KAJIAN FUNGSI DAN SIGN ARSITEKTUR KARO Studi Kasus Rumah Raja Di Kampung Lingga FIRMAN EDDY,ST

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN FUNGSI DAN SIGN ARSITEKTUR KARO Studi Kasus Rumah Raja Di Kampung Lingga FIRMAN EDDY,ST"

Transkripsi

1 KAJIAN FUNGSI DAN SIGN ARSITEKTUR KARO Studi Kasus Rumah Raja Di Kampung Lingga FIRMAN EDDY,ST Program Studi Arsitektur Jurusan Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengertian semiotik pertama kali dikemukakan oleh Charles Sanders Pierce yang mendefinisikannya sebagai the study of patterned human behavior in communication in all its modes dalam pengertian ini menekankan bahwa makna (meaning) selalu merupakan suatu hasil budaya atau kebiasaan sosial. Semiotik mulai dihubungkan dengan arsitektur sejak Charles Sanders Pierce dan Ferdinand de Saussure menyatakan bahwa sistem tanda itu dapat diberlakukan lebih luas lagi untuk berbagai fenomena budaya. Semiologi menjadi jembatan penghubung antara hakikat suatu hal dengan manusia. Semiologi berada diantara epistomologi yang melekat pada suatu hal dengan psikologi yang ada pada manusia, khususnya psikologi persepsi. Dalam proses ini selalu ada representasi (signifier), konsep (signified), dan persepsi (referent). Pada tahun-tahun terakhir terbukti bahwa bahasa ini sangat menarik bagi mereka yang cenderung menggunakan pendekatan sain, terutama saat linguistik telah berkembang menjadi serangkaian model interpretasi. Inovasi ini telah memberikan inspirasi bagi transisi yang sangat dramatis dan telah menjadi inti pembahasan dalam pemahaman arsitektur saat ini, di mana banyak para arsitek dan pemerhati arsitektur saat itu mulai menyadari akan adanya potensi yang sangat besar pada bahasa di dalam arsitektur yang dapat berperan sebagai sarana komunikasi secara luas. Maka mulai saat itulah semiotik banyak dibicarakan sebagai sebuah disiplin induk dari arsitektur dan bahasa dalam konteks obyek-obyek arsitektur (ruang/ tempat, atau alat yang digunakan manusia sehari-hari) yang merupakan hasil transformasi dari karya-karya arsitektur. Interpreter biasanya mengevaluasi karya arstektur atau bangunan dengan parameter efisiensi ruangruang termasuk komponen-komponennya. Dengan dukungan semiotik diharapkan aspek-aspek lainnya yang melekat dapat dikomunikasikan secara apa adanya dan sistematis kepada interpreter atau sekelompok interpreter (pengamat) yang tentunya sangat subyektif tergantung dari pengalaman dan pemahaman seseorang atau sekelompok orang. Sebagai titik tolak dapat dipakai pedoman evaluasi karya arsitektur seperti aspek kekokohan (konstruksi), aspek fungsi (fungsional), aspek keindahan (ekspresi), dan lain sebagainya. Dalam tulisan ini kajian semiotik dikembangkan pada dua titik tolak yaitu: Sign dan Fungsi. I.2. Semiotika Model Umberto Eco Dalam semiotika model ini, Eco mempergunakan model signifikasi berlapis dua, yaitu menganggap bahwa fungsi bangunan adalah sebagai denotasi dan konotasi yang juga memisahkan makna arsitektur menjadi makna primer dan makna sekunder. Pengertiannya dapat dipahami sebagai berikut: Makna Primer/ Fungsi Utama/ Denotasi: makna yang disampaikan oleh perancangnya, sebagai tujuan dasar pembuatan objek atau komponenya. Makna Sekunder/ Fungsi Sekunder/ Konotasi: tujuannya disesuaikan dengan berbagai cara untuk mewujudkannya yang disesuaikan dengan siapa 2003 Digitized by USU digital library 1

2 yang memakainya, juga dipengaruhi oleh kualitas tempat dan status objek disekitarnya. Kemudian menurut Eco penilaian atas fungsi sebuah karya arsitektur tetap relatif sifatnya, karena hanya berlaku secara kontekstual dari aspek historis, seperti yang dijelaskan sebagai berikut: Historis/ Kesejarahan Fungsi: sebuah hasil karya arsitektur dapat berdiri ribuan tahun lamanya, sehingga seringkali terjadi perubahan fungsi, yang ditentukan sendiri oleh pemakainya tanpa berkonsultasi dengan arsiteknya, karena telah lama meninggal dunia, sehingga titik tolak penilaian atas fungsi hasil karya arsitektur bersifat relatif, dan berlaku secara kontekstual. Dalam kajian semiotika ini akan dilakukan pengamatan terhadap beberapa kemungkinan perubahan fungsi dan makna dalam kejadian-kejadian sebagai berikut: Fungsi utama yang sudah lama hilang, dan fungsi sekundernya masih dapat diimajinasikan serta dipakai untuk mempromosikan fungsi utama yang baru. Fungsi utamanya tidak hilang sepanjang waktu, sedangkan fungsi sekundernya berubah-ubah sesuai konteksnya. Fungsi utama dan sekundernya sama sekali hilang, dan keduanya digantikan dengan fungsi-fungsi baru. Fungsi utamanya tidak berlaku lagi, sedangkan fungsi sekundernya berubah total. Fungsi sekundernya didukung oleh fungsi utama dari obyek yang berasal dari masa lalu, sedang fungsi utama obyek tersebut tidak berubah sepanjang masa. BAB II. PEMBAHASAN II.1. Rumah Raja di Kampung Lingga Rumah Raja di kampung Lingga ini hanya ada sebuah yang terletak di sisi utara dari pusat desa yang sekarang maupun yang lama. Ada beberapa perbedaan yang cukup berarti antara Rumah Raja ini dengan rumah tradisional Karo pada umumnya/ masyarakat umum yang dikenal dengan sebutuan Rumah Siwaluh Jabu. Perbedaan ini antara lain: Rumah Raja Rumah Siwaluh Jabu. Dihuni untuk 8 keluarga dengan Dihuni untuk 8 keluarga dengan 8 10 ruangan (rumah lebih besar). ruangan (rumah lebih kecil). Terdapat Ornamen Gerga di sekeliling bangunan (ada bunga gundur/ labu), daunnya, tapak raja Sulaiman dan istrinya), yang bermakna kesuburan/ tanah yang subur, dan ornamen-ornamen lainnya. Dan lain sebagainya. Tidak terdapat ornamen Gerga, dan ornamen lainnya relatif lebih sedikit Digitized by USU digital library 2

3 gambar 1. Rumah Raja (dok. survei 18/4/03) gambar 2. Ornamen Gerga (dok. survei 18/4/03) Bentuk rumah ini secara keseluruhan (dengan dinding miringnya) seperti posisi orang yang sedang berdoa/ beribadah (pada saat animisme sudah meyakini ada yang perlu disembah), atau ada juga anggapan bentuknya berbentuk tutup dadu, atau merupakan perwujudan Tuhan yang ada 3, yaitu Tuhan yang di atas, Tuhan yang di tengah, dan Tuhan yang di bawah. Gambar 3. Posisi orang yang sedang berdoa (dok. survei 18/4/03) Gambar 4. Tampak depan Rumah Raja 2003 Digitized by USU digital library 3

4 Di bagian atap yang disebut tersek terdapat ayo-ayo (muka rumah), berbentuk segi tiga yang terbuat dari anyaman bambu, bermotifkan 8 alfa, yang bermakna ada 8 arah mata angin. Di bagian atas dan bawahnya terdapat lubang berbentuk segi tiga yang dulunya dominan berfungsi untuk ventilasi asap tunggku di dalam bangunan, di samping sebagai pengaliran udara. Di puncak atap terdapat kepala kerbau dengan tanduk yang masih asli, namun kepalanya terbuat dari semen, sebagai elemen penolak bala. Gambar 5. Ayo-ayo (muka rumah), dengan ornamen dan lubang ventilasi. Di bagian puncak atap terdapat kepala kerbau. (dok. survei 18/4/03) Warna pada ayo-ayo maupun pada gerga terdiri dari 5 warna, mengikuti marga silima yaitu: - Merah : Marga Karo-Karo - Hitam : Marga Sembiring - Biru : Marga Ginting - Putih: Marga Perangin-Angin - Kuning : Marga Tarigan Memiliki makna apabila sama warna atau sama marga, dilarang untuk menikah. Tangga terdiri dari 3 anak tangga (rakut sitelu) pada tangga depan, dan 5 anak tangga di bagian belakang (marga silima : Karo-karo, Sembiring, Ginting, Perangin- Angin, dan Tarigan), sehingga semuanya berjumlah 8 (tutur siwalu), maksudnya sebuah rumah tradisional Karo biasanya dihuni oleh 8 keluarga Digitized by USU digital library 4

5 Gambar 6. Tangga depan dengan 3 anak tangga terbuat dari bambu, bersandar pada turai (teras depan) yang juga terbuat dari bambu.. (dok. survei 18/4/03) Memasuki bangunan Rumah Raja melewati pintu kecil yang disebut pintun prik (pintu burung), di sebelah kiri dan kanannya terdapat pegangan tangan untuk masuk ke rumah yang disebut bendi-bendi, juga terdapat beberapa jendela kecil. Pada saat memasuki ambang pintun prik, kita akan menginjakkan kaki pada danggulan (kayu yang menjorok seperti tempat pijakan). Danggulan ini dulunya selain sebagai tempat pijakan orang yang akan masuk ke rumah, ia juga berfungsi pada saat terjadinya proses melahirkan, di mana si ibu akan didudukkan pada danggulan menghadap ke Timur, dengan kedua tangan memegang bendi-bendi. Dipercayai danggulan merupakan tempat paling baik pada saat melahirkan, karena dapat menolak pengaruh jahat yang akan menggagalkan kelahiran, dikarenakan pada saat pembangunan rumah, para dukun memberikan kekuatan tolak bala terpusat pada danggulan ini Digitized by USU digital library 5

6 Gambar 7. Pintun prik dengan pegangan bendi-bendi, dan danggulan (kayu yang menonjol) di bawah pintun prik (terletak pada sisi ornamen gerga). (dok. survei 18/4/03) Ujung danggulan dan ujung kepala kerbau pada bagian atas atap merupakan garis lurus vertikal (pernah dibuktikan dengan pengukuran). Ornamen simbolik lainnya yaitu retret (hewan beraspati), yang dikatakan sebagai sahabat manusia, karena pada saat warga kampung yang sedang mencari kayu di hutan, bila tersesat, maka mereka akan mencari beraspati (berkepala dua, bisa maju mundur, dan berkaki banyak) ini, yang dipercayai dapat menunjukkan jalan kembali ke kampung. Ornamen ini terbuat dari tali tambang yang secara fungsional mengikat papan-papan dinding dengan melubanginya. Di sudut pertemuan dapur-dapur (balok besar tempat ornamen gerga) terdapat cuping-cuping, yang melambangkan rumah ini hidup/ dapat mendengar seperti manusia. Gambar 8. Ornamen retret sebagai pengikat dinding/ papan miring. (dok. survei 18/4/03) Gambar 9. Cuping-cuping, seperti telinga manusia sebagai bentuk simbolik. (dok. survei 18/4/03) 2003 Digitized by USU digital library 6

7 Rumah Raja seperti juga rumah tradisional Karo lainnya merupakan rumah berkolong disengajakan. Dulunya kolong di bawah lantai rumah difungsikan sebagai tempat penyimpanan kayu bakar dan tempat memelihara ternak. Ketinggian kolong ini tidak sama, atay tanah tidak diratakan, walaupun lantai bangunan tetap timbang air/ tetap rata. Pada kolong ini ada balok penguat, dan ada palas/ batu. Antara palas dan tiang (binangun sebagai soko guru, dan pandak sebagai penopang) diletakkan kain putih dan ijuk yang diberi kekuatan tolak bala, yaitu agar kayu yang berasal dari hutan dan penunggu hutan tersebut tidak mengganggu penghuni rumah. Ijuk di sini secara fungsional juga berfungsi sebagai pegas penahan goncangan gempa. Binangun (tiang/ soko guru/ tiang yang menerus ke atas) semuanya berjumlah 6 buah, yaitu 4 buah di sudut-sudut dan 2 buah di tengah-tengah sisi memanjang, sedangkan sisanya berupa tiang penopang yang disebut pandak (tidak menerus ke atas), juga terdapat balok-balok penguat yang disebut tekang. Gambar 10. Binangun, pandak, dan tekang. (dok. survei 18/4/03) Di bagian bawah terdapat awit (lantai) yang terbuat dari pohon enau yang dibelah (mirip kelapa), di bagian atas lantai terbuat dari papan. Memasuki bangunan, dapat diamati pola papan/ kayu lantai, di mana semua pangkal kayu harus menghadap ke barat (papan kayu memanjang pada as pintu depan ke belakang), yang disebut jabu bena kayu (rumah pangkal kayu), sedangkan pada sisi timur (pintu muka) disebut jabu ujung kayu (rumah ujung kayu).binangun (tiang yang menerus dari bawah) menopang balok besar yang disebut tekang, dan ada juga balok yang lebih kecil yang disebut kite-kite kucing (jembatan untuk kucing). Di bagian tengah, di atas balok memanjang terdapat 4 buah tiang menjulang ke atas yang disebut tunjuk langit, dan di atas balok-balok melintang dan memanjang ini terdapat para ganjang (tempat menyimpan barang-barang terutama kayu bakar). Pada Rumah Raja ini terdapat 2 bilik (ruang tidur) yang masih asli, sebuah untuk kalin bubuk, dan sebuah lagi untuk anak beru. Juga terdapat 4 buah tungku (menandakan area dapur), berukuran 1,5 m2, berbentuk kotak dari papan berisikan tanah yang padat. Pada setiap tungku terdapat 5 buah batu tungku yang disebut 5 dalikan (masing-masing 2 batu untuk area keluarga, 1 buah ditengah). Di atasnya terdapat tempat meletakkan periuk atau peralatan dapur lainnya, kemudian tampat tempat menghangatkan padi dan kemiri, juga dapat sebagai tempat mengasapkan daging ikan/ ikan sale. Ada anggapan bahwa hidup dan matinya rumah tradisional ini tergantung hidup dan matinya tunggku. Anggapan ini mengacu pada material atap yang terbuat dari ijuk dan bambu dengan ukuran yang besar, diwaktu hujan akan 2003 Digitized by USU digital library 7

8 menjadi berat (menyimpan air/ basah), yang bila tidak dihangatkan oleh tungku, maka bobot atap dapat merusak struktur bangunan secara keseluruhan, di samping itu asap dapat mengawetkan bambu dan ijuk tesebut di samping mengusir nyamuk. Gambar 11. Tungku dengan 5 batu tungku (5 dalikan) (dok. survei 18/4/03) Gambar 12. Tempat penyimpanan alat dapur dan menghangatkan makanan (dok. survei 18/4/03) Bangunan ini masih dominan menggunakan pasak, sedangkan kayu yang digunakan antara lain: - Ambar tuah : dimaksudkan agar penghuni mendapatkan tuah/ anak. - Sibernaik : dimaksudkan agar penghuni naik/ murah rezekinya. - Nerasi : dimaksudkan agar penghuni dapat serasi dalam menghuni rumah ini. Sedangkan bambu yang dipakai (dominan pada atap) antara lain seperti buluh belin (besar), buluh regen (kecil), dan buluh bulak. II.2. Kajian Fungsi dan Sign Pada Rumah Raja di kampung Lingga ini terdapat beberapa elemen arsitektural yang memiliki fungsi dan makna yang merupakan suatu hasil budaya atau kebiasaan-kebiasaan sosial, yang dalam kajian semiotika model Umberto Eco dapat berfungsi sebagai denotasi dan konotasi, di mana penilaian terhadapnya bersifat relatif (dapat berubah-ubah) atau berlaku secara kontekstual. Pengamatan terhadap elemen-elemen arsitektural pada Rumah Raja ini dilakukan terhadap beberapa kemungkinan perubahan fungsi-fungsi dan makna-makna tersebut, diantaranya seperti dalam pembahasan berikut ini: - Danggulan (gambar 7) Fungsi utama pada masa lampau sebagai pusat kekuatan tolak bala di sebuah rumah tinggal, dan di sinilah pulalah awal kehidupan dimulai (tempat melakukan proses persalinan). Makna yang lebih mendalam di balik fungsi utama ini adalah menyelamatkan ibu dan bayinya, atau menyelamatkan kehidupan itu sendiri. Fungsi utama ini sekarang telah hilang, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, di mana orang lebih memilih melakukan proses kelahiran di klinik atau rumah sakit. Juga sejalan dengan perubahan kepercayaan, di mana danggulan ini sudah tidak diyakini mempunyai kekuatan magis Digitized by USU digital library 8

9 Sedangkan fungsi sekundernya dapat difahami karena letaknya di depan pintu, yaitu dapat digunakan sebagai tempat pijakan orang yang akan masuk ke rumah. Fungsi sekunder di masa lalu ini, pada saat sekarang dapat dipromosikan menjadi fungsi utama yang baru. Sedangkan fungsi sekunder sekarang dapat diwujudkan, tergantung siapa yang memakainya, kualitas tempat, dan obyek lain di sekitarnya. Misalnya: dapat dianggap sebagai bentuk ornamental estetis, as bangunan, tempat duduk diwaktu sore, dan lain sebagainya. - Bendi-bendi (gambar 7) Elemen ini terletak di sebelah kanan dan kiri pintun prik (pintu), yang dalam tinjauan yang sama dengan danggulan, fungsi utamanya di masa lalu adalah sebagai elemen pegangan untuk menaiki/ memasuki pintun prik atau rumah. Terutama bagi orang tua atau anak-anak yang relatif rentan atau lemah, mengingat ketinggian antara lantai turai (teras depan) dan lantai rumah cukup tinggi dengan hanya menginjak danggulan. Fungsi utama sekarang masih tetap atau tidak hilang sepanjang waktu. Sedangkan fungsi sekunder dimasa lalu adalah sebagai tempat pegangan seorang ibu yang sedang melahirkan pada danggulan. Fungsi ini sekarang telah hilang, atau bisa dikatakan fungsi sekundernya sekarang didukung oleh fungsi primernya dimasa lalu (fungsi sekunder sekarang = fungsi primer masa lalu = fungsi primer sekarang). Atau fungsi sekunder sekarang dapat diwujudkan, tergantung siapa yang memakainya, kualitas tempat, dan obyek lain di sekitarnya - Turai/ teras depan (gambar 6) Fungsi dimasa lalu adalah sebagai teras untuk memasuki rumah sekaligus dapat dipakai kepala kaum dalam mengumpulkan warga kampung. Fungsi utama sekarang masih tetap atau tidak hilang sepanjang waktu (walaupun ada sedikit pergeseran mengikuti perubahan status sosial penghuninya). Sedangkan fungsi sekunder dimasa lalu adalah sebagai area seorang ibu yang sedang melahirkan pada danggulan (dengan ditutupi tirai yang digantungkan pada konstruksi bambu). Fungsi ini sekarang telah hilang, atau bisa dikatakan fungsi sekundernya sekarang didukung oleh fungsi primernya dimasa lalu (fungsi sekunder sekarang = fungsi primer masa lalu = fungsi primer sekarang). Atau fungsi sekunder sekarang dapat diwujudkan, tergantung siapa yang memakainya, kualitas tempat, dan obyek lain di sekitarnya - Retret (gambar 8) Fungsi utama dimasa lalu sebagai elemen magis, yaitu dikatakan sebagai sahabat manusia, karena pada saat warga kampung yang sedang mencari kayu di hutan, bila tersesat, maka mereka akan mencari retret./ beraspati (berkepala dua, bisa maju mundur, dan berkaki banyak) ini, yang dipercayai dapat menunjukkan jalan kembali ke kampung (fungsi pelindung penghuni rumah dan pemberi arah). Fungsi utama ini sekarang masih ada namun hanya dipercaya oleh sebagian kecil warga kampung (fungsi utama sudah berubah). Sedangkan fungsi sekunder dimasa lalu secara struktural adalah mengikat (dengan tali tambang) papan-papan dinding dengan cara melubangi papanpapan tersebut. Fungsi sekunder ini masih berlaku dimasa sekarang dan dipakai untuk mempromosikan fungsi utama yang baru. Sedangkan fungsi sekunder sekarang (menembus konteks rumah tradisional) secara simbolik, retret ini memliliki fungsi seperti maskot masyarakat Karo. - Cuping-cuping (gambar 9) 2003 Digitized by USU digital library 9

10 Elemen ini terletak di di sudut pertemuan dapur-dapur (balok besar tempat ornamen gerga), fungsi utamanya di masa lalu adalah melambangkan bahwasannya rumah ini mendengar atau hidup seperti manusia. Fungsi utama ini sekarang masih ada namun hanya dipercaya oleh sebagian kecil warga kampung (fungsi utama sudah berubah). Sedangkan fungsi sekunder dimasa lalu adalah sebagai elemen estetis. Fungsi sekunder ini masih berlaku dimasa sekarang dan dipakai untuk mempromosikan fungsi utama yang baru. Fungsi sekunder sekarang dapat diwujudkan, tergantung siapa yang memakainya, kualitas tempat, dan obyek lain di sekitarnya - Dapur-dapur (gambar 2 dan 7) Fungsi utama dimasa lalu adalah sebagai elemen pelindung/ tolak bala bagi penghuninya, juga melambangkan kesuburan. Fungsi utama ini sekarang masih ada namun hanya dipercaya oleh sebagian sebagian kecil warga kampung (fungsi utama sudah berubah). Sedangkan fungsi sekunder dimasa lalu adalah sebagai elemen estetis dan struktural (sebagai struktur/ balok utama penopang bangunan di atasnya). Fungsi sekunder ini masih berlaku dimasa sekarang dan dipakai untuk mempromosikan fungsi utama yang baru. Fungsi sekunder sekarang dapat diwujudkan, tergantung siapa yang memakainya, kualitas tempat, dan obyek lain di sekitarnya BAB III. KESIMPULAN - Penilaian terhadap fungsi dan sign sebuah bangunan, relatif sifatnya, hanya berlaku secara kontekstual dari aspek historis, yang ditentukan sendiri oleh masyarakat pemakai pada zamannya. - Melakukan pengkajian sign dan fungsi dengan menggunakan saluran semiotika relatif lebih mudah dilakukan, terutama dalam melihat perubahan-perubahan fungsi dan makna yang terjadi di sebuah bangunan tradisional. DAFTAR PUSTAKA Jencks, Charles & George Baird, Meaning in Architecture, Barrie and Jenkins. Van de Ven, Cornelis, 1995, Ruang dalam Arsitektur, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Geoffrey Broadbent, 1980, Sign, Symbol and Architecture, Jhon Wiley & Sons, New York. Bonta, Juan Pablo, 1979, Architecture and Its Interpretation: W & J Mackay Limited, Chatcam, Kent Digitized by USU digital library 10

KAJIAN SEMIOTIK DALAM RUMAH TINGGAL INTERPRETASI BAHASA ARSITEKTURAL SEBUAH RUMAH TINGGAL KONTEMPORER F I R M A N E D D Y, S T

KAJIAN SEMIOTIK DALAM RUMAH TINGGAL INTERPRETASI BAHASA ARSITEKTURAL SEBUAH RUMAH TINGGAL KONTEMPORER F I R M A N E D D Y, S T KAJIAN SEMIOTIK DALAM RUMAH TINGGAL INTERPRETASI BAHASA ARSITEKTURAL SEBUAH RUMAH TINGGAL KONTEMPORER F I R M A N E D D Y, S T FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN Putra Adytia, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT.Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

Bab 1 Arsitektur Tradisional Karo

Bab 1 Arsitektur Tradisional Karo Bab 1 Arsitektur Tradisional Karo 1.1. Profil Karo adalah salah Suku Bangsa asli yang mendiami Pesisir Timur (Ooskust) Sumatera atau bekas wilayah Kresidenan Sumatera Timur, Dataran Tinggi Karo, Sumatera

Lebih terperinci

KAJIAN SIMBOL PADA ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL KARO DI DESA LINGGA KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH KHAIRINA QISTHIA ( )

KAJIAN SIMBOL PADA ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL KARO DI DESA LINGGA KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH KHAIRINA QISTHIA ( ) KAJIAN SIMBOL PADA ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL KARO DI DESA LINGGA KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH KHAIRINA QISTHIA (120406094) DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk

Lebih terperinci

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT 1. Nama : Rumah Adat Citalang : Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta : Pemukiman di Desa Citalang menunjukkan pola menyebar dan mengelompok. Jarak antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan bertanggung jawab dan pembangunan bangsa, baik sebagai

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB

DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB AR 3232 ARSITEKTUR INDONESIA PASCA KEMERDEKAAN Dosen : Dr. Ir. Himasari Hanan, MAE DOKUMENTASI GEDUNG SBM DAN BPI ITB LAPORAN Oleh: Teresa Zefanya 15213035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan.

BAB 1. Pendahuluan. Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan. BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia selain terkenal dengan Negara kepulauan, juga terkenal dengan keindahan alam dan kekayaan hutan. (www.wikipedia.com) Terjaganya hutan dan area terbuka

Lebih terperinci

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00 LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH OLEH : SANDRA REZITHA KEMALASARI Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya Email: sandrarezitha@hotmail.com ABSTRAK Karakteristik

Lebih terperinci

Arsitektur Vernakuler

Arsitektur Vernakuler Arsitektur Vernakuler Arsitektur vernakular adalah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Vernakular,

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

Teknik Visualisasi Digital

Teknik Visualisasi Digital Teknik Visualisasi Digital Materi : PRODUK GAMBAR RAKHMANITA GAMBAR DALAM ARSITEKTUR GAMBAR DALAM ARSITEKTUR Gambar merupakan alat komunikasi visual bagi seorang arsitek, peran gambar memang sangat penting

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya. Area komunal (living room, dapur dan balkon) justru terletak di lantai 2 dengan bukaan yang besar menghadap ke vegetasi yang asri. Contemporarily Hidden tersembunyi di halaman yang asri. mungkin itu kalimat

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 perbandingan bahan Sifat Beton Baja Kayu. Homogen / Heterogen Homogen Homogen Isotrop / Anisotrop Isotrop Isotrop Anisotrop BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia konstruksi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini, di berbagai tempat dibangun gedung-gedung betingkat, jembatan layang, jalan, dan

Lebih terperinci

Arsitektur Dayak Kenyah

Arsitektur Dayak Kenyah Arsitektur Dayak Kenyah Propinsi Kalimantan Timur memiliki beragam suku bangsa, demikian pula dengan corak arsitekturnya. Namun kali ini hanya akan dibahas detail satu jenis bangunan adat yaitu lamin (rumah

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Disusun Oleh: Ignatius Christianto S 0951010043 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANN

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993)

Gambar 1.1 Tampak samping Rumah Tongkonan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tana Toraja, sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Sulawesi Selatan, merupakan tempat tinggal bagi suku aslinya yaitu Suku Toraja. Kabupaten yang seluruh daerahnya

Lebih terperinci

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT Dion Farhan Harun, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjen Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana Imam Adlin Sinaga, Nurul Aini, Jeumpa Kemalasari Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan

Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional Folajiku Sorabi, Tidore Kepulauan TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tradisi Membangun Arsitektur Tradisional, Tidore Kepulauan Sherly Asriany Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Khairun. Abstrak Kebudayaan membangun dalam arsitektur

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN DENAH atau PLAN : berasal dari kata latin PLANUM berarti dasar, arti lebih jauh lantai DENAH adalah : Merupakan penampang potongan horisontal

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009 BAB 4 KESIMPULAN Pembangunan sarana dan prasarana bagi kebutuhan pemerintahan dan orang-orang barat di Bandung sejalan dengan penetapan kota Bandung sebagai Gemeente pada tahun 1906. Gereja sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TENTANG OBJEK WISATA BUDAYA RUMAH ADAT KARO SIWALUH JABU

BAB II URAIAN TENTANG OBJEK WISATA BUDAYA RUMAH ADAT KARO SIWALUH JABU BAB II URAIAN TENTANG OBJEK WISATA BUDAYA RUMAH ADAT KARO SIWALUH JABU 2.1 Sejarah Kerajaan Desa Lingga Nama Desa Lingga di Kabupaten Karo mulai dikenal sejak kedatangan keturunan Raja Linggaraja dari

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI ORNAMEN RUMAH TRADISIONAL KARO DI DESA LINGGA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H

BENTUK DAN FUNGSI ORNAMEN RUMAH TRADISIONAL KARO DI DESA LINGGA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H BENTUK DAN FUNGSI ORNAMEN RUMAH TRADISIONAL KARO DI DESA LINGGA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA KERTAS KARYA DIKERJAKAN O L E H TRI UTAMI BR SEMBIRING NIM : 072204016 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA

ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari, Adaptasi Teknologi di Rumah Adat Sumba 109 ADAPTASI TEKNOLOGI DI RUMAH ADAT SUMBA M.I. Ririk Winandari* Jurusan Arsitektur - Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No.1 Grogol, Jakarta

Lebih terperinci

POLA LETAK STRUKTUR PONDASI PADA RUMAH LAMA PEKANBARU

POLA LETAK STRUKTUR PONDASI PADA RUMAH LAMA PEKANBARU POLA LETAK STRUKTUR PONDASI PADA RUMAH LAMA PEKANBARU Oleh : Boby Samra boby@unilak.ac.id Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Unilak Jalan Yos Sudarso km 8 Pekanbaru Abstrak Bangunan rumah lama kota

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisanskripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan judulskripsi ini. Adapun buku-buku yang digunakan dalam memahami dan

Lebih terperinci

Rumah Adat Siwaluh Jabu: Makna dan Fungsinya Bagi Masyarakat Karo di Desa Lingga, Kab. Karo

Rumah Adat Siwaluh Jabu: Makna dan Fungsinya Bagi Masyarakat Karo di Desa Lingga, Kab. Karo 9 Rumah Adat Siwaluh Jabu: Makna dan Fungsinya Bagi Masyarakat Karo di Desa Lingga, Kab. Karo Marta Ulina Perangin angin 1) J ika kita melihat judul yang tertera di atas, maka akan terlintas di dalam benak

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI

RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI Nama : Reza Agung Priambodo NPM : 0851010034 RUMAH TRADISIONAL BANYUWANGI Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara

Kampung Wisata -> Kampung Wisata -> Konsep utama -> akomodasi + atraksi Jenis Wisatawan ---> Domestik + Mancanegara Kampung Wisata -> suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB III.1. TAMANSARI GAMBAR III.1. Umbul Winangun Tamansari dibangun pada tahun 1749, oleh sultan Hamengkubuwomo I (Pangeran Mangkubumi) kompiek ini merupakan

Lebih terperinci

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi semiotika Modul ke: Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi Fakultas 13Ilmu Komunikasi Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Program Studi S1 Brodcasting analisis

Lebih terperinci

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR

ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR ANALISIS SITE LAHAN/TAPAK RELATIF DATAR Oleh : Ririn Dina Mutfianti, MT Desain Arsitektur Jurusan Arsitektur-Universitas Widya Kartika Kenapa harus menganalisis Site? Karena : 1. Sebagian besar bangunan

Lebih terperinci

KAJIAN OBJEK ARSITEKTUR JAWA TIMUR

KAJIAN OBJEK ARSITEKTUR JAWA TIMUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR UPN VETERAN JAWA TIMUR KAJIAN OBJEK ARSITEKTUR JAWA TIMUR RUMAH JOGLO PONOROGO RACHMAT RAMADHAN 0851010011 11 BAB 1 PEMBAHASAN UMUM Ponorogo

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango 17 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Ngango lo huwayo pada upacara adat di Bulango Kabupaten Bone Bolango Ngango lo huwayo merupakan salah satu kelengkapan adat dalam pelaksanaan upacara adat. Ngango lo huwayo digunakan

Lebih terperinci

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN SEJARAH PENEMUAN SITUS Keberadaan temuan arkeologis di kawasan Cindai Alus pertama diketahui dari informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG TEMU ILMIAH IPLBI 2013 IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG Wienty Triyuly (1), Sri Desfita Yona (2), Ade Tria Juliandini (3) (1) Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Pagelaran merupakan salah satu daerah penghasil gerabah di Kabupaten Malang. Di tengah wilayah desa ini dilintasi jalan yang menghubungkan Malang dengan Bantur

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.1. Kesimpulan Makna Tata Letak Massa Bangunan Pada Kawasan Kelenteng Sam Poo Kong Serta Pengaruh Feng Shui Terhadapnya Letak Kawasan Kelenteng: Posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gorga Sopo Godang merupakan sebuah tempat atau rumah yang hanya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Gorga Sopo Godang merupakan sebuah tempat atau rumah yang hanya memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gorga Sopo Godang merupakan sebuah tempat atau rumah yang hanya memiliki satu ruang tanpa kamar atau pembatas, yang berfungsi untuk tempat tinggal serta memusyahwarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada di daerah Karo khususnya di perkotaan banyak dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada di daerah Karo khususnya di perkotaan banyak dijumpai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Karo adalah satu daerah yang masih memiliki ornamen dalam jumlah dan jenis yang relatif banyak dibanding dengan daerah lain. Melihat kondisi yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pertemuan budaya yang ada pada Mesjid Raya Cipaganti dapat terkordinasi dengan baik antara budaya yang satu dengan lainnya. Budaya luar yang masuk telah mengalami

Lebih terperinci

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture Architecture Natural Friendly Neoclassical Style Teks: Widya Prawira Foto: BambangPurwanto Desain rumah yang everlasting dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, menjadikan rumah ini bersahabat dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang

BAB III ANALISA. ±4000 org b. Debarkasi Penumpang BAB III ANALISA 3.1 Analisa Pengguna Munculnya Kegiatan Pengguna tak dapat lepas dari ragam kegiatan yang akan diwadahi serta pengaruh dai pelaku kegiatan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut nantinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pertumbuhan penduduk membuat permintaan akan bangunan rumah dan gedung sebagai tempat tinggal, beraktifitas dan bersosialisasi bagi masyarakat ikut meningkat

Lebih terperinci

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal

Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Ciri Khas Arsitektur Tradisional Pada Rumah Warga di Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Andhika Bayu Chandra 15600022 4A Arsitektur Teknik Universitas PGRI Semarang Andhikabayuchandra123@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian...56

DAFTAR ISI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian...56 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii ABSTRAK... iv UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

MAKNA SIMBOL PENGRETRET RUMAH ADAT BATAK KARO. (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Mengenai Makna Simbol Pengretret

MAKNA SIMBOL PENGRETRET RUMAH ADAT BATAK KARO. (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Mengenai Makna Simbol Pengretret 1 MAKNA SIMBOL PENGRETRET RUMAH ADAT BATAK KARO (Analisis Semiotik Charles Sanders Pierce Mengenai Makna Simbol Pengretret Rumah Adat Batak Karo di Sumatera Utara) JUFLI FAUZI NIM : 41807109 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika Nama : M. Teguh Alfianto Tugas : Semiotika (resume) NIM : D2C 307031 S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip Semiotika Kajian komunikasi saat ini telah membedakan dua jenis semiotikan, yakni semiotika komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi utamanya di dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi utamanya di dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi utamanya di dalam bidang ketekniksipilan di Indonesia, dewasa ini banyak dibangun gedung-gedung berlantai banyak dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beragam budaya dimiliki Negara Indonesia, termasuk alat musik tradisional,

BAB I PENDAHULUAN. beragam budaya dimiliki Negara Indonesia, termasuk alat musik tradisional, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kekayaan Indonesia tidak hanya sumber daya alamnya saja, tapi juga beragam budaya dimiliki Negara Indonesia, termasuk alat musik tradisional, pakaian adat, dan juga

Lebih terperinci

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan)

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan) TIANG Setelah pondasi yang berada di dalam tanah, bagian selanjutnya dari struktur Rumah Bubungan Tinggi adalah tiang. Tiang merupakan struktur vertikal yang menyalurkan beban dari bagian atap hingga ke

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian BAB VI HASIL RANCANGAN Hasil perancangan yang menggunakan konsep dasar dari prinsip teritorial yaitu privasi, kebutuhan, kepemilikan, pertahanan, dan identitas diaplikasikan dalam perancangan tapak dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada perencanaan pembangunan sebuah pondasi harus diperhatikan beberapa

I. PENDAHULUAN. Pada perencanaan pembangunan sebuah pondasi harus diperhatikan beberapa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perencanaan pembangunan sebuah pondasi harus diperhatikan beberapa aspek penting, seperti lingkungan, sosial, ekonomi, serta aspek keamanan. Untuk itu diperlukan suatu

Lebih terperinci

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang

Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat

Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 PENELITIAN Identifikasi Geometri sebagai Dasar Bentuk pada Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat Erlina Laksmiani Wahjutami erlina.laksmiani@unmer.ac.id Sejarah, Kritik

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh : SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : DIAH SEKAR SARI (0951010032) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Menurut Marvin Harris (dalam Spradley, 2007:5) konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompokkelompok masyarakat tertentu,

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Penekanan tema desain pada projek Pusat Pengembangan Kerajinan Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diambil adalah, kawasan setubabakan merupakan kawasan yang tepat untuk digunakan sebagai kawasan wisata budaya betawi, terlihat dari sejarah dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588).

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, dkk 2003: 588). BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.9 Distorsi Binatang Gambar 2.10 Stilasi Tangan Gambar 2.11 Dekorasi... 20

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.9 Distorsi Binatang Gambar 2.10 Stilasi Tangan Gambar 2.11 Dekorasi... 20 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Beberapa bentuk garis dengan ketebalan serta sifat goresan yang berbeda, memberi kesan tertentu... 13 Gambar 2.2 Menurut letaknya pada bidang gambar, garis dapat memberi bentuk

Lebih terperinci

STRUKTUR BANGUNAN 1. Ari Sentani

STRUKTUR BANGUNAN 1. Ari Sentani STRUKTUR BANGUNAN 1 Ari Sentani 1 Bangunan dan Konsep Perancangan 2 Pekerjaan Tanah dan Pondasi Materi Kuliah 3 4 5 Lantai Dinding Atap 6 Kusen Jendela dan Pintu The Power of PowerPoint thepopp.com 2 Be

Lebih terperinci

Jawa Timur secara umum

Jawa Timur secara umum Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa. Setiap suku memiliki keunikan masing-masing baik dalam seni budaya maupun tradisi. Warisan ini sampai sekarang masih

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi Untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka diperlukan adanya saran atau rekomendasi yang dibuat sebagai masukan dalam menyusun pedoman penataan fasade bangunan-bangunan

Lebih terperinci

Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V

Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V Tugas I PERANCANGAN ARSITEKTUR V Buyung Hady Saputra 0551010032 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN SURABAYA 2011 Rumah Adat Joglo 1. Rumah Joglo Merupakan rumah

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy

TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT. Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN KAYU DENGAN MENGGUNAKAN KAYU MERBAU DI KABUPATEN SORONG PROVINSI PAPUA BARAT Disusun Oleh : Eric Kristianto Upessy Npm : 11 02 13763 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa arsitektur rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang mencerminkan sebuah ekspresi

Lebih terperinci