Fotokatalitik Dekomposisi Air Menjadi Hidrogen Sebagai Energi Bersih dan Ramah Lingkungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fotokatalitik Dekomposisi Air Menjadi Hidrogen Sebagai Energi Bersih dan Ramah Lingkungan"

Transkripsi

1

2

3

4 Fotokatalitik Dekomposisi Air Menjadi Hidrogen Sebagai Energi Bersih dan Ramah Lingkungan Husni Husin 1,2 1 Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala 2 Program Magister Teknik Kimia Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Gedung Teknik Kimia Fakultas Teknik, Kampus Darussalam Banda Aceh, Indonesia Abstract - This study was investigated the production of hydrogen from pure water over La-doped-NaTaO 3 photocatalyst. The aimed of this work was to evaluate the effect of lanthanum doped (La 3+ ) at different concentration on NaTaO 3 photocatalyst. The photocatalyst samples were synthesized by mean of a technique of sol-gel synthesis. The phases of La x Na (1-x) TaO 3 were characterized by analysis of X-ray diffractometer (XRD). It can be observed from the XRD results that the diffraction peaks at 2θ 32,6 o became sharper and the peak intensities increased after doping lanthanum. The effect of doping at different concentrations on the photocatalytic activity of La x Na (1-x) TaO 3 for splitting of water into hydrogen and oxygen was studied under UV light irradiation. The results revealed that the La xna (1-x)TaO 3 exhibit higher photocatalytic activity than the nondoped NaTaO 3. The highest gas (H 2 and O 2) evolution was observed with metal doping level at 2.0 mol %. Keywords: hydrogen, clean energy, water-splitting, La x Na (1-x) TaO 3. I. PENDAHULUAN Energi berkelanjutan dan lingkungan bersih adalah dua perhatian penting masyarakat modern. Dewasa ini, sumber utama energi untuk keperluan industri dan lainnya adalah dari bahan bakar fosil. Penurunan cadangan minyak bumi dan meningkatnya masalah lingkungan telah merangsang para pakar energi untuk mencari sumber-sumber bahan bakar alternatif baru menggantikan bahan bakar berbasis minyak bumi. Hidrogen dari air merupakan salah satu energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil serta mengurangi masalah polusi. Hal ini dikarenakan air tergolong sumber energi bersih, tersedia dalam jumlah melimpah, mudah didapat, dan terjamin kontinuitasnya, selain itu yang tak kalah pentingnya adalah ramah lingkungan. Alasan ini menjadi faktor utama, air dipertimbangkan sebagai bahan baku energi masa depan dalam rangka mewujudkan teknologi hijau (green technology). Para pakar energi dunia telah memprediksi hidrogen merupakan kandidat pengganti energi fosil di masa depan (Pagliaro et al. 2010). Produksi bahan bakar hidrogen telah mendapat banyak perhatian karena harga minyak dan bahan bakar tak terbarukan semakin habis dan mahal. Selama ini, 95% produksi H2 berasal dari steam reforming gas alam, yang memiliki ketergantungan langsung pada bahan bakar fosil (Bowker 2011, Chen et al. 2010). Fotokatalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi kimia dengan menggunakan energi foton dari cahaya matahari. Sejak penemuan evolusi hidrogen melalui elektroda kristal semikonduktor TiO2 tunggal (Fujishima and Honda 1972), teknologi semikonduktor berbasis fotokatalitik water splitting telah dianggap sebagai salah satu pendekatan yang paling penting untuk memecahkan krisis energi dunia (Mao and Chen 2007). Teknologi ini sedang dikembangkan oleh para pakar energi untuk menuju kelayakan ekonomi yang 13

5 menguntungkan. Diperkirakan reaksi ini bisa menjadi topik hangat dan akan memberikan kontribusi dalam mendapatkan energi bersih dan berkelanjutan, serta memecahkan masalah energi dunia. Para pakar energi memprediksi hidrogen mampu menggantikan ketergantungan kita terhadap bahan bakar fosil yang memproduksi banyak CO2. Reaksi water splitting pada fotokatalis atau semikonduktor terjadi dalam tiga langkah seperti ditampilkan pada Gambar 1. Semikonduktor memiliki potential reduksi (valence band,vb) atau dan potensial oksidasi (conduction band, CB). Prinsip dasar water splitting didasarkan pada konversi energi cahaya menjadi energi listrik ketika cahaya diserap oleh semikonduktor. Cahaya memiliki photon (hv) menyebabkan ionisasi intrinsik material semikonduktor tipe-n, selanjutnya meregenerasi elektron (-) pada conduction band dan hole (+) pada valence band (pers. 1). Cahaya mendorong elektron (-) dan hole (+) memecah molekul air menjadi gas oksigen dan ion hidrogen (pers. 2 dan 3). Gambar 1. Mekanisme reaksi fotokatalitik water splitting menjadi hidrogen pada fotokatalis Tahapan reaksi fotokatalitik water splitting menjadi hidrogen pada fotokatalis adalah sebagai berikut: Fotokatalis + 2hv 2e - + 2h + (1) H2O + h + H + + OH (2) OH + h + H + + ½O2 (3) 2H + + 2e - H2 (4) Reaksi total: H2O + 2hv H2 + ½O2 (5) Secara bersamaan, elektron yang dihasilkan sebagai hasil dari persamaan (1) mereduksi ion hidrogen menjadi gas hidrogen (pers. 4). Untuk menfasilitasi reduksi dan oksidasi H2O oleh foto eksitasi elektron dan hole, kedua potential reduksi dan oksidasi harus berada di antara band gap fotokatalis. Band gab (BG) adalah energi diantara valence band dan conduction band semikonduktor. Untuk menginduksi reaksi ini, energi foton diserap harus minimal 1,23 ev(bak et al. 2002). Menurut persamaan ini, band gap optimal untuk produksi hidrogen adalah di bawah 2,0 ev. Elektron dan holes dapat saja bergabung (rekombinasi) di bulk atau permukaan semikonduktor dalam waktu yang sangat singkat melepaskan energi dalam bentuk panas atau foton (Kudo and Miseki 2009). Hal ini harus dihindari agar reaksi pembentukan H2 dari air dapat berlangsung dengan baik. Fotokatalitik produksi H2 menggunakaan semikonduktor telah dipelajari secara ekstensif sebagai alat potensial untuk memproduksi H2 energi bersih. Beberapa fotokatalis seperti: Sr2Nb2O7 (Kudo, Kato and Nakagawa 1999), NaTaO3 (Kato, Asakura and Kudo 2003), TiO2 (Zou et al. 2007), SrTiO3 (Domen et al. 1986), K4Nb6O17 (Kudo et al. 1989) telah disintesis dan terbukti mampu menghasilkan hidrogen. Diantara berbagai oksida logam, NaTaO3 merupakan fotokatalis yang paling efisien untuk dekomposisi air di bawah iradiasi sinar ultraviolet ( <300nm) (Kato and Kudo 2003). Ada beberapa strategi dasar untuk meningkatkan efisiensi fotokatalis dalam upaya meminimalkan elektron dan holes bergabung di bulk atau permukaan. Kristalinitas tinggi mutlak diperlukan 14

6 untuk mengurangi rekombinasi antara photogenerated elektron dan hole di permukaan fotokatalis. Makin tinggi kristalinitas suatu fotokatalis makin kecil kemungkinan terjadinya rekombinasi atara elektron (e - ) dan hole (h + ) pada permukaan atau bulk fotokalatis, dengan kata lain efisiensi fotokatalitik semakin tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan kristalinitas fotokatalis adalah dengan menambahkan doping seperti La, Bi, Sm, dan lain-lain. Oleh karena itu, kajian ini mempelajari pengaruh doping lanthanum terhadap karakteristik dan kinerja NaTaO3 yang dihasilkan. Data karakteristik struktur kristalnya ditentukan dengan menggunakan difraktogram yang diperoleh dari X-Ray diffractometer (XRD). Pengaruh penambahan doping La 3+ dalam berbagai konsentrasi terhadap kinerja fotokatalis NaTaO3 dalam reaksi water splitting atau dekomposisi air murni menjadi hidrogen (H2) dan oksigen (O2) juga dievaluasi. II. METODELOGI PENELITIAN Bahan-bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: tantalum klorida (TaCl5, 99.9%): Acros Organics, sodium hidroksida (NaOH, 99.9%): Acros Organics, asam sitrat anhydrous (C6H8O7, 99.5%): Acros Organics, hidrogen peroksida (H2O2, 35%):Showa Chemical Co. Ltd, larutan ammonia (NH4OH, 35%): Fisher Scientific, metanol (CH3OH, 99.5%) solution: Acros Organics, (NO3)2.2H2O (Acros Organik; 99,9%) air suling, gas argon (Ar 99.99%), dan gas helium (He 99.99%). Preparasi Katalis La-doped NaTaO3 (LaxNa (1-x) TaO 3 ) disiapkan melalui prosedur sol-gel menggunakan larutan hidrogen peroksida sebagai pelarut. Sintesis dilakukan dengan cara berikut ini: TaCl5 dilarutkan dalam hidrogen peroksida dan kemudian NaOH dilarutkan dalam aquades (NaOH berlebih 5-6%) alkali untuk mengimbangi kehilangan Na karena penguapan pada proses kalsinasi. Larutkan La(NO3)2.2H2O ke dalam beaker glass sesuai jumlah mol yang diinginkan (0,5; 1,0; 2,0; 5,0; dan 8,0% mol) menggunakan aquades. Campuran diaduk menggunakan magnetic stirrer (dilambangkan: larutan I). Sambil diaduk terus, siapkan lautan 50 ml asam sitrat, selanjutnya teteskan perlahan-lahan ke dalam larutan I di atas untuk menghasilkan larutan sol pada suhu kamar. ph larutan diatur sampai 4 menggunakan larutan NH4OH untuk mengionisasi asam sitrat. Campuran tersebut kemudian dipanaskan dan temperatur dipertahankan konstan pada 90 o C sampai terbentuk gel putih. Kemudian gel dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama lebih kurang 5 jam, selanjutnya dilakukan prekalsinasi pada suhu 450 o C dan akhirnya dilanjutkan kalsinasi pada suhu 900 o C selama 12 jam dengan dialiri udara untuk meningkatkan kristalinitas LaxNa (1-x) TaO 3. Sampel fotokatalis dikarakterisasi dengan X-ray diffractometer (XRD), bertujuan untuk mengetahui struktur kristal fotokatalis yang terbentuk. Uji Kinerja Katalis Reaksi fotokatalitik dilakukan dalam reaktor gelas pyrex. Air murni atau aquades sebanyak 1000 ml dimasukkan ke dalam reaktor. Fotokatalis dalam bentuk bubuk sebanyak 0,5 g didispersi ke dalam air menggunakan pengaduk magnetik. Sebelum disinari cahaya, udara di dalam reaktor dibersihkan dengan dialirkan gas Ar. Selanjutnya larutan dalam reaktor disinari dengan sinar ultra violet (UV) untuk menyerap elektron dan proton oleh fotokatalis. Sumber radiasi menggunakan lampu merkuri 400 W bertekanan tinggi. Laju alir gas H 2 dan O 2 di alirkan ke 15

7 kolektor gas untuk mengetahui jumlah produksi gas selama reaksi berlangsung. III. HASIL DAN PEMBAHASAN X-ray difraktometer (XRD) NaTaO3 analisis Karakterisasi dengan XRD bertujuan untuk memperoleh informasi perubahan struktur mikro dan kristalin yang terjadi selama proses sintesis. Sampel discan dari 2 20 o Data yang diperoleh berupa jarak antar bidang, intensitas dan sudut (2θ) yang kemudian dicocokkan dengan data pola difraksi sinar-x JCPDS (Joint Committee for Powder Difraction Standard), sehingga senyawa yang terdapat dalam sampel dapat diidentifikasi. Difraktogram yang diperoleh dari sampel NaTaO3 tanpa doping disajikan pada Gambar 2. NaTaO3 dengan intensitas yang lebih rendah. Dari pola difraksi tampak bahwa NaTaO3 memiliki derajat kristal yang tinggi terindikasi dari pola puncak yang runcing dan sempit. Pengaruh doping lantanum Difraktogram hasil perlakuan penambahan lantanum (2% dan 5% mol) pada pembuatan NaTaO3 disajikan pada Gambar 3 dan 4. Berdasarkan Gambar 3 dan 4 tampak bahwa pola difraksi LaxNa (1- x)tao 3 sama dengan pola difraksi NaTaO3 tanpa doping. Posisi puncak masih berada pada 2θ yang sama. Perbedaan nyata yang terlihat dari difraktogram LaxNa (1-x) TaO 3 adalah pada intensitasnya. Gambar 3. Difraktogram XRD sampel LaxNa (1-x) TaO 3 (x = 0.02) Gambar 2. Difraktogram XRD sampel NaTaO3 tanpa doping lanthanum Gambar 2 memperlihatkan pola difraksi sinar-x sampel NaTaO3 tanpa doping lantanum. Tiga puncak utama karakteristik NaTaO3 terindikasi pada 2θ 22,9 o ; 32,6 o ; dan 52,7 o ; sesuai dengan JCPDS No Puncak-puncak lainnya juga merupakan pola difraksi Intensitas Puncak pada 2θ 22,9 o terlihat menurun, sedangkan intensitas pada 2θ 32,6 o tampak meningkat. Selain itu, intensitas 5 puncak karakteristik kekanan meningkat dibanding pada NaTaO3 tanpa doping. Fakta ini menunjukkan bahwa dengan pemberian doping lanthanum tidak menyebabkan perubahan struktur kristal NaTaO3. 16

8 yang digunakan pada preparasi katalis. Gambar 5 menampilkan hubungan antara kadar doping La terhadap laju produksi gas H2 dan O2 dari air. Dari Gambar 5 tampak bahwa NaTaO3 tanpa doping lantanum menunjukkan evolusi gas H2 dan O2 masing-masing 0.61 dan 0, 31 (mmol/g.kat jam). Gambar 4. Difraktogram XRD sampel LaxNa (1-x) TaO 3 (x= 0,05) Pemberian doping diharapkan untuk meningkatkan derajat kristalinitas sampel. Seperti yang didemontrasikan dari pola difraksi sinar-x, meski intensitas puncak tertinggi pada 2θ 22,9 o menurun, tetap saja derajat krintalinitasnya makin tinggi, terindikasi dari makin menyempitnya bentuk pola puncak difraksi. Derajat kristal yang tinggi dari sampel akan menghasilkan pemisahan muatan elektron dan proton lebih baik, dengan demikian diharapkan reaksi pembentukan H2 dari air dapat berlangsung dengan mudah. Dari difraktogram juga terlihat jelas bahwa tidak ada pengotor yang terbentuk setelah penambahan lantanum (La 3+ ). Peningkatan intensitas puncak karakteristik NaTaO 3 pada 2θ 32,6 o dan puncak lainnya disebabkan karena ion La 3+ tersubtitusi pada kisi atom Na +. Dari difraktogram tersebut dapat dikatakan bahwa penambahan La 3+ pada NaTaO3 tidak menyebabkan perubahan struktur kristal NaTaO3. Aktivitas Fotokatalis Aktivitas fotokatalis didefinisikan sebagai ukuran terbentuknya gas hidrogen dan oksigen per satuan waktu yang dipengaruhi oleh konsentrasi lantanum Gambar 5. Produksi gas H2 dan O2 pada berbagai kandungan doping ions La 3+ (fotokatalis (0,5 g) didispersi dalam air murni (1 L). Kinerja fotokatalis terlihat meningkat proporsional ketika ditambahkan doping lantanum mulai dari 0,5%; 1,5%, dan 2% mol, di mana gas tertinggi diperoleh pada konsentrasi La 2% mol. Fenomena ini mengisyaratkan bahwa ketika lantanum ditambahkan pada kisi NaTaO3, derajat kristalinitas sampel fotokatalis meningkat. Hal ini berpengaruh nyata terhadap pemisahan muatan elektron dan proton pada permukaan NaTaO3 dan dengan sendirinya reaksi dekomposisi H2O menjadi H2 dan O2 semakin efisien. Akan tetapi, peningkatan doping 5% dan 8% mol menyebabkan evolusi H2 dan O2 menurun drastis. Fakta ini dapat terjadi 17

9 kemungkinan karena pada konsentrasi La yang lebih tinggi dari 2% mol, sebagian dari doping lantanum tidak tersubtitusi ke dalam kisi NaTaO3 seperti yang dilaporkan oleh group lain (Kato et al. 2003). Pada kondisi ini lantanum bertindak sebagai pengotor dan dapat mempengaruhi rekombinasi antara electron (e - ) dan hole (h + ) pada permukaan NaTaO3 sehingga mengganggu reaksi dekomposisi air menjadi hidrogen. Pengotor ini kemungkinan bersifat amorphous dan konsentrasinya kecil sehingga tidak terdeteksi pada pola difraksi sinar-x. Gambar 6 mendemonstrasikan hubungan antara produksi gas terhadap waktu reaksi dekomposisi air. Reaksi berlangsung hingga 21 jam, diulangi tiap 3 kali 7 jam. Produksi gas meningkat secara proporsional seiring dengan bertambahnya waktu reaksi. Kinerja fotokatalis LaxNa (1- x)tao 3 terlihat stabil sampai reaksi dihentikan. IV. KESIMPULAN Penelitian tentang fotokatalitik dekomposisi air pada fotokatalis LaxNa(1- x)tao3 menjadi hidrogen sebagai energi bersih dan ramah lingkungan telah dilakukan. Penggunaan NaTaO3 tanpa doping La 3+ menunjukkan aktivitas yang rendah. Ketika La 3+ disubtitusi ke dalam kisi NaTaO3 derajat kristalilnitas sampel meningkat. Konsentasi doping berpengaruh nyata terhadap aktifitas fotokatalitik dekomposisi air menjadi hydrogen dan oksigen. Produksi gas tertinggi diperoleh pada konsentrasi doping 2% mol. Fotokatalis LaxNa(1-x)TaO3 sangat potensial untuk kandidat dekomposisi H2O menjadi H2 sebagai energy bersih. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Bing-Joe Hwang, Ph.D dan Dr. Wei-Nien Su dari National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) atas diskusi yang sangat berharga mengenai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Bak, T., J. Nowotny, M. Rekas & C. C. Sorrell 2002, Photoelectrochemical hydrogen generation from water using solar energy. Materials-related aspects International Journal of Hydrogen Energy, 27, Gambar 6. Hubungan antara waktu kontak dan produksi gas (fotokatalis (0,5 g) didispersi dalam air murni (1 L), reaksi dihentikan selama 7 jam. Bowker, M. 2011, Sustainable hydrogen production by the application of ambient temperature photocatalysis. Green Chemistry, 13, Chen, X., S. Shen, L. Guo & S. S. Mao 2010, Semiconductor-based Photocatalytic Hydrogen Generation. Chemical Reviews, 110,

10 Domen, K., A. Kudo, T. Onishi, N. Kosugi & H. Kuroda 1986, Photocatalytic decomposition of water into hydrogen and oxygen over nickel(ii) oxide-strontium titanate (SrTiO3) powder. 1. Structure of the catalysts. The Journal of Physical Chemistry, 90, Fujishima, A. & K. Honda 1972, Electrochemical photolysis of water at a semiconductor electrode. Nature 238, 37. Kato, H., K. Asakura & A. Kudo 2003, Highly Efficient Water Splitting into H2 and O2 over Lanthanum- Doped NaTaO3 Photocatalysts with High Crystallinity and Surface Nanostructure. Journal of the American Chemical Society, 125, Kato, H. & A. Kudo 2003, Photocatalytic water splitting into H2 and O2 over various tantalate photocatalysts. Catalysis Today, 78, O2: Structure and reaction mechanism. Journal of Catalysis, 120, Mao, S. S. & X. Chen 2007, Selected nanotechnologies for renewable energy applications. International Journal of Energy Research, 31, Pagliaro, M., G. Athanasios, Konstandopoulos, R. Ciriminnaa & G. Palmisanoa 2010, Solar hydrogen: fuel of the near future. Energy & Environmental Science, 3, Zou, J. J., H. He, L. Cui & H. Y. Du 2007, Highly efficient Pt/TiO2 photocatalyst for hydrogen generation prepared by a cold plasma method. International Journal of Hydrogen Energy, 32, Kudo, A., H. Kato & S. Nakagawa 1999, Water Splitting into H2 and O2 on New Sr2M2O7 (M = Nb and Ta) Photocatalysts with Layered Perovskite Structures: Factors Affecting the Photocatalytic Activity. The Journal of Physical Chemistry B, 104, Kudo, A. & Y. Miseki 2009, Heterogeneous photocatalyst materials for water splitting. Chemical Society Reviews, 38, Kudo, A., K. Sayama, A. Tanaka, K. Asakura, K. Domen, K. Maruya & T. Onishi 1989, Nickel-loaded K 4 Nb 6 O 17 photocatalyst in the decomposition of H2O into H2 and 19

Fotokatalitik Dekomposisi Air Menjadi Hidrogen Sebagai Energi Bersih dan Ramah Lingkungan

Fotokatalitik Dekomposisi Air Menjadi Hidrogen Sebagai Energi Bersih dan Ramah Lingkungan Fotokatalitik Dekomposisi Air Menjadi Hidrogen Sebagai Energi Bersih dan Ramah Lingkungan Husni Husin 1,2 1 Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Fotokatalitik Evolusi Hidrogen dari Air pada Fotokatalis Pt/La-C-NaTO 3 Menggunakan Irradiasi Cahaya Tampak

Fotokatalitik Evolusi Hidrogen dari Air pada Fotokatalis Pt/La-C-NaTO 3 Menggunakan Irradiasi Cahaya Tampak Fotokatalitik Evolusi Hidrogen dari Air pada Fotokatalis Pt/La-C-NaTO 3 Menggunakan Irradiasi Cahaya Tampak Husni Husin *, Mahidin, Fikri Hasfita, Doni Andrian dan Syeh Syairazi Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

Preparasi dan karakterisasi fotokatalis NaTaO 3 didoping ion lantanum (La/NaTaO 3 ) dengan metode sol-gel

Preparasi dan karakterisasi fotokatalis NaTaO 3 didoping ion lantanum (La/NaTaO 3 ) dengan metode sol-gel Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 8, No. 2, hal. 60-65, 2011 ISSN 1412-5064 Preparasi dan karakterisasi fotokatalis NaTaO 3 didoping ion lantanum (La/NaTaO 3 ) dengan metode sol-gel Husni Husin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotokatalis telah mendapat banyak perhatian selama tiga dekade terakhir sebagai solusi yang menjanjikan baik untuk mengatasi masalah energi maupun lingkungan. Sejak

Lebih terperinci

Produksi Hidrogen Secara Fotokalitik dari Air Murni Pada Katalis NaTaO 3

Produksi Hidrogen Secara Fotokalitik dari Air Murni Pada Katalis NaTaO 3 Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 9, No. 2, hal. 51-56, 2012 ISSN 1412-5064 Produksi Hidrogen Secara Fotokalitik dari Air Murni Pada Katalis NaTaO 3 Husni Husin Laboratorium Teknik Reaksi Kimia

Lebih terperinci

Produksi Hidrogen Secara Fotokalitik dari Air Murni Pada Katalis NaTaO 3

Produksi Hidrogen Secara Fotokalitik dari Air Murni Pada Katalis NaTaO 3 Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 9, No. 2, hal. 51-56, 2012 ISSN 1412-5064 Produksi Hidrogen Secara Fotokalitik dari Air Murni Pada Katalis NaTaO 3 Husni Husin Laboratorium Teknik Reaksi Kimia

Lebih terperinci

DEKOMPOSISI AIR-METANOL MENJADI HIDROGEN PADA SEMIKONDUKTOR NATRIUM TANTALUM OKSIDA DENGAN MENGGUNAKAN LANTANUM SEBAGAI DOPING

DEKOMPOSISI AIR-METANOL MENJADI HIDROGEN PADA SEMIKONDUKTOR NATRIUM TANTALUM OKSIDA DENGAN MENGGUNAKAN LANTANUM SEBAGAI DOPING Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 3 (2013) DEKOMPOSISI AIR-METANOL MENJADI HIDROGEN PADA SEMIKONDUKTOR NATRIUM TANTALUM OKSIDA DENGAN MENGGUNAKAN LANTANUM SEBAGAI DOPING Husni Husin 1,2, Komala Pontas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Produksi H 2 Sampai saat ini, bahan bakar minyak masih menjadi sumber energi yang utama. Karena kelangkaan serta harganya yang mahal, saat ini orang-orang berlomba untuk mencari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan TiO 2 sebagai fotokatalis diperkenalkan pertama kali oleh Fujishima dan Honda tahun 1972 mengenai pemecahan air menjadi oksigen dan hidrogen secara fotoelektrokimia

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini diulas dalam tiga subbab. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 3 macam, yaitu SEM-EDS, XRD dan DRS. Karakterisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Katalis merupakan suatu zat yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Katalis yang digunakan merupakan katalis heterogen. Katalis heterogen merupakan katalis yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. cahaya matahari.fenol bersifat asam, keasaman fenol ini disebabkan adanya pengaruh BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Fenol merupakan senyawa organik yang mengandung gugus hidroksil (OH) yang terikat pada atom karbon pada cincin benzene dan merupakan senyawa yang bersifat toksik, sumber pencemaran

Lebih terperinci

Produksi Hidrogen dari Air pada Fotokatalis RuO 2 /NaTaO 3

Produksi Hidrogen dari Air pada Fotokatalis RuO 2 /NaTaO 3 Produksi Hidrogen dari Air pada Fotokatalis RuO 2 /NaTaO 3 1 Husni Husin *), 2 Fikri Hasfita 1 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Gedung Teknik Kimia, Jalan Tgk. Syeh Abdurrauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Telah banyak dibangun industri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Berkembangnya industri tentu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, tetapi juga menimbulkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. karakterisasi luas permukaan fotokatalis menggunakan SAA (Surface Area BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas mengenai preparasi ZnO/C dan uji aktivitasnya sebagai fotokatalis untuk mendegradasi senyawa organik dalam limbah, yaitu fenol. Penelitian ini

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Sebelum dilakukan sintesis katalis Cu/ZrSiO 4, serbuk zirkon (ZrSiO 4, 98%) yang didapat dari Program Studi Metalurgi ITB dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan asam nitrat 1,0

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biomassa, Lembaga Penelitian Universitas Lampung. permukaan (SEM), dan Analisis difraksi sinar-x (XRD),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al,

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian minyak, pekerjaan teknisi, dan proses pelepasan cat (Alemany et al, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenol merupakan senyawa organik yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang bersifat karsinogenik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Titanium dioksida (TiO 2 ) sejak beberapa tahun terakhir banyak digunakan dalam berbagai bidang anatas anatara lain sebagai pigmen, bakterisida, pasta gigi,

Lebih terperinci

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1 REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1 Oleh: Dyah Fitasari 1409201719 Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, S.Si, M.Sc Suprapto, M.Si, Ph.D LATAR BELAKANG Sikloheksanon Sikloheksanon Oksim

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT

I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT I. KEASAMAN ION LOGAM TERHIDRAT Tujuan Berdasarkan metode ph-metri akan ditunjukkan bahwa ion metalik terhidrat memiliki perilaku seperti suatu mono asam dengan konstanta keasaman yang tergantung pada

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 4. No. 1. Mei, 2009 : PEMANFAATAN FOTOKATALIS TiO 2 UNTUK MEREDUKSI ION TIMBAL

Molekul, Vol. 4. No. 1. Mei, 2009 : PEMANFAATAN FOTOKATALIS TiO 2 UNTUK MEREDUKSI ION TIMBAL Molekul, Vol. 4. No. 1. Mei, 2009 : 6 11 PEMANFAATAN FOTOKATALIS TiO 2 UNTUK MEREDUKSI ION TIMBAL Kapti Riyani dan Tien Setyaningtyas Program Studi Kimia, Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging optimal pada sintesis zeolit dari abu sekam padi pada temperatur kamar

Lebih terperinci

Indo. J. Chem. Sci. 3 (1) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science

Indo. J. Chem. Sci. 3 (1) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science Indo J Chem Sci 3 (1) (2014) Indonesian Journal of Chemical Science http://journalunnesacid/sju/indexphp/ijcs SINTESIS FOTOKATALIS M/ DAN APLIKASINYA UNTUK DEKOMPOSISI AIR Satrio Bekti Uji Prambasto*)

Lebih terperinci

SYNTHESIS THIN LAYER ZnO-TiO 2 PHOTOCATALYSTS SOL GEL METHOD USING THE PEG (Polyethylene Glycol) AS SOLVENTS SCIENTIFIC ARTICLE

SYNTHESIS THIN LAYER ZnO-TiO 2 PHOTOCATALYSTS SOL GEL METHOD USING THE PEG (Polyethylene Glycol) AS SOLVENTS SCIENTIFIC ARTICLE SYNTHESIS THIN LAYER ZnO-TiO 2 PHOTOCATALYSTS SOL GEL METHOD USING THE PEG (Polyethylene Glycol) AS SOLVENTS SCIENTIFIC ARTICLE By NIM 061810301027 DEPARTEMENT OF CHEMISTRY THE FACULTY OF MATHEMATIC AND

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai

Lebih terperinci

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION

SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION SINTESIS LAPISAN TIPIS SEMIKONDUKTOR DENGAN BAHAN DASAR TEMBAGA (Cu) MENGGUNAKAN CHEMICAL BATH DEPOSITION Yolanda Oktaviani, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas e-mail: vianyolanda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

Fotokatalitik Produksi Hidrogen dari Air Menggunakan Glukosa Sebagai Donor Elektron pada Fotokatalis Pt/La-NaTaO 3

Fotokatalitik Produksi Hidrogen dari Air Menggunakan Glukosa Sebagai Donor Elektron pada Fotokatalis Pt/La-NaTaO 3 Fotokatalitik Produksi Hidrogen dari Air Menggunakan Glukosa Sebagai Donor Elektron pada Fotokatalis Pt/La-NaTaO 3 Husni Husin *1,2, Adi Salamun 1,2, Mukhlisien 2 1 Program Magister Teknik Kimia, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Persiapan Bahan Baku 4.1.1 Silika Terpresipitasi Abu sawit yang berasal dari pabrik pengolahan sawit, terlebih dahulu dikonversi menjadi silika terpresipitasi dengan cara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan

ABSTRAK. Kata Kunci: fotokatalis, fenol, limbah cair, rumah sakit, TiO 2 anatase. 1. Pendahuluan OP-015 PENGARUH BERAT TiO 2 ANATASE, KECEPATAN PENGADUKAN DAN ph DALAM DEGRADASI SENYAWA FENOL Zulkarnaini 1, Yeggi Darnas 2, Nofriya 3 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Unversitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.I Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah kaolin alam Cicalengka, Jawa Barat, Indonesia. Kaolin tersebut secara fisik berwarna

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan salah satu turunan selulosa yang disebut eter selulosa (Nevell dan Zeronian 1985). CMC dapat larut di dalam air dingin dan air panas dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar misalnya pencemaran oleh limbah industri dimana limbah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material.

I. PENDAHULUAN. kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sintesis material, beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam menentukan kinerjanya adalah pemrosesan, modifikasi struktur dan sifat-sifat material. Perbaikan kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah berkembang suatu mekanisme fotokatalis yang menerapkan pemanfaatan radiasi ultraviolet dan bahan semikonduktor sebagai fotokatalis, umumnya menggunakan bahan TiO2

Lebih terperinci

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA Rita Prasetyowati, Sahrul Saehana, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika Material

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus

BAB I PENDAHULUAN. energi listrik. Pemanfaatan energi listrik terus berkembang tidak hanya berfokus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring pertumbuhan penduduk di dunia yang semakin meningkat, kebutuhan akan sumber energi meningkat pula. Termasuk kebutuhan akan sumber energi listrik. Pemanfaatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO

Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO Ira Olimpiani,*, Astuti Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis,

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat BAB III EKSPERIMEN 1. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Ca(NO 3 ).4H O (99%) dan (NH 4 ) HPO 4 (99%) sebagai sumber ion kalsium dan fosfat. NaCl (99%), NaHCO 3 (99%),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

Aristanto Wahyu Wibowo, A. K. Prodjosantoso & Cahyorini K.

Aristanto Wahyu Wibowo, A. K. Prodjosantoso & Cahyorini K. PREPARASI FILM TiO 2 DENGAN METODE HIDROTERMAL TiO 2 FILM PREPARATION BY HYDROTHERMAL METHOD Aristanto Wahyu Wibowo, A. K. Prodjosantoso & Cahyorini K. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas Lampung. Analisis XRD di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Lebih terperinci

DEKOMPOSISI AIR-METANOL MENJADI HIDROGEN PADA SEMIKONDUKTOR NATRIUM TANTALUM OKSIDA DENGAN MENGGUNAKAN LANTANUM SEBAGAI DOPING

DEKOMPOSISI AIR-METANOL MENJADI HIDROGEN PADA SEMIKONDUKTOR NATRIUM TANTALUM OKSIDA DENGAN MENGGUNAKAN LANTANUM SEBAGAI DOPING Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 2, No. 3 (2013) DEKOMPOSISI AIR-METANOL MENJADI HIDROGEN PADA SEMIKONDUKTOR NATRIUM TANTALUM OKSIDA DENGAN MENGGUNAKAN LANTANUM SEBAGAI DOPING Husni Husin 1,2, Komala Pontas

Lebih terperinci

Indo. J. Chem. Sci. 4 (2) (2015) Indonesian Journal of Chemical Science

Indo. J. Chem. Sci. 4 (2) (2015) Indonesian Journal of Chemical Science Indo. J. Chem. Sci. 4 (2) (2015) Indonesian Journal of Chemical Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijcs AKTIVITAS FTKATALITIK Cu/Zn PADA REAKSI KSIDASI FENL Siti Barokah *) dan Nuni Widiarti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT

PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2, No. 2, pp. 576-582, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 26 September 2014, Accepted 26 September 2014, Published online 28 September 2014 PENGARUH PENAMBAHAN HIDROGEN PEROKSIDA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Titanium dioksida atau TiO 2 merupakan material semikonduktor yang banyak dimanfaatkan untuk fotokatalis, mikroelektronik, sel optik, inaktivasi mikroorganisme,

Lebih terperinci

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO 2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO 3 Pendahuluan ZnO merupakan bahan semikonduktor tipe-n yang memiliki lebar pita energi 3,37 ev pada suhu ruang dan 3,34 ev pada temperatur rendah dengan nilai

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. elektron valensi memiliki tingkat energi yang disebut energi valensi.

BAB III DASAR TEORI. elektron valensi memiliki tingkat energi yang disebut energi valensi. BAB III DASAR TEORI 3.1 Semikonduktor Semikonduktor adalah bahan yang mempunyai energi celah (Eg) antara 2-3,9 elektron volt. Bahan dengan energi celah diatas kisaran energi celah semikonduktor adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan kadar krom dengan metode spektrofotometri

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN STRONTIUM TITANAT (SrTiO 3 ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis)

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN STRONTIUM TITANAT (SrTiO 3 ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis) KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN STRONTIUM TITANAT (SrTiO 3 ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis) Mirwan Sayuti 1, Krisman 2, Rahmi Dewi 2 1 Mahasiswa Program S1 Fisika 2 Dosen

Lebih terperinci

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 11 (2) (2008) : 29 33 29 ISSN: 1410-8917 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 11 (2) (2008) : 29 33 Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

Lebih terperinci

PERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI

PERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERFORMA SEL SURYA TERSENSITASI ZAT PEWARNA (DSSC) BERBASIS ZnO DENGAN VARIASI TINGKAT PENGISIAN DAN BESAR KRISTALIT TiO 2 SKRIPSI WULANDARI HANDINI 04 05 04 0716 FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesa Katalis Dalam penelitian ini, katalis disintesis menggunakan metode impregnasi kering. Metode ini dipilih karena metode impregnasi merupakan metode sintesis yang

Lebih terperinci

Sintesis Lapis Tipis Fotokatalis ZnO-TiO 2 Menggunakan Metode Sol Gel dengan PEG (Polyethylene Glycol) sebagai Pelarut

Sintesis Lapis Tipis Fotokatalis ZnO-TiO 2 Menggunakan Metode Sol Gel dengan PEG (Polyethylene Glycol) sebagai Pelarut Jurnal ILMU DASAR, Vol. 13 No. 1, Januari 2012: 1-5 1 Sintesis Lapis Tipis Fotokatalis ZnO-TiO 2 Menggunakan Metode Sol Gel dengan PEG (Polyethylene Glycol) sebagai Pelarut Synthesis Thin Layer ZnO-TiO

Lebih terperinci

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembuatan lapis tipis semikonduktor merupakan salah satu cara untuk memudahkan aplikasi semikonduktor baik sebagai solar sel maupun fotokatalis dalam degradasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis

Lebih terperinci

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2 Hendri, Elvaswer Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau Manis, Padang,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 47 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan pengaruh suhu sintering terhadap struktur Na 2 O dari Na 2 CO 3 yang dihasilkan dari pembakaran tempurung kelapa. Pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sel Bahan Bakar (Fuel Cell) Sejak ditemukan oleh ilmuwan berkebangsaan Jerman Christian Friedrich Schönbein pada tahun 1838, sel bahan bakar telah berkembang dan menjadi salah

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 9. No. 2. November, 2014: PENURUNAN NILAI COD PADA PESTISIDA SIPERMETRIN DENGAN FOTOKATALIS TITANIUM(IV) OKSIDA-PLATINA

Molekul, Vol. 9. No. 2. November, 2014: PENURUNAN NILAI COD PADA PESTISIDA SIPERMETRIN DENGAN FOTOKATALIS TITANIUM(IV) OKSIDA-PLATINA Molekul, Vol. 9. No. 2. November, 2014: 136-143 PENURUNAN NILAI COD PADA PESTISIDA SIPERMETRIN DENGAN FOTOKATALIS TITANIUM(IV) OKSIDA-PLATINA REDUCTION OF COD IN CYPERMETHRIN PESTICIDE USING PHOTOCATALYST

Lebih terperinci

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis

Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis Uji fotokatalisis reduksi benzaldehida menggunakan titanium dioksida hasil sintesis Diana Rakhmawaty Eddy*, Sanidya Saraswati B, Rustaman Departemen Kimia, FMIPA, Universitas Padjadjaran, Bandung *Email:

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb Oleh: Tahta A 1, Darminto 1, Malik A 1 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol Oleh : Ferlyna Sari 2312 105 029 Iqbaal Abdurrokhman 2312 105 035 Pembimbing : Ir. Ignatius Gunardi, M.T NIP 1955

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging pada sintesis zeolit dari abu jerami padi dan karakteristik zeolit dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Silikon dioksida merupakan elemen terbanyak kedua di alam semesta dari segi massanya setelah oksigen, yang paling banyak terdapat pada debu, pasir, platenoid dan planet

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Laporan Akhir Tesis LOGO PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA Disusun Oleh: M. Furoiddun Nais 2309201016 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Gede Wibawa, M.Eng

Lebih terperinci

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU ALUR PEMANASANTERHADAP KUALITAS KRISTAL Sn(S 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN

PENGARUH WAKTU ALUR PEMANASANTERHADAP KUALITAS KRISTAL Sn(S 0,4 Te 0,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN 286 Kristal Sn(S.4Te.6)... (Erda Harum Saputri) PENGARUH WAKTU ALUR PEMANASANTERHADAP KUALITAS KRISTAL Sn(S,4 Te,6 ) HASIL PREPARASI DENGAN TEKNIK BRIDGMAN THE EFFECT OF FLOW HEATING TIME FOR CRYSTAL QUALITY

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 SINTESIS SBA-15 Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan material mesopori silika SBA-15 melalui proses sol gel dan surfactant-templating. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

Sintesa dan Karakterisasi Nanokomposit ZnO-Silika sebagai Fotokatalis dengan Metode Sonikasi

Sintesa dan Karakterisasi Nanokomposit ZnO-Silika sebagai Fotokatalis dengan Metode Sonikasi Sintesa dan Karakterisasi Nanokomposit ZnO-Silika sebagai Fotokatalis dengan Metode Sonikasi Penyusun: Mohammad Rahmatullah (2309 100 097) Septono Sanny Putro (2310 106 012) Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Sugeng

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM HASIL PROSES MILLING Yosef Sarwanto, Grace Tj.S., Mujamilah Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya λ Panjang Gelombang 21 ω Kecepatan Angular 22 ns Indeks Bias Kaca 33 n Indeks Bias Lapisan Tipis 33 d Ketebalan Lapisan Tipis 33 α Koofisien Absorpsi 36 Frekuensi Cahaya 35 υ BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO SINTESIS DAN KARAKTERISASI KRISTAL NANO ZnO Cicik Herlina Yulianti 1 1) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan Abstrak Pengembangan material kristalin berukuran nano merupakan suatu

Lebih terperinci

D. H 2 S 2 O E. H 2 S 2 O 7

D. H 2 S 2 O E. H 2 S 2 O 7 1. Jika gas belerang dioksida dialirkan ke dalam larutan hidrogen sulfida, maka zat terakhir ini akan teroksidasi menjadi... A. S B. H 2 SO 3 C. H 2 SO 4 D. H 2 S 2 O E. H 2 S 2 O 7 Reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi

Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi Sintesis dan Analisis Spektra IR, Difraktogram XRD, SEM pada Material Katalis Berbahan Ni/zeolit Alam Teraktivasi dengan Metode Impregnasi Nur Fitri Fatimah dan Budi Utami Program Studi Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan potensial/ Potential Reserve. Cadangan Terbukti/ Proven Reserve. Tahun/ Year. Total BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan komponen yang selalu dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya karena hampir semua kegiatan manusia bergantung pada ketersediaan energi.

Lebih terperinci

Bab III Metoda Penelitian

Bab III Metoda Penelitian 28 Bab III Metoda Penelitian III.1 Lokasi Penelitian Sintesis senyawa target dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Kimia Fisik-Material Departemen Kimia, Pengukuran fotoluminesens

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci