Applications of Paddy Straw and Fertilizer Package On Rice Growth and Production in the Intensive Rice Planting Pattern
|
|
- Hadi Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Aplikasi Jerami dan Paket Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Pola Penanaman Intensif Applications of Paddy Straw and Fertilizer Package On Rice Growth and Production in the Intensive Rice Planting Pattern Mahyudin Dalimunte 1), Tengku Sabrina 2), dan Luthfi Aziz Mahmud Siregar 2) 1) Program Studi Agroekoteknologi Pasca Sarjana, Fakultas Pertanian USU, Medan 2) Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan Abstract The research aim to obtain of the effect of fresh paddy straw application technology and fertilization package technology on the growth and production grown using the intensive rice planting pattern. This research was carried out in November February 2010 at Kebun Percobaan BPTP Sumut, Pasar Miring, on the Inceptisol soil type. Exprimental design used Split Plot Design with 3 replications, the main plot was fresh paddy straw that consists of without straw, stubble without decomposer, stubble + decomposer and stubble + straw + decomposer, and sub plot was the fertilization package consists of local farmer fertilizing, based on soil analysis result of nitrogen, phosphate and pothasium, fertilizing based on Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No. 1/2006, fertilizing based on Leaf Color Chart (LCC) to N and Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS ) analysis to P and K, and fertilizing based on soft apparatus simulation of the PuPS 1.0 software. The result showed that fresh straw was able to increase rice production but did not affect the rice growth significantly. Apllication of decomposer to fresh paddy straw gives higher affect than without decomposer. Fertilization package influence at the rice growth and production. The fertilization package of the PuPS 1.0 software was able to improve the rice growth and production. The interaction betwen the combination of fresh paddy straw and decomposer with the fertilization package was able to increase the rice growth but did not impact the rice production significantly. Keyword: intensive planting, fresh straw, decomposer and fertilizing package. Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi jerami padi dan paket teknologi pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi padi pada pola penanaman intensif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 hingga Februari 2010 di Kebun Percobaan BPTP Sumut, Pasar Miring, pada tanah inseptisol. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan tiga ulangan, dengan petak utama terdiri dari aplikasi tanpa jerami padi, tunggul tanpa dekomposer, tunggul + dekomposer, dan tunggul + jerami + dekomposer. Sedangkan subplot adalah paket pemupukan yang terdiri dari pemupukan petani setempat, pemupukan berdasarkan hasil analisis N, P, K tanah, pemupukan berdasarkan Kepmentan No. 1/2006, pemupukan berdasarkan Bagan Warna Daun untuk N dan penggunaan PUTS untuk P dan K, dan pemupukan berdasarkan simulasi piranti lunak PuPS 1.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jerami padi dapat meningkatkan produksi padi tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan secara signifikan. Aplikasi dekomposer pada jerami padi memberikan efek yang lebih tinggi dibandingkan tanpa dekomposer. Paket pemupukan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Paket pemupukan dengan piranti lunak PuPS 1.0 dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman padi. Interaksi antara kombinasi jerami padi, dekomposer dan paket pemupukan dapat meningkatkan pertumbuhan tetapi tidak memberikan efek secara signifikan terhadap produksi tanaman padi. Kata Kunci: penanaman intensif, jerami padi, dekomposer dan paket pemupukan 80
2
3 Pendahuluan Kendala yang dihadapi dalam peningkatan produksi padi terutama adalah produktivitas lahan yang rendah, pengurangan dan alih fungsi lahan (Supriana et. al, 2009) serta anomali iklim (Pinem, 2008). Menurut BPS Sumut (2009) produktivitas lahan padi sawah adalah 4,4 t.ha-1 sedangkan secara nasional mencapai 4,7 t.ha-1. Rendahnya produktivitas lahan padi sawah tersebut disebabkan rendahnya kualitas lahan. Di sisi lain alih fungsi lahan sawah menjadi bukan sawah. Periode luas lahan pertanian mengalami penurunan dari 16,7 juta hektar menjadi 15,6 juta hektar atau sekitar hektar per tahun (Nurmalina, 2007). Rendahnya produksi padi juga dipengaruhi oleh faktor anomali iklim (Pinem, 2008). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meramalkan bahwa tahun 2010 El Nino dapat menyebabkan cuaca kering yang beresiko pada penurunan hasil panen padi (Setneg, 2009). Penerapan teknologi revolusi hijau pada tanaman padi varietas unggul baru telah menempatkan pupuk anorganik sebagai faktor produksi penting dalam peningkatan produksi padi Indonesia. Selama periode , pemerintah telah menerapkan serangkaian kebijakan untuk mendorong penggunaan pupuk pada usaha tani padi, baik dari sisi penyediaan maupun dari sisi kemampuan petani dalam mengakses pupuk. Namun demikian, terjadinya pelandaian produktivitas padi (Al-Jabri, 2008) sejak tahun 1985 serta meningkatnya harga pupuk akibat penghapusan/pengurangan subsidi pupuk, merupakan momentum penting untuk lebih meningkatkan efisiensi sistem usaha tani, terutama penggunaan pupuk buatan pada padi sawah yang merupakan konsumen pupuk terbesar. Dalam sistem tanaman padi yang intensif, persediaan unsur N di dalam tanah tidak pernah mencukupi. Nitrogen adalah kunci utama (key input) untuk produksi padi. Genotip padi yang berproduksi sangat tinggi (potensi produksi ton ha-1) membutuhkan suplai nitrogen kg ha-1 (Okon et al., 1998). Pemberian hara yang efisien ke lahan sawah sudah seharusnya dilakukan mengingat jumlah hara terangkut pada setiap panen baik yang terkandung dalam jerami maupun gabah cukup banyak. Potash and Potash Institute (PPI) dalam Sumarno (2006) mengemukakan hara terangkut baik dalam jerami maupun gabah masing-masing sejumlah 123 N, 48 P2O5 dan 143 K2O kg.ha-1. Meskipun sumber hara organik merupakan komponen penting dalam proses siklus hara dalam agroekosistem dan memang seyogianya digunakan, banyak kalangan meyakini bahwa produksi serealia secara nasional, regional, maupun dunia akan tetap mengandalkan pupuk kimia untuk dapat memenuhi kebutuhan produksi dan konsumsi saat kini dan masa mendatang (Dobermann, 2007; dan Las dalam Syam, 2008). Puslittanak 2005 dalam Damanik dan Rauf (2008) menyebutkan bahwa setiap ton jerami mengandung 7 kg N, 1 kg P2O5, 14,5 kg K2O dan unsur hara lainnya. Maka jumlah hara setiap tahun yang berasal dari jerami padi terdapat minimal ton N yang setara dengan 1,4 juta ton urea, ton P yang setara dengan ton P2O5 atau 7,2 juta ton SP36, dan 6,09 juta ton K yang setara dengan 7,4 juta ton K2O atau 12,3 juta ton MOP. Pemupukan tanaman padi yang dilaksanakan oleh petani sangat bervariasi antara satu tempat ke tempat lain, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, keadaan ekonomi dan ketersediaan saprodi. Dikenal beberapa paket teknologi pemupukan yang dijadikan sebagai patokan dalam memberikan pupuk untuk lahan sawah, dalam hal ini dipilih lima macam paket pemupukan tanaman padi. Paket petani, adalah anjuran pemupukan yang dilaksanakan oleh petani disekitar tempat penelitian dengan pemupukan Urea 10 kg/rante (3:3:4), SP-36, 4 kg/rante 1 kali, KCl 2 kg/rante 1 kali dan ZA 2 kg/rante (1:1). Paket pemupukan berdasarkan hasil analisa tanah yaitu dengan menggunakan jumlah hara yang terangkut panen (jerami dan gabah). Maka jumlah hara yang 80
4 Mahyudin Dalimunte, Tengku Sabrina, dan Luthfi Aziz Mahmud Siregar: Aplikasi Jerami dan Paket Pemupukan terhadap Padi ditambahkan adalah selisih antara kebutuhan (yang terangkut) dikurangi yang tersedia dalam tanah. Keputusan Menteri Pertanian No. 01/Kpts/SR.130/1/2006 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K Spesifik Lokasi Padi Sawah. Anjuran pemupukan berdasarkan peta status hara P dan K tanah. Akan tetapi untuk hara N tidak dijelaskan berapa jumlahnya, untuk itu digunakan rekomendasi umum yaitu 90 kg N/ha (195,6 kg urea) (Idris dkk., 2002 dalam BPTP SULTRA 2009). Salah satu upaya yang diharapkan dapat meningkatkan produksi padi dalam peningkatan produksi beras nasional (P2BN) jangka pendek, adalah dengan penerapan peningkatan indeks penanaman padi (IP padi), menaikkan IP padi dipilh karena mampu meningkatkan produksi padi nasional tanpa memerlukan perluasan lahan. Dasar pertimbangan peningkatan indeks penanaman sampai 4 (empat) kali setahun dan sering disebut IP Padi 400 pada sawah yang beririgasi teknis adalah tersedianya varietas padi super genjah seperti Silugonggo yang berumur hari (Supriana dkk., 2009). Konsep ini juga diadopsi pada penanaman padi lainnya sehingga diharapkan dapat menaikkan IP padi antara pada lahan tadah hujan, irigasi pedesaan dan irigasi sederhana. Selanjutnya IP Padi 400 diharapkan dapat memecahkan pelandaian produksi (leveling off) dalam P2BN. Melalui penerapan IP Padi 400, luas pertanaman padi menjadi dua kali lipat dari areal yang ditanami sekarang, sehingga produksi padi meningkat (Badan Litbang, 2008). IP padi 400 artinya petani dapat panen padi empat kali setahun pada lokasi yang sama. Dalam pelaksanaannya minimal 4 faktor kunci sebagai pendukung yaitu: a). Menggunakan benih varietas umur genjah ( hari), b). Managemen tanam dan panen yang efesien (lampiran 1), c). Pengelolaan hara secara terpadu dan spesifik lokasi, d). Pengendalian hama dan penyakit (PHT) dilakukan secara terpadu (Gani, 2003). Khusus untuk padi IP 400 hanya mungkin dapat dilakukan pada lahan yang mempunyai irigasi teknis. Penelitian ini bertujuan untuk Mendapatkan teknologi aplikasi jerami terhadap pertumbuhan dan produksi padi pada pola penanaman padi sawah intensif. Mendapatkan paket teknologi pemupukan yang lebih sederhana serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi padi pada pola penanaman padi sawah intensif. Mendapatkan teknologi aplikasi jerami padi dan paket pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi padi pada pola penanaman padi sawah intensif. Bahan dan Metode Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Kebun Percobaan (KP) BPTP Sumut, Pasar Miring, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deli Serdang. Ketinggian tempat ± 25 mdpl. dan jenis tanah adalah inceptisol (Adiwiganda, 2010). Penelitian dilakukan pada bulan November 2009 s/d Februari Bahan-bahan yang digunakan adalah 1). benih padi varitas Silugonggo dengan umur hari. Tunggul padi (bagian batang bawah padi yang tinggal di lahan setelah panen), 3). jerami (bagian batang atas tanaman yang dipotong dan telah dipisahkan dari gabah), 4). dekomposer Trichoderma koningii, 5). pupuk Urea (46% N), pupuk SP-36 (36% P2O5), pupuk KCl (60% K2O), ZA (21% N dan 18% S), 6). pestisida, fungisida, dan bahan penunjang lainnya. Alat-alat yang digunakan adalah, sabit bergerigi, parang babat, cangkul, meteran, alat laboratotrium untuk menentukan kadar hara tanah, Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), Bagan Warna Daun (BWD), timbangan dan alat-alat pendukung lain. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Petak Tepisah (RPT). Petak utama adalah jerami dengan empat taraf : J0 (tanpa jerami), J1 (tunggul tanpa dekomposer), J2 (tunggul + dekomposer) dan J3 (tunggul + jerami + dekomposer). Anak petak adalah paket teknologi pemupukan sebanyak lima (5) macam yang terdiri dari : P1 (pemupukan petani setempat), P2 81
5 (berdasarkan hasil analisis N, P dan K tanah), P3 (pemupukan berdasarkan Kepmentan No. 1 tahun 2006), P4 (pemupukan berdasarkan penggunaan PUTS untuk P dan K dan BWD untuk N), dan P5 (pemupukan berdasarkan cara simulasi piranti lunak PuPS). Semua perlakuan diulang 3 kali Percobaan dianalisis dengan rancangan petak terpisah (RPT) (Gomez dan Gomez, 1995). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data sifat vegetatif dan generatif tanaman yang terdiri dari: Tinggi tanaman (cm), Jumlah anakan (batang), Serapan N, P, dan K (mg.tanaman-1) pada 6 minggu setelah tanam, Jumlah anakan produktif (batang), Panjang malai (cm), Jumlah gabah (butir.malai-1), Persentase gabah berisi (%), Persentase gabah hampa (%), Bobot 1000 butir gabah (g) dan Hasil gabah kering giling (kadar air setara 14%) yang dikonversi ke ha. Hasil dan Pembahasan Perlakuan jerami tidak nyata pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman yang meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, serapan N dan K, dengan kecendrungan menunjukkan J3 dan J2 menghasilkan rataan tertinggi. Selanjutnya jerami meningkatkan serapan P pada 6 MST. Serapan P yang meningkat diduga disebabkan oleh asam asam organik yang dihasilkan oleh proses dekomposisi jerami mampu mengkelat sebahagian Al dan Fe sehingga P yang dilepaskan dapat diserap tanaman. Selain terhadap pertumbuhan, perlakuan jerami tidak berpengaruh terhadap komponen produksi yang meliputi jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi dan hampa, maupun bobot 1000 butir, tetapi nyata meningkatkan produksi per ha pada perlakuan J3 dan J2 (Tabel 1). Pengaruh jerami yang tidak nyata terhadap pertumbuhan vegetatif diduga karena proses dekomposisi yang belum sempurna, namun pada parameter produksi rataan tertinggi pada J3. Pada perlakuan tersebut jerami yang diberi dekomposer lebih mudah terdegradasi sehingga lebih mudah tersedia bagi tanaman dan lebih cepat memperbaiki sifat tanah, selanjutnya degradasi jerami menghasilkan beberapa asam organik yang bersifat hormon bagi tanaman sehingga kualitas hasil lebih baik. Hal ini terlihat dari perbedaan gabah berisi dan hampa yang lebih tinggi pada perlakuan J3. Pemberian jerami pada tanah masam meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi. Hal ini karena bahan organik memiliki kemampuan dalam memperbaiki sifat tanah, baik fisik, kimia maupun biologi. Harahap (2008), menyatakan bahwa pengelolaan jerami dapat meningkatkan produktivitas tanah dan efisiensi pemupukan serta mengurangi kebutuhan pupuk, selanjutnya menurut Suhartatik et. al. (1999) bahwa bahan organik dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara serta meningkatkan efisiensi penyerapan hara sehingga penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas padi 0,5 1.0 t/ha (Suhendra, 2008). Hasil analisis jerami pada beberapa tempat di Jawa Barat dan Bali menunjukkan bahwa jerami padi mengandung hara K antara 1,75-1,92%. Berdasarkan penelitian Harahap (2008) pada lahan yang sama, analisis jaringan jerami mengandung C- organik 41,68%, N-total 1,13%, P 0,10 % dan K 1,90% dan C/N 36,88. Jerami sebagai bahan organik merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah, sehingga mikroorganisme berkembang dengan pesat dalam tanah. Akibatnya aktivitas yang meningkat akan menghasilkan asam asam organik dan meningkatkan C organik tanah, yang menyebabkan tanah menjadi gembur dan longgar dan hara yang tersimpan dalam jaringan tanaman secara perlahan tersedia bagi tanaman. Hal ini meningkatkan kemampuan akar dalam menyerap hara dan juga air. Simarmata dan Yuyun (2008), melaporkan bahwa berdasarkan indikator kesehatan tanah, maka lahan sawah dengan kadar C-organik < 2% termasuk kategori sakit. Pada kondisi tanah sakit, peningkatan pupuk anorganik tidak akan 82
6 Mahyudin Dalimunte, Tengku Sabrina, dan Luthfi Aziz Mahmud Siregar: Aplikasi Jerami dan Paket Pemupukan terhadap Padi memberikan kenaikan hasil yang signifikan. Bahkan ada indikasi kenaikan produktivitas padi dengan pemupukan yang intensif sudah mencapai titik jenuh (leveling off) dan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kesehatan tanah sawah. Untuk memperbaiki hal ini penggunaan bahan organik pada tanah sawah sangat diperlukan. Menggunakan jerami adalah suatu pilihan tepat karena sudah tersedia di lahan (Sembiring, 2008). Tabel 1. Rataan pengamatan setiap parameter pada perlakuan jerami, paket pemupukan, dan interaksinya Parameter Perlakuan Jerami tn tn tn ** tn tn tn tn tn tn tn * J 0 70,12 21,33 0,069 0,0021c 0,026 13,96 19,25 78,99 67,93 32,07 24,52 3,86ab J 1 70,64 22,31 0,069 0,0030b 0,026 15,03 19,15 80,60 67,93 31,41 24,71 3,66b J 2 71,74 22,69 0,069 0,0036ab 0,027 15,49 18,00 67,66 63,51 36,49 25,32 4,11a J 3 74,40 23,12 0,080 0,0040a 0,030 15,15 18,43 71,11 63,66 36,34 25,34 4,14a Paket Pemupukan ** ** * tn tn * tn * ** ** * ** P 1 76,53b 25,21a 0,085a 0,0031 0,030 13,27b 18,83 71,19bc 56,83b 43,17b 25,87a 3,87b P 2 67,36c 19,68c 0,075ab 0,0033 0,028 14,72b 18,49 65,49c 57,86b 28,19b 24,10b 3,65c P 3 67,96c 21,13b 0,069b 0,0032 0,027 14,93b 19,32 68,38c 70,59a 27,45a 25,43a 3,90b P 4 67,39c 20,13bc 0,065b 0,0032 0,025 14,52b 18,15 78,72b 71,71a 42,15a 25,57a 3,99b P 5 79,38a 25,67a 0,065b 0,0032 0,026 17,10a 18,74 89,16a 71,80a 29,41a 23,89b 4,31a Interaksi tn tn * tn * tn tn tn tn tn tn tn J 0P 1 72,40 23,37 0,090ac 0,0024 0,031ac 11,87 19,35 70,58 58,56 41,44 25,56 3,99 P 2 67,23 17,60 0,050e 0,0015 0,018d 13,80 18,50 62,36 61,11 23,92 22,97 3,86 P 3 65,40 20,70 0,064ce 0,0020 0,025bd 13,00 20,27 83,38 71,95 28,03 24,71 3,85 P 4 67,19 20,17 0,060de 0,0020 0,023bd 14,80 18,41 85,26 71,97 38,89 24,74 3,54 P 5 78,36 24,83 0,079ad 0,0026 0,032ab 16,33 19,72 93,35 76,08 28,05 24,64 4,06 J 1P 1 76,77 25,03 0,073ae 0,0031 0,027bc 14,53 18,27 71,90 62,26 37,74 26,31 3,71 P 2 63,98 20,77 0,075de 0,0038 0,028bc 13,53 18,55 68,72 57,70 22,23 24,18 3,24 P 3 68,82 20,40 0,067ce 0,0029 0,025bd 15,53 20,65 71,40 73,25 28,00 24,53 3,65 P 4 64,72 19,73 0,068ce 0,0026 0,025bd 16,07 19,09 86,55 68,66 42,30 24,93 3,86 P 5 78,91 25,63 0,061de 0,0027 0,023cd 15,47 19,20 104,43 77,75 26,75 23,63 3,86 J 2P 1 77,01 25,93 0,074de 0,0034 0,027bc 13,27 18,46 69,68 55,43 44,57 26,15 3,88 P 2 69,05 20,57 0,074be 0,0039 0,028bc 15,53 18,17 63,74 57,65 34,87 23,97 3,80 P 3 67,22 22,37 0,069be 0,0036 0,027bd 16,80 18,20 61,90 64,72 25,36 26,78 4,05 P 4 67,43 19,57 0,068ce 0,0036 0,026bd 14,20 16,91 68,57 74,64 42,35 26,01 4,20 P 5 78,00 25,00 0,062de 0,0036 0,025bd 17,67 18,25 74,43 65,13 35,28 23,68 4,61 J 3P 1 79,95 26,50 0,103a 0,0036 0,036a 13,40 19,25 72,61 51,07 48,93 25,48 3,88 P 2 69,17 19,77 0,100ab 0,0040 0,037a 16,00 18,76 67,16 54,95 31,75 25,30 3,70 P 3 70,39 21,07 0,075be 0,0041 0,029ac 14,40 18,16 56,82 72,46 28,42 25,69 4,05 P 4 70,22 21,07 0,063ce 0,0044 0,024bd 13,00 18,20 74,51 71,58 45,05 26,61 4,35 P 5 82,26 27,20 0,059de 0,0040 0,024bd 18,93 17,78 84,43 68,25 27,54 23,61 4,71 Ket: Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kelompok perlakuan yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji DMRT. 1. Tinggi tanaman (cm) 6 MST, 2. Jumlah anakan (batang), 3. Serapan N, 4. Serapan P, 5. Serapan K (mg.tanaman-1) pada 6 minggu setelah tanam, 6. Jumlah anakan produktif (batang), 7. Panjang malai (cm), 8. Jumlah gabah (butir.malai-1), 9. Persentase gabah berisi (%), 10. Persentase gabah hampa (%), 11. Bobot 1000 butir gabah (g), 12. Hasil gabah kering giling (kadar air setara 14%) yang dikonversi ke ha. 83
7 Kesimpulan 1. Pemberian jerami dapat menaikkan produksi, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan padi 2. Paket pemupukan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi padi. Paket pemupukan PuPS dengan penggunaan pupuk yang lebih sedikit dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi padi. 3. Pemberian jerami yang dicampur dekomposer dan dikombinasikan dengan paket pemupukan dapat memperbaiki sifat tanah dan meningkatkan pertumbuhan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Daftar Pustaka Al-Jabri, M Pengelolaan Hara Makro dan Mikro Pada Tanaman Padi. Pros. Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Padi Menunjang P2BN. Balitbang Pertanian Deptan. Jkt. Hal Badan Litbang PuPS 1.0 Alat Bantu Menentukan Takaran dan Waktu Pemberian Pupuk. Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia. Jakarta. Badan Litbang Pedum IP Padi 400, Badan Litbang Pertanian, Deptan RI, Jakarta. BPS SUMUT Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara No.40/07/12/Th.XII. BPTP SULTRA Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah. go.id. Diakses: 01 Juli Damanik dan A., Rauf Identifikasi Tingkat Kesuburan Tanah dan Cara Praktis Penentuan Dosis Pupuk Berdasarkan Status Hara Tanah dan Tanaman. Dep. Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian USU, Medan. Dobermann, A. and T.H. Fairhurst Rice: Nutrient Disorder & Nutrient Management, Handbook Series. PPI, PPIC and IRRI. Gani. A Sistem Intensifikasi padi (System of rice intensification), Pedoman Praktis Bercocok Tanam Padi Sistem SRI. Balitbang Deptan, Jkt. Gomez, K. A., dan A. A. Gomez Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian Edisi kedua. UI Press. 698 hal. Nurmalina, R Akibat Konversi Tanah, Produksi Beras 2010 Terancam Defisit 12 Juta Ton. Diakses 7 April Okon, Y., V.B. Guida, and J.J. Lugtenberg Biotechnology of Biofertilization and Phytostimulation. Agriculture Biotechnology. CRC Press. London, N. York. Pinem, R Kebijakan Perbenihan Padi Menunjang P2BN, Pros. Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Padi Menunjang P2BN. Balitbang Pertanian Deptan. Jakarta. Hal Sembiring, H Kebijakan Penelitian dan Rangkuman Hasil Penelitian BB Padi dalam Mendukung P2BN. Pros. Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Padi Menujang P2BN. BB Pen. Tan. Padi. Badan Litbang Deptan. Jakarta. Sembiring, H., D. Setiobudi, Akmal, T. Marbun, T. Woodhead dan Kusnadi Strategi Pengelolaan Pupuk Nitrogen, Modifikasi Jarak Tanam, dan Penambahan Pupuk mikro untuk Menekan Kehampaan Gabah Tipe Baru. Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Padi Menujang P2BN. BB Pen. Tan. padi. Badan Litbang Deptan. Jakarta. 84
8 Mahyudin Dalimunte, Tengku Sabrina, dan Luthfi Aziz Mahmud Siregar: Aplikasi Jerami dan Paket Pemupukan terhadap Padi Setneg El Nino, Anacaman Terhadap Produksi Padi Nasional. Diakses 7 April Simarmata, T. dan Yuyun Yuwariah Teknologi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik (IPT-BO) untuk Melipatgandakan Produksi Padi dan Mempercepat Kemandirian dan Ketahanan Pangan. Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Padi Menujang P2BN. BB Pen. Tan. Padi. Badan Litbang Deptan. Jakarta. Suhartik, E., Murdani dan Satoto Pengaruh Pemupukan dan Pemberian Air terhadap Waktu Pembungaan Galur Tetua Padi Hibrida. Seminar Apresiasi Hasil Penelitian Padi Menujang P2BN. BB Pen. Tan. Padi. Badan Litbang Deptan. Jakarta. Suhendra, T Peran Inovasi Teknologi Pertanian dalam Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Untuk Mendukung Ketahanan Pangan. Disampaikan dalam Gelar Teknologi dan Seminar Nasional Teknik Pertanian 2008 di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Yogyakarta. Sumarno Sistem Produksi Padi Berkelanjutan dengan Penerapan Revolusi Hijau Lestari Iptek Tanaman Pangan No. 1. Supriana, T., Rulianda P.W., dan Razali Analisis Alih Fungsi Lahan dan Dampaknya terhadap Ketahanan Pangan di Sumut. Laporan Hasil Penelitian Hibah Penelitian Strategis Nasional. USU. Medan. Syam Mahyuddin Padi Organik dan Tuntutan Peningkatan Produksi Beras, IPTEK Tanaman Pangan Vol.3 (1). Undang Undang R.I. No Tentang Sistem Bududaya Tanaman. Seknek. R.I. Jakarta. 85
9 86
APLIKASI JERAMI DAN PAKET PEMUPUKAN TERHADAP SIFAT TANAH DAN PRODUKSI PADI PADA POLA PENANAMAN INTENSIF
APLIKASI JERAMI DAN PAKET PEMUPUKAN TERHADAP SIFAT TANAH DAN PRODUKSI PADI PADA POLA PENANAMAN INTENSIF Oleh: Mahyudin Dalimunthe *) Abstrak Aplikasi Jerami dan Paket Pemupukan Terhadap Sifat Tanah dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan bahan pangan terutama beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat peningkatan
Lebih terperinciPENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A
PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A34104064 PROGRAM STUDI AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT
Lebih terperinciTENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 01/Kpts/SR.130/1/2006 TANGGAL 3 JANUARI 2006 TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK KATA PENGANTAR
Lebih terperinciPENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA
PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia
EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang
Lebih terperinciI. Pendahuluan. II. Permasalahan
A. PENJELASAN UMUM I. Pendahuluan (1) Padi sawah merupakan konsumen pupuk terbesar di Indonesia. Efisiensi pemupukan tidak hanya berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga terkait
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)
JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH PUPUK N, P, K, AZOLLA (Azolla pinnata) DAN KAYU APU (Pistia stratiotes) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa) THE
Lebih terperinciSEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
RAKITAN TEKNOLOGI SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN Bogor,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Peranan Padi dan Permasalahannya. mampu mandiri terhadap suplai pangan, energi dan kebutuhan umum lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA Peranan Padi dan Permasalahannya Kestabilan politik suatu negara ditentukan oleh sejauh mana negara tersebut mampu mandiri terhadap suplai pangan, energi dan kebutuhan umum lainnya. Ketahanan
Lebih terperinciKERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR
KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian
Lebih terperinciHanafi Ansari*, Jamilah, Mukhlis
PENGARUH DOSIS PUPUK DAN JERAMI PADI TERHADAP KANDUNGAN UNSUR HARA TANAH SERTA PRODUKSI PADI SAWAH PADA SISTEM TANAM SRI (System of Rice Intensification) Effect of Fertilizer Dosage and Rice Straw to the
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat
Lebih terperinciUntuk menunjang pertumbuhannya, tananam memerlukan pasokan hara
Penentuan Takaran Pupuk Fosfat untuk Tanaman Padi Sawah Sarlan Abdulrachman dan Hasil Sembiring 1 Ringkasan Pemanfaatan kandungan fosfat tanah secara optimal merupakan strategi terbaik untuk mempertahankan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi merupakan komoditas utama yang selalu dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Tetapi ada banyak hal yang menjadi kendala dalam produktivitas budidaya tanaman padi
Lebih terperinciLatar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi
Latar Belakang Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi dan menonjol dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia, kecuali Cina, Jepang, dan Korea. Namun keberhasilan
Lebih terperinciPENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS
PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS A. Setiawan, J. Moenandir dan A. Nugroho Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang 65145 ABSTRACT Experiments to
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik
14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang
Lebih terperinciPENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI
PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI Endjang Sujitno, Kurnia, dan Taemi Fahmi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat Jalan Kayuambon No. 80 Lembang,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum
14 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Tanaman padi saat berumur 1-3 MST diserang oleh hama keong mas (Pomacea caanaliculata). Hama ini menyerang dengan memakan bagian batang dan daun tanaman yang
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice
PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice Oleh : Darta Mulyana 1), Sakhidin 2) dan Achmad Iqbal
Lebih terperinciKAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU
KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012 PENDAHULUAN Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan
Lebih terperinciAplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala
Aplikasi Kandang dan Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala Application of Farmyard Manure and SP-36 Fertilizer on Phosphorus Availability
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang
Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut
Lebih terperinciSELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO
SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO Sutardi, Kristamtini dan Setyorini Widyayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta ABSTRAK Luas
Lebih terperinciPENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia
PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pranan terhadap
Lebih terperinciKAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH Gatot Kustiono 1), Jajuk Herawati 2), dan Indarwati
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH Oleh : Chairunas, Basri AB, Tamrin, M.. Nasir Ali dan T.M. Fakhrizal PENDAHULUAN Kelebihan pemakaian dan atau tidak tepatnya
Lebih terperinciUJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH
Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,
PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil, umur masak, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta rasa nasi. Umumnya konsumen beras di Indonesia menyukai
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN
TEKNOLOGI PRODUKSI PADI MENDUKUNG SWASEMBADA BERKELANJUTAN DI SULAWESI SELATAN Astiani Asady, SP., MP. BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BONE 2014 OUT LINE: PENDAHULUAN
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.
28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jenis dan dosis amelioran tidak memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman padi ciherang
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara I. PENDEKATAN PETAK OMISI Kemampuan tanah menyediakan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU
PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Lahan Sawah. reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat
TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Sawah Perubahan kimia tanah sawah berkaitan erat dengan proses oksidasi reduksi (redoks) dan aktifitas mikroba tanah sangat menentukan tingkat ketersediaan hara dan
Lebih terperinciKata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi
KAJIAN APLIKASI KOMPOS AZOLLA DAN PUPUK ANORGANIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL PADI SAWAH (Oryza sativa L) Gatot Kustiono 1), Indarwati 2), Jajuk Herawati 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Mojosari,Mojokerto
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya Padi merupakan komoditas strategis yang mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Berbagai usaha telah
Lebih terperinciKERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU ABSTRAK
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KOMPONEN HASIL EMPAT VARIETAS UNGGUL BARU PADI INPARA DI BENGKULU Yartiwi, Yahumri dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciREKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor
REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di berbagai bidang memerlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Salah satu kendala peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah defisiensi nutrisi Zn.
Lebih terperinciKESEIMBANGAN DAN KETERSEDIAAN KALIUM DALAM TANAH DENGAN BERBAGAI INPUT PUPUK PADA SISTEM SAWAH TADAH HUJAN Sukarjo 1, Anik Hidayah 1 dan Ina Zulaehah 1 1 Balai Penelitian Lingkungan Pertanian, Jl. Raya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini beras masih merupakan pangan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando, 2007) kebutuhan beras dari tahun-ketahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan
Lebih terperinciRESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR
RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR Oleh : Yudhi Mahmud Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jawa Barat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat
PENDAHULUAN Latar Belakang Padi (Oriza sativa) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan/ disubtitusi oleh makanan lainnya,
Lebih terperinciAPLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia
APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciPERANAN UREA TABLET DAN VARIETAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK
ISSN 1410-1939 PERANAN UREA TABLET DAN VARIETAS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI LAHAN RAWA LEBAK [THE ROLE OF TABLET UREA AND VARIETY IN INCREASING RICE PRODUCTION IN SWAMPY AREA] Waluyo 1, Juliardi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinciBudidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati
Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati Rice Organic Cultivation with Different Times of Manure Application and Biological Fertilizer Application
Lebih terperinciUJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI
UJI DAYA HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH DI SUBAK DANGIN UMAH GIANYAR BALI AANB. Kamandalu dan S.A.N. Aryawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali ABSTRAK Uji daya hasil beberapa galur harapan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA
Seminar Nasional Serealia, 2013 PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA Muhammad Thamrin dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial
TINJAUAN PUSTAKA Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Pada umumnya usahatani padi masih merupakan tulang punggung perekonomian keluarga tani dan perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Beras merupakan komoditas strategis yang berperan penting dalam perekonomian dan ketahanan pangan nasional, dan menjadi basis utama dalam revitalisasi pertanian. Sejalan dengan
Lebih terperincidwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :
KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK HAYATI LOKAL PADA TANAMAN PADI DI KABUPATEN BADUNG I Gusti Ngurah Sugiana 1), I Made Kawan 2), dan I Putu Candra 3) 1) Dosen Manajemen Agribisnis, 2) Dosen Manajemen Sumberdaya
Lebih terperinciKeywords: assistance, SL-PTT, rice Inpari, increased production
Seminar Nasional : Kedaulatan Pangan dan Energi Juni, 2012 PENINGKATAN PRODUKSI BERAS MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT PADI INPARI DI KABUPATEN BOJONEGORO Nurul Istiqomah dan Handoko Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciUJI EFEKTIVITAS KOMPOS JERAMI DAN PUPUK NPK TERHADAP HASIL PADI
J. Agrivigor 10(3): 247-252, Mei Agustus 2011; ISSN 1412-2286 UJI EFEKTIVITAS KOMPOS JERAMI DAN PUPUK NPK TERHADAP HASIL PADI Effectiveness test of straw compost and npk fertilizer on rice yield Junita
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 Februari 2010. Analisis tanah dilakukan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
18 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan
Lebih terperinciKebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi. I. Pendahuluan
6 Bab V. Analisis Kebijakan Kapital, Sumberdaya Lahan dan Air Kebijakan PSO/Subsidi Pupuk dan Sistem Distribusi I. Pendahuluan Dalam rangka pencapaian ketahanan pangan nasional, Pemerintah terus berupaya
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL
Eko Srihartanto et al.: Penerapan Sistem Tanam Jajar PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL Eko Srihartanto 1), Sri Wahyuni
Lebih terperinciPENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17
PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17 Khairatun Napisah dan Rina D. Ningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat No. 4 Banjarbaru,
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sawah irigasi sebagai basis usahatani merupakan lahan yang sangat potensial serta menguntungkan untuk kegiatan usaha tani. Dalam satu tahun setidaknya sawah irigasi dapat
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH
1 PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN SKRIPSI OLEH : STEPHANIE C.C. TAMBUNAN
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi
Lebih terperinciEfisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Padi Sawah
Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 180 Efisiensi Penggunaan Pupuk dan Lahan dalam Upaya
Lebih terperinciRINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya pemenuhan kebutuhan beras bagi 230 juta penduduk Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Upaya pemenuhan kebutuhan beras bagi 230 juta penduduk Indonesia dewasa ini memerlukan kerja keras dengan melibatkan puluhan juta orang yang berhadapan dengan berbagai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Lebih terperinciKomponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:
AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan Indonesia.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat
PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditas padi memiliki arti strategis yang mendapat prioritas dalam pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan sangat penting. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, laju pertumbuhannya sebesar 4,8 persen
Lebih terperinciPENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI
PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI Fitri Handayani 1, Nurbani 1, dan Ita Yustina 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur; 2 Balai Pengkajian
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciBAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
16 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi 4.1.1 Tinggi Tanaman Tinggi tanaman pada saat tanaman berumur 4 MST dan 8 MST masingmasing perlakuan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Lebih terperinciPENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA
PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA HUSIN KADERI Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru Jl. Kebun Karet, Loktabat Banjarbaru RINGKASAN Percobaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para petani di daerah pedesaan dimana tempat mayoritas para petani menjalani kehidupannya sehari-hari,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...
Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau
Lebih terperinciKeragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat
Keragaan Beberapa Varietas Unggul Baru Padi pada Lahan Sawah di Kalimantan Barat Agus Subekti 1 dan Lelya Pramudyani 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat 2 Balai Pengkajian Teknologi
Lebih terperinciTHE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK AZOLLA DAN PUPUK N PADA TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS INPARI 13 THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13 Gita
Lebih terperinciRESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN
RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN Sumarni T., S. Fajriani, dan O. W. Effendi Fakultas Pertanian Universitas BrawijayaJalan Veteran Malang Email: sifa_03@yahoo.com
Lebih terperinciCiparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit
Lebih terperinciMENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR
MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk
Lebih terperinciFormulir PuPS versi 1.1
Formulir PuPS versi 1.1 Penyusunan Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi Oleh : Isnawan, BP3K Nglegok Diisi dengan memberi tanda cek ( ) pada kotak tersedia Nama : Lokasi : Luas lahan : (Isi
Lebih terperinciRizki Annisa Nasution*, M. M. B. Damanik, Jamilah
DAMPAK POLA TANAM PADI PADI DAN PADI SEMANGKA TERHADAP Al DAN Fe PADA KONDISI TANAH TIDAK DISAWAHKAN DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMA PULUH KABUPATEN BATUBARA The impact of Rice- Rice and Rice- Watermelon
Lebih terperinciKAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN. Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo
KAJIAN ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU PADI SAWAH DI LAHAN PASANG SURUT KABUPATEN SERUYAN Astri Anto, Sandis Wahyu Prasetiyo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah Jl. G.
Lebih terperinciKata kunci : pertumbuhan dan hasil, galur harapan dan produksi beras
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) DI BALI S.A.N. Aryawati, AANB. Kamandalu dan Ida Bagus Aribawa Balai Pengkajian
Lebih terperinci