Komunikasi yang Efektif Meningkatkan Hubungan yang Positif antara Orang Tua dan Anak Oleh Siti Nurhidayah
|
|
- Inge Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Komunikasi yang Efektif Meningkatkan Hubungan yang Positif antara Orang Tua dan Anak Oleh Siti Nurhidayah Abstract This paper studies on effective communication between parent and children. Language of acceptance is very important to create effective communication. Language of acceptance makes open and free communication between parent and children. In this type of communication parents should be door-opener or invitation to say more to his children. D Siti Nurhidayah, lahir di Semarang, 12 Februari 1971, menyelesaikan S1 di Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi. Saat ini sebagai Dosen Tetap Universitas Islam 45 Bekasi. Pernah menjabat sebagai Ketua Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Agama Islam Unisma Bekasi. Kini sebagai Ketua Program Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unisma Bekasi. Aktif sebagai psikolog di Lembaga Konseling & Pengembangan Masyarakat (LKPM), pernah menjadi staf Psychologist Mutiara Consultat Jakarta.. alam pengalaman saya berpraktek sebagai seorang psikolog, tidak jarang saya menemukan pernyataanpernyataan yang diungkapkan oleh klien atau anak, yang tidak mereka ungkapkan kepada orangtuanya. Alasan yang paling sering dikemukakan oleh anak adalah bahwa orangtua acapkali marah terhadap keterusterangan mereka. Hal itu membuat mereka pada akhirnya enggan untuk berbicara secara terbuka kepada orangtua. Mengapa demikian? Gordon (1975) menyebutkan bahwa penolakan anak untuk berbagi tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan kepada orangtua tidak terlepas dari respons yang disampaikan oleh orangtua terhadap TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni
2 pernyataan anak. Anak menemukan bahwa berbicara dengan orangtua malah tidak menolong mereka mengatasi permasalahan dan lebih sering menimbulkan perasaan tidak aman. Hal itu sangat disayangkan mengingat banyaknya kesempatan orangtua yang hilang dalam upaya mengatasi masalah yang sedang dihadapi anak. Di sisi lain, tak jarang orangtua mengeluh mengenai perilaku anak. Berdasarkan pengalaman, saya sering menjumpai orangtua yang merasa cukup kewalahan untuk mengendalikan perilaku anakanaknya. Sebagai akibatnya, orangtua lebih sering mengambil tindakan memarahi atau menghukum anak. Anak pun cenderung menjadi defensif terhadap sikap dan tindakan orangtua. Keadaan seperti itu tentu membawa dampak yang buruk dalam hubungan orangtua dan anak. Berdasarkan uraian di atas kita dapat melihat bahwa hubungan yang terbentuk antara orangtua dan anak tidak terlepas dari bagaimana komunikasi yang berlangsung di antara keduanya. Untuk membentuk hubungan yang efektif dengan anak, tentu diperlukan komunikasi yang efektif pula; dan untuk membentuk komunikasi yang efektif dibutuhkan language of acceptance (Gordon, 1975). Penerimaan terhadap orang lain, tak terkecuali anak, merupakan faktor penting dalam meningkatkan hubungan. Dengan penerimaan, anak dapat tumbuh, berkembang, dan membuat perubahan yang konstruktif untuk dirinya. Anak juga belajar memecahkan sendiri masalahnya, menjadi lebih produktif dan kreatif, serta mampu mengaktualisasikan dirinya secara penuh. Sayangnya, saat ini orangtua umumnya masih banyak yang menggunakan language of unacceptance dalam pengasuhan anak, yang sering diyakini sebagai cara yang paling baik untuk membantu anak. Dengan cara ini, komunikasi yang disampaikan oleh orangtua lebih banyak berisi tentang evaluasi, kritik, nasihat, benar-salah, peringatan, dan perintah. Bentuk-bentuk seperti itulah yang sebenarnya membuat anak menjadi bersikap defensif, melawan, takut, dan tidak terbuka kepada orangtua. Sebaliknya, language of acceptance membuat anak menjadi terbuka dan lebih bebas untuk berbagi perasaan dan masalah dengan orangtua (Gordon, 1975). Penerimaan bukanlah sesuatu yang yang bersifat pasif tetapi harus ditunjukkan dan dikomunikasikan secara aktif sehingga anak dapat merasakannya. Dalam hal ini penerimaan dapat dikomunikasikan secara nonverbal maupun verbal. Penerimaan secara nonverbal dapat ditunjukkan melalui bahasa tubuh, sikap, dan ekspresi wajah. Sebagai contoh, orangtua dapat menunjukkan penerimaan dengan cara tidak mengganggu kegiatan yang sedang dilakukan anak. Sikap diam mendengarkan (passive listening) juga merupakan komunikasi nonverbal yang dapat digunakan secara efektif untuk membuat anak merasa bahwa ia benar-benar didengarkan dan diterima namun hal ini tentu tidak dapat dilakukan dalam waktu yang TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni
3 lama. Bagaimanapun orangtua dan anak butuh untuk saling bicara dan bagaimana cara orangtua berbicara kepada anak merupakan satu hal yang mendasar (Gordon, 1975). Gordon (1975) mengemukakan bahwa ada setidaknya dua belas kategori respons yang biasa ditampilkan oleh orangtua, yaitu: 1. menyuruh, mengarahkan, memerintahkan; 2. memperingatkan, mengancam; 3. mendesak, mengatakan benar-salah, men-ceramahi; 4. menasihati, memberi solusi dan usulan; 5. mengajari, memberi argumen yang logis; 6. menilai, mengkritik, menyatakan tidak setuju, menyalahkan; 7. memuji, menyatakan setuju; 8. memberi nama panggilan, mengolok-olok, mempermalukan; 9. memberi makna, menganalisis, mendiagnosis; 10. menentramkan, memberi simpati; 11. menggali, menanyakan, menginterogasi; 12. mengalihkan, menghibur, menyenangkan hati anak. Kedua belas respons tersebut sebaiknya dihindari karena akan berdampak secara destruktif dalam hubungan orangtua dan anak. Sebagai alternatif, terdapat cara-cara yang lebih efektif dan konstruktif untuk berespons terhadap apa yang disampaikan anak, yaitu dengan dooropener atau invitation to say more dan mendengar aktif (Gordon, 1975). Door opener atau invitation to say more adalah respons-respons yang tidak mengkomunikasikan penilaian atau pendapat pendengarnya, seperti Oh, Hmm, Oh ya?. Dengan demikian anak diundang untuk bicara, membagi ide dan perasaannya kepada orangtua. Bentuk lain dari respons bersifat lebih eksplisit, seperti Coba ceritain sama Bunda. Untuk mempertahankan pintu agar tetap terbuka, diperlukan kemampuan untuk mendengar secara aktif. Mendengar aktif melibatkan orang yang berbicara (selanjutnya disebut sebagai pengirim pesan) dan orang yang mendengarkan (selanjutnya disebut sebagai penerima pesan). Skema berikut menggambarkan proses mendengar aktif. Penerima pesan Kode Pengirim pesan Pikiran Perasaan Proses encoding Umpan balik Ketika seorang anak merasa mengalami kesulitan untuh memahami penjelasan ayahnya mengenai cara penyelesaian soal cerita matematika, ia akan mengkomunikasikan hal tersebut dengan cara memilih sebuah kode yang dapat mewakili TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni
4 permasalahannya, misalnya dengan berkata kepada ayahnya Jelasin sekali lagi dong, yah. Proses encoding dari anak tersebut kemudian diterima dan oleh ayah melalui proses decoding sehingga ayah dapat memahami makna yang berkaitan dengan apa yang terjadi dalam diri anak. Jika proses decoding berlangsung secara tepat maka ayah akan memahami bahwa anaknya masih mengalami kebingungan ( Anakku masih bingung ). Jika proses decoding ditangkap secara berbeda, misalnya Anakku mengantuk maka akan terjadi salah pengertian dan proses komunikasi akan berantakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengecekan keakuratan proses Proses decoding Kesimpulan decoding dengan cara menceritakan apa yang ayah pikirkan kepada anak ( Kamu masih bingung? ). Dengan umpan balik tersebut, anak dapat mengatakan kepada ayahnya apakah pesan yang ditangkap oleh ayah benar atau salah. Pemberian umpan balik itu menunjukkan bahwa ayah terlibat dalam mendengar aktif. Dalam mendengar aktif, orangtua secara akurat membuat kode kembali tentang apa yang ada dalam diri anak atau perasaan anak. Anak pun akan memperkuat keakuratan decoding orangtua dengan beberapa ekspresi yang menunjukkan bahwa orangtua mendengar katakatanya dengan baik. Yang penting untuk diingat dalam pemberian umpan balik adalah bahwa penerima pesan tidak mengirim pesannya sendiri, misalnya menyampaikan evaluasi, pendapat, atau nasihat. Penerima pesan hanya memberi umpan balik terhadap apa yang ia rasakan dimaksud oleh pesan pengirim. Dengan perkataan lain, orangtua hanya melakukan refleksi terhadap apa yang dikemukakan anak. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari mendengar aktif (Gordon, 1975; Brooks, 1991). Dengan mendengar aktif, anak menjadi tidak terlalu takut lagi dengan perasaan-perasaan negatif yang dimilikinya, anak dan orangtua akan memiliki hubungan yang lebih hangat, anak akan merasa dicintai, anak lebih mau mendengarkan pikiran dan ide orangtua, serta anak mulai menganalisis masalahnya sendiri, dan bahkan mengembangkan sejumlah solusi yang konstruktif. Ada sejumlah kualitas yang dibutuhkan untuk dapat menjadi pendengar aktif (Gordon, 1975). Sebagai pendengar aktif, orangtua harus mau mendengar apa yang dikatakan anak dan membantu anak dengan sungguh-sungguh, benarbenar dapat menerima perasaan anak apa pun bentuknya, memiliki perasaan percaya bahwa anak mampu mengatasai perasaan dan menemukan solusi sendiri sesuai kapasitasnya, TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni
5 memahami bahwa perasaan yang dialami anak hanya bersifat sementara, harus dapat melihat anak sebagai individu yang terpisah dari orangtua. Brooks menambahkan bahwa mendengar aktif membutuhkan komitmen yang kuat, kesabaran, dan dilakukan dengan tekun. Dibutuhkan pula waktu yang cukup banyak untuk melakukannya, oleh karena itu orangtua sedang terburu-buru atau sedang terpusat pada suatu kegiatan tertentu, sebaiknya jangan dulu melakukannya. Jika uraian di atas lebih banyak membahas tentang cara berespons yang efektif terhadap apa yang disampaikan oleh anak, berikut ini adalah cara yang efektif bagi orangtua untuk menyampaikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang anak. Cara tersebut dikenal dengan istilah I -message. Budaya di Indonesia yang tampaknya jarang menggunakan kata ganti orang pertama dalam percakapan antara orangtua dan anak memang membuat istilah tersebut dirasakan kurang tepat. Namun demikian kita akan tetap menggunakan istilah tersebut dalam uraian di bawah ini. I -message berisi tiga bagian penting, yaitu (1) pernyataan yang jelas tentang bagaimana perasaan orangtua; (2) pernyataan tentang perilaku anak yang membuat orangtua merasa demikian; (3) mengapa tingkahlaku anak menimbulkan kekecewaan bagi orangtua. Agar I -message menjadi efektif, orangtua harus yakin bahwa anak benar-benar memperhatikan pesan tersebut. Jika anak mengabaikan pesan tersebut, orangtua dapat menyampaikan pesan lain yang lebih kuat disertai dengan nada suara yang mewakili perasaan orangtua. I -message dicontohkan pada kalimat berikut, Ibu sedih karena kamu tidak mau membereskan kembali mainanmu setelah bermain dan ibu pulang dalam keadaan rumah sangat berantakan. Dalam hal ini, orangtua perlu menganalisis perasannya dan benar-benar sadar tentang apa yang sedang dirasakan karena seringkali orangtua mengkomunikasikan kemarahannya kepada anak, yang sebenarnya merupakan perwujudan dari rasa takut, kecewa, atau frustrasi yang dialaminya. I -message digunakan untuk membuat anak mendengar apa yang dikatakan orangtua, mengkomunikasikan fakta kepada anak, serta membantu anak mengubah perilakunya yang tidak dapat diterima. Dengan I -message, anak tidak lagi menjadi resisten dan memberontak. Ia belajar memahami reaksi orangtua yang mungkin tidak ia pahami sebelumnya hingga ada I - message. Anak pun memiliki kesempatan untuk terikat dalam pemecahan masalah dalam berespons terhadap I -message I -message tidak hanya diperuntukkan bagi interaksi yang melibatkan konflik. Orangtua dapat pula mengirimkan appreciative I - message kepada anak. Appreciative I - message terdiri dari pernyataan tentang bagaimana orangtua merasa bahwa apa yang anak lakukan membuat orangtua merasa demikian dan TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni
6 dampak khusus dari perilaku tersebut terhadap orangtua. Sebagai contoh, Ibu merasa lega dan tidak lagi khawatir sewaktu menerima teleponmu. Appreciative I -message dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga. Akhirnya, berkaitan dengan terjadinya konflik antara anak dan orangtua, Gordon (Bigner, 1994) mengusulkan agar orangtua menggunakan metode no lose atau win-win solution dalam resolusi konflik. Metode ini didasarkan pada kompromi agar semua pihak merasa puas. Langkah-langkah dari metode ini meliputi: (1) mengidentifikasi dan mendefinisikan konflik; (2) membangkitkan solusi yang mungkin; (3) menilai solusi; (4) memutuskan solusi terbaik untuk kedua belah pihak; dan (5) menilai seberapa baik solusi yang telah dipilih. Ada sejumlah keuntungan dari metode win-win solution. Beberapa di antaranya adalah tanggung jawab pemecahan konflik sebagian ada di pundak anak, keterampilan kognitif anak dalam mencari solusi berkembang, komunikasi antara orangtua dan anak meningkat, dampak gangguan emosional untuk orangtua dan anak tidak ada, kekuasaan orangtua tidak melebihi anak melainkan setara, serta tingkahlaku anak yang mandiri dikembangkan. Sebagai kesimpulan, komunikasi yang efektif penting untuk membentuk hubungan yang positif antara orangtua dan anak. Untuk membentuk komunikasi yang efektif dibutuhkan penerimaan dari orangtua. Adapun bentuknya dapat berupa penerimaan secara nonverbal, door opener, mendengar aktif, I - message, dan metode win-win solution dalam situasi konflik. Seni Mendengarkan Anak Komunikasi sesungguhnya tidak hanya terbatas dalam bentuk katakata. Komunikasi adalah ekspresi dari sebuah kesatuan yang sangat kompleks: bahasa tubuh, senyuman, peluk kasih, ciuman sayang, dan katakata. Seni mendengarkan, membutuhkan totalitas perhatian dan keinginan mendengarkan, hingga sang pendengar dapat memahami sepenuhnya kompleksitas emosi dan pikiran orang yang sedang berbicara. Bahkan, dalam komunikasi yang sejati, sang pendengar mampu memahami apa yang terjadi serta yang dirasakan oleh lawan bicara meski dengan kata-kata yang sangat minimal. Lantas, bagaimana cara mendengarkan anak yang baik? Memang tidak ada orangtua sempurna, karena setiap orangtua memiliki masalahnya masing-masing hingga seringkali memblokir hubungan positif yang seharusnya terjalin antara mereka dengan anakanak. Tapi, bukan berarti hal itu dapat selalu dimaklumi. Bagaimana pun, setiap orangtua perlu diingatkan kembali, bagaimana cara "mendengarkan" anak mereka. Berikut beberapa hal atau tips yang perlu diperhatikan, sebagaimana ditulis situs e-psikologi.com belum lama ini. TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni
7 1. Fokuskan perhatian pada anak. Pada saat anak mencoba mengatakan sesuatu, berilah perhatian sepenuhnya pada ceritanya. Untuk itu, alangkah baiknya jika kita mengalihkan perhatian sejenak dari film atau sinetron yang sedang ditonton, majalah, koran, atau dari pekerjaan yang sedang dihadapi. Tataplah langsung mata anak sambil memberi kesan bahwa kita benarbenar siap memperhatikan ceritanya, dan mendorongnya untuk bercerita. 2. Ulangi cerita anak untuk menyamakan pengertian. Tahanlah diri untuk tidak menginterupsi ceritanya sampai anak selesai bercerita. Ketika anak selesai bercerita, cobalah memberikan kesimpulan berdasarkan hasil tangkapan kita terhadap ceritanya. Pola ini, memberikan feedback bagi orangtua dan anak, apakah kita benar-benar telah memahami apa yang diceritakan atau apa yang sebenarnya ingin diungkapkan oleh anak. 3. Menggali perasaan dan pendapat anak akan masalah yang sedang dihadapi. Kita boleh bertanya pada mereka, "Bagaimana perasaan adik waktu itu?" Cara ini jauh lebih baik ketimbang menjatuhkan penilaian subjektif, "Ah, kamu pasti takut! Kamu kan penakut." Penilaian bisa membuat anak frustrasi karena mereka mengharap orangtua bisa mengerti perasaan mereka, bukan menilai sikap dan perasaan mereka. Selain itu, penilaian subjektif orangtua yang datang terlalu cepat bisa membuat anak menarik diri untuk tidak lebih lanjut menceritakan perasaan yang sebenarnya, karena orangtua sudah punya anggapan tertentu. 4. Bantu anak mendifinisikan perasaan. Mendengarkan sepenuhnya cerita pengalaman anak -- menyedihkan atau menyenangkan, membuat kedua pihak (orangtua dan anak) dapat berbagi rasa dan anak pun akan merasa orangtua menghargainya. Anak akan biasa bersikap terbuka karena yakin orangtua pasti bersedia mendengarkan mereka. Jika anak masih sulit mengidentifikasi perasaannya, bantulah dengan mendengarkan cerita mereka sungguh-sungguh, dan melontarkan kesan seperti "Wah, adik sepertinya sedih sekali" atau "Kamu kelihatan sangat marah..." Anak akan sangat lega ketika orangtua bisa menangkap perasaan mereka. Interaksi demikian, melatih anak mengidentifikasikan perasaan mereka secara tepat. 5. Bertanya. Hindari sikap memaksakan pendapat, cara, penilaian orangtua. Alangkah lebih baik jika orangtua membimbing mereka dengan pertanyaanpertanyaan yang membuat mereka semakin memahami kejadian yang dialami, teman yang dihadapi, perasaan yang mereka rasakan serta sikap-tindakan yang harus mereka lakukan sebagai pemecahannya. 6. Dorong semangat anak untuk bercerita. Hanya dengan memberi respons "Oh... ya?...wow!..." sudah menjadi stimulasi bagi mereka untuk makin giat bercerita. Pola ini dapat membuat anak tenang dan nyaman TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni
8 karena merasa orangtua memahami apa yang mereka ungkapkan. 7. Dorong anak mengambil keputusan yang tepat. Jika orangtua ingin membantu anak menghadapi masalahnya, sebaiknya kita tidak mengambil alih keputusan ("Ya sudah, besok kamu tidak usah masuk sekolah!") atau tindakan ("Biar mama yang hadapi temanmu yang nakal itu!"). Sebaliknya, hadirkan beberapa alternatif yang membuat mereka berpikir dan memilih manakah solusi terbaik sambil membicarakan akibatakibat yang bisa dirasakan oleh anak maupun orang lain. 8. Tunggu redanya emosi anak dan mengajak berpikir positif. Jika anak masih diliputi emosi yang memuncak hingga membuatnya sulit berbicara, orangtua jangan memaksakan anak untuk segera bicara. Kita tidak akan berhasil membuatnya bercerita dan kita pun makin tidak sabar untuk tidak memberikan opini kita padanya. Konflik sering terjadi dan ini menyebabkan memburuknya hubungan orangtua anak. Berikan waktu untuk menyendiri sampai intensitas perasaannya mereda. Ketika emosinya mereda, anak akan lebih siap untuk diajak bicara. Manfaat mendengarkan. Bagi seorang anak, komunikasi bukan hanya bertujuan membuat orang dewasa atau orang lain mengetahui dan memenuhi kebutuhannya. Dari komunikasi itulah, anak dapat menarik kesimpulan, bagaimana orang dewasa memandang dirinya; dan dari kesan inilah anak membangun rasa percaya diri. Anak akan merasa dihargai, merasa percaya diri dan mengembangkan penilaian positif terhadap dirinya, ketika orangtua menaruh perhatian tidak hanya pada ceritanya, tapi juga pada pendapat, keyakinan, kesimpulan, ide-ide, perasaan, bahkan ketika pendapat tersebut tidak sesuai dengan pendapat orang tua. Sikap orangtua yang "mendengarkan" anak, membuat anak berani membuat perbedaan dan menjadi berbeda, tanpa takut dihukum, dilecehkan atau ditertawakan. Hal itulah yang menjadi salah satu landasan keberanian dan keinginan anak, untuk menjadi diri sendiri apa adanya. Dari tanggapan-tanggapan orangtua, anak akan belajar mengenal banyak informasi dan pengetahuan, mendengar sesuatu yang berbeda dari yang dipikirkannya selama ini, melihat alternatif yang lain, menilai pendapat dan tindakannya sendiri, menilai posisi dirinya di mata orang lain, dan menarik kesimpulan apa yang harus dilakukan olehnya. Proses saling mendengarkan dan didengarkan, mengasah daya kritis dan kreativitas berpikir anak karena ketika antara anak dengan orangtua terdapat jalur dua arah yang terbuka, maka terbuka pula akses informasi, pengetahuan, perasaan, pemikiran dan pengalaman dari kedua belah pihak. Satu sama lain, saling belajar dan saling memperkaya, saling mengenal dan semakin memahami. Mendengarkan anak secara sungguh-sungguh, membuat anak percaya pada orangtua. Hubungan ini membuat anak merasa lebih nyaman berada bersama orangtua, lebih memilih curhat dengan orangtua dan TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni
9 siap menjadi partner ketika orangtua yang giliran butuh didengarkan. Mendengarkan dan didengarkan adalah kunci hubungan orangtuaanak yang sangat bermanfaat, baik untuk pengembangkan kematangan emosional, kepandaian intelektual, kemampuan membina kehidupan sosial yang baik serta penanaman nilai prinsip moral yang baik pada anak. Referensi Brooks, J.B The Process of Parenting. London: Mayfield Publishing Company. Daniel Goleman, 2002, Melejitkan Kepekaan Emosional Anak, Kaifa,Bandung Gordon, T Parent Effectiveness Training: The Tested New Way to Raise Responsible Children. New York: A Plume Book, New American Library. TURATS, Vol. 4, No. 1, Juni
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN
KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti
Lebih terperinciDASAR KOMUNIKASI DAN PERAN PEMIMPIN KRISTEN DI DALAMNYA
DASAR KOMUNIKASI DAN PERAN PEMIMPIN KRISTEN DI DALAMNYA Berangkat dari teori Multiple Intelligence, Howard Gardner dari Universitas Harvard menemukan bahwa seorang pemimpin memiliki "lingustic intelligence"
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.
Lebih terperinciPsikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memasuki dunia pendidikan di negara-negara berkembang termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan gelombang globalisasi yang melanda dunia, standarisasi juga memasuki dunia pendidikan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Artinya
Lebih terperinciPerkembangan Emosi Pada Bayi
Perkembangan Emosi Pada Bayi Oleh Sutji Martiningsih Wibowo Sumbangan tulisan untuk Buletin Akhwat Yayasan Islam Paramartha Pilihan topik bahasan kali ini adalah Perkembangan emosi pada bayi yang mungkin
Lebih terperinciPOLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD. Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY
POLA ASUH MELALUI KOMUNIKASI EFEKTIF AUD Zumrotus Sholichati PPL PLS UNY 2016 085643378090 PENGERTIAN Komunikasi pada dasarnya merupakan kegiatan penyampaian pesan. Proses tersebut melibatkan dua pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan
Lebih terperinci5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)
Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,
Lebih terperinciKomunikasi Bisnis Kelompok 7 1
1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.
Lebih terperinciABV 3.1 KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MIKRO DALAM KIP/KONSELING KB
ABV 3.1 KETRAMPILAN-KETRAMPILAN MIKRO DALAM KIP/KONSELING KB ABV 3.2 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan cara melakukan observasi dan memantapkan hubungan baik 2. Mempraktikkan ketrampilan mendengar aktif
Lebih terperinciMempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2)
Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak, (2) Berdasarkan pengalaman klinik dalam menangani masalah anak-anak, hampir sebagian besar kasus berasal dari masalah komunikasi antara orang tua dengan
Lebih terperinci3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?
Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus dan aset pembangunan. Anak menjadi harapan orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai orang tua harus mempersiapkan
Lebih terperinciTHE COUNSELING INTERVIEW
THE COUNSELING INTERVIEW Setiap orang yang biasa dipanggil sebagai konselor, bertugas untuk membantu subjek memperoleh insight dan kemampuan untuk mengatasi masalah fisik, emosi, finansial, akademis ataupun
Lebih terperinciPELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM
PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT BAGIAN PSIKOLOGI KLINIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP BEKERJASAMA DENGAN RS. HERMINA BANYUMANIK SEMARANG PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM SEMARANG, 23 AGUSTUS 2014
Lebih terperinciPengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien
Pengertian Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh individu, khususnya profesi (konselor, guru, relawan, rohaniawan) dalam membantu & mendampingi klien Fungsi komunikasi terapeutik Klien dapat merasa nyaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Sayangnya masih banyak orangtua yang tidak mengetahui bagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah kunci dalam melakukan pengasuhan anak. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa baik buruknya, atau berhasil tidaknya pengasuhan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan aktivitas makhluk sosial. Menurut Carl I. Hovland (dalam Effendy, 2006: 10) komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Dalam praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecepatan arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan
Lebih terperinciMateri Minggu 1. Komunikasi
T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain
Lebih terperinciO u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n
Proses Komunikasi O u t l I n e T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n T P U Diharapkan mampu ampu menjelaskan dan menerapkan konsep-konsep dasar dalam komunikasi, jenis dan teknik komunikasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Ada banyak definisi tentang komunikasi yang diungkapkan oleh para ahli dan praktisi komunikasi. Akan tetapi, jika dilihat dari asal katanya,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi
BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi interpersonal
Lebih terperinciPengaruh Perceraian Pada Anak SERI BACAAN ORANG TUA
35 SERI BACAAN ORANG TUA Pengaruh Perceraian Pada Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional
Lebih terperinciKomunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).
Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang
Lebih terperinciKOMUNIKASI PESAN KOMUNI- KATOR KOMUNIKAN PENGIRIM PENERIMA SUMBER DISANDIKAN / ENCODING / DIUNGKAPKAN DIARTIKAN DECODING/ DIFAHAMI MEDIA UMPAN BALIK
KOMUNIKASI PESAN KOMUNI- KATOR KOMUNIKAN PENGIRIM MEDIA SUMBER PENERIMA DISANDIKAN / ENCODING / DIUNGKAPKAN UMPAN BALIK DIARTIKAN DECODING/ DIFAHAMI 2 MASALAH-MASALAH DALAM KOMUNIKASI Pada umumnya masalah-masalah
Lebih terperinciBuku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24
Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/2014 11:41:24 2 Buku BI 3 (12 des).indd 2 16/12/2014 11:41:25 Bintang berkunjung ke rumah Tante Menik, adik ibunya. Tante Menik seorang wartawati. Rumah Tante Menik kecil,
Lebih terperinciKomunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki
Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data merupakan bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk mengkaji data yang telah diperoleh peneliti dari para informan maupun pengamatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal
2.1 Kecerdasan Interpersonal BAB II KAJIAN TEORI 2.1.1 Pengertian Kecerdasan Interpersonal Kecerdasan interpersonal bisa dikatakan juga sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan
Lebih terperinciKomunikasi Persuasif Pada Remaja
Komunikasi Persuasif Pada Remaja Oleh: EVA MEIZARA PUSPITA DEWI, S. Psi.,M.Si., Psikolog Dilsampaikan dalam kegiatan Seminar Nasional Optimalisasi Penilaian Status Gizi Remaja Untuk menekan Angka Stutin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama
Lebih terperinciBAB I. bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan. melalui belajar matematika karena matematika memiliki struktur dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang terikat dalam perkawinan yang sah. Dalam kehidupan bermasyarakat,
Lebih terperinciMENANGANI KELUHAN CUSTOMER (RUMAH SAKIT)
MENANGANI KELUHAN CUSTOMER (RUMAH SAKIT) By: Diah Pramesti Staff Penunjang & Administrasi Medis Jogja International Hospital Meredakan (Pahami) Kemarahan Customer Sebagai bagian dari Customer Satisfaction
Lebih terperinciSOLUTION FOCUSED BRIEF GROUP THERAPY (SFBGT)
43 MODUL SOLUTION FOCUSED BRIEF GROUP THERAPY (SFBGT) Untuk Perilaku Agresif Remaja Oleh : Danang Setyo Budi Baskoro 44 Solution Focused Brief Group Therapy Untuk Perilaku Agresif Remaja Pengertian Solution
Lebih terperinciPROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING
PROSES DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING Proses-proses konseling meliputi tahap awal, tahap pertengahan (tahap kerja), tahap akhir. Teknik-teknik konseling meliputi ragam teknik konseling, penguasaan teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha
LAMPIRAN KATA PENGANTAR Saya adalah mahasiswa Psikologi. Saat ini saya sedang melakukan suatu penelitian untuk tugas akhir saya (skripsi) mengenai kecerdasan dari Pemimpin Kelompok Kecil (PKK) Persekutuan
Lebih terperinciMempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak (Tamat)
Mempersiapkan Diri Sebelum Berkomunikasi Dengan Anak (Tamat) Tips-tips ini sering saya sampaikan kepada para orang tua yang sedang menghadapi permasalahan dengan anaknya. Tips ini sangat umum dan sederhana,
Lebih terperinciInterpersonal Communication Skill
MODUL PERKULIAHAN Interpersonal Communication Skill Introduksi Umpan Balik dan Membujuk Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Komunikasi Bidang Studi Advertising and Marketing
Lebih terperinciKemampuan Mendengarkan dan Kepemimpinan. Oleh: Egrita Buntara Widyaiswara Muda Balai Diklat Kepemimpinan
Kemampuan Mendengarkan dan Kepemimpinan Oleh: Egrita Buntara Widyaiswara Muda Balai Diklat Kepemimpinan www.bppk.depkeu.go.id/bdpimmagelang Seseorang akan bisa menulis dengan baik kalau ia banyak membaca.
Lebih terperinciPOLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK. Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis keluarga
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis keluarga Pola asuh: cara, bentuk atau strategi dalam pendidikan keluarga yang dilakukan
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS ADRIANA S. GINANJAR
MENINGKATKAN KETRAMPILAN KOMUNIKASI PADA ANAK AUTIS ADRIANA S. GINANJAR Masalah Komunikasi Salah satu ciri utama pada gangguan autistik adalah hambatan yang besar dalam berkomunikasi dan berbicara Orangtua
Lebih terperinciKOMUNIKASI MANAJEMEN. Oleh : Elisabeth Herwanti
KOMUNIKASI MANAJEMEN Oleh : Elisabeth Herwanti Tujuan Umum Mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang relevan dengan kegiatan komunikasi manajemen Tujuan Khusus Mahasiswa mampu memahami
Lebih terperinciMengasah Kemampuan Berbahasa. di Usia 4-6 tahun SERI BACAAN ORANG TUA
12 SERI BACAAN ORANG TUA Mengasah Kemampuan Berbahasa di Usia 4-6 tahun Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan melakukan segala sesuatunya sendiri. Setiap aktivitas yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penyesuaian Sosial 2.1.1. Pengertian Penyesuaian Sosial Schneider (1964) mengemukakan tentang penyesuaian sosial bahwa, Sosial adjustment signifies the capacity to react affectively
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri
Lebih terperinci5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian ini. Selanjutnya juga akan dipaparkan hasil diskusi dan saran. 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis
Lebih terperinciHuman Relations. Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan. Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Modul ke: Fakultas FIKOM
Modul ke: Human Relations Faktor Manusia dalam Human Relations (Learning how to Learn)-Lanjutan Fakultas FIKOM Ervan Ismail. S.Sos., M.Si. Program Studi Public Relations http://www.mercubuana.ac.id Isi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari
Lebih terperinci: PETUNJUK PENGISIAN SKALA
65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang
Lebih terperinciKetrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan
. Sesi Kedua Ketrampilan Memfasilitasi dan Mendengarkan Handout Akatiftas 1 : MENDENGARKAN dan BERBICARA: SANDIWARA (1 jam) Topik Yang Mungkin: Bercerita tentang pengalaman memancing yang paling berkesan
Lebih terperinciKBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya
DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mental. Hal ini seringkali membuat orangtua merasa terpukul dan sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa pasangan suami istri menginginkan keturunan sebagai bagian dari keluarga mereka. Pasangan suami istri pasti berharap untuk mendapatkan anak yang sehat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,
Lebih terperinciARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG
ARTIKEL PENERAPAN SELF ASSESSMENT DI SEKOLAH DASAR DHARMA PUTRA TANGERANG Oleh: YULI AGUSTINA NIM 0250112010502 Disusun dan Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Syarat Yudisium Jurusan Dharmacarya
Lebih terperinciPENANGANAN ANAK BERMASALAH DENGAN KASIH SAYANG
PENANGANAN ANAK BERMASALAH DENGAN KASIH SAYANG Kita sering mendengar kasus anak-anak yang memiliki masalah di sekolah dan di rumah,seperti suka mencuri, suka berkelahi, mengganggu orang lain, suka berbohong,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya. Individu akan tergantung pada orangtua dan orang-orang yang berada di lingkungannya dan ketergantungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja atau Adolescene berasal dari bahasa latin, yaitu adolescere yang berarti pertumbuhan menuju kedewasaan. Dalam kehidupan seseorang, masa remaja merupakan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN
LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciTEKNIK KOMUNIKASI KUNCI KESUKSESAN
TEKNIK KOMUNIKASI Saifoe El Unas KUNCI KESUKSESAN Apa faktor penting kesuksesan? Dari berbagai survey, 85% dari kesuksesan berkaitan langsung dengan: Kemampuan berkomunikasi, dan Ketrampilan membina hubungan
Lebih terperinciIFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
IFA HANIFAH MISBACH, S.Psi, Psikolog UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Interview merupakan salah satu alat ukur untuk memperoleh informasi antara dua orang yang dilakukan dengan cara dua arah di dalam melakukan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
89 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Proses penelitian tentang studi kasus perilaku selective mutism (SM) siswa, menghasilkan kesimpulan yang disesuikan dengan fokus penelitian yakni latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook Dalam proses konseling terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan.
Lebih terperincidimengerti oleh penerima, dan secara nyata dapat dilaksanakan, sehingga tercipta interaksi dua arah.
Sekalipun Anda memiliki produk unggulan, konsep layanan prima dan gagasan-gagasan kreatif, tetapi tidak Anda komunikasikan kepada orang lain, tidak ada gunanya. Sehebat apa pun ilmu dan jurus-jurus bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga, manusia akan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan hidup seorang manusia diawali dari pengalamannya dalam suatu unit terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Dalam keluarga, manusia akan berinteraksi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara
Lebih terperinciANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN
ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan
Lebih terperinciB A B PENDAHULUAN. Setiap manusia yang lahir ke dunia menginginkan sebuah kehidupan yang
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang lahir ke dunia menginginkan sebuah kehidupan yang nyaman dan bahagia, yaitu hidup dengan perlindungan dan kasih sayang dari kedua orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Konflik. tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu masing-masing berpegang pada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Konflik 1. Pengertian Manajemen Konflik Menurut Johnson ( Supraktiknya, 1995) konflik merupakan situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing. Untuk mengoptimalkan potensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)
Lebih terperinciBENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST
BENTUK KOMUNIKASI By : Lastry. P, SST 1. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Berfungsi : 1. Untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, mamahami dan mengendalikan diri,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IX A dan Kelas IX B yang berjumlah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam mengekspresikan perasaan, sikap, keinginan, hak, pendapat secara langsung,
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Asertif Alberti & Emmons (1990) mendefinisikan bahwa perilaku asertif merupakan perilaku kompleks yang ditunjukan oleh seseorang dalam hubungan antar pribadi, dalam mengekspresikan
Lebih terperinciKOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN
KOMUNIKASI ASERTIF MENDONGKRAK TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN Oleh Sumaryo Widyaiswara Madya BDK Palembang I. Pendahuluan Seorang pejabat/ pegawai tertentu, seperti pegawai yang bertugas yang melayani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja dapat diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak menuju masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional (Hurlock,
Lebih terperinciMATERI 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS
MATERI 1 MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. http://www.deden08m.wordpress.com 1 PENGERTIAN KOMUNIKASI Adalah proses pengiriman ide atau pikiran, dari satu orang kepada orang
Lebih terperinciMEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK USIA DINI
MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN ANAK USIA DINI Ns. Sri Puji Lestari, M.Kep, Sp.Kep.J SEMINAR NASIONAL UPGRADE & SHARING PENDIDIKAN SEKSUALITAS PADA ANAK USIA DINI 13 JANUARI 2018, STIKes Karya Husada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Definisi Komunikasi Terapeutik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Definisi Komunikasi Terapeutik Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik ialah pengalaman interaktif bersama antara perawat dan pasien dalam
Lebih terperinciBAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE PAINTING
BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA DINI DAN TEKNIK COLLECTIVE A. Konsep Keterampilan Sosial Anak Usia Dini 1. Keterampilan Sosial Anak usia dini merupakan makhluk sosial, unik, kaya dengan imajinasi,
Lebih terperinciSetelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan dapat : Menjelaskan pengertian KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan perbedaan KIP&K dg jenis komunikasi
Setelah mengikuti kegiatan belajar, diharapkan dapat : Menjelaskan pengertian KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan perbedaan KIP&K dg jenis komunikasi lain Menjelaskan tujuan KIP&K dlm pelayanan kes Menjelaskan
Lebih terperinciOPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1
1 OPTIMALISASI PPR UNTUK PENGEMBANGAN KECERDASAN DAN PEMBINAAN KARAKTER 1 Paul Suparno Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Saat ini PPR (Paradigma Pedagogi Refleksif) sudah banyak dipraktekkan di banyak
Lebih terperinciKecerdasan Emosional. Adaptasi dari James D.A Parker et al,2011. Kelas :. Umur :...
Kecerdasan Emosional Adaptasi dari James D.A Parker et al,2011 Nama : Kelas :. Umur :... Petunjuk mengerjakan Didalam skala ini terdapat 24 buah pertanyaan. Pada etiap pertanyaan disediakan 5 buah pilihan
Lebih terperinciKOMUNIKASI : Memahami komunikasi & keahlian berkomunikasi
KOMUNIKASI : Memahami komunikasi & keahlian berkomunikasi PENGERTIAN KOMUNIKASI Adalah proses pengiriman ide atau pikiran, dari satu orang kepada orang lain dengan tujuan untuk menciptakan pengertian dalam
Lebih terperinciKETERAMPILAN NEGOSIASI
MODUL 04 KETERAMPILAN NEGOSIASI 10 JP ( 450 menit) Pengantar Modul keterampilan negosiasi dibahas dengan tujuan agar peserta pelatihan memahami dan terampil melakukan negosiasi. Standar Kompetensi Memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupan, seseorang tidak pernah lepas dari kehidupan emosi yang bervariatif dari waktu ke waktu, khususnya pada masa remaja yang dikatakan
Lebih terperinci