PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan dan peran serta petani dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan dan peran serta petani dan"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian menghendaki pertanian yang dinamis yaitu pertanian yang dicirikan antara lain oleh penggunaan tekhnologi baru yang berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan dan peran serta petani dan keluarganya dalam melaksanakan kegiatan usaha taninya (Ginting, 1999: 1). Seperti diketahui sektor pertanian di Indonesia dianggap penting. Hal ini terlihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa negara melalui ekspor dan sebagainya. Oleh karena itu wajar kalau biaya pembangunan untuk sektor pertanian ini selalu tiga besar diantara pembiayaan sektor-sektor lainnya (Soekartawi, 1994: 1). Menyadari hal tersebut, bangsa Indonesia bertekad untuk sesegera mungkin berswasembada pangan, utamanya beras. Untuk dapat mewujudkan tekad tersebut, maka semua program yang terkait dengan upaya pencapaian swasembada beras mendapat prioritas yang tinggi, diantaranya adalah pembangunan irigasi. Karena itu prioritas utama pembangunan pengairan pada awal PJP (Pembangunan Jangka Panjang) I adalah pembangunan irigasi yang ditujukan untuk menunjang pembangunan sektor pertanian dalam rangka pencapaian swasembada beras secepat mungkin (Siskel dan Hutapea, 1995; 4). Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, tujuan utama dari pembangunan pengairan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama melalui pembangunan sub sektor irigasi yaitu untuk menunjang program peningkatan produksi pertanian dengan sasaran utama swasembada beras.

2 Kebijaksanaan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sebahagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, sehingga keberhasilan pembangunan pengairan akan menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat tani (Siskel dan Hutapea, 1995: 4). Pembangunan pengairan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia merupakan upaya untuk memanfaatkan sumber daya air secara tepat guna, berdaya guna dan berhasil guna untuk meningkatkan kesejahteran bangsa Indonesia. Pembangunan pengairan menunjang sektor pertanian terutama untuk penyediaan air irigasi baik untuk tanaman pangan, hortikultura, tanaman rumput makanan ternak maupun komoditi lainnya. Selain itu jaringan irigasi juga berperan dalam penyediaan air, baik untuk perikanan darat maupun pertambakan (Siskel dan Hutapea, 1995: 2 ). Dalam rangka mempertahankan dan melestarikan swasembada beras, pemerintah menempuh kebijaksanaan baru yaitu menyerahkan irigasi kecil kepada petani melalui organisasi perkumpulan petani pemakai air (P3A), karena pemerintah merasa bahwa mengelola irigasi bukanlah suatu tugas yang dapat ditangani sendiri, pemerintah tidak mampu menempatkan pertugas yang memadai yang dapat menjaga setiap pintu air, membersihkan setiap saluran, menyelesaikan konflik yang timbul dimana-mana dalam setiap jaringan irigasi. Untuk itu petanipetani setempat perlu berperan serta pada pembagian penting tugas ini (Ambler, 1992: 54). Pemerintah mengalami kesulitan dalam penyediaan dana operasi dan pemeliharaan dalam jumlah yang mencukupi, agar kondisi jaringan tetap baik sehingga dapat memberikan kinerja yang tinggi, perlu disediakan biaya operasi

3 dan pemeliharaan dalam jumlah yang mencukupi. Atas dasar itu pemerintah mengambil kebijaksanaan menerapkan IPAIR (Iuran Pelayanan Irigasi) (Siskel dan Hutapea, 1995: 13). Petani memegang hak kontrol atas jaringan irigasi, bertanggung jawab atas aspek operasi dan pemeliharaan dan penggerakan tenaga untuk membersihkan saluran, memperbaiki bendungan sampai menyelesaikan konflik (Ambler, 1992: 14). Sepanjang yang berhubungan dengan operasi dan pemeliharaan, ada beberapa masalah yang menonjol antara lain, keberadaan infrastruktur yang kurang memuaskan, terbatasnya sumber daya manusia, kurangnya dana yang disediakan untuk operasi dan pemeliharaan, kurangnya dukungan dari instansiinstansi terkait serta peran petani yang belum seperti yang diharapkan. Masalah yang disebut terakhir ini yaitu Peran petani yang belum seperti yang diharapkan. Pada dasarnya berarti para petani belum melaksanakan tanggung jawabnya secara baik dalam pembangunan dan pengelolaan irigasi. Masalah ini sebenarnya merupakan masalah lama dalam pembangunan jaringan irigasi di Indonesia. Hal ini telah muncul dan dirasakan serta diupayakan jalan keluarnya, bahkan sejak dimulainya pembagunan irigasi diakhir tahun enam puluhan. Hasil dari upaya-upaya itu sampai sekarang juga masih belum seperti yang diharapkan (Siskel dan Hutapea, 1995: 4). Adanya keterlibatan petani dalam pembiayaan pembangunan dapat memperkuat rasa memiliki terhadap jaringan irigasi yang dibangun (Madjan, 1992: 143).

4 Bedasarkan peraturan menteri dalam negeri No 12 Tahun 1992 tentang pembentukan dan pembinaan P3A yang diwujudkan berupa peningkatan status P3A menjadi sebuah badan hukum (BH) dimana dari 607 P3A terdapat 259 unit yang telah memiliki legalitas badan hukum (BH) dan 348 unit yang belum berbadan hukum (BBH) hal ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Jumlah dan Legalitas P3A Menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun Tahun No Kecamatan Jumlah P3A Legalitas BH BBH 1 Panei Panombean Panei Ginung Maligas Siantar Gunung Malela Raya Dolok Silau Purba Silimakuta Dolok Pardamean Sidamanik Pamatang Sidamanik Jorlang Hataran Girsang Sipangan Bolon Dolok Panribuan Tanah Jawa Hatonduhan Jawa Maraja Bah Jambi Huta bayu Raja Ujung Padang Bosar Maligas Pematang Bandar Bandar Huluan Bandar Masilam Bandar Dolok Batu Nagggar Tapian Dolok Raya Kahean Silou Kahean Peamatang Silimakuta - - -

5 31 Haranggaol Horison Jumlah Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Simalungun Tahun Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 31 Kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun terdapat 29 Kecamatan yang telah memiliki P3A kecuali Kecamatan Pematang Silimakuta dan Kecamatan Haranggaol Horison. Dari tabel juga dapat dilihat bahwa masing-masing kecamatan umumnya sudah memiliki organisasai P3A yang memiliki legalitas badan hukum, antara lain Kecamatan Tanah Jawa. Kecamatan Dolok Panribuan, Kecamatan Siantar, oleh karena itu ketiga daerah tersebut dipilih sebagai daerah penelitian. Dengan demikian maka perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah mengenai P3A di Kabupaten Simalungun dengan maksud untuk mengetahui lebih jauh partisipasi organisasai P3A dalam pengelolaan dan pemeliharaan irigasi. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana kegiatan Organisasai P3A di daerah penelitian? 2. Bagaimana perkembangan organisasai P3A selama lima tahun terakhir di daerah penelitian yang diamati dari pertumbuhan jumlah anggota, jumlah iuran yang terkumpul dan persentase jumlah anggota yang mengikuti rapat? 3. Bagaimana tingkat partisipasi organisasi P3A dalam pemeliharaan dan pengelolaan irigasi didaerah penelitian?

6 4. Ada hubungan tingkat partisipasi petani dalam pemeliharaan dan pengelolaan irigasi dengan pendapatan. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis data tentang: 1 Kegiatan Organisasai P3A di daerah penelitian. 2 Perkembangan organisasai P3A selama lima tahun terakhir di daerah penelitian yang diamati dari pertumbuhan jumlah anggota, jumlah iuran yang terkumpul dan persentase jumlah anggota yang mengikuti rapat. 3 Tingkat partisipasi organisasi P3A dalam pemeliharaan dan pengelolaan irigasi didaerah penelitian. 4 Hubungan tingkat partisipasi petani dalam pemeliharaan dan pengelolaan irigasi dengan pendapatan Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan informasi bagi organisasi P3A dalam usaha meningkatkan partisipasi dalam pengelolaan dan pemeliharaan irigasi. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti serta pihak-pihak lain yang berhubungan dengan penelitian organisasi P3A

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMALUNGUN

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMALUNGUN HABONARON DO BONA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMALUNGUN Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan sektor pertanian karena merupakan sumber pangan pokok.

PENDAHULUAN. dengan sektor pertanian karena merupakan sumber pangan pokok. PENDAHULUAN Latar belakang Masalah ketahanan pangan masih menjadi isu strategis yang perlu mendapat perhatian dan prioritas dari semua pihak. Ketahanan pangan sangat erat kaitannya dengan sektor pertanian

Lebih terperinci

Mulai. Pengumpulan Data. Tidak. Cukup. Ya Formulasi Masalah. Evaluasi Aspek. Selesai

Mulai. Pengumpulan Data. Tidak. Cukup. Ya Formulasi Masalah. Evaluasi Aspek. Selesai Lampiran 1. Flowchart penelitian Mulai Pengumpulan Data Data primer Data Sekunder Tidak Cukup Ya Formulasi Masalah Evaluasi Aspek Selesai Lampiran 2. Kuisioner pemanfaatan Alat dan Mesin Pertanian PEMANFAATAN

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) BPS BADAN KABUPATEN PUSAT STATISTIK SIMALUNGUN No. 02/12/1209/Th. XVI, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 62.188 RUMAH TANGGA, TURUN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan pemekaran kabupaten Simalungun. Adanya pergantian anggota dewan untuk 5 tahun ke depan pasca

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan pemekaran kabupaten Simalungun. Adanya pergantian anggota dewan untuk 5 tahun ke depan pasca 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemekaran kabupaten Simalungun seperti sebuah kemustahilan, hal ini jika dilihat dari pertama kali dilontarkan tanggal 22 Juni 2001 sampai sekarang belum terealisasi.

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 sebanyak rumah tangga Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 sebanyak 126.332 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 sebanyak 33 Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN OBJEK UMUM PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar

BAB II GAMBARAN OBJEK UMUM PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar 15 BAB II GAMBARAN OBJEK UMUM PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar berdiri sejak tanggal 19

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sehingga dinilai lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan pembangunan wilayah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu :

BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu : BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar berdiri sejak tanggal 19 September 2008. Organisasi Direktorat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN. II.1. Letak Geografis dan Sejarah Kabupaten Simalungun

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN. II.1. Letak Geografis dan Sejarah Kabupaten Simalungun BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN II.1. Letak Geografis dan Sejarah Kabupaten Simalungun II.1.1. Geografis Secara geografis, Kabupaten Simalungun terletak di antara 36' 2-3 18 Lintang Utara dan

Lebih terperinci

maupun daerah untuk mempercepat tercapainya pembangunan ekonomi. lahirnya dua produk undang-undang, yaitu Undang-undang No.

maupun daerah untuk mempercepat tercapainya pembangunan ekonomi. lahirnya dua produk undang-undang, yaitu Undang-undang No. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang menginginkan pembangunan dan setiap negara bekerja keras untuk pembangunan. Memang kemajuan ekonomi adalah komponen utama pembangunan, tetapi bukan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SIMALUNGUN PANDAPOTAN T.P NAINGGOLAN

ANALISIS PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SIMALUNGUN PANDAPOTAN T.P NAINGGOLAN ANALISIS PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SIMALUNGUN PANDAPOTAN T.P NAINGGOLAN ABSTRACT The purpose of this study is to determine districts as growth center in Kabupaten Simalungun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua faktor alam lain yang ikut memberi corak pertanian Indonesia. Pertama,

BAB I PENDAHULUAN. ada dua faktor alam lain yang ikut memberi corak pertanian Indonesia. Pertama, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia telah lama dikenal sebagai Negara agraris. Lebih dari 50% penduduk hidup dari kegiatan yang langsung dan tidak langsung berhubungan dengan pertanian dan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA TARIK PENENTUAN LOKASI SMK BERBASIS PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SIMALUNGUN

ANALISIS DAYA TARIK PENENTUAN LOKASI SMK BERBASIS PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SIMALUNGUN Jurnal Ekonom, Vol 15, No 4, Oktober 2012 ANALISIS DAYA TARIK PENENTUAN LOKASI SMK BERBASIS PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN SIMALUNGUN Nur Aini*, Robinson Tarigan**, dan Rujiman** *Alumni PWD SPs USU

Lebih terperinci

CRITICAL REVIEW : DAMPAK RELOKASI PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN SIMALUNGUN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN RAYA

CRITICAL REVIEW : DAMPAK RELOKASI PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN SIMALUNGUN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN RAYA 2016 CRITICAL REVIEW : DAMPAK RELOKASI PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN SIMALUNGUN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN RAYA RETNO YUNIAR AZARINE 3614100027 MATA KULIAH : ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN KOMODITI PERKEBUNAN BASIS DI WILAYAH MASING-MASING KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN

ANALISIS PENENTUAN KOMODITI PERKEBUNAN BASIS DI WILAYAH MASING-MASING KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN ANALISIS PENENTUAN KOMODITI PERKEBUNAN BASIS DI WILAYAH MASING-MASING KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN TESIS Oleh NURMELY VIOLITA SITORUS 117039011/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Latar Belakang. Di era perkembangan jaman ini semua serba dituntut cepat dan tepat

BAB I PENDAHULUAN. B. Latar Belakang. Di era perkembangan jaman ini semua serba dituntut cepat dan tepat 2 BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Di era perkembangan jaman ini semua serba dituntut cepat dan tepat khususnya dalam bidang industri. Oleh karena itu, dunia industri dituntut memiliki sumber daya manusia

Lebih terperinci

P U T U S A N NOMOR : 12 /PID.SUS.K/2014/PT-MDN DEMI KEADILANBERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / tanggal lahir : 50 tahun / 28 Juni 1963

P U T U S A N NOMOR : 12 /PID.SUS.K/2014/PT-MDN DEMI KEADILANBERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / tanggal lahir : 50 tahun / 28 Juni 1963 P U T U S A N NOMOR : 12 /PID.SUS.K/2014/PT-MDN DEMI KEADILANBERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ------ PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADA PENGADILAN TINGGI DI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara

Lebih terperinci

PAGU INDIKATIF DANA DESA SETIAP NAGORI DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN ANGGARAN 2016

PAGU INDIKATIF DANA DESA SETIAP NAGORI DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN ANGGARAN 2016 Lampiran : Peraturan Bupati Simalungun Nomor : 6 Tahun 2016 Tanggal : 21 Maret 2016 Tentang : TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP NAGORI DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN ANGGARAN 2015.

Lebih terperinci

BERITA ACARA PENJELASAN LELANG KEGIATAN :

BERITA ACARA PENJELASAN LELANG KEGIATAN : POKJA PENGADAAN JASA KONSULTANSI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN ANGGARAN 2016 BERITA ACARA PENJELASAN LELANG KEGIATAN : 1 Jasa Konsultansi Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.

BAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di pulau Sumatera, berbatasan dengan Aceh disebelah utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau disebelah selatan.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN ANGGARAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN ANGGARAN 2015 Nomor : 01/ POKJA.KONSTRUKSI-ULP/UNDANGAN /DINKES/2015 Kepada Yth : 1. cv. indrico perkasa Jalan Sidamanik No. 6a Pematangsiantar 2 cv.putma jaya putra JLN.KPT R BUDIN LK 13 KOMP KPUM BLOK 19 NO.362 Medan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan dapat diartikan sebagai berikut: a. Perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu

Lebih terperinci

BAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data

BAB I. sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang pemetaan perubahan penggunaan lahan meningkat sejak tersedianya data spasial dari penginderaan jauh. Ketersediaan data penginderaan jauh

Lebih terperinci

POKJA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TA. 2016

POKJA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TA. 2016 POKJA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TA. 2016 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (BAPP) KEGIATAN : 8 9 10 11 Pengadaan

Lebih terperinci

Kajian Ketahanan Pangan Daerah: Pilot Project Komoditi Beras Di Kabupaten Simalungun

Kajian Ketahanan Pangan Daerah: Pilot Project Komoditi Beras Di Kabupaten Simalungun 1 2 Kajian Ketahanan Pangan Daerah: Pilot Project Komoditi Beras Di Kabupaten Simalungun Bank Indonesia Perwakilan Pematangsiantar MOU : LPPM Universitas Simalungun dan Bank Indonesia Perwakilan Pematangsiantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan produksi ton. Sementara data tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan produksi ton. Sementara data tahun 2011 menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ubi kayu merupakan tanaman serbaguna. Batang, daun dan umbinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai industri. Batang ubikayu dapat dimanfaatkan untuk bibit, papan partikel,

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 10/POKJA-I/E.TENDER-3/PK/DBM-2013

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 10/POKJA-I/E.TENDER-3/PK/DBM-2013 PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN UNIT LAYANAN PENGADAAN KELOMPOK KERJA (POKJA) - I Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Simalungun PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Simalungun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Simalungun Tahun BAB I PENDAHULUAN Laporan kinerja adalah bentuk akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unit instansi pemerintah atas penggunaan anggaran yang bertujuan memberikan informasi kinerja yang terukur kepada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 23 /PID.SUS/2011/PT-MDN.-

P U T U S A N. Nomor : 23 /PID.SUS/2011/PT-MDN.- P U T U S A N Nomor : 23 /PID.SUS/2011/PT-MDN.- DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Pidana dalam peradilan tingkat banding,

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 11.b/POKJA-PK/PML-1/DBM-2015

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 11.b/POKJA-PK/PML-1/DBM-2015 PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 11.b/POKJA-PK/PML-1/DBM-2015 PEMILIHAN LANGSUNG PASCAKUALIFIKASI E-LELANG PEKERJAAN KONSTRUKSI YANG DIKELOLA OLEH DINAS BINA MARGA KABUPATEN SIMALUNGUN TA. 2015

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Dalam masa pembangunan pertanian yang bertujuan meningkatkan hasilhasil pertanian (terutama bahan pangan pokok) untuk mencukupi

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PENGELUARAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN SIMALUNGUN

ANALISIS POLA PENGELUARAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN SIMALUNGUN ANALISIS POLA PENGELUARAN RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN SIMALUNGUN LAILAN SAFINA HASIBUAN 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara emai :lailanhsb@gmail.com RIKA LESTARI 2 Alumni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan faktor-faktor alam yang satu dengan yang lainnya. Kabupaten Simalungun memiliki 4 daerah kecamatan yang wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan faktor-faktor alam yang satu dengan yang lainnya. Kabupaten Simalungun memiliki 4 daerah kecamatan yang wilayahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu ekosistem, yaitu lingkungan tempat berlangsungnya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 70 TAHUN 1999 (70/1999) TENTANG PEMINDAHAN IBUKOTA DAERAH KEBUPATEN SIMALUNGUN DARI WILAYAH DAERAH KOTA PEMATANG SIANTAR KE KECAMATAN RAYA DI WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain bertujuan menyediakan pangan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/DPD RI/I/ TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 6/DPD RI/I/2013-2014 TENTANG PANDANGAN DAN PENDAPAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP ASPIRASI MASYARAKAT DAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah, maka wewenang pusat

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah, maka wewenang pusat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan kewenangan daerah otonom dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Dengan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL NAGORI TIGA RAS, KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN

BAB II PROFIL NAGORI TIGA RAS, KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN BAB II PROFIL NAGORI TIGA RAS, KECAMATAN DOLOK PARDAMEAN, KABUPATEN SIMALUNGUN II. 1 Kabupaten Simalungun Kabupaten Simalungun merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Kabupaten Simalungun bagian

Lebih terperinci

Presiden Republik Indonesia,

Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 1991 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN BRASTAGI MARDINDING DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KARO, KECAMATAN PEMATANG BANDAR, HUTABAYU RAJA DAN UJUNG

Lebih terperinci

Kembalikan Hak Keterwakilan Yang Hilang

Kembalikan Hak Keterwakilan Yang Hilang Penilaian Kritis Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) dan Watch Indonesia Terhadap Penetapan Alokasi Kursi dan Daerah Pemilihan DPRD Propinsi dan Kabupaten/Kota. Kembalikan Hak Keterwakilan Yang Hilang

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 11.a/POKJA-PK/PML-1/DBM-2015

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 11.a/POKJA-PK/PML-1/DBM-2015 PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 11.a/POKJA-PK/PML-1/DBM-2015 PEMILIHAN LANGSUNG PASCAKUALIFIKASI E-LELANG PEKERJAAN KONSTRUKSI YANG DIKELOLA OLEH DINAS BINA MARGA KABUPATEN SIMALUNGUN TA. 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 67, 1991 (KABUPATEN/DATI II. PEMERINTAH DAERAH. SUMATERA UTARA. Karo. ) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1986

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1986 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1986 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEMATANG SIANTAR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SIMALUNGUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB II MASYARAKAT DI SARIBUDOLOK Sejarah Singkat Saribudolok. oleh Marga Girsang. Lokasi yang pertama sekali ditempati oleh Sipungka

BAB II MASYARAKAT DI SARIBUDOLOK Sejarah Singkat Saribudolok. oleh Marga Girsang. Lokasi yang pertama sekali ditempati oleh Sipungka BAB II MASYARAKAT DI SARIBUDOLOK 2.1. Sejarah Singkat Saribudolok Saribudolok berasal dari kata saribu artinya seribu dan dolok artinya bukit. Jadi Saribudolok dapat diartikan sebagai suatu daerah yang

Lebih terperinci

ADDENDUM 1 DOKUMEN PENGADAAN

ADDENDUM 1 DOKUMEN PENGADAAN PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA KONSTRUKSI PADA UPT PSDA BAH BOLON DINAS PSDA PROV.S.UTARA TAHUN ANGGARAN 2011 ADDENDUM 1 DOKUMEN PENGADAAN No 602.1/16.1/UBB/IV/2011 14 April 2011 1) BAB II PENGUMUMAN PELELANGAN

Lebih terperinci

PROFIL KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PROFIL KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN PROVINSI SUMATERA UTARA PROFIL KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN PROVINSI SUMATERA UTARA Gusti Setiavani, STP Kompleks STPP Medan, Jalan Binjai Km. 10 Medan Abstrak Dalam rangka meningkatkan produksi komoditas hortikultura di Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam pengembangan suatu wilayah, terdapat beberapa konsep pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai (DAS), konsep pengembangan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN PUPUK BERSUBSIDI (UREA, ZA, SP-36, NPK PHONSKA) DI KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

ANALISIS PEMASARAN PUPUK BERSUBSIDI (UREA, ZA, SP-36, NPK PHONSKA) DI KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI ANALISIS PEMASARAN PUPUK BERSUBSIDI (UREA, ZA, SP-36, NPK PHONSKA) DI KABUPATEN SIMALUNGUN (Studi Kasus: Kecamatan Jorlang Hataran, Kelurahan Tiga Balata) SKRIPSI MELDA R. SIRAIT 030304040 SEP-AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara dan daerah

II. TINJAUAN PUSTAKA. menjadi daerah asal padi adalah India Utara bagian timur, Bangladesh Utara dan daerah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai sekarang menjadi tanaman utama dunia. Bukti sejarah di Propinsi Zheijiang, Cina Selatan menunjukkan bahwa padi

Lebih terperinci

BAB II KONDISI POLITIK DI KABUPATEN SIMALUNGUN. yang berjauhan antara yang satu dengan yang lain. Orang Batak Toba menyebutnya dengan

BAB II KONDISI POLITIK DI KABUPATEN SIMALUNGUN. yang berjauhan antara yang satu dengan yang lain. Orang Batak Toba menyebutnya dengan BAB II KONDISI POLITIK DI KABUPATEN SIMALUNGUN II.1 Deskripsi Kabupaten Simalungun Simalungun dalam bahasa asli Simalungun memiliki kata dasar Lungun yang berarti sunyi, sepi. 23 Nama itu diberikan oleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. LU dan 98º 32 99º 35 BT. Secara administratif Kabupaten Simalungun terdiri

BAB IV PEMBAHASAN. LU dan 98º 32 99º 35 BT. Secara administratif Kabupaten Simalungun terdiri BAB IV PEMBAHASAN A. Letak Geografis Kabupaten Simalungun Kabupaten Simalungun secara geografis terletak diantara 3º 18 9º 36 LU dan 98º 32 99º 35 BT. Secara administratif Kabupaten Simalungun terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Kebutuhan yang paling banyak memerlukan air yaitu lahan pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Kebutuhan yang paling banyak memerlukan air yaitu lahan pertanian. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Air adalah sumberdaya yang sangat diperlukan bagi seluruh makhluk hidup. Manusia memanfaatkan sumberdaya air untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, maka secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, maka secara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia, maka secara otomatis kebutuhan terhadap pangan akan meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor tanaman pangan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan pangan, pembangunan

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 19/PTS-G/KIP-SU/X/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS

PUTUSAN. Nomor : 19/PTS-G/KIP-SU/X/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS PUTUSAN Nomor : 19/PTS-G/KIP-SU/X/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI SUMATERA UTARA 1. IDENTITAS [1.1] Komisi Informasi Provinsi Sumatera Utara yang menerima, memeriksa, memutus, dan menjatuhkan putusan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TATA GUNA LAHAN DALAM MEMITIGASI DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) (Studi Kabupaten Simalungun)

ANALISIS TATA GUNA LAHAN DALAM MEMITIGASI DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) (Studi Kabupaten Simalungun) ANALISIS TATA GUNA LAHAN DALAM MEMITIGASI DAERAH RAWAN TANAH LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) (Studi Kabupaten Simalungun) TESIS Oleh JEHAN RIDHO IZHARSYAH 147003003/PWD SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III. A. Kedudukan Tanah-Tanah Adat Dalam Hukum Agraria Nasional Di Indonesia

BAB III. A. Kedudukan Tanah-Tanah Adat Dalam Hukum Agraria Nasional Di Indonesia BAB III FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH MILIK PERORANGAN SECARA HUKUM ADAT DIPANDANG DARI HUKUM AGRARIA NASIONAL DI KECAMATAN PANOMBEAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN A. Kedudukan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 164/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN Nomor 164/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PUTUSAN Nomor 164/PHPU.D-VIII/2010 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA [1.1] Yang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara konstitusi pada tingkat

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KABUPATEN SIMALUNGUN DAN PROFIL J.R SARAGIH

BAB II DESKRIPSI KABUPATEN SIMALUNGUN DAN PROFIL J.R SARAGIH BAB II DESKRIPSI KABUPATEN SIMALUNGUN DAN PROFIL J.R SARAGIH II. 1. Deskripsi Kabupaten Simalungun Sampai sekarang, asal-usul orang Simalungun masih diliputi oleh banyak misteri, sama halnya dengan asal-usul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor utama bagi perekonomian sebagian besar negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Peran sektor pertanian sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1 Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 40 km arah Timur dari ibukota Kabupaten Simalungun,

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 08/POKJA/PML-2/DBM/2014

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 08/POKJA/PML-2/DBM/2014 UNIT LAYANAN PENGADAAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN POKJA I ATAS KEGIATAN SKPD BINA MARGA Kompleks Perkantoran Pemerintah PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 08/POKJA/PML-2/DBM/2014

Lebih terperinci

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang

terjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kerja, seseorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Kesehatan kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting dalam menyediakan pangan bagi seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah dapat diartikan sebagai peningkatan taraf hidup masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah dapat diartikan sebagai peningkatan taraf hidup masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sehingga dinilai lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan pembangunan wilayah

Lebih terperinci

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 SUMATERA UTARA

LOKASI DAN ALOKASI BLM PNPM MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2009 SUMATERA UTARA PNPM PNPM PERAN LOKASI DAN (Rp. x (Rp. x 1 Asahan 1 Kisaran Timur 1.640 1.640 1.312 328 2 Kisaran Barat 1.970 1.970 1.576 394 3 Aek Kuasan 2.000 2.000 1.600 400 4 Aek Ledong 2.000 2.000 1.600 400 5 Aek

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh

PENDAHULUAN. daerah disekitarnya, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air bagi daerah disekitarnya, sehingga

Lebih terperinci

Tahapan Jadwal semula Jadwal revisi

Tahapan Jadwal semula Jadwal revisi PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Jln. Willem Iskandar Pasar V Estate Telp. -, Telp/Fax. () website: http://sergu.unimed.ac.id/, e-mail: muhars@gmail.com Nomor : /PSG.SEK/UNIMED/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa badan hukum, yang menggunakan atau mempekerjakan karyawan/pekerja

BAB I PENDAHULUAN. tanpa badan hukum, yang menggunakan atau mempekerjakan karyawan/pekerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah semua jenis kegiatan yang berbentuk usaha dengan atau tanpa badan hukum, yang menggunakan atau mempekerjakan karyawan/pekerja untuk menghasilkan barang

Lebih terperinci

Nomor : 30 /PSG 102.SEK/UNIMED/2014 Lamp : 4 (empat) Berkas Hal : Pengumuman hasil PLPG Gelombang 5 Kuota Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor : 30 /PSG 102.SEK/UNIMED/2014 Lamp : 4 (empat) Berkas Hal : Pengumuman hasil PLPG Gelombang 5 Kuota Dinas Pendidikan dan Kebudayaan PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 102 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Jln. Willem Iskandar Pasar V Medan Estate Medan 20221 Telp. 061-6613365, Telp/Fax. (061) 6614002 website: http://plpg.unimed.ac.id/, e-mail:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN ANGGARAN 2018 PENETAPAN PEMENANG Renovasi/Penambahan Ruangan Puskesmas Hutabayu NOMOR : 10.A/POKJA.KONSTRUKSI-ULP / PUSKESMAS/DINKES/2018 Simalungun Nomor 188.45/0101/1.2.3/2018 Tanggal 02 Januari

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Kabupaten Simalungun Kabupaten Simalungun terletak antara 98,320 99,350 BT dan 2,360 3,180 LU. Secara luas wilayah merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMABARAN LOKASI PENELITIAN. Provinsi Sumatera Utara yang terletak antara Lintang Utara dan

BAB II GAMABARAN LOKASI PENELITIAN. Provinsi Sumatera Utara yang terletak antara Lintang Utara dan BAB II GAMABARAN LOKASI PENELITIAN 2.1. Kabupaten Simalungun Kabupaten Simalungun merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara yang terletak antara 02 36-03 18 Lintang Utara

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 11.c/POKJA-PK/PML-1/DBM-2015

PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 11.c/POKJA-PK/PML-1/DBM-2015 PENGUMUMAN PEMENANG PEMILIHAN LANGSUNG No. 11.c/POKJA-PK/PML-1/DBM-2015 PEMILIHAN LANGSUNG PASCAKUALIFIKASI E-LELANG PEKERJAAN KONSTRUKSI YANG DIKELOLA OLEH DINAS BINA MARGA KABUPATEN SIMALUNGUN TA. 2015

Lebih terperinci

02. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA UTARA

02. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA UTARA 02. ACUAN PENETAPAN REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN) PROVINSI SUMATERA UTARA 41 Sumatera Utara 1. Batahan 250 100* 50 230 100* 0 225 50* 30 Mandailing Natal

Lebih terperinci

P E R A T U R A N D A E R A H

P E R A T U R A N D A E R A H P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN IRIGASI DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SAUD HASIHOLAN SARAGIH

TUGAS AKHIR SAUD HASIHOLAN SARAGIH PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010-2011 TUGAS AKHIR SAUD HASIHOLAN SARAGIH 062407073 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Oleh karena itu, pertanian memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan yang memiliki batas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan yang memiliki batas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Ekonomi Khusus merupakan kawasan yang memiliki batas wilayah tertentu dan berada di wilayah hukum di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Propinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Panei/

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Propinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Panei/ BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. Keadaan Georafis Kecamatan Pamatang Sidamanik berada di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Panei/ Dolok Pardamean

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa

Lebih terperinci

Penolakan Usulan Kabupaten Simalungun Hataran sebagai Pemekaran dari Kabupaten Simalungun

Penolakan Usulan Kabupaten Simalungun Hataran sebagai Pemekaran dari Kabupaten Simalungun Penolakan Usulan Kabupaten Simalungun Hataran sebagai Pemekaran dari Kabupaten Simalungun ALEX FERNANDO P SARAGIH Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembagunan pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh

Lebih terperinci

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA Karya Tulis SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA. 2006 PROVINSI SUMATERA UTARA Murbanto Sinaga

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap masyarakat senantiasa akan selalu mengalami perubahan. Perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap masyarakat senantiasa akan selalu mengalami perubahan. Perubahanperubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap masyarakat senantiasa akan selalu mengalami perubahan. Perubahanperubahan yang terjadi di masyarakat dapat diketahui dengan membandingkan keadaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS SEI MANGKEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS SEI MANGKEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS SEI MANGKEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

19Pengembangan Agribisnis

19Pengembangan Agribisnis 19Pengembangan Agribisnis sebagai Strategi Pembangunan Wilayah Kabupaten Simalungun Pertama sekali, marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan perkenan-nya kita dapat berkumpul

Lebih terperinci

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi Perekonomian Indonesia Peran Pertanian pada pembangunan: Kontribusi Sektor Pertanian: Sektor Pertanian dalam Pembangunan Ekonomi Pemasok bahan pangan Fungsi

Lebih terperinci

BAB II STATUS HUKUM HAK ATAS TANAH ADAT DALAM SISTEM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL (di Kabupaten Simalungun)

BAB II STATUS HUKUM HAK ATAS TANAH ADAT DALAM SISTEM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL (di Kabupaten Simalungun) BAB II STATUS HUKUM HAK ATAS TANAH ADAT DALAM SISTEM HUKUM PERTANAHAN NASIONAL (di Kabupaten Simalungun) A. Deskripsi tentang Kabupaten Simalungun 1. Tinjauan mengenai historis (sejarah) Simalungun Stagnasi

Lebih terperinci

POKJA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TA. 2016

POKJA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TA. 2016 POKJA PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA DI LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN TA. 2016 BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (BAPP) KEGIATAN : 2 Pengadaan Sistem

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2012 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2012 Seri : E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 15 Tahun : 2012 Seri : E Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG IRIGASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN

PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN PEMERINTAH KABUPATEN SIMALUNGUN POKJA PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2015 PAMATANG RAYA SUMATERA UTARA PENETAPAN PEMENANG Pembangunan Jaringan Air Bersih Nagori Usang Kecamatan Tapian Dolok NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Sejarah pembangunan di wilayah pedesaan di Indonesia memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Sejarah pembangunan di wilayah pedesaan di Indonesia memperlihatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejarah pembangunan di wilayah pedesaan di Indonesia memperlihatkan bahwa pembangunan sektor pertanian telah memberi kontribusi yang besar terhadap perubahan dalam

Lebih terperinci

NILAI-NILAI RELIGIUS TOR-TOR TOPING HUDA HUDA DALAM RITUAL MAMINDAHKAN MAKAM KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

NILAI-NILAI RELIGIUS TOR-TOR TOPING HUDA HUDA DALAM RITUAL MAMINDAHKAN MAKAM KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI NILAI-NILAI RELIGIUS TOR-TOR TOPING HUDA HUDA DALAM RITUAL MAMINDAHKAN MAKAM KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci