Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector"

Transkripsi

1 Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector Teknologi keamanan saat ini berkembang sangat cepat di dalamnya termasuk teknologi Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector fire alarm system, Tingginya permintaan pasar terhadap fire alarm sistem ikut mendorong para ilmuwan untuk selalu berinovoasi dalam menghasilkan produk terbaiknya. Kebakaran sebagai momok para pengusaha saat ini juga turut mendorong perusahaanperusahaan proteksi kebakaran seperti perusahaan fire alarm menciptakan teknologi-teknologi baru mereka untuk mengurangi bahaya yang tidak dapat di prediksi kapan akan terjadinya. Perusahaan proteksi telah menawarkan beberapa jenis device yang dapat di gunakan untuk mendeteksi keberadaan api dan asap yang tidak terkendali. Di antara produk fire protection tersebut adalah detektor asap (smoke detector)yang akan berkerja sebagai untuk mendeteksi keberadaan asap untuk kemudian di respon dengan cepat ke master control fire alarm untuk mendapatkan respon. smoke detektor seharusnya di letakkan di atas plafon atau di langit-langit bangunan untuk menangkap partikel-partikel hasil pembakaran yang melayang-layang di udara dan memiliki sifat selalu naik keatas. Detektor asap (smoke detector) independent untuk mempertinggi tingkat kemungkinan membangunkan penghuni yang sedang tidur, biasanya pendeteksi asap dipasang di dekat kamar tidur. Perbedaan Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector Detektor asap yang beredar saat ini di dominasi jenis ionization dan photoelectric yang secara teknis memiliki fungsi yang berbeda, perbedaan fungsi ini menjadi nilai lebih bagi End-user untuk menentukan pilihan yang tepat dengan keadaan bangunan yang akan di proteksi. Smoke detector jenis photo-electric di indonesia lebih murah di bandingkan dengan smoke detector ionization. Perbedaan ionization dan photo-electric dalam kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut: Smoke Detector Ionization: Prinsip kerjanya menggantungkan pada keadaan ion di sekitar metal plat di sisi dalam detektor yang terbuat dari bahan radio aktif yang di sebut amercium-241 yang akan menghasilkan ion positif pada plat yang di aliri arus positif dan akan menghasilkan ion negatif pada plat yang di aliri arus negatif menjadikan ion di antara metal plat ini seimbang, dalam keadaan normal ion negatif akan menuju metal plat positif dan ion positif akan menuju metal plat negatif. ketika ada asap yang melewati celah antara keduanya maka ion menjadi terganggu, aliran ion menjadi rendah dan alarm akan mati dan memberikan notifikasi ke master control fire alarm bahwa terdapat asap di area yang terpasang detektor tersebut. Smoke Detector Photo-electric :alarm ini lebih responsif dengan sistem kerja penginderaan terhadap cahaya, didalam detektor ini terdapat cahaya (lightsource ) yang memancarkan cahaya (light beam) dan komponen lainnya yaitu light sensor (sensor cahaya) dalam keadaan normal cahaya akan di pantulkan ke arah yang lurus dan sejajar yang dapat di deteksi oleh sensor cahaya, namun ketika cara di selimuti asap maka light sensor tidak mampu

2 memantau keberadaan cahaya tersebut. kemudian detektor akan memberikan notifikasi ke panel alarm dan membunyikan alarm bell. Kelebihan Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector Produk smoke detektor yang di jual saat ini sangat banyak, setiap produk memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri, inovasi mereka tidak hanya bentuk fisiknya saja tetapi juga pada hal teknisnya, misalkan beberapa detektor mampu bekerja pada arus 12 volt sampai 30 volt, beberapa produk lainnya hanya mampu bekerja pada arus 18 volt sampai 24volt dengan rate 24 volt, produk yang mampu bekerja pada arus lebih sedikit ini lebih baik di bandingkan dengan produk yang membutuhkan arus lebih besar karena konsumsinya lebih kecil maka kemampuan bateray master control panel alarm akan bertahan lebih lama dalam keadaan standby ketika saluran listrik mati. Sedangkan Kelebihan Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector adalah ionization akan mampu bekerja lebih akurat tidak terganggu oleh keberadaan debu, karena hanya akan bekerja ketika benar-benar ada asap hasil pembakaran, kemudian photo-electrik kelebihannya dia lebih sensitif terhadapa asap maupun partikel-partikel kecil lainnya. Kelemahan Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector Produk yang di ciptakan sebuah perusahaan meskipun sudah melalui uji coba yang ketat sedikit banyak ada kelemahannya. Kelemahan Ionisasi Dan Photoelektrik Smoke Detector yaitu ionization mengandung bahan radio aktif amerecium-241 meskipun kandungan masih dapat di tolerir karena di bawah nilai ambang batas penggunaan bahan ini tetap berbahaya karena radiasi yang di timbulkan. kemudian kelemahan dari photo-electric smoke detector adalah kinerjanya yang sangat sensitif sehingga partikel-partikel kecil yang mengganggu cahaya dapat menutupi sensor cahaya dan menimbulkan alarm palsu.

3 Sistem Wet Pipe Sprinkler Sebuah sistem pipa sprinkler basah adalah sistem sprinkler menggunakan kepala sprinkler otomatis melekat pada sistem perpipaan yang berisi air dan terhubung ke pasokan air sehingga debit air segera dari sprinkler dibuka oleh panas dari api. Dry Pipe Sprinkler Sistem Sebuah sistem pipa sprinkler kering sistem sprinkler menggunakan sprinkler otomatis yang terpasang pada sistem perpipaan yang mengandung udara atau nitrogen di bawah tekanan, pelepasan yang (sejak pembukaan sprinkler a) memungkinkan tekanan air untuk membuka katup dikenal sebagai kering katup pipa, dan air kemudian mengalir ke dalam sistem perpipaan dan keluar penyiram dibuka. Sistem pipa sprinkler kering dipasang di daerah di mana sistem pipa basah mungkin tidak seperti daerah di mana suhu beku mungkin diharapkan. Pre-Aksi Sprinkler Sistem Sebuah sistem sprinkler pra-tindakan ini mirip dengan sistem banjir sprinkler kecuali penyiram ditutup. Sistem jenis ini biasanya digunakan di daerah-daerah yang mengandung peralatan bernilai tinggi atau isi dan ruang yang sangat sensitif terhadap efek dari kecelakaan debit air sprinkler. Katup pra tindakan biasanya tertutup dan dioperasikan oleh sistem deteksi yang terpisah. Aktivasi detektor api akan membuka katup pra-tindakan, memungkinkan air untuk memasuki sistem perpipaan. Air tidak akan mengalir dari sprinkler sampai panas mengaktifkan elemen operasi di penyiram individu. Pembukaan katup pratindakan efektif mengubah sistem untuk pipa sistem sprinkler basah Deluge Sprinkler Sistem

4 Sebuah sistem banjir adalah sistem sprinkler menggunakan sprinkler terbuka yang melekat pada sistem perpipaan yang terhubung ke pasokan air melalui katup yang dibuka oleh pengoperasian sistem deteksi dipasang di daerah yang sama dengan penyiram. Ketika katup ini terbuka, air mengalir ke dalam sistem perpipaan dan pembuangan dari semua penyiram terpasang padanya. Sistem banjir digunakan di mana sejumlah besar air yang dibutuhkan secara cepat untuk mengendalikan api cepat berkembang. Katup banjir dapat elektrik, pneumatik atau hidrolik dioperasikan. Busa-Water Sprinkler Sistem Sebuah sistem sprinkler busa air adalah sistem khusus yang adalah sumber konsentrat busa dan pasokan air yang terhubung pipa. Sistem ini dilengkapi dengan perangkat debit tepat untuk memadamkan agen debit dan untuk distribusi melalui area yang akan dilindungi. Sistem perpipaan terhubung ke pasokan air melalui control valve yang biasanya digerakkan oleh pengoperasian peralatan deteksi otomatis yang dipasang di daerah yang sama dengan penyiram. Ketika katup ini terbuka, air mengalir ke dalam sistem perpipaan, konsentrat busa disuntikkan ke dalam air, dan solusi busa yang dihasilkan pemakaian melalui perangkat debit menghasilkan dan mendistribusikan busa. Setelah kelelahan pasokan konsentrat busa, debit air berikut dan berlanjut sampai mematikan secara manual. Sistem busa air harus dari pipa basah, pipa kering, banjir, atau jenis preaction. Sistem banjir busa air berlaku untuk perlindungan dua dimensi bahaya cairan yang mudah terbakar.

5 Jenis-Jenis Sprinkler System Antifreeze Sprinkler System (a wet system) Sistem sprinkler pipa basah yang mempunyai sprinkler otomatis dengan sistem pemipaan yang mempunyai penyelesaian untuk mencegah pembekuan (antifreeze) dan terhubung dengan suplai air. Penyelesaian pencegahan pembekuan adalah dengan dibuangnya bersamaan dengan air saat sistem sprinkler bekerja setelah ada panas dari suatu kebakaran. Circulating Closed Loop Sprinkler System Sistem sprinkler pipa basah yang mempunyai anti proteksi kebakaran yang sudah terhubung ke sistem sprinkler otomatis dalam sistem susunan yang tersirkulasi (Close loop piping arrangement) dengan tujuan untuk meningkatkan pemipaan sprinkler ke air yang ada untuk pemanasan dan pendinginan dimana air terjebak atau tidak bisa dipindahkan atau digunakan dari sistem tapi hanya disirkulasi melewati sistem pemipaan. Combined Dry Pipe Preaction Sprinkler System Sistem sprinkler pipa basah yang dikendali dengan sistem sprinkler otomatis yang sudah terhubung ke sistem pemipaan yang mempunyai udara di bawah tekanan dengan tambahan sistem deteksi yang terpasang pada daerah yang sama dengan sistem sprinkler. Cara kerja dari sistem deteksi memanfaatkan alat trip actuator dengan katup pipa kering terbuka secara tiba-tiba tanpa kehilangan tekanan udara dalam sistem, yang juga bisa terjadi dengan cara memasang atau membuka katup udara buang di ujung dari umpan utama yang mana biasanya pembukaan dari kepala sprinkler. Sistem deteksi juga melayani secara otomatis sistem fire alarms. Deluge Sprinkler System

6 Sistem sprinkler yang mempunyai sprinkler sistem terbuka yang sudah terhubung pemipaan dengan suplai air lewat katup yang dibuka oleh sistem deteksi yang terpasang pada daerah yang sama dengan dengan sprinkler, ketika katup terbuka, air mengalir ke dalam sistem pemipaan dan dibuang melalui sprinkler jika terjadi kebakaran. Dry Pipe Sprinkler System Sistem sprinkler yang mempunyai sprinkler otomatis yang sudah terhubung dengan sistem pemipaan yang terdiri dari udara atau gas nitrogen dibawah tekanan, sprinkler akan terbuka jika tekanan air ke katup terbuka yang diketahui melalui katup pipa kering lalu air mengalir ke dalam sistem pemipaan dan keluar dari sprinkler yang terbuka. Gridded Sprinkler System Suatu sistem sprinkler yang mana mempunyai persilangan di pipa utama yang terhubung ke banyak pipa cabang. Cara kerja sistem sprinkler akan menerima air dari kedua ujung pipa cabang pada saat cabang lain membantu memindahkan air antara persilangan utama. Looped Sprinkler System Suatu sistem sprinkler yang mana percabangan utama yang banyak secara bersama-sama untuk ditetapkan lebih dari satu jalur untuk air yang mengalir ke sistem sprinkler yang bekerja dan pipa cabang yang tidak terhubung bersama. Preaction Sprinkler System Suatu sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang terdiri dari udara yang bertekanan dan tidak bertekanan dengan tambahan sistem deteksi yang terpasang dalam area yang sama dengan sprinkler. Wet Pipe Sprinkler System Suatu sistem sprinkler yang dikendalikan secara otomatis dengan sistem pemipaan yang terdiri dari air yang dihubungkan ke suplai air dan air dibuang lagi secepat mungkin dari sprinkler yang terbuka akibat panas dari suatu kebakaran.

7 Wet Pipe Sprinkler Sistem Fire Sprinkler ValveApplications: Karena pipa dalam sistem pipa sprinkler basah terus diisi dengan air, sistem ini hanya dapat digunakan dalam lingkungan yang tidak tunduk pada pembekuan. Daerah yang membutuhkan perlindungan instan dalam peristiwa kebakaran, seperti fasilitas kesehatan, aplikasi yang memiliki hunian yang tinggi, atau bangunan tempat tinggal, dapat meningkatkan keselamatan hidup mereka melalui penggunaan sistem pipa sprinkler basah. Selain itu, kawasan komersial atau penyimpanan yang mengandung bahan-bahan yang mudah terbakar bisa mendapatkan keuntungan dari pengendalian kebakaran instan yang menyediakan sistem pipa sprinkler basah. Air bertekanan berada dalam pipa sampai api terdeteksi oleh sprinkler otomatis peka panas, yang memungkinkan air mengalir dari sprinkler yang ditargetkan. Air dikeluarkan dari alat penyiram dalam sekitar langsung api, meminimalkan kerusakan air. Alarm diaktifkan sebagai air mengalir

8 melalui sistem, yang menyediakan pemberitahuan bahwa sistem beroperasi. Alarm terdengar sampai aliran air terganggu secara manual. Pertimbangan khusus: Penyiram pipa basah yang tidak sesuai untuk daerah yang rawan suhu beku. Selain itu, jika pipa sprinkler basah menopang dampak besar itu bisa mengakibatkan kebocoran merusak. Dry Pipe Sprinkler Sistem Aplikasi: Dalam kondisi di mana sistem pipa sprinkler basah berpotensi membekukan, sistem pipa kering adalah pilihan yang cocok. Penyiram pipa kering bertekanan dengan udara, yang dirilis pada aktuasi dari sprinkler. Ada keterlambatan dalam debit air saat udara bertekanan lolos dari sistem, di mana air mengalir ke dalam sistem perpipaan melalui katup pipa kering. Pasokan udara dapat disediakan dari sistem fasilitas udara, disetujui kompresor udara, atau nitrogen. Pertimbangan: Air melarikan diri dari pipa menyebabkan penundaan waktu untuk air untuk mencapai sprinkler, yang memungkinkan api untuk tumbuh lebih besar daripada itu akan dengan sistem pipa basah desain serupa. Untuk mengimbangi keterlambatan, penyiram lebih banyak di daerah kebakaran menggerakkan dalam menanggapi memperluas kebakaran. Ketika sangat penting untuk operasi kecepatan katup pipa kering, perangkat pembukaan cepat dapat digunakan untuk cepat mengeluarkan udara dari sistem. Sistem pra-tindakan Aplikasi: Lingkungan seperti ruang komputer dan daerah yang berisi peralatan yang sensitif terhadap air mungkin paling cocok untuk sistem sprinkler pra tindakan. Langkah-langkah ekstra deteksi

9 membantu menghilangkan debit disengaja, membuat sistem pra-tindakan pilihan bijaksana bagi daerah dengan peralatan halus atau artefak berharga. Sistem pra tindakan adalah sistem pipa sprinkler kering dengan udara bertekanan dalam pipa dan kepala sprinkler tertutup. Terjadinya kecelakaan debit yang sangat dihilangkan karena sistem dapat dikonfigurasi untuk mencegah debit dalam hal alarm deteksi palsu atau kerusakan sprinkler. Ada tiga jenis sistem pra-tindakan: Non-interlock - Sebuah katup banjir yang tersandung dan air dimasukkan ke dalam sistem perpipaan baik oleh aktivasi sistem deteksi atau aktuasi dari sprinkler panas-responsif. Single interlock - Aktivasi detektor kebakaran perjalanan katup banjir, memperkenalkan air ke dalam sistem perpipaan untuk menunggu aktuasi sprinkler (a sekering sprinkler akan memberikan sinyal pengawasan karena kehilangan udara dalam sistem perpipaan). Dua interlock - Air hanya dimasukkan ke dalam sistem perpipaan ketika kedua sekering sprinkler dan sistem deteksi ditekan. Pertimbangan: Ada keterbatasan ukuran didefinisikan untuk sistem, yang dapat menghambat skalabilitas aksipra. Perubahan di masa depan untuk sistem ini juga harus mencakup modifikasi deteksi kebakaran dan sistem kontrol untuk memastikan fungsi. Deluge Sistem Aplikasi: Daerah berisiko tinggi, seperti transformer, adalah kandidat utama untuk sistem banjir. Sistem banjir menggenangi api dengan air, cepat mengendalikan kebakaran tersebut. Katup dalam sistem banjir yang tersandung oleh aktuasi sistem deteksi, yang memperkenalkan air ke dalam sistem perpipaan. Sistem banjir tidak memiliki bertekanan udara dalam sistem perpipaan dan kepala sprinkler yang terus menerus terbuka, kemudian memungkinkan air untuk melepaskan melalui semua kepala sprinkler dalam sistem.

10 Pertimbangan khusus: Karena kepala sprinkler yang terus-menerus dalam keadaan terbuka, risiko kecelakaan debit terangkat. Sistem banjir hanya boleh digunakan di daerah yang tidak rentan terhadap kerusakan air. Air Mist Sistem Aplikasi: Di daerah yang memiliki peralatan yang sensitif terhadap air tetapi sering diduduki, sistem kabut air merupakan alternatif yang aman untuk sistem karbon dioksida. Daerah yang rentan terhadap kerusakan air juga bisa mendapatkan keuntungan dari sistem kabut air karena hanya jumlah nominal air diperlukan untuk mengendalikan kebakaran, meminimalkan pembersihan. Air diubah menjadi uap, yang mendinginkan, membasahi, dan bergerak oksigen jauh dari api. Tetesan air kabut menguras oksigen di depan api, yang pada gilirannya memadamkan api. Dengan pendinginan bahan bakar, air kabut juga mencegah kebakaran dari menyalakan kembali. Sistem kabut air dapat banjir, pipa basah, pra-tindakan, atau sistem pipa kering. Pertimbangan khusus: Ketika merancang sebuah sistem, itu harus diperhatikan bahwa sistem kabut air yang paling efektif bila semprot diterapkan langsung ke api. Selain itu, dalam kasus kebakaran kecil atau lambat terbakar, sistem kabut air mungkin tidak efektif karena panas yang dibutuhkan untuk menguapkan air kabut. Hybrid System Suppression Aplikasi:

11 Sistem penindasan hybrid dapat secara efektif diterapkan dalam aplikasi Total banjir termasuk pusat data, ruang komunikasi, museum, perpustakaan, mudah terbakar penyimpanan cairan, dan ruang mesin industri seperti kandang turbin. Sistem hibrida, seperti Vortex Victaulic itu, menggabungkan air dan nitrogen sebagai agen pemadam habis bersama-sama dari emitor tunggal. Menggunakan teknologi yang inovatif, sistem atomizes air untuk suspensi homogen padat nitrogen dan air secara bersamaan menggunakan mekanisme pemadam pendinginan dan pengurangan oksigen. Sistem ini diaktifkan oleh dan kompatibel dengan sebagian besar sistem deteksi bahaya otomatis. Pertimbangan khusus: Tidak ada risiko lingkungan atau kehidupan keselamatan sebagai hasil dari sistem pembuangan. Sistem ini berguna untuk menekan kebakaran di mana media elektrik non-konduktif yang diinginkan, di mana membersihkan agen lain menyajikan masalah, di mana integritas kamar tidak dapat dicapai, atau di mana ruangan biasanya diduduki dan membutuhkan agen non-toksik

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

Lebih terperinci

SMOKE DETECTOR. a. Open Loop (Loop Terbuka)

SMOKE DETECTOR. a. Open Loop (Loop Terbuka) SMOKE DETECTOR Semakin berkembangnya zaman, kemajuan teknologi semakin berkembang pesat pula. Berkembangnya kemajuan teknologi sekarang semakin memberikan kemudahan bagi kita untuk melakukan sesuatu aktifitas

Lebih terperinci

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT 2. 1. Pendahuluan Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen, sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN

PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN PEMBELAJARAN VIII PEMADAMAN KEBAKARAN A) KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR: 1. Menguasai penyebab terjadinya kebakaran. 2. Memahami prinsip pemadaman kebakaran. INDIKATOR: Setelah mempelajari modul Pembelajaran

Lebih terperinci

ESSER PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System

ESSER PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA. Fire Alarm System PENJELASAN TEHNIS TEHNOLOGY FIRE ALARM SYSTEM ESSER Fire Alarm System PERIODE MARET 2013 BANDARA JUANDA SURABAYA FIRE ALARM SYSTEM Apa? Seperangkat peralatan yang terdiri dari detector, unit kontrol dan

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi

Lebih terperinci

Gambar 2. Diagram Blok Sistem Kontrol Tertutup Ada banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk sesuai standar, sehingga

Gambar 2. Diagram Blok Sistem Kontrol Tertutup Ada banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk sesuai standar, sehingga SMOKE DETECTOR Semakin berkembangnya zaman, kemajuan teknologi semakin berkembang pesat pula. Berkembangnya kemajuan teknologi sekarang semakin memberikan kemudahan bagi kita untuk melakukan sesuatu aktifitas

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. 7 2012, No.74 LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT

PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT ASSALAMMUALAIKUM PERANCANGAN SISTEM PEMADAM TERINTEGRASI DAN ANALISA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LISTRIK PADA ELECTRICITY BUILDING PLANT DAN SERVER ROOM (PT.SCHERING-PLOUGH)) HANA FATMA WT LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. 16 lokasi rawan bencana yang tersebar di 4 kecamatan (BPBD, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Denpasar sebagaimana kota - kota besar di Indonesia juga mempunyai masalah yang sama di bidang kebencanaan. Bencana yang kerap timbul di kota besar Indonesia

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN 4.1 Uraian Sistem Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan titik lokasinya (letak detector) untuk detektor analog, sedangkan detektor jenis

Lebih terperinci

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif)

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif) Pertemuan ke-13 Materi Perkuliahan : Sistem penanggulangan bahaya kebakaran 2 (springkler dan hydrant dll) SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN 2 (alat pemadam kebakaran aktif) 1. KRITERIA DESAIN 1.1

Lebih terperinci

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA Elektronika Bandara Kualanamu International Airport Definisi Fire Alarm System Fire alarm system adalah suatu system terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk

Lebih terperinci

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION STANDAR APAR MENURUT NFPA 10/ No. Per 04/Men/1980 Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran Tedapat label penempatan APAR Penempatan APAR mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah digunakan pada saat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kecil menjadi kawan, besar menjadi lawan. Ungkapan yang sering kita dengar tersebut menggambarkan bahwa api mempunyai manfaat yang banyak tetapi juga dapat mendatangkan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur

Lebih terperinci

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya : 1. Sistem Sprinkler Di era sekarang, dimana semakin banyaknya bangunan-bangunan pencakar langit dan semakin mdern-nya bangunan yang didirikan, sistem penanggulangan kebakaran memegang peranan penting pada

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir semua alat-alat keperluan sehari-hari tidak terlepas dari catuan listrik, dari mulai

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani

Lebih terperinci

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi

1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi 1.1 ISOLASI 1.1.1 Gagal Mengisolasi Sebuah pompa sedang dipreteli untuk perbaikan. Ketika tutupnya dibuka, minyak panas di atas temperatur nyala-otomatis, menyembur dan terbakar. Tiga orang terbunuh, dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada Perancangan alat deteksi dengan sistem pneumatik ini menggunakan dasar perancangan dari buku dasar perancangan teknik mesin, teori ini digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti laksanakan mulai dari proses perancangan model dari sistem hingga hasil

Lebih terperinci

PEMANAS AIR GAS INSTAN

PEMANAS AIR GAS INSTAN BAHASA INDONESIA PEMANAS AIR GAS INSTAN PETUNJUK PEMASANGAN DAN PENGGUNAAN MODEL: REU-5CFC REU-8CFB REU-10CFB SARAN KHUSUS Gunakan regulator gas serta selang gas yang berkualitas baik. Pemanas air tidak

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran

Lebih terperinci

128 Universitas Indonesia

128 Universitas Indonesia BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan digedung sebagai preventif (pencegahan) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem sprinkler,

Lebih terperinci

3.7Sistem Pendingin Data Center

3.7Sistem Pendingin Data Center 3.7Sistem Pendingin Data Center Gambar Atas: Koridor Dingin Gambar Samping: Koridor Panas 32 Sistem pendingin pada data center dibuat untuk menjaga kestabilan temperatur yang cocok untuk data center. Keadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada era globalisasi sekarang ini, semua negara berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuan bersaing satu sama lain dalam hal teknologi. Hal ini dapat dilihat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR

MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PADA KAPAL PENUMPANG MELALUI UPAYA PERANCANGAN DETEKTOR Mohamad Hakam Prodi : Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Lebih terperinci

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Dalam melakukan penelitian dan pengujian, maka dibutuhkan tahapantahapan yang harus dijalani agar percobaan dan pengujian yang dilakukan sesuai dengan standar yang ada. Dengan

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hai teman-teman penerbangan, pada halaman ini saya akan berbagi pengetahuan mengenai Auxiliary Power Unit atau yang sering kita dengar dalam dunia penerbangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Beberapa penelitian yang terkait dengan kebakaran gedung diantaranya. Pertama penelitian oleh Erna Kurniawati pada tahun 2012 yang berjudul Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran pada

Lebih terperinci

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan

Lebih terperinci

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum

K3 KEBAKARAN. Pelatihan AK3 Umum K3 KEBAKARAN Pelatihan AK3 Umum Kebakaran Hotel di Kelapa Gading 7 Agustus 2016 K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN FENOMENA DAN TEORI API SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN FENOMENA & TEORI API Apakah...? Suatu proses

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah

Lebih terperinci

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1. argon. oksigen. nitrogen. hidrogen 1. Komposisi gas terbesar di atmosfer adalah gas. SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.1 argon oksigen nitrogen hidrogen karbon dioksida Komposisi gas-gas di udara

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VI PEMBAHASAN. perawatan kesehatan, termasuk bagian dari bangunan gedung tersebut. BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Klasifikasi Gedung dan Risiko Kebakaran Proyek pembangunan gedung Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya Malang merupakan bangunan yang diperuntukkan untuk gedung rumah sakit.

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB IV PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 4.1 Pengoperasian Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Pemeriksaan sebelum start-up 2. Start-up 3. Pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas praktikum fisika kami. Tujuan dari praktikum ini adalah membuat alat sederhana berdasarkan konsep fisika untuk kehidupan

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

PENGENDALIAN LINGKUNGAN PERTANIAN

PENGENDALIAN LINGKUNGAN PERTANIAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN PERTANIAN Teknik Pengendalian Bio-Lingkungan Disampaikan untuk Kuliah Mekanisasi Pertanian di FAPERTA Outline 1 2 Pengendalian Berbasis Waktu 3 Pengendalian Denition Pengendalian

Lebih terperinci

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR KONSEP EKSTERIOR Konsep wujud pada masa rancangan memiliki elemen yang sama antara satu dengan yang lainnya. Yaitu kesamaan warna, tekstur, masiv void, pola, dan juga material. Ini terlihat pada detail

Lebih terperinci

Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel

Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel Setting Konfigurasi Fire Alarm Control Panel Master Control Fire Alarm baik yang conventional maupun yang addressable harus di lakukan seting dan konfigurasi sebelum di lakukan komisioning test hal ini

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur. BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian terhadap evaluasi sistem penanggulangan kebakaran di kapal penumpang KM Lambelu, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR....ii ABSTRAK...iii PRAKATA...iv DAFTAR ISI.....vi DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN.....ix DAFTAR GAMBAR....x DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP. MK UTL BGN : Gagoek.H

MATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP. MK UTL BGN : Gagoek.H MATERI PENUNJANG KULIAH MK UTILITAS: SISTEM PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN JAFT UNDIP MK UTL BGN : Gagoek.H PENCEGAH BAHAYA KEBAKARAN Pengaturan lay out bangunan dan masa bangunan Perlengkapan untuk penyelamatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & ANALISIS

BAB 4 HASIL & ANALISIS BAB 4 HASIL & ANALISIS 4.1 PENGUJIAN KARAKTERISTIK WATER MIST UNTUK PEMADAMAN DARI SISI SAMPING BAWAH (CO-FLOW) Untuk mengetahui kemampuan pemadaman api menggunakan sistem water mist terlebih dahulu perlu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI TERHADAP KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN

Lebih terperinci

1 P a g e SISTEM KONTROL

1 P a g e SISTEM KONTROL 1 P a g e SISTEM KONTROL SISTIM KONTROL Alat ukur adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk mengukur besaran fisik pada suatu tempat yang tidak terjangkau oleh manusia. Instrument Mekanik DEFINISI-DEFINISI

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI DAFR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii SURAT PERNYAAN TENNG ORISINILIS... iv KA PENGANR... v ABSTRACT... vi ABSTRAK... vii DAFR ISI... viii DAFR BEL... xi DAFR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Istilah dan Definisi 2.1.1 Bangunan Gedung Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBAKARAN

BAB III PROSES PEMBAKARAN 37 BAB III PROSES PEMBAKARAN Dalam pengoperasian boiler, prestasi yang diharapkan adalah efesiensi boiler tersebut yang dinyatakan dengan perbandingan antara kalor yang diterima air / uap air terhadap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran umum Model alat yang kami rancang adalah sebuah alat pendeteksi alumunium foil pada tutup botol susu dengan menggunakan tenaga pneumatik, dilihat dari mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap alat-alat yang dapat bekerja secara otomatis dan aman BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi elektronika digital menjadi faktor penting dan tidak dapat terpisahkan dalam usaha untuk peningkatan teknologi serta kesejahteraan setiap masyarakat. Seperti halnya

Lebih terperinci

APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT

APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses EDISI KEEMPAT Untuk Denise, Yang selalu menunggu ketika saya menikmati kesendirian dan tinggal di laboratorium berhari-hari namun kamu tidak pernah melihat hasilnya. APA YANG SALAH? Kasus Sejarah Malapetaka Pabrik Proses

Lebih terperinci

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik

189. Setiap kuantitas yang lebih besar dari 50 liter harus dihapus dari ruang ketika tidak digunakan dan disimpan di toko yang dirancang dengan baik Ducting Standard : 67. Duct harus diatur sehingga uap tidak berkondensasi dan mengendap di dasar duct. Dalam kebanyakan kasus sebaiknya saluran ventilasi diakhiri dengan : Setidaknya 3 meter di atas level

Lebih terperinci

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh: MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355 Oeh: Fatimah N. H. Kusnanto Mukti W. Edi Prasetyo M0209025 M0209031 M0210019 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN SPEED LIMITER Kecepatan tinggi merupakan salah satu faktor utama penyebab kecelakaan lalu-lintas darat. Disisi lain banyak perusahaan otomotif yang saling berlomba

Lebih terperinci

Branch Exchange) dengan Hunting System.

Branch Exchange) dengan Hunting System. JARINGAN EKSTERNAL TELEPON KAWASAN Sistem komunikasi: PABX (Private Automatic Branch Exchange) dengan Hunting System. Jaringan sambungan dari PT TELKOM masuk ke Terminal Box Telkom (TB-TEL) di Ruang Operator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER 4.1 TUJUAN PENGUJIAN Tujuan dari pengujian Cigarette Smoke Filter ialah untuk mengetahui seberapa besar kinerja penyaringan yang dihasilkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

INSTALASI PERMESINAN

INSTALASI PERMESINAN INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( ) PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN (6506 040 009) 1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 3. Metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hotel UNY yang beralamat di Jl Karangmalang Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Lokasi Hotel UNY dapat dikatakan sangat strategis

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6

TEKNIK PENGECORAN Halaman 1 dari 6 KOMPETENSI : Operasi peleburan KODE : M4.1A DURASI PEMELAJARAN : 100 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 2 1 2 3 1 2 1 KONDISI KINERJA Meliputi tunggal atau ganda, kokas, minyak, gas atau

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)

BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara

Lebih terperinci

PT. MERAK ENERGI INDONESIA

PT. MERAK ENERGI INDONESIA TRAINING ( FIRE FIGHTING SYSTEM ) Oleh Muhamad walid ak PT. MERAK ENERGI INDONESIA PENDAHULUAN Fire Fighting adalah merupakan suatu system proteksi gedung terhadap bahaya kebakaran yang metode proteksinya

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( ) TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS Disusun Oleh : Ricki Paulus Umbora ( 6506 040 025 ) PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

BAB III PERENCANAAN HYDRANT BAB III PERENCANAAN HYDRANT Dalam perencanaan hydrant, terlebih dahulu harus diketahui spesifikasi dan jenis bangunan yang akan digunakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pemasangan instalasi

Lebih terperinci

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami.

Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Bahasa Indonesia Para konsumen yang kami hormati, terima kasih telah memilih Mesin Pemeras Minyak kami. Agar alat ini dapat berfungsi dengan baik, mohon baca dan simpan buku petunjuk penggunan ini dengan

Lebih terperinci

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan BAB II TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan Pengertian kontrol atau pengaturan adalah proses atau upaya untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh sederhana dan akrab dengan aktivitas sehari-hari dari konsep

Lebih terperinci

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TUJUAN Memelihara lingkungan kerja yang sehat. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja. Mencegah dan mengobati

Lebih terperinci

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan industri di berbagai sektor sangat diharapkan karena sangat bermanfaat dalam kemajuan bangsa. Dalam pembangunan industri terdapat beberapa industri dengan

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

KODE KESALAHAN & ALARM

KODE KESALAHAN & ALARM KODE KESALAHAN & ALARM Alarm IKON ALARM ARTINYA PENGOPERASIAN Alarm Suhu Freezer Untuk menonaktifkan alarm selama 50 menit, tekan tombol mana pun. Alarm akan berbunyi, ikon suhu akan berkedip. Untuk menonaktifkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Air Conditioner Air Conditioner (AC) digunakan untuk mengatur temperatur, sirkulasi, kelembaban, dan kebersihan udara didalam ruangan. Selain itu, air conditioner juga

Lebih terperinci