BAB III METODOLOGI. 3.1 Rangkaian Metodologi Untuk Membentuk Standar Dokumen. sederhana. Semakin berkembangnya jaman, kebutuhan dokumen dari semulanya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI. 3.1 Rangkaian Metodologi Untuk Membentuk Standar Dokumen. sederhana. Semakin berkembangnya jaman, kebutuhan dokumen dari semulanya"

Transkripsi

1 41 BAB III METODOLOGI 3.1 Rangkaian Metodologi Untuk Membentuk Standar Dokumen Multimedia Baru Dokumen primitif pada awalnya hanya berupa teks dan strukturnya sangat sederhana. Semakin berkembangnya jaman, kebutuhan dokumen dari semulanya hanya teks saja juga semakin berkembang. Dimulai dengan penambahan hyperlink untuk kemudahan referensi, penambahan image agar dapat semakin memudahkan penyampaian informasi sampai pada penambahan audio dan video agar dokumen semakin interaktif dan kemudahan penyampaian informasi menjadi semakin baik. Dokumen saat ini walau telah memenuhi kebutuhan untuk menyampaikan informasi, dari sisi keamanan, konten yang terdapat di dalam dokumen masih dapat dengan mudah dibajak, format HTML misalnya dapat dibajak dengan menampilkan source (view source) dari dokumen. Dokumen word atau PDF juga masih belum dapat melindungi dokumen dengan baik (lihat contoh pada bab I) ketika dokumen telah ditampilkan di komputer client. Pada tesis ini diambil studi kasus perpustakaan binus yang memberikan layanan untuk menampilkan dokumen melalui web bowser. Format dokumen yang ada saat ini masih belum dapat menjaga konten dari dokumen yang ditampilkan. Oleh karena itu perpustakaan mebutuhkan suaatu dokumen yang dapat menampilkan isi

2 42 dokumen dan dokumen tersebut hanya dapat dibaca tanpa bisa di modifikasi, dihapus atau di-copy ke tempat lain. Untuk memenuhi dan mencapai keinginan tersebut kiranya diperlukan upaya membuat standard dokumen yang baru. Format dokumen baru yang akan dibuat menggunakan Object Data Model (ODM) karena dengan penggunaan ODM maka seluruh framework dan teknologi yang ada dalam sebuah platform dapat digunakan untuk mengembangkan dan mendukung format dokumen ini. Disamping itu, dengan adanya dukungan dari semua framework dan teknologi yang ada didalam suatu platform memungkinkan dilakukannya proses perlindungan terhadap dokumen lebih baik dan maksimal. Dalam rangka membangun dan memodelkan standar dokumen yang baru, proses capturing requirment, analisa dan perancangan dokumen dengan pendekatan Object Oriented, serta implementation dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk visualisasi dokumen digunakan Java 2D API yang sangat baik dalam pencitraan dua dimensi dan untuk keperluan penyimpanan digunakan database berorientasi obyek (OODB) sebagai media persistensi obyek dokumen multimedia. Oleh karena itu metode perancangan object oriented database merupakan rangkaian penting dalam tesis ini bersama object oriented analysis and design untuk mewujudkan standar dokumen baru yang nyata. 3.2 Capturing User Requirement Capturing user requirement adalah hal yang dilakukan pada saat awal dimulainya sebuah proses software yang bertujuan untuk membentuk cakupan dari

3 43 software. Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk memahami software dari sudut pandang user dan mengetahui kebutuhan dan harapan dari user. Capturing user requirement sangat berguna untuk memvalidasi cakupan dari software dari sudut pandang user sehingga software tersebut dapat dibangun sesuai dengan kebutuhan. Hasil dari Capturing requirement akan sangat berperan dalam mendukung keberhasilan dari sebuah software Proses user requirement capture dapat berupa berbagai jenis metodologi penelitian seperti survey, interview, usability test, atau analisa kompetitor. Pada umumnya proses ini dilakukan satu metodologi pada suatu saat terhadap user atau pihak lainnya yang berperan dalam proses ini. Keuntungan utama dalam melakukan proses capturing user requirement adalah menghemat waktu dan uang dalam melakukan validasi cakupan software terhadap kebutuhan dan harapan dari user sebelum proses lainnya dilakukan. Dari proses ini, beberapa hal dapat diperoleh sehingga dapat memperbaiki kualitas dari software yaitu : 1. Menentukan resiko dan cara untuk mengatasinya dalam mengembangkan software. 2. Target dari software akan menjadi lebih fokus. 3. Semakin memperdalam pengetahuan tim dan individu yang terlibat mengenai software yang akan dibangun.

4 44 Kelemahan dari proses capturing user requirement ini adalah meningkatnya jangka waktu pengembangan software karena proses ini cukup memakan banyak waktu dan tenaga agar dapat memberi hasil yang optimal Pada umumnya, spesifikasi yang dilakukan pada tahap ini mencakup dua kategori yaitu: 1. Functional Specification, menspesifikasikan apa yang harus dicapai oleh software dari sudut pandang user. Pada functional specification menjelaskan arsitektur dari software (alur proses, fitur-fitur dari sistem, desain software dll) yang berisi diagram, flowchart atau use case / skenario yang menjelaskan tentang arsitektur software. 2. Design Specification, menggambarkan bagaimana software mencapai kebutuhan dari functional specification. Pada design specification menjelaskan tampilan dari software, user interface, detail dari desain sistem (fungsi, batasan, tipe dari software dll) dan kebutuhan dari software yang dibangun (misalnya sistem operasi, besar memori yang dibutuhkan dll) Sumber : Object Oriented Analysis and Design Hal yang paling penting dalam metode OOA&D (selanjutnya akan disebut OOAD) menggunakan obyek dan kelas sebagai konsep dasar dan terbentuk pada empat prinsip dasar untuk analisa dan desain: memodelkan konteks sistem,

5 45 menekankan pada pertimbangan arsitektural, penggunaan kembali pola yang mengekspresikan ide desain yang telaih dibangun dengan baik, dan menyatukan metode untuk setiap situasi pengembangan. Prisinp ini adalah dasar dari OOAD dan turunannya (Mathiassen et al 2000). OOAD adalah pendekatan software engineering yang memodelkan sistem sebagai sekelompok obyek yang saling berinteraksi. Setiap obyek mewakili entity dalam sistem yang dimodelkan, dan dikarakteristikkan oleh kelasnya, state (elemen data), dan behavior-nya. Banyak model dapat dibuat untuk menunjukkan struktur statik, sifat yang dinamis, dan run-time deployment dari obyek yang berkolaborasi. Ada sejumlah notasi untuk merepresentasikan model ini, contohnya Unified Modeling Language (UML). Object-Oriented analysis (OOA) menggunakan teknik memodelkan obyek untuk menganalisa kebutuhan fungsional pada sebuah sistem. Object-oriented design (OOD) memperinci model analisis untuk menghasilkan spesifikasi implementasi. OOA fokus pada apa yang akan dilakukan sistem, sementara OOD fokus pada bagaimana sistem melakukannya ( Aktivitas Utama Dalam OOAD OOAD adalah sekumpulan panduan umum untuk melakukan analisa dan desain. Oleh karena itu harus dipadukan pada organisasi dan proyek. Untuk membuat metode lebih berguna, beradaptasi, perbaikan, dan pergantian bagian akan mudah diimplementasikan.

6 46 OOAD menggambarkan empat sudut pandang utama pada sistem dan konteksnya: Isi sistem informasi, bagaimana sistem akan digunakan, sistem secara keseluruhan dan komponen-komponen sistem. Sudut pandang ini di sambungkan pada analisa, desain arsitektural, dan desain komponen secara berurutan. Setiap aktivitas memberi hasil yang spesifik, yang nantinya akan dimasukkan dalam dokumentasi analisa dan desain. Dokumen aktivitas ini akan tergantung pada bagaimana OOAD dipadukan sesuai dengan kebutuhan proyek. Hal utama yang harus dilakukan sebelum mendesain sistem software adalah mengerti problem domain dan application domain. Setelah melewati beberapa analisis, aktivitas dapat maju ke desain sistem software object-oriented lalu desain aplikasi. Menurut Mathiassen et al (2000) dan Irwanto (2006), secara keseluruhan aktivitas OOAD adalah sebagai berikut ini:

7 Gambar 3.1 Aktivitas Utama OOAD 47

8 48 Keterangan : Problem Domain Analysis is aktivitas untuk mengidentifikasi problem domain. Hasil dari aktivitas ini adalah model yang sesuai dengan problem domain Application Domain Analysis adalah aktivitas untuk menentukan kebutuhan sistem. Hasil dari aktivitas ini adalah daftar lengkap dari kebutuhan sistem secara keseluruhan Component Design adalah aktivitas untuk mendesain semua komponen yang dibutuhkan sistem. Hasil dari aktivitas ini adalah spesifikasi dari komponen Persistence Design adalah aktivitas mendesain seluruh transient object menjadi persistence object ketika proses komputasi berlangsung. Hasil dari aktivitas ini adalah specification of persistence Architectural Design adalah aktivitas untuk menggambarkan sistem secara keseluruhan dan koneksinya diantara komponen utama dari sistem dan interaksinya. Hasil dari aktivitas ini adalah spesifikasi arsitektur. 3.4 Metodologi Metodologi yang digunakan tesis ini berdasarkan OOAD untuk analisa dan desain standar baru untuk format dokumen multimedia menggunakan database berorientasi obyek adalah :

9 49 Gambar 3.2 Metodologi Aktivitas Analisis Keberhasilan dalam pengembangan sistem tergantung pada pengertian developer pada aplikasi sistem. Sistem dapat dilihat dari dua sudut pandang yang saling melengkapi: sistem memodelkan sesuatu (problem domain) dan dioperasikan oleh user (application domain).

10 50 Problem domain adalah bagian dari konteks yang diatur, dimonitor atau dikontrol oleh sistem. Problem domain menggambarkan tujuan sistem, sebagai bagian dari realita bahwa sistem membantu mengatur, memonitor atau mengontrol. Application domain adalah kelompok yang mengatur, memonitor atau mengontrol problem domain. Application domain adalah bagian daru kelompok user. Kesuksesan (atau kegagalan) sistem tergantung pada seberapa baik koneksi antara application domain dan problem domain bersama berfungsi secara keseluruhan Problem Domain Analysis Problem Domain Analysis fokus pada sistem untuk multimedia dokumen. Mendesain class, struktur dan sifat dari multimedia dokumen. Hasil dari tahap ini adalah model yang sesuai pada dokumen multimedia. Titik awal untuk analisa problem domain adalah definisi sistem. Elemen obyek dari definisi sistem memberi patokan untuk memilih obyek, kelas dan event. Class menggambarkan pendekatan pada tugas dari mendefinisikan isi dari sebuah sistem informasi. Problem domain didefinisikan dan dikarakteristikkan dengan memilih kelas dan event. Kelas mendefinisikan bagian yang berhubungan dengan problem domain dan event sebagai elemen dasar dari object behavior karena event berasosiasi langsung dengan obyek. Hasil dari class activity adalah tabel event yang berisi kelas yang terpilih dan event yang berhubungan. Structure mengatur hubungan struktrual diantara kelas dan obyek. Hubungan dalam problem domain baik itu struktur abstrak statik diantara kelas, atau dinamik,

11 51 struktur konkrit diantara obyek. Hasil aktivitas struktur dalam class diagram menunjukkan kelas yang dipilih dan hubungan struktural yang relevan diantara class dan object. Behavior mengatur sifat (behavior) dan interaksi obyek. Aktivitas ini menggambarkan properti dan atribut yang dinamis untuk setiap kelas yang dipilih. Deskripsi behavior dan atribut membuat karakteristik lebih tepat untuk setiap obyek dalam problem domain. Hasil dari aktivitas ini adalah state diagram yang menggambarkan sifat umum dan atribut dari setiap kelas. Gambar 3.3 Aktivitas dalam problem-domain model

12 52 Tabel 3.1 Aktivitas dalam problem-domain analysis Activity Content Concepts Classes Structure Behavior Object and events in part of problem domain How classes and objects conceptually tied Dynamic properties in objects Class, object, and event Generalization, aggregation, association, and cluster Event trace, behavioral pattern, and attribute Application Domain Analysis Application domain analysis fokus ada bagaimana target sistem digunakan, mendefinisikan kebutuhan untuk fungsi dan antarmuka sistem. Hasil dari aktivitas ini adalah daftar lengkap dari kebutuhan sistem secara keseluruhan. Spesifikasi kebutuhan bukan pekerjaan yang muda, user mungkin tidak mengerti pilihan teknis untuk langsung menulis kebutuhan yang optimal, oleh karena itu, kerjasama diantara developer dan user dibutuhkan mengenai kebutuhan pengguna, fungsi dan antarmuka yang harus di evaluasi. Usage mengatur bagaimana menentukan sistem agar sesuai dengan application domain. Cara untuk melakukannya adalah dengan menggambarkan aktor dan use case berdasarkan pengertian dari aktivitas application domain. Use Case menyediakan gambaran dari kebutuhan sistem yang berasal dari sudut pandang user

13 53 dan menyediakan dasar untuk mendefinisikan dan evaluasi kebutuhan fungsi dan antarmuka dasar. Function fokus pada apa yang dapat sistem lakukan untuk mendukung aktor / user dan menentukan kapabilitas pemrosesan informasi. Karena usage fokus pada apa yang akan dilakukan sistem? maka function fokus pada bagaimana sistem akan digunakan, itulah sebabnya usage dan function sangat erat terhubung Interfaces digunakan oleh aktor untuk berinteraksi dengan sistem dan menentukan antarmuka sistem. Analisis dimulai dari use case, problem model dan kebutuhan fungsional, hasilnya adalah penentuan pada elemen antarmuka. Gambar 3.4 Aktivitas dalam application-domain model

14 54 Mendefinisikan kebutuhan adalah pekerjaan yang berulang antara usage, function dan interface. Analisa kebutuhan fokus pada setiap aktivitas secara bergantian seperti gambar 3.4 tunjukkan diatas. Untuk membuat hasil yang sesuai dan konsisten, tabel 3.2 dibawah memberi gambaran aktivitas analisis application domain. Tabel 3.2 Aktivitas dalam analisis problem-domain Activity Content Concepts Usage Function Interfaces Who system interact with people and systems in the context What are the system s information processing capabilities What are the target system s interface requirements Use case and actor Function Interface, user interface, and system interface Aktivitas Desain Selama analisis dan desain, sangat penting untuk mengerti sistem secara keseluruhan. OOAD menekankan pada arsitektur sistem sebagai kunci utama, fokus pada pengertian, fleksibilitas dan kegunaan sebagai kualitas desain yang penting. Arsitektur sistem harus mudah dimengerti karena merupakan dasar untuk keputusan

15 55 dan sebagai komunikasi dan perangkat kerja dalam pekerjaan ke depan. Harus fleksibel karena pengembangan sistem berada dalam lingkungan yang berubah-ubah Component Design Component Design fokus pada menentukan implementasi dari kebutuhan di dalam framework arsitektural. Titik awal Component design adalah spesifikasi aplikasi dan kebutuhan sistem. Hasil dari aktivitas ini adalah spesifikasi dari komponen yang tersambung. Component design dibagi menjadi tiga sub-aktivitas yaitu model component, function component, dan connecting component. Tujuan dari Model Component adalah untuk memberi histori dan data saat ini pada fungsi, antarmuka, penggunaan dan sistem lainnya dan untuk mewakili model dari problem domain. Informasi yang tersimpan berhubungan dengan problem domain sistem merupakan bagian dari lingkungan dimana sistem digunakan untuk mengadministrasi, monitor, atau kontrol. Hasil dari model component activity adalah class diagram dari model component. Tujuan function component adalah memberi antarmuka dan akses pada komponen sistem lainnya pada model dan untuk menentukan implementasi dari function. Function component adalah jalur antara model dan usage. Hasil dari function component adalah class diagram dengan operasi dan spesifikasi dari operasi yang kompleks.

16 56 Aktivitas connecting component adalah untuk mendesain koneksi antara komponen-komponen agar mendapatkan desain yang fleksibel dan komprehensif. Hasil dari aktivitas ini adalah class diagram dari komponen-komponen yang terlibat. Gambar 3.5 Component Design Table 3.3 Aktivitas dalam Component Design Activity Content Concepts Model Component How the model represented as classes in the system Model component and attribute Function component How are the functions Function component and

17 57 Connecting Component implemented How are components connected operation Component and connection Architectural Design Architectural design fokus pada struktur sebuah sistem yang terkomputerisasi. Hasil dari aktivitas architectural design dalam sebuah arsitektur adalah mendefinisikan komponen-komponen sistem dan relasinya, distribusi sistem pada perangkat fisikal teknis dan mekanisme yang dibutuhkan untuk mengkoordinasi proses sistem. Architectural design dibagi menjadi tiga sub-aktivitas yaitu Criteria, Components dan Processes Criteria fokus pada kondisi dan kriteria pada desain untuk mengatur prioritas desain. Aktivitas Criteria membantu mengintegrasikan standar dan prosedur untuk jaminan kualitas pada proyek tertentu. Hasil dari aktivitas ini adalah kumpulan dari kriteria yang terprioritaskan. Components fokus pada bagaimana sistem dapta dipecah menjadi bagian yang lebih kecil untuk membuat struktur sistem yang komprehensif dan fleksibel. Hasil dari aktivitas ini adalah class diagram dengan spesifikasi dari komponen-komponen yang kompleks. Processes mengatur eksekusi sistem dan alokasi dari proses sistem yang tersedia pada prosesor untuk mendefinisikan struktur fisik dari sistem. Hasil dari

18 58 aktivitas ini adalah deployment diagram yang menunjukkan prosesor dengan komponen program yang diberikan dan obyek aktif. Gambar 3.6 Architectural Design Table 3.4 Aktivitas dalam Architectural design. Activity Content Concepts Criteria Components Processes Condition and criteria for design System structured into components Distributed and coordinated system Criterion Component architecture and component Process architecture and process

19 59 processes Persistence Design Aktivitas persistence design adalah aktivitas yang dilakukan pertama kali dalam pembuatan piranti lunak. Ini dibutuhkan karena semua piranti lunak yang menjalankan proses komputasi pada umumnya membutuhkan persistensi obyek ke dalam media penyimpanan. Yang dimaksud dengan persistensi obyek adalah proses penyimpanan objek ke dalam file atau database. Oleh karena persistensi obyek berelasi dengan penyimpanan obyek kedalam database, maka aktivitas persistence design ekuifalen dengan aktivitas object oriented database design. Gambar 3.7 Persistent Design

20 Object Oriented Database Design Dalam konsep object-oriented, suatu piranti lunak dibangun oleh sekumpulan komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. Setiap komponen yang terdapat di dalam piranti lunak tersebut memiliki tanggung jawab yang telah dirumuskan dengan baik. Ketika piranti lunak ini dijalankan di atas sistem operasi, maka komponen-komponen ini di-load ke dalam memori. Setelah komponen telah transient dalam memori, ada komponen yang mempunyai fixed object, ada juga komponen yang mempunyai dynamic object (sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing). Cara membuat komponen itu persistence antara satu dengan lainnya tidaklah sama. Setelah komponen problem domain model selesai dirancang, selanjutnya komponen ini dikonstruksi menjadi piranti lunak dalam bentuk kode program. Menurut Irwanto (2007), Komponen problem domain model ada dua jenis yaitu: Transient komponen problem domain model Transient komponen PDM adalah komponen PDM yang sifatnya selalu ada dalam CPU selama proses komputasi berlangsung. Komponen ini berada di dalam executable file aplikasi dan dikonstruksi melalui proses kompilasi. Komponen ini bersifat biner. Persistence component problem domain model Persistence komponen PDM adalah komponen PDM yang residence di dalam database. Oleh karenanya komponen ini sifatnya selalu ada, baik

21 61 selama proses komputasi berlangsung, maupun saat proses komputasi dihentikan. Gambar 3.8 Transient & Persistent Komponen PDM (Irwanto, 2007) Agar supaya obyek dapat persistent, dibutuhkan suatu storage yang digunakan untuk menyimpan entity obyek yang sedang berjalan dalam proses komputasi. Tahapan yang dilakukan adalah membuat classifier component problem domain model di dalam skema database, sehingga obyek database dapat menyimpan semua transient entity object untuk kemudian dapat digunakan kembali pada saat proses komputasi dijalankan. Menurut Irwanto (2007, P48-108), rangkaian methode perancangan object oriented database untuk membuat komponent PDM dapat persistence kedalam object database dibahas didalam tujuh subbab dibawah ini.

22 Persistensi Obyek yang Memiliki Hubungan Struktur Sederhana Bentuk hubungan struktur sederhana antar objek terbagi atas tiga bentuk: Hubungan struktur association Hubungan struktur aggregation Hubungan struktur generalization Persistensi Obyek dengan Hubungan Association Di dalam UML, hubungan association memiliki banyak jenis, yakni: navigational association, bidirectional association, ternary association dan N-ary association. Pembahasannya sebagai berikut: Navigational Association Di dalam class diagram bentuk hubungan struktur assosiasi adalah yang paling sering ditemukan. Navigational association adalah salah satunya. Bentuk hubungan asosiasi ini sifatnya satu arah. Untuk merealisasikan Navigational Association didalam OODB, maka metode perancangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Didalam persistence component, hubungan obyek yang memiliki navigation association direalisasikan dengan korespondensi atribut dari object key yang berhubungan dan atribut salah satu object harus memiliki akses operation

23 63 terhadap object yang satunya lagi. untuk lebih jelasnya, ilustrasi dibawah ini dapat menjelaskan bagaimana rancangan navigational association direalisasikan didalam persistence component. Gambar 3.9 Navigational Association Bidirectional Association Di dalam class diagram bentuk hubungan struktur assosiasi Bidirectional Association adalah bentuk hubungan asosiasi yang sifatnya dua arah. Untuk merealisasikan Bidirectional Association didalam OODB, maka metode perancangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Di dalam persistence component, hubungan obyek yang memiliki bidirectional association direalisasikan dengan korespondensi atribut dari object key yang berhubungan dengan atribut salah satu object, karena memiliki hubungan dua arah, maka kedua object saling memiliki akses operasi terhadap masing-masing obyek. Untuk lebih jelasnya, ilustrasi dibawah ini dapat menjelaskan bagaimana rancangan bidirectional association direalisasikan didalam persistence component.

24 64 Gambar 3.10 Bidirectional Association Salah satu bentuk lain dari bidirectional association adalah hubungan entity class dengan dirinya sendiri. Hubungan ini di dalam design pattern sering diistilahkan dengan self containing class pattern dan masuk ke dalam golongan structural pattern. Untuk merealisasikan self containing class pattern di dalam OODB, maka metode perancangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Didalam persistence component, hubungan object yang memiliki hubungan entity class dengan dirinya sendiri ini direalisasikan dengan teknik persistensi obyek ke dalam database pada prinsipnya sama dengan teknik bidirectional di atas. Yang harus diperhatikan adalah constructor object member. Ketika sebuah member instance dibuat, pastikan atribut LineupID merujuk ke attribute MemberID milik upline. Untuk lebih jelasnya, ilustrasi dibawah ini dapat menjelaskan bagaimana rancangan bidirectional association direalisasikan didalam persistence component.

25 65 Gambar 3.11 Self Containing Class Patterns Ternary Association dan N-ary Association Di dalam class diagram bentuk hubungan struktur assosiasi N-ary association adalah sebuah bentuk asosiasi yang memungkinkan hubungan lebih dari dua obyek. Ternary association adalah N-ary association yang menggantikan nilai N dengan nilai tiga (pada contoh gambar 3.13). Untuk merealisasikan N-ary Association didalam OODB, maka metode perancangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Didalam persistence component, hubungan object yang memiliki N-ary association direalisasikan dengan korespondensi atribut dari object key yang berhubungan dengan atribut beberapa obyek. Karena memiliki hubungan beberapa arah, maka beberapa obyek bisa saling memiliki akses operasi terhadap obyek-obyek yang berasosiasi ini. Hal yang penting harus diperhatikan adalah sebuah association class tidak bisa dihubungkan dengan association relationship yang lain, karena association class adalah asosiasi itu sendiri. Untuk lebih jelasnya, ilustrasi dibawah ini dapat menjelaskan

26 66 bagaimana rancangan N-ary association direalisasikan di dalam persistence component. Document -DocID -TableID -ImageID -TextID +Document() Table -TableID -Position +Table() 0..* 0..* Text -TextID * -Position +Text() Image -ImageID -Position +Image() Gambar 3.12 N-ary Association Persistensi Obyek dengan Hubungan Aggregation Di dalam UML, agregasi terdiri dari dua jenis, yaitu: agregasi yang memiliki kepemilikan yang kuat dan yang lemah. Agregasi yang memiliki kepemilikan yang kuat yang kuat diistilahkan dengan komposisi. Secara notasi, agregasi dan komposisi juga dibedakan.

27 67 Document Paragraph * Image 1..* Text Gambar 3.13 Agregasi dan Komposisi Untuk merealisasikan agregasi dan komposisi didalam OODB, maka metode perancangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Pada agregasi menyatakan kepemilikan suatu part, sedangkan komposisi menyatakan suatu object sebagai container dari object partnya. Inilah hal yang harus diperhatikan dalam proses persistensi. Perbedaan antara aggregation dan composition dalam implementasi hanya terletak pada konsepnya saja. Salah satu bentuk struktur agregasi adalah hubungan entity class dengan dirinya sendiri. Hubungan ini dalam design pattern diistilahkan dengan nama self containing class pattern. Seperti pada gambar di bawah ini terlihat sebuah Folder dapat memiliki banyak Folder.

28 68 Gambar 3.14 Self Containing Class dengan Aggregation Structure Persistensi Obyek dengan Hubungan Generalization Generalization mengekspresikan inheritance (pewarisan sifat) dari super class ke sub class. Dalam generalization, semua common properties yang dimiliki super class akan diwariskan ke sub class-nya, kecuali properties yang dideklarasikan private. Gambar 3.15 Struktur Generalisasi Inheritance merupakan sebuah konsep yang fundamental di dalam objectoriented. Dua hal yang berkait dengan inheritance adalah:

29 69 Abstract Class Polymorphism Abstract class adalah class yang tidak punya object. Eksistensinya di dalam class diagram adalah untuk mendefinisikan suatu frame. Object dari sebuah abstract class direalisasikan melalui sub class-nya. Instansiasi dari obyek abstract class tidak diperbolehkan. Abstract class harus tetap dimasukkan ke dalam skema database obyek. Selanjutnya, polymorphism adalah ciri khas dari object-oriented yang menjelaskan kumpulan object dapat memiliki behavior yang berbeda dari fungsi yang sama Persistensi Interdependent Partition Component Yang dimaksud dengan hubungan struktur dependency adalah bahwa sebuah model elemen memerlukan kehadiran dari model elemen yang lain. Sebagai implikasinya jika sebuah model elemen yang telah dispesifikasikan berubah, maka model elemen lain yang dependent dengan model elemen tersebut berpotensi ikut berubah. Di dalam UML, dependency itu memiliki banyak sekali stereotype. Penulisan stereotype pada notasi dependency bertujuan untuk menjelaskan secara tepat jenis dari dependency yang terjadi. Secara garis besar, dependency terdiri atas empat varian yang setiap variannya memiliki banyak jenis. Keempat varian itu adalah:

30 70 Binding Binding dependency mempunyai hanya sebuah stereotype, yaitu <<bind>>. Dependency ini menghubungkan unsur yang terikat ke template class yang akan melengkapi definisi dari class yang dihasilkan. Abstraction Abstraction dependency mendefinisikan hubungan antara dua elemen atau sekumpulan elemen yang mempresentasikan konsep yang sama pada tingkat abstraksi yang berbeda. Abstraction dependency mempunyai empat buah stereotype yaitu: 1. <<derive>> dependency stereotype menyatakan spesifikasi yang berlebihlebihan di dalam model sebagai nilai dari elemen yang diperoleh dari elemen yang diperlukan. 2. <<realization>> dependency stereotype menetapkan hubungan antara elemen di dalam implementasi model dan elemen di dalam spesifikasi model. 3. <<refine>> dependency stereotype menetapkan hubungan antara model elemen pada tingkat perbedaan abstraksi. 4. <<trace>> dependency stereotype menetapkan hubungan antara dua elemen yang mempresentasikan konsep yang sama di dalam model yang berbeda. Usage Usage dependency menetapkan suatu kebutuhan, di mana sebuah model elemen

31 71 disajikan untuk kehadiran model elemen yang lain. Usage dependency mempunyai enam buah stereotype, yakni: 1. <<call>> dependency stereotype menetapkan kolaborasi antara dua buah operasi. Operasi yang satu memanggil operasi yang lain. 2. <<create>> dependency stereotype menyiratkan bahwa penciptaan sebuah instance dari dependent class akan mengakibatkan penciptaan dari instance class tersebut merupakan target dari dependency. 3. <<instantiate>> dependency stereotype menyatakan bahwa operasi pada dependent class akan men-create instance dari class yang merupakan target dari dependency. 4. <<send>> dependency stereotype menetapkan bahwa operasi mengirim signal. 5. <<use>> dependency stereotype mengindikasikan sebuah class dependent terhadap class lain dalam rangka untuk merealisasikan implementasi secara lengkap. 6. <<substitute>> dependency stereotype digunakan untuk mengindikasikan bahwa sebuah class dapat disubstitusi oleh class yang lain, dengan syarat tidak ada hubungan inheritance secara langsung antara class tersebut Permission Permission dependency digunakan untuk menetapkan accessibility dari model eleman di dalam suatu namespace yang berbeda. Permission dependency memiliki tiga buah stereotype, yakni:

32 72 1. <<access>> dependency stereotype menyatakan bahwa dependent package dapat menggunakan elemen dari package yang menjadi target dependency. 2. <<import>> dependency stereotype menyatakan bahwa dependent package menyertakan model elemen dari package yang menjadi target dari dependency. 3. <<permit>> dependency stereotype mengesampingkan normal visibility constraints dan membiarkan dependent elemen untuk mengakses target elemen tanpa memperhatikan visibilitas yang telah ditetapkan Persistensi Obyek yang Memiliki Struktur Data Kompleks Saat memodelkan suatu problem domain yang kompleks, maka akan memicu timbulnya class-class dengan struktur data yang kompleks. Class-class ini tidak hanya memiliki data-data dengan tipe data primitive seperti integer, string atau object type, tetapi juga data array atau collection object Persistensi Complex Object yang Memiliki Struktur Data Array Struktur data array adalah struktur data yang umumnya ada dan digunakan untuk memodelkan hal-hal yang tidak simpel atau spesifik yang terjadi di dalam problem domain. Struktur data ini secara logikal menyediakan suatu buffer dalam

33 73 wujud seperti slot di dalam sebuah object. Slot ini menampung data yang sifatnya homogen dan ukuran dari slot ini sifatnya tetap. Untuk merealisasikan complex object yang memiliki struktur data array di dalam OODB, maka metode perancangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Didalam persistence component, complex object yang memiliki struktur data array direalisasikan dengan menempatkan object array di dalam class dengan menggunakan attribute array. Untuk lebih jelasnya, ilustrasi dibawah ini dapat menjelaskan bagaimana rancangan complex object yang memiliki struktur data array direalisasikan didalam persistence component. Gambar 3.16 Struktur Data Array di Dalam Class

34 Persistensi Obyek Kompleks yang Memiliki Struktur Data Collection of Object Untuk mengatasi pemodelan problem domain yang kompleks dan dinamis, database obyek memperkenankan untuk membuat struktur data collection of object di dalam obyek. Untuk merealisasikan struktur data collection of object di dalam OODB, maka metode perancangan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: Didalam persistence component, obyek kompleks yang memiliki struktur data collection of object direalisasikan dengan menempatkan obyek tersebut di dalam class dengan menggunakan referensi terhadap obyek ini. Untuk lebih jelasnya, ilustrasi dibawah ini dapat menjelaskan bagaimana rancangan complex object yang memiliki struktur data collection of object direalisasikan didalam persistence component. Gambar 3.17 Struktur Data Collection of Object di Dalam Class

35 Menangani Array of Byte ke dalam Database Obyek Tipe data Array of Byte digunakan untuk menyimpan data image ke dalam database tidak disediakan khusus oleh Db4o sehingga penanganan tipe data ini dibuat khusus untuk standar dokumen ini. Metode dalam menangani tipe data Array of Byte ke dalam database perlu memperhatikan beberapa hal yaitu : Instansiasi dari class AoB Pada saat object disimpan ke dalam class, database dapat langsung menangani field AoB yang telah di atur Penanganan AoB ketika disimpan / dibaca / dihapus dari atau ke dalam database Pembersihan database dari space yang dipakai oleh AoB ketika dihapus Pengecekan FileName AoB agar tidak terjadi duplikasi nama file di dalam database walaupun gambar yang disimpan itu sama. AoBManager -MyBlob : AoBHandler +DeleteAoBData() +DefragDatabase() +CheckFileName() +ChangeFileName() -End1 -End2 1 1 AbsAoB -FileName : String +SetFileName() +GetFileName() AoBHandler -DataGambar : byte +SetFileName() +GetFileName() +ReadFileToDB() +WriteFileImage() Gambar 3.18 Array of Byte Handler (AoB Handler)

36 76 Pada gambar diatas merupakan kelas diagram untuk penanganan Array of Byte. Berikut penjelasan mengenai operasi yang ada dari kelas-kelas diatas: SetFileName : Mengatur nama file dari AoB GetFileName : Mengembalikan nama file dari AoB ReadFileToDB : Membaca file gambar yang telah di atur, menyimpannya dalam bentuk Byte. WriteFile : Membaca data gambar dari database dan menulis data tersebut pada file. DeleteAoBData : Menghapus data gambar dari database DefragDatabase : Membersihkan ruang yang tidak terpakai setelah data gambar terhapus dari database. CheckFileName : Melakukan pengecekan ke database agar tidak terjadi duplikasi nama file ChangeFileName : Mengganti nama file bila terjadi duplikasi nama file dengan menambahkan angka di depan nama file.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Rangkaian Metodologi Perancangan Multimedia. Aplikasi internet radio merupakan aplikasi broadcasting data audio

BAB III METODOLOGI. 3.1 Rangkaian Metodologi Perancangan Multimedia. Aplikasi internet radio merupakan aplikasi broadcasting data audio BAB III METODOLOGI 3.1 Rangkaian Metodologi Perancangan Multimedia Database Aplikasi internet radio merupakan aplikasi broadcasting data audio melalui teknologi internet. Aplikasi ini menggunakan multimedia

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 195 LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS 1. The Task. Penjelasan ringkas dari latar belakang dan hubungan dokumen. 1.1 Purpose. Maksud keseluruhan dari proyek pengembangan sistem. 1.2 System Definition.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

Lebih terperinci

Unified Modelling Language UML

Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language UML Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti lunak.

Lebih terperinci

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM Diagram class sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class

Lebih terperinci

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK

DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK DASAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN ANALISIS KEBUTUHAN Institut Teknologi Sumatera DEFINISI MODEL ANALISIS Menurut Ian Sommerville(2011) Model Analisis adalah suatu teknik untuk merepresentasikan

Lebih terperinci

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM

Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM Yuli Purwati, M.Kom USE CASE DIAGRAM UML UML (Unified Modeling Language) merupakan pengganti dari metode analisis berorientasi object dan design berorientasi object (OOA&D) yang dimunculkan sekitar akhir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan atau gambaran yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

model abstrak grafis teks memahami fungsionalitas sistem media komunikasi

model abstrak grafis teks memahami fungsionalitas sistem media komunikasi System Modeling Pemodelan Sistem Aktivitas: Membuat model abstrak dari sistem berdasarkan sudut pandang tertentu. Representasi: Berupa notasi grafis maupun teks. Tujuan: Membantu analis memahami fungsionalitas

Lebih terperinci

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2 PENGANTAR RUP & UML Pertemuan 2 PENGANTAR RUP Rational Unified Process (RUP) atau dikenal juga dengan proses iteratif dan incremental merupakan sebuah pengembangan perangkat lunak yang dilakukan secara

Lebih terperinci

Gambar Use Case Diagram

Gambar Use Case Diagram 1. Use Case Diagram Use case adalah abstraksi dari interaksi antara system dan actor. Use case bekerja dengan cara mendeskripsikan tipe interaksi antara user sebuah system dengan sistemnya sendiri melalui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Pemodelan Objek Pemodelan objek merupakan suatu metode untuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem. (Nugroho, 2005, hal:37).

Lebih terperinci

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka.

Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Modul ke: 06 Bima Fakultas Ilmu Komputer Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara mereka. Cahya Putra, M.Kom

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut merupakan diagram alir tahapan penelitian untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di Super Shop and Drive: Gambar 3.1 Metodologi Penelitian 83 1 Aktivitas

Lebih terperinci

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram)

OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) OOAD (Object Oriented Analysis and Design) UML part 2 (Activity diagram, Class diagram, Sequence diagram) Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk

Lebih terperinci

UML UNIFIED MODELLING LANGUAGE

UML UNIFIED MODELLING LANGUAGE UML UNIFIED MODELLING LANGUAGE Diagram UML Use Case Activity Sequence Colaboration Class Statechart Componen Deployment Analisys phase (OOA-object oriented analisys) OOA teknik semiformal -> notasi grafis

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM

MAKALAH ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM MAKALAH T02/Use Case Diagram ANALISIS & PERANCANGAN SISTEM II USE CASE DIAGRAM Nama : Abdul Kholik NIM : 05.05.2684 E mail : ik.kyoe.san@gmail.com Sumber : http://artikel.webgaul.com/iptek/unifiedmodellinglanguage.htm

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Gelinas et al. (2005, p.15), Sistem Informasi Akuntansi adalah subsistem dari sistem informasi yang

Lebih terperinci

MODUL 5 COMPONENT DIAGRAM

MODUL 5 COMPONENT DIAGRAM 5 MODUL 5 COMPONENT DIAGRAM Component Diagram Pada dasarnya component diagram adalah diagram yang menggambarkan tampilan fisik dari struktur dan hubungan antara komponen dalam sistem suatu perangkat lunak,

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS PENGEMBANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS PENGEMBANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK No. SIL/EKA/PTI 241/01 Revisi : 00 Tgl : 1 Mar 2009 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : PENGEMBANGAN SISTEM BERORIENTASI OBJEK KODE MATA KULIAH : PTI 241 SEMESTER : 6 PROGRAM STUDI : PTI DOSEN PENGAMPU : RATNA

Lebih terperinci

Notasi dalam UML. Actor

Notasi dalam UML. Actor Notasi dalam UML Actor Gambar 1. Notasi Actor Actor menggambarkan segala pengguna software aplikasi (user). Actor memberikan suatu gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 78 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah produk unit karoseri yang pernah diproduksi oleh PT. Karyatugas Paramitra dari bulan Januari sampai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan, BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan objek penelitian pada Qwords.com perusahaan penyedia jasa layanan Web Hosting (Web Hosting Provider) yang melayani registrasi

Lebih terperinci

FASE PENGEMBANGAN. MPSI sesi 7 & 8

FASE PENGEMBANGAN. MPSI sesi 7 & 8 FASE PENGEMBANGAN MPSI sesi 7 & 8 Fase Pengembangan Pelaksanaan pekerjaan pengembangan ini pada dasarnya adalah membangun sistem informasi dengan deliverables berupa software dan bagianbagian pendukungnya,

Lebih terperinci

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML

MEMAHAMI PENGGUNAAN UML MEMAHAMI PENGGUNAAN UML Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi 1 Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Aplikasi Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna.

Lebih terperinci

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi

2. Fungsi di dalam kelas yang dikombinasikan bentuk tingkah laku kelas dinamakan dengan. c.operasi Soal Kuis I PSBO 1. Konsep awal programming (Basic) dengan kekuatan GOTO statement dinamakan dengan a. Non Procedural Language b. Procedural Language c. Object Oriented Programming d. Visual Object Oriented

Lebih terperinci

SEJARAH UML DAN JENISNYA

SEJARAH UML DAN JENISNYA SEJARAH UML DAN JENISNYA Elya Hestika Asiyah e.hestika@yahoo.com :: http://penulis.com Abstrak UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa untuk menetukan, visualisasi, kontruksi, dan mendokumentasikan

Lebih terperinci

UNIFIED MODELING LANGUAGE

UNIFIED MODELING LANGUAGE UNIFIED MODELING LANGUAGE UML (Unified Modeling Language) adalah metode pemodelan secara visual sebagai sarana untuk merancang dan atau membuat software berorientasi objek. Karena UML ini merupakan bahasa

Lebih terperinci

Lebih Lanjut Tentang UML

Lebih Lanjut Tentang UML Lebih Lanjut Tentang UML Yang akan dipelajari Class Meta Data Candidate Keys Batasan Visibility Properti Stereotype Interface, Type dan Peran UML Lanjutan Secara umum, konsep OO dan UML yang sudah dibahas

Lebih terperinci

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang L8 Gambar Window Laporan Fisik Persediaan L9 Gambar Window Laporan Status Persediaan L10 Gambar Window Laporan Management by Exception L11 L12 Descriptions

Lebih terperinci

CLASS DIAGRAM. Jerri Agus W ( ) Gendra Budiarti ( )

CLASS DIAGRAM. Jerri Agus W ( ) Gendra Budiarti ( ) CLASS DIAGRAM Rita Rahmawati (06.04.111.00746) Jerri Agus W (06.04.111.00779) Gendra Budiarti (06.04.111.00818) Pokok Bahasan UML UML Diagram Class Diagram Bagian Class Diagram Class Diagram dengan Constructor

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Aplikasi Aplikasi adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel. (Dhanta (2009:32)).

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Pengertian Framework

BAB II DASAR TEORI Pengertian Framework BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi uraian mengenai framework yang diawali dengan pengertian framework kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai karakteristik dan klasifikasi framework, proses pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Ilmu Komputer Program Studi Komputerisasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR SIMBOL... xx BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

Object Oriented Analysis and Design -Pendahuluan- Nisa ul Hafidhoh

Object Oriented Analysis and Design -Pendahuluan- Nisa ul Hafidhoh Object Oriented Analysis and Design -Pendahuluan- Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id 08156114760 Agenda Kontrak Kuliah Silabus Referensi Materi Pendahuluan @NH2017 2 Kontrak Kuliah Penilaian: UTS 30%

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. NOORUMI CATUR MANUNGGAL

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. NOORUMI CATUR MANUNGGAL UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG

PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG PEMBANGUNAN APLIKASI PENCATATAN PENANGANAN GANGGUAN PT. TELKOM REGIONAL BANDUNG TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II. 1. Aplikasi Pengertian aplikasi adalah program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan perintah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka yang berhubungan dengan topik yang penulis bahas adalah sistem penerimaan siswa baru SMA Al-Muayyad Surakarta (http://psb.sma-almuayyad.sch.id/),

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah memberikan garis-garis besar tahapan penelitian secara keseluruhan yang disusun secara sistematis sehingga pada pelaksanaannya, penelitian

Lebih terperinci

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh

Review Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisisa Sistem Web Service Push and Pull Sistem Web Service Push and Pull ini akan dibangun dengan menggunakan Analisis dan Desain berorientasi objek. Analisis dan

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING. Defri Kurniawan M.Kom

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING. Defri Kurniawan M.Kom REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING Defri Kurniawan M.Kom Content Pengenalan Perancangan Model Analysis to Model Design Design Concept Design Model Pengenalan Perancangan Perancangan PL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka sudah semestinya setiap organisasi perusahaan mempersiapkan sebuah sistem yang baik agar

Lebih terperinci

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak

Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak Disusun oleh : Rina Noviana 1 LINGKUP PEMBAHASAN Pengumpulan Kebutuhan Perangkat Lunak - Mengumpulkan Data mengenai analisa sistem dan masalah nya Teknik Pemodelan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan )

Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ) Disain System Berorientasi Objek (Unified Modeling Language) ( Studi Kasus : Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ) BEDA DFD DAN UML DFD ORIENTASI DATA UML INTERAKSI AKTOR O Kotak/Entitas O, Aktor Entitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN DAN PIUTANG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. halaman halaman web berdasarkan permintaan pemakai. Aplikasi ini adalah aplikasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. halaman halaman web berdasarkan permintaan pemakai. Aplikasi ini adalah aplikasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 e-application Berbasiskan Web Aplikasi e-app berbasiskan Web adalah suatu aplikasi yang dapat membentuk halaman halaman web berdasarkan permintaan pemakai. Aplikasi ini adalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

Membangun Sistem Informasi Departemen Gallery ArtAuctionFind yang Bergerak Dalam bidang Seni Budaya Berbasis Home Pages

Membangun Sistem Informasi Departemen Gallery ArtAuctionFind yang Bergerak Dalam bidang Seni Budaya Berbasis Home Pages Membangun Sistem Informasi Departemen Gallery ArtAuctionFind yang Bergerak Dalam bidang Seni Budaya Berbasis Home Pages Rudy Hartono Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang saling bekerja sama baik secara manual atau berbasis komputer yang didalamnya ada pengumpulan, pengolahan, pemprosesan

Lebih terperinci

P10 Perancangan Berbasis Object. SQ

P10 Perancangan Berbasis Object. SQ P10 Perancangan Berbasis Object SQ http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa mengetahui & memahami

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com REKAYASA PERANGKAT LUNAK 3 sks Sri Rezeki Candra Nursari reezeki2011.wordpress.com Referensi Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi, Roger S. Pressman, Ph.D, Andi Jogyakarta, 2012 Buku 1 Rekayasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Teori sistem secara umum yang pertama kali diuraikan adalah istilah sistem yang sekarang ini banyak dipakai. Banyak orang berbicara mengenai karakteristik

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case Disusun O L E H Elsita S.N 04.05.2569 Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta 2006/2007 Bagian-bagian utama dari UML adalah view, diagram, model element,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI APLIKASI PENJUALAN JASA DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Seni dan Budaya Bali Di Bali sampai saat ini seni dan kebudayaannya masih tetap bertahan dan lestari. Hal ini terjadi karena salah satunya adalah pendukungnya tidak berani

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB

PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB PEMBUATAN APLIKASI PENERIMAAN OUTSOURCING BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Android versi 2.2 (Froyo :Frozen Yoghurt) Pada 20 Mei 2010, Android versi 2.2 (Froyo) diluncurkan. Perubahanperubahan umumnya terhadap versi-versi sebelumnya antara lain dukungan

Lebih terperinci

U M L. Unified Modeling Language

U M L. Unified Modeling Language U M L Unified Modeling Language FUNGSI Penggunaan UML itu sendiri tidak terbatas hanya pada dunia software modeling, bisa pula digunakan untuk modeling hardware (engineering systems) dan sering digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 64 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Pengertian Sistem Aplikasi Sistem yang akan dibangun merupakan sistem aplikasi mobile web yang bernama Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit. Aplikasi tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Diagram alir untuk memecahkan permasalahan di PT. Krakatau Steel yang digunakan adalah sebagai berikut : Mulai Studi Literatur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data, sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa: Objek penelitian

Lebih terperinci

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP)

MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) MODUL 4 Unified Software Development Process (USDP) Daftar Isi 4.1 Pengantar USDP... 2 4.2 Fase USDP... 2 4.2.1 Fase, Workflow dan Iterasi... 3 4.2.2 Perbedaan USDP dan Siklus Hidup Waterfall... 3 4.2.3

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN PADA PT KEBAYORAN

Lebih terperinci

atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software. Artifact dapat berupa model, deskripsi atau software. ) dari sistem software,

atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software. Artifact dapat berupa model, deskripsi atau software. ) dari sistem software, 1 Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah "bahasa" yang telah menjadi standar dalam industri untuk menentukan, visualisasi, merancang dan mendokumentasikan artifact (sepotong informasi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Dalam membangun sebuah system informasi diperlukan suatu pemahaman mengenai system itu sendiri sehingga tujuan dari pembangunan system informasi dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI DOCUMENT MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB ( STUDI KASUS : DIVISI INFORMATION SYSTEM AND TECHNOLOGY PT SERASI AUTORAYA

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI DOCUMENT MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB ( STUDI KASUS : DIVISI INFORMATION SYSTEM AND TECHNOLOGY PT SERASI AUTORAYA BINUS UNIVERSITY Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI DOCUMENT MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB ( STUDI KASUS : DIVISI INFORMATION

Lebih terperinci

Unified Modeling Language

Unified Modeling Language 2011 Unified Modeling Language Metode Perancangan Program Kelompok 10: Andika Nugraha (1401094756) Alfred Mansel (1401095506) Daniel Sidarta (1401096433) Marcell Bonfilio (1401094850) Bina Nusantara University

Lebih terperinci

C. Membuat Class Diagram

C. Membuat Class Diagram C. Membuat Class Diagram Class diagram mendeskripsikan jenis jenis obyek dalam sistem dan berbagai macam hubungan statis yang terjadi1. Class diagram juga menunjukkan property dan operasi sebuah Class

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Sistem informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan dan Desain Sistem Metode rekayasa perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah metode prototyping. Metode prototyping adalah metode

Lebih terperinci

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD

Pemrograman Web Berbasis Framework. Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD Pemrograman Web Berbasis Framework Pertemuan 13 : Pengembangan Project (Bag. 1) Hasanuddin, S.T., M.Cs. Prodi Teknik Informatika UAD hasan@uad.ac.id Pokok Bahasan Pendahuluan Requirement atau penelusuran

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970

SOAL PRA UTS PSBO. 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c. 1970 SOAL PRA UTS PSBO 1.SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalam pengembangan berorientasi objek adalah:... a.konsep mengidentifikasi dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelitian Terdahulu Selama ini masih banyak sekolah yang belum secara maksimal memanfaatkan teknologi informasi. Sistem penyimpanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi 2.1.1 Defenisi Aplikasi Berikut ini adalah beberapa defenisi aplikasi 1. Aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani beberapa aktivitas (Buyens,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WEBSITE KOMUNITAS STUDI KASUS : KOMUNITAS FOTOGRAFI

PENGEMBANGAN WEBSITE KOMUNITAS STUDI KASUS : KOMUNITAS FOTOGRAFI PENGEMBANGAN WEBSITE KOMUNITAS STUDI KASUS : KOMUNITAS FOTOGRAFI TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

Lebih terperinci

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto

Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012. Eko Didik Widianto Kuliah#3 TSK-612 Sistem Embedded Terdistribusi - TA 2011/2012 Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pokok bahasan di kuliah #2 Metodologi desain sistem: waterflow, v-model,

Lebih terperinci

Pengenalan Obyek. Arna Fariza. Materi

Pengenalan Obyek. Arna Fariza. Materi Pengenalan Obyek Arna Fariza Materi Obyek Siklus pengembangan berorientasi obyek Metodologi berorientasi obyek Kelebihan metodologi berorientasi obyek 1 Obyek Obyek adalah tipe data komposit Menyimpan

Lebih terperinci

Teknik Informatika S1

Teknik Informatika S1 Teknik Informatika S1 Object Oriented Analysis and Design Introduction to UML Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 SILABUS MATA

Lebih terperinci

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering) Graha Prakarsa, ST. MT. Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Memahami arti pengembangan perangkat lunak. Mengetahui aktivitas pengembangan perangkat lunak. Memahami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data merupakan kumpulan fakta atau angka atau segala sesuatu yang dapat dipercaya kebenarannya sehingga dapat digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Syarat data:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Sistem merupakan kumpulan dari unsur atau elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling memengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN Seminar Nasional Teknologi Informasi 2015 RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN Qoriani Widayati, Irman Effendy 1) Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer Jl.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB

PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB PEMANFAATAN ARDUINO DALAM PENGEMBANGAN SISTEM KEAMANAN RUMAH BERBASIS WEB TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, di Program Studi Teknik Informatika, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: diagram kelas, xml, java, kode sumber, sinkronisasi. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: diagram kelas, xml, java, kode sumber, sinkronisasi. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Salah satu bidang kajian dalam bidang teknologi informasi adalah rekayasa perangkat lunak. Dalam rekayasa perangkat lunak, terdapat konsep yang mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG

Lebih terperinci

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c Hal penting dalampengembangan berorientasi objek

1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a d b e c Hal penting dalampengembangan berorientasi objek LAT UTS AMIK BSI 1. SIMULA di perkenalkan pertama kali pada tahun.. a. 1950 d. 1980 b. 1960 e. 1990 c. 1970 2. Hal penting dalampengembangan berorientasi objek adalah:... a.konsep mengidentifikasi dan

Lebih terperinci