VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0"

Transkripsi

1 VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0 Oleh ; BUNGA DEWI MASITA F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2 VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0 SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh ; BUNGA DEWI MASITA F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

3 BUNGA DEWI MASITA. F Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0. Dibimbing oleh Ir. Mad Yamin, MT. RINGKASAN Menurut data Ditjen Bina Produksi Hortikultura dan Departemen Pertanian hortikultura merupakan komoditas agribisnis yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Salah satu produk hortikultura yang berpeluang untuk ditumbuhkembangkan adalah produk jamur tiram untuk konsumsi. Jamur termasuk dalam golongan Thalopytha dan tidak berklorofil. Pada awalnya Thalopytha dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang akar, daun, dan batangnya tidak dapat dibedakan secara nyata. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan dengan ditemukannya mikroskop elektron diketahui bahwa jamur bukan termasuk ke dalam dunia tumbuhan. Pada budidaya jamur faktor cuaca menjadi pertimbangan utama dalam menentukan awal tanam. Kendala suhu biasanya tidak menjadi masalah bila ditanam pada dataran tinggi karena karena perubahan suhu yang tidak signifikan. Syarat tumbuh jamur yang optimal adalah pada suhu C dengan RH 60-90% dengan ph 6-7 (Gunawan, 1999). Dengan konsentrasi CO 2 yang optimal adalah %. Media tumbuh dari jamur itu sendiri adalah jasad makluk hidup yang sudah mati tetapi dalam budidaya jamur sering digunakan serbuk gergaji sebagai media tumbuh dengan kadar air optimal 65-70% (Vilela dan Silverio, 1982, dalam Daryani, 1999). Dalam budidaya didataran rendah sering dilakukan dalam ruang terkendali untuk menghindari faktor cuaca yang merugikan. Dalam ruang tumbuh ini biasanya digunakan kendali suhu dan kelembaban udara (RH), karena dengan penurunan suhu akan menyebabkan penurunan kelembaban relatif pada ruang tumbuh jamur tersebut sehingga berdampak negatif bagi pertumbuhan jamur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan program Visual Basic untuk memvisualisasikan perubahan kadar air media tumbuh jamur dengan kendali logika fuzzy. Pembuatan program dimulai dengan pembuatan algoritma program yang akan merupakan dasar dari program. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan diagram alir untuk mempermudah pembuatan program, dan dilanjutkan dengan pembuatan animasi dan program. Pembuatan gambar dasar digunakan Adobe Photoshop, gambar dasar yang dibuat adalah pompa, komputer, penampung, jamur, dll. Gambar dasar ini digunakan untuk membuat background program. Animasi dibuat dengan menggunakan Macromedia Flash 8.0, animasi yang dibuat adalah animasi pompa dan air. Selanjutnya program dibuat dengan menggunakan Visual Basic 6.0 dengan menggunakan logika Fuzzy sebagai perhitungannya. Langkah-langkah yang dibuat yaitu dengan menentukan Fuzzifikasi, pembuatan matrik keputusan dan diakhiri dengan defuzzifikasi. Program dicoba pada set point 65%

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidatyat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan April 2007 sampai dengan Juli Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ir. Mad Yamin, MT selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan sarannya. 2. Dr. Ir. Dewa Made Subrata, M.Agr dan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji. 3. Daddy yang telah memberikan arti hidup yang lebih bermakna, semangat dan materi. 4. Bunda untuk cinta, kasih dan segala kesabarannya mendampingi setiap langkah penulis. 5. Mas Ardi dan de Rama yang selalu menjadi panutan dan tujuan hidup penulis. 6. Eyang-ku, Mamah, Papah, de ifan, de Al, de Dika dan semua saudaraku tercinta yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis. 7. Dunk2 dan plue yang telah memberikan banyak perhatian, dukungan serta semangat kepada penulis. 8. Mazda untuk tujuan dan pandangan hidup yang baru. 9. Yanu, Tari, AA sahabat tersetia. 10. Danz, Dedi, K Yogi, K Dwi, K Delly, K Adi, hanafi, deni, arie, ichsan yang selalu mau berbagi pikiran. 11. Beti, Ndul, mba ye, mba vina, yayang, belinda yang selalu membantu penulis. 12. Amna, Kalitika-chu, Hanida, Gytha, Rena, Deta, Gigi dan Bobby yang telah mendampingi penulis selama empat tahun.

5 13. serta teman-teman TEP 40 yang telah bersama-sama berjuang menjalani perkuliahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua yang mempelajarinya. Bogor, Agustus 2007 Penulis

6 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG... 1 B. TUJUAN PENELITIAN... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA... 3 A. JAMUR (MUSHROOM)... 3 B. JAMUR TIRAM... 4 C. RUANG TUMBUH JAMUR... 6 D. LOGIKA DAN KONTROL FUZZY... 8 E. DESAIN PERANGKAT LUNAK (PROGRAM) F. MICROSOFT VISUAL BASIC (Versi 6.0) III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN B. ALAT DAN BAHAN C. METODA PEMBUATAN APLIKASI IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONTROL FUZZY B. PEMBUATAN GAMBAR DENGAN ADOBE PHOTOSHOP CS C. PEMBUATAN ANIMASI DENGAN MAKROMEDIA FLASH D. PEMBUATAN PROGRAM DENGAN VISUAL BASIC i

7 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ii

8 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur... 5 Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidarat jamur tiram dibandingkan dengan buah-buahan dan sayuran... 5 Tabel 3. Contoh matrik keputusan Tabel 4. Matriks keputusan ordo 3 x Tabel 5. Produksi dan Luas Panen Kubis Tabel 6. Produksi Buah-buahan Tabel 7. Produksi dan Luas Panen Kentang Tabel 8. Produksi dan Luas Panen Bawang Merah Tabel 9. Produksi Tanaman Hias Utama Indonesia Tabel 10. Produksi Tanaman Obat Utama Tabel 11. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura Tabel 12. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Hortikultura iii

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Himpunan Crisp... 9 Gambar 2. Himpunan Fuzzy... 9 Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy Gambar 4. Contoh fungsi keanggotaan error dan beda error Gambar 5. Bagan Alir Pengendalian Kadar Air Gambar 6. Drajat Keanggotaan Error Gambar 7. Drajat Keanggotaan Beda Error Gambar 8. Grafik Perbandingan Kadar Air Fuzzy dan On-Off Gambar 9. Interface Gambar 10. Relay Gambar 11. Komputer Gambar 12. Jamur dan Nampan Gambar 13. Tube atau Tangki Air Gambar 14. Penampung Gambar 15. Kipas dan Pompa Gambar 16. Tampilan Dasar Program Gambar 17. Kerangka Program Gambar 18. Kipas Gambar 19. Pompa Keluar Gambar 20. Tampilan Awal Program Gambar 21. Tampilan Program Ketika Pompa Masuk Berjalan Gambar 22. Tampilan Program Ketika Pompa Keluar Berjalan iv

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Potensi Hortikultura Lampiran 2. Kenaikan Permintaan Jamur dengan Penambahan Jumlah Penduduk Lampiran 3. Listing program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali Lampiran 4. Data yang dimasukkan dalam program Lampiran 5. Perbandingan Data Kadar Air dengan Pengendalian Kontrol Fuzzy dan On-Off v

11 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidatyat-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan April 2007 sampai dengan Juli Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ir. Mad Yamin, MT selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan sarannya. 2. Dr. Ir. Dewa Made Subrata, M.Agr dan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji 3. Daddy, Bunda dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan doa, semangat serta material kepada penulis. 4. Dunk2 dan plue yang telah memberikan banyak perhatian, dukungan serta semangat kepada penulis. 5. Yanu, Tari, AA, Beti, Ndul, mba ye, mba vina, yayang yang selalu membantu penulis. 6. Amna, Tika, Hanida, Gytha, Rena, Deta, Gigi dan Bobby yang telah mendampingi penulis selama tiga tahun. 7. serta teman-teman TEP 40 yang telah bersama-sama berjauang menjalani perkuliahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua yang mempelajarinya. Bogor, Agustus 2007 Penulis vi

12 VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0 Oleh : BUNGA DEWI MASITA F DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

13 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura merupakan komoditas agribisnis yang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan mengingat permintaan terhadap komoditas tersebut cenderung meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia (Lampiran 1). Salah satu produk hortikultura yang berpeluang untuk ditumbuhkembangkan adalah produk jamur kayu untuk konsumsi. Terdapat beberapa jenis jamur kayu yang dibudidayakan, yaitu Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus), Jamur Abalone (Pleurotus abalonus), Jamur Kuping (Auricularia polytricha) dan Lingzhi (Ganoderma lucidum). Jamur digemari karena rasanya yang sangat enak, mengandung nilai protein dan karbohidrat yang tinggi serta nilai kalori yang lebih rendah dari pada buah buahan dan sayuran. Misalnya Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) mempunyai mengandung Karbohidrat 56,7 %, protein 30,4 %, lemak 2,2 % serta sisanya serat dan abu. Selain itu mengandung pula vitamin-vitamin meliputi Thiamin, Ribovalin dan Niasin serta mineral Kalsium, Fosfor dan Kalium (Yuniasmara dkk, 1997). Budidaya jamur semakin meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan jamur baik segar maupun kering (Lampiran 2). Petani pada umumnya membudidayakan jamur dalam rumah tumbuh yang dirancang sederhana dengan tujuan menciptakan suhu lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Faktor cuaca tetap menjadi pertimbangan utama dalam menentukan awal tanam. Pada budidaya jamur biasanya permulaan tanam dimulai pada musim penghujan atau pada menjelang musim kemarau. Kendala suhu biasanya tidak menjadi soal bila budidaya jamur dilakukan pada dataran tinggi. Fluktuasi suhunya tidak jauh dari kisaran suhu optimal untuk pertumbuhan jamur C (Suriawiria,1999) walaupun terkadang pada siang hari bisa melebihi batas maksimalnya. Upaya untuk mempertahankan suhu selama masa budidaya sudah dilakukan dan ternyata terlihat ada peningkatan produksi. Umpamanya, peningkatan produksi jamur kuping meningkat sebesar 1

14 1,5 kali lipat pada suhu 21 0 C dengan penampilan yang bersih (Daryani,1999). Di pihak lain usaha pemantaban suhu dingin ini mendatangkan sisi negatif yaitu penurunan kelembaban yang relatif cepat sehingga permukaan baglog cepat kering. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama kadar airnya cepat turun di bawah batas toleransinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur. B. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan program Visual Basic untuk memvisualisasikan perubahan kadar air media tumbuh jamur dengan kendali logika fuzzy. 2

15 II. TINJAUAN PUSTAKA A. JAMUR (MUSHROOM) Jamur (mushroom) adalah buah dari tanaman jamur (miselium) dan mengandung biji yang disebut spora. Tubuh dari tanaman jamur ini disebut sebagai miselium dengan bagian individualnya bersifat mikroskopik. Miselium menyimpan nutrient dan komponen esensial lainnya. Apabila kondisi telah cukup memungkinkan miselium ini akan menghasilkan tubuh buah yang disebut jamur (mushroom). Jamur merupakan tanaman yang mempunya sel berspora tapi tidak berklorofil, yang hidup diantara jasad hidup (biotik) dan atau mati (abiotik). Sifat kehidupan jamur ini ada yang bersifat heterotrop artinya organisme yang hidupnya bergantung dari organisme lain. Juga ada yang bersifat sapropit, artinya hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi (sampah), ada juga yang sifatnya mutualisme artinya kehidupan antar organisme yang saling menguntungkan. Ada juga yang bersifat parasit, artinya jamur yang merugikan (Pasaribu, 2001). Jamur (mushroom) merupakan cendawan sejati yang ukurannya relatif besar, dapat dilihat dengan mata bugil, dapat dipegang atau dipetik dengan tangan, bentuknya mencolok (Gunawan, 1999). Selain berdasarkan sifat hidupnya, jamur dapat dibedakan pula berdasarkan kemungkinan untuk dimakan. Sifat sifat itu adalah sebagai berikut: mematikan, yaitu jenis jamur yang bila dikonsumsi dapat menyebabkan kematian, seperti Amania phalloides; Beracun, yaitu bila dikonsumsi dapat mengakibatkan keracunan, seperti Amanita muscaria; Tidak dapat dimakan seperti Cystolepiota adulterina; Enak dimakan yaitu jamur yang dapat dikonsumsi, seperti Amanita spissa; Jenis jamur yang dapat dikonsumsi serta enak dimakan seperti Pleurotus ostreatus (Yuniasmara dkk, 1997). 3

16 B. JAMUR TIRAM Jamur Tiram termasuk kedalam kelas Basiodyomicetes dengan klasifikasi sebagai berikut : Kelas : Basidiomycetes Subkelas : Phragmobasidiomycetes Ordo : Agraricales Famili : Agrariceae Genus : Pleurotus Disebut jamur Tiramatau oystermushroom karena bentuk tudungnya agak membulat, lonjong, dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau tangkai tanaman ini tidak tepat berada ditengah, tetapi agak ke pinggir. Jamur Tiram adalah salah satu jamur yang sangat enak dimakan serta mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jamur lain (Yuniasmara dkk,1997). Tubuh buah jamur tiram mengandung protein 27%, lemak 2%, karbohidrat 58%, serat 12% dan abu 9% per berat kering. Sedangkan jenis jenis jamur tiram yang mulai dibudidayakan antara lain sebagai berikut: 1. Jamur tiram putih, dikenal dengan nama shimeji white (varietas florida). 2. Jamur tiram abu abu, dikenal dengan nama shimeji grey (varietas sajor caju). 3. Jamur tiram coklat, dikenal dengan nama jamur abalon (varietas cystidiosus). 4. Jamur tiram merah, dikenal dengan nama jamur shakura (varietas flabellatus) Kandungan kadar air jamur tiram 90.8%. Sedangkan kandungan vitaminnya meliputi thiamine, riboflavin, dan niasin. Adapun mineral yang terkandung antara lain : kalsium, fosfor, natrium dan kalium (Suriawiria, 1999). 4

17 Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur Komposisi Protein Lemak Karbohidrat Serat Abu Kalori Lentinus edodes (Jamur Shitake) 18% 8% 70.7% 8% 7% 392 Kkal Sumber: Yuniasmara dkk, Pleorotus florida (Jamur Tiram Putih) 27% 1.6% 58% 11.5% 9.3% 265 Kkal Pleurotuscycstidiosus (Jamur Tiram Coklat) 26.6% 2% 50.7% 13.3% 6.5% 300 Kkal Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidrat Jamur Tiram dibandingkan dengan buah-buahan dan sayuran Jenis Makanan Protein Karbohidrat Sumber (%) (%) Jamur Tiram Jamur Shiitake Bit Jeruk Apel Kol Wortel Kentang Daging sapi Yuniasmara (1997) Pasaribu (2001) Pasaribu (2001) Genders (1969) Genders (1969) Pasaribu (2001) Genders (1969) Pasaribu (2001) Pasaribu (2001) Sumber: Sari, Menurut Yuniasmara dkk (1997), budidaya Jamur Tiram adalah mengusahakan kondisi sehingga Jamur Tiram tersebut dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan adaptasi substrat dan lingkungan tempat tumbuh sesuai dengan habitat tumbuhnya di alam. Faktor yang berpengaruh adalah faktor media tumbuh dan lingkungan. 5

18 C. RUANG TUMBUH JAMUR 1. Syarat Tumbuh jamur Petani pada umumnya membudidayakan jamur didalam rumah tanaman dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Lokasi lahan sebaiknya memiliki ketinggian 700 m dpl, seperti Lembang, Cisarua, Cipanas, Cugenang, serta tempat tempat lain yang sesuai (Suriawiria, 1999). 2. Budidaya Jamur Proses budidaya jamur dipengaruhi oleh media tanaman dan lingkungan yang dapat dikontrol selama proses budidaya terutama saat pertumbuhan buah dan perioda penanaman. Di alam, Jamur Tiram ditemukan pada kayu-kayu yang sudah lapuk. Berdasarkan sifat tumbuhnya, budidaya Jamur Tiram dilakukan pada media buatan dengan kandungan unsur hara menyerupai kayu yang sudah lapuk. Budidaya jamur dapat menggunakan kayu gelondongan, atau serbuk gergaji. Kelebihan penggunaan sebuk gergaji sebagai media antara lain mudah diperoleh dalam bentuk limbah dan harganya lebih murah. Kayu atau serbuk gergaji yang digunakan sebaiknya berasal dari jenis kayu yang tidak banyak mengandung pengawet alami. Beberapa contoh kayu antara lain albasia, randu dan meranti (Yuniasmara, 1997). Untuk menghasilkan jamur dengan kualitas yang baik, maka kadar air dan ph media tumbuh jamur harus diatur. Menurut Vilela dan Silverio (1982, dalam Daryani, 1999) kadar air pada substrat serbuk gergaji untuk pertumbuhan jamur adalah 65-70%. Tingkat kemasaman media tumbuh berpengaruh terhadap pertumbuhan Jamur Tiram. ph media perlu diatur antara ph 6-7 dengan menggunakan kapur. Pertumbuhan jamur akan terhambat apabila ph media terlalu tinggi atau terlalu rendah, bahkan akan 6

19 memungkinkan pertumbuhan jamur lainnya yang akan pertumbuhan Jamur Tiram yang ada. mengganggu 3. Lingkungan a. Suhu Suhu mempengaruhi kerja enzim yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Enzim tersebut tidak dapat mensintesis vitamin yang dibutuhkan apabila suhu lingkungan tinggi (Miles, 1993, dalam Arto, 2006). Berdasarkan penelitian Daryani (1999), berat rata-rata penen tertinggi tercapai pada suhu 17 0 C yaitu 106 gram per baglog untuk jamur kuping dan gram per baglog untuk jamur tiram. Menurut Gunawan (1999), kisaran suhu untuk pertumbuhan miselium jamur tiram C dengan suhu optimum C. sedangkan pertumbuhan tubuh buah memiliki kisaran suhu C untuk galur suhu tinggi, C untuk galur suhu menengah dan C untuk galur suhu rendah. b. Cahaya Pengaruh cahaya mempunyai daya perusak pada sel sel jamur, terutama cahaya yang bergelombang pendek (ultra violet, infra merah, sinar gamma, dll). Tetapi sinar cahaya yang bergelombang panjang seperti sinar matahari dapat mempunyai daya fotodinamik dan daya biofisik terhadap sel sel jamur. Cahaya dapat berpengaruh terhadap reproduksi dalam bentuk perangsangan, penghambatan atau arah pembentukan struktur reproduksi (Pasaribu, 2001) Pencahayaan yang terlalu kuat dapat mengakibatkan perubahan tubuh Jamur Tiram, tinggi stipa jamur menjadi pendek dan tudung jamur menjadi terbuka lebih awal dan mengakibatkan pertumbuhan stipa berhenti. 7

20 c. Kelembapan Secara umum jamur memerlukan kelembaban relatif yang cukup tinggi. Kelembapan relatif sebesar % menunjang pertumbuhan yang maksimum pada kebanyakan jamur (Gunawan, 1999) d. Oksigen (O 2 ) dan Karbondioksida (CO 2 ) Umumnya jamur bersifat aerobik artinya membutuhkan oksigen walaupun dalam jumlah yang sedikit. D. LOGIKA DAN KONTROL FUZZY Penilaian kualitatif yang dilakukan manusia mengakibatkan adanya batas yang samar antara suatu kriteria dengan kriteria yang lain. Misalnya, penilaian tinggi badan manusia, bagi sebagian orang akan menganggap tinggi badan 160 cm sudah termasuk tinggi, namun bagi sebagian orang yang lain akan menganggap bahwa tinggi tersebut termasuk sedang, tetapi semua orang akan menganggap bahwa tinggi badan 180 cm termasuk tinggi. Batas samar tersebut merupakan dasar dari teori fuzzy yang dicetuskan oleh L.A. Zadeh pada tahun Himpunan fuzzy merupakan fungsi keanggotaan μ yang memetakan anggota-anggota himpunan tersebut dalam selang [0,1]. Jika x merupakan anggota himpunan fuzzy maka μ(x) merupakan derajat keanggotaan dari x, x memiliki kecocokan total apabila μ(x) bernilai 1 sedangkan x tidak cocok sama sekali apabila μ(x) bernilai 0. Himpunan crisp merupakan suatu sistem yang menunjukkan kriteria suatu obyek dalam dua nilai, anggota dan bukan anggota. Perbedaan antara himpunan crisp dan himpunan fuzzy dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2, dengan 8

21 himpunan semesta umur. Terlihat bahwa himpunan crisp tidak bisa mendeskripsikan kategori dewasa dalam himpunannya, sedangkan himpunan fuzzy memiliki derajat keanggotaan untuk mendeskripsikan kategori dewasa dalam himpunannya. y 1 Lanjut usia 0 18 Gambar 1. Himpunan Crisp x y Tahun x Gambar 2. Himpunan Fuzzy. Secara umum, ada 2 fungsi implikasi yang dapat digunakan, yaitu: 1. Min (minimum). Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy. 2. Dot (product). Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy. Logika fuzzy banyak digunakan dalam bidang pengontrolan, tahapan pembuatan kontrol fuzzy dapat dilihat pada Gambar 3. Fuzzifikasi Matrik keputusan Defuzzifikasi Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy 9

22 1. Fuzzifikasi Pada tahap ini, ditentukan nilai kualitatif dan derajat keanggotaan dari setiap nilai variabel numerik. Proses fuzzifikasi dilakukan terhadap error dan beda error. Error adalah penyimpangan nilai aktual dari nilai set point, sedangkan beda error adalah selisih error pada t dengan error pada t-1. y 1 NB NS NK ZO PK PS PB x Gambar 4. Contoh Fungsi Keanggotaan Error dan Beda Error 2. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan matrik keputusan. Matrik keputusan ditentukan dengan menggunakan logika kriteria error dan beda error. Tabel 3. Contoh matrik keputusan de E NB NS NK ZO PK PS PB NB ZO ZO ZO ZO ZO ZO ZO NS ZO ZO ZO ZO ZO ZO PK NK ZO ZO ZO ZO ZO PK PS ZO ZO ZO ZO ZO PK PS PB PK ZO ZO ZO PK PS PB PSB PS ZO ZO PK PS PB PSB PSB PB ZO PK PS PB PSB PSB PSB 10

23 3. Defuzzifikasi, konversi besaran kualitatif menjadi besaran kuantitatif. Metode defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan metode titik berat atau metode centriod, pada metode ini solusi crips diperoleh dengan cara pengambilan titik pusat (z*) (Kusumadewi, 2004). Secara umum dapat dirumuskan persamaan berikut: zμ( z) dz Z z* =... (1) μ( z) dz z E. DESAIN PERANGKAT LUNAK (PROGRAM) Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu: peralatan analisis, desain, dan pengembangan. Peralatan analisis berguna untuk meningkatkan dokumentasi dari sistem yang ada dan penetapan kebutuhan dari sistem yang baru atau termodifikasi. Peralatan desain berguna untuk membantu dalam penyusunan sifat-sifat sistem sehingga tercakup dalam analisa sistem. Peralatan pengembangan berguna untuk membantu menerjemahkan desain ke dalam penerapan fungsional (Senn, 1990). Desain perangkat lunak yang efektif dapat diperoleh dari penggunaan pendekatan desain dekomposisi yang konsisten. Terdapat dua tipe dekomposisi, yaitu : desain berarah fungsi dan desain berarah objek. Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan pendekatan tingkat tinggi dan secara progresif diuraikan kedalam desain yang lebih detail. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan teknik fungsi dekomposisi dimana struktur data digunakan untuk mengontrol struktur fungsi yang digunakan untuk mengolah data. Desain berarah objek lebih merupakan kelompok objek dibandingkan kelompok fungsi, dimana pesan dilewatkan dari satu objek ke objek yang lain. Setiap objek mempunyai sistem operasi sendiri. Pendekatan desain berarah objek memiliki banyak kelebihan dan merupakan ilmu yang baru, tetapi tidak selalu digunakan. Pada beberapa tingkat abstraksi, pendekatan desain berarah fungsi lebih mudah ditetapkan pada 11

24 pengembangan sistem dengan pendekatan desain berarah objek. Jika sistem mengandung informasi yang sederhana maka lebih baik digunakan pendekatan berarah fungsi daripada pendekatan berarah objek. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan pendekatan perancangan perangkat lunak dimana hasil perancangannya terdekomposisi ke dalam satu set unit interaksi dimana masing-masing unit tersebut memiliki fungsi yang jelas terdefinisi, komponen perancangan atau desain pada pendekatan desain berarah fungsi berdasarkan pada fungsi sedangkan pada desain berarah objek berdasarkan pada entitas abstrak. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan pelengkap dan bukan pendekatan yang bertentangan dengan desain berarah objek. Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan pembuatan diagram alir data yang menggambarkan pengolahan data secara logika, dilanjutkan dengan pembuatan bagan terstuktur yang menampilkan perangkat lunak. Diagram alir data merupakan gambaran aliran data dari suatu unit pengolahan ke unit pengolahan lainnya. Diagram ini menunjukkan bagaimana data input di trasfer menjadi output. Kelebihan pembuatan diagram ini adalah mudah dimengerti dan intuitif serta menampilkan transformasi tanpa membuat asumsi tentang bagaimana transformasi tersebut diimplikasikan. Bagan terstruktur menggambarkan pemrograman sistem bagian dari hirarki dan menampilkan grafiknya sebagai sebuah pohon. Diagram ini menunjukkan bagaimana elemen-elemen dalam diagram alir data dihasilkan sebagai unit hirarki (Sommerville, 1989, Dalam Arto, 2006). F. MICROSOFT VISUAL BASIC (versi 6.0) Basic adalah salah satu bahasa pemrograman yang sudah dikenal oleh pemakai computer dan umum digunakan dalam pembuatan program aplikasi. Bahasa basic mudah untuk dipelajari dan digunakan. Salah satu software yang mengunakan bahasa ini adalah Microsoft Visual Basic. Microsoft Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman berbasis windows yang popular saat ini. Microsoft Visual Basic memiliki fasilitas Object Oriented Programing (OOP) yang menyediakan objek-objek yang sangat kuat, 12

25 powerfull, dan mudah digunakan dalam mendesain suatu aplikasi program (Yung, 2002) Aplikasi(project) pada Microsoft Visual Basic 6.0 terdiri atas bagian-bagian : a. Form : Form adalah sebuah bidang dimana anda akan mendesain program dengan meletakkan objek-objek yang merupakan rangkaian dari perintahperintah yang akan dikerjakan oleh aplikasi tersebut. b. Control : Control adalah bagian yang mempunyai bentuk gambar grafis yang akan diletakkan diatas bidang kerja yang disebut form, yang dapat berinteraksi dengan pemakai, seperti TextBox, LabelBox, CommandButton. c. Properties : Properties merupakan variabel atau predikat yang melekat pada setiap objek (form dan control). Contoh properties itu sendiri antara lain nama, caption, ukuran, warna, posisi, dan isi. d. Methods : Methods merupakan prosedur yang sudah dibuat pada setiap objek yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan method tersebut. e. Event procedure : Event procedure adalah kode yang berhubungan dengan setiap objek yang akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan nama event yang akan dikerjakan. f. General procedure : General procedure merupakan kode-kode yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang ada. Prosedur ini akan dijalankan apabila dipanggil namanya dalam sebuah pernyataan pada basis program. g. Module : Module merupakan kumpulan dari beberapa General Procedure, deklarasi variabel, dan definisi konstanta yang digunakan dalam sebuah aplikasi. Kemampuan Microsoft Visual Basic dalam menangani database juga tidak perlu diragukan lagi. Selain mudah digunakan Microsoft Visual Basic juga sudah 13

26 menyediakan provider yang menghubungkan program yang kita buat ke database secara langsung tanpa memerlukan software database sever lainnya. Selain itu juga pengguna diberikan pilihan koneksi database yaitu berupa Data Access Object (Dao), ActiveX Data Object (ADO), dan Data Environment (DE). 14

27 III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Waktu Penelitian adalah bulan April 2007 sampai dengan Juli B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat yang digunakan : a. Laptop dengan spesifikasi : Intel Pentium Centrino 1.6 GHz DDR 512 MB VGA Card GeForce FX MB DirectX 9.0 Combo DVD b. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional SP2 sebagai program dasar pengatur kerja dalam komputer. c. Microsoft Visual Basic Versi 6.0 sebagai program dasar dalam pembuatan aplikasi d. Adobe Photoshop CS sebagi program untuk pembuatan gambar yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi. e. Macromedia Flash 8.0 sebagai program pembuat animasi yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi. 15

28 2. Bahan yang digunakan : 1. Bahan yang digunakan untuk membuat simulasi ini adalah data kadar air media tumbuh jamur. 2. Selain itu juga buku-buku tentang budidaya jamur dan beberapa software pendukung. 3. Baglog jamur. C. METODA PEMBUATAN APLIKASI 1. Pembuatan algoritma sistem simulasi. Algoritma program dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan flowchart dan program. Algoritma yang dibuat berupa logika-logika yang akan dipakai dalam pembuatan program tersebut. Algoritma tersebut meliputi : a) Penentuan parameter pengendalian b) Penentuan logika pengendalian c) Penentuan aksi dari pengendalian Adapun algoritma program yang dibuat adalah sebagai berikut: a) Variabel yang dikendalikan : Kadar air terkendali : 65%-70 % Set Point kadar air : 65% b) Aksi yang dijalankan : Jika kadar air < 65% maka pompa masuk akan mengeluarkan air dan pompa keluar mati. Jika kadar air > 65% maka pompa masuk mati dan pompa keluar akan menghisap air dan menyalurkan ke tandon. c) Pengontrolan yang digunakan : Kontrol Fuzzy. 16

29 2. Pembuatan flowchart (diagram alir) Pendekatan yang dilakukan dalm penelitian ini adalah pendekatan desain yang berarah fungsi. Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan pembuatan diagram alir data. Yang menggambarkan pengolahan data secara logika, dilanjutkan dengan pembuatan bagan terstuktur yang menampilkan perangkat lunak Diagram alir data merupakan gambaran aliran data dari suatu unit pengolahan ke unit pengolahan lainnya. Diagram ini menunjukkan bagaimana data input ditrasfer menjadi output. Kelebihan pembuatan diagram ini adalah mudah dimengerti dan intuitif serta menampilkan transformasi tanpa membuat asumsi tentang bagaimana transformasi tersebut diimplikasikan. Bagan terstruktur menggambarkan pemrograman sistem bagian dari hirarki dan menampilkan grafiknya sebagai sebuah pohon. Diagram ini menunjukkan bagaimana elemen-elemen dalam diagram alir data dihasilkan sebagai unit hirarki. 17

30 Mulai Input : Data kadar air media tumbuh Proses Fuzzy Jika R > 0 ya Animasi pompa masuk mengalirkan air. Animasi pompa keluar mati. tidak Jika R = 0 ya Animasi pompa masuk mati. Animasi pompa keluar menghisap air dan mengalirkan ke tandon. Gambar 5. Bagan Alir Program Pengendalian Kadar Air 18

31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KONTROL FUZZY Kontrol dapat didefinisikan sebagai sebuah mekanisme yang digunakan untuk mengendalikan atau mengatur sebuah peralatan atau mesin dalam sebuah proses. Ada beberapa jenis kontol dan salah satunya adalah kontrol fuzzy. Error (E) merupakan selisih antara set point dengan kadar air aktual. Sedangkan beda error adalah selisih antara error dengan error sebelumnya. Kedua besaran inilah yang mempengaruhi sistem kontrol fuzzy. Dengan menggunakan sistem fuzzy diharapkan output yang ada tidak memiliki lewatan (overshot) dan waktu yang seminimal mungkin untuk mencapai set point. Pada sistem kontrol fuzzy ini menggunakan selang error antara -3 sampai 3 dan beda error antara -2 sampai 2. Contoh: Bila diketahui set point dari kadar air sebesar 68%, kadar air terukur saat itu 67.57%, dan kadar air terukur sebelumnya 68.73%, maka diperoleh: - error : = beda error : ( ) ( ) = Untuk mengetahui besar derajat keanggotaan error, masukkan nilai error pada persamaan berikut: x y 1 1 x x1 x2 = y y y 2... (2) Keanggotaan error = = x = 0.86 μze = 0.86 μne = = ( 0.18) = 1 0 y 0 2 = = x 1 19

32 Apabila ditunjukan dengan gambar adalah sebagai berikut: (y 1 ) 1 y 2 kering lembab sangat lembab 0.86 μ(x) (y) 0-3 (x 1 ) (x 2 ) 0 (x) 3 error Gambar 6. Derajat keanggotaan error Sedangkan nilai beda error yang dihitung dengan persamaan (1) akan menghasilkan derajat keanggotaan beda error. Keanggotaan beda error = ( 1.16) = 1 0 y 0 = x = 0.42 μzde = 0.42 μnde = 0.58 Apabila ditunjukan dengan gambar adalah sebagai berikut: 2 0 = 0.42 = x 1 (y 1 ) 1 (y 2 ) μ(x) kering lembab sangat lembab (y) 0-2 (x 1 ) (x 2 ) 0 (x) 2 beda error Gambar 7. Derajat keanggotaan beda error 20

33 Langkah selanjutnya setelah diketahui derajat keanggotaan error dan beda error adalah penentuan matriks keputusan. Matriks dapat ditentukan sendiri dengan memperhitungkan situasi dan aksi seperti pada tabel 4. Tabel 4. Matriks keputusan ordo 3 x 3 beda error N Z P error N Z P Defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan pembobotan terhadap derajat keanggotaan absolut dari setiap label dengan derajat keanggotaan yang diperoleh. Hal ini disebut dengan metode centroid (composite moment), yang memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut: a. nilai defuzzy akan bergerak secara halus sehingga perubahan dari suatu topologi himpunan fuzzy ke topologi berikutnya juga akan berjalan dengan halus. b. mudah dihitung Berdasarkan pada matriks keputusan diatas, maka dapat dilakukan perhitungan defuzzifikasi sebagai berikut: μ(ne, Nde) = 0.14 x 0.58 = μ(ne, Zde) = 0.14 x 0.42 = μ(ze, Nde) = 0.86 x 0.58 = μ(ze, Zde) = 0.86 x 0.42 = Dimana matriks untuk masing-masing aturan adalah: μ(ne, Nde) = 100 μ(ne, Zde) = 100 μ(ze, Nde) = 100 μ(ze, Zde) = 0 21

34 Kemudian hasil perhitungan defuzzifikasi dikalikan dengan matriks keputusan yang sesuai: μ(ne, Nde) = pada matriks (Ne, Nde) = 100 μ(ne, Zde) = pada matriks (Ne, Zde) = 100 μ(ze, Nde) = pada matriks (Ze, Nde) = 100 μ(ze, Zde) = pada matriks (Ze, Zde) = 0 Akhirnya nilai aksi kontrol (R) dengan metode centroid dapat dicari dengan rumus: ( μ( Ne, Nde) matriksμ( Ne, Nde) + μ( Ne, Zde) matriksμ( Ne, Zde) + μ( Ze, Nde) matriksμ( Ze, Nde) + μ( Ze, Zde) matriksμ( Ze, Zde)) R =... (3) ( μ( Ne, Nde) + μ( Ne, Zde) + μ( Ze, Nde) + μ( Ze, Zde)) R = ( ) + ( ) + ( ) + ( ) ( ) = Nilai aksi kontrol (R) tersebut kemudian dirubah dalam bentuk on-off, yang memiliki syarat, yaitu: IF R = 0 THEN Animation1.Stop AND Animation2.Play IF R > 0 THEN Animation1.Play AND Animation2.Stop Sehingga saat kondisi kadar air aktual sebesar 64.57% dan kadar air terukur sebelunya sebesar 65.73% yang terjadi adalah animation1 berupa pompa pengeluaran air akan menyala dan mengisi wadah baglog, sedangkan animation2 yang berupa pompa penghisap dari bak penampungan air akan mati. Hasil pengujian membuktikan bahwa kontrol fuzzy mempunyai selang error yang lebih kecil yaitu 3.47% dengan nilai maksimum setelah mencapai set point sebesar 68.68% dan nilai minimum yaitu 65.21%. Sedangkan untuk kontrol on-off dari pengujian didapatkan mempunyai selang error sebesar 4.57%, dengan nilai maksimum setelah mencapai set point sebesar 68.31% dan nilai minimum sebesar 63.74%.Dari data pada lampiran 5 dapat dibandingan hasil kadar air yang diperoleh dari pengendalian menggunakan fuzzy dan on-off. Bila menggunakan kontrol fuzzy lebih baik karena pada set point 65% kondisi setelah set point tidak pernah kurang dari 65% yang merupakan kadar air minimum agar pertumbuhan jamur optimal. 22

35 70 Grafik Perbandingan Kadar Air Menggunakan Fuzzy dan On-Off 65 Kadar air (%) Fuzzy On OFf Waktu (jam) Gambar 8. Grafik Perbandingan Kadar Air Menggunakan Fuzzy dan On-Off B. PEMBUATAN GAMBAR DENGAN ADOBE PHOTOSHOP Adobe photoshop merupakan salah satu perangkat lunak canggih yang dapat digunakan untuk pembuatan, penyuntingan dan memanipulasi tampilan, termasuk pewarnaan, pemberian efek tampilan dan masih banyak lagi. Hasil program ini dapat berupa gambar atau image. Dalam penelitian ini, kategori yang digunakan adalah bitmap. Sedangkan proses yang dilakukan adakah pembuatan gambar, pewarnaan dan pemberian efek tampilan (Madcoms, 2005). Beberapa gambar yang dibuat antara lain: 1) Pompa dan kipas 2) Komputer 3) Jamur dan nampan 4) Tangki air 5) Penampung air 6) Relay 7) Interface 8) Gambar tampilan dasar program. 23

36 piranti yang digunakan dalam pembuatan gambar diatas antara lain: 1) Marquee tool : digunakan untuk membuat seleksi dapat berupa segi empat, ellips, lingkaran, single row (seleksi horizontal satu pixel) dan single column (seleksi vertikal selebar satu pixel) 2) Crop tool : digunakan untuk membuang bagian pada gambar yang diinginkan 3) Lasso tool : untuk membuat seleksi dengan bentuk bebas 4) Magnetic lasso tool : membuat seleksi yang melekat pada perbatasan dari pixel yang dipilih 5) Paint bucket tool : memberi warna pada blok area tertentu 6) Gradient tool : memberi warna gradasi pada objek 7) Move tool : untuk memindah seleksi atau layer yang aktif Proses pembuatan gambar relay dan interface hanya digunakan marquee tool berbentu segi empat sesuai dengan ukuran yang kita inginkan kemudian diberi warna. Berikut ini adalah gambar pipa, relay dan interface : Gambar 9. Interface Gambar 10. Relay 24

37 Pembuatan gambar komputer menggunakan marquee tool berbentuk segi empat, memotong bagian tertentu dengan crop tool dan diakhiri dengan pemberian warna. Gambar 11. Komputer Gambar jamur di download dari internet, sedangkan nampan memiliki proses yang sama dengan pembuatan gambar komputer, menggunakan marquee tool, crop tool dan pewarnaan. Gambar 12. Jamur dan nampan. Gambar tangki air dibuat dengan menggunakan marquee tool berbentuk elips dan segi empat dengan layer yang berbeda. Kemudian kedua gambar tersebut digabungkan dengan menggabungkan kedua layer tersebut. Gambar yang telah digabungkan kemudian diberi warna dan gradien agar telihat lebih bagus. Gambar 13. Tangki air 25

38 Gambar penampung air dibuat dengan cara yang sama dengan pembuatan nampan untuk jamur. Berikut adalah gambar penampung air yang digunakan : Gambar 14. Penampung. Gambar pompa dan kipas digunakan marquee tool dan crop tool, untuk gambar kipas digunakan gambar download dari internet yang kemudian di edit dengan adobe photoshop. Gambar pompa ini selanjutnya disimpan dalam file berekstensi *.JPEG (file gambar 14) yang akan digunakan untuk pembuatan animasi pompa dengan menggunakan software Macromedia Flash. Berikut ini adalah gambar dari pompa dan kipas: Gambar 15. Kipas dan pompa. 26

39 Gambar tampilan dasar adalah gambar yang digunakan untuk membuat background pada program utama yaitu Visual Bacic 6.0. Gambar tampilan dasar dibuat dengan menggabungkan semua gambar yang telah dibuat yaitu gambar komputer, interface, pompa, jamur dan nampan, penampung air, tangki air, serta relay. Berikut ini adalah gambar tampilan dasar : Gambar 16. Tampilan dasar program. C. PEMBUATAN ANIMASI DENGAN MAKROMEDIA FLASH 8.0 Macromedia Flash 8.0 adalah sebuah program grafis yang digunakan untuk membuat animasi. Prinsip kerja Macromedia Flash adalah seperti roll film yaitu dengan meletakkan gambar pada keyframe (film) yang kemudian diputar. Dalam hal ini animasi yang dibuat adalah pompa bergerak. Animasi pompa yang dibuat ada dua macam yaitu pompa masuk dan pompa keluar. Beberapa tool yang digunakan antara lain: 1) Selection tool : tool yang berfungsi untuk memilih dan menyeleksi obyek 2) Free transform tool : tool untuk memutar suatu obyek dan mengatur skala 27

40 Animasi pompa dibuat dengan menggunakan dua layer. Layer pertama digunakan untuk meletakkan kerangka pompa, sedangkan layer kedua digunakan untuk meletakkan kipas. Langkah pertama pembuatan animasi pompa ini adalah dengan meletakkan gambar kerangka pompa yang berekstensi *.JPEG (gambar 16) pada layer pertama. Layer pertama tidak dirubah bentuknya sampai keyframe ke-16. Pada layer kedua diletakkan gambar kipas dengan ekstensi *.JPEG (gambar 17), pada layer dua ini gambar kipas diedit dengan cara merubah posisinya sebesar 22.5 tiap keyframe hingga mencapai 16 frame (360 ). Selanjutnya adalah dengan menyimpan file Macromedia Flash tersebut sebagai file video dengan berekstensi *.AVI. selanjutnya file inilah yang akan dipakai dalam program Visual Basic 6.0 (gambar 18). Gambar 17. Kerangka pompa Gambar 18. Kipas Gambar 19. Pompa keluar. 28

41 D. PEMBUATAN PROGRAM DENGAN VISUAL BASIC 6.0 Program visualisasi ini dibuat dengan menggunakan software Visual Basic 6.0. Visual Basic 6.0 dipilih karena software ini merupakan salah satu bahasa pemrograman yang sudah dikenal oleh pemakai komputer dan umum digunakan dalam pembuatan program aplikasi. Selain itu bahasa Basic mudah untuk dipelajari dan digunakan. Tool pada visual basic yang dipakai dalam pembuatan program visualisasi ini antara lain adalah : 1) CommandButton 2) TetxBox 3) Animation Pembuatan program visualisasi ini dimulai dengan perintah untuk mendeklarasikan variabel-variabel yang dipakai. Semua variabel yang dipakai dideklarasikan sebagai bilangan bulat yaitu dengan perintah double. Variabel y digunakan untuk menginput variabel kadar air yang terdapat pada file text. Contoh listing program untuk deklarasi adalah sebagai berikut : Dim R As Double Dim y(100) As Double Perintah membaca data kadar air yang tersedia dalam file yang berbentuk text (berekstensi *.txt) digunakan perintah input. Pada perintah pembacaan data ini juga digunakan perintah looping karena data yang dibaca lebih dari satu. y(i) digunakan untuk menyimpan kadar air pada file text. Untuk selanjutnya nilai dari a akan ditampilkan didalam dalam program melalui textbox. Listing program untuk memanggil dan membacaan data kadar air tersebut adalah sebagai berikut : Open App.Path + "\simpan.txt" For Input As #1 For i = 1 To 72 Input #1, a y(i) = a Program ini juga dilakukan perhitungan-perhitungan dengan teori fuzzy untuk menentukan keputusan yang diambil. Proses pertama pada teori fuzzy adalah dengan 29

42 menghitung variabel error dan beda error, yang kemudian dilanjutkan dengan penentuan derajat keanggotaan error dan beda error. Penentuan derajat keanggotaan ini dilakukan dengan metoda sebab akibat yaitu if...then dengan memasukkan rumus dari teori fuzzy, un adalah keanggotaan negatif untuk error, uz adalah keanggotaan zero untuk nol, up adalah keangotaan positif untuk error sedangkan untuk beda error masing-masing adalah ubz, ubp, ubn. Untuk looping For j=1 To digunakan untuk melooping nilai a dengan nilai yang sama agar tampilan yang ditampilkan dalam textbox lama dan jelas terlihat. Contoh listing program dari penentuan error dan beda error adalah sebagai berikut : 'derajat keanggotaan If (e = -3) Then un = 1 uz = 0 up = 0 Proses fuzzifikasi dilakukan untuk menentukan nilai kualitatif dari setiap keanggotaan numerik. Sama dengan penentuan derajat keanggotaan error dan beda error, proses fuzzifikasi menggunakan metoda if...then. Dimana syarat yang digunakan adalah nilai error dan beda error. Pada proses fuzzifikasi ini terdapat 25 kemungkinan kejadian (kombinasi error dan beda error) sedangkan akibat yang ditimbulkan dari kejadian tersebut terdapat 9 kemungkinan. Contoh listing program dari proses fuzzifikasi adalah sebagai berikut : If (e <= -3) And (be <= -2) Then u1 = un * ubn u2 = 0 u3 = 0 u4 = 0 u5 = 0 u6 = 0 u7 = 0 u8 = 0 u9 = 0 Proses selanjutnya dari teori fuzzy ini adalah matrik keputusan. Untuk matriks keputusan terdapat 25 kemungkinan dari error dan beda error. Matriks yang digunakan pada proses ini adalah matriks 3 X 3 sehingga setiap kejadian mempunyai 30

43 9 kemungkinan. Contoh listing program dari proses matriks keputusan adalah sebagai berikut : If (e <= -3) And (be <= -2) Then m1 = 100 m2 = 0 m3 = 0 m4 = 0 m5 = 0 m6 = 0 m7 = 0 m8 = 0 m9 = 0 Proses yang terakhir dari teori fuzzy adalah defuzzifikasi. Defuzzifikasi adalah proses pengambilan keputusan pada teori fuzzy. Defusifikasi juga menggunakan metoda sebab akibat (if...then), jika R > 0 maka animasi pompa masuk dan animasi air dalam nampan jamur akan berjalan sedangkan pipa akan berganti warna. Pergantian pipa disini menggunakan Program Visual Basic dengan menggunakan perintah label, jika R > 0 maka label akan berwarna biru dan jika R = 0 maka label akan berwarna orange. R > 0 disini menandakan bahwa kadar air telah mencapai set point yaitu 65%. Contoh listing program dari proses ini adalah sebagai berikut : R = ((u1 * m1) + (u2 * m2) + (u3 * m3) + (u4 * m4) + (u5 * m5) + (u6 * m6) + (u7 * m7) + (u8 * m8) + (u9 * m9)) / (u1 + u2 + u3 + u4 + u5 + u6 + u7 + u8 + u9) If R > 0 Then Animation1.Play Animation3.Stop Label1.BackColor = &HFFFF00 Label1.Refresh Label11.Refresh If R = 0 Then Animation2.Play Animation4.Stop Label1.BackColor = &H80C0FF Label11.BackColor = &HFFFF00 Label11.Refresh 31

44 Tampilan yang ada pada masing-masing kondisi adalah sebagai berikut : Gambar 20. Tampilan awal progam. Pada tampilan awal, semua pompa dalam keadaan diam. Saluran air berwarna orange yang berarti tidak ada air yang mengalir. Sedangkan penampung dan nampan jamur kosong. Gambar 21. Tampilan program ketika pompa masuk berjalan. Tampilan saat pompa masuk ditandai dengan berputarnya kipas didalam pompa. Saluran air yang menghubungkan tube atau tangki dengan pompa masuk dan saluran air penghubung pompa masuk dengan nampan jamur akan berwarna biru 32

45 yang menandakan adanya aliran air. Sedangkan nampan jamur yang awalnya kosong akan dipenuhi air. Gambar 22. Tampilan program ketika pompa keluar berjalan. Pompa keluar yang menyala menandakan bahwa kadar air dalam baglog lebih atau sama dengan 65 %. Hal ini disertai dengan berputarnya kipas dalam pompa keluar. Aliran air yang menghubungkan nampan jamur dengan dengan penampung, penampung dengan pompa keluar, dan pompa keluar dengan tube akan berwarna biru sebagai tanda adanya air yang mengalir. Penampung yang kosong akan terisi air limpahan dari nampan jamur. Tampilkan animasi pompa, air yang bergerak naik-turun dalam Visual Basic digunakan file video berekstensi AVI. Dalam program ini digunakan perintah load. Listing program perintah ini adalah sebagai berikut : Private Sub Form_Load() Animation1.Open ("pompa masuk.avi") Animation2.Open ("pompakeluar.avi") End Sub Sedangkan untuk animasi air naik turun menggunakan perintah open : Animation4.Open (App.Path & "\air jamur.avi") Animation3.Open (App.Path & "\penampung.avi") 33

46 Program ini memiliki perintah untuk mematikan dan menyalakan pompa masuk maupun pompa keluar secara langsung. Hal ini dimaksudkan jika terjadi kerusakan alat atau sensor, pompa dapat dimatikan ataupun dinyalakan secara manual melalui program. Contoh listing program dari perintah ini adalah sebagai berikut : Private Sub Command2_Click() Animation1.Play Animation4.Play Label1.BackColor = &HFFFF00 Label1.Refresh End Sub Private Sub Command3_Click() Animation1.Stop Animation4.Stop Label1.BackColor = &H80C0FF Label1.Refresh End Sub Software ini dapat diaplikasikan pada hardware dengan bantuan interface yang tepat. Interface berfungsi sebagai ADC (Analog Digital Converter) dan DAC (Digital Analog Converter). ADC (Analog Digital Converter) berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital sebagai input untuk software. Sebaliknya DAC (Digital Analog Converter) berfungsi untuk memberikan sinyal input pada hardware. 34

47 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Kondisi kadar air ruang tumbuh jamur saat budidaya harus dikendalikan agar pertumbuhan jamur optimal. Pengendalian dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan metode fuzzy. 2. Metode fuzzy yang digunakan adalah metode Mamdani. Sedangkan proses defuzifikasi dilakukan dengan metode centroid. 3. Program dapat berjalan dengan baik dengan memasukkan data kadar air untuk mengendalikan ruang tumbuh jamur terkendali tersebut dengan bantuan animasi gambar yang bergerak. 4. Pengendalian menggunakan fuzzy memiliki error yang lebih kecil daripada on-off. Dengan metode fuzzy, error yang diperoleh sebesar 3.47%. Sedangkan metode On-Off, error sebesar 4.57%. B. SARAN 1. Komputer dengan Pentium 3 digunakan agar program dan animasi dapat berjalan dengan baik. 2. Perlu adanya penambahan interface pengukur kadar air untuk mendukung perangkat lunak yang telah dibuat, sehingga sistem dapat berjalan dengan real time. 3. Secara teknis software ini layak untuk dibangun, namun untuk bisa diaplikasikan dibutuhkan studi kelayakan yang lain, seperti adanya jaminan pasar, kualitas, kuantitas dan kontinuitas. 35

48 DAFTAR PUSTAKA Arto, S. Y Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban Udara pada Media Ruang Tumbuh Jamur dengan Program Visual Basic 6.0, Skripsi. Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Daryati, S Pertumbuhan Jamur Kuping Dan Jamur Tiram Dalam Rumah Tanaman Dengan Suhu Terkendali. Skripsi. Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gunawan, A. W Usaha Pembibitan Jamur. Penerbit Swadaya, Jakarta. Kusumadewi, Sri dan Hari Purnomo Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Madcoms Adobe Photoshop CS. Penerbit Andi, Yogyakarta. Pasaribu,Tahir.,dkk Aneka jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Grasindo, Jakarta. Sari, M. G Simulasi Pengendalian Kadar Air pada Media Tumbuh Jamur dengan Kontrol Logika Fuzzy. Skripsi. Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Senn, J. A Pembangunan Sistem Pakar (Expert System) untuk Diagnosa Kerusakan Traktor Tangan (Hand Traktor). Skripsi. Departemen Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Suriawiria, U Sukses Berbisnis Jamur Kayu : Shintake, Kuping Tiram. Penebar Swadaya, Jakarta. Yung, K Membangun Database dengan Visual Basic 6.0 dan Perintah SQL. Elex Media Komputindo, Jakarta. Yuniasmara, Cahyana., dkk Jamur Tiram. Penerbit Swadaya, Jakarta. 36

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0 VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0 Oleh ; BUNGA DEWI MASITA F14103064 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR VISUALISASI

Lebih terperinci

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 Oleh : SURI YUNI ARTO F14102041 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya jamur merang (Volvariella volvacea), jamur kayu seperti jamur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merupakan organisme yang mudah dijumpai, hal ini dikarenakan jamur dapat tumbuh disemua habitat (alam terbuka) sesuai dengan lingkungan hidupnya. Seiring

Lebih terperinci

SKRIPSI VISUALISASI PENGATURAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

SKRIPSI VISUALISASI PENGATURAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 SKRIPSI VISUALISASI PENGATURAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 Oleh : BOBBY IMAN SETYA KUSUMA F14103100 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( )

TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN ( ) TUGAS TERSTRUKTUR SEMINAR (BUDIDAYA JAMUR) Oleh : AGUSMAN (10712002) JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN PROGRAM STUDY HORTIKULTURA POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG 2012 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan dari kelompok Basidiomycota. Jamur ini dapat ditemui di alam bebas sepanjang tahun. Jamur

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Diajukan oleh :

Lebih terperinci

SKRIPSI VISUALISASI PENGATURAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

SKRIPSI VISUALISASI PENGATURAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 SKRIPSI VISUALISASI PENGATURAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 Oleh : BOBBY IMAN SETYA KUSUMA F14103100 2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur adalah organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake.

BAB I PENDAHULUAN. Jenis jamur itu antara lain jamur kuping, jamur tiram, jamur shitake. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur, biasanya orang menyebut jamur tiram sebagai jamur kayu karena jamur ini banyak tumbuh pada media kayu yang sudah lapuk.

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah I. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah dibudidayakan. Jamur tiram termasuk familia Agaricaceae atau Tricholomataceae

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. setiap unit penelitian (baglog). Berat segar tubuh buah dan jumlah tubuh buah 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data diambil dari semua unit penelitian, berupa hasil pengukuran berat segar tubuh buah (dengan satuan gram) dan jumlah tubuh buah pada setiap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur 2.2 Jamur Tiram Putih II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Jamur Jamur merupakan tumbuhan yang mudah dijumpai dan banyak terdapat di alam bebas, misalnyadi hutan atau di kebun, jamur dapat tumbuh sepanjang tahun, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur adalah tanaman berspora yang bersifat biotik (hidup) maupun abiotik (tak hidup). Jamur merupakan organisme tidak berkhlorofil. Terdapat empat macam sifat hidup

Lebih terperinci

SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC

SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC SISTEM PENYIRAM TANAMAN JAGUNG PADA TANAH TANDUS BERBASIS FUZZY LOGIC Richa Watiasih, Nurcholis 2,2 Prodi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Surabaya richa@ubhara.ac.id, 2 cholis94@gmail.com

Lebih terperinci

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0

VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 VISUALISASI PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA MEDIA RUANG TUMBUH JAMUR DENGAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.0 Oleh : SURI YUNI ARTO F14102041 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih ( Pleurotus ostreatus ) atau white mushroom ini merupakan salah satu jenis jamur edibel yang paling banyak dan popular dibudidayakan serta paling sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan keberadaannya banyak dijumpai, seperti pada kayu-kayu yang sudah lapuk ataupun di berbagai tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia ada ribuan spesies jamur yang tersebar dari wilayah subtropis yang cenderung dingin sampai kawasan tropis yang hangat. Tradisi mengonsumsi jamur sudah

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : LUCKY WILANDARI A 420 100 123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Limbah merupakan sisa dari bahan yang telah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P. ostreatus), jamur tiram merah muda (P.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P. ostreatus), jamur tiram merah muda (P. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamur tiram dengan nama ilmiah Pleurotus SP, merupakan salah satu jamur konsumsi yang bernilai tinggi. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa dibudidayakan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram putih merupakan salah satu produk pertanianyang mempunyai kandungan gizi tinggi dibandingkan dengan jamur lain. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur dikenal dalam kehidupan sehari-hari sejak 3000 tahun yang lalu, telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Di Cina, pemanfaatan jamur sebagai bahan obat-obatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dinamakan demikian karena bentuknya seperti tiram atau ovster mushroom. Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh berderet menyamping

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur

PENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur PENDAHULUAN Latar Belakang Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang dapat dimakan dan dapat dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan salah satu sumber hayati, yang diketahui hidup liar di alam. Selama ini, jamur banyak di manfaatkan sebagai bahan pangan, dan dapat di manfaatkan sebagai

Lebih terperinci

JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN. Sihati Suprapti dan Djarwanto

JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN. Sihati Suprapti dan Djarwanto JAMUR KAYU SUMBER PANGAN SEHAT DARI HUTAN Sihati Suprapti dan Djarwanto PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Lebih terperinci

Budidaya Jamur Kuping Dan Tiram Dengan Teknologi Pengendalian Suhu

Budidaya Jamur Kuping Dan Tiram Dengan Teknologi Pengendalian Suhu Budidaya Jamur Kuping Dan Tiram Dengan Teknologi Pengendalian Suhu Oleh: Mad Yamin RINGKASAN Pada umumnya budidaya jamur kuping dan tiram dilakukan pada dataran tinggi dengan ketinggian 800 m dpl (di atas

Lebih terperinci

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien

Grafik hubungan antara Jarak (cm) terhadap Data pengukuran (cm) y = 0.950x Data pengukuran (cm) Gambar 9 Grafik fungsi persamaan gradien dapat bekerja tetapi tidak sempurna. Oleh karena itu, agar USART bekerja dengan baik dan sempurna, maka error harus diperkecil sekaligus dihilangkan. Cara menghilangkan error tersebut digunakan frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan. Dalam protein terdapat sumber energi dan zat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) saat ini cukup populer dan banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya yang lezat dan juga penuh kandungan nutrisi, tinggi

Lebih terperinci

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain I. PENGANTAR A. Latar Belakang Jamur telah digunakan selama ribuan tahun, baik sebagai makanan maupun obat herbal. Studi-studi menunjukkan bahwa jamur bisa meningkatkan produksi dan aktivitas sel-sel darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan letaknya yang sangat strategis yaitu pada zona khatulistiwa, maka termasuk salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang tumbuh di permukaan batang pohon yang sudah lapuk. Jamur tiram putih dapat ditemui di alam bebas sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram putih dikenal sebagai jamur yang mudah dibudidayakan didaerah tropik dan subtropik. Jamur tiram ini juga termasuk dalam kelompok jamur yang sering

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam %

BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Tabel 2.1 Kandungan Gizi JamurTiram No Komposisi Dalam % BAB 2 PRODUK 2.1 Spesifikasi Produk Jamur Tiram yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik dari segi rasa maupun kegunaannya. Produk jamur tiram ini sangat baik karena merupakan salah satu jamur kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan. berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Allah SWT dengan kekuasaan dan kehendak-nya telah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan di muka bumi ini yang di dalamnya terkandung banyak kebaikan dan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenal berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur

BAB I PENDAHULUAN. mengenal berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pertanian jamur atau pembudidayaan jamur, kita mengenal berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shintake dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang telah dianalisis dan dirancang akan digunakan sebagai alat bantu

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang telah dianalisis dan dirancang akan digunakan sebagai alat bantu BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Rencana Implementasi Sistem yang telah dianalisis dan dirancang akan digunakan sebagai alat bantu penyebaran informasi tentang bagaimana cara menggunakan website IDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembudidayaan jamur terdapat berbagai jenis jamur seperti jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur shiitake dan sebagainya. Jamur merupakan bahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

MEMBANGUN PERANGKAT LUNAK PENENTUAN DAYA LISTRIK DENGAN LOGIKA FUZZY

MEMBANGUN PERANGKAT LUNAK PENENTUAN DAYA LISTRIK DENGAN LOGIKA FUZZY MEMBANGUN PERANGKAT LUNAK PENENTUAN DAYA LISTRIK DENGAN LOGIKA FUZZY Farikhah Indriani 1, Supriyono 2 1 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jln. Kaliurang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Oktober 2010. Perancangan alat dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai Agustus 2010 di Bengkel Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur digolongkan sebagai

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT)

SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) SISTEM PAKAR PENENTUAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PEMILIHAN WILAYAH BUDIDAYA KOMODITAS PERTANIAN (STUDI KASUS: KECAMATAN KLARI, KARAWANG, JAWA BARAT) Oleh BUDI HARDIYANTO F14101112 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur merupakan bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Saat ini jamur yang sangat populer untuk dikonsumsi oleh masyarakat luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Rencana

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM disusun oleh : Nama : Fandi Hidayat Kelas : SI TI-6C NIM : 08.11.2051 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1. Analisa Kebutuhan Pada penelitian tugas akhir ini diperlukan komponen-komponen pendukung dalam membangun program aplikasi yang akan dibuat. Komponen-komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR 141 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN TAMPILAN LAYAR 4.1 Arsitektur Aplikasi Pengajaran Mata Kuliah Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Berbasiskan Multimedia Arsitektur aplikasi pengajaran mata kuliah Analisa

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK) Andrian Juliansyah ( 1011287) Mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Sebelum membangun sebuah program perangkat lunak, dilakukan suatu analisa dan perancangan sistem yang akan diterapkan pada perangkat lunak tersebut. Sehingga pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan organisme multiselular yang banyak tumbuh di alam bebas. Organisme ini berbeda dengan organisme lain yaitu dari struktur tubuh, habitat, cara makan,

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Perancangan

Bab 3. Metodologi Perancangan Bab 3 Metodologi Perancangan 3.1 Metode Pengembangan Aplikasi Metode yang digunakan untuk pengembangan aplikasi pembelajaran ini adalah metode Prototype. Proses dari metode Prototype ditunjukan pada Gambar

Lebih terperinci

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR EDIBLE MUSHROOM 1. Mahasiswa berdiskusi secara aktif berbagi pengetahuan yang dimiliki 2. Berpendapat secara bebas dan bertanggung jawab untuk memberikan / mengemukakan persoalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil hutan non kayu sudah sejak lama masuk dalam bagian penting strategi penghidupan penduduk sekitar hutan. Adapun upaya mempromosikan pemanfaatan hutan yang ramah lingkungan

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0

PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 PEMROGRAMAN KOMPUTER KODE MODUL: TIN 202 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 MODUL IV PENGENALAN MICROSOFT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan ideologi bangsa Pancasila dan UUD 1945 maka setiap rakyat indonesia sangat mengidamkan negara yang sejahtera. Hal ini dikarenakan, negara yang sejahtera

Lebih terperinci

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0

Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0 JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 3, NO. 2, SEPTEMBER 2012: 89-95 89 Perancangan Graphical User Interface untuk Pengendalian Suhu pada Stirred Tank Heater Berbasis Microsoft Visual Basic 6.0 Muhammad Rozali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Tiram Putih Jamur tiram putih (Pleurutus ostreatus) termasuk dalam kategori tanaman konsumsi. Jamur ini dinamakan jamur tiram karena tudungnya berbentuk setengah lingkaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. botani disebut Fungi termasuk ke dalam golongan tumbuhan sederhana

BAB I PENDAHULUAN. botani disebut Fungi termasuk ke dalam golongan tumbuhan sederhana BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jamur dalam bahasa Indonesia disebut Cendawan dan dalam istilah botani disebut Fungi termasuk ke dalam golongan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil. Tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Instrumentasi Pada Miniatur Rumah Kaca Berbasis Mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sistem otomasi di bidang pertanian kurangnya berkembang dan adanya beberapa kendala di bidang pertanian, sehingga mengakibatkan kurangnya hasil yang

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. dari sel-sel lepas dan sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan dari

I. TINJAUAN PUSTAKA. dari sel-sel lepas dan sel-sel bergandengan berupa benang (hifa). Kumpulan dari I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jamur Tiram Putih Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) digolongkan ke dalam organisme yang berspora, memiliki inti plasma, tetapi tidak berklorofil. Tubuhnya tersusun dari sel-sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran

Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini. Helmi Wiratran Perancangan dan Implementasi Embedded Fuzzy Logic Controller Untuk Pengaturan Kestabilan Gerak Robot Segway Mini 1 Helmi Wiratran 2209105020 2 Latarbelakang (1) Segway PT: Transportasi alternatif dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari) BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama satu bulan penanaman jamur tiram putih terhadap produktivitas (lama penyebaran miselium, jumlah badan buah dua kali

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta

I. PENDAHULUAN. komoditi pertanian, menumbuhkan usaha kecil menengah dan koperasi serta 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian di bidang pangan khususnya hortikultura pada saat ini ditujukan untuk memantapkan swasembada pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamur merupakan salah satu komoditas pertanian yang dapat dikembangkan untuk diversifikasi bahan pangan dan penganekaragaman makanan yang tinggi dalam rasa dan nilai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Buah dan Sayur 1. Buah Buah adalah produk yang tumbuh dari tanaman yang berbunga. Fungsi buah adalah sebagai tempat penyimpnan cadangan makanan dan sebagai tempat biji. Buah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. iklan animasi layanan masyarakat wajib pajak. Pembahasan pada bab ini meliputi

BAB 2 LANDASAN TEORI. iklan animasi layanan masyarakat wajib pajak. Pembahasan pada bab ini meliputi BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan iklan animasi layanan masyarakat wajib pajak. Pembahasan pada bab ini meliputi perangkat lunak yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria Kelas Kriteria Lahan S2 Unit lahan memiliki lebih dari 4 pembatas ringan, dan/atau memiliki tidak lebih dari 3 pembatas sedang S3 Unit lahan memiliki lebih dari 3 pembatas sedang, dan/atau 1 atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, mengingat. pentingnya kebutuhan pangan untuk mencapai angka kecukupan gizi.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, mengingat. pentingnya kebutuhan pangan untuk mencapai angka kecukupan gizi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, mengingat pentingnya kebutuhan pangan untuk mencapai angka kecukupan gizi. Setiap manusia tidak hanya didapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan berperan

Lebih terperinci

KUPAS TUNTAS PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0. Dilengkapi penjelasan Coding. Oleh: Didin Muhidin. Copyright 2016 by DiesAlfatih.

KUPAS TUNTAS PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0. Dilengkapi penjelasan Coding. Oleh: Didin Muhidin. Copyright 2016 by DiesAlfatih. KUPAS TUNTAS PEMROGRAMAN VISUAL BASIC 6.0 Dilengkapi penjelasan Coding Oleh: Didin Muhidin Copyright 2016 by DiesAlfatih Penerbit DiesAlfatih_1453 diesalfatih.blogspot.com diesalfatih@gmail.com Desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Masalah yang ingin penulis angkat dalam proyek penyusunan skripsi ini adalah bagaimana merancang animasi Simulasi pendaur ulangan sampah plastik

Lebih terperinci

Pelatihan Pengolahan Aneka Masakan dari Bahan Jamur Tiram Segar

Pelatihan Pengolahan Aneka Masakan dari Bahan Jamur Tiram Segar Pelatihan Pengolahan Aneka Masakan dari Bahan Jamur Tiram Segar Nugraheni Retnaningsih, Catur Rini S., Sudarmi, Yos Wahyu H. Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Veteran Bangun Nusantara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tubuh buah lumayan besar dengan bagian-bagian berupa stipa, gill, pileus dan margin

I. PENDAHULUAN. tubuh buah lumayan besar dengan bagian-bagian berupa stipa, gill, pileus dan margin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jamur tiram (Pleurotus sp.) merupakan jamur dari kelas Basidiomycetes yang memiliki tubuh buah lumayan besar dengan bagian-bagian berupa stipa, gill, pileus dan margin

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat 41 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Masalah Analisis masalah bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada pada sistem dimana aplikasi dibangun, meliputi perangkat keras

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi. Pakchoy dan sawi dapat ditanam di dataran rendah maupun di dataran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar sekaligus

BAB 2 LANDASAN TEORI. Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar sekaligus BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan di jelaskan teori-teori yang berhubungan dengan tugas akhir. Teoriteori itu adalah penjelasan tentang Flash, Macromedia Flash dan ActionScript. Selain itu juga akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Informasi Data adalah fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, bilangan-bilangan, uraian karakter yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menganimasikannya, serta mudah dipelajari. Flash tidak hanya digunakan dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. menganimasikannya, serta mudah dipelajari. Flash tidak hanya digunakan dalam 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Adobe Flash Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar sekaligus menganimasikannya, serta mudah dipelajari. Flash tidak hanya digunakan dalam pembuatan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler

Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Rancang Bangun Sistem Aeroponik Secara Otomatis Berbasis Mikrokontroler Ayub Subandi 1, *, Muhammad Widodo 1 1 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia

Lebih terperinci

LAB SHEET PRAKTIK PEMROGRAMAN KOMPUTER

LAB SHEET PRAKTIK PEMROGRAMAN KOMPUTER No. LST/TE/EKA5221/03 Revisi: 00 Tgl: September 2015 Page 1 of 10 1. Kompetensi Dengan mengikuti perkuliahan praktek, diharapkan mahasiswa memiliki sikap tanggung jawab, mandiri dan dapat berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci