ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN EFISIENSI PEMASARAN SALAK PONDOH (Kasus di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN EFISIENSI PEMASARAN SALAK PONDOH (Kasus di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah)"

Transkripsi

1 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN EFISIENSI PEMASARAN SALAK PONDOH (Kasus di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah) Oleh: UTAMI DEWI A PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 Ya Allah Perbaikilah agamaku yang merupakan penjaga masalahku Perbaikilah duniaku yang merupakan penghidupanku Perbaikilah akhiratku yang merupakan tempatku kembali Dan jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi semua kebaikan Dan jadikanlah kematian sebagai istirahat bagiku dari segala keburukan (Hadist Riwayat Muslim) Kupersembahkan dengan setulus hati karya terbaikku teruntuk Bapak, Ibu, Mbak Bombong dan Dek Agung sebagai bukti telah terseleseaikannya amanah yang engkau percayakan kepadaku dengan segenap kemampuanku

3 ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN EFISIENSI PEMASARAN SALAK PONDOH (Kasus di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah) UTAMI DEWI A Skripsi sebagai salah satu syarat untu memperoleh gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

4 RINGKASAN UTAMI DEWI. Analisis Kelayakan Usahatani dan Efisiensi Pemasaran Salak Pondoh (Kasus di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah). (Dibawah bimbingan YETI LIS PURNAMADEWI.). Krisis moneter di Indonesia yang terjadi pada pertengahan Juli tahun 1997 mengakibatkan melemahnya perekonomian Indonesia. Dampak kejadian tersebut masih terasa sampai sekarang yaitu masih rendah dan kurang stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Nilai neraca ekspor-impor produk pertanian tidak terpengaruh oleh adanya krisis moneter, bahkan mengalami peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor pertanian sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat menjadi kekuatan perekonomian Indonesia. Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, salah satu yang memiliki prospek cukup cerah adalah sub sektor hortikultura. Komoditas hortikultura terdiri dari buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Berdasarkan ketiga komoditas tersebut buah-buahan mempunyai prospek yang paling baik. Salah satu alternatif pilihan komoditas buah-buahan yang dapat dikembangkan oleh pemerintah adalah buah salak yang sudah dijadikan sebagai salah satu buah unggulan nasional. Salak Pondoh mempunyai keunggulan dibandingkan dengan salak lain dari segi rasa yang manis dan tidak sepat saat masih muda, tidak menyebabkan perut sebah apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak, daya simpan yang lebih lama dan merupakan salah satu buah lokal yang pemasarannya dapat memasuki supermarket. Harga jual Salak Pondoh lima tahun terakhir ditingkat petani mengalami penurunan hingga mencapai harga terendah sebesar Rp ,- per kilogramnya pada tahun Harga Salak Pondoh di tingkat konsumen pada tahun 2003 sebesar Rp. 4000,- dan pada tahun 2004 turun hingga mencapai harga sebesar Rp ,-. Pada saat harga Salak Pondoh mengalami penurunan, harga-harga input diperkirakan mengalami kenaikan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis kelayakan investasi usahatani Salak Pondoh berdasarkan aspek teknis dan produksi, dan aspek financial, (2) menganalisis sensitivitas usahatani Salak Pondoh terhadap perubahan harga pupuk dan tenaga kerja, harga jual buah Salk Pondoh, dan tingkat suku bunga, dan (3) mengkaji efisiensi pemasaran Salak Pondoh. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha khususnya petani yang akan dan telah menginvestasikan dananya pada usahatani Salak Pondoh dalam menentukan langkah pengembangan usaha tersebut. Selain itu, bagi pemerintah Kecamatan Madukara hasil penelitian ini berguna dalam menentukan kebijakan dan mengatahui kendala yang dihadapi petani sehingga diharapkan dapat memacu perkembangan usahatani Salak Pondoh dan penelitian selanjutnya sebagai bahan referensi. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara langsung dengan pengisian kuisioner. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran aspek teknis dan produksi, fungsi-fungsi pemasaran, dan pola saluran pemasaran. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengkaji kelayakan usahatani Salak Pondoh dan efisiensi pemasaran Salak Pondoh. Analisis Aspek keuangan menggunakan alat analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan

5 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C). Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui kepekaan proyek terhadap perubahan komponen biaya pupuk dan tenaga kerja, harga jual buah Salak Pondoh, dan tingkat suku bunga. Perubahanperubahan yang akan diujikan adalah peningkatan harga pupuk dan upah tenaga kerja yang diperkirakan akan meningkat sekitar 10, 20, 30 dan 40 persen sebagai akibat dicabutnya subsidi pupuk oleh pemerintah. Penurunan harga jual buah Salak Pondoh sebesar 20 persen karena melihat penurunan harga sebelumnya. Perubahan tingkat yang diujicobakan adalah 12 dan 16 persen. Analisis marjin pemasaran dan nilai farmer s share digunakan untuk melihat efisiensi pemasaran Salak Pondoh. Hasil analisis aspek teknis dan produksi menunjukkan bahwa lokasi usahatani telah memenuhi persyaratan baik teknis maupun non teknis. Teknik budidaya yang digunakan petani responden ada yang tidak sama dengan teknik standar prosedur operasional Salak Pondoh Kabupaten Sleman yang dikeluarkan oleh direktorat tanaman buah dan petani yang sudah mapan. Dosis, jenis, dan waktu pemupukan belum sesuai dengan umur tanaman sehingga memungkinkan adanya kekurangan atau kelebihan unsur hara. Sumur atau tempat penampungan air untuk mengantisipasi musim kemarau yang penjang belum ada. Jumlah salak jantan belum sesuai dengan perbandingan yang seharusnya. Penanganan Pasca panen masih minim. Akan tetapi, secara umum teknik yang digunakan sudah layak karena perbedaan yang ada disebabkan keadaan alam yang berbeda. Hasil analisis aspek keuangan dengan menggunakan kriteria kelayakan NPV, IRR, dan Net B/C menunjukkan bahwa usahatani Salak Pondoh layak diusahakan. Nilai NPV usahatani Salak Pondoh dengan jangka waktu proyek 10 tahun pada diskon faktor 7,17 persen sebesar Rp. 85,276, IRR yang diperoleh sebesar 26,93 persen. Nilai net B/C yang diperoleh sebesar 2,63. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usahatani Salak Pondoh tidak sensitif terhadap kenaikan harga pupuk dan tenaga kerja, dan tingkat suku bunga. Usahatani Salak Pondoh sensitif terhadap penurunan harga jual buah Salak Pondoh. Pada tingkat suku bunga 16 persen, penurunan harga jual sebesar 20 persen yang disertai kenaikan harga pupuk dan tenaga kerja sebesar 10 persen menyebabkan usahatani ini tidak layak. Fungsi pemasaran yang dilakukan perorangan atau kelompok pada dasarnya terbagai menjadi tiga, yaitu: fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam rantai pemasaran buah Salak Pondoh dari Kecamatan Madukara adalah: pedagang pengumpul desa, pedagang pengumpul besar, dan pedagang pengecer. Pola saluran pemasaran yang ada yaitu: (1) pola I : petani pedagang pengumpul desa pedagang pengumpul besar pedagang pengecer; (2) pola II : petani pedagang pengumpul besar pedagang pengecer; dan (3) pola III : petani pedagang pengecer. Total biaya pemasaran pola I, II, dan III adalah sebagai berikut: 1,156.89; 1,156.89; dan Total keuntungan pemasaran pola I, II, dan III adalah sebagai berikut 2,546.68; 2,335.46; dan 2, Total marjin pemasaran pola I, II, dan III adalah sebagai berikut: 3,703.57; 3,492.35; dan 3, Farmer s share yang diterima petani untuk masing-masing pola I, II, dan III adalah Rp ,13, Rp ,35, dan Rp ,02. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola pemasaran yang paling efisien adalah pola III.

6 Judul : ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN EFISIENSI PEMASARAN SALAK PONDOH (Kasus di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah) Nama : Utami Dewi NRP : A Mengetahui, Dosen Pembimbing Ir. Yeti Lis Purnamadewi, M.Sc. NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr. NIP Tanggal Lulus : 06 Februari 2006

7 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA KARYA ILMIAH INI BENAR-BENAR KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Januari 2006 Utami Dewi A

8 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Desember 1982 di Banjarnegara, Jawa Tengah. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara putri pasangan H. Mudakir Chamid dan Kirowati. Penulis menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri 02 Dawuhan pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama ke SLTP Negeri 1 Banjaenegara dan tamat pada tahun Penulis kemudian melajutkan pendidikan menengah di SMU Negeri 1 Purwokerto dan tamat pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Penulis diterima di Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2001 melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi (UMPTN). Penulis saat menjadi mahasiswa aktif di organissasi Keluarga Muslim Sosek (KMS) periode Selain itu, penulis aktif sebagai Senior Resident (SR) Asrama TPB-IPB periode

9 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan hidayah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini merupakan syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani dan efisiensi pemasaran Salak Pondoh di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah. Analisis Kelayakan yang dilakukan ditinjau dari: (1) aspek teknis dan produksi, dan (2) aspek keuangan. Analisis efisiensi pemasaran ditinjau dari: (1) fungsi-fungsi saluran pemasaran, (2) pola saluran pemasaran, dan (3) marjin pemasaran dan nilai farmer s share. Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi masyarakat di Kecamatan Madukara sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan investasi Salak Pondoh dan semua pihak yang berkepentingan. Bogor, Januari 2006 Penulis

10 UCAPAN TERIMAKASIH Manusia mempunyai keterbatasan. Tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa pertolongan manusia lainnya. Banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang tidak terhingga kepada pihakpihak tersebut. Semoga amal perbuatan yang telah dilakukan mendapat ridho dari Allah SWT. Amin yaa Robbal Alamin. Ucapan terimakasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada: 1. Ir. Yeti Lis Purnamadewi, MSc. selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, koreksi arahan, pemikiran dan saran-saranya kepada penulis selama persiapan, pelaksanaan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Ir. Anna Fariyanti, Msi yang telah bersedia menjadi Dosen Penguji Utama dan Dra. Yusalina, Msi yang telah bersedia menjadi Dosen Penguji Komdik 3. BAPEDA Kab. Banjarnegara, Dinas Pertanian Kab. Banjarnegara, BPS Kab. Banjarnegara, Perintah Kec. Madukara, Desa Dawuhan, Desa Kutayasa, Dan Desa Gunung Giana atas semua bantuan serta data-datanya. 4. Keluarga tercinta Bapak, Ibu, Mbak Bombong, Dek Agung, Mas Nendar, Mbah Alip, Mbah Abu Chamid, Pak De, Bu De, Pak Lik, Bu Lik dan semua mbak-mbak dan adik-adik yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas doa dan dukungannya selama ini. 5. Temen-temen dekatku Nda, Mbak Annis, Dyah, Novi, Wulan, Indri, Aulia, Dyna, Ari, Yani, dan Santi atas perhatian sertabantuannya selama ini 6. Pimpinan Asrama TPB IPB, Manajer Unit, Senior Residen Angkatan 40, 41 dan 42, dan Pegawai Asrama, atas doa, izin, pengertian, dan dukungannya. 7. Teman-teman AGB 38 atas kenangannya selama ini. 8. Teman-teman kost, teteh atas doa dan dukungannya. 9. Teman-teman SMP dan SMU, Indah Puspi, Darwati, Indah Wirasti dan Widi atas doa dan semangatnya selama ini. 10. Pegawai Komdik Sosek, PAP, Sekret AGB yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. 11. Perpustakaan Sosek, Faperta, dan Pusat IPB.

11 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... viii UCAPAN TERIMAKASIH... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi I. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Perumusan Masalah... 5 Tujuan Penelitian... 7 Kegunaan Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA... 9 Usahatani Salak Pondoh... 9 Syarat Pertumbuhan Salak Pondoh Teknik Budidaya Salak Pondoh Kendala Budidaya Salak Pondoh Hasil Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Usahatani Konsep Studi Kelayakan Usahatani Aspek Teknis dan Produksi Aspek Keuangan Konsep Pemasaran Fungsi Pemasaran Lembaga Pemasaran Efisiensi Pemasaran Kerangka Pemikiran Konseptual IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Penarikan Sampel Metode Pengolahan dan Anlisis Data Analisis Kelayakan Investasi Analisis Aspek Teknis dan Produksi Analisis Aspek Finansial Analisis Pemasaran Analisis Fungsi-fungsi Pemasaran Analisis Saluran Pemasaran Analisis Efisiensi Pemasaran... 38

12 Asumsi Dasar V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Karakteristik Wilayah Keadaan Tanah dan Iklim Penduduk dan Mata Pecaharian Sarana dan Prasarana Karakteristik Responden Petani Karakteristik Responden Pedagang VI. ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DAN SALURAN PEMASARAN SALAK PONDOH Analisis Kelayakan Investasi Analisis Aspek Teknis dan Produksi Lokasi Usahatani Salak Pondoh Pemilihan Mesin, Peralatan, dan Teknologi Teknik Budidaya Analisis Aspek Finansial Kebutuhan dan Sumber Dana Kriteria Kelayakan Aspek Finansial Analisis Sensitivitas Analisis Pemasaran Fungsi Lembaga Pemasaran Pola Saluran Pemasaran Analisis Efisiensi Pemasaran VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 78

13 DAFTAR TABEL No Halaman 1. Kurs Mata Uang Rupiah Terhadap Dollar Amerika Tahun Neraca Nilai Ekspor-Impor Produk Pertanian (Segar dan Olahan) Tahun Volume Produksi dan Luas Lahan Poduk Hortikultura dan Buah-buahan di Indonesia Tahun Perbandingan Ukuran dan Kandungan Kimiawi Salak Pondoh dan Salak Bali pada Umur Panen Optimal Perubahan Harga Salak Pondoh di Tingkat Petani dan Konsumen di Kabupaten Banjarnegara Tahun Volume Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Buah Salak di Indonesia Tahun Perbandingan Volume Produksi Buah Salak Kabupaten Banjarnegara dan Indonesia Tahun Produksi dan Penerimaan Usahatani Salak Pondoh per Hektar di Kabupaten Sleman Tahun Kelayakan Usahatani Salak Pondoh di Kabupaten Sleman dan Salak Bali di Kabupaten Karangasem tahun Luas Wilayah Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Berdasarkan Pemanfaatanya Persentase Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Tahun Ciri-ciri Tanah Regosol Banyaknya Penduduk Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Menurut Golongan Umur Keadaan Akhir Tahun Banyaknya Penduduk Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah 5 Tahun Keatas Dirinci Menurut Pendidikan Keadaan Akhir Tahun Banyaknya Penduduk Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah 5 Tahun Keatas Dirinci Menurut Pendidikan Keadaan Akhir Tahun Jumlah dan Persentase Alat Transportasi yang Ada di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Keadaan Akhir Tahun Jumlah Gedung dan Guru di Berbagai Jenjang Pendidikan yang Ada di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Jumlah dan Persentase Responden Petani Berdasarkan Umur Jumlah dan Persentase Responden Petani Berdasarkan Pengalaman Bercocok Tanam Salak Pondoh Jumlah dan Persentase Responden Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden... 47

14 No Halaman 21. Jumlah dan Persentase Responden Petani Berdasarkan Mata Pencaharian Lain Responden Jumlah dan Pesentase Pendapatan Responden Petani Perbulan di Luar Usahatani Salak Pondoh Jumlah dan Pesentase Responden Petani Berdasarkan jumlah Tanggungan Jumlah dan Persentase Responden Petani Berdasarkan Jenis Penggunaan Lahan Pertanian Jumlah dan Persentase Responden Petani Berdasarkan Penguasaan Lahan Pertanian Jumlah dan Persentase Responden Pedagang Berdasarkan Umur Jumlah dan Persentase Responden Pedagang Berdasarkan Pengalaman Berdagang Buah Salak Pondoh Jumlah dan Persentase Responden Pedagang Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden Jumlah dan Persentase Responden Pedagang Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Sampingan Jumlah dan Pesentase Responden Pedagang Berdasarkan Jumlah Tanggungan Banyaknya Penduduk yang Membutuhkan Pekerjaan Bagi yang Tidak Mengikuti Pendidikan di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Akhir Tahun Nilai NPV, IRR, dan Net B/C Hasil Analisis Sensitivitas Fungsi-fungsi Lembaga Pemasaran Salak Pondoh dari Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Analisis Marjin Pemasaran Salak Pondoh Dari Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Tahun

15 DAFTAR GAMBAR No Halaman 1. Produksi Buah Salak Pondoh per Hektar di Kabupeten Sleman Tahun Letak Salak Jantan dan Betina Hubungan Antara Fungsi-fungsi Pertama dan Turunan Terhadap Marjin Pemasaran dan Nilai Marjin Pemasaran Kerangka Pemikiran Konseptual Analisis Kelayakan Investasi dan Efisiensi Pemasaran Salak Pondoh Saluran Pemasaran Buah Salak Pondoh di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah... 68

16 DAFTAR LAMPIRAN No Halaman 1. Peta Kecamata Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Tahun Jumlah Unit Anlisis Berdasar Umur Tanaman Tenaga Kerja yang Digunakan Untuk Usahatani Salak Pondoh Pupuk yang Digunakan Untuk Usahatani Salak Pondoh Produksi Buah dan Bibit Salak Pondoh Salak Pondoh Biaya Investasi yang Dikeluarkan Untuk Usahatani Salak Pondoh Biaya Operasional yang dikeluarkan Untuk Usahatani Salak Pondoh Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Peningkatan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja Sebesar 10 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Peningkatan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja Sebesar 20 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Peningkatan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja Sebesar 30 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Peningkatan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja Sebesar 40 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Penurunan Harga Jual Sebesar 20 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 12 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkan Suku Bunga 16 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 12 Persen, Penurunan Output 20 persen dan Kenaikan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja 10 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 12 Persen, Penurunan Output 20 persen dan Kenaikan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja 20 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 12 Persen, Penurunan Output 20 persen dan Kenaikan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja 30 Persen) Cashflow Analisis Kelayakan Finansial Salak Pondoh (Pada Tingkat Suku Bunga 16 Persen, Penurunan Output 20 persen dan Kenaikan Harga Pupuk dan Tenaga Kerja 10 Persen) Gambar-gambar Salak Pondoh... 97

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter di Indonesia yang terjadi pada pertengahan Juli tahun 1997 mengakibatkan melemahnya perekonomian Indonesia. Dampak dari kejadian tersebut berupa masih rendah dan kurang stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Rata-rata kurs rupiah terhadap dollar Amerika mengalami fluktuasi (Tabel 1). Tabel 1. Rata-rata Kurs Mata Uang Rupiah Terhadap Dollar Amerika Tahun Tahun USD Kurs Jual (Rp) Kurs Beli (Rp) , , , , Sumber: Bank Indonesia, ) Rata-rata nilai ekspor-impor produk pertanian Indonesia mengalami peningkatan. Rata-rata neraca ekspor-impor yang dibagi menjadi tiga periode yaitu: periode sebelum krisis pada tahun , periode saat krisis terjadi pada tahun dan periode setelah krisis tahun (Tabel 2). Ratarata nilai neraca ekspor-impor produk pertanian yang meningkat menunjukkan bahwa sektor pertanian sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat menjadi kekuatan perekonomian Indonesia. Tabel 2. Rata-rata Neraca Nilai Ekspor-Impor Produk Pertanian (Segar dan Olahan) Tahun Tahun Nilai (juta USD) Ekspor Impor Neraca Rata-rata , ,2 245,1 Rata-rata , ,2 467,4 Rata-rata , ,8 962,4 Sumber: Ditjen BPPHP Departemen Pertanian, ) 1) kurs rupiah yang diambil dari www. bi.go.id pada tahun ) analisis perkembangan ekspor-impor sektor pertanian (periode ) yang diambil dari pada tahun 2005

18 Perkembangan sektor pertanian dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, karena dari 90,8 juta penduduk yang bekerja 46,26 persennya bermata pencaharian sebagai petani (Badan Pusat Statistik, 2004). Selain itu, membuka kesempatan kerja, mengurangi jumlah pengangguran, meningkatkan devisa dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan. Sektor pertanian terdiri dari subsektor tanaman pangan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, dan subsektor hortikultura. Subsektor hortikultura terdiri dari komoditas buah-buahan, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat-obatan. Buah-buahan mempunyai prospek yang bagus karena setiap tahun produksinya mengalami peningkatan (Tabel 3). Tabel 3. Volume Produksi dan Luas Lahan Poduk Hortikultura dan Buah-buahan di Indonesia Tahun Tahun Volume Produksi ( ton) Luas Lahan (ha) Hortikultura Buah-buahan Hortikultura Buah-buahan , , , , Sumber: Departemen Pertanian, diolah ) Salah satu alternatif pilihan komoditas buah-buahan yang dapat dikembangkan oleh pemerintah adalah buah salak. Buah salak telah dijadikan sebagai salah satu buah unggulan nasional. Buah salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia. Varietas salak yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut: Salak Bali, Pondoh, Condet, Padang Sidempuan, Manonjaya, Madura, Ambarawa, Kersikan, Swaru dan lain-lain. Diantara berbagai jenis salak tersebut, 3) buah-buahan yang diambil dari pada tahun 2005

19 yang mempunyai prospek dan nilai komersial tinggi adalah Salak Pondoh dan Salak Bali (Kusumo et al., 1995). Salak Pondoh merupakan salak yang paling banyak disebutkan konsumen buah di DKI Jakarta menunjukkan bahwa Salak Pondoh sudah dikenal masyarakat. Salak Pondoh merupakan salak yang paling sering dikonsumsi (Ananto, 2002). Salak Pondoh dibandingkan dengan Salak Bali memiliki beberapa keunggulan yaitu: kandungan vitamin C lebih tinggi, kadar gula lebih tinggi dan kadar asam lebih rendah (Tabel 4). Salak Pondoh mempunyai keunggulan dibandingkan dengan salak lain dari segi rasa yang manis dan tidak sepat saat masih muda, tidak menyebabkan perut sebah apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan daya simpan yang lebih lama. Salak Pondoh merupakan salah satu buah lokal yang pemasarannya dapat memasuki supermarket. Tabel 4. Perbandingan Ukuran dan Kandungan Kimiawi Salak Pondoh dan Salak Bali pada Umur Panen Optimal Parameter Salak Pondoh Salak Bali Berat per buah (g) 49,53 59,71 Bagian yang dapat dimakan (%) 67,03 79,75 Kadar gula (%) 23,30 19,84 Kadar asam (%) 0,32 0,44 Gula/Asam 72,81 45,09 Tanin (%) 0,08 0,53 Vitamin C (mg/100 g) 87,40 4,29 Sumber: Kusumo et al., 1995 Permintaan terhadap buah Salak Pondoh yang datang dari pasar lokal dan pasar nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: (1) semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berminat pada buah salak sebagai dampak keberhasilan program penyuluhan dan program peningkatan gizi masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah, (2) tingkat harga salak di pasar eceran, (3) tingkat harga buah-buahan lainnya, dan (4) tingkat pendapatan konsumen buah salak atau kekuatan daya beli masyarakat pada umunya 4). 4) salak yang diambil dari pada tahun 2004

20 Penawaran Salak Pondoh dipengaruhi beberapa faktor antara lain: (1) kecenderungan meningkatnya luas areal tanaman salak, (2) iklim, (3) harga sarana reproduksi, (4) perkembangan teknologi yang diterapkan untuk memproduksikan buah salak, dan (5) bagi daerah-daerah pasar tertentu ketersediaan buah salak sangat dipengaruhi pula oleh cara-cara pengemasan dan sarana transportasi yang dapat menjamin kesegaran dan mutu buah salak sampai di tangan para konsumen 5). Pemasaran merupakan salah satu sub sistem yang penting dalam menunjang keberhasilan usahatani. Sebuah usahatani yang produktivitasnya bagus akan gagal apabila pemasarannya tidak baik. Pemasaran yang baik adalah yang efisien. Pemasaran produk hortikultura cenderung kurang efisien karena biasanya mempunyai rantai pemasaran yang panjang. Rantai pemasaran yang panjang cenderung mempengaruhi kualitas produk, besarnya marjin pemasaran dan harga baik ditingkat petani maupun tingkat konsumen. Analisis proyek pertanian merupakan analisis bidang pertanian yang membandingkan biaya dengan manfaat untuk menilai kelayakan proyek. Analisa proyek pertanian terdiri dari analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekonomi adalah suatu analisa yang melihat kegiatan proyek dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Analisis ekonomi memperhatikan hasil total atau produktivitas suatu proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan. Hasilnya disebut the sosial return atau the economic returni. Analisis finansial adalah analisa yang melihat suatu proyek dari sudut lembaga-lembaga atau badan-badan yang mempunyai kepentingan langsung dalam proyek. Hasil analisa finansial disebut the private return. Gittinger (1986) aspek finansial menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan terhadap para peserta yang tergabung didalamnya. Tujuan utama analisis finansial terhadap usaha pertanian adalah untuk menentukan beberapa banyak keluarga petani yang menggantungkan kehidupan mereka kepada usahatani tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat suatu proyek bagi lembaga-lembaga yang terlibat langsung dalam proyek tersebut sehingga analisa yang digunakan adalah analisa finansial. 5) salak yang diambil dari pada tahun 2004

21 1.2. Perumusan Masalah Di Kecamatan Madukara terdapat sebuah fenomena yang berupa maraknya konversi lahan menjadi lahan Salak Pondoh. Konversi terjadi dari lahan sawah menjadi lahan Salak Pondoh dan dari lahan Salak Lokal menjadi Salak Pondoh. Fenomena tersebut masih terjadi hingga saat ini. Harga jual Salak Pondoh lima tahun terakhir ditingkat petani mengalami penurunan hingga mencapai harga terendah sebesar Rp ,- per kilogramnya pada tahun Tren harga Salak Pondoh dari tahun 2000 sampai tahun 2004 mengalami penurunan (Tabel 5). Harga Salak Pondoh di tingkat konsumen pada tahun 2003 sebesar Rp ,- dan tahun 2004 turun menjadi harga sebesar Rp ,-. Harga-harga input diperkirakan akan mengalami kenaikan. Harga pupuk diperkirakan mengalami peningkatan sebagai dampak pencabutan subsidi pupuk yang dilakukan oleh pemerintah. Harga input lain diperkirakan akan mengalami peningkatan sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak. Tabel 5. Perubahan Harga Salak Pondoh di Tingkat Petani dan Konsumen di Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah Tahun Harga Tingkat Tahun Petani Konsumen Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Banjarnegara, 2005 Keterangan: + : tidak ada data Penurunan harga output yang disertai adanya kenaikan harga input secara teori ekonomi akan menyebabkan penurunan jumlah penawaran, namun pada kenyataannya volume produksi dan luas panen Salak Pondoh mengalami peningkatan. Tren volume secara keseluruhan mengalami peningkatan kecuali pada tahun 1998 menurun secara signifikan sekitar 172 ton dibandingkan dengan tahun Penurunan tersebut kemungkinan disebabkan adanya penurunan luas produksi dan produktivitas salak. Luas panen mempunyai kecenderungan meningkat kecuali pada tahun 1998 dan tahun 2002 mengalami penurunan (Tabel 6). Produktivitas tertinggi dicapai pada tahun 1996 sebesar 274,31 Kw/ha dan terendah pada tahun 1998 sebesar 132,08 Kw/ha.

22 Tabel 6. Volume Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Buah Salak di Indonesia Tahun Tahun Volume Produksi Luas Panen Produktivitas (Ton) (Ha) (Kw/Ha) , , , , , , ,16 Sumber: Statistik Pertanian, 2004 Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu sentra produksi salak di Indonesia (Tabel 7). Pada tahun 1996 volume produksi salak Kabupaten Banjarnegara mencapai 75,07 persen produksi salak Indonesia. Pada tahun 1998 sampai tahun 2000 produksi salak Kabupaten Banjarnegara masih lebih besar dari 50 persen produksi salak Indonesia kemudian menurun pada tahun 2001 dan 2002 dibawah 50 persen. Produksi salak Kabupaten Banjarnegara pada tahun 1997 hanya 4,02 persen dibandingkan produksi nasional, hal terebut kemungkinan disebabkan karena adanya konversi Salak Lokal menjadi Salak Pondoh. Tabel 7. Perbandingan Volume Produksi Buah Salak Kabupaten Banjarnegara dan Indonesia Tahun Volume produksi (ton) Tahun Banjarnegara Indonesia Pesentase (%) , , , , , , , , , , , , , , , , , Sumber: Kabupaten Banjarnegara dalam Angka diolah,2005 Keterangan: + : tidak ada data

23 Usahatani Salak Pondoh merupakan usahatani yang membutuhkan modal besar dengan usia proyek yang relatif lama yaitu 10 tahun. Penurunan harga jual dan kenaikan harga input produksi yang terjadi diperkirakan akan mengakibatkan kerugian sehingga usaha tersebut tidak layak diusahakan. Oleh karena itu, studi kelayakan usahatani Salak Pondoh perlu dilakukan untuk melihat apakah usahatani Salak Pondoh masih layak diusahakan. Hal tersebut untuk menghindari kerugian setelah investasi dilakukan. Salak Pondoh cenderung mempunyai rantai pemasaran yang panjang. Buah Salak Pondoh rentan mengalami kerusakan, sehingga rantai pemasaran yang panjang menyebabkan buah rusak sebelum sampai kepada konsumen dan harga turun. Oleh karena itu, salah satu cara untuk meningkatkan harga ditingkat petani adalah dengan mencari rantai pemasaran yang paling efisien. Harga yang tinggi ditingkat petani akan mendorong petani untuk meningkatkan produksinya karena dengan harga yang tinggi mengakibatkan usahatani menjadi menguntungkan untuk diusahakan. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kelayakan investasi usahatani Salak Pondoh berdasarkan aspek teknis dan produksi, dan aspek finansial? 2. Bagaimana sensitivitas usahatani Salak Pondoh terhadap perubahan harga pupuk dan tenaga kerja, harga jual buah Salak Pondoh, dan tingkat suku bunga? 3. Bagaimana efisiensi pemasaran Salak Pondoh? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana kelayakan usaha Salak Pondoh dan efisiensi pemasaran. Maka tujuan penelitian ini secara khusus adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis kelayakan investasi usahatani Salak Pondoh berdasarkan aspek teknis dan produksi, dan aspek finansial. 2. Menganalisis sensitivitas usahatani Salak Pondoh terhadap perubahan harga pupuk dan tenaga kerja, harga jual buah Salak Pondoh, dan tingkat suku bunga. 3. Mengkaji efisiensi pemasaran Salak Pondoh.

24 1.4. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku usaha khususnya petani yang akan dan telah menginvestasikan dananya pada usahatani Salak Pondoh dalam menentukan langkah pengembangan usaha tersebut, pemerintah Kecamatan Madukara dalam menentukan kebijakan dan mengatahui kendala yang dihadapi petani sehingga diharapkan dapat memacu perkembangan usahatani Salak Pondoh dan penelitian selanjutnya sebagai bahan referensi.

25 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usahatani Salak Pondoh Usaha tanaman hortikultura adalah kegiatan yang menghasilkan produk tanaman sayuran, tanaman buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual untuk memperoleh pendapatan atas resiko usaha. Batas minimal usaha salak apabila tanaman yang diusahakan minimal berjumlah dua puluh rumpun (Biro Pusat Statistik, 2004). Salak (Salacca edulis Reinw) merupakan tanaman asli Indonesia yang diperkirakan berasal dari Pulau Jawa kemudian menyebar keseluruh Indonesia bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei Darusalam dan Thailand. Salak Pondoh (Salacca edulis Reinw cv Pondoh) dalam kajian ilmiah termasuk dalam divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji) dengan sub divisi Angiospermae (berbiji tertutup), klas Monocotyledoneae (biji berkeping satu), bangsa Arecales, suku Arecaceae palmae (keluarga palem), marga Salacca, jenis Salacca edulis Reinw dan anak jenis Salacca edulis Reinw cv Pondoh (Kusumo et al., 1995). Ciri-ciri Salak Pondoh adalah batang tegak hampir tidak terlihat karena tertutup pelepah daun yang tersusun rapat dan berduri banyak. Panjang pelepah daun sekitar dua hingga tiga meter, helai daun berbentuk garis lanset berujung runcing. Tinggi pohon Salak Pondoh dapat mencapai empat sampai tujuh meter dengan umur mencapai puluhan tahun. Salak Pondoh merupakan tanaman berumpun dengan buah berbentuk segitiga bulat telur terbalik. Panjang buah antara 2,5 cm hingga 7,5 cm, ketebalan daging buah sekitar 1,5 cm, dan kulit buah berbentuk sisik yang tersusun rapi seperti genting (Kusumo et al., 1995). Kelebihan Salak Pondoh dibandingkan salak lain yaitu rasa buah manis tanpa rasa sepat saat masih muda, sifat buah lebih tahan lama dengan masa penyimpanan lebih dari dua puluh hari, bila dimakan dalam jumlah banyak tidak menimbulkan rasa tidak enak diperut dan harga jual yang relatif lebih tinggi. Varietas Salak Pondoh dibedakan menjadi lima jenis berdasarkan warna kulit buahnya, yaitu Pondoh hitam, kuning, merah, merah kuning, dan merah hitam (Kusumo et al., 1995).

26 Salak Pondoh dapat hidup mencapai usia puluhan tahun. Akan tetapi, umur ekonomis Salak Pondoh untuk dibudidayakan secara komersial adalah 10 tahun. Produksi buah Salak Pondoh mengalami penurunan setelah tahun ke-6 (Gambar 1). Pada usia lebih dari 10 tahun pohon Salak Pondoh sudah mulai rebah di tanah sehingga jarak tanam tidak teratur, membutuhkan perawatan yang lebih banyak, produktivitas telah menurun dan kebutuhan akan pupuk lebih banyak. Produksi buah Salak Pondoh (kg) Tahun Produksi Tahun Gambar 1. Produksi Buah Salak Pondoh Per Hektar di Kabupeten Sleman Tahun 1991 (Kusumo et al., 1995) Syarat Pertumbuhan Salak Pondoh Lokasi yang cocok untuk budidaya salak adalah daerah yang terkena pengaruh abu gunung berapi. Tanaman Salak Pondoh menyukai tanah yang subur dengan ketinggian tempat antara m diatas permukaan laut. Tingkat keasaman tanah (ph) yang disukai sekitar 6,0 7,0 dengan kandungan humus yang tinggi. Suhu udara yang cocok berkisar o C dengan kelembaban tanah yang baik untuk pertumbuhan perakaran, selain itu membutuhkan air dalam jumlah cukup dengan sistem drainase yang baik karena tanaman Salak Pondoh tidak tahan terhadap genangan air. Tanaman Salak Pondoh cocok ditanam dilahan datar dengan kemiringan tidak lebih dari 5 persen 6). 6) salak yang diambil dari pada tahun 2004

27 Teknik Budidaya Salak Pondoh Kegiatan budidaya Salak Pondoh yang baik meliputi: (1) persiapan lahan; (2) penyiapan bibit; (3) penanaman bibit; (4) pemupukan; (5) pengairan dan drainase; (6) penyerbukan; (7) pemeliharaan; (8) pencangkokan; (9) peremajaan; dan (10) panen dan pasca panen (Kusumo et al., 1995). 1. Persiapan Lahan Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari secara langsung, sehingga diperlukan adanya tanaman penenduh. Tanaman peneduh ditanam sekitar satu tahun sebelum tanaman Salak Pondoh. Hal tersebut bertujuan agar pada saat waktu penanaman Salak Pondoh tanam peneduh sudah cukup besar. Jenis tanaman peneduh yang dapat ditanam yaitu: lamtoro, dadap, turi atau tanaman pelindung lainnya 7). Lahan untuk budidaya Salak Pondoh harus memenuhi syarat tumbuh yang baik. Hal tersebut penting agar hasil yang diperoleh baik, karena bibit yang baik tidak akan tumbuh optimal pada daerah yang tidak cocok. Persiapan lahan setelah pemilihan lahan adalah pengolahan lahan, pembuatan guludan, dan pembuatan lubang tanam (Kusumo et al., 1995). Persiapan lahan adalah kegiatan mempersiapkan lahan agar Salak Pondoh yang ditanam menghasilkan buah Salak Pondoh yang bermutu dan menguntungkan. Tujuan persiapan lahan adalah menciptakan lingkungan yang sesuai bagi tanaman agar dapat tumbuh optimal dan menghasilkan buah Salak Pondoh yang bermutu pada tingkat produktivitas yang optimal/tinggi (Direktorat Tanaman Buah, 2004). Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah agar pertumbuhan tanaman menjadi baik dan membersihkan tumbuhan pengganggu (gulma). Pengolahan lahan meliputi: (1) perataan tanah untuk mengatur sistem irigasi, mempermudah pengaturan jarak tanam, pengaturan pohon pelindung, meratakan kelembaban tanah/lahan, pengaturan pengguludan dan saluran air; (2) pembersihan rumput-rumput, batu-batu padas dan pohon-pohon kayu yang tidak diperlukan; dan (3) membajak dan mencangkul tanah untuk menggemburkan tanah. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam. 7) salak yang diambil dari pada tahun 2004

28 Tahap selanjutnya adalah pembuatan guludan. Guludan dibuat sesuai dengan luas lahan dan jarak tanam yang akan digunakan. Di antara guludan dibuat saluran air dengan kedalaman cm yang mempunyai dua fungsi. Pertama berfungsi mengalirkan air yang berlebih saat musim hujan karena Salak Pondoh tidak tahan terhadap genangan air. Kedua saat musim hujan berfungsi untuk mengalirkan air karena tanaman Salak Pondoh tidak tahan terhadap kekeringan. Pembuatan lubang tanam dilakukan setelah pembuatan guludan selesai. Pada lahan yang telah diolah diberi tanda dengan menggunakan ajir sesuai dengan jarak tanam. Jarak tanam Salak Pondoh yang sering digunakan petani adalah 2 m x 2 m. Lubang tanam yang umumnya digunakan oleh petani Salak Pondoh adalah 60 cm x 60 cm x 60 cm (Kusumo et al., 1995). Setelah dibuat lubang tanam masukkan campuran pupuk kandang dan kompos sebanyak 10 kg per lubang. 2. Penyiapan bibit Penyiapan bibit adalah kegiatan menyiapkan bibit Salak Pondoh betina dan jantan bermutu untuk menghasilkan buah bermutu. Tujuannya adalah (1) untuk menjamin bibit yang ditanam sesuai dengan tujun yang telah ditetapkan; (2) menjamin bibit mempunyai tingkat keseragaman yang tinggi; (3) menjamin bibit berkualitas dan berproduktivitas tinggi; dan (4) menjamin bibit bebas hama penyakit. Ciri-ciri bibit yang baik adalah bibit yang berasal dari penangkar yang terjamin (bersertifikat), umur bibit 3 6 bulan, tinggi bibit sekitar 80 cm, jumlah pelepah 2 3, bibit yang sehat dan bebas organisme pengganggu tanaman, pertumbuhan seragam dan lurus dengan perakaran yang kuat, serta penampilan yang kekar (Direktorat Tanaman Buah, 2004). Pembibitan sangat menentukan keberhasilan usahatani Salak Pondoh. karena Salak Pondoh merupakan tanaman tahunan yang mempunyai umur dapat mencapi puluhan tahun. Kesalahan pemilihan bibit menyebabkan kerugian berupa biaya pembelian bibit, biaya tenaga kerja dan rendahnya produktivitas yang menyebabkan pendapatan usahatani rendah. Bibit Salak Pondoh yang baik adalah bibit yang berasal dari pembibitan vegetatif. Bibit vegetatif diperoleh dengan cara memisahkan anakan secara buatan. Keuntungan bibit vegetatif adalah anakan mempunyai sifat sama dengan pohon induknya, jenis kelamin dapat dipastikan, cepat berbunga dan berbuah serta hasilnya lebih seragam (Kusumo et al., 1995).

29 3. Penanaman Bibit Penanaman bibit adalah menanam bibit jantan dan betina bermutu dengan benar. Tujuannya agar bibit jantan ditanam dengan benar sebagai sumber serbuk sari dan bibit betina untuk memproduksi buah salak yang bermutu tinggi (Direktorat Tanaman Buah, 2004). Bibit Salak Pondoh umumnya ditanam pada awal musim penghujan ketika tanah mengandung cukup air yakni persen. Keadaan tanah yang gembur dan kelembaban yang cukup memungkinkan akar bibit mampu hidup dan berkembang secara baik. Penanamn dilakukan pada lubang tanam yang telah disediakan. Bibit Salak Pondoh dipilih yang bagus, pertumbuhannya baik dan bebas dari hama penyakit. Pemilihan bibit harus tepat agar tidak mengakibatkan kerugian dikemudian hari. Bibit awal berasal dari pembelian dan tahun berikutnya diperoleh dari hasil pencangkokan anakan (Kusumo et al., 1995). Gambar 2. Letak Salak Jantan dan Betina (Direktorat Tanaman Buah, 2004) Keterangan : : salak betina : salak jantan Penanaman bibit dilakukan dengan cara: Pertama, pindahkan bibit kekebun dekat lokasi penanaman kemudian distribusikan bibit sesuai jumlah lubang pada larikan. Kedua, letakkan bibit salak jantan dan betina di dekat lubang tanam yang telah direncanakan (Gambar 2.). Ketiga, campurkan pupuk kandang dan kompos dengan tanah bagian atas. Keempat, masukkan campuran pupuk dengan tanah kedalam lubang tanam. Kelima, buka keranjang/polibag dengan hati-hati, jangan sampai melukai perakaran dan periksa kondisi bibit dan perakaranya. Keenam, masukkan bibit ke dalam lubang tanan dan ditimbun dengan tanah bagian atas terlebih dahulu diikuti tanah bagian bawah hingga sedikit diatas leher akar. Ketujuh, padatkan dengan menggunakan tangan dan kaki kemudian siram dengan air secukupnya (Direktorat Tanaman Buah, 2004).

30 Setelah bibit tumbuh kadang diperlukan penyulaman. Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati atau tumbuh abnormal dengan tanaman baru yang sehat dan berumur sama. Penyulaman bertujuan untuk mempertahankan populasi tanaman di kebun. Cara penyulaman adalah sebagai berikut: (1) periksa penyebab kematian tanaman; (2) hitung jumlah tanaman yang mati atau tumbuh abnormal; (3) persiapkan bibit salak pengganti yang memiliki umur sama atau hampir sama; (4) bongkar tanaman yang mati atau tumbuh abnormal; (5) tanam bibit pada lokasi bekas tanaman yang mati atau tumbuh abnormal dengan cara seperti menanam tanaman pertama. 4. Pemupukan Pemupukan adalah memberikan pupuk organik atau an-organik dengan cara membenamkan dalam tanah. Pemupukan bertujuan untuk Mempertahankan status hara dalam tanah, menyediakan unsur hara secara seimbang bagi pertumbuhan atau perkembangan tanaman, meningkatkan mutu buah, dan meningkatkan produktivitas tanaman (Direktorat Tanaman Buah, 2004). Selain itu Pemupukan juga bertujuan untuk mencukupi satu atau beberapa unsur hara pada tanaman, agar tanaman berproduksi secara berkelanjutan 8). Jenis pupuk ada 2 macam yaitu pupuk organik (pupuk alami) dan pupuk an-organik (pupuk buatan). Pupuk organik yang sering digunakan adalah pupuk kandang sedangkan pupuk an-organik yang sering dipergunakan adalah pupuk Urea, SP-36, dan KCL. Dosis pupuk pertanaman berdasarkan umur tanaman adalah: (a) tanaman umur 0-12 bulan diberi pupuk dengan dosis: pupuk kandang 1000 g, Urea 5 g, SP-36 5 g, KCl 5 g diberikan sebulan sekali; (b) tanaman umur bulan diberi pupuk dengan dosis: pupuk kandang 1000 g, Urea 10 g, SP g, KCl 10 g diberikan dua bulan sekali; (c) tanaman umur bulan diberi pupuk dengan dosis: pupuk kandang 1000 g, Urea 15 g, SP g, KCl 15 g diberikan tiga bulan sekali; (d) tanaman umur 36 bulan dan seterusnya diberi pupuk dengan dosis: pupuk kandang 1000 g, Urea 20 g, SP36 20 g, KCl 20 g diberikan setiap enam bulan sekali 9). 8) salak yang diambil dari pada tahun ) salak yang diambil dari pada tahun 2004

31 5. Pengairan dan Drainase Pengairan adalah memberi air sesuai kebutuhan tanaman. Tujuan pengairan adalah menyediakan air bagi tanaman pada daerah perakaran tanaman dengan air yang memenuhi standar pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat sehingga penyerapan hara berjalan optimal dan tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pemberian air dalam jumlah banya diperlukan pada fase: setelah pemangkasan pelepah, tumbuh anakan dan pembesaran buah. Kebutuhan air dengan jumlah sedikit atau sangat sedikit pada fase: inisiasi pembungaan dan menjelang panen. Tanah perlu pengairan apabila tanah kurang lembab dan dihentikan saat tanah telah cukup lembab (Direktorat Tanaman Buah, 2004). Pembuatan drainase sangat penting karena tanaman salak tidak tahan akan genangan air dalam waktu yang lama. Fungsi drainase pada musim hujan adalah untuk membuang air yang berlebih dan pada musim kemarau drainase untuk membagi air dari sumber air atau kolam air (Kusumo et al., 1995). Tanaman Salak Pondoh tidak tahan terhadap kekeringan dan genangan air yang cukup lama didaerah perakarannya. Kekeringan menyebabkan tanaman layu dan apabila dibiarkan akan menyebabkan tanaman mati. Akar tanaman yang tergenang air dalam waktu yang cukup lama akan busuk dan mengakibatkan tanaman mati. Pembuatan kolam air dan sistem drainase yang baik diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Pembuatan kolam air berfungsi untuk penyediaan air irigasi kebun salak pada musim-musim kemarau. Ukuran kolam disesuaikan dengan luas tanah dan apabila memungkinkan lokasi kolam di tengah kebun Salak Pondoh. Air kolam dialirkan ke seluruh kebun melalui saluran air. 6. Penyerbukkan Tanaman Salak Pondoh merupakan tanaman berumah dua dimana bunga jantan dan bunga betina berada pada pohon yang berbeda. Keadaan tersebut menyebabkan tanaman tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan tanaman salak memerlukan bantuan angin, serangga dan manusia. Penyerbukan dengan bantuan angin keberhasilannya lebih rendah bila dibandingkan dengan penyerbukan oleh serangga dan manusia. Hal tersebut disebabkan benang sari bunga jantan pada Salak Pondoh lengket sehingga sulit untuk diterbangkan.

32 Penyerbukan dengan bantuan serangga akan berhasil dengan syarat terdapat pohon salak jantan dan serangga yang membantu penyerbukan. Penyerbukan dengan bantuan manusia mempunyai tingkat keberhasilan tinggi. Cara penyerbukan dengan bantuan manusia adalah: (1) periksa bunga betina yang siap dibuahi, dengan ciri seludang bunga sudah berwarna coklat tua dan bila dibuka putik bungan berwarna merah; (2) potong bungan jantan yang telah siap diserbukan dari tandannya; (3) Lakukan proses penyerbukan pad pagi atau sore hari; (4) Buka seludang bunga betina, oles atau ketuk-ketukkan serbuk bunga jantan diatas bunga betina; (5) tutup bunga yang sudah dibuahi dengan tutup (daun muda atau plastik bekas mineral; dan (6) buka tutup tandan 3 5 hari setelah penyerbukan. 7. Pemeliharaan Menurut Kusumo et al., (1995) Pemeliharaan tanaman Salak Pondoh meliputi beberapa kegiatan antara lain: penyiangan, pembubunan, pemangkasan dan pemberantasan hama penyakit. Tanpa pengelolaan tanaman dan lingkungan hidupnya secara tepat dan optimal akan berdampak kerugian bagi petani. Penyiangan adalah membuang dan membersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim disebut gulma bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air. Tujuan penyiangan adalah memelihara daya serap perakaran dalam menyerap unsur hara karena tanaman Salak Pondoh mempunyai sistem perakaran dangkal. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan. Pembumbunan dilakukan karena tanaman salak tidak tahan terhadap tanah yang mengandung air berlebihan. Jalan keluar untuk untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan pembumbunan, yang biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan dapat berulang-ulang tergantung kondisi alamnya.

33 Pemangkasan yang dilakukan ada dua jenis yaitu pemangkasan pohon naungan dan pemangkasan pelepah. Pemangkasan pelepah adalah memotong pelepah yang tidak produktif, kering, mati dan terserang organisme pengganggu tanaman. Tujuannya adalah untuk (1) membentuk tajuk ideal tanaman salak (berkisar 7 8 pelepah pertanaman) agar produktivitas dan mutu buah yang dihasilkan dalam kondisi yang maksimal; dan (2) merangsang pembentukan seludang bunga betina (Direktorat Tanaman Buah, 2004). Pemangkasan tanaman diawali setelah tanaman berumur satu tahun yang bertujuan mengatur pertumbuhan vegetatif ke arah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Pemangkasan dilakukan dengan cara memotong pelepah yang telah diidentifikasi dengan membuang daun terlebih dahulu kemudian memotong pelepahnya. Hasil dari pangkasan dimasukkan kedalam rorak yang terdapat diantara tanaman salak untuk menambah aerasi dan bahan organik (Direktorat Tanaman Buah, 2004). Pemangkasan pohon naungan bertujuan untuk mengatur cahaya matahari yang cukup bagi tanaman, memudahkan peredaran udara serta pemeliharaan tanaman, mengurangi kelembaban udara selama musim penghujan dan mempertahankan tingkat keteduhan tertentu selama musim kering. Pemangkasan pohon naungan dilakukan secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada tanaman Salak Pondoh. Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan terutama sebagai tindakan preventif serangan hama penyakit terhadap tanaman salak. Pengendalian hama penyakit penting agar hasil usahatani memuaskan. Hama yang sering menyerang tanaman Salak Pondoh antara lain: Silphida dan kutu putih. Penyakit yang menyerang tanaman Salak Pondoh antara lain: bercak daun, busuk bunga, busuk buah, dan perubahan bentuk tanaman. Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan dengan empat cara yaitu: (1) kultur teknis berupa pemupukan dan pengairan yang seimbang sesuai dengan rekomendasi, usahakan agar buah tidak menyentuh tanah, dan jangan sampai luka; (2) sanitasi berupa pemusnahan bagian tanaman yang terkena serangan hama dan membuang sisa-sisa tanaman, buah busuk dan gulma disekitar tanaman; (3) penggunaan bibit sehat; dan (4) penyemprotan fungisida.

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN EFISIENSI PEMASARAN SALAK PONDOH (Kasus di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah)

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN EFISIENSI PEMASARAN SALAK PONDOH (Kasus di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah) ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI DAN EFISIENSI PEMASARAN SALAK PONDOH (Kasus di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah) Oleh: UTAMI DEWI A14101123 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK 56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL KONVERSI TANAMAN KAYU MANIS MENJADI KAKAO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI OLEH SUCI NOLA ASHARI A14302009 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Di Indonesia

Lebih terperinci

STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN STUDI BUDIDAYA DAN PENANGANAN PASCA PANEN SALAK PONDOH (Salacca zalacca Gaertner Voss.) DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN Oleh: Oktafianti Kumara Sari A34303035 PROGRAM STUDI HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Hal ini disebabkan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris menunjukkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai sumber bahan

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian masih merupakan prioritas pembangunan secara nasional maupun regional. Sektor pertanian memiliki peran penting untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

Panduan Budidaya Salak Pondoh yang Baik

Panduan Budidaya Salak Pondoh yang Baik Panduan Budidaya Salak Pondoh yang Baik Salak pondoh adalah salah satu buah khas dari Indonesia, terutama wilayah Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Buah ini cukup digamri oleh banyak orang. Bahkan produk

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGEMBANGAN PEMBIBITAN (BREEDING)SAPI POTONG PADA PT LEMBU JANTAN PERKAS (LJP), SERANG, PROPINSI BANTEN Oleh: RONA PUTRIA A 14104687 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris memiliki hasil pertanian yang sangat berlimpah. Pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki posisi penting di Indonesia. Data Product

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau

Lebih terperinci

Teknik budidaya tanaman pisang (Musa sp)

Teknik budidaya tanaman pisang (Musa sp) Teknik budidaya tanaman pisang (Musa sp) Pengantar Pisang merupakan tanaman hortikultura yang memiliki kaya akan nilai gizi dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman ini juga dapat diolah menjadi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016 di kebun salak Tapansari, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Disamping peranan sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sektor ini

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk dalam keluarga Leguminoceae dan genus Arachis. Batangnya berbentuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum, Geografis dan Iklim Desa Cipelang Desa Cipelang merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, desa ini memiliki luas daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk (Bahasa Jawa), Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu pembangunan yang dilaksanakan di sektor ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian

Lebih terperinci

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan Juli 1997 mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian negara. Sektor pertanian di lndonesia dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN EKONOMI AGRIBISNIS NANAS (Kasus : Kecamatan Sipahutar, Kababupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara) Oleh : IRWAN PURMONO A14303081 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu subsektor pertanian yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah Indonesia terdiri atas perairan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi strategis dalam menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis KATA PENGANTAR Buah terung ini cukup populer di masyarakat, bisa di dapatkan di warung, pasar tradisional, penjual pinggir jalan hingga swalayan. Cara pembudidayaan buah terung dari menanam bibit terung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian (agraris) yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani atau bergerak di bidang pertanian. Tidak dapat dipungkiri

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia

V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia 58 V. GAMBARAN UMUM KERAGAAN BAWANG MERAH 5.1. Perkembangan Produksi Bawang Merah di Indonesia Bawang merah sebagai sayuran dataran rendah telah banyak diusahakan hampir di sebagian besar wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg) I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan produksi pertanian. Hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah dikenal sejak dulu. Ada beberapa jenis tomat seperti tomat biasa, tomat apel, tomat keriting,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor non migas merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat dibutuhkan Indonesia dalam mendukung perekonomian nasional. Selama beberapa tahun terakhir, sektor

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Buah Naga Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan, yaitu buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhijus),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman asli Indonesia. Salak termasuk famili Palmae,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II.1 Tinjauan Pustaka Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah daerah tropis dan dapat juga tumbuh

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG 7.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Ciherang Usahatani padi varietas ciherang yang dilakukan oleh petani di gapoktan Tani Bersama menurut hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 18 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman herbal atau tanaman obat sekarang ini sudah diterima masyarakat sebagai obat alternatif dan pemelihara kesehatan yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , , V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris didukung oleh sumber daya alamnya yang melimpah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pertanian. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni 2016-15 Juli 2016 di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman buah dari famili caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat. Tanaman pepaya banyak ditanam baik di daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 5 Khasiat Buah Khasiat Cabai Merah. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Cabai Merah Keriting Cabai merah keriting atau lombok merah (Capsicum annum, L) merupakan tanaman hortikultura sayur sayuran semusim untuk rempah-rempah yang diperlukan

Lebih terperinci

ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK

ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK (Studi Kasus: Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat) Oleh : TANTRI MAHARANI A14104624 PROGAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG Tanaman Bawang Merah (Allium Cepa Var Ascalonicum (L)) merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat mudah dijumpai di berbaga tempat. Bumbu yang

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT Oleh NORA MERYANI A 14105693 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian sebagai bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia adalah tanaman buah-buahan. Permintaan produk buah-buahan di pasar dunia cenderung (trend) terus

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia adalah tanaman buah-buahan. Permintaan produk buah-buahan di pasar dunia cenderung (trend) terus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan produk hortikultura merupakan salah satu aspek pembangunan pertanian. Tanaman yang termasuk dalam tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran, buah-buahan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki peluang besar dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang melimpah untuk memajukan sektor pertanian. Salah satu subsektor

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,

Lebih terperinci