BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Ventilasi Ventilasi sangat penting untuk kesehatan dan kenyamanan pengguna bangunan. Ventilasi merupakan salah satu elemen penting dalam suatu bangunan yang berguna untuk menggantikan udara kotor, yang berupa hasil metabolisme pengguna, seperti keringat dan panas, dan panas yang dihasilkan oleh alat-alat elektronik yang ada dalam ruangan tersebut. Ventilasi hanya merupakan salah satu elemen yang digunakan untuk mengontrol sirkulasi udara di dalam ruangan, ventilasi bukanlah elemen terpenting dalam hal tersebut. Masuknya udara kotor ke dalam ruangan dapat merusak sistem ventilasi udara di dalam ruangan tersebut. Desain ventilasi yang baik yang memfokuskan ke masuk keluarnya udara secara bebas diperlukan untuk sistem ventilasi yang hemat energy. Meminimalisir energi yang dipakai diperlukan untuk membuat strategi sistem ventilasi yang optimal Definisi-Definisi Ventilasi Definisi ventilasi dan aliran udara ke dalam dan keluar suatu ruangan adalah: Purpose provided (intentional) ventilation: ventilasi adalah proses dimana air bersih masuk (biasanya udara dari luar) dimasukkan secara sengaja ke dalam suatu ruangan dan menggantikan udara kotor. Ventilasi dapat dibagi menjadi ventilasi alami dan ventilasi buatan. 8

2 Air infiltration and exfiltration: masuknya udara di suatu ruangan, tidak hanya melalui ventilasi yang disediakan bangunan. Udara bebas dari luar juga dapat masuk melalui celah-celah udara ataupun retakan-retakan pada dinding. Sebagai balasan, udara di dalam ruangan juga pasti akan keluar setelah digantikan udara yang masuk dari luar. Rata-rata, masuknya udara dari luar itu bergantung kepada bentuk bangunan dan kekuatan angin dan temperatur yang disediakan oleh alam. Ventilasi dan bukaan lainnya pada sebuah bangunan yang menjadi salah satu desain utama dapat juga menjadi rute dari udara yang mengalir ketika tekanan udara yang melalui bukaan didominasi oleh kondisi cuaca, kemudian disusul oleh pengaruh secara mekanis melalui alat-alat elektronik. Penyusupan udara ke dalam ruangan tidak hanya menambaj kuantitas udara yang masuk ke dalam bangunan tapi juga menggerakkan udara dalam ruangan sehingga sirkulasi udara di dalam urangan hidup secara nyaman dan berkualitas. Faktor-faktor seperti kelembaban udara dan suhu udara, biasanya dilupakan dan tidak dianalisis oleh arsitek, padahal hal tersebut merupakan salah satu hal penting dalam mendesain sistem ventilasi dalam suatu bangunan. Sebagai konsekuensinya, sistem ventilasi fungsinya sangat tidak maksimal, dapat dikatakan rendah, termasuk boros pemakaian energi, kurangnya sirkulasi udara dalam ruangan sehingga ruangan sangat panas/dingin dan secara drastis mendukung panas yang dihasilkan oleh alat-alat elektronik. Udara udara yang hilang lainnya, seperti pipa yang bocor: bocoran udara dari pipa-pipa udara ataupun sambungan ventilasi, dari 9

3 penkondisian udara dingin maupun panas, dapat menjadi salah satu faktor yang signifikan. Ketika, umumnya, udara di dalam pipa melewati ruang-ruang yang udaranya tidak dikondisikan, hilangnya energi dalam jumlah banyak tidak dapat dihindari. Menurut Modera (1993), sebagai contoh, memperkirankan hampir 20% dari panas di perumahan Amerika utara, pipa-pipa pemanas ruangannya dapat bocor, sehingga udara panas yang dihasilkan oleh pemanas ruangan yang hendak dialirkan ke dalam ruangan berkurang secara signifikan. Udara-udara kotor dari luar juga dapat masuk melalui bocoran ini jika pemanas ruangannya tidak hidup. Resirkulasi Udara: resirkulasi udara sering dipakai di bangunanbangunan komersil untuk menyediakan hawa panas dalam udara. Resirkulasi udara biasanya disaring dengan penyaring debu, tapi oksigen tidak disirkulasi dan pertukaran udara kotor dan udara bersih tidak seimbang, sehingga resirkulasi udara bukanlah merupakan salah satu pilihan ventilasi yang baik Fungsi Ventilasi Ventilasi diperlukan untuk menyediakan oksigen ke dalam ruang, untuk pertukaran udara di dalam ruang dan untuk menukar udara kotor (udara polusi) yang termasuk di dalamnya karbon dioksida dan bau ruangan. Ventilasi juga berfungsi untuk mempertahankan kualitas udara yang baik dan sejuk di dalam ruangan dengan mengeluarkan udara-udara kotor yang kemudian digantikan dengan udara bersih yang masuk dari luar ruangan. Sebagai fungsi tambahan, ventilasi digunakan untuk 10

4 pendingin udara alami dan (biasanya di rumah-rumah) menyediakan oksigen yang cukup. Sistem ventilasi yang baik berperan penting dalam kenyamanan dan kesehatan pengguna bangunan. Tujuan ventilasi dapat disimpulkan sebagai berikut. Menghilangkan emisi gas-gas polusi yang dihasilkan oleh pengguna ataupun alat-alat pada ruangan, yaitu gas-gas berupa bau yang dihasilkan oleh keringat pengguna, kentut (Amonia), pernafasan (CO2), bau-bau taksedap lainnya. Menghilangkan uap air yang dapat meningkatkan kelembaban ruangan dan membuat tidak nyaman bagi pengguna, seperti uap masakan, uap pernafasan, uap air sewaktu mandi, dan uap air dari penampungan seperti bak mandi, ember, dan sebagainya. Menghilangkan kalor yang berlebihan di ruangan yang membuat ruangan panas dan tidak nyaman. Secara alami meningkatkan kenyamanan termal pada ruangan Hubungan Sistem Ventilasi dan Bau dalam Ruangan Bau dalam ruangan merupakan salah satu udara polusi atau sebagai indikasi ruangan tersebut ter- polusi. Bau di dalam ruangan ini secara tidak langsung dapat membuat kesehatan pengguna ruangan menurun, meskipun ini tidak terlalu berbahaya seperti udara beracun, contohnya radon, karbon monoksida yang tidak kasat mata. Secara umum, bau di dalam ruangan menyebabkan ketidaknyamanan, terutama pada kantor-kantor atau rumah tinggal. Tingkat kesulitan dalam menghadapi masalah bau ini tinggi, dimana suatu ruangan dikatakan bau 11

5 tidak dapat diukur dengan menggunakan alat. Studi mengenai bau dan cara mengontrolnya ditulis oleh Fanger (1988) yang mengatakan bahwa satuan dari analisa bau itu adalah Olf. Olf adalah satuan bau yang dikeluarkan secara rata-rata oleh manusia pada umumnya Hubungan Sistem Ventilasi dan Kesehatan Sistem ventilasi yang buruk menandakan bahwa bangunan tersebut tidak sehat. Miller (1992) menekankan pada peningkatan konsentrasi udara yang mengandung bakteri jahat pada suatu ruangan berhubungan dengan bukaan ventilasi yang menurun, dan Billington (1982) telah menunjukkan hasil studi yang berupa peran ventilasi dalam suatu ruangan, yang berhubungan langsung dengan kesehatan pengguna dan mengurangi sebaran penyakit. Laporan studi Sundell (1994) dan lainnya menunjukkan bahwa gejala-gejala suatu bangunan dikatakan sakit berhubungan langsung dengan sistem ventilasinya Ventilasi Ruangan Secara garis besarnya, ventilasi pada bangunan secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Ventilasi alami Ventilasi alami adalah ventilasi yang berupa bukaan-bukaan permanen, jendela, pintu, void, dan semua bukaan yang menghubungkan ruangan pada ruangan lain ataupun langsung ke area luar. Berdasarkan ASHRAE (1997), ventilasi alami ruangan diperlukan minimal 5% dari luasan ruangan yang membutuhkan ventilasi. Pada 12

6 bangunan rumah-toko (ruko) yang diklasifikasikan ke dalam kelas klasifikasi jamak, dikarenakan luas bangunan lantai pertama telah melebihi 10% dari fungsi bangunan kelas 1a sebagai rumah tinggal, maka ruko diklasifikasikan dalam kelas 1a dan kelas 6. Karena itu, untuk lantai pertama yang difungsikan sebagai komersil, ventilasi pada lantai satu tidak kurang dari 10% terhadap ruangan ini, dan diukur tidak lebih tinggi dari 3.6 meter di atas lantai. Untuk lantai berikutnya yang berfungsi sebagai rumah tinggal, standar sistem ventilasi tetap merujuk tidak kurang dari 5% dari luasan lantai. Ruangan-ruangan pada bangunan ruko yang mempunyai toilet/wc, tidak boleh terbuka langsung menghadap: Dapur atau pantry, Ruang makan, Ruang kerja lebih dari satu orang. Merancang sistem ventilasi alami harus diawali dengan menentukan kebutuhan ventilasi udara yang sesuai dengan kebutuhan ruangan, dan menentukan ventilasi gaya angin serta gaya termal yang akan diterapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya angin secara umum adalah sebagai berikut: Kekuatan angin rata-rata yang berasal dari luar bangunan, Arah angin, Waktu harian, yang menyebabkan kekuatan angin dan arah angin yang bervariasi, Waktu musim, yaitu musim panas dan musim dingin yang mempengaruhi arah angin dari Barat atau Timur, 13

7 Hal-hal yang dapat menghambat laju angin seperti: pohon, bangunan lainnya, dan lain-lain. b. Ventilasi buatan Ventilasi buatan adalah ventilasi yang menggunakan alat-alat elektronik, seperti AC (Air Conditioner), cooling fan, dan sebagainya. Ventilasi alami digunakan apabila sistem ventilasi alami tidak mencapai kenyamanan suatu ruangan Kenyamanan dan Kualitas Udara Ruangan Ventilasi berperan penting dalam menjaga kualitas udara di dalam ruangan dan suhu di dalam ruangan tersebut. Sayangnya, untuk mencapai penggunaan energi yang optimal dan mengurangi polusi yang tidak diharapkan di zona-zona area pemakaian ruangan, ventilasi harus dipertimbangkan sebagai salah satu aspek yang penting dalam proses desain. Kualitas udara yang baik merupakan kondisi udara di dalam ruangan dimana udara dalam ruangan bebas polusi, termasuk polusi yang dapat menyebabkan iritasi, ketidaknyamanan atau dapat membuat pengguna merasa tidak sehat. Banyak jenis polusi-polusi yang ada di dalam ruangan yang kebanyakan tidak dapat diukur karena rendahnya intensitas dan konsentrasi polusi tersebut, dan tingkat polusi tersebut dapat dinyatakan tidak berbahaya. Beberapa polusi udara yang rendah dapat ditolerir, karena tidak membuat pengguna merasa tidak nyaman dan baunya tidak begitu tercium. Konsentrasi polusi yang tingginya, normalnya lebih diterima di ruangan untuk jangka pendek daripada konsentrasi polusi yang tinggi. 14

8 Kualitas udara yang baik dalam hal polusi sangatlah subjektif dan bergantung kepada situasi di mana ruangan tersebut berada. Contohnya, di daerah industry, tingginya polusi berupa panas dan udara lebih dapat ditolerir daripada jika polusi tersebut berada di dalam area kantor atau rumah. Revisi ASHRAE Standard nomor 62 (1989) merekomendasikan konsentrasi macammacam jenis polusi dalam ruangan dapat disimpulkan dalam tabel berikut. Jenis-jenis kontaminasi Sumber polusi Tingkat polusi Karbon Monoksida (CO) Garasi parkir Pembakaran pada mesinmesin diesel 9 ppm 3 ppm di atas tingkat polusi outdoor Formaldehyde (HCHO) Kayu perabot 120 mg/m 3 (0,1 ppm) Timbal (Pb) Sebagai bahan tambahan bahan bakar minyak Nitrogen Dioksida (NO 2 ) Bau ruangan Jamur Ozon Klorofluorokarbon (CFC) Alat-alat kantor Rokok Serpihan-serpihan debu Debu cat 1,5 mg/m 3 Pembakaran pada mesinmesin 80% atau lebih Pengguna ruangan 100mg/m 3 Alat-alat elektronik 100 mg/m 3 Debu 50 mg/m 3 Radon (Rn) Gas 4 pci/liter Sulfur Dioksida (SO 2 ) Penghangat ruangan 80 mg/m 3 Tabel 2.1. Konsentrasi maksimal yang dapat ditolerir untuk beberapa polusi udara dalam ruangan. * informasi berdasarkan proposal ASHRAE Standard nomor 62 (1996/1997) yang direvisi. (Sumber: SNI tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung) 15

9 Pada kenyataannya, lingkungan bebas polusi tak mungkin bisa dicapai. Sebagai gantinya, pencapaian kualitas udara yang baik bergantung pada pengendalian polusi tersebut yang berdasar pada pengendalian sumber polusi, filtrasi, penutupan sumber polusi, dan ventilasi. Sangat berguna jika kita dapat membedakan antara polusi-polusi yang tidak dapat dikendalikan dan polusi yang dapat dikendalikan. 16

10 SUMBER POLUSI OUTDOOR SUMBER POLUSI INDOOR SUMBER POLUSI OUTDOOR Pengendalian Sumber Polusi Filtrasi PENGHILANG POLUSI Penutupan Sumber Polusi Sistem Ventilasi KUALITAS UDARA YANG BAIK DAN NYAMAN Gambar 2.1. Pencapaian kualitas udara yang baik dan nyaman. (Sumber: Guide to Energy Efficient Ventilation, 1996) 17

11 2.4. Standar Kenyamanan Ruangan Suhu Ruangan Suhu ruangan sesuai dengan daerah tropis di Indonesia dapat dibagi ke dalam 3 bagian: Sejuk nyaman, 20,5ºC sampai 22,8 ºC Nyaman optimal, 22,8 ºC sampai 25,8 ºC Hangat nyaman, 25,8 ºC sampai 27,1 ºC Berdasarkan standar di atas, suhu suatu ruangan dikatakan nyaman adalah berkisar di antara 20,5 ºC sampai dengan 27,1 ºC Kelembaban Udara Kelembaban udara di daerah tropis untuk suatu ruangan dikatakan nyaman adalah berada di antara 50% sampai 60% terhadap kelembaban udara jenuh di ruangan tersebut Angin Kenyamanan suatu ruangan yang mempunyai ventilasi alami harus memperhatikan kondisi gerak angin yang tidak lebih besar dari 0.25 m/detik dan tidak lebih kecil dari 0.15 m/detik kea rah kepala pengguna ruangan Radiasi/Konduksi Panas Radiasi panas adalah termasuk radiasi panas matahari dari kaca jendela, bukaan permanen pada ruangan, termasuk juga alat-alat yang menimbulkan panas seperti komputer, lemari pendingin, dispenser, 18

12 televisi, api kompor, dan sebagainya. Konduksi panas adalah termasuk benda-benda yang dapat mengalirkan panas dari luar maupun dari dalam ruangan, seperti dinding, atap, asbes, gypsum, dan sebagainya. Suhu dalam ruangan harus tetap dikisarkan di antara 20.5 ºC sampai dengan 27,1 ºC dengan memperhitungkan fungsi dari ventilasi alami pada ruangan tersebut sehingga ruangan tetap mempertahankan kenyamanannya Kegiatan dalam Ruangan Kegiatan dalam ruangan menghasilkan emisi panas, dengan: a. Sistem pengkondisian udara dihitung dari jumlah emisi kalor yang dihasilkan oleh pengguna ruangan. a. Tabel 2.3. menunjukkan emisi kalor yang dikeluarkan oleh wanita dewasa dan pria dewasa rata-rata. Emisi kalor yang dikeluarkan wanita dewasa adalah 80% dari pria dewasa dan anak-anak adalah 75% dari pria dewasa. 19

13 Tabel 2.2. Laju emisi kalor yang dihasilkan pria dan wanita dewasa. (Sumber: SNI tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung) Catatan : a. Pada tabel di atas berdasarkan suhu udara kering 750ºF. Pada suhu 800ºF, total panas sama, dimana nilai kalor harus mendekati 20%. Nilai kalor laten pada tabel di atas tetap ekivalen naik. b. Tambahan kalor di atas, tetap didasarkan pada emisi kalor pria pada umumnya, wanita dan anak-anak juga didasarkan pada tabel, dengan rumus bahwa untuk wanita dewasa ditambah 85% dari pria, dan anak-anak lebih tinggi 75% dari pria dewasa. c. Tambahan kalor untuk tempat kerja seperti café adalah 60 Btu/jam makanan per orang. 20

14 Dimana 30 Btu/jam adalah kalor sensibel dan 30 Btu/jam adalah kalor laten. d. Untuk olahraga dalam ruangan, seperti bowling, orang yang sedang bermain dan yg lainnya duduk emisi kalornya 400 Btu/jam dan orang berjalan adlaah 550 Btu/jam Pakaian pengguna a. Pengaruh kalor yang keluar dari tubuh pengguna juga dipengaruhi oleh pakaian yang dipakai, mengenai bagian yang tubuh yang tertutup, yang logikanya jika semakin tebal maka panas yang dikeluarkan semakin tinggi. b. Isolasi panas dari pakaian satuannya adalah clo, yaitu: 1 clo = 0,155 m2.k / Watt. c. Besar dari isolasi termal dari pakaian dapat kita lihat pada tabel berikut. 21

15 Tabel 2.3. Macam-macam baju dan isolasi termal baju tersebut. (Sumber: SNI tentang Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung) Catatan : (a). Pada pakaian tak berlengan atau lengan pendek, isolasi termal dikurangi 10%. (b). Untuk celana atau rok, ditambah 5% jika panjangnya di bawah dengkul dan ditambah 5% jika lebih pendek dari dengkul. d. Perhitungan clo pakaian menggunakan rumus: Untuk pria : Nilai clo = 0,727. (masing-masing clo) + 0,113. Untuk wanita : Nilai clo = 0,770. (masing-masing clo) + 0,050 22

16 Penjelasan : Pada pakaian yang dipakai pada orang dewasa perkantoran, seperti celana panjang, sepatu kulit, kemeja lengan panjang, dasi, dan jas, nilai clonya adalah 0, hingga Kenyamanan Ruangan Efektif Kenyamanan ruangan efektif bertitikberat pada temperatur dan kelembaban ruangan. Temperatur ruangan yang dimaksud harus sejalan dengan kelembaban ruangan. Gabungan temperatur ruangan dan kelembaban ruangan akan membentuk satu indeks yang berarti pada temperatur tersebut, respon termal dari orang dan kondisi keduanya adalah sama, meskipun temperatur dan kelembaban ruangan berbeda, tetap harus mempertahankan kecepatan angin yang sama guna mencapai titik dimana ruangan dikatakan nyaman. Menurut standar ASHRAE, temperature efektif yang dimaksud adalah dimana ruangan tersebut dipakai oleh pengguna dengan pakaian standar, kegiatan pengguna yang sama, dan emisi seperti uap keringat dan uap pernafasan yang sama. Temperatur ruangan nyaman seperti yang dijelaskan pada subbab sebelumnya pada daerah tropis di Indonesia adalah berkisar di antara 20.5ºC sampai dengan 27.1ºC, dengan kelembaban ruangan berkisar antara 50% dari kelembaban udara jenuh ruangan tersebut Pergerakan Udara Udara yang bergerak, yaitu angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara. Udara selalu berpindah dari yang bertekanan tinggi ke tekanan 23

17 rendah. Selain tekanan udara, suhu udara juga mempengaruhi akan pergerakan udara. Udara panas selalu berpindah ke tempat yang lebih tinggi, sedangkan udara yang dingin selalu berpindah dan menggantikan tempat yang ditinggalkan udara panas tadi. Cara-cara udara bergerak berdasarkan prinsip-prinsip fisika udara akan dijelaskan dalam subbab berikut Pembelokan Udara Udara seperti cahaya, jika dibelokkan apabila terkena suatu massa, akan kembali lagi ke arah pergerakan awal. Pada bukaan yang bersifat siku, udara tidak melalui jalur terpendek, tetapi pergerakan udara melengkung sehingga area yang dilalui udara lebih panjang. Gambar 2.2. Pembelokan Udara (Sumber: F. Moore, 1993) 24

18 Gambar 2.3. Aliran Udara Mengambil Jalur Terpanjang (Sumber:G. Lippsmeier, 1994) Efek Bernouli dan Tabung Venturi. Efek Bernouli adalah penurunan tekanan udara saat udara dipindahkan secara menurun dalam jarak yang lebih panjang dari sisi yg ditempuh pada awalnya. Gambar 2.4. Efek Bernoulli (Sumber: N. Lechner, 2001) Seperti yang dijelaskan pada , pergerakan udara yang melewati bukaan yang kecil, akan dipercepat dan kembali ke arah pergerakan awal. Inilah yang disebut Tabung Venturi. 25

19 Gambar 2.5. Tabung Venturi (Sumber: N. Lechner, 2001) Ruangan Pengap Ruangan pengab adalah ruangan yg tidak memiliki sirkulasi udara sama sekali. Hal ini mengakibatkan suhu dalam ruangan tidak dapat disirkulasikan. Oleh pengguna ruangan dan alat elektronik yang terus-menerus menghasilkan kalor, kalor tidak dapat tergantikan, melainkan semakin tertumpuk. Hal ini mengakibatkan ruangan ini sangat tidak nyaman dan tidak sehat. Ruangan pengap disebabkan karena hanya ada satu bukaan pada ruangan, seperti analogi botol yang sudah penuh, tidak dapat diisi air lagi sehingga pertukaran air di dalam botol tersebut tidak akan ada. 26

20 Gambar 2.6. Analogi Botol pada Aliran Udara (Sumber: F. Moore, 1993) Perbedaan Besar Bukaan Ruangan Ukuran bukaan dimana angin masuk dan bukaan dimana angin keluar juga mempengaruhi kecepatan sirkulasi udara di dalam ruangan. Jika kedua bukaan tersebut sama, maka pergerakan angin di dalam ruangan dapat dicapai secara optimal, karena volume udara yang masuk akan berbanding lurus dengan volume udara yang keluar. Gambar 2.7. Aliran udara pada bukaan yang sama besar pada ruangan (Sumber: F. Moore, 1993) 27

21 Bukaan dimana udara masuk yang lebih kecil, menyebabkan kecepatan angin di dalam ruangan tersebut besar, tetapi angin langsung menuju ke bukaan dimana angin keluar. Hal ini mengakibatkan sirkulasi udara ruangan tidak optimal. Gambar 2.8. Bukaan udara masuk yang lebih kecil (Sumber: F. Moore, 1993) Jika bukaan dimana angin masuk lebih besar daripada bukaan dimana udara keluar, hal ini mengakibatkan kecepatan angin yang keluar melalui bangunan akan besar, tetapi kecepatan udara di ruangan akan menurun. Hal ini sangat cocok untuk membuat bagian luar ruangan sejuk, seperti balkon. Gambar 2.9. Bukaan udara masuk yang lebih besar (Sumber: F. Moore, 1993) 28

22 Single Sided-Ventilation dan Cross-Ventilation Single Sided-Ventilation Single sided-ventilation adalah ruangan yang bukaannya hanya ada pada satu sisi ruangan. Single Sided-Ventilation hanya cocok digunakan pada ruangan yang kecil, dimana arah angin dari luar ruangan cenderung searah, sehingga pada ruangan yang besar, Single Sided-Ventilation juga menimbukan analogi botol Cross-Ventilation Cross-Ventilation adalah sistem ventilasi udara yang paling baik, dimana letak bukaannya ada di dua sisi ruangan, sedhingga angin dapat bergerak lurus setelah mengjangkau seluruh ruangan. Gambar Cross-Ventilation dan Single Sided-Ventilation (Sumber: S. Roaf, 2003) 29

23 Penggambaran Aliran Udara. Penggambaran aliran udara harus menggunakan bantuan air-flow diagrams, diagram ini akan digambar berdasarkan prinsip-prinsip udara yang dijelaskan pada subbab sebelumnya, tidak menggunakan perhitungan yang pasti. Pertama, kita harus membuat arah aliran udara dan menggambarnya berupa garis-garis lurus. Kemudian, garis-garis tersebut dicocokkan pada denah yang akan kita gambar aliran udaranya. Garisgaris lurus tersebut harus digambarkan berbentuk lengkungan mulus melalui ruangan-ruangan pada denah dan tidak boleh saling bertabrakan. 30

24 Gambar Langkah-langkah penggambaran aliran udara pada ruangan (Sumber: N. Lechner, Menurut Murray Miler, Prof., UCLA) 31

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini diuraikan mengenai analisis dan interpretasi hasil perhitungan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV. Analisis dan interpretasi hasil akan

Lebih terperinci

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam PATHOLOGI BANGUNAN DAN KENYAMANAN TERMAL Tri Harso Karyono Majalah Konstruksi, April 1997 Dalam ilmu bahasa, pathologi berarti ilmu tentang penyakit, dengan pengertian ini, ilmu tersebut dianggap tidak

Lebih terperinci

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA Tujuan Instruksional Khusus Mmahasiswa mampu melakukan perhitungan dan analisis pengkondisian udara. Cakupan dari pokok bahasan ini adalah prinsip pengkondisian udara, penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam kenyamanan penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang baik dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH ORIENTASI BUKAAN SAMPING PADA RUKO TERHADAP KONDISI TERMAL RUANGAN

STUDI PENGARUH ORIENTASI BUKAAN SAMPING PADA RUKO TERHADAP KONDISI TERMAL RUANGAN STUDI PENGARUH ORIENTASI BUKAAN SAMPING PADA RUKO TERHADAP KONDISI TERMAL RUANGAN STUDI KASUS PADA RUKO JALAN CEMARA, JALAN YOS SUDARSO, DAN JALAN SETIA JADI. OLEH ERICK CHANDRA (090406023) DOSEN PEMBIMBING:

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perencanaan pengkondisian udara dalam suatu gedung diperlukan suatu perhitungan beban kalor dan kebutuhan ventilasi udara, perhitungan kalor ini tidak lepas dari prinsip perpindahan

Lebih terperinci

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram

Lebih terperinci

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal

Bab 14 Kenyamanan Termal. Kenyaman termal Bab 14 Kenyamanan Termal Dr. Yeffry Handoko Putra, S.T, M.T E-mail: yeffry@unikom.ac.id 172 Kenyaman termal Kenyaman termal adalah suatu kondisi yang dinikmati oleh manusia. Faktor-faktor kenyamanan termal

Lebih terperinci

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA

BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA BAGIAN III PRINSIP-PRINSIP ESTIMASI BEBAN PENDINGIN TATA UDARA UNIT 9 SUMBER-SUMBER PANAS Delapan unit sebelumnya telah dibahas dasar-dasar tata udara dan pengaruhnya terhadap kenyamanan manusia. Juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan parameter..., Duniantri Wenang Sari, FKM 2 UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Jakarta sebagai kota metropolitan di Indonesia memiliki berbagai masalah, salah satu isu yang sedang hangat diperbincangkan adalah masalah pencemaran udara. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4

BAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4 BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan

Lebih terperinci

Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Karbon Dioksida 0,03% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara

Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Karbon Dioksida 0,03% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara Karbon Dioksida 0,03% Argon 0,93% Ne, He, CH4, H2 1,04% Oksigen 20% Nitrogen 78% Udara Apa Itu Pencemaran Udara? Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pencemaran udara bebas : Alamiah,

Lebih terperinci

SMK NEGERI I CIREBON 2011 Visit us on : ptu.smkn1-cirebon.sch.id

SMK NEGERI I CIREBON 2011 Visit us on : ptu.smkn1-cirebon.sch.id Oleh Rd. INDHAYATI HERLINA, ST., MM. MOH. ARIS AS ARI, S.Pd PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PENDINGINAN DAN TATA UDARA SMK NEGERI I CIREBON 2011 Visit us on : ptu.smkn1-cirebon.sch.id CHAPTER I VENTILATION, INFILTRATION

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya. Udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian ini memaparkan pendahuluan dari penelitian yang dilakukan. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematis

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk dunia yang pesat mengakibatkan bertambahnya kebutuhan energi seiring berjalannya waktu. Energi digunakan untuk membangkitkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per

BAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan unsur yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan udara untuk mempertahankan hidupnya.

Lebih terperinci

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Solusi-solusi desain yang diterapkan oleh biro Kas+Architecture dalam perancangan rumah tinggal Bukit Gading Mediterania dan rumah tinggal Langsat, sejalan dengan kajian teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kegiatan manusia modern delapan puluh persennya dilakukan di dalam ruangan. Untuk mencapai kinerja optimal dari kegiatan dalam ruangan tersebut biasanya

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator

Lebih terperinci

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011

- TEMPERATUR - Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga dada) 30/10/2011 ERGONOMI - TEMPERATUR - Universitas Mercu Buana 2011 Tubuh Manusia dan Temperatur Kroemer & Kroemer,, 2001) Temperatur inti tubuh manusia berada pada kisaran nilai 37 o C (khususnya bagian otak dan rongga

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI ABSTRAK PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Tata Udara [sumber : 5. http://ridwan.staff.gunadarma.ac.id] Sistem tata udara adalah proses untuk mengatur kondisi suatu ruangan sesuai dengan keinginan sehingga dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi ABSTRAK Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi Oleh : Erna Krisnanto Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA Pengelolaan lingkungan diperlukan agar lingkungan dapat terus menyediakan kondisi dan sumber daya yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Lingkungan abiotis terdiri dari atmosfer,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah suatu kondisi dimana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan

Lebih terperinci

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 Defenisi Air Conditioning (AC) merupakan ilmu dan praktek untuk mengontrol

Lebih terperinci

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu. Kamar Operasi 1 A. PENGERTIAN Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril). B.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN UMUM

BAB V KESIMPULAN UMUM 177 BAB V KESIMPULAN UMUM Kesimpulan 1 Perilaku termal dalam bangunan percobaan menunjukan suhu pukul 07.00 WIB sebesar 24.1 o C,, pukul 13.00 WIB suhu mencapai 28.4 o C, pada pukul 18.00 WIB suhu mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi lingkungan kerja menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan pekerja (Choi dkk, 2012). Pada saat pekerja merasa nyaman dalam bekerja maka

Lebih terperinci

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI

KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI KAJIAN KONSERVASI ENERGI PADA BANGUNAN KAMPUS UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES) DITINJAU DARI ASPEK PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TUGAS AKHIR PENGUJIAN MODEL WATER HEATER FLOW BOILING DENGAN VARIASI GELEMBUNG UDARA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Mesin Fakultas Teknik Univesitas

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

Iklim Perubahan iklim

Iklim Perubahan iklim Perubahan Iklim Pengertian Iklim adalah proses alami yang sangat rumit dan mencakup interaksi antara udara, air, dan permukaan daratan Perubahan iklim adalah perubahan pola cuaca normal di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Data Pengumpulan data di maksudkan untuk mendapatkan gambaran dalam proses perhitungan beban pendingin pada ruang kerja lantai 2, data-data yang di perlukan

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI AIR CONDITIONING 3.1 Perngertian dan Standar Pengkondisian Udara Bangunan Pengkondisian udara adalah suatu usaha ang dilakukan untuk mengolah udara dengan cara mendinginkan,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING

STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi

PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK BERBASIS PID UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN. Monika Putri Dewi PENGATURAN LAJU KAVITASI ULTRASONIK UNTUK MENGATUR KELEMBABAN RUANGAN BERBASIS PID Ultrasonic Cavitation Rate Settings to Adjust Indoor Humidity Based On PID Pembimbing: 1. Dr. Muhammad Rivai S.T., M.T.

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah

Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Pengaruh Kecepatan Dan Arah Aliran Udara Terhadap Kondisi Udara Dalam Ruangan Pada Sistem Ventilasi Alamiah Francisca Gayuh Utami Dewi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

PEMANFAATAN POTENSI ANGIN BAGI VENTILASI ALAMI GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UMS

PEMANFAATAN POTENSI ANGIN BAGI VENTILASI ALAMI GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UMS PEMANFAATAN POTENSI ANGIN BAGI VENTILASI ALAMI GEDUNG BARU FAKULTAS KEDOKTERAN UMS Muhammad Siam Priyono Nugroho 1 1 Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada umumnya apartemen menggunakan sistem pengondisian udara untuk memberikan kenyamanan termal bagi penghuni dalam ruangan. Namun, keterbatasan luas ruangan dalam

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia yang berada pada daerah khatulistiwa, maka

Lebih terperinci

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK

TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK TIPS HEMAT ENERGI & LISTRIK {sidebar id=3} Kiat Menghemat Energi Listrik di Rumah Tangga Kehidupan modern memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang nyaman dan serba praktis. Hal ini semua dimungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Wilayah Indonesia terletak di daerah tropis

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Suhu dan kelembaban rata-rata di 30 provinsi (BPS, 2014)

Gambar 1.1 Suhu dan kelembaban rata-rata di 30 provinsi (BPS, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim selama tiga dekade terakhir telah meningkatkan suhu permukaan bumi. Suhu telah meningkat sekitar 0,8 dan menyebabkan lapisan es laut Artik berkurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Cahaya merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menghayati ruang dan melakukan berbagai kegiatan dalam ruang pada bangunan serta sebagai prasyarat bagi penglihatan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, sedangkan di era krisis global saat ini kebutuhan hidup melambung tinggi termasuk

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Fasad selubung ganda merupakan fasad yang terbentuk dengan adanya penambahan kaca eksternal dari fasad kaca internal yang terintegrasi pada dinding tirai. Fasad

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC

BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC BAB III PERENCANAAN, PERHITUNGAN BEBAN PENDINGIN, DAN PEMILIHAN UNIT AC Dalam perancangan pemasangan AC pada Ruang Dosen dan Teknisi, data-data yang dibutuhkan diambil dari berbagai buku acuan. Data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2012, penjualan pakaian olah raga di pasar global melebihi $244 milyar (Sishoo, 2015). Penjualan tersebut mencakup 46 negara di seluruh dunia yang memperkirakan

Lebih terperinci

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Nama NIM Tugas :Wiwi Widia Astuti :E1A012060 :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemanasan global semakin sering dibicarakan baik dalam skala kecil sampai tingkat internasional.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Saran. 159 DAFTAR ISI LEMBARAN PENGESAHAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI. v DAFTAR TABEL. x DAFTAR GAMBAR. xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. 1 1.2. Rumusan Masalah 5 1.3. Batasan Masalah..

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Tata Udara Hampir semua aktifitas dalam gedung seperti kantor, hotel, rumah sakit, apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu penerangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari sebuah aktivitas yaitu makan. Makan adalah sebuah aktivitas manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering Sebuah penelitian dilakukan oleh Pearlmutter dkk (1996) untuk mengembangkan model

Lebih terperinci

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN KENYAMANAN THERMAL PADA RUMAH TINGGAL HASIL MODIFIKASI DARI RUMAH TRADISIONAL MINAHASA Novan H. Toisi 1 dan Kussoy Wailan John 2 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah populasi manusia di Jakarta, ketersediaan tempat tinggal menjadi perhatian utama bagi semua pihak bagi pemerintah maupun

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Central Business District (CBD) Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 mengenai penataan ruang, pada Pasal 1 disebutkan bahwa kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018 PENYEBAB??? Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebagainya. Pentingnya

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. II.1 Iklim

BAB II KAJIAN TEORI. II.1 Iklim BAB II KAJIAN TEORI II.1 Iklim II.1.1 Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan hawa (suhu, kelembaban, perawanan, hujan, dan sinar matahari) pada suatu daerah dalam jangka waktu yang panjang (+ 30 tahun).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan bidang studi yang selalu berkaitan dengan kegiatan manusia, serta kebutuhannya terhadap sebuah ruang. Secara garis besar, ruang untuk kegiatan

Lebih terperinci

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG

BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG BAB III DASAR PERANCANGAN INSTALASI TATA UDARA GEDUNG 3.1 Ketentuan Rancangan Instalasi Tata Udara Gedung Rancangan instalasi tata udara gedung adalah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang digunakan

Lebih terperinci

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Standing Floor Type Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak berfungsi Trouble shooting

Lebih terperinci

STRUKTURISASI MATERI

STRUKTURISASI MATERI STRUKTURISASI MATERI KOMPETENSI DASAR 3.9 Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan 4.8 Menyajikan ide/gagasan pemecahan masalah gejala pemanasan global dan dampaknya

Lebih terperinci

Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan.

Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan. Pemilihan pohon pada areal lintas berupa pohon jenis palem sebagai pengarah, pohon peneduh diletakan pada area parkir pengunjung, sedangkan. BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan/ Penekanan Desain

Lebih terperinci

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai prinsip kerja dan beberapa hal yang mendasari terealisasikannya lemari pengering pakaian dengan moving hanger

Lebih terperinci

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN AR-3121: SISTEM BANGUNAN & UTILITAS Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN 12 Oktober 2009 Dr. Sugeng Triyadi PENDAHULUAN Penghawaan pada bangunan berfungsi untuk mencapai kenyamanan thermal. Dipengaruhi:

Lebih terperinci

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3

TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 TL-2271 Sanitasi Berbasis Masyarakat Minggu 3 Rizka Firdausi Pertiwi, S.T., M.T. Rumah Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan Kelompok rumah

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN.

BAB III PERANCANGAN. BAB III PERANCANGAN 3.1 Beban Pendinginan (Cooling Load) Beban pendinginan pada peralatan mesin pendingin jarang diperoleh hanya dari salah satu sumber panas. Biasanya perhitungan sumber panas berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material

Lebih terperinci

ASPEK PERANCANGAN KENIKMATAN FISIK BANGUNAN TERHADAP PENGARUH IKLIM. Kemala Jeumpa* Bambang Hadibroto * Abstrak

ASPEK PERANCANGAN KENIKMATAN FISIK BANGUNAN TERHADAP PENGARUH IKLIM. Kemala Jeumpa* Bambang Hadibroto * Abstrak ASPEK PERANCANGAN KENIKMATAN FISIK BANGUNAN TERHADAP PENGARUH IKLIM Kemala Jeumpa* Bambang Hadibroto * Abstrak Perencanaan serta tata letak suatu bangunan harus disesuaikan dengan keadaan iklim sesuai

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada PT BMC, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci