Analisis deskriptif pengaruh pemberlakuan UU no. 38 tahun 1999 terhadap pelaporan keuangan pada lembaga pengelola zakat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis deskriptif pengaruh pemberlakuan UU no. 38 tahun 1999 terhadap pelaporan keuangan pada lembaga pengelola zakat"

Transkripsi

1 Analisis deskriptif pengaruh pemberlakuan UU no. 38 tahun 1999 terhadap pelaporan keuangan pada lembaga pengelola zakat (studi kasus di lembaga amil zakat yayasan Solo peduli) Oleh : Delly Kurniasih F BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara yang kaya sumber daya, akan tetapi kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi, sungguh sangat ironis. Suatu data menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1997 sampai sekarang terus meningkat. Indonesia merupakan salah satu negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam bahkan terbesar di dunia. Di dalam Islam, penganutnya diwajibkan untuk membayar zakat. Zakat yang merupakan salah satu pranata keagamaan yang memiliki kaitan secara fungsional dan upaya pemecahaan masalah-masalah kemanusiaan seperti pengentasan kemiskinan dan kesenjangan sosial akibat perbedaan dalam kepemilikan kekayaan. Dengan kata lain salah satu fungsi zakat adalah mempersempit jurang perbedaan ekonomi dalam masyarakat. 1

2 Untuk mengoptimalkan pengelolaan dana zakat tersebut, maka telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan sekarang gerakan sadar zakatpun mulai digalakkan salah satunya adalah adanya himbauan pembayaran zakat profesi. Agar pengelolaan dana zakat dapat dipertanggungjawabkan, maka perlu dilaksanakan pencatatan. Tujuan pencatatan pengelolaan dana zakat adalah sebagai sarana pertanggungjawaban kepada para muzakki dan masyarakat umum. Pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan, harus dapat dipahami oleh setiap pengguna laporan. Untuk itu, diperlukan standar akuntansi pengelolaan zakat. Persoalan penting yang dihadapi oleh Lembaga Pengelola Zakat bukan saja terletak pada organisasi pengelola zakat, akan tetapi bagaimana organisasi yang mendapat amanah untuk mengelola ini betul dipercaya muzaki atau orang yang menunaikan zakat bahwa zakatnya dikelola dengan baik sesuai dengan ketentuan syariah dan sampai kepada mustahiq atau orang yang berhak menerimanya. Selain itu institusi pengelola zakat ini diakui keamanahannya oleh umat sehingga institusi/lembaga ini benar-benar berwibawa dan mempunyai arti penting di mata umat. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pemberlakuan UU No. 38 tahun 2

3 1999 terhadap pelaporan keuangan suatu lembaga zakat yang telah berbadan hukum di Surakarta. C. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh diberlakukannya UU N0. 38 tahun 1999 terhadap pelaporan keuangan pada organisasi pengelola zakat. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan : 1. Peneliti khususnya, pembaca dan para muzaki lebih memahami pentingnya zakat, fungsi zakat dan bagaimana zakat harus ditunaikan. 2. Memahami bagaimana proses pencatatan dari penerimaan, pengelolaan serta penggunaan dana hingga menjadi laporan keuangan pada suatu organisasi pengelola zakat sebelum dan sesudah penerapan UU No. 38 tahun Adanya masukan untuk lembaga pengelola zakat berkaitan dengan hasil analisis penelitian yang dilakukan dan semoga itu sebagai salah satu masukan berkaitan dengan pelaporan keuangan sesuai dengan UU yang berlaku. E. Metode Penelitian 1. Ruang Lingkup 3

4 Penelitian ini dilakukan dengan studi kasus pada organisasi pengelola zakat yaitu Solo Peduli dan Lazis Solo yang berkaitan dengan perubahan pelaporan keuangan. 2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data tentunya yang berkaitan dengan pelaporan keuangan pada organisasi pengelola zakat. 4

5 3. Teknik Pengumpulan Data a. Interview Dengan mengadakan wawancara langsung dengan pejabat atau karyawan pada organisasi pengelola zakat. b. Dokumentasi Menggunakan dokumen-dokumen, catatan-catatan atau data-data yang relevan dengan objek penelitian. F. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori A. Zakat, Infak dan Sedekah Bab ini berisi uraian tentang pengertian zakat, infak dan sedekah, syarat-syarat harta wajib zakat, jenis-jenis zakat dan harta yang wajib dizakati. B..Organisasi Pengelola Zakat Bab ini berisi tentang segala sesuatu berkaitan dengan organisasi pengelola zakat. 5

6 C. Akuntansi Dana Bab ini berisi tentang apa itu akuntansi dana dan perbedaannya dengan akuntansi komersial. D. UU No. 38 Tahun 1999 Bab ini berisi tentang penjelasan UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat Bab III Gambaran Umum Obyek Penelitian Bab ini berisi tentang profil lembaga amil zakat yang dijadikan studi kasus. Bab IV Analisis Data Bab ini berisi tentang analisa data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran yang diberikan berkaitan dengan temuan-temuan yang ada pada penelitian. 6

7 BAB II LANDASAN TEORI A. Zakat 1. Makna Zakat Zakat ditinjau dari segi bahasa mempunyai beberapa arti, yaitu aibarakatu keberkahan, al-namaa pertumbuhan dan perkembangan, aththaharatu kesucian, dan ash-shalahu keberesan. 1 Sedangkan secara istilah, meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda namun pada prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak untuk menerimannya dengan persyaratan tertentu. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan dalam surat at-taubah: ayat 60 dan ayat 103 Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orangorang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang diujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana Ambillah zakat dai sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan memdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu menjadi ketentraman jiwa buat mereka. Dan Allah Maha Mendenngar lagi Maha Mengetahui.. 7

8 2. Hukum Zakat Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat agama Islam. Oleh sebab itu hukum menunaikan zakat adalah wajib atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu, (Q.s Al Bayyinah : 5); hadis nabi SAW : Islam didirikan atas lima sendi. Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammbad Rasullullah SAW, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan (H.R Muslim). 3. Macam-macam Zakat a. Zakat nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah. b. Zakat Maal (harta). 4. Syarat-syarat Wajib Zakat a. Muslim, aqil dan baligh. b. Memiliki harta yang mencapai nisab. 5. Zakat Fitrah a. Pengertian Zakat Fitrah (Nafs) diwajibkan pada tahun kedua Hijrah, yaitu tahun diwajibkannya puasa bulan Ramadhan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang tidak ada gunanya, 8

9 untuk memberi makan pada orang-orang miskin dan mencukupkan mereka dari kebutuhan dan meminta-minta pada Hari Raya. b. Yang diwajibkan atas Zakat Fitrah Ucapan Ibnu Umar dalam hadisnya (bagi setiap orang yang merdeka dan hamba sahaya) adalah mencakup orang yang kaya dan fakir yang tidak memiliki nisab, sebagaimana dijelaskan pada Abu Hurairah dalam hadisnya (orang kaya atau miskin). Pendapat ini dipegang oleh Imam yang tiga dan Jumhur ulama. Mereka tidak mensyaratkan kewajiban zakat fitrah, kecuali: 1. Islam, 2. Ukuran kewajiban zakat ini adalah adanya kelebihan dari makanannya dan makanan orang yang wajib nafkah baginnya pada hari dan malam hari raya, dan kelebihan dari rumahnya, perabot rumah tangganya dan kebutuhan pokoknya. c. Besarnya Zakat Dari Ibnu Umar, ia berkata: Rasulullah s.a.w. telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan, satu sha kurma atau satu sha gandum. (Hadist Riwayat Jamaah) Abu Said, bahwa Rasulullah s.a.w. telah bersabda: Satu sha makanan, atau satu sha kurma, atau satu sha gandum, atau satu sha anggur, atau satu sha quth. 9

10 Ukuran satu sha itu adalah 1/6 liter Mesir, yaitu 4/3 wadah Mesir, sebagaimana dinyatakan dalam Syarah Dardir dan yang lain. Ia sama dengan 2167 gram (hal itu berdasarkan timbangan dengan gandum). d. Jenis Benda Yang Dikeluarkan Untuk Zakat Fitrah Muslim wajib mengeluarkan zakat fitrah dari makanan pokok negerinya. Golongan Maliki mensyaratkan, bahwa makanan pokok itu harus termasuk sembilan asnaf, sebagaimana ditetapkan mereka, yaitu: sya ir, kurma basah, kurma kering, gandum, biji-bijian, salt, padi, susu kering dan keju. Apabila terdapat jelas yang sembilan ini atau sebagiannya, atau bersamaan dalam menguatkannya maka boleh dipilih salah satu untuk dikeluarkan. Apabila salah satunya yang paling dianggap pokok, maka harus itulah yang dikeluarkan. 6. Zakat Maal a. Pengertian Maal Menurut bahasa ialah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk memiliki dan menyimpannya. Sedangkan menurut syara adalah segala yang dapat dipunyai (dikuasai) dan dapat digunakan atau dimanfaatkan menurut dhalibnya (kebiasaannya). Sesuatu dapat disebut dengan maal (harta/kekayaan) apabila memenuhi dua syarat, (1) dapat dimiliki/disimpan/dihimpun/dikuasai, (2) dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, perak dan lain-lain. 10

11 Sedangkan sesuatu yang tidak dapat dimiliki tetapi dapat diambil manfaatnya seperti udara, sinar matahari, dan lain-lain, tidaklah termasuk kekayaan (maal). b. Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib Dizakati 1. Milik Penuh (Al Milkuttam) Harta yang dimiliki secara penuh artinya pemilik harta tersebut memungkinkan untuk mempergunakan dan mengambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut juga berada di bawah kontrol dan kekuasaannya. Adapun harta tersebut didapatkan melalui proses kepemilikan yang dibenarkan oleh syara, seperti usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain. Sedangkan harta yang diperoleh dengan cara haram maka zakat tidaklah wajib atas harta tersebut. Karena harta itu harus dibebaskan dari kewajiban zakat yakni dengan mengembalikan kepada yang berhak ataupun ahli warisnya. 2. Berkembang (An Namaa) Harta yang berkembang artinya harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang. Misalnya pertanian, perdagangan, ternak, emas, perak, uang dan lain-lain. Pengertian berkembang menurut bahasa sekarang adalah bahwa sifat kekayaan (harta) itu dapat memberikan keuntungan atau pendapatan lain sesuai dengan istilah ekonomi. 11

12 3. Cukup Nisab Nisab artinya harta yang telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan syara. Sedangkan harta yang tidak sampai nisabnya terbebas dari zakat. 4. Lebih dari Kebutuhan Pokok Kebutuhan pokok itu adalah kebutuhan minimal yang diperlukan untuk kelestarian hidup. Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka yang bersangkutan tidak dapat hidup dengan baik (layak), seperti belanja sehari-hari, pakaian, rumah, perabot rumah tangga, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain. Ataupun segala sesuatu yang termasuk kebutuhan primer atau kebutuhan hidup minimum. 5. Bebas dari Hutang orang yang memiliki hutang sebesar atau mengurangi jumlah senisab yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat) maka harta tersebut terbebas dari zakat. Sebab zakat hanya diwajibkan bagi orang kaya (memiliki kelebihan), sedangkan orang yang mempunyai hutang tidaklah termasuk orang kaya, oleh karena itu perlu menyelesaikan hutang hutangnya. Zakat diwajibkan untuk menyantuni orang-orang yang sedang berada dalam kesulitan yang sama atau mungkin lebih parah kondisinya dari fakir miskin. 12

13 6. Sudah Satu Tahun (Al Haul) Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah berlalu masanya selama dua belas bulan Qomariyyah. Persyaratan satu tahun ini hanya berlaku untuk ternak, uang, harta benda yang diperdagangkan, dan lain-lain. Tapi hasil pertanian, buah-buahan, rikaz (barang temuan), dan lain-lain sejenis tidak dipersyaratkan satu tahun. c. Harta (maal) yang Wajib Dizakati 1. Binatang ternak, syarat-syaratnya: a. Sampai nisabnya yaitu mencapai kuantitas tertentu yang ditetapkan hukum syara. b. Telah memiliki satu tahun, syarat ini berdasarkan praktek yang pernah dilaksanakan oleh Nabi SAW dan para Khulafaur- Rasyidin. Hal ini merupakan ketetapan ijma. c. Digembalakan, maksudnya adalah sengaja diurus sepanjang tahun untuk dimaksud memperoleh susu, daging dan hasil perkembangbiakkannya. Ternak gembala ialah ternak yang memperoleh makanan dilapangan penggembalaan terbuka. d. Tidak dipekerjakan untuk kepentingan pemiliknya, seperti untuk membajak, mengairi tanaman, alat transportasi dan sebagainya, (biasanya hewan besar seperti sapi, kerbau, unta, dan lain-lain). Ternak yang wajib dizakati antara lain: unta, sapi, kerbau, kuda, kecuali kuda tunggangan (hewan besar), 13

14 dan kambing, domba, biri-biri (hewan kecil) serta jenis lainnya, kecuali hewan yang diharamkan menurut agama seperti babi. 2. Harta Perniagaan dan Perusahaan Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan dijual-belikan dalam berbagai jenisnya (Q.s. Al Baqaqah : 267 dan HR Abu Dawud), baik berupa barang-barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, hewan ternak, mobil, perhiasan dan lain-lain, maupun berupa jasa, seperti konsultan, jasa konstruksi, pengacara, notaries, travel biro, biro reklame, transportasi akuntan publik, dan lain-lain. Diusahakan oleh perorangan maupun oleh usaha perserikatan seperti CV, Firma, Koperasi, Yayasan, PT, dan sebagainya. 3. Hasil Pertanian Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman keras, tanaman hias, rumput-rumputan, daun-daunan dan lain-lain (Q.S AL An am : 141). 4. Ma din dan Kekayaan Laut Ma din (hasil tambang) yaitu sesuatu benda yang terdapat dalam perut bumi (selain air) dan memiliki nilai ekonomis. Ma din dapat dibagi menjadi tiga macam: 1. Benda padat yang dapat dibentuk (dicairkan dan diolah) seperti emas, perak, alumunium, timah, tembaga, besi, giok dan lainlain. 14

15 2. Benda padat yang tidak dapat dibentuk seperti kapur, zionit, marmer, zambrut, batu bara, dan lain-lain. 3. benda cair seperti minyak. 5. Rikaz Rikaz adalah harta terpendam dari zaman purbakala atau biasa disebut harta karun. Termasuk di dalamnya barang (harta) yang ditemukan dan tidak ada pemiliknya (luqathah). 6. Emas dan Perak / Simpanan Emas dan perak termasuk logam mulia yang memiliki dua fungsi selain merupakan tambang elok sehingga sering dijadikan perhiasan, emas dan perak juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu ke waktu. Syariat Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang potensial atau berkembang. Oleh karena itu leburan logam, bejana, souvenir, ukiran atau yang lainnya termasuk dalam kategori emas, atau harta yang wajib dizakati. Termasuk dalam kategori emas dan perak yang merupakan mata uang yang berlaku pada waktu itu, adalah mata uang yang berlaku saat ini di masing-masing negara. Oleh karena itu segala macam bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek atau surat berharga lainnya, termasuk dalam kriteria penyimpanan emas dan perak. Demikian pula pada harta kekayaan lainnya seperti rumah, vila, tanah, kendaraan, dan lain-lain. Yang melebihi keperluan menurut syara, atau dibeli/dibangun dengan tujuan 15

16 investasi dan sewaktu-waktu dapat diuangkan. Pada emas dan perak atau lainnya, jika dipakai dalam bentuk perhiasan, asal tidak berlebihan, maka tidak diwajibkan atas zakat atas barang-barang tersebut. 7. Nisab dan Kadar Zakat a. Harta Peternakan 1. Unta Tabel II.1 Nisab dan Kadar Zakat Harta Peternakan Unta Jumlah (ekor) Zakat ekor kambing / domba ekor kambing / domba ekor kambing / domba ekor kambing / domba ekor unta bintu Makhad ekor unta bintu Labun ekor unta hiqad ekor unta jadz ah ekor unta bintu labun ekor unta hiqah Keterangan : 1. Kambaing umur 2 tahun atau lebih, atau umur satu tahun atau lebih 2. Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2 3. Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3 4. Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4 5. Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5 16

17 Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor bintu labun setiap jumlah itu bertambah 50 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor hiqah. 2. Sapi, Kerbau dan kuda Tabel II.2 Nisab dan Kadar Zakat Harta Peternakan Sapi, Kerbau dan Kuda Jumlah (ekor) Zakat ekor sapi betina / betina tabi ekor sapi betina musinnah ekor tabi ekor musinnah dan 1 ekor tabi' ekor musinnah Keterangan : 1. Sapi umur 1 tahun, masuk tahun ke-2 2. Sapi umur 2 tahun, masuk tahun ke-3 Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi dan setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah. 17

18 3. Kambing / domba Tabel II.3 Nisab dan Kadar Zakat Harta Peternakan Kambing/Domba Jumlah (ekor) Zakat ekor kambing (2 th) atau doomba (1 th) ekor kambing / domba ekor kambing / domba Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor, maka zakatnya bertambah 1 ekor. 4. Ternak Unggas (Ayam, Bebek, Burung) dan Ikan Nisab pada ternak unggas dan perikanan tidak ditetapkan berdasarkan jumlah (ekor), sebagaimana hal unta, sapi, dan kambing. Tetapi dihitung berdasarkan skala usaha. Nisab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas. Apabila seseorang beternak ikan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa madal kerja dan keuntungan lebih besar atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia telah terkena kewajiban zakat sebesar 2,5%. Dengan demikian usaha ini dapat digolongkan ke dalam zakat perniagaan. 18

19 b. Harta Perniagaan dan Perusahaan 1. Harta Perniagaan / Trading Harta perniagaan adalah harta yang dipersiapkan untuk diperjualbelikan, baik dikerjakan oleh individu maupun kelompok/syirkah (PT, CV, PD, FIRMA). Azas Pendekatan Zakat Perniagaan. 1. Nisabnya 85 gram emas, dan zakatnya 2,5%. 2. Acuan perhitungan adalah Annual Report Basis (laporan buku tahunan). 3. Objeknya adalah aktiva lancar profit/laba, termasuk hibah, donasi, royalti, hasil sewa asset, selisih kurs/revaluasi maupun penghargaan (berupa harta) yang diterima. 4. Tidak dikenakan pada modal investasi / aktiva tetap. 5. Seluruh kewajiban perusahaan merupakan komponen pengurang dari jumlah zakat yang diperhitungkan. 6. Komoditas yang diperdagangkan halal. 7. Diperhitungkan before tax. 8. Bagi perusahaan yang tidak memiliki statement (income statement, financial statement, dan cash flow statement) atau memilikinya tetapi tidak lengkap maka diperhitungkan secara taksiran. 9. Besarnya jumlah zakat yang harus dikeluarkan adalah berdasarkan book value. 19

20 10. Usaha patungan dengan non muslim labanya dipisahkan secara proporsional berdasarkan modal masing-masing. 11. Deviden yang telah dikeluarkan zakatnya tidak lagi menjadi komponen zakat yang diperhitungkan. 12. Kompensasi kerugian tahun lalu tidak diperkenankan dikurangkan pada penghasilan tahun berjalan. 13. Jika tidak memungkinkan membayar zakat dengan bentuk uang, maka dapat menggantinya dengan materi yang bernilai dan dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. 14. Diperkenankan membayar zakat cicilan secara dimuka perperiode tertentu. 15. Apabila terjadi liquidasi, maka zakatnya diperhitungkan dari total kekayaan perusahaan, dan nilai berdasarkan harga jual. 2. Zakat Perusahaan Syarat-syarat sebagai objek zakat. 1. Kepemilikan dikuasai oleh muslim baik individu maupun patungan. 2. Bidang usaha halal. 3. Dapat diperhitungkan nilainya. 4. Dapat berkembang. 5. Memiliki kekayaan minimal setara 85 gram emas. 6. Dianalogikan pada zakat perniagaan. 20

21 Cara menghitung zakat perniagaan / perusahaan : Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau lebih dari tiga bentuk di bawah ini. 1. Kekayaan dalam bentuk barang. 2. Uang tunai / bank 3. Piutang. Maka yang dimaksud harta perniagaan yang wajib dizakati adalah ketiga bentuk harta tersebut dikurangi dengan kewajiban perusahaan, seperti utang yang harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak. 3. Hasil Pertanian Nisab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 653 kg. apabila hasil pertanian tersebut termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, kurma dan lain-lain, maka nisabnya adalah 653 kg dari hasil pertanian tersebut. Tetapi jika hasil pertanian tersebut bukan termasuk makanan pokok maka nisabnya disetarakan dengan harga nisab dari makanan pokok yang paling umum di daerah (negeri) tersebut, misalnya untuk Indonesia beras. Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau sungai / mata air, maka 10%, sedangkan apabila diairi dengan disirami / irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%. 21

22 4. Emas dan Perak / Harta Simpanan Nisab emas adalah 20 Dinar (85 gram emas murni) dan perak adalah 200 Dirham (setara 595 gram perak). Artinya bila seseorang telah memiliki emas atau perak sebesar 20 Dinar atau 200 Dirham dan sudah memilikinya selama setahun, maka ia terkena zakat sebesar 2,5%. Demikian juga segala macam jenis harta yang merupakan harta simpanan dan dapat dikategorikan dalam emas dan perak, seperti uang, tabungan, cek, saham, surat berharga ataupun bentuk lainnya. Maka nisab dan zakatnya sama dengan ketentuan emas dan perak. Artinya jika seseorang memiliki bermacam-macam bentuk harta dan jumlah akumulasinya lebih besar atau sama dengan nisab (85 gram emas) maka ia terkena kewajiban zakat (2,5%). 8. Zakat (Penghasilan) Profesi a. Dasar Hukum Firman Allah SWT : Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian (Q.S. Adz Dzariyat : 19) Firman Allah SWT : Dan nafkahkanlah sebagian hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya (Q.S. Al Hadid : 7) 22

23 Firman Allah SWT : Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah (zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik (Q.S Al Baqarah :267) Hadits Nabi SAW : Bila suatu kaum enggan mengeluarkan zakat, Allah akan menguji mereka dengan kekeringan dan kelaparan (H.R Thabrani) b. Hasil Profesi Hasil profesi (pegawai negeri, swasta, konsultan, dokter, notaris dan lain-lain) merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak dikenal dimasa salaf (generasi terdahulu). Oleh karenanya bentuk kasab ini tidak banyak dibahas, khususnya yang berkaitan dengan zakat. c. Ketentuan Zakat (Penghasilan) Profesi Zakat profesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam, sedangkan hasil profesi yang berupa harta dikategorikan berdasarkan qias atas kesamaan (syabbah) terhadap karateristik harta zakat yang telah ada, yakni: (1) Model memperoleh harta penghasilan (profesi) mirip dengan panen (hasil pertanian), sehingga harta ini dapat diqiaskan ke dalam zakat pertanian berdasarkan nisab (653 kg gabah kering giling atau setara dengan 552 kg beras) dan waktu pengeluaran zakatnya (setiap kali panen). (2) Model harta yang diterima sebagai penghasilan berupa uang, sehingga 23

24 bentuk harta ini dapat diqiaskan dalam zakat harta (simpanan / kekayaan) berdasarkan kadar zakat yang harus dibayarkan (2,5%). Dengan demikian hasil profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat, maka wajib baginya untuk menunaikan zakat. 9. Harta lain-lain a. Saham Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasional perusahaannya. Azas pendekatan atas saham a. Nisab zakat saham diqiaskan dengan perniagaan. b. Haul zakat saham dihitung per annual report. c. Zakat kepemilikkan saham awal / pra Initial Public Offering (IPO) masih disatukan dengan zakat maal lain yang dimiliki oleh muzakki pada periode haul tersebut. d. Saham yang dimiliki dihitung atas dasar book value ditambah nilai diveden. e. Saham yang dijual (divestasi) dihitung berdasarkan Intrinsic Value. Dikeluarkan pada periode transaksi. b. Rezeki tak terduga dan undian (kuis) berhadiah Harta yang diperoleh sebagai rezeki nomplok (tanpa usaha), atau memperoleh hadiah (yang tidak mengandung unsur judi), merupakan salah satu sebab dari kepemilikan harta dan dapat 24

25 diqiaskan dengan harta temuan (luqathah) atau rikaz. Maka apabila penemuan harta tersebut mencapai nisab (setara 85 gram emas), maka wajib zakat atas harta tersebut sebesar 20% yang harus dikeluarkan pada saat memperolehnya, setelah dikurangi biaya atau pajak. B. Organisasi Pengelola Zakat 1. Pengertian Organisasi pengelola zakat adalah institusi yang bergerak dibidang pengelolaan zakat, infaq, dan shadaqah. Sedangkan definisi pengelolaan zakat menurut UU No. 38 tahun 1999 adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat. 2. Karateristik Sebagai organisasi nirlaba, organisasi pengelola zakat juga memiliki karateristik seperti organisasi nirlaba lainnya, yaitu: a. sumber daya (baik dana maupun barang) berasal dari para donator yang mempercayakannya pada lembaga. Para donator tersebut tidak mengharapkan keuntungan kembali secara materi dari OPZ. b. Menghasilkan berbagai jasa dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat. Jasa-jasa tersebut tidak dimaksudkan untuk mendapatkan laba. c. Kepemilikan OPZ tidak seperti lazimnya pada organisasi bisnis. Biasanya terdapat pendiri, yaitu orang-orang yang sepakat mendirikan 25

26 OPZ tersebut pada awalnya. Pada hakekatnya, OPZ bukanlah milik pendiri, tetapi milik ummat. Hal ini dikarenakan sumber daya organisasi terutama barasal dari masyarakat. Termasuk jika OPZ tersebut diliquidasi, kekayaan yang ada pada lembaga itu tidak boleh dibagikan pada pendiri. Namun tentunya selain itu OPZ mempunyai karateristik yang membedakannya dengan organisasi nirlaba lainnya, yaitu: a. terikat dengan aturan dan prinsip-prinsip syariah, b. sumber dana utama adalah dana zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf, c. biasanya memiliki Dewan Syariah dalam struktur organisasinya. 3. Jenis Dana Pada Organisasi Pengelola Zakat Organisasi Pengelola Zakat dapat menerima dan mengelola berbagai jenis dana. Dengan demikian, di OPZ terdapat berbagai jenis dana, antara lain: a. Dana zakat b. Dana infaq dan shadaqah c. Dana wakaf d. Dana pengelola C. Akuntansi Dana Akuntansi telah dipraktekkan sejak lama, yaitu sejalan dengan berkembangnya dunia usaha. Saat ini, ilmu akuntansi berkembang cukup pesat. Hal ini tergambar dari berkembangnya cabang-cabang dari ilmu akuntansi itu sendiri. 26

27 Khusus mengenai akuntansi keuangan, dapat dibagi menjadi dua bagian: a. Akuntansi Komersial Jenis akuntansi ini biasa dipergunakan untuk organisasi yang berorientasi mencari laba, seperti perusahaan-perusahaan bisnis. b. Akuntansi Dana Sedangkan jenis akuntansi ini digunakan untuk organisasi yang tidak beroriantasi mencari keuntungan atau sering disebut organisasi nirlaba. Sebagaimana kita ketahui, persamaan akuntansi pada akuntansi komersial adalah: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Sedangkan di dalam akuntansi dana, persamaan akuntansinya adalah: Aktiva = Kewajiban + Saldo Dana Persamaan akuntansi dana dan akuntansi komersial, antara lain: 1. Sama-sama memberikan informasi mengenai posisi keuangan danhasil operasi; 2. Mengikuti prinsip dan standar kuntansi yang diterima umum: Prinsip konsistensi, objektivitas, materialitas, pengungkapan yang memadai. 3. Mengacu pada konsep dasar: Kesinambungan, periodesasi akuntansi dan pengukuran dalam mata uang. Sedangkan perbedaan antara akuntansi dana dan akuntasi komersial diantaranya: 27

28 Akuntansi Dana Tujuan utama adalah untuk mengukur pelaksanaan anggaran yang telah ditetapkan Dapat terdiri dari lebih dari satu entitas (beberpa jenis dana) Transaksi penerimaan/pengeluaran neraca dilaporkan baik dalam laporan neraca maupun laporan aktivitas Sangat dipengaruhi oleh peraturan atau ketentuan yang berlaku, sehingga bersifat kurang fleksibel Akuntansi Komersial Tujuan utama adalah untuk mengukur tingkat keuntungan Hanya terdiri dari satu entitas akuntansi Transaksi penerimaan/pengeluaran neraca tidak dilaporkan dalam laporan aktivitas Lebih bersifat fleksibel D. Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Secara garis besar UU ini menyatakan bahwa setiap warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat. Dan pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada muzaki (wajib zakat), mustahiq (yang berhak menerima zakat), dan amil zakat. Undang-undang ini juga mengatur segala sesuatu mengenai Organisasi Pengelola Zakat, Pengumpulan Zakat, Pendayagunaan zakat, Pengawasan, Sanksi serta ketentuan-ketentuan lain. Secara lengkap Undang-undang ini penulis lampirkan. 28

29 BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Hakekat Lembaga Amil Zakat Yayasan Solo Peduli Lembaga Amil Zakat Yayasan Solo Peduli merupakan lembaga yang didirikan dengan maksud untuk melayani dan membantu masyarakat dalam menyalurkan donasinya biak berupa Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) atau dana lainnya serta mengatasi problem kemiskinan. Lembaga ini didirikan oleh Dirut Dopet Dhu afa Republika kerjasama dengan Primed harian umum SOLO POS. berdiri tanggal 11 Oktober 1999 di Solo Jawa Tengah dengan No Akte Notaris 03 Notaris Ny. Sri Widyati Adi Sucipto, SH. Dengan NPWP NO Dan dikukuhkan sebagai LAZ tingkat karesidenan Surakarta pada tanggal 12 Januari 2002 berdasar surat rekomendasi No. MK. 29/2.c/BA.03.2/1061/2002 oleh H.A Farid Wadjdi, SH. (Kan.Depag.Kota Surakarta). B. Visi dan Misi Visi Menjadi lembaga terdepan dalam pemberdayaan masyarakat melalui dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS). Misi Mewujudkan lembaga profesional dalam menggerakkan pencapaian masyarakat sejahtera baik fisik maupun non fisik, melalui pemulihan, 29

30 peningkatan kwalitas sumber daya manusia dan pengembangan ekonomi masyarakat di wilayah karesidenan Surakarta dan sekitarnya. C. Sifat Lembaga 1. Independen 2. Netral 3. Tidak berpolitik 4. Tidak diskriminatif D. Tujuan Lembaga 1. Memasyarakatkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat mampu untuk ber-zis. 2. Menanamkan pentingnya semangat ber-zis. 3. Mewujudkan lembaga sebagai penghimpun dana ZIS masyarakat mampu. 4. Mewujudkan lembaga menjadi profesional dan terdepan dalam penanggulangan kemiskinan. 5. Mewujudkan lembaga menjadi titik sentral sekaligus menjadi mitra kerja dari lembaga sejenis atau lembaga yang memiliki visi yang sama. 6. Meningkatkan pemulihan masyarakat bawah yang kelaparan, menderita sakit dan krisis lainnya. 7. Meningkatkan kwalitas SDM masyarakat. 8. Meningkatkan penghasilan masyarakat bawah. 9. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat bawah. 30

31 10. Mengikis kemiskinan moral-akhlak masyarakat bawah. E. Fungsi Lembaga Ada tiga fungsi utama yang diemban Solo Peduli, yaitu : 1. Menghimpun dana masyarakat baik berupa ZIS maupun dana sosial lainnya yang bersifat tidak mengikat, merugikan bahkan akan merusak dan menghancurkan lembaga. 2. Mengelola dana tersebut baik untuk kegiatan bantuan yang bersifat kritis, maupun kegiatan strategis yang memiliki manfaat besar atau peningkatan SDM dan pengembangan ekonomi masyarakat bawah. 3. Mendistribusikan atau menyalurkan dana dalam kegiatan yang tepat guna dan tepat sasaran sehingga dapat memenuhi tuntutan visi, misi dan tujuan lembaga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. F. Program Lembaga 1. Meningkatkan kegiatan ber-zis melalui kegiatan berkampanye dengan berbagai cara diantaranya melalui media massa, da wah dan pengenalan program pemberdayaan. 2. Memasyarakatkan manajemen ZIS dengan selalu bekerjasama dengan Dompet Dhu afa Republika atau lembaga lain yang dianggap professional. 3. Meningkatkan tanggungjawab sosial perusahaan. 31

32 4. Meningkatkan kwalitas SDM dengan menyalurkan beasiswa, pelatihan, pengiriman siswa sekolah kejenjang yang lebih tinggi dan mengadakan studi banding. 5. Mengikis krisis akhlak dengan mengadakan pengajian, ceramah, dialog dengan mendasarkan pentingnya masyarakat untuk mengamalkan ajaran Islam. 6. Menigkatkan penghasilan masyarakat dengan memberikan bantuan modal, manajemen dan mendekatkan pada akses pasar. 7. Meningkatkan penghasilan masyarakat dengan memberikan bantuan modal, manajemen dan mendekatkan pada akses pasar. G. Struktur Organisasi Dewan Pendiri 1. Drs. Danie H. Soe oed (Pimred HU. SOLO POS) 2. Drs. Eri Sudewo, MDM. (Dirut Dompt Dhu afa Republika) 3. Drs. Mulyanto Utomo (Redaktur HU. SOLO POS) Dewan Penasehat 1. Ir. Sudjadi (Pembantu Gubernur Jateng Wil. Surakarta) 2. Prof. Drs. Haris Mudjiman, MA, PhD (Rektor UNS) 3. H. Bisyir M. Nahdi, SH (Ketua Yayasan Kustati dan Al Irsyad) 32

33 Dewan Syariah 1. Prof. DR. H. Usman Abu Bakar, MA (Ketua STAIN Surakarta) 2. Prof. DR. H. Musa Asy ari (Ketua Progrsm Magister Studi Islam UMS) 3. DR. H. M Mu innudinillah (Direktur Islamic Center Ibnu Abbas Klaten) Dewan Pengurus Ketua Sekretaris Bendahara : Drs. Danie H. Soe oed (Pimred HU.SOLO POS) : Drs. Mulyanto Utomo (Redaktur HU. SOLO POS) : Dra. Eri Sudewo, MDM (Dirut. Dompet Dhu afa Republika) Dewan Pelaksana Abdul Basid Budiman Dodok Sartono, S.E. Ummi Syarifah, S.E. Neni Wijayanti Ali Rosyidi, S.PD. Eni Hestuti, S.S Supomo Haryanto, S.PD. Muhammad Fauzi Desya Maharani : Koordinator : Wakil Koordinator : Ka. Div. Keuangan Administrasi : Staff Keuangan : Staff Administrasi : Ka. Div. PSDI : Ka. DiV. Litbang : Ka. Div Public Relation : Staff Public Relation : Staff Public Relation 33

34 Gambar III.1 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DEWAN PENDIRI DEWAN SYARIAH DEWAN PENASEHAT DEWAN PENGURUS DEWAN PELAKSANA 34

35 Gambar III.2 BAGAN STRUKTUR PELAKSANA KOORDINATOR DIV. ADMNISTRASI DIV. KEUANGAN DIV. PENGHIMPUNAN DIV. PENDAYAGUNAAN SALES PUBLIC RELATION KRISIS EKONOMI PRODUKTIF SDM KORAN RADIO H. Alamat Kantor Griya SOLO POS Lt. III Jl. Adi Sucipto 190 Solo Telp. (0271) Fax. (0271) solo-peduli@plasa.com 35

36 BAB IV PELAPORAN KEUANGAN DI LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT SOLO PEDULI Kelahiran UU No. 38 tahun 1999 bertujuan agar pengumpulan zakat dari orang yang berkewajiban menunaikannya semakin optimal. UU ini juga bertujuan agar pengelolaan zakat melalui badan-badan atau organisasi yang berwenang berjalan sesuai dengan prinsip syariah dan zakat yang terkumpul dapat dioptimalkan untuk memberdayakan orang-orang yang berhak menerimanya. Dalam operasionalisasi sebagai Lembaga Pengelola Zakat, Solo Peduli juga telah menjalankan prinsip dan mekanisme sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU tersebut. Namun demikian dalam kaitannya sistem pelaporan keuangan, Solo Peduli baru menerapkan sistem yang telah ditetapkan oleh UU tersebut mulai periode tahun A. Sistem Pelaporan Keuangan Tahun ( Sebelum menggunakan Sistem Pelaporan Akuntansi Dana) Sebelum diterapkannya sistem pelaporan sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No. 38 tahun Laporan keuangan Solo Peduli hanya melaporkan sumber dan penggunaan dana secara umum. Adapun alur pencatatan penerimaan dan pemanfaatan dana sebagaimana dalam bagan berikut: 36

37 Gambar IV.1. Alur Pencatatan Sebelum Menggunakan Sistem Pelaporan Akuntansi Dana Bukti Penerimaan Bukti Pengeluaran Laporan Sumber dan Pengeluaran Dana Sumber Dana Pemanfaatan Dana Tabel IV.1. LAPORAN SUMBER DAN PEMANFAATAN DANA Periode 01 Januari s.d 31 Desember 2000 Sumber Dana Pemanfaatan Dana Saldo Kas ,185, Alokasi Asnaf zakat Zakat Maal 10,208, fakir 9,744, Zakat Profesi 1,209, Miskin 7,972, zakat Fitrah 176, Amil 1,000, Fidyah 500, Riqob - infaq 12,681, Gharimin 82, Shadaqah 5,434, Ibnusabil 111, Amanah 25,600, Fi Sabilillah 255, bantuan Kemanusiaan 38,284, Muallaf 50, Total Sumber Dana 101,278, Total Alokasi Asnaf Zakat 19,215, Aspek Pendayagunaan Pendidikan 26,205, Ekonomi 7,767, kesehatan 7,017, Dana Krisis/Sosial 19,455, Total Aspek Pendayagunaan 60,445, Sosialisasi ZIS 1,000, Sewa Gedung 1,500, Biaya Telpon dan Listrik 754, Gaji Karyawan 7,200, Total Pemanfaatan Dana 90,116, Saldo Akhir 11,162,

38 Tabel IV.2. LAPORAN SUMBER DAN PEMANFAATAN DANA Periode 01 Januari s.d 31 Desember 2001 Sumber Dana Pemanfaatan Dana Saldo Kas ,662, Alokasi Asnaf zakat Zakat Maal 11,753, fakir 20,118, Zakat Profesi 1,343, Miskin 16,460, zakat Fitrah 335, Amil 6,000, Fidyah - Riqob - infaq 25,122, Gharimin 350, Shadaqah 20,641, Ibnusabil 25, Amanah 115,660, Fi Sabilillah 100, bantuan Kemanusiaan 26,206, Muallaf - Total Sumber Dana 212,725, Total Alokasi Asnaf Zakat 43,054, Aspek Pendayagunaan Pendidikan 100,035, Ekonomi 27,439, kesehatan 2,970, Dana Krisis/Sosial 25,247, Total Aspek Pendayagunaan 155,692, Sosialisasi ZIS 925, Sewa Gedung 1,500, Biaya Telpon dan Listrik 1,053, Gaji Karyawan 10,500, Total Pemanfaatan Dana 212,725, Saldo Akhir - 38

39 Tabel.IV.3. LAPORAN SUMBER DAN PEMANFAATAN DANA Periode 01 Januari s.d 31 Desember 2002 SUMBER DANA PEMANFAATAN DANA Dana Zakat 10,503, Fakir Miskin Dana Infaq/Shodaqah 59,802, Penyaluran untuk pangan 2,576, Dana Bencana alam/banir 11,095, Bantuan Pengobatan 1,947, Dana Qurban 21,005, Bantuan Pendidikan 3,904, Dana Amanah. Bantuan Qordhul Hasan 11,785, Paket Sembako 75,350, Bantuan Ek. Prod. 17,215, bea Studi Etos 71,410, Gharimin 2,700, Bea Studi Anugrah 29,800, Ibnu Sabil 602, Penerimaan Piut. Qordh 4,765, Fisabilillah 1,900, Penerimaan Piut. Ek. Prod. 10,209, Muallaf 200, Dana non halal 307, Bea Studi Etos 76,634, Bagi Hasil (Bank Syariah) 908, Bea Studi Anugrah 29,800, Lain - lain 8,028, Program Paket Sembako 75,350, Jumlah Sumber Dana 303,184, Kegiatan Khusus. Qurban 21,005, Banjir/Bencana Alam 11,061, Seminar 890, Sosialisasi ZIS 3,095, Transportasi 881, Biaya telp., listrik & pos 2,920, Perleng. kantor & ATK 1,864, Pengembangan SDM 1,048, Inventaris Kantor 3,335, Pajak & Adm. Bank 384, Sewa Gedung 2,631, Gaji Karyawan 11,450, Lain - lain 448, Total Pemanfaatan Dana 285,632, Saldo Akhir 17,552,

40 B. Sistem Pelaporan Keuangan Tahun 2003 ( Setelah menggunakan Sistem Pelaporan Akuntansi Dana) Solo Peduli sebagai Lembaga Pengelola Zakat merupakan sebuah organisasi yang tidak berorientasi mencari keuntungan (not-for-profit) atau sering disebut organisasi nirlaba, maka sistem pelaporan akuntansinya menganut sistem akuntansi dana (fund accounting). Kewajiban untuk melaksanakan akuntabilitas dan transparansi telah mendorong Solo Peduli untuk menerapkan pelaporan keuangan sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 38 Tahun 1999 dan peratruran pelaksana lainnya yang berkaitan tentang pedoman teknis pengelolaan zakat. Laporan Keuangan yang harus dibuat oleh lembaga pengelola zakat adalah: 1. Neraca Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan atau kekayaan suatau perusahaan atau organisasi pada saat tertentu. Tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan saldo dana dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Sedangkan kegunaan dari neraca adalah untuk: a. menilai kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; b. menilai likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal. 40

41 2. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Adalah suatu laporan yang mengambarkan kinerja organisasi, yang meliputi penerimaan dan penggunaan dana suatu periode tertentu. Laporan ini disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi mengenai: a. pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat saldo dana; b. hubungan antar transaksi dengaperistiwa lain; c. bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan program. Laporan sumber dan penggunaan dana ini berguna untuk: a. mengevaluasi kinerja dalam suatu periode; b. menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dalam memberikan jasa; c. menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja pengelola. 3. Laporan Arus Kas Adalah suatu laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar pada suatu periode tertentu. Tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas organisasi pada suatu periode tertentu, yang dibagi menjadi tiga klasifikasi: a. arus kas dari aktivitas operasi; b. arus kas dari aktivitas investasi; c. arus kas dari aktivitas pendanaan. 41

42 Kegunaan dari laporan arus kas ini adalah a. menilai kemampuan organisai dalam menghasilkan kas dan setara kas; b. menilai penggunaan kas dan setara kas tersebut oleh organisasi. 4. Laporan Perubahan Dana Termanfaatkan Sebagaimana diketahui, akuntansi dana menghendaki agar transaksi pengeluaran / penerimaan neraca selain dilaporkan di neraca juga harus dilaporkan dalam laporan aktivitas (dalam hal ini Laporan Sumber dan Penggunaan Dana). Oleh karena itu, laporan perubahan dana termanfaatkan dibuat untuk mengakomodasikan hal tersebut. 5. Catatan atas laporan Keuangan. Laporan ini merupakan rincian atau penjelasan detail dari laporan keuangan sebelumnya. Rincian tersebut dapat bersifat kuantitatif maupun kualiatif. Biasanya catatan atas laporan keuangan memuat hal-hal berikut: a. informasi umum mengenai lembaga; b. kebijakan akuntansi; c. penjelasan dari setiap akun yang dianggap memerlukan rincian lebih lanjut; d. kejadian setelah tanggal neraca; e. informasi tambahan lainnya yang dianggap perlu, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 42

43 Catatan atas laporan keuangan ini sangat berguna untuk memahami kondisi suatu organisasi secara komprehensif, karena kita akan mendapatkan informasi yang mungkin tidak kita dapatkan dari jenis-jenis laporan keuangan lainnya. Tabel. IV.4. NERACA Per Tanggal 31 Desember 2003 AKTIVA KEWAJIBAN & SALDO DANA AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK - Kas 19,590, Bank 52,696, KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - Piutang Ekonomi 41,720, Jumlah Aktiva Lancar 114,006, SALDO DANA - Zakat Maal 845, AKTIVA TETAP Zakat Profesi 293, Komputer 2,904, Zakat Fitrah 55, Inventarsi Kantor 11,572, Fidyah - Ak. Peny. Komputer (600,000.00) Infaq 3,140, Ak. Peny. Inv. Kantor (6,000,000.00) Shadaqah 799, Nilai Buku Aktiva Tetap 7,877, Amanah 43,084, Bantuan Kemanusiaan 3,395, Wakaf 20,672, Dana termanfaatkan 49,597, Jumlah Saldo Dana 121,884, TOTAL AKTIVA 121,884, TOTAL KEWAJIBAN & SALDO DANA 121,884,

44 Tabel IV.5. LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Periode yang berakhir 31 Desember SUMBER DANA a. Zakat Maal 25,174, b. Zakat Profesi 2,884, c. Zakat Fitrah 787, d. Fidyah - e. Infaq 34,280, f. Shadaqah 22,853, g. Amanah 359,415, h. Bantuan Kemanusiaan 3,395, i. Wakaf 50,000, Jumlah Sumber Dana 498,790, PENGGUNAAN DANA a. Zakat Maal 24,328, b. Zakat Profesi 2,591, c. Zakat Fitrah 731, d. Fidyah - e. Infaq 31,140, f. Shadaqah 22,054, g. Amanah 316,330, h. Bantuan Kemanusiaan - i. Wakaf 29,327, Jumlah Penggunaan Dana 426,503, SURPLUS (DEFISIT) 72,286, SALDO AWAL DANA 17,552, SALDO AKHIR DANA 89,839,

45 Tabel IV.6. LAPORAN ARUS KAS Periode yang berakhir 31 Desember 2003 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Dana Zakat Maal 25,174, Penerimaan Dana Zakat Profesi 2,884, Penerimaan Dana Zakat Fitrah 787, Penerimaan Dana Infaq 34,280, Penerimaan Dana Shadaqah 22,853, Penerimaan Dana Amanah 359,415, Penerimaan Dana Bantuan Kemanusiaan 3,395, Penerimaan Wakaf 50,000, Penyaluran kepada fakir (24,328,900.00) Penyaluran kepada Ibnu sabil (2,591,000.00) Penyaluran kepada Fi Sabilillah (731,800.00) Penyaluran Kepada Miskin (19,905,000.00) Penyaluran Kepada Gharimin (5,617,500.00) Penyaluran kesehatan (5,617,500.00) Penyaluran Kepada Amil (16,950,000.00) Penyaluran Sosialisasi (5,104,000.00) Penyaluran untuk Dana Krisis/Sosial (245,371,800.00) Penyaluran untuk Pendidikan (70,958,900.00) Pengembangan SDM (6,182,000.00) Transportasi (437,900.00) Biaya Pos, telepon & Listrik (2,792,240.00) Sewa Gedung (1,899,375.00) Insentif (16,950,000.00) Lain - lain (492,100.00) Pajak & Administrasi Bank (573,860.16) Lain - lain (492,100.00) Pajak & Administrasi Bank (573,860.16) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 71,220, ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan Aktiva Tetap - Pembelian Aktiva Tetap - Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi - ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pinjaman Jangka Panjang - Pembayaran Pinjaman Jangka panjang - Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan - KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 71,220, KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 17,552, KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 88,773,

46 Tabel IV.7. LAPORAN PERUBAHAN DANA TERMANFAATKAN Periode yang berakhir 31 Desember 2003 SALDO AWAL - PENAMBAHAN Pemberian Piutan Ekonomi 41,720, Pembelian Komputer 2,904, Pembelian Inventaris Kantor 11,572, Jumlah Penambahan 56,197, PENGURANGAN Beban Penyusutan Komputer 600, Beban Penyusutan Inventaris Kantor 6,000, Jumlah pengurangan 6,600, SALDO AKHIR 49,597, Tabel IV.8. DANA ZAKAT MAAL NERACA Per Tanggal 31 Desember 2003 AKTIVA KEWAJIBAN & SALDO DANA AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK - Kas 345, Bank 500, KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - Jumlah Aktiva Lancar 845, SALDO DANA Dana Zakat Maal 845, Dana Termanfaatkan - Jumlah Saldo Dana 845, TOTAL AKTIVA 12,375, TOTAL KEWAJIBAN DAN SALDO DANA 845,

47 Tabel IV.9. DANA ZAKAT MAAL LAPORAN SUMBER DANA DAN PENGGUNAAN DANA Periode yang berakhir 31 Desember SUMBER DANA Penerimaan Dana Zakat Maal 25,174, Jumlah Sumber Dana 25,174, PENGGUNAAN DANA fakir 24,328, Jumlah Penggunaan Dana 24,328, SURPLUS (DEFISIT) 845, SALDO AWAL DANA - 5 SALDO AKHIR DANA 845, Tabel IV.10. DANA ZAKAT MAAL LAPORAN ARUS KAS Periode yang berakhir 31 Desember 2003 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Dana Zakat Maal 25,174, Penyaluran kepada fakir (24,328,900.00) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 845, ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan Aktiva Tetap - Pembelian Aktiva Tetap - Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi - ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pinjaman Jangka Panjang - Pembayaran Pinjaman Jangka panjang - Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan - KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 845, KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE - KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 845,

48 Tabel IV.11. DANA ZAKAT MAAL LAPORAN PERUBAHAN DANA TERMANFAATKAN Periode yang berakhir 31 Desember 2003 SALDO AWAL - PENAMBAHAN Pemberian Piutang - Jumlah Penambahan - PENGURANGAN Penerimaan Piutang - Jumlah pengurangan - SALDO AKHIR - Tabel IV.12. DANA ZAKAT PROFESI NERACA Per Tanggal 31 Desember 2003 AKTIVA KEWAJIBAN & SALDO DANA AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK - Kas 293, Bank - KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - Jumlah Aktiva Lancar 293, SALDO DANA Dana Zakat Profesi 293, Dana Termanfaatkan - Jumlah Saldo Dana 293, TOTAL AKTIVA 293, TOTAL KEWAJIBAN DAN SALDO DANA 293,

49 Tabel IV.13. DANA ZAKAT PROFESI LAPORAN SUMBER DANA DAN PENGGUNAAN DANA Periode yang berakhir 31 Desember SUMBER DANA Penerimaan Dana Zakat Profesi 2,884, Jumlah Sumber Dana 2,884, PENGGUNAAN DANA Ibnusabil 2,591, Jumlah Penggunaan Dana 2,591, SURPLUS (DEFISIT) 293, SALDO AWAL DANA - 5 SALDO AKHIR DANA 293, Tabel IV.14. DANA ZAKAT PROFESI LAPORAN ARUS KAS Periode yang berakhir 31 Desember 2003 ARUS KAS DARI AKTIVA OPERASI Penerimaan Dana Zakat Profesi 2,884, Penyaluran kepada Ibnu sabil (2,591,000.00) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 293, ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan Aktiva Tetap - Pembelian Aktiva Tetap - Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi - ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pinjaman Jangka Panjang - Pembayaran Pinjaman Jangka panjang - Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan - KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 293, KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE - KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 293,

50 Tabel IV.15. DANA ZAKAT PROFESI LAPORAN PERUBAHAN DANA TERMANFAATKAN Periode yang berakhir 31 Desember 2003 SALDO AWAL - PENAMBAHAN Pemberian Piutang - Jumlah Penambahan - PENGURANGAN Penerimaan Piutang - Jumlah pengurangan - SALDO AKHIR - Tabel IV.16. DANA ZAKAT FITRAH NERACA Per Tanggal 31 Desember 2003 AKTIVA KEWAJIBAN & SALDO DANA AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEK - Kas 55, Bank - KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - Jumlah Aktiva Lancar 55, SALDO DANA Dana Zakat Fitrah 55, Dana Termanfaatkan - Jumlah Saldo Dana 55, TOTAL AKTIVA 55, TOTAL KEWAJIBAN DAN SALDO DANA 55,

51 Tabel IV.17. DANA ZAKAT FITRAH LAPORAN SUMBER DANA DAN PENGGUNAAN DANA Periode yang berakhir 31 Desember SUMBER DANA Penerimaan Dana Zakat Fitrah 787, Jumlah Sumber Dana 787, PENGGUNAAN DANA Fi Sabilillah 731, Jumlah Penggunaan Dana 731, SURPLUS (DEFISIT) 55, SALDO AWAL DANA - 5 SALDO AKHIR DANA 55, Tabel IV.18. DANA ZAKAT FITRAH LAPORAN ARUS KAS Periode yang berakhir 31 Desember 2003 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Dana Zakat Fitrah 787, Penyaluran kepada Fi Sabilillah (731,800.00) Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 55, ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan Aktiva Tetap - Pembelian Aktiva Tetap - Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi - ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Pinjaman Jangka Panjang - Pembayaran Pinjaman Jangka panjang - Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan - KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 55, KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE - KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 55,

Nishab dan Kadar Zakat

Nishab dan Kadar Zakat Nishab dan Kadar Zakat 1.HARTA PETERNAKAN a. Sapi, Kerbau dan Kuda Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor. Artinya jika seseorang telah memiliki sapi (kerbau/kuda), maka ia

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1830, 2014 KEMENAG. Zakat. Usaha Produktif. Penghitungan. Syarat. Tata Cara. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA

Lebih terperinci

ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat)

ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat) ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat) Dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Oleh : Nama : Riksa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGHITUNGAN ZAKAT MAL DAN ZAKAT FITRAH SERTA PENDAYAGUNAAN ZAKAT UNTUK USAHA PRODUKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BIDANG BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM Zakat, merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan

Lebih terperinci

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL Standar Kompetensi (Fiqih) BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL 8. Memahami Zakat Kompetensi Dasar 8.1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat maal 8.2. Membedakan antara zakat fitrah dan zakat maal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa zakat sebagai

Lebih terperinci

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut : Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo Umat Islam adalah umat yang mulia. Umat yang dipilih Allah unuk mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala umat. Tugas umat Islam adalah mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat. digunakan oleh sasaran yang di tuju (Hani, 2010).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat. digunakan oleh sasaran yang di tuju (Hani, 2010). BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aplikasi 1. Pengertian Aplikasi Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang di reka

Lebih terperinci

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH 1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesungguhnya seluruh kebutuhan manusia telah diciptakan Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu khawatir lagi tidak akan memperoleh bagian rezeki. Namun, pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PADANG KOTA TERCINTA PEMERINTAH KOTA PADANG Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, : a. bahwa kewajiban

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG A. Analisis laporan Keuangan 1. Urgensi Laporan Keuangan Bagi PKPU Semarang Laporan keuangan merupakan suatu hal yang penting untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200 LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200 008 Nomor 7 Seri E.1 PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PANJANG,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para penganut sistem ekonomi kapitalisme berpendapat bahwa inti masalah ekonomi adalah masalah produksi. Mereka berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah

Lebih terperinci

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat merupakan komponen pokok bagi tegaknya pondasi perekonomian umat. Selain itu zakat termasuk rukun islam yang ketiga dari kelima rukunnya dan wajib dikeluarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 SERI E NOMOR 1 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab Analisis dan Pembahasan ini penulis akan membahas mengenai kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah (

Lebih terperinci

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017 NERACA : 01 OKTOBER 2017-31 OKTOBER 2017 AKTIVA Aktiva Lancar PASIVA Kewajiban Kas di Tangan - 200.000 200.000 Hutang - - - Kas di Bank Syariah - 1.500.000 1.500.000 Kas di Bank konvensional - - - Piutang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan

Lebih terperinci

PANDUAN CARA MENGHITUNG ZAKAT Maal Zakat Fitrah Profesi Niaga Zakat Emas Simpanan Investasi Zakat Hadiah Zakat Perusahaan

PANDUAN CARA MENGHITUNG ZAKAT Maal Zakat Fitrah Profesi Niaga Zakat Emas Simpanan Investasi Zakat Hadiah Zakat Perusahaan PANDUAN CARA MENGHITUNG ZAKAT Maal Zakat Fitrah Profesi Niaga Zakat Emas Simpanan Investasi Zakat Hadiah Zakat Perusahaan Cara menghitung zakat maal fitrah zakat profesi niaga zakat simpanan usaha zakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu secara finansial. Zakat menjadi salah satu rukun islam keempat setelah puasa di bulan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Lampiran E RANCANGAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENGHITUNGAN ZAKAT SERTA PENDAYAGUNAAN ZAKAT UNTUK USAHA PRODUKTIF MENTERI AGAMA REPUBLIK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Emirzan, 2006 : 6) peranan mencakup tindakan aturan perilaku yang perlu

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Emirzan, 2006 : 6) peranan mencakup tindakan aturan perilaku yang perlu 15 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan Lembaga Amil Zakat 1. Pengertian Peranan Peranan dapat didefinisikan sebagai kumpulan harapan terencana seseorang yang mempunyai status tertentu dalam masyarakat. Menurut

Lebih terperinci

LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010

LAZ SWADAYA UMMAH N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010 LAZ "SWADAYA UMMAH" N E R A C A Per : 31 Desember 2011 & 2010 Uraian Catatan 2011 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 2.c. 3 117,939,686 262,865,238 Piutang 2.d. 4 90,100,775 88,034,175 Uang Muka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTENEGARA, Menimbang : a. bahwa Zakat

Lebih terperinci

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????},

{??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????}, Memahami Fikih Zakat Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 23 SERI E.23 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai zakat dapat dikatakan masih sangat terbatas. Adapun penelitian terdahulu yang mendasari dalam penelitian ini beserta persamaan dan perbedaannya,

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 12: Akuntansi Zakat Infak Shadaqah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA DEFINISI. JENIS Zakat Infaq Shadaqah PENGERTIAN aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk dari kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang. Menurut syara zakat merupakan nama bagi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL LAPORAN KEUANGAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 dan 2015 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Catatan 2016 2015 ASET Aset

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Hasbi Ramli (2005 : 56 ), Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan dan pelaporan melalui proses perhitungan

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI, DAN BADAN AMIL ZAKAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa penunaian Zakat merupakan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH MATA PELAJARAN : FIQIH KELAS ; X (SEPULUH) SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013 STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR STANDAR KOMPETENSI 2. Memahami hukum Islam tentang

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG :

Lebih terperinci

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya pada tanggal 1 Rabi'ul Akhir 1402 H, bertepatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL PEMERINTAH KABUPATEN BUOL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUOL NOMOR 03 TAHUN 2009 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KABUPATEN BUOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUOL, Menimbang

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2002 TAHUN : 2002 NOMOR : 61 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU

Lebih terperinci

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS WORKSHOP FIQIH ZAKAT REMAS MASJID KAMPUS AINUL YAQIN UNISMA Tanggal, 13 Juni 2017 KONSEP PENGELOLAAN LAZIS Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. Mt. Haryono 193 Telp.

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Zakat dan Infak Sedekah a. Zakat Dari segi bahasa, zakat berarti tumbuh, bersih, berkah, berkembang dan baik. Sedangkan dari segi istilah, zakat

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 164, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3885) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah

Lebih terperinci

BUKU III ZAKAT DAN HIBAH

BUKU III ZAKAT DAN HIBAH 188 BUKU III ZAKAT DAN HIBAH BAB I KETENTUAN UMUM Yang dimaksud dengan: Pasal 675 1. Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau lembaga yang dimiliki oleh muslim untuk diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan mengenai landasan teori dan konsep yang mendukung penelitian, yaitu pengertian zakat, infak/sedekah, kompetensi sumber daya manusia, akuntansi zakat, PSAK 109,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN ZAKAT BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009

PENGELOLAAN ZAKAT BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 Pasal 40 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 PENGELOLAAN ZAKAT DISUSUN OLEH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 PENGELOLAAN ZAKAT DISUSUN OLEH SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DISUSUN OLEH BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE

Lebih terperinci

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU Menimbang : BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa menunaikan zakat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa penunaian zakat merupakan kewajiban

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang PENGELOLAAN ZAKAT Kementerian Agama Republik lndonesia Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2012

Lebih terperinci

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN

2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN No.1847, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAZNAS. UPZ. Pembentukan dan Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara, termasuk negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun. Ternyata tercatat 15 juta tenaga kerja

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 5 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 5 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 5 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk indonesia mencapai 252,20 juta jiwa (BPS: 2015). Dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Setiap tahun jumlah penduduk di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 Pengertian Zakat

BAB 1 Pengertian Zakat BAB 1 Pengertian Zakat BAB I PENGERTIAN ZAKAT A. Arti Zakat Menurut bahasa, kata zakat berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertambah. Dalam Al- Quran dan hadis disebutkan, Allah memusnahkan riba dan

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa sebagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga zakat adalah lembaga yang berada ditengah-tengah publik sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maslah Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun membantu orang lain. Dalam Islam harta memiliki beberapa

Lebih terperinci

Aset Catatan 2016 2015 Aset Lancar Kas dan Setara Kas 4 21.842.228.118 31.484.761.459 Logam Mulia 5-125.000.000 Piutang Pihak Ketiga 6-7.500.000 Perlengkapan dan Persediaan 7 133.931.925 3.759.958.974

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG Menimbang: a. bahwa zakat merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N 2 0 1 8 UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS YAYASANBAITULMAALPLN JLTrunojoyoBlokM1/135KebayoranBaru JakartaSelatan 0217261122ext1574 email:ybm@pln.co.id-www.ybmpln.org

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa zakat merupakan kewajiban

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang: Mengingat: a. bahwa menunaikan zakat merupakan salah satu kewajiban

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI 2018 0 1. PENGHIMPUNAN 1.1 DATA MUZAKKI Jumlah muzakki Kantor Pusat pada bulan Januari Tahun 2018 sebanyak 1.996 orang (meningkat 733 orang atau 63,2% dibanding bulan

Lebih terperinci

Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak

Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak Zakat dan Pajak Kewajiban Zakat Profesi Setelah Dipotong Pajak Pertanyaan Dari: Bapak Halim, di Jakarta (disidangkan pada hari Jum at, 29 Zulhijjah 1432 H / 25 November 2011 M) Pertanyaan: Yth Pengasuh

Lebih terperinci

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a. BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang : a. Bahwa

Lebih terperinci

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1846, 2016 BAZNAS. Penyusunan RKA Tahunan. Baznas Provinsi. Baznas Kabupaten/Kota. Pedoman. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), setelah : MENIMBANG : a. bahwa perkembangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh makhluk. Menurut (Wijaya, 2014) Al-quran meyakinkan bahwa sumber daya itu tersedia

Lebih terperinci

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana Hukum Islam jurusan Syariah pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta NAMA

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN MERANTI, Menimbang : a. bahwa zakat

Lebih terperinci