BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 INDOOR AIR QUALITY Penjelasan Umum Dari definisi-definisi yang penulis dapatkan didalam buku maupun web dapat disimpulkan bahwa Indoor Air Quality adalah kualitas udara yang ada didalam sebuah ruangan tertutup yang dapat mempengaruhi pengguna ruangan tersebut serta kenyamanan dari ruangan tersebut. Jika kualitas udara didalam ruangan tersebut tidak baik maka akibatnya akan menimbulkan penyakit bagi penghuni yang berada lama/tinggal didalamnya. Penyakit yang disebabkan oleh kualitas udara didalam ruangan yang buruk antara lain adalah asma, mata menjadi perih, kulit gatal-gatal dan sebagainya. Menurut World Health Organization definisi dari sehat adalah keadaan sepenuhnya sehat dan tidak menderita sakit sedikit pun, dan hak manusia untuk sehat dilingkungan dalam ruang termasuk hak menghirup udara yang bersih dengan suhu yang nyaman serta hak sehat dan nyaman secara visual. Menurut ASHRAE ( American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning Engineers ) mensyaratkan tingkat kenyamanan, dipengaruhi oleh: suhu udara ruangan, kelembaban ruangan, dan kecepatan angin dalam ruangan. Batasan kenyamanan suhu efektif 23 0 C 27 0 C, kecepatan udara 0,1-1,5 m/s, kelembaban relatif antara 30 60%. Grafik 2.1 Psychrometric chart 5

2 Kondisi dari Indoor Air Quality sangat berkaitan dengan kontaminasi mikrobakteri (jamur, bakteri), bahan kimia (CO, radon), penyebab alergi dan penyebab stress yang dapat mempengaruhi kesehatan. Saat ini dapat dibuktikan bahwa udara dalam ruangan lebih berpolusi dibandingkan dengan udara luar, namun dengan menggunakan ventilasi yang baik kontaminasi dapat dikurangi. Sumber pencemaran udara dalam ruangan menurut penelitian The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) dirinci menjadi 5 meliputi : (1) pencemaran akibat kegiatan penghuni dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan pembersih ruangan. (2) pencemaran dari luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor, cerobong asap dapur karena penempatan lokasi lubang ventilasi yang tidak tepat. (3) pencemaran dari bahan bangunan ruangan seperti formaldehid, lem, asbestos, fibreglass, dan bahan lainnya. (4) pencemaran mikroba meliputi bakteri, jamur, virus atau protozoa yang dapat diketemukan di saluran udara dan alat pendingin ruangan beserta seluruh sistemnya. (5) kurangnya udara segar yang masuk karena gangguan ventilasi udara dan kurangnya perawatan sistem peralatan ventilasi. Kualitas udara dalam ruangan (indoor air quality) sebenarnya ditentukan secara sengaja ataupun tidak sengaja oleh penghuni ruangan itu sendiri. Ada gedung yang secara khusus diatur, baik suhu maupun frekuensi pertukaran udaranya dengan memakai peralatan ventilasi khusus, ada pula yang dilakukan dengan mendayagunakan keadaan cuaca alamiah dengan mengatur bagian gedung yang dapat dibuka. Kualitas udara dalam ruangan juga dipengaruhi oleh temperatur dan kelembaban yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan penghuninya. Dengan demikian kualitas udara tidak bebas dalam ruangan sangat bervariasi. Apabila terdapat udara yang tidak bebas dalam ruangan, maka bahan pencemar udara dalam konsentrasi yang cukup memiliki kesempatan untuk memasuki tubuh penghuninya. 6

3 Kualitas udara dalam ruangan yang baik didefinisikan sebagai udara yang bebas bahan pencemar penyebab iritasi, ketidaknyamanan atau terganggunya kesehatan penghuni. Temperatur dan kelembaban ruangan juga mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan penghuni. Baku mutu bahan pencemar tertinggi yang diperkenankan dari beberapa bahan pencemar udara ruangan telah dideskripsikan dalam ASHRAE (American Society of Health, Refrigerating, and Air Conditioning Engineers) 62 tahun Sedangkan baku mutu tertinggi yang diperkenankan untuk kelompok bahan pencemar spesifik dan pedoman kenyamanan dalam ruangan untuk parameter fisik yang spesifik diuraikan dalam Guideline for good indoor Air Quality (Lily at al., 1998). Pada umumnya masalah kesehatan berasal dari buruknya kualitas udara dalam ruangan, yang mengakibatkan hal-hal yang telah disebutkan diatas, juga dapat mengakibatkan iritasi kulit, neurotoxic symptoms, hypersensitivity dan odour and taste symptoms. Sebutan sindrom rumah sakit atau sick building digunakan untuk menjelaskan kondisi yang sudah sangat parah, pada awalnya mungkin iritasi kulit, mata dan tenggorokan, sakit kepala, namun jika dibiarkan akan menyebabkan kanker dan gangguan pada pernapasan. Gambar dibawah ini adalah gambar piramida yang menunjukkan bahaya dari buruknya kualitas udara didalam ruangan dengan realitas yang ada di masyarakat (banyaknya kasus tersebut di masyarakat). Gambar 2.1 Piramida kualitas udara dalam ruang 7

4 2.1.2 Penyebab Kualitas Udara Yang Buruk Polusi didalam ruang dapat disebabkan oleh gas atau partikel yang disebarkan melalui udara. Sumber dari gas tersebut yaitu material bangunan, rokok, produk pembersih, produk kosmetik, perapian, perabotan, dan sistem HVAC. Kualitas udara yang buruk juga dapat disebabkan oleh tidak cukupnya udara luar yang masuk kedalam yang dapat menghilangkan semua partikel tersebut. Resiko-resiko pada ventilasi yang kurang baik adalah: 1. kondisi hygrothermal 2. tumbuhnya jamur 3. rumah debu 4. gas hasil pembakaran seperti CO, Nox, dan SO 2 5. ruangan yang penuh dengan asap rokok 6. Volatile organic compounds (VOCs) Ventilasi yang baik dapat meningkatkan kualitas udara dalam lingkungan, karena dapat mengkontrol kelembaban dan kontaminasi yang dibawa udara, yang semuanya itu dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Berikut adalah parameter kandungan kontaminan yang terdapat didalam udara dan batasan yang diperbolehkan: Tabel 2.1 Parameter kontaminan NO Parameter Performance criteria 1 Nitrogen dioxide 288µg m³ - 1 hour average 40µg m³ - long term average 2 Carbon monoxide 100µg m³ - 15 minute averaging time 60µg m³ -30 minute averaging time 30µg m³ - 1 hour averaging time 10µg m³ - 8 hours averaging time 3 VOCs 300µg m³ - 8 hours averaging time 8

5 4 Ozone 100µg m³ (not applicable to dwellings) 5 Mould growth No visible mould on external walls in a properly heated building Sumber: Kelembaban yang baik sekitar 30% sampai 60%, pada lingkungan yang dingin, ventilasi yang kurang baik dapat menyebabkan kelembaban yang terlalu tinggi akibat aktivitas seperti memasak, mandi, dan bernafas. Sedangkan pada lingkungan yang lebih hangat sistem HVAC dapat menarik panas dan melembabkan udara. Secara umum sumber partikel pada sistem ruang bersih dibagi menjadi dua kategori, yaitu sumber internal dan sumber eksternal. Sumber internal. Partikel yang ada di dalam sistem ruang bersih berasal dari pekerja yang masuk kedalam ruangan tersebut, permukaan dinding sistem ruang bersih yang terkelupas, proses dari alat yang digunakan, dan proses manufaktur itu sendiri. Namun sumber partikel internal terbesar datang dari pekerja yang masuk kedalam sistem ruang bersih tersebut, pekerja yang masuk ke dalam sistem ruang bersih dapat menyebarkan ratusan bahkan jutaan partikel per menitnya. Untuk mengatasi persebaran partikel yang berasal dari pekerja maka digunakan baju khusus untuk digunakan di dalam sistem ruang bersih, secara kontinu dialirkan udara ke pekerja tersebut. Sumber eksternal. Sumber eksternal adalah sumber partikel yang masuk ke dalam sistem ruang bersih yang berasal dari luar, biasanya melalui pintu, jendela, dan dinding untuk pipa, saluran, dan sebagainya. Namun sumber eksternal terbesar adalah berasal dari alat penyejuk udara AC (Air Conditioning). Pada operasional sistem ruang bersih, sumber partikel eksternal hanya memberikan dampak yang kecil pada keseluruhan sistem ruang bersih, hal ini dikarenakan penggunaan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air) pada suplai udara. Pengontrolan sumber partikel eksternal dilakukan oleh penyaring udara, tekanan udara pada ruangan, serta menutupi ruang penetrasi. 9

6 2.1.3 Solusi Buruknya Kualitas Udara Dalam Ruang Pencegahan permasalahan Indoor Air Quality dapat berupa: 1. Pengukuran Indoor Air Quality Metode yang dapat dipakai antara lain: mengidentifikasi sumber dari polutan, mengevaluasi penggunaan sistem Heating, Ventilating and Air Conditioning (HVAC), mengukur level kontaminasi, serta pengujian secara medis dan fisik. 2. Efisiensi Sistem Ventilasi Ventilasi menggunakan antara 25% hingga 30% dari total energi yang dipakai pada sebuah gedung, hal ini menyebabkan isolasi panas pada bangunan yang meningkatkan temperatur ruangan. Hal-hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan kita, berupa: 1. membersihkan rumah kita, dengan membersihkan rumah secara teratur dapat menghilangkan penyebab alergi. 2. pada saat membersihkan rumah sebaiknya menggunakan produk pembersih yang ramah lingkungan. 3. membuka kaca atau jendela agar udara segar dapat masuk setiap hari agar udara segar tersebut dapat membuang udara kotor yang ada didalam ruangan. 4. menggunakan kipas pada kamar mandi dan dapur untuk menghilangkan lembab, pastikan kipas tersebut membuang anginnya keluar. 5. Mengganti penyaring pada sistem HVAC secara rutin, atau menggunakan HEPA (High Efficiency Particulate Air). 6. memakai tanaman dalam ruangan seperti lily, palm bambu, bunga krisan untuk membantu membersihkan udara 7. pastikan pintu garasi tertutup rapat agar gas buang oleh kendaraan bermotor tidak sampai masuk rumah. 8. jika ingin merenovasi rumah sebaiknya menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan menggunakan cat dengan VOC rendah. 9. jangan merokok didalam rumah. 10

7 10. selalu bersihkan karpet dan perabotan-perabotan agar tidak berdebu dengan cara dilap atau di vacuum Material yang mengandung racun Fenomena bangunan yang "sakit" saat ini meningkatkan kekhawatiran pada perancang mengenai kualitas udara dalam ruangan. Salah satu dari penyebab "penyakit" ini adalah bangunan tersebut memakai material yang mengeluarkan zat beracun secara lambat Formaldehyde dengan campuran lem, resin dan campuran minyak dalam cat serta kandungan bahan organik dalam udara yang dipakai sebagai campuran dalam material bangunan hanyalah sebagian dari bahan kimia yang mengakibatkan bangunan "sakit". Di negara-negara berkembang, beberapa material bangunan yang mengandung asbes dan timah merupakan bahan yang illegal; begitupun, masih ada juga kerusakan lingkungan yang diakibatkan pemakaian bahan kimia pada saat pembangunan. Dan sebagai panduan umumnya, perancang sebaiknya menghindari pemakaian bahan yang dapat menghasilkan formaldehyde, larutan organik, kandungan bahan kimia dalam udara, dan lorofluor karbon. Kandungan bahan kimia dalam udara dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan, sakit kepala dan iritasi dermatologis dan beberapa penyakit lain. Beberapa kandungan kimia dalam udara dapat mengeluarkan bau yang tidak enak yang tidak dapat dihirup pada orang-orang yang mempunyai indra penciuman sensitif Effisiensi Ventilasi Ventilasi bertujuan: 1. Menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh keringat dan sebagainya. 2. Menghilangkan gas-gas pembakaran (CO 2 ) yang ditimbulkan oleh pernafasan dan proses-proses pembakaran. 3. Menghilangkan uap air yang timbul sewaktu memasak, mandi dan sebagainya. 4. Menghilangkan kalor yang berlebihan. 5. Membantu mendapatkan kenyamanan termal 11

8 Ada dua tipe ventilasi yang dapat mengontrol bahaya kontaminasi udara dan kelembaban yaitu: 1. spot ventilasi, yang memasukkan udara ke ruangan tertentu (dapur, kamar mandi) dan membuangnya keluar. 2. dilution ventilation, yang membawa kontaminasi level rendah keluar dari ruangan Perlu diingat pada saat memilih bahan bangunan yang sensitif pada lingkungan tidak menjamin menghasilkan lingkungan dalam menjadi lebih baik. Pemilihan bahan bangunan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan sistem ventilasi dan mekanisasi yang baik untuk menghasilkan kualitas lingkungan dalam yang baik. Ventilasi yang efektif dan cukup sangat menentukan kualitas kandungan udara yang baik dalam ruangan. Pengaruh ventilasi sangat besar bagi kenyamanan pemakai bangunan dan juga mengontrol tingkat polusi dalam bangunan.ventilasi juga merupakan kunci penting untuk menjaga agar kualitas udara dalam ruangan termasuk mensuplai udara bersih yang masuk keseluruh ruangan lain sehingga udara dapat berputar dengan baik dan memenuhi kebutuhan pernafasan pemakai ruangan. (di Amerika hal tersebut distandarisasi. oleh ASHRAE - American Society for Heating, Refrigeration and Air Conditioning : Engineers, standard ). Filtrasi udara yang semakin efisien dengan kualitas filtrasi yang tinggi dapat memberikan 85% efisiensi bukaan dan juga mengurangi tingkat partikel dan allergens dalam udara. Selanjutnya, sistem ventilasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga udara dari luar tidak langsung masuk kedalam ruangan yang dipakai dan udara tersebut dapat berputar dan bergerak dalam luasan tertentu. Sistem keluaran dalam ruangan dapat mengurangi pengaruh polusi udara yang terjadi akibat mesin fotokopi, peralatan-peralatan melukis, dan memasak. Sistem ventilasi juga harus mudah dicapai untuk perawatan. 12

9 Pemasangan Sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) Gambar 2.2. Sistem HVAC secara umum Sumber: Gambar 2.3. Komponen-komponen pada HVAC Sumber: SISTEM RUANG BERSIH Penjelasan Umum Definisi dari sistem ruang bersih adalah ruangan khusus yang dibangun dengan mengontrol partikel-partikel (ukuran dan jumlah), temperatur, 13

10 kelembaban, tekanan udara, distribusi laju aliran udara, pergerakan udara, dan pencahayaan. ISO mendefinisikan sistem ruang bersih sebagai sebuah ruangan dengan konsentrasi partikel yang terkontrol dan dibangun serta digunakan untuk meminimalisir masuknya, berkembangnya dan menetapnya partikel di dalam ruangan dan parameter lain yang juga dikontrol adalah temperatur, kelembaban dan tekanan udara Aplikasi-Aplikasi Sistem Ruang Bersih Penggunaan dari sistem ruang bersih adalah untuk manufaktur, pemaketan, dan pencarian berkelanjutan untuk menumbuhkan teknologi terkini dan dibutuhkan untuk meningkatkan kebersihan kerja. Berikut adalah industri utama yang menggunakan sistem ruang bersih: a. Pharmaceutical. Persiapan dari pharmaceutical, biologi, dan kesehatan yang membutuhkan sistem ruang bersih untuk mengontrol partikel mikroorganisme yang tidak diinginkan, serta bakteri lain yang mungkin tumbuh. b. Elektronik. Kecanggihan pada mikro elektronik semikonduktor, berkembang pada desain yang dilakukan pada sistem ruang bersih. Jumlah fasilitas semikonduktor yang menggunakan sistem ruang bersih sangatlah signifikan, hal ini terjadi di amerika serikat yang biasanya menggunakan sistem ruang bersih kelas ISO 8 atau lebih rendah. c. Aerospace. Sistem ruang bersih pertama kali berkembang pada aerospace untuk memanufaktur dan merakit satelit, misil, dan alat elektronik aerospace lainnya. Kebanyakan aplikasi tersebut memerlukan sistem ruang bersih berukuran besar dengan kelas sistem ruang bersih ISO 8 atau lebih rendah. d. Berbagai aplikasi lainnya. Penggunaan sistem ruang bersih juga dipakai pada pembuatan dan pengemasan makanan antiseptik, manufaktur pembuatan lengan dan sendi buatan, kamar pengecatan industri automotif, industri, industri laser/optik, dan penelitian material-material canggih. Ruang operasi yang ada di rumah sakit juga termasuk sistem ruang bersih, dengan fungsi untuk membatasi partikel kontaminan. 14

11 ELECTRONICS SEMICONDUCTORS MICROMECHANICS Computers, TV-tubes, Magnetic Tapes Integrated Circuits Compact Disc Players, Miniature Bearings, Gyroscopes OPTICS Lenses, Photographic Film, Laser Equipment BIOTECHNOLOGY PHARMACY MEDICAL DEVICES FOOD AND DRINK HOSPITALS Antibiotics, Generic Engineering Sterile Pharmaceuticals, Sterile Disposable Heart Valves, Cardiac by-pass Systems Brewery Production, Unsterilized Food and Drinks Immunodeficiency Therapy, Isolation of Contagious Patients, Operating Rooms Sumber : Beberapa contoh ruangan yang menggunakan sistem ruang bersih dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Gambar 2.4 Penggunaan sistem ruang bersih Sumber: 15

12 Beberapa syarat yang harus dimiliki oleh sistem ruang bersih adalah : 1. spesifikasi dari partikel yang ada pada sistem ruang bersih seperti debu ditentukan menurut batas diameter partikel, dan juga menurut batas maksimum partikel yang diperbolehkan per satuan unit volume (biasanya dalam meter kubik). Untuk kontaminan yang bukan merupakan partikel, ditentukan batas density yang diperbolehkan dalam mikroba per kubik meter atau molekul per kubik meter. 2. udara yang masuk ke dalam sistem ruang bersih yang berasal dari luar disaring oleh exclude dust dan udara yang ada didalam ruangan secara konstan disirkulasikan berulang ulang dengan menggunakan HEPA (High Efficiency Particulate Air) dan ULPA (Ultra Low Penetration Air), untuk menghilangkan kontaminan yang berkembang didalam ruangan. 3. Karyawan yang masuk dan keluar dari sistem ruang bersih harus melewati airlocks (kadang berupa pancuran udara) dan menggunakan pakaian pelindung seperti topi, masker, sarung tangan, dan sepatu Konsep Dasar Ruang Bersih Pada dasarnya sistem ruang bersih merupakan suatu hasil sistem pengaturan terhadap aliran udara dalam ruangan dan pengaturan tekanan. Oleh sebab itu pada bagian ini akan dijelaskan mengenai konsep dasar aliran udara Pertukaran udara melalui ventilasi Udara memasuki ruangan secara umum dengan mengalir melalui lubang ventilasi udara. Ada beberapa macam ventilasi udara yaitu sebagai berikut: a. Ventilasi natural Ventilasi natural merupakan jalannya udara memasuki ruangan karena adanya perbedaan tekanan antara udara diluar ruangan dan udara di dalam ruangan. Perbedaan tekanan ini disebabkan adanya efek stack/angin. Yang termasuk ventilasi natural ini antara lain aliran udara melalui celah-celah dan lubang dinding (infiltrasi), jendela, pintu, dan cerobong. 16

13 b. Ventilasi aliran keluar Ventilasi aliran keluar dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut: 1. Local exhaust ventilation Ventilasi dengan tujuan membatasi gerak polutan dan mencegah polutan menyebar ke daerah bersih. Hal ini dilakukan dengan cara meletakkan exhaust kipas seperti gabungan antara kipas, duct, filter, dan hood. 2. Dilution exhaust ventilation Ventilkasi dengan tujuan membuat udara berdifusi/menyebar ke seluruh ruangan. Hal ini dilakukan dengan cara kipas mengalirkan udara dari luar ke dalam melalui lubang-lubang yang dapat diatur secara manual. Menghitung laju ventilasi pada umumnya dilakukan dengan pengukuran langsung laju aliran udara dengan menggunakan pengukur aliran pipa pitot, kemudian dihitung sebagai berikut. Pers. (2.1) Dimana : v = kecepatan aliran rata-rata (m/s) K = konstanta Pv = tekanan aliran rata-rata ρ = kerapatan udara (kg/m 3 ) Selain dengan metode diatas aliran udara dapat juga diukur berdasarkan keseimbangan energy, keseimbangan konsentrasi udara dan berdasarkan konsentrasi CO 2 dalam udara didalam dan diluar ruangan Kontaminasi Udara Kontaminasi udara dalam ruangan antara lain disebabkan oleh sumbersumber kontaminasi seperti bermacam-macam industri, sisa pembakaran, proses mineral dan karena faktor alam. 17

14 Jenis kontaminasi tersebut dapat digolongkan dan dibagi dalam beberapa kelas yaitu sebagai berikut: a. Gas organik b. Gas anorganik c. Aerosol Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi kontaminan tersebut antara lain adalah: a. Faktor Eksternal Konsentrasi kontaminan udara dalam ruangan meningkat sejalan dengan masuknya udara bebas yang disuplai ke dalam ruangan. Hal ini dapat diatur dengan penggunaan filter dan pengaturan ventilasi. b. Faktor internal Konsentrasi kontaminan udara dalam ruangan meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas penghuni ruangan. Hal ini dapat diatasi dengan cara pengontrolan aktivitas penghuni dan penggunaan peralatan kerja Pengaturan Aliran Udara Pengaturan aliran udara dalam ruangan untuk menciptakan suatu sistem ruang bersih pada umumnya dilakukan dengan penggunaan aliran turbulen (nonunidirectional airflow), aliran laminar (unidirectional airflow) dan pengaturan tekanan udara didalam dan diluar ruangan. a. Aliran turbulen (non-unidirectional airflow) Aliran ini didapat dengan mengalirkan udara masuk melalui saluran udara masuk (inlet air) pada langit-langit ruang dan membuangnya melalui saluran keluar yang terdapat pada lantai ruangan. Pengaturan kebersihan udara melalui aliran turbulen ini menghasilkan kelas kebersihan udara kelas dengan ukuran 0.5 µm dan kecepatan udara suplai berkisar antara 0.46 sampai 0.1 m/s. adapun jenisnya ada aliran konvensional dan aliran campuran. 18

15 Gambar 2.5 Aliran Turblen Sumber: Cleanroom Design b. aliran laminar (unidirectional airflow) aliran ini didapat dengan cara mengalirkan udara masuk melalui saluran udara masuk (inlet air) pada langit-langit (aliran laminar vertikal) atau pada dinding (aliran laminar horizontal), dimana pada saluran udara masuk tersebut diberikan peralatan pengubah arah aliran sehingga menjadi aliran laminar. Pengaturan kebersihan udara melalui aliran laminar ini dapat menghasilkan kelas kebersihan udara kelas dan kecepatan udara m/s. arah pengeluaran udara pada system ini berkebalikan dengan arah udara masuk. Adapun jenisnya ada aliran laminar vertikal dan aliran laminar horizontal. 19

16 Gambar 2.6 Aliran Laminar Sumber: Cleanroom Design c. Pengaturan tekanan udara Pengaturan udara dengan cara pengaturan tekanan udara ini dapat dibagi menjadi dua yaitu: Ruang bertekanan negatif Keadaan ini didapat dengan cara membuat tekanan udara dalam ruang kurang dari tekanan atmosfir yang dimaksudkan menjaga agar udara dalam ruangan tidak keluar ke lingkungan. Ruang bertekanan positif Keadaan ini didapat dengan membuat tekanan udara dalam ruangan lebih dari tekanan atmosfir yang dimaksudkan menjaga agar udara dari lingkungan tidak masuk ke dalam ruangan Konsep Ruang Bersih Dengan Aliran Turbulen Pada sistem ruang bersih, udara yang berasal dari AHU (Air Handling Unit) disemprotkan melalui lubang-lubang pada atap kamar yang diatur secara hidrolik. Udara yang disemprotkan tersebut kemudian mengalami filterisasi yang sangat teliti terhadap partikel-pertikel dan diberikan zat anti kuman tertentu. 20

17 Sebelum masuk ruangan, udara diubah tekanannya menjadi lebih tinggi daripada tekanan udara didalam ruangan. Setelah udara dalam ruangan dikondisikan dengan tekanan yang telah diatur, tetapi masih mempunyai gerakan, gerakan ini diatur kecepatannya sedemikian rupa agar aliran udara menjadi turbulen. Kemudian aliran turbulen tersebut sebagian disedot kembali menuju AHU dan sebagian lagi diatur menuju ventilasi keluaran (exhaust). Sistem ruang bersih aliran turbulen ada dua macam, yaitu: a. Aliran konvensional (Conventional Airflow) Pada sistem aliran konvensional ini, udara suplai masuk melalui saluran masuk berupa air supply ceiling (operating theatre supply air ceilling) disebagian langit-langit ruang. Udara keluar melalui saluran udara buang (exhaust) yang terletak di dinding. b. Aliran campuran (Mixing Airflow) pada sistem aliran campuran ini, udara suplai masuk melalui lubang di langit-langit, dan udara keluar melalui saluran di dinding Konsep Ruang Bersih Dengan Aliran Laminar Pada sistem ruang bersih, udara yang berasal dari AHU disemprotkan melalui lubang-lubang pada atap kamar yang diatur secara hidrolik. Udara yang disemprotkan tersebut kemudian mengalami filterisasi yang sangat teliti terhadap partikel-partikel dan diberikan zat anti kuman tertentu. Sebelum masuk ruangan udara diubah tekanannya oleh difuser sehingga tekanannya lebih tinggi daripada tekanan udara didalam ruangan, kemudian aliran tersebut dilewatkan ke dalam laminari agar pada saat masuk ruangan aliran udara menjadi aliran udara laminar dengan tekanan yang lebih tinggi. Kemudian aliran laminar tersebut sebagian disedot kembali menuju AHU dan sebagian lagi diatur menuju ventilasi keluaran (exhaust). Sistem aliran laminar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Aliran laminar vertikal Pada sistem aliran laminar vertikal ini, udara suplai masuk dari sisi langit-langit, dan keluar melalui lubang keluaran (exhaust) yang terletak 21

18 dilantai (gating/perforated floor). Pada sisi masuk di langit-langit, udara suplai diletakkan dahulu melalui HEPA filter. Dengan menggunakan HEPA filter, partikel berukuran 0.3 µm dan lebih besar dapat tersaring. Sehingga udara yang masuk bisa diminimumkan konsentrasi partikelnya. Untuk partikel yang ditimbulkan dalam ruang, akan dibuang melalui saluran udara buang, dan udara dalam ruang dapat dijaga kebersihannya. Sistem aliran laminar ini bisa membuat sistem ruang bersih mencapai kelas 100, artinya jumlah maksimum partikel yang ada di udara 100 partikel/ft 3. b. Aliran laminar horizontal Pada sistem aliran horisontal, udara suplai dimasukkan melalui salah satu sisi dinding, mengalir secara horizontal dan keluar pada sisi dinding yang berlawanan arah. Dengan sistem ini kelas kebersihan suatu sistem ruang bersih bisa mencapai kelas 10000, artinya jumlah partikel maksimum partikel/ft 3. Berikut adalah kekurangan-kekurangan aliran laminar horizontal: 1. Adanya partikel yang bergerak turun kebawah karena efek gaya berat. 2. Adanya kesulitan dalam pembuatan saluran udara (duct), karena volume yang dibutuhkan besar Klasifikasi Sistem Ruang Bersih Klasifikasi dari sistem ruang bersih didasarkan menurut jumlah dan ukuran partikel yang diperbolehkan per volume udara. Klasifikasi berupa kelas 100 atau kelas 1000 adalah contoh klasifikasi berdasarkan US FED STD 209E, yang menunjukkan jumlah dari partikel berukuran 0.5µm atau lebih besar yang diperbolehkan per kubik kaki dari udara. Klasifikasi berdasarkan standar ISO , dengan logaritma desimal jumlah partikel udara yang diperbolehkan dengan ukuran 0.1µm atau lebih besar per meter kubik dari udara, contohnya ruangan sistem ruang bersih dengan kelas ISO 5 memiliki paling banyak 10 5 = partikel per meter kubik. 22

19 Tabel 2.2 Standar sistem ruang bersih berdasarkan US FED 209E Class maximum particles/ft³ ISO 0.1 µm 0.2 µm 0.3 µm 0.5 µm 5 µm equivalent ISO ISO ISO 5 1,000 1,000 7 ISO 6 10,000 10, ISO 7 100, , ISO 8 Sumber: Tabel 2.3 Diameter partikel standar FED 209E Sumber: 23

20 Tabel 2.4 Standar sistem ruang bersih ISO particle/m³ Class 0.1 µm 0.2 µm 0.3 µm 0.5 µm 1.0 µm 5.0 µm ISO ISO ISO 3 1, ISO 4 10,000 2,370 1, ISO 5 100,000 23,700 10,200 3, ISO 6 1,000, , ,000 35,200 8, ISO 7 352,000 83,200 2,930 ISO 8 3,520, ,000 29,300 ISO 9 35,200,000 8,320, ,000 Sumber: Tabel 2.5 Diameter partikel berdasarkan ISO Sumber: 24

21 Tabel 2.6 Perbandingan antara ISO dengan FED 209E ISO FED STD 209E ISO 3 1 ISO 4 10 ISO ISO 6 1,000 ISO 7 10,000 ISO 8 100,000 Sumber: Klasifikasi BS 5295 juga mengharuskan ukuran partikel terbesar tidak boleh melewati 5 µm. Tabel 2.7 Standar sistem ruang bersih berdasarkan BS 5295 maximum particles/m³ Class 0.5 µm 1 µm 5 µm 10 µm 25 µm Class 1 3,000 0 Class 2 300,000 2, Class 3 1,000,000 20,000 4, Class 4 200,000 40,000 4,000 Sumber: Definisi sistem ruang bersih berdasarkan BS 5295 adalah sebuah ruangan dengan pengontrolan partikel kontaminan, temperatur, dan kelembaban, yang dibangun dan digunakan untuk meminimalkan datangnya, berkembangnya, dan menetapnya partikel kontaminan didalam ruangan. BS 5295 digunakan sejak tahun 1976 yang dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu: 1. spesifikasi untuk pengontrolan lingkungan sistem ruang bersih, tempat kerja dan peralatan pembersih udara. 2. petunjuk untuk pembangunan dan pemasangan instalasi sistem ruang bersih, tempat kerja, dan peralatan pembersih udara. 3. petunjuk untuk prosedur pengoperasian dan cara penggunaan sistem ruang bersih, tempat kerja, dan peralatan pembersih udara. 25

22 Sistem ruang bersih juga dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk strukturnya dengan tujuan untuk mempermudah proses evaluasi, klasifikasi ini dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu: Tabel 2.8 Klasifikasi sistem ruang bersih tipe 1 Feature Structure Services Discipline Typical air conditioning specification Details Probably quite large and in a purposebuilt building but without the structural specialisation of wafer-fab facilities. Alternative use of the shell building a possibility. Clean room typically with a peripheral viewing corridor, dust free wall, ceiling and floor linings with welded/sealed joints. Laminar flow rooms will be normal. AC will be by vertical or horizontal laminar flow. Clean rooms likely to operate under positive air pressure with sprinkler systems and high intensity lighting systems. There may be special water and gas services. Strictest of regimes with operatives fully gowned and gloved and an air showering access procedure. Clean room classifications 100 and 1,000. BS5295 (1989) equivalent classes E-H ISO equivalent classes 5-6. Sumber: 26

23 Tabel 2.9 Klasifikasi sistem ruang bersih tipe 2 Feature Structure Services Discipline Typical air conditioning specification Details Typically installed in a standard industrial style building but with specialised partitions having dust free finishes, sealed suspended ceilings and welded vinyl floor coverings with upstands. Positive pressure with entry through a simple air lock. Conventional air flow or basic horizontal laminar flow system. Flush fitting lighting system. Probably less strictly controlled than Type 1 but may still require full body cover. Clean room classifications 1,000 and 10,000. BS5295 (1989) equivalent classes G-J ISO equivalent classes 6-7. Sumber: Tabel 2.10 Klasifikasi sistem ruang bersih tipe 3 Feature Structure Details Almost certainly erected within existing space but may well apply to corridor areas of superior establishments. More typically formed by an area partitioned off from normal production space or created from offices. Clean rooms will have dust free linings, suspended 27

24 ceilings with sealed joints and surface mounted light fittings, welded vinyl floors. Services Discipline Typical air conditioning specification Simple ducted AC systems or banks of free-standing AC units. Direct access from non-specified production or office space. Lab coat requirement only. Clean room classifications 10,000 and 100,000. BS5295 (1989) equivalent classes J-K ISO equivalent classes 7-8. Sumber: Partikel-Partikel Kontaminan Hal lainnya yang harus diperhatikan adalah masuknya partikel kontaminan ke dalam ruangan sistem ruang bersih. Partikel-partikel kontaminan yang masuk kedalam ruangan sistem ruang bersih berasal dari: 1. Udara yang ada didalam ruangan sistem ruang bersih. Sumber dari mikro-organisme berasal dari manusia, dan sumber dari partikel kontaminan berasal dari manusia dan proses kerja. 2. Mikroba Mikroba disebarkan oleh sel kulit yang terkelupas dari bagian tubuh manusia setiap 24 jam. Jumlah sel kulit yang terkelupas itu mencapai 1 miliar setiap harinya. Sel kulit berukuran 33 mikron sampai 44 mikron, dan dapat mengecil hingga 20 mikron yang dapat membawa bakteri yang ukurannya 12 mikron hingga 14 mikron. 3. Inert Particles Partikel berasal dari manusia yang disebarkan melalui kulit, pakaian, dan pakaian khusus saat di dalam sistem ruang bersih. 28

25 Untuk merawat dan menjaga tingkat kebersihan pada sistem ruang bersih, perhatian harus difokuskan ke empat aturan berikut ketika mendesain, membangun, dan menjalankan fasilitas sistem ruang bersih, yaitu: 1. Partikel kontaminan jangan terbawa masuk kedalam ruangan 2. partikel kontaminan harus dihilangkan 3. tidak ada pertumbuhan partikel kontaminan di dalam ruangan 4. tidak ada partikel kontaminan yang bertambah Kinerja Dari Ruangan Sistem Ruang Bersih Sistem ruang bersih dibagi menjadi 2 yaitu general cleanroom dan critical criteria cleanroom. Critical criteria sistem ruang bersih adalah ruangan disekitar titik utama produksi dimana kontaminasi partikel tidak boleh ada, karena partikel kontaminan tersebut akan terkena langsung dengan proses produksi, biasanya didaerah tersebut dialirkan aliran udara laminar lokal agar tidak terjadi penyebaran partikel kontaminan, sedangkan general sistem ruang bersih adalah daerah disekitar critical sistem ruang bersih yang partikel kontaminannya tidak terkena langsung dengan proses produksi, namun harus selalu dijaga bersih agar tidak menyebar ke area critical sistem ruang bersih. Sangat dianjurkan pada area critical untuk dibersihkan sesering mungkin dengan sangat bersih, sedangkan pada area General juga harus sering dibersihkan meskipun tidak seperti pada area critical. 29

26 2.3 PHARMACEUTICAL ROOM Klasifikasi Ruang Bersih Pharmaceutical E.C atau E.E.C atau EU adalah peraturan European Economic Community untuk manufaktur pharmaceutical GMP (Good Manufacturing Practice) Standar paling baru yang digunakan di eropa disepakati pada 1 januari 1997 pada Revision of the Annexe to the EU Guide to Good Manufacturing Practice-Manufacture of Sterile Medicinal Products. Untuk manufaktur peralatan kedokteran yang steril, produknya di bagi menjadi empat kelas seperti dibawah ini. Tabel 2.11 klasifikasi partikel yang ada di udara Maximum permitted number of particles/m3 equal to or above Grade at rest (b) in operation 0,5 µm 5 µm 0,5 µm 5,0 µm A B(a) C(a) D(a) not defined (c) not defined (c) Sumber: Sebagai tambahan, pemantauan mikrobiologi juga diperlukan diluar operasional produksi sebagai contoh setelah validasi sistem, pembersihan dan sanitasi. Tabel 2.12 Batas kontaminan mikroba Recommended limits for microbial contamination (a) GRADE air settle plates contact plates glove print. 5 sample (diam. 90 mm), (diam.55 mm), fingers.cfu/glove cfu/m3 cfu/4 hours(b) cfu/plate A < 1 < 1 < 1 < 1 B C D Sumber: 30

27 Dalam satu menit berapa banyak partikel 0.3 µm yang pekerja sebarkan? Tabel 2.13 Sebaran partikel Activity Particles Per Minute Person sitting or standing 100,000 Moving arm 500,000 Walking slowly 5,000,000 Walking at an average pace 7,500,000 Walking quickly 10,000,000 Sumber: Tabel 2.14 Klasifikasi ruang pharmaceutical Sumber: the freudenberg nonwovens grup Kontrol Ruang Bersih Meskipun sistem ruang bersih kelas ISO 1 hingga ISO 5 menggunakan desain sistem aliran unidirectional, tetapi kebanyakan sistem ruang bersih bergantung pada prinsip dasar dilution untuk mengontrol partikel-partikel. Untuk udara yang telah tercampur dengan sempurna, pada saat kapan pun, konsentrasi partikel x dapat di ekspresikan pada persamaan berikut ini, dengan asumsi tidak ada tekanan udara yang masuk kedalam ruangan : 31

28 dx =(s x) v dt + g dt Pers. (2.2) dimana: s adalah suplai konsentrasi partikel udara per satuan ft 3 (m 3 ) v adalah suplai volume udara rata-rata pada kondisi pergantian udara per jam g adalah pertumbuhan internal rata-rata pada partikel per satuan ft 3 (m 3 ) per jam x adalah ruangan atau konsentrasi udara balik pada partikel per ft 3 (m 3 ) asumsi konsentrasi permulaan ruangan adalah Xo dan variasi dari nilai g terhadap waktu diabaikan, persamaan diatas dapat diselesaikan menjadi : x =(Xo s g v)exp( vt )+ s + g v Pers. (2.3) dengan waktu (t) berjalan dan sistem mencapai kondisi steady, konsentrasi partikel x berubah menjadi : x = s + g v Pers. (2.4) atau v = g(x s) Pers. (2.5) melalui persamaan (4), rata-rata pergantian udara dapat dihitung dengan fungsi dari g, s, dan x Prosedur Pengujian Pada Sistem Ruang Bersih Pengujian yang dilakukan pada sistem ruang bersih tidak dapat dilakukan secara sembarang, ada aturan aturan yang mengikat didalam prosedur pengujian untuk sistem ruang bersih. Prosedur pengujian ini dicantumkan pada standar sistem ruang bersih ISO yaitu tentang metode pengujian, namun rincian lebih detail tentang prosedur pengujian pada sistem ruang bersih dicantumkan didalam Annex B yaitu tentang 14 buah prosedur pengujian secara informatif. 32

29 Ke 14 prosedur pengujian yang wajib dilakukan pada sistem ruang bersih adalah sebagai berikut: 1. Pengujian partikel-partikel yang ada di udara. 2. Pengujian partikel-partikel Ultrafine (Ukuran partikel yang sangat kecil sekali). 3. Pengujian partikel-partikel makro (ukuran partikel yang lebih besar dari pada ukuran partikel Ultrafine). 4. Pengujian kecepatan aliran udara. 5. Pengujian Perbedaan tekanan pada HEPA filter. 6. Pengujian kebocoran pada sistem instalasi penyaring (filter). 7. Pengujian visualisasi aliran udara. 8. Pengujian arah laju aliran udara. 9. Pengujian temperatur udara. 10. Pengujian kelembaban udara. 11. Pengujian elektrostatis dan ion generator. 12. Pengujian partikel-partikel yang mengendap. 13. Pengujian recovery. 14. Pengujian kebocoran kontaminan. 33

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 INDOOR AIR QUALITY 2.1.1 Penjelasan Umum Dari definisi-definisi yang penulis dapatkan didalam buku maupun web dapat disimpulkan bahwa Indoor Air Quality adalah kualitas udara yang

Lebih terperinci

INVESTIGASI POLA ALIRAN UDARA PADA SISTEM RUANG BERSIH FARMASI SKRIPSI DIMAS ADRIANTO

INVESTIGASI POLA ALIRAN UDARA PADA SISTEM RUANG BERSIH FARMASI SKRIPSI DIMAS ADRIANTO INVESTIGASI POLA ALIRAN UDARA PADA SISTEM RUANG BERSIH FARMASI SKRIPSI Oleh DIMAS ADRIANTO 0404020215 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 1 INVESTIGASI POLA ALIRAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jakarta sebagai kota metropolitan di Indonesia memiliki berbagai masalah, salah satu isu yang sedang hangat diperbincangkan adalah masalah pencemaran udara. Menurut

Lebih terperinci

Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Karbon Dioksida 0,03% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara

Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Karbon Dioksida 0,03% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara Karbon Dioksida 0,03% Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara Apa Itu Pencemaran Udara? Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pencemaran udara bebas : Alamiah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di

BAB I PENDAHULUAN. polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data WHO, setiap tahun sekitar tiga juta orang meninggal karena polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di dunia. Seribu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan daya dukungan bagi mahluk hidup untuk hidup secara optimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat lingkungan semakin hari semakin menimbulkan problema kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1) Umumnya di

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Francisca Gayuh Utami Dewi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

SIMULASI ALIRAN TATA UDARA PADA RUANG PENIMBANGAN BAHAN BAKU OBAT

SIMULASI ALIRAN TATA UDARA PADA RUANG PENIMBANGAN BAHAN BAKU OBAT SIMULASI ALIRAN TATA UDARA PADA RUANG PENIMBANGAN BAHAN BAKU OBAT Komarudin Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin, FTI-ISTN Jl.Moch. Kahfi II, Jagakarsa,Jakarta Selatan 12640 E-mail : komarudin.mt@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 HASIL PENGUKURAN 4.1.1 Hasil Pengukuran Eksperimen Dari pengukuran pengukuran yang telah dilakukan pada industri obat PT X, didapatkan data-data hasil pengukuran aktual sebagai

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4 BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara merupakan masalah yang sedang dihadapi oleh berbagai negara. Pencemaran udara terjadi karena meningkatnya industri, perubahan perilaku dalam masyarakat,

Lebih terperinci

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruangan merupakan suatu tempat aktivitas manusia di mana hampir 90 % dari waktu yang ada, waktu dihabiskan manusia di dalam ruangan, jauh lebih lama dibandingkan di

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyebaran suatu penyakit merupakan akibat dari hubungan interaktif antara manusia dan lingkungannya. Agent penyakit dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui udara,

Lebih terperinci

KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI

KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI Langkah Pertama : Identifikasi Tipe Aktifitas Proyek Konstruksi (Tipe A-D) Tipe Aktifitas inspeksi dan non-invasif. A

Lebih terperinci

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam PATHOLOGI BANGUNAN DAN KENYAMANAN TERMAL Tri Harso Karyono Majalah Konstruksi, April 1997 Dalam ilmu bahasa, pathologi berarti ilmu tentang penyakit, dengan pengertian ini, ilmu tersebut dianggap tidak

Lebih terperinci

SISTEM TATA UDARA. Oleh Bu Eli Dosen tidak tetap pada Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

SISTEM TATA UDARA. Oleh Bu Eli Dosen tidak tetap pada Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara SISTEM TATA UDARA Oleh Bu Eli Dosen tidak tetap pada Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara SISTEM TATA UDARA TUJUAN MEMBERI PEMAHAMAN TENTANG KEBUTUHAN SISTEM

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA MAKALAH KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN (INDOOR AIR QUALITY/IAQ) Disusun Oleh : Achmad Risa Harfit, ST. FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2008 DAFTAR ISI Daftar isi...

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Ventilasi Ventilasi sangat penting untuk kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan. Ventilasi merupakan salah satu elemen penting dalam suatu bangunan yang berguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat adalah bagian pokok dibidang kesehatan khususnya adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu bagian menyeluruh, integrasi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL PEMANTAUAN KUALITAS UDARA DI DALAM RUANGAN HR-05 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Endang Sukesi I Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PEMANTAUAN

Lebih terperinci

REFERENSI PENYUSUNAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) MANUAL

REFERENSI PENYUSUNAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) MANUAL REFERENSI PENYUSUNAN GOOD MANUFACTURING PRACTICE (GMP) MANUAL Referensi Penyusunan GMP Manual Page 1 RUANG LINGKUP 1.1. Umum. GMP Manual ini menjelaskan mengenai persyaratan umum tatacara berproduksi yang

Lebih terperinci

Pendahuluan. Proteksi Produk Proteksi Personil Proteksi Lingkungan

Pendahuluan. Proteksi Produk Proteksi Personil Proteksi Lingkungan Sistem AHU/HVAC Pendahuluan Sistem pengkondisian udara (tata udara) yg dipergunakan di industri farmasi yg mendukung proses produksi sesuai dg syarat yg ditetapkan Tujuan : Proteksi Produk Proteksi Personil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

RUMAH SEHAT DENGAN TANAMAN INDOOR Oleh: Budiwati Jurdik Biologi MIPA UNY

RUMAH SEHAT DENGAN TANAMAN INDOOR Oleh: Budiwati Jurdik Biologi MIPA UNY RUMAH SEHAT DENGAN TANAMAN INDOOR Oleh: Budiwati Jurdik Biologi MIPA UNY Sumber Polutan dalam Rumah Sadar atau tidak selama ini kita hidup dikelilingi oleh sumber pencemaran udara. Pencemaran udara tidak

Lebih terperinci

ANALISA MESIN DUST COLLECTOR TIPE FABRIC FILTER/BAGHOUSE AMANO VNA 45 PADA RUANG MIXING ROOM.

ANALISA MESIN DUST COLLECTOR TIPE FABRIC FILTER/BAGHOUSE AMANO VNA 45 PADA RUANG MIXING ROOM. Nama : Daniel Christian Bernardo N P M : 20408824 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Dr.Sri Poernomosari,ST., MT. ANALISA MESIN DUST COLLECTOR TIPE FABRIC FILTER/BAGHOUSE AMANO VNA 45 PADA RUANG MIXING

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kementerian Negara Koperasi dan UKM selama 1 (satu) bulan yang dimulai dari tanggal

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara

Lebih terperinci

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik Ducting Standard : 67. Duct harus diatur sehingga uap tidak berkondensasi dan mengendap di dasar duct. Dalam kebanyakan kasus sebaiknya saluran ventilasi diakhiri dengan : Setidaknya 3 meter di atas level

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam kehidupan makhluk hidup. Manusia memerlukan udara untuk bernafas

BAB I PENDAHULUAN. di dalam kehidupan makhluk hidup. Manusia memerlukan udara untuk bernafas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara sebagai komponen lingkungan mempunyai arti yang sangat penting di dalam kehidupan makhluk hidup. Manusia memerlukan udara untuk bernafas dan menjalankan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (occupational disease), penyakit akibat hubungan kerja (work related disease)

BAB I PENDAHULUAN. (occupational disease), penyakit akibat hubungan kerja (work related disease) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan menuju industrialisasi dapat membawa berbagai resiko positif maupun negatif yang mempengaruhi para pekerja dan keluarganya. Resiko positifnya

Lebih terperinci

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU

PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU PANDUAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA) KONSTRUKSI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2014 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU DAFTAR ISI Halaman Judul... Daftar Isi... Lembar Pengesahan... i ii

Lebih terperinci

Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA

Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA PRINSIP KERJA SISTEM AC (AIR CONDITIONING SYSTEM) Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam

Lebih terperinci

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara 24 BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah usaha untuk mengatur temperatur dan kelembaban udara agar menghasilkan kenyamanan termal (thermal comfort) bagimanusia.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS UDARA DALAM RUANG DENGAN KELUHAN PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KABUPATEN SIDOARJO

HUBUNGAN KUALITAS UDARA DALAM RUANG DENGAN KELUHAN PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KABUPATEN SIDOARJO HUBUNGAN KUALITAS UDARA DALAM RUANG DENGAN KELUHAN PENGHUNI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KABUPATEN SIDOARJO Correlation of Indoor Air Quality with Prisoners Health Complaints in the Country Jail Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUJIAN

BAB III SISTEM PENGUJIAN BAB III SISTEM PENGUJIAN 3.1 KONDISI BATAS (BOUNDARY CONDITION) Sebelum memulai penelitian, terlebih dahulu ditentukan kondisi batas yang akan digunakan. Diasumsikan kondisi smoke yang mengalir pada gradien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam percobaan ini mengunakan metoda spektrometri yang pengukuran secara kuantitatif. Namun percobaan ini tidak jauh berbeda dengan percobaan sebelumnya karena percobaan

Lebih terperinci

SANITASI DAN KEAMANAN

SANITASI DAN KEAMANAN SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional 1 SNI 19-7117.12-2005 Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 Defenisi Air Conditioning (AC) merupakan ilmu dan praktek untuk mengontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, penggunaan alat pengkondisi udara atau air conditioner (AC) banyak ditemukan di kelas dan laboratorium di perguruan tinggi. AC yang populer digunakan

Lebih terperinci

Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Menghirup Abu Vulkanik?

Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Menghirup Abu Vulkanik? Bagaimana Cara Untuk Melindungi Diri Dari Menghirup Abu Vulkanik? Berkas ini dibuat/disusun oleh International Volcanic Health Hazard `untuk meningkatkan keselamatan bagi (orang) yang terdampak abu vulkanik.

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu. Kamar Operasi 1 A. PENGERTIAN Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril). B.

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI. Konservasi energi sistem tata udara : Sistem tata udara yang dapat bekerja dengan hemat tanpa mengurangi persyaratan fingsinya.

BAB I DEFENISI. Konservasi energi sistem tata udara : Sistem tata udara yang dapat bekerja dengan hemat tanpa mengurangi persyaratan fingsinya. BAB I DEFENISI HEPA Infilterasi : HEPA filter terutama digunakan dikamar bedah dari kompleks ruang operasi. Filter udara ini harus dapat menyaring partikel udara lebih besar dari 0,3 mikron yang melewatinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun di dunia. Angka morbiditas sebagai dampak dari polusi udara jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. tahun di dunia. Angka morbiditas sebagai dampak dari polusi udara jauh lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data WHO menyatakan bahwa terdapat sekitar tiga juta orang meninggal karena polusi udara atau sekitar 5% dari 55 juta orang yang meninggal setiap tahun di dunia. Angka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep green

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KOMUNITAS PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak mungkin dapat

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF-GAS. Pengoperasian sistem VAC & Off-gas dilakukan

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan.

Menyingkirkan debu yang berada dalam aliran ventilasi tambang bawah tanah hingga ambang batas yang diperkenankan. apa kabar nih kalian Miners Blogger?? Kali gue Posting tentang bagaimana Ventilasi tambang Sebenarnyaa.. Dalam proses penambangan bawah tanah, salah satu hal yang penting adalah dibuatnya ventilasi tambang,

Lebih terperinci

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Alat Pelindung Diri Kuliah 8 Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health Administration i i Personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk

Lebih terperinci

Produksi Sediaan Farmasi di Rumah Sakit

Produksi Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Produksi Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1197/MENKES/SK/X/2004, kegiatan produksi yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan kegiatan membuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159 DAFTAR ISI LEMBARAN PENGESAHAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI. v DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1 1.2. Rumusan Masalah 5 1.3. Batasan Masalah..

Lebih terperinci

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006 Created on: 30.08.2010 1. Identitas Bahan dan Perusahaan Informasi Produk Penggunaan Bahan / Preparat Penggunaan khusus Perusahaan: Merck KGaA * 64271 Darmstadt * Germany * Phone:+49 6151 72-0 Nomor telepon

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di PDKB TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah

Lebih terperinci

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN 4. 1 Aspek Dampak Lingkungan Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal toilet, kamar mandi, pencucian pakaian, wastafel, kegiatan membersihkan lantai dan aktifitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di bidang industri merupakan perwujudan dari komitmen politik dan pilihan pembangunan yang tepat oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi segenap

Lebih terperinci

UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF

UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF Budiyono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK UNJUK KERJA SISTEM TATA UDARA UNTUK MENUNJANG OPERASI PENGOLAHAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN.

BAB III PERANCANGAN. BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang

Lebih terperinci

Gas dan Debu. Pada Tambang Bawah Tanah

Gas dan Debu. Pada Tambang Bawah Tanah Gas dan Debu Pada Tambang Bawah Tanah Nama : Gilas Amartha Abieyoga Nim/kelas : 03121402081 / A ABSTRAK Usaha pertambangan adalah kegiatan yang mempunyai resiko kecelakaan kerja yang sangat besar. Oleh

Lebih terperinci

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ellyas, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ellyas, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu industri, pabrik, atau perusahaan biasanya terpasang kipas pembuangan (exhaust fan). Exhaust fan tersebut biasanya terpasang di dinding bagian atas / ventilasi

Lebih terperinci

Overview of Existing SNIs for Refrigerant

Overview of Existing SNIs for Refrigerant One day Seminar on Energy Efficient Machinery for Building 19 Mei 2016 Bromo Room, Gedung Pusat Niaga, 6th Floor JAKARTA INTERNATIONAL EXPO, KEMAYORAN Overview of Existing SNIs for Refrigerant Ari D. Pasek

Lebih terperinci

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi : No. kuesioner KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KARYAWAN PABRIK KARET TENTANG POLUSI UDARA DI DALAM RUANGAN PABRIK DAN KELUHAN KESEHATAN DI PABRIK KARET KEBUN LIMAU MUNGKUR PTPN II TANJUNG

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk : Imidacloprid 10% Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang : Kimida 10 WP Nama Kimia : (E)-1-(6-chloro-3-pyridylmethyl)-N-nitroimidazolidin-2-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.

Lebih terperinci

4. Dampaknya dan cara penanggulangan

4. Dampaknya dan cara penanggulangan SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Sasaran : Keluarga Tn.I Pokok Bahasan : Rumah Sehat Rumah : Rumah Waktu : 1 x 30 menit Penyuluh : Sri Wahyuni Siregar A. Latar Belakang Keluarga Tn.I memiliki rumah dengan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XV PENGENDALIAN MUTU SELAMA PROSES KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU

Lebih terperinci

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA UNIT 9 SUMBER-SUMBER PANAS Delapan unit sebelumnya telah dibahas dasar-dasar tata udara dan pengaruhnya terhadap kenyamanan manusia. Juga

Lebih terperinci

2. Pesticide Type Depends on the pesticide type, Herbisida, Fungisida, or Insektisida (see Products attachment).

2. Pesticide Type Depends on the pesticide type, Herbisida, Fungisida, or Insektisida (see Products attachment). Front 1. Company Logo Please put the logo of danken using Levenim MT font or as below: Please make sure that danken can be easily seen and associated with the brand name, in order to build company awareness,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK

JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK JUMLAH BAKTERI DAN JAMUR DALAM RUANGAN DI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PONTIANAK Slamet Poltekkes Kemenkes Pontianak, Jl. 28 Oktober Siantan Hulu, Pontianak Abstrak:

Lebih terperinci

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya.

Lebih terperinci

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK KIMIA DAN PERUSAHAAN Nama Produk Pengidentifikasi Produk / Nama Dagang Nama Kimia : Lambda-cyhalothrin 25 g/l : Taekwando 25 EC : (S)-α-cyano-3-phenoxybenzyl

Lebih terperinci

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo Material Safety Data Sheet Resin Pinus Oleo Bagian 1: Produk Kimia dan Identifikasi Perusahaan Nama Produk : Resin Pinus Oleo Sinonim : Pinus Resin Turpentin Identifikasi Perusahaan : Tradeasia International

Lebih terperinci

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI HUBUNGAN KARAKTERISTIK KARYAWAN DAN KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN (Studi Di Kamar Operasi RS. Mata Undaan Surabaya) Oleh : WAWAN SUPRA WISMANA UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PSIKROMETRI Psikrometri adalah ilmu yang mengkaji mengenai sifat-sifat campuran udara dan uap air yang memiliki peranan penting dalam menentukan sistem pengkondisian udara.

Lebih terperinci

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER )

BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) BAB III PENGETAHUAN DASAR TENTANG AC ( AIR CONDITIONER ) A. Pengertian Dasar Tentang AC (Air Conditioner) Secara umum pengertian dari AC (Air Conditioner) suatu rangkaian mesin yang memiliki fungsi sebagai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 30 TAHUN : 2014 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG TATA KELOLA HIJAU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WATES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Mengapa Air Sangat Penting?

Mengapa Air Sangat Penting? Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi

Lebih terperinci