Portofolio sebagai Teknik Alternaatif Penilaian dalam Pembelajaran Qiraah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Portofolio sebagai Teknik Alternaatif Penilaian dalam Pembelajaran Qiraah"

Transkripsi

1 Portofolio sebagai Teknik Alternaatif Penilaian dalam Pembelajaran Qiraah Oleh Dr. Erlina, M.Ag Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung Abstract Portofolio is one of authentic assessments for measuring or appreciating students learning achievement. For Arabic learning, especially reading (qiraah), portofolio documents an be observation s notes on learning process, notes on reading ability, the results of paraphrasing the reading content, list of vocabularies, students responses to the learned stories, list of brief comments about recommended books, correspondences, free composition (poems or proses), etc. Portofolio assessment is assumed as more authentic and comprehensive. Kata Kunci: Portofolio, Penilaian Otentik, Pembelajaran Bahasa Arab A. Pendahuluan Sejak pelaksanaan Kurikulum berbasis Kompetensi dan dilanjutkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), arah penilaian pembelajaran adalah penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas dilaksanakan berdasarkan pada dua prinsip. Pertama, prinsip umum: valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna. Kedua, prinsip khusus: penilaian harus memungkinkan adanya kesempatan terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka pahami dan mendemontrasikan keterampilan, prosedur penilaian berbasis kelas harus dipahami dengan benar dan dilaksanakan dengan tepat. 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang stándar proses, bagian lampiran IV tentang penilaian pembelajaran menyatakan bahwa penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes yang salah satunya adalah portofolio. 2 B. Portofolio sebagai alat penilaian Pembelajaran 1. Pengertian Portofolio Penilaian pembelajaran atau penilaian hasil belajar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memerlukan informasi yang selengkap mungkin mengenai peserta didik untuk mengetahui pencapaian kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Agar penilaian dapat menghasilkan 1 Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio untuk Penilaian, Jakarta, Pusat Kurikulum, 2003, h Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang stándar proses, bagian lampiran IV tentang penilaian.

2 tindakan yang meningkatkan pembelajaran atau meningkatkan hasil belajar, maka penilaian itu menghasilkan informasi sebanyak mungkin, yang relevan dengan pembelajaran, baik informasi formal maupun informasi informal. Oleh karena itu, di samping tes tertulis yang lazim dalam penilaian hasil belajar, perlu juga pendidik mengadakan penilaian melalui portofolio. Portofolio seperti itu diadopsi ke dalam sistem pendidikan menjadi salah satu alat penilaian, khususnya untuk menilai (1) proses belajar, (2) hasil belajar, atau (3) proses dan hasil belajar peserta didik. 3 Hanya perlu dicatat bahwa penilaian pembelajaran dengan portofolio tidak boleh meniadakan penilaian dengan cara-cara lain, misalnya, dengan tes, perbuatan, atau yang lain. Model penilaian berbasis portofolio (Portofolio Based Assessment) adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya. 4 Penggunaan portofolio sebagai alat penilaian dapat disesuaikan dengan cara belajar yang bervariasi sehingga menghasilkan informasi yang memadai tentang kemampuan peserta didik. Melalui portofolio peserta didik diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya, bukan ketidakmampuannya sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan kemajuan dalam belajar. Melalui penerapan portofolio berarti penilaian hasil dan proses belajar dilakukan secara otentik. Ciri khas penilaian yang otentik adalah (1) penilaian dilakukan dengan melibatkan peserta didik secara realistis dalam menilai prestasi mereka sendiri (2) penilaian berbasis unjuk kerja, realistis, dan sesuai dengan pembelajaran (3) informasi atau data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, melalui berbagai metode, dan melalui berbagai titik waktu 5. Penilaian portofolio merupakan penilaian otentik karena mencerminkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Penilaian portofolio merupakan usaha untuk mengukur atau memberikan penghargaan atas kemampuan peserta didik yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya Alasan Menilai dengan Portofolio Diantara alasan ditetapkan kebijakan penilaian dengan portofolio, di samping penilaian-penilain lain, berdasarkan hasil temuan studi Pusat Kurikulum (2000) tentang praktik penilaian di lapangan, menyatakan bahwa praktik penilaian di kelas kurang menggunakan cara dan alat yang bervariasi. Aspek yang dinilai lebih menekankan aspek (ranah) kognitif, dengan sedikit psikomotor, dan penilaian aspek afektif hampir tidak disentuh, atau belum dilakukan dengan terencana dan sistematis. 7 Kenyataan seperti itu dipandang merugikan peserta didik. Berdasarkan kenyataan itu maka diterbitkan kebijakan yang dinamakan penilaian berbasis kelas (PBK). Tujuan 3 Cole, Ryan, dan Kick, dalam Surapranata dan Hatta, Jakarta, Depdiknas, 2004, h Dasim Budimansyah. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.Bandung: PT. Gresindo, 2002, h Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian, 2003, h Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses, Glosarium; 2. 7 Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian, 2003, h. 1.

3 kebijakan tersebut supaya terjadi keseimbangan penilaian pada ketiga ranah kemampuan atau kompetensi peserta didik. Kebijakan yang tertuang dalam PBK mengamanatkan juga bahwa (1) yang dinilai adalah kompetensi (bukan materi), dan (2) dilakukan dengan melalui (a) tes tertulis, (b) tes perbuatan, (c) pemberian tugas, (d) penilaian proyek, (e) penilaian produk, (f) penilaian sikap, dan (g) penilaian portofolio 8 dan (3) apa pun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya kesempatan terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuan mereka. Dari kebijakan inilah mulai dikenalkan penilaian dengan portofolio. Penilaian belajar dan hasil belajar melalui portofolio memberikan banyak keuntungan, bahkan seluruh aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dapat dinilai melalui portofolio. Penilaian lebih bersifat adil dibandingkan penilaian hanya menggunakan tes atau satu tugas tertentu. 3.Komponen Portofolio Portofolio merupakan kumpulan karya peserta didik, hasil pelaksanaan tugas, kinerja, yang ditentukan oleh pendidik atau oleh peserta didik bersama pendidik, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Ini pun difokuskan pada dokumen tentang kerja peserta didik yang produktif, yaitu bukti tentang apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan, atau tidak dapat dijawab, atau tidak dapat dipecahkan oleh peserta didik 9. Kumpulan dokumen dalam definisi itu harus diartikan dokumendokumen yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi ; 10 dan waktu penyelesaian tugas dibatasi, dan hanya dipilih yang sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan. Portofolio merupakan kumpulan produksi pelajar atau mahasiswa yang berisi: Berbagai jenis karya peserta didik, misalnya: Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis; Gambar atau laporan hasil pengamatan peserta didik dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata ajar tertentu; Analisis situasi yang berkaitan proses pembelajaran; Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah; Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsepkonsep dalam mata ajar tertentu atau antarmata ajar; Penyelesaian soal-soal terbuka; Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan temanteman sekelasnya; Laporan kerja kelompok; Hasil kerja peserta didik yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam udio, dan komputer; Fotokopi piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima peserta didik yang bersangkutan; Hasil karya dalam pembelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh pendidik (atas pilihan sendiri, tetapi relevan dengan mata ajar yang dipelajari; Cerita tentang perasaan senang atau ketidaksenangan peserta didik terhadap mata ajar; Cerita tentang usaha mandiri peserta didik dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri dalam upaya belajar; Laporan tentang sikap peserta didik terhadap pelajaran, penghargaan tertulis, hasil karya berupa tulisan, ringkasan 11. Khusus dalam pembelajaran bahasa, Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta memberikan contoh dokumen dalam portofolio sebagai berikut: Catatan observasi tentang 8 Surapranata dan Hatta. Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h Depdiknas. Pedoman Pengembangan Portofolio untuk penilaian. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan menengah Umum, 2004, h Sumarna Surapranata. Penilaian Portofolio. Bandung: Rosdakarya, 2004, h Surapranata, Sumarna. Penilaian Portofolio. Bandung: Rosdakarya, 2004, h. 4, 39.

4 kemampuan berbicara, tanggapan peserta didik terhadap cerita/dongeng yang dipelajari, daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca, sinopsis bacaan yang dibuat, surat-surat yang dibuat, naskah pidato, karangan bebas (puisi, prosa), laporan kunjungan, tulisan di majalah dinding. 12 Penggunaan portofolio sebagai penilaian memiliki kelemahan, ada dua kelemahan penggunaan portofolio yang bergantung pada kemampuan peserta didik dalam menyampaikan gagasan secara tertulis dan bagi guru penggunaan portofolio sebagai alat penilaian memerlukan banyak waktu untuk melakukan penskoran, apalagi kalau kelasnya besar Bentuk Portofolio Bentuk portofolio dapat berupa portofolio produk (product oriented) dan portofolio Proses (process oriented): a. portofolio proses (process oriented) adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu; b. portofolio produk (product oriented) adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai hasil itu terjadi. Jadi bentuk ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Penilaian proses diarahkan untuk membentuk kebiasaan belajar positif, membentuk kebiasaan berbahasa. Sedangkan perapan portofolio penilaian hasil belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyerap pengetahuan dan keterampilan berbahasa. 4. Prosedur Penilaian portofolio Menilai portofolio diperlukan rubrik (pedoman terperinci) penilaian. Kriteria dalam pembuatan rubrik adalah: 1. Rubrik memuat bukti terjadinya proses berpikir 2. Rubrik memuat tentang mutu kegiatan atau penyelidikan 3. Rubrik memperhatikan keragaman pendekatan Persiapan yang diperlukan oleh pendidik untuk menggunakan portofolio, adalah: a. Menentukan maksud portofolio. Portofolio yang digunan perlu kejelasan tujuan, apakah untuk penilaian karya terbaik peserta didik, penilaian kinerja atau perkembangan kompetensi peserta didik. Ketiganya harus dipilah, supaya mudah menentukan rubrik penilaiannya. b. Menyesuaikan tugas dengan kurikulum. Penilaian portofolio harus sesuai dengan tujuan yang ditentukan di dalam kurikulum. Untuk itu dosen perlu menganalisis atau menentukan standar kompetensi yang akan dinilai sebelum merancang portofolio sebagai alat penilaian. c. Menentukan indikasi. Dosen harus menentukan butir-butir apa yang harus terdapat di dalam portofolio, namun peserta didik perlu juga diminta pendapat atau menyepakati aspek penilaian portofolio. d. Menentukan format portofolio. Dosen perlu menentukan format portofolio agar kumpulan karya peserta didik sistematis dan tidak sulit untuk dinilai. e. Pembatasan kuantitas. 12 Ibid., h Depdiknas. op. cit. h. 6.

5 P P P Agar tidak memberikan beban yang sangat berat bagi pendidik dan peserta didik, maka cakupan portofolio perlu dibatasi. f. Menentukan rubrik. Dosen harus sudah membuat atau mempunyai rubrik (pedoman penilaian) portofolio, sebelum portofolio mulai dibuat oleh peserta didik. C. Pembelajaran Qira ah Qira ah berasal dari kata ق را (qara a) dalam bahasa Arab. Thu iamah, menjelaskan :قرا makna kata ا ن القراءة نشاط يتكون من ا ربعة عناصر: استقبال بصري للرموز, وه ذا م ا نس ميه بالنق د. ودم ج له ذه الا فك ار مع ا فكار القاري. وتصور لتطبيقاتها في حياته مستقبل وهذا ما نسم يه بالتفاعل. القراءة, ا ذن 14 تعر ف وفهم, والنقد, والتفاعل, ا نها نشاط عقلي يستلزم تدخل شخصية الا نسان وكل جوانبها. F13 Membaca sebagai proses penerimaan simbol melalui pengamatan, disebut juga dengan persepsi, bergabungnya pemikiran penulis dan pembaca, serta tergambar bagaimana penerapannya dalam kehidupan pembaca pada masa yang akan datang yang disebut dengan proses interaksi. Dengan kata lain membaca dapat dipahami sebagai aktivitas pengenalan, memahami, mengkritisi, dan interaksi, suatu aktivitas akal yang menghendaki masuknya segala aspek kepribadian (kemampuan) manusia. Pemahaman seorang pembaca dipengaruhi oleh sejumlah faktor internal: persepsi, 15 keyakinan, motivasi dan strategi.p14f Proses membaca tidak selalu identik dengan proses mengingat. Membaca bukan menghafal kata demi kata atau kalimat demi kalimat yang terdapat dalam bacaan, yang terpenting membaca adalah dapat menangkap pesan atau ide pokok bacaan dengan baik. Membaca adalah mengambil makna tulisan untuk memahami makna tulisan untuk belajar dari apa yang ditemukan dalam tulisan. Membaca adalah kemampuan memahami 16 pikiran, ide dan menerapkannya.p15f Nuttal menjelaskan bahwa membaca dapat bermakna salah satu atau lebih dari sejumlah aktivitas berikut: mengkodekan, menerjemahkan, mengidentifikasikan, 17 melafalkan, mengerti, memberikan reaksi, memberi artip16f P. Selanjutnya membaca sesungguhnya merupakan proses berpikir yang bergantung pada proses rasionalisasi atas apa yang dibaca, suatu proses yang mengandung pola pola berpikir, aturan dan hukum, analisa, sebab akibat, pemecahan masalah, dan bukan sekedar aktivitas penglihatan yang hanya sampai pada pengenalan rumus atau lambang tertulis 18 dan memahami maknanya.p17f Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarso yang menyatakan bahwa proses membaca dapat dilakukan dengan memahami isi bacaan, menguji sumber penulis, ada interaksi antara penulis dan pembaca, pembaca menerima atau menolak informasi yang terkandung dalam bacaan. Membaca merupakan aktivitas kompleks yang dilakukan dengan mengerahkan segala kemampuan. Dalam membaca seseorang harus menggunakan daya رشدي ا حمد طعيمة, تعليم اللغة العر بية لغير الناطقين, (مصر: المنظمة الا سلامية للتربية و العلوم والثقافة, 1989), ص Baker and Brown, Block and Pressley, Pearson, Farstrup and Samuels, Ruddell, Ruddell and Singer dalam Linda and Soffos. Teaching for Deep Comprehension: A Reading Workshop Approach (Portland, Maine: Stenhouse Publishers, 2005), p Brenda Smith, Reading Comprehension: Bahan Ajar On Line, Study Support Centre Cuesta University, Adapted for Breaking Through to College Reading 1999, acasupp/as/301 html (diunduh 14 Agustus 2010) 17 Cristine Nuttal, Teaching Reading Skill in a Foreign Language, New Edition (Great Britain: Heinemann, 1989), p Ibid., p

6 khayal, kemampuan mengamati, dan kemampuan mengingat, serta pengetahuan (pengetahuan sebelumnya dan pengetahuan bahasa). 19 Bacaan terdiri dari rangkaian kata dan kalimat yang menjadi satu kesatuan utuh yang diatur kaidah tata bahasa dan mengandung makna. Dalam membaca bacaaan bahasa Arab, dibutuhkan penguasaan ilmu morfologi bahasa Arab (Sorf), ilmu nahwu (tata kalimat) dan penguasaan kosa kata. Tanpa semua itu, pembaca tidak akan mampu memahami isi bacaan. Penguasaan kosa kata dan tata bahasa ini penting dalam proses memahami bacaan. Kemahiran membaca dalam bahasa Arab menurut Ali al Khuly terdiri dari maharatul qira ah jahriyah (membaca nyaring), qira ah shamitah(membaca dalam hati), qira ah mukatstafah (membaca intensif), dan qira ah muwassa ah (membaca ekstensif), dan qira ah numużajiah (Bacaan Model) 20. Sementara menurut Ar Rikaby, qira ah terdiri dari qira ah jahriyah, qira ah shamitah. 21 Sementara Istilah pembelajaran dalam bahasa Inggris berpadan dengan kata Instruction. Menurut Dijkstra, Instruction dapat dipahami sebagai bentuk komunikasi antara dosen dan mahasiswa,baik menggunakan bahasa lisan atau tertulis dalam bentuk penyajian dan illustrasi tentang informasi dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, atau dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, mempraktikkan suatu keterampilan yang direalisasikan dalam setting khusus yang disebut lingkungan pendidikan. Isi komunikasi tersebut melibatkan suatu ranah bidang tertentu atau bagiannya, serta konsep tentang bidang yang dikomunikasikan. 22 Instruction merupakan usaha terencana untuk menyediakanaktivitas dan pengalaman belajar bagi mahasiswa yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan yang berbeda. 23 Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang dalam rangka memberikan pelayanan pada mahasiswa agar mencapai tingkat perkembangan baik mental maupun pisik secara maksimal dan sesuai kebutuhannya, maka rancangan pembelajaran harus didasarkan pada teori belajar, analisis sistem, hasil penelitian, perkembangan teknologi. 24 Beberapa pendapat tentang konsep pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mengandung makna adanya upaya pendidik atau dosen untuk membelajarkan peserta didik untuk mencapai tujuan. Proses pembelajaran melibatkan peran aktif peserta didik dalam belajar untuk mencapai tujuan belajarnya dan peran pendidik memberikan pelayanan dan bimbingan terhadap peserta didik dalam kegiatan belajar. Berdasarkan defenisi tersebut di atas maka pembelajaran qira ah dapat dipahami sebagai usaha terencana untuk menyediakan aktivitas dan pengalaman belajar bagi peserta didik yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan mereka yang bertujuan untuk mencapai kemahiran membaca dalam bahasa Arab baik kemahiran qira^ah jahriyah, qira^ah shamitah. 19 Soedarso, Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia, 2004), pp ا سليب محمد علي الخولي, تدريس اللغة العربية, ط. الا ولي (الرياض,مملكة العبية السع دية), م جودت الر كابي, تدريس اللغة العربية ) بيروت- لبنان: دارال فكر, 1998), ص Norbert M. Seel and Sanne Dijksta, Ed., Curricullum, Plann, And Processes in Instructional Design: International Perspectives (London: Lawrence Erlbaum Associates, 2004), p Danielle S. McNamara, Ed., Reading Comprehension Strategies: Theories, Interventions, and Technologies (New York: Guilford Press, 2005), p Morrison, et al., Designing Effective Instruction, 5th (Indiana: John Wiley and Son, Inc.,2007), p

7 D. Model Portofolio untuk Pembelajaran Qira ah Pengunaan portofolio harus dilakukan dengan perencanaan yang sistematis, melalui enam langkah di bawah ini. Langkah pertama: Menentukan maksud dan fokus portofolio. 1. Portofolio peserta didik diperlukan untuk merekam seluruh hasil kerja dan kemajuan hasil belajar dalam mata kuliah dalam mata kuliah Qira ah. 2. Sasaran belajar atau tujuan kurikuler yang hendak dinilai dengan portofolio ini adalah kemampuan peserta didik memahami dan merefrase isi bacaan sebagai bentuk laporan tugas membaca secara kelompok maupun individual. 3. Penilaian portofolio digunakan untuk menilai kemajuan kemampuan peserta didik memahami bacaan teks berbahasa Arab yang lebih adil dan menguntungkan bagi peserta didik. 4. Portofolio itu difokuskan pada (perkembangan) proses belajar, dan karya peserta didik. 5. Portofolio itu akan digunakan sebagai komponen penilaian formatif dan penilaian sumatif. 6. Isi portofolio ditentukan peneliti dan kolaborator, atau melihat perkembangan selama proses pembelajaran berlangsung mungkin juga melibatkan peserta didik. 7. Langkah kedua: Menentukan aspek isi yang dinilai Aspek isi portofolio yang dinilai adalah perkembangan kemahiran peserta didik membaca bahasa Arab dan memahami isi bacaan. 1) Indikator kemahiran membaca yang dinilai adalah: kemahiran membaca nyaring (ketapatan bunyi huruf, kata, intonasi), bentuk portofolionya catatan performa bahasa (terutama dalam membaca), rubrik penilian: kefasihan, intonasi, ketepatan kata dan pilihan struktur kalimat, serta kecukupan informasi. 2) Pemahaman mahasiswa tentang isi teks bahasa Arab, berupa produk refrase isi teks dalam laporan tertulis dan tugas mencari makna kosa kata dalam kamus, rubrik penilaiannya: kebersihan, kerapihan, ketapatan tulisan, pilihan kata dan struktur kalimat. 3) Kinerja belajar, untuk menilai hal ini melalui: Pengamatan kinerja belajar Mahasiswa. Langkah ketiga: Menentukan bentuk, susunan atau organisasi portofolio. 1) Bentuk portofolio dimaksud adalah berbentuk laporan tertulis kegiatan membaca peserta didik. 2) Portofolio penilaian kinerja berupa catatan harian aktivitas, kinerja belajar maupun hasil belajar yang terlihat spontan ketika pembelajaran berlangsung. 3) Garis besar aspek penilaian laporan dan hasil kerja latihan (rubrik penilaian produk): adalah ketapatan isi, kecukupan informasi, keterampilan merafrase isi teks, kerapian tulisan, kebersihan, ketepatan tulisan dan orisilitas. Langkah keempat: Menentukan penggunaan portofolio 1) waktu yang dialokasikan untuk mengerjakan tugas portofolio, laporan tugas membaca itu satu minggu.

8 2) Kaitan antara portofolio dan pembelajaran sehari-hari adalah sebagai bentuk aktivitas belajar dalam mempersiapkan kegiatan belajar pada pertemuan berikutnya dan sebagai bentuk respon terhadap materi yang telah dipelajari, merupakan sumber penilaian kinerja, peningkatan kemampuan pemahaman dalam setiap pertemuan. 3) Yang menentukan jenis isi portofolio itu pendidik bersama-sama peserta didik. 4) Portofolio itu dicermati untuk dinilai, sedapat mungkin setiap ada laporan tugas peserta didik setiap menyelesaikan satu pokok bahasan. 5) Pembobotan nilai portofolio mencapai 70 % dan tes akhir (sumatif) 30 % sebagai acuan penentuan nilai akhir semester atau penentuan kelulusan. 6) pendidik perlu memberi tahu hasil penilaian portofolio itu dengan peserta didik secara umum melalui pengumuman atau pemberitahuan langsung dan memberikan saran, nasihat atau melalui catatan jika diperlukan. Langkah Kelima: Indikator Penilaian Portofolio 1) Isi rubrik penilaian meliputi: ketepatan isi, kecukupan informasi, keterampilan merefrase isi teks, kerapian tulisan, kebersihan, ketepatan kaidah bahasa dan orisilitas. 2) Teknik penskoran portofolio akan ditentukan kemudian dengan mengacu pada rubrik yang ditentukan, dan masih mungkin dikembangkan sesuai dengan bentuk portofolio. 3) Penilaian portofolio akan dikerjakan pendidik, jika waktu memungkinkan juga bersama peserta didik. Langkah Keenam: Menentukan Bentuk dan Penggunaan Rubrik 1. Nilai portofolio akan dinyatakan sebagai skor dan nilai mutu yang berkisar antara A, B, B, dan D dengan berdasarkan panduan yang berlaku dan digunakan untuk kepentingan aministrasi evaluasi belajar bagi mahasiswa. 2. Sedangkan untuk laporan data tugas dan produk akan disajikan dalam bentuk nilai dan klasifikasinya untuk menentukan efektifitas pelaksanaan pembelajaran qira ah. 3. Portofolio tugas peserta didik berisi kumpulan tugas harian mahasiswa, contoh karya tulis mahasiswa dalam bahasa Arab atau bahasa Indonesia sebagai ujud pemahaman teks yang dibacanyaatau bahkan produk istimewa di luar yang ditentukan itu mungkin dimasukkan ke dalam portofolio. 4. Penggunaan portofolio juga memberikan kesempatan kepada pengajar dan peserta didik untuk memperluas wawasan. 5. Dalam rangka itu, penetapan portofolio dapat dibahas bersama pendidik dan peserta didik, bahkan pimpinan akademik, sebagai sosialisasi penggunaan portofolio. 6. Pemilihan portofolio, difokuskan pada kemajuan peserta didik yang berisi buktibukti tentang perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai indikator keberhasilan belajar. 2. Peran Pengajar dalam Penilaian Portofolio Selain menilai, pendidik memberikan komentar pada setiap butir isi portofolio, baik yang berupa saran peningkatan belajar, maupun yang berupa pujian atas prestasi

9 peserta didik yang bersangkutan. Untuk kepentingan itu maka pendidik perlu menyiapkan isi Rubrik penilaian portofolio. Isi Rubrik Penilaian Portofolio menggambarkan hal hal berikut ini: 1) Bukti terjadinya proses berpikir. a. Peserta didik telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam setiap satuan itu. b. Peserta didik telah berusaha membaca, menelaah tesk, menganalisis,, menentukan sikap, mencari pokok-pokok pikiran dalam teks berbahasa Arab, dsb. c. Apakah peserta didik telah menggunakan materi dan memperoleh hasil belajar yang ditentukan? d. Apakah peserta didik telah menggunakan alat bantu kamus dalam memamahai isi teks. 2) Mutu kegiatan atau karya/tugas a. Kegiatan yang dilaporkan dalam portofolio meningkatkan pengetahuan atau pemahaman tentang isi teks yang dipelajari. b. Kegiatan membuat portofolio meningkatkan keterampilan merefrase, membuat simpulan isi tek, cara mengungkapkan pandangan sikap. c. Portofolio melibatkan beberapa teks dalam beberapa judul. d. Orisinilitas karya dan tugas. e. Menggambarkan: aspek yang dinilai berupa: ketepatan isi laporan tugas, kecukupan isi, unsur-unsur pengetahuan dalam teks, ketepatan tulisan dalam laporan tugas yang disampaikan peserta didik, kemampuan mahasiswa mengemukan pendapat dan alasan pendukungnya. f. Menggambarkan dan meningkatkan aspek sikap dan kinerja misalnya: 1.kerapian. 2. Kerajinan, 3. Disiplin, 4. Kerjasama, 5. Tenggang rasa, 6. Keterbukaan, 7.ketekunan, 8. Penguasaan materi, 9.akhlak karimah, 10. Orisinilitas, 11. Tepat waktu, 12. Kepedulian, 13. Tanggung jawab E. Kesimpulan Penilaian portofolio merupakan salah satu alternatif penilaian pembelajaran yang layak dipertimbangakan oleh pendidik untuk diterapkan pada pembelajaran bersama peserta didikanya. Penilaian portofolio bersifat otentik untuk mengukur, memberikan penghargaan atas kemampuan peserta didik yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya. Dokumen portofolio dalam pembelajaran qira ah, dapat berupa catatan observasi tentang kinerja dalam belajar, catatan tentang kemampuan membaca nyaring, hasil refarase isi bacaan, daftar kosa kata, tanggapan peserta didik terhadap cerita/kisah yang dipelajari, daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca, sinopsis bacaan yang dibuat, surat-surat atau naskah pidato, karangan bebas (puisi, prosa), laporan kunjungan, tulisan di majalah dinding dan bukti penguasaan dan keterampilan bahasa lainnya. Penggunaan portofolio sebagai alat penilaian ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan: menentukan isi rubrik penilaian portofolio, menentukan bentuk dan waktu penggunaan rubrik, menentukan maksud dan fokus portofolio.

10 Daftar Pustaka Baker and Brown, Block and Pressley, Pearson, Farstrup and Samuels, Ruddell, Ruddell and Singer dalam Linda and Soffos. Teaching for Deep Comprehension: A Reading Workshop Approach (Portland, Maine: Stenhouse Publishers, Brenda Smith, Reading Comprehension: Bahan Ajar On Line, Study Support Centre Cuesta University, Adapted for Breaking Through to College Reading Cristine Nuttal, Teaching Reading Skill in a Foreign Language, New Edition. Great Britain: Heinemann, Budimansyah, Dasim. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.Bandung: PT. Gresindo, Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio untuk Penilaian, Pedoman Pengembangan Portofolio untuk penilaian.jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan menengah Umum, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Penilaian Berbasis Kelas McNamara, Danielle S. Ed., Reading Comprehension Strategies: Theories, Interventions, and Technologies, New York: Guilford Press, 2005 Morrison, et al., Designing Effective Instruction, 5th. Indiana: John Wiley and Son, Inc.,2007 Norbert M. Seel and Sanne Dijksta, Ed., Curricullum, Plann, And Processes in Instructional Design: International Perspectives (London: Lawrence Erlbaum Associates, Sinaradi, F. Metode Penilaian Hasil belajar Peserta Didik dengan Portofolio. Dalam P. Suparno, dkk. (peny.). Menuju Pempelajaran Aktif. Yogyakarta: Penerbitan USD, Soewandi, A.M. Slamet. Kurikulum Berbasis Kompetensi. MakalahSeminar Sehari Sosialisasi KBK bagi dosen-dosen FKIP, USD, 4 Desember, Surapranata, Sumarna. Penilaian Portofolio. Bandung: Rosdakarya, Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Soedarso, Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia, 2004 المراجع العربية رشدي ا حمد طعيمة, تعليم اللغة العر بية لغير الناطقين, (مصر: المنظمة الا سلامية للتربية و العلوم والثقافة, محمد علي الخولي, Pتدريس P اللغة العربية, ط. الا ولي.الرياض,مملكة العبية السع دية, م جودت الر كابي, تدريس اللغة العربية. بيروت- لبنان: دارال فكر, 1998

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 92 B. TUJUAN 92 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 92 D. UNSUR YANG TERLIBAT 93 E. REFERENSI 93 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 93

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 92 B. TUJUAN 92 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 92 D. UNSUR YANG TERLIBAT 93 E. REFERENSI 93 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 93 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 92 B. TUJUAN 92 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 92 D. UNSUR YANG TERLIBAT 93 E. REFERENSI 93 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 93 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 96 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses pengembangan pendidikan pada saat ini. Kegiatan evaluasi pendidikan menempati posisi penting

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN DENGAN PORTOFOLIO

PENILAIAN PEMBELAJARAN DENGAN PORTOFOLIO PENILAIAN PEMBELAJARAN DENGAN PORTOFOLIO A.M. Slamet Soewandi FKIP-Program Studi PBSID, Universitas Sanata Dharma ABSTRAK Untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki seseorang, perlu alat yang dinamakan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm. 33-40 PEMANFAATAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI Oleh Sukanti 1 Abstrak Hasil belajar dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK

PENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK PENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK Dr. Magdalena S. Halim, Psikolog Jakarta, 1 Desember 2016 Penilaian Pembelajaran Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup: prinsip penilaian; teknik dan

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman* PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman* Pendahuluan Sebagai perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas perilaku

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014 Oleh Nur Aisah Kahfie Nazaruddin Eka Sofia Agustina Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung e-mail :

Lebih terperinci

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH SD. Oleh Taufina Universitas Negeri Padang. Abstract

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH SD. Oleh Taufina Universitas Negeri Padang. Abstract 113 AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH SD Oleh Taufina Universitas Negeri Padang Abstract Authentic assessment is the process by gathering information about the progress

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN PEMBELAJARAN I Made Alit Karyawan Salain Pengembangan Pendidikan Kurikulum Tujuan Tujuan Peserta Didik Pembelajaran Penilaian Tujuan 1 Pengertian Penilaian Kegiatan terstruktur seorang pendidik

Lebih terperinci

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI PENDAHULUAN Kerangka Dasar Kurikulum menekankan adanya penilaian kelas. Penilaian hasil belajar meliputi penilaian kelas, penilaian akhir yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa khususnya mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsannya. Secara pedagogis,

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA. Oleh: Muh.

PENGARUH STRATEGI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA. Oleh: Muh. 1 PENGARUH STRATEGI ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGGUMINASA KABUPATEN GOWA Oleh: Muh. Tawil * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X ABSTRACT PENDAHULUAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA UNTUK SISWA SMA KELAS X Farida Haryati 1, Mujiyono Wiryotinoyo 2, Sudaryono 2 1 SMA N 1 Kota Jambi, 2 Universitas Jambi ABSTRACT This article is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan 1 BAB I PENDAHULUAN peserta didik agar dapat mengenali siapa dirinya, lingkungannya, budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan perasaannya. Penggunaan bahan ajar yang jelas, cermat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 7,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 7, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dan peserta didik

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan

Lebih terperinci

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd.

PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS DALAM BIDANG STUDI PAI DI SEKOLAH DASAR Oleh : Drs.Zainal Arifin, M.Pd. Abstrak : Salah satu komponen pokok dalam sistem pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknik tes dan non-tes. Dalam teknik tes misalnya pemberian beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian pembelajaran perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan yang mencakup penilaian terhadap proses belajar dan penilaian terhadap hasil belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa komunikasi

Lebih terperinci

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)

PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) A. Pengertian Penilaian Kelas Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang

Lebih terperinci

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Berdasarkan Permendikbud Nomor 66 Tahun

Lebih terperinci

PENGANTAR EVALUASI TAHAP II (LEARNING)

PENGANTAR EVALUASI TAHAP II (LEARNING) PENGANTAR EVALUASI TAHAP II (LEARNING) Dra. Hartri Sukesti, M.A. Pengertian Pengukuran: sebuah kegiatan mengumpulkan data berupa angka. Misal: mengukur panjang meja (meteran), berat badan (timbangan),

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

Aas Asiah   Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD ISLAM AL-IKHLAS CIANJUR TAHUN AJARAN 2011/2012 Aas Asiah Email : aasasiah84@yahoo.com

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika

Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika Rayinda Aseti Prafianti 1, Rr. Kuntie Sulistyowaty 2 Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO

PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO PENGEMBANGAN PENILAIAN PORTOFOLIO A. BEBERAPA MASALAH DALAM PENILAIAN HASIL BELAJAR 1. TES BAKU BIASANYA TIDAK MENILAI KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SECARA LUAS 2. TES TERTUTUP TIDAK MEMBERIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH PENDAHULUAN Hal yang harus diperhatikan dalammenerapkan standar kompetensi dalam penilaian adalah mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG

PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG Ribut W.E., Arif B.W., Penerapan Alat Penilaian Berbasis Kompetensi Pembelajaran PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG Ribut W.

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada bab IV tentang standar proses pasal 22 ayat (1) yang berbunyi: penilaian hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu dalam bentuk tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN SEMESTER (RPS) Uraian Pokok Bahasan Tiap Pertemuan Pertemuan Tujuan Perkuliahan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

RENCANA PELAKSANAAN SEMESTER (RPS) Uraian Pokok Bahasan Tiap Pertemuan Pertemuan Tujuan Perkuliahan Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan RENCANA PELAKSANAAN SEMESTER (RPS) Nama Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran SD Kode Mata Kuliah : PSD 6202 SKS : 2SKS Dosen : Unik Ambar Wati, M.Pd Program Studi : S-1 PGSD Waktu Perkuliahan : Semester

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. : Pengembangan Pendidikan IPS SD. No. Dokumen Revisi: Tgl. Berlaku Hal.

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. : Pengembangan Pendidikan IPS SD. No. Dokumen Revisi: Tgl. Berlaku Hal. Nama Mata Kuliah : Pengembangan Pendidikan IPS Kode Mata Kuliah : P 313 SKS : 1 Teori, 2 Praktik Dosen : Sekar Purbarini K., S.IP., M. Pd. (sekarpurbarini@uny.ac.id) Program Studi : S1 PG Prasyarat : -

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan guru dan siswa dari serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin maju diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan intelek tingkat tinggi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan classroom action research.

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB. VI PENILAIAN PEMBELAJARAN PAUD

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB. VI PENILAIAN PEMBELAJARAN PAUD SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATERI PEDAGOGIK GURU KELAS PAUD/TK BAB. VI PENILAIAN PEMBELAJARAN PAUD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 BAB.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN Mauizatil Rusjiah, M. Arifuddin J, dan Andi Ichsan M Program Studi

Lebih terperinci

Tri haryatmo LPPKS. Mengembangkan strategi pembelajaran dan Penyusunan Evaluasi. Deskripsi Tugas

Tri haryatmo LPPKS. Mengembangkan strategi pembelajaran dan Penyusunan Evaluasi. Deskripsi Tugas Deskripsi Tugas Tri haryatmo LPPKS Buatlah sebuah resume dari semua bahan bacaan yang terdapat pada sub materi ini dalam sebuah paragraf. Kriteria Resume 1. Memiliki ide utama yang didukung oleh penjelasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kelompok social, bahasa di gunakan untuk berkomunikasi, berbagi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan system lambang bunyi yang orbiter dan bermakna yang di gunakan manusia secara universal, unik, bervariasi dan produktif. Dalam sebuah kelompok

Lebih terperinci

SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-1) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA

SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-1) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA SISTEM EVALUASI PEMBELAJARAN PAI (KE-1) PROGRAM PASCA SARJANA STAIN SALATIGA 1 Buku Wajib BUKU RUJUKAN Crocker, L, Algin, J. (!986) Intoduction to Classical dan Modern test Theory. Holt-Reinhart and Winston

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Jalan Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta Email : dikti@dikti.org homepage: www.dikti.org Naskah Soal Ujian Petunjuk: Naskah soal terdiri

Lebih terperinci

Penulisan Kegiatan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Inggris SMP

Penulisan Kegiatan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Inggris SMP Penulisan Kegiatan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Inggris SMP Rini Fatmawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Rini.Fatmawati@ums.ac.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA JEN PATRIS A 441 09 043 JURNAL PENELITIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH

Lebih terperinci

PENILAIAN PORTOFOLIO

PENILAIAN PORTOFOLIO PENILAIAN PORTOFOLIO Portofolio berasal dari bahasa Inggris portofolio yang artinya dokumen atau surat-surat, dapat juga diartiakn sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu pekerjaan tertentu.

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI 008 BUMI AYU RODIAH Kepala Sekolah SD Negeri 008 Bumi Ayu Dumai email: rodiah.dumai@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH PENERAPAN PENDEKATAN PENGALAMAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH Devita Vuri Guru SDN Karawang Kulon II Kabupaten Karawang Abstrak Pembelajaran bahasa di SD kelas rendah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian merupakan salah satu hal yang tidak dapat terlepas dari sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

Struktur Kurikulum..

Struktur Kurikulum.. KETENTUAN- KETENTUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN Oleh : Amat Jaedun Program Pascasarjana UNY Struktur Kurikulum.. Struktur kurikulum KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (termasuk SMK) meliputi 5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena data yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, fikiran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN NONDIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK

MODEL PEMBELAJARAN NONDIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK MODEL PEMBELAJARAN NONDIRECTIVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK M. Ali Rajai 1 Vismaia S. Damaianti 2 ABSTRAK Pembelajaran yang masih bersifat pemindahan isi melatarbelakangi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU Resnani Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 9 (2) 2016. Hal.248-254 PGSD FKIP Universitas Bengkulu PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI...

DAFTAR ISI. Contents A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN C. RUANG LINGKUP KEGIATAN D. UNSUR YANG TERLIBAT E. REFERENSI... DAFTAR ISI Contents A. LATAR BELAKANG... 13 B. TUJUAN... 13 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN... 13 D. UNSUR YANG TERLIBAT... 14 E. REFERENSI... 14 F. URAIAN PROSEDUR KERJA... 19 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan yang sangat cepat di semua sektor kehidupan khususnya dunia kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN

PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN APA PENILAIAN? APA PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI? BAGAIMANA CARANYA? PENILAIAN: PROSES SISTIMATIS MELIPUTI PENGUMPULAN INFORMASI (ANGKA, DESKRIPSI VERBAL), ANALISIS, INTERPRETASI

Lebih terperinci

81

81 80 81 82 83 84 85 86 87 وثيقة من المدرسة الثانوية اإلسالمية كونير وونودادي باليتار RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 Madrasah Mata Pelajaran/Tema Kelas/Semester Alokasi Waktu : MAN Kunir Wonodadi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup

DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup II. HAKIKAT PEMBELAJARAN REMEDIAL A. Pembelajaran Menurut SNP B. Pengertian Pembelajaran Remedial C. Prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D.

PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D. PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D. P E N I L A I A N Apa yang dimaksud dengan PENILAIAN? Apa yang dimaksud dengan PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI? Bagaimana cara melakukan PENILAIAN? PENILAIAN:

Lebih terperinci

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA

PENERAPAN LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENGELOLA ASESMEN PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA CALON GURU KIMIA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMP

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMP EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMP 1. PENDAHULUAN Penerapan standar kompetensi menuntut proses penilaian yang dilakukan oleh guru harus menggunakan acuan kriteria, baik pada

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping)

Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Peningkatan Kemampuan Menulis Surat Pribadi Siswa Kelas IV SD Inpres Randomayang Melalui Metode Pemetaan Pikiran (Mind Mapping) Hadijah, H.K Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Ke- : 1, 2, 3, 4 Alokasi Waktu : 4 40 menit Standar Kompetensi : Memahami pembacaan puisi Kompetensi Dasar : Menanggapi cara pembacaan puisi 1. mengungkapkan isi puisi 2. menangkap isi puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Classroom Action Research atau dikenal juga dengan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE SQ3R TERHADAP PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN ARTIKEL ILMIAH SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai agama yang sempurna Islam menjunjung tinggi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai agama yang sempurna Islam menjunjung tinggi terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Sebagai agama yang sempurna Islam menjunjung tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan mewajibkan umatnya menuntut

Lebih terperinci

Kata Kunci : Strategi Sustained Silent Reading (SSR), membaca pemahaman, dan hasil belajar. Abstract

Kata Kunci : Strategi Sustained Silent Reading (SSR), membaca pemahaman, dan hasil belajar. Abstract 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI SUSTAINED SILENT READING (SSR) PADA KELAS III SDN 3 GEMAHARJO TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Improving Reading Comprehension Skill Through

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan strategi yang digunakan untuk melakukan penelitian. Metode penelitian juga merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia haruslah memberi landasan dan penguatan agar peserta didik lebih siap bersaing dalam persaingan global nantinya. Usaha peningkatan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang guru mempersiapkan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Agar proses belajar tidak ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&

BAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani& 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani& Wihardit, 2007:

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL Malinda Riwi Anugrah Putri*, Undang Rosidin, Ismu Wahyudi Pendidikan Fisika, FKIP Unila, Jl. Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis

II. LANDASAN TEORI. untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media

Lebih terperinci

BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB

BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB BAB II METODE QIRA AH DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB A. Metode Qira ah 1. Latar Belakang Metode Qira ah Banyak penelitian mengenai situasi pengajaran bahasa asing di Amerika Serikat pada saat itu menyimpulkan

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan sangat penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi. Selain itu matematika juga

Lebih terperinci

PENERAPAN PROSES MENULIS BERBASIS PORTOFOLIO BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS IV

PENERAPAN PROSES MENULIS BERBASIS PORTOFOLIO BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS IV I Gede Margunayasa, I Wayan Widiana, Nyoman Budi Artawan. (2017). Penerapan Proses Menulis Berbasis Portofolio Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IV. International

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia 1. Pengertian Keterampilan Menulis. Menulis adalah salah satu standar kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang sangat cepat ini mengakibatkan masyarakat sudah terbiasa dengan penggunaan komputer sebagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV / Alokasi Waktu : x 35 menit A. STANDAR KOMPETENSI 5. Mendengarkan pengumuman B. KOMPETENSI

Lebih terperinci

8. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. (Cetakan pertama 2011). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

8. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. (Cetakan pertama 2011). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 8. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. (Cetakan pertama 2011). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. PENILAIAN OTENTIK Dalam Pembelajaran Bahasa Oleh Burhan Nurgiyantoro KATA PENGANTAR Adanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi pada penelitian ini yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri

Lebih terperinci

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG Oleh: Mira Elfiza, Andria Catri Tamsin, Zulfikarni Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan perubahan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan perubahan pola pikir 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan perubahan pola pikir yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan kurikulum. Pada masa lalu proses belajar mengajar terfokus

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dengan menggunakan bahan atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

Lebih terperinci