DOMINASI LAKI-LAKI TERHADAP IDEOLOGI GENDER TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL MARYAM KARYA OKKY MADASARI (SUATU KAJIAN PERSPEKTIF KRITIK FEMINIS)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DOMINASI LAKI-LAKI TERHADAP IDEOLOGI GENDER TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL MARYAM KARYA OKKY MADASARI (SUATU KAJIAN PERSPEKTIF KRITIK FEMINIS)"

Transkripsi

1 DOMINASI LAKI-LAKI TERHADAP IDEOLOGI GENDER TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL MARYAM KARYA OKKY MADASARI (SUATU KAJIAN PERSPEKTIF KRITIK FEMINIS) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I) MELDA NOVIANTY NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014

2

3

4 DOMINASI LAKI-LAKI TERHADAP IDEOLOGI GENDER TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL MARYAM KARYA OKKY MADASARI (SUATU KAJIAN PERSPEKTIF KRITIK FEMINIS) Oleh Melda Novianty¹, Yasnur Asri², Zulfitriyani³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dan penyebab terjadinya dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bentuk-bentuk dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan adalah (1) marginalisasi, (2) subordinasi, (3) stereotip, (4) kekerasan, (5) beban kerja, dan (6) diskriminasi dan represi. Kedua, peyebab terjadinya dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari adalah (1) mitos yang berlangsung secara turun temurun, (2) laki-laki yang selalu bertindak berdasarkan rasional, sedangkan perempuan selalu mendahulukan perasaan, (3) budaya patriarkhi, dan (4) sistem kapitalis. Kata Kunci : ideologi gender, Maryam, kajian perspektif kritik feminis

5 DOMINASI LAKI-LAKI TERHADAP IDEOLOGI GENDER TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL MARYAM KARYA OKKY MADASARI (SUATU KAJIAN PERSPEKTIF KRITIK FEMINIS) Oleh Melda Novianty¹, Yasnur Asri², Zulfitriyani³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was grounded by the problem showing that the men tended to dominate the female characters in novel Maryam written by Okky Madasari. The purpose of this research was to describe the domination forms done by men on the female characters in novel Maryam written by Okky Madasari. This was a qualitative research which used descriptive method. The results of the research were as follows. First, the domination forms of male characters toward female characters were (1) marginalization, (2) subordination, (3) stereotype, (4) violence, (5) work load, and (6) descrimination and repression. Second, the domination of male characters toward the female characters was caused by (1) myths which were believed hereditarily, (2) the male characters who acted rationally, and female ones who acted emosionally (3) patriarchy culture and (4) capitalism system. Key words : ideology of gender, Maryam, perspective study of feminism criticism

6 PENDAHULUAN Berbicara tentang karya sastra sudah tidak asing lagi bagi kehidupan manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari karya-karya yang terus lahir dari pikiran kreatif pengarang dan dapat memberikan dampak yang baik bagi manusia. Kenyataan itu dapat dilihat dari pesan yang disampaikan melalui tokoh yang memerankan sebuah cerita. Pengarang berperan aktif dalam menampilkan karakter tokoh dalam cerita yang dapat menciptakan sebuah karya yang memiliki ciri khas tersendiri. Pada umumnya, karya sastra adalah duplikat dari realita kehidupan. Masalah-masalah yang biasa diangkat oleh pengarang dalam karya sastra tidak lepas dari pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja dalam penyampaiannya pengarang memang harus menambah dan mengemas terlebih dahulu gaya bahasa yang menarik sehingga dapat membuat pembaca terbawa masuk dalam cerita tersebut. Kahadiran tokoh dalam sebuah cerita sangatlah penting, tanpa tokoh dalam sebuah cerita, cerita itu tidak akan hidup dan menarik. Oleh karena itu, tokoh memberikan gambaran yang sangat penting dalam karya sastra begitu juga dengan alur, tema, dan amanat. Unsur-unsur tersebut saling mempengaruhi dalam membangun karya sastra yang akan diciptakan. Dilihat dari masalah yang ada dalam novel Indonesia saat ini banyak yang mengangkat tentang kehidupan perempuan. Fenomena tentang perempuan menjadi faktor pendorong bagi pengarang untuk menghadirkannya dalam sebuah karya sastra. Banyak pengarang yang mengungkapkan karya mereka tentang masalah emansipasi, gender dan perjuangan hidup perempuan. Istilah gender pada saat ini masih asing bagi kebanyakan orang, bahkan ada yang hanya mengetahui istilah tersebut tetapi tidak paham dengan maknanya. Namun, istilah ini sudah lekat pada perempuan yang sering menerima ketidakadilan dalam kehidupannya. Secara biologis laki-laki dan perempuan memang berbeda. hal ini dapat dilihat dari fisiknya, perempuan lebih lemah dari laki-laki dan dari sifatnya perempuan lebih lembut dan mudah tersentuh. Hal tersebut seharusnya memberikan gambaran kepada laki-laki untuk dapat melindungi perempuan. Bukan sebaliknya, banyak terlihat kekerasan yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan seperti di dalam rumah tangga. Hal inilah yang menyebabkan munculnya ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender mendapat tanggapan yang bervariasi dari berbagai kalangan masyarakat. Ketidakadilan gender termanifestasi dari bentuk-bentuk ketidakadilan gender yaitu marginalisasi atau proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting bagi perempuan dalam keputusan rumah tangga dan politik, pembentukan stereotip atau melalui pelabelan negatif, kekerasan, beban kerja lebih panjang dan lebih banyak, serta diskriminasi atau perbedaan peran dan kedudukan, dan represi atau pengucilan. Novel Maryam karya Okky Madasari ini mengangkat permasalahan yang banyak ditemui sekarang, terutama dalam kehidupan masyarakat yang sarat akan tindak premanisme. Ini dapat dilihat dalam novel Maryam yang banyak menceritakan tentang permasalahan perempuan dalam melawan kekerasan. Lombok menjadi ruang intensif dalam cerita ini. Banyak perempuan yang menjadi korban dari kekerasan. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui masalah semacam ini. Kekerasan yang dialami oleh perempuan yang lemah tidak hanya dialami masyarakat Lombok tetapi juga daerah lain. Berdasarkan uraian di atas, fokus masalah dalam penelitian ini yaitu dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan bentuk-bentuk dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari, 2) mendeskripsikan penyebab terjadinya dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari. Kajian teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu Darma (2009:159) menjelaskan bahwa bentuk-bentuk dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan yang terjadi pada perempuan ada dalam beberapa bentuk yaitu (1) marginalisasi (pemiskinan ekonomi) (2) subordinasi (anggapan tidak penting atau peminggiran bagi perempuan dalam rumah tangga atau politik) (3) pembentukan stereotip atau pelabelan negatif (4) kekerasan (5) beban kerja yang lebih banyak dan lebih panjang (6) diskriminasi (perbedaan peran dan kedudukan) dan represi atau pengucilan. Selanjutnya, Relewati (2010:6) menjelaskan bahwa penyebab dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan terbagi menjadi empat

7 adalah (1) mitos yang berlangsung turun temurun (2) laki-laki selalu dianggap bertindak berdasarkan rasional, sedangkan perempuan selalu menggunakan perasaan (3) budaya patriarkhi (4) sistem kapitalis. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Semi (1993:23) menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak mengutamakan pada angka-angka tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empiris. Untuk mencapai masalah yang diteliti maka metode yang digunakan metode deskriptif. Data penelitian ini adalah teks dalam novel Maryam karya Okky Madasari. Tahap analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara menganalisis data sebagai berikut : (1) mengidentifikasi tindakan tokoh-tokoh dalam novel Maryam karya Okky Madasari, (2) mengklasifikasikan data yang telah diidentifikasi, (3) membahas secara mendalam tentang dominasi laki-laki terhadap ideologi gender yang dilihat dari ketidakadilan gender yang terungkap dalam novel Maryam karya Okky Madasari dengan cara mengaitkan temuan penelitian dengan teori (4) merumuskan hasil interpretasi (5) menarik kesimpulan dari data yang telah diinterpretasikan (6) melaporkan hasil penelitian. Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik uraian rinci. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan analisis data maka dapat ditemukan yang terkait dengan dominasi lakilaki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari adalah Pertama, bentuk-bentuk dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan adalah (1) marginalisasi, (2) subordinasi, (3) stereotip, (4) kekerasan, (5) beban kerja, dan (6) diskriminasi dan represi. Kedua, peyebab terjadinya dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari adalah (1) mitos yang berlangsung secara turun temurun, (2) laki-laki yang selalu bertindak berdasarkan rasional, sedangkan perempuan selalu mendahulukan perasaan, (3) budaya patriarkhi, dan (4) sistem kapitalis. Pembahasan ini akan dilakukan pada data yang ditemukan dalam novel Maryam karya Okky Madasari. Pada cerita Maryam terdapat enam bentuk-bentuk dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan sebagai berikut. 1) Marginalisasi Darma (2009:159) menjelaskan marginalisasi (pemiskinan ekonomi) terhadap perempuan bisa dilihat dari lingkungan rumah tangga dalam bentuk diskriminasi pada anggota keluarga yang laki-laki dan perempuan, misalnya dengan memprioritaskan anggota keluarga laki-laki harus lebih didahulukan dalam menuntut pendidikan. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari ini terdapat marginalisasi (pemiskinan ekonomi) terhadap perempuan yang dialami oleh tokoh perempuan yang bernama Nur. Nur mendapatkan marginalisasi dari suaminya sendiri. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Sebelumnya, suaminya sudah membuat rekening di BRI kecamatan. Suaminya yang setiap bulan mengambil uang kirimannya. Dengan uang itu seluruh keperluan keluarganya dibiayai. Makan dan sekolah anak-anaknya. Dengan uang itu rumah ibu Nur bisa sedikit diperbaiki. Punya penghasilan tetap tiap bulan dari pekerjaan istrinya membuat suami Nur yang memang tak akrab dengan laut semakin malas untuk melaut. (Maryam, 2013:201) Nur mengungkapkan dalam kutipan tersebut bahwa demi memenuhi kebutuhan keluarga ia rela kerja jauh ke Arab Saudi agar semua kebutuhan keluarganya dapat tercukupi. Sedangkan, suaminya yang biasanya kerja ke laut malah bermalas-malasan di rumah. Karena telah keenakan menerima uang kiriman dari istrinya setiap bulan. Ungkapan Nur memberikan pengertian bahwa telah terjadinya proses pemiskinan dari suami Nur sendiri.

8 2) Subordinasi Darma (2009:159) menjelaskan subordinasi (anggapan tidak penting atau peminggiran bagi perempuan dalam rumah tangga atau politik) terhadap perempuan dapat dilihat dari sikap menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting. Hal ini terjadi karena pelabelan stereotip kultural yang turun temurun, menganggap perempuan irasional atau emosional, sehingga tidak layak tampil sebagai pemimpin. Contohnya masih ada anggapan bahwa perempuan tidak usah sekolah tinggi-tinggi, karena akhirnya akan ke dapur. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari ini terdapat subordinasi (anggapan tidak penting atau peminggiran bagi perempuan dalam rumah tangga atau politik) yang dihadapi oleh tokoh perempuan yang bernama Maryam. Maryam mendapatkan subordinasi dari mertuanya sendiri. Hal ini terdapat pada kutipan berikut....penghulu mengarahkan Alam dan Maryam untuk bersalaman kepada orangtua. Memohon restu agar pernikahan yang baru dimulai ini abadi dan selalu penuh berkah. Ada rasa gentar saat Maryam bersimpuh di pangkuan ibu Alam. Ada rasa ragu ketika ia mencium tangan mertuanya itu. Ketika ibu Alam merunduk mendekat ke telinga Maryam, jantung Maryam berdebar cepat. Perempuan itu membisikkan wejangan-wejangan. Meminta Maryam senantiasa patuh dan menuruti kata suami. Menjadikan suami satu-satunya panutan. Menjauh diri dari segala yang tidak benar. (Maryam, 2013:111) Kutipan di atas menunjukkan adanya peminggiran perempuan atau anggapan yang tidak penting mengenai perempuan. Permasalahan ini terjadi ketika Maryam bersimpuh dipangkuan ibu Alam. Ada rasa ragu, ketika ia harus mencium tangan mertuanya. Ketika ibu Alam merunduk ia membisikkan sesuatu kepada Maryam, agar Maryam dapat patuh kepada suaminya dan menjadikan suaminya satu-satunya panutan. Tidak hanya itu, ibu mertua Maryam juga memintanya untuk menjauhkan diri dari segala yang tidak benar. Hal inilah yang menyebabkan peminggiran perempuan dan anggapan tidak penting terhadap perempuan dalam mengambil sebuah keputusan. 3) Stereotipe Darma (2009:159) menjelaskan stereotip atau pelabelan negatif terhadap perempuan yang sangat merugikan, misalnya penandaan yang berawal dari asumsi bahwa perempuan bersolek dalam rangka memancing lawan jenisnya, sehingga banyak kasus pelecehan seksual pada perempuan. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari terdapat stereotipe yang dialami oleh tokoh perempuan yang bernama Fatimah. Fatimah mendapatkan stereotipe dari kaum laki-laki dan juga warga sekitar tempat tinggalnya. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Hampir bersamaan dengan bapak Maryam berangkat, Fatimah juga keluar rumah. Ia berangkat ke tempat kerjanya, sebuah hotel Senggigi. Fatimah bertugas di bagian restoran, ikut menyiapkan hidangan untuk tamu-tamu hotel. Pekerjaan itu baru saja didapatkannya tiga bulan lalu. Sebelumnya Fatimah sudah melamar di banyak tempat, tapi tak ada yang menerima. Dengan ijazah SMA dan tanpa pengalaman apa-apa pekerjaan yang terlihat sepele pun susah didapatkan... (Maryam, 2013:104) Kutipan ini menggambarkan bahwa Fatimah bekerja di sebuah hotel di Senggigi. Fatimah bertugas di restoran. Di sana Fatimah bekerja menyiapkan makanan untuk tamu-tamu hotel. Pekerjaan ini baru didapatkan Fatimah tiga bulan yang lalu. Sebelumnya Fatimah sudah melamar di banyak tempat tapi tidak ada yang mau menerima. Dengan ijazah SMA dan tanpa pengalaman apa-apa pekerjaan yang sepelepun susah didapatkan. Karena bekerja di hotel inilah Fatimah mengalami streotip dalam pandangan gender. 4) Kekerasan Darma (2009:159) menjelaskan kekerasan perempuan baik dalam rumah tangga maupun di luar rumah tangga, kekerasan terhadap perempuan terjadi karena adanya ketidaksetaraan kekuatan. Kekerasan banyak terjadi di masyarakat, misalnya pemerkosaan, pelacuran, pornografi, dan lain-lain. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari ini terdapat kekerasan yang dialami oleh masyarakat. Seperti yang dialami oleh keluarga Maryam dan tetangga-tetangganya

9 mengalami kekerasan yang berupa pengusiran oleh pihak kepolisian. Polisi yang sengaja datang ketempat kejadian untuk mengamankan warga. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Polisi-polisi itu bohong. Kita bukan disuruh pergi sementara agar selamat. Kita diusir. Rumah itu bukan milik kita lagi, kata Fatimah. Suaranya tidak tinggi. Tapi ada penekanan dan getaran yang siapapun akan tahu ia sedang marah. (Maryam,2013:233) Kutipan ini menjelaskan pada keluarga Maryam bahwa polisi yang bermula meminta keluarga Maryam untuk pergi sementara itu bohong. Polisi itu telah mengusir keluarga Maryam dari rumahnya. Hal ini membuat Fatimah marah akan perlakuan polisi yang tidak merakyat. Rakyat yang kesusahan malah ditindas oleh pihak keamanan negara sendiri. Tidak hanya oleh pihak kepolisian, kekerasan juga dialami oleh tokoh perempuan oleh warga sekitar. 5) Beban Kerja Darma (2009:159) menjelaskan beban kerja adalah pemisahan beban pekerjaan kepada pihak perempuan. Pemisahan ini terjadi karena adanya anggapan bahwa kaum perempuan ini hanya pantas melakukan pekerjaan di rumah. Hal inilah yang menjadi pemicu bagi kaum perempuan untuk melakukan perjuangan, agar perlakuan yang dia dapat sama terhadap kaum lakilaki. Beban kerja yang panjang ini ia dapatkan dilingkungan rumah tangga, seperti membersihkan rumah, melayani suami, mengandung, melahirkan dan mengasuh anak. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari terdapat beban kerja yang dialami oleh tokoh perempuan yang bernama Maryam. Disini Maryam mendapatkan beban kerja yang berupa mengandung seorang anak. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Kehamilan Maryam sedikit mengubah kebiasaan. Mereka mengurangi jalan-jalan. Hanya berkunjung ke Gegerung, itu pun tidak setiap hari. Pergi makan keluar hanya jika Maryam benar-benar menginginkan. (Maryam, 2013:217) Kehamilan Maryam yang semakin membesar membuat ia sedikit mengubah kebiasaannya. Maryam mengurangi jalan-jalan keluar rumah jika tidak penting. Maryampun tidak setiap hari pergi ke tempat bapak dan ibunya yang tinggal di Gegerung. Ia hanya akan benar-benar keluar rumah jika sangat menginginkannya. Karena mengandung inilah Maryam mengalami beban kerja yang panjang dari pada kaum laki-laki. 6) Diskriminasi dan Represi Darma (2009:159) menjelaskan diskriminasi merupakan proses pemisahan yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat. Diskriminasi disini terlihat pada posisi perempuan yang dianggap tidak penting oleh kaum laki-laki. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari terdapat diskriminasi yang dialami oleh tokoh perempuan yang bernama Maryam. Diskriminasi ini dialami oleh Maryam di rumah kedua orangtua Alam. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Suami adalah imam seorang istri. Ketika sudah menikah nanti, istri harus mengikuti suaminya, menuruti suaminya, apalagi dalam soal beragama, kata ibu Alam. Jantung Maryam berdegup meski tak dikatakan langsung, ia tahu apa yang tersembunyi dibalik kalimat itu. Ia juga tahu, yang terpenting dari pembicaraan malam ini justru yang sengaja tidak dikatakan. Maryam pun meraba-raba. Menyimpulkan sendiri dengan nalarnya. Malam itu, ia tak bicara banyak. Hanya mengangguk-angguk. Alam yang menjelaskan saat mengantar Maryam pulang. Katanya, bapak dan ibunya sudah tau Maryam seorang Ahmadi. Mereka mau merestui semuanya kalau Maryam mau meninggalkan semuanya. (Maryam, 2013:36) Maryam mendapatkan perlakuan yang berbeda dari kedua orangtua Alam. Perlakuan yang tidak adil itu didapatkan oleh Maryam karna ia memiliki keyakinan yang berbeda dengan keluarga Alam. Maryam sangat kecewa dengan perlakuan kedua orangtua Alam. Maryam tidak mampu mengutarakan kekecewaan pada keluarga Alam. Maryam hanya meraba-raba dan menyimpulkan sendiri dengan nalarnya. Maryam tidak mau berbicara banyak karna dia sendiri masih bingung atas sikap keluarga Alam. Tetapi, kebingungan itu tidak berlangsung lama. Alam segera menjelaskan kepada Maryam bahwa kedua orangtuanya sudah mengetahui kalau Maryam

10 adalah seorang Ahmadi. Orangtua Alam mau merestui hubungan mereka, kalau Maryam mau meninggalkan semua yang berhubungan dengan keyakinannya yang dulu. Pada novel Maryam karya Okky Madasari terdapat empat penyebab terjadinya dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan sebagai berikut. 1) Mitos yang berlangsung secara turun temurun Relewati (2010:6) menjelaskan mitos yang berlangsung turun temurun di masyarakat. Yang mengatakan perempuan adalah teman belakang. Kata teman belakang mempunyai makna jika di dalam rumah urusan perempuan adalah disekitar dapur dan berbagai urusan rumah tangga lainnya. Alasan ini yang digunakan alasan orangtua untuk tidak menyekolahkan anak perempuan tinggi-tinggi, karena pada akhirnya mereka menikah akan hanya berada di dapur. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari terdapat mitos yang berlangsung secara turun temurun yang dialami oleh dua orang perempuan. Hal ini terdapat pada kutipan berikut....ada dua yang duduk di SMA kelas tiga. Dua-duanya perempuan. Dua-duanya sama-sama tidak mau melanjutkan sekolah. Sudah dibujuk berbagai cara termasuk oleh Zulkhair dan Umar. Pak Khairuddin pun menceritakan bagaimana dulu Fatimah tetap harus sekolah meski dalam pengungsian. Tapi kedua anak itu sudah memilih. Orangtua keduanya juga enggan memaksa. Malah terlihat membenarkan keputusan anaknya. Sudah, tidak apa-apa. Anak perempuan saja. Sudah pernah SMA sudah lumayan, kata orangtua mereka. (Maryam, 2013:250) Ada dua anak perempuan yang tidak mau lagi melanjutkan pendidikannya karena malu tinggal di pengungsian. Bapak Khairuddin, Zulkhair dan Umarpun telah membujuk anak perempuan itu agar mau lagi melanjutkan pendidikannya. Tetapi dua anak perempuan itu sudah memilih dan memutuskan sendiri apa keputusannya. Orangtua kedua anak tersebut malah membenarkan apa keputusan anaknya dan menganggap pendidikan untuk perempuan itu tidak terlalu penting karena nanti kalau sudah berkeluarga juga akan mengurusi semua kepentingan rumah tangganya. 2) Laki-laki yang selalu bertindak berdasarkan rasional, sedangkan perempuan selalu mendahulukan perasaan Relewati (2010:6) menjelaskan laki-laki selalu dianggap bertindak berdasarkan rasional, sedangkan perempuan selalu menggunakan perasaan. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari terdapat laki-laki selalu dianggap bertindak berdasarkan rasional, sedangkan perempuan selalu menggunakan perasaan yang dialami oleh tokoh perempuan yang bernama Maryam. Hal ini terdapat pada kutipan berikut....maryam tak mau mengangkat telepon atau membalas surat-surat panjang yang dikirim bapak dan ibunya. Pak dan Bu Zul juga mengirim surat, mengingkatkan agar Maryam tak terbawa oleh rasa cinta yang sesat. Dengan bahasa yang lembut dan indah. (Maryam, 2013: 33) Maryam sangat kecewa atas sikap bapaknya yang selalu melarang-larang Maryam untuk tidak menjalin hubungan dengan orang luar. Kekecewaan itu membuat Maryam tidak mau lagi mengangkat telepon atau membalas surat-surat panjang yang dikirim orangtuanya dari kampung. Bu Zul pun mengetahui masalah Maryam dengan kedua orangtuanya. Bu Zul mencoba membujuk Maryam dengan mengirimkan sepucuk surat kepada Maryam dan mengingatkan Maryam agar tidak terbawa oleh rasa cinta yang sesat. 3) Budaya patriarkhi Relewati (2010:6) menjelaskan budaya patriarkhi (budaya yang lebih mementingkan lakilaki) dalam keluarga yang lebih berkuasa adalah bapak. Patriakhi adalah konsep bahwa laki-laki memegang kekuasaan atas semua peran penting dalam masyarakat, dalam pemerintahan, militer, pendidikan, industri, bisnis, perawatan kesehatan, iklan, agama dan lain sebagainya. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari terdapat budaya patriarkhi yang dialami oleh tokoh perempuan yang bernama Maryam. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Maryam menyebut namanya Alam Syah. Karyawan di perusahaan kontruksi. Kalian pacaran? tanya bapaknya lagi. Maryam tak menjawab jelas, hanya tertawa

11 kecil sambil mengangguk-angguk. Lalu bapaknya mulai bertanya, sudah berapa lama kenal, bagaimana kelakuannya, seperti apa sifatnya, bagaimana keluarganya. Maryam bercerita apa adanya. Biasa-biasa saja. Ia mengaku belum pernah berkenalan dengan keluarga Alam. Ini baru saling pendekatan saja, katanya. Ibunya ikut bicara. Lebih baik tidak usah pacaran dengan orang luar. Daripada nanti sama-sama kecewa. Sama-sama terluka. Lebih baik diakhiri sekarang saja. (Maryam, 2013:17) Sebagai perempuan yang telah dewasa, Maryam tidak terima jika bapak dan ibunya masih melarangnya untuk tidak berhubungan dengan laki-laki yang berasal dari luar. Orangtua Maryam berharap agar anak sulungnya dapat melupakan laki-laki yang baru ia kenal. Sehingga Maryam bisa menjalin hubungan dengan orang dalam yang jelas dapat menghargai dan mencintai lebih baik. Hal ini dilakukan oleh orangtua Maryam agar anaknya tidak kecewa dan terluka atas sikap orang luar yang ingin menang sendiri. 4) Sistem kapitalis Relewati (2010:6) menjelaskan sistem kapitalis yang berlaku yaitu siapa yang memiliki modal besar itulah yang menang. Implikasinya dari sistem kapitalis ini telah diperluas tidak hanya terkait bisnis tetapi juga dalam ranah kehidupan lainnya. Laki-laki secara fisik lebih kuat dari pada perempuan sehingga akan mempunyai peran dan fungsi yang lebih besar dalam berbagai aspek. Di dalam novel Maryam karya Okky Madasari terdapat sistem kapitalis yang dialami oleh tokoh perempuan. Hal ini terdapat pada kutipan berikut. Memasuki tahun baru, setiap kepala keluarga telah memiliki pekerjaan. Mendapatkan uang tak seberapa yang tak selalu cukup untuk makan. Tapi memang bukan hanya itu yang dicari. Melainkan perasaan berarti dan bisa mandiri. Meninggalkan kamar-kamar itu pada pagi hari, lalu pulang pada sore hari. Sambil menunggu suami, istri-istri mereka memasak bersama, mengasuh anak dan mengaji. (Maryam, 2013:253) Kepala rumah tangga bekerja untuk menghidupi keluarganya. Walau dengan gaji yang tak seberapa dan tidak selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Seorang suami sangat bangga pergi pagi pulang sore untuk bekerja daripada harus berdiam diri di rumah. Ketika suami bekerja seorang istri memasak makanan, mengasuh anak dan mengaji. PENUTUP Simpulan Berdasarkan temuan dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan dua hal. Pertama, Bentuk-bentuk dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan yang ditemukan pada tokoh perempuan terdapat dalam novel Maryam karya Okky Madasari, yaitu marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, beban kerja, dan diskriminasi dan represi. Kedua, penyebab terjadinya dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan yang terdapat pada tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari yaitu: mitos yang berlangsung secara turun-temurun di masyarakat, laki-laki selalu dianggap bertindak berdasarkan rasional sedangkan perempuan selalu menggunakan perasaan, budaya patriarkhi dan sistem kapitalis. Implikasi dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini dapat diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI semester 1, Standar Kompetensi (SK) 7 Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. Kompetensi Dasar (KD) 7.2 menganalisis unsur-unsur intrinsik dan ektrinsik novel Indonesia/novel terjemahan.

12 Saran Setelah menganalisis dominasi laki-laki terhadap ideologi gender tokoh perempuan dalam novel Maryam karya Okky Madasari. Maka ada beberapa hal yang ingin disampaikan peneliti. Pertama, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pada bidang sastra. Kedua, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, sebagai berikut : (a) bagi peneliti lainnya dapat dijadikan sebagai acuan atau pedoman untuk penelitian berikutnya dan dapat menambah wawasan tentang penelitian sastra, (b) bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dan pemahaman tentang karya sastra. KEPUSTAKAAN Darma, Yoce Aliah Analisis Wacana Kritis. Bandung : Yrama Widya. Madasari, Okky Maryam. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Relewati, Rahayu Konsep Gender dan Aplikasi Penelitian Gender. Bandung : Muara Indah. Semi, Atar Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH

NILAI MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PADA SEBUAH KAPAL KARYA NH. DINI E-JURNAL ILMIAH E-JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) TRI WIDOLA NIM. 09080075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 2008:8).Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH ANALISIS MORAL TOKOH UTAMA NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA ARTIKEL ILMIAH AFDAL RIFNANDA NPM 10080248 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra diciptakan oleh pengarang dalam beberapa alasan yaitu proses berpikir secara imajinatif, fiktif, kontemplasi dan mengenai realita yang terjadi di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Ratna, 2009, hlm.182-183) Polarisasi laki-laki berada lebih tinggi dari perempuan sudah terbentuk dengan sendirinya sejak awal. Anak laki-laki, lebihlebih

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur Naskah Pertja Objek penelitian yang digunakan dalam kajian skripsi ini adalah naskah drama yang berjudul Pertja karya Benjon atau Benny Yohanes. Lakon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tentang perempuan pada saat ini masih menjadi perbincangan yang aktual dan tidak ada habisnya. Permasalahan berkaitan dengan perempuan seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar

Lebih terperinci

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Novi Asriyani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan

Lebih terperinci

Pemahaman Analisis Gender. Oleh: Dr. Alimin

Pemahaman Analisis Gender. Oleh: Dr. Alimin Pemahaman Analisis Gender Oleh: Dr. Alimin 1 2 ALASAN MENGAPA MENGIKUTI KELAS GENDER Isu partisipasi perempuan dalam politik (banyak caleg perempuan) Mengetahui konsep gender Bisa menulis isu terkait gender

Lebih terperinci

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM

NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL KEMI CINTA KEBEBASAN YANG TERSESAT KARYA ADIAN HUSAINI ARTIKEL ILMIAH DELVI SEPTIANI NPM 10080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI PERGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh adalah salah satu bagian sosial dari bangsa yang seharusnya dianggap penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. Opini masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir melalui pengarang-pengarang yang cerdas di kalangan masyarakat.sastra muncul karena pengaruh dari zaman ke zaman, mulai dari sastra lama kemudian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Novel Surga Yang Tak Dirindukan adalah karya Asma Nadia. Penelitian ini memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak Dirindukan Karya Asma Nadia Kajian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Sumarah karya Tentrem Lestari dapat diambil simpulan sebagai berikut.

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Sumarah karya Tentrem Lestari dapat diambil simpulan sebagai berikut. digilib.uns.ac.id 84 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Bentuk-bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA JURNAL ILMIAH

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA JURNAL ILMIAH ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA JURNAL ILMIAH diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan NILA SUSANTI NPM 09080144 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan BAB VI SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data, hasil analisis, dan pembahasan dapat disimpulkan dari cerpen Indonesia pengarang perempuan dekade 1970-2000-an beberapa hal berikut. Struktur

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM 10080166 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya BAB II Kajian Pustaka 2.1. Perempuan Karo Dalam Perspektif Gender Dalam kehidupan masyarakat Batak pada umumnya dan masyarakat Karo pada khususnya bahwa pembagian harta warisan telah diatur secara turun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun Oleh: Dika Pujiyanto

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun Oleh: Dika Pujiyanto 1 KETIDAKADILAN GENDER TOKOH PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN YANG MENUNGGU DENGAN PAYUNG KARYA ZELFENI WIMRA DAN SARAN IMPLEMENTASI SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas bukanlah proses yang mudah dan cepat tetapi diperlukan sarana yang tepat serta waktu yang tepat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III-

-Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- PERBANDINGAN PENGGAMBARAN KARAKTER TOKOH PEREMPUAN PADA NOVEL SITTI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI DAN ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA BERDASARKAN PERIODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perempuan dalam televisi senantiasa hanya mempertentangkan antara wanita karir dan menjadi ibu-ibu rumah tangga. Dua posisi ini ada didalam lokasi yang berseberangan.

Lebih terperinci

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI Oleh,, 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi fisik yang lebih lemah dan dikenal lembut sering menjadi alasan untuk menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang lebih rendah dari lakilaki. Secara

Lebih terperinci

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA CITRA DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA WANITA NOVEL DAUN PUTRI MALU KARYA MAGDALENA SITORUS DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Resma Anggraini Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Resmaanggraini89@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan laki-laki, ataupun dengan lingkungan dalam konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan laki-laki, ataupun dengan lingkungan dalam konstruksi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem nilai, norma, stereotipe, dan ideologi gender telah lama dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi posisi serta hubungan antara perempuan dengan laki-laki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI

PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI 1 PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL TEMPURUNG KARYA OKA RUSMINI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S-1) Oleh : INKA DWITIA INDRAWATI 1101040059 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan kesempatan tersebut terjadi baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media

BAB I PENDAHULUAN. khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, media massa sudah menjadi kebutuhan penting bagi khalayak. Karena menurut McLuhan (dalam Rakhmat,2008:224), media massa adalah perpanjangan alat indra.

Lebih terperinci

WARNA LOKAL MINANGKABAU DALAM NOVEL SALAH PILIH KARYA NUR ST. ISKANDAR ARTIKEL ILMIAH

WARNA LOKAL MINANGKABAU DALAM NOVEL SALAH PILIH KARYA NUR ST. ISKANDAR ARTIKEL ILMIAH WARNA LOKAL MINANGKABAU DALAM NOVEL SALAH PILIH KARYA NUR ST. ISKANDAR ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) ENZI PATRIANI NPM 10080297 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA ABSTRACT

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA ABSTRACT KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL ANGKATAN BARU KARYA HAMKA Susi Susanti 1, Mila Kurnia Sari², Titiek Fujita Yusandra² 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bagian metode penelitian, peneliti memaparkan mengenai (1) metode penelitian, (2) sumber data, (3) teknik penelitian, (4) definisi operasional. 3.1 Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Behavior dalam Pandangan Nitze tentang Perspektif Tuan dan Buruh Sosiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia dan merupakan situasi yang wajar dalam

Lebih terperinci

ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH

ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH ANALISIS MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN KERETA TIDUR KARYA AVIANTI ARMAND JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata I) FRANKY ALVA CINO NPM

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL AMBA KARYA LAKSMI PAMUNTJAK ARTIKEL ILMIAH RIANTO NPM

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL AMBA KARYA LAKSMI PAMUNTJAK ARTIKEL ILMIAH RIANTO NPM ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL AMBA KARYA LAKSMI PAMUNTJAK ARTIKEL ILMIAH RIANTO NPM. 10080307 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Dearah

SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Dearah DIMENSI GENDER DALAM NOVEL THE SECRET LIFE OF BEES (RAHASIA HIDUP LEBAH) KARYA SUE MONK KIDD: KAJIAN SASTRA FEMINIS DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari 1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan masalah manusia dan kemanusiaan. Sastra merupakan hasil cipta kreatif dari seorang pengarang, lahir melalui

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Pendahuluan Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat

Lebih terperinci

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang melahirkan aliran feminisme, yakni: 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik * *Tokoh : Robert Merton & Talcott Parsons. *Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan atau laki-laki secara terpisah, tetapi bagaimana menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan atau laki-laki secara terpisah, tetapi bagaimana menempatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi tentang gender bukan hanya sekedar sebuah upaya memahami perempuan atau laki-laki secara terpisah, tetapi bagaimana menempatkan keduanya dalam konteks

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH

PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH PENYIMPANGAN MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) AHMAD RESKI NPM.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,

Lebih terperinci

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Indayani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoneisa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk kreativitas pengarang yang di dalamnya mengandung ungkapan perasaan dan pikiran pengarang yang bersumber dari realitas kehidupan

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine sebagai Subordinat dalam Novel RELAX karya Henni von Lange RELAX RELAX

BAB 4 KESIMPULAN Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine sebagai Subordinat dalam Novel RELAX karya Henni von Lange RELAX RELAX BAB 4 KESIMPULAN Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan dalam bab dua dan analisis yang telah dilakukan dalam bab tiga, maka kesimpulan dari skripsi yang berjudul Citra Tokoh Utama Perempuan die Kleine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi dalam batin seseorang (Damono, 2002: 1). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Didirikannya sebuah usaha, pada umumnya bertujuan untuk menghasilkan kinerja keuangan yang baik dan terus meningkat tiap tahunnya. Dengan hasil kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi menyampaikan ide-ide atau gagasan-gagasan seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi menyampaikan ide-ide atau gagasan-gagasan seorang penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah karya imajinatif seorang pengarang. Hal ini sesuai dengan ungkapan Wallek dan Austin Warren (1989:3) bahwa karya sastra adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Gender Istilah gender diketengahkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan mana perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat kodrat sebagai ciptaan Tuhan dan mana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian terhadap perempuan dalam roman Au Bonheur des Dames karya Émile Zola yang diambil sebagai objek penelitian ini memiliki beberapa implikasi.

Lebih terperinci

Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani

Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani Analisis Gender dan Transformasi Sosial Pembahas: Luh Anik Mayani Pokok bahasan dalam buku Analisis Gender dan Transformasi Sosial karya Mansour Fakih ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tentang analisis

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH

KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH KETERAMPILAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK TEKS CERPEN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK INKUIRI JURNAL ILMIAH KHAIRANILA NPM. 10080066 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi,

Lebih terperinci

SOFT SKILL TOKOH DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH DESMARINA NPM

SOFT SKILL TOKOH DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH DESMARINA NPM SOFT SKILL TOKOH DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH DESMARINA NPM 10080267 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkebunan merupakan aktivitas budi daya tanaman tertentu pada lahan yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman tahunan yang jenis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 12 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Kehidupan sosial dapat mendorong lahirnya karya sastra. Pengarang dalam proses kreatif menulis dapat menyampaikan ide yang terinspirasi dari lingkungan sekitarnya. Kedua elemen tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Feminisme merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Menurut

Lebih terperinci

Basuki Priatno, 2013

Basuki Priatno, 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dikemukakan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan paradigma penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perempuan selalu menjadi sebuah topik yang menarik untuk dibicarakan terutama di dalam media massa. Pandangan masyarakat mengenai perempuan selama ini seringkali

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR Norma dan nilai gender dalam masyarakat merujuk pada gagasan-gagasan tentang bagaimana seharusnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii ABSTRAKSI... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Masalah. 1 1.2.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik 68 BAB IV KESIMPULAN Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik (ekonomi) merupakan konsep kesetaraan gender. Perempuan tidak selalu berada dalam urusan-urusan domestik yang menyudutkannya

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan 324 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melalui tahap analisis, sampailah kita pada bagian simpulan. Simpulan ini akan mencoba menjawab dua pertanyaan besar pada awal penelitian, yakni Bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok digilib.uns.ac.id BAB V PENUTUP A. Simpulan Fokus kajian dalam penelitian ini adalah menemukan benang merah hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok Sawitri terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN METODE LATIHAN/DRILL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII MTsN TAPAN KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

KONFLIK GENDER NOVEL NAMAKU HIROKO KARYA NH. DINI. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

KONFLIK GENDER NOVEL NAMAKU HIROKO KARYA NH. DINI. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat KONFLIK GENDER NOVEL NAMAKU HIROKO KARYA NH. DINI Heni Dwi Jayanti 1, Ismail Nasution 2, Trisna Helda 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa. kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa. kata-kata yang indah dan gaya bahasa serta gaya cerita yang menarik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Sastra adalah karya seni yang dikarang menurut standar bahasa kesusastraan. Standar bahasa kesusastraan yang dimaksudkan adalah penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Sejak manusia lahir hingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM.

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG MENULIS KEMBALI DONGENG YANG DIPERDENGARKAN E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM. E- JURNAL ILMIAH NUZUL FITRIA NIM. 09080222 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014 Nuzul Fitria 1, Indriani

Lebih terperinci

ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN LELAKI YANG MEMBELAH BULAN KARYA NOVIANA KUSUMAWARDHANI ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN LELAKI YANG MEMBELAH BULAN KARYA NOVIANA KUSUMAWARDHANI ARTIKEL ILMIAH ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN LELAKI YANG MEMBELAH BULAN KARYA NOVIANA KUSUMAWARDHANI ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab. Karya sastra lahir dari seorang pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab. Karya sastra lahir dari seorang pengarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengarang mendatangkan permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan berdasarkan pengalamannya. Walaupun bersifat fiksi pengarang mendatangkan konflik

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 242 BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang telah dilakukan terhadap persoalan representasi perempuan Tionghoa dalam novel Kancing yang Terlepas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 318 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan capaian hasil penelitian dan pembahasan seperti yang tertuang pada bab IV, bahwa penelitian ini telah menghasilkan dua analisis, pertama

Lebih terperinci