profit margin, semakin baik operasi perusahaan. Suatu net profit margin yang
|
|
- Deddy Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008:114). Rasio ini menunjukkan laba yang dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba yang hubungannnya dengan investasi, serta digunakan untuk mengetahui seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Profitabilitas perusahaan yang dikatakan baik apabila mampu memenuhi target laba yang telah ditetapkan dengan menggunakan aktiva atau modal yang telah dimilikinya. Menurut Brigham dan Houston (2007:146) terdapat beberapa macam rasio untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan, yaitu: 1. Profit Margin Ratio Rasio ini untuk mengukur laba bersih per dolar penjualan, yang dihitung dengan membagikan laba bersih terhadap penjualan. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam menjalankan operasinya. Profit margin ratio dibedakan menjadi: a. Net Profit Margin Net Profit Margin adalah Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan sesudah dikurangi dengan seluruh beban termasuk pajak. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi perusahaan. Suatu net profit margin yang dikatakan baik, akan sangat bergantung dari jenis industri apa perusahaan 14
2 berusaha. Rasio ini mencerminkan efisiensi seluruh bagian, yaitu produksi, personalia, pemasaran, dan keuangan yang ada dalam perusahaan. b. Operating Profit Margin = Rasio ini mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum dan pajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Rasio ini disebut sebagai pure profit (Syamsuddin, 2007:61). Disebut murni karena karena jumlah rasio ini lah yang benar-benar diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban-kewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pajak. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik pula operasi perusahaan. = c. Gross Profit Margin Gross Profit Margin adalah Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. Semakin besar rasio ini semakin baik keadaan operasi perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa laba kotor relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik operasi perusahaan. Rasio ini menggambarkan efisiensi yang dicapai oleh bagian produksi. = 15
3 2. Basic Earning Power- BEP Rasio ini untuk menunjukkan kemampuan asset perusahaan dalam menghasilkan laba operasi, yang dihitung dengan membagikan EBIT terhadap total aset. Rasio ini mencerminkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan seluruh investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin efektif dan efisiensi pengelolaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak. BEP= 3. Return On Equity (ROE) Total Aset Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Rasio ini untuk mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa, dihitung dengan mebagikan laba bersih terhadap ekuitas biasa. Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. 4. Return On Asset (ROA) ROE= ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi 16
4 pihak manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisien manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan. Retutn On Asset adalah rasio yang dapat menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return on Asset atau pengembalian atas total asset menurut Brigham dan Houston (2007:146) adalah rasio untuk mengukur pengembalian atas total aset setelah bunga pajak. Menurut Lawrence (2003:65) Return On Total Assets measures the overall effectiveness of management in generating profits with its available assets. The higher the firm s return on total assets, the better yang artinya ROA merupakan rasio untuk mengukur keefektifan keseluruhan manajemen untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aset yang tersedia. Semakin tinggi ROA suatu perusahaan maka semakin baik perusahaan tersebut dalam menggunakan asetnya untuk mendapatkan laba. Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur keefektifan manajemen perusahaan secara menyeluruh dengan membandingkan pengembalian setelah bunga dan pajak atau laba bersih dengan total aset yang dinyatakan dalam persentase. Semakin tinggi tingkat ROA perusahaan, maka semakin bagus kinerja perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba untuk pengembalian asetnya. Menurut Brigham dan Houston (2007:146), secara sistematis, ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus: ROA= Laba Bersih Total Aset Atau menurut Lawrence (2003:65) mengunakan rumus: 17
5 ROA= h Semakin tinggi tingkat ROA suatu perusahaan maka semakin baik kondisi perusahaan tesebut dari segi penggunaan aset untuk mendapatkan laba. 2.2 Modal Kerja Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha (Brigham dan Houston, 2001:150). Modal kerja ini akan terus berputar setiap periodenya di dalam perusahaan (Riyanto, 2010:62). Menurut Munawir (2007: ) dinyatakan ada tiga konsep definisi modal kerja yaitu : konsep kuantitatif, konsep kualitatif, dan konsep fungsional. Dalam konsep kuantitatif, pengertian modal kerja adalah meliputi seluruh aktiva lancar yang memiliki tingkat perputaran yang pendek yakni berupa kas, piutang, persediaan maupun persekot biaya. Pada konsep kualitatif, modal kerja adalah aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk kegiatan operasional yang telah dikurangi dengan hutang lancar. Sedangkan, konsep fungsional, modal kerja adalah modal yang benar-benar digunakan untuk menghasilkan pendapatan periode berjalan (current income) atau periode saat ini daja bukan untuk periode selanjutnya. Jadi, seluruh modal kerja yang tidak termasuk current income bukan termasuk modal kerja. 2.3 Komponen Modal Kerja Menurut konsep kuantitatif, komponen modal kerja adalah berupa keseluruhan aktiva lancar yang terdiri atas kas, piutang, persediaan, dan persekot biaya. Perusahaan harus mampu mengelola modal kerjanya dengan baik agar modal kerja tersebut dapat berfungsi secara optimal. Modal kerja dalam 18
6 perusahaan akan selalu mengalami perputaran selama perusahaan tersebut melakukan kegiatan operasional. modal kerja dimulai dari awal saat kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai kembali menjadi kas. Periode perputaran modal kerja tergantung pada lamanya perputaran masing-masing komponen modal kerja tersebut. Apabila perputaran modal kerja yang rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Demikian pula sebaliknya jika perputaran modal kerja tinggi, mungkin disebabkan tingginya perputaran persediaan atau perputaran piutang atau saldo kas yang terlalu kecil (Kasmir, 2011:182). Semakin panjang periode perputaran modal kerja maka semakin rendah atau lambat tingkat perputarannya, sedangkan semakin pendek waktu perputaran modal kerja berarti semakin cepat perputarannya sehingga akan meningkatkan rentabilitas perusahaan. Mengelola modal kerja dapat dilakukan dengan mengelola komponen-komponennya, dimana dalam penelitian ini komponen-komponen tersebut terdiri atas tiga, yaitu kas, piutang, dan persediaan Kas Kas merupakan nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pospos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya (Gitosudarmo, 2008:61). Kas merupakan aktiva perusahaan yang paling likuid dan merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya, seluruh uang tunai yang ada di tangan (cash on hand) dan dana yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk, seperti deposito dan rekening koran (Syahyunan, 19
7 2004:49). Sebuah perusahaan dituntut harus bisa mengatur kas nya agar dapat digunakan secara tepat. Apabila kas yang dimiliki terlalu sedikit, maka kegiatan tidak dapat dilakukan dengan maksimal karena kas tidak cukup untuk membiayai kegiatan perusahaan. Tetapi, apabila perusahaan memiliki kas yang terlalu banyak maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan kasnya untuk mendapatkan pengembalian yang lebih besar, sehingga diperlukan manajemen kas yang baik demi kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan manajemen kas adalah menjaga jumlah kas minimum yang membuat perusahaan dalam kondisi likuid dan profitable, artinya perusahaan harus dapat mengelola kas agar seimbang antara meminimalkan kas demi meminimumkan biaya serta menjaga likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Faktor- faktor yang mempengaruhi jumlah kas suatu perusahaan adalah sebagai berikut (Khamaruddin, 2004:31) : 1. Kebijaksanaan dalam memanajemen kas 2. Posisi likuiditas perusahaan pada saat ini 3. Sikap manajemen perusahaan terhadap risiko manajemen likuiditas 4. Jadwal jatuh tempo utang perusahaan 5. Perkiraan aliran kas baik jangka panjang maupun jangka pendek Kas (Cash Turnover) Menurut Kasmir (2008:140) rasio perputaran kas (cash turnover) adalah rasio untuk mengukur tingkat kecukupuan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Rasio ini berfungsi untuk mengukur seberapa besar tingkat ketersediaan kas untuk membayar utang dan segala biaya yang berkaitan dengan penjualan. Tujuan 20
8 melakukan pengukuran rasio ini adalah untuk mengetahui sudah berapa besarkah tingkat efisiensi yang dapat dicapai perusahaan dalam upaya menggunakan persediaan kas yang ada dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Rasio ini dapat dihitung dengan membandingkan penjualan bersih dengan rata-rata kas perusahaan. Hasil perhitungan perputaran kas dapat diartikan sebagai berikut: a. Jika rasio perputaran kas tinggi, memiliki arti semakin baik, karena menunjukkan semakin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Tetapi perputaran kas yang berlebih-lebihan tingginya dapat berarti bahwa jumlah kas yang tersedia terlalu kecil untuk volume penjualan perusahaan tersebut. b. Sebaliknya, jika rasio perputaran kas rendah, memiliki arti kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit Piutang Kas= Penjualan bersih Rata rata kas Jumlah piutang suatu perusahaan berubah secara terus-menerus selama kegiatan bisnis perusahaan tersebut berlangsung. Jumlah piutang akan meningkat dengan adanya penjualan kredit, dan berkurang oleh penagihan. Apabila pembayaran dilakukan secara tunai maka perusahaan akan langsung menerima kas, apabila pembayaran dilakukan dengan cara kredit maka perusahaan akan menerima piutang yang akan dicatat di neraca hingga saat penagihan berhasil memperoleh pembayaran kas. Perusahaan lebih menginginkan untuk dapat menagih piutang tepat pada waktunya, karena kas dari piutang tertagih dapat memperbaiki solvensi perusahaan. Kas tersebut juga dapat digunakan untuk 21
9 membayar dividen kepada pemegang saham atau untuk tujuan investasi dan pembiayaan lainnya. Penagihan piutang dengan segera juga dapat mengurangi risiko kerugian dari piutang tidak tertagih sehingga dapat menggambarkan apakah perusahaan tersebut profitable atau tidak. Salah satu risiko yang paling berkaitan dengan piutang adalah risiko kredit. Oleh karenanya diperlukan evaluasi sebelum melakukan piutang. Indikator untuk mengevaluasi risiko kredit adalah dengan 5C (Syamsuddin, 2009:265), yaitu: 1. Character, kemungkinan bahwa pelanggan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajibannya. 2. Capacity, pertimbangan atau evaluasi dari kemampuan membayar pelanggan. 3. Capital, mengukur posisi keuangan secara umum dari perusahaan seperti yang ditunjukkan oleh rasio keuangan. 4. Collateral, ditunjukkan oleh aset pelanggan yang digunakan sebagai jaminan. 5. Condition, dampak trend umum terhadap perusahaan atau perkembangan khusus di bidang ekonomi. Perusahaan dalam melakukan manajemen piutang harus dapat menentukan jumlah piutang yang seimbang antara perolehan laba dan risiko. Perolehan laba memang dapat meningkat apabila manajer keuangan memperlunak persyaratan penjulan kredit, namun hal tersebut perlu diimbangi dengan tersedianya biaya untuk penagihan piutang seperti untuk pengawasan administrasi kredit, serta 22
10 adanya risiko piutang tak tertagih (Syahyunan, 2004:61). Sehingga perusahaan biasanya mengupayakan agar perolehan laba meningkat karena penjualan kredit dapat menutup kenaikan berbagai biaya tersebut Piutang (Receivable Turnover) Piutang sebagai elemen dalam modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung dengan syarat pembayarannya. Semakin lama jangka waktu pembayaran suatu piutang menandakan semakin lama modal terikat pada piutang, yang berarti tingkat perputarannya semakin rendah. piutang menunjukkan berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi perputaran piutang maka akan berdampak baik bagi perusahaan, dan sebaliknya, akan ada over investment dalam piutang (Kasmir, 2008:176). Piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit dengan rata-rata saldo piutang usaha tersebut selama setahun. (Garisson, 2013:327). Namun, biasanya perusahaan tidak memperlihatkan penjualan kredit pada laporan keuangannya, sehingga untuk mengatasi itu penjualan bersih dapat digunakan untuk menghitung perputaran piutang sebagai pengganti penjualan kredit (Warren and Reeve, 2005:309) Persediaan Perpuatan Piutang= Penjualan bersih Rata rata piutang Persediaan sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus-menerus mengalami perubahan (Riyanto, 2010:69). Masalah investasi dan pengalokasian modal dalam 23
11 persediaan memberikan pengaruh langsung terhadap keuntungan atau profitabilitas perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Seperti timbulnya biaya penyimpanan, biaya keamanan, biaya pemesanan, dan biaya modal untuk mengadakan persediaan itu sendiri (Syahyunan, 2004:70). Perusahaan dituntut untuk melakukan manajemen persediaan sebaik mungkin, sehingga jumlah persediaan yang seimbang antara perolehan laba dan risiko dapat dicapai. Dua tujuan manajemen persediaan menurut Eugine dan Philip (2004:712) adalah: 1. To ensure that the inventories needed to sustain operations are available. 2. To hold the cost of ordering and carrying inventories to the lowest posible level. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa manajemen persediaan memiliki tujuan untuk memastikan bahwa persediaan benar-benar diperlukan dalam rangka mempertahankan kegiatan perusahaan yang sedang berlangsung dan menjaga biaya-biaya yang dikeluarkan selama memanajemen persediaan, seperti biaya pemesanan dan biaya transportasi ke tingkat yang paling rendah atau seminimal mungkin Persediaan (Inventory Turnover) Hubungan antara volume barang dagang yang terjual dan persediaan dapat dinyatakan sebagai perputaran persediaan (inventory turnover). ini dihitung dengan membagi harga pokok pernjualan dengan persediaan rata-rata. Jika data bulanan tidak tersedia, dapat menggunakan rata-rata persediaan di awal dan di akhir tahun (Warren dan Reeve, 2005:310). ini menunjukkan 24
12 berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti dalam satu tahun (dijual atau diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dalam gudang dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan turnover dari persediaan tersebut (Munawir, 2007:78). Tingkat perputaran persediaan digunakan untuk: 1. Mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya. 2. Menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk mengimbangi tingkat penjualan yang ditentukan. Perhitungan tingkat perputaran ini tidak hanya berlaku untuk barang dagangan saja, tetapi dapat juga diterapkan dalam persediaan bahan mentah maupun persediaan barang dalam proses. Apabila data harga pokok penjualan tidak diperoleh pada laporan keuangan perusahaan, maka perputaran persediaan dapat dihitung dari penjualan. 2.4 Rasio Likuiditas Persediaan= Harga pokok penjualan Rata rata persediaan Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia (Syamsuddin, 2009:41). Likuiditas tidak hanya berhubungan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan. Tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Ada tiga jenis rasio untuk mengukur likuiditas secara menyeluruh, yaitu : 25
13 1. Net Working Capital Rasio ini merupakan selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Besarnya rasio ini dapat digunakan untuk pengawasan internal di dalam suatu perusahaan. Umumnya, apabila perusahaan ingin mencari pinjaman jangka panjang, maka kreditur menetapkan beberapa persyaratan, misalnya adalah penetapan jumlah minimum net working capital yang harus tetap dipertahankan. Sehingga perusahaan dapat menjaga kestabilan operating liquidity yang bertujuan untuk menjamin pinjaman-pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan. Jumlah net working capital yang tinggi menunjukkan tingkat likuiditas yang tinggi juga. Net Working Capital=Current Assets Current Liabilities 2. Quick Ratio Rasio cepat (quick ratio) atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (Kasmir, 2008:111). Persediaan tidak diperhitungkan karena merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid atau sulit untuk segera diuangkan tanpa menurunkan nilainya. = 3. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir, 2008:134). Artinya, seberapa besar aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban 26
14 jangka pendek atau utang lancar yang akan jatuh tempo. Rasio ini juga dikatakan sebagai rasio untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Rasio lancar dapat dihitung dengan membandingkan total aktiva lancar (current assets) dengan total utang lancar (current liabilities). Aktiva lancar merupakan harta atau aset perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun) meliputi kas, bank, surat- surat berharga, piutang, sediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya. Utang lancar merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek yang harus segera dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun, meliputi utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima di muka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya. Hasil pengukuran rasio ini adalah apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Tetapi, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik, kemungkinan yang bisa saja terjadi karena tidak digunakannya kas semaksimal mungkin. Untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan baik atau tidak, digunakan standar rasio, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis. Sehingga rasio lancar perusahaan dikatakan baik apabila memenuhi standar rasio rata-rata industri tersebut. = 27
15 2.5 Ukuran Perusahaan (Size) Menurut Tittman dan Wessels (1998) dalam Hendriani (2011), ukuran perusahaan adalah ukuran besar kecilnya perusahaan yang diukur melalui total aset. Total aset dijadikan indikator ukuran besar kecilnya perusahaan karena memiliki sifat jangka panjang dari pada penjualan. Data kontrol biasanya berfungsi untuk mengetahui apakah ada data dari objek yang diteliti memiliki perbedaan karakteristik tertentu. Variabel kontrol yang sering digunakan adalah ukuran perusahaan (size). Dalam hal ini size biasanya dibagi menjadi dua ketegori perusahaan yaitu besar dan kecil. variabel. Menurut Rodoni dan Herni (2010:180) proksi size biasanya adalah total aset perusahaan. 2.6 Penelitian Terdahulu Deskripsi dari penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya memperjelas variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk menampilkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Umumnya penelitian terdahulu dilakukan oleh peneliti-peneliti dari kalangan akademis dan telah mempublikasikannya pada beberapa jurnal cetakan dan jurnal online (internet), baik secara nasional maupun internasional. Penelitian dalam bentuk skripsi juga digunakan untuk melihat perbedaannya dengan penilitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Sabo, Rabi u, Usman, Fatima, dan Tjjani (2015) dengan judul The Effect of Working Capital Management on Corporate Profitability : Evidence from Nigerian Food Product Firms, penelitian ini menggunakan teknik analisis GLS (Generalize Least Square). Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa perputaran persediaan memiliki pengaruh yang 28
16 negatif dan signifikan terhadap ROA, average collection periode dan current ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, serta average payment periode memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Ukuran perusahaan (SIZE) yang digunakan sebagai variabel kontrol pada penelitian ini berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan oleh Siallagan (2014) dengan judul Analisis Pengaruh Kas, Piutang, Dan Persediaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010 Sampai Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh negatif signifikan secara parsial terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan perputaran persediaan berpengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas (ROA), dan hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan otomotif yang terdaftar BEI dari tahun Penelitian yang dilakukan oleh Agha (2014) dengan judul penelitian Impact Of Working Capital Management On Profitability. Penelitian ini juga menggunakan analisis regresi linier berganda sebagai teknik analisisnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang positif signifikan antara perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran kreditor terhadap ROA, sedangkan rasio lancar tidak memiliki pengaruh terhadap ROA 29
17 pada perusahaan Galaxo Smith Kline Pharmaceutical yang terdaftar pada Karachi stock exchange periode Eka dan Joni (2014) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kas, Piutang, Dan Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur. Kesamaan dalam penelitian ini adalah dalam teknik analisis datanya yang menggunakan analisis regresi linier berganda. Sedangkan perbedaannya adalah variabel bebas yang diteliti hanya tiga yaitu perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan saja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, hanya perputaran persediaan yang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan perputaran kas dan perputaran piutang tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA). kas, perputaran piutang, perputaran persediaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013) dengan judul Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Receivable Turnover terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Consumer Goods yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa inventory turnover tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA, sedangkan receivable turnover dan current ratio berpengaruh signifikan terhadap ROA, dan pengujian secara simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara current ratio, 30
18 inventory turnover, dan receivable turnover terhadap ROA pada perusahaan Consumer Goods periode Putra (2012) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ( Studi Kasus : PT Indofood SuksesMakmur Tbk). Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran persediaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas. kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk periode Januari 2005 sampai dengan Desember Sutanto dan Yanuar (2012) melakukan penelitian dengan judul Efficiency Of Working Capital On Company Profitability In Generating ROA (Case Studies In CV. Tools Box In Surabaya. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perputaran modal kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA, sedangkan rasio lancar dan perputaran piutang tidak berpengaruh secara parsial terhadap ROA. Rasio lancar, perputaran piutang dan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap ROA pada CV.Tools Box di Surabaya periode Januari 2008 sampai dengan Desember Bramasto (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Aktiva Tetap Dan Piutang Kaitannya Terhadap Return On Assets Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Bandung. Penelitian ini menggunakan teknik analisis 31
19 regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa perputaran aktiva tetap dan perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA baik secara simultan maupun parsial Pt. Pos Indonesia (Persero) Bandung periode Untuk lebih jelasnya, penelitian mengenai perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan rasio lancar serta penelitian yang menggunakan size sebagai variabel kontrol yang dilakukan peneliti terdahulu dapat di lihat pada Tabel 2.1. Nama Peneliti Sabo, Rabi u, Usman, Fatima, dan Tjjani (2015) Judul The Effect of Working Capital Management on Corporate Profitability : Evidence from Nigerian Food Product Firms Tabel 2.1 Deskripi Penelitian Terdahulu Inventory Turnover, average collection periode, Current Ratio dan average payment periode. Variabel kontrol : SIZE Variabel X Y ROA Teknik Analisis Teknik analisis GLS (Generalize Least Square) Hasil Penelitian 1. Inventory Turnover memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap ROA perusahaan, 2. Average collection periode dan current ratio memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA 3. Average payment periode memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA 4. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA 32
20 Lanjutan Tabel 2.1 Nama Peneliti Hendro Siallagan (2014) Hina Agha, Mba, Mphil (2014) Judul Analisis Pengaruh Kas, Piutang, Dan Persediaan Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010 Sampai 2013 Impact Of Working Capital Management On Profitability Variabel X Y ROA Kas, Piutang, Dan Persediaan Piutang, Persediaan, kreditor dan rasio lancar ROA Teknik Analisis Analisis Linier Berganda Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian 1. kas dan perputaran piutang berpengaruh negatif signifikan secara parsial terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan perputaran persediaan berpengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas (ROA) 2. Secara simultan menunjukkan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) 1. piutang, perputaran persediaan, dan perputaran kreditor berpengaruh positif signifikan terhadap ROA 2. Rasio lancar tidak berpengaruh terhadap ROA Eka dan Joni (2014) Pengaruh Kas, Piutang, Dan Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Kas, Piutang, dan Persediaan ROA Analisis Regresi Linier Berganda 1. persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan perputaran kas dan perputaran piutang tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas (ROA). 2. kas, perputaran piutang, perputaran persediaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas (ROA) 33
21 Lanjutan Tabel 2.1 Nama Peneliti Dwi Suparni Handayani (2013) Lutfi Jaya Putra (2012) Judul Pengaruh Current Ratio, Inventory Turnover, Receivable Turnover terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Consumer Goods yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas ( Studi Kasus : PT Indofood Sukses Makmur Tbk) Variabel X Y Current ROA Ratio, Inventory Turnover, Receivable Turnover kas, perputaran piutang, perputaran persediaan ROA Teknik Analisis Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda Hasil Penelitian 1. Receivable turnover dan current ratio berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA, sedangkan inventory turnover tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA 2. Secara simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara current ratio, inventory turnover, dan receivable turnover terhadap ROA 1. kas dan perputaran piutang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA 2. persediaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap ROA Sutanto dan Yanuar (2012) Efficiency Of Working Capital On Company Profitability In Generating ROA (Case Studies In CV. Tools Box In Surabaya modal kerja, rasio lancar dan perputaran piutang ROA Analisis regresi linier berganda 3. kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas 1. modal kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA, sedangkan rasio lancar dan perputaran piutang tidak berpengaruh secara parsial terhadap ROA 2. Rasio lancar, perputaran piutang dan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan secara simultan terhadap ROA 34
22 Lanjutan Tabel 2.1 Nama Peneliti Ari, Bramasto (2009) Judul Analisis Aktiva Tetap Dan Piutang Kaitannya Terhadap Return On Assets Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Bandung Variabel X Y ROA Aktiva Tetap dan Piutang Teknik Analisis Analisis Regresi linier berganda Hasil Penelitian 1. Aktiva tetap dan perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap ROA baik secara simultan maupun parsial Sumber: beberapa jurnal peneliti terdahulu Berdasarkan penjabaran Tabel 2.1 diatas, simpulan yang didapat adalah adanya perbedaan beberapa hasil dari penelitian-penelitian tersebut yang tidak sesuai dengan teori-teori yang seharusnya, tetapi ada juga yang sesuai dengan teori-teori pada umumnya, sehingga terdapat kesenjangan atau gap diantara penelitianpenelitian di atas. 2.7 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual digunakan untuk mendesain hipotesis dan pengukuran untuk menguji hipotesis atau bahkan mungkin akan menciptakan konsep baru untuk menyatakan pemikiran peneliti. Kerangka pemikiran atau konsep adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan antara satu teori dengan teori lainnya. Sehingga masalah yang diteliti menjadi jelas penyelesaiannya (Ginting dan Situmorang, 2008:97). Salah satu indikator dalam menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba adalah melalui pengukuran profitabilitas perusahaan dengan menggunakan return on asset (ROA). ROA digunakan dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aset (Brigham dan Houston, 2007:146). Semakin 35
23 tinggi tingkat ROA nya, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba dengan baik karena tingkat pengembalian asetnya tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdiri atas perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan rasio lancar memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya yaitu profitabilitas (ROA) dengan terdapat variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan. 1. Pengaruh Kas (Cash Turnover) dengan Profitabilitas (ROA) kas merupakan salah satu rasio likuiditas yang dihitung dengan membandingkan penjualan bersih dengan modal kerja bersih (Kasmir, 2008:141). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan dan menunjukkan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali kas berputar dalam satu periode tertentu. kas yang tinggi menandakan baiknya keefisienan penggunaan kas oleh perusahaan. Sehingga keuntungan atau laba yang diperoleh akan semakin besar (Kasmir, 2008). 2. Pengaruh Piutang (Receivable Turnover) dengan Profitabilitas (ROA) Piutang merupakan salah satu rasio aktivitas dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan rata-rata saldo piutang usaha tersebut selama setahun (Warren and Reeve, 2005:309). Semakin tinggi perputaran piutang maka akan berdampak baik bagi perusahaan, dan sebaliknya, jika tingkat perputaran 36
24 rendah berarti ada over investment dalam piutang (Kasmir, 2008:176). Besarnya rasio ini dipengaruhi oleh hubungan penjualan dan piutang yang berfluktuasi setiap periode, artinya perputaran piutang meningkat bila penjualan meningkat dan perputaran piutang akan turun bila penjualan turun. Penjualan yang tinggi dan perputaran piutang yang tinggi, akan memberikan laba terhadap perusahaan, sehingga semakin besar nilai rasio ini semakin baik dampaknya bagi perusahaan (Harahap, 2010:308). 3. Pengaruh Persediaan (Inventory Turnover) dengan Profitabilitas (ROA) persediaan merupakan salah satu rasio aktivitas yang dihitung dengan membandingkan harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata (Kasmir, 2008:180). Tujuannya, untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan berputar dalam satu periode. Hubungan antara perputaran persediaan terhadap profitabilitas menurut Hongren et.al (2007:250) adalah sebagai berikut: persediaan mengukur kecepatan rata-rata persediaan bergerak keluar dari perusahaan. Semakin cepat persediaan diubah menjadi barang dagang yang nantinya akan dijual oleh perusahaan maka akan semakin tinggi pula tingkat profitabilitasnya. Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin baik bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Apabila rasio yang diperoleh tinggi, menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Sebaliknya, apabila perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja tidak efisien atau tidak produktif karena banyak barang persediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian rendah. 37
25 4. Pengaruh Rasio lancar (Current Ratio) dengan Profitabilitas (ROA) Rasio lancar yang baik dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan jangka pendek yang kuat atau disebut juga likuid, apabila mampu memenuhi kewajiban dan bunga hutang jangka pendek tepat pada waktunya, memelihara modal kerja yang cukup untuk mendanai operasi perusahaan yang normal, dan mampu memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. Menentukan tingkat Rasio lancar baik atau tidak nya dapat diketahui dari perbandingan antara jumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan jumlah utang lancar yang harus segera dipenuhi. Aktiva lancar yang meningkat akan menurunkan profitabilitas sedangkan utang lancar yang meningkat akan meningkatkan profitabilitas dan aktiva lancar yang menurun akan meningkatkan profitabilitas, sedangkan utang lancar yang menurun akan menurunkan profitabilitas juga (Syamsuddin, 2009: ). Sehingga dapat dikatakan bahwa rasio lancar memiliki hubungan yang erat dengan profitabilitas. Kondisi likuiditas dalam hal ini rasio lancar akan mempengaruhi perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. 5. Pengaruh Ukuran perusahaan (Size) terhadap profitabilitas Size perusahaan umumnya diproyeksikan dalam total aset perusahaan tersebut. Total aset yang semakin besar menunjukkan, semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Size sebagai variable kontrol juga telah digunakan pada penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sabo, Rabi u, Usman, Fatima, dan Tjjani (2015), yang menunjukkan size ternyata berpengaruh positif seiginifikan terhadap profitabilitas, karena semakin besar nilai aset maka 38
26 semakin besar kemampuan perusahaan untuk meningkatkan hasil penjualan, semakin besar penghasilan penjualan maka semakin besar pula profitabilitas yang diterima. Sehingga dapat dibuat suatu kerangka konseptual yang digambarkan dalam bentuk diagram sistematik sebagai berikut : Kas (X 1 ) Piutang (X 2 ) Persediaan (X 3 ) Profitabilitas (ROA) (Y) Rasio Lancar (X 4 ) Variabel kontrol: Ukuran Perusahaan (SIZE) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.8 Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2008:35) hipotesis adalah ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena yang dirumuskan dengan maskud umtuk diuji secara empiris. 39
27 Berdasarkan penjabaran yang telah dikemukakan di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah Modal kerja berperngaruh secara signifikan terhadap profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,
18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian, sehingga dengan mengetahui penelitian terdahulu dapat memperoleh informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Return On Asset (ROA) keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Return On Asset (ROA) 2.1.1 Pengertian Return On Asset (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Modal Kerja Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Housten (2006:131) mengatakan bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas, sekuritas,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.
BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz
Lebih terperinciMAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk
MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanggung jawab atas jalannya perusahaan atau organisasi. Definisi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Modal Kerja 2.1.1 Pengertian manajemen Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata manajemen berarti penggunaan sumber daya efektif untuk mencapai sasaran atau pimpinan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LAPORAN KEUANGAN Sebuah perusahaan yang baik sudah seharusnya membuat laporan keuangan setiap periode untuk mengetahui kinerja perusahaan selama periode berjalan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
Lebih terperinciBab 9 Teori Rasio Keuangan
D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Analisis Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal kerja Bersih a. Pengertian Modal kerja Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Rentabilitas Ekonomis Untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan perusahaan tersebut. Adanya perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.
A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan
Lebih terperinciANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Nurdiana Simatupang S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep
Lebih terperinciDalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:
Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan
Lebih terperinciHasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode
Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai perkiraan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kas 1. Pengertian Kas Menurut Martono dan Harjito (2002 : 116) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan suatu usaha perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur Bab ini akan menguraikan dan membahas kajian pustaka yang relevan terhadap topik penelitian. Kajian pustaka tersebut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
BAB II KAJIAN PUSTAKA 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Pengertian koperasi Koperasi sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dalam melakukan kegiatannya berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan tentu bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang
Lebih terperinciLaba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas menurut K.R.Subramanyam (2010:09), ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu perusahaan, para investor biasanya melakukan analisis profitabilitas. Oleh karena
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sementara itu, pengertian laporan keuangan menurut Munawir (2010:5)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan yaitu: Pengertian Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1) Laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan
Lebih terperinciMODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan diproksikan melalui dimensi profitabilitas perusahaan. komposisi utang perusahaan (Harmono, 2011: ).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)
Lebih terperinci