MANUAL LIFEFORM 5.1. Oleh : Rahmat, M.I. Yosephine T.H. dan Giyanto. Programmer/Analyst : Rahmat. Editor : Del Afriadi
|
|
- Verawati Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MANUAL LIFEFORM 5.1 Oleh : Rahmat, M.I. Yosephine T.H. dan Giyanto Programmer/Analyst : Rahmat Editor : Del Afriadi CORAL REEF INFORMATION AND TRAINING CENTRE (CRITC) CORAL REEF REHABILITATION AND MANAGEMENT PROGRAM (COREMAP) JAKARTA,
2 KATA PENGANTAR Manual ini dibuat untuk membantu para peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya yang tertarik dengan masalah terumbu karang agar dapat memasukkan dan menganalisis data hasil penelitian terumbu karang yang menggunakan transek garis dengan metode benthic lifeform. Manual ini merupakan buku panduan praktis dari program Lifeform versi yang merupakan versi terbaru dari Lifeform terdahulu yaitu versi 3.0 dan versi 4.0. Versi terbaru ini tidak perlu menggunakan program dbase III+ dalam pengelolaan data, baik tambah data, edit data maupun hapus data, Walaupun untuk perhitungan lifeform sama prosesnya seperti versi terdahulu. Program ini dapat digunakan untuk mengolah data yang disimpan dalam versi yang lama dengan persyaratan tertentu. Pengelolaan data baik tambah, edit dan hapus pada versi ini diproses dalam satu menu utama sehingga lebih memudahkan pengguna. Dalam hal ini pengguna hanya perlu memilih pilihan yang ada dan tidak perlu lagi mempelajari program dbase III+ secara keseluruhan. Saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan guna penyempurnaan manual ini. Jakarta, Juni 2001 Penulis 2
3 DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. 4 Bab II Pengambilan Data. 5 A. Transek Garis B. Pencatatan Data Bab III Bab IV Pengelolaan Data A. Menambah Data B. Memperbaiki Data.. C. Menghapus Data Pengolahan Data... A. Dasar Perhitungan. B. Program Lifeform. Daftar Pustaka 3
4 BAB I. PENDAHULUAN Data yang diperoleh dari penelitian masih merupakan data mentah. Agar data dapat lebih bermanfaat, maka data tersebut terlebih dahulu diorganisasikan dalam suatu database. Sistem manajemen database dikenal sistem pengorganisasian dan pengolahan data pada komputer. Dengan sistem manajemen database kita dapat memasukkan, mengoreksi dan mengurutkan data menurut urutan tertentu, mencari data yang kita perlukan dengan cepat, serta menghubungkan suatu data dengan kelompok data lainnya. Hal yang paling penting dalam hal ini adalah dapat dilakukan analisis atau pengolahan data sehingga dapat membantu pengambilan kesimpulan dan pembuatan laporan yang informatif. Dalam analisis data terumbu karang, khususnya pengolahan data terumbu karang yang diperoleh melalui transek garis dengan metoda benthic lifeform, maka untuk pengolahan data tersebut diperlukan Program Lifeform. Program ini diperlukan untuk menghitung persentase tutupan masing-masing kategori biota dan menghitung panjang jenis-jenis biota yang dijumpai dalam transek garis dengan metode benthic lifeform. Sistem pengolahan data terumbu karang ini dibuat sesederhana mungkin agar setiap orang dapat menggunakan walaupun hanya memiliki komputer dengan kemampuan yang rendah, misalnya komputer dengan prosesor 386 yang tanpa dilengkapi hard disk. Sedangkan penggunaan komputer dengan tingkatan prosesor lebih tinggi tingkatannya dan telah dilengkapi oleh harddisk akan sangat membantu, oleh karena dapat menghemat waktu. Pengolahan data ini dibuat dalam bahasa Indonesia yang merupakan pengembangan dari program lifeform versi bahasa Inggris yang telah dipergunakan dalam Proyek kerja sama kelautan ASEAN-Australia. Dalam versi terbaru ini yakni versi 5.1 pengelolaan data baik tambah, edit maupun hapus dilakukan di dalam lingkup program Lifeform ini sendiri dengan pertimbangan untuk lebih menyederhanakan dengan memilih pilihan yang ada. Dengan demikian pengguna tidak perlu lagi mempelajari program dbase III+ seperti pada versi terdahulu. Selain itu pengolahan data dalam versi ini juga terdapat pada pilihan di dalam lingkup program Lifeform ini. 4
5 BAB II. PENGAMBILAN DATA A. TRANSEK GARIS Transek garis ( Line Intercept Transect ) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menilai kondisi terumbu karang di suatu lokasi. Biota-biota dalam terumbu karang tersebut dimasukkan kedalam beberapa kategori berdasarkan bentuk pertumbuhan (benthic lifeform) sehingga metode ini juga disebut dengan metode benthic lifeform atau bahkan disebut dengan metode lifeform saja. Beberapa keuntungan dari Pengguna metode ini antara lain : Pengelompokkan biota ke dalam beberapa kategori mempermudah peneliti atau orang dengan kemampuan terbatas untuk identifikasi terumbu karang. Metode ini merupakan metode sampling untuk menghitung persentase tutupan biota yang sangat efisien dan dapat dipercaya. Hanya memerlukan sedikit peralatan dan relatif sederhana dalam penerapannya. Dalam melakukan transek garis dengan metode benthic lifeform ini, tidak hanya ditekankan pada terumbu karangnya saja akan tetapi meliputi seluruh biota yang berasosiasi dengan ekosistem tersebut (seperti alga, spong, dan biota lainnya) disamping itu juga dapat digunakan untuk analisis faktor abiotiknya. Untuk lebih jelasnya pengelompokkan kategori dapat dilihat di bawah ini. Tabel Kategori bentuk substrat dasar Karang batu (hard corals) : Acropora : Acropora bercabang (Acropora branching) (ACB) : bentuk bercabang seperti ranting pohon. Contoh : Acropora palmata, A. formosa. 5
6 Acropora meja (Acropora tabulate) (ACT) : bentuk bercabang dengan arah mendatar, rata seperti meja. Contoh : A. hyacinthus. Acropora merayap (Acropora encrusting) (ACE): bentuk merayap, biasanya terjadi pada Acropora yang belum sempurna. Contoh : A. palifera dan A. cuneata. 6
7 Acropora submasif (Acropora submassive) (ACS) : percabangan bentuk gada/lempeng dan kokoh. Contoh: A. palifera. Acropora berjari (Acropora digitate) (ACD): bentuk percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari tangan. Contoh: A.humilis, A. digitifera dan A. gemmifera. Non-Acropora : Karang bercabang (coral branching) (CB) : bentuk bercabang, seperti ranting pohon. Contoh : Seriatopora hystrix. 7
8 Karang masif (coral massive) (CM) : bentuk seperti batu besar yang padat. Contoh : Platygyra daedalea. Karang merayap (coral encrusting) (CE) : bentuk merayap, hampir seluruh bagian menempel pada substrat. Contoh : Porites vaughani, Montipora undata. Karang submasif (coral submassive) (CS) : bentuk kokoh dengan tonjolantonjolan atau kolom-kolom kecil. Contoh : Porites lichen, Psammocora digitata. 8
9 Karang lembaran (coral foliose) (CF) : bentuk menyerupai lembaran daun. Contoh : Merulina ampliata, Montipora aequituberculata. Karang jamur (coral mushroom) (CMR) : soliter, bentuk seperti jamur. Contoh : Fungia repanda. Karang api (Millepora) (CME) : semua jenis karang api, dapat dikenali dengan adanya warna kuning di ujung koloni dan rasa panas seperti terbakar bila tersentuh. 9
10 Karang biru (Heliopora) (CHL) : karang biru dapat dikenali dengan adanya warna biru pada skeletonnya. Karang mati (Dead scleractina) terdiri dari : Karang mati (DC) : karang yang baru mati, berwarna putih. Karang mati yang ditutupi alga (DCA) : karang mati yang masih tampak bentuknya, tapi sudah mulai ditumbuhi alga halus. Alga terdiri dari : Alga makro (macro algae) (MA) : alga berukuran besar. Sargassum sp. Alga rumput (turf algae) (TA) : alga berukuran halus, menyerupai rumputrumput halus. Alga koralin (coraline algae) (CA) : alga yang mempunyai struktur kapur. Halimeda (HA) : alga dari marga Halimeda sp. Kumpulan alga (algal assemblage) (AA) : terdiri lebih dari satu jenis alga. 10
11 Fauna lain : Karang lunak (soft corals) (SC) : karang dengan tubuh lunak, Sinularia sp, Sepon (sponges) (SP) : Clathria sp, Xestospongia sp Zoanthids (ZO) : Palythoa sp, Parazoanthus sp. Lain-lain (OT) : Anemon, teripang, gorgonian, kima dll. Garis transek dibuat menggunakan tali berukuran (roll meter) dengan ketelitian hingga sentimeter. Tali tersebut diletakkan sejajar garis pantai dengan panjang tali transek 100 m. Semua biota yang terletak di bawah garis transek dicatat. Untuk keperluan mencatat dapat dipergunakan alas tulis yang dilengkapi dengan underwater paper (kertas khusus untuk menulis di bawah air). 11
12 B. Pencatatan Data Untuk mempermudah pencatatan data dalam laut, transek garis ditulis mengikuti format : transition category taxon. Yang dilihat adalah angka terakhir proyeksi tali pengukur ke dasar/tebing terhadap koloni biota. Transition Category Taxon 32 CF Montifora foliosa 58 TA 99 CM Porites lutea 132 S 157 MA Caulerpa racemosa RCK Adapun struktur data untuk data transek di atas adalah sebagai berikut : Data Transek : Field Field name Type Width Dec 1 SAMP_ID Character 5-2 BENTHOS Character 4-3 TRANSITION Numeric LENGTH Numeric OCCURRENCE Numeric TAXON Character 30 - Jangan lupa untuk melengkapi data transek tersebut dengan mencatat data-data pendukung seperti lokasi transek, kedalaman (dalam meter), pengambil data, kapan dilakukan transek, posisi dan hal-hal lain yang sangat membantu dalam memberikan informasi tambahan tentang transek yang dilakukan tersebut. Penulisan data hasil transek garis sebaiknya mengikuti format seperti yang terlihat berikut ini : 12
13 Nama Pulau : Pulau Pari Kolektor : Dr. Suharsono Tanggal : 01/ 31 / 2001 Posisi : Lintang : LS Kedalaman : 3 (m) Bujur : BT Suhu : 28 o C Salinitas : 33 o / oo Keterangan : Ombak 1m dengan kecerahan air 20 m, arus kuat Dari arah barat ke timur pulau, suhu air 30 o C Transition Category Taxon Transition Category Taxon 32 CF Mon tifora foliosa 58 TA 99 CM Porites lutea 132 S 157 MA Caulerpa racemosa RCK Adapun struktur data untuk data lokasi adalah sebagai berikut : Data Lokasi : Field Field name Type Width Dec 1 SAMP_ID Character 6-2 REEF_NAME Character 17-3 REEF_CODE Numeric LATITUDE Text 9-5 LONGITUDE Text 10-6 A_DATE Date 8-7 DEPTH Numeric SITE_NBR Numeric REEF_ZONE Character COLLECTR Character REMK1 Character REMK2 Character 25-13
14 BAB III. PENGELOLAAN DATA A. Memulai Program Lifeform Manual ini disertai dengan satu buah disket berisi program Lifeform versi 5.0.1, terdiri dari beberapa file yang merupakan satu kesatuan program Lifeform. Pengguna dapat menjalankan program dari dalam disket atau dari dalam Harddisk. Untuk menjalankan program dari disket, yaitu dengan mengetik : A:LF.EXE [ENTER] Untuk menjalankan program dari Harddisk, pertama-tama copy (pindahkan) semua file yang ada di disket ke dalam harddisk dengan cara : Copy program dari disket ke harddisk dengan program Windows Explorer atau dengan perintah : Start > Run > CD\ [ENTER] MKDIR LIFEFORM [ENTER] COPY A:*.* C:\LIFEFORM [ENTER] merubah directory aktif ke root membuat directory baru LIFEFORM mengcopy seluruh file dari drive A ke drive C Untuk menjalankan program Lifeform dari Harddisk (drive C), dapat dilakukan dengan mengklik file LF5.EXE dari Windows Explorer atau : Start > Run > kemudian ketik : C:\LIFEFORM\LF5.EXE [ENTER] 14
15 B. Memasukkan Data Setelah menjalankan program Lifeform dari Windows Explorer ataupun dari Star > Run dan diketik : C:\LIFEFORM\LF5.EXE [ENTER] Maka terlihat logo Lifeform seperti berikut : Tekan sembarang tombol untuk melanjutkan, kemudian akan terlihat : Program Lifeform Tambah Data Cari/Edit Data Masukkan data lokasi 3. Cari/Edit data lokasi 2. Masukkan data transek 4. Cari/Edit data transek Hapus Data Laporan Hapus data lokasi 7. Proses Lifeform 6. hapus data transek 8. Selesai Pilih [1,2,3,4,5,6,7 atau 8] : /02/01 oleh Rahmat & Yos, Mei 2001 Terdapat pilihan [1] sampai dengan [8] yaitu [1,2,3,4,5,6,7 dan 8], untuk menambah data tekan [1] untuk memasukkan data lokasi dan tekan [2] untuk memasukkan data transek. 15
16 1. Memasukkan data lokasi. Dengan menekan angka satu [1], maka pilihan adalah memasukkan data lokasi, dimana akan terlihat : sample ID : kosongkan sample ID (tekan Enter) untuk selesai Tampilan di atas meminta untuk dimasukkan sample ID, contohnya untuk lokasi Pulau Pari, misalkan : PARI01 untuk sample ID, atau kosongkan sample ID dengan menekan [Enter] untuk selesai atau kembali ke sistem atau desktop windows. Setelah dimasukkan sample ID yaitu PARI01 kemudian [enter], maka akan terlihat : Tambah Data Lokasi Record ke : Sample ID : PARI01 Reef Name : Reef Code : 0 Latitude : Longitude : Date : / / Depth : 0 Site Number : 0 Reef Zone : Collector : Remarks : : kosongkan sample ID (tekan Enter) untuk selesai Untuk mempermudah proses, sebaiknya nama file dan data diketik dalam huruf besar semua (tekan capslock) 16
17 Kriteria data-data yang harus dimasukkan adalah sebagai berikut : 1 Sample ID Nomor pengenal transek garis (sama seperti di atas) Untuk transek yang sama, Sample ID pada data lokasi harus sama dengan Sample ID yang ada pada data transek 2 Reef Name Nama reef di suatu pulau, tempat transek penelitian dilakukan. Contoh : Pulau Bidadari, Pulau Pari, dsb. 3 Reef Code Nomor kode reef name. Contoh : 01, 02 dst. 4 Latitude Lokasi transek berdasarkan lintang. Contoh : S atau N 5 Longitude Lokasi transek berdasarkan bujur. Contoh : E atau W 5 Date Tanggal dimana transek dilakukan, dengan format Mm/dd/yy. Contoh 01/31/00 (untuk 31 Januari 2000) 6 Depth Kedalaman transek, diukur dalam meter Contoh : 3 (untuk 3 meter) 7 Site Number Nomor untuk menunjukkan transek transek yang kesekian pada suatu survei yang sama. Contoh : 1,2,3,4,5 dst. 8 Reef Zone Posisi transek garis terhadap pulau. Contoh : Reef slope, Reef flat, dsb. 9 Collector Nama pengukur data transek. Contoh : Agus Budiyanto, Suharsono, dsb. 10 Remarks Catatan lain yang tidak tercantum di atas. Observasi tambahan seperti, kondisi lingkungan dan oseanografi lokasi transek. Contoh : salinitas, suhu air, ombak, kecerahan dsb. Apabila sudah selesai memasukkan data untuk satu record, maka setelah [enter], akan terlihat pertanyaan sebagai berikut : Tambah data : [Y/T] : [Y] Y untuk meneruskan memasukkan data berikutnya, dan T untuk selesai dan kembali ke menu utama. Kemudian akan terlihat pertanyaan berikutnya, yaitu untuk memasukkan Sample ID, Tekan [enter] untuk selesai dan kembali ke menu utama. 17
18 2. Memasukkan Data Transek. Dengan menekan angka dua [2], maka pilihan adalah memasukkan data transek, dimana akan terlihat : sample ID : kosongkan sample ID (tekan Enter) untuk selesai Tampilan di atas meminta untuk dimasukkan sample ID, contohnya untuk lokasi Pulau Pari, misalkan : PARI01 untuk sample ID, atau kosongkan sample ID dengan menekan [Enter] untuk selesai atau kembali ke sistem atau desktop windows. Apabila sudah memasukkan data lokasi yang kemudian dilanjutkan untuk memasukkan data transek maka Sample ID yang sudah dimasukkan untuk data lokasi harus sama pula untuk data transek. Setelah dimasukkan sample ID yaitu PARI01 kemudian [enter], maka akan terlihat : Tambah Data Transek Record ke : Transition : 0 Benthos : Taxon : Kriteria data-data yang harus dimasukkan adalah sebagai berikut : 1 Sample ID Nomor pengenal transek garis (sama seperti di atas) Untuk transek yang sama, Sample ID pada data lokasi harus sama dengan Sample ID yang ada pada data transek 2 Transition Titik akhir pada tali transek berukuran, dimana biota dilewati tali berukuran (roll meter) 3 Benthos Kode kategori biota, harus diketik dengan huruf besar. Contoh : ACB, ACT, dst. 4 Taxon Nama ilmiah (scientific name) dari biota. Contoh : Acropora formosa. 18
19 Apabila sudah selesai memasukkan data untuk satu record, maka setelah [enter], akan terlihat pertanyaan sebagai berikut : Tambah data : [Y/T] : [Y] Y untuk meneruskan memasukkan data berikutnya, dan T untuk selesai dan kembali ke menu utama. Setelah selesai memasukkan data, kemudian akan terlihat pertanyaan berikutnya, yaitu untuk memasukkan Sample ID, Tekan [enter] untuk selesai dan kembali ke menu utama. C. Memperbaiki dan Mencari Data Data-data yang sudah dimasukkan dapat dicari kembali dan apabila ada kesalahan pengetikan di dalam pemasukkan data dapat diperbaiki dengan memilih angka tiga [3] untuk data lokasi dan angka empat [4] untuk data transek. 1. Memperbaiki dan Mencari Data Lokasi. Setelah menekan angka tiga [3] dari menu utama maka akan terlihat : sample ID : Isikan dengan tanda [*] untuk semua record kosongkan sample ID (tekan Enter) untuk selesai Di menu ini, diharuskan untuk memasukkan sample ID dari data yang akan ditampilkan, atau tanda bintang [*] untuk menampilkan semua record untuk data lokasi. Apabila dimasukkan : PARI01 [enter] Record 1/2 SAMP_ID REEF_NAME REEF_CODE LAT LON A_DATE DEPTH PARI01 PULAU PARI S E 01/31/
20 maka hanya data PARI01 saja yang ditampilkan, tetapi Apabila dimasukkan : * [enter] Record 1/2 SAMP_ID REEF_NAME REEF_CODE LAT LON A_DATE DEPTH PARI01 PULAU PARI S E 01/31/00 3 PARI02 PULAU PARI S E 02/01/ maka semua data lokasi akan ditampilkan. Tampilan yang terlihat di monitor hanya data sample ID, reef name, reef code, latitude, longitude, a_date dan depth saja. Untuk melihat data yang lain, gerakkan panah kanan beberapa kali sehingga terlihat data-data yang lain. Untuk memperbaiki apabila ada kesalahan, gerakkan kursor (warna inverse/warna latar belakang putih) ke lokasi data yang salah kemudian tekan enter lalu perbaiki data yang salah dan tekan enter kembali untuk selesai. Setelah selesai mencari atau memperbaiki, tekan escape [Esc] untuk kembali ke menu utama. 2. Memperbaiki dan Mencari Data Transek. Setelah menekan angka empat [4] dari menu utama maka akan terlihat : sample ID : Isikan dengan tanda [*] untuk semua record kosongkan sample ID (tekan Enter) untuk selesai Di menu ini, diharuskan untuk memasukkan sample ID dari data yang akan ditampilkan, atau tanda bintang [*] untuk menampilkan semua record untuk data transek. 20
21 Apabila dimasukkan : PARI01 [enter] Pertama-tama akan terlihat seperti ini, Record 78/91 SAMP_ID BENTHOS TRANSITION LENGTH OCCURRENCE TAXON TES2 ACT PARI01 ACB Acropora formosa PARI01 ACS PARI01 CB PARI01 ACT PARI01 OT PARI01 S PARI01 CE PARI01 ACD kemudian gerakkan kursor ke posisi paling bawah (end of file atau news) dengan menekan tombol PgDn (Page down) beberapa kali, setelah itu gerakkan kursor ke atas satu kali maka akan terlihat, Record 78/91 SAMP_ID BENTHOS TRANSITION LENGTH OCCURRENCE TAXON PARI01 ACB Acropora formosa PARI01 ACS PARI01 CB PARI01 ACT PARI01 OT PARI01 S PARI01 CE PARI01 ACD (data tes2 akan hilang, ini terjadi didalam proses filter programming) Disini terlihat maka data PARI01 saja yang ditampilkan, tetapi Apabila dimasukkan : * [enter] Record 1/91 <bof> SAMP_ID BENTHOS TRANSITION LENGTH OCCURRENCE TAXON TES2 ACT TES3 ACB TES3 ACT TES3 CT TES1 ACB TES1 CB TES1 CT KAPO1 ACB KAPO1 TA KAPO1 ACB
22 maka semua data lokasi akan ditampilkan, mulai dari record pertama. Yang terlihat dimonitor semua data sample ID, benthos, transition, length, occurrence dan taxon. Untuk data length dan occurrence otomatis akan terisi (tidak sama dengan nol) setelah melalui proses lifeform (pilihan angka tujuh [7]). Untuk memperbaiki apabila ada kesalahan, gerakkan kursor (warna inverse/warna latar belakang putih) ke lokasi data yang salah kemudian tekan enter lalu perbaiki data yang salah dan tekan enter kembali untuk selesai. Setelah selesai mencari atau memperbaiki, tekan escape [Esc] untuk kembali ke menu utama. D. Menghapus Data Untuk menghapus data baik untuk data lokasi maupun data transek dapat dilakukan dengan menghapus record per record atau berdasarkan Sample ID. Sebelumnya catat dulu nomor record yang akan dihapus, atau sample id nya. 1. Menghapus Data Lokasi Setelah menekan angka lima [5] dari menu utama maka akan terlihat : 1. Hapus berdasarkan nomor record 2. Hapus berdasarkan Sample ID Pilih 1 atau 2 : Terlihat dua pilihan yaitu angka satu [1] untuk menghapus data lokasi berdasarkan nomor record dan angka dua [2] untuk menghapus data lokasi berdasarkan sample ID. Apabila ditekan angka satu [1], maka akan terlihat pertanyaan sebagai berikut : Masukkan nomor record : Masukkan nomor record yang akan dihapus, sebagai contoh ketik [5], berarti data lokasi dengan nomor record kelima [5] akan dihapus, sebelum dihapus akan terlihat konfirmasi sebagai berikut : Yakin record 5 ingin dihapus : [T] 22
23 Apabila ditekan [Y], maka data lokasi dengan nomor record ke lima [5] akan dihapus, sedangkan apabila ditekan [T] atau enter maka data lokasi dengan nomor record ke lima [5] tidak jadi dihapus. Apabila ditekan angka dua [2], maka akan terlihat pertanyaan sebagai berikut : Masukkan Sample ID : Masukkan Sample ID yang akan dihapus, sebagai contoh ketik PARI01 [enter], berarti data lokasi dengan Sample ID PARI01 akan dihapus, sebelum dihapus akan terlihat konfirmasi sebagai berikut : Yakin Sample ID PARI01 ingin dihapus : [T] Apabila ditekan [Y], maka data lokasi dengan Sample ID PARI01 akan dihapus, sedangkan apabila ditekan [T] atau enter maka data lokasi dengan Sample ID PARI01 tidak jadi dihapus. 2. Menghapus Data Transek Setelah menekan angka enam [6] dari menu utama maka akan terlihat : 1. Hapus berdasarkan nomor record 2. Hapus berdasarkan Sample ID Pilih 1 atau 2 : Terlihat dua pilihan yaitu angka satu [1] untuk menghapus data transek berdasarkan nomor record dan angka dua [2] untuk menghapus data transek berdasarkan sample ID. Apabila ditekan angka satu [1], maka akan terlihat pertanyaan sebagai berikut : Masukkan nomor record : Masukkan nomor record yang akan dihapus, sebagai contoh ketik [5], berarti data transek dengan nomor record lima [5] akan dihapus, sebelum dihapus akan terlihat konfirmasi sebagai berikut : Yakin record 5 ingin dihapus : [T] Apabila ditekan [Y], maka data transek dengan nomor record ke lima [5] akan dihapus, sedangkan apabila ditekan [T] atau enter maka data transek dengan nomor record ke lima [5] tidak jadi dihapus. 23
24 Apabila ditekan angka dua [2], maka akan terlihat pertanyaan sebagai berikut : Masukkan Sample ID : Masukkan Sample ID yang akan dihapus, sebagai contoh ketik PARI01 [enter], berarti data transek dengan Sample ID PARI01 akan dihapus, sebelum dihapus akan terlihat konfirmasi sebagai berikut : Yakin Sample ID PARI01 ingin dihapus : [T] Apabila ditekan [Y], maka data transek dengan Sample ID PARI01 akan dihapus, sedangkan apabila ditekan [T] atau enter maka data transek dengan Sample ID PARI01 tidak jadi dihapus. Sedangkan untuk pilihan angka tujuh [7] yaitu pengolahan data Lifeform, selengkapnya terdapat didalam bab IV yaitu bab pengolahan data. BAB IV. PENGOLAHAN DATA Seperti telah diterangkan pada bab sebelumnya bahwa untuk pengolahan data hasil transek garis dengan metode Lifeform digunakan program Lifeform yaitu dengan memilih angka tujuh [7] dari menu utama. Program ini merupakan program untuk menghitung persentase tutupan dan jumlah kejadian dari masing-masing kategori serta menghitung panjang dari setiap taxon yagn dijumpai dalam transek garis tersebut. 1. Dasar Perhitungan Rumus-rumus yang dipakai dalam perhitungan program Lifeform adalah : Panjang (length) suatu biota = transition dari biota tersenbut transition dari biota sebelumnya Panjang total suatu kategori biota = jumlah seluruh panjang dari kategori Biota tersebut yang terdapat dalam Satu garis transek. Jumlah kejadian (number of occurrence) suatu kategori biota dalam suatu transek = banyaknya kategori biota tersebut ada dalam transek. 24
25 Persentase tutupan suatu kategori biota = Panjang total suatu kategori biota x 100% Panjang tali transek Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut : Misalkan telah dilakukan transek sepanjang 10 m ( = 1000 cm) dengan data sebagai berikut : Transition Benthos Length 100 ACB = TA = ACB = CM = ACB = CM = OT = CS = ACT = CS = TA = CE = CM = CE = R = S = MA = HA = OT = CS = ACS = CMR = OT = ZO = 5 25
26 Maka : Kategori benthos Length Total Nbr. Of Occurrence Percent Cover (%) Hard Corals (Acropora) ACB (110:1000)x100%=11 ACT (25:1000)x100%=2.5 ACE ACS ACD Hard Corals (Non-Acropora) CB CM CE CS CF CMR CME CHL Dead Scleractinia DC DCA Algae MA TA CA HA AA Other Fauna SC SP ZO OT Abiotic S R SI WA RCK TOTAL
27 2. Proses Lifeform Setelah menekan angka tujuh [7] pada menu utama, maka akan terlihat menu sebagai berikut : Masukkan Sample ID : kosongkan sample ID (tekan Enter) untuk selesai Dari menu tersebut diharuskan untuk memasukkan Sample ID dari data yang akan diproses oleh program Lifeform, atau tekan [enter] untuk kembali ke Menu Utama. Setelah memasukkan Sample ID, sebagai contoh PARI01 [enter], maka akan terlihat : Record 78/91 SAMP_ID BENTHOS TRANSITION LENGTH OCCURRENCE TAXON PARI01 ACB Acropora formosa PARI01 ACS PARI01 CB PARI01 ACT PARI01 OT PARI01 S Cek kualitas data... Pada tahapan ini diharuskan untuk memasukkan data length yang pertama, dalam hal ini yaitu [10] (transition pertama 0) dengan menggerakkan kursor ke posisi length yang pertama kemudian tekan [enter] dan ketik [10] lalu tekan enter kembali untuk selesai. Selanjutnya tekan Escape [Esc] untuk melanjutkan proses Cek kualitas data Apabila terdapat kesalahan pada tahapan memasukkan data benthos, maka otomatis akan terlihat seperti berikut : 27
28 Record 82/91 SAMP_ID BENTHOS TRANSITION LENGTH OCCURRENCE TAXON PARI01 ACR PARI01 S PARI01 CE PARI01 ACD Pada tampilan di atas terlihat bahwa pemasukkan data benthos pada baris pertama salah, yang tertulis adalah ACR, untuk memperbaiki gerakkan kursor di posisi benthos dan selanjutnya ketik dengan data yang benar lalu tekan enter untuk selesai. Apabila terdapat kesalahan di dalam pemasukkan data transition, maka otomatis akan terlihat seperti berikut : Silahkan cek kembali Record 82/91 SAMP_ID BENTHOS TRANSITION LENGTH OCCURRENCE TAXON PARI01 ACR PARI01 S PARI01 CE PARI01 ACD Pada posisi kursor di record atau baris data yang salah, untuk lebih jelasnya gerakkan posisi kursor ke atas, maka akan terlihat : Silahkan cek kembali Record 81/91 SAMP_ID BENTHOS TRANSITION LENGTH OCCURRENCE TAXON PARI01 ACT PARI01 ACR PARI01 S PARI01 CE PARI01 ACD Terlihat bahwa pemasukkan data untuk transition terdapat kesalahan yaitu setelah 150 kemudian 95, seharusnya pemasukkan data nilai transition akan bertambah tetapi dalam hal ini berkurang. Untuk memperbaiki gerakan posisi kursor di posisi yang salah dalam hal ini posisi transition dengan nilai [95] kemudian masukkan nilai yang benar lalu tekan [enter] untuk selesai. 28
29 Tekan escape [Esc] untuk melanjutkan proses Cek kualitas data Apabila tidak terdapat lagi kesalahan maka akan terlihat : PENCETAKAN Cetak Lifeform Report 2. Cetak Taxon Length 3. Selesai Pilih [1,2 atau 3] Dibuat oleh Rahmat & Yos '99 Pada menu Pencetakan terdapat tiga pilihan yaitu : pilihan satu [1] untuk mencetak tabel Lifeform, pilihan dua [2] untuk mencetak tabel Taxon Length dan yang ketiga [3] kembali ke menu utama atau selesai. Setelah menekan angka satu [1], maka akan terlihat menu pilihan sebagai berikut : Cetak ke Printer, Layar, File [P/L/F] : L Hasil pemrosesan dapat dicetak ke Printer apabila dipilih huruf [P], dicetak ke Layar apabila dipilih huruf [L] dan akan dicetak ke File apabila dipilih huruf [F]. Sebelum ditekan [P], media printer harus disiapkan terlebih dahulu baik kertasnya maupun printer dalam keadaan hidup. Sedangkan untuk ke File, otomatis akan disimpan didalam file dengan format nama file sebagai berikut : Xxxxxxyy.txt Dimana Xxxx = adalah Sample ID Yy = adalah LF untuk Tabel Lifeform dan TX untuk tabel Taxon Txt = nama extension file dengan format text file Dalam hal ini dengan sample ID PARI01, file yang disimpan adalah pari01lf.txt Setelah memasukkan pilihan baik [P], [L], maupun [F], maka hasilnya seperti berikut : 29
30 BENTHIC LIFEFORMS REPORT ======================== Reef Name : PULAU PARI Site Description : REEF FLAT Sample Id : PARI01 Date Sampled : 01/31/00 Latitude : S Longitude : E Transect Length : 1000 cm Transect Depth : 3 Collector(s) : SUHARSONO Remarks : KECERAHAN 20M, ARUS LEMAH DARI BARAT KE TIMUR, : SALINITAS 30 DAN SUHU AIR 28 C *************************************************************************** * BENTHIC CODE NBR. OF PERCENT CATEGORY * * LIFE FORM NBR. OCCURRENCE COVER TOTALS * *************************************************************************** Hard Corals (Acropora) Branching ACB Tabulate ACT Encrusting ACE Submassive ACS Digitate ACD % Hard Corals (Non-Acropora) Branching CB Massive CM Encrusting CE Submassive CS Foliose CF Mushroom CMR Millepora CME Heliopora CHL % Dead Scleractinia Dead Coral DC (With Algal Covering) DCA % Algae Macro MA Turf TA Coralline CA Halimeda HA Algal Assemblage AA % Other Fauna Soft Corals SC Sponge SP Zoanthids ZO Others OT % Abiotic Sand S Rubble R Silt SI Water WA Rock RCK % *************************************************************************** Total % Untuk tabel Taxon, setelah menekan dua [2], maka akan terlihat menu pilihan sebagai berikut : Cetak ke Printer, Layar, File [P/L/F] : L Hasil pemrosesan dapat dicetak ke Printer apabila dipilih huruf [P], dicetak ke Layar apabila dipilih huruf [L] dan akan dicetak ke File apabila dipilih huruf [F]. 30
31 Untuk ke printer sebelum ditekan [P], media printer harus disiapkan terlebih dahulu baik kertasnya maupun printer dalam keadaan hidup. Sedangkan untuk ke File, otomatis akan disimpan didalam file dengan format nama file sebagai berikut : Xxxxxxyy.txt Dimana Xxxx = adalah Sample ID Yy = adalah LF untuk Tabel Lifeform dan TX untuk tabel Taxon Txt = nama extension file dengan format text file Dalam hal ini dengan sample ID PARI01, file yang disimpan adalah pari01tx.txt Setelah memasukkan pilihan baik [P], [L], maupun [F], maka hasilnya seperti berikut : Sample ID = PARI hal. : 1 ===================================================================== Taxon Length ===================================================================== Acropora formosa 10, ===================================================================== Tekan sembarang tombol untuk kembali ke menu utama atau selesai. Bila file data anda ada di drive lain, ketik A:...(nama file) atau C:\...\... (nama direktori atau file) Bila memakai file data dbaseiii+ yang lama, harap file yang lama di modify structure nya dengan ditambah Field namenya lihat halaman 13 Daftar Pustaka : English S., C. Wilkinson and V. Baker Survey Manual for Tropical marine Resources. Australia. 368 pp. Giyanto, MI Yosephine T.H. dan Rahmat Buku Panduan Entri Data Terumbu Karang. 41 hal. 31
32 32
LINE INTERCEPT TRANSECT (LIT)
LINE INTERCEPT TRANSECT (LIT) Metode pengamatan ekosistem terumbu karang Metode pengamatan ekosistem terumbu karang yang menggunakan transek berupa meteran dengan prinsip pencatatan substrat dasar yang
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di dalam wilayah Kabupaten Administratif
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di dalam wilayah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, yang berlangsung selama 9 bulan, dimulai
Lebih terperinciSTANDARD MONITORING TERUMBU KARANG
STANDARD MONITORING TERUMBU KARANG Dr. Suharsono, APU PUSAT PENELITIAN OSEANOGRAFI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PENDAHULUAN Ekosistem wilayah pesisir di Indonesia mempunyai arti yang sangat penting
Lebih terperinciMETODE KERJA. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Oktober Lokasi
III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Pelaksaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Oktober 2012. Lokasi penelitian berada di perairan Pulau Rakata, Pulau Panjang, dan
Lebih terperinciKONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN
KONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN Adelfia Papu 1) 1) Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado 95115 ABSTRAK Telah dilakukan
Lebih terperinciKONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG PERAIRAN TULAMBEN BALI Tyas Ismi Trialfhianty 09/288367/PN/11826 Manajemen Sumberdaya Perikanan
KONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG PERAIRAN TULAMBEN BALI Tyas Ismi Trialfhianty 09/288367/PN/11826 Manajemen Sumberdaya Perikanan INTISARI Terumbu karang adalah sumberdaya perairan yang menjadi rumah
Lebih terperinciLampiran 1 Persentase tutupan karang stasiun 1
99 Lampiran 1 Persentase tutupan karang stasiun 1 Benthic Lifeform Code Percent Category Hard Corals (Acropora) Cover Branching ACB 11.16 Tabulate ACT 0 Encrusting ACE 0 Submassive ACS 0 Totals Digitate
Lebih terperinciParameter Fisik Kimia Perairan
Parameter Fisik Kimia Perairan Parameter Alat Kondisi Optimum Karang Literatur Kecerahan Secchi disk
Lebih terperinciBentuk Pertumbuhan dan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo
Bentuk Pertumbuhan dan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo 1.2 Sandrianto Djunaidi, 2 Femy M. Sahami, 2 Sri Nuryatin Hamzah 1 dj_shane92@yahoo.com 2 Jurusan
Lebih terperinci3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Jenis dan Sumber Data
5. METODOLOGI.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perairan laut pulau Biawak dan sekitarnya kabupaten Indramayu propinsi Jawa Barat (Gambar ). Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciPERSENTASE TUTUPAN DAN TIPE LIFE FORM TERUMBU KARANG DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG
PERSENTASE TUTUPAN DAN TIPE LIFE FORM TERUMBU KARANG DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG Fahror Rosi 1, Insafitri 2, Makhfud Effendy 2 1 Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura 2 Dosen Program
Lebih terperinciKERUSAKAN TERUMBU KARANG KARIMUNJAWA AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI BATUBARA
KERUSAKAN TERUMBU KARANG KARIMUNJAWA AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI BATUBARA Mei 2018 Pendahuluan Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem utama pesisir dan laut yang dibangun terutama oleh biota laut
Lebih terperinciPERSENTASE TUTUPAN KARANG DI PERAIRAN MAMBURIT DAN PERAIRAN SAPAPAN KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 6, No. 2, Agustus 21 ISSN :286-3861 PERSENTASE TUTUPAN KARANG DI PERAIRAN MAMBURIT DAN PERAIRAN SAPAPAN KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR CORAL COVER PERCENTAGE
Lebih terperinciAkuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan
Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan 13 Volume 10. Nomor. 1. Tahun 2016 ISSN 1978-1652 KONDISI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN REBO SUNGAILIAT BANGKA AKIBAT PERTAMBANGAN TIMAH Indra Ambalika Syari Staf pengajar
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kawasan yang berbeda. Pengambilan data di kawasan I dilakukan pada bulan Mei, 2009, sedangkan kawasan II pengambilan data
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang Terumbu karang (coral reef) merupakan ekosistem laut dangkal yang terbentuk dari endapan-endapan masif terutama kalsium karbonat (CaCO 3 ) yang dihasilkan terutama
Lebih terperinciPERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN KARANG JENIS Lobophyllia hemprichii YANG DITRANSPLANTASIKAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA
PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN KARANG JENIS Lobophyllia hemprichii YANG DITRANSPLANTASIKAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA Oleh: WIDYARTO MARGONO C64103076 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN
Lebih terperinciStatus Kondisi Terumbu Karang di Teluk Ambon
Widyariset Vol. 3 No. 1 (2017) Hlm. 81-94 Status Kondisi Terumbu Karang di Teluk Ambon Coral Reefs Terry Indrabudi 1 dan Robert Alik 2 1-2 Pusat Penelitian Laut Dalam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,
Lebih terperinciTHE CORAL REEF CONDITION IN SETAN ISLAND WATERS OF CAROCOK TARUSAN SUB-DISTRICT PESISIR SELATAN REGENCY WEST SUMATERA PROVINCE.
THE CORAL REEF CONDITION IN SETAN ISLAND WATERS OF CAROCOK TARUSAN SUB-DISTRICT PESISIR SELATAN REGENCY WEST SUMATERA PROVINCE Khaidir 1), Thamrin 2), and Musrifin Galib 2) msdcunri@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI DI PULAU DODOLA KABUPATEN PULAU MOROTAI
ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI DI PULAU DODOLA KABUPATEN PULAU MOROTAI Kismanto Koroy, Nurafni, Muamar Mustafa Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas
Lebih terperinciPERSENTASE TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU ABANG BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PERSENTASE TUTUPAN KARANG HIDUP DI PULAU ABANG BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU Andri, Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji Ita Karlina,
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
P. K o mo do Lab ua n Ba jo ROV. USA TENG GAR A B ARAT KA B. M AN G A RA IB A RA T P. R in ca S l t S m a e u a b KA B. SU M BA B AR A T Wa ik ab uba k P. SU MBA Wa in ga pu KA B. SU M BA T IM UR Ru ten
Lebih terperinciMETODE SURVEI TERUMBU KARANG INDONESIA Oleh OFRI JOHAN, M.Si. *
METODE SURVEI TERUMBU KARANG INDONESIA Oleh OFRI JOHAN, M.Si. * Survei kondisi terumbu karang dapat dilakukan dengan berbagai metode tergantung pada tujuan survei, waktu yang tersedia, tingkat keahlian
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Lifeform Karang Secara Visual Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi lingkungan perairan. Berdasarkan hasil identifikasi
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Tabel 1. Letak geografis stasiun pengamatan
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada pertengahan bulan Mei hingga awal Agustus 2009. Lokasi penelitian berada di Zona Inti III (P. Belanda dan P. Kayu Angin
Lebih terperinciKONDISI TUTUPAN TERUMBU KARANG KIMA DI KAWASAN PERAIRAN DESA BUNATI KECAMATAN ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Fish Scientiae, Volume 5 Nomor 10, Desember 2015, hal 122-122 KONDISI TUTUPAN TERUMBU KARANG KIMA DI KAWASAN PERAIRAN DESA BUNATI KECAMATAN ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN CONTRIBU
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TERUMBU KARANG PERAIRAN MAMBURIT KEBUPATEN SUMENEP
Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 6, No. 1, Februari 2015 ISSN : 2086-3861 IDENTIFIKASI TERUMBU KARANG PERAIRAN MAMBURIT KEBUPATEN SUMENEP IDENTIFICATION OF CORAL WATER DISTRICT MAMBURIT SUMENEP Sawiya
Lebih terperinciKESESUAIAN EKOWISATA SELAM DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG
KESESUAIAN EKOWISATA SELAM DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG Firman Farid Muhsoni, S.Pi., M.Sc 1 Dr. HM. Mahfud Efendy, S.Pi, M.Si 1 1) Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo
Lebih terperinciTHE CORAL REEF CONDITION IN BERALAS PASIR ISLAND WATERS OF GUNUNG KIJANG REGENCY BINTAN KEPULAUAN RIAU PROVINCE. By : ABSTRACT
THE CORAL REEF CONDITION IN BERALAS PASIR ISLAND WATERS OF GUNUNG KIJANG REGENCY BINTAN KEPULAUAN RIAU PROVINCE By : Fajar Sidik 1), Afrizal Tanjung 2), Elizal 2) ABSTRACT This study has been done on the
Lebih terperinci242 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN: EVALUASI KONDISI TERUMBU KARANG DI TELUK KULISUSU MUNA SULAWESI TENGGARA
242 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : 242-25 ISSN: 853-6384 Full Paper EVALUASI KONDISI TERUMBU KARANG DI TELUK KULISUSU MUNA SULAWESI TENGGARA EVALUATION OF CORAL REEF CONDITION IN KULISUSU BAY
Lebih terperinciKONDISI TUTUPAN PERSEN KARANG DI PERAIRAN DESA TELUK BAKAU BERDASARKAN BENTHIC LIFE FORM. Rodiallohuanhum
KONDISI TUTUPAN PERSEN KARANG DI PERAIRAN DESA TELUK BAKAU BERDASARKAN BENTHIC LIFE FORM Rodiallohuanhum JurusanManajemenSumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, Linda Waty Zen JurusanManajemenSumberdaya Perairan,
Lebih terperinciKONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU
1 KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU Aditya Hikmat Nugraha, Ade Ayu Mustika, Gede Suastika Joka Wijaya, Danu Adrian Mahasiswa Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
Lebih terperinciTINGKAT TUTUPAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU TERKULAI. Samsul Rizal Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelutan FIKP-UMRAH
i TINGKAT TUTUPAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU TERKULAI Samsul Rizal Mahasiswa Program Studi Ilmu Kelutan FIKP-UMRAH Arief Pratomo, ST., M.Si. Dosen Program Studi Ilmu Kelutan FIKP-UMRAH
Lebih terperinciDistribusi Karang Batu Di Rataan Terumbu Pantai Selatan Pulau Putus- Putus Desa Ratatotok Timur Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara
Distribusi Karang Batu Di Rataan Terumbu Pantai Selatan Pulau Putus- Putus Desa Ratatotok Timur Kecamatan Ratatotok Kabupaten Minahasa Tenggara (Distribution of Reefs Stone at the Reef Flat of South Coast
Lebih terperinciKondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Tegal dan Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung
46 Hartoni et al. / Maspari Journal 04 (2012) 46-57 Maspari Journal, 2012, 4(1), 46-57 http://masparijournal.blogspot.com Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Tegal dan Sidodadi Kecamatan Padang Cermin
Lebih terperinciSTUDI TENTANG KONDISI TUTUPAN KARANG HIDUP DI PERAIRAN PULAU PIEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT
STUDI TENTANG KONDISI TUTUPAN KARANG HIDUP DI PERAIRAN PULAU PIEH KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT Rizqi Habibul Ridno, Suparno, Yempita Efendi Email: rizqihabibul@yahoo.co.id Jurusan Permanfaatan
Lebih terperinciTEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG
TEKNIK PENGUKURAN DAN ANALISIS KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG Oleh : Amrullah Saleh, S.Si I. PENDAHULUAN Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena menjadi sumber
Lebih terperinciKONDISI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN BANGKA, PROVINSI BANGKA BELITUNG
KONDISI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN BANGKA, PROVINSI BANGKA BELITUNG Farid Kamal Muzaki 1, Fachril Muhajir 2, Galdi Ariyanto 3, Ratih Rimayanti 4 1) Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya; 2) Universitas
Lebih terperinciBy : ABSTRACT. Keyword : Coral Reef, Marine Ecotourism, Beralas Pasir Island
INVENTORY OF CORAL REEF ECOSYSTEMS POTENTIAL FOR MARINE ECOTOURISM DEVELOPMENT (SNORKELING AND DIVING) IN THE WATERS OF BERALAS PASIR ISLAND BINTAN REGENCY KEPULAUAN RIAU PROVINCE By : Mario Putra Suhana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Fisik dan Kimia Perairan Secara umum kondisi perairan di Pulau Sawah dan Lintea memiliki karakteristik yang mirip dari 8 stasiun yang diukur saat melakukan pengamatan
Lebih terperinciKONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU MATAS TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH
KONDISI TERUMBU KARANG DI PULAU MATAS TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH Edward Sembiring (edward_phka@yahoo.com) Astriet Y. Manangkoda Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Manokwari Agus Susanto
Lebih terperinciKata kunci : Kondisi, Terumbu Karang, Pulau Pasumpahan. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau 2)
1 KONDISI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PULAU PASUMPAHAN KECAMATAN BUNGUS KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh : Kiki Harry Wijaya 1), Thamrin 2), Syafruddin Nasution 2) ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciSTUDI TUTUPAN KARANG DI PULAU JANGGI KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA
STUDI TUTUPAN KARANG DI PULAU JANGGI KECAMATAN TAPIAN NAULI KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA Study of Lifeform Coral in Janggi Island Tapian Nauli Subdistict District of Tapanuli Tengah,
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Wilayah Penelitian Wilayah tempat substrat batu berada bersampingan dengan rumah makan Nusa Resto dan juga pabrik industri dimana kondisi fisik dan kimia perairan sekitar
Lebih terperinciPENGENALAN BENTUK PERTUMBUHAN KARANG DAN STRUKTUR RANGKA KAPUR KARANG
PENGENALAN BENTUK PERTUMBUHAN KARANG DAN STRUKTUR RANGKA KAPUR KARANG 1. Pembentukan Terumbu Karang Pembentukan terumbu karang merupakan proses yang lama dan kompleks. Berkaitan dengan pembentukan terumbu,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian dilaksanakan di wilayah perairan Pulau Bira Besar TNKpS. Pulau Bira Besar terbagi menjadi 2 Zona, yaitu Zona Inti III pada bagian utara dan Zona
Lebih terperinciP R O S I D I N G ISSN: X SEMNAS BIODIVERSITAS Maret 2016 Vol.5 No.2 Hal : XXXX
P R O S I D I N G ISSN: 2337-506X SEMNAS BIODIVERSITAS Maret 2016 Vol.5 No.2 Hal : XXXX Variasi Bentuk Pertumbuhan (lifeform) Karang di Sekitar Kegiatan Pembangkit Listrik, studi kasus kawasan perairan
Lebih terperinciKONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) ALOR
KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) ALOR PENDAHULUAN Ekosistem terumbu karang adalah salah satu ekosistem dunia yang paling kompleks dan khas daerah tropis. Produktivitas
Lebih terperinciSTUDI KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA (STUDI KASUS PERAIRAN TELUK BAKAU KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU)
STUDI KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA (STUDI KASUS PERAIRAN TELUK BAKAU KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU) Oleh Chandra Joe Koenawan, Soeharmoko, Dony Apdillah dan Khodijah
Lebih terperinciANALISIS KONDISI HABITAT TERUMBU KARANG PASCA PENGELOLAAN COREMAP II DI KECAMATAN GUNUNG KIJANG, BINTAN, KEPULAUAN RIAU SUKMA VIOLINA PELAWI
ANALISIS KONDISI HABITAT TERUMBU KARANG PASCA PENGELOLAAN COREMAP II DI KECAMATAN GUNUNG KIJANG, BINTAN, KEPULAUAN RIAU SUKMA VIOLINA PELAWI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN
Lebih terperinciPengenalan Microsoft Excel 2007
Pengenalan Microsoft Excel 2007 Microsoft Excel merupakan perangkat lunak untuk mengolah data secara otomatis meliputi perhitungan dasar, penggunaan fungsi-fungsi, pembuatan grafik dan manajemen data.
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
26 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perairan Kabupaten Bintan (Gambar 3.1.) dengan memilih dua wilayah yang dijadikan objek penelitian lokasi I (pertama)
Lebih terperinciANALISIS TUTUPAN KARANG PADA TIGA PULAU DI SEKITAR TELUK JAKARTA. Dr. Y. Paonganan, S.Si.,M.Si. Abstrak
ANALISIS TUTUPAN KARANG PADA TIGA PULAU DI SEKITAR TELUK JAKARTA Dr. Y. Paonganan, S.Si.,M.Si. Abstrak Perairan Teluk Jakarta setiap tahun mendapatkan masukan bahan organik maupun anorganik dari daratan
Lebih terperinciKondisi Terumbu Karang di Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan
Kondisi Terumbu Karang di Pulau Sembilan Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan Suharyanto dan Utojo Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros Diterima Februari 2005 disetujui untuk diterbitkan September
Lebih terperinciKOMPOSISI PENYUSUN TERUMBU KARANG TEPI (FRINGING REEF) DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG, MADURA
Available online at Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology (IJFST) Website: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek Jurnal Saintek Perikanan Vol.11 No.2 : 94-98, Februari 2016 KOMPOSISI
Lebih terperinciGambar 2 Peta lokasi penelitian.
29 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Pasi, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciKonsep Sistem Informasi B
PERINTAH INTERAKTIF DBASE IV A. Modus Interaktif Pada modus kerja ini segala macam operasi untuk mengolah data, perintahnya dapat diberikan secara langsung sesuai dengan menu yang tersedia pada dbase.
Lebih terperinciTHE CORAL REEF CONDITION IN CEROCOK BEACH WATERS OF PAINAN, WEST SUMATERA PROVINCE By : Khairil ihsan 1), Elizal 2), Thamrin 2)
THE CORAL REEF CONDITION IN CEROCOK BEACH WATERS OF PAINAN, WEST SUMATERA PROVINCE By : Khairil ihsan 1), Elizal 2), Thamrin 2) ABSTRAK The research of coral reef was conducted in october 2013 in Tikus
Lebih terperinciPENGARUH KEDALAMAN TERHADAP MORFOLOGI KARANG DI PULAU CEMARA KECIL, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA
PENGARUH KEDALAMAN TERHADAP MORFOLOGI KARANG DI PULAU CEMARA KECIL, TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA The Depth Influence to the Morphology and Abundance of Corals at Cemara Kecil Island, Karimunjawa National
Lebih terperinciTEKNIK PENGAMATAN TUTUPAN TERUMBU KARANG DENGAN MENGGUNAKAN TRANSEK GARIS (LINE INTERCEPT TRANSECT) DI PULAU KUMBANG KEPULAUAN KARIMUN JAWA
Teknik Pengamatan Tutupan terumbu... di Pulau Kumbang Kepulauan Karimun Jawa (Sarbini, R., et al) Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:btl.puslitbangkan@gmail.com
Lebih terperinciIX. INVENTARISASI BENTHIC LIFE FORM DAN APLIKASI MARXAN DI GILI LAWANG GILI SULAT, LOMBOK TIMUR
IX. INVENTARISASI BENTHIC LIFE FORM DAN APLIKASI MARXAN DI GILI LAWANG GILI SULAT, LOMBOK TIMUR 1 Eghbert Elvan Ampou dan Candhika Yusuf Abstrak Rancangan suatu daerah konservasi laut atau lebih dikenal
Lebih terperinciPetunjuk Instalasi dan Pengoperasian ANATES Versi 4
Petunjuk Instalasi dan Pengoperasian ANATES Versi 4 1. Pendahuluan Anates Versi 4 (selanjutnya hanya akan disebut Anates) adalah perangkat lunak yang khusus dikembangkan untuk menganalis tes pilihan berganda.
Lebih terperinciINVENTARISASI BENTHIC LIFE FORM DAN APLIKASI MARXAN DI GILI LAWANG - GILI SULAT, LOMBOK TIMUR
INVENTARISASI BENTHIC LIFE FORM DAN APLIKASI MARXAN DI GILI LAWANG - GILI SULAT, LOMBOK TIMUR Eghbert Elvan Ampou dan Candhika Yusuf Badan Riset Kelautan dan Perikanan - Departemen Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciSampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis
Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis MONITORING KESEHATAN TERUMBU KARANG KOTA BATAM (PULAU ABANG) TAHUN 2010 Koordinator Penelitian : Anna E.W. Manuputty Disusun oleh :
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
39 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Sebesi Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung (Gambar 2). Pengumpulan data primer dan data sekunder dilakukan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK REFLEKTANSI SPEKTRAL KARANG DAN SUBSTRAT DASAR TERUMBU DI KEPULAUAN SERIBU ALDINO R. WICAKSONO
KARAKTERISTIK REFLEKTANSI SPEKTRAL KARANG DAN SUBSTRAT DASAR TERUMBU DI KEPULAUAN SERIBU ALDINO R. WICAKSONO DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI CAFÉ VERSI 1.0
PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI CAFÉ VERSI 1.0 JAKARTA, MEI 2011 i DAFTAR ISI MEMULAI APLIKASI... 1 LOGIN... 1 MENU APLIKASI... 2 MENGISI MASTER DATA... 4 OUTLET... 4 GROUP ITEM... 5 DETAIL ITEM... 7 PAYMENT
Lebih terperinciABSTRACT GIYANTO. Evaluation of the Underwater Photo Transect Method for Assessing the Condition of Coral Reefs. Supervised by BUDHI HASCARYO ISKANDAR, DEDI SOEDHARMA, and SUHARSONO. The study to evaluate
Lebih terperinciBALAI TAMAN NASIONAL BALURAN
Evaluasi Reef Check Yang Dilakukan Unit Selam Universitas Gadjah Mada 2002-2003 BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 1 BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Keanekaragaman tipe ekosistem yang ada dalam kawasan Taman
Lebih terperinciPerbedaan Presentasi Penutupan Karang di Perairan Terbuka dengan Perairan yang Terhalang Pulau-Pulau. di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta.
Perbedaan Presentasi Penutupan Karang di Perairan Terbuka dengan Perairan yang Terhalang Pulau-Pulau di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta Suryanti dan Fredy Hermanto Jurusan Perikanan FPIK UNDIP Jl
Lebih terperinciBAB 7 BEKERJA DENGAN MULTIPLE FILE RECORD TYPE
BAB 7 BEKERJA DENGAN MULTIPLE FILE RECORD TYPE 7.1 MULTIPLE FILE RECORD Beberapa file mempunyai lebih dari satu type record. File data yang digunakan pada latihan latihan sebelum dalam buku latihan ini
Lebih terperinciKONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH
KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH Oleh: Livson C64102004 PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
OV. SA TENG GAR A B ARAT S l t S m a e u a b KA B. SU M BA B AR A T Wa ik ab uba k P.K o mo do Lab ua n Ba jo KA B. M AN G A RA IB A RA T P.R in ca P.SU MBA Wa in ga pu KA B. SU M BA T IM UR Ru ten g KA
Lebih terperinciBAB V UTILITY. A. Perbaikan Data
BAB V UTILITY Menu ini disediakan untuk fasilitas pemeliharaan data DIPA dan data-data yang diperlukan untuk keperluan pengolahan selanjutnya. Untuk menjalankan arahkan pointer mouse ke menu Utility kemudian
Lebih terperinciMICROSOFT ACCESS. Tombol Office/menu Tittle bar Close.
MICROSOFT ACCESS Microsoft Access merupakan salah satu program pengolah database yang canggih yang digunakan untuk mengolah berbagai jenis data dengan pengoperasian yang mudah. Banyak kemudahan yang akan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SISTEM OPERASI. Modul I. Disusun Oleh : : Adrian Rananda Putra. Nim : LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM OPERASI Modul I Disusun Oleh : Nama : Adrian Rananda Putra Nim : 2011101003 Prodi/Jenjang : Teknik Informatika / D3 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN
Lebih terperinciBENTUK PERTUMBUHAN KARANG DAERAH TERTUTUP DAN TERBUKA DI PERAIRAN SEKITAR PULAU PAMEGARAN, TELUK JAKARTA
BAWAL Vol.3 (4) April 2011 : 255-260 ABSTRAK BENTUK PERTUMBUHAN KARANG DAERAH TERTUTUP DAN TERBUKA DI PERAIRAN SEKITAR PULAU PAMEGARAN, TELUK JAKARTA Anthony Sisco Panggabean dan Bram Setiadji Peneliti
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SISTEM OPERASI
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM OPERASI Modul 4 Pengolahan File dan Directory Menggunakan MS-DOS / Command Prompt Di Windows NAMA NIM KELAS : ARYANI RISTYABUDI : L200120049 : I JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS
Lebih terperinciANALYSIS OF CORAL S COVER AND CORAL S MORTALITY INDEX AROUND PAGAI STRAIT, MENTAWAI
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 5 No. 1 Tahun 2016) ANALYSIS OF CORAL S COVER AND CORAL S MORTALITY INDEX AROUND PAGAI STRAIT, MENTAWAI Herdiana Mutmainah 1 Rani Santa Clara
Lebih terperinciKONDISI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN LAUT PULAU TULAI KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS
KONDII TERUMBU KARANG DI PERAIRAN LAUT PULAU TULAI KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBA Yandi Putra, Mahaiswa Jurusan Ilmu Kelautan FIKP-UMRAH Arief Pratomo, T, M.i Dosen Jurusan Ilmu Kelautan FIKP-UMRAH
Lebih terperinciMODUL I LINUX DASAR. etc bin usr sbin home. Coba.txt. Gambar 1 Struktur Hirarki Direktori
MODUL I LINUX DASAR A. Organisasi File Sistem file pada Linux diorganisasikan sebagai sebuah tree dengan sebuah single node root (/), setiap node non-leaf dari system file adalah sebuah direktori, sedangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data primer. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan secara langsung. Perameter
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Hampir semua lokasi penelitian di Tapanuli Tengah memiliki pantai yang sempit, terdiri dari pasir putih yang diselingi bongkahan batu cadas (batu
Lebih terperinciTELAAH STRUKTUR KOMUNITAS TERUMBU KARANG SEBAGAI STUDI AWAL PROGRAM REHABILITASI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PASIR PUTIH SITUBONDO
TELAAH STRUKTUR KOMUNITAS TERUMBU KARANG SEBAGAI STUDI AWAL PROGRAM REHABILITASI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN PASIR PUTIH SITUBONDO Oktiyas Muzaky Luthfi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciHeader-Footer, Preview dan Cetak Dokumen
Header-Footer, Preview dan Cetak Dokumen BAB 4 Pada Bab ini anda akan mempelajari cara: Membuat header dan footer Membuat nomor halaman pada header Menambahkan informasi pada footer Mengatur ukuran halaman
Lebih terperinciSTUDI KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG SERTA STRATEGI PENGELOLAANNYA (Studi Kasus di Teluk Semut Sendang Biru Malang)
2003 Mohammad Mahmudi Pengantar Falsafah Sains (PPS702) Program Pascasarjana/S3 Institut Pertanian Bogor Oktober 2003 Dosen : Prof. Dr. Ir. Rudy C. Tarumingkeng (Penanggung Jawab) Prof. Dr. Ir. Zahrial
Lebih terperinciG.2.7. Wilayah Takad Saru. G.2.8. Wilayah Kotal. Fluktuasi anomali dan persentase karang di Takad Saru StatSoft-7 1,4 42,10 1,2 39,43 1,0 36,75 0,8
G.2.7. Wilayah Takad Saru Fluktuasi anomali dan persentase karang di Takad Saru Takad Saru(R) (L) 42,10 39,43 36,75 34,08 30 28,72 26,05 23,23 20,54 17,83 15,12 12,37 9,63 G.2.8. Wilayah Kotal Fluktu asi
Lebih terperinciKondisi Terumbu Karang dengan Indikator Ikan Chaetodontidae di Pulau Sambangan Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah.
Buletin Oseanografi Marina Oktober 2011.vol.1 106-119 Kondisi Terumbu Karang dengan Indikator Ikan Chaetodontidae di Pulau Sambangan Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah. Suryanti, Supriharyono
Lebih terperinciBAB 4 BEKERJA DENGAN MULTIPLE FILE RECORD TYPE
BAB 4 BEKERJA DENGAN MULTIPLE FILE RECORD TYPE Beberapa file mempunyai lebih dari satu type record. File data yang digunakan pada latihan latihan sebelum dalam buku latihan ini hanya mempunyai satu type
Lebih terperinciCORAL REEF CONDITION BASED ON LEVEL OF SEDIMENTATION IN KENDARI BAY
AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 5 No. 1 Tahun 2016) CORAL REEF CONDITION BASED ON LEVEL OF SEDIMENTATION IN KENDARI BAY La Ode Alirman Afu 1 Subhan 1 Ringkasan Kemampuan
Lebih terperinciUlangan I II III. Rata-rata ( C) DPL Ex-DPL Non DPL Ulangan I II III. Ulangan I II III
LAMPIRAN 65 66 Lampiran 1. Data parameter fisik dan kimiawi perairan kedalaman 3 dan 10 meter 1. Suhu ( C) Habitat Ulangan I II III Rata-rata ( C) DPL 29 29 29 29 Ex-DPL 28 29 29 28 Non DPL 30 29 29 29
Lebih terperinciKSI B ~ M.S. WULANDARI
1 MODUL I : TABEL Microsoft Access adalah perangkat lunak database management system (DBMS). Database dalam Microsoft Access dapat terdiri atas satu atau beberapa tabel, query, form, report, makro, dan
Lebih terperinciMicrosoft Excel. I. Pendahuluan
Microsoft Excel I. Pendahuluan Microsoft Excel adalah General Purpose Electronic Spreadsheet yang bekerja dibawah Sistem Operasi Windows. Microsoft Excel dapat digunakan untuk menghitung angka-angka, bekerja
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan Kecamatan Pulau Tiga Kabupaten Natuna Propinsi Kepulauan Riau. Lokasi ini sengaja dipilih dengan pertimbangan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Aplikasi Program aplikasi merupakan suatu bentuk rancangan program yang dibuat sedemikian rupa dalam mencapai suatu tujuan tertentu dengan mengikuti prosedur serta memiliki
Lebih terperinciMembuat File Database
Membuat File Database Untuk membuat file database harus dimulai dengan pembuatan strukturnya terlebih dahulu yang dimaksudkan untuk menentukan kreteria dari field yang akan digunakan seperti Nama Field,
Lebih terperinciOcean Data View. Membuka program ODV, klik icon ODV pada desktop, setelah itu akan muncul tampilan berikut.
Ocean Data View Perkembangan teknologi khususnya teknologi komputasi memungkinkan kita untuk menganalisis, menyajikan memvisualisasi data yang jumlahnya besar ke dalam suatu gambar, grafik, atau tampilan
Lebih terperinciJOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES
ANALISIS PERBEDAAN MORFOLOGI DAN KELIMPAHAN KARANG PADA DAERAH RATAAN TERUMBU (Reef Flate) DENGAN DAERAH TUBIR (Reef Slope) DI PULAU PANJANG, JEPARA Kiai Agoes Septyadi, Niniek Widyorini, Ruswahyuni *)
Lebih terperinciEKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA
EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA Tipologi ekosistem laut tropis Mangrove Terumbu Lamun Pencegah erosi Area pemeliharaan
Lebih terperinciE. Menggunakan KEYBOARD
E. Menggunakan KEYBOARD Tombol FUNGSI (F_) Setelah pembahasan tentang bagaimana menggunakan perangkat MOUSE yang cukup penting, satu perangkat lain yang sangat penting, yang bahkan bila ini tidak terpasang,
Lebih terperinci