MENGGUNAKAN PERKAKAS UNTUK PEKERJAAN PRESISI LOG.OO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGGUNAKAN PERKAKAS UNTUK PEKERJAAN PRESISI LOG.OO"

Transkripsi

1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR TEKNOLOGI MEKANIK MENGGUNAKAN PERKAKAS UNTUK PEKERJAAN PRESISI LOG.OO BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

2 DAFTAR ISI Daftar Isi... Hal BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Modul Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Pengertian-pengertian Istilah... 5 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Unit Kompetensi yang Dipelajari Judul Unit Kode Unit Deskripsi Unit Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Batasan Variabel Panduan Penilaian Kompetensi Kunci BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI Halaman: 1 dari 62

3 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Perpustakaan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Halaman: 2 dari 62

4 BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui Desain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih Isi Modul a. Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. Halaman: 3 dari 62

5 b. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. c. Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Halaman: 4 dari 62

6 Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency). Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah : a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama Pengertian-pengertian Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Halaman: 5 dari 62

7 Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi. Halaman: 6 dari 62

8 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Modul yang sedang anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unitunit kompetensi berikut: Melakukan Komunikasi Kerja Timbal-balik (LOG.OO ) Menerapkan Prinsip-Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja (LOG.OO ) Menerapkan Prosedur-prosedur Mutu (LOG.OO ) Merencanakan Tugas Rutin (LOG.OO ) Melakukan Pekerjaan yang Membutuhkan Kerjasama Tim (LOG.OO ) Menulis Laporan (LOG.OO ) Penggunaan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar (LOG.OO ) Menggunakan Perkakas Tangan (LOG.OO ) Menggunakan Perkakas Untuk Pekerjaan Presisi ( LOG.OO ) Membaca gambar teknik (LOG.OO ) Melakukan Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Operasional (LOG.OO ) Melakukan Pembentukan/Perencanaan/Penetapan Operasi yang Cermat/Presisi (LOG.OO ) Mengoperasikan dengan Mesin Umum (LOG.OO ) Melakukan Pekerjaan Dengan mesin bubut (LOG.OO ) Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais (LOG.OO ) 2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. Halaman: 7 dari 62

9 b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menulis/membuat laporan. Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. KODE UNIT JUDUL UNIT : LOG.OO : Menggunakan Perkakas untuk Pekerjaan Presisi Use Tools For Precision Workf DESKRIPSI UNIT : Unit ini menggambarkan kegiatan menggunakan perkakas tangan untuk membuat pekerjaan yang presisi sesuai spesifikasi yang meliputi pemilihan jenis perkakas yang Halaman: 8 dari 62

10 tepat, mempersiapkan tempat kerja, menggunakan perkakas sesuai dengan spesifikasi, memperhatikan keselamatan kerja, memperbaiki, merawat dan menyimpan perkakas tangan sesuai dengan prosedur operasi standar Bidang : Pemeliharaan dan Diagnostik Bobot Unit : 2 Unit Prasyarat : 1. LOG.OO Menggunakan perkakas tangan ELEMEN KOMPETENSI Menggunakan perkakas membuat pekerjaan presisi menurut spesifikasi KRITERIA UNJUK KERJA (PERFORMANCE CRITERIA) 1.1. Memilih perkakas, proses dan peralatan yang tepat sesuai dengan syarat-syarat hasil/luaran Mempersiapkan dan membuat tempat kerja yang aman Menggunakan perkakas menurut prinsip-prinsip enjiniring, metoda, penggunaan dan prosedur yang dapat diterima untuk membuat hasil yang telah ditentukan Memeriksa perkakas dan peralatan untuk urutan kerja yang aman dan layak sebelum, selama dan setelah penggunaannya 1.5. Mengidentifikasi perkakas/peralatan yang rusak atau tidak aman digunakan, memperbaiki dimana diperlukan, atau memutuskan untuk diperbaiki dan/atau dibuang menurut prosedur tertentu Halaman: 9 dari 62

11 Menyimpan perkakas dan peralatan secara tepat 2.1. Memeriksa kondisi perkakas/peralatan dan mengambil tindakan yang tepat Mempersipkan perkakas untuk penyimpanan di tempat yang tepat menurut prosedur bengkel standar dan rekomendasi pabrik pembuat. BATASAN VARIABEL Pekerjaan dilakukan secara otonom atau dalam suatu kelompok menggunakan standar yang telah ditetapkan seperti standar mutu, prosedur keselamatan dan prosedur bengkel meliputi penggunaan bermacam-macam perkakas, instrumen dan peralatan bertenaga untuk melakukan tugas pekerjaan presisi. Spesifikasi yang diterjemahkan dari gambar teknik, sketsa rinci/teknis dan dukumen yang berhubungan. Penggunaan ketrampilan meliputi tugas pekerjaan presisi, termasuk mengukur, menandai, memotong, membor, memasang suaian, mentap, mengikir, meluaskan, menghaluskan, membuat alur spi, mengkilapkan, menyekrap, memoles, mengerinda tangan, memahat untuk memperoleh hasil presisi pada beragam bahan logam dan bukan logam. Inspeksi dan perawatan pencegahan perkakas dan peralatan meliputi pemeriksaan timah, sambungan secara visual, pengasahan alat potong dan perbaikan perkakas yang berhubungan. Perkakas yang dicakup unit ini termasuk perkakas yang mana saja yang diperlukan untuk mencapai hasil presisi. PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian Unit ini dapat dinilai sambil bekerja, tidak sambil bekerja, atau kombinasi keduanya. Kompetensi kompetensi yang dicakup unit ini dapat didemonstrasikan oleh seseorang yang bekerja sendiri atau sebagai bagian dari suatu kelompok. Lingkungan pengujian harus tidak merugikan kandidat. Halaman: 10 dari 62

12 2. Kondisi Penilaian Kandidat dapat mempergunakan: - semua perkakas, peralatan, bahan-bahan dan dokumen yang diperlukan. Kandidat diijinkan merujuk pada dokumen - dokumen berikut: - prosedur-prosedur kerja terkait mana saja; - spesifikasispesifikasi produk dan manufaktur terkait mana saja. - peraturan-peraturan, standar-standar, buku-buku pedoman dan bahan-bahan acuan terkait mana saja. Kandidat diwajibkan: - menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penguji, baik secara lisan maupun melalui cara komunikasi lainnya. - memperkenalkan rekan sekerja yang dapat ditemui untuk pengumpulan bukti kompetensi dimana diperlukan. - menyerahkan bukti tertulis (sertifikat) pelatihan diluar/sambil kerja yang berhubungan dengan unit ini. Penguji harus diyakinkan bahwa kandidat mampu secara kompeten dan konsisten melakukan semua elemen unit ini sebagaimana ditentukan dengan kriteria unjuk kerja, termasuk pengetahuan yang diperlukan. 3. Aspek Kritis Unit ini dapat dinilai bersama dengan unit-unit lain yang menyebutkan tentang keselamatan, mutu, komunikasi, penanganan material, pencacatan dan pelaporan yang berhubungan dengan pengggunaan perkakas tangan atau unit-unit lain yang membutuhkan penggunaan keterampilan dan pengetahuan yang dicakup unit ini. Kompetensi pada unit ini tidak dapat diakui sampai semua prasyarat telah dipenuhi. 4. Catatan khusus Selama penilaian, kandidat harus: - mendemonstrasikan praktik-praktik keselamatan kerja yang baku; - menyampaikan informasi tentang prosesproses, kejadian-kejadian atau tugas-tugas pekerjaan yang sedang dilakukan untuk menjamin suatu lingkungan kerja yang amam dan efisien; - bertanggungjawab terhadap kwalitas pekerjaan mereka sendiri; - merencanakan tugas pekerjaan pada semua situasi dan mengkaji kembali keperluan tugas kalau diperlukan; - melakukan semua tugas pekerjaan sesuai dengan prosedur operasi standar; - melakukan semua tugas pekerjaan menurut spesifikasi; - menggunakan teknik-teknik enjiniring, praktik-praktik, proses-proses dan prosedur-prosedur kerja yang dapat diterima umum. Halaman: 11 dari 62

13 Tugas-tugas pekerjaan termasuk tugas yang berhubungan dengan kegiatankegiatan khas tempat kerja harus diselesaikan dalam tenggang waktu yang masuk akal. 5. Pedoman penilai 5.1 Semua gambar, spesifikasi, instruksi dan sebagainya yang terkait diperoleh sesuai dengan prosedur tempat kerja. 5.2 Mengenal pekerjaan yang dilaksanakan. Mengenal spesifikasi pekerjaan yang dicapai. Dapat memilih perkakas, proses dan peralatan yang tepat yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan menurut spesifikasi yang diperlukan. Dapat menjelaskan alasan pemilihan perkakas, proses dan peralatan yang terpilih. 5.3 Tempat kerja dipersiapkan dan dibuat aman sebelum melakukan pekerjaan menurut prosedur operasi standar. 5.4 Mengenal bahaya yang berhubungan dengan penggunaan perkakas, proses dan peralatan yang dipilih. Dapat menyebutkan prosedur keselamatan yang harus dituruti untuk menjamin keselamatan diri sendiri dan personil lainnya. Mengenal tempat dimana pekerjaan akan dilakukan. Mengenal bahaya-bahaya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ditempat tersebut. 5.5 Perkakas yang tepat digunakan untuk membuat hasil yang telah ditentukan menurut prosedur operasi standar. 5.6 Dapat menyebutkan prosedur penggunaan perkakas yang dipilih. Dapat menjelaskan prinsip-prinsip enjiniring yang diterapkan selama penggunaan perkakas. Halaman: 12 dari 62

14 5.7 Semua perkakas dan peralatan yang digunakan, diperiksa untuk urutan kerja yang aman dan layak sebelum, selama dan setelah penggunaannya, menurut prosedur operasi standar. 5.8 Mengenal spesifikasi pabrik pembuat untuk perkakas dan peralatan yang dipilih.mengenal fungsi yang aman dan semestinya dari perkakas dan peralatan yang dipilih. Dapat menyebutkan prosedur pemeriksaan perkakas dan peralatan untuk operasi yang benar dan aman. 5.9 Dimana diperlukan, perkakas dan peralatan yang rusak atau tidak aman digunakan diputuskan untuk diperbaiki menurut prosedur operasi standar. Dimana diperlukan, perkakas yang rusak atau tidak aman digunakan diperbaiki/dirawat menurut prosedur operasi standar Mengenal kerusakan umum dan/atau cacat pada perkakas dan peralatan. Dapat menyebutkan prosedur pengambilan keputusan untuk memperbaiki perkakas dan peralatan yang rusak atau tidak aman digunakan. Mengenal perawatan perbaikan/perawatan operasional yang dapat dilakukan terhadap perkakas dan peralatan yang digunakan/dipilih. Dapat menyebutkan prosedur perbaikan/perawatan perkakas dan peralatan yang digunakan/dipilih Kondisi semua perkakas dan peralatan diperiksa kesesuaiannya terhadap spesifikasi dan operasi yang aman dan layak sebelum penyimpanan, sesuai dengan prosedur operasi standar Mengenal prosedur pemeriksaan perkakas dan peralatan sebelum penyimpanan Semua perkakas dan peralatan disimpan dengan aman di tempat yang tepat menurut prosedur operasi standar. Halaman: 13 dari 62

15 5.14 Mengenal lokasi penyimpanan perkakas dan peralatan yang digunakan/dipilih.dapat menyebutkan prosedur penyimpanan perkakas dan peralatan yang digunakan/dipilih. KOMPETENSI KUNCI NO KOMPETENSI KUNCI TINGKAT 1. Mengumpulkan, Mengorganisir dan menganalisa Informasi 3 2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2 3. Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2 4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan Teknologi 1 Halaman: 14 dari 62

16 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan/perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda. Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. Halaman: 15 dari 62

17 c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu. Halaman: 16 dari 62

18 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI Alat Pemeriksa. Pisau kerataan. Digunakan untuk memeriksa kerataan permukaan dengan dilihat langsung. Pemeriksaan dilakukan terhadap permukaan secara berulang ulang arah melintang, memanjang dan diagonal. Contoh penggunaan pisau kerataan : Memeriksa kerataan 2 permukaan bidang ekor burung ( devotail slide ). Memeriksa kesatu sumbuan dari kopeling. Halaman: 17 dari 62

19 Blok kerataan. Digunakan untuk memeriksa permukaan benda lamakan ( skrap tangan ). Contoh pemeriksa jenis blok kerataan a Berbentuk pelat : untuk bidang lebar. b Berbentuk jembatan : untuk bidang panjang c Berbentuk segitiga : untuk bidang celah Seperti dove tail. d. Berbentuk silinder : untuk bidang lengkung Atau melingkar. Meja kerataan. Berguna sebagai landasan untuk menggores benda kerja atau memeriksa Penyiku. Berguna : permukaan benda kerja. Memeriksa bidang tegak lurus. Menyetel ketegak lurusan. Sebagai alat bantu merakit dan Penandaan. Penyiku sederhana. Digunakan untuk memeriksa ketegaklurusan biasa ( tidak pasti ). Fungsi utama untuk proses penandaan pada kerja pelat, kerja bangku atau kerja mesin. Halaman: 18 dari 62

20 Penyiku presisi. Digunakan pada pemeriksaan yang teliti. Sisi kontak berbentuk pisau supaya pemeriksaan lebih sempurna. Mempunyai sisi kontak yang kecil dan bidang Yang rata dengan ketebalan yang sama dengan pisau. Penyiku Tool Maker. Digunakan untuk memeriksa ketegaklurusan Yang lebih teliti ( sangat presisi ). Pemeriksa sudut. Pemeriksa sudut 120. Digunakan untuk penandaan, pemeriksaan atau pemasangan bidang bidang yang membentuk sudut 120. Pemeriksa sudut 135 Digunakan untuk penandaan, pemeriksaan/ pemasangan 45, seperti pinggulan ( champer) Halaman: 19 dari 62

21 Mal Bor Digunakan untuk memeriksa sudut ujung mata bor pada proses pengasahan. \ Mata Bor Jenis jenis mata bor Bor spiral Digunakan untuk pembuatan lubang yang diameternya sama dengan diameter bor. Bor spiral type N Digunakan untuk besi tuang, baja lunak dan logam yang kekerannya menengah. Bor spiral type H Digunakan untuk material atau bahan yang mempunyai tegangan tarik tinggi. Bor spiral type W Digunakan untuk bahan yang lunak dan liat Halaman: 20 dari 62

22 Bagian bagian bor spiral. a. Tangkai b. Badan c. Alur d. Pisau e. Panjang alur f. Bibir pemotong g. Bidang pembuang h. Bidang bebas i. Garis tengah ulir j. Bibir serong Bentuk tangkai mata bor spiral a. Bentuk silidris b. Bentuk konis Mata bor pemotong lurus Digunakan untuk material yang lunak seperti kuningan, tembaga, perunggu dan plastic. Halaman: 21 dari 62

23 Mata bor untuk lubang yang dalam ( Deep hole drill ) Digunakan untuk membuat lubang yang relative dalam. Mata bor skop ( Spade drill ) Digunakan untuk material keras tetapi rapuh. Mata potong dapat diganti ganti. Mata bor satelit Digunakan untuk membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata bornya mempunyai bentuk segi tiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas. Counter sink Digunakan untuk memperbesar lubang dengan bidang miring. Counter sink mempunyai sudut : 60º, 75º, 90º dan 120º Halaman: 22 dari 62

24 Jumlah gigi counter sink berkisar antara 1 8 mata potong. Tangkai counter sink ada yang silider ada yang konis. Counter bore Digunakan untuk memperluas lubang yang sisi sisinya tegak lurus. Kecepatan potong counter boring diambil 1/3 : ½ dari kecepatan potong pengeboran Nama bagian counter bore a. Tangkai. b. Pemotong c. Pengarah Bentuk tangkai dari counter bore ada yang berbentuk silindris dan ada juga berbentuk konis. Halaman: 23 dari 62

25 Reamer ( peluas ) Digunakan untuk untuk proses memperbesar lubang yang dikehendaki dengan ukuran yang teliti dan permukaan yang halus. Kecepatan potong reaming diambil ¼ dari kecepatan potong pengeboran. Diameter lubang sebelum direamer dapat dilihat di tabel Jenis jenis reamer Reamer gigi lurus Hanya digunakan untuk lubang tembus. Reamer alur helik kiri Digunakan untuk lubang yang tidak tembus dan lubang yang saling berpotongan. Reamer kupas Mempunyai sudut helix 45º - 60º hanya sedikit giginya tapi alurnya lebar. Kemampuan potongnya lebih besar. Halaman: 24 dari 62

26 Reamer tirus 1. Reamer tirus pengasaran. 2. Reamer tirus penyelesaian. Terdapat ketirusan 1 : 50, 1 : 20 dan type tirus morse. Reamer yang dapat disetel. Dengan memutar baut pengatur ukuran reamer dapat diperbesar / diperkecil. Reamer type carbide. Mata potongnya dari bahan carbide. Dapat menyayat lebih cepat. Shell reamers. Reamer dapat dilepas dari tangkainya. Jenis reamer ini ekonomis untuk lubang yang besar. Halaman: 25 dari 62

27 Reamer yang berdiameter kecil bertangka silindris Reamer bertangkai besar bertangkai konis. Tangkai reamer yang ujungnya persegi adalah remer tangan. Tangkai reamer yang ujungnya tanpa persegi adalah reamer mesin. Bagian bagian reamer. a. Kepala b. Pengarah c. Badan d. Tangkai. Halaman: 26 dari 62

28 Prosedur mereamer tangan. Pergunakan tangkai yang sesuai dengan ukuran reamer. Reamer dipegang dalam posisi Yang betul terhadap benda kerja. Diputar perlahan lahan, pemakana yang berlebihan harus dihindarkan. Selalu diputar dalam arah pemotongan ( menurut Jarum jam ). Pergunakanlah cairan pebdingin. Bila mengeluarkan reamer harus diputar dam arah pemotongan. Reamer tumpul tidak boleh dipergunakan Periksalah kesikuan peluas terhadap bidang kerja untuk menjamin hasil kerja yang baik. Ada kalanya peluas atau reamer itu ditekan dengan menggunakan kepala lepas mesin bubut atau pada spindel mesin bor. Reamer diputar dengan tangan dan ditekan dengan spindel bor. Halaman: 27 dari 62

29 Tap Macam-macam Tap tap tangan satu tangan terdiri dari 3 buah Tap Nomor satu bentuknya tirus digunakan untuk pemotongan awal. Jumlah pemotongan + 55%. Biasanya pada tangkai tap ini diberi tanda garis satu untuk tanda penggunaan. Nomor dua bentuknya tirus sebagian digunakan untuk pemotongan kedua. Jumlah pemotongan + 25%. Pada tangkai mempunyai tanda garis dua. Nomor tiga bentuknya silindris, digunakan untuk pemotongan akhir. Jumlah pemotongan + 20%. Pada tangkai mempunyai tanda garis tiga atau tidak mempunyai tanda garis. Tap mesin Tap mesin tidak berbeda jauh dengan tap tangan. Tapa mesin ini dibuat sebagai tap pemotongan langsung. Halaman: 28 dari 62

30 Untuk lubang tembus sanagn efisien jika memakai tap alur sorong kiri Untuk lubang tidak tembus kita harus mempunyai tap alur serong kanan (beram-beram akan keluar menurut arah yang berlawanan dengan arah pemakanan). Tap-tap ini (mesin dan tangan) dapat ditemui dalam ukuran metric atau ukuran inch. Sudut-sudut tap Sudut α = Sudut bebas Sudut β = Sudut mata potong Sudut γ = Sudut buang Sudut δ = Sudut potong Halaman: 29 dari 62

31 Besar sudut y untuk macam-macam bahan : untuk bahan yang keras tapi rapuh untuk baja kg/mm untuk baja 50 kg/mm 2 (tembaga duraluminium) untuk alumunium dan timah putih. Untuk membantu proses pemotongan dengan tap tangan diperlukan pemegang tap. Pemegang tangaki tap dengan gigi rachet. Tap mesin menggunakan alat pencekaman khusus. Halaman: 30 dari 62

32 Penjepitan tap harus baik, tidak goyah atau longgar Lubang di bor sebesar diameter inti (ukuran mengetap) ulir / diameter luar ulir kisar. Benda kerja harus dijepit kuat. Bila pemotongan dimulai, tap harus berada pada sudut 90 0 terhadap bidang kerja. Kelebihan daya tidak dingini, sebab hal ini bisa mematakan tap. Gunakannlah cairan pendingin. Ulir harus dibersihkan dengan memutar balik tap untuk mencegah penyumatan coakan ulir tap. Pemeliharaan harus diadakan untuk menghindari ekrusakan sisi potong. Tap yang tumpul tidak boleh dipergunakan. Bila tidak dipergunakan, bersihkanlah tap dan simpan pada rak. Halaman: 31 dari 62

33 Sorongkan yang paling konis kegagang yang sesuai dan kencangkan. Tempatkan tap tirus kedalam lubang, tegak lurus pada bidang kerja. Mulailah memutar pelan-pelan, dengan mendesak tap menggunakan telapak tangan kanan. Kemudian tekan kebawah kedua ujung gagang sambil diputar setengah putaran searah putaran jarusm jam. Kemudian berbalik seperempat putaran. Putaran balik ini untuk memutuskan beram-beram yang jatuh kebawah melalui alur tap. Teruskan putaran hati-hati sampai dicapai kedalam yang dibutuhkan. Setelah itu tukar dengan tap berikutnya. Dan ulangi pekerjaan yang sama seperti tap yang pertama. Halaman: 32 dari 62

34 Untuk mengetap siku dan teliti, dilakukan pada mesin bor atau mesin bubut. Tap dipasang pada cak mesin bor. Mesin bor diputar dengan tangan. Atau cak mesin bor dipasang pada kepala lepas mesin bubut. Benda yang akan diulir dijepit pada cak mesin bubut. Mesin bubut diputar dengan tangan Baut yang patah pada lubang, dikeluarkan (dibongkar) dengan menggunakan batang ulir ekstraktor yang mempunyai ulir kiri. Baut yang patah itu terlebih dahulu dibor sesuai dengan ektraktor. Tapa yang patah dalam lubang dikeluarkan dengan memutar balik tap dengan pahat alur. Halaman: 33 dari 62

35 Senai dipergunakan untuk mengulir luar (jantan), arah kekiri atau kekanan. Senai dibuat dari baja potong kualitas tinggi disepuh pada panas yang sesuai. Senai dibedakan atas : Senai belah Senai kancing Senai Kaku Senai kancing dapat disetel untuk menyesuaikan keadaan penguliran. Diameter ulir dapat diperkecil dan diperbesar. Harus diperbesar penuh untuk pemotongan pertama, dan kemudian direduksi berangsur-angsur sampai ukuran akhir dicapai. Senai belah Senai belah mempunyai keuntungan ialah bahwa untuk mencapai ukuran, jumlah bahan yang diambil dapat dikontrol. Senai belah berpasangan dan selalu harus dipergunakan bersama-sama. Senai kaku baut Senai kaku baut dipergunakan untuk reparasi kerusakan ulir, bukan untuk Halaman: 34 dari 62

36 memotong ulir baru. Senai diputar dengan gagang. Diameter lubang senai disetel dengan obeng. Longgarkan ulir sekerup pengikat luar dan senai dimasukan kedalam gagang senai Kencangkan ulir senter untuk menjepit tap dengan diameter terbesar. Benda dikikir serong terlebih dahulu untuk memudahkan mulai menyenai. Benda kerja dijepit baik dan vertikal pada ragum. Halaman: 35 dari 62

37 1. tempatkan bagian tirus tap menghadap kebawah, tetap pada ujung batang yang ditirus tadi. 2. Mulailah tekan gagang terbagi rata arah kebawah, sedekat mungkin pada senai. Putar setengah putaran, kemudian kembalikan seperempat putaran. 3. periksa apakah gagang masih tegang lurus pada batang yang diulir. 4. setelah senai membentuk ulir, penekanan dapat dihentikan. Dengan hanya memutar, senai akan tetap meneruskan penguliran. Bila tidak dipergunakan, senai harus dibersihkan dan disimpan dalam kotak senai untuk mencegah kerusakan sisi potong. Halaman: 36 dari 62

38 5. jika batang siku, lanjutkan pemutaran. Jika tidak, periksa hatihati sebelum diteruskan. 6. putar kembali ¼ putaran untuk memutuskan beram yang akan jatuh kebawah sepiral senai. Teruskan pemotongan ulir dengan memutar ½ putaran kemuka dan ½ putaran kebelakang sampai penguliran lengkap. 7. putar batang senai setelah sel;esai penguliran. Kemudian kendorkan ulir senai. Kencangkan ulir untuk mereduksi diameter senai. 8. ulangi langkah 6 sampai dalam ulir selesai dipotong. 9. uji dengan ulir dalam atau mur. Halaman: 37 dari 62

39 Baut yang diputar menurut putaran jarum jam kedalam mur, mempunyai ulir kanan. Kebanyakan baut mempunyai ulir kanan. Bila terjadi putaran yang sebaliknya, itu adalah ulir kiri. Ada ulir jalan tunggal, jalan ganda, jalan tiga dan jalan empat. Pada ulir jalan tunggal, ulir sebanyak satu jalur tiap putaran. Kebanyakan ulir jalan tunggal. Ulir jalan ganda mempunyai dua jalan tiap putaran mur, artinya mur bergerak sejajar dua ulir tiap putaran mur. Ulir jalan tiga mempunyai tiga jalan tiap putaran mur. Ulir jalan empat mempunyai empat jalur tiap putaran. Banyak ulir tiap inci diperoleh dengan mengukur pakai mistar. Dengan menghitung puncak ulir yang dicakup sepanjang satu inci, menunjukan banyak ulir tersebut. Ada kemungkinan, puncak ulir tepat pada panjang 2 inci; misalnya ada 9 puncak. Berari banyak ulir ulir 9 / 2 = 4 ½ ulir tiap inci. Halaman: 38 dari 62

40 Untuk menetapkan banyak ulir tiap inci dengan mudah dan lebih pasti, pada baut atau mur, dipergunakan pengukur ulir. Banyak ulir baut tiap inci diukur dengan pengukur ulir Banyak ulir mur tiap inci diukur dengan pengukur ulir Tipe ulir skrup standar: BRITISH ASSOCIATION (BA): ukuran kecil halus, biasanya dipakai pada listrik dan instrumen. BRITISH STANDARD WHTWORTH (BS Whit): Ulir kasar, sering dipakai pada kerja kontruksi. METRIK ATAU SISTIM INTERNASIONAL (SI): ukuran ulir metrik, untuk masa mendatang mungkin menggantikan BS Fine dan BS Whit. Halaman: 39 dari 62

41 Sander (mesin ampelas) Orbital sander(mesin ampelas orbital) Mesin ini digunakan untuk mengampelas dan melicinkan benda sekaligus meratakan permukaan. Tenaga penggerak menggunakan listrik atau udara bertekanan. Orbital sander bulat Orbitai sander persegi Belt sander (mesin ampelas sabuk) Mesin ini sesuai digunakan untuk mengampelas baja, logam, plastis atau kayu, dimana posisi pengampelasan sulit dijangkau. Tangkai pemegang dapat diatur 360 terhadap lengan mesin. Kecepatan putar diatur melalui katup pengontrol. Tenaga penggerak menggunakan udara bertekanan. Nut runner (mesin pemutar mur) Mesin ini digunakan untuk mengencangkan atu melepaskan mur secara otomatis. Putaran dihasilkan oleh udra bertekanan. Besar momen putar sesuai kebutuhan. Perlengkapan lain yang digunakan adalah socket dan alat bantu lainnya. Halaman: 40 dari 62

42 KIKIR Kikir terbuat dari baja karbon tempa. Klasifikasinya dibedakan menurut panjang, bentuk penampang, jenis dan kekasaran giginya. Bentuk penampang kikir yang sering digunakan pada pengerjaan logam adalah pelat, persegi, segitiga, bulat, setengah bulat, trapesium, jajaran genjang dan elips. Jenis kikir Kikir yang beralur tunggal disebut kikir bergigi tunggal. Diganakan untuk mengikir bahan bahan yang lunak. Jenis ini sudah jarang dibuat karena beram sulit dibuang. Kikir bergigi tunggal yang masih banyak dipakai yang mempuyai gigi pemutus beram. Digunakan untuk mengikir timah hitam,thermoplastik, alumunium, alunium paduan dsb. Kikir yang beralur ganda disebut kikir bergigi ganda. Digunakan untuk mengikir baja, besi tuang dan kuningan. Jenis kikir ini dapat menghasilkan permukaan yang halus. Halaman: 41 dari 62

43 Memasang tangkai kikir Pemasangan tangkai kikir harus kokoh dan lurus. Hindari pemasangan tangkai kikir yang salah, sebab membahayakan. Melepas tangkai kikir Melepas tangkai kikir dilakukan dg cara memasukkan kikir diantara rahang ragum (tidak dijepit) sampai tangkai kikir menyentuh rahang kemudian kikir dihentakan kebawah. Membersikan kikir Untuk membersihkan gigi gigi kikir dari beram yang menempel, digunakan sikat daja khusus untuk kikir. Perhatikan, arah penyikatan tidak boleh terbalik, bolak balik atau melintang. Sebab akan merusak sikat. Bila ada beberapa beram yang menempel kuat, untuk membersihkannya digunakan lempeng kuningan. Gosok gosoklah dulu lempeng kuningan hingga terbentuk gerigi, kemudian gerigi Halaman: 42 dari 62

44 tersebut digunakan untuk menyodok beram. Cara mengikir Posisi kaki selama mengikir diatur menyerong sedikit ke sebelah kiri sumbu ragum, telapak kaki kiri membentuk sudut 30º, kanan 70º. Jarak kaki kiri dan kaki kanan sepanjang kikir yang digunakan Cara memegang kikir Tangan kanan memegang gagang kikir, sedangkan telapak tangan kiri dan ibu jarinya diletakkan diatas ujung kikir. Jari jari yang lain menjulur keluar menggemgam. dari ujung kikir dan tidak Penekanan ujung tangkai kikir, dengan telapak tangan bagian tengah, ibu jari diletakkan diatas sedang jari jari yang lain dibawah tangkai. Untuk memegang kikir yang berukuran sedang, tangan kanan caranya sama dengan memegang kikir besar, sedangkan tangan kiri, ibu jari diatas, jari yang lain memegang dari bawah. Jadi, gerakkan badan pada awal dan akhir langkah bila digambarkan secara skema adalah seperti gambar samping. Halaman: 43 dari 62

45 MENGGERGAJI Menggergaji adalah suatu proses pemotongan benda kerja menggunakan alat potong gergaji yang digerakkan oleh tenaga manusia atau mesin. Gergaji terdiri dari daun gergaji sebagai alat pemotong dan sengkangnya sebagai pemegang daun gergaji dan disebut gergaji sengkang karena pengoperasiannnya dengan tangan maka dinamakan juga gergaji tangan. Daun gergaji. Mata potong daun gergaji mempunyai bentuk dasar yang sama dengan alat alat potong lain yaitu sudut bebas (α ) ; sudut baji (β ); sudut tatal (γ ) dan sudut potong (δ ) = (α + β ) Makin lunak bahan benda kerja yang dipotong, sudut baji makin kecil sehingga hasil pemotongan lebih baik. Makin keras bahannya makin besar sudut ( ) sehingga alat potong kuat. Halaman: 44 dari 62

46 Kerapatan mata potong / gigi daun gergaji diukur dalam satuan ( jumlah gigi per inchi ). Dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu : kasar, sedang dan halus. Lihat tabel sebelah. Untuk mencegah terjepitnya daun gergaji pada benda kerja, gigi gigi gergaji dikonstruksi mempunyai kebebasan samping diantaranya ialah. Konstruksi ujung gigi dikembangkan. Konstruksi gigi silang Gigi dibuat serong kekanan dan kekiri sehingga lebih besar dari lebar daun gergaji. Konstruksi bergelombang Pada konstruksi ini gigi gigi sepanjang tepi daun gergaji dibuat bergelombang sehingga lebar gigi lebih besar dari lebar daun gergaji. Halaman: 45 dari 62

47 Konstrukai di cowak samping. Konstruksi ini digunakan untuk penggergajian yang lurus / presisi. Penggunaannya sebagai pengarah. Sengkang daun gergaji. Sengkang gergaji bentuknya bermacam macam tergantung kegunaan dan daun gegaji yang digunakan. Sengkang bertangkai bulat, untuk pengergajian dengan segala arah. Sengkang bertangkai popor, untuk pengergajian yang lurus dan atau pengerjaan kasar. Ada juga yang panjangnya dapat diatur. Sengkang untuk gergaji kayu triplex berbentuk U melebar sehingga memungkinkan memotong bidang yang lebar. Halaman: 46 dari 62

48 Penggunaan daun gegaji Daun gergaji dengan jumlah gigi 14 per inchi, digunakan untuk memotong bahan pejal, seperti St 37, tembaga, besi tuang atau kuningan. Daun gergaji dengan jumlah gigi per inchi, digunakan untuk pemotongan bagian sudut. Daun gergaji dengan jumlah per inchi, digunakan untuk memotong bahan tebal atau untuk memotong baja karbon. Daun gergaji dengan gigi per inchi, digunakan untuk memotong bahan tipis, kawat, pelat atu pipa tipis. Halaman: 47 dari 62

49 Arah dan gerakan menggergaji Pada prinsipnya orang yang sedang menggergaji, sam dengan gerakkan mengikir. Kecepatan langkah per menit, arah lurus dan gerak langkah sepanjang daun gergaji. Arah menggergaji benda yang berpenampang persegi, sebaiknya adalah memanjang agar gigi grgaji menyayat mulai dari sedikit, sehingga kemungkinan patah kecil. Untuk pemotongan benda benda yang lebar, juga siku arah daun gergaji miring terhadap permukaan benda kerja. Untuk memotong pipa, benda kerja diputar setelah pemotongan tembus lubang. Hal ini untuk menghindari patahnya gigi gergaji karena pemotongan yang tiba tiba banyak. Halaman: 48 dari 62

50 Pahat.` Pahat digunakan untuk untuk mengurangi tebal, meratakan, memotong, membuat alur- laur dan membuat bentuk bentu sederhana. Bentuk bentuk pahat dan kegunaannya : Pahat ceper digunanakan untuk meratakan permukaan atau membuat lubang pada pelat pelat besi. Pahat tepi digunakan untuk membuat salur salur/strip strip pada suatu permukaan, setebal pahat ceper yang kemudian yang kemudian diratakan dengan pahat ceper Pahat alur digunakan untuk membuat alur alur oli pada peralatan atau bagian bagian mesin. Pahat potong digunakan untuk memotong pelat pelat besi yang tdak dapat dikerjakan di mesin potong. Bagian bawah dari pahat potong ( sisi potongnya ) ini berbentuk silinder. Halaman: 49 dari 62

51 Pahat ceper radius digunakan untuk pemahatan tegak pada proses pemotongan pelat diatas landasan paron. Pahat radius digunakan untuk pemahatan bentuk brntuk radius atau melingkar. Besarnya radius dibuat bermacam macam sesuai kebutuhan. Pengasahan pahat Kerusakkan pahat yang sering terjadi adalah sisi potongnya menjadi tumpul atau patah, dan kepalanya berubah bentuk /melebar. Untuk memperbaikinya pahat harus diasah. Pengasahan pahat dilakukan pada mesin gerinda Pedesthal. Sebelum mengasah, perlu diperhatikan dahulu penyetelan landasan pada mesin gerinda, sebab bila trlampau besar akan membahayakan. Halaman: 50 dari 62

52 Sebagai contoh pemeriksaan hasil pengasahan, untuk ceper yang perlu diperiksa adalah besar sudut baji dan ketegaklurusan sisi potong. Untuk mencegah kecelakaan terhadap diri sendiri maupun orang lain kepala pahat harus betul. Bila sudeah mengembang / rusak, maka perlu diasah lagi, karena saat dipukul bisa memleset/ serpihan bisa melesat dan itu sangat membahayakan. Pemahatan Posisi badan saat memahat disesuaikan dengan tempat kerja sehingga leluasa untuk melakukan pemahatan. Pengamanan yang diperlukan adalah kaca mata dan tabir pelindung. Pemukulan tergantung dari besarnya pahat dan palu yang digunakan dan jenis pemahatan. Untuk pemahatan ringan, pemukulan ringan. Gerakan palu sebatas pergelangan tangan. Halaman: 51 dari 62

53 Untuk pemahatan sedang, pemukulan sedang. Gerakan tangan untuk mengayun palu sebatas sampai siku. Untuk pemahatan yang berat berat, menggunakan pahat dan palu yang besar, untuk mengayun palu, tangan bergerak hingga sebatas bahu, agar kuat dan pukulan keras. Cara memegang pahat tergantung dari besar pahat. - Pahat yang kecil dfengan dua jari - Pahat sedang dengan lima jari. - Pahat besar dengan digenggam. Halaman: 52 dari 62

54 . Sendi Jangka Jangka bengkok Jangka Luar Mur Penyetel Kaki Guna jangka bengkok digunakan untuk mengukur tebal, lebar, panjang dan garis tengah benda bulat secara kasar. Alat ini terbuat dari baja perkakas dengan ujungnya dikeraskan. Bentuknya ada yang dilengkapi dengan mur penyetel dan ada pula yang tidak. Panjang kakinya, dalam inchi, merupakan ukuran jangka bengkok Jangka Kaki Jangka kaki digunakan antara lain untuk mengukur diameter lubang dan jarak sesuatu celah. Bentuk kakinya menghadap keluar dan panjang kakinya itulah ukuran jangka kaki dalam inchi. Hasil pengukuran yang diperoleh adalah ukuran kasar. Disebabkan ke dua kakinya itu mengeper bila menyentuh bidangbidang yang diukur, maka kita perlu banyak berlatih menggunakan jangka ini untuk memperhalus perasaan jarijari. Dengan jari-jari yang tidak perasa kesalahan ukur mudah terjadi. Halaman: 53 dari 62

55 4 8 Tanduk Tanduk Mur 1/128" Batang Skala Rahang Rahang Mistar Batang Jangka Sorong (Vernier Caliper) Jangka Sorong (Vernier Caliper) atau mistar sorong adalah mistar yang digunakan untuk: mengukur dimensi luar dan suatu benda dengan pertolongan rahang ukurnya. Pengukuran dimensi luar tersebut antara lain: - panjang, - lebar, - tebal, dan - diameter luar Micro meter Mikrometer adalah suatu alat ukur yang mempunyai ketelitian tinggi, digunakan pada pengerjaanpengerjaan yang mempunyai ketepatan dan keakuratan yang tinggi. Melihat dari konstruksinya, mikrometer berfungsi untuk megukur dimensi luar dari suatu benda kerja seperti tebal, diameter dan panjang benda kerja. Nama bagian dari micrometer : 1. Rahang tetap ; 2. Rahang yg bergerak ; 3.Pengunci; 4. Laras skala ; 5, Sarung pengukur ; 6. gigi geser ; 7. Penahan panas Haigh gauge Batang pengukur tinggi dilengkapi dengan pembagian ukuran terkecil sampal 1 mm dan 1/20. Begitu pula sorong pembagi mempunyai pembagian terkecil sampai 0,01 mm dan Sorong pembagi dapat disetel naik-turun menurut ukuran tinggi yang diperlukan Halaman: 54 dari 62

56 KESELAMATAN KERJA Gunakan pelindung sewaktu bekerja. Jangan membersihkasn mesin sewaktu mesin berputar. Lantai harus selalu bersih, terhindar dari ceceran oli. Bersihkan benda kerja dari beram beram bekas pengeboran agar tidak melukai tangan. Halaman: 55 dari 62

57 Penjepitan alat potong dan benda kerja harus kuat dan benar. Awas! Rambut panjang berbahaya. Setelah selesai bekerja kendorkan belt penggerak. Matikan saklar utama, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke mesin. Halaman: 56 dari 62

58 A. Penyebab Kecelakaan Kerja Kecelakaan yang timbul sewaktu melakukan aktifitas dibengkel atau dimana saja pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu 1. Kecelakaan yang diakibatkan oleh sikap kerja yang tidak baik, seperti, tidak menggunakan helm kerja, sarung tangan, sepatu kerja, baju kerja dan lain sebagainya. Gambar 1 : Bekerja tidak menggunakan alat keselamatan kerja 2. Lingkungan kerja yang tidak aman dalam melakukan aktifitas seperti tempat kerja berantakan atau tidak teratur dengan baik, menempatkan peralatan yang tidak teratur, tempat kerja yang tidak bersih (oli berserakan) dan sebagainya.. Halaman: 57 dari 62

59 Gambar 2 : Lingkungan kerja yang tidak aman B. Tindakan Pencegahan Kecelakaan Kerja Sebelum melakukan aktifitas di bengkel lingkungan kerja harus betul-betul aman dari gangguan, baik secara langsung maupun tak langsung terhadap aktifitas yang dilakukan. Apakah terhadap sipekerja maupun pada benda kerja Halaman: 58 dari 62

60 Gambar 3: Lingkungan kerja yang aman dan baik untuk bekerja C. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bengkel Untuk menghindari kecelakan terhadap pekeja dan benda kerja terlebih dahulu harus memahami tidakan bekerja yang aman sebelum bekerja: Pikirkan tentang apa yang dapat terjadi sebelum melakukannya. Jangan melakukan sesuatu yang dapat melukai diri sendiri atau orang lain. Ikuti aturan dan petunjuk keselamatan kerja. Ketahui tanda peringatan dan pahami maksudnya dan lakukan seperti yang ditunjukan. Laporkan praktik kerja dan situasi yang diperkirakan tidak aman. Laporkan kesalahan atau peralatan dan perlengkapan yang tidak aman. Selalu mengunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar untuk pekerjaan yang dilakukan. Laporkan semua kecelakaan dan cedera sekecil apapun jika kemungkinan terjadi. Jangan melakukan sesuatu yang belum difahami, tidak punya keterampilan atau kewenangan melakukannya. Kerja sama dan partisipasi dalam membentuk tempat kerja aman sangat diperlukan. Berikan gagasan tentang bagaimana pemesinan, perlengkapan dan praktik kerja dapat bekerja secara aman. Halaman: 59 dari 62

61 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja/sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. Halaman: 60 dari 62

62 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi dari perusahan 2. Lembar kerja 3. Gambar 4. Contoh tugas kerja 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumbersumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada. Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan : Judul Pengarang Penerbit Tahun terbit : : : : Teori Kerja Bangku POLMAN POLMAN 2000 Judul Pengarang Penerbit Tahun terbit : : : : Machining Fundamental John F Walker Halaman: 61 dari 62

63 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan Mesin bor & mata bor Tangkai tap & mata tap Tangkai sney dan mata sney Reamer tangan dan reamer mesin Kikir Sengkai daun gergaji dan daun gergaji Pahat tangan Halaman: 62 dari 62

64 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR TEKNOLOGI MEKANIK MENGGUNAKAN PERKAKAS UNTUK PEKERJAAN PRESISI LOG.OO BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

65 LOG.OO DAFTAR ISI Daftar Isi... Hal BAB I STANDAR KOMPETENSI Unit Kompetensi yang Dipelajari Judul dan Kode Unit Deskripsi Unit Kemampuan Awal Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Batasan Variabel Panduan Penilaian Kompetensi Kunci... 7 BAB II TAHAPAN BELAJAR... 8 BAB III TUGAS TEORI DAN UNJUK KERJA Buku-buku Referensi untuk bahan pelatihan yang telah direkomendasikan: - Data Buku Pendukung Teori Buku Kerja Versi: Halaman: 1 dari 17

MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGETAP DAN MENYENAI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGETAP DAN MENYENAI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N ( ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 0 Perangkat Tap Tap konis Tap konis di serong

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 9 Macam-macam bor Dibuat dari baja karbon tinggi

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 CERDAS, KREATIF, INTELEK, WIRAUSAHAWAN 1 Pilihlah salah satu jawaban soal berikut

Lebih terperinci

commit to user BAB II DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO RAGUM berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka

Lebih terperinci

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor 3. Mesin Bor 3.1 Definisi Dan Fungsi Mesin Bor Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 6 Macam macam kikir Dibuat dari baja

Lebih terperinci

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi kegiatan pembelajaran ini mahasiswa/peserta PPG akan dapat : 1)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085736430673 1. Gambar berikut yang menunjukkan proyeksi orthogonal. A. D. B. E. C. 2. Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek kerja bangku merupakan usaha sadar membekali individu dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menghasilkan skill yang sesuai standar untuk bekerja di industri

Lebih terperinci

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 8 Bentuk-bentuk pahat Dibuat dari baja karbon

Lebih terperinci

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 1 Martil (Palu) Martil

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR

MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR KODE MODUL M.7.32A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMBENTUKAN MENGGUNAKAN MESIN UNTUK OPERASI DASAR BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MEMBUAT ULIR DENGAN TANGAN

MEMBUAT ULIR DENGAN TANGAN MENGUASAI KERJA BANGKU MEMBUAT ULIR DENGAN TANGAN B.20.10 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian 135 LAMPIARN 1.4 SOAL TEST UJI COBA INSTRUMEN Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu : 60 menit Sifat Ujian : Tutup Buku PETUNJUK UMUM 1. Tulis nama, dan kelas

Lebih terperinci

PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY

PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY PROSES GURDI (DRILLING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT. Mesin FT UNY Proses gurdi dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Sedangkan proses bor (boring) adalah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR KERJA BANGKU

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR KERJA BANGKU PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR KERJA BANGKU DISUSUN OLEH : Nama : Fadhel Muhammad No. Pokok : 4414210026 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2015 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, saya panjatkan puji

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester 3 INSTRUKSI KERJA RODA GIGI LURUS 300 Menit No. LST/MES/STM320/ 01 Revisi : 01 Tgl : 04 September 2007 Hal 1 dari 3 TUJUAN Agar mahasiswa : Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR Untuk membuat spare parts yang utuh, diperlukan komponen-komponen steam joint stand for bende tr yang mempunyai fungsi yang berbeda yang kemudian

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI Disusun Oleh: Nama : Yulianus Dodi NIM : 201531014 Fakultas/Jurusan : Teknik Mesin UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA KARYA MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN JUNI 2017

Lebih terperinci

c. besar c. besar Figure 1

c. besar c. besar Figure 1 1. Yang termasuk jenis pahat tangan adalah. a. pahat tirus. d. pahat perak b. pahat alur e. pahat intan c. pahat chamfer 2. Faktor-faktor berikut harus diperhatikan agar pemasangan kepala palu agar kuat

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar 7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam pembuatan suatu produk pastilah tidak terlepas dari pendekatan gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja 1. Identifikasi Ukuran Identifikasi ukuran komponen merupakan langkah untuk menentukan ukuran dalam pembuatan casing mesin pemoles. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI TUGAS I MEMBUBUT POROS LURUS ( 2 JAM KEGIATAN )... 2 TUGAS II MEMBUBUT BERTINGKAT ( 4 JAM KEGIATAN )...

Lebih terperinci

2.6. Mesin Router Atas

2.6. Mesin Router Atas 2.6. Mesin Router Atas g f e d c b a Wolfgang Nutsch Dipl.-Ing, Verlag Gb.5.2.89: Over Head Router Bagian-bagian Mesin Router Atas: a. Pedal untuk menaikturunkan mata pisau b. Pedal rem untuk menghentikan

Lebih terperinci

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut

BAB II MESIN BUBUT. Gambar 2.1 Mesin bubut BAB II MESIN BUBUT A. Prinsip Kerja Mesin Bubut Mesin bubut merupakan salah satu mesin konvensional yang umum dijumpai di industri pemesinan. Mesin bubut (gambar 2.1) mempunyai gerak utama benda kerja

Lebih terperinci

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI Oleh : Fajar Herlambang 11320006.p UNIVERSITAS IBA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN 2013 BAB I MESIN BUBUT Gambar 1. Mesin bubut Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 4 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 PSOAL: F018-PAKET B-08/09 1. Sebuah batang bulat dengan diameter 20 mm harus

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085749055673 2010 UN Paket: B 2010 1. Gambar pandangan dengan metode proyeksi sudut ketiga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 3 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.PD 085736430673 SOAL NAS: F018-PAKET A-08/09 1. Sebuah poros kendaraan terbuat dari bahan St

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara

Lebih terperinci

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd. PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat. BAB IV MESIN BUBUT Penggolongan Mesin Bubut A. Pembubut Kecepatan F. Pembubut Turet 1. Pengerjaan Kayu 1. Horisontal 2. Pemusingan Logam a. Jenis ram 3. Pemolesan b. Jenis sadel B. Pembubut Mesin 2. Vertikal

Lebih terperinci

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut

PBAB II MESIN BUBUT. (Laboratorium Teknik Industri Universitas Gunadarma, 2011) Gambar 2.1 Mesin Bubut PBAB II MESIN BUBUT 2.1 Pengertian Mesin Bubut Mesin Bubut adalah suatu mesin yang umumnya terbuat dari logam, gunanya membentuk benda kerja dengan cara menyanyat, dengan gerakan utamanya berputar. Proses

Lebih terperinci

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain: Cara Kerja Mesin Sekrap (Shaping Machine) Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal.

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT 1 BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT PENGERTIAN Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan mennggunakan mesin bubut. Mesin bubut adalah perkakas untuk membentuk benda kerja dengan gerak utama berputar.

Lebih terperinci

Job Sheet. Kerja Bangku MES 6319

Job Sheet. Kerja Bangku MES 6319 Job Sheet Kerja Bangku MES 6319 Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2016 JOB SHEET KERJA BANGKU / MES 6319 Disusun Oleh: Drs. NURDJITO, MPd. & TIM PEMESINAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Identifikasi gambar kerja merupakan suatu langkah awal pengerjaan benda kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) 101 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah

Lebih terperinci

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING 5.1 Definisi Mesin Milling dan Drilling Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu benda. Cara kerja mesin bor adalah

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 KATA PENGANTAR Modul dengan judul Membuat Macam-macam Sambungan Pipa merupakan salah satu modul untuk membentuk kompetensi agar mahasiswa dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIK KERJA BANGKU

MODUL PRAKTIK KERJA BANGKU Dr. Wagiran MODUL PRAKTIK KERJA BANGKU (Aplikasi Pendekatan Konstruktivistik Model Self Assessment) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 Praktek Kerja Bangku...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

metrik adalah pada satuan waktu, dimana keduanya menggunakan besaran detik, menit dan jam untuk satu satuan waktu.

metrik adalah pada satuan waktu, dimana keduanya menggunakan besaran detik, menit dan jam untuk satu satuan waktu. 239 BAB 5 5.1. Alat Ukur Orang-orang yang bergerak pada bidang teknik akan selalu berhubungan dengan bidang pengukuran. Dalam dunia ilmu pengetahuan teknik, ada dua sistem penggukuran yang digunakan dalam

Lebih terperinci

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N ( ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 7 Bagian-bagian gergaji Gergaji terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN MASALAH

BAB II PENDEKATAN MASALAH BAB II PENDEKATAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar merupakan suatu alat untuk menyatakan suatu maksud dari seorang sarjana teknik. Oleh karena itu gambar juga sering disebut sebagai bahasa teknik

Lebih terperinci

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR Presentasi Proses Produksi 2 MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR MESIN PENGGURDIAN Mesin Penggurdian adalah membuat lobang dalam sebuah obyek dengan menekankan sebuah gurdi berputar kepadanya. Hal yang sama dapat

Lebih terperinci

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2 Semester 2 DRILLING SEMESTER 2 PRINSIP DASAR PDefinisi Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun

Lebih terperinci

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses pemesinan freis (milling) adalah penyayatan benda kerja menggunakan alat dengan mata potong jamak yang berputar. proses potong Mesin

Lebih terperinci

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda ALAT UKUR PRESISI Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) BIDANG KOMPETENSI 1. KELOMPOK DASAR / FOUNDATION 2. KELOMPOK INTI 3. PERAKITAN (ASSEMBLY) 4. PENGECORAN DAN PEMBUATAN CETAKAN

Lebih terperinci

MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I

MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I MATERI MATAKULIAH PROSES PEMESINAN I 1. Mengasah Pahat Bubut 2. Membubut Poros Lurus 3. Mur Segi Enam 4. Membuat Tangkai Penindih 5. Membuat Baut Bertingkat 6. Membuat Poros Eksentrik 7. Membuat Parallel

Lebih terperinci

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) MATERI PPM MATERI BIMBINGAN TEKNIS SERTIFIKASI KEAHLIAN KEJURUAN BAGI GURU SMK PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta, M.Pd. Dosen Jurusan PT. Mesin FT-UNY 1. Proses membubut

Lebih terperinci

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto

MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT. Oleh : Purgiyanto MODUL PROSES PEMESINAN I SEKSI MESIN BUBUT Oleh : Purgiyanto JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2012 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA BAG- TKB.001.A-76 45 JAM 1 ¾ ¾ ½ ¾ ½ ¾ 45 0 Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

MENGUASAI KERJA BANGKU MENGEBOR BENDA KERJA B.20.08

MENGUASAI KERJA BANGKU MENGEBOR BENDA KERJA B.20.08 MENGUASAI KERJA BANGKU MENGEBOR BENDA KERJA B.20.08 BAGIIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIIKULUM DIIREKTORAT PENDIIDIIKAN MENENGAH KEJURUAN DIIREKTORAT JENDERAL PENDIIDIIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIIDIIKAN

Lebih terperinci

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis gergaji tangan 2. Menjelaskan karakteristik gergaji

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis PEMBAHASAN A. Konstruksi Gunting Pemotong Plat Mesin pemotong plat mempunyai beberapa jenis, manual dengan menggunakan tuas maupun dengan tenaga hidrolis (gambar 1.1), pada mesin pemotong plat hidrolis

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut BAB III Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab III, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menyebutkan bermacam-macam alat ukur sudut, baik alat ukur sudut langsung maupun alat ukur sudut tak

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN MEMPERGUNAKAN MESIN BUBUT (KOMPLEK) BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

Mesin Perkakas Konvensional

Mesin Perkakas Konvensional Proses manufaktur khusus digunakan untuk memotong benda kerja yang keras yang tidak mudah dipotong dengan metode tradisional atau konvensional. Dengan demikian, bahwa dalam melakukan memotong bahan ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

M O D U L T UT O R I A L

M O D U L T UT O R I A L M O D U L T UT O R I A L MESIN BUBUT LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2017/2018 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI BAB VI Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab VI, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan arti dari kelurusan, kesikuan, keparalelan dan kedataran. 2. Menyebutkan beberapa alat ukur

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja yang baik akan memudahkan pemahaman saat melakukan pengerjaan suatu produk, dalam hal ini membahas tentang pengerjaan poros

Lebih terperinci

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais Kegiatan Belajar Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Menentukan Peralatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Proses manufaktur merupakan satu mata kuliah yang harus di kuasai oleh mahasiswa teknik. Oleh karenanya melakukan praktikum proses manufaktur harus dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK Sunarto Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau sunarto@polbeng.ac.id Abstrak Ulir metrik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : 5201407055 Prodi : PTMSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 200 I. JENIS PEKERJAAN : 1. Mebubut

Lebih terperinci

MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K MODUL 5 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Bekerja di Bengkel) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO 5. Bekerja di bengkel Kacamata

Lebih terperinci

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM

FM-UII-AA-FKU-01/R0 MESIN BUBUT 2.1. TUJAN PRAKTIKUM MODUL II 2.1. TUJAN PRAKTIKUM MESIN BUBUT 1. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada mesin bubut. 2. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari mesin bubut. 3. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis mesin

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori yang akan

Lebih terperinci

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING 3.1 RAHANG PENAHAN Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain yaitu - Kaki penahan - Batang ulir. Yang semua komponen akan

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci