BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Koperasi Pengertian Koperasi International Cooperative Alliance (ICA) yang dikutip oleh Kusnadi (2005:5) mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum yang bertujuan untuk perbaikan sosial ekonomi anggotanya dengan memenuhi kebutuhan ekonomi annggotanya dengan jalan berusaha bersama dengan saling membantu antara satu dengan lainnya dengan cara membatasi keuntungan, usaha tersebut harus didasarkan prinsip-prinsip koperasi. Menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Pasal 1 Ayat 1 koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Selanjutnya PSAK 27 menyatakan bahwa : Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional. 12

2 Dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Oleh Koperasi, koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan perundang-undangan perkoperasian. Kemudian Soemarso (2005:219) menyatakan dalam bukunya Akuntansi Sebagai Pengantar bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. Dari definisi-definisi atas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas asas kekeluargaan Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi Dalam buku Manajemen Koperasi Teori dan Praktek, Anoraga dan Widiyanti (2009:67) menyebutkan landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktivitas koperasi Indonesia yaitu : a. Landasan Idiil = Pancasila b. Landasan Mental = Setia Kawan dan kesadaran diri sendiri 13

3 c. Landasan Struktural dan Gerak = UUD 1945 Pasal 33 ayat 1 Sedangkan menurut UU No. 25 Tahun 1992, koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan Tujuan dari koperasi adalah untuk memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar Prinsip Koperasi Dalam menjalankan kegiatan sehari-harinya, koperasi mempunyai prinsipprinsip yang harus diterapkan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut : a. keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka b. pengelolaan dilaksanakan secara demokratis c. pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal e. kemandirian f. pendidikan perkoperasian g. kerja sama antar koperasi Lambang dan Makna Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM RI Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang 14

4 Koperasi Indonesia, serta Surat Keputusan Dekopin Nomor SKEP/14/DEKOPIN- A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang Perubahan Lambang/Logo Gerakan Koperasi Indonesia. Maka lambang/logo koperasi Indonesia berubah menjadi seperti di bawah ini : Adapun penjelasan makna gambar dan warna lambang koperasi Indonesia di atas adalah sebagai berikut : 1. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia, mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang, cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi. 2. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia : 15

5 a. Sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi b. Sebagai dasar perekonomian nasional yang bersifat kerakyatan c. Sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian, keadilan dan demokrasi. d. Selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global. 3. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk teks Koperasi Indonesia memberi kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta mengikuti kemajuan zaman yang mencerminkan pada perekonomian yang bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik di dalam lingkungan internal Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya. 4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan, kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku ekonomi lainnya. 5. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor, cap/stempel, petaka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan Koperasi di seluruh Indonesia. 16

6 6. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang memuat : a. Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang: b. Gambar : 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi Indonesia. c. Tata Warna : 1. Warna hijau muda dengan kode warna C:10,M:3,Y:22,K:9: 2. Warna hijau tua dengan kode warna C:20,M:0, Y:30, K:25: 3. Warna merah tua dengan kode warna C:5, M:56,Y:76,K:21: 4. Perbandingan skala 1 : Fungsi dan Peran Koperasi Fungsi dan peran koperasi dalam upaya menujang pencapaian tujuan koperasi adalah : a. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya 17

7 b. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat c. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perkonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya d. berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perkonomian nasional yang usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Jenis Jenis Koperasi Dalam bukunya yang berjudul Perkoperasian Sejarah, Teori dan Praktek Firdaus dan Susanto (2002:57) menyatakan bahwa jenis-jenis koperasi yang ada dan berkembang saat ini adalah sebagai berikut : a. Koperasi produksi Koperasi produksi diutamakan diberikan kepada para anggotanya dalam rangka berproduksi untuk menghasilkan barang maupun jasa. b. Koperasi konsumsi Koperasi konsumsi menyediakan kebutuhan akan barang-barang pokok sehari-hari seperti sandang, pangan, dan kebutuhan yang berbentuk barang lainnya. c. Koperasi simpan pinjam Koperasi simpan pinjam menitikberatkan pada usaha penyimpanan dan peminjaman sejumlah uang untuk keperluan para anggotanya d. Koperasi Jasa 18

8 Koperasi ini merupakan koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. e. Koperasi Distribusi (pemasaran) Berdasarkan luas wilayahnya, Kusnadi (2005:71) mengelompokkan koperasi menjadi empat jenis yakni : a. Koperasi primer Koperasi primer adalah koperasi sebagai satuan terkecil dengan wilayah yang kecil pula dan melibatkan secara langsung orang-orang sebagai anggotanya. b. Koperasi pusat Koperasi pusat merupakan koperasi yang anggotanya adalah koperasikoperasi primer, minimal lima koperasi. c. Koperasi gabungan Koperasi gabungan adalah koperasi yang dibentuk secara bersama-sama oleh koperasi pusat (minimal tiga koperasi pusat) d. Koperasi induk Koperasi induk adalah koperasi yang dibentuk secara bersama-sama oleh koperasi gabungan (paling sedikit tiga koperasi gabungan). Selanjutnya Anoraga dan Widiyanti (1995:26) mengelompokkan koperasi berdasarkan sifat usahanya menjadi lima kelompok, yaitu : 1. Koperasi simpan pinjam 2. Koperasi produksi 3. Koperasi konsumsi 19

9 4. Koperasi Jasa 5. Koperasi Serba Usaha (Anoraga dan Widiyanti, 1995:26) Keanggotaan Koperasi Unsur pengelola koperasi terdiri dari : a. Rapat Anggota Rapat anggota adalah pihak yang memegang kekuasaan yang paling tinggi dalam koperasi secara struktural organisasi. Rapat anggota koperasi membuat berbagai keputusan strategis koperasi seperti kebijakan koperasi, anggaran dasar, anggaran rumah tangga, anggaran kerja, anggaran belanja, mengesahkan laporan neraca, mengangkat dan memberhentikan pengurus koperasi dan badan pemeriksa (Sitio dan Tamba, 2001:35-40) b. Badan Pengawas/Pemeriksa Adalah suatu jabatan pada koperasi yang anggotanya dipilih dari anggota koperasi dan tidak boleh merangkap jabatan lain pada koperasi tersebut. Selain bertugas mengawasi koperasi, badan pengawas koperasi juga bertugas dalam menentukan cara pembagian keuntungan dan jumlah keuntungan yang akan dibagi (Kusnadi, 2005:2) Badan pengawasa ini bertugas untuk : 1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi 20

10 2) Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya c. Pengurus Orang-orang yang dipilih untuk mengelola koperasi yang berasal dari anggota internal koperasi maupun pihak luar yang bukan anggota koperasi tersebut. Pengurus bertugas antara lain : 1) Mengelola koperasi dan usahanya 2) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi 3) Menyelenggarakan Rapat Anggota 4) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas 5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib 6) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus 7) Melaksanakan tugas lain sesuai tercantum dalam anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga d. Anggota Adalah individu-individu yang menjadi bagian dari koperasi sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. 21

11 Sumber Modal Koperasi Menurut UU No. 25 Tahun 1992 yang dikutip oleh Soemarso (2005:206) menyatakan bahwa modal koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari : a. Simpanan Pokok Simpanan pokok (basic contribution) merupakan jumlah nilai tertentu yang sama banyaknya yang harus disetorkan pada waktu masuk menjadi anggota dan yang tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi. b. Simpanan Wajib Simpanan wajib (compulsory contribution) adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayar oleh anggota koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu dan yang dpaat diambil kemballi dengan cara-cara yang diatur lebih lanjut. c. Dana Cadangan Dana cadangan merupakan dana yang diperoleh dan dikumpulkan dari penyisihan sebagian sisa hasil usaha (SHU) tiap tahun, dengan maksud jika sewaktu-waktu diperlukan untuk menutup kerugian dan keperluan memupuk permodalan. d. Hibah Hibah adalah pemberian yang diterima koperasi dari pihak lain, berupa uang atau barang. 22

12 Sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari : a. Anggota b. Koperasi lainnya c. Bank dan lembaga keuangan lainnya d. Penerbitan obligasi dan surat utang lainya e. Sumber lain yang sah Sisa Hasil Usaha Definisi SHU Menurut UU No 25 Tahun 1992 Bab IX Pasal 45 menyebutkn bahwa Sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Penetapan besarnya pembagian SHU kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya, ditetapkan oleh RAT sesuai dengan AD/ART koperasi tertentu yang mencakup kontribusi terhadap transaksi usaha dan partisipasi modal para anggota koperasi itu sendiri Cara Penghitungan SHU berikut : Secara umum, cara penghitungan SHU menggunakan formula sebagai SHUa = JUa + JMa 23

13 Keterangan : SHUa = Sisa Hasil Usaha anggota JUa = Jumlah kontribusi Usaha anggota JMa = Jumlah kontribusi Modal anggota Secara khusus pembagian SHU masing-masing anggota dapat dihitung menggunakan formula seperti di bawah ini : SHUpa=Va/VUK x JUa + Sa/TMS x JMa Keterangan : SHUpa = Sisa Hasil Usaha per anggota Va = volume usaha anggota VUK = total usaha koperasi JUa = Jumlah kontribusi Usaha anggota Sa = jumlah simpanan TMS = total modal sendiri JMa = Jumlah kontribusi Modal anggota 24

14 Prinsip Pembagian SHU Dalam bukunya Koperasi Teori dan Praktik, Sitio dan Tamba (2001:91-92) menyebutkan prinsip-prinsip pembagian SHU sebagai berikut ini : a. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota b. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan d. SHU anggota dibayar secara tunai 2.2 Pengendalian Internal Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian (control) adalah proses mempengaruhi atau mengarahkan aktivitas sebuah objek, organisasi, atau sistem. (Krismiaji, 2010:215) Pengendalian internal merupakan salah satu alat yang dapat membantu menajemen melakukan pengendalian maupun pengawasan atas berbagi aktivitas operasional yang dilakukan. Gelinas, et al. mengemukakan bahwa internal control is a system of integrated element-people, structure, process and proceduracting in concert to provide reasonable assurance that an organization achieves its business process goals. (2005:237) Selain itu, Krismiaji (2010:218) menyatakan bahwa Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan mendorong ditaatinya kebijakan manjemen. 25

15 Selanjutnya, menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi yang dimaksud dengan sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut: Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. (Mulyadi, 2008:163) Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern adalah sistem yang terdiri dari elemen-elemen terpadu yang melibatkan orang, struktur organisasi, kebijakan, metode, proses, serta prosedur yang berkoordinasi dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu dalam proses bisnis Tujuan Pengendalian Internal Suatu pengendalian internal yang diterapkan dalam suatu sistem sangat berguna dalam mencegah dan menjaga terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan baik berupa kesalahan ataupun penyimpangan (kecurangan). Tujuan pengendalian internal menurut Bastian dan Soepriyanto (2002:163) adalah sebagai berikut: 1. Menjaga kekayaan organisasi. 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. 3. Mendorong efisiensi. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Bastian dan Soepriyanto, 2002:163) 26

16 Kemudian dijelaskan lebih lanjut oleh Mulyadi (2008:163) mengenai tujuan pengendalian internal tersebut : 1. Menjaga kekayaan organisasi a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan, kegiatan ini mencangkup pembatasan akses langsung dan tidak langsung terhadap kekayaan. b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dan dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya, kegiatan ini mencakup perbandingan secara periodik antara catatan akuntansi dan kekayaan yang sesungguhnya ada, serta rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan. 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi a. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorasi yang telah ditetapkan. Kegiatan ini mencangkup pemberian otorisasi oleh pejabat berwenang, dan pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang. b. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi, transaksi yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi, dicatat dalam jumlah yang benar dalam periode akuntansi yang seharusnya secara ringkas dan teliti. 3. Mendorong efisiensi 27

17 Pengendalian diterapkan dalam suatu organisasi yang bertujuan untuk menghindari pemborosan terhadap semua aspek usaha, misalnya penggunaan sumber daya manusia yang berlebihan. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Pengendalian internal diterapkan agar prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik. Sementara tujuan pengendalian internal menurut Gelinas dan Sutton (2002:226) dikelompokan menjadi kegiatan pengendalian untuk sistem operasi dan sistem informasi. Tujuan pengendalian untuk sistem operasi adalah sebagai berikut: 1. Menjamin tercapainya efektivitas operasi. 2. Menjamin tercapainya efisiensi sumber daya manusia. 3. Menjamin keamanan kekayaan atau harta perusahaan. Dan tujuan pengendalian untuk sistem informasi adalah sebagai berikut : 1. Menjamin validitas input. 2. Menjamin kelengkapan input. 3. Menjamin keakurasian input. 4. Menjamin kelengkapan pemutakhiran. 5. Menjamin keakurasian pemutakhiran. Sementara Krismiaji (2010:215) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya pengendalian internal adalah untuk mencegah timbulnya kerugian bagi sebuah organisasi yang timbul antara lain karena sebab-sebab sebagai berikut : 1. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan boros. 2. Keputusan manajemen yang tidak baik. 28

18 3. Kehilangan atau kerusakan catatan yang secara tidak sengaja. 4. Kehilangan aktiva karena kecerobohan karyawan. 5. Tidak ditaatinya kebijakan manajeman dan peraturan lainnya oleh para karyawan. 6. Perubahan secara tidak sah terhadap Sistem Informasi Akuntansi atau komponen-komponennya. Berdasarkan beberapa tujuan yang telah dikutip di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendaian internal adalah memberikan jaminan telah tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan, pengamanan terhadap aset yang dimiliki, keandalan dalam hasil akhir yaitu pelaporan keuangan (lengkap, akurat, dan valid), dan ketaatan terhadap peraturan dan prosedur yang ada Unsur-Unsur Pengendalian Internal Mulyadi (2008:164) menyatakan bahwa unsur-unsur pengendalian internal dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut berikut : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang pendapatan dan biaya, 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Diuraikan lebih lanjut oleh Krismiaji (2010:223) bahwa menurut COSO terdapat lima unsur-unsur pengendalian internal yaitu : 1. Lingkungan pengendalian, yang meliputi : 29

19 a) Komitmen kepada integritas dan nilai etika b) Filosofi dan gaya operasi manajemen c) Struktur organisasi d) Komite audit metode e) Penetapan wewenang dan tanggungjawab f) Praktik dan kebijakan tentang sumber daya manusia g) Pengaruh eksternal 2. Penilaian resiko Penilaian resiko dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : a) Identifikasi ancaman b) Estimasi resiko c) Identifikasi pengendalian d) Perkiraan biaya dan manfaat e) Menetapkan efektivitas biaya-manfaat (cost-benefit effectiveness) 3. Aktivitas pengendalian a) Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai b) Pemisahan tugas c) Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai d) Penjagaan aset dan pencatatan yang memadai e) Pemeriksaan independen atas kinerja 4. Informasi dan komunikasi 30

20 Perusahaan harus memiliki informasi yang relevan dan dapat diandalkan baik informasi keuangan maupun nonkeuangan, yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa eksternal serta internal. Informasi tersebut harus direkam dan dikomunikasikan kepada pimpinan perusahaan dan pihak lain yang memerlukannya. 5. Pemantauan a) Supervisi yang efektif b) Akuntansi pertanggungjawaban c) Audit internal Sementara Gelinas dan Sutton (2002:230) dalam bukunya Accounting Information System menyatakan bahwa unsur-unsur pengendalian internal adalah sebagai berikut: 1. Control Environment (Lingkungan pengendalian) Lingkungan pengendalian adalah faktor-faktor baik internal maupun eksternal yang dapat mempengaruhi kuat atau lemahnya suatu pengendalian atau mempengaruhi efektivitas penerapan elemen-elemen pengendalian internal. Komponen-komponen lingkungan pengendalian tersebut adalah sebagai berikut : a) Nilai dan norma organisasi (organizational rules and norms) Nilai dan norma organisasi yaitu standar nilai dan norma atau etika yang ditetapkan oleh organisasi yang dikomunikasikan, diperkuat dan dikondisikan dalam praktik kehidupan sehari-hari. b) Filosofi manajemen (management philosphy) 31

21 Filosofi manajemen adalah pandangan atau kesadaran manajemen terhadap pentingnya pengendalian. Jika manajemen mempercayai bahwa pengendalian internal itu penting, maka ia akan memandang bahwa prosedur dan kebijakan pengendalian yang efektif harus diterapkan. c) Bentuk operasi (operation style) Bentuk operasi adalah karakter dan sifat operasi suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi kuat lemhnya pengendalian. d) Sistem penghargaan atau kompensasi (reward system) Sistem penghargaan atau kompensasi adalah adanya pemberian penghargaan kepada karyawan yang berprestasi dan memberikan sanksi kepada karyawan yang melakukan penyimpangan. e) Cara manajemen mengorganisasi dan mengembangkan sumber daya manusia. Merupakan cara manajemen menetapkan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi yang akan menjadi petunjuk dari filosofi manajemen. Manajemen menetapkan setiap rencana, memberi penugasan dan meminta pertanggungjawaban secara tertulis. f) Struktur organisasi Dalam pengendalian internal, struktur organisasi yang kuat dan adanya fungsi audit internal yang efektif akan mendorong kuatnya penerapan pengendalian internal di suatu perusahaan. 2. Pervasive Control Plans (Rencana Pengendalian pervasif) 32

22 Rencana pengendalian pervasif adalah kebijakan-kebijakan dan prosedur pengendalian yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pengendalian secara umum dan berpengaruh terhadap banyak aplikasi. Rencana pengendalian pervasif meliputi empat kategori utama yatu : a) Rencana pengendalian kepegawaian (personnel control plan) Rencana pengendalian kepegawaian merupakan suatu kebijakan yang diterapkan dengan tujuan untuk memperoleh dan mempertahankan pegawai yang kompeten (cakap dalam bidangnya) dan dapat dipercaya. Rencana pengendalian kepegawaian ini meliputi : Rencana pengendalian saat penyeleksian dan perekrutan Rencana pengendalian mempertahankan pegawai Rencana pengendalian pengembangan pegawai Rencana pengendalian manajemen kepegawaian b) Rencana pengendalian organisasi (organizational control plan) Rencana pengendalian ini mengatur pemisahan tugas, fungsi dan wewenang bertujuan untuk melindungi perusahaan dari beberapa bentuk penyimpangan tertentu yang dilakukan oleh semua pihak intern perusahaan. Rencana pengendalian organisasi meliputi : Pemisahan tugas-tugas (segregation of duties) Pengotorisasian transaksi (authorizing transaction) Rencana pengendalian organisasi pada fungsi sistem informasi 33

23 c) Rencana pengendalian pengamanan sumber sumber daya (resource security control plans) Rencana pengendalian ini membantu melindungi perusahaan dari bentuk penyimpangan terhadap aktiva perusahaan yang meliputi uang kas, piutang, surat-surat berharga, persediaan dan aktiva tetap. Rencana pengendalian pengamanan sumber sumber daya ini meliputi : Rencana pengendalian mengenai pembatasan akses terhadap sumber sumber daya komputer organisasi Rencana pengendalian mengenai pembatasan akses terhadap fisik aktiva Rencana pengendalian pengamanan aktiva Rencana pengendalian backup dan pemulihan hasil rutin Rencana pengendalian backup dan pemulihan bencana d) Rencana pengendalian dokumentasi (policy documentation control plans) Rencana pengendalian ini menggambarkan suatu sistem dan prosedurprosedur yang bisa diterima untuk melakukan sejumlah fungsi dalam suatu perusahaan. Rencana pengendalian ini membantu perusahaan membantu melindungi suatu organisasi terhadap jenis-jenis penyimpangan prosedur pengoperasian komputer. Jenis jenis dokumentasi fungsi sistem informasi dapat berupa pedomanpedoman standar dan dokumentasi aplikasi. Pedoman-pedoman standar tersebut meliputi : Pedoman standar pengembangan sistem 34

24 Pedoman standar operasi Adapun dokumentasi aplikasi meliputi : Dokumentasi sistem Dokumentasi program 3. Application Control Plans (Rencana pengendalian aplikasi) Rencana pengendalian aplikasi adalah kebijakan dan prosedur pengendalian yang khusus diterapkan dan berpengaruh pada suatu aplikasi pengolahan transaksi tertentu. Rencana pengendalian aplikasi ini meliputi pengendalian secara online dan secara tumpuk (batch). Rencana pengendalian aplikasi secara online ini meliputi bagan arus sistem, matriks pengendalian yang behubungan dengan sistem yang digambarkan pada bagan arus sistem dan penjelasan mengenai rencana pengendalian yang direkomendasikan dan bagaimana tujuan pengendalian dapat dicapai dengan rencana pengendalian tersebut. Sedangkan rencana pengendalian aplikasi secara tumpuk (batch) mengatur pemrosesan transaksi melalui penghitungan jumlah-jumlah kendali pada berbagai titik dalam operasi-operasi pemrosesan (operasi input dan operasi pemutakhiran) dan kemudian membandingkan jumla-jumlah kendali ini, antara yang telah dimasukkan dengan yang seharusnya dimasukkan. Rencana pengendalian ini meliputi : Menghitung jumlah-jumlah tumpuk (batch control plans) 35

25 Pencocokan oleh komputer terhadap jumlah-jumlah tumpukan (computer agreement of batch control) Pencocokan secara manual terhadap jumlah-jumlah tumpukan (manual agreement of batch totals) Pemeriksaan urutan (sequence checks) 36

DRAFT 16 Maret 2012 PERATURAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 02/Per/M.KUKM/IV/2012 TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG KOPERASI INDONESIA

DRAFT 16 Maret 2012 PERATURAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 02/Per/M.KUKM/IV/2012 TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG KOPERASI INDONESIA MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DRAFT 16 Maret 2012 PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 02/Per/M.KUKM/IV/2012 TENTANG PENGGUNAAN LAMBANG KOPERASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perekonomian global yang sudah berlangsung dewasa ini, didukung dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat pesat dalam mengelola manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern Perusahaan yang baik harus memiliki sistem pengendalian intern yang baik, yang sangat berperan penting dalam terciptanya suatu sistem akuntansi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern Suatu perencanaan yang meliputi struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERN KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Pengendalian dan Pengawasan Intern Sebelum membicarakan unsur-unsur pengawasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten 36 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan KPRI Guyub Rukun Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

Lebih terperinci

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN Pengendalian Intern : Rencana organisasi dan semua metode, prosedure serta kebijaksanaan, yang terkoordinasi dalam suatu unit usaha, dengan tujuan : a. Mengamankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KETUA PELAKSANA: Dra. ENDAH SULISTYOWATI, SE., M.S.A, Ak ANGGOTA: DEMAS RIZKI FAUZI ZAIN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 116, 1992 (PEMBANGUNAN. EKONOMI. Warganegara. Kesejahteraan. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian

1/28/2012. Menurut Warren Reeve & Fees (1999) Pengendalian Oleh: Eko K. Komara Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Koperasi Pada hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan penting untuk dipertahankan, koperasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12

BAB II LANDASAN TEORI. usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian koperasi Koperasi berasal dari bahasa asing co- operation (co: bersama, operation: usaha ).Di Indonesia pengertian koperasi menurut UU Koperasi tahun 1967 No.12 tentang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti

BAB II URAIAN TEORITIS. Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti kerja sama untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu defenisi koperasi adalah suatu perkumpulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi ( 2005 : 163 ) sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Koperasi adalah gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kegiatannya berlandaskan pada prinsip-prinsip koperasi.

Lebih terperinci

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL

MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL MAKALAH PENGENDALIAN INTERNAL DISUSUN OLEH : ZIDNI KARIMATAN NISA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI PROGRAM STUDY SISTEM INFORMASI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit BAB IV PEMBAHASAN IV. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya, perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama yang

Lebih terperinci

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi

URAIAN MATERI. A. Pengertian Koperasi URAIAN MATERI A. Pengertian Koperasi Kata Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu co dan operation. Co berarti bersama, operation berarti usaha. Kalau kedua kata itu dirangkai, maka koperasi dapat

Lebih terperinci

SISA HASIL USAHA. Evan Purnama Ramdan

SISA HASIL USAHA. Evan Purnama Ramdan SISA HASIL USAHA Evan Purnama Ramdan Universitas Gunadarma 2016 PENGERTIAN SHU Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah sebagai berikut : Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi

Lebih terperinci

Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang Menurut Mulyadi (2001), Sistem Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Undang-undang dasar 1945 pasal 33 ayat 1 menyatakan, bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Dalam penjelasannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua

BAB II KAJIAN TEORI. merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian 1.1.1 Analisis Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau

Lebih terperinci

PENGENDALIAN INTERN 1

PENGENDALIAN INTERN 1 PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas LAMPIRAN I KUESIONER Responden yang terhormat, Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha) mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner mengenai

Lebih terperinci

Koperasi. By :

Koperasi. By : Koperasi By : dhoni.yusra@indonusa.ac.id Dasar Hukum Landasan Yuridis ada Pasal 33 Ayat 1 UUD 1945 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Pengaturan pertama diatur dalam UU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Umum Tentang Perkoperasian Koperasi di Indonesia suatu wadah perekonomian rakyat yang berdasarkan kekeluargaan dan kegotong royongan serta merupakan ciri khas tata kehidupan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem

BUPATI BANYUMAS, TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH. menetapkann. Sistem BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 64 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN N RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata Co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. cocok untuk perekonomian Indonesia. Menurut Undang-undang Republik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia memiliki Tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tatanan kehidupan perekonomian. Ketiga sektor tersebut adalah

Lebih terperinci

29 Oktober Pertemuan

29 Oktober Pertemuan Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Rateksi (2012), menganalisis sistem pengendalian internal fungsi penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas prestasi kerja yang harus dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

Topik ini akan mengulas tentang:

Topik ini akan mengulas tentang: P engendalian intern bertujuan untuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, & pencurian yang dilakukan oleh pihak didalam maupun diluar perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO 1 BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengendalian Intern Perusahaan yang baik harus memiliki sistem pengendalian intern yang baik pula. Pengendalian intern sangat berperan penting dalam terciptanya suatu sistem

Lebih terperinci

BAB 5. SISA HASIL USAHA PENGERTIAN SHU INFORMASI DASAR RUMUS PEMBAGIAN SHU PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI PEMBAGIAN SHU PER ANGGOTA

BAB 5. SISA HASIL USAHA PENGERTIAN SHU INFORMASI DASAR RUMUS PEMBAGIAN SHU PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI PEMBAGIAN SHU PER ANGGOTA BAB 5. SISA HASIL USAHA PENGERTIAN SHU INFORMASI DASAR RUMUS PEMBAGIAN SHU PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI PEMBAGIAN SHU PER ANGGOTA PENGERTIAN SHU Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, adalah

Lebih terperinci

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 504 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Pengendalian Intern. Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pengendalian Intern 2.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem menurut James A Hall (2007: 32). Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang

BAB 2. Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis. yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang BAB 2 Tinjauan Teoretis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Koperasi 1. Definisi Koperasi Sumarsono (2003) menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 30 2010 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian sistem Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Pada umumnya kegiatan pokok perusahaan terdiri dari desain dan pengembangan produk pengelohan bahan baku menjadi produk barang jadi, dan penjulan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI

ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI ANALISIS PERKEMBANGAN MODAL SENDIRI DAN PEMBERIAN PINJAMAN UNTUK MENINGKATKAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KREDIT CU MANDIRI TEBING TINGGI Oleh: Putri Dewi S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan, Parman Tarigan,

Lebih terperinci

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S.

Ekonomi untuk SMA/MA kelas X. Oleh: Alam S. Ekonomi untuk SMA/MA kelas X Oleh: Alam S. 2 10 Ba b 3 Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu: menjelaskan pengertian landasan, asas, tujuan, nilai, dan prinsip koperasi,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Lampiran 20 KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Kepada Yth, Bapak/ibu respoden Di tempat Bandung, 17 Desember 2007 Dengan hormat, Melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pengendalian internal terhadap efektivitas pengelolaan persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Perbedaan

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi merupakan badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian bahwa koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia disusun berdasarkan falsafah dan ideologi Negara, yaitu Pancasila serta Undang undang Dasar 1945. Berdasarkan kedua hal tersebut Indonesia menganut

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah

BAB II URAIAN TEORITIS. KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lestari (2005:47) meneliti tentang: Pengaruh modal terhadap sisa hasil usaha KP. Telkom Padang. Pengaruh jumlah modal sendiri (X1) terhadap SHU adalah positif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan serta sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan serta sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Tujuan utama BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Koperasi menurut Drs. Mohamad Hatta adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong menolong. Semangat tolong menolong tersebut didorong

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris

BAB II LANDASAN TEORI. Kata koperasi berasal dari bahasa Latin cooperere yang dalam bahasa Inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Koperasi Bagi Indonesia koperasi merupakan suatu badan usaha yang menerapkan sifat gotong royong dan cara bekerjanya bersifat kekeluargaan. Kata koperasi berasal dari

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN1992 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

Lebih terperinci

ANAJEMEN KOPERASI PENGERTIAN DASAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI KOPERASI. New Version 2014 PENGERTIAN DASAR MANAJEMEN PENGERTIAN RGANISASI KOPERASI

ANAJEMEN KOPERASI PENGERTIAN DASAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI KOPERASI. New Version 2014 PENGERTIAN DASAR MANAJEMEN PENGERTIAN RGANISASI KOPERASI PENGERTIAN DASAR MANAJEMEN PENGERTIAN RGANISASI KOPERASI PENGERTIAN DASAR MANAJEMEN DAN ORGANISASI KOPERASI IRI POKOK KOPERASI INDONESIA PENTINGNYA ANAJEMEN KOPERASI ANAJEMEN KOPERASI LAMBANG BARU KOPERASI

Lebih terperinci

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI KOPERASI, GOTONG ROYONG DAN TOLONG MENOLONG Koperasi mengandung makna kerja sama, ada juga mengartikan menolong satu sama lain. Arti kerjasama bisa berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Evaluasi IV.1.1. Ruang Lingkup Evaluasi Ruang lingkup pengendalian internal atas siklus pendapatan adalah : 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan

Lebih terperinci

pengertian sistem pengendalian intern ada

pengertian sistem pengendalian intern ada 24 BAB II KERANGKA TEORETIS A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sebelum membahas pengertian sistem pengendalian intern ada baiknya terlebih dahulu diberikan pengertian sistem, pengendalian intern

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. teori-teori tersebut memiliki pengertian yang sama diantaranya adalah : BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem, Informasi, Akuntansi 1. Pengertian Sistem Definisi sistem banyak sekali ditemukan penulis, namun pada prinsipnya teori-teori tersebut memiliki pengertian yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peranan pengendalian intern bagian penggajian dan pengupahan dalam menunjang efektivitas pembayaran gaji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

Mengenal dan Menaksir Resiko

Mengenal dan Menaksir Resiko Mengenal dan Menaksir Resiko Reposisi Manajemen Keuangan dalam Menjawab Tuntutan Transparansi-Akuntabilitas Organisasi Nirlaba di Indonesia Lokakarya Keuangan bagi Para Pimpinan Mitra ICCO, Jakarta, 12

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat tiga pelaku perekonomian nasional, yaitu swasta, pemerintah, dan koperasi. Koperasi mempunyai kedudukan dan peranan yang sama dengan badan-badan

Lebih terperinci