1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara
|
|
- Harjanti Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Globalisasi telah membawa dampak yang signifikan dan tidak bisa terelakkan lagi pada saat ini. Kita sering mendengar istilah era globalisasi yang merupakan manisfestasi dari kehidupan pada masa ini. Istilah globalisasi sedemikian akrabnya dalam kehidupan sehari-hari dan telah banyak digunakan dalam berbagai disiplin ilmu. Gannon dalam Samovar dan Porter (2010:3) mengatakan bahwa globalisasi merujuk pada meningkatnya ketergantungan antara pemerintah, perusahan bisnis, organisasi nirlaba, dan penduduk secara individu. Singkatnya globalisasi merupakan sebuah keterkaitan, manusia semakin sulit untuk hidup tanpa dipengaruhi oleh pikiran dan tindakan orang lain. Globalisasi membawa dampak yang besar terhadap perdagangan dunia dan bisnis internasional, teknologi dan perjalanan, persaingan sumber daya alam, konflik dan keamanan internasional, tantangan lingkungan, isu kesehatan dunia dan yang terpenting ialah terciptanya masyarakat multikultural. Manusia yang berlatar belakang negara dan etnis berbeda, berbahasa serta menganut kepercayaan yang berbeda pula, harus belajar untuk bekerja dan hidup bersama, terlepas dari masalah yang mungkin muncul (Samovar dan Porter 2010:13). Namun, sedemikian majunya pun globalisasi, tetap tidak terlepas dari komunikasi. Globalisasi yang telah menciptakan masyarakat kultural tidak terlepas dari proses komunikasi yang terjadi. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa setiap individu berbeda satu sama lain, apalagi dalam skala internasional, bukan hanya gender atau usia saja yang menjadi perbedaan, budaya juga merupakan perbedaan yang paling besar. Berkembangnya teknologi dan globalisasi semakin mendorong manusia untuk berinteraksi dengan orang lain yang memiliki latar budaya berbeda. Menurut W.I Thomas dan Florian (Rakhmat, 2011: 33-42) ada beberapa motif sosiogenis yang membentuk perilaku manusia yaitu: (1) keinginan memperoleh pengalaman baru; (2) keinginan mendapatkan respon; (3) keinginan akan pengakuan dan (4) keinginan akan rasa aman. Motif-motif tersebut yang ikut 1
2 2 mendorong manusia untuk selalu bergerak dan menjelajahi tempat serta hal baru. Sedangkan disadari atau tidak manusia juga merupakan makhluk yang selalu ingin tahu atau memiliki curiosity. Keingintahuan inilah yang membawa manusia untuk mau berinteraksi dengan manusia lainnya yang memiliki kebudayaan serta latar belakang yang berbeda. Saat seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda kebudayaannya seperti bahasa dan sistem budaya yang dianut maka pada saat itu telah terjadi komunikasi antar budaya. Proses komunikasi antarbudaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (Liliweri, 2003:13). Komunikasi atarbudaya melibatkan interaksi antara orang-orang yang persepsi budaya dan sistem simbolnya cukup berbeda dalam suatu komunikasi (Samovar dan Porter, 2010:13). Mengunjungi negara asing dan belajar kebudayaannya sudah lama menjadi hal yang sangat diminati oleh orang-orang muda. Pada abad ke-19 hanya orang muda yang berasal dari keluarga kaya yang bisa pergi mengunjungi negara lain untuk sekedar berwisata ataupun belajar di negara lain yang diminatinya. Berbicara tentang mengunjungi negara asing, Eropa telah menjadi destinasi impian bagi kaum muda untuk dikunjungi. Sekarang, berwisata dan tinggal di negara Eropa dan belajar bahasa dan kebudayaannya menjadi kesempatan yang bukan hanya dimiliki oleh orang kaya, tetapi bisa juga menjadi kesempatan bagi kaum muda yang memiliki dana terbatas, seperti mengikuti program pertukaran pelajar, program international work camp, atau bekerja sebagai Au pair (Riikonen, 2002:4). Tinggal dan mengunjungi negara asing bukanlah hal yang mudah, bahkan menjadi wisatawan atau turis juga kerap terkejut dan terbentur dengan perbedaan budaya yang dibawanya dengan budaya yang ditemuinya di daerah destinasi wisata. Contohnya ketika seorang ibu asal Indonesia mengunjungi salah satu temannya di Jerman akan merasa risih melihat anak-anak Jerman yang mengatakan ibunya Du (Kamu dalam bahasa Indonesia) atau anak-anak dengan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu mengatakan You kepada ibunya, di mana di
3 3 Indonesia seorang anak tidak sopan mengatakan Kamu kepada ibunya. Meskipun demikian, wisatawan yang berkunjung ke negara asing bisa mengatasi kesulitan dan lingkungan budaya baru yang dialaminya meskipun dengan kebingungan, karena mereka tahu mereka akan kembali ke negara asalnya dan mereka hanya tinggal di sana dalam jangka singkat. Hal ini berbeda dengan orang yang memilih untuk tinggal di negara asing dalam jangka waktu yang panjang, seperti bekerja sebagai Au pair. Untuk mendapatkan masa tinggal sesuai dengan yang diharapkan tentu tidak mudah, seperti belajar, menerima dan mematuhi peraturan dari adat istiadat yang berlaku di masyarakat baru tersebut, singkatnya terbiasa untuk itu. Proses untuk beradaptasi dengan lingkungan baru ini tentu bukan merupakan hal yang mudah, masalah utama yang terjadi adalah kebiasaan yang dibawa oleh Au pair dari negara asalnya yang telah dipelajari sejak kecil. Meskipun sulit, tinggal di luar negeri biasanya merupakan pengalaman yang berharga dan menantang. Program Au pair merupakan program yang sedang booming beberapa tahun terakhir ini. Program Au pair mungkin masih belum begitu terkenal di masyarakat Indonesia, kecuali bagi orang yang menempuh pendidikan Bahasa Jerman di Universitas atau di Sekolah Menengah Atas. 'Au pair' secara terminologi berasal dari bahasa Prancis yang artinya sama, seimbang, equal ataupun setara. Definisi Au pair dalam The Council of Europe 1969, European Agreement on Au pair Placement ialah: Au pair placement is the temporary reception by families, in exchange for certain services, of young foreigners who come to improve their linguistic and possibly profesional knowledge as well as their general culture by acquiring a better knowledge of the country where they are received, such young foreigners are hereinafter called places Au pair. Au pair merupakan orang yang tinggal di sebuah keluarga angkat dengan memberikan jasa tertentu, program pertukaran ini ditujukan kepada orang muda dari negara asing untuk meningkatkan kemampuan bahasa, kebudayaan dan pengetahuan dari negara tempat mereka diterima.
4 4 Program Au pair menawarkan kesempatan untuk orang muda dari seluruh dunia untuk tinggal di luar negeri dalam jangka waktu tertentu. Tujuan utama program ini adalah pertukaran budaya saling yang menguntungkan kedua belah pihak: di mana seorang Au pair membawa budaya baru, bahasa asing dari negara asalnya ke keluarga angkat. Sementara di negara tuan rumah (keluarga angkat), Au pair bisa belajar bahasa resmi dari negara tuan rumah dan mendapatkan pengalaman berharga dengan bantuan keluarga angkat mereka dan dengan menghadiri kursus bahasa ( Sebagai anggota keluarga sementara, Au pair hidup dengan keluarga angkat dan mendukung mereka dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, Au pair membantu keluarga angkatnya dengan melakukan pekerjaan rumah tangga ringan dan pengasuhan anak (meskipun ada sebagian keluarga angkat yang tidak memerlukan Au pair dalam urusan pekerjaan rumah tangga kecuali pengurusan anak). Sebagai imbalannya, keluarga angkat memberikan Au pair uang saku, makan dan penginapan. Ini adalah proses saling memberi dan menerima yang terletak di jantung hubungan antara Au pair dan keluarga angkat. Demi memastikan bahwa masa Au pair selama tinggal dengan keluarga angkat berhasil, baik Au pair dan keluarga angkat harus saling memberikan informasi tentang apa yang diharapkan selama menjadi Au pair dan keluarga angkat. Keterbukaan komunikasi menjadi kunci sukses bagi masing-masing pihak baik Au pair dan keluarga angkat selama menjalani program ini. Istilah Au pair mulai dikenal sejak tahun 1970-an, di mana pada masa itu banyak anak-anak muda dari Barat seperti Amerika atau Eropa yang ingin berpergian ke negara lain tetapi tidak memiliki biaya yang cukup. Misalnya orang Amerika yang ingin pergi ke Jerman atau sebaliknya orang Jerman yang ingin pergi ke Amerika dan belajar bahasa Inggris. Namun sejak tahun 1990-an istilah Au pair pun mulai dikenal oleh kalangan muda yang berasal dari negara-negara bekas Komunis, Eropa Timur dan Asia Tenggara untuk menjadi Au pair di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat dengan motif akan kehidupan yang menjanjikan (Tkach, 2013:134).
5 5 Pada tahun 2014, Radio Netherlands Worldwide Indonesia melaporkan bahwa tawaran menjadi Au pair di beberapa negara di Eropa semakin diminati oleh Warga Negara Indonesia (WNI) dari tahun ke tahun. Ada banyak alasan WNI menjadi Au pair, yaitu mencari pengalaman kerja, belajar bahasa Inggris atau bahasa asing, keluar negeri dengan biaya yang minim, batu loncatan meneruskan kuliah keluar negeri atau bahkan mencari jodoh. Negara-negara favorit tujuan Au pair Indonesia di Eropa adalah Belanda, Jerman, Perancis, Norwegia, Denmark dan Austria. Adapun penelitian ini tidak berfokus kepada motif dari Au pair menjadi Au pair di negara Barat, melainkan proses komunikasi yang terlibat di dalamnya. Penelitian ini memfokuskan kepada proses komunikasi yang dilakukan oleh mantan Au pair Indonesia dengan keluarga angkat selama menjadi Au pair di Jerman, Jerman merupakan negara tuan rumah yang menampung banyak Au pair dari Indonesia. Pada tahun 2013, Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia mengabulkan 135 permohonan visa untuk WNI dengan izin Au pair ke Jerman dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Pada saat memasuki Jerman sebagai Au pair, Au pair harus berusia minimal 18 tahun, batasan usia pada saat pengajuan permohonan visanya adalah 26 tahun. Permohonan visa dapat diajukan 6 bulan sebelum rencana tinggal sebagai Au pair. Au pair pada prinsipnya dapat diterima, apabila di keluarga pengundang salah satu orangtua-nya adalah warga negara Jerman. Apabila bahasa Jerman digunakan sebagai bahasa percakapan dalam keluarga, maka ijin tinggal dapat diberikan jika Au pair tidak berasal dari negara yang sama seperti orangtua pengundang ( Keluarga Jerman menghargai pemohon Au pair yang pekerja keras, teliti (terutama tentang keselamatan anak), fleksibel, masuk akal, tenang dalam situasi stress, hangat dan bersedia untuk berinteraksi dengan anak bukan hanya "menonton" anak. Sikap "bagaimana saya bisa membantu?" merupakan aset besar yang dimiliki Au pair. Sebagian besar keluarga Jerman sebagai tuan rumah tinggal di daerah metropolitan kota terbesar di Jerman. Biasanya, kedua orang tua bekerja dan memiliki 1 sampai 3 anak dengan usia antara 1-8 tahun. Keluarga
6 6 biasanya terbuka untuk ide-ide baru, tertarik dengan dunia dan negara-negara lainnya. Banyak keluarga berharap untuk memiliki Au pair yang bisa mengajar anak-anak mereka tentang kebiasaan hidup, bahasa dan budaya yang dibawa oleh Au pair dari negara asalnya. Au pair merupakan orang yang suka petualangan, tantangan, penasaran dan tertarik untuk belajar tentang negara-negara baru dan budaya. Yang paling penting, mereka suka menghabiskan waktu dengan anak-anak. Pekerjaan Au pair sehari-hari ialah seperti mengantar-jemput anak dari keluarga angkat, untuk selanjutnya disebut adik angkat (sejak Au pair juga dianggap sebagai anggota keluarga) ke sekolah atau tempat kursus anak, bermain game, membuat kue dengan mereka dan membantu mereka membersihkan kamar mereka, dengan jam kerja yang tertulis di kontrak kerja yaitu 30 jam per minggu. Di waktu luang, Au pair dapat menggunakan transportasi umum untuk menjelajahi kota terdekat, mengambil kelas bahasa untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jerman dan bertemu orang-orang muda lainnya dari seluruh dunia. Au pair akan memiliki banyak kesempatan untuk menemukan lebih banyak tentang negara Jerman melalui kontak sehari-hari dengan orang-orang lokal, menjelajahi semua daerah tempat wisata dan di waktu libur Au pair bisa menghabiskan waktunya untuk melakukan perjalanan ke negara Eropa lainnya seperti Perancis, Belanda ataupun Italia. Selama menjadi Au pair, mereka akan harus berurusan dengan hal-hal seperti perbankan, belanja, layanan pos dan telepon, mobil dan peraturan lalu lintas, adat istiadat, tipping dan sebagainya. Pada saat yang sama, Au pair juga pasti berurusan dengan beberapa tantangan fisik, mental, dan sosial (Ayusa Germany Live-In Childcare brosur, 2009). Masa tinggal Au pair sesuai dengan ketentuan Au pair di Jerman merujuk kepada Guetegemeinschaft Au pair e.v ialah 6 sampai 12 bulan, di mana Au pair hanya bisa dilakukan satu kali selama hidupnya di Jerman, pengabulan visa Au pair di Jerman hanya bisa dikeluarkan sekali saja. Biasanya Au pair Indonesia menjalani Au pair selama satu tahun sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati bersama dengan keluarga angkat. Setelah menyelesaikan kontraknya, Au pair Indonesia yang kini bisa disebut sebagai
7 7 mantan Au pair biasanya melanjutkan masa tinggalnya di Jerman sebagai pekerja sosial melalui program FSJ (Freiwillige Soziale Jahr), mengambil Ausbildung, melanjutkan kuliah di Jerman, menikah dengan warga negara Jerman ataupun kembali ke Indonesia. Penelitian mengenai Au pair Indonesia dalam konteks komunikasi lintas budaya masih jarang dilakukan, padahal hal ini merupakan sesuatu yang menarik dan penting untuk diteliti. Komunikasi merupakan kunci sukses bagi para Au pair Indonesia agar masa tinggalnya selama menjadi Au pair atau pendatang di negara penerima berhasil, yang dalam konteks ini adalah komunikasi lintas budaya. Hal ini menarik diteliti mengingat gap kebudayaan yang sangat besar antara Jerman (yang didikotomikan sebagai Budaya Barat) dan Indonesia (yang didikotomikan sebagai Budaya Timur) tentang bagaimana mantan Au pair berkomunikasi sehari-hari dengan keluarga angkatnya selama masa tinggalnya di Jerman. 1.1 Fokus masalah Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan bahwa fokus yang akan diteliti lebih lanjut adalah Bagaimana proses komunikasi lintas budaya yang dilakukan oleh mantan Au pair Indonesia dengan keluarga angkat selama berada di Jerman? 1.2 Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan berikut: 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi yang dilakukan oleh mantan Au pair Indonesia dengan keluarga angkatnya selama menjadi Au pair di Jerman. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan dan solusi yang dilakukan oleh mantan Au pair Indonesia dalam berkomunikasi dengan keluarga angkatnya selama menjadi Au pair di Jerman.
8 8 1.3 Manfaat Penelitian 1. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan dampak positif dan menambah pengetahuan dalam khasanah penelitian komunikasi serta dapat dijadikan sebagai sumber bacaan Mahasiswa FISIP USU khususnya Departemen Ilmu Komunikasi 2. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa sumbangan pengetahuan baik kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi maupun masyarakat luas mengenai proses komunikasi mantan Au pair Indonesia dengan keluarga angkatnya selama berada di Jerman 3. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan memberikan sumbangan dan masukan yang berhubungan dengan tema penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dengan adanya kemajuan teknologi dan fenomena global village yang membuat hubungan antar manusia lebih terbuka, serta arus globalisasi membuat Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan
Lebih terperinciPROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA
PROGRAM KEPENDUDUKAN TETAP UNI EROPA LATAR BELAKANG Pada tahun 2012, pemerintah Hungaria mengembangkan program ini untuk menarik investasi asing ke Hungaria. Hingga kini, lebih dari 2500 pendaftar telah
Lebih terperinciBeri putra putri Anda awal yang tepat untuk masuk universitas
Monash University Foundation Year Beri putra putri Anda awal yang tepat untuk masuk universitas www.monashcollege.edu.au Mengapa memilih Foundation Year kami yang berbasis di Melbourne? Persiapan terbaik
Lebih terperinciHubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.
Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Penelitian kompetensi komunikasi lintas budaya untuk beradaptasi dalam ruang lingkup pendidikan multikultural semakin penting dilakukan karena memiliki beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua kalangan wisatawan, mulai dari kota besar sampai kota kecil. Bukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh semua kalangan wisatawan, mulai dari kota besar sampai kota kecil. Bukan hanya masyarakat Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Tindakan, ucapan, bahkan ekspresi manusia dapat disebut dengan bentuk komunikasi baik antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antarbudaya dengan baik. kemampuan komunikasi antarbudaya (Samovar dan Porter, 2010: 360).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia bisnis yang ada membuat banyak perusahaan asing hadir di Indonesia. Berbagai perusahaan yang bergerak di bidang seperti telekomunikasi, transportasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk mengungkapkan kembali
Lebih terperinciBahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting
Lebih terperinciInternasionalisasi Bahasa Indonesia melalui Program Pembelajaran BIPA Berbasis Budaya
Internasionalisasi Bahasa Indonesia melalui Program Pembelajaran BIPA Berbasis Budaya Jimat Susilo Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon jimatsusilo@fkip-unswagati.ac.id Abstrak Sampai saat ini, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Perubahaan globalisasi yang terus-menerus terjadi membuat sistem pendidikan pun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi di Indonesia tidak pernah lepas dari pengaruh globalisasi, perubahan terjadi dari ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Keadaan sumber daya alam yang melimpah inilah yang menjadi keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, dengan WNA dari budaya barat (Sabon, 2005).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan antar budaya telah menjadi fenomena dalam masyarakat modern, terutama di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta. Menurut Faradila, berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya melalui belajar. Dari semua aspek belajar manusia, komunikasi merupakan aspek terpenting dan paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Effendy (2009: 5), komunikasi adalah aktivitas makhluk sosial. Dalam praktik komunikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan IPTEK tersebut dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan sebutan bagi kemajuan zaman sekarang ini. Dari tahun ke tahun, IPTEK sudah semakin maju dan menjadi pengaruh pada kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua orang. Sering kali orang-orang bersedia melakukan apapun untuk meluangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Berpergian atau Traveling merupakan hal yang menjadi idaman dan impian bagi semua orang. Sering kali orang-orang bersedia melakukan apapun untuk meluangkan waktunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan paling luar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan paling luar biasa dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, dengan kelebihannya tersebut manusia dapat melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi
BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang kepariwisataan adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai bidang usaha. Di era globalisasi saat ini, sektor pariwisata akan menjadi
Lebih terperinciLAMPIRAN. Penentuan negara-negara yang dijadikan sample tersebut didasarkan atas tiga kategori, yaitu:
116 LAMPIRAN Lampiran 1 Penentuan Sample Negara Anggota Uni Eropa Penulis membutuhkan sample dalam proses pengerjaan penelitian ini. Sample yang hendak digunakan berdasarkan negara-negara yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan gaya hidup dan tatanan dalam masyarakat saat kini ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang memacu perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat, bukan hanya sebagai kegiatan jalan-jalan atau rekreasi, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wisata yang sering dikenal dengan istilah traveling kini telah menjadi semakin dikenal oleh masyarakat, bukan hanya sebagai kegiatan jalan-jalan atau rekreasi, namun
Lebih terperinciKOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berwisata saat ini telah mejadi kebutuhan semua orang ditengah rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih sekolah, dan juga yang sudah berkeluarga
Lebih terperinciEKONOMI INTERNASIONAL
URAIAN MATERI ampir H EKONOMI INTERNASIONAL tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak melakukan hubungan perdagangan internasional. Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan, investasi,
Lebih terperinciBAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN
BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi penempatan au pair dalam The Council of Europe s 1969 `European
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara formal, program au pair cenderung didefinisikan atau digambarkan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan pengalaman pertukaran budaya. Definisi penempatan au
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dikenal dengan kemajemukannya dalam berbagai aspek, seperti adanya keberagaman suku bangsa atau etnis, agama, bahasa, adat istiadat dan
Lebih terperincidapat menghadapi satu sama lain secara fisik, legal, kultural, dan psikologis. Maka dari itu, pendidikan dengan adanya keragaman budaya memberikan keu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya keragaman budaya dalam dunia pendidikan memberikan berbagai keuntungan, seperti yang diungkapkan oleh Gurin, Nagda, dan Lopez (2004, 19) bahwa para pelajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pelayanan secara profesional sesuai dengan bidangnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan pelayanan secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing. Perubahan teknologi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah kepuasan perkawinan, ialah sesuatu yang merujuk pada sebuah perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna lebih luas daripada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman memiliki beberapa bidang yang dijadikan sebagai kegiatan penggerak perekonomiannya, yaitu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Riqoh Fariqoh, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Moeflich (2011) mengatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke negera-negara lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat tidak mungkin dihindari dan sangat mendasar bagi kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berkomunikasi laksana bernapas bagi manusia. Suatu kegiatan yang sangat tidak mungkin dihindari dan sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Sebagai mahluk sosial manusia memiliki dorongan keinginan untuk saling berhubungan dengan individu lainnya. Dorongan sosial tersebut mengharuskan setiap individu untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. informasi telah menciptakan dunia yang tanpa batas. Sebuah artikel dalam Institut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi sebagai dampak dari kemajuan teknologi komunikasi dan informasi telah menciptakan dunia yang tanpa batas. Sebuah artikel dalam Institut Media Baru Indonesia,
Lebih terperinciKita tentunya tidak ingin kota Jakarta menjadi sepi wisatawan hanya karena sulitnya mendapatkan informasi dan sedikitnya fasilitas yang membantu merek
Project Review and Selection Project Name: JAKARTA TOURISM INFORMATION AND GUIDANCE SYSTEM Project Originator: Wiratna Sari Wiguna (1200001094) Program Manager Approval: Date: 11 Oktober 2002 Contact Phone
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa akhir anak-anak berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Dimana biasanya anak mulai memasuki dunia
Lebih terperinciORGANIZATION THEORY AND DESIGN
Modul ke: ORGANIZATION THEORY AND DESIGN LINGKUNGAN ORGANISASI & DESAIN Fakultas Pascasarjana Dr. Mochammad Mukti Ali, ST., MM. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Mata Kuliah OTD Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. program pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan English native teacher
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang tidak bisa dihindarkan pada zaman ini, kompetensi bahasa Inggris merupakan salah satu aspek penting, baik dalam kehidupan personal maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat menjadikan interaksi antar budaya tanpa terbatas ruang dan waktu. Hal ini tentunya meningkatkan pula peluang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Judul yang di ambil di dalam Penelitian Tugas akhir ini yaitu Perancangan Video Profil Museum Surabaya berbasis Online sebagai Upaya mengenalkan kepada Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan terjadi peningkatan pada komunikasi antarbudaya (Sihabudin, 2013 : 2-3).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mobilitas masyarakat di seluruh dunia sedang mencapai puncaknya. Perjalanan dari satu negara ke negara lainnya, maupun perjalanan antar benua banyak dilakukan.
Lebih terperinciMANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA
MANAJEMEN KONFLIK ANTARPRIBADI PASANGAN SUAMI ISTRI BEDA AGAMA Penyusun Nama : Asteria Agustin NIM : D2C 007 012 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang orang yag terlibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Negara Kepulauan dan pertumbuhan perekonomiannya terus berkembang secara pesat, memiliki beberapa transportasi dan jasa pengangkutan pilihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pergerakan wisatawan muslim ke berbagai dunia, perlu adanya sebuah konsep baru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2015, pada tahun 2014 pasar wisatawan muslim bernilai $ 145 juta, dengan 108 juta wisatawan yang mewakili 10%
Lebih terperinciA. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata
A. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata pemasaran sendiri lebih luas dari hanya sekedar promosi dengan
Lebih terperinciMateri Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dalam arti yang bersifat umum adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Studi Seiring dengan era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa dan negara Indonesia. Salah
Lebih terperinciTOURISM AUTHORITY OF THAILAND
Sambutan Direktur TAT, Kepada Teman & Rekan TAT Jakarta, Pertama-tama saya mewakili keluarga besar TAT Jakarta mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Lalu seperti biasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami bahasa masing-masing pun semakin tinggi. Oleh karena itu, wajar jika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan semakin berkembangnya hubungan antarbangsa dalam berbagai aspek kehidupan, tuntutan untuk bisa berkomunikasi dan saling memahami bahasa masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Bandung merupakan ibukota provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi salah satu kota terbesar di Indonesia. Berdasarkan letak geografisnya, Kota Bandung berada pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antara lain sepeda, sepeda motor, becak, mobil dan lain-lain. Dari banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi sudah menjadi kebutuhan utama bagi manusia untuk menunjang aktivitasnya. Adanya transportasi menjadi suatu alat yang dapat mempermudah kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan kegiatan yang esensial didalam setiap kehidupan masyarakat. Pendidikan tidak mungkin terjadi atau terlepas dari kehidupan bermasyarakat. Oleh karena
Lebih terperinciBab 13 PENGATURAN SDM PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL. (Bagian Kedua)
Bab 13 PENGATURAN SDM PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL (Bagian Kedua) A. Pendahuluan Saat Kodak membuka perusahaan cabang di Cina, Kodak membawa manajer dari barat yang unggul dalam aspek teknis pekerjaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan walaupun masih ada aliran dana dari pusat kepada daerah seperti dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia membawa beberapa perubahan dalam sistem tata kelola pemerintahan. Pada UU no. 32/ 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan
Lebih terperinciSTUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi
LAPORAN INDUSTRI Juli 2013 STUDI KINERJA INDUSTRI PARIWISATA Pertumbuhan Wisatawan, Perhotelan, Perjalanan Wisata, dan Transportasi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.... 1.1 Kata Pengantar. 1 2 IV. PERTUMBUHAN
Lebih terperinci2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Bebas Visa K
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.133, 2015 HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pesat membuat perubahan di segala aspek kehidupan manusia. Hal ini menyebabkan adanya perubahan era yang baru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata
Lebih terperinciKOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI. Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
KOMUNIKASI VERBAL DAN KOMUNIKASI NON VERBAL DALAM KOMUNIKASI Sesi 9 Pengantar Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya KOMUNIKASI VERBAL = KOMUNIKASI DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA/KATA- KATA, BAIK LISAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu bangsa dapat dikatakan sukses apabila bangsa tersebut sanggup mempersiapkan generasi selanjutnya dengan kapasitas melebihi generasi sebelumnya. Atau dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pulau sebanyak pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal seperti sekolah
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.217, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA HUKUM. Imigrasi. Visa. Bebas. Kunjungan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki berbagai keindahan alam yang sangat menawan dimata dunia tidak salah memiliki jumlah pengunjung wisatawan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat satu dan dua maka Negara Indonesia menjamin kebebasan berserikat dan berkeyakinan. Bahwa agama Katolik adalah salah
Lebih terperinciBeSmart Week 6 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN ALAT ATAU LAYANAN KOMUNIKASI MODERN PENUNJANG TRANSPORTASI.
BeSmart Week 6 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PENGGUNAAN ALAT ATAU LAYANAN KOMUNIKASI MODERN PENUNJANG TRANSPORTASI. Contents Dampak Positif... 3 Dampak Negatif... 5 Referensi... 6 Dampak Positif Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu sektor andalan perolehan devisa negara di Indonesia. Tercatat pada tahun 2014 sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar US$ 10,69 atau
Lebih terperinci96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan
96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan A. Latar Belakang Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat menjadikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya Indonesia memiliki kekayaan budaya yang berlimpah dan beragam. Namun dengan kekayaan budaya yang Indonesia miliki ternyata tidak memberikan bukti nyata
Lebih terperinci15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. besar pada pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. Kota metropolitan. merupakan gelar yang telah disandang oleh Jakarta sebagai pusat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia memiliki peran yang sangat besar pada pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. Kota metropolitan merupakan gelar yang telah disandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Condotel adalah tempat dimana tempat yang berfungsi lebih kesebuah bisnis, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir
Lebih terperinciPulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek
23 KERANGKA PEMIKIRAN Pemasaran suatu produk barang dan jasa tidak akan bisa lepas dari konteks komunikasi. Transaksi tersebut tidak saja menyangkut komunikasi satu arah tetapi menyangkut dua arah. Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Widayati Prihatiningsih, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata berkembang pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang kian meningkat. Dahulu masyarakat berpergian dari satu tempat ke tempat lainnya dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat banyak orang Korea berdatangan di negara di mana mereka. satunya di Indonesia. Selain ingin melakukan perjalanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan industri teknologi dan bisnis Korea Selatan telah membawa Korea Selatan menjadi negara maju, salah satu dampak ekspansi industri dan teknologi tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang penuh persaingan, konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan akan produk dengan kualitas dan harga yang hampir sama. Hal ini diakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebiasaan seseorang dan masyarakat (Suwarman, 2004: 170). dari generasi ke generasi (Tubbs and Moss, 1996: 237).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan produk dari sebuah budaya, yang tidak pernah lepas dari aktivitas komunikasi. Melalui interaksi secara terus menerus seorang manusia juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri dalam bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, beberapa budaya Indonesia yang terkikis oleh budaya barat sehingga generasi muda hampir melupakan budaya bangsa sendiri. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang kreatif dalam membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang kreatif dalam membuat cenderamata yang unik khas kota Bandung. Begitu pula para wisatawan kota Bandung yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak mengenal batas wilayah. Batas batas wilayah suatu negara bukanlah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Batas batas wilayah suatu negara bukanlah menjadi suatu kendala
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan
116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga
Lebih terperinci2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2
No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta
Lebih terperinci