BAB III OBJEK PENELITIAN. PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan
|
|
- Farida Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III OBJEK PENELITIAN III. 1 Gambaran Umum Perusahaan III. 1.1 Sejarah Singkat PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak merupakan salah satu pelabuhan penyeberangan yang terletak di sebelah barat pulau jawa yang berada di Propinsi Banten, dan sekaligus merupakan pintu gerbang lalu lintas Jawa Sumatra. Pelabuhan penyeberangan merak dikelola oleh PT. ASDP Indonesia ferry (Persero) dengan kantor pusat di Jl. Jend. A Yani Kav. 52 A Jakarta Pusat. Awal didirikannya PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Merak adalah merupakan penghubung transportasi antara Pulau Jawa dan Sumatera yang dilakukan oleh kapal yang masih sangat sederhana dan primitif yang pada saat itu dikenal dengan nama Kapal Tambang. Tujuan didirikannya ASDP adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang penyelenggaraan usaha jasa angkutan sungai, danau dan angkutan penyeberangan, jasa dermaga, jasa kepelabuhan sungai, danau dan penyeberangan dan jasa angkutan laut serta perdagangan dalam negeri, ekspor, impor dalam bidang alat/peralatan keselamatan kapal/mesin kapal laut/kapal laut/suku cadang kapal laut / minyak pelumas serta jasa perawatan kapal. 25
2 III. 1.2 Visi Dan Misi Perusahaan Adapun Visi dan Misi yang dimiliki oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak, yaitu : 1. Visi Menjadi perusahaan jasa penyeberangan dan pelayaran yang berkelas dunia, terbesar dan terbaik di Indonesia dan regional, serta mampu memberikan nilai tambah bagi stakeholder 2. Misi a. Memberikan pelayanan puncak kepada pengguna jasa (supervisor services), dengan tingkat keselamatan yang tertinggi (the highest safety standard). b. Menguasai pangsa pasar Indonesia di lintas komersil dan lintas penugasan. c. Mengelola bisnis perseroan sehingga memberikan kinerja keuangan yang terbaik (excellent financial performance) dengan berpedoman pada good corporate governance dan sesuai standar internasional yang berlaku. d. Menjadi agen pembangunan nasional melalui pelayanan angkutan penyeberangan dan pelayaran. III. 1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Kegiatan suatu perusahaan sehari-hari memiliki tingkat intensitas yang sangat tinggi sehingga diperlukan suatu organisasi yang baik agar setiap bagian dapat menjalankan fungsinya dan tugasnya dengan baik sehingga kegiatan dalam perusahaan dapat berjalan secara teratur dan tepat pada tujuan yang telah direncanakan. 26
3 Adapun uraian singkat mengenai pembagian fungsi dan tugas PT ASDP Indonesian Ferry (Persero) Cabang Merak adalah sebagai berikut : 1. Kepala Cabang : Membantu Direksi dan memimpin Cabang dalam pengelolaan dan pengembangan kepengusahaan jasa kepelabuhan dan penyeberangan di Cabang. Tugas Pokok: Mengorganisir dan mengendalikan kegiatan pengelolaan dan pengembangan kepemgusahaan jasa kepelabuhanan dan penyeberangan di Cabang. Rincian Tugas: a. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran Cabang b. Mengorganisir kegiatan pengelolaan dan pengembangan kepengusahaan jasa kepelabuhan penyeberangan Cabang c. Melakukan pembinaan dan mengarahkan kegiatan-kegiatan di Cabang dalam rangka peningkatan kinerja d. Mengendalikan kegiatan operasional kapal dan pelabuhan, pembangunan dan atau pemanfaatan lahan pelabuhan e. Melakukan koordinasi dengan Divisi / Biro terkait di Kantor Pusat yang berhubungan dengan kegiatan kepengusahaan jasa kepelabuhanan dan penyeberangan f. Melakukan pembinaan terhadap SDM di Cabang g. Melaksanakan kegiatan pemerintahan di pelabuhan penyeberangan h. Mendelegasikan tugas-tugas yang dapat dilaksanakan oleh bawahan i. Melaporkan pelaksanaan kegiatan ke Kantor Pusat (Direksi) secara periodik 27
4 2. Manajer Operasional : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pemimpin Cabang dalam pelaksaan tugas yang berhubungan dengan operasional pelabuhan dan kapal, produksi jasa dan pendapatan di Cabang serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan operasional pelabuhan dan kapal, produksi jasa dan pendapatan, kegiatan promosi serta pelaporan. Rincian Tugas: a. Pengadaan dan persediaan tiket terpadu ke Kantor Pusat b. Pencatatan persediaan dan pengeluaran / pendistribusian tiket terpadu c. Produksi jasa dan pendapatan operasional pelabuhan dan kapal d. Pencatatan produksi jasa dan pendapatan operasional pelabuhan dan kapal e. Sistem pelayaran penyeberangan & pelabuhan, menampung keluhan pelanggan f. Koordinasi dengan manajer di Cabang dan Nahkoda g. Penyusunan rencana kerja Cabang di bidang operasi h. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin Cabang 3. Asisten Manajer Operasional Pelabuhan : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasi dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan produksi jasa dan pendapatan serta operasional pelabuhan di Cabang. 28
5 Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan produksi jasa dan pendapatan serta operasional pelabuhan, pemanfaatan lahan pelabuhan serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Melaporkan penggunaan tiket terpadu untuk penumpang dan kendaraaan kepada Bidang Keuangan b. Menyetorkan pendapatan kepada Bidang keuangan c. Penagihan hasil produksi jasa angkutan d. Klaim kecelakaan kepada perusahaan Asuransi e. Keamanan, ketertiban, kebersihan f. Penyusunan rencana kerja di Bidang Operasional Pelabuhan g. Pelaporan pelaksanaa kegiatan kepada Manajer Operasi 4. Asisten Manajer Operasional Kapal : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasi dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan produksi jasa dan pendapatan serta operasional kapal di Cabang. Tugas Pokok: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan produksi jasa dan pendapatan serta operasional kapal, administrasi perkantoran serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan, 29
6 a. Pencatatan produksi dan pendapatan operasional kapal b. Penerapan sistem pelayanan kapal c. Penyusunan Rencana Kerja di Bidang Operasional Kapal d. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada manajer Operasi 5. Supervisor I, II, dan III : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Operasi dalam kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Penjualan tiket kendaraan, penumpang dan barang b. Pengawasan pelaksanaan kegiatan operasional di lapangan c. Melaporkan situasi dan kondisi lapangan selama bertugas dalam shift d. Rekapitulasi produksi/penjualan tiket (pershift) e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Operasi baik secara lisan dan atau tertulis 6. Asisten Supervisor : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Supervisor dalam kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, mengawasi dan melaksanakan kegiatan operasional kapal dan pelabuhan di lapangan. 30
7 Rincian Tugas : a. Memonitor waktu kedatangan dan keberangkatan kapal pada Dermaga I, II, III, IV dan V b. Memonitor lalu lintas kendaraan keluar / masuk dan bongkar muat angkutan pada Dermaga I, II, III, IV dan V c. Melakukan koordinasi dengan asisten supervisor lainnya dan petugas operasional dalam satu shift d. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Supervisor shift baik secara lisan dan atau tulisan 7. Manajer Pemeliharaan : membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pemimpin Cabang dalam hal yang berhubungan dengan pemeliharaan kapal dan pelbuhan penyeberangan. Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan pemeliharaan kapal beserta perlengkapannya, penyediaan dan pemeliharaan fasilitas terminal dan peralatan pelabuhan, administrasi perkantoran serta pelaporan. Rincian Tugas : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan, a. Pemeliharaan kapal beserta perlengkapannya b. Koordinasi dengan mitra kerja/instansi yang berhubungan dengan pelaksanaan pemeliharaan kapal dan pelabuhan c. Memantau pelaksanaan docking kapal 31
8 d. Penyusunan rencana kerja Cabang dibidang Pemeliharaan e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin Cabang 8. Asisten Manajer Pemeliharaan Kapal : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer Pemeliharaan dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan pemeliharaan kapal dan perlengkapannya serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan kapal, pengadaan dan petbaikan perlengkapannya serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Pemeliharaan kapal beserta perlengkapannya b. Permintaan pengadaan dan perbaikan suku cadang kapal c. Pengawasan pelaksaan pemeliharaan kapal d. Penyusuna Rencana kerja di Bidang Pemeliharaan Kapal e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Pemeliharaan 9. Manajer SDM dan Umum : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Pemimpin Cabang dalam pelaksanaan tugas/kegiatan manajemen SDM, ketata usahaan, perlengkapan, kerumah tanggaan serta pelaporan. 32
9 Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, mengevaluasi, menganalisis, mengawasi dan melaksanakan kegiatan balas jasa, kedisiplinan, kesejahteraan, keselamatan kerja, penempatan, kebutuhan serta data karyawan, sistem administrasi perkantoran, ketertiban dan kebersihan lingkungan kerja di Cabang serta Pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, mengevaluasi, serta menganalisis kegiatan, a. Pencatatan data karyawan b. Informasi manajemen SDM c. Kedisiplinan karyawan d. Penyiapan usulan penghapusan asset Cabang e. Penyusunan rencana kerja di bidang SDM dan Umum f. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin cabang 10. Asisten Manajer SDM : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas manajer SDM dan Umum dalam pelaksanaan tugas/kegiatan manajemen SDM di Cabang. Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan balas jasa, kesejahteraan, keselamatan kerja, penempatan, kebutuhan, data karyawan, sistem informasi manajemen SDM, kedisiplinan dan perlengkapan kerja karyawan di Cabang serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Program kebutuhan/penempatan karyawan 33
10 b. Pencatatan data karyawan c. Pelaksanaan sistem informasi manajemen SDM d. Penyusunan Rencana Kerja Cabang di Bidang SDM e. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer SDM dan Umum 11. Asisten Manajer Umum : Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Manajer SDM dan Umum dalam pelaksanaan tugas ketata usahaan, ketertiban, perlengkapan serta kerumahtanggaan di Cabang serta pelaporan. Tugas Pokok: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan administrasi perkantoran, pengadaan kebutuhan peralatan kantor, perlengkapan karyawan dan ATK, pemeliharaan dan perawatan peralatan non operasional/non produksi, system keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan kerja di Cabang serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan, a. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer SDM b. Tata arsip dan retensi arsip c. Inventarisasi asset d. Penyusunan Rencana Kerja Cabang di Bidang Umum 34
11 12. Manajer Keuangan : Membantu pelaksanan tugas Pemimpin Cabang dalam mengelola kegiatan yang berhubungan dengan keuangan dan akuntansi di Cabang. Tugas Pokok : Merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan ketatausahaan keuangan dan akuntansi, penyelesaian utangpiutang, perpajakan, kewajiban-kewajiban lainnya, pelaksanaan anggaran, jasa keuangan, pengelolaan kas/bank, verifikasi serta pelaporan. Rincian Tugas : Merencanakan, melaksanakan, mengawasi, mengevaluasi serta menganalisis kegiatan, a. Pengelolaan dan pengawasan kas dan setara kas b. Sistem keuangan dan akuntansi c. Ketatausahaan keuangan dan akuntansi d. Penyelesaian hutang piutang, perpajakan, kewajiban-kewajiban lainnya e. Jasa keuangan Cabang f. Penyusunan rencana dan realisasi arus kas g. Meneliti perhitungan pembayaran pajak h. Penerapan sistem penataan dan pengemdalian dokumen akuntansi di Cabang i. Pencatatan pendapatan dan produksi j. Penerimaan tagihan jasa pelabuhan dan pendapatan tiket terpadu k. Penyelesaian tindak lanjut serta temuan dari internal dan eksternal auditor 35
12 l. Penyusunan Rencana Kerja dibidang Keuangan dan Akuntansi Cabang m. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Pemimpin Cabang 13. Asisten Manajer Keuangan : Membantu pelaksanaan tugas Manajer Keuangan dalam mengelola kegiatan yang berhubungan denga keuangan di Cabang. Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan ketatausahaan keuangan, penyelesaian hutang piutang, kewajiban-kewajiban lainnya, pelaksanaan anggaran jasa keuangan, pengelolaan kas/bank serta pelaporan. Rincian Tugas: Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan, a. Pengelolaan kas dan setara kas b. Pengendalian pengeluaran keuangan c. Penyelesaian hutang piutang d. Penyusunan anggaran pendapatan dan biaya e. Penyusunana rencana dan realisasi arus kas f. Penyesuaian dan revisi pelaksanaan anggaran g. Pencatatan pendapatan dan produksi h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Keuangan Cabang i. Penyusunan Rencana Kerja di Bidang Keuangan Cabang j. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Keuangan 36
13 14. Asisten Manajer Akuntansi : Membantu pelaksanaan tugas Manajer Keuangan dalam mengelola kegiatan berhubungan dengan akuntansi di Cabang. Tugas Pokok : Mengkoordinir, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pencatatan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan, perpajakan serta pendapatan. Rincian Tugas: Mengkoordinir dan melaksanakan kegiatan, a. Melakukan verifikasi atas pendapatan yang diterima serta pembayaran yang akan dilakukan b. Penyelesaian perpajakan c. Pembuatan nota-nota tagihan, kelengkapan bukti-bukti pembayaran d. Evaluasi pelaksanaan kegiatan di Bidang Akuntansi Cabang e. Penyusunan Rencana Kerja di Bidang Akuntansi Cabang f. Pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada Manajer Keuangan III. 1.4 Bidang Usaha Pada era globalisasi sekarang ini, perusahaan yang mampu memenangkan persaingan di pasar bebas adalah perusahaan yang dapat melakukan perubahan secara cepat sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi. Usaha yang dikelola PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak terdiri dari usaha angkutan penyeberangan dan usaha pelabuhan. 1. Usaha Angkutan Penyeberangan yaitu usaha pengelolaan angkutan penyeberangan sebagai penyedia modal transportasi penyeberangan yang menhubungkan dua pulau secara point to point. 37
14 Kapal milik PT. ASDP Lintas Merak Bakauheni : a. Kapal RoRo : JATRA I (Operasi) JATRA II (Operasi) b. Kapal Cepat : Sundari I (tidak Operasi) Sundari II (tidak Operasi) 2. Usaha Pelabuhan Penyeberangan Yaitu usaha pengelolaan pelabuhan penyeberangan sebagai penyedia fasilitas dan prasarana bagi kapal penyeberangan. Pelabuhan Merak memiliki 5 Dermaga dan didukung oleh 16 perusahaan dengan jumlah kapal sebanyak 25 buah kapal RoRo dan 13 buah kapal cepat. III. 1.5 Prosedur Operasional Penjualan E-ticketing PT ASDP Cabang Merak menyusun prosedur operasional perusahaan sebaik mungkin dalam menjalankan kegiatan penjualan, dengan tujuan tercapainya efisiensi, efektivitas dan ekonomis. Prosedur operasional penjualannya adalah sebagai berikut : 1. Prosedur permintaan dan penerimaan E-Ticketing a. Tiket Baru 1) Tiket baru diberikan oleh PT ASDP Indonesia Ferry Pusat bagian divisi usaha pelabuhan yang kemudian diterima oleh bagian biro logistik. Setelah itu baru didistribusikan kepada PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak. 2) Tiket baru tersebut dikelompokan menjadi 2 kelompok : 38
15 Stock Besar : Adalah stock ticket yang berada di Cabang PT ASDP dan menjadi tanggung jawab Manajer Keuangan. Stock Kecil : Adalah tiket yang berada di Bagian Operasional PT ASDP Cabang dan menjadi tanggung jawab Manajer Operasi. b. Registrasi 1) Tiket baru dari kantor pusat diterima oleh bagian keuangan kantor cabang kemudian diregistrasi oleh petugas stock tiket agar tiket bias dikenali oleh system e-ticket. Petugas Stock Loket : Adalah petugas yang melakukan registrasi stock tiket yang berada di loket-loket penjualan tiket dan menjadi tanggungjawab Supervisi. c. Aktivasi Setelah melakukan registrasi, kemudian tiket diaktivasi oleh petugas keuangan agar dapat diketahui berapa tiket yang akan dikeluarkan setiap harinya. d. Serah Terima Tiket Tiket yang sudah diaktivasi kemudian diserahkan kepada petugas loket/toll gate untuk dijual ke pemakai jasa. 2. Prosedur Penjualan E-Ticketing a. Penjualan tiket Tiket yang sudah di aktivasi oleh bagian keuangan kemudian didistribusikan kepada petugas bagian toll gate : 39
16 1). Loket Penumpang : adalah tiket yang dikenakan untuk pengguna jasa perorangan 2). Loket Kendaraan Penumpang : adalah tiket yang dikenakan untuk kendaraan roda dua, roda empat dan bus 3). Loket Kendaraan Barang : adalah tiket yang dikenakan untuk kendaraan muatan barang berat 4). Loket Tiket Non Terpadu : adalah tiket yang dikenakan untuk pengantar/penjemput atau penguna jasa lainnya yang menggunakan fasilitas pelabuhan 5). Jenis Penjualan E-ticketing a). Penumpang, terdiri dari : - Dewasa - Anak-anak b). Kendaraan, terdiri dari : - Golongan I - Golongan II - Golongan III - Golongan IV A - Golongan IV B - Golongan V A - Golongan V B - Golongan VI A - Golongan VI B 40
17 - Golongan VII - Golongan VIII b. Pemakai Jasa Tiket yang sudah dibeli dari petugas loket/toll gate kemudian dibawa oleh pemakai jasa untuk diserahkan kepada petugas pelayaran saat akan menaiki kapal. Pemakai jasa : Adalah penumpang atau pemilik kendaraan / barang atau pihak penyewa fasilitas pelabuhan atau pemilik kapal yang menggunakan jasa fasilitas pelabuhan. c. Petugas Pelayaran Petugas pelayaran bertugas untuk mengambil tiket dari pemakai jasa saat akan menaiki kapal. Setelah 1x24 jam tiket tersebut dikumpulkan yang kemudian dibuat pelaporannya kepada Gedung Sentral (GS). d. Gedung Sentral (GS) Setelah kapal berangkat petugas pelayaran melakukan klaim di GS sekaligus menyerahkan tiket kepada petugas GS. Di GS petugas membuat laporan hasil penjualan dan menbandingkan data antara tiket yang terjual pada PT ASDP Cabang Merak dengan data penjualan tiket kapal. Apabila terjadi perbedaan data makan dilakukan klaim atas data tiket terjual tersebut. e. Serahkan ke Keuangan Setelah diperiksa oleh petugas GS, maka tiket-tiket tersebut diserahkan kembali kepada petugas keuangan untuk dilakukan aktivasi kembali sehingga tiket tersebut dapat digunakan untuk dijual kembali. 41
18 3. Prosedur Klaim E-Ticketing Apabila terjadi klaim terhadap tiket, yang dilakukan adalah : a. Terjadinya suatu klaim atas tiket yaitu akibat dari berbedanya hasil laporan penjualan antara laporan penjualan tiket yang berada di Gedung Sentral (GS) dengan laporan keuangan kapal. b. Apabila memang terjadi perbedaan antara dua laporan hasil penjualan tiket tersebut maka timbulah suatu klaim atas tiket. c. Klaim atas tiket dilaporkan kepada operator kapal kemudian diterima oleh kolektor/gedung Sentral. d. Gedung Sentral akan mengecek kebenaran laporan penjualan tiket tersebut. e. Dan apabila memang ada terjadi perbedaan maka klaim atas tiket tersebut dilaporkan kepada bagian keuangan dan bagian operasi. f. Tetapi apabila tidak terjadinya suatu klaim atas tiket tersebut maka data yang dibuat oleh kolektor/gedung Sentral langsung dilaporkan saja kepada operator kapal. 4. Prosedur Pelaporan E-Ticketing a. Bagian akuntansi menerima dokumen penjualan tiket dari Gedung Sentral (GS). b. Bagian akuntansi membuat jurnal penjualan dan mencatat transaksi tersebut dibuku besar penerimaan kas. c. Setelah hasil penjualan dicatat di buku besar kemudian bagian akuntansi membuat laporan hasil penjualan tiket. 42
19 d. Bagian keuangan kemudian melaporkan hasil laporan tersebut untuk di serahkan kepada Manajer Keuangan untuk diperiksa yang kemudian akan dilaporkan kepada Pemimpin Cabang. III.2 Desain Penelitian Dalam penulisan skripsi yang pertama dilakukan adalah mendapatkan data serta informasi yang akurat dengan menggunakan metode penelitian sebagai berikut: III.2.1 Sifat Penelitian Dalam penelitian supaya lebih terfokus untuk penelitian kualitatif maka digunakan penelitian bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data sesuai dengan keadaan yang sebenarnya serta memberikan gambaran dan analisis mengenai masalah-masalah yang ada sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti. III.2.2 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan jasa penyeberangan laut yang bernama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak yang bertempat di Jl. Raya Pelabuhan Merak, Merak Banten. 43
20 III.2.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Untuk memperoleh data dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan dua metode penelitian yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca buku-buku, catatan-catatan selama kuliah serta sumber-sumber lain yang mempunyai kaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data sebagai dasar penyusunan teori dan pengertian atas masalah yang dibahas. 2. Penelitian Lapangan Penelitian ini dilakukan dengan cara peninjauan langsung ke PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak yang berlokasi di Merak Banten untuk mendapatkan gambaran yang objektif dari perusahaan tersebut. Dalam hal ini penulis mempergunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu: a. Observasi Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap masalah yang ingin penulis ketahui. Dimana penulis datang langsung ke PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak untuk mengetahui secara umum tentang lokasi serta gambaran umum perusahaan yang diteliti. Selain itu penulis juga memperoleh secara langsung data-data yang diperlukan. 44
21 b. Wawancara Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pimpinan dan staff perusahaan sehubungan dengan masalah yang diteliti guna mendapatkan data yang lengkap. c. Dokumentasi Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan catatan-catatan perusahaan yang kemudian membandingkan dengan praktekpraktek yang terjadi di PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak yang berhubungan dengan sistem pengendalian internal penjualan. 45
22 Struktur Organisasi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak Gambar 3.1 Sumber: PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 46
23 PROSEDUR PERMINTAAN DAN PENERIMAAN BLANGKO E-TICKETNG Divisi Usaha Pelabuhan KANTOR PUSAT Biro Logistik Pengiriman Themal Paper Form KANTOR CABANG Bagian Keuangan Stock Besar Bagian Operasi Stock Kecil Thermal Paper Form LAPANGAN Thermal Paper Form Supevisi Keterangan : : Alur Penerimaan : Alur Permintaan. Gambar 3.3 Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 47
24 PROSEDUR PENJUALAN E-TICKETING Mulai Supervisi tidak Check ya Bagian Keuangan Loket Penumpang Loket Penumpang Loket Penumpang Laporan Penjualan Kolektor / Gedung Sentral (GS) Loket Penumpang Gambar 3.4 Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 48
25 PROSEDUR KLAIM E-TICKETING Mulai Operator Kapal Potongan Tiket RF ID Card Kolektor / Gedung Sentral (GS) Manual Proses tidak Check ya Data base Storage Bagian Operasi Bagian Keuangan Gambar 3.5 Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 49
26 PROSEDUR PELAPORAN E-TICKETING Mulai Kantor Cabang Data base Server Bagian Keuangan Bagian Operasi VPN Internet Cloud Kantor Pusat Miror Data base Server Cross check report Divisi Usaha Pelabuhan KANTOR PUSAT Gambar 3.6 Sumber : PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Merak 50
BAB 3 OBJEK PENELITIAN
BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak terletak di sebelah barat pulau jawa berada di propinsi Banten, sekaligus merupakan pintu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam memasuki era globalisasi perkembangan dunia usaha sangat pesat khususnya
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam memasuki era globalisasi perkembangan dunia usaha sangat pesat khususnya dibidang ekonomi, perkembangan dunia usaha ini dapat diartikan bahwa disatu
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
25 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Profil Perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) berada Jl. Jend. Achmad Yani Kav. 52A Jakarta merupakan perusahaan jasa angkutan penyeberangan dan pengelola pelabuhan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Perencanaan Evaluasi Untuk mewujudkan suatu evaluasi yang baik maka perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu. Tujuan dilakukan perencanaan evaluasi yaitu untuk memperoleh bahan
Lebih terperinciBAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN
BAB II PROFIL PT.(PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I BELAWAN A. SEJARAH SINGKAT PT.(Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Perturan Pemerintah No. 56 tahun 1991 dengan akte Notaris Imas Fatimah
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG
. BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PERHUBUNGAN, INFORMATIKA, DAN KOMUNIKASI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN)
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN) 2. 1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah perusahaan jasa angkutan penyeberangan dan pengelolaan pelabuhan penyeberangan untuk
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Deskripsi Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga luas wilayahnya terdiri dari wilayah perairan dan terletak pada
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN PT (Persero) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Persaingan pasar menuntut perusahaan untuk lebih mampu bertahan dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan pasar menuntut perusahaan untuk lebih mampu bertahan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sumber daya dan segala peluang yang tersedia dalam
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR.
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH PASAR BAUNTUNG BATUAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah; 8. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengendalian internal pada suatu perusahaan adalah hal yang sangat penting. Pelaksanaan pengawasan internal auditor dapat dilakukan secara langsung oleh Internal Auditor
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 04 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 111 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 15 TAHUN 1992 TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO). PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI ANALISIS
59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak pada lokasi yang strategis karena berada di persilangan rute perdagangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi
Lebih terperinciPP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO).
PP 15/1992, PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN UMUM (PERUM) ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO). Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 15 TAHUN 1992 (15/1992) Tanggal:
Lebih terperinci-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un
pas GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU
PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU, Menimbang
Lebih terperinciBAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. berlokasi di Gabion, Belawan. Disini, PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero )
BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT A. SEJARAH RINGKAS Belawan Internasional Container Terminal disingkat BICT merupakan salah satu cabang pelaksana PT. Pelabuhan Indonesia I ( Persero ) yang berlokasi
Lebih terperinciBAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT. memenuhi harapan pelanggan. Dengan luas area lebih dari 200 ribu m 2, kami siap
BAB II PT. PELABUHAN INDONESIA I BICT A. SEJARAH RINGKAS Belawan Internasional Container Terminal disingkat BICT merupakan salah satu cabang pelaksana PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) yang berlokasi
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA JATISATYA
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. SURYAPRABHA JATISATYA merupakan suatu perusahaan swasta yang berlokasi di Jakarta, Indonesia. PT. SURYAPRABHA
Lebih terperinciBAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)
BAB II PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) lahir melalui berbagai perubahan bentuk usaha dan status hukum pengusahaan
Lebih terperinciKEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA TUGAS AKHIR Oleh: FARIDAWATI LATIF L2D 001 418 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciDinas Perhubungan Kabupaten Buleleng mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang perhubungan.
LAMPIRAN XII : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR : 54 TAHUN 2015 TANGGAL : 20 Oktober 2015 TENTANG : TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KABUPATEN BULELENG DINAS PERHUBUNGAN I. TUGAS POKOK. Dinas Perhubungan
Lebih terperinciWALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT
WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI JEPARA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN,SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEPARA DENGAN
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN BLITAR
Lebih terperinciBUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciRp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri
Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu
Lebih terperincimempunyai tugas pokok Memimpin Dinas dalam pelaksanaan kegiatan dibidang
I. TUGAS POKOK DAN FUNGSI a. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bireuen mempunyai tugas pokok Memimpin Dinas dalam pelaksanaan kegiatan dibidang Perhubungan Darat dan Laut,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G
PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KARJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PROBOLINGGO
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha dewasa ini terasa begitu. cepat hal ini ditandai dengan perubahan pandangan dalam berbagai hal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Ekonomi dan Dunia Usaha dewasa ini terasa begitu cepat hal ini ditandai dengan perubahan pandangan dalam berbagai hal seperti perkembangan ilmu
Lebih terperinciKEDUDUKAN, ORGANISASI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
KEDUDUKAN, ORGANISASI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA BAB XXVI KEDUDUKAN, ORGANISASI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 96 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2002 NOMOR : 96 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH PELABUHAN CILEGON MANDIRI
Lebih terperinciTUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN
TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah) A. Kepala Dinas Kepala
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA SEMARANG
PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER,
Lebih terperinciGambar 2.1 Grafik kepemilikan saham PT Trans Marga Jateng
BAB II GAMBARAN UMUM PT TRANS MARGA JATENG 2.1 Sejarah Berdirinya PT. Trans Marga Jateng Pada tahun 2005 PT Jasa Marga ( Persero) Tbk mendapatkan Hak Pengusahaan Jalan Tol Semarang Solo dari Badan Pengatur
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PDAIJ Tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan di PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara diuraikan sebagai berikut: 1. Direktur Direktur PD
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN UMUM Pelabuhan sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan pelayaran memiliki peranan yang sangat penting
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Pada tahun 1976 Pemerintah memberikan bantuan sarana dan prasarana penyediaan air bersih untuk kota Cimahi dan Lembang.
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN
BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi
- 2-3. 4. 5. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Karya Delitama adalah perusahaan yang didirikan pada 6 Maret 1997. Perusahaan ini bergerak dalam bidang distribusi alat-alat teknik,
Lebih terperinciBadan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.
Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut. A. KEGIATAN POKOK 1. Studi Besar a. Sektoral/Sekretariat 1) Studi Kelayakan
Lebih terperinci- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 T E N T A N G
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMASI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 94 TAHUN 2016
WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS ANGKUTAN UMUM MASSAL PADA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN
Lebih terperinciPeraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
- 2-3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4746); 4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun
Lebih terperinciTUGAS & FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMENEP
Peraturan Bupati sumenep Nomor : 29 Tahun 2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Sumenep Nomor : 28 Tahun 2008 Tentang Tugas dan Fungsi Dinas Daerah Tugas TUGAS & FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB II. GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN. A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang
BAB II GAMBARAN UMUM PT. (Persero) PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN A. Sejarah dan Perkembangan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Belawan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PELALAWAN
Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PELALAWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran, telah diatur
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Fajar Lestari Abadi Surabaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha distribusi consumer goods, khususnya
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan
Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 70 TAHUN 1996 (70/1996) Tanggal : 4 DESEMBER 1996 (JAKARTA) Sumber : LN 1996/107; TLN PRESIDEN
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG. Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. BURUNG LAUT BANDA ACEH CABANG MEDAN Perusahaan pelayaran PT. Burung Laut Banda Aceh didirikan sesuai dengan akte No. 18 April 1988 yang dibuat dihadapan
Lebih terperinci1) Sub Bagian umum Sub Bagian Umum mempunyai tugas : a) melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan ketatalaksanaan. b) melaksanakan pengelolaan urusan su
PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN NGANJUK I. TUGAS POKOK Dinas Perhubungan mempunyai tugas
Lebih terperinciSTRUKTUR ORGANISASI PT. X
LAMPIRAN 120 Lampiran A 121 STRUKTUR ORGANISASI PT X Direktur Sekretaris Auditor Internal Sales Supervisor Logistik Supervisor Acconting & Finance Supervisor Staff Penjualan (Salesman) Staff Logistik Kasir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan 735.355 mill persegi yang terdiri dari 17.000 pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di dalam bidang transportasi kargo dan pelayanan logistik yang
Lebih terperinciBUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DAN TATA KERJA PADA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KENDAL Menimbang : DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA DENGAN
Lebih terperinci1 of 5 02/09/09 11:51
Home Galeri Foto Galeri Video klip Peraturan Daerah Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA
Lebih terperinci2015 RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI PERAMALAN JUMLAH MUATAN KAPAL RO-RO DENGAN METODE WINTER S TIGA PARAMETER
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1. Latar
Lebih terperinciTERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI
TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data dari PT. ASDP Ketapang Gilimanuk tahun 2012,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Data dari PT. ASDP Ketapang Gilimanuk tahun 2012, terdapat antrian kendaraan yang akan masuk ke Pelabuhan menyeberang dari Pulau Jawa menuju ke Pulau
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim Gambar 2.1 Foto Perusahaan PT Kasa Husada Wira Jatim yang berlokasi di jalan Kalimas Barat 17-19, Surabaya merupakan sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan era globalisasi dunia dan saat ini kita telah memasuki yang namanya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) maka kita harus mempelajari tentang dunia perpajakan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha, ilmu pengetahuan, dan teknologi sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha, ilmu pengetahuan, dan teknologi sekarang ini menuntut tenaga kerja yang terampil dan berkualitas tinggi yang dapat melaksanakan tugasnya
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Nega
No.671, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pelayanan Publik Kapal Perintis Milik Negara. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2017
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciTATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,
TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, dalam
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN
BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Informasi Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mulia Dharma Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2009
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital intensive), dikarenakan tingginya biaya modal yang dibutuhkan untuk membeli suatu kapal (Luo dan
Lebih terperinciP. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN
P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) 1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan 2. Pemberian
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L
No.394, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Terminal Khusus. Terminal untuk Kepentingan Sendiri. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 20 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUMBAWA DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN
Lebih terperinciP. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN
P. BIDANG PERHUBUNGAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Perhubungan Darat 1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) 1. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalan daerah. 2.
Lebih terperinciSUSUNAN DAN TATA KERJA KEPELABUHANAN DAN DAERAH PELAYARAN Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1969 Tanggal 18 Januari 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SUSUNAN DAN TATA KERJA KEPELABUHANAN DAN DAERAH PELAYARAN Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1969 Tanggal 18 Januari 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa masalah kepelabuhanan merupakan
Lebih terperinci