BAB II. Latar Belakang Berdirinya HMI di Indonesia. Gagasan untuk mendirikan Organisasi Mahasiswa Islam di Kota Medan dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. Latar Belakang Berdirinya HMI di Indonesia. Gagasan untuk mendirikan Organisasi Mahasiswa Islam di Kota Medan dan"

Transkripsi

1 BAB II Latar Belakang Berdirinya HMI di Indonesia 2.1. Latar Belakang Berdirinya HMI Gagasan untuk mendirikan Organisasi Mahasiswa Islam di Kota Medan dan membentuk suatu wadah kepemudaaan yang merupakan semangat yang tidak pernah pudar dalam pemikiran para pendiri HMI. Tonggak sejarah mulai dari sebelum orde lama, orde lama dan orde baru menjadi bukti nyata bahwa ada selalu gagasan untuk mendirikan sebuah wadah tempat menampung ide dan gagasan akan persatuan mahasiswa Islam. Gagasan tersebut muncul karena akibat keadaan yang dipandang dapat menjadi kendala bagi proses perkembangan bangsa dimana kendala tersebut berbeda situasinya dalam setiap masa. Berbicara mengenai HMI tidak terlepas dari hal-hal yang melatar belakanginya. Banyak hal yang mendasar menjadi pendorong beberapa tokoh mahasiswa untuk melahirkan gagasan tersebbut yaitu gagasan yang menyatakan betapa pentingnya suatu wadah komunikasi dan pemersatu bagi para mahasiswa Islam. Semuanya terkait proses kesejarahan kemahasiswaan yang dihubungkan dengan perjuangan bangsa, khususnya kondisi umat Islam sendiri. Hal inilah yang melatar belakangi sebagai sumber motivasi kelahiran HMI. Situasi umum sebelum kelahiran HMI merupakan faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya HMI. 1. Situasi Negara Republik Indonesia.

2 Kedatangan bangsa Inggris, portugis spanyol dan belanda ke Indonesia, disamping sebagai penjajah sekaligus merupakan pembawa misi zending yang membawa serta peradaban barat. peradaban barat itu mempunyai ciri politis sekularisme dan ciri ekonomi liberalisme. Proses pembataratan ini turut pula mempengaruhi perkembangan masyarakat dan Negara Republik Indonesia yang oleh pihak kolonial Belanda dengan penjajahannya di bumi Indonesia, ditanamkan dengan penuh kelicikan, bahkan dipaksakan dengan senjata terhunus. Namun arus gelombang perang kemerdekaan dari bangsa-bangsa di dunia khususnya di Dunia Islam yang sejak abad kedelapanbelas dilanda oleh penjajahan yang bersifat kolonialisme dan imperialisme, sekaligus telah melanda bangsa-bangsa Asia Afrika, telah membuat perubahan yang radikal terhadap jalannya sejarah dunia yang diilhami oleh aspirasi dan potensi perjuangan Islam pada bangsa-bangsa tersebut, dan dalam berabad-abad berikutnya sampai dengan sekarang. Segala tenaga pikiran, perhatian dikerahkan untuk membebaskan dairi dari dunia barat yang mencengkram. 10 Inspirasi dari Nasionalisme Islam ini menggugah bangsa-bangsa terjajah dan ummat tertindas, kemudian terungkap dalam semboyan Jihad disertai tekad merdeka atau mati. Tidak terkecuali bangsa Indonesia, bangsa yang juga terjajah dengan kolonialismenya belanda, yang juga ingin terlepas dari belenggu penjajahan, ingin mempunyai kedaulatan sendiri sebagaimana bagsa-bagsa lain. Yang pada saat akhirnya adalah dengan dikumandangkanya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus A. Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama, Yayasan Nida, Yogyakarta: 1970, hlm. 14

3 Tetapi karena keserakahan penjajah yang ingin kembali menguasai nusantara dengan misi dan zendingnya beserta tentara sekutu Inggris yang dibonceng bala tentara Belanda kembali mendarat di Jakarta tanggal 29 september Berkat kebulatan tekad segenap rakyat dan bangsa Indonesia berjuang tanpa pamrih. Apapun yang terjadi, dan apapun yang akan diberikan kepada proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945, harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan, berupa satu tuntutan mutlak kedaulatan rakyat harus diserahkan sepenuhnya kepada bangsa Indonesia sebagai pemilik dan penguasa tunggal di negeri Indonesia. b. Situasi Ummat Islam Indonesia Masuknya Islam ke Indonesia secara damai yang berdampak positif memberikan Islam sebagai suatu agama yang dapat diterima dengan hati dan tangan terbuka oleh masyarakat Indonesia, sebaliknya akibatnya pun tampak yaitu berpadunya ajaran Islam dengan unsur-unsur kebudayaan dan adat istiadat yang berasal dari Hinduisme, Budhisme dan Animisme, sehingga menimbulkan aliran-aliran kebatinan atau klenik, sedangkan peradaban Barat dengan unsur Sekularisme dan Liberalisme menimbulkan pandangan yang berbeda. Kedua sebab tersebut bukan hanya di Indonesia, tetapi hampir diseluruh dunia Islam malah makin diperparah dengan berkembangnya Mazhabisme, dan Sufisme yang mematikan dinamika alam Islam. Di atas perkembangan semua itu muncullah kebangkitan dunia Islam berupa reformasi dan modernisasi dalam tata kehidupan ummat Islam serta gerakan perjuangannya, gerakan Pan Islamisme dari Jamaluddin Al Afgani ( ), dan gerakan Muhammad Abduh ( ) muncul dalam watak radikal, mengilhami dan mendorong terhadap kebangkitan rakyat Asia-Afrika termasuk

4 Indonesia. Kebangkitan itu ditandai dengan dengan munculnya Sarikat Dagang Islam (SDI) tahun 1908, Muhammadiyah 18 November 1912, Al Jamiatul Wasliyah 30 November 1930, Persatuan Umat Islam tahun 1917, Persatuan Islam tahun Kebangkitan ini semkin diperkuat dengan berdirinya partai MASYUMI sebagai partai Politik Islam pada taggal 3 november 1945 yang bertujuan untuk memperjuangkan nasib Ummat Islam di bidang politik. c. Situasi Dunia Perguruan tinggi dan Kemahasiswaan Yogyakarta sebagai kota pelajar merupakan salah satu latar belakang berdirinya HMI di Indonesia, Yogyakarta sebagai kota pelajar melahirkan para cendikiawan dan para intelektual yang nantinya akan memberikan sumbangsih kepada bangsa dan Negara. Di saat akan berdirinya HMI, perguruan tinggi, dan fakultas yang berada di Yogyakarta dan sekitarnya meliputi: 1. STI (Sekolah Tinggi Islam), yang didirikan di Jakarta tanggal 8 Juli setelah pindah ke Yogyakarta tanggal 10 April 1946 berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) pada tanggal 20 Mei Universitas Gadjah Mada, ketika itu masih berstatus swasta, milik Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, yang didirikan di gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, tanggal 17 Februari 1946, dan di negerikan tanggal 19 Desember Akademi Ilmu Kepolisian dan Sekolah Tekhnik Tinggi. Akibat dari penjajahan Belanda seperti yang telah diuraikan, sehingga dunia pendidikan maupun kemahasiswaan Indonesia telah dicekoki dan dipengaruhi unsur-

5 unsur dan sistem pendidikan Barat yang bersifat Sekularisme dengan mendangkalkan agama pada setiap aspek kehidupan ummat manusia. Menghadapi dan berhadapan dengan Kebudayaan Barat maka kondisi mahasiswa Islam dan masyarakat Islam terbelah dua, ada yang menerima kebudayaan Barat tanpa kritik sedikitpun dan ada yang sama sekali lari dari kebudayaan Barat itu. Akibat sikap yang demikian itu, yang diintensifkan dengan struktur pendidikan Belanda di Indonesia terdapatlah dua golongan intelegensia di Indonsia, segolongan berpemikiran kepada budaya Barat, dan segolongan lagi mengarah kepada pemikiran Islam. Kedua belah pihak ini memiliki kebaikan namun tidak sedikit pula keburukannya. Karenanya, kewajibanlah bagi sarjana-sarjana muslim maupun ulama-ulamanya untuk mengawainkan sistem pendidikan Dualistik ini. Selain mendidik dan mengajar putra-putranya dengan ilmu pengetahuan agama Islam, juga harus dilengkapi dengan pelbagai cabang tentang ilmu pengetahuan tentang Agama, Kebudayaan dan Peradaban Barat 11. Dilain pihak telah ada organisasi-organisasi kemahasiswaan yang bediri sebelum HMI berdiri namun tidak dapat memberikan jawaban mengenai permasalahan yang terjadi didunia pendidikan tersebut seperti Perserikatan mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Serikat mahasiswa Indonesia (SMI). Sementara penggagas berdirinya HMI ini menemukan jalan keluar bagaimana para mahasiswa ini natinya akan menjadi pemimpin yang takut akan Tuhan dan tidak Membenci Agama, sehingga bangsa Indonesia dapat mengalami kemajuan baik di bidang pendidikan aupun agama. Dan keadaan ini tidak hanya terjadi di Yogyakarta namun hampir di seluruh daerah di Indonesia. Bila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut dan dibiarkan begitu saja, tanpa ada penanggulangan yang berencana dan sistematis, untuk 11 A. Mukti Ali, op cit., hlm. 31

6 mengubahnya kearah kondisi yang lebih baik, seperti diinginkan ajaran Islam, ini merupakan ancaman serius dan berbahaya bagi kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia secara keseluruhan, yang bisa meruntuhkan sendi kehidupan kerohanian segenap rakyat Indonesia, dimana umat Islam merupakan penduduk mayoritas. Ini merupakan salah satu kunci penting akan kelangsungan hidup dan kehidupan agama Islam di Indonesia. Bagaimana cara mengubah keadaan yang kurang menguntungkan ini, sehingga terciptanya suasana harmonis dalam dunia pendidikan dan kemahasiswaan, yang sematamata tidak hanya mengutamakan rasio dan ilmu pengetahuan, tetapi mutlak harus diimbangi dengan jiwa dan semangat agama, sebagai faktor yang sangat vital bagi kehidupan umat manusia. Bagaimana cara merealisasikannya hingga menjadi kenyataan, dan tidak hanya konsep pemikiran belaka. Karena ini adalah merupakan pekerjaan besar yang mulia yang harus dikerjakan dengan sistem yang teratur dan terencana dan disertai dengan alat yang ampuh pula. Tiga problema inilah yang menjadi landasan berpikir pendiri HMI dan kondisi kepemudaan dan kemahasiswaan merupakan faktor yang paling pokok serta mendasar yang mendorong dan melatarbelakangi berdirinya HMI, yang lahir dan didirikan oleh mahasiswa sendiri, ditengah-tengah kampus sebagai almamaternya. 2.2.Asas, Visi dan Misi HMI Asas HMI merupakan suatu organisasi mahasiswa yang telah mengalami pasang surut organisasi. HMI terdiri dari mahasiswa Islam yang terdaftar diperguruan tinggi Islam sebagai asas dari organisasi HMI. Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna hadir di

7 bumi diperuntukkan untuk mengatur pola hidup manusia agar sesuai fitrah kemanusiaannya yakni sebagai Khalifah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata ke hadirat-nya. Iradat Allah Subhanu Wata ala, kesempurnaan hidup terukur dari personaliti manusia yang integratif antara dimensi dunia dan ukhrawi, individu dan sosial, serta iman, ilmu dan amal yang semuanya mengarah terciptanya kemaslahatan hidup di dunia baik secara induvidual maupun kolektif. Secara normatif Islam tidak sekedar agama ritual yang cenderung individual akan tetapi merupakan suatu tata nilai yang mempunyai komunitas dengan kesadaran kolektif yang memuat pemaham/kesadaran, kepentingan, struktur dan pola aksi bersama demi tujuan-tujuan organisasi. Substansi pada dimensi kemasyarakatan, agama memberikan spirit pada pembentukan moral dan etika. Islam yang menetapkan Tuhan dari segala tujuan menyiratkan perlunya peniru etika ke-tuhanan yang meliputi sikap rahmat (Pengasih), barr (Pemula), ghafur (Pemaaaf), rahim (Penyayang) dan (Ihsan) berbuat baik. Totalitas dari etika tersebut menjadi kerangka pembentukan manusia yang kaffah (tidak boleh mendua) antara aspek ritual dengan aspek kemasyarakatan (politik, ekonomi dan sosial budaya). Adanya kecenderungan bahwa peran kebangsaan Islam mengalami marginalisasi dan tidak mempunyai peran yang signifikan dalam mendesain bangsa, merupakan implikasi dari proses yang ambigiutas dan distorsif. Fenomena ini ditandai dengan terjadinya mutual understanding antara Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai ideologi. Penempatan posisi yang antagonis sering terjadi karena berbagai kepentingan politik penguasa dari politisi-politisi yang mengalami split personality.

8 Kelahiran HMI dari rahim pergolakan revolusi fisik bangsa pada tanggal 5 Februari 1974 didasari pada semangat mengimplementasikan nilai-nilai ke-islaman dalam berbagai aspek ke Indonesian. Semangat nilai yang menjadi embrio lahirnya komunitas Islam sebagai interest group (kelompok kepentingan) dan pressure group (kelompok penekanan). Dari sisi kepentingan sasaran yang hendak diwujudkan adalah tertuangnya nilai-nilai tersebut secara normatif pada setiap level kemasyarakatan, sedangkan pada posisi penekan adalah keinginan sebagai pejuang Tuhan (sabilillah) dan pembelaan mustadh afin. Proses internalisasi dalam HMI yang sangat beragam dan suasana interaksi yang sangat plural menyebabkan timbulnya berbagai dinamika ke-islaman dan ke-indonesiaan dengan didasari rasionalisasi menurut subyek dan waktunya. Pada tahun 1955 pola interaksi politik didominasi pertarungan ideologis antara Nasionalis, Komunis dan Agama (Islam). Keperluan sejarah (historical necessity) memberikan spirit proses ideologisasi organisasi. Eksternalisasi yang muncul adalah kepercayaan diri organisasi untuk bertarung dengan komunitas lain yang mencapai titik kulminasinya pada tahun Seiring dengan kreatifitas intelektual pada Kader HMI yang menjadi ujung tombak pembaharuan pemikiran Islam dan proses transformasi politik bangsa yang membutuhkan suatu perekat serta ditopang akan kesadaran sebuah tanggung jawab kebangsaan, maka pada Kongres ke-x HMI di Palembang, tanggal 10 Oktober 1971 terjadilah proses justifikasi Pancasila dalam mukadimah Anggaran Dasar. Orientasi aktifitas HMI yang merupakan penjabaran dari tujuan organisasi menganjurkan terjadinya proses adaptasi pada jamannya. Keyakinan Pancasila sebagai

9 keyakinan ideologi negara pada kenyataannya mengalami proses stagnasi. Hal ini memberikan tuntutan strategi baru bagi lahirnya metodologi aplikasi Pancasila. Normatisasi Pancasila dalam setiap kerangka dasar organisasi menjadi suatu keharusan agar mampu mensupport bagi setiap institusi kemasyarakatan dalam mengimplementasikan tata Nilai Pancasila. Konsekuensi yang dilakukan HMI adalah ditetapkannya Islam sebagai identitas yang mensubordinasi Pancasila sebagai azas pada Kongres XVI di Padang, Maret Islam yang senantiasa memberikan energi perubahan mengharuskan para penganutnya untuk melakukan invonasi, internalisasi, eksternalisasi maupun obyektifikasi. Dan yang paling fundamental peningkatan gradasi umat diukur dari kualitas keimanan yang datang dari kesadaran paling dalam bukan dari pengaruh eksternal. Perubahan bagi HMI merupakan suatu keharusan, dengan semakin meningkatnya keyakinan akan Islam sebagai landasan teologis dalam berinteraksi secara vertikal maupun horizontal, maka pemilihan Islam sebagai azas merupakan pilihan dasar dan bukan implikasi dari sebuah dinamika kebangsaan. Demi tercapainya idealisme ke-islaman dan ke-indonesiaan, maka HMI bertekad Islam dijadikan sebagai doktrin yang mengarahkan pada peradaban secara Integralistik, Trasedental, Humanis dan Inklusif. Dengan demikian kader-kader HMI harus berani menegakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta prinsip-prinsip demokrasi tanpa melihat perbedaan keyakinan dan mendorong terciptanya penghargaan Islam sebagai sumber kebenaran yang paling hakiki dan menyerahkan semua demi ridho-nya. Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur. Bahwa tujuan suatu

10 organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinya dalam totalitas dimana ia berada. Dalam totalitas kehidupan bangsa Indonesia, maka HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi dan inspirasi bahwa HMI berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai organisasi kader dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat independen. Pemantapan fungsi kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat kekurangan tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan hidup yang terpadu antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa mendatang merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Atas faktor tersebut, maka HMI menetapkan tujuannya sebagaimana dirumuskan dalam pasal 4. AD ART HMI yaitu : TERBINANYA INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR YANG DIRIDHOI ALLAH SWT. Dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kualitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif. Sesungghnya Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai agama yang Haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai Khalifatullah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadiratnya. Kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan

11 yang seimbang dan terpadu antara pemenuhan dan kalbu, iman dan ilmu, dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ukhrowi. Atas keyakinan ini, maka HMI menjadikan Islam selain sebagai motivasi dasar kelahiran juga sebagai sumber nilai, motivasi dan inpirasi. Dengan demikian Islam bagi HMI merupakan pijakan dalam menetapkan tujuan dari usaha organisasi HMI. Dasar Motivasi yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Karena Islam adalah ajaran fitrah, maka pada dasarnya tujuan dan mission Islam adalah juga merupakan tujuan daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu tunduk kepada fitrah kemanusiaannya. Tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin adanya kesejahteraan jasmani dan rohani secara seimbang atau dengan kata lain kesejahteraan materil dan kesejahteraan spirituil. Kesejahteraan yang akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja kemanusiaan) yang dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar. Dalam amal kemanusiaan inilah manusia akan dapat kebahagian dan kehidupan yang sebaik-baiknya. Bentuk kehidupan yang ideal secara sederhana kita rumuskan dengan kehidupan yang adil dan makmur. Untuk menciptakaan kehidupan yang demikian. Anggaran Dasar menegaskan kesadaran mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Easa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Dalam Kebijaksanaan/Perwakilan serta mewujudkan Keadilan Bagi Seluruh Indonesia dalam rangka mengabdikan diri kepada Allah SWT. Perwujudan daripada pelaksanaan nilai-nilai tersebut adalah berupa amal saleh atau kerja kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana secara benar dan sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu pengatahuan. Karena inilah

12 hakekat tujuan HMI tidak lain adalah pembentukan manusia yang beriman dan berilmu serta mampu menunaikan tugas kerja kemanusiaan (amal saleh). Pengabdian dan bentuk amal saleh inilah pada hakekatnya tujuan hidup manusia, sebab dengan melalui kerja kemanusiaan, manusia mendapatkan kebahagiaan Visi dan Misi HMI HMI yang berlandaskan pada Islam sebagai asas organisasi berupaya untuk menentukan arah dalam pengabdiannya terhadap mahasiswa Islam yang berperan sebagai kader dan simpatisannya. Oleh karena itu HMI ingin menentukan maksud dan tujuan organisatorisnya untuk kemaslahatan ummat Islam di Indonesia. Secara nasional HMI memiliki cita-cita dan visi untuk dapat mewujudkan terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Dalam Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan kepada Pancasila. Adapun kualitas insan cita tersebut adalah: 1. Kualitas insan akademis, maknanya seorang kader harus berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, mampu berpiki rasional,obyektif dan kritis. Seorang kader mempunyai kemampuan teoritis dan mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirasakannya. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan penuh kesadaran. Serta sanggup berdiri sendiri dalam lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan jurusan ilmu yang dipilihnya, baik secara teoritis maupun keterampilan teknis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip berkembang.

13 2. Kualitas insan pencipta, yang antara lain dimaksudkan sebagai insan yang jiwanya penuh gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih daripada apa yang sekedar ada, dan bergairah besar untuk mencipta bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bermanfaat dengan bertolak dari apa yang ada. Bersikap independen dan terbuka, tidak isolatif, dan menyadari dengan bersikap demikian potensi kreatifnya akan dapat berkembang dan menemukan bentuk yang seindah-indahnya, serta ditopang dengan kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati dengan ajaran Islam. 3. Kualitas insan pengabdi yakni insan yang ikhlas dan sanggup berkarya untuk kepentingan orang banyak atau untuk sesama ummat manusia, sadar bahwa tugasnya bukan hanya mengabdi buat dirinya sendiri, namun juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik. Insan akademis pencipta pengabdi adalah insan yang pasrah pada cita citanya, ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya. 4. Kualitas insan yang bernafaskan Islam. Singkatnya insan yang telah membentuk individu yang berpikiran global dalam dirinya, patuh terhadap ajaran Islam tidak dalam urusan pribadi maupun dalam urusan bermasyarakat. Nafas Islam telah membuatnya menjadi pribadi yang utuh tercegah dari kemunkaran. 5. Kualitas insan yang bertanggung jawab terhadap masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Insan akademis pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. Sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya sadar bahwa menemuh jalan yang benar diperlukan dengan adanya keberanian moral, sponta dalam menghadapi tugas,

14 responsif dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis, serta penuh rasa tanggung jawab dan rasa taqwa kepada Allah SWT yang menggugah dan mengambil peranan aktif dalam satu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT. 12 Kelima kualitas insan cita ini harus dimiliki setiap kader HMI karena kualitas ini merupakan tujuan ingin dicapai oleh HMI itu sendiri. Dari kualitas kader diatas secara filosofis menunjukkan bahwa HMI sebenarnya hanyalah berfungsi sebagai sarana, media, wadah bagi kader-kader yang ingin berproses, mengaktualisasikan potensi diri agar memiliki kualitas-kualitas diatas. Jika demikian, berhasil tidaknya HMI memiliki kader yang berkualitas yang dimaksud tergantung pada diri kader itu sendiri. Cita-cita organisasi dan misi HMI secara keseluruhan adalah menjadikan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT, yang menjaga nilai-nilai ke-islaman yang hakiki di Indonesia. Cita-cita organisasi dan visi HMI lebih difokuskan kepada perihal masyarakat luas, mengingat organisasi ini bersifat independen yang berasaskan Islam. Agar dapat mewujudkan visi dan misi HMI dan pemikirannya didasarkan pada kebijakan dan strategi perjuangan organisasi sebagai berikut: 1. Pencapaian visi dan misi organisasi yang mengarah pada pencapaian tujuan pokok dan pedoman organisasi. 2. Menempuh cara konstitusional, demokratis, partisipatif, dan dijiwai oleh prinsip perjuangan organisasi. 12 Fazlur Rahman, Tema-Tema Pokok Al-Qu ran, Terj. Anas Mahyuddin, Bandung: Pustaka: 1980, hlm. 54

15 3. Memantapkan konsolidasi organisasi menyeluruh dengan kepemimpinan yang solid ditopang sumber daya manusia yang bernafaskan Islam yang memadai. 4. Menggalang aliansi, kerja sama, dengan kekuatan-kekuatan lain, terutama dengan pihak yang memiliki kedekatan visi dan misi perjuangan Prinsip Perjuangan HMI HMI menyadari betapa pentingnya untuk memiliki prinsip dalam berorganisasi. Prinsip ini dijadikan sebagai pegangan hidup, sekaligus sebuah keyakinnan hidup organisasi yang harus dipertahankan secara konsisten. HMI menyadari bahwa perjuangan tanpa adanya prinsip adalah sebuah ketidaknormalan yang harus dihindari. Sebab dengan berprinsip, HMI dapat memegang teguh hal-hal dasar yang menyangkut jati diri, asas organisasi, dan program organisasi,serta visi dan misi organisasi serta mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari kedalam sikap dan perbuatan yang jelas. Agar nantinya dapat diimplementasikan ke masyarakat luas. 1. Prinsip Ibadah HMI menyatakan bahwa berorganisasi di HMI merupakan sebuah perbuatan yang ridhoi Allah SWT. Seperti termaktub di dalam Pedoman Pokok Organisasi. Sehingga setiap aktifitas maupun hal-hal yang menjadi pemikiran HMI selalu dilandasi dengan prinsip ibadah. Prinsip ibadah ini memiliki sebuah pengertian bahwa HMI menjalankan gerak roda organisasi dengan tujuan mencapai kemaslahatan ummat masyarakat. Mahasiswa sebagai agen perubahan juga dituntut untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur seperti yang dicita-citakan oleh HMI. 13 Ibid.,

16 Prinsip ibadah adalah prinsip yang selalu dijunjung tinggi dan menjadi prioritas utama dari tujuan HMI. Karena bagi HMI, berjuang untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur terutama nasib orang Islam adalah sebagi ibadah yang diridhoi Allah SWT. 2 Prinsip Musyawarah HMI menyadari bahwa pentingnya mengedepankan sekaligus menjunjung prinsip musyawarah dalam mengambil keputusan kolektif. Musyawarah telah menjadi budaya bangsa Indonesia dalam menghadapi maupun dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Bagi HMI musyawarah adalah jalan untuk menemukan saling pengertian, saling menghargai, dan saling menjaga tanggung jawab bersama. Musyawarah adalah suatu cerminan terhadap sebuah demokrasi. Oleh sebab itu HMI juga mengusung prinsip musyawarah sebagai cerminan organisasi ini. Di dalam pengambilan sebuah keputusan kader HMI belajar untuk mengambil keputusan dan belajar bagaimana berpolitik yang sehat. Dalam artian HMI tidak akan membuat sebuah tindakan ataupun keputusan yang hanya bersifat sepihak tanpa adanya musyawarah di dalam pengambilan keputusan. Dengan musyawarah maka masalah yang sulit sekalipun dapat dieliminir, sehingga tidak membuat masalah makin meluas. 3. Prinsip Persamaan, Persatuan dan Kebersamaan Prinsip yang sangat mendasar dalam HMI mengingat bahwasanya HMI adalah organisasi mahasiswa yang anggotanya terdiri dari para kaum intelektual yang memiliki darah juang dan darah muda yang masih bergejolak, serta terdiri dari beberapa cabang dan beberapa Komisariat yang ada dibawahnya sehingga tidak terlepas dari kepentingan cabang atau Komisariat yang ada. Sehingga keadaan yang seperti ini sangat rawan terjadinya konflik internal antara anggota-anggota yang ada di dalamnya. Rasa

17 persamaan, persatuan dan kebersamaan sangat dituntut untuk menjaga keutuhan HMI agar tidak terjadi konflik yang dapat mengakibatkan kerugian di dalam tubuh HMI sendiri yang nantinya dapat berakibat kepada perpecahan. 5. Prinsip Amar Ma ruf Nahi Munkar Sebagai organisasi Islam, sudah menjadi kewajiban bagi HMI untuk memperjuangkan prinsi ini. HMI mendasarkan perjuangannya untuk menghimbau dalam melaksanakan kebaikan serta mencegah dan menghindari segala hal yang buruk. Prinsip ini juga menjadi landasan perjuangan HMI dalam melaksanakan fungsinya menyerap, menampung, menyalurkan dan membela aspirasi rakyat. 14 Dengan prinsip ini HMI berusaha menentang segala bentuk kemungkaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sesuai dengan perintah Al-Qur an. Pada kata tersbut tersirat makna perjuangan, kesungguhan, dalam menegakkan kebaikan dan mencegah keburukan. Singkatnya, pada kata tersebut ada pesan dakwah, seruan yang menjadi tugas setiap mukmin Idependensi HMI Menurut fitrah kejadiaannya maka manusia diciptakan dalam keadaan bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak azasi yang pertama. Tak ada sesuatu yang lebih berharga daripada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas seperti itu adalah mutlak diperlukan terutama pada masa pembentukan dan pengembangan bagi manusia terutama adalah pada masa remaja sebagai generasi muda. Mahasiswa dengan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit dalam generasinya, sifat

18 kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari kelompok elit dalam generasi muda yaitu mahasiswa sendiri. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasrkan pada obyektif yang harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka dalam keadaan suasana bebas, merdeka, demokratis, objektif dan rasional. Sikap progresif ini sebagi ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas. Atas dasar keyakinan itu maka HMI sebagai organisasi mahasiswa harus pula bersifat independen. Penegasan ini tersurat di dalam anggran dasar HMI pada pasal 6 yang tetulis bahwa HMI adalah organisasi yang bersifat independen, sifat dan watak independen bagi HMI adalah asasi yang pertama. Untuk lebih memahami esensi dari independensi HMI, maka harus juga ditinjau secara psikologis keberadaan pemuda mahasiswa Islam yang tergabung di dalam Himpunan Mahasiswa Islam yakni dengan memahami status dan fungsi dari HMI Status dan fungsi HMI Status HMI sebagai organisasi mahasiswa memberi petunjuk dimana HMI berspesialisasi. Dan spesialisasi tugas inilah disebut fungsi HMI. Kalau tujuan menunjukkan dunia cita yang harus diwujudkan maka fungsi sebaliknya menunjukkan gerak atau kegiatan dalam mewujudkan tujuan akhir. Dalam melaksanakan spesialisasi tugas tersebut, karena HMI sebagai organisasi mahasiswa, maka sifat serta watak mahasiswa harus menjiwai dan dijiwai HMI. Mahasiswa sebagai kelompok elit dalam masyarakat pada hakikatnya memberi arti bahwa ia memikul tanggung jawab yang benar 14 Nurkholish Madjid, Tradisi Islam, Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di

19 dalam melaksanakan fungsi generasinya sebagai kaum muda terdidik yang harus sadar akan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan kemasa depan. Karena itu dengan sifat dan wataknya yang kritis itu mahasiswa dan masyarakat berperan sebagai kekuatan moral yang senantiasa melaksanakan fungsi sebagai sosial control. Untuk itulah maka kelompok mahasiswa harus merupakan kelompok yang bebas dari kepentingan apapun kecuali kepentingan kebenaran dan obyektifitas demi kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Dalam rangka penghikmatan terhadap spesialisasi kemahasiswaan ini, akan dalam dinamikanya HMI harus menjiwai dan dijiwai oleh sikap independen. Mahasiswa setelah sarjana adalah unsur yang paling sadar dalam masyarakat. Jadi fungsi lain yang harus diperankan mahsiswa adalah sifat kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya kelompok mahasiswa berfungsi sebagai dutaduta pembaharuan masyarakat. Kelompok mahasiswa dengan sikap dan watak tersebut diatas adalah merupakan kelompok elit dalam totalitas generasi muda yang harus mempersiapkan diri untuk menerima estafet kepemimpinan bangsa dan generasi sebelumnya pada saat yang akan datang. Oleh sebab itu fungsi kaderisasi mahasiswa sebenarnya merupakan fungsi yang paling pokok. Sebagai generasi yang harus melaksanakan fungsi kaderisasi demi perwujudan kebaikan dan kebahagiaan nasyarakat, bangsa dan negaranya di masa depan, maka kelompok mahasiswa harus senantiasa memiliki watak yang progresif dinamis dan tidak statis. Mereka bukan kelompok tradisionalis akan tetapi sebgai duta pembaharuan sosial yang mana dalam pengertiannya harus menghendaki perubahan.yang terus menerus ke arah kemajuan yang dilandasi oleh Indonesia, Jakarta: Paramadina, 1997, hlm.90-94

20 nilai-nilai kebenaran. Oleh sebab itu mereka selalu mencari kebenaran dan kebenaran itu, senantiasa menyatakan dirinya serta dikemukakan melalui pembuktian di alam semesta dan dalam sejarah umat manusia. Karenanya untuk menemukan kebenaran demi mereka yang beradab bagi kesejahteraan umat manusia maka mahasiswa harus memiliki ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran dan berorientasi pada masa depan dengan bertolak dari kebenaran Ilahi. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebenaran demi mewujudkan peradaban bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan Negara maka setiap kadernya harus mampu melakukan fungsionalisasi ajaran Islam. Warna dan sifat mahasiswa tersebut diatas mewarnai dan memberikan ciri HMI sebagi organisasi mahasiswa yang bersifat independen. Status yang demikian telah memaberikan petunjuk dan spesialisasi yang harus dilaksanakn oleh HMI. Spesialisasi tersebut memberikan ketegasan agar HMI dapat melaksanakan funsinya sebagi organisasi kader, melalui aktifitas fungsi kekaderan. Segala aktifitas HMI harus dapat membentuk kader yang berkualitas dan komit dengan nilai-nilai kebenaran. HMI hendaknya menjadi wadah organisai kader yang mendorong dan memberikan kesempatan berkembang pada anggota-anggotanya demi memiliki kualitas seperti ini agar dengan kualitas dan karakter pribadi yang cenderung pada kebenaran maka setiap kader HMI dapat berkiprah secara tepat dalam melaksanakan pembaktiannya bagi kehidupan bangsa dan negaranya Sifat Independen HMI Watak independen HMI adlah sifat organisasi yang secara etis merupakan karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus terwujud di dalam bentuk pola pikir,

21 pola sikap dan pola laku setiap kader HMI, baik dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan hakikat organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Watak independen HMI yang tercermin secara etis dalam pola pikir pola sikap, dan pola laku setiap kader HMI akan membentuk independensi etis HMI. Sementara watak independen HMI yang teraktualisasi secara organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan membentuk independensi organisatoris HMI. Independensi etis adalah sifat independen yang pada hakikatnya merupakan sifat yang sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Fitrah tersebut membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung pada kebenaran. Watak dan kepribadian kader sesuai dengan fitrahnya akan membuat kader HMI selalu setia pada hati nuraninya yang senantiasa memancarkan keinginan pada kebaikan dan kesucian dan kebenaran terhadap Allah SWT. Dengan demikian melaksanakan independensi etis bagi setiap kader HMI berarti pengaktualisasian dinamika berpikir, bersikap dan berperilaku baik yang berhubungan kepada Allah SWT maupun hubungan terhadap manusia dan hanya tunduk dan patuh dengan kebenaran. Aplikasii dinamika dan berperilaku secara keseluruhan merupakan hak azasi setiap kader HMI dan teraktualisasi secara riil melalui watak dan kepribadian serta sikap-sikap yang: a. Cenderung kepada kebenaran b. Bebas terbuka dan merdeka c. Obyektif, rasional dan kritis d. Progresif dan dinamis

22 e. Demokratis, jujur dan adil. Independensi organisatoris adalah watak independen HMI yang teraktualisasi secara organisasi di dalam kiprah dinamika HMI baik dalam kehidupan intern organisasi maupun dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Independensi organisatoris diartikan bahwa dalam keutuhan kehidupan nasional, HMI secara organisatoris senantiasa melakukan partisipasi aktif, konstruktif, korektif dan konstutisional agar perjuangan bangsa dan segala usaha pembangunan demi mencapai cita-cita, semakin hari semakin terwujud. Dalam melakukan partisipasi-partisipasi aktif, konstruktif korektif dankonstutisional tersebut secara organisasi HMI hanya tunduk serta terikat pada prinsip-prinsi kebenaran dan obyektifitas. Dalam melaksanakan dinamika organisasi, HMI secara organisastoris tidak pernah terikat dengan kepentingan pihak manapun atau kelompok dan golongan manapun kecuali tunduk dan terkat pada kepentingan kebenaran dan obyektifitas, kejujuran serta keadilan. Agar peranan organisatoris HMI dapat melakukan dan menjalankan prinsip-prinsip independensi organisatorisnya, maka HMI dituntut untuk mengembangkan kepemimpinan kuantitatif yang berjiwa independen sehingga perkembangan, pertumbuhan serta kebijaksanaan organisasi mampu diemban selaras dengen hakikat independensi HMI. Untuk itu HMI harus mampu menciptakan kondisi yang baik dan mantap bagi pertumbuhan dan perkembangan kualitas- kualitas kader HMI. Dalam rangka menjalin tegaknya prinsip- prinsip independensi HMI, maka implementasi independensi HMI kepada anggota adalah sebagai berikut:

23 Anggota-anggota HMI terutama aktifitasnya dalam melaksanakan tugasnya harus tunduk kepada ketentuan- ketentuan organisasi serta membawa program perjuangan HMI. Oleh karena itu tidak diperkenankan melakukan kegiatan- kegiatan dengan membawa organisasi atas kehendak pihak luar manapun juga. Mereka tidak dibenarkan mengadakan komitmen- komitmen dengan bentuk apapun dengan pihak luar HMI selain segala sesuatu yang telah diputuskan secara organisatoris. Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang meneruskan dan mengembangkan watak independensi etis dimanapun mereka berada dan berfungsi sesuai minat dan potensi dalam rangka membawa hakikat dan misi HMI. Dan menganjurkan serta mendorong alumni untuk menyalurkan aspirasi kualitatifnya secara tepat dan melalui semua jalur pembaktian baik jalur oragnisasi professional kewiraswastaan, lembaga- lembaga sosial, wadah aspirasi politik, lembaga pemerintahan lainnya yang semata- mata hanya karena hak dan tanggung jawabnya dalam rangka merealisir kehidupan masyarakat adil dan makmur yang di ridhoi Allah SWT. Dalam menjalankan garis independensi HMI dengan ketentuan- ketentuan tersebut diatas, pertimbangan HMI sematamata adalah untuk memelihara, mengembangkan anggota serta peranan HMI dalam rangka ikut bertanggung jawab terhadap Negara dan Bangsa. Karenanya menjadi dasar dan kriteria setiap sikap HMI semata- mata adalah kepentingan nasional bukan kepentingan golongan atau partai dan pihak penguasa sekalipun. Bersikap independen berarti sanggup berpikir dan berbuat sendiri dengan menempuh resiko. Ini adalah suatu konsekuensi dari sikap pemuda. Mahasiswa

24 Peranan Independensi Hmi Dimasa Mendatang Dalam suatu negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini maka tidak ada suatu investasi yang lebih besar dan lebih berarti dari pada investasi manusia. Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir tujuan, bahwa investasi manusia kemudian akan dihasilkan HMI adalah manusia yang berkualitas ilmu dan iman yang mampu melaksanakan tugas- tugas manusia yang akan menjamin adanya suatu kehidupan yang sejahtera material, spiritual, adil makmur serta bahagia. Fungsi kekaderan HMI dengan tujuan terbinanya manusia yang berilmu, beriman dan berperikemanusiaan seperti tersebut diatas maka setiap anggota HMI di masa datang akan menduduki jabatan dan fungsi kepemimpinan yang sesuai dengan bakat dan profesinya. Oleh karena itu hari depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status, fungsi dan perannya di masa kini dan masa mendatang yang menuntut kita pada masa kini untuk benar- benar dapat mempersiapkan diri dalam menyongsong hari depan HMI yang gemilang. Dengan sifat dan garis independen yang menjadi watak organisasi, berarti HMI harus mampu mencari, memilih dan menempuh jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk aktifitas fungsionaris dan kader kader HMI harus berkualitas sebagaimana digambarkan dalam kualitas insan cita HMI. Soal mutu dan kualitas adalah konsekuensi logis dalam garis independen HMI harus disadari oleh setiap pimpinan dan seluruh anggota-anggotanya adalah suatu modal dan dorongan

25 yang besar untuk meningkatkan mutu dan kader- kader HMI sehingga mampu berperan aktif pada masa yang akan datang Struktur Kepengurusan HMI Membicarakan struktur organisasi berarti membicarakan tentang susunan hubungan-hubungan yang terdapat di dalamnya. Demikian juga halnya dengan struktur HMI. Dalam memandang HMI secara struktural dapat dilihat dari dua bentuk yaitu secara horizontal dan secara vertikal. Struktur organisasi secara horizontal menyatakan bagaimana hubungan HMI dengan seluruh mahasiswa muslim yang ada di universitas dan yang ada di masyarakat. HMI merupakan mekanisme sentral dan wadah berhimpun mahasiswa Islam, di dalam HMI semua kedudukan mahasiswa Islam yang masuk kedalam wadah HMI adalah sama. Program yang disusun merupakan program kerja yang disusun oleh tiap-tiap kepengurusan, dengan kata lain HMI mesti melibatkan seluruh potensi mahasiswa Islam yang terdaftar di dalam HMI. Sebagai organisasi memberikan satu pandangan orientasi pemikiran yang sama tanpa ada perbedaan orientasi pandangan. Kalaupun terjadi suatu perbedaan orintasi pandangan HMI mesti mempersatukan pemkiran dan pandangan yang dimiliki. Dari uraian di atas jelas bagi HMI merupakan suatu wadah tempat menempah mahasiswa Islam yang ingin mengembangkan potensi diri, dan sebagai wadah yang menjembatani mahasiswa agar menjadi kesatuan yang baik, harmonis dan bersatu. HMI harus mampu menjadi salah satu upaya bagi pengembangan unsur keislaman.

26 Adapun struktur organisasi HMI secara vertikal berarti susunan intern HMI. Untuk memahaminya berarti harus mengerti mengenai susunan yang terdapat di dalam tubuh HMI sendiri. Secara vertikal HMI terdiri atas: A. Pengurus Besar HMI (PB HMI) di tingkat pusat. B. Pengurus Badan Koordinasi (BADKO) badan pembantu Pengurus Besar, yang berada di tiap ibukota propinsi. C. Pengurus Cabang. Yang terdiri disetiap daerah kota besar, ibukota propinsi, kabupaten dan kota D. Pengurus Komisariat. Susunan organisasi yang berada di bawah cabang yang dibentuk di satu perguruan tinggi atau beberapa fakultas dalam satu perguruan tinggi. PB HMI yang berpusat di Jakarta yang akan mengkordinir seluruh kegiatan organisasi secara nasional. Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Sementara untuk di tingkat provinsi terdapat pembantu dari PB HMI yaitu BADKO HMI yang membantu PB di dalam melaksanakan tugas PB di Provinsi, serta membawahi dan mengkoordinir beberapa cabang-cabang yang ada di tiap-tiap kota yang memiliki cabang HMI. BADKO membawahi cabang yang ada di tiap kota dan ibukota yang terdapat perguruan tinggi. Program kerja yang dilakukan oleh cabang yaitu program kerja yang diamanatkan oleh PB HMI. Tugas dan wewenang dari cabang HMI adalah melaksanakan Hasil-hasil Ketetapan Konferensi/Musyawarah Cabang, serta ketentuan/kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus Besar atau BADKO, membentuk Koordinator Komisariat bila diperlukan dan mengesahkan kepengurusannya, mengesahkan pengurus Komisariat dan Badan Khusus di tingkat Cabang, dan

27 membentuk serta mengembangkan Badan-Badan Khusus. Dalam pendirian dan pemekaran Cabang, terdapat beberapa kriteria yang menjadi syarat dalam pendirian Cabang, yaitu di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pendirian Cabang Persiapan dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya seratus Anggota Biasa kepada Pengurus BADKO yang seterusnya akan diteruskan kepada Pengurus Besar, usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen pendukung, yang kemudiana Cabang Persiapan disahkan dengan meneliti keaslian dokumen pendukung, mempertimbangkan potensi anggota di daerah setempat dan potensi-potensi lainnya di daerah setempat yang dapat mendukung cabang tersebut bila dibentuk. Di dalam pembentukan cabang penuh, Pengurus Besar harus mempertimbangkan tingkat dinamika cabang penuh hasil pemekaran, potensi keanggotaan, potensi pembiayaan untuk menunjang aktivitas cabang hasil pemekaran dan potensi-potensi lainnya yang menunjang kesinambungan cabang. Dan setelah satu tahun disahkan menjadi Cabang Persiapan, Cabang Persiapan tersebut harus memiliki anggota sebanyak 150 orang Anggota Biasa dan mampu melaksanakan minimal 2 kali Latihan Kader I dan minimal 1 kali Latihan Kader II di bawah bimbingan dan pengawasan Pengurus BADKO setempat, memiliki Badan Pengelola Latihan dan minimal 1 Lembaga Pengembangan Profesi aktif serta direkomendasikan Pengurus BADKO setempat. Kepengurusan yang terdapat dibawah kepengurusan Cabang yaitu Komisariat, Komisariat merupakan satu kesatuan organisasi di bawah cabang yang dibentuk di satu perguruan tinggi atau satu/beberapa fakultas dalam satu perguruan tinggi. Tugas dan wewenang dari Pengurus Komisariat yaitu melaksanakan hasil ketetapan Rapat Angota Komisariat dan ketentuan dan kebijakan organisasi lainnya yang diberikan oleh Pengurus Cabang, membentuk dan

28 mengembangkan badan-badan khusus, menyampaikan laporan pertangungjawaban kepada Anggota Biasa melalui Rapat Anggota Komisariat. Di dalam pendirian Komisariat, pendirian Komisariat persiapan dapat diusulkan oleh sekurang-kurangnya 25 orang angota biasa dari satu perguruan tinggi atau satu/beberapa fakultas dari satu perguruan tinggi langsung kepada Pengurus Cabang atau melalui penggurus Koordinator Komisariat yang selanjutnya dibicarakan dalam siding pleno Pengurus Cabang, usulan disampaikan secara tertulis disertai alasan dan dokumen pendukungnya, dan dalam pengesahan Komisariat persiapan harus meneliti keaslian dokumen pendukung, mempertimbangakan potensi anggota di perguruan tinggi/fakultas setempat dan potensipotensi lainnya yang dapat mendukung kesinambungan Komisariat tersebut bila dibentuk. Dan setelah satu tahun disahkan menjadi Komisariat persiapan, Komisariat persiapan tersebut harus memiliki anggota minimal sebanyak 50 orang Anggota Biasa dan mampu melasanakan minimal 1 kali Latihan Kader I dan 2 kali MAPERCA di bawah bimbingan dan pengawasan Pengurus Cabang/KORKOM setempat, serta direkomendasikan Pengurus KORKOM setempat dapat disahkan menjadi Komisariat penuh disidang pleno Pengurus Cabang. Dan dalam mengesahkan pemekaran Komisariat Penuh, Pengurus Cabang harus mempertimbangkan potensi dinamika Komisariat penuh hasil pemekaran, daya dukung fakultas/perguruan tinggi tempat kedudukan Komisariat- Komisaraiat hasil pemekaran, potensi keanggotaan, potensi pembiayaan untuk menunjang aktivitas Komisariat hasil pemekaran, dan potensi-potensi lainnya yang menunjang kesinambungan Komisariat. Seperti lazimnya sebuah organisasi, Cabang Medan juga memiliki susunan kepengurusan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Ketua-Ketua Bidang.

29 Jabatan-jabatan inilah yang merupakan Pengurus Harian yang mengkoordinir setiap kegiatan HMI di tingkat Cabang Medan. Mahasiswa Islam yang terdaftar di HMI dapat duduk menjadi pengurus di HMI. Dengan melihat tingkatan, pelatihan kader yang diikuti oleh seseorang di dalam setiap latihan kader yang diadakan oleh HMI. Program kerja HMI Cabang Medan yang dijalankan sesuai dengan landasan Anggaran Dasar dan Angggaran Rumah Tangga serta Ketentuan Organisasi lainnya, merupakan penjabaran program umum atau nasional HMI. Programnya memuat rencana kerja yang akan dijalankan setiap periode. Namun prioritas programnya akan berbeda satu sama lain karena harus diselaraskan dengan kondisi dan kebutuhan setiap daerah. Program kerja inilah yang akan menjadi tolok ukur atau pedoman bagi HMI, untuk menilai dan mengevaluasi bagaimana kinerja HMI secara umum. Program kerja ini juga menjadi sarana interaksi bagi mahasiswa Islam atau potensi generasi muda di tiap-tiap universitas dan fakultas. Yang terpenting di dalam pelaksanaan program kerja, program kerja tersebut harus memiliki sifat, kedalam untuk memantapkan keberadaan HMI dan meningkatkan kualitas peran sebagai wujud dari fungsi komunikasi dan mekanisme pemersatu mahasiswa Islam yang ada di tiap Universitas dan Fakultas, melalui upaya konsolidasi, kaderisasi, komunikasi dan partisipasi. Keluar untuk mewujudkan peran kehadiran HMI ditengah masyarakat Indonesia dengan lebih meningkatkan partisipasinya di bidang sosial politik, sosial ekonomi, dan pemantapan Ideologi Islam KOHATI (Korps HMI-Wati) Di dalam organisasi HMI terdapat turunan dari organisasi induk yaitu HMI yang lebih memfokuskan terhadap bidang keperempuanan yaitu KOHATI. Sesungguhnya

30 Allah SWT, telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai fitrahnya sebagai khalifah dimuka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata- mata kehadiratnya. Disisi Allah SWT, manusia baik laki- laki maupun perempuan mempunyai derajat yang sama yang membedakan adalah ketaqwaannya, yakni sejauh mana ia istiqomah/ teguh mengimani dan mengamalkan ajaran- ajaran ilahi dalam kehidupan sehari- hari. Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah terakhir yang juga menekankan posisi strategis kaum perempuan dalam masyarakat, sebagaimana dalam sabdanya yang berbunyi: perempuan adalah tiang Negara, bila perempuannya baik (berakhlak karimah) maka negaranya baik, dan bila perempuannya rusak (amoral) maka rusaklah Negara itu. Dalam rangka memaknai peran strategis tersebut maka kaum perempuan dituntut untuk menguasai ilmu agama, IPTEK serta keterampilan yang tinggi, dengan senantiasa menyadari akan kodrat kemanusiannya. Perempuan sebagai salah satu elemen masyarakat harus memainkan perananya mewujudkan masyarakat berkeadilan. Dan sebagai salah satu strategi perjuangan dalam mewujudkan misi HMI, diperlukan sebuah wadah yang menghimpun segenap potensi HMI dalam wacana keperempuanan untuk melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya, untuk mewujudkannya HMI membentuk korps HMI-Wati (KOHATI). Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, KOHATI harus berkesinambunagan dengan HMI dan penuh kebijaksanaan yang dinafasi keimanan kepada Allah SWT, serta berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HMI. Untuk menjabarkan operasionalisasi KOHATI tersebut, dibuatlah Pedoman Dasar KOHATI yang mana KOHATI adalah badan khusus HMI yamg bertugas membina,

31 mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan juga KOHATI adalah bidang keperempuanan di HMI setingkat yang waktu dan tempat dan kedudukannya didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 M pada kongres ke VIII di solo yang berkedudukan di tempat kedudukan HMI dan bertujuan terbinanya muslimah berkualitas insan cita. Sesuai menurut statusnya, KOHATI merupakan salah satu badan khusus HMI yang secara struktural pengurus KOHATI eks officio pimpinan HMI, diwakili oleh Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum dan Ketua Bidang. KOHATI bersifat semiotonom. KOHATI berfungsi sebagai wadah peningkatan dan pengembanagan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika keperempuanan. Ditingkat internal HMI KOHATI berfungsi sebagai bidang keperempuanan dan ditingkat eksternal HMI, berfungsi sebagai organisasi perempuan yang mana KOHATI berperan sebagai pencetak dan Pembina muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai- nilai ke Islaman dan ke Indonesiaan. Yang mana anggota KOHATI adalah HMI-Wati yang telah lulus latihan kader (LK I) Analisa Tujuan KOHATI Tujuan yang jelas diperlukan oleh sebuah organisasi, sehingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur dan terarah. Tujuan organisasi dipengaruhi oleh motivasi dasar pembentukannya, status dan fungsinya dalam totalitas dimana dia berada. Dalam totalitas pengkaderan HMI, KOHATI merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan HMI yaitu terbinanya

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM A. PEDAHULUAN Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu

Lebih terperinci

MEMORI PENJELASAN TENTANG ISLAM SEBAGAI AZAS HMI

MEMORI PENJELASAN TENTANG ISLAM SEBAGAI AZAS HMI TENTANG ISLAM SEBAGAI AZAS HMI MEMORI PENJELASAN Hari ini telah Kusempurnakan bagi kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat- Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu: (QS. Al-Maidah

Lebih terperinci

TAFSIR TUJUAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

TAFSIR TUJUAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM TAFSIR TUJUAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM I. PENDAHULUAN Tujuan yang jelas diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MUKADIMMAH Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata ala telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai dengan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM MUKADDIMAH Sesungguhnya Allah Subhanahu wata ala telah mewahyukan Islam sebagai ajaran yang haq lagi sempurna untuk mengatur umat manusia berkehidupan sesuai dengan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang mengasuh semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada

Lebih terperinci

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Lebih terperinci

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, 2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 telah memberikan arah dan landasan perjuangan bagi bangsa Indonesia, yang selanjutnya pada pasal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan

BAB VI KESIMPULAN. kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan merupakan organisasi sosial kemasyarakatan yang bercorak Islam Modernis. Meskipun bukan merupakan organisasi politik namun sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

POSDAYA BERSERI DUSUN I

POSDAYA BERSERI DUSUN I CONTOH ANGGARAN DASAR POSDAYA BERSERI DUSUN I DESA BAJONG, KEC. BUKATEJA, KAB. PURBALINGGA Logo Perguruan Tinggi Logo Pemerintah Daerah MUKADIMAH Keluarga sebagai bagian integral dari Masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Penelitian ini menggambarkan tentang studi deskriptif organisasi kemahasiswaan ekstrakampus Himpunan Mahasiswa Islam pada Cabang Bandung dan Koordinator

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.

Lebih terperinci

DEKLARASI SOLO DEKLARASI GARUT

DEKLARASI SOLO DEKLARASI GARUT DEKLARASI SOLO 1. IMM, adalah gerakan mahasiswa Islam. 2. Kepribadian Muhammadiyah, dalah landasan perjuangan IMM. 3. Fungsi IMM, adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah ( stabilisator dan

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA (Makalah Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas MK Pendidikan Pancasila) Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh: Nama : WIJIYANTO

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan 1. Secara Umum Konsep pendidikan yang Islami menurut Mohammad Natsir menjelaskan bahwa asas pendidikan Islam adalah tauhid. Ajaran tauhid manifestasinya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA MUKADIMAH Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan

Lebih terperinci

KONFERENSI CABANG KE IX HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

KONFERENSI CABANG KE IX HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) A. DASAR PEMIKIRAN Kontrak sosial politik Negara berdaulat terhadap rakyat adalah melindungi warga Negara dan mensejahterakan secara lahir batin. Namun cita-cita tersebut belum menunjukan titik terang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara demokrasi, dengan kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat memiliki peranan penting dalam aspek kehidupan bernegara. Oleh karena

Lebih terperinci

PEDOMAN DASAR LEMBAGA SENI BUDAYA MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

PEDOMAN DASAR LEMBAGA SENI BUDAYA MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM PEDOMAN DASAR LEMBAGA SENI BUDAYA MAHASISWA ISLAM BAB I Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang atau disingkat LSMI HMI Pasal 2 Waktu,

Lebih terperinci

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIES NATALIS KE-62 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) TAHUN 2009

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIES NATALIS KE-62 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) TAHUN 2009 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA DIES NATALIS KE-62 HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) TAHUN 2009 Ballroom Hotel Sahid Jakarta, 16 Februari 2009 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N P E M B U K A A N BAHWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945, YANG DICETUSKAN RAKYAT INDONESIA MERUPAKAN PUNCAK PERJUANGAN PERGERAKAN NASIONAL DAN TITIK AWAL UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA KEMERDEKAAN,

Lebih terperinci

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6

MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6 MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI (HMPS) EKONOMI ISLAM - STAIN PEKALONGAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI (HMPS) EKONOMI ISLAM - STAIN PEKALONGAN ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI (HMPS) EKONOMI ISLAM - STAIN PEKALONGAN Sekretariat: Graha Mahasiswa STAIN Pekalongan, Jl. Kusumabangsa No. 9 Pekalongan 51114 MUKODDIMAH Sesungguhnya Allah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN I ANGGOTA. Pasal 1 Anggota Muda

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN I ANGGOTA. Pasal 1 Anggota Muda ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN I ANGGOTA Pasal 1 Anggota Muda Anggota Muda adalah Mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dan/atau yang sederajat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan salah satu bagian dari sumber daya manusia Indonesia dan sekaligus aset merupakan aset bangsa yang kelak akan menjadi generasi penerus dalam pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha. ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PASCASARJANA FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADIMAH Sesungguhnya tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROVINSI KALIMANTAN BARAT PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : Mengingat : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA

MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA GARIS BESAR HALUAN KERJA PERIODE 2014-2015 BAB I PENDAHULUAN I. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Kerja Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) adalah pedoman dalam melaksanakan pola yang

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia sejak

Lebih terperinci

2016 KONTROL SOSIAL HMI TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG

2016 KONTROL SOSIAL HMI TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tolok ukur keberhasilan suatu daerah tidak hanya dapat dilihat dari keaktifan pemerintah dalam melakukan pembangunan insprastruktur daerah tersebut, namun

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN I ANGGOTA

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN I ANGGOTA ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM BAB I KEANGGOTAAN BAGIAN I ANGGOTA Pasal 1 Anggota Muda Anggota Muda adalah Mahasiswa Islam yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dan/atau yang sederajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah kelompok sosial masyarakat yang mempunyai kapasitas intelektual untuk memahami kondisi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal

Lebih terperinci

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini? UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun dalam masa revolusi namun nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah nilai-nilai yang luhur universal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG TUGAS KULIAH PANCASILA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita. Dan di dalam Pancasila ini terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH

PROVINSI JAWA TENGAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...

Lebih terperinci

LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN

LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN Landasan Perjuangan AMPI ini adalah dasar-dasar pandangan yang bersifat filosofis dan empiris dari AMPI di dalam menghayati hakikat Keberadaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan jiwa korps bagi anggota Korps

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. LEMBAGA KEMAHASISWAAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Tahun 2018

ANGGARAN DASAR. LEMBAGA KEMAHASISWAAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Tahun 2018 MUKADDIMAH Perguruan tinggi sebagai wadah bagi kaum intelektual yang mengkaji dan mengelaborasi berbagai problem kehidupan masyarakat, maka perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang dapat melakukan

Lebih terperinci

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA Diterbitkan oleh Yayasan LBH Indonesia Jakarta, 1986 KETETAPAN No. : TAP 01/V/1985/YLBHI T e n

Lebih terperinci

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah

Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah BAITUL ARQAM KHUSUS AUM KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH, 12-13 AGUSTUS 2011 Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar & Kepribadian Muhammadiyah M. Wiharto S.Sy.,S.Pd.I.,M.A Majelis Pendidikan Kader PP.Muhammadiyah

Lebih terperinci

DRAFT GARIS GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR

DRAFT GARIS GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR DRAFT GARIS GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR M A K A S S A R 2015/2016 GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI

Lebih terperinci

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL VI HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN (HAKLI) NOMOR : VI/MUNAS VI/HAKLI/2015 TENTANG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA (HAKLI) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINSTRASI BANTEN (BEM STIA BANTEN)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINSTRASI BANTEN (BEM STIA BANTEN) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINSTRASI BANTEN (BEM STIA BANTEN) MASA BAKTI 2015/2016 ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA MASYARAKAT ISLAM INDONESIA DI TORONTO DAN SEKITARNYA (MIIT) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA TORONTO 2007 Revisi 1-2010 Mukadimah "Saya ridla: Ber-Tuhan kepada ALLAH, ber-agama kepada ISLAM dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA, MEKANISME ORGANISASI DAN KRITERIA FORMATUR MUSYAWARAH BASUDARAO I

ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA, MEKANISME ORGANISASI DAN KRITERIA FORMATUR MUSYAWARAH BASUDARAO I ANGGARAN DASAR, ANGGARAN RUMAH TANGGA, MEKANISME ORGANISASI DAN KRITERIA FORMATUR MUSYAWARAH BASUDARAO I IKATAN KELUARGA SIRI SORI ISLAM (IKKASSI) KABUPATEN MALUKU TENGAH PERIODE 2015-2019 IKATAN KERUKUNAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia, yang kemudian disingkat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Bijaksana, umat Katolik menyadari dan menghayati secara

Lebih terperinci

BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI KEMASYARAKATAN GERAKAN PEMUDA DAN RAKYAT INDONESIA (GPRI) Pemuda adalah salah satu elemen bangsa yang mempunyai peran dan tanggung jawab terhadap arah bangsa demi mewujudkan keadilan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2010 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG MEKANISME PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA (POSBAKUMADIN)

PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA (POSBAKUMADIN) PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK 2015-2018 POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA (POSBAKUMADIN) 1. PENGERTIAN : BAB I PENDAHULUAN a. Program Umum ini dibuat dengan tujuan antara lain bahwa

Lebih terperinci

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin

Lebih terperinci

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN AD/ART KM UGM PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Republik Indonesia harus diisi dengan kegiatan pembangunan yang bervisi kerakyatan sebagai perwujudan rasa syukur bangsa Indonesia atas rahmat Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN ANGGARAN DASAR KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2015 PENDAHULUAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia yang saat ini dirasakan seluruh rakyat harus diisi dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)

Lebih terperinci

BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA. Sekretariat : Jalan Halimun Nomor 39 Menteng Jakarta Selatan

BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA. Sekretariat : Jalan Halimun Nomor 39 Menteng Jakarta Selatan ANGGARAN DASAR BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa Negara republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 1 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan seluruh rakyat

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Tanggal Penyerahan Makalah : 25 Juni 2013 Tanggal Upload

Lebih terperinci

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN 1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia, Kata "Pramuka" merupakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH Bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana amanat UUD 1945 tiada lain adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN

GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN GARIS BESAR HALUAN KERJA FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA POLITEKNIK INDONESIA A. PENDAHULUAN 1. Bahwa pendidikan nasional telah mengalami perkembangan sehingga perlu adanya penyesuaian dan pemantapan baik dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LSO TAZMANIA FM (AD LSO TAZMANIA FM) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG

ANGGARAN DASAR LSO TAZMANIA FM (AD LSO TAZMANIA FM) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG ANGGARAN DASAR LSO TAZMANIA FM (AD LSO TAZMANIA FM) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA SEMARANG MUKADIMAH Bismillahirrohmanirrohim Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan jalan bagi umatnya sesuai dengan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, enimbang: a. bahwa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan

Lebih terperinci

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA *48766 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 24 TAHUN 1999 (24/1999) TENTANG PENGESAHAN

Lebih terperinci

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR Disusun oleh : Sani Hizbul Haq 11.11.5585 Kelompok F Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. JURUSAN S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO Membangun kembali fundamental ekonomi yang sehat dan mantap demi meningkatkan pertumbuhan, memperluas pemerataan,

Lebih terperinci

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Bab III Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental Sumber: http://www.leimena.org/id/page/v/654/membumikan-pancasila-di-bumi-pancasila. Gambar 3.1 Tekad Kuat Mempertahankan Pancasila Kalian telah

Lebih terperinci

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY ANGGARAN RUMAH TANGGA Mukadimah Bahwa hakikat pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. dan telah ditekadkan oleh bangsa Indonesia sebagai tujuan dasar dari upaya-upaya pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA M A K A S S A R 2015/2016 ANGGARAN DASAR KABAMAFAR UMI MUQADDIMAH

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara Disusun oleh: NAMA : HARI ANGGARA NIM : 11.12.5805 KELOMPOK STUDI JURUSAN DOSEN : H (HAK ASASI) : PANCASILA

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

BISYRON MUHTAR NBM SEKRETARIS PWM JATENG

BISYRON MUHTAR NBM SEKRETARIS PWM JATENG BISYRON MUHTAR NBM. 732.139 SEKRETARIS PWM JATENG Alamat : Bangsri 1 Purwodadi Tembarak Temanggung 56261 HP : 081 328 744 827 E-mail : bisyronmuhtar@gmail.com HAKEKAT MUQODIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK

PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK Disampaikan oleh : Ir. Apri Hananto Sukandar, M.Div Nomor Anggota : A- 419 Yang terhormat Pimpinan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Dengan menyebut Nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN Bahwa Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia benarbenar merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga bangsa Indonesia perlu

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pembukaan

ANGGARAN DASAR Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pembukaan ANGGARAN DASAR Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pembukaan Bahwasanya dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, generasi muda yang memiliki dinamika, militansi dan idealisme, menonjol peranan dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR PERSATUAN GURU MADRASAH INDONESIA (PGMI) Bahwa sesungguhnya Islam adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan ingin meraih kekuasaan yang ada. Pertama penulis terlebih dahulu akan

I. PENDAHULUAN. dan ingin meraih kekuasaan yang ada. Pertama penulis terlebih dahulu akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika gerakan sosial keagamaan di Indonesia sangat menarik untuk dikaji. Dikatakan menarik, karena salah satu agendanya adalah menyebarkan gagasannya dan ingin

Lebih terperinci

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) 1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) Pengertian pandangan hidup adalah suatu hal yang dijadikan sebagai pedoman hidup, dimana dengan aturan aturan yang di buat untuk mencapai yang di

Lebih terperinci