1. Apakah arti sebuah perkawinan bagi suku bangsa Punjabi? memakai marga siapa,apakah marga ibunya atau ayahnya?
|
|
- Sukarno Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN : - Interview guide ( Instrumen Penelitian ) Interview Guide Perkawinan 1. Apakah arti sebuah perkawinan bagi suku bangsa Punjabi? 2. Apakah dalam suku bangsa Punjabi terdapat marga? 3. Apakah garis keturunan dalam suku bangsa Punjabi,maksudnya seorang anak harus memakai marga siapa,apakah marga ibunya atau ayahnya? 4. Apakah dalam suku bangsa Punjabi ada sebuah ketentuan atau larangan harus menikah dengan siapa dan tidak boleh menikah dengan siapa? 5. Dalam suku bangsa Punjabi siapakah yang berhak atau berperan menentukan calon istri/suami? 6. Bagaimana sistem perjodohan dilakukan dan apakah dalam perjodohan ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak keluarga? 7. Mengapa perjodohan itu dilakukan? 8. Dalam penentuan jodoh,apakah pendapat anak diperlukan? 9. Setelah perjodohan dilakukan,tahap apakah yang selanjutnya dilaksanakan? 10. Setelah perjodohan dilakukan, berapa lamakah jarak waktu untuk melangsungkan perkawinan? 11. Apakah dalam suku bangsa Punjabi boleh menikah dengan saudara laki-laki dari ayah atau saudara perempuan dari ibu? 12. Bagaimanakah adat perkawinan pada suku bangsa Punjabi? 13. Bagaimana cara memilih hari baik untuk perkawinan dan kepada siapa hal ini dirundingkan? 14. Apakah dalam suku bangsa Punjabi ada pemberian mas kawin? 99
2 15. Apakah mas kawin harus ada dalam perkawinan suku bangsa Punjabi? 16. Apakah sebutan mas kawin dalam suku bangsa Punjabi? 17. Siapakah yang memberikan mas kawin tersebut? 18. Apa saja isi mas kawin yang akan diberikan? 19. Setelah perkawinan dilaksanakan,dimanakah tempat tinggal pengantin atau orang baru melangsungkan perkawinan? 20. Setelah pernikahan berlangsung,siapakah yang lebih bertanggung jawab dalam bahtera rumah tangga yang baru? 21. Adahkah tanda khusus pada wanita atau laki-laki yang telah menikah? Interview Guide religi 1. Apakah dalam suku bangsa Punjabi terdapat acara/upacara yang dilakukan jika ada sebuah kelahiran,kematian,perjodohan,perkawinan dll? Dan jika ada, apakah acara itu wajib dilaksanakan? 2. Dalam suku bangsa Punjabi,apakah yang dianggap paling sakral atau dianggap suci? 3. Dalam memasuki wilayah rumah ibadah, apakah ada aturan khusus yang harus dilakukan? 4. Dalam penentuan nama,siapakah yang akan memberikan nama seorang bayi? 5. Bagaimanakah cara pemberian nama bayi tersebut? 6. Dalam suku bangsa Punjabi apakah terdapat peringatan hari besar agama Punjabi tersebut? 100
3 - Daftar Informan 1. Nama : Pritam Singh Pekerjaan Umur : Ketua Gurdwara karang sari : 56 tahun 2. Nama : Slwinder Singh Pekerjaan Umur : Pengajar bahasa Punjabi di Gurdwara karang sari : 45 tahun 3. Nama : Harjit Singh Pekerjaan : - Pengurus Gurdwara di jalan tenku umar, - Guru les bahasa inggris Umur : 68 tahun 4. Nama : Gurdip Singh Pekerjaan Umur : Guru Privat bahasa Punjabi dan Inggris : 48 tahu 5. Nama : Baldave Singh Pekerjaan : - Seketaris Gurdara karang sari - Guru Privat mati-matika Umur : 38 tahun 101
4 6. Nama : Sardol Singh Pekerjaan : - Pengurus Gurdawar di tenku umar, - Penjual mobil Umur : 50 tahun 7. Nama : Simmi Kour Pekerjaan Umur : Pedagang : 28 tahun 8. Nama : Nermala Singh Pekerjaan Umur : Penjaga Gurdwara : 30 tahun 9. Nama : Gurnam Kour Pekerjaan Umur : Ibu Rumah tangga : 61 tahun 10. Nama : Harmel Kour Pekerjaan Umur : Ibu Rumah Tangga : 53tahun 102
5 - Bukti surat izin beternak sapi 103
6 - Daftar Istilah 1. Granth Shaib : Nama Kitab Suci ajaran Sikh 2. Wahe guru : Tuhan Maha Kuasa 3. Panj kakaar : Peraturan lima K 4. Gurdwara : Sebutan untuk tempat ibadah ajaran Sikh 5. Kesh : Rambut yang tidak dipotong 6. Kanga : Sisir 7. Kara : Gelang baja 8. Kirpan : Pisau kecil 9. Kachha : Celana pendek 10. Ardas : Membaca kitab suci 11. Kaor : Nama belakang pada kaum perempuan 12. Singh : Nama belakang pada kaum laki-laki 13. Chandhe Sahib : Bendera ajaran Sikh 14. Ramllah : Kain untuk menutup kitab suci 15. Langger : Ruang makan 16. Sorban / Pangge : Penutup kepala pada kaum laki-laki Sikh 17. Nan Chepu : Sembayang 18. Kherte Kheru : Berkarya 19. Whende Shepu : Berbuat sosial 20. Dash whaten : 10% dari hasil gaji diberikan pada orang yang membutuhkan 21. khalsa : Persaudaraan kaum suku bangsa Punjabi 22. Amret : Air pembabtis 104
7 23. ampret shake one : Pembabtisan pertama 24. Phayi ji, gyani ji : Sebutan untuk seorang Pendeta 25. ampret shake two : Pembabtisan kedua 26. Charka : Memotong hewan secara ajaran Sikh atau potong putus 27. Persant : Makanan suci 28. Starwih : Hari ketujuh belas bagi orang yang meninggal 29. Tebbla, Chepta, dholki, chane, whajja : Nama alat-alat musik ajaran Sikh 30. penggra : Tarian yang dimainkan oleh perempuan dan laki-laki 31. Nacche : Tarian yang dimainkan oleh semua orang yaitu anakanak, remaja, dewasa. 32. Phende whali Punjab : Punjabi kampung 33. Pitaji : Sebutan ayah 34. Mataji : Sebuatan ibu 35. Pauuji, painji : Abang, kakak 36. Wirre ji : Adik 37. Kwara : Sebutan untuk anak laki-laki yang belum menikah 38. Kwari : Sebutan untuk anak perempuan yang belum menikah 39. Kharwala : Sebutan untuk anak laki-laki yang sudah menikah 40. Kharwali : Sebutan untuk anak perempuan yang sudah menikah 41. Babaji, dadiji : Kakek, Nenek dari ayah 42. Nanaji, naniji : Kakek, Nenek dari Ibu 43. Cacaji, caciji : Adik dari ayah 44. Tayaji, taiyaji : Abang dari ayah 45. Puaji, hufferji : Kakak dari ayah 105
8 46. Mamaji, mamaji : Paman dari ibu 47. Mashi ji, marshi ji : Adik dari ibu 48. Missri : Manisan yang terbuat dari gula batu 49. Harr : Bunga 50. Sony dhar : Bunga emas 51. Thele chole : Minyak 52. Swarah : Tukar cicin / kawin gantung 53. Thele Crah : Acara tepung tawar 54. Anand Karj : Perkawinan 55. Whe khar na : Kawin lari 56. Sehgen : Pemberitahuan dalam perjodohan 57. Chorre Granth Shaib : Mengipas kitab suci 58. Serballa : Pendamping mempelai laki-laki 59. Meteatek : Bersujud pada kitab suci 60. Dyai : Susu asam 61. hall dyai : Kunyit yang dihaluskan 62. rakkhi : Gelang yang terbuat dari benang bewarna 63. lady sanggit : Acara senang-senang kaum muda-mudi mempelai laki-laki dan perempuan 64. menddi : Hiasan tangan pada mempelai perempuan 65. Shormah : Celak yang dipakai oleh mempelai laki-laki 66. Shere : Penutup wajah mempelai laki-laki 67. Perkasht : Pembukaan kitab suci 68. Pellah : Kain panjang yang digunakan sebagai pengikat Waktu mau mengitari Guru Granth Shaib 106
9 69. phela lawa : Putaran pertama 70. duji lawa : Putaran kedua 71. tiji lawa : Putaran ketiga 72. Chotaa lawa : Putaran keempat 73. Sumafhtti : Acara menutup kitab suci ajaran Sikh 74. Panche Piarre : Cap tangan / lima orang suci 75. Phere : Mengitari kitab suci saat melangsungkan perkawinan 76. Whare phase : Pemutaran uang 77. Shokh manai : Nyanyian puji-pujian perjodohan 78. Gan : Hantaran 79. Anand Shaib : Doa nyanyian 80. Whare lessi : Adat keluarga member susu pada anak laki-laki dan menantu perempuan 81. Phe sholednai janje dhe : Pelemparan uang 82. Lra tagga : Mengikat rangkaian bunga pada bagian depan mobil 83. Khar de phande : Keluarga inti 84. Khurep, khurumni : Besan laki-laki dan perempuan 85. Mangglawa : Penjemputan mempelai perempuan 86. Renddhi, renddha : Janda, duda 87. Phayi, gyani, granthi : Sebutan untuk pendeta 88. Ronne : Keramaian 107
10 Acara Tepung Tawar ( Thele Crah / what thenah) Gambar 1 : Peralatan untuk pelaksanaan memandikan calon pengantin laki-laki, yaitu kunyit asam atau halldi, minyak putih atau tell klapeddh, pandan, gula pasir atau kanddeh, air susu atau dutdhe dan air putih atau pamni dan masing-masing tempat diikat benang merah. Gambar 2 : Tempat duduk calon pengantin laki-laki yang diikatkan benang merah dan yang dihadapkan rangkaian pewarna. 108
11 Gambar 3 : Acara pemberian tepung tawar sebelum pelaksanaan perkawinan yang diberikan oleh ibunya, kakak atau adik kandungnya serta anak paman dari ayah maupun ibunya dan acara ini dilakukan setelah pertunangan (swarah) di Gurdwara. Gambar 4 : Pengolesan kunyit kepada mempelai laki-laki yang dilakukan oleh saudara kandung, sepupu kandung yang perempuan ( kurri walli ). 109
12 Gambar 5 : Pengikatan gelang warna yang dimulai oleh saudara perempuan yang paling tua (Pen ji ) dan selanjutnya diikuti oleh kerabat-kerabat perempuannya dan jika kakak tertuanya telah tiada dapat digantikan oleh adik perempuannya ( Wire ji ). Gambar 6 : Penjunjungan kain yang dipakai menjadi atap kepala mempelai laki-laki serta pengitaran tempat pemandiannya dan ini dilakukan oleh ibunya ( Mata ji ) dan jika ibunya telah meninggal dapat digantikan oleh kakak atau adik ibunya ( Salli ji ). 110
13 Gamabar 7 : Pengumpulan rangkaian warna yang merupakan lambang bahwa anaknya akan segera melangsungkan perkawinan. Gambar 8 : Penyatuan warna yang disirami air sampai menghasilkan warna merah untuk memberikan tanda ke dinding luar rumahnya sebagai pemberitahuan bahwa rumah itu akan kedatangan menantu. 111
14 Gambar 9 : Pemberian cap tangan atau Panche piarre pada dinding rumah mempelai laki- laki yang dilakukan oleh ibunya. Gambar 10 : Acara nyayian syukur yang dilakukan oleh seluruh saudara perempuannya dan sanak-saudirinya di kediaman mempelai laki-laki dengan tujuan. perkawinan yang akan dilaksanakan dapat berjalan baik dan anaknya dapat 112
15 membangun bahtera rumah tangga yang rukun dan mengikuti ajaran Sikh sebagimana yang telah diajarkan. Sebelum Berangkat ke Tempat Mempelai Perempuan Gambar 1 : Mempelai laki-laki dan pemdampingya,saat melakukan acara pemberian amplop. Gambar 2 : Pemberian Cincin kepada mempelai laki-laki yang dilakukan oleh ibunya atau Mata ji. 113
16 Gambar 3 : Pemberian celak (Shormah) yang dilakukan oleh kakak, adik (Pen ji atau Wire ji ) saudara perempuannya. Gambar 4 : Mempelai laki-laki meminta doa restu kepada ayahnya (Pita ji ) yang telah meninggal. 114
17 Gambar 5 : Pengikatan rangkaian bunga pada bagian depan mobil yang dilakukan oleh kakak, adik perempuan kandung serta kerabat perempuan atau sepupu mempelai laki-laki, dimana dengan tujuan agar sampai ke tempat mempelai perempuan dalam keadaan selamat dan rumah tangga saudara laki-lakinya tetap kuat seperti ikatan benang yang diikat dengan doa-doa. Gambar 6 : Melakukan foto bersama sebelum berangkat ke mempelai perempuan. 115
18 Gambar 6 : Pelemparan uang logam ( Phe sholednai janje dhe ) ke arah mobil mempelai laki-laki dan ini dilakukan oleh ayah (Pita ji ) atau kakeknya ( baba ji ). Gambar 7 : Menari bersama dengan tujuan memberangkatkan mempelai laki-laki ke tempat mempelai perempuan dengan kegembiraan atau keceriaan. 116
19 Menghias Mempelai Perempuan Gambar 1 : Pemakaian kalung pada mempelai perempuan yang dilakukan oleh ayahnya (Pita ji ) dan saudara perempuannya (Pen ji ). ji). Gambar 2 : Pemakaian anting-anting yang dilakukan oleh adik perempuan ibunya (Salli 117
20 Saat Berlangsungnya Perkawinan Gambar 1: Kedatangan keluarga mempelai laki-laki (Khurep) beserta keluarga ke Gurdwara Gambar 2 : Penyambutan ayah dan sanak-saudara laki-laki mempelai perempuan (Khurumni ) kepada keluarga mempelai laki-laki dengan membawakan bunga, uang, selimut untuk diberikan. 118
21 Gambar 3 : Pertemuan kedua keluarga mempelai yang dipimpin oleh seorang Pendeta Phayi ji. Gambar 4 : Pemberian hantaran kepada keluarga mempelai laki-laki, yang diberikan oleh ayah dan paman mempelai perempuan. Dan setelah itu ayah mempelai perempuan juga memberikan sebuah gelang sebagai tanda telah resmi menjadi besan. 119
22 Gambar 5 : Acara terakhir sebelum memasuki Gurdwara yaitu ayah / Pita ji atau saudara laki-laki / Pauh ji mempelai perempuan merangkul dan menggendong ayah / Pita ji atau saudara laki-laki mempelai laki-laki / Wire ji. Gambar 6 : Mempelai laki-laki beserta dampinganya memasuki Gurdwara. 120
23 Gambar 7 : Mempelai perempuan memasuki Gurdwara dengan didampingi oleh saudara laki-lakinya dan diikuti dengan kedua orang tuanya serta sanak-saudara. Gambar 8 : Kedua orang tua mempelai perempuan membawakan kain (remalla), dan bungan yang akan dikenakan ke Guru Granth Shaib. 121
24 Gambar 9 : Kedua mempelai sujud (meteate) dan setelah itu kembali duduk di hadapan Guru Granth Shaib. Gambar 10 : Pembukaan penutup wajah mempelai laki-laki yang dilakukan oleh saudara perempuannya. 122
25 Gambar 11 : Pendeta, kedua mempelai, dan kedua orang tuanya berdiri untuk meminta restu kepada Guru Granth Shaib. Gambar 12 : Ayah dari mempelai perempuan mengenakan kain panjang kepada menantunya dan putrinya sebagai tanda pengikat kedua mempelai sebelum mengitarin Guru Granth Shaib. 123
26 Gambar 13 : Kedua mempelai mengitari Guru Granth Shaib dan di sini, mempelai perempuan tidak diiringi oleh semua saudara laki-lakinya.dan ini menandakan kalau mempelai perempuan tidak lagi takut akan keramaian yang ada di dalam Gurdwara.Namun dalam hal ini, lebih sering mempelai perempuan diiringi oleh saudara laki-lakinya sebanyak tujuh dan setiap langkah, mempelai akan diiringi oleh saudara laki-lakinya yang lain sampai mendekat ke Guru Granth Shaib.Hal ini dilakukan, untuk menghilangkan rasa takut mempelai. 124
27 Gambar 14 : Kedua mempelai serta seluruh umat berdiri dan berdoa pada Guru Granth Shaib untuk meminta restu. Dan ini dilakukan dari putaran pertama sampai keempat. Gambar 15 : Setelah kedua mempelai selesai mengitari Guru Grantah Shaib, Orang tua dari mempelai perempuan akan memberikan kain (remalla) dan bunga kepada Pendeta, untuk mengganti penutup Guru Granth Shaib serta mengalungkan bunga. 125
28 Gambar 16 : Acara akhir dari upacara perkawinan secara ajaran Sikh (Phoge). Acara Adat Suku Bangsa Punjabi,setelah selesai upacara Perkawinan 126
29 Gambar 17 : Acara pengalungan bunga yang dilakukan oleh kedua orang tua mempelai dan sanak-saudaranya. Gambar 18 : Penanda tangani surat perkawinan dari Gurdwara. Gambar 19 : Pemberian gelang sebagai tanda suku bangsa Punjabi, yang dilakukan oleh ayah mempelai perempuan kepada menantunya. 127
30 Gambar 20 : Pemberian amplop kepada mempelai perempuan dari undangannya dan setelah itu saudara perempuan mempelai laki-laki memberikan makanan kepada kakak iparnya. Gambar 21 : Pemberian manisan berupa gula pasir (missri), yang dilakukan oleh semua keluarga mempelai perempuan. 128
31 Gambar 22 : Penyambutan kedua mempelai yang dilakukan oleh ibu mempelai laki-laki dengan cara mempelai laki-laki menarik minuman saat ibunya ingin meminumnya. Dan ini dilakukan sebagai tanda kebahagian. 129
32 Gambar 23 : Kedua mempelai menyentuh kaki ibu mempelai laki-lagi untuk meminta doa restu. Gambar 24 : Ibunya mempelai laki-laki, mengitari uang pada bagian kepala kedua mempelai dan memberikan manisan berupa gula pasir. 130
33 Gambar 25 : Seperangkat emas yang akan diberikan pada mempelai perempuan oleh ibunya mempelai laki-laki. Gambar 26 : Pemakaian perhiasan pada mempelai perempuan yang dipakaikan oleh mertuanya atau ibu mempelai laki-laki. 131
34 Gambar 26 : Kedua mempelai meminum susu, yang diberikan oleh ibu mempelai lakilaki sebagai tanda kemanisan. Gambar 27 : Adik dari mempelai laki-laki membuka selendang atau Chunni dan mencoba merayu kakak iparnya agar memberikan uangnya sebagai tanda bahwa mempelai perempuan telah menjadi bagian dari keluarga mereka. 132
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. menyebar ke berbagai tempat atau wilayah. Di lihat dari asal-usulnya, suku bangsa ini
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Punjabi di Medan dan Karang Sari Suku bangsa Punjabi merupakan salah satu suku bangsa dari Negara India yang telah menyebar ke berbagai tempat atau wilayah.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki keberagaman suku bangsa di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Masalah dan Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki keberagaman suku bangsa di Indonesia, yaitu: dari Sabang sampai Marauke, dan di dalam setiap suku bangsa
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.
42 BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN 1974 A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.1/1974 Pelaksanaan Pernikahan Suku Anak Dalam merupakan tradisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkawinan akan mengungkapkan bahwa banyak keputusan menyeluruh, pilihan-pilihan, atau alternatif sedang dipertimbangkan, dan bahwa semua itu membentuk atau menentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing. Tujuh unsur kebudayaan universal juga terlestari di dalam kegiatan suatu suku bangsa. Unsur unsur
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. untuk menghasilkan keturunan. kedua, sebagai wujud untuk saling
BAB IV ANALISA DATA A. Analisa Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya Makna Pernikahan di Gereja Bethany Nginden Surabaya bisa tergolong memiliki makna, Diantara makna tersebut bisa di bilang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai upacara ritual yang bersifat magis, adat istiadat maupun hiburan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk berkreasi dan berkarya. Manusia berkarya melalui cara dan media yang berbeda-beda sesuai dengan bakat dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan pada Bab IV dan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Setiap acara adat yang ada di desa Lokop berbeda dengan acara adat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA
BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA Adat bagi masyarakat Batak Toba merupakan hukum yang harus dipelihara sepanjang hidupnya. Adat yang diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa penting tersebut dikaitkan dengan upacaraupacara yang bersifat
Lebih terperinciPEMBAHASAN Dalam masyarakat Sasak, mengenal beberapa cara pelaksanaan perkawinan yaitu:
PROSESI PERKAWINAN ADAT SASAK 1 Oleh : I Gusti Ngurah Jayanti 2. PENDAHULUAN Perkawinan merupakan sebuah fenomena budaya yang hampir terdapat di semua komunitas budaya, khususnya di Indonesia. Perkawinan
Lebih terperinciUPACARA ADAT DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH ACARA ADAT PENGANTEN MANDAI
UPACARA ADAT DAYAK NGAJU KALIMANTAN TENGAH ACARA ADAT PENGANTEN MANDAI (IRINGAN TARIAN NGALINDAP PUNEI) Di susun oleh : LILIS MANIQ CITRA BUDAYA SANGGAR SENI BELAJAR KESENIAN TRADISIONAL KALIMANTAN TENGAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang merupakan
I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan suku bangsa yang merupakan aset dari kebudayaan nasional adalah bersumber dari puncak-puncak terindah, terhalus, terbaik
Lebih terperinciKeluarga inti merupakan kelompok primer yang dapat dikatakan sebagai institusi dasar berkembangnya institusi sosial yang lain.
Pranata Keluarga Istilah keluarga dapat berarti : 1. Keluarga besar (extended/consanguine family), yang dapat terdiri dari kakeknenek, mertua, bapak-ibu, anak kandung dan menantu, cucu, saudara sepupu
Lebih terperinciBAB V LAPORAN PERANCANGAN
BAB V LAPORAN PERANCANGAN 5.1 Ulos dan Upacara Adat 5.1.1 Ulos Jenis - jenis ulos Batak Toba terpilih untuk diulas dalam buku ini adalah ulos - ulos yang paling sering digunakan dalam upacara adat Batak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Perkawinan Menurut Hukum Adat Minangkabau di Kenagarian Koto Baru, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat. Pelaksanaan
Lebih terperinciUPACARA PENDAHULUAN
www.ariefprawiro.co.nr UPACARA PENDAHULUAN I Pasang Tarub & Bleketepe Bleketepe adalah daun kelapa yang masih hijau dan dianyam digunakan sebagai atap atau tambahan atap rumah. Tarub yang biasanya disebut
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI MASYARAKAT SIKH DI KOTA MEDAN. merupakan kota terbesar di pulau Sumatera. Kota Medan memiliki luas
BAB II IDENTIFIKASI MASYARAKAT SIKH DI KOTA MEDAN 2.1 Gambaran Umum Kota Medan Medan merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara. Kota ini merupakan kota terbesar di pulau Sumatera. Kota Medan memiliki
Lebih terperincidan Pertunangan Pernikahan
Pertunangan dan Pernikahan Biasanya sebelum orang memulaikan suatu perkongsian di dunia bisnis banyak perencanaan dan persiapan terjadi Sebelum kontrak atau persetujuan terakhir ditandatangani, mereka
Lebih terperinciLAMPIRAN HASIL WAWANCARA
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA 83 LAMPIRAN Wawancara Dengan Bapak Eriyanto, Ketua Adat di Karapatan Adat Nagari Pariaman. 1. Bagaimana Proses Pelaksanaan Tradisi Bajapuik? - Pada umumnya proses pelaksanaan perkawinan
Lebih terperinciXII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan
Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan hal yang sakral dilakukan oleh setiap manusia di dunia ini, termasuk di Indonesia. Sejak dilahirkan di dunia manusia sudah mempunyai kecenderungan
Lebih terperinciHARI MINGGU BIASA X. Tema : Kita bersaudara Tujuan : Anak menyadari bahwa dirinya adalah saudara-saudari Kristus Sarana : -
HARI MINGGU BIASA X Tema : Kita bersaudara Tujuan : Anak menyadari bahwa dirinya adalah saudara-saudari Kristus Sarana : - Lagu Pembukaan : Dalam Yesus Kita Bersaudara (HPN 08) Doa Pembukaan : Allah Bapa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan data dan uraian yang terdapat pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini dapat dilihat bahwa adat sistem perkawinan suku Pakpak Kelasen sudah mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang dimiliki oleh manusia. Pada dasarnya bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan manusia untuk
Lebih terperinciKata kunci : Sikh, Susu Lembu dan Ritual Keagamaan,
PENGARUH BUDAYA DAN AGAMA TERHADAP PENGGUNAAN SUSU LEMBU DALAM RITUAL KEAGAMAAN SUKU PUNJABI PENGANUT AGAMA SIKH DI KOTA MEDAN Oleh : Rosramadhana, Dedi Andriansyah Ayu Febryani dan Sonya Indri Sebayang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman. dibicarakan di dalam maupun di luar peraturan hukum.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan hidup seluruh umat manusia sejak zaman dahulu hingga kini, karena perkawinan merupakan masalah yang aktual untuk dibicarakan di dalam maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Melayu kaya akan upacara-upacara tradisional. Adat kebiasaan yang tetap dilaksanakan oleh masyarakat Melayu sejak nenek moyang dahulu hingga sekarang walaupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk berbudaya dan secara biologis mengenal adanya perkawinan, melalui perkawinan inilah manusia mengalami perubahan status sosialnya, dari status
Lebih terperinciBAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN
BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN 3.1 Pengertian Pakaian Adat Pakaian adat yaitu semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang menunjukkan kebudayaan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebutkan bahwa Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana perkawinan adalah suatu hubungan secara lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. 1 Di dalam pasal 1 Undang-Undang No.1, 1974 menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari balita, anak-anak, remaja, dewasa, orang tua sampai ia meninggal. Biasanya pada usia
Lebih terperinciPERATURAN PSYCHE 2017
PERATURAN PSYCHE 2017 HIMPUNAN MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 TATA TERTIB PSYCHE 2017 A. Hak Peserta 1. Peserta berhak untuk mendapatkan perlakuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis pekerjaan, pendidikan maupun tingkat ekonominya. Adapun budaya yang di. memenuhi tuntutan kebutuhan yang makin mendesak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang terdiri dari banyak suku, bangsa, adat istiadat, agama, bahasa, budaya, dan golongan atas dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simalungun terbagi atas beberapa bagian seperti upacara adat Marhajabuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Etnis Simalungun memiliki kebudayaan yang banyak menghasilkan kesenian daerah dan upacara adat, dan hal tersebut masih dilakukan oleh masyarakat Simalungun sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan peristiwa hukum yang terjadi didalam hidup bermasyarakat yang menyangkut nama baik keluarga ataupun masyarakat. Hal ini diterangkan dalam buku
Lebih terperinciLampiran 1 Peta Lokasi Penelitian
LAMPIRAN 143 144 Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian 145 146 Lampiran 3 Pengukuran Variabel Penelitian untuk Jawaban Pengetahuan No. Pernyataan Betul Salah Pengetahuan tentang keluarga sistem matrilineal
Lebih terperinciBISMILLAHIRAHMANNIRAHIM
P E N E T A P A N Nomor 0163/Pdt.P/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa perkara perdata tertentu pada tingkat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan salah satu praktek kebudayaan yang paling mengundang upaya perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara pengantin merupakan kejadian yang sangat penting bagi kehidupan idividu maupun sosial. secara individu, upacara pengantin akan merubah seseorang dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan yang berbeda-beda. Saat ini, pemerintah Indonesia mengakui adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk Indonesia terdiri dari masyarakat yang memiliki agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Saat ini, pemerintah Indonesia mengakui adanya enam agama, dan sisanya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. harus mendapat pengakuan dari masyarakat. Begawai, begitulah istilah yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Begawai Pernikahan adalah suatu momen yang sakral, dimana penyatuan dua insan ini juga harus mendapat pengakuan dari masyarakat. Begawai, begitulah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan dan tumbuh kembangnya sangat diperhatikan. Tak heran banyak sekali orang yang menunggu-nunggu
Lebih terperinciKalender Doa Februari 2017
Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis setiap gambar yang dipilih dari video mapping Revitalisasi Kota Tua Jakarta pembahasan yang didasarkan pemikiran yang menggunakan semiotika signifikasi
Lebih terperinciBAB III Rukun dan Syarat Perkawinan
BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan Rukun adalah unsur-unsur yang harus ada untuk dapat terjadinya suatu perkawinan. Rukun perkawinan terdiri dari calon suami, calon isteri, wali nikah, dua orang saksi
Lebih terperinciTRILOGI NOVEL MARITO
TRILOGI NOVEL MARITO Izinkan Aku Memelukmu Ayah Dalam Pelarian Ketika Aku Kembali Marito, terlahir sebagai perempuan di suku Batak. Ia memiliki empat kakak perempuan. Nasibnya lahir di masa terpelik dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak pada garis khatulistiwa. Dengan Penduduk yang berdiam dan berasal dari pulau-pulau yang beraneka ragam adat budaya dan
Lebih terperinciV. KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : meliputi, Himpun (meliputi : Himpun Kemuakhian dan Himpun Pemekonan),
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Proses upacara perkawinan adat
Lebih terperinciDRAFT PANDUAN ACARA PERNIKAHAN. Putra pertama Bapak.. & Ibu. Dengan. Srah Tinampi : Ahad,.. Sepetember 2014 Pukul 07.00
DRAFT Untuk dirapatkan DRAFT PANDUAN ACARA PERNIKAHAN Putri pertama Bapak. & Ibu Dengan Putra pertama Bapak.. & Ibu Srah Tinampi : Ahad,.. Sepetember 014 Pukul 07.00 Akad Nikah : Ahad,.. September 014
Lebih terperinciMunakahat ZULKIFLI, MA
Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara
Lebih terperinciTATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG
TATA TERTIB PESERTA DIDIK SEKOLAH UNGGUL SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.15. 2. Tanda masuk berbunyi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan dalam pandangan Islam adalah sesuatu yang luhur dan sakral, bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah Rasulullah. Sebab di
Lebih terperinciNaskah berikut ini disusun oleh Departemen Kesehatan NSW.
Disusun oleh A Indonesian [BHC-7220] Bermain itu semata-mata belajar : Pedoman bermain bagi yang anaknya 2½ - 5 tahun - A guide to play for parents of children 2½ - 5 years Naskah berikut ini disusun oleh
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pencarian Jodoh Muli Mekhanai Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata Pemilihan mempunyai arti proses atau cara perbuatan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai keinginan untuk hidup bersama dan membina rumah tangga yaitu. dengan melangsungkan pernikahan atau perkawinan.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam perjalanan hidupnya mengalami tiga peristiwa penting, yaitu waktu dilahirkan, waktu menikah atau berkeluarga dan ketika meninggal dunia. Meskipun semuanya
Lebih terperinciFilled Notes. 1. Wawancara dengan Bapak YB. Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret : Rumah Bapak YB : WITA.
LAMPIRAN 90 Filled Notes 1. Wawancara dengan Bapak YB Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret 2012 : Rumah Bapak YB : 16.30-18.35 WITA a) Arti kematian bagi orang Sabu. Made atau meninggal menurut kepercayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam adat Batak Toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarakat melalui perkawinan tidak bisa dilepaskan dari kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang terdiri dari berbagai suku-sukubangsa yang tinggal di berbagai daerah tertentu di Indonesia. Masing- masing
Lebih terperinciPERATURAN PESERTA OSMARU COR 2015
PERATURAN PESERTA OSMARU COR 2015 BAB I KEHADIRAN Pasal 1 : Seluruh Peserta WAJIB hadir dalam rangkaian kegiatan Osmaru 2015 sesuai dengan ketentuan waktu, jadwal, serta tugas masing-masing dengan tertib
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh masyarakat adat batak toba. Sistem ini dalam arti positif merupakan suatu sistem dimana seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak
Lebih terperinciPerkawinan Sesama Jenis Dalam Persfektif Hukum dan HAM Oleh: Yeni Handayani *
Perkawinan Sesama Jenis Dalam Persfektif Hukum dan HAM Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 24 Oktober 2015; disetujui: 29 Oktober 2015 Perilaku seks menyimpang hingga saat ini masih banyak terjadi
Lebih terperinciMENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR A. Analisis Hukum Islam Terhadap Alasan Larangan Nikah
Lebih terperinciKONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR
KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: SITI SOLIKAH F100040107 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperinciFH UNIVERSITAS BRAWIJAYA
NO PERBEDAAN BW/KUHPerdata Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 1 Arti Hukum Perkawinan suatu persekutuan/perikatan antara seorang wanita dan seorang pria yang diakui sah oleh UU/ peraturan negara yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Identitas Subjek Penelitian Nama Subjek S (p) S.R E.N N S (l) J Usia 72 Tahun 76 Tahun 84 Tahun 63 Tahun 68 Tahun 60 Tahun Jenis Perempuan Perempuan
Lebih terperinciKehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui
Kehidupan itu terlalu penuh dengan kebahagian bagi orang yang menyadarinya Tommy membaca kalimat terakhir dari sebuah novel yang diterbitkan melalui salah satu blog yang sudah lama ia ikuti. Blog yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan seorang diri, tetapi manusia adalah makhluk sosial yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup bermasyarakat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan Adat Lampung Studi di Desa
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengadakan pengolahan dan menganalisis data dari hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Prosesi Sebambangan Dalam Perkawinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendiami daerah Simalungun begitu juga dengan yang lainnya. marga, dimana menghubungkan dua pihak yakni pihak parboru atau sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batak merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mana sebagian besar bermukim di Sumatera Utara. Suku yang dikategorikan sebagai Batak yaitu Batak Toba, Batak
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang penulis kemukakan terdahulu, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Istilah sapaan
Lebih terperinciKain Sebagai Kebutuhan Manusia
KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta
Lebih terperincidia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.
PRINCESS Cerita ini diinspirasi oleh sebuah mimpi yang ku alami tahun 2007, tentang sebuah kerajaan islam di Indonesia. Namun masih ragu, benarkah ada cerita seperti dalam mimpi saya? Daripada salah dan
Lebih terperinciOleh: Windra Yuniarsih
Puncak Kebahagiaan Oleh: Windra Yuniarsih Perempuan adalah makhluk yang istimewa. Aku merasa beruntung dilahirkan sebagai perempuan. Meskipun dari keluarga sederhana tetapi kakiku dapat membawaku ke tempat
Lebih terperinciNikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*
Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo* Abstrak Nikah Sirri dalam perspektif hukum agama, dinyatakan sebagai hal yang sah. Namun dalam hukum positif, yang ditunjukkan dalam Undang -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974. Pengertian perkawinan menurut Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar dalam menjalankan tata hukum di Indonesia. Oleh sebab itu, untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciTanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya
Pemahaman Progresif tentang Hak Perempuan atas Waris, Kepemilikan Tanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya Beberapa Istilah Penting terkait dengan Hak Perempuan atas Waris dan Kepemilikan Tanah: Ahli
Lebih terperinciMENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki
MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah
Lebih terperinciIBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN
IBADAT PEMBERKATAN PERTUNANGAN Orang tua Kristiani mempunyai tanggung jawab, yang dipandang juga sebagai bentuk kerasulan khusus, untuk mendidik anak-anak dan membantu anak-anak dapat mempersiapkan diri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
80 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan tradisi pingit pengantin Tradisi pingit pengantin adalah kebiasaan yang telah biasa dilakukan oleh masyarakat di Desa Urung Kampung Dalam Kecamatan
Lebih terperinciTARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING
TARI GANGERENG ATAU TARI GIRING-GIRING Oleh: Neni Puji Nur Rahmawati 1 Sebelum membahas tentang tari Giring-Giring, berikut deskrispsi dari tarian tersebut: Daerah asal : Dusun Paju Ampat, Kec. Dusun Timur,
Lebih terperinciTENTANG DUDUK PERKARANYA
P U T U S A N Nomor: 0098/Pdt.G/2008/PA.Slk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Solok memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat pertama,
Lebih terperinciE. Siklus Kehidupan Masyarakat Dayak 1. Kelahiran
E. Siklus Kehidupan Masyarakat Dayak 1. Kelahiran Seperti pada kebanyakan suku bangsa lain di dunia, suku Dayak di Kalimantan juga memiliki siklus hidup yang kesemuanya terangkai dalam ritual-ritual adat
Lebih terperinciUJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran
UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 7 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN. a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu
DAFTAR LAMPIRAN Data istilah sebutan sanak saudara a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu b. Ayak : Ayah sebagian ada juga yang memanggil Bapak c. Mamak
Lebih terperinciGambar 2. Silsilah si Raja Batak. c. Posisi duduk dalam ritual Batak
b. Tarombo Tarombo adalah silsilah, asal usul menurut garis keturunan ayah atau patrilineal dalam suku Batak. Sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat suku bangsa Batak untuk mengetahui silsilahnya agar
Lebih terperinciTATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018
TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2017/2018 A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah pukul 07.10 Wib. 2. Tanda masuk berbunyi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang undang No. 1 Tahun 1974 dinyatakan bahwa: Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang
Lebih terperinciPUBLIKASI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SITUBONDO. P E N E T A P A N Nomor 0156/Pdt.P/2015/PA.Sit B ISMILLAHIRAHMANNIRAHIM
P E N E T A P A N Nomor 0156/Pdt.P/2015/PA.Sit B ISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa perkara perdata tertentu pada tingkat
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI
BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan
Lebih terperinci