suatu periode

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT GUDANG GARAM, TBK Febriani Huntojungo Roy Ferdinand Runtuwene Dantje Keles Abstrack Summary. The performance of the company's financial statements stable financial condition

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia setiap tahun semakin menjadi-jadi, dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi perekonomian

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha (2013) Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha pada tahun 2013 telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha (2013) Kadek Hendar Gunawan dan I Made Sukartha pada tahun 2013 telah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitan yang dilakukan oleh para peneleti yang terdahulu sudah banyak dilakukan terkait masalah peningkatan kinerja keungan dan kinerja pasar pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keadaan masa sekarang sangat dirasakan ketatnya persaingan dalam dunia usaha, karenanya perusahaan diharapkan harus memiliki kemampuan yang kuat diberbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terus mencari strategi terbaru agar mampu mempertahankan dan meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terus mencari strategi terbaru agar mampu mempertahankan dan meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kemajuan dunia usaha yang semakin pesat, persaingan antar perusahaan terasa sangat ketat. Hal ini menuntut manajemen perusahaan untuk terus mencari strategi terbaru

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha diantara perusahaan yang semakin ketat menuntut. perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaannya agar

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha diantara perusahaan yang semakin ketat menuntut. perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaannya agar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan usaha diantara perusahaan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaannya agar dapat bertahan dan berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan merupakan keadaan yang tidak dapat dihindarkan oleh setiap perusahaan. Melalui persaingan yang sehat akan tersaring perusahaan yang tetap bertahan, berkembang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memasuki pasar bebas dan adanya globalisasi menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memasuki pasar bebas dan adanya globalisasi menuntut perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki pasar bebas dan adanya globalisasi menuntut perusahaan untuk melakukan pengembangan strategi secara terus-menerus agar dapat bersaing,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha di antara perusahaan yang semakin ketat, menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengukuran kinerja atau analisis kinerja keuangan perusahaan digunakan untuk mengevaluasi perubahan sumber daya yang ada dalam perusahaan sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT Astra Agro Lestari Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan adalah informasi yang berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA Risma Ayunda Ayundarisma001@yahoo.com Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan iklim di dunia bisnis yang pesat dewasa ini, kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam. Kondisi ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara deskriptif maupun verifikatif menggunakan analisis regresi linier berganda mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai sumber daya dasar seperti

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latarbelakang. Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai sumber daya dasar seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai sumber daya dasar seperti bahan dan tenaga kerja yang dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Umum 1. Analisa Laporan Keuangan PT Kalbe Farma Tbk Pada tahun 2011, PT Kalbe Farma mencatat pertumbuhan penjualan bersih sebesar 6,7% menjadi Rp 10,91 triliun.

Lebih terperinci

Penciptaan Nilai Tambah Perusahaan Melalui Akuisisi Pada Perusahaan Pengakuisisi Unilever Periode

Penciptaan Nilai Tambah Perusahaan Melalui Akuisisi Pada Perusahaan Pengakuisisi Unilever Periode Penciptaan ilai Tambah Perusahaan Melalui Akuisisi Pada Perusahaan Pengakuisisi Unilever Periode 2007-2014 Indra Puspitasari ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang penciptaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar.

ABSTRAK. Kata kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Pasar. ABSTRAK Setiap kegiatan usaha yang dijalankan oleh setiap perusahaan, wajib membuat laporan keuangan. Laporan keuangan ini menunjukkan kondisi dari kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa atau kinerja suatu perusahaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

Volume 1 No 1 Juli 2017

Volume 1 No 1 Juli 2017 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Periode 2011-2015) Safriadi Pohan Program

Lebih terperinci

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang 9 BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian terdahulu yang mengambil topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang merger/akuisisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di era pasar bebas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di era pasar bebas dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di era pasar bebas dan semakin meningkatnya perkembangan ekonomi, perusahaan dituntut agar dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan kinerja keuangan Haneda Decorations adalah dengan melakukan analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laba menurut beberapa ahli: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Berikut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal atau pasar ekuitas (equity market) adalah tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Pasar modal merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya globalisasi, kemajuan teknologi dan komunikasi serta adanya perdagangan bebas yang saat ini terjadi mengakibatkan adanya perubahan lingkungan serta

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk. Recly Bima Rhamadana

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk. Recly Bima Rhamadana Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 7, Juli 2016 ISSN : 2461-0593 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk Recly Bima Rhamadana Reclybima1@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan yang sangat pesat dan menjadi lebih baik dalam persaingan bisnis. Setiap perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian selalu mengalami perubahan dan persaingan bisnis semakin tajam dalam dunia usaha, sehingga menuntut para pelaku ekonomi untuk menerapkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci