Gaji dalam 1 tahun : 12 x Rp ,00 = Rp ,00 PTKP : Rp ,00 Rp ,00 Gaji yang kena pajak : Rp

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gaji dalam 1 tahun : 12 x Rp ,00 = Rp ,00 PTKP : Rp ,00 Rp ,00 Gaji yang kena pajak : Rp"

Transkripsi

1 SOAL YANG BERKAITAN DENGAN PAJAK PENGHASILAN (PPH) 1. Di ketahui Pak Jaya yang bekerja sebagai pegawai negeri yang memiliki penghasilan Rp ,00 perbulannya. Akan tetapi Pak Jaya belum menikah sehingga belum mempunyai anak. Hitung besra pajak penghasilan yang harus dibayar perbulannya? 2. Tersebutlah Pak Roni yang bekerja sebagai Direktur perusahaan dengan gaji perbulannya Rp ,00. Dan Ia sudah mempunyai istri namun belum memiliki anak. Berapa pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Pak Roni? 3. Tuan Doni memiliki penghasilan kena pajak sebesar Rp ,00 berapa penghasilan terutang Tuan doni? 4. Hiduplah sebuah keluarga disebuah desa. Ia adalah Bapak Deni dan istrinya beserta 4 anaknya. Untuk mencukupi kebutuhannya ia bekerja sebagi Kepala Sekolah denagn upah sebesar Rp ,00. Hitunglah besar pajak penghasilannya yang harus dibayarkan perbulannya? 5. Terdapat sebuah keluarga yang terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu Bapak Dwi dan 3 anaknya. Istrinya sudah lama meninggal, sehingga kini Bapaknya yang harus mencukupi kebutuhan keluarganya. Untuk menunjang itu, ia bekerja sebagai Pegawai Bank dengan upah yang diterimanya sebesar Rp ,00 perbulannya. Berapa besar pajak penghasilan yang harus dibayarkan perbulannya? Jawaban: 1. dik. Besar penghasilan Rp ,00 Dana jabatan 5 % x Rp ,00 = Rp ,00 gaji Pak Jaya : Rp ,00 Gaji dalam 1 tahun : 12 x Rp ,00 = Rp ,00 PTKP : Rp ,00 Rp ,00 Gaji yang kena pajak : Rp ,00

2 Maka jumlah pajak yang harus dibayar : Pajak 1 tahun : 5 % x Rp ,00 = Rp ,00 15% x Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Pajak perbulannya : Rp ,00 = Rp ,00 Jadi, besarnya pajak yang harus dibayar oleh Pak Jaya perbulannya sebesar Rp , dik. Besar penghasilan : Rp ,00 Dana jabatan : 5 % x Rp ,00 = Rp ,00 Gaji pak Roni : Rp ,00 Maka gaji 1 tahun : 12 x Rp ,00 = Rp ,00 PTKP : Rp ,00 Rp ,00 + Hasil Rp ,00 Gaji kena pajak : Rp ,00 Maka jumlah pajak yang harus dibayar : 5 % x Rp ,00 = Rp ,00 15 % x Rp ,00 = Rp ,00 Jumlah pajak dalam waktu 1 tahun : Rp ,00 Besarnya pajak perbulannya : Rp ,00 = Rp ,00 Dari sejumlah gaji yang diterima oleh Pak Roni, naka ia berkewajiban membayar pajak penghasilannya sebesar Rp ,00 perbulannya. 3. tarif pajak= 5% x Rp ,00 = Rp ,00

3 10% x Rp ,00 = Rp ,00 15% x Rp ,00 = Rp ,00 Dikurang menjadi Rp ,00 4. Dik. Besar penghasilan : Rp ,00 Dana jabatan : 5 % x Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Gaji dalam waktu 1 tahun : 12 x Rp ,00 = Rp ,00 PTKP : Rp ,00 4 x Rp ,00 + Hasil Rp ,00 Gaji yang kena pajak : Rp ,00 Jumlah pajak yang harus dinayar : 5 % x Rp ,00 = Rp ,00 15 % x Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Pajak perbulannya yang harus dibayar : Rp ,00 = Rp ,00 12 Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Pak Deni perbulannya sebesar Rp ,00 5. Dik. penghasilan : Rp ,00 Dana jabatan : 5 % x Rp ,00 = Rp ,00 Rp ,00 Gaji dalam waktu 1 tahun :

4 12 x Rp ,00 = Rp ,00 PTKP : Rp ,00 3 x Rp ,00 Hasil Rp ,00 Gaji yang kena pajak : Rp ,00 Jumlah pajak yang harus dibayar : 5 % x Rp ,00 = Rp ,00 15 % x Rp ,00 = Rp ,00 Pajak dalam waktu 1 tahun : Rp ,00 Pajak perbulannya : Rp ,00 = Rp ,00 12 Jadi jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh Bapak Dwi yaitu sebesar Rp ,00 untuk perbulannya Soal-Soal Perpajakan Pajak Bumi dan Bangunan

5 1. Wajib Pajak Miliki Objek Pajak yang NJOPnya kurangd ari NJOPTKP Wajib Pajak Dinda memiliki objek pajak berupa bumi dengan nilai sebagai berikut : Nilai Jual Objek Pajak Rp Diumpamakan NJOPTKP adalah sebesar Rp Diminta : hitunglah besarnya PBB terutang Jawab : Nilai Jual objek Pajak (NJOP) Rp Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp NJOP sebagai dasar pengenaan Pajak Nihil PBB Nihil 2. Wajib pajak memiliki objek pajak yang NJOPnya kurang dari 1 milyar Wajib pajak verlya mempunyai objek pajak berupa : a. Tanah seluas Rp b. Bangunan seluas 700m persegi dengan nilai jual Rp /m2 c. Taman mewah seluas 500 m persegi dengan nilai jual Rp d. Pagar mewah sepanjang 75 m persegi dan tinggi rata2 pagar 2 m denagn nilai jual Rp e. NJOPTKP diumpamakan Rp Ditanya : Hitung besarnya PBB? Jawab : a. Perhitungan nilai jual objek pajak 1. Tanah x Rp = Rp Bangunan 700 x Rp = Taman 500 x = Pagar mewah 75 x = NJOP sebagai dasar pengenaan pajak =

6 NJOPTKP NJOP sebagai dasar perhitungan pajak = NJKP 20%* = PBB terutang 0,5% x x = *NJKP 20% karna NJOP sebagai dasar perhitungan pajak < Dan kasus diatas termasuk WP PBB pedesaan dan perkotaan 3. WP beni memiliki objek pajak berupa tanah dan bangunan dengan NJOP sebagai berikut : Tanah =.Rp Bangunan = NJOPTKP = Diminta : Hitunglah PBB? JAWAB : Perhitungan nilai jual objek pajak Tanah = Bangunan = NJOP sebagaid asar pengenaan pajak = NJOPTKP = NJOP untuk perhiutngan pajak = NJKP 40% X PBB terhutnag 0,5% x WP dodi memiliki objek pajak bumi dan bangunan dengan NJOP sebagai berikut : Bumi Rp Bangunan Pagar mewah NJOPTKP Ditanya : Hitunglah PBB? JAWAB

7 Perhitungan nilai julak kena pajak Bumi Tanah Pagar mewah NJOP sebagai dasar pengenaan pajak NJOPTKP NJOP untuk perhitungan pajak NJKP 20% X PBB terutang 0,5% Pada awal tahun 2010 tuan dani mempunyai tanah dan bangunan yang mempunyai harga jual untuk tanah ditaksir dan bangunan pada tanggal 20 januari 2011 tuan dani membeli tanah baru dan dijadikan satu dengan tanah yang lama dengan harga pada tahun itu pula diatas tanah itu didirikan bangunan yang digabungkan dengan bangunan lama yang menghabiskan biaya bila diumpamakan NJOPTKP adalah Diminta: hitunglah PBB? JAWAB: Perhitungan NJKP Tanah Bangunan NJOP sebagai dasar pengenaan pajak NJOPTKP NJOP untuk perhitungan pajak NJKP 20% X PBB 0,5% X (objek pajak yang dimasukkan dalam perhitungan hanya bumi dan bangunan yang sudah dimilki pada tanggal 1 januari Karna dalam aturan PBB OP yang dimasukkan dalam perhitungan hanya memperhatikan keadaan pada awal tahun.

8 Sehingga wajib pajak yang baru dibeli tidak diperhitungkan. Objek pajak tersebut baru dimasukkan sebagai objek pajak tahun berikutnya.

9 PPN 1.PKP A bulan Januari 2011 menjual tunai barang kena pajak dengan harga jual Rp ,-. Hitung : -PPN terutang -Jumlah yang harus dibayar pembeli Jawab : PPN terutang 10% X Rp ,- = Rp ,- + Harga Beli = Rp ,- PPN 10% X Rp ,- = Rp ,- + Jumlah yang harus dibayar = Rp ,- 2.Bpk.Dhani adalah seorang pengusaha yang memilih menjadi PKP (PMPKP) pada suatu masa melakukan kegiatan sebagai berikut : - Membeli BKP Rp ,- - Menjual BKP ke PKP Rp ,- - Menjual BKP ke bukan PKP Rp ,- - Menjual BKP ke Luar Negeri/Ekspor Rp ,- Persediaan barang awal dan akhir di anggap tidak ada. Hitung : a. Pajak Masukan b. Pajak Keluaran c. Pajak masukan yang dapat di kreditkan d. PPN lebih bayar/kurang bayar Jawab : 1. Pajak Masukan = 10% X Rp = Rp ,- 2. Pajak Keluaran = 10% X Rp = Rp ,- Pajak Keluaran atas penjualan di Luar Negeri = 0% X Rp = Rp 0 - = Rp ,- 3. PPN Masukan ( yang dapat dikreditkan ) Rp Rp Rp ,- Rp ,- = Rp ,59

10 4. PPN Keluaran Rp ,- PPN Masukan yg dikreditkan Rp ,59 PPN Lebih Bayar Rp ,59 3. Haryono seorang pengusaha kena pajak membeli barang kena pajak Rp ,- kemudian barang tersebut dijual kedalam negeri seharga Rp ,- dan di ekspor Rp ,- persediaan awal dan akhir di anggap tidak ada.hitunglah : - Pajak Masukan - Pajak Keluaran - PPN Lebih Bayar/Kurang Bayar Jawab : 1. Pajak Masukan = 10% X Rp ,- = Rp ,- 2. Pajak Keluaran atas penjualan didalam negeri = 10% X Rp ,- = Rp ,- Atas Ekspor = 0 % X Rp ,- = Rp 0 - Jumlah Pajak Keluaran Rp ,- 3. PPN keluaran = Rp ,- PPN Masukan = Rp ,- PPN Lebih bayar Rp ,- PPN BM 4. Bpk.Andi seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 20% seharga Rp ,- hitung : - PPN dan PPN-BM - jumlah yang di bayar Bpk.Andi jawab : Jumlah pembayaran Rp ,- PPN 10% X Rp Rp ,- PPN-BM 20% X Rp Rp , jumlah yang harus dibayar Rp ,-

11 5. PT. Cahaya membeli BKP Barang Mewah Langsung dari pabrik seharga Rp tarif barang Mewah 20% kemudian barang tersebut dijual lagi seharga Rp di dalam negeri. hitunglah : - PPN dan PPN BM - Jumlah yang dibayar PT Cahaya - Jumlah Yang dibayar pembeli Jawab : -PPN 10% X Rp Rp PPN BM 20% X Rp Rp PPN dan PPN BM yang harus dibayar Rp PPN 10% X Rp Jumlah yang dibayar pembeli Rp

12 SOAL DAN JAWABAN BPHB 1.Pak Yono seorang dermawan memiliki 1 Ha tanah dan bermaksud memberikan tanahnya melalui hibah wasiat, yang aktanya dibuat oleh Notaris Omar Bakhir, masing-masing penerima hibah wasiat mendapat tanah seluas: a. Rangga (anak kandung) seluas 3000 m2 b. Edi (adik kandung) seluas 1000 m2 dan c. Pesantren Assalam seluas 2000 m2 Nilai pasar tanah tersebut adalah Rp ,- per Ha dan telah dikenakan PBB termasuk kelas A.26 (Rp ,-/m2) Berapa BPHTB yang harus dibayar? 2.Tentukan perlakuan BPHTB atas kejadian-kejadian di bawah ini: a. Tanggal 5 maret 2006, Pak Tejo membeli tanah 100 m2 melalui PPAT dengan harga transaksi Rp /m2 dan telah membayar BHTPB-nya b. Tanggal 10 oktober 2006, dilakukan pemeriksaan ternyata harga transaksi yang benar adalah Rp /m2. Atas kesalahan ini telah diterbitkan SKPKB c. Tanggal 15 desember 2006, atas kesalahan sendiri Pak tejo melapor secara tertulis kepada KPP Cirebon bahwa tanah yang dibelinya itu seluas 125 m2 Jawaban 1. a. NPOP 3000 x = NPOPTKP NPOKP BPHTB Terutang = 50% x 5% x = b. NPOP 1000 x = NPOPTKP NPOKP

13 BPHTB Terutang adalah 50% x 5% x = c. NPOP 2000 x = NPOPTKP NPOKP BPHTB Terutang = 50% x 5% x = a. NPOP x 100m = NPOPTKP NPOKP BPHTB Terutang = 5% x = b. Diberikan denda administrasi sebesar 2% perbulan untuk jangka waktu minimal 24 bulan dihitung SKPKB. NPOP x 100m = NPOPTKP NPOKP mulai saat terhutang pajak saat diterbitkan BPHTB Terutang = 5% x = Pajak yg telah dibayar Pajak Kurang Bayar Sanksi Administrasi = 8 x 2% x = Jadi Pajak yg harus dibayar = = c. WP tersebut mendapatkan sanksi sebesar 100% dari kekurangan pajak tersebut NPOP x 125m= NPOPTKP NPOKP BPHTB Terutang = 5% x = Pajak yg telah dibayar

14 Pajak Kurang Bayar Sanksi 100% = 100% x = Jadi Pajak yg harus dibayar = = Perhitungan Besaran BPHTB 3. Seseorang membeli sebuah rumah di Jakarta dengan luas tanah 200 m² dan luas bangunan 100 m². Berdasarkan NJOP, harga tanah Rp per m² dan nilai bangunan Rp per m². Berapa besaran BPHTB yang harus dikeluarkan oleh pembeli rumah tersebut? * Harga Tanah: 200 m² x Rp = Rp * Harga Bangunan: 100 m² x Rp = Rp * Jumlah Harga Pembelian Rumah: = Rp * Nilai Tidak Kena Pajak *) = Rp * Nilai untuk penghitungan BPHTB = Rp * BPHTB yang harus dibayar 5% : 5% x Rp = Rp *) untuk wilayah Jakarta Rp , Bogor Rp , Tangerang Rp dan sebagainya. Besaran ini dapat berubah sesuai peraturan pemerintah setempat.

Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seizin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di

Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seizin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di 2 MOJAKOE Perpajakan Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seizin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di www.spa-feui.com Official Learning Partner: OfficialMedia Partner: @spafeui SPA FEUI www.spa-feui.com

Lebih terperinci

Pertemuan 7 BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) & PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)

Pertemuan 7 BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) & PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) Pertemuan 7 BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) & PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) 1 P7.1 Teori Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) A. Dasar Hukum Bea Perolehan Hak Atas Tanah

Lebih terperinci

1. BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak. 2. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah

1. BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak. 2. Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah DEFINISI BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN 1. BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan 2. Perolehan hak

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB SUBJEK, OBJEK PAJAK BPHTB DAN DASAR TARIP PENGENAAN LOGO OBJEK BPHTB (UU BPHTB ps. 2) BPHTB adalah pajak yang dikenakan atas perolehan

Lebih terperinci

Perpajakan Elearning # 11

Perpajakan Elearning # 11 (PBB) Pengertian (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang nomor 12 Tahun

Lebih terperinci

MATERI: Pajak Daerah, PBB, BPHTB, PPhTB, & Bea Meterai

MATERI: Pajak Daerah, PBB, BPHTB, PPhTB, & Bea Meterai MATERI: Pajak Daerah, PBB, BPHTB, PPhTB, & Bea Meterai Oleh: Eko Wisnu Warsitosunu, M.M., Ak. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA 10/12/2014 Pajak Daerah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Bea Perolehan

Lebih terperinci

MODUL PERPAJAKAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN

MODUL PERPAJAKAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN MODUL PERPAJAKAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN PENDAHULUAN Dengan berlakunya UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (UU PDRD), maka mulai tahun 2011, Bea Perolehan

Lebih terperinci

MOJAKOE MOdul JAwaban KOEliah

MOJAKOE MOdul JAwaban KOEliah MOJAKOE MOdul JAwaban KOEliah Perpajakan 2 UTS Semester Genap 2013/2014 @spafebui SPA FEB UI Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEB UI. Download MOJAKOE dan SPA Mentoring di http://spa-feui.com

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM PAJAK** (EB) KODE / SKS : KD / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM PAJAK** (EB) KODE / SKS : KD / 2 SKS Minggu 1 & 2 Dasar-dasar Perpajakan 1. Pengertian pajak & restribusi 2. Fungsi pajak 3. Hambatan pemungutan pajak 4. Syarat-syarat pemungutan pajak 5. Tarif pajak 6. Kedudukan hukum pajak 7. Hukum pajak

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PERPAJAKAN Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami pengertian, unsur-unsur, fungsi dan peranan, pemungutan

Lebih terperinci

BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 BAHAN MATERI MATA PELAJARAN EKONOMI DAN BISNIS KOMPETENSI DASAR KETENTUAN PERPAJAKAN KELAS XI AP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 A. Pengertian Pajak Beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pajak,

Lebih terperinci

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP adalah sebagai berikut : 1. Menyampaikan Surat

Lebih terperinci

5/3/2011 DASAR HUKUM BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) OBJEK BEA PEROLEHAN HAK ATAS PENGERTIAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS

5/3/2011 DASAR HUKUM BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) OBJEK BEA PEROLEHAN HAK ATAS PENGERTIAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS DASAR HUKUM BEA PEROLEHAN HAK ATAS (BPHTB) Ketentuan mengenai Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) diatur dalam UU No. 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. Terakhir

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH FAKULTAS JURUSAN / JENJANG KODE : PENGANTAR PERPAJAKAN : EKONOMI : AKUNTANSI / D3 : KD-024317 M I N G G U 1 2 POKOK BAHASAN SUB POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB dan berubah menjadi Pajak Daerah Berdasarkan UU No 28 Tahun 2009 tentang PDRD LOGO Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar (SKBKB) Dalam

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN SSPD

PETUNJUK PENGISIAN SSPD - PETUNJUK PENGISIAN SSPD Formulir ini terdiri dari 6 (enam) rangkap. Lembar pertama untuk Wajib Pajak (WP) sebagai bukti pembayaran. Lembar Kedua untuk PPAT, Lembar Ketiga untuk Kepala Kantor Bidang Pertanahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang terbesar di dunia. Hal ini tentunya membuat Indonesia tidak lepas dari apa yang namanya permasalahan perekonomian.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 21 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Gambaran Umum Sampel Data sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 211 WP, dengan distribusi sampel berdasarkan nilai tanah per m2, nilai bangunan per m2,

Lebih terperinci

Perpajakan / Elearning BPHTB Dosen: VED.,SE.,MSi

Perpajakan / Elearning BPHTB Dosen: VED.,SE.,MSi Perpajakan / Elearning BPHTB Dosen: VED.,SE.,MSi 1 BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) Istilah Penting dalam UU BPHTB ( Pasal 1 UU No. 21 Tahun 1997 jo. UU No. 20 Tahun 2000) 1. Bea perolehan

Lebih terperinci

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA OLEH: Yulazri M.Ak. CPA Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Dasar Hukum : No. Tahun Undang2 12 1985 Perubahan 12 1994 OBJEK PAJAK Pasal 2 ayat (1) BUMI BANGUNAN Adalah: Permukaan bumi yang meliputi tanah dan

Lebih terperinci

Kebijakan Perpajakan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Lahan, Kegiatan Spekulasi, dan Lahan Tidak Produktif

Kebijakan Perpajakan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Lahan, Kegiatan Spekulasi, dan Lahan Tidak Produktif Kebijakan Perpajakan Dalam Rangka Mengurangi Ketimpangan Lahan, Kegiatan Spekulasi, dan Lahan Tidak Produktif Kementerian Keuangan RI Jakarta, April 2017 LATAR BELAKANG KONDISI SAAT INI : Penguasaan lahan

Lebih terperinci

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN Undang-Undang No 28 Tahun 2009 Oleh Iwan Sidharta, SE., MM. Sifat PBB Pajak Daerah Pajak Objektif (bersifat kebendaan) Official Assesment System (menggunakan

Lebih terperinci

Perpajakan 2 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Bea Materai

Perpajakan 2 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Bea Materai Perpajakan 2 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Bea Materai 22 Februari 2017 Benny Januar Tannawi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 1 Daftar Isi Pajak Daerah dan retribusi daerah PBB BPHTB Bea Materai

Lebih terperinci

Berikut ini adalah data untuk perhitungan PBB apartemen di Jalan Gunung Sahari :

Berikut ini adalah data untuk perhitungan PBB apartemen di Jalan Gunung Sahari : Problem 1 (PBB) Berikut ini adalah data untuk perhitungan PBB apartemen di Jalan Gunung Sahari : Luas tanah : 4000 m2. NJOP = Rp 4,000,000 / m2 Bangunan : 100 unit tipe 75, 50 unit tipe 48. NJOP Rp 3,000,000

Lebih terperinci

MENGENAL SEKILAS TENTANG KEBIJAKAN PEDAERAHAN PAJAK PUSAT

MENGENAL SEKILAS TENTANG KEBIJAKAN PEDAERAHAN PAJAK PUSAT MENGENAL SEKILAS TENTANG KEBIJAKAN PEDAERAHAN PAJAK PUSAT Budi Lazarusli* ABSTRAK Pada tanggal 15 September 29 diundangkan undang-undang baru yakni UU No. 28 Tahun 29 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Lebih terperinci

PENGHITUNGAN NJOP PBB UNIT BANGUNAN STRATA TITLE SEBAGAI DASAR PENGENAAN BPHTB

PENGHITUNGAN NJOP PBB UNIT BANGUNAN STRATA TITLE SEBAGAI DASAR PENGENAAN BPHTB PENGHITUNGAN NJOP PBB UNIT BANGUNAN STRATA TITLE SEBAGAI DASAR PENGENAAN BPHTB A. Pengertian 1. Luas tanah atau luas tanah bersama (LT) adalah luas tanah yang digunakan untuk bangunan keseluruhan (sesuai

Lebih terperinci

BAB XXI AKUNTANSI PERPAJAKAN

BAB XXI AKUNTANSI PERPAJAKAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XXI AKUNTANSI PERPAJAKAN Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB PAJAK PAJAK . PAJAK yang dibayarkan digunakan untuk kegiatan Penyelenggaraan Negara, dan Membiayai pembangunan seperti pembangunan gedung-gedung sekolah, Sarana Kesehatan (rumah sakit), sarana umum, pembangunan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap PT.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap PT. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap PT. Metroperdana Trade Centre mengenai analisis penerapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Lebih terperinci

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN BPHTB

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN BPHTB negara. 2 Bagi pihak yang mengalihkan hak atas tanah dan/atau bangunan berlaku PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PPAT DALAM MENGOPTIMALKAN PENERIMAAN BPHTB BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak adalah iuran

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT SETORAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (SSPBB)

DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT SETORAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (SSPBB) LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- /PJ/2009 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, SURAT SETORAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, DAN SURAT SETORAN BEA PEROLEHAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG BENTUK FORMULIR SURAT SETORAN PAJAK DAERAH (SSPD) SURAT SETORAN PAJAK DAERAH Lembar 1 PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR ( S S P D ) Untuk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS Semua badan merupakan Wajib Pajak tanpa terkecuali, mulai saat didirikan atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh

Lebih terperinci

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan (KUP) Dasar Hukum : No. Tahun Undang2 6 1983 Perubahan 9 1994 16 2000 28 2007 16 2009 SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) SPT Surat yg oleh

Lebih terperinci

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Modul PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF DASAR PAJAK I JAKARTA, 25 FEBRUARI 9 MEI 2008 PUSDIKLAT PERPAJAKAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

1

1 0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Kondisi pembangunan yang semakin berkembang memberikan dampak yang sangat besar bagi negara kita, khususnya dibidang ekonomi. Pembangunan ekonomi bertujuan

Lebih terperinci

KETENTUN PELAKSANA 14/PMK.03/2009 (NPOPTKP) DST. atep adya barata

KETENTUN PELAKSANA 14/PMK.03/2009 (NPOPTKP) DST. atep adya barata DASAR HUKUM Undang-Undang No. 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.21 Tahun

Lebih terperinci

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru) Tuan Wahyudi (PKP) seorang pengusaha garmen yang memiliki 5 kios di Jakarta, Bandung,

Lebih terperinci

SAAT TERUTANG PAJAK ( Ps. 9 )

SAAT TERUTANG PAJAK ( Ps. 9 ) SAAT TERUTANG PAJAK ( Ps. 9 ) Jual Beli,Tukar Menukar,Hibah Pemasukan dl Perseroan Pemisahan Hak, Penggabungan/Peleburan Usaha Pemekaran Usaha, Hadiah Sejak Tgl dibuat dan ditanda tanganinya AKTA Waris

Lebih terperinci

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH PPN dan PPnBM UU No.18 Tahun 2000 => 42 Th 2009 Tentang Pengenaan PPN dan PPnBM atas BKP dan JKP yang dikonsumsi di dalam negeri Definisi Pajak

Lebih terperinci

RPS Mata Kuliah Perpajakan 2 Program Studi Akuntansi Halaman 1 dari 10

RPS Mata Kuliah Perpajakan 2 Program Studi Akuntansi Halaman 1 dari 10 RPS Mata Kuliah Perpajakan 2 Program Studi Akuntansi Halaman 1 dari 10 Kehadiran : 10 % Tugas : 15 % Quiz : 15 % UTS : 30 % UAS : 30 % RPS Mata Kuliah Perpajakan 2 Program Studi Akuntansi Halaman 2 dari

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 31 Agustus 2017 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG PENEGASAN TERKAIT PPN YANG DIBEBASKAN ATAS IMPOR BARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang mengandalkan penerimaan pajak sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan negara,

Lebih terperinci

Kini PBB Menjadi Pajak Daerah!

Kini PBB Menjadi Pajak Daerah! Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kini PBB Menjadi Pajak Daerah! Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi: Account Representative Pengalihan PBB Perdesaan & Perkotaan Panduan ini hanya bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan Negara dan pembangunan nasional. memenuhi kewajiban dalam bentuk fasilitas telah diberikan untuk mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan Negara dan pembangunan nasional. memenuhi kewajiban dalam bentuk fasilitas telah diberikan untuk mempermudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dan dinamika masyarakat yang kian meningkat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuntut adanya ketersediaan anggaran yang cukup tinggi. Salah satu

Lebih terperinci

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Oleh Ruly Wiliandri Pelaksanaan UU No. 6 Tahun 1983 yang diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994, dan UU No. 16 Tahun 2000 dan yang terakhir diatur dalam UU No. 28 Tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: PEMANFAATAN ATAS BKP TIDAK BERWUJUD DAN JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN DAN PPN ATAS OBJEK PASAL 16C DAN PASAL 16D 1.1 Pajak Pertambahan Nilai atas Pemanfaatan

Lebih terperinci

DASAR HUKUM DAN TERMINOLOGI PBB

DASAR HUKUM DAN TERMINOLOGI PBB DASAR HUKUM DAN TERMINOLOGI PBB I. Dasar Hukum Pemungutan PBB 1. UU No. 6 Tahun 1983 diperbaharui dengan UU No. 16 tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Perpajakan 2. UU No. 12 tahun 1985 diperbaharui dengan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang terbesar di dunia. Hal ini tentunya membuat Indonesia melakukan beragam cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER - D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan dd/bb/thn Tanggal revisi dd/bb/thn 15/08/2016 24/02/2017 Fakultas PROGRAM

Lebih terperinci

TITIS RONALITA RESMADEWI NIM

TITIS RONALITA RESMADEWI NIM PERAN ADMINISTRASI NOTARIS/PPAT DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN BPHTB TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI STUDI KASUS PADA KANTOR NOTARIS DAN PPAT IS HARIYANTO IMAM SALWAWI, SH JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Diajukan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis atas perhitungan pajak terhutang beserta sanksi atau denda yang dikenakan terhadap Wajib

Lebih terperinci

TAX REVIEW UNTUK WAJIB PAJAK PROPERTY ATAU DEVELOPER

TAX REVIEW UNTUK WAJIB PAJAK PROPERTY ATAU DEVELOPER TAX REVIEW UNTUK WAJIB PAJAK PROPERTY ATAU DEVELOPER Berikut ini saya coba bahas mengenai gambaran perpajakan (tax Review) untuk perusahaan yang bergerak di bidang agen property atau Developer atau agen

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Perlakuan Pajak Penghasilan dalam Transaksi Jasa Lelang oleh Balai Lelang Swasta Sebagaimana telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa transaksi

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB PPAT ATAS PAJAK

KARYA ILMIAH WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB PPAT ATAS PAJAK KARYA ILMIAH WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB PPAT ATAS PAJAK Disusun Oleh : INDRA RUKMONO NIM : 113032 PROGRAM STUDI MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2015 KARYA ILMIAH Latar

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal BADAN ORANG PRIBADI Syarat Objektif Syarat Subjektif Wilayah tempat kedudukan KANTOR PELAYANAN PAJAK Wilayah tempat tinggal Fungsi NPWP - Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan - Sebagai identitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Dan Dasar Hukum Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan ( BPHTB) 1. Pengertian Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan ( BPHTB) Menurut Udang-undang Nomor 28 tahun

Lebih terperinci

MK. MANAJEMEN KEUANGAN KONSUMEN (IKK

MK. MANAJEMEN KEUANGAN KONSUMEN (IKK MK. MANAJEMEN KEUANGAN KONSUMEN (IKK 335) PAJAK DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FEMA IPB 1-1 Copyright Houghton Mifflin Company. All rights reserved. DEFINISI PAJAK PAJAK adalah iuran rakyat kepada

Lebih terperinci

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPn BM)

PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPn BM) PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (PPn BM) UU PPnBM UU No. 8/1983 UU No. 11/1994 UU No. 18/2000 Meningkatkan kepastian hukum & keadilan Menciptakan sistem perpajakan yang sederhana tanpa mengabaikan pengawasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Perhitungan..., Nurhasanah, Fakultas Ekonomi 2016 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan adalah pajak. Sehingga dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 12 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang pelaksanaan kerja praktek Selama melaksanakan praktek kerja lapangan penulis di tempatkan di bagian pemasaran dan bagian umum. Di bagian ini pula penulis

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) (4) Kemampuan Akhir yang diharapkan

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) (4) Kemampuan Akhir yang diharapkan RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) Nama Mata Kuliah : Pengantar Pajak Kode Mata Kuliah : Beban sks : (1) Minggu ke (2) Materi Pembelajaran (3) Bentuk Pembelajaran 1 Pendahuluan (4)

Lebih terperinci

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB PAJAK PAJAK Tahun 2013 DEPARTEMEN IKK - IPB DEFINISI PAJAK PAJAK adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang Tanpa mendapatkan imbalan/balas jasa secara langsung (kontraprestasi), yang

Lebih terperinci

Administrasi Pajak pada Bisnis Properti / Real Estate

Administrasi Pajak pada Bisnis Properti / Real Estate Administrasi Pajak pada Bisnis Properti / Real Estate Disadur dari Buku Panduan Pajak 2010-2011 yang diterbitkan oleh Koperasi Pegawai Kantor Pusat Direktorat Jendral Pajak Properti/real estate adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisa kita lihat bersama Pemerintah sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisa kita lihat bersama Pemerintah sedang melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini bisa kita lihat bersama Pemerintah sedang melakukan pembangunan yang dimana bertujuan untuk memberi peningkatan terhadap kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan

Lebih terperinci

ASOSIASI KONSULTAN PAJAK PUBLIK INDONESIA KANTOR CABANG MADIUN

ASOSIASI KONSULTAN PAJAK PUBLIK INDONESIA KANTOR CABANG MADIUN ASOSIASI KONSULTAN PAJAK PUBLIK INDONESIA KANTOR CABANG MADIUN Jl. Singosari Nomor 2 Patihan Madiun MATA UJIAN : BREVET A DAN B TERPADU WAKTU : 120 MENIT SIFAT : CLOSED BOOK SOAL A. NILAI 50 1. Sarana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pengusaha Pengertian Pengusaha menurut Mardiasmo (2008:36), Pengusaha merupakan Orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 12

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 12 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 16 TAHUN 2010

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1101 BM SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SPT MASA PPn BM) ( F )

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1101 BM SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SPT MASA PPn BM) ( F ) LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-386/PJ./2002 TANGGAL : 19 Agustus 2002 PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR 1101 BM SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SPT MASA

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata : Perpajakan Bobot Mata : 2 Sks GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Deskripsi Mata : KUP, PPh umum, PPh pasal 21 sampai 26, PPh WR orang pribadi ba, PPN PPn BM, PBB serta bea materai. Perte

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN A. UMUM Pajak Daerah dipungut berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis akan menyimpulkan point-point penting pada pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis akan menyimpulkan point-point penting pada pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan-pembahasan yang telah diulas oleh penulis pada babbab sebelumnya, penulis akan menyimpulkan point-point penting pada pembahasan permasalahan

Lebih terperinci

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN Contributed by Administrator Wednesday, 08 June 2005 Pusat Peraturan Pajak Online PERMASALAHAN PEMERIKSAAN Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : XXX tanggal

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB dan berubah menjadi Pajak Daerah Berdasarkan UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah LOGO BEA PEROLEHAN HAK

Lebih terperinci

FORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR KINERJA PELAYANAN. Realisasi pelayanan NPWP tepat waktu X 100% Jumlah penerbitan NPWP. Realisasi pelayanan pengukuhan

FORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR KINERJA PELAYANAN. Realisasi pelayanan NPWP tepat waktu X 100% Jumlah penerbitan NPWP. Realisasi pelayanan pengukuhan LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE-97/PJ/2010 TENTANG : PETUNJUK PENGUKURAN, PELAPORAN, DAN MONITORING KINERJA LAYANAN UNGGULAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK FORMULA PENGHITUNGAN INDIKATOR

Lebih terperinci

PENEGAKAN HUKUM/ NOMOR 5/ VOLUME 3/MEI 2016 ISSN: X TINJAUAN HUKUM PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS TANAH INBRENG DAN BANGUNAN

PENEGAKAN HUKUM/ NOMOR 5/ VOLUME 3/MEI 2016 ISSN: X TINJAUAN HUKUM PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS TANAH INBRENG DAN BANGUNAN TINJAUAN HUKUM PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS TANAH INBRENG DAN BANGUNAN Oleh : RAFIQI Fakultas Hukum Universitas Medan Area ABSTRACT In Country have people and industrial pay to country, Inbreng pajak In Indonesia

Lebih terperinci

alam, retribusi, sumbangan, Bea dan Cukai, laba dari BUMN dan sumber golongan yang terdiri dari pajak langsung dan pajak tidak langsung; (2) pajak

alam, retribusi, sumbangan, Bea dan Cukai, laba dari BUMN dan sumber golongan yang terdiri dari pajak langsung dan pajak tidak langsung; (2) pajak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan iuran masyarakat yang diberikan kepada negara secara sukarela namun dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangundangan 1. Pajak yang dipungut dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-382/PJ/2002 Tanggal : 13 Agustus 2002 A. Singkatan 1. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Lebih terperinci

BAB 2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

BAB 2. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak BAB 2 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak BAB 2 HAK DAN KEWAJIBAN WAJIB PAJAK Dalam rangka untuk lebih memberikan keadilan di bidang perpajakan yaitu antara keseimbangan hak negara dan hak warga Negara pembayar

Lebih terperinci

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00. SOAL PAJAK SMK 1.Penghasilan yang termasuk obyek PPh Pasal 21 (Pajak Penghasilan Pasal 21) adalah. a. bunga b. deviden c. Gaji d. royalty e. sewa 2. Berdasarkan data laporan keuangan atas usaha tahun pajak

Lebih terperinci

PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut :

PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut : Contoh Soal PPN dan Pembahasan PT. Munirah adalah PKP yang bergerak di bidang penjualan elektronik di Makassar. Selama bulan Juli 2014 melakukan transaksi sebagai berikut : Penjualan langsung ke konsumen

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Nomor Pokok

Lebih terperinci

Lampiran 1 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-13/PJ.51/1998 Tanggal : 22 Juni 1998

Lampiran 1 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor : SE-13/PJ.51/1998 Tanggal : 22 Juni 1998 Lampiran 1 Nomor Surat Lampiran Hal Permohonan Surat PPN Ditanggung oleh Pemerintah atas Impor Barang Kena Tertentu Yth. Direktur Pertambahan Nilai dan Tidak Langsung Lainnya Jl. Gatot Subroto Nomor 40-42

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/ Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/2014-00 Apa yang dimaksud Emas Perhiasan? Emas perhiasan adalah perhiasan dalam bentuk apapun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan dibutuhkan dana dalam jumlah yang besar, dana yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan dibutuhkan dana dalam jumlah yang besar, dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Landasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut:

Landasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) A. Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan Landasan Filosofi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah sebagai berikut: a) Bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara yang penting

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARANSEMESTER (RPS) MATA KULIAH P E R P A J A K A N II

RENCANA PEMBELAJARANSEMESTER (RPS) MATA KULIAH P E R P A J A K A N II RENCANA PEMBELAJARANSEMESTER (RPS) MATA KULIAH P E R P A J A K A N II 1 13 PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI 2015 Nama Mata Kuliah : PERPAJAKAN II Kode Mata Kuliah/sks : EKA4072 / 3 sks Program Studi Semester

Lebih terperinci

Struktur Organisasi PT. Kidung Agung Jaya Perkasa

Struktur Organisasi PT. Kidung Agung Jaya Perkasa L A M P I R A N Struktur Organisasi PT. Kidung Agung Jaya Perkasa Kepala Administrasi Administrasi Penjualan Administrasi Perpajakan Departemen Keuangan Manajer Keuangan Kasir Kepala Kasir Pengendali Piutang

Lebih terperinci

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan diatur dalam Undang - Undang No.28 tahun 2007 yaitu perubahan ketiga atas Undang-Undang No.16 tahun 2000 A.

Lebih terperinci

Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Hak dan Kewajiban Wajib Pajak Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PJ.091/KUP/S/018/2014-00 HITUNG LAPOR PEMERIKSAAN PENAGIHAN DAFTAR BAYAR PENGAWASAN KEBERATAN & BANDING PENYIDIKAN Pajak

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Bagian: 1 Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB I PENAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang BAB I PENAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang Perpajakan dengan tidak mendapatkan

Lebih terperinci

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) Amanita Novi Yushita - 0

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) Amanita Novi Yushita - 0 BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) Amanita Novi Yushita - amanitanovi@uny.ac.id 0 DASAR HUKUM UU RI NO 21 THN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN SEBAGAIMANA TELAH

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Pada bagian ini penulis akan mengamati kasus yang penulis dapatkan selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan di KKP Anton dan Rekan yaitu tentang pemeriksaan pajak

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO ABSTRAK Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke sektor publik. Salah satu pajak yang sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN TEMPAT PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN TEMPAT PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SALINAN NOMOR 41/E, 2010 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 55 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN TEMPAT PEMBAYARAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci