STUDI HISTOPATOLOGI MANFAAT EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA PERNAFASAN AYAM BROILER MUTIA RACHIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI HISTOPATOLOGI MANFAAT EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA PERNAFASAN AYAM BROILER MUTIA RACHIM"

Transkripsi

1 STUDI HISTOPATOLOGI MANFAAT EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA PERNAFASAN AYAM BROILER MUTIA RACHIM FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Studi Histopatologi Manfaat Ekstrak Jintan Jitam (Nigella sativa) pada Organ Pernafasan Ayam Broiler adalah karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2013 Mutia Rachim B

4 2 ABSTRAK MUTIA RACHIM. Studi Histopatologi Manfaat Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) Pada Organ Pernafasan Ayam Broiler. Dibimbing oleh SRI ESTUNINGSIH dan MAWAR SUBANGKIT. Jintan hitam atau Nigella sativa merupakan tanaman herbal yang banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari manfaat dari ekstrak jintan hitam pada organ pernafasan ayam broiler. Pada penelitian ini menggunakan 100 ayam (day old chick / DOC) dan dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok K merupakan kontrol yang diberikan vaksin Newcastle Disease (ND) dan Infectious Bursal Disease (IBD); kelompok A merupakan kelompok ayam broiler yang diberikan vaksinasi ND, IBD, Avian Influenza (AI), dan ekstrak jintan hitam; kelompok B merupakan kelompok ayam broiler yang diberikan vaksinasi ND dan IBD serta ekstrak jintan hitam. Jintan hitam diberikan setiap hari selama 6 minggu melalui rute oral. Ayam diambil secara acak 3 ekor pada tiap kelompok setiap minggunya dan dilakukan nekropsi untuk pengambilan sampel organ, kemudian difiksasi dalam larutan Buffered Neutral Formalin (BNF) 10%. Sampel organ kemudian diproses menjadi preparat histopatologi dengan pewarnaan Haematoxylin Eosin (HE). Parameter yang diamati pada organ trakea adalah persentase keutuhan silia epitel, keutuhan epitel, jumlah sel goblet, dan jumlah sel radang. Parameter yang diamati pada organ paru-paru adalah jumlah sel radang, jumlah Bronchus Associated Lymphoid Tissue (BALT), luasan BALT, dan kepadatan sel penyusun BALT. Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak jintan hitam mengindikasi adanya regenerasi terhadap keutuhan silia, keutuhan epitel, menurunkan sel radang, serta menyebabkan menurunnya sel radang pada paru-paru dan meningkatkan jumlah, luasan, serta kepadatan sel BALT. Pada penelitian ini dapat disimpulkan jintan hitam mengindikasi perbaikan kerusakan jaringan dan sebagai perangsang sistem imun pada ayam. Kata kunci: ayam, histopatologi, Nigella sativa, paru-paru, trakea ABSTRACT MUTIA RACHIM. Histopathological Studies of Benefits Black Cumin (Nigella sativa) Extract in Broiler Chicken Respiratory Organs. Supervised by SRI ESTUNINGSIH and MAWAR SUBANGKIT. Black cumin or Nigella sativa is a species plant belonging to the herb medicine that are people commonly used all over the world. This research aims is to study the benefits of black cumin extract on broiler respiratory organs. A total of 100 chicks (day old chick / DOC) were used in this study and were divided into 3 groups. K is a virus control group vaccinated with ND and IBD viruses; Group A is a group of broilers vaccinated with IBD, ND and AI and treated extract of black cumin; Group B is the group of broilers vaccinated ND and IBD virus and treated extract of black cumin. Black cumin gave every day for 6 weeks through the oral route. The chicken were then taken randomly 3 heads of each group every

5 week to be sacrificed later by necropsy and organ samples were collected, fixed in a solution of Buffered Neutral Formalin (BNF) 10%. Organ samples were then processed into histopathology preparations stained with Haematoxylin Eosin (HE). The parameters include the percentage of observations on tracheal ciliary epithelial integrity, epithelial cell integrity, goblet cell number and the number of inflammatory cells beneath tracheal submucosa. The parameters in the lung were the number of inflammatory cells is in the lung tissue, the number, area and density of BALT. The results showed that administration of black cumin or Nigella sativa indicate regenerate the percentage of cilia integrity, epithelial cells integrity, inflammatory cells tracheal sub mucosa, also causes a decrease in the number of inflammatory cells in the lung tissue, decreased the number, area and density of BALT. This result indicates that black cumin able to repair damaged tissue and serves as trigger for immune system of chicken. Keywords: Chicken, histopathology, Nigella sativa, lungs, trachea 3

6 4 STUDI HISTOPATOLOGI MANFAAT EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa) PADA PERNAFASAN AYAM BROILER MUTIA RACHIM Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

7 5

8 6 Judul Skripsi : Studi Histopatologi Manfaat Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) pada Organ Pernafasan Ayam Broiler Nama : Mutia Rachim NIM : B Disetujui oleh Dr drh Sri Estuningsih, MSi, APVet Pembimbing I drh Mawar Subangkit Pembimbing II Diketahui oleh drh Agus Setiyono, MS PhD, APVet Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Tanggal Lulus:

9 7 PRAKATA Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini yaitu Studi Histopatologi Manfaat Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa) pada Organ Pernafasan Ayam Broiler. Terima kasih Penulis ucapkan kepada Dr drh Sri Estuningsih, MSi, APVet dan drh Mawar Subangkit selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, dukungan, motivasi, waktu, dan perbaikan selama penulisan skripsi ini. Terimakasih juga Penulis sampaikan kepada Pak Soleh, Pak Kas, Pak Endang dan Mbak Kiki yang telah banyak membantu selama proses penelitian. Selanjutnya ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr drh Setyo Widodo selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjadi mahasiswa FKH IPB. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orangtua Bapak Sumardi dan Ibu Turnia serta kakak Nunung dan Fitri atas doa, kasih sayang, dan dukungan yang diberikan selama ini. Selanjutnya ungkapan terima kasih penulis ucapkan kepada teman seperjuangan selama penelitian (Intan dan Zaza). Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada teman-teman seangkatan Avenzoar 45, Paguyuban, Putri Bunda yang sama-sama berjuang dalam menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ridwan Fauzy atas kesabaran dan bantuan selama penulisan skripsi ini. Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan, untuk itu Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran-saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Terlepas dari kekurangan yang ada, penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi yang membutuhkan. Bogor, Januari 2013 Mutia Rachim

10 8 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR ix PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Manfaat Penelitian 1 TINJAUAN PUSTAKA 2 Peternakan Ayam Broiler di Indonesia 2 Karakteristik Ayam 2 Sistem Pernafasan pada Ayam 2 Sistem Kekebalan pada Pernafasan Ayam 4 Jintan Hitam 4 METODE 6 Tempat dan Waktu Penelitian 6 Alat dan Bahan 7 Pelaksanaan Penelitian 7 Pengelompokkan Ayam 7 Jadwal Vaksinasi 7 Nekropsi dan pembuatan preparat histopatologi 8 Pengamatan Histopatologi 8 Analisis Data 8 HASIL DAN PEMBAHASAN 9 Hasil 9 Perubahan histopatologi trakea 9 Perubahan histopatologi paru-paru 12 Pembahasan 16 SIMPULAN DAN SARAN 18 Simpulan 18 Saran 19 DAFTAR PUSTAKA 19 RIWAYAT HIDUP 23

11 9 DAFTAR TABEL 1 Komposisi jintan hitam 5 2 Kandungan nutrisi dalam minyak jintan hitam 6 3 Pengelompokan Ayam 7 4 Pemberian vaksin 8 5 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap keutuhan silia pada organ trakea 9 6 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap keutuhan epitel pada organ trakea 10 7 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap jumlah sel goblet pada organ trakea 11 8 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap sel radang pada organ trakea 12 9 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap sel radang pada organ paru-paru Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap jumlah BALT pada organ paru-paru Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap luasan BALT pada organ paru-paru Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap kepadatan sel pada BALT pada organ paru-paru 15 DAFTAR GAMBAR 1 Anatomi saluran pernafasan unggas 3 2 Biji jintan hitam 5 3 Kerusakan silia 9 4 Kerusakan epitel 10 5 Sel goblet 11 6 Sel radang trakea 12 7 Sel radang paru-paru 13 8 Luasan BALT paru-paru 14 9 Kepadatan sel pada BALT 14

12

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Daging ayam merupakan sumber protein hewani yang murah, halal, dan disukai oleh hampir semua kalangan. Selain lezat, daging ayam mudah diperoleh dan mengandung nutrisi yang cukup tinggi. Selain protein, daging ayam juga mengandung vitamin B kompleks dan Niacin yang sangat diperlukan bagi kesehatan saraf. Daging ayam juga memiliki tekstur yang lebih lunak dibandingkan dengan daging sapi sehingga mudah untuk dicerna (Murtidjo 2003). Di Indonesia, peningkatan populasi manusia menyebabkan tingginya permintaan terhadap daging ayam sebagai salah satu sumber protein hewani. Untuk memenuhi kebutuhan daging ayam maka diperlukan peningkatan usaha peternakan ayam. Oleh karena itu terjadi peningkatan usaha peternakan ayam, namun stres pada ayam mengakibatkan penurunan fungsi kekebalan dan ayam menjadi rentan terhadap penyakit. Penyakit merupakan salah satu faktor penghambat usaha ternak ayam. Vaksinasi merupakan hal mutlak yang harus dilakukan pada suatu peternakan untuk melindungi individu terhadap serangan penyakit tertentu. Salah satu upaya untuk meminimalisir tingkat kegagalan pada program vaksinasi adalah dengan pemberian multivitamin atau penggunaan herbal. Penggunaan obat herbal memiliki keuntungan tidak meninggalkan residu pada hasil produksi ayam sehingga aman untuk dikonsumsi. Obat herbal pada manusia telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia. Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit. World Health Organization juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat herbal (WHO 2003). Keberhasilan obat herbal pada manusia, diharapkan dapat memberi efek positif terhadap ayam. Ayam memerlukan bahan-bahan alami yang dapat membantu respon vaksin dan menjaga kondisi organ, terutama pernafasan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari histopatologi organ pernafasan hewan setelah pemberian ekstrak jintan hitam Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memebrikan informasi mengenai manfaat ekstrak jintan pada organ pernafasan ayam broiler.

14 2 TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Ayam Broiler di Indonesia Peternakan ayam di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam pembangunan peternakan, karena merupakan ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan pangan hewani. Peternakan ayam banyak memiliki kendala dalam pencegahan penyakit. Salah satu kendala dalam pencegahan penyakit adalah kegagalan vaksinasi. Kegagalan vaksin dapat disebabkan oleh life span vaksin, cara vaksinasi, dan kotaminan (Tarmudji dan Mulyadi 2006). Oleh karena itu dalam pengembangan usaha ternak dilakukan mulai dari membangun pembibitan, manajemen pemeliharaan, program vaksinasi yang baik dan tepat, serta pakan yang bermutu (Suprijatna 2010). Pemberian vitamin atau herbal diperlukan pula dalam usaha pengembangan ternak. Karakteristik Ayam (Gallus gallus domesticus) Ayam peliharaan (Gallus gallus domesticus) adalah unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan dalam pemenuhan keperluan hidup pemeliharanya (Wong 2004). Kawin silang antar ayam telah menghasilkan ratusan galur unggul dengan bermacam-macam fungsi, yang paling umum adalah ayam potong (untuk dipotong) dan ayam petelur (untuk diambil telurnya). Klasifikasi ayam broiler menurut Yuwanta 2004, adalah sebagai berikut Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Craniata Kelas : Aves Ordo : Galiformis Genus : Gallus Spesies : Gallus domesticus Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsabangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Di Indonesia, ayam broiler umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu (Suprijatna et al. 2005). Sistem Pernafasan pada Ayam Dalam sistem pernafasan terjadi absorpsi oksigen, melepas karbondioksida, pengaturan suhu, keseimbangan asam-basa, dan vokalisasi. Fungsi sistem pernafasan unggas sama dengan sistem pernafasan mamalia, walaupun sangat berbeda secara anatomi. Unggas bernapas dengan cara yang berbeda dengan mamalia, unggas memiliki paru-paru simetris yang terhubung dengan trakea, sama seperti mamalia. Pada paru-paru unggas memiliki parabronkhi yang merupakan saluran sambungan yang memungkinkan udara

15 melewati paru-paru dalam satu arah dan terikat dengan kapiler darah, sehingga disini terjadi pertukaran udara (Jacob et al. 2011). Kavum nasi berhubungan dengan kavum oris melalui koana, mukosanya dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia dengan sel piala. Epitel dari daerah respirasi segera berubah menjadi epitel squamus kompleks dari kavum oris pada tepi koana. Dalam epitel-epitel respirasi terdapat kelompok-kelompok sel goblet yang berasal dari kelenjar intraepitel. Sepasang sinus infraorbital dapat menjadi petunjuk jika terjadi infeksi pernafasan. Sinus tersebut akan mengalirkan mukus sampai pada kavum nasi yang dilapisi epitel pernafasan (Dellman 1993). 3 Gambar 1 Anatomi saluran pernafasan unggas, (a) glotis, (b) laring, (c) trakea, (d) otot sternotrachealis, (e) siring, (f) bronchus, (g) jantung, (h) paru-paru (Jacob et al. 2011) Setelah melewati kavum nasi, udara akan melewati glotis yang dapat terbuka dan tertutup. Glotis akan menutup saat makanan masuk dan akan membuka saat udara masuk, hal ini bertujuan agar makanan tidak masuk ke paruparu dan udara akan masuk ke trakea. Pada unggas, laring tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan suara. Laring pada unggas merupakan katup kedua untuk regulasi aliran udara (Riede dan Goller 2010). Trakea unggas terletak disepanjang leher diantara siring dan laring. Bagian cranial trakea terletak dibagian ventral dari esophagus. Bagian caudal dari trakea terletak berdekatan dengan kantung udara clavicular dan terdapat didalam thorax. Trakea tersusun atas tulang rawan yang melingkar sempurna (360 ) untuk mencegah tekanan negatif pada saat bernapas. Trakea terdiri dari empat lapisan, yaitu membran mukosa, submukosa, kartilago, dan adventisia. Membran mukosa tersusun atas epitel silindris sebaris bersilia dengan beberapa sel goblet (McLelland 1989). Silia berperan dalam mekanisme pertahanan pada sistem pernafasan unggas, bekerja sama dengan sel goblet. Antigen atau benda asing yang telah ditangkap oleh mukus akan didorong menuju faring dengan akivitas silia. Hilangnya silia akan mengggangu pergerakan silia sehingga ayam akan mudah terserang penyakit (Ficken 1996). Pada paru-paru unggas terdapat bronchus primer (mesobronchi), bronchus sekunder, dan bronchus tersier. Bronchus sekunder berasal dari bronchus primer dan bercabang membentuk bronchus tersier (parabronchi). Parabronchi akan beranastomose dengan kapiler udara. Bronchus primer dilapisi oleh epitel silindris bersilia dan sel goblet. Pada bronchus sekunder dilapisi epitel silindris bersilia.

16 4 Parabronchi dilapisi oleh epitel kubus, pada bagian bawah epitel terdapat jaringan ikat yang tipis. Sejumlah otot polos melingkari bronchus di bawah lamina propria. Parabronchi terhubung dengan atrium. Atrium dilapisi oleh epitel pipih dan kubus. Kapiler udara dilapisi oleh epitel pipih yang terbuka sampai atria, epitel pipih tersebut melapisi seluruh permukaan kapiler udara hingga menuju alveoli (Bacha WJ dan Bacha M 2000). Di sekitar alveolus terdapat sel pneumosit, yang terdiri dari sel pneumosit tipe I dan sel pneumosit tipe II. Sel pneumosit tipe I melapisi sebagian besar paruparu dan merupakan tempat pertukaran udara. Sel pneumosit tipe II merupakan sel penghasil surfaktan (Cood et al. 2005). Sistem Kekebalan pada Pernafasan Ayam Permukaan mukosa dilindungi oleh suatu sistem pertahanan lokal yang berfungsi terpisah dari sistem kekebalan sistemik. Sistem pertahanan mukosa ini disebut MALT (mucosal associated lymphoid tissue) yang terdiri dari BALT (bronchoalveolar associated lymphoid tissue), NALT (nasopharyngeal assosaited lymphoid tissue), dan LALT (larynx associated lymphoid tissue) (Ogra et al. 2001; Bar-shira dan Friedman 2005). Vaksinansi merupakan suatu tindak pencegahan untuk melindungi individu terhadap serangan penyakit. Vaksin berupa sediaan yang mengandung antigen yang telah dilumpuhkan virulensinya. Sekitar 80% kebutuhan vaksin hewan di Indonesia berupa vaksin unggas (ayam). Untuk ayam broiler, program vaksinasi yang rutin dilakukan pada masa pemeliharaan adalah dua kali ND dan satu kali Infectious Bronchitis (IB) serta Infectious Bursal Disease (IBD) (Bahri dan Kusumaningsih 2001). Vaksinasi ND diberikan pada ayam broiler saat berumur 4 hari melalui tetes mata dan saat berumur 18 hari melalui air minum. Vaksinasi IB diberikan saat ayam berumur 3 hari melalui tetes mata, sedangkan vasinasi IBD diberikan saat ayam berumur 7 hari melalui tetes mata atau 14 hari melalui air minum (Risinglili 2010). Pemberian booster untuk vaksin ND diberikan saat ayam berumur hari (Fadilah dan Polana 2004). Ayam yang telah divaksinasi menunjukkan reaksi respon imun yang berbeda untuk setiap jenis vaksinasi yang diberikan. Vaksin aktif lebih cepat membentuk antibodi dibandingkan vaksin inaktif. Vaksin memberikan kekebalan spesifik. Vaksin yang diberikan akan dianggap antigen oleh tubuh, sehingga tubuh akan melakukan kekebalan seluler dan humoral (Tizzard 2000). Jintan hitam (Nigella sativa) Tanaman obat secara umum lebih aman dari obat modern. Hal ini dikarenakan efek samping dari tanaman obat sedikit bahkan hampir tidak ada. Efek samping yang ditimbulkan dari tanaman obat dapat diminimalisir dengan penggunaan jenis tanaman obat, dosis, waktu penggunaan dan cara pemberian yang tepat (Sari 2006). Secara tradisional tanaman obat lazim digunakan untuk pengobatan sakit kepala, batuk, sakit perut, diare, asma, rematik, dan penyakit lainnya. Salah satu tanaman obat yang biasa digunakan oleh masyarakat Asia dan Timur Tengah

17 adalah jintan hitam. Jintan hitam merupakan benih tanaman yang paling banyak dipelajari baik dalam kimia tanaman maupun farmakologi (El-Najjar et al.2006). Biji jintan hitam kecil dan pedek (panjangnya 1-3 mm), berwarna hitam, dan berbentuk trigonal. Biji ini berada di dalam buah yang berbentuk bulat (Junaedi et al.2006). Biji jintan hitam memiliki bau khas seperti rempah-rempah dan agak pedas, yang akan semakin tajam baunya apabila dikunyah (Katzer 2001). 5 Gambar 2 Biji jintan hitam (Parakh 2010) Klasifikasi Jintan Hitam menurut Tjitrosoepomo 2000, adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Subkelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Dialypetalae : Ranunculae : Ranunculaceae : Nigella : Nigella sativa Penelitian mengenai komposisi jintan hitam telah dimulai pada tahun 1880, yang pertama kali menemukan kandungan 37% minyak dan 4.1% abu (garam kalsium). Secara keseluruhan komposisi dari jintan hitam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Komposisi jintan hitam Bahan % jumlah (w/w) Minyak Protein Karbohidrat Serat kasar Abu Saponin Air (moisture) 5-7 Sumber: El Tahir dan Bakeet 2006

18 6 Ekstrak biji tanaman ini memiliki kandungan kimia fixed oil berupa asamasam lemak tidak jenuh, misalnya asam linoleat, asam oleat, asam palmitat, asam stearat, asam laurat, asam miristat, serta asam linolenat. Asam linoleat dapat menurunkan metabolisme asam arakidonat (Nickavara et al. 2003). Sedangkan asam linolenat dapat mencegah degranulasi sel mast melalui penghambatan saluran Ca 2+ (Gazzar et al. 2006). Minyak esensial jintan hitam mengandung beberapa zat seperti 4-terpineol, thymohydroquinone, thymoquinone, carvacrol, carvone dan thymol. Thymoquinone merupakan unsur paling banyak yang terkandung serta memiliki respon aktif dengan efek yang menguntungkan (Diding dan Subijanto 2008). Thymoquinone dapat menurunkan histamin darah yang diproduksi sel mast melalui penurunan kadar Ca 2+, serta penurunan Ig E serum (Gazzar et al. 2006) Tabel 2 Kandungan nutrisi dalam minyak jintan hitam Komposisi Jumlah (per gram) Protein 208 µg Tiamin 15 µg Riboflavin 1 µg Piridoksin 5 µg Niasin 57 µg Asam folat 610 IU Kalsium 1.8 mg Zat besi 105 µg Tembaga (Cu) 18 µg Seng (Zn) 60 µg Fosfor 5.3 mg Sumber: Junaedi et al Cairan dan minyak hasil ekstrak tanaman ini memiliki sifat antioksidan, anti kanker, anti inflamasi, anti microbial, dan analgesik (El-Najjar et al. 2006). Pada sistem pernafasan manusia, ekstrak jintan hitam sering digunakan sebagai obat asthma. Jintan hitam berkerja dalam menghambat kanal Ca 2+ sehingga menyebabkan otot trakea menjadi relaksasi. Pada pengobatan tradisional ekstrak jintan hitam dikonsumsi bersamaan dengan madu (Zubaidah et al. 2009). Jintan hitam juga berperan dalam menstimulasi respon imun sel, hal tersebut dikarenakan kandungan volatile oil dalam jintan hitam berpotensi untuk merangsang respon imun sel (Parakh 2010). METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai bulan Juni Kegiatan pemeliharaan dan pemberian perlakuan terhadap hewan coba dilakukan di Fasilitas Kandang Hewan Percobaan Fakultas Kedokteran Hewan dan

19 pembuatan preparat histopatologi di Laboratorium Histopatologi Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. 7 Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kandang ayam, gelas objek, kaca penutup, automatic tissue processor Sakura, inkubator, mikrotom, mikroskop cahaya, software Image J 1.46 dan electronic eyepiece camera. Bahan yang digunakan pada penelitian ini ialah DOC (day old chick) sebanyak 100 ekor, larutan gula, ekstrak jintan hitam (sediaan komersil), killed vaccine AI, live vaccine ND, live vaccine IBD, eter, xylol, etanol absolut, etanol 95%, etanol 80%, etanol 70%, pewarnaan HE (Hematoxylin Eosin), dan parafin. a. Pengelompokan Ayam Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan ayam DOC umur 1 hari dengan bobot berkisar 60 gram. Ayam dibagi kedalam tiga kelompok perlakuan dengan pembagian sebagai berikut Tabel 3 Pembagian kelompok perlakuan pada ayam No (1) Kelompok (2) Jumlah ayam (ekor) (3) Perlakuan (4) 1 Kelompok kontrol (K) 30 Vaksinasi ND Vaksinasi IBD 2 Kelompok A 35 Jintan Hitam 1 tetes (0.02 ml)/ekor/hari Vaksinasi ND Vaksinasi IBD Vaksinasi AI 3 Kelompok B 35 Jintan Hitam 1 tetes (0.02 ml)/ekor/hari Vaksinasi ND Vaksinasi IBD b. Jadwal Vaksinasi Ayam dipelihara selama enam minggu dengan pemberian pakan dan air minum ad libitum sesuai kebutuhan. Vaksinasi dilakukan dengan jadwal seperti pada Tabel 4.

20 8 Tabel 4 Pemberian vaksin No. Vaksin Waktu Pemberian (hari ke-) 1 New Castle Disease Jenis Vaksin Rute Pemberian 11 strain B1 Tetes mata 19 strain La Sota Tetes mata 22 Live vaccine Per oral 2 Infectious Bursal Disease 3 Avian Influenza 28 Killed vaccine c. Nekropsi dan Pembuatan Preparat Histopatologi Sub cutan Nekropsi dilakukan satu minggu sekali untuk pengambilan paru-paru dan trakea sebagai sampel. Ayam yang dinekropsi diambil tiga ekor dari masingmasing kelompok. Organ yang diambil kemudian direndam dalam larutan fiksatif Buffered Neutral Formalin (BNF) 10% minimal 48 jam kemudian diproses menjadi preparat histopatologi dengan pewarnaan HE (Hematoxyllin Eosin). d. Pengamatan Histopatologi Penghitungan keutuhan epitel, proliferasi sel goblet, jumlah serta luasan BALT dilakukan dengan cara pengambilan foto pada preparat dengan menggunakan electronic eyepiece camera dengan perbesaran 20x lensa objektif. Penghitungan luas dan jumlah menggunakan perangkat lunak Image J Untuk luasan keutuhan epitel dan silia, hasil dalam bentuk persen dimana luas keutuhan dibanding luas keseluruhan kemudian dikali 100%. Penghitungan infiltrasi sel radang pada trakea dan paru-paru serta panjang kerusakan mikrosilia epitel dilakukan dengan cara pengambilan foto pada seluruh bagian preparat dengan menggunakan electronic eyepiece camera dengan perbesaran 40x lensa objektif, namun untuk penghitungan kepadatan sel pada BALT menggunakan perbesaran 100x. Untuk jumlah sel radang, sel goblet, BALT, serta kepadatan sel pada BALT dihitung menggunakan counter cell pada Image J e. Analisis Data Hasil perhitungan seluruh parameter dianalisis secara statistik dengan menggunakan perangkat lunak SAS 9.0 dengan metode ANOVA yang dilanjutkan uji Duncan untuk melihat perbedaan yang nyata dari antar kelompok perlakuan.

21 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perubahan histopatologi trakea Parameter yang diperiksa pada organ trakea adalah keutuhan silia, keutuhan epitel, jumlah sel goblet, dan sel radang. Pada lapisan mukosa, tampak beberapa bagian yang mengalami kerusakan silia yang dapat dilihat pada Gambar 3. Hasil pengamatan kerusakan silia disajikan pada Tabel 5. K A B Gambar 3 : Kerusakan silia pada organ trakea (tanah panah), (K) kelompok perlakuan vaksin ND dan IBD, (A) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND, IBD, dan AI, (B) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND dan IBD Tabel 5 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap persentase keutuhan silia pada organ trakea pada luas lapang pandang 6.13 x 10 4 µm 2. Minggu Kelompok K A B II ± 2.63 a ± 3.42 a ± 3.33 a III ± 2.66 a ± 4.68 a ± 4.22 a IV ± 0.94 a ± 8.01 a ± 5.17 a V ± 0.04 a 95.5 ± 4.21 a ± 1.66 a VI ± 5.72 a ± 0.94 a ± 1.03 a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel diatas, persentase panjang keutuhan silia pada trakea antara kelompok perlakuan tidak mengalami perbedaan yang nyata (p>0.05) secara statistik. Pada kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam memiliki pola keutuhan yang lebih stabil dibandingkan dengan kelompok K. pada minggu II hingga IV terjadi penurunan keutuhan silia. Keutuhan silia kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam cenderung meningkat pada minggu V dan VI. Epitel penyusun trakea memiliki fungsi penting dalam pertahanan saluran pernafasan, kerusakan struktur atau deskuamasi dari epitel dapat mempengaruhi

22 10 kualitas udara yang masuk ke paru-paru. Pada pengamatan lapisan mukosa, tampak beberapa bagian yang mengalami deskuamasi epitel yang dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil pengamatan keutuhan epitel disajikan pada Tabel 6. K A B Gambar 4 : Deskuamasi epitel pada organ trakea (tanah panah), (K) kelompok perlakuan vaksin ND dan IBD, (A) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND,IBD, dan AI, (B) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND dan IBD Tabel 6 Hasil uji statistik persentase keutuhan epitel pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam pada organ trakea pada luas lapang pandang 24.1 x 10 4 µm 2 Minggu Kelompok K A B II ± 1.84 a ± 0.62 a ± 1.36 a III ± 0.25 a ± 1.11 a ± 2.01 a IV ± 0.55 a ± 1.55 a ± 2.91 a V ± 1.31 a ± 8.12 a ± 1.04 a VI ± 5.51 a ± 0.48 a ± 1.09 a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel diatas, persentase keutuhan epitel trakea antara kelompok perlakuan tidak mengalami perbedaan yang nyata (p>0.05) secara statistik. Pada minggu II hingga minggu IV, kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam memiliki keutuhan yang lebih stabil yaitu menurun. Pada minggu V keutuhan epitel kelompok A mengalami penurunan dan kelompok B mengalami peningkatan dari minggu V hingga VI. Pada minggu VI kelompok yang diberi ekstrak jintan mengalami peningkatan keutuhan epitel. Kelompok K menunjukkan respon yang tidak stabil. Hasil pengamatan sel goblet disajikan pada Tabel 7 dan sel goblet dapat dilihat pada Gambar 5.

23 11 K A B Gambar 5 : Sel goblet pada organ trakea (tanah panah), (K) kelompok perlakuan vaksin ND dan IBD, (A) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND, IBD, dan AI, (B) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND dan IBD Tabel 7 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap jumlah sel goblet pada organ trakea pada luas lapang pandang 24.1 x 10 4 µm 2 Minggu Kelompok K A B II ± 0.45 a ± 0.78 a ± 0.75 a III ± 1.23 a ± 0.50 a ± 1.28 a IV ± 0.51 a ± 0.58 a ± 0.61 a V ± 0.84 a ± 0.59 a ± 0.92 a VI ± 0.30 a ± 0.92 a ± 0.71 a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel di atas, jumlah sel goblet pada trakea antara kelompok perlakuan tidak mengalami perbedaan yang nyata (p>0.05) secara statistik. Pada kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam memiliki jumlah sel goblet paling banyak. Pada semua kelompok jumlah sel goblet menunjukkan kecenderungan menurun. Leukosit atau sel darah putih merupakan unit paling aktif dalam pertahanan tubuh. Sel radang yang ditemukan didominasi oleh limfosit. Kerusakan silia dan deskuamasi epitel dapat menyebabkan infiltrasi sel radang. Hasil pengamatan jumlah sel radang disajikan pada Tabel 8 dan sel radang dapat dilihat pada Gambar 6.

24 12 K A B Gambar 6 : Jumlah sel radang pada organ trakea (tanah panah), (K) kelompok perlakuan vaksin ND dan IBD, (A) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND,IBD, dan AI, (B) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND dan IBD Tabel 8 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap jumlah sel radang pada organ trakea pada luas lapang pandang 6.13 x 10 4 µm 2. Minggu Kelompok K A B II ± 0.69 a ± 0.31 a ± 1.16 a III ± 0.79 a ± 0.84 a ± 0.19 a IV ± 1.08 a ± 1.03 a ± 1.03 a V ± 1.12 a ± 0.17 a ± 1.57 a VI ± 1.04 a ± 1.06 a ± 1.37 a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel diatas, jumlah sel radang pada trakea antara kelompok perlakuan tidak mengalami perbedaan yang nyata (p>0.05) secara statistik. Pada minggu II hingga minggu IV kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam cenderung meningkat, namun menurun pada minggu VI dengan jumlah yang lebih kecil dibandikan kelompok K. Perubahan histopatologi paru-paru Parameter yang diperiksa pada organ paru-paru adalah jumlah sel radang, jumlah dan luasan BALT, serta kepadatan sel pada BALT. Hasil pengamatan jumlah sel radang disajikan pada Tabel 9 dan sel radang pada paru-paru dapat dilihat pada Gambar 7.

25 13 K1 A1 K A B K1 A1 B1 Gambar 7 : Sel radang pada organ paru-paru (tanah panah), (K1) kelompok perlakuan vaksin ND dan IBD, (A1) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND,IBD, dan AI, (B1) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND dan IBD Tabel 9 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap jumlah sel radang pada organ paru-paru pada luas lapang pandang 6.13x10 4 µm 2. Minggu Kelompok K A B II ± 0.31 a ± 1.39 a ± 1.36 a III ± 0.78 a ± 1.16 a ± 0.53 a IV ± 1.27 a ± 1.37 a ± 1.43 a V ± 1.31 a ± 0.61 a ± 1.46 a VI ± 1.47 a ± 1.41 a ± 1.15 a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel 9, jumlah sel radang pada paru-paru antara kelompok perlakuan tidak mengalami perbedaan yang nyata (p>0.05) secara statistik. Jumlah sel radang pada semua kelompok memiliki nilai yang bervariasi dengan pola yang tidak khas. Pada minggu VI kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam mengalami penurunan, namun kelompok K mengalami peningkatan. Bronchus Assosiated Lymphoid Tissue (BALT) adalah salah satu sistem pertahanan mukosal yang terdapat pada bronkhus. Sistem pertahanan BALT merupakan pertahanan lokal pada organ respirasi. Hasil pengamatan jumlah BALT disajikan pada Tabel 10.

26 14 Tabel 10 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap jumlah BALT pada organ paru-paru pada luas lapang pandang 24.1 x 10 4 µm 2 Minggu Kelompok K A B II ± 0.45 a ± 0.78 a ± 0.75 a III ± 1.23 a ± 0.5 a ± 1.28 a IV ± 0.51 a ± 0.58 a ± 0.61 a V ± 0.84 a ± 0.59 a ± 0.92 a VI ± 0.30 a ± 0.92 a ± 0.71 a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan. Berdasarkan tabel diatas, jumlah BALT pada paru-paru antara kelompok perlakuan tidak mengalami perbedaan yang nyata (p>0.05) secara statistik. Pada minggu ke II dan IV menunjukkan bahwa kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam memiliki jumlah BALT terbanyak. Pada pengamatan minggu ke V dan VI, kelompok A memiliki jumlah BALT terbanyak. Adanya antigen yang masuk akan mengaktivasi BALT sehingga menggertak kehadiran limfosit dan makrofag yang merupakan komponen penyusun BALT. Komponen penyusun tersebut akan membentuk suatu luasan. Hasil pengamatan luasan BALT dan kepadatan sel disajikan pada Tabel 11dan 12. Luasan BALT dapat dilihat pada Gambar 8, sedangkan kepadatan sel dapat dilihat pada Gambar 9. K A B Gambar 8 : Luasan BALT pada organ paru-paru (tanda lingkaran), (K) kelompok perlakuan vaksin ND dan IBD, (A) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND,IBD, dan AI, (B) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND dan IBD

27 Tabel 11 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap luasan BALT pada organ paru-paru (µm 2 ) pada luas lapang pandang 24.1x10 4 µm 2 Minggu Kelompok K A B II ± a ± a ± a III ± a ± a ± a IV ± 63.2 a ± a ± a V ± a ± a ± a VI ± a ± a ± a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan. Tabel 12 Hasil uji statistik pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap jumlah sel dalam BALT pada organ paru-paru. Minggu Kelompok K A B II ± 8.7 a ± 21.2 a ± 13.1 a III ± 13.1 a ± 20.1 a ± 15.6 a IV ± 8.6 a ± 19.4 a ± 7.5 a V ± 8.1 a ± a ± 6.1 a VI ± 18.1 a ± 7.4 a ± a Keterangan: Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menyatakan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) antar kelompok perlakuan. Berdasarkan Tabel 11, luasan BALT pada paru-paru antara kelompok perlakuan tidak mengalami perbedaan yang nyata (p>0.05) secara statistik. Pada pengamatan BALT pada minggu ke II hingga minggu VI, menunjukkan bahwa pada kelompok dengan pemberian ekstrak jintan hitam memiliki luasan BALT yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan kelompok K. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingkat kepadatan sel penyusun BALT yang tinggi pada kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam (Tabel 12). 15 Gambar 9 : Kepadatan sel limfosit (tanah panah) BALT, (K) kelompok perlakuan vaksin ND dan IBD, (A) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND, IBD, dan AI, (B) kelompok perlakuan ekstrak jintan hitam serta vaksin ND dan IBD

28 16 Pembahasan Pengamatan daya hidup DOC secara umum menunjukkan kualitas yang cukup baik. Kematian pada DOC sebanyak 8 ekor dari 100 ekor DOC mulai hari ke-1 hingga hari ke-14. Kematian yang terjadi tidak menunjukkan adanya tanda infeksi pada pemeriksaan postmortem dengan nekropsi. Penyebab dari kematian adalah akibat trauma karena terinjak atau terjepit oleh sesama DOC dalam kandang. Berdasarkan SNI menyebutkan bahwa tingkat kematian maksimal DOC sebesar 2%. Mekanisme pertahanan pada trakea dimulai dari adanya gerakan silia yang berfungsi untuk mengeluarkan antigen. Keutuhan silia yang disajikan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak jintan hitam membuat ketahanan silia yang lebih stabil dibanding kelompok K. Kerusakan yang dapat terjadi sebagai respon terhadap vaksinasi. Keutuhan silia meningkat kembali sesuai waktu, dimana pada minggu VI kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam menunjukkan perbaikan yang lebih baik dibanding kelompok K. Menurut Bruits dan Bucar (2000), kandungan thymoquinone dalam ekstrak jintan hitam memiliki manfaat sebagai antioksidan yang berfungsi mempercepat regenerasi sel. Kerusakan silia akan mempermudah antigen untuk menempel pada epitel dan menyebabkan deskuamasi epitel. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 dimana pada minggu V, kelompok A yang diberi vaksinasi AI memiliki keutuhan epitel terkecil. Pada minggu VI deskuamasi epitel masih terjadi pada setiap kelompok walaupun pemberian vaksin sudah tidak diberikan. Hal ini disebabkan karena secara fisiologis dapat terjadi kematian sel yang disebabkan sel yang sudah tua tidak beregenerasi (Stanley et al. 2006). Kandungan thymoquinone dalam jintan hitam bermanfaat sebagai antioksidan sehingga berfungsi mengurangi dan mencegah kerusakan sel juga mempercepat regenerasi sel (Bruits dan Bucar 2000), namun efek tersebut menunjukkan hasil saat minggu VI dimana keutuhan epitel pada kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam memiliki persentase keutuhan epitel yang paling besar. Kerusakan silia juga diikuti dengan pengeluaran mukus oleh sel goblet. Pada Tabel 7 menunjukkan bahwa kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam memiliki jumlah sel goblet yang lebih banyak dibandingkan kelompok K. Peningkatan jumlah sel goblet merupakan mekanisme pertahanan, dimana mukus yang dihasilkan akan meningkat pula. Mukus tersebut berfungsi untuk mengeluarkan antigen dan mencegah antigen untuk melindungi epitel dari penempelan antigen (Prasetyo 2006). Kehadiran sel radang merupakan bentuk mekanisme kekebalan berperantara sel. Vaksin mengandung virus yang dilemahkan dan akan dianggap sebagai antigen oleh tubuh, sehingga merusak epitel trakea dan menggertak infiltrasi sel radang pada jaringan. Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam memiliki jumlah sel radang yang lebih tinggi pada minggu II hingga minggu IV. Hal tersebut diduga pemberian ekstrak jintan hitam selama tiga minggu belum menunjukkan pengaruh terhadap jumlah sel radang. Pada minggu V dapat dilihat bahwa kelompok yang diberi vaksin AI memiliki jumlah sel radang yang paling tinggi. Pada minggu VI kelompok yang

29 diberi esktrak jintan hitam memiliki sel radang yang lebih sedikit. Hal tersebut menunjukkan bahwa thymoquinone yang terkandung dalam jintan hitam dapat menghambat peradangan pada trakea setelah pemberian selama lima minggu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Diding dan Subijanto (2008), membuktikan bahwa pemberian minyak jintan hitam mampu menurunkan tingkat infiltrasi sel radang pada saluran pernafasan. Kehadiran sel radang dapat pula dipicu oleh keadaan kandang yang kurang baik seperti debu litter yang terhirup sehingga mengiritasi saluran pernafasan dan terhirupnya agen patogen yang diakibatkan kebersihan kandang yang minim (Nighot et al. 2002). Selain itu cekaman yang disebabkan oleh suhu udara dalam kandang yang melebihi zona nyaman (>28 C) atau yang sering disebut heat stress dapat menyebabkan ayam mengalami penurunan konsumsi pakan dan pertumbuhan yang tidak optimal akibat kekurangan nutrisi. Hal tersebut menyebabkan imunitas ayam menurun sehingga mudah terserang penyakit (Butcher dan Miles 2011). Pada organ trakea, efek pemberian ekstrak jintan hitam terlihat pada pengamatan minggu VI. Pada minggu VI mengindikasikan adanya perbaikan histopatologi trakea. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya keutuhan epitel, jumlah sel gobet, dan keutuhan silia serta menurunnya jumlah sel radang, pada kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam. Antigen yang berhasil menembus mekanisme pertahanan saluran pernafasan atas akan menyebabkan peradangan pada paru-paru. Hal tersebut ditandai dengan adanya infiltrasi sel radang pada organ paru-paru. Sel radang merupakan respon protektif setempat yang berfungsi menghancurkan atau mengurangi agen atau jaringan yang rusak (Dorland 2002). Pada paru-paru, pemberian ekstrak jintan hitam mulai terlihat pada minggu II baik pada kelompok A dan B, Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 dimana kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam memiliki jumlah sel radang lebih banyak dibanding kelompok K. Infiltrasi sel radang di jaringan menunjukkan respon pertahanan terhadap hadirnya antigen yang dalam hal ini adalah virus vaksin. Respon tersebut menunjukkan bahwa sel radang menjadi lebih responsif terhadap sitokin sebagai mediator radang yang dihasilkan oleh kerusakan jaringan, hal tersebut dikarenakan adanya α-lipoic acid dalam jintan hitam yang berperan sebagai antioksidan (Ibrahim et al. 2008). Pada minggu VI tampak bahwa kelompok yang diberi jintan hitam lebih baik responnya yaitu terjadi penurunan jumlah sel radang yang menandakan pada jaringan paru-paru telah terjadi perbaikan. Pada kelompok B yang diberi vaksin yang sama dengan kelompok K menunjukkan jumlah sel radang paling sedikit. Hal ini akibat efek thymoquinone yang terkandung dalam jintan hitam dapat menghambat peradangan karena mampu menghambat cyclooxygenase dan 5-lipoxygenase dalam metabolisme arakidonat sehingga mediator radang dapat ditekan (Boskabady dan Farhadi 2008; Houghton et al. 1995). Bronchus Assosiated Lymphoid Tissue (BALT) adalah salah satu sistem pertahanan mukosa yang terdapat di bronkhus. Sistem pertahanan BALT merupakan pertahanan lokal pada organ respirasi. Jumlah BALT terus bervariasi setiap minggu pengamatan. Menurut Emikpe dan Ajisegiri (2011), BALT merupakan bagian penting dari pertahanan mukosa yang berada di paru-paru yang distimulasi oleh antigen yang masuk. Kehadiran BALT sangat penting dalam 17

30 18 proteksi pernafasan. Kenaikan jumlah BALT akan mengakibatkan kenaikan jumlah limfosit, sehingga akan menghasilkan proteksi yang lebih baik. Pada kelompok dengan pemberian ekstrak jintan hitam menggambarkan efek jintan hitam sebagai imunomodulator, dimana jumlah BALT yang dihasilkan lebih banyak. BALT merupakan organ limfoid sekunder yang terdapat pada paru-paru ayam secara normal (Reese et al. 2006). Antigen yang masuk kedalam paru-paru akan kontak dengan sel limfoid yang kemudian menginduksi dan mengaktivasi BALT (Moreno et al. 2006). Pada minggu V dan VI, kelompok A memiliki jumlah BALT paling banyak. Hal ini diduga akibat pemberian vaksin AI. Menurut Pabst dan Tsherning (2010) pertambahan jumlah BALT dipengaruhi oleh vaksin dan lingkungan. Hal tersebut dapat menginduksi BALT, sehingga jumlah BALT bertambah. Pemberian vaksin akan menginduksi proliferasi Periarteriolar Lymphoid Sheat (PALS) yang terdapat di limpa. Limpa bekerja secara sistemik sehingga PALS akan menginduksi pertambahan jumlah BALT (Vora et al. 1998) BALT juga dipengaruhi respon individu, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 11 dimana pada minggu II luasan BALT pada kelompok A dan B sangat berbeda walaupun diberi perlakuan yang sama. Menurut Pabst dan Tsherning 2010 respon individu juga mempengaruhi aktivitas BALT. Penurunan luasan BALT pada minggu III terjadi pada semua kelompok, hal tersebut diduga karena perlakuan vaksin yang diberikan pada minggu III dimana limfosit akan melakukan infiltrasi pada saluran nafas dan jaringan paru-paru sehingga pada BALT jumlah limfosit akan berkurang. Hasil pengamatan secara keseluruhan menunjukkan bahwa pada kelompok dengan pemberian ekstrak jintan hitam memiliki luasan BALT yang cenderung lebih besar dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi ekstrak jintan hitam. Hal tersebut diikuti dengan tingkat kepadatan sel penyusun BALT yang tinggi pula pada kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam. Jintan hitam diketahui memiliki efek imunomodulator, dimana pemberian jintan hitam dapat meningkatkan rasio CD 4+ dan CD 8+ serta meningkatkan jumlah sel natural killer (Omar et al. 1999; Salem 2005). Dari hasil diatas dapat diduga bahwa ekstrak jintan hitam memberikan efek sebagai imunomodulator. Hal tesebut ditunjukkan oleh kepadatan sel yang lebih tinggi pada kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam dibandingkan kelompok K. Luasan BALT beserta kepadatan sel cenderung menurun dengan pola yang tidak khas setelah vaksinasi. Pada organ paru-paru, efek pemberian ekstrak jintan hitam terlihat pada pengamatan minggu ke VI. Hal tersebut ditunjukkan dengan menurunnya jumlah sel radang. Pada BALT terlihat pada kelompok yang diberi ekstrak Jintan hitam menunjukkan aktifitas imun yang lebih meningkat dibandingkan kelompok K. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Secara keseluruhan gambaran histopatologi pada organ pernafasan ayam yang diberi ekstrak jintan hitam serta vaksinasi menunjukkan gambaran yang

31 berbeda pada tiap kelompok ayam. Gambaran histopatologi organ trakea dan paru-paru pada kelompok yang diberi ekstrak jintan hitam memberikan efek yang lebih baik dibanding kelompok yang tidak diberi ekstrak jintan hitam. Pemberian ekstrak jintan hitam memiliki kecenderungan memperbaiki struktur histopatologi pada trakea dan merangsang respon imun pada paru-paru. 19 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat ekstrak jintan hitam pada unggas yang dipelihara dalam jangka waktu yang panjang. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada broiler dengan dosis yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Bacha WJ, Bacha M Color Atlas of Veterinery Histology Ed 2. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins Badan Standarisasi Nasional SNI : Bibit induk (parent stock) ayam ras tipe pedaging umur sehari (DOC). Bahri S, Kusumaningsih A Potensi, Peluang, dan Strategi Pengembangan Vaksin Hewan di Indonesia. J Litbang Pertanian 24 (3): Bar-shira E, Friedman A Ontogeny of gut associated immunocompetence in the chick. Israel J vet Med 62:42-50 Bruits M, Bucar F Antioxidant activity of Nigella sativa essential oil. Phytother Res 14: Butcher GD, Milles R Heat Stress Management in Broilers. [terhubung berkala]. [19 oktober 2012] Booskabady MH, Farhadi F The Possible Prophylactic Effect of Nigella sativa seed aqueos extract on respiratory symptoms and pulmonaryfunction test on Chemical war Victims. J Altern Complement Med 14(9): Cood JR, Boggs DF, Perry SF, and Carrier DR Activity of Three Muscles Associated with the Uncinate Proccesses of the Giant Canada Goose. J Exp Biol 208: Dellman HD Textbook of Veterinary Histology. University of Missouta (US): Lea and Febiger. Hlm. 136 Diding HP, Subijanto AA Pengaruh minyak jintan hitam (Nigella sativa) terhadap derajat inflamasi saluran napas. Kedokteran Indonesia 58: 5

32 20 Dorland Kamus Kedokteran. Jakarta (ID): EGC. Hlm. 197 El-Najjar N, Muhtasib HG, Stock RS The medical potential of black seed (Nigella sativa) and its component. Adv in Phytomed (2): El-Tahir KE, Bakeet D The Black Seed Nigella sativa Linnaeus A Mine for Multi Curses: A Plea for Urgent Evaluation of its Volatile Oil. J T U Med Sci 1:1-19 Emikpe BO, Ajisegiri WA Response of bronchial associated lymphoid tissue to intratracheal administration of peste des petit ruminants virus and its co-infection with Mannheimia hemolytica. Int J Morphol 29: Fadilah R, Polana A Aneka Penyakit Ayam dan Cara Mengatasinya. Depok (ID): Agromeda Pustaka. Hlm 24 Fadillah R Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler di Daerah Tropis. Jakarta (ID): Agromedia. Hlm. 91 Ficken MR Avian respiratory Defense Mechanism, Injury, and Repair. Zootec Int. Pp: Fukuyama S, Aizawa H, Hara N Mediated cigarette smoke-induced goblet cell metaplasi in guinea pig airways. Am J Physiol Lung Cell Mol Physiol 280: Gazzar ME, Mezayen RE, Marecki JC, Nicolls MR, Canastar A, Dreskin SC Effect of thymoquinone on cyclooxygenase expression and prostaglandin production in a mouse model of allergy airway anflammation. J Immunol Lett 106:72-81 Houghton PJ, Zarka R, Heras B, JR Hoult Fixed Oil of Nigella sativa and derived Thymoquinone Effect inhibit Eicosanoid Generation in Leucocytes and membrane Lipidperoxidation. J Planta Med 61(1):33-36 Ibrahim SF, Osman K, Das Es, Otman AM Study of antioxidant effect of α- lipoic acid on sperm quality. Clinics 63(4): Jacob J, Pescatore T, Cantor A Avian Respiratory System. Lexington (US): Department of Agriculture, University of Kentucky. Hlm Junaedi E, Sufrida Y, Surnahika S, Emma SK Kedahsyatan Habbatussauda Mengobati Berbagai Penyakit. Jakarta (ID): Agromedia Pustaka. Hlm Katzer G Saffron Crocus sativus L. [terhubung berkala]. [19 Oktober 2012]

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perubahan histopatologi trakea Parameter yang diperiksa pada organ trakea adalah keutuhan silia, keutuhan epitel, jumlah sel goblet, dan sel radang. Pada lapisan mukosa, tampak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan Ayam Broiler di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan Ayam Broiler di Indonesia 2 TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Ayam Broiler di Indonesia Peternakan ayam di Indonesia memiliki peranan yang penting dalam pembangunan peternakan, karena merupakan ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan histopatologi pada timus Jaringan limfoid sangat berperan penting untuk pertahanan terhadap mikroorganisme. Ayam broiler memiliki jaringan limfoid primer (timus dan bursa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli 2007 sampai Juni 2008 di kandang percobaan Fakultas Peternakan dan di Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Persiapan Kandang Penelitian 14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai November 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di fasilitas kandang hewan percobaan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging

ABSTRAK. Kata Kunci : Bursa Fabrisius, Infectious Bursal Disease (IBD), Ayam pedaging ABSTRAK Bursa Fabrisius merupakan target organ virus Infectious Bursal Disease (IBD) ketika terjadi infeksi, yang sering kali mengalami kerusakan setelah ayam divaksinasi IBD baik menggunakan vaksin aktif

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010 sampai April 2011 bertempat di Kandang Hewan Laboratorium dan Laboratorium Histopatologi, Departemen Klinik, Reproduksi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows.

BAB III METODOLOGI. untuk Microsoft Windows. 18 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Agustus 2011. Kegiatan pemeliharaan dan perlakuan hewan coba bertempat di Fasilitas Kandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlukaan merupakan rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan suhu,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji tantang virus AI H5N1 pada dosis 10 4.0 EID 50 /0,1 ml per ekor secara intranasal menunjukkan bahwa virus ini menyebabkan mortalitas pada ayam sebagai hewan coba

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat Penelitian METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan makanan yang memiliki nilai gizi baik akan meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain

BAB I PENDAHULUAN. Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain yang memiliki sifat mirip dengan streptomisin, salah satu antibiotik yang ditemukan

Lebih terperinci

GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS DAN SEKAL TONSIL PADA AYAM BROILER YANG TERINFEKSI MAREK DAN PENGARUH PEMBERIAN ZINK, BAWANG PUTIH DAN KUNYIT

GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS DAN SEKAL TONSIL PADA AYAM BROILER YANG TERINFEKSI MAREK DAN PENGARUH PEMBERIAN ZINK, BAWANG PUTIH DAN KUNYIT GAMBARAN HISTOPATOLOGI USUS HALUS DAN SEKAL TONSIL PADA AYAM BROILER YANG TERINFEKSI MAREK DAN PENGARUH PEMBERIAN ZINK, BAWANG PUTIH DAN KUNYIT SRI ULINA BR TUMANGGOR FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT

Lebih terperinci

KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PERNAFASAN BURUNG WALET LINCHI (Collocalia linchi) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA TRAKEA DAN PARU-PARU REZA HELMI SYAFIRDI

KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PERNAFASAN BURUNG WALET LINCHI (Collocalia linchi) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA TRAKEA DAN PARU-PARU REZA HELMI SYAFIRDI KAJIAN MORFOLOGI SALURAN PERNAFASAN BURUNG WALET LINCHI (Collocalia linchi) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA TRAKEA DAN PARU-PARU REZA HELMI SYAFIRDI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

GAMBARAN RESPON KEBAL TERHADAP INFECTIOUS BURSAL DISEASE

GAMBARAN RESPON KEBAL TERHADAP INFECTIOUS BURSAL DISEASE GAMBARAN RESPON KEBAL TERHADAP INFECTIOUS BURSAL DISEASE (IBD) PADA AYAM PEDAGING YANG DIVAKSIN IBD KILLED SETENGAH DOSIS DAN DITANTANG DENGAN VIRUS IBD CHARLES JONSON SIREGAR FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam Pedaging adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 8 BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai Juli sampai dengan Agustus 2010. Pemeliharaan ayam broiler dimulai dari Day Old Chick (DOC)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Allergy Organization (WAO) tahun 2011 mengemukakan bahwa prevalensi alergi terus meningkat mencapai 30-40% populasi dunia. 1 World Health Organization (WHO) memperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika tubuh terpajan oleh suatu antigen atau benda asing, secara otomatis tubuh akan memberi tanggapan berupa respon imun. Respon imun dibagi menjadi imunitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010 sampai April 2011 bertempat di Kandang Hewan Laboratorium dan Laboratorium Histopatologi, Departemen Klinik, Reproduksi,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus 18 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dalam ransum terhadap persentase potongan komersial karkas, kulit dan meat bone ratio dilaksanakan

Lebih terperinci

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

DISTIBUSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1) PADA JARINGAN TUBUH ITIK DENGAN METODE IMUNOHISTOKIMIA KUSUMA SRI HANDAYANI

DISTIBUSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1) PADA JARINGAN TUBUH ITIK DENGAN METODE IMUNOHISTOKIMIA KUSUMA SRI HANDAYANI DISTIBUSI VIRUS AVIAN INFLUENZA (H5N1) PADA JARINGAN TUBUH ITIK DENGAN METODE IMUNOHISTOKIMIA KUSUMA SRI HANDAYANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

EFEK KOMBINASI HERBA JOMBANG

EFEK KOMBINASI HERBA JOMBANG ABSTRAK EFEK KOMBINASI HERBA JOMBANG (Taraxacum officinale Weber Et Wiggers) DAN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP REAKSI INFLAMASI PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss Webster DENGAN DERMATITIS ALERGIKA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan protein hewani menjadi hal penting yang harus diperhatikan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan protein hewani dapat dipenuhi dari produk peternakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Bibit merupakan ayam muda yang akan dipelihara menjadi ayam dewasa penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi dan daya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Pewarnaan Proses selanjutnya yaitu deparafinisasi dengan xylol III, II, I, alkohol absolut III, II, I, alkohol 96%, 90%, 80%, dan 70% masing-masing selama 2 menit. Selanjutnya seluruh preparat organ

Lebih terperinci

GAMBARAN RESPON VAKSINASI IBD MENGGUNAKAN VAKSIN IBD INAKTIF PADA AYAM PEDAGING KOMERSIAL DEVA PUTRI ATTIKASARI

GAMBARAN RESPON VAKSINASI IBD MENGGUNAKAN VAKSIN IBD INAKTIF PADA AYAM PEDAGING KOMERSIAL DEVA PUTRI ATTIKASARI GAMBARAN RESPON VAKSINASI IBD MENGGUNAKAN VAKSIN IBD INAKTIF PADA AYAM PEDAGING KOMERSIAL DEVA PUTRI ATTIKASARI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock dan merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu pada peternakan generasi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV Mitra Sejahtera Mandiri, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama lima minggu yang dimulai dari

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

RESPON PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM

RESPON PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM RESPON PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM (Nigella sativa Linn) TERHADAP KADAR C-Reactive Protein (CRP) PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI VAKSIN HEPATITIS B SKRIPSI PUTRI RAHAYU KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria Hasil pengamatan terhadap jumlah sel tumor limfoid pada lamina propria vili usus yang diperoleh dari setiap kelompok percobaan telah dihitung

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober Desember 2011, bertempat di kandang C dan Laboratorium Nutrisi Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2011, bertempat di kandang pemuliaan ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor kehidupan seperti gangguan sosioekonomi, dampak politik dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor kehidupan seperti gangguan sosioekonomi, dampak politik dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran hutan telah menjadi masalah bukan hanya di Indonesia tetapi juga berdampak regional di Asia Tenggara yang berpengaruh terhadap berbagai sektor kehidupan seperti

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2008 di Desa Pamijahan, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, menggunakan kandang panggung peternak komersil. Analisis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Ransum Ransum penelitian disusun berdasarkan rekomendasi Leeson dan Summers (2005) dan dibagi dalam dua periode, yakni periode starter (0-18 hari) dan periode finisher (19-35

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya

UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya ABSTRAK Vaksin Infectious Bursal Disease (IBD) dilaporkan menyebabkan kerusakan pada bursa Fabricius setelah vaksin. Kerusakan pada bursa Fabrisius ini menyebabkan gangguan pada organ imun hospes sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional telah lama digunakan diseluruh dunia dan menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ternak unggas petelur yang banyak dikembangkan di Indonesia. Strain ayam petelur ras yang dikembangkan di Indonesia antara lain Isa Brown,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia sering terjadi di masyarakat indonesia. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan

Lebih terperinci

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Histopatologi

HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Histopatologi HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Histopatologi Pengamatan histopatologi limpa dilakukan untuk melihat lesio pada limpa. Dari preparat yang diamati, pada seluruh kelompok perlakuan baik kontrol (-) maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ENERGI UNTUK PERTUMBUHAN AYAM BROILER AKIBAT PEMBERIAN TEPUNG DAUN PEPAYA DALAM RANSUM SKRIPSI. Oleh OKY KURNIATAMA

PEMANFAATAN ENERGI UNTUK PERTUMBUHAN AYAM BROILER AKIBAT PEMBERIAN TEPUNG DAUN PEPAYA DALAM RANSUM SKRIPSI. Oleh OKY KURNIATAMA PEMANFAATAN ENERGI UNTUK PERTUMBUHAN AYAM BROILER AKIBAT PEMBERIAN TEPUNG DAUN PEPAYA DALAM RANSUM SKRIPSI Oleh OKY KURNIATAMA FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 PEMANFAATAN

Lebih terperinci

ABSTRAK Penggunaan asam glycyrrhizic yang merupakan bahan aktif dari Viusid Pet sudah lazim digunakan untuk meningkatkan respon imun.

ABSTRAK Penggunaan asam glycyrrhizic yang merupakan bahan aktif dari Viusid Pet sudah lazim digunakan untuk meningkatkan respon imun. ii ABSTRAK Penggunaan asam glycyrrhizic yang merupakan bahan aktif dari Viusid Pet sudah lazim digunakan untuk meningkatkan respon imun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Viusid Pet terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi, permintaan masyarakat akan produkproduk peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Harty,2003). Perlukaan sering terjadi di dalam rongga mulut, khususnya pada gingiva (Newman dkk, 2002). Luka merupakan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. (Harty,2003). Perlukaan sering terjadi di dalam rongga mulut, khususnya pada gingiva (Newman dkk, 2002). Luka merupakan kerusakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gingiva merupakan jaringan ikat fibrosa, ditutupi epitel yang mengelilingi dan melekat ke gigi dan tulang alveolar dan meluas ke pertautan mukogingiva (Harty,2003).

Lebih terperinci

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Rahmy Sari S.Pd PERNAPASAN/RESPIRASI Proses pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida (CO 2 ), dan menghasilkan energi yang dibutuhkan tubuh) Pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya Pernapasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dermatitis alergika adalah suatu peradangan pada kulit yang didasari oleh reaksi alergi/reaksi hipersensitivitas tipe I. Penyakit yang berkaitan dengan reaksi hipersensitivitas

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Deskripsi Ayam Sentul Ayam lokal merupakan turunan panjang dari proses sejarah perkembangan genetik perunggasan di Indonesia. Ayam lokal merupakan hasil domestikasi ayam hutan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang

MATERI DAN METODA. Kandang dan Perlengkapannya Pada penelitian ini digunakan dua kandang litter sebesar 2x3 meter yang 11 MATERI DAN METODA Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Penelitian dilakukan di kandang FKH-IPB. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN 0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembibitan Ayam Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler konsumsi yang memiliki produksi unggul. Bibit- bibit yang bisa dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktifitas tinggi terutama dalam

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bangsa-bangsa ayam yang memiliki produktifitas tinggi terutama dalam II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan bangsa unggas yang arah kemampuan utamanya adalah untuk menghasilkan daging yang banyak dengan kecepatan pertumbuhan yang sangat pesat. Ayam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam pedaging yang sering disebut sebagai ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK KAPANG TERHADAP PROFIL DARAH PUTIH AYAM BROILER YANG DIPELIHARA DALAM KONDISI PANAS SKRIPSI. Oleh

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK KAPANG TERHADAP PROFIL DARAH PUTIH AYAM BROILER YANG DIPELIHARA DALAM KONDISI PANAS SKRIPSI. Oleh PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK KAPANG TERHADAP PROFIL DARAH PUTIH AYAM BROILER YANG DIPELIHARA DALAM KONDISI PANAS SKRIPSI Oleh MUHAMAD FAHREZA SULAIMAN PROGRAM STUDI S1-PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN YEAST PADA PEMBERIAN LAMTORO MERAH (Acacia villosa) TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI TIKUS RATNA WULANDARI

PENGARUH PENAMBAHAN YEAST PADA PEMBERIAN LAMTORO MERAH (Acacia villosa) TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI TIKUS RATNA WULANDARI PENGARUH PENAMBAHAN YEAST PADA PEMBERIAN LAMTORO MERAH (Acacia villosa) TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI TIKUS RATNA WULANDARI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGARUH PENAMBAHAN YEAST

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Ayam Ras petelur Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

Lebih terperinci

EVALUASI HASIL PENGUJIAN UJI KEAMANAN VAKSIN GUMBORO AKTIF DI BBPMSOH TAHUN

EVALUASI HASIL PENGUJIAN UJI KEAMANAN VAKSIN GUMBORO AKTIF DI BBPMSOH TAHUN EVALUASI HASIL PENGUJIAN UJI KEAMANAN VAKSIN GUMBORO AKTIF DI BBPMSOH TAHUN 2000-2005 NUR K. HIDAYANTO, IDA L. SOEDIJAR, DEWA M.N. DHARMA, EMILIA, E. SUSANTO, DAN Y. SURYATI Balai Besar Pengujian Mutu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama

Lebih terperinci

I Peternakan Ayam Broiler

I Peternakan Ayam Broiler I Peternakan Ayam Broiler A. Pemeliharaan Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ras ayam pedaging yang memiliki produktivitas tinggi. Ayam broiler mampu menghasilkan daging dalam waktu 5 7 minggu (Suci dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebutkan ayam hasil budidaya teknologi peternakan dengan menyilangkan sesama jenisnya. Karekteristik ekonomi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka pencabutan gigi di Indonesia relatif masih tinggi. Rasio penambalan dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar daripada

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai Agustus 2011 di Laboratorium Lapang (Kandang B) Bagian Unggas, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR (Kaempferia galanga Linn) PADA RANSUM AYAM BROILER RENDAH ENERGI DAN PROTEIN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER, KADAR KOLESTROL, PERSENTASE HATI DAN BURSA FABRISIUS SKRIPSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap

I. PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peningkatan jumlah penduduk serta semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat menyebabkan konsumsi protein hewani pun meningkat setiap tahunnya. Konsumsi protein

Lebih terperinci

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Biologi Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Lele dumbo adalah jenis ikan hibrida hasil silangan antara Clarias gariepinus dengan C. fuscus dan merupakan ikan introduksi yang pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya teknologi di segala bidang merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Diantara sekian banyaknya kemajuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan tanaman perdu yang tumbuh baik didaerah tropis. Kemangi merupakan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica) TINJAUAN PUSTAKA Ciri-Ciri dan Morfologi Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, dan berkaki pendek. Puyuh yang dipelihara di Indonesia umumnya adalah spesies

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profil Ayam Kedu dan Status Nutrisi Ayam Kedu merupakan jenis ayam kampung yang banyak dikembangkan di Kabupaten Temanggung. Ayam Kedu merupakan ayam lokal Indonesia yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani

I. PENDAHULUAN. tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Fakta ini menyebabkan kebutuhan yang tinggi akan protein hewani dengan

Lebih terperinci

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017 175 PEMANFAATAN CHLORELLA DALAM PAKAN YANG DISUBTITUSI TEPUNG ISI RUMEN TERHADAP PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING Dhandy Koesoemo Wardhana 1), Mirni Lamid 2), Ngakan Made Rai W 3) 1)Departemen Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ulcerative Colitis (UC) termasuk dalam golongan penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD). Keadaan ini sering berlangsung kronis sehingga dapat mengarah pada keganasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah merah merupakan tanaman endemik Papua yang bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu pengobatan beberapa penyakit, antara lain kanker, tumor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi bungkil kedelai dalam ransum terhadap persentase karkas, kadar lemak daging,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit Avian Influenza (AI) adalah salah satu penyakit infeksi penting yang dapat menimbulkan kerugian ekonomi (Wibowo, 2014). Hal ini disebabkan adanya kematian yang tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya gizi bagi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit inflamasi saluran pencernaan dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan telur terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

PRODUKSI ANTIBODI POLIKLONAL ANTI H5N1 PADA MARMOT (Cavia porcellus) YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN AVIAN INFLUENZA H5N1 DAN H5N2 KUNTO WIDYASMORO

PRODUKSI ANTIBODI POLIKLONAL ANTI H5N1 PADA MARMOT (Cavia porcellus) YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN AVIAN INFLUENZA H5N1 DAN H5N2 KUNTO WIDYASMORO PRODUKSI ANTIBODI POLIKLONAL ANTI H5N1 PADA MARMOT (Cavia porcellus) YANG DIVAKSINASI DENGAN VAKSIN AVIAN INFLUENZA H5N1 DAN H5N2 KUNTO WIDYASMORO FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Penurunan jumlah ookista dalam feses merupakan salah satu indikator bahwa zat yang diberikan dapat berfungsi sebagai koksidiostat. Rataan jumlah ookista pada feses ayam berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pencegahan dan pengobatan berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan oleh mikroorganisme patogen seperti virus dan bakteri sangat perlu mendapat perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam buras) merupakan salah satu hewan ternak yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dalam pemenuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan akan ketersediaan makanan yang memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan berbagai asam amino, DHA dan unsur-unsur lainnya yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan berbagai asam amino, DHA dan unsur-unsur lainnya yang dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi terbesar produk peternakan adalah menyediakan protein, energi, vitamin dan mineral untuk melengkapi hasil-hasil pertanian. Salah satu nutrisi penting asal produk

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN CAIRAN AMNION DALAM AIR MINUM TERHADAP PROFIL HEMATOLOGIS AYAM BROILER UMUR 28 HARI SKRIPSI. Oleh: SETYO INGGARIS AMIEN RAIS

PENGARUH PENAMBAHAN CAIRAN AMNION DALAM AIR MINUM TERHADAP PROFIL HEMATOLOGIS AYAM BROILER UMUR 28 HARI SKRIPSI. Oleh: SETYO INGGARIS AMIEN RAIS PENGARUH PENAMBAHAN CAIRAN AMNION DALAM AIR MINUM TERHADAP PROFIL HEMATOLOGIS AYAM BROILER UMUR 28 HARI SKRIPSI Oleh: SETYO INGGARIS AMIEN RAIS PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

Lebih terperinci