PENARIKAN DAN SELEKSI UNTUK MENDAPATKAN PEGAWAI PROFESIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENARIKAN DAN SELEKSI UNTUK MENDAPATKAN PEGAWAI PROFESIONAL"

Transkripsi

1 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7 No. 1 Maret 2014 PENARIKAN DAN SELEKSI UNTUK MENDAPATKAN PEGAWAI PROFESIONAL Yusniar, Ana Yasmita yusniar@stiei-kayutangi-bjm.ac.id STIE INDONESIA BANJARMASIN Abstract, This research aims to know the recruitment and selection of honorer employees which performed in Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII. This research is also to know the professionalism of honorer employees in Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII. Observation methods,interviews, and documentation are used here. Research result indicate that the recruitment of honorer employees is done internally. After the recruitment, the selection process has not been done in Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII. Prospective employees are called only based on last education. Interviews are done only to know better the prospective employee. If the prospective employee has agreed it will be created for a letter contract. Thus, between the honorer employees who accepted there are some employees that his professionalism was lacking when viewed from the criteria of professional employees. Keywords: Recruitment, selection, professionalism Abstrak, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rekrutmen dan seleksi karyawan honorer yang dilakukan di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII. Penelitian ini juga untuk mengetahui profesionalisme karyawan honorer di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII. Metode observasi, wawancara, dan dokumentasi yang digunakan di sini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perekrutan karyawan honorer dilakukan secara internal. Setelah perekrutan, proses seleksi belum pernah dilakukan di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII. Calon karyawan dipanggil hanya berdasarkan pendidikan terakhir. Wawancara yang dilakukan hanya untuk mengenal lebih dekat calon karyawan. Jika calon karyawan telah setuju itu akan dibuat untuk surat kontrak. Dengan demikian, antara karyawan honorer yang diterima ada beberapa karyawan yang profesionalisme nya kurang jika dilihat dari kriteria karyawan profesional. Kata kunci: Rekrutmen, seleksi, profesionalisme Kesuksesan sebuah perusahaan atau instansi dapat dicapai dengan memiliki pegawai-pegawai yang profesional. Untuk mendapatkan pegawai yang professional perlu dilakukan penarikan (recruitment) yang tepat, sehingga diharapkan pegawai yang diterima dapat member kontribusi besar terhadap pencapaian tujuan 88

2 Yusniar dan Ana Yasmita. Penarikan dan Seleksi untuk Mendapatkan Pegawai Profesional. perusahaan atau instansi tersebut. Pegawai yang professional biasanya memperlihatkan kerja yang lebih keras dalam melakukan aktivitas. Bukan hanya kuantitas, kualitas kerja yang diperlihatkan pun cenderung lebih baik dari pegawai biasa. Penarikan merupakan hal penting sebagai bentuk upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam mendapatkan pegawai professional. Penarikan (recruitment) diartikan sebagai aktivitas atau praktik yang menentukan karakteristik pelamar kerja yang menjadi objek diterapkannya prosedur seleksi (J.W. Boudreau dan S.L. Rynes dalam Richard L. Daft, 2010). Pada umumnya sumber penarikan ada dua, yaitu dari internal dan dari eksternal. Pegawai menghargai penarikan internal karena memberikan kesempatan untuk perkembangan pribadi dan peningkatan karir tanpa harus pindah keinstansi lain.penarikan internal memiliki dua kelebihan besar, yaitu penarikan ini tidak memakan biaya sebanyak pencarian eksternal dan menghasilkan komitmen, pengembangan dan kepuasan pegawai yang lebih besar karena dapat menawarkan peluang peningkatan karir kepada para pegawai. Namun, seringkali pada penarikan eksternal pendatang baru dari luar organisasi lebih menguntungkan. Para pelamar dibekali beragam sumber luar, agen jasa pencari tenaga kerja, bursa tenaga kerja, dan rekomen dasi pegawai. Setelah proses penarikan calon pegawai selesai, maka selanjutnya proses seleksi terhadap calon pegawai tersebut. Proses seleksi adalah serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak (Notoatmodjo. 2009). Proses seleksi penting karena melalui proses ini akan diperoleh pegawai yang mempunyai kemampuan yang tepat sesuai keperluan organisasi. Langkah-langkah dalam proses seleksi meliputi penerimaan pendahuluan, tes-tes penerimaan, wawancara seleksi, pemeriksaan referensi,tes kesehatan, wawancara final (dengan atasan langsung),dan keputusan penerimaan. Penelitian ini dilakukan pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII (BBPJN VII) di Banjarmasin. Pengadaan pegawai pada instansi ini adalah untuk mengisiformasi yang lowong, sehingga penerimaan pegawai harus berdasarkan kebutuhan. Pegawai yang ada di BBPJN VII terdiri dari pegawai negeri sipil (22 orang) dan pegawai honorer (27 orang). Penarikan calon pegawai negeri sipil dilakukan secara terpusat berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 11 tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 89

3 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7 No. 1 Maret 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun Setiap kegiatanuntukmengisiformasi yang lowongharusdiumumkanseluasluasnyamelalui media massa dan atau bentuk lain yang mungkin digunakan, sehingga pengadaan pegawai negeri sipil diketahui oleh masyarahat umum. Sedangkan pengadaan pegawai honorer, penarikan dilakukans endiri oleh BBPJNVII untuk mengisiformasi yang lowong sesuai kebutuhan. Masalahnya penarikan yang dilakukan disini biasanya tidak diumumkan, hanya pegawai BBPJN VII yang mengetahuinya. Biasanya yang memasukkan lamaran adalah keluarga atau kerabat dekat dari pegawai yang ada. Dalam hal ini calon pelamar tentu saja terbatas jumlahnya dantidak sebanyak jika dilakukan penarikan secara eksternal. Dengan demikian terbatas juga jumlah calon pelamar yang mempunyai keahlian, pengetahuan, kemampuan serta hal-hal lain yang perlu dimiliki untuk dapat menjadi pegawai yang profesional. Tidak ada proses seleksi yang dilakukan. Surat lamaran yang masuk dipilih sebanyak jumlah posisi yang akan ditawarkan dengan melihat ijazah pelamar, kemudian mereka dipanggil untuk wawancara. Wawancara yang dilakukan hanya untuk mengenal tentang pelamar. Apabila pelamar bersedia mengisi posisi yang ditawarkan maka pelamar yang telah diwawancarai tersebut diterima untuk mengisi posisi yang ditawarkan sebagai pegawai honorer dengan kontrak per 12 bulan dan bisa diperpanjang apabila masih dibutuhkan. Bertolak dari keadaan seperti uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih jauh bagaimana penarikan dan seleksi pegawai honorer pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII. Kemudian menelaah sejauh mana profesionalitas pegawai honorer tersebut, yang ternyata jumlahnya lebih banyak dari pegawai negeri sipil di instansi itu. Profesionalitas seorang pegawai dapat dilihat dari beberapa kriteria, antara lain: memiliki keterampilan dan pendidikan sesuai tuntutan pekerjaan, mengembangkan potensi, memiliki rasa percaya diri, mengejar keunggulan, bekerja secara efektif dan efesien, memiliki kreatifitas dan inisiatif, serta berorientasi pada tujuan (Jackson, 2011). METODE Penelitian ini dilakukan pada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII (BBPJN VII), yakni salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pekerjaan Umum. BBPJN VII ini merupakan UPT di lingkungan Direktorat Jendral Bina Marga, beralamat di jalan Brigjen Hasan Basri Banjarmasin. 90

4 Yusniar dan Ana Yasmita. Penarikan dan Seleksi untuk Mendapatkan Pegawai Profesional. Pengumpulan data dan informasi serta penyusunan hasil penelitian dilaksanakan bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Pebruari Prosedur pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : Observasi, yaitu pengamatan dan menghimpun data secara langsung ke Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII di jalan Brigjen Hasan Basri Banjarmasin (objek penelitian). Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan kepala bagian kepegawaian serta para pegawai tentang proses penarikan dan seleksi dibbpjn VII. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dari dokumen atau arsip BBPJN VII yang berhubungan dengan topik penelitian. Analisis data penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Dengan menggunakan metode deskriptif, maka penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan secara terperinci mengenai aspek-aspek yang relevan untuk menjelaskan fenomena atau masalah yang diteliti, yakni masalah penarikandan seleksi pegawai honorerbbpjn VII serta profesionalitasnya. Fakta dan data yang diperoleh ini kemudian dihubungkan dengan proses dan kriteria yang seharusnya dipakai berdasarkan acuan ilmiah (landasan teori dan pendapat ahlinya). Internal Penarikan Eks-ternal Calon pegawa Seleksi Tes-tes Profesionalitas Kerja Pendidikan yangsesuai Gambar 1, Kerangka Pemikiran 91

5 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7 No. 1 Maret 2014 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.21/PRT/M/2010 tanggal 31 Desember 2010 bahwa BBPJN VII yang berlokasi di Banjarmasin, mempunyai wilayah kerja yang meliputi Propinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Jumlah pegawainya 49 orang, terdiri dari pegawai negeri sipil 22 orang dan pegawai honorer 27 orang. Penarikan calon pegawai negeri sipil dilakukan oleh kantor pusat, sedangkan penarikan pegawai honorer dilakukan sendiri oleh BBPJN VII dan inilah yang diteliti penulis. Ketika dibutuhkan beberapa pegawai honorer untuk ditarik, maka dibuat usulan penarikan sejumlah pegawai oleh Kepala BBPJN VII ke Dirjen Anggaran (Menteri Keuangan). Pegawai yang akan ditarik adalah sejumlah yang telah disetujui sesuai DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). Sehingga tidak mesti sejumlah seperti yang telah diusulkan. Pegawai yang dibutuhkan adalah lulusan sarjana teknik atau insinyur dan juga non teknik seperti administrasi kantor. Tidak ada pelatihan untuk pegawai honorer, sehingga pegawai itu belum tentu siap dan mampu menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas yang diberikan sesuai dengan posisi yang tersedia dan tidak dibedakan dengan pegawai negeri sipil. Presensi atau daftar kehadiran juga sama wajib diisi, namun dibedakan satu daftar kehadiran pegawai negeri sipil dan satu lagi daftar kehadiran pegawai honorer. Pegawai honorer yang diterima biasanya dikontrak pertahun (12 bulan) dan bisa diperpanjang lagi kontraknya 1 tahun berikutnya sejumlah pegawai sesuai DIPA. Jika dalam anggaran berikutnya berkurang beberapa orang dari jumlah pegawai honorer yang ditarik tahun kemarin, maka yang akan diperpanjang kontraknya hanya sejumlah yang ada di DIPA sekarang. Pegawai honorer BBPJNVII sebagaimana pegawai negeri sipil, mempunyai kewajiban bekerja sebaik-baiknya serta masuk kerja seperti yang telah ditentukan. Namun untuk pegawai honorer tidak ada masa cuti seperti pegawai negeri sipil, hanya dalam bentuk ijin jika tidak bisa masuk kerja. Jika sering tidak masuk kerja atau berturut-turut dengan alasan yang tidak jelas, pegawai akan mendapat teguran pertama secara lisan dari kepala bagian tata usaha. Apabila teguran tidak di indahkan, maka ia akan dapat teguran kedua secara tertulis. Terakhir adalah pemberhentian sebagai tenaga honorer apabila teguran pertama dan kedua tetap diacuhkan. 92

6 Yusniar dan Ana Yasmita. Penarikan dan Seleksi untuk Mendapatkan Pegawai Profesional. Penarikan dan Seleksi Proses penarikan dan seleksi pegawai pada BBPJN VII belum dilakukan sesuai proses yang tepat sebagai mana mestinya. Instansi ini hanya melakukan penarikan dengan metode internal. Jadi hanya orang dalam saja yang mengetahui lowongan kerjas ehingga jumlah pelamar sangat terbatas dan tidak seluas penarikan secara eksternal. Dalam hal keputusan penerimaan, calon pegawai honorer juga tidak melalui proses seleksi tetapi surat lamaran yang ada dipilih berdasarkan ijazah pelamar. Kemudian calon dipanggil sebanyak jumlah yang diperlukan untuk diterima lalu diwawancarai. Wawancara ini hanya dimaksudkan untuk mengenal lebih dekat dengan pelamar dan bila sudah bersedia maka dinyatakan diterima, kemudian akan dibuatkan surat kontraknya. Demikian proses yang dilakukan untuk mengisi formasi yang dibutuhkan. Profesionalitas Pegawai Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, profesionalitas pegawai honorer pada BBPJN VII masih belum seluruhnyadapat dikatakan profesional.hal ini bila dilihat berdasarkan criteria profesionalitas pegawai, yaitu memiliki keterampilan dan pendidikan sesuai tuntutan pekerjaan, mengembangkan potensi, memiliki rasa percaya diri, mengejar keunggulan, bekerja secara efektif dan efesien, memiliki kreatifitas dan inisiatif, serta berorientasi pada tujuan. Dilihat dari kriteria profesionalitas tersebut maka ditemukan beberapa hal yang membuat pegawai honorer BBPJN VII belum dapat dikatakan sebagai pegawai yang profesional, sebagai berikut: a. Sebagian tidak memiliki keterampilan dan pendidikan sesuai tuntutan pekerjaan Pada BBPJN VII masih ditemukan beberapa pegawai honorer yang menempati posisi kerja yang kurang sesuai dengan latar belakang pendidikan terakhir yang dimilikinya. Daftar pegawai dimaksud termuat dalam tabel 1 tentang Analisis Kesesuaian Pendidikan dan Tugas/Jabatan dengan menggunakan nama pengganti. b. Tidak mengembangkan potensi Tidak adanya pelatihan bagi pegawai honorer dapat membuat potensi mereka kurang berkembang dan bekerja dengan kemampuan seadanya. c. Sebagian tidak bekerja secara efektif dan efisien Pada BBPJN VII masih ada pegawai yang biasa tidak masuk kerja beberapa hari tanpa surat keterangan. Hal itu membuat pekerjaan yang seharusnya dapat dilakukannya dengan baik, tidak bisa dia lakukan dengan efektif dan efisien. Apabila pegawai yang bertugas 93

7 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7 No. 1 Maret 2014 tidak masuk kerja seperti tadi, maka tugas yang harus selesai pada hari itu terpaksa diserahkan kepada pegawai lain untuk melakukannya. Tabel 1. Analisis Kesesuaian Pendidikan dan Tugas/Jabatan No. Nama Pendidikan Terakhir Tugas/Jabatan Analisis Kesesuaian Sesuai Tidak Sesuai 1 Pegawai A S1 Manajemen Staf Tata Usaha 2 Pegawai B S1 Manajemen Staf Kepegawaian 3 Pegawai C S1 Teknik Sipil Staf Perencanaan 4 Pegawai D D IV Teknik Sipil Staf Pengujian 5 Pegawai E S1 Teknik Sipil Staf Pengujian 6 Pegawai F S1 Akuntansi Staf Bendahara 7 Pegawai G S1 Teknik Sipil Staf Pengujian 8 Pegawai H S1 Manajemen Staf Pengujian 9 Pegawai I S1 Manajemen Staf PBMN 10 Pegawai J S1 Manajemen Staf Tata Usaha 11 Pegawai K S2 Teknik Sipil Staf Pelaksanaan 12 Pegawai L D III Akuntansi Staf Pengujian 13 Pegawai M SMA Ilmu Sosial Staf Bendahara 14 Pegawai N SMA Akuntansi Staf Bendahara 15 Pegawai O SMA Ilmu Sosial Staf Umum 16 Pegawai P SMA Ilmu Sosial Staf Umum 17 Pegawai Q SMA IPS Staf Umum 18 Pegawai R SMA IPS Staf Umum 19 Pegawai S SMA Ilmu Sosial Staf Keuangan 20 Pegawai T SMA Bangunan Staf Umum 21 Pegawai U SMA Ilmu Sosial Staf Umum 22 Pegawai V SMA Ilmu Sosial Staf Umum 23 Pegawai W SMA IPA Staf Umum 24 Pegawai X SMA Pemasaran Staf Umum 25 Pegawai Y SMA Adm.Perkantoran Staf Umum 26 Pegawai Z SMA IPS Staf Umum 27 Pegawai A1 SMP Staf Umum Sumber :BBPJN VII, data diolah 2012 Berdasarkan tabel 1diatas, dapat diketahui dari 27 orang pegawai terdapat 7 orang pegawai yang menempati tugas/jabatan yang tidak sesuai dengan pendidikan terakhir yang dimiliki, yaitu pegawai yang nama-namanya penulis ganti dengan huruf H; L; M; S; T; W; dan X. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses penarikan dan seleksi pegawai honorer karena pegawai honorer juga sama dengan pegawai tetap yang diharapkan dapat memberi kontribusi sebesar-besarnya demi suksesnya perusahaan atau instansi. Hal penting yang pertama adalah tentang perlunya penarikan dan seleksi yang tepat. Pada penarikan calon pegawai honorer dapat dilakukan penarikan secara 94

8 Yusniar dan Ana Yasmita. Penarikan dan Seleksi untuk Mendapatkan Pegawai Profesional. eksternal. Dengan penarikan secara eksternal maka pengumuman disampaikan seluas-luasnya kepada masyarakat baik melewati media massa maupun media pengumuman lainnya. Hal seperti ini dapat menghasilkan jumlah calon pelamar lebih besar sehingga besar juga kemungkinan untuk mendapatkan pegawai dengan kualifikasi yang ditentukan. Selamaini BBPJN VII melakukan penarikan calon pegawai honorer secara internal. Penarikan secara internal tidak diumumkan secara luas, jadi hanya orangorang di BBPJN VII saja yang mengetahui sehingga calon-calon pelamar yang masuk biasanya keluarga atau kerabat dari pegawai yang ada. Setelah penarikan dilakukan, hal selanjutnya yang harus dilaksanakan adalah proses seleksi. Semakin banyak calon pegawai yang diseleksi semakin besar juga peluang untuk mendapatkan calon pegawai dengan kualifikasi terbaik.proses seleksi juga memberikan keuntungan bagi instansi karena pegawai yang diterima adalah mereka yang telah disaring dan dipilih sebagai yang terbaik untuk mengisi jabatan atau posisi lowong yang ada. Diharapkan kemampuan, kualitas, serta profesionalitas mereka sangat baik bagi suksesnya instansi atau perusahaan.proses seleksi menjadi sangat penting bukan hanya sekedar melihat pendidikan terakhir yang dimiliki oleh calon pegawai, tapi juga untuk mengetahui kemampuan dan kualitas yang dimiliki calon pegawai dengan melewati tes-tes yang dilakukan pada tahap proses seleksi. Proses seleksi adalah serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak. Langkah-langkah yang dapat dilakukan BBPJN VII dalam proses seleksi adalah sebagai berikut : a) Penerimaan Pendahuluan Dalam tahap pendahuluan seleksi, para pelamar memperoleh informasi bahwa surat lamarannya telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Oleh sebab itu berhak mengikuti proses selanjutnya. b) Tes-tes Penerimaan Tes-tes ini dilakukan untuk memperoleh informasi (termasuk kemampuan pelamar), maka biasanya dilakukan ujian atau tes tertulis. Ada juga organisasi yang melakukan tes psikologi terhadap calon pegawainya. Tes psikologi mencakup berbagai aspek antara lain tes kecerdasan; tes kepribadian; tes bakat; tes minat; dan tes prestasi. c) Wawancara Seleksi Wawancara ini dilaksanakan untuk memperoleh informasi-informasi tentang pelamar yang tidak dapat diperoleh melalui tes tertulis. Wawancara ini merupakan teknik yang 95

9 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7 No. 1 Maret 2014 paling umum digunakan dengan alasan hasilnya dapat dipercaya. d) Pemeriksaan Referensi Referensi personal biasanya diberikan oleh keluarga atau teman dekat dari pelamar sangat penting untuk mengetahui karakter pelamar. Dari referensi itu dapat diketahui tipe pelamar, sifat-sifat kepribadiannya, apakah ia pekerja yang jujur, dapat dipercaya, dan sebagainya. e) Tes Kesehatan Tes kesehatan atau evaluasi medis bagi calon pegawai adalah penting, baik bagi calon itu sendiri maupun bagi organisasi yang bersangkutan. Bagi pegawai, mereka akan mengetahui status kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sedangkan bagi organisasi atau perusahaan akan dapat menekan biaya pemeliharaan kesehatan bagi pegawai. f) Wawancara Final Wawancara tahap akhir ini biasanya dilakukan oleh atasan langsung, yaitu kepala bagian atau kepala departemen dimana calon pegawai itu akan ditempatkan. Wawancara ini bertujuan untuk mencocokkan kemampuan yang dimiliki calon pegawai dengan deskripsi tugas yang akan dijalankan. g) Keputusan Penerimaan Langkah terakhir dari proses ini adalah tahap yang paling mendebarkan bagi calon pegawai. Disinilah mereka menerima nasib diterima atau ditolak. Dokumen-dokumen pelamar yang diterima perlu didokumentasikan, dan akan berguna bagi program-program pengembangan pegawai yang bersangkutan untuk waktu yang akan datang. h) Umpan Balik Hasil Seleksi Untuk mengevaluasi pegawai baru maupun proses seleksi diperlukan umpan balik. Umpan balik dapat diperoleh dari kinerja pegawai yang bersangkutan. Indikator-indikator lain yang dapat dijadikan umpan balik hasil dan proses seleksi antara lain: kepuasan kerjapegawai; absensi; prestasi kerja; sikap para pemimpin bagian atau departemen. Pada kenyataannyabbpjnviibelum melakukan proses seleksi terhadap calon pegawai honorer. Setelah dilakukan penarikan, kemudian dipilih berdasarkan pendidikan terakhir sejumlah yang akan diterima tanpa ada tes-tespenerimaan. Wawancara yang dilakukan hanya untuk mengenal calon pegawai, kemudian setelah itu mereka dinyatakan diterima dan siap untuk dibuatkan surat kontraknya. Hal seperti ini bisa berdampak negatif terhadap instansi karena sebagian ternyata kurang profesional, mempunyai sifat kurang disiplin, sering tidakmasuk, atau bahkan pemalas dalam melakukan tugasnya. 96

10 Yusniar dan Ana Yasmita. Penarikan dan Seleksi untuk Mendapatkan Pegawai Profesional. Akibatnya instansi juga yang akan dirugikan. Oleh sebab itu sebaiknya proses seleksi dilakukan untuk meminimalisir ditariknya orang-orang yang kurang tepat. Dalam seleksi, pendidikan terakhir calon pegawai penting diperhatikan untuk menyesuaikan dengan tugas/jabatan yang akan ditempati oleh calon pegawai tersebut. Diharapkan ilmu yang didapatkan dari pendidikannya berguna pada tugas/jabatan yang ditempatinya. Jika pendidikan yang dimiliki tidak sesuai dengan tugas yang ditempati, maka tidak menutup kemungkinan pegawai tersebut menjadi kurang profesional karena tidak menguasai tugas-tugas yang harus dilakukan sesuai dengan bidang pendidikannya. Berdasarkan tabel 1 tentang Analisis Kesesuaian Pendidikan dan Tugas/Jabatan diatas, diantara pegawai tersebut terdapat 7 orang pegawai yang menempati tugas/jabatan yang tidak sesuai dengan pendidikan terakhir yang dimilikinya. Tugas/jabatan sebagai staf pengujian tidak sesuai ditempati pegawai dengan pendidikan terakhir S1 Manajemen dan D III Akuntansi, tetapilebih sesuai bila ditempati oleh pegawai dengan lulusan Teknik Sipil yang lebih mendalami bidang pengujian laboratorium seperti bahanbahan yang berhubungan dengan pembuatan jalan. Kemudian tugas/jabatan sebagai staf bendahara tidak sesuai ditempati pegawai dengan pendidikan terakhir SMA jurusan Ilmu Sosial, lebih sesuai bila ditempati oleh pegawai dengan lulusan Akuntansi yang menguasai tentang pembukuan dan keuangan. Begitu pula tugas/jabatan sebagai staf keuangan tidak sesuai ditempati pegawai dengan pendidikan terakhir SMA jurusan Ilmu Sosial, namun lebih sesuai bila ditempati oleh pegawai dengan lulusan Akuntansi. Adapun tugas/jabatan sebagai staf umum yang diisi oleh lulusan SMA jurusan Bangunan, akan lebih sesuai bila ia ditempatkan sebagai staf pelaksanaan. Ada pula tugas/jabatan sebagai staf umum yang diisi oleh lulusan SMA jurusan IPA dan Pemasaran, yang sebaiknya diisi oleh lulusan SMA jurusan administrasi. Kesesuaian antara latar belakang pendidikan dengan tugas/jabatan yang ditempati sangat penting. Ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan sangat berguna bila sesuai dengan tugas/jabatannya, sehingga pegawai memiliki profesionalitas yang dapat memberikan kontribusi bagi suksesnya instansi/perusahaan yang bersangkutan. 97

11 DINAMIKA EKONOMI Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 7 No. 1 Maret 2014 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1) BBPJN VII hanya melakukan penarikan calon pegawai honorer secara internal. 2) BBPJN VII belum melakukan proses seleksi yang tepat setelah penarikan calon pegawai honorer tersebut. 3) Profesionalitas sebagian pegawai honorer masih belum maksimal dilihat dari segi kesesuaian pendidikan dan tugas/jabatan; dari segi pengembangan potensi juga tidak dilakukan pelatihan karyawan sebagaimana mestinya; dari segi pelaksanaan tugas masih terdapat karyawan yang tidak masuk kerja tanpa surat keterangan sehingga tugas tidak dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Saran 1) BBPJN VII sebaiknya melakukan penarikan secara eksternal disamping penarikan internal, agar calon pelamar yang masuk jumlahnya lebih banyak sehingga lebih besar juga peluang untuk mendapatkan calon pegawai yang terbaik. 2) Sebaiknya dilakukan proses seleksi yang tepat setelah penarikan agar calon pegawai yang diterima adalah orangorang yang terbaik dari semua calon yang sudah disaring melalui serangkaian tes-tes dan wawancara. 3) Profesionalitas karyawan honorer yang jumlahnya lebih banyak dari pegawai negeri sipil di BBPJN VII perlu ditingkatkan antara lain dengan penempatan yang sesuai, pelatihan karyawan, dan pendisiplinan kerja. Keterbatasan Penelitian ini masih mempunyai keterbatasan. Penulis hanya dapat meneliti penarikan dan seleksi pegawai honorer pada BBPJN VII, namun tidak meneliti bagaimana penarikan dan seleksi pegawai negeri sipil pada instansi ini karena dilakukan oleh kantor pusat di Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Daft, Richard L Era Baru Manajemen. Edisi 9. Terjemahan oleh Tita Maria Kanita. Jakarta: Salemba Empat. Hernanda, Rhony Rekrutmen Tenaga Kerja Dalam Usaha Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada CV. Ladju & CO Banjarmasin. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Banjarmasin: Program Sarjana Manajemen STIEI. Jackson, Susan E., Schuler, Randall S., dan Werner, Steve Pengelolaan Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Terjemahan oleh Beny Prihartanto. Jakarta: Salemba Empat. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 98

12 Yusniar dan Ana Yasmita. Penarikan dan Seleksi untuk Mendapatkan Pegawai Profesional. Marwansyah Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 2. Bandung: Alfabeta. Noe, Raymond A., Hollenbeck, John R., Gerhart, Barry., dan Wright, Patrick M Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 6. Terjemahan oleh David Wijaya. Jakarta: Salemba Empat. Notoatmodjo, Soekidjo Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rinneka Cipta. Rahman, Arif Peranan Proses Seleksi Bagi Peningkatan Kinerja Perusahaan Pada PT.Delta Abadi Sentosa Banjarmasin Tahun Skripsi Tidak Dipublikasikan. Banjarmasin: Program Sarjana Manajemen STIEI. Sanusi, Anwar Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Smaradhana, Dhany Pentingnya Seleksi Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Pada PT. Rajawali Nusindo Banjarmasin. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Banjarmasin: Program Sarjana Manajemen STIEI. Subagyo, Joko Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Tim Penyusun Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi 26. STIEI Banjarmasin. 99

PANDUAN PENERIMAAN KARYAWAN

PANDUAN PENERIMAAN KARYAWAN PANDUAN PENERIMAAN KARYAWAN RS Imanuel Sumba Jl. Nangka no. 4 PANDUAN PENERIMAAN KARYAWAN RS Imanuel Sumba PENDAHULUAN Karyawan merupakan salah satu produksi yang terpenting dalam pengelolaan rumah sakit,

Lebih terperinci

Fungsi Rekrutmen Manajemen SDM

Fungsi Rekrutmen Manajemen SDM Fungsi Rekrutmen Manajemen SDM Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam manajemen Sumber Daya Manusia, adalah mendapatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi posisi atau jabatan dalam organisasi. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka penulis dapat mengambil

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka penulis dapat mengambil BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai sistem perekrutan dan seleksi karyawan yang dilakukan PT. Askrindo (Persero) Cabang Surakarta

Lebih terperinci

ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MARET,

ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG MARET, REKRUITMEN SDM Oleh: Mochamad Biodi (135030200111047) Agum Sulistio (135030200111057) Fitra Dwi Rahmadani (135030207111022) Erwin Sri Rahayu (135030207111048) ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

SELEKSI TENAGA PENJUALAN

SELEKSI TENAGA PENJUALAN SALESMANSHIP Modul ke: 09Fakultas Ekonomi dan Bisnis PENGADAAN DAN SELEKSI TENAGA PENJUALAN Dosen : Fitria Nursanti, SE., MPd. Program Studi S1 Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi REKRUITMENT SELEKSI

Lebih terperinci

Proses Seleksi Karyawan Baru Bagian Sales Pada PT Mitra Sukses Karya Bersama Bekasi

Proses Seleksi Karyawan Baru Bagian Sales Pada PT Mitra Sukses Karya Bersama Bekasi JURNAL ADMINISTRASI KANTOR, Vol. 5, No. 1, Juni 2017, 99-106 P-ISSN: 2337-6694 E-ISSN: 2527-9769 99 Proses Seleksi Karyawan Baru Bagian Sales Pada PT Mitra Sukses Karya Bersama Bekasi Silvia Rahmawati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rekrutmen Menurut Samsudin (2006:81) Rekrutmen adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan tertentu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa inggris, yaitu to manage yang artinya mengelola atau mengendalikan, dan mengatur. Namun, pengertian manajemen cukup luas, berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas.

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan melalui serangkaian aktivitas. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Perekrutan Menurut Robert dan Jackson (2001) perekrutan merupakan proses mengumpulkan sejumlah pelamar yang berkualifikasi untuk pekerjaan di perusahaan melalui serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan nasional. Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan nasional. Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan modal dasar dalam proses pengembangan nasional. Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia senantiasa harus dikembangkan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada era globalisasi seperti saat ini ditandai dengan semakin berkembang dan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh laba dari

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

SISTEM INFORMASI SDM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. SISTEM INFORMASI SDM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 SI SDM Subsistem Perekrutan Pegawai Rekrutmen SDM : Penelusuran Pelamar. Pencarian Internal. Seleksi SDM. Rekrutmen SDM Henry Simamora (1997:212)

Lebih terperinci

Rekrutmen Sumber Daya Manusia

Rekrutmen Sumber Daya Manusia Rekrutmen Sumber Daya Manusia Rekrutmen merupakan komunikasi dua arah. Para pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai seperti apa rasanya bekerja di dalam sebuah organisasi. Sedangkan organisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB. I PENDAHULUAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 KATA PENGANTAR... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB.I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Rumusan Masalah... 5 1.3 Tujuan Makalah... 6 BAB.II. PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Sumber Daya Manusia a. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan human

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Rekrutmen Menurut Mardianto (2014:8) diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan calon karyawan yang memiliki kemampuan yang sesuai dengan kualifikasi dan kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN REKRUTMEN DAN SELEKSI UNTUK MENDAPATKAN KARYAWAN YANG BERMUTU

ANALISIS METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN REKRUTMEN DAN SELEKSI UNTUK MENDAPATKAN KARYAWAN YANG BERMUTU ANALISIS METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN REKRUTMEN DAN SELEKSI UNTUK MENDAPATKAN KARYAWAN YANG BERMUTU (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang) Rizki Amanda Puspitasari Mochamad

Lebih terperinci

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

2 c. bahwa dalam rangka melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan mengenai kepegawaian berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1032, 2015 KEMENKEU. Calon PNS. Rekrutmen. Pelaksanaan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.01/2015 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

REKRUTMEN SUMBER DAYA RESCUER DI KANTOR SAR KELAS A MANADO. Oleh : Steven H. Lumowa

REKRUTMEN SUMBER DAYA RESCUER DI KANTOR SAR KELAS A MANADO. Oleh : Steven H. Lumowa REKRUTMEN SUMBER DAYA RESCUER DI KANTOR SAR KELAS A MANADO Oleh : Steven H. Lumowa ABSTRAKSI Rekrutmen pegawai pada Kantor SAR Kelas A Manado untuk jabatan Rescuer masih mengikuti sistem rekrutmen PNS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengelola setiap perubahan yang terjadi secara tepat, dalam rangka merespon dinamika perubahan lingkungan strategi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Bank BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Nasional) Kantor Cabang Palembang adalah perusahaan yang bergerak dibidang Perbankan yang berdiri sejak 1958 hingga

Lebih terperinci

BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN

BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN BAB IV PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENINGKATKAN MUTU GURU DI MTs NEGERI JEKETRO GROBOGAN Sebagaimana yang telah tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen yang lebih mengfokuskan pembahasanya mengenai peraturan peranan manusia

Lebih terperinci

Modul ke: Salesmanship. Pengadaan & Seleksi Tenaga Penjual. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen. Rizal, S.ST.

Modul ke: Salesmanship. Pengadaan & Seleksi Tenaga Penjual. Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen.  Rizal, S.ST. Modul ke: Salesmanship Pengadaan & Seleksi Tenaga Penjual Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Rizal, S.ST., MM Kebutuhan Tenaga Penjual Untuk menjalankan fungsi penjualan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Rekruitmen. Pegawai Lembaga Penegak Hukum.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Rekruitmen. Pegawai Lembaga Penegak Hukum. No.63, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Rekruitmen. Pegawai Lembaga Penegak Hukum. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Lebih terperinci

TINJAUAN TERHADAP PROSES PEREKRUTAN PEGAWAI PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DIVISI REGIONAL I SUMUT DAN NAD MEDAN TUGAS AKHIR

TINJAUAN TERHADAP PROSES PEREKRUTAN PEGAWAI PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DIVISI REGIONAL I SUMUT DAN NAD MEDAN TUGAS AKHIR TINJAUAN TERHADAP PROSES PEREKRUTAN PEGAWAI PADA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DIVISI REGIONAL I SUMUT DAN NAD MEDAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 57 TAHUN 2017

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 57 TAHUN 2017 WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 57 TAHUN 2017 PEDOMAN PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN LAYANAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Sedarmayanti (2010 :13), pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek manusia atau sumber

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pada saat pelaksanaan kerja praktek, penulis ditempatkan pada bagian manajemen sumber daya manusia pada PT Asia Paragon Bandung. Di

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi Dan Bisnis Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi daya saing perusahaan. Hal tersebut, menegaskan bahwa perusahaan. yang kompeten dan profesional untuk menunjang performance

BAB I PENDAHULUAN. bagi daya saing perusahaan. Hal tersebut, menegaskan bahwa perusahaan. yang kompeten dan profesional untuk menunjang performance BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, tekanan kepada perusahaan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat pun turut meningkat. Kebanyakan perusahaan tidak akan memberikan toleransi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Rekrutmen Dan Seleksi Calon Tenaga Kerja Outsourcing Pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Rekrutmen Dan Seleksi Calon Tenaga Kerja Outsourcing Pada 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Rekrutmen Dan Seleksi Calon Tenaga Kerja Outsourcing Pada PT Dapensi Trio Usaha Cabang Surabaya Rekrutmen merupakan proses pencarian calon karyawan sesuai dengan

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN

STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH (BKDD) KABUPATEN NUNUKAN ejournal Administrasi Negara, 2013,1 (3) : 977-988 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2013 STUDI TENTANG PROSEDUR PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Achievement Motivation Theory Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan oleh David C.

Lebih terperinci

PROSEDUR PEREKRUTAN KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III DISTRIK DELI SERDANG II (PERSERO)

PROSEDUR PEREKRUTAN KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III DISTRIK DELI SERDANG II (PERSERO) PROSEDUR PEREKRUTAN KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III DISTRIK DELI SERDANG II (PERSERO) TUGAS AKHIR Disusun sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh INDRA GUNAWAN SIREGAR

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Rekr utmen Kar yawan BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1.1 Penger tian Rekr utmen Kar yawan Menurut Handoko (2001:10), bahwa rekrutmen adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan (pelamar) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Begitu juga sebaliknya, jika sumber daya manusia yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Begitu juga sebaliknya, jika sumber daya manusia yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebuah organisasi, lembaga, instansi, maupun perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang efektif untuk mewujudkan eksistensinya demi mencapai tujuan. Jika perusahaan

Lebih terperinci

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2014

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 SALINAN BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA AKADEMI KEPERAWATAN

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008 tentang Badan Meteorologi

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008 tentang Badan Meteorologi No.1258, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BMKG. Pengelolaan PPNPN. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEGAWAI PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Banyak para ahli berusaha untuk memberikan pengertian tentang manajemen, walaupun definisi yang dikemukakan mereka berbeda satu sama lainnya, namun pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT. SRI REJEKI ISMAN SUKOHARJO

ANALISIS SISTEM PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT. SRI REJEKI ISMAN SUKOHARJO ANALISIS SISTEM PEREKRUTAN DAN SELEKSI KARYAWAN PADA PT. SRI REJEKI ISMAN SUKOHARJO TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan Ahli Madya Manajemen Bisnis Oleh : EKO HERTANTO NIM

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS

BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS BERITA DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 35 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN DAN PENEMPATAN TENAGA KESEHATAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu badan atau organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengembangan Sumber daya Manusia:2004) sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Pengembangan Sumber daya Manusia:2004) sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia pada hakikatnya adalah penerapan manajemen tersebut khusus untuk sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang muncul. Organisasi dalam era persaingan haruslah memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini kita dituntut untuk dapat menyesuaikan kehidupan dengan kondisi yang ada. Perubahan dan kemajuan teknologi dari waktu ke waktu di berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan perusahaan. Keberadaan manusia merupakan

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan DESKRIPSI PENILAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ASPEK SOSIAL DAN PERSONAL MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI PADA PROGRAM MAGANG 3 TAHUN AKADEMIK 2016/2017 DI SMP MUHAMMADIYAH SE-KOTA SURAKARTA Disusun sebagai

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP

BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP 1 BAB I LATAR BELAKANG KULIAH KERJA PRAKTEK 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting, bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA FINAL HARMONISASI RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERAN PEREKRUTAN DAN SELEKSI SERTA PENILAIAN KINERJA KARYAWAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X YOGYAKARTA TESIS

PERAN PEREKRUTAN DAN SELEKSI SERTA PENILAIAN KINERJA KARYAWAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X YOGYAKARTA TESIS PERAN PEREKRUTAN DAN SELEKSI SERTA PENILAIAN KINERJA KARYAWAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT X YOGYAKARTA TESIS Krisantis Roslin Uta, S. Farm., Apt NPM: 8112415017 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM

Lebih terperinci

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan perusahaan.kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada sejauh

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan perusahaan.kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada sejauh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan.kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada sejauh mana perusahaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. No.175, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG POKOK-POKOK PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektifitas Sumber Daya Manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kinerja

Lebih terperinci

Mengelola Sumber Daya Manusia (Rekrutmen dan Seleksi)

Mengelola Sumber Daya Manusia (Rekrutmen dan Seleksi) 65 Mengelola Sumber Daya Manusia (Rekrutmen dan Seleksi) Fatikha Rizdiana Dewi PENDAHULUAN P ada era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif perusahaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN PEGAWAI NON PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SATUAN KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH 1 BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang : a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN No. 1. Kepala Dinas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara dan non Aparatur Sipil Negara di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

REKRUTMEN DAN SELEKSI. Imam Gunawan

REKRUTMEN DAN SELEKSI. Imam Gunawan REKRUTMEN DAN SELEKSI Imam Gunawan Merupakan proses menentukan posisi yang akan diisi dalam organisasi, dan bagaimana mengisinya (Dessler, 2003). 1. Analisis Tren Studi kebutuhan pekerjaan masa lalu di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Seleksi Tenaga Kerja Karyawan adalah kekayaan atau asset utama dari setiap perusahaan. Peran karyawan sangat menentukan berhasil tidaknya perusahaan mencapai sasarannya. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan urutan pengertian, diawali dengan

Lebih terperinci

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SATUAN PENDIDIKAN YANG DISELENGGARAKAN ATAU DIDIRIKAN PEMERINTAH DAERAH Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TUGAS BELAJAR, IZIN BELAJAR, UJIAN KENAIKAN

Lebih terperinci

b. Mencakup permintaan dan pemenuhan tenaga kerja terencana di pusat maupun cabang perusahaan.

b. Mencakup permintaan dan pemenuhan tenaga kerja terencana di pusat maupun cabang perusahaan. Halaman : 1 dari 12 Halaman 1. TUJUAN Standard Operation Procedure (SOP) ini bertujuan untuk memberikan pedoman dalam proses perencanaan kebutuhan tenaga kerja, pencarian dan mendapatkan calon karyawan

Lebih terperinci

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang dimaksud pada tulisan ini adalah dosen dan tenaga kependidikan (karyawan). Dosen bertugas melaksanakan kegiatan pembelajaran,

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Baru Pada Pt. Kanasritex Semarang

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Baru Pada Pt. Kanasritex Semarang Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Baru Pada Pt. Kanasritex Semarang Agustinus Tjahyono Widigdyo Anggara M. Abstract : Employee recruitment is a process of a company to obtain prospective employees

Lebih terperinci

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi No.254, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. PPPK. PERATURAN KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN UMUM KEPEGAWAIAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH

KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH 288 Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 No.3 Juli 2017, 288-294 KESULITAN MAHASISWA PPG PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNSYIAH DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI BANDA ACEH Rahmat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

Adanya kebutuhan dari direktur untuk posisi yang strategis, misalnya sekretaris atau asisten pribadi.

Adanya kebutuhan dari direktur untuk posisi yang strategis, misalnya sekretaris atau asisten pribadi. SIM Karyawan Perekrutan Karyawan Jumlah pegawai ada 10 orang 1. Dasar Perektrutan - permintaan Direktur Adanya kebutuhan dari direktur untuk posisi yang strategis, misalnya sekretaris atau asisten pribadi.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sekolah memiliki sifat yang kompleks dan unik, oleh karena itu sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Dan untuk mencapai keberhasilan, kepala

Lebih terperinci

LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O BAB I PENDAHULUAN

LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O BAB I PENDAHULUAN Page 1 of 4 LAMPlRAN PERATURAN MENTERI KOMUNlKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 15/KEPIM.KOMlNF0/10/201O TANGGAL : 20 OKTOBER 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yaitu merupakan salah satu proses pemanfaatan. untuk mencapai tujuan menurut I Komang Ardana (2012:5).

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia yaitu merupakan salah satu proses pemanfaatan. untuk mencapai tujuan menurut I Komang Ardana (2012:5). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia yaitu merupakan salah satu proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, penggerakan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SELEKSI KARYAWAN BAGIAN MARKETING DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS SELEKSI KARYAWAN BAGIAN MARKETING DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM BAB IV ANALISIS SELEKSI KARYAWAN BAGIAN MARKETING DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM A. Analisis Pelaksanaan Seleksi Karyawan Bagian Marketing 1. Analisis Pelaksanaan Seleksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penerimaan Karyawan Merupakan kenyataan bahwa dalam suatu organisasi selalu terbuka kemungkinan untuk terjadinya berbagai lowongan dengan aneka ragam penyebabnya. Lowongan bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat Indonesia sedang menuju ke arah masyarakat yang berorientasi kerja ( work oriented). Mereka memandang kerja adalah sesuatu yang mulia sehingga

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG ` GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGADAAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH NON PEGAWAI NEGERI SIPIL TIDAK TETAP

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN (Studi Kasus Guru PKn Di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 92 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGANGKATAN TENAGA MEDIS SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG Menimbang DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NON PNS PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) RUMAH SAKIT UMUM Dr. WAHIDIN SUDIRO HUSODO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang harus siap untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini Indonesia sebagai salah satu negara berkembang harus siap untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas semua organisasi dituntut meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang proaktif terhadap perubahan yang terjadi.dan dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013

BAB I PENDAHULUAN Nurul Ramadhani Makarao, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari di kalangan karyawan sering muncul beragam pertanyaan yang terkait dengan masa depan mereka, khususnya tentang karier. Pertanyaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN BARAT. Elizar Ramli 1

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN BARAT. Elizar Ramli 1 PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Elizar Ramli 1 ABSTRACT This research was conducted by the phenomenon at Educational Institution in West Pasaman Regency that indicate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan. bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4 dijelaskan bahwa tujuan nasional Indonesia diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) TATAP MUKA KE : 1 s.d 3 TATAP MUKA KE : 1 s.d 3 5. Jumlah Tatap Muka : 3 kali 6. Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu mengungkapkan kembali konsep yang berkaitan dengan MSDM di dalam sebuah organisasi/perusahaan 7. Kompetensi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGADAAN KARYAWAN PADA PT NUSANTARA BORNEO MOTOR BANJARMASIN

STRATEGI PENGADAAN KARYAWAN PADA PT NUSANTARA BORNEO MOTOR BANJARMASIN STRATEGI PENGADAAN KARYAWAN PADA PT NUSANTARA BORNEO MOTOR BANJARMASIN Sri Imelda Jurusan Adm. Bisnis Politeknik Negeri Banjarmasin Jl.HasanBasri Banjarmasin Kalimantan Selatan E-mail : t.taufik74@yahoo.com

Lebih terperinci

Pengertian Rekruitmen Sumber Rekruitmen Pegawai Metode Rekruitmen Permasalahan dalam Rekruitmen

Pengertian Rekruitmen Sumber Rekruitmen Pegawai Metode Rekruitmen Permasalahan dalam Rekruitmen Pengertian Rekruitmen Sumber Rekruitmen Pegawai Metode Rekruitmen Permasalahan dalam Rekruitmen Pengertian Tindakan atau proses dari suatu usaha organisasi untuk mendapatkan tambahan pegawai untuk tujuan

Lebih terperinci

BAB III PENERIMAAN KARYAWAN SESUAI STANDAR KUALIFIKASI

BAB III PENERIMAAN KARYAWAN SESUAI STANDAR KUALIFIKASI BAB III PENERIMAAN KARYAWAN SESUAI STANDAR KUALIFIKASI A. Perencanaan Kebutuhan Karyawan Dalam memenuhi kebutuhan karyawan yang tepat, personalia menyusun perencanaan kebutuhan karyawan untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Rekrutmen dan seleksi karyawan di RS Permata Bekasi yang dilakukan selama ini, secara umum sudah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada, walau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya adalah tenaga kerja karena memiliki potensi dan kemampuan untuk bertindak

Lebih terperinci